26._102013_198-204

7
Jurnal T *) Penulis Penanggung Jawab PENGHILANGAN ME Ibra Jurusan Tek Jl. Prof. Soedart Pada saat ini banyak dicari p dan tidak bersifat karsinogenik.Sal Salah satu cara mendapatkan gula larutan tersebut akan berwarna c menghilangkan tanin dari larutan Bahan yang digunakan dalam pene digunakan adalah beaker glass, pi timbangan, dan spektrofotometer. penyaringan, adsorpsi, filtrasi, da pengadukan 300 rpm selama 10 me adsorpsi sampel akan dianalisa m kandungan taninnya.Hasil penelit taninnya.Lalu semakin kecil suhu o untuk adsorpsi tanin berdasarkan ha Kata kunci :adsorpsi; karbon aktif; At this time there is many pr calories and not carcinogenic. One o method to get the sweetener is byex brown due to tannins that contained activated carbon to absorb tannins. citric acid. Then equipments used i paper, scale, and spectrophotomete minutes. Adsorption processdid at analyze with spectrophotometer usi research is the higher pH operation heated the adsorbent the smaller ta research is using 200 o C of temperat Keywords :activated carbon; adsor 1. Pendahuluan Industri makanan, minuma produknya.Bahan pemanis terbagi a biasa digunakan adalah gula sukros nilai kalori tinggi yang dapat me menggunakan pemanis buatan karen memiliki sifat yang karsinogenik ya kemanisan yang tinggi, rendah kalo Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tah Online di: http://ejournal-s N WARNA COKLAT LARUTAN G ENGGUNAKAN KARBON AKTIF ahim Ghazi, Bayu Wicaksono, Abdullah *) knik Kimia Fakultas Teknik Universitas Dipo to Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (02 Abstrak pemanis alami alternatif yang memiliki tingkat keman lah satu pemanis alami tersebut adalah pemanis stev stevia yaitu dengan mengekstraksi daun stevia. Akan cokelat akibat tanin yang terkandung pada daun s hasil ekstraksi tersebut yaitu dengan menyerap tan elitian ini yaitu daun stevia kering, air, karbon aktif, d ipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, peng Tahapan penelitian ini yaitu persiapan bahan b an analisa hasil. Pada proses ekstraksi dilakukan enit. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu ruangan d menggunakan spektrofotometer pada panjang gelom tian ini adalah Semakin tinggi pH operasi mak operasi semakin kecil pula kandungan tanin yang di asil percobaan yaitu pemanasan adsorben pada suhu 2 ; stevia; tanin Abstract rospecting ofalternative natural sweetener that has a of those is the natural sweetener stevia from the leave xtracting the stevia leaf. However, after the process o d in the stevia leaf. Oneof the processto eliminate tann . Materials used in this research is dried stevia leaves is beaker glass, pipette, measuring glass, magnetic s er. Extraction process used 65 o C of temperature, 300 room temperature within 24 hours. After adsorption ing 725 nm of wavelength to get the amount of tanni that used the smaller tannin that contained. Then the annin that contained. The optimum conditiom for ta ture to heated the adsorbent and using 6 of pH operati rption; stevia; tannin an, dan suplemen menggunakan pemanis sebaga atas dua macam yaitu pemanis alami dan pemanis bua sa atau gula tebu.Namun gula tersebut memiliki beber enyebabkan kegemukan dan diabetes.Industri makan na memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah aitu penyebab kanker.Untuk itu dicari alternatif peman ori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis hun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki 198 GULA STEVIA ) onegoro 24) 7460058 nisan yang tinggi, rendah kalori via dari daun tanaman stevia. n tetapi setelah proses ekstraksi stevia. Salah satu cara untuk in menggunakan karbon aktif. dan asam sitrat.Lalu alat yang gaduk, pH meter,kertas saring, baku, ekstraksi, pendinginan, n pada suhu 65 o C, kecepatan dalam waktu 24 jam. Setelah di mbang 725 nm untuk diukur ka semakin kecil kandungan ihasilkan dan kondisi optimum 200 o C dengan pH operasi 6. high level of sweetness, low in es of the stevia plant. One of the of extraction the solution turns ninfrom the solution is by using s, water, activated carbon, and stirrer, heater, pH meter, filter 0 rpm of stirring speed for 10 n process each sample will be in contained. The result of this lower temperature that used to annin adsorption based on this ion. ai penambah cita rasa pada atan.Bahan pemanis alami yang rapa kelemahan yaitu memiliki nan, minuman, dan suplemen h kalori.Namun pemanis buatan nis alami yang memiliki tingkat alami tersebut adalah pemanis

description

manfaat

Transcript of 26._102013_198-204

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    PENGHILANGAN WARNA CMENGGUNAKAN KARBON A

    Ibrahim GhaziJurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    Jl. Prof. Soedarto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058

