2

30
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang sangat strategis dan dikenal dengan daerah tiga dimensi karena terdiri dari pegunungan, dataran rendah, dan kepulauan. Selain itu, Kabupaten Pangkep terletak di pantai barat provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi jalur transportasi trans Sulawesi, sedangkan wilayah kepulauan menjadi jalur perdagangan Nasional dan Internasional. Wilayah dataran rendah Kabupaten Pangkep memiliki luas 73.721 Ha, membentang dari garis pantai barat ke timur sehingga sangat cocok dijadikan area tambak utamanya tambak udang. Data dari Dinas Perikanan Pangkep (2008), untuk budidaya tambak udang di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) tersebar tujuh kecamatan di wilayah daratan yang memiliki luas area tambak udang sebesar 5.185,30 Ha, dengan total produksi sebesar 7.628 Ton. Kecamatan Minasate’ne merupakan satu dari tujuh kecamatan tersebut yang memiliki luas area tambak terbesar dan produksi udang windu terbanyak. Kecamatan Minasate’ne sejak tahun 2008 menjadi salah satu sasaran diterapkannya program pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk meningkatkan komoditi ekspor udang sebesar 33.200 ton udang di tahun 2013 (Dinas Perikanan Pangkep, 2008). Oleh karena itu, perlu dipersiapkan sumber daya manusia sebagai modal sosial dalam bentuk kelompok petani tambak. Kelompok ini harus memiliki keunggulan prima dan memiliki kualitas tinggi yaitu di samping menguasai Iptek juga memiliki sikap mental yang sesuai dengan kompetensinya. Kelompok daerah penambakan (Pokdakan) Paraikatte adalah salah satu kelompok tani tambak yang terbentuk mewakili Desa Bontolangkasa. Kelompok tani yang terbentuk sejak tahun 2008 ini terdiri dari 20 anggota yang mengelola 18,70 Ha area tambak udang windu. Pengelolaan area tambak ini meliputi budidaya udang windu siap ekspor dan pengolahan sisa ekspor menjadi produk olahan seperti terasi, ebi, dan tepung ebi. Udang windu siap ekspor adalah udang windu ukuran besar yang beratnya 20-30 ekor/kg, sedangkan udang windu ukuran sedang untuk

description

v

Transcript of 2

Page 1: 2

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu kabupaten di provinsi

Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang sangat strategis dan dikenal dengan

daerah tiga dimensi karena terdiri dari pegunungan, dataran rendah, dan kepulauan.

Selain itu, Kabupaten Pangkep terletak di pantai barat provinsi Sulawesi Selatan

yang menjadi jalur transportasi trans Sulawesi, sedangkan wilayah kepulauan

menjadi jalur perdagangan Nasional dan Internasional. Wilayah dataran rendah

Kabupaten Pangkep memiliki luas 73.721 Ha, membentang dari garis pantai barat ke

timur sehingga sangat cocok dijadikan area tambak utamanya tambak udang.

Data dari Dinas Perikanan Pangkep (2008), untuk budidaya tambak udang di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) tersebar tujuh kecamatan di

wilayah daratan yang memiliki luas area tambak udang sebesar 5.185,30 Ha,

dengan total produksi sebesar 7.628 Ton. Kecamatan Minasate’ne merupakan satu

dari tujuh kecamatan tersebut yang memiliki luas area tambak terbesar dan produksi

udang windu terbanyak.

Kecamatan Minasate’ne sejak tahun 2008 menjadi salah satu sasaran

diterapkannya program pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk meningkatkan

komoditi ekspor udang sebesar 33.200 ton udang di tahun 2013 (Dinas Perikanan

Pangkep, 2008). Oleh karena itu, perlu dipersiapkan sumber daya manusia sebagai

modal sosial dalam bentuk kelompok petani tambak. Kelompok ini harus memiliki

keunggulan prima dan memiliki kualitas tinggi yaitu di samping menguasai Iptek

juga memiliki sikap mental yang sesuai dengan kompetensinya.

Kelompok daerah penambakan (Pokdakan) Paraikatte adalah salah satu

kelompok tani tambak yang terbentuk mewakili Desa Bontolangkasa. Kelompok

tani yang terbentuk sejak tahun 2008 ini terdiri dari 20 anggota yang mengelola

18,70 Ha area tambak udang windu. Pengelolaan area tambak ini meliputi budidaya

udang windu siap ekspor dan pengolahan sisa ekspor menjadi produk olahan seperti

terasi, ebi, dan tepung ebi. Udang windu siap ekspor adalah udang windu ukuran

besar yang beratnya 20-30 ekor/kg, sedangkan udang windu ukuran sedang untuk

Page 2: 2

2

pasaran lokal dan selebihnya diolah menjadi terasi, ebi, dan tepung ebi. (Balai Besar

Pengembangan Budidaya Air Payau, Pangkep)

Pokdakan Paraikatte masih mengandalkan jasa Tempat Pelelangan Hasil

Tambak (TPHT) dalam mendistribusikan udang windu siap ekspor, untuk kemudian

dikumpulkan bersama udang windu dari usaha tambak lain lalu disalurkan ke

perusahaan cold storage di Makassar untuk diekspor.

Udang windu yang tidak layak ekspor kemudian diolah menjadi terasi, ebi

maupun tepung ebi dengan teknologi pengawetan yang sederhana yakni metode

pengasinan dan pengeringan. Setelah itu, produk olahan ini kemudian dipasarkan di

beberapa pasar dan usaha dagang yang tersebar di Kecamatan Minasate’ne. bagian

pengolahan udang windu menjadi terasi, ebi dan tepung ebi juga memunculkan

permasalahan lain yakni masalah pengawetan, pemasaran dan limbah. Produk

olahan udang windu tersebut tidak tahan lama, menggunakan bahan pengawet dari

bahan yang berbahaya bagi kesehatan.

Dari hasil koordinasi tim Universitas Fajar (UNIFA) bersama Pokdakan

Paraikatte dan pengelola TPHT, dengan dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Camat Minasatene dan Kepala Desa

Bontolangkasa diperoleh permasalahan dalam upaya meningkatkan kualitas udang

windu serta produk olahannya menjadi pangan layak ekspor, yakni:

- Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para petani tambak udang

Paraikatte masih kurang yang diindikasikan dengan pemanfaatan teknologi yang

sederhana sehingga kualitas produksi yang dihasilkan masih rendah.

- Kurangnya pembinaan Pokdakan Paraikatte melalui kegiatan penyuluhan yang

diindikasikan dengan kegiatan kelompok tidak berjalan dengan baik.

- Terdapat ancaman yang menjadi hambatan dalam kegiatan Pokdakan Paraikatte

yaitu maraknya penggunaan pengawet yang tidak aman dan tidak ramah

lingkungan yang sebenarnya dapat mengurangi kualitas udang windu. Selain itu,

pengolahan udang windu menjadi terasi, ebi dan tepung ebi menghasilkan limbah

kulit udang yang tidak diolah dan menjadi masalah persampahan di kabupaten

yang telah memperoleh Adipura sejak tahun 2007 hingga 2011.

Page 3: 2

3

- Kelembagaan kelompok belum berjalan dengan baik yang diindikasikan oleh

kelengkapan administrasi kelompok yang masih sederhana, kurangnya kerjasama

dengan pihak terkait, pengorganisasian kelompok belum profesional, serta dalam

segi promosi produk yang dihasilkan masih kurang.

Kebutuhan bahan pengawet pada udang windu segar sangat diperlukan agar

bisa menjadi layak ekspor, dimana pengawet tersebut diharapkan aman bagi

kesehatan. Kulit udang yang selama ini tidak dimanfaatkan dan menjadi sampah,

banyak mengandung kitosan dan dapat diolah menjadi pengawet kitosan yang alami,

sehat dan ramah lingkungan. Selain untuk mengawetkan udang windu segar yang

diekspor juga dapat digunakan untuk pengawetan terasi yang selama ini menjadi

usaha Pokdakan Paraikatte.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan pengawet alami kitosan

dibanding dengan formalin yaitu dari segi organoleptik, daya awet, food safety dan

nilai ekonomis. Pada uji organoleptik yaitu penampakan rasa, bau dan tekstur,

perlakuan dengan pengawet alami kitosan memberikan hasil yang lebih baik jika

dibandingkan dengan pengawet formalin dan penggaraman biasa. Pada

penyimpanan 2 bulan nilai organoleptik mutu hedonik ikan asin yang diberi

pengawet kitosan 6,6 diberi formalin 5,8 dan penggaraman 4,9. Pada uji fungi, ikan

asin yang dilapisi kitosan dan formalin ditumbuhi kapang penyimpanan minggu ke-9

dan penggaraman biasa pada minggu ke-4. Pada uji kadar ikan asin yang diberikan

pelapisan kitosan dan formalin lebih tinggi dibandingkan dengan penggaraman

biasa. Hal ini menjadi daya tarik dari pengolahan ikan karena rendemen yang

diperoleh lebih besar dibanding dengan penggaraman biasa karena mengikat air.

Menurut Suseno (2006) ditinjau dari segi keamanan makanan (food safety)

Pemakaian kitosan sebagai pengawet alami aman untuk dikonsumsi karena kitosan

merupakan polisakarida dan biodegradable (mudah didegradasi secara biologis).

Pada uji daya awet ikan asin yang diberikan perlakuan kitosan mempunyai daya

awet sampai 3 bulan, sedangkan dengan penggaraman biasa sampai sampai 2 bulan

dan formalin sampai 3 bulan 2 minggu.

Ditinjau dari segi ekonomis menguntungkan para pengolah ikan asin karena

rendemen yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan penggaraman biasa.

Page 4: 2

4

Dari segi harga, pengawet alami kitosan lebih murah dibanding formalin.

Berdasarkan standar mutu ikan asin kering menurut SNI 01-2721-1992, pengawet

alami kitosan mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif

pengganti formalin (Suseno,2006).

1.2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan uraian pada analisis situasi yang telah dikemukakan maka pokok

persoalan utama yang dihadapi Pokdakan Paraikatte Desa Bontolangkasa dan

Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) Kali Bone dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Selama ini Pokdakan Paraikatte masih menghasilkan udang windu segar yang

tidak layak ekspor karena proses pengawetannya yang masih sederhana dan

pengawet yang digunakan kurang baik sehingga kualitas produksi yang

dihasilkan masih rendah.

2. Kulit udang yang merupakan limbah hasil pengolahan terasi, ebi dan tepung ebi

belum dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga menjadi masalah persampahan

bagi kabupaten Pangkajene kepulauan

Mengacu pada identifikasi masalah di atas maka permasalahan yang ada dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Pokdakan Paraikatte Desa Bontolangkasa dan Tempat Pelelangan

Hasil Tambak (TPHT) Kali Bone menghasilkan udang windu segar yang layak

ekspor dengan menggunakan pengawet alami, aman dan ramah lingkungan.

2. Bagaimana memanfaatkan limbah kulit udang menjadi pengawet kitosan yang

aman dan ramah lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai pengawet pada

udang windu segar kualitas ekspor dan pengawet pada olahan terasi yang

merupakan salah satu usaha dari Pokdakan Paraikatte.

Secara kualitas, udang windu yang dihasilkan oleh Paraikatte tergolong

kualitas unggul dan produk olahan udang windu juga mampu bersaing dengan

produk ekspor lainnya. Akan tetapi, seperti yang dijelaskan di atas bahwa yang

menjadi permasalahan utama adalah metode pengawetan dan limbah yang

dihasilkan. Berikut penjelasan mengenai permasalahan tersebut:

Page 5: 2

5

- Pokdakan Paraikatte masih belum mandiri dalam mendistribusikan udang windu

siap ekspornya langsung ke luar negeri. Hal ini disebabkan oleh permasalahan

pengawetan. Untuk pengawetan udang windu siap ekspor, Pokdakan Paraikatte

masih menggunakan metode pembekuan yang optimal menjaga kesegaran udang

windu hanya 24 jam, sehingga hanya mampu didistribusi sampai ke TPHT.

Selain itu, metode pembekuan dapat meningkatkan kadar air yang berpengaruh

pada kandungan gizi udang windu. Menurut Winarno (1997) kadar air dalam

bahan pangan menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar

air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk

berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno

1997). Hal inilah yang menyebabkan udang windu siap ekspor Paraikatte

memiliki harga yang jauh di bawah udang windu ekspor lainnya sehingga

berpengaruh pada pendapatan kelompok tani tambak tersebut.

- Untuk pengawetan produk olahan udang windu masih menggunakan metode

tradisional yaitu metode pengasinan dan pemanasan. Penggunaan metode

pengasinan akan mempengaruhi kualitas rasa dari produk tersebut sedangkan

proses pemanasan akan mengurangi kandungan gizi udang windu. Oleh karena

itu, pemasaran produk olahan ini keluar negeri sulit dilakukan sebab kalah

kualitas dari produk olahan udang lainnya.

- Dalam satu kali produksi pengolahan udang windu, dihasilkan rata-rata 8 kg

hingga 10 kg limbah kulit udang. Selama musim panen dilakukan proses produksi

sebanyak 30 kali sehingga total limbah yang dihasilkan ± 300 kg untuk satu kali

masa panen dari tiga kali panen setiap tahunnya. Keseluruhan limbah tersebut

tidak diolah sehingga menjadi salah satu faktor pencemaran di Kabupaten

Pangkep.

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

2.1. Jenis Luaran yang akan Dihasilkan

Luaran yang akan dihasilkan adalah adanya pengetahuan dan keterampilan

kelompok daerah penambakan dalam hal pembuatan pengawet kitosan yang arahnya

ke depan bisa membuka usaha pembuatan pengawet kitosan dengan bentuk berupa

Page 6: 2

6

serbuk berwarna putih. Kitosan merupakan produk diasetilasi kitin melalui proses

kimia menggunakan enzim kitin diacetilase (Rismana,2001). Kitosan (CS), derivat

deasetilasi dari kitin terdiri atas satuan-satuan glukosamine yang terpolimerisasi oleh

rantai ß-1,4-glikosidic. Kitosan(poli-ß-1,4-glucosamine) disiapkan secara komersial

dengan deasetilase basa kitin yang didapat dari eksoskeleton crustacea laut, kitosan

mempunyai nilai pKa kira-kira 6,3 pada nilai pH lebih rendah, molekulnya bersifat

kation karena protonasi dari grup amino.

a. Sifat kimia kitosan

- Merupakan polimer poliamin berbentuk linier.

- Mempunyai gugus amino aktif.

- Mempunyai kemampuan mengikat beberapa logam.

b. Sifat biologi kitosan antara lain:- Bersifat biokompatibel, artinya sebagai polimer alami sifatnya tidak

mempunyai akibat samping, tidak beracun, tidak dapat dicerna, mudah

diuraikan oleh mikroba (biodegradable).

- Dapat berikatan dengan sel mamalia dan sel mikroba secara agresif.

- Mampu meningkatkan pembentukan tulang.

- Bersifat hemostatik, fungistatik, spermisidal, antitumor, antikolesterol.

- Bersifat sebagai depresan pada sistem syaraf pusat.

- Berdasarkan kedua sifat tersebut maka kitosan mempunyai sifat fisik khas,

yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran, dan serat

yang sangat bermanfaat dalam aplikasinya.

Sedangkan yang menjadi indikator keberhasilan program ini adalah (1)

Pokdakan Paraikatte Desa Bontolangkasa dan Tempat Pelelangan Hasil Tambak

(TPHT) Kali Bone menghasilkan udang windu segar yang layak ekspor dengan

menggunakan pengawet kitosan yang alami, aman dan ramah lingkungan. (2).

Adanya usaha pengolahan limbah kulit udang menjadi pengawet kitosan aman dan

ramah lingkungan sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan sebagai

pengawet pada udang windu segar kualitas ekspor dan pengawet pada olahan terasi

yang merupakan salah satu usaha dari Pokdakan Paraikatte.

Untuk mengukur indikator tersebut dapat diketahui dengan adanya

peningkatan hasil ekspor udang windu yang berkualitas dan dengan melihat

Page 7: 2

7

bagaimana usaha pengolahan limbah kulit udang berfungsi dengan baik dan

digunakan secara berkelanjutan dan masyarakat daerah penambakan di desa tersebut

sudah terampil dalam membuat pengawet kitosan.

2.2. Manfaat Luaran:

a. Perubahan mindset petani tambak dalam usaha tambak udang windu yang

berorientasi pada kemandirian untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

b. Memperpanjang daya tahan udang windu ekspor selama proses distribusi serta

memperpanjang lama kadaluarsa untuk produk olahan udang windu dengan

penggunaan pengawet kitosan.

c. Berkurangnya pencemaran dengan memanfatkan dan mengolah limbah kulit

udang windu menjadi kitosan.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut di atas,

diantaranya adalah melalui pendekatan dengan pemerintah Desa Bontolangkasa

dengan Pokdakan Paraikatte serta pengelola Tempat Pelelangan Hasil Tambak untuk

mensinergikan kegiatan-kegiatan dalam program pemerintah desa khususnya yang

berkaitan dengan masalah peningkatan produksi dan kualitas udang windu yang

dihasilkan. Solusi diarahkan melalui penggunaan kitosan sebagai teknologi

pengawetan yang mudah dan terjangkau untuk dilaksanakan oleh kelompok tani

tambak tersebut.

Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program

yaitu dengan mengajak kelompok Daerah Penambakan untuk melaksanakan

perhitungan usaha tambak udang windu dan pengolahannya yang sudah dijalankan,

hasil yang diperoleh serta pencapaian yang diharapkan. Kemudian melakukan

perhitungan dan analisis ekonomi, apabila teknologi pengawetan dengan

menggunakan kitosan diterapkan dan dioptimalkan dengan memanfaatkan limbah

kulit udang yang selama ini tidak diolah bahkan menjadi limbah bagi lingkungan.

Dengan pendekatan tersebut, akan timbul kesadaran usaha yang secara sukarela akan

melaksanakan penerapan IPTEK yang ditawarkan.

Page 8: 2

8

3.2. Rencana Kegiatan

Setelah dilakukan metode pendekatan, kemudian