2

26

Click here to load reader

description

a

Transcript of 2

Page 1: 2

2.1 Definisi Kenyamanan.Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa

nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia  seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo / hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo / hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Rasa Nyama (Bebas Nyeri).Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) diartikan sesuai klasifikasi nya. Yaitu: 1. Nyeri menurut tempat dan sumbernya• Peripheral pain• Superficial pain (nyeri permukaan)• Dreppain (nyeri dalam)• Defereed ( nyeri alihan)Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral.Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari organ yang sakit ke seluruh tubuh.Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll.Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang lama.2. Nyeri menurut sifatnya• Seperti diiris benda tajam• Seperti ditusuk pisau• Seperti terbakar• Seperti diremas-remas3. Menurut berat dan ringannya• Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan• Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi

Page 2: 2

• Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi4. Menurut waktunya• Nyeri Kronis- Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih- Reaksinya menyebar- Respon parasimpatis- Penampilan Depresi dan menarik diri- Pola serangan tidak jelas.• Nyeri akut- Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan- Terelokasi- Respon system saraf parasimpatis- Penampilan: Gelisah , cemas- Pola serangan jelas

Proses Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri).A.       Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap individu dengan nyeri termasuk deskripsi nyeri juga faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi nyeri dan respon individu terhadap strategi pereda nyeri.Pengkajian nyeri yang factual dan akurat dibutuhkan untuk:

                                                        Menetapkan data dasar                                                        Menegakan diagnose keperawatan yang tepat                                                        Menyeleksi terapi yang cocok                                                        Mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan

Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. Keuntungan pengkajian nyeri bagi klien adalah bahwa nyeri diidentifikasi, dikenali sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur, dapat djelaskan, serta digunakan untuk mengevaluasi perawatan.

       Hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:1.   Ekspresi klien terhadap nyeriBanyak klien tidak melaporkan/mendiskusikan kondisi ketidaknyamanan. Untuk itulah perawat harus mempelajari cara verbal dan nonverbal klien dalam mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan. Klien yang tidak mampu berkomunikasi efektif seringkali membutuhkan perhatian khusus ketika pengkajian.2.   Klasifikasi pengalaman nyeri     Perawat mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut atau kronik. Apabila akut, maka dibutuhkan pengkajian yang rinci tentang karakteristik nyeri dan apabila nyeri bersifat kronik, maka perawat menentukan apakah nyeri berlangsung intermiten, persisten atau terbatas.3.   Karakteristik nyeria.       Onset dan durasiPerawat mengkaji sudah berapa lama nyeri dirasakan, seberapa  sering  nyeri kambuh, dan apakah munculnya nyeri itu pada waktu yang sama

Page 3: 2

b.      LokasiPerawat meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau terasa pada menyebarc.       KeparahanPerawat meminta klien menggambarkan seberapa parah nyeri yang dirasakan. Untuk memperoleh data ini perawt bias menggunakan alatbantu, skala ukur. Klien ditunjukkan skala ukur, kemudian disuruh memilih yang sesuai dengan kondisinya saat ini yang mana. Skala ukur bis berupa skala numerik, deskriptif, analog visual. Untuk anak-anak skala yangdigunakan adalah skala oucher yang dikembangkan oleh Beyer dan skala wajah yang dikembangkan oleh Wong & Baker. Pada skala oucher terdiri dari skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak yang lebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan peningkatan rasa ketidaknyamanan dirancang sebagai petunjuk untuk memberi anak-anak pengertian sehingga dapat memahami makna dan keparahan nyeri. Anak bisa diminta untuk mendiskripsikan nyeri yang dirasakan dengan memilih gambar yang ada. Skala wajah terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri), kemudian secara bertahap meningkat sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat).

B. Diagnosa1).   Nyeri kronik berhubungan dengan :a).   Proses keganasanb).   Jaringan perutc).   Kontrol nyeri yang tidak adekuat2).   Cemas berhubungan dengan nyeri yang dirasakan3).   Nyeri akut berhubungan dengan fraktur panggul4).   Koping individu tidak efektif berhubungan dengan nyeri kronik5).   Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal6).   Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan persepsi terhadap nyeri7).   Ansietas yang berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang.8).   Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal9).   Disfungsi seksual yang berhubungan dengan nyeri arthritis panggul10). Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri punggung bagian bawah11). Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan nyeri maligna kronik.12). Nyeri adalah yang berhubungan dengan :a).   Cedera fisik atau traumab).   Penurunan suplai darah ke jaringanc).   Proses melahirkan normal. 

C. Intervensi1). Mengidentifikasi tujuan untuk penatalaksanaan nyeri

Informasi yang diperoleh perawat melalui pengkajian pasien digunakan untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan menangani nyeri. Tujuan yang diidentifikasi didiskusikan atau divalidasi bersama pasien. Bagi beberapa pasien, tujuan dapat merupakan peredaan nyeri total. Namun, begitu, bagi banyak orang harapan ini adalah tidak realistic. Tujuan lainnya

Page 4: 2

dapat mencakup penurunan intensitas, durasi atau frekuensi dari nyeri dan menurunkan efek-efek negatif nyeri yang ada pada pasien.2). Hubungan perawat-pasien dan penyuluhan pasien

Dua tindakan keperawatan yang menjadi dasar dari semua penatalaksanaan nyeri lainnya adalah:a). Hubungan perawat-klienb). Penyuluhan pada pasien tentang nyeri dan cara meredakannya.

Hubungan perawat-klien yang positif dan penyuluhan merupakan kunci dari penatalaksanaan analgesia pada pasien yang mengalami nyeri karena komunikasi yang terbuka dan kerja sama pasien penting untuk keberhasilannya. Penyuluhan sama pentingnya karena pasien atau keluarga mungkin bertanggung jawab terhadap penanganan nyeri di rumah dan mencegah serta menangani efek samping.3). Memberikan perawatan fisik

Pasien dengan nyeri mungkin tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang lazim atau untuk melakukan perawatan diri yang lazim. Karenanya, penting artinya untuk membantu individu yang nyerinya mengganggu perawatan diri untuk menjalani aktivitas ini. Pasien sering lebih nyaman saat kebutuhan fisik dan perawatan dirinya terpenuhi dan upaya telah dibuat untuk memastikan posisinya senyaman mungkin. Baju yang bersih dan mengganti linen tempat tidur sejalan dengan upaya untuk membuat pasien merasa segar (mis : menyikat gigi, menyisir rambut) sering meningkatkan tingkat kenyamanan dan meningkatkan keefektifan tindakan pereda nyeri. Pemberian perawatan fisik pada pasien juga memberikan kesempatan pada perawat untuk melakukan pengkajian secara lengkap dan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin memperberat rasa tidak nyaman dan nyeri pada pasien. Sentuhan fisik yang sesuai dan lembut selama merawat dapat menenangkan dan menyenangkan.4). Menangani ansietas yang berhubungan dengan nyeri

Ansietas dapat mempengaruhi respon pasien terhadap nyeri. Pasien yang mengantisipasi nyeri lebih cemas. Mengajarkan pasien tentang sifat dari pengalaman nyeri yang akan dialami dan cara-cara yang ada untuk menurunkan nyeri sering menurunkan ansietas. Orang yang mengalami nyeri akan menggunakn strategi yang dipelajari sebelumnya untuk mengurangi nyeri. Pembelajaran tentang tindakan pereda nyeri dapat mengurangi ancaman nyeri dan memberikan individu indera kendali. 

D. Implementasi.Implementasi dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri ) dapat

dikategorikan sebagai berikut :1. Distraksi

Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan,

Page 5: 2

pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).Jenis Tehnik Distraksi antara lain :1) Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.2) Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).

Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.

Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)3) Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.4) Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.5) Tehnik pernafasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang6) Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri

2. Relaksasi.Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan

kecemasan. Relaksasi merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi (Smeltzer and Bare, 2002).Teknik ini

Page 6: 2

dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah.Tujuan

1. Membantu pasien menurunkan stres tanpa pharmakologi2. Memberikan dan meningkatkan pengalaman subjektif bahwa ketegangan fisiologis bisa

direlaksasikan sehingga relaksasi akan menjadi kebiasaan berespon pada keadaan-kaadaan tertentu ketika otot tegang

3. Menurunkan stess pada individu, relaksasi dalam dapat mencegah manifestasi psikologis maupun fisiologis yang diakibatkan stress.

Prosedur Teknik RelaksasiA.  PersiapanIdentifikasi tingkat cemas klien, daerah nyeri, tingkat nyeri dan kekakuan otot dsb. Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien.B.  Alat-alat·      Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami·      Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang untuk kaki dan baku

C.  Tindakana.    Jelaskan kembali tujuan terapi dan prosedur yang akan dilakukanb.    Pasien berbaring atau duduk bersandar (ada sandaran untuk kaki dan bahu)c.    Lakukan latihan nafas dalam dengan manarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulutd.   Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi) daerah-daerah ototyang sering tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betise.    Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot 20 sampai 30 detik.1)   Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya.2)   Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5-7detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.3)   Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.4)   Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.

f.     Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot.

3. Pemijatan (masase).Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi

kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot/tulang. Tindakan

Page 7: 2

masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi.

Tujuan1.      Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasse.2.      Meningkatkan relaksasi.

Alat dan bahan1.      Minyak untuk masase2.      Handuk

Prosedur kerja1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan2.      Cuci tangan3.      Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit4.      Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan halus.  Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek,cepat,dan bergantian

tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri dipinggang.

  Teknik remasan (mengusap otot bahu),dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah sekitar bahu.

  Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggungdan pinggang secara menyeluruh.

  Teknik eflurasi dengan kedua tangan,dapat dilakukan bila nyeri terjadi di daerah punggung dan pinggang.

  Teknik petrisasi dengan menekan pungung secara horizontal.  Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari,digunakan pada akhir masase dasar

pinggang.4. Kompres panas dan dingin.

Kompres panas basah merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres panas basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri,risiko terjadi infeksi luka,dan kerusakan fisik (mobilitas),tetapi bila kompres panas basah digunakan pada permukaan jaringan yang tertutup (bengkak) tidak memerlukan prinsip steril.Tujuan :

1.      Memperbaiki sirkulasi2.      Menghilangkan endema3.      Meningkatkan drainase pus4.      Mengurangi rasa nyeri

Alat dan bahan1.      Larutan / air hangat dengan suhu (43-46 c)2.      Hands coon3.      Kantung buli-buli (opsional)4.      Electrical pad (opsional)

Kompres panas dengan buli-buli1.      Buli-buli diisi air/larutan hangat 1/3-2/3 bagian.

Page 8: 2

2.      Buli-buli dibungkus dengan kantung buli-buli.3.      Letakan buli-buli tersebut pada daerah luka yang tertutup/edema/memar4.      Catat respons pasien,selama tindakan khususnya keadaan area yang dikompres.5.      Cuci tangan.

Kompres menggunakan elektrikal pad1.      Periksa tegangan listrik sesuaikan voltasenya2.      Pasang stop kontak3.      Atur panasnya.4.      Letakan elektrikal pad pada bagian yang akan dikompres.5.      Catat respons pasien dan keadaan area yang dikompres.6.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Kompres dingin basahTindakan keperawatan dengan cara memberikan kompres dingin basah dalam

memenuhi kebutuhan rasa nyaman (hipotermia),yaitu memberikan rasa dingin dengan menggunakan lap atau kain yang dicelupkan ke dalam air dingin. Kompres ini dapat dilakukan pada dahi,ketiak atau lipatan paha.TujuanMenurunkan suhu tubuh pada hipertermia.Alat dan bahan

1.      Baskom berisi air dingin.2.      Pengalas.3.      Kain/waslap4.      Termometer

Prosedur kerja1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.2.      Cuci tangan.3.      Ukur suhu tubuh.4.      Pasang pengalas di bawah tempat yang akan dikompres.5.      Basahi kain dengan air dingin.6.      Letakan kain yang telah dibasahi pada daerah aksila,dahi,atau lipatan paha.7.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.8.      Catat perubahan atau respon pasien dan suhu tubuhnya.

E. EvaluasiAspek penting dalam merawat pasien yang mengalami nyeri adalah mengkaji kembali

nyeri setelah intervensi diterapkan. Mengevalusi seberapa efektif tindakan yang diterapkan didasarkan pada pengkajian nyeri pasien, seperti yang dituangkan dalam perangkat pengkajian nyeri. Jika intervensi tidak efektif, perawat harus mempertimbangkan tindakan lain. Jika tindakan ini juga tidak efektif, tujuan-tujuan meredakan nyeri harus dikaji kembali dalam konsultasi dengan dokter. Perawat bertindak sebagai advokat pasien dalam mendapatkan tambahan pereda nyeri. Setelah intervensi mengalami keberhasilan, pasien diminta untuk menilai intensitas nyerinya. Pengkajian ini diulangi pada interval yang sesuai setelah intervensi dan dibandingkan dengan nilai sebelumnya. Pengkajian ini menunjukkan keefektidan tindakan pereda nyeri dan memberikan dasar untuk melanjutkan atau memodifikasi rencana perawatan. Hasil-hasil yang diharapkan berikut ini digunakan untuk mengkaji keefektifan tindakan pereda nyeri :

Page 9: 2

Hasil yang diharapkan:1. Pencapaian pereda nyeria. Nilai nyeri pada intensitas yang lebih rendah (pada skala 0-10) setelah intervensi.b. Nilai nyeri pada intensitas yang lebih rendah untuk periode yang lebih panjang.2. Pasien atau keluarga memberikan medikasi analgesic yang diresepkan dengan benar.a. Menyebutkan dosis obat yang benar.b. Memberikan dosis obat yang benar dengan menggunakan prosedur yang benar.c. Mengidentifikasi efek samping obat.d. Menjelaskan tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengoreksi efek samping.3. Menggunakan strategi nyeri nonfarmakologik sesuai yang direkomendasikan.a. Melaporkan praktik dari strategi nonfarmakologis.b. Menggambarkan hasil yang diharapkan dari strategi nonfarmakologis.4. Melaporkan efek minimal nyeri dan efek samping minimal dari intervensi.a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang penting untuk penyembuhan (mis : minum, batuk, ambulasi)b. Berpartisipasi dalam aktivitas yang penting untuk diri sendiri dan keluarga (mis : aktivitas keluarga, hubungan interpersonal, menjadi orangtua, interaksi sosial, rekreasi, pekerjaan).c. Melaporkan tidur yang adekuat dan tidak ada keletihan. 

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A.    PENGERTIANKeamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga

keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000)

KeamananKebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang

optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.1. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.2. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat3. Nutrisi

Page 10: 2

Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.

Kenyamanan1. Nyeri

Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997)

a.       Nyeri AkutNyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya singkat kurang dari 6 bulan.

b.      Nyeri KronikNyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih

c.       MualMual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.

B.     FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN1. Emosi

Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan2. Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury3. Gangguan Persepsi Sensory

Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan4. Keadaan Imunits

Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit5. Tingkat Kesadaran

Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.6. Informasi atau Komunikasi

Page 11: 2

Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.7. Gangguan Tingkat Pengetahuan

Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok9. Status nutrisi

Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.

10. Usia

Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri11. Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.12. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai

C.    FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB NYERI1. Stimulasi Mekanik

Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekana jarinagan2. Stimulus Kimiawi

Disebabkan oleh bahan kimia3. Stimulus Thermal

Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan sebagai nyeri 44°C-46°C4. Stimulus Neurologik

Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf5. Stimulus Psikologik

Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis6. Stimulus Elektrik

Disebabkan oleh aliran listrik

D.    FISIOLOGI NYERIAntara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses

tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses

Page 12: 2

rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.MUAL

Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.

E.     KLASIFIKASI NYERI1. nyeri berdasarkan kualitasnya

         nyeri yang menyayat         nyeri yang menusuk

2. nyeri berdasarkan tempatnya

         nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh         nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam         nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral         nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer         nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain         nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman masa lalu         nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus

3. nyeri berdasarkan serangannya

         nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan         nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan

4. nyeri menurut sifatnya

         nyeri timbul sewaktu-waktu         nyeri yang menetap         nyeri yang kumat-kumatan

5. nyeri menurut rasa

         nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk

Page 13: 2

         nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan

6. nyeri menurut kegawatan

         nyeri ringan         nyeri sedang         nyeri berat

F.     ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

1.      PENGAKAJIANa.  KeamananMemastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan

1)      KomunitasAncaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan kesadaran klien terhadap keamanan.

2)      Lembaga pelayanan kesehatanJenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang menyebabkan penggunaan alat.

b.      KenyamanNyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.

Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:1)      Posisi yang memperlihatkan pasien

Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan rasa nyaman2)          Ekspresi umum

             Tampak meringis, merintih             Cemas, wajah pucat             Ketakutan bila nyeri timbul mendadak             Keluar keringat dingin             Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam posisi menggenggam             Pasien tampak mengeliat karena kesakitan3)      Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah

             Lokasi nyeri             Waktu timbulnya nyeri             Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri             Karakteristik nyeri             Faktor pencetus timbulnya nyeri

Page 14: 2

             Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri

2.   DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMANa)      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau traumab)      Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuatc)      Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasionald)     Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatane)      Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur infvasif, tidak cukup

pengetahuan dalam menghindari paparan patogen.f)       Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang berasal dari lingkungan

sekitar dan internal yang berasal dari diri sendirig)      Resiko Injury berhubungan dengan imobilisasi, penekanan sensorik patologi intracranial

dan ketidaksadaran

PERENCANAAN KEPERAWATANNo. Dx

Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria:Kontrol Nyeri (1605)- Mengenal faktor penyebab (160501)- Mengenal reaksi serangan nyeri (160502)- Mengenali gejala nyeri (1605009)- Melaporkan nyeri terkontrol (1605011)Tingkat Nyeri (2021)- Frekuensi nyeri (210203)- Ekspresi akibat nyeri (210206)Keterangan Penilaian NOC1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan

Pain Management (140)- Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik,dan onset,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-faktor presipitasi- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan- Berikan informasi tentang nyeri-  Ajarkan teknik relaksasi- Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri- Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeriAnalgetik Administration (2210)- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Page 15: 2

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik- Berikan analgetik yang tepat sesuai dengan resep- Catat reaksi analgetik dan efek buruk yang ditimbulkan- Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,dan frekuensi

2 Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria:Kontrol Nyeri (1605)- Mengenal faktor penyebab (160501)- Mengenal reaksi serangan nyeri (160502)- Mengenali gejala nyeri (1605009)- Melaporkan nyeri terkontrol (1605011)Tingkat Nyeri (2021)- Frekuensi nyeri (210203)- Ekspresi akibat nyeri (210206)Keterangan Penilaian NOC1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

Pain Management (140)- Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik,dan onset,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-faktor presipitasi- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan-  Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk menguragi nyeri (relaksasi, distraksi)- Perhatikan tipe dan sumber nyeri- Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri- Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeri- Tingkatkan istirahat atau tidur untuk memfasilitasi manajemen nyeriAnalgetik Administration (2210)

        Cek obat, dosis, frekuensi, pemberian analgesik

        Cek riwayat alergi obat        Pilih analgetik atau kombinasi

yang  tepat apabila lebih satu analgetik yang diresepkan

        Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik

Page 16: 2

3 Nausea berhubungan dengan terapi, biofisik dan situasional

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapkan tidak mual dengan kriteria :Status Nutrisi (1004)-  Tenaga (100403)-  Stamina(100401)-  Daya tahan tubuh  ( 100404)Keseimbangan Cairan (0601)

        Berat badan stabil (160109)

        Tidak ada kebingungan (160111)

        Tidak haus berlebihan (160112)

        Kelembabkan kulitMembran mukosa lembab (160113)Keterangan Penilaian NOC1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

Nutrition Management (1100)- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori- Berikan kalori tentang kebutuhan nutisi- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasienManajemen Cairan (4120)

       Pertahankan intake dan output cairan yang akurat

       Monitor status hidrasi       Monitor hasil laboratorium

berhubungan dengan retensi cairan

       Monitor vital sign       Monitor intake dan output       Monitor status hemodinamik

4 Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapakan kecemasan menurun atau pasien dapat tenang dengan kriteria :Control Cemas (1402)-Menyingkirkan tanda kecemasaan (140202)-Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas (140203)-Menggunakan teknik

Penurunan Kecemasan (5820)- Tenangkan klien- Berusaha memahami keadaan klien- Berikan informasi tentang diagnosa,prognosis dan tindakan- Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan- Gunakan pendekatan dengan sentuhan (permisi) verbalisasi- Temani klien untuk

Page 17: 2

relaksasi untuk menurunkan cemas (140207)-Melaporkan penurunan kebutuhan tidur adekuat (140214)-Tidak ada manifestasi perilaku kecemasan (140216)Koping (1302)-Memanajemen masalah (130205)-Mengekspresikan persaan dan kebebasan emosinal (130206)-Memelihara kestabilan financial (130214)-Menggunakan suport sosial (130218)Keterangan Penilaian NOC1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut- Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi- Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepatPeningkatan Koping (5230)- Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit- Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan- Sediakan informasi actual tentang diagnosa,penanganan dan prognosis- Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat- Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran

5. Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur infvasif, tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan patogen.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapkan tidak ada infeksi dengan kriteria :Risk Control (1902)

-      mengetahui resiko (190201)

-      memonitor faktor resiko lingkungan (190202)

-      memonitor faktor resiko dari tingkah laku (190203)

-      mengembagkan strategi kontrol resiko secara efektif (190204)

Kontrol Infeksi (6540)       observasi dan laporkan tanda

dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor, dan fungsiolesa

       kaji temperatur klien tiap 4 jam       gunakan strategi untuk

mencegah infeksi nosokomial       cuci tangan sebelun dan

setelah tindakan keperawatan.       Gunakan standar precaution

dan gunakan sarung tangan selama kontak dengan darah, membran mukosa yang tidak utuh.

       Kaji kelembaban, tekstur dan

Page 18: 2

-      memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko (190208)Keterangan Penilaian NOC

1.      tidak dilakukan samasekali

2.      jarang dilakukan3.      kadang dilakukan4.      sering dilakukan5.      selalu dilakukan

turgor kulit dengan hati-hati.       Pastikan teknik perawatan

luka secara tepat       Dorong pasien untuk istirahat

6. Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapkan tidak ada trauma, dengan kriteria:

       knowledge : personal safety (1809)

       safety behavior :faal prevention (1909)

       safety status : physical injury (1913)Keterangan Penilaian NOC

1.      tidak dilakukan samasekali

2.      jarang dilakukan3.      kadang dilakukan4.      sering dilakukan5.      selalu dilakukan

Enviromental Manajement Safety (6286)

       sediakan lingkungan yang aman bagi klien

       identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fngsi kognisi pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

       menghindarkan lingkungan yang berbahaya

       memasang side rail tempat tidur

       menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih

       membatasi pengunjung       memberikan penerangan yang

cukup       menganjurkan keluarga untuk

menemani pasien       mengontrol lingkungan dari

kebisingan       berikan penjelasan pada

pasien dan keluarga pasien atau pengunjung tentang adanya perubahan status kesehatan dan penyememasang side rail tempat tidur

       menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih

       membatasi pengunjung       memberikan penerangan yang

Page 19: 2

cukup       menganjurkan keluarga untuk

menemani pasien       mengontrol lingkungan dari

kebisingan       berikan penjelasan pada

pasien dan keluarga pasien atau pengunjung tentang adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit

7. Resiko Injury berhubungan dengan imobilisasi, penekanan sensorik patologi intracranial dan ketidaksadaran

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapkan tidak ada cedera dengan kriteria:Risk Control (1902)

       klien terbebas dari cedera (190201)

       klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah cedera (190206)

       klien mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan/prilaku personal (190208)

       mampu memodifikasi untuk mencegah injury (190211)

       mampu mengenali perubahan status kesehatan (190218)Keterangan Penilaian NOC1. tidak dilakukan samasekali

2. jarang dilakukan

3. kadang dilakukan

4. sering dilakukan

5. selalu dilakukan

Enviromental Manajement (Manajemen Lingkungan) (6286)

       sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

       identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fngsi kognisi pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

       menghindarkan lingkungan yang berbahaya

       memasang side rail tempat tidur

       menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih

       membatasi pengunjung       memberikan penerangan yang

cukup       menganjurkan keluarga untuk

menemani pasien       mengontrol lingkungan dari

kebisingan       berikan penjelasan pada

pasien dan keluarga pasien atau pengunjung tentang adanya perubahan status kesehatan dan penyememasang side rail tempat tidur

       menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih

       membatasi pengunjung

Page 20: 2

       memberikan penerangan yang cukup

       menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

       mengontrol lingkungan dari kebisingan

       berikan penjelasan pada pasien dan keluarga pasien atau pengunjung tentang adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit

ReferensiAli mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : JakartaPotter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: JakartaPrice, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: JakartaTarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta