26030342 Makalah Geothermal

download 26030342 Makalah Geothermal

of 22

Transcript of 26030342 Makalah Geothermal

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    1/22

    PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang

    dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa pembangkit

    listrik bertenaga panas bumi telah terpasang di mancanegara seperti di Amerika Serikat,Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Jepang.

    Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar mereka di bidang geothermal

    dengan namaEnhanced Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department of

    Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southern

    Methodist University, dan University of Utah. Proyek ini merupakan program jangka panjang

    dimana pada 2050 geothermal merupakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat.

    Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya geothermal, menciptakan

    teknologi terbaik dan ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi

    sumber daya, menekan harga listrik geothermal menjadi seekonomis mungkin, dan

    keunggulan lingkungan hidup. Program EGS telah mulai aktif sejak Desember 2005 yang

    lalu.

    Panas yang ada di dalam bumi ini berperan besar pada dinamika bumi atau proses

    yang terjadi di planet bumi ini. Panas dapat berpindah secara konduksi, konveksi dan radiasi.

    Perpindahan panas secara konduksi disebabkan interaksi atomik atau molekul penyusun

    bahan tersebut dalam mantel. Perpindahan panas secara konveksi diikuti dengan perpindahan

    massa. Kedua proses inilah yang sangat dominan di dalam bumi.

    Pada kedalaman 100-300 km di bawah permukaan bumi, suhu pada mantel bumi

    dapat melelehkan batuan dan membentuk magma yang cair atau cair sebagian. Magma yang

    terkumpul dalam dapur magma dapat naik sebagian melalui zona lemah. Penyebaran gunung

    api di dunia 95% terletak di batas lempeng.

    Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang

    besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Sekitar 54%

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    2/22

    potensi panas bumi di dunia berada di wilayah indonesia. Dengan potensi yang sangat besar

    ini (lebih dari 50%), wilayah Indonesia sangat cocok untuk menggunakan sumber

    pembangkit listrik tenaga panas bumi.

    1.2. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

    1. Jenis-jenis sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    2. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    3. Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    4. Keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal)

    5. Perkiraan biaya investasi dan harga listrik

    6. Analisa dampak lingkungan dan resiko eksplorasi.

    7. Hubungan dengan pemanasan global (carbon creditdan carbon tax)

    1.3. Tujuan

    Adapun tujuan dibuatnya makalah Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini adalah :

    1. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas Bumi.

    2. Untuk mengetahui peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

    3. Untuk mengetahui bagaimana keuntungan dan kekurangan dari Energi Panas Bumi

    (geothermal).

    1.4. Manfaat

    Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah wawasan

    bagi penulis dan para pembaca dibidang pembangkitan tenaga listrik, khususnya PLTP.

    1.5. Sistematika Penulisan

    Karya tulis ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Memuat latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II : PEMBAHASAN

    Memuat tentang pembahasan masalah yang telah ditentukan.

    BAB III : PENUTUP

    2

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    3/22

    Merupakan penutup dari laporan yang meliputi kesimpulan dan saran.

    3

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    4/22

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Terjadinya Sistem Panas Bumi

    Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar 2.1), yaitu kulit

    bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core). Kulit bumi adalah bagian terluar

    dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi bervariasi, tetapi umumnya kulit bumi di bawah suatu

    daratan (continent) lebih tebal dari yang terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu

    daratan ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan

    hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang terdapat pada lapisan ini adalah batuan keras yang

    mempunyai density sekitar 2.7 - 3 gr/cm 3.

    Gambar 2.1. Susunan Lapisan Bumi

    Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut selubung bumi

    (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km. Bagian teratas dari

    selubung bumi juga merupakan batuan keras.

    Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai ketebalan

    sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan yang sangat tinggi

    sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang diperkirakan mempunyai

    density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan temperatur pada pusat bumi dapat mencapai

    sekitar 60000F.

    Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan litosfir (80 -

    200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah litosfir merupakan batuan

    lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian dari selubung bumi ini kemudian

    dinamakan astenosfer (200 - 300 km). Di bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari

    selubung bumi terdiri dari material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar

    3.3 - 5.7 gr/cm3.

    4

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    5/22

    Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan merupakan

    permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng tipis dan kaku (Gambar

    2.2).

    Gambar 2.2. Lempengan-lempengan Tektonik

    Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 145 km yang

    mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan-lahan dan

    menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak memisah sementara di beberapa

    tempat lainnya lempeng-lempeng saling mendorong dan salah satu diantaranya akan

    menujam di bawah lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere

    dan panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai

    temperatur tinggi (proses magmatisasi).

    Gambar 2.3. Gambaran Pergerakan Lempengan-lempengan Tektonik (Wahl, 1977)

    5

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    6/22

    Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah

    permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber panas tersebut hingga

    ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan temperatur dari bawah hingga ke

    permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua

    lempeng (di daerah penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga

    rata-rata tersebut. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih

    besar dari gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di

    suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali

    hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.

    Pada dasarnya sist em panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari

    suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.

    Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas

    secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.

    Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air

    karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan

    tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi

    perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.

    Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin

    bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

    Gambar 2.4. Perpindahan Panas Di Bawah Permukaan

    Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan

    oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di

    Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia .

    Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan

    6

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    7/22

    yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan

    antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara

    mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau

    Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau

    Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal

    dibandingkan dengan dibawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman

    jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma

    yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatikyang

    lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya

    akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu,

    reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik,

    sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan

    pada kedalaman yang lebih dangkal.

    2.2. Jenis Jenis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi

    panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini

    dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power

    cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.

    Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti

    Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan

    menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apbila

    fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke

    turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang

    akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar

    dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih

    dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan

    fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap

    yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.

    Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di

    lapangan, diantaranya:

    1. Direct Dry Steam

    2. Separated Steam

    7

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    8/22

    3. Single Flash Steam

    4. Double Flash Steam

    5. Multi Flash Steam

    6. Brine/Freon Binary Cycle

    7. Combined Cycle

    8. Well Head Generating Unit

    2.2.1. Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)

    Fluida panas bumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari keduanya,

    tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap,

    maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 4.1). Turbin akan mengubah

    energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga

    dihasilkan energi listrik.

    Gambar 4.1. Skema Instalasi Pembangkit Listrik Uap Kering.

    Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling

    sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir (atmospheric exhaust

    turbine) atau di alirkan ke kondensor untuk dikondensasikan (condensing turbine). Dari

    kondensor, kondensat kemudian dialirkan ke menara pendingin atau cooling tower dan

    selanjutnya diinjeksikan kembali ke bawah permukaan. Sebagian dari air kondensat ini

    dialirkan ke kondensor. Pembangkit listrik yang menggunakan atmospheric exhaust turbine

    mengkonsumsi sekitar dua kali (dalam tekanan inlet yang sama) lebih banyak untuk setiap

    kilowatt keluaran sehingga banyak energi dan biaya yang terbuang.

    Pembangkitan listrik di PLTP Kamojang pada prinsipnya sama seperti pada Gambar4.1,

    karena sumur-sumur di lapangan Kamojang menghasilkan uap kering (temperatur di

    8

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    9/22

    dalam reservoir 2400C). Unit I dengan kapasitas 30 MW beroperasi pada tanggal 7 Februari

    1983. Unit II dan III masing-masing sebesar 55 MW dioperasikan berturut-turut pada

    tanggal 29 Juli 1987 dan 13 September 1987, sehingga jumlah daya terpasang PLTP

    Kamojang seluruhnya menjadi 140 MW. Lapangan Kamojang terus dikembangkan. Untuk

    memenuhi kebutuhan uap PLTP Kamojang telah dimanfaatkan produksi uap dari 26

    sumur. Pola pengusahaan panasbumi Kamojang unit 1 s.d unit 3, adalah sebagai berikut:

    2.2.2. Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)

    Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa

    (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal

    ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap

    akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang

    kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka,

    sistem konversi energi ini dinamakan Siklus uap hasil pemisahan. Gambar 4.2 memperlihatkan

    proses pembangkitan listrik dari lapangan panas bumi yang menghasilkan fluida dua fasa,

    yaitu campuran uap dan air. Fluida dari sumur dipisahkan menjadi fasa uap dan air di

    dalam separator dimana uapnya kemudian dialirkan ke turbin dan airya diinjeksikan

    kembali kebawah permukaan.

    Gambar 4.2. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air

    9

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    10/22

    Sedangkan untuk unit 4 s.d 6 adalah sbb:

    2.2.3. Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam)

    Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air jenuh

    (saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasheragar menguap. Banyaknya uap yang

    dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap yang dihasilkan kemudian dialirkan

    ke turbin.

    Gambar 4.3. Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Single Flash Steam

    2.2.4. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)

    Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher dan

    digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun tandem

    (ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 4.4. Contoh lapangan yang menggunakan sistem

    konversi seperti ini adalah Hatchobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).

    10

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    11/22

    Gambar 4.4. Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam

    4.1.5. Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan dengan Dua Turbin Terpisah

    (Flashing Multi Flash Steam)

    Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash, bedanya adalah

    kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah (Gambar 4.5), Uap dengan

    tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung air dipisahkan di separator agar diperoleh

    uap kering yang digunakan untuk menggerakkan high pressure turbin. Turbin akan

    mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga

    dihasilkan energi listrik. Air hasil pemisahan dari separator temperatur dan tekanannya akan

    lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air ini dialirkan ke flasher agar

    menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbin sementara air

    sisanya dibawa ke condensor.

    Gambar 4.5. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam

    11

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    12/22

    2.2.6. Binary Cycle

    Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah fluida

    yang mempunyai temperatur 2000C, tetapi secara tidak langsung fluida panas bumi

    temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik yaitu

    dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai titik

    didih rendah (Gambar 4.6), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan untuk

    menggerakan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan listrik.

    Fluida organik dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor atau

    heat exchanger. Jadi fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya

    panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali kedalam

    reservoir. Dua lapangan yang menggunakan siklus konversi energi seperti ini adalah

    Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang). Di lapangan Lahendong juga

    terdapat sebuah pembangkit listrik panasbumi siklus binari (binary geothermal power

    plant) berkapasitas 2,5 MW.

    Gambar 4.6. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle

    2.2.7. Combined Cycle

    Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi panas bumi di beberapa industri

    mulai digunakan sistim pembangkit listrik dengan siklus kombinasi (combined cycle),

    seperti diperlihatkan pada Gambar 4.7. Fluida panas bumi dari sumur dipisahkan fasa-

    fasanya dalam separator. Uap dari separator dialirkan ke PLTP (Turbin ke I), dan setelah itu

    sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan

    fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut kemudian

    12

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    13/22

    digunakan untuk menggerakan turbin (Turbin ke II).

    Gambar 4.7. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus Kombinasi

    2.2.8. Well Head Generating Unit

    Beberapa tahun terakhir ini unit pembangkit kepala sumur yang dikenal dengan

    nama "Well Head Generating Units" mulai banyak digunakan di lapangan. Sesuai dengan

    namanya unit ini ditempatkan di dekat kepala sumur (well head). Ada dua jenis "Well Head

    Generating Units" yaitu:

    1. Back pressure turbine atau turbin tanpa kondensor(atmospheric exhaust). Turbin ini

    tidak dilengkapi dengan kondensor. Uap dari sumur atau uap dari separator

    dialirkan langsung ke turbin dan setelah digunakan untuk membangkitkan

    listrik langsung dilepas ke atmosfir. Unit pembangkit jenis ini sering disebur

    "monoblock".

    2. Turbin yang dilengkapi dengan kondensor (condensing unit). Turbin ini

    dilengkapi dengan kondensor. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi

    kondensat di dalam kondensor.

    Well Head Generating Units atau unit pembangkit kepala sumur banyak digunakan karena

    alasan-alasan berikut:

    1. Unit pembangkit kepala sumur dapat lebih cepat dioperasikan, yaitu dalam waktu

    kurang dari 1-2 bulan. Sedangkan " central plant biasanya baru bisa dioperasikan

    13

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    14/22

    6-7 tahun setelah pemboran sumur pertama.

    2. Dengan digunakannya unit-unit pembangkit kepala sumur berkapasitas kecil maka

    perusahaan swasta nasional dapat dilibatkan dalam perusahaan panas bumi.

    3. Penggunaan unit-unit pembangkit listrik berkapasitas kecil memungkinkan para

    penanam modal untuk memperoleh kembali modalnya dalam waktu yang lebih cepat.

    Hal ini karena alasan pertama di atas, yaitu waktu yang dibutuhkan untukpemasangan

    unit pembangkit berkapasitas kecil lebih singkat daripada untuk berkapasitas besar,

    sehingga dapat lebih cepat dioperasikan.

    4. Well head generating units dapat digunakan di daerah-daerah dimana topografi cukup

    rumit, karena dengan digunakannya unit tersebut maka pipa alir uap jauh lebih pendek

    bila dibandingkan dengan pipa alir di central power plant.

    5. Apabila tekanan reservoir turun lebih cepat dari yang diharapkan, maka turbin masih

    dapat di operasikan pada tekanan yang lebih rendah dan memproduksikan listrik dalam

    jumlah yang sama meskipun efisiensinya lebih rendah.

    6. Unit pembangkit kepala sumur (Well head generating units) dapat dipindahkan ke

    lokasi sumur lain hanya dalam waktu 1 - 2 bulan.

    2.3. Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

    Suatu PLTP memiliki peralatan-peralatan yang tidak banyak berbeda dengan suatu

    PLTU bahkan lebih sederhana karena tidak ada bagian pembangkitan uap. Peralatan suatu

    PLTP pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yang besar yaitu :

    A. Bagian Produksi uap dalam

    Disini untuk peralatan dibagian produksi uap alam terletak dilapangan panas bumi itu

    sendiri. Adapun peralatan pada bagian produksi uap alam adalah ;

    1. Peralatan lubang produksi (well head equpment) adalah peralatan yang terdapat

    tepat diatas lubang produksi.

    a. Service Valve

    Digunakan untuk pengaturan aliran serta tekanan fluida yang keluar selama

    pengujian.

    b. Shunt off valve

    Dipergunakan untuk menutup lubang sumur, apabila diadakan perbaikan atau

    pemeliharaan.

    14

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    15/22

    Concreatecellar

    Surface

    casing

    Anchor

    casingProduction

    casing

    Bleedvalve

    Bypass

    valve

    Sevice

    valve

    Expension

    compensator

    compeconvensator

    Shut-off

    valve

    c. Bleed Valve

    Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat terkondensasi.

    d. Bypass Valve

    Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.

    Gambar 4.23 Peralatan Lubang Produksi S.L. Uppal, Electrical Power,

    Khanna Publisher, 1976. New Delhi.

    2. Peralatan transmisi cairan ( Uap dan air panas )

    a. Pipa pipa transmisi

    Yaitu peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan cairan ( uap dan air

    panas ) dari lubang produksi ke PLTP.

    b. Drum ( Steam Receives ).

    Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan uap alam dari lubang lubang

    produksi sebelum uap dialirkan ke turbin PLTP ( uap dari sumur produksi

    dikumpulkan menjadi satu ).

    c. Pemisah Uap ( Steam Sparators )

    Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara kotoran dan air yang terkandung

    dalam uap sebelum uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin.

    d. Silensers

    Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran sat sat

    dengan kecepatan yang tinggi ( uap, gas dan sebagainya ).

    15

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    16/22

    B. Bagian Perubahan Tenaga Uap Alam Menjadi Tenaga Listrik

    1. Turbin Uap

    Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini adalah

    uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar

    dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin

    memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah

    generator listrik. Peralatan ini juga yang berfungsi untuk merubah tenaga uap menjadi

    tenaga mekanis.

    Ditinjau dari sistem kerjanya turbin uap dibagi menjadi dua bagian yaitu ;

    Condensing Turbin, turbin yang menggunakan condensor.

    Non Condensing Turbin, Turbin yang tidak menggunakan condensor

    2. Generator

    Dalam hal ini generator berfungsi untuk merubah tenaga mekanis menjadi tenaga

    listrik, seperti generator pada pembangkit listrik pada umumnya.

    3. Condensor

    Merubah uap menjadi air kembali ( kondensasi ) dan juga untuk menyingkirkan gas

    yang tidak terkondensasi seperti Baromatric jet condenser. Dalam studi kelayakan, telah

    dipertimbangkan dua jenis condenser yang dapat dipakai pada PLTP yaitu ;

    a. Barometric Condenser

    Condenser jenis ini umumnya terletak di luar power house dan pada elevasi yang

    lebih tinggi dari pada turbin.

    Kerugian : condenser jenis ini karena uap yang keluar dari turbin harus melalui

    pipa penghantar yang panjang untuk ke condenser di samping itu memerlukan

    fondasi tersendiri.

    Keuntungan : lantai turbin dapat dibuat lebih rendah sehingga rumah

    pembangkit ( power house ) juga tidak akan terlampau tinggi.

    b. Low Level Condenser

    Condenser terletak langsung dibawah turbin sehingga hambatan aliran praktis kecil

    sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel guna meredam getaran yang terjadi.

    Kerugian : lantai turbin menjadi lebih tinggi, bangunan menjadi lebih berat

    sehingga fondasi power house harus lebih kuat.

    16

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    17/22

    Keuntungan : pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik sebab hambatan

    aliran uap keluar dari turbin lebih kecil dan kemungkinan kebocoran udara

    menjadi lebih kecil karena tidak banyaknya terdapat sambungan pipa . Biaya

    condensor jenis ini akan lebih murah.Perlengkapan Condenser

    Yang dimaksud perlengkapan condenser disini adalah fasilitas pembantu pada

    condenser, agar supaya condenser tersebut berfungsi sebagai mana mestinya.

    Perlengkapan condenser ini terdiri dari ;

    a. Gas Extractor

    Di dalam gas extractor ini udara dan non condensable gasses dikeluarkan dengan

    jalan tarikan uap tekanan tinggi pada enjectornya. Campuran gas yang harus

    dikeluarkan terdiri dari CO2 kebanyakan dan sebagian kecil gas seperti H2S, CH4,

    H2, O2, N2, Ag, NH3 dan H2O. Adanya H2S, NH3, Sulfate dan Chlorida menyebabkan

    adanya larutan korosi.

    Pemilihan gas extractor untuk non condensable gesses tersebut tergantung dari :

    - Mass flow

    - Kevakuman condenser

    - Cooling water flow

    - Temperatur

    b. Hot Well Pump atau Condensate Pump.

    Hot pump ini berfungsi memindahkan secara kontinyu dan cepat air, yang jatuh pada

    hot well. Condensate tersebut dipompa ke dalam storage tank untuk selanjutnya

    dipompa ke cooling tower, biasanya condensate pump ini memakai pompa jenis

    contrifugal.

    c. Circulation Water Pump

    Circulating water pump ini dipakai untuk mensirkulasi air pendingin dengan jumlah

    yang besar. Pada PLTP pompa ini dipakai untuk menaikkan condensate ke cooling

    tower dan untuk mensirkulasikan air pendingin kebagian bagian yang memerlukan

    pendingin.

    4.Pompa Vakum (Vacuum pumps)

    Pompa vakum berfungsi untuk memperbaiki derajat kevakuman.

    17

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    18/22

    5.Menara Pendingin (Cooling Tower)

    Pada PLTP, sistem pendinginannya memenfaatkan udara pegunungan yang dingin

    dan bersih. Akan tetapi, karena udara bersifat sebagai gas, maka dibutuhkan volume yang

    besar, dan permukaan pertukaran panas yang luas, agar pendinginannya sempurna. Untuk

    itu dibutuhkan suatu menara yang tinggi. Pada menara pendingin ini, udara dihisap

    kedalam dan setelah mendinginkan kondensator, udara yang telah menjadi panas ini,

    dihembuskan keluar melalui cerobong menara disebelah atas.

    ..

    2.4. Keuntungan dan Kekurangan PLTP

    Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan kekurangan dari

    energi panas bumi diatas :

    A. Keuntungan PLTP

    Bersih.

    PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak membakar

    bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar turbin. Menghasilkan

    listrik dengan energi geotermal membantu menghemat pemanfaatan bahan bakar

    fosil yang tidak bisa diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis

    bahan bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.

    Tidak boros lahan.

    Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per MW lebih

    kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit lain.Instalasi geotermal tidak

    memerlukan pembendungan sungai atau penebangan hutan,dan tidak ada

    terowongan tambang, lorong-lorong,lubang-lubang terbuka,timbunan limbah atau

    tumpahan minyak.

    Dapat diandalkan.

    PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu

    pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan bakarnya.Hal ini

    membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan listrik yang diakibatkan oleh

    cuaca dan bencana alam yang bisa mengganggu transportasi bahan bakar.

    Fleksibel.

    Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan dipasang

    sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan listrik yang

    meningkat.

    18

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    19/22

    Mengurangi Pengeluaran.

    Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk PLTP Bahan

    bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada.

    PembangunanPLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup dengan

    cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh dari sentra

    populasi yang berlistrik.

    B. Kerugian kerugian PLTP

    PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat banyak

    sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S, hal ini akanmenyebabkan kandungan H2S akan meningkat.Kandungan H2S yang bersifat

    korosit akan dapat menyebabkan peralatanperalatan mesin maupun listrik

    berkarat.

    Ancaman akan adanya hujan asam

    Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan

    amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung letak geomorfologi tapak

    kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik dengan patahan sekelilingnya sesuai

    dengan munculnya kerucut resent. Faktor lain yang berpengaruh adalah posisi

    Bali secara regional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk memantau

    dampak amblesan, maka di tapak kegiatan harus dipasang mikro seismograf.

    Apabila terjadi amblesan maka kegiatan operasional PLTP harus dihentikan.

    Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air tanah

    maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan

    gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah

    untuk menahan air

    Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran hutan di mana

    diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk mengembalikan fungsi hutan

    lindung seperti semula

    Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena

    diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S

    19

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    20/22

    2.5. Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi terhadap Lingkungan

    Dalam pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik terdapat berbagai

    dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap eksplorasi

    dan eksploitasi. Dampak-dampak tersebut di antaranya adalah :

    Akuisisi lahan

    Gangguan permukaan (flora, fauna, tanah)

    Emisi udara

    Thermal effluents

    Chemical discharge

    Limbah padat

    Penggunaan air

    Dampak-dampak yang dihasilkan dari pemanfaatan energi panas bumi sebagai

    pembangkit listrik dapat diminimalisir dengan manajemen lingkungan yang tepat. Salah satu

    contohnya adalah melakukan pemantauan dampak-dampak yang ditimbulkan.

    20

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    21/22

    BAB III

    PENUTUP

    1.1. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa pembangunan

    Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa

    pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk

    teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa

    ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam

    masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila pemanfaatan

    energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber

    energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga

    listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa

    daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain

    sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik

    yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan

    pencemaran udara.

    1.2. Saran

    Diharapkan kepada semua komponen Masyarakat dapat mengetahui tentang perlunya

    dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi alternatif yang ramah terhadap

    lingkungan.

    21

  • 7/29/2019 26030342 Makalah Geothermal

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    - I G. B. Wijaya Kusuma .Program Studi Teknik Mesin. Fakutas Teknik. Universitas

    Udayana

    - FISIKA ENERGI

    - PLTP Panas Bumi

    - jo-hnz.blog Orang Indonesia PLTP (Geothermal) Bedugul

    - TEKNIK PANAS BUMI oleh Ir. Nenny Miryani Saptadji PH.d ITB

    22

    http://joehanes.blog.com/http://joehanes.blog.com/