    Pada saat ini banyak dicari pemanis alamidan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pemanis stevia dari daun tanaman stevia. Salah satu cara mendapatkan gula stevia yaitu dengan mengekstraksi daun stevia. larutan tersebut akan berwarna cokelat akibat tanin yang terkandung pada daun steviamenghilangkan tanin dari larutan hasil ekstraksi tersebut yaitu dengan menyerap tanin menggunakan karbon aktif. Bahan yang digunakan dalam penelitidigunakan adalah beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, pengaduk, pH meter,kertas saring, timbangan, dan spektrofotometer. Tahapan penelitian ini yaitu persiapan bahan baku, ekstraksi, pendinginan,penyaringan, adsorpsi, filtrasi, dan analisa hasil. Pada proses ekstraksi dilakukan pada suhu 65pengadukan 300 rpm selama 10 menit. Proses aadsorpsi sampel akan dianalisa menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm untuk diukur kandungan taninnya.Hasil penelitian ini adalah taninnya.Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil pula kandungan tanin yang dihasilkanuntuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu

    Kata kunci :adsorpsi; karbon aktif; stevia; tanin

    At this time there is many prospecting ofcalories and not carcinogenic. One of thomethod to get the sweetener is byextracting the stevia leafbrown due to tannins that contained in the stevia leaf. Oneactivated carbon to absorb tannins. Materials used in this researchcitric acid. Then equipments used is beaker glass, pipette, measuring glass, magnetic stirrer, heatepaper, scale, and spectrophotometer. minutes. Adsorption processdid at room temperature within 24 hours. analyze with spectrophotometer using 725 nm of wavelength to get the amount of tannin contained. The research is the higher pH operation that usedheated the adsorbent the smaller tannin that contained. The optimum conditiom for tannin adsorption based on this research is using 200 oC of temperature to heated the adsorbent and using 6 of pH operation.

    Keywords :activated carbon; adsorption;

    1. Pendahuluan

    Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis sebagai penambah cita rasa pada produknya.Bahan pemanis terbagi atas dua macam yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.Bahan pemanis alami yang biasa digunakan adalah gula sukrosa atau gula tebu.Nanilai kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan dan diabetes.Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis buatan karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah kalormemiliki sifat yang karsinogenik yaitu penyebab kanker.Untuk itu dicari alternatif pemanis alami yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pema

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    PENGHILANGAN WARNA COKLAT LARUTAN GULA SMENGGUNAKAN KARBON AKTIF

    Ibrahim Ghazi, Bayu Wicaksono, Abdullah *)Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    arto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058

    Abstrak

    dicari pemanis alami alternatif yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pemanis stevia dari daun tanaman stevia. Salah satu cara mendapatkan gula stevia yaitu dengan mengekstraksi daun stevia. Akan tetapi setelah proses ekstraksi larutan tersebut akan berwarna cokelat akibat tanin yang terkandung pada daun steviamenghilangkan tanin dari larutan hasil ekstraksi tersebut yaitu dengan menyerap tanin menggunakan karbon aktif.

    ahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun stevia kering, air, karbon aktif, dan asam sitrat.Lalu alat yang digunakan adalah beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, pengaduk, pH meter,kertas saring,

    tometer. Tahapan penelitian ini yaitu persiapan bahan baku, ekstraksi, pendinginan,adsorpsi, filtrasi, dan analisa hasil. Pada proses ekstraksi dilakukan pada suhu 65

    pengadukan 300 rpm selama 10 menit. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu ruangan dalam waktu 24 jam. adsorpsi sampel akan dianalisa menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm untuk diukur

    penelitian ini adalah Semakin tinggi pH operasi maka semakin kecil kandungan taninnya.Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil pula kandungan tanin yang dihasilkanuntuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu pemanasan adsorben pada suhu 200

    if; stevia; tanin

    Abstract

    prospecting ofalternative natural sweetener that has a high level of swcarcinogenic. One of those is the natural sweetener stevia from the leaves of the stevia plant. One

    weetener is byextracting the stevia leaf. However, after the process of extraction contained in the stevia leaf. Oneof the processto eliminate tanninfrom the solution

    ns. Materials used in this research is dried stevia leavess used is beaker glass, pipette, measuring glass, magnetic stirrer, heate

    paper, scale, and spectrophotometer. Extraction process used 65oC of temperature, 300 rpm of stirring speed for 10 at room temperature within 24 hours. After adsorption process each sample will be

    with spectrophotometer using 725 nm of wavelength to get the amount of tannin contained. The research is the higher pH operation that used the smaller tannin that contained. Then the lower temperature that used to

    aller tannin that contained. The optimum conditiom for tannin adsorption based on this of temperature to heated the adsorbent and using 6 of pH operation.

    activated carbon; adsorption; stevia; tannin

    Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis sebagai penambah cita rasa pada produknya.Bahan pemanis terbagi atas dua macam yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.Bahan pemanis alami yang biasa digunakan adalah gula sukrosa atau gula tebu.Namun gula tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu memiliki nilai kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan dan diabetes.Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis buatan karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah kalormemiliki sifat yang karsinogenik yaitu penyebab kanker.Untuk itu dicari alternatif pemanis alami yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pema

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    198

    OKLAT LARUTAN GULA STEVIA

    *) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    arto Tembalang Semarang 50239 Telp/Fax: (024) 7460058

    yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pemanis stevia dari daun tanaman stevia.

    an tetapi setelah proses ekstraksi larutan tersebut akan berwarna cokelat akibat tanin yang terkandung pada daun stevia. Salah satu cara untuk menghilangkan tanin dari larutan hasil ekstraksi tersebut yaitu dengan menyerap tanin menggunakan karbon aktif.

    , dan asam sitrat.Lalu alat yang digunakan adalah beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, pengaduk, pH meter,kertas saring,

    tometer. Tahapan penelitian ini yaitu persiapan bahan baku, ekstraksi, pendinginan, adsorpsi, filtrasi, dan analisa hasil. Pada proses ekstraksi dilakukan pada suhu 65oC, kecepatan

    pada suhu ruangan dalam waktu 24 jam. Setelah di adsorpsi sampel akan dianalisa menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm untuk diukur

    Semakin tinggi pH operasi maka semakin kecil kandungan taninnya.Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil pula kandungan tanin yang dihasilkan dan kondisi optimum

    pada suhu 200 oC dengan pH operasi 6.

    alternative natural sweetener that has a high level of sweetness, low in from the leaves of the stevia plant. One of the

    er the process of extraction the solution turns anninfrom the solution is by using

    is dried stevia leaves, water, activated carbon, and s used is beaker glass, pipette, measuring glass, magnetic stirrer, heater, pH meter, filter

    of temperature, 300 rpm of stirring speed for 10 After adsorption process each sample will be

    with spectrophotometer using 725 nm of wavelength to get the amount of tannin contained. The result of this the smaller tannin that contained. Then the lower temperature that used to

    aller tannin that contained. The optimum conditiom for tannin adsorption based on this of temperature to heated the adsorbent and using 6 of pH operation.

    Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis sebagai penambah cita rasa pada produknya.Bahan pemanis terbagi atas dua macam yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.Bahan pemanis alami yang

    mun gula tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu memiliki nilai kalori tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan dan diabetes.Industri makanan, minuman, dan suplemen menggunakan pemanis buatan karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah kalori.Namun pemanis buatan memiliki sifat yang karsinogenik yaitu penyebab kanker.Untuk itu dicari alternatif pemanis alami yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogenik.Salah satu pemanis alami tersebut adalah pemanis

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    stevia dari daun tanaman stevia.Gula sukrosa termasuk ke dalam pemanis nutritif dimana pemanis tersebut menghasilkan kalori sebesar 4 kalori/gram. Stevia termasuk pemanis yang kalorinya tidak ada sama sekali (Anonim,

    2007). Daun stevia juga mengandung tebu, tetapi nilai kalorinya sangat rendah( Rukmana, 2003 ).

    Pemanis stevia diperoleh dengan mengekstraksi daun stevia menggunakan pelarut polar yaitu metanol, etanol, atau spiritus.Penggunaan pelarut kimia dikhawatirkan masih menyisakan pelarut pada produk.Untuk itu digunakan pelarut polar yang aman untuk mengekstraksi daun stevia yaitu air. Penjernihan pemanis stevia dapat dilakukan dengan cara pertukaran ion, kolom absorbsi krpenambahan zeolite atau adsorben (Mantovaneli, 2004). Penggunaan adsorben dengan karbon aktif sangat potensial karena penggunaannya yang mudah, mudah didapat dan lebih ekonomis.

    Penelitian ini dimaksudkan untuk500 oC, 700 oC) pada proses adsorpsi terhadapcoklat larutan gula stevia diketahui dari2. Metode Penelitian

    2.1 Alat dan Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun stevia, digunakan pada penelitian ini adalah kertas saring, timbangan, dan spektrofotometer

    Gambar Rangkaian Alat

    2.2 Prosedur Penelitian Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap persiapan bahan baku ya

    stevia kering yang telah ditumbuk disaring dengan ukuran 100 mesh. Setelah itu proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air sebanyak 200 ml. Setelah air dan daun stevia dicampur, larutan kemudian diadukdipanaskan pada suhu 65oC selama 10 menit. Lalu larutan stevia didinginkan dalam kurun waktu 24 jam dengan temperatur ruangan. Kemudian larutan stevia gula stevia di adsorpsi menggunakan karbon aktif. Pada proses ini karbon aktif akan menyerap tanin pada larutan gula stevia pada suhu ruangan dalam waktu 24 jam. Setelah itu larutan Lalu setelah diadsorpsi oleh karbon aktif, larutan gula stevia difiltrasi menggunakan kertas saring.Kemudian setelah disaring larutan gula stevia dianalisa kandungan taninnya menggunakan spektrofotometri panm.Diagram alir proses disajikan pada G

    Bahan

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    stevia dari daun tanaman stevia.Gula sukrosa termasuk ke dalam pemanis nutritif dimana pemanis tersebut menghasilkan kalori sebesar 4 kalori/gram. Stevia termasuk pemanis yang kalorinya tidak ada sama sekali (Anonim,

    Daun stevia juga mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200 tebu, tetapi nilai kalorinya sangat rendah( Rukmana, 2003 ).

    Pemanis stevia diperoleh dengan mengekstraksi daun stevia menggunakan pelarut polar yaitu metanol, etanol, itus.Penggunaan pelarut kimia dikhawatirkan masih menyisakan pelarut pada produk.Untuk itu digunakan

    pelarut polar yang aman untuk mengekstraksi daun stevia yaitu air. Penjernihan pemanis stevia dapat dilakukan dengan cara pertukaran ion, kolom absorbsi kromatografi, dan penjernihan larutan stevia menggunakan kolom fixedpenambahan zeolite atau adsorben (Mantovaneli, 2004). Penggunaan adsorben dengan karbon aktif sangat potensial karena penggunaannya yang mudah, mudah didapat dan lebih ekonomis.

    untukmempelajari pengaruh pH (2, 4, 6) dan suhu pemanasan karbon aktif (200proses adsorpsi terhadap kadar tanin yang diserap. Kondisi optimum dari proses adsorpsi warna

    hui dari tanin yang terkandung pada tiap peubah yang diuji.

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun stevia, air, karbon aktif , dan digunakan pada penelitian ini adalah beaker glass, pipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, pengaduk, pH meter, kertas saring, timbangan, dan spektrofotometer. Gambar rangkaian alat saat proses adsorpsi disajikan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Gambar alat adsorpsi

    Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap persiapan bahan baku yaitu menumbuk daun stevia kering, lalu daun stevia kering yang telah ditumbuk disaring dengan ukuran 100 mesh. Setelah itu proses ekstraksi dilakukan dengan

    air sebanyak 200 ml. Setelah air dan daun stevia dicampur, larutan kemudian diadukC selama 10 menit. Lalu larutan stevia didinginkan dalam kurun waktu 24 jam dengan

    temperatur ruangan. Kemudian larutan stevia disaring sisa daun stevia menjadi larutan gula stevia.Setelah itu larutan gula stevia di adsorpsi menggunakan karbon aktif. Pada proses ini karbon aktif akan menyerap tanin pada larutan gula stevia pada suhu ruangan dalam waktu 24 jam. Setelah itu larutan gula stevia akan mengalami penurunan kadar tanin. Lalu setelah diadsorpsi oleh karbon aktif, larutan gula stevia difiltrasi menggunakan kertas saring.Kemudian setelah disaring larutan gula stevia dianalisa kandungan taninnya menggunakan spektrofotometri pa

    disajikan pada Gambar 2.2.

    Proses

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    199

    stevia dari daun tanaman stevia.Gula sukrosa termasuk ke dalam pemanis nutritif dimana pemanis tersebut menghasilkan kalori sebesar 4 kalori/gram. Stevia termasuk pemanis yang kalorinya tidak ada sama sekali (Anonim,

    senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200 300 kali gula

    Pemanis stevia diperoleh dengan mengekstraksi daun stevia menggunakan pelarut polar yaitu metanol, etanol, itus.Penggunaan pelarut kimia dikhawatirkan masih menyisakan pelarut pada produk.Untuk itu digunakan

    pelarut polar yang aman untuk mengekstraksi daun stevia yaitu air. Penjernihan pemanis stevia dapat dilakukan dengan omatografi, dan penjernihan larutan stevia menggunakan kolom fixed-bed dengan

    penambahan zeolite atau adsorben (Mantovaneli, 2004). Penggunaan adsorben dengan karbon aktif sangat potensial

    mempelajari pengaruh pH (2, 4, 6) dan suhu pemanasan karbon aktif (200 oC, ondisi optimum dari proses adsorpsi warna

    tanin yang terkandung pada tiap peubah yang diuji.

    , dan asam sitrat. Lalu alat yang glass, pipet tetes, gelas ukur, magnetic stirrer, tanur, pengaduk, pH meter,

    . Gambar rangkaian alat saat proses adsorpsi disajikan pada Gambar 2.1.

    itu menumbuk daun stevia kering, lalu daun stevia kering yang telah ditumbuk disaring dengan ukuran 100 mesh. Setelah itu proses ekstraksi dilakukan dengan

    air sebanyak 200 ml. Setelah air dan daun stevia dicampur, larutan kemudian diaduk pada 300 rpm dan C selama 10 menit. Lalu larutan stevia didinginkan dalam kurun waktu 24 jam dengan

    disaring sisa daun stevia menjadi larutan gula stevia.Setelah itu larutan gula stevia di adsorpsi menggunakan karbon aktif. Pada proses ini karbon aktif akan menyerap tanin pada larutan gula

    gula stevia akan mengalami penurunan kadar tanin. Lalu setelah diadsorpsi oleh karbon aktif, larutan gula stevia difiltrasi menggunakan kertas saring.Kemudian setelah disaring larutan gula stevia dianalisa kandungan taninnya menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 725

    Hasil

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    3. Hasil dan Pembahasan

    3.1 Hasil Percobaan

    Hasil percobaan pada tiap peubah yang diuji yaitu pH adsorpsi dan suhu pemanasan karbon aktif disajikan dalam Tabel 3.1

    Run Suhu Pemanasan

    karbon aktif

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Daun stevia

    Air Ekstraksi (suhu=65, kec.pengadukan=300 rpm, waktu=10

    Karbon aktif Adsorpsi (suhu=suhu ruangan, waktu=24 jam)

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    Gambar 2.2 Diagram Alir Proses

    Hasil percobaan pada tiap peubah yang diuji yaitu pH adsorpsi dan suhu pemanasan karbon aktif disajikan dalam Tabel

    3.1 Tabel Hasil Konsentrasi Tanin

    Suhu Pemanasan

    karbon aktif (oC)

    pH Konsentrasi

    Tanin (ppm)

    200 2 0.238

    200 4 0.212

    200 6 0.200

    500 2 0.289

    500 4 0.464

    500 6 0.355

    700 2 0.355

    700 4 0.249

    700 6 0.403

    Penumbukan dan Penyaringan

    Ekstraksi (suhu=65, kec.pengadukan=300 rpm, waktu=10

    menit)

    Pendinginan (waktu=24 jam)

    Penyaringan

    Adsorpsi (suhu=suhu ruangan, waktu=24 jam)

    pH = 2, 4, 6

    suhu pemanasan adsorben =

    200 oC, 500 oC, 700 oC

    Filtrasi

    Analisa hasil

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    200

    Hasil percobaan pada tiap peubah yang diuji yaitu pH adsorpsi dan suhu pemanasan karbon aktif disajikan dalam Tabel

    ukuran 100 mesh

    Kadar Tanin

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    Pada Tabel 3.1 menunjukkan konsentrasi tanin yang paling sedikit yaitu 0.200 ppm dengan variabel suhu pemanasan karbon aktif 200 oC dan pH adsorpsi 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan kondisi optimum untuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu pemanasan adsorben pada su

    3.2 Kurva Standar Tanin

    Pada analisa kandungan tanin hasil percobaan digunakan standar tanin dari laboratorium penguji Badan Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balitro). Hubungan anatara konsentrasi tanin dengan nilai dalam Gambar 3.1

    3.3 Pengaruh pH

    Pengaruh perubahan pH adsorpsi pada suhu 200stevia disajikan dalam Tabel 3.2 dan Gambar 3.2.

    Tabel 3.2

    pH

    sebelum adsorpsi

    2

    4

    6

    0.0000.000

    1.000

    2.000

    3.000

    0.000

    Ad

    sorb

    an

    si

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    konsentrasi tanin yang paling sedikit yaitu 0.200 ppm dengan variabel suhu pemanasan C dan pH adsorpsi 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan kondisi optimum untuk adsorpsi tanin

    berdasarkan hasil percobaan yaitu pemanasan adsorben pada suhu 200 oC dengan pH operasi 6.

    Pada analisa kandungan tanin hasil percobaan digunakan standar tanin dari laboratorium penguji Badan Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balitro). Hubungan anatara konsentrasi tanin dengan nilai

    Gambar 3.1 Kurva Standar Tanin

    Pengaruh perubahan pH adsorpsi pada suhu 200oC terhadap kandungan tanin pada larutan hasil ekstrasi daun dan Gambar 3.2.

    Tabel 3.2 Pengaruh pH terhadap konsentrasi tannin

    pH konsentrasi (ppm) perubahan (%)

    sebelum adsorpsi

    0.531 -

    0.238 55.18

    0.212 60.07

    0.200 62.33

    0.0000.500

    1.0001.500

    2.0002.500

    y = 12.427x + 0.0114

    0.050 0.100 0.150 0.200 0.250

    konsentrasi (ppm)

    kurva standar tanin

    kurva standar tanin

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    201

    konsentrasi tanin yang paling sedikit yaitu 0.200 ppm dengan variabel suhu pemanasan C dan pH adsorpsi 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan kondisi optimum untuk adsorpsi tanin

    C dengan pH operasi 6.

    Pada analisa kandungan tanin hasil percobaan digunakan standar tanin dari laboratorium penguji Badan Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balitro). Hubungan anatara konsentrasi tanin dengan nilai absorbansi disajikan

    C terhadap kandungan tanin pada larutan hasil ekstrasi daun

    perubahan (%)

    y = 12.427x + 0.0114

    kurva standar tanin

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    Gambar 3.2

    Pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa semakin besar pH (pH 2 sampai pH 6) kandungan tanin yang terserap semakin besar. Hal ini karena sifat kimia tanin didalam air bersifat koloid dan asam lemah (Browning, 1966) sehingga adsorpsi tanin lebih baik pada pH keapH operasi adsorpsi yang optimal sesuai dengan sifat dari adsorbat yang akan diserap. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah Reynolds, 1982).

    3.4 Pengaruh Suhu Pemanasan

    Pengaruh perubahan suhu pemanasan adsorben yang digunakan saat adsorpsi pada pH 2 terhadap kandungan tanin pada larutan hasil ekstrasi daun

    Tabel 3.3 Pengaruh Suhu Pemanasan Adsorben Terhadap Konsentrasi Tanin

    Suhu (

    Sebelum adsorpsi

    200

    500

    700

    0.180

    0.200

    0.220

    0.240

    0ko

    nse

    ntr

    asi

    (p

    pm

    )

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    Gambar 3.2 Kurva pH vs Konsentrasi pada Suhu 200 OC

    dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa semakin besar pH (pH 2 sampai pH 6) kandungan tanin yang terserap semakin besar. Hal ini karena sifat kimia tanin didalam air bersifat koloid dan asam lemah (Browning, 1966) sehingga adsorpsi tanin lebih baik pada pH kearah netral sesuai dengan faktor yang mempengaruhi adsorpsi yaitu pH operasi adsorpsi yang optimal sesuai dengan sifat dari adsorbat yang akan diserap. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah

    Pengaruh perubahan suhu pemanasan adsorben yang digunakan saat adsorpsi pada pH 2 terhadap kandungan tanin pada larutan hasil ekstrasi daun stevia disajikan dalam Tabel 3.3 dan Gambar 3.3.

    Pengaruh Suhu Pemanasan Adsorben Terhadap Konsentrasi Tanin

    Suhu (oC ) konsentrasi

    (ppm) perubahan (%)

    Sebelum adsorpsi

    0.531 -

    200 0.238 55.18

    500 0.289 45.57

    700 0.355 33.14

    1 2 3 4 5 6 7

    pH

    Variabel pH

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    202

    dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa semakin besar pH (pH 2 sampai pH 6) kandungan tanin yang terserap semakin besar. Hal ini karena sifat kimia tanin didalam air bersifat koloid dan asam lemah (Browning,

    rah netral sesuai dengan faktor yang mempengaruhi adsorpsi yaitu pH operasi adsorpsi yang optimal sesuai dengan sifat dari adsorbat yang akan diserap. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi (Benefield &

    Pengaruh perubahan suhu pemanasan adsorben yang digunakan saat adsorpsi pada pH 2 terhadap kandungan

    Pengaruh Suhu Pemanasan Adsorben Terhadap Konsentrasi Tanin

    perubahan (%)

    kurva pH

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    Gambar 3.3 Kurva Suhu Pemanasan Adsorben vs Konsentrasi

    Pada Tabel 3.3 dan Gambar 3digunakan kandungan tanin yang diserap semakin kecil seperti terlihat pada suhu 55.18% sampai pada suhu 700oC yang adsorpsi fisik.Adsorpsi fisik adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekulsuatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul(Suryawan, Bambang 2004). Adsorpsi fisik adalah adsorpsi yang melibatkan gaya intermolekul (gaya Van der Walls dan ikatan hidrogen) antar adsorbat dan substrat (adsorben). Karena adsorbat tidak terikat kuat pada pemaka dapat bergerak dari satu bagian kebagian lain dalam adsorben. Sifat adsorpsinya adalah reversible yaitu dapat dilepaskan kembali (Atkins, 1999). Maka semakin besar suhu pemanasan, gaya Van der Walls yang dihasilkan semakin cepat dan mempercepat reaksi reversible yang terjadi sehingga tanin yang diserap semakin kecil.

    4. Kesimpulan dan Saran

    4.1 Kesimpulan

    1. Semakin tinggi pH operasi maka semakin kecil kandungan taninnya. Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil pula kandungan tanin yang dihasilkan.

    2. Kondisi optimum untuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu pada suhu 200

    4.2 Saran

    Variasi pH yang digunakan tidak hanya pada keadaan asam saja, tetapi juga dilakukan pada kondisi basa.Sebaiknya variasi penelitian ditambah dengan rasio berat untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

    Ucapan Terima Kasih

    Penulisan penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti bagi penulis.Pada penelitian ini disampaikanPengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah memfasilitasi penelitian ini. Kemudian ucapan terimakasih kepadaDr. Ir. Abdullah, MS selaku dosen pembimbing penelitian dabimbingannya yang senantiasa telah mencurahkan segenap waktu dan tenaganya untuk membantu penyusunan penelitian hingga selesai serta temanpenelitian ini.

    0.000

    0.100

    0.200

    0.300

    0.400

    0

    ko

    nse

    ntr

    asi

    (p

    pm

    )

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    .3 Kurva Suhu Pemanasan Adsorben vs Konsentrasi pada pH 2

    Pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.3 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan karbon aktif yang digunakan kandungan tanin yang diserap semakin kecil seperti terlihat pada suhu 200oC tanin yang terserap sebanyak

    C yang terserap sebanyak 33.14%. Hal ini disebabkan adsorpsi yang terjadi adalah Adsorpsi fisik adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan

    suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul-molekul tadi mengembun pada permukaan padatan tersebut (Suryawan, Bambang 2004). Adsorpsi fisik adalah adsorpsi yang melibatkan gaya intermolekul (gaya Van der Walls dan ikatan hidrogen) antar adsorbat dan substrat (adsorben). Karena adsorbat tidak terikat kuat pada pemaka dapat bergerak dari satu bagian kebagian lain dalam adsorben. Sifat adsorpsinya adalah reversible yaitu dapat dilepaskan kembali (Atkins, 1999). Maka semakin besar suhu pemanasan, gaya Van der Walls yang dihasilkan semakin

    empercepat reaksi reversible yang terjadi sehingga tanin yang diserap semakin kecil.

    1. Semakin tinggi pH operasi maka semakin kecil kandungan taninnya. Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil nin yang dihasilkan.

    2. Kondisi optimum untuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu pada suhu 200

    Variasi pH yang digunakan tidak hanya pada keadaan asam saja, tetapi juga dilakukan pada kondisi variasi penelitian ditambah dengan rasio berat untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

    enulisan penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak ada penelitian ini disampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada

    yang telah memfasilitasi penelitian ini. Kemudian ucapan terimakasih kepadaDr. Ir. Abdullah, MS selaku dosen pembimbing penelitian dan Bapak Nurwenda Novan Maulana, S.Si, M.S. atas

    yang senantiasa telah mencurahkan segenap waktu dan tenaganya untuk membantu penyusunan penelitian hingga selesai serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikanny

    200 400 600 800

    Suhu (oC)

    Variabel Suhu

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    203

    pada pH 2

    .3 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan karbon aktif yang C tanin yang terserap sebanyak

    terserap sebanyak 33.14%. Hal ini disebabkan adsorpsi yang terjadi adalah molekul gas atau cair dikontakkan dengan

    mengembun pada permukaan padatan tersebut (Suryawan, Bambang 2004). Adsorpsi fisik adalah adsorpsi yang melibatkan gaya intermolekul (gaya Van der Walls dan ikatan hidrogen) antar adsorbat dan substrat (adsorben). Karena adsorbat tidak terikat kuat pada permukaan adsorben maka dapat bergerak dari satu bagian kebagian lain dalam adsorben. Sifat adsorpsinya adalah reversible yaitu dapat dilepaskan kembali (Atkins, 1999). Maka semakin besar suhu pemanasan, gaya Van der Walls yang dihasilkan semakin

    empercepat reaksi reversible yang terjadi sehingga tanin yang diserap semakin kecil.

    1. Semakin tinggi pH operasi maka semakin kecil kandungan taninnya. Lalu semakin kecil suhu operasi semakin kecil

    2. Kondisi optimum untuk adsorpsi tanin berdasarkan hasil percobaan yaitu pada suhu 200 oC dengan pH operasi 6.

    Variasi pH yang digunakan tidak hanya pada keadaan asam saja, tetapi juga dilakukan pada kondisi variasi penelitian ditambah dengan rasio berat untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

    enulisan penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak besarnya kepada Lembaga Ilmu

    yang telah memfasilitasi penelitian ini. Kemudian ucapan terimakasih kepada Bapak Prof. n Bapak Nurwenda Novan Maulana, S.Si, M.S. atas

    yang senantiasa telah mencurahkan segenap waktu dan tenaganya untuk membantu penyusunan pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya

    Kurva Suhu

  • Jurnal Teknologi Kimia dan Industri

    *) Penulis Penanggung Jawab

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2007. Ganti Gula dengan Pemanis. www.ptphapros.co.id [artikel online],diakses 27 Mei 2007.

    Atkins, P.W., 1999, Kimia Fisika, University Lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford.

    Benefield. 1982. Process Chemistry for Water and Waste Water Treatment

    Browning, B. L. 1966. Methods of Wood Chemistry. Vol I, II. Interscience

    Mantovaneli, I. C. C., E. C Ferretti., M. R. Simoes dan C. Ferreira da Silva. Rate On The Clarification Of TheAqueous SteviaChem Eng.21 (03):449 458.

    Reynolds. 1982. Unit Operation and Processes in Environmental Engineering

    Engineering Division. California.

    Rukmana, R. 2003. Budi Daya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Kanisius.Yogyakarta.

    Suryawan, B. 2004. Karateristik Zeolit

    Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    Anonim. 2007. Ganti Gula dengan Pemanis. www.ptphapros.co.id [artikel online],diakses 27 Mei 2007.

    , University Lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford.

    Chemistry for Water and Waste Water Treatment. Prentice Hall Inc. New Jersey.

    . Methods of Wood Chemistry. Vol I, II. IntersciencePublishers. New York.

    Mantovaneli, I. C. C., E. C Ferretti., M. R. Simoes dan C. Ferreira da Silva. 2004.The Effect Of Temperature And Flow Rate On The Clarification Of TheAqueous Stevia-Extract In A Fixed-Bed Column With Zeolites. BrazilianJ. Of

    458.

    Unit Operation and Processes in Environmental Engineering. Texas

    Engineering Division. California.

    Rukmana, R. 2003. Budi Daya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Kanisius.Yogyakarta.

    Zeolit Indonesia Sebagai Adsorben Uap Air. Disertasi, FTUI. Depok.

    , Tahun 2013, Halaman 198-204 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

    204

    Anonim. 2007. Ganti Gula dengan Pemanis. www.ptphapros.co.id [artikel online],diakses 27 Mei 2007.

    , University Lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford.

    . Prentice Hall Inc. New Jersey.

    Publishers. New York.

    2004.The Effect Of Temperature And Flow Bed Column With Zeolites. BrazilianJ. Of

    . Texas A&M University.Brook/Cole

    Rukmana, R. 2003. Budi Daya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Kanisius.Yogyakarta.

    Sebagai Adsorben Uap Air. Disertasi, FTUI. Depok.