26-494-1-PB
-
Upload
arly-demenzion -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of 26-494-1-PB
-
7/25/2019 26-494-1-PB
1/4
8 Pengaruh Perbedaan Temperatur Cetakan Logam TerhadapFluiditas dan Struktur Mikro Mg-44%Al
PENGARUH PERBEDAAN TEMPERATUR CETAKAN LOGAM
TERHADAP FLUIDITAS DAN STRUKTUR MIKRO MG-44%AL
Amir Arifin (1)
(1)Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang Prabumulih Km 32, Inderalayae-mail : [email protected]
RingkasanPanjang fluiditas merupakan faktor yang mempengaruhi hasil coran pada dinding tipis,
semakin baik fluiditas maka kemampuan pengisian (feeding) logam semakin baik. Pada
cetakan yang tipis laju pendinginan terjadi cukup cepat sehingga mempercepat solidifikasi
benda cor. Tujuan penelitian ini mencari pengaruh temperatur cetakan yang optimal pada
pengecoran paduan magnesium Mg-44%Al. Pengecoroan dilakukan dengan metode gravity.
Cetakan dibuat dengan proses pemesinan. Penuangan dilakukan pada temperatur yang
berbeda (650oC, 700
oC dan 750
oC) dengan ketebalan cetakan 0,5 mm; 1mm; 1,5 mm; 2 mm;
2,5 mm; 3 mm; 3,5 mm;dan 4 mm. Fluiditas yang terpanjang terjadi pada temperatur cetakan
sampai 200
o
C terus terjadi peningkatan fluiditas pada temperatur penuangan 650
o
C dan700oC tetapi pada temperatur penuangan 700oC cenderung menurun. Semakin tinggi
temperatur penuangan maka struktur mikro yang dihasilkan cenderung semakin halus.
AbstractLenght of fluidity is one of important factor that give influence on thin wall casting. The
increasing lenght of fluidity will increase feeding ability molten metal. At the thin wall mould,
the cooling rate temperature move rapidly and then increasing solidification rate cast metal.
The aim of the research is studiying optimal mould temperature on Mg-44%Al casting process.
Gravity methode is used as this casting. The mould was made by machining process. Molten
metal was pouring on 650oC, 700
oC and 750
oC into difference mould temperature (650
oC,
700oC and 750
oC). the mould has difference thickness 0,5 mm; 1mm; 1,5 mm; 2 mm; 2,5 mm;
3 mm; 3,5 mm;dan 4 mm. The maximum length of fluidity at mould temperature 200oC on
pouring temperature 700oC. Each of mould temperature, Increasing lenght of fluidity untill
mould temprature 650oC and 700oC but decreasing lenght of fluidity after pouring temperatur750oC, at all difference mould temperatures.
Keywords:.mould temperature, fluidity, magnesium alloys
1. PENDAHULUAN
Pengecoran logam dapat didefinisikan sebagai prosespeleburan logam dan penuangan cairan logamkedalam sebuah cetakan untuk menghasilkan sebuahbentuk.
Gambar 1. Gear Box terbuat dari paduan magnesium
Parameter temperatur cetakan merupakan suatu hal
yang penting untuk diketahui karena faktor iniberkaitan erat dengan laju perpindahan panas yangterjadi antara lohgam cair dengan cetakan
Paduan magnesium banyak pula dipakai pada casingalat-alat elektronik seperti, handphone, kamera danlaptop. Casing ini umumnya mempunyai ketebalan
yang cukup tipis. Hal ini berarti pada prosespengecoran nya logam harus mempunyai kemampuanpengisian dinding tipis yang baik
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Magnesium dan Paduan Magnesium
Magnesium mempunyai susunan atom heksagonal dan
mempunyai kekuatan tarik 19 kgf/mm2
setelahpenganilan, kekuatan mulur 9.8 kgf/mm2 danperpanjangannya 16% (Surdia, 1985).
Magnesium mempunyai titik cair pada temperatur650oC. Magnesium akan spontan bereaksi danlangsung terbakar jika terkena oksigen. Magnesium
-
7/25/2019 26-494-1-PB
2/4
JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 1 MARET 2009 9
yang mencair harus dilindungi dari kontak denganoksigen yang ada diudara. Inilah salah satu kesulitandalam pengecoran magnesium, mencegahteroksidasinya magnesium cair dengan udara.
Metode pengkodean paduan magnesium diambil daristandar ASTM, huruf yang ada pada kodemelambangkan jumlah unsur utama dan juga
menunjukkan jumlah persentasenya (ASM MetalHandbook Casting, 1998). Contoh AZ91A, AZ91Bdan AZ91C yang menunjukkan:
Gambar 2: Diagram phasa biner Mg-Al(Barber, 2004).
A menunjukkan alumunium sebagai unsurpaduan terbesar
Zmenunjukkan zinc sebagai unsur paduanterbesar kedua
9 menunjukkan jumlah persentasealumunium, yang merupakan nilai tengahpersentase pembulatan antara 8.6 dan 9.4
1 menunjukkan jumlah persentase zinc,yang merupakan nilai tengah persentasepembulatan antara 0.6 dan 1.4
A huruf terakhir yang menunjukkantipe komposisi padauan berdasarkan
pengkodean dari ASTM
B dan C dalam contoh keduamerupakan jenis komposisi kedua dan
ketiga berdasarkan pengkodean dariASTM.
Sistem biner Mg-Al adalah sistem yang telah lamadigunakan dalam banyak pengecoran paduanmagnesium, selain itu juga terdapat beberapa paduanseperti AZ91, AM50, dan AM60 yang lazim
digunakan. Gambar 2 menunjukkan diagram phasaMg-Al.
Kelarutan maksimum Al dalam Mg yaitu 2,1wt%pada 25C sampai 12,6wt% pada temperatur eutektik437C. Komposisi eutektik adalah 32,3wt% danphasa eutektik adalah antara -Mg dan the -phase,dimana Mg17 Al12 seperti terlihat pada diagram
phasa.
2.2 Fluiditas
Fluiditas adalah kemampuan logam cair mengalir
dalam cetakan uji sampai berhenti karena terjadisolidifikasi (Campbell dan Harding, 1994).
Gambar 3.Misrunpada sudu turbin akibat kurangnya
fluiditas (Sabatino dkk, 2005).
Produk hasil pengecoran akan menjadi cacat apabila
sifat fluiditasnya jelek terutama pada kasuspengecoran benda-benda yang tipis, seperti pada kasussudu turbin pada gambar 3.
Fluiditas diukur dengan mengukur panjang cairanmetal yang mengalir ketika dituang didalam salurancetakan yang kecil, penampang saluran yang kecildiharapkan terjadi pendinginan yang cepat dan gradiensuhu yang besar (Sabatino dkk, 2005).
Panjang fluiditas berkaitan erat dengan gradientemperatur cetakan dan temperatur logam cair yang
dituang. Semakin tinggi besar gradiennya maka lajupembekuan pada logam cair semakin cepat.(lihat
gambar 4).
3. METODELOGI PENELITIAN
a. Cetakan Fluiditas
Cetakan uji fluiditas memakai model Qudong dkk,(1999) terbuat dari baja karbon terdiri dari 8 alur
mempunyai lebar 10 mm dan kedalaman 0.5 sampai4.0 mm
Gambar 5. Model Uji Fluiditas Qudong dkk, (1999)
b. Bahan
Mg-44%Al sebagai bahan coran, KCl, MgCl2, BaCl2
sebagai bahan dasar fluks.
c. Alat-alat yang digunakan
Dapur krusibel dengan bahan bakar arang,
thermokopel type K, jangka sorong, mikroskop optik,
Hidrofloride Acid(HF).
-
7/25/2019 26-494-1-PB
3/4
10 Pengaruh Perbedaan Temperatur Cetakan Logam TerhadapFluiditas dan Struktur Mikro Mg-44%Al
Gambar 4. Laju Pembekuan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 FluiditasHubungan antara temperatur cetakan dan fluiditas
pada paduan Mg-44%Al ditunjukkan pada gambar 6,7 dan 8 Fluiditas meningkat pada temperaturpenuangan 650
oC dan 700
oC seiring dengan
peningkatan temperatur cetakan dan tebal cetakan.Fluiditas cenderung naik kecuali pada ketebalan 0,5mm dan 1 mm tidak terjadi peningkatan fluiditasseperti yang ditunjukkan pada gambar 6 dan 7. Hal
berbeda terjadi pada penuangan 750oC, fluiditas
cenderung menurun pada setiap ketebalan cetakan
seiring dengan meningkatnya temperatur cetakankecuali pada ketebalan 0,5 mm dan 1 mm tidak terjadi
penurunan fluiditas.
Gambar 6. Pengaruh panjang fluiditas terhadaptemperatur cetakan pada temperatur penuangan 650
oC
Cetakan yang tebal memiliki waktu pembekuan yanglebih lama. Ketebalan cetakan dibawah 1 mmmempunyai waktu pembekuan yang cepat sehingga
terjadi pembekuan lebih awal. Temperatur cetakanyang tinggi menyebabkan waktu pembekuan semakinlama yang menyebabkan fluiditas paduan Mg-44%Al
akan bertambah. Hal ini mendukung pernyataanQudong dkk, (1999), dan Sin dkk, (2004).
Gambar 7. Pengaruh panjang fluiditas terhadaptemperatur pada temperatur penuangan 700
oC
Gambar 8. Pengaruh panjang fluiditas terhadaptemperatur cetakan pada temperatur penuangan 750oC
0
20
40
60
80
100
120
50 100 150 200 250
Temperatur Cetakan (oC)
Flu
iditas(mm) 0,5 mm
1,0 mm
1,5 mm
2,0 mm
2,5 mm
3,0 mm
3,5 mm4,0 mm
0
20
40
60
80
100
120
50 100 150 200 250
Temperatur Cetakan (oC)
Fluiditas(mm) 0,5 mm
1,0 mm
1,5 mm
2,0 mm
2,5 mm
3,0 mm
3,5 mm
4,0 mm
0
20
40
60
80
100
120
50 100 150 200 250
Temperatur Cetakan (oC)
Fluiditas(mm) 0,5 mm
1,0 mm
1,5 mm
2,0 mm
2,5 mm
3,0 mm
3,5 mm
4,0 mm
-
7/25/2019 26-494-1-PB
4/4
JURNAL REKAYASA MESIN, VOL. 9 No. 1 MARET 2009 11
Fluiditas cenderung menurun pada temperaturpenuangan 750oC seiring dengan peningkatantemperatur cetakan, seperti ditunjukkan pada gambar4.4. Hal ini berkaitan dengan peningkatan viskositas.
Selain itu menurut Hua dkk, (2006).pada temperaturdiatas 700oC terbentuk fasa intermetalik yang akan
cenderung mengurangi fluiditas paduan magnesium.
4.2 Struktur Mikro
Gambar 9. Foto mikro paduan Mg-44%Al padaketebalan 3,5 mm dan temperatur penuangan 700
oC (
temperatur cetakan 100oC,
Gambar 10. Foto mikro paduan Mg-44%Al padaketebalan 3,5 mm dan temperatur penuangan 700
oC
temperatur temperatur cetakan 150oC
Gambar 11. Foto mikro paduan Mg-44%Al padaketebalan 3,5 mm dan temperatur penuangan 700oC
temperatur cetakan 200oC.
Proses penambahan temperatur cetakan naiknyagradien temperatur yang berakibat t dan daerah
constitutional supercooling mengecil. Pengecilandaerah constitutional supercooling berakibat strukturdendrit cenderung berkurang dan cenderung berbentukdendrit selular seiring dengan bertambahnya
temperatur cetakan. Bagian gelap ditepi dendrit adalahaluminium yang kaya padauan terlihat lebih tersebar
pada temperatur cetakan 200oC yang disebabkan
waktu difusi yang pendek.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada temperatur cetakan sampai 200o C terus terjadipeningkatan fluiditas pada temperatur penuangan650oC dan 700oC. Pada temperatur penuangan 750oC
terjadi penurunan panjang fluiditas pada setiapperbeadaan temperatur cetakan.
Semakin tinggi temperatur penuangan maka struktur
mikro yang dihasilkan cenderung semakin halus
Daftar Pustaka[1.]ASM Handbook, 1998, Casting, volume 15,
pp.798 810.
[2.]Barber, L.P., 2004, Characterization of theSolidification Behavior and ResultantMicrostructures of Magnesium-AluminumAlloys, Worcester Polytechnic Institute Degreeof Master Worcester Polytechnic Institute, pp 10-20
[3.]Campbell, J, dan Harding, R.A., 1994, TheFluidity of Molten Metals, Training in
Aluminium Application Technologies (Talat )
Lecture 3205, pp.2-4[4.]Sabatino, M.D., Arnberg, L., 2005, A Review on
the Fluidity of Al Based Alloys NorwegianUniversity of Science and Technology,Department of Materials Technology, A.Trondheim (Norway), pp 9-15
[5.]Surdia, T dan Saito, S., 1985, PengetahuanBahan Teknik, P.T Pradya Paramitha, Jakarta, pp143-145
[6.]Qudong, W., Yizhen, L., Xiaoqin, Z., Wenjiang,D., Yanping, Z., Qinghua, L. dan Lie, L., 1999,Study on the fluidity of AZ91 + xRE magnesiumalloy, Materials Science and Engineering A,
pp109-115 .
[7.]Sin, S.L., Dube, D., 2004, Influence of processparameter on fluidity of investment cat AZ91D
magnesium Alloy, Materials Science andEngineering A, pp 3442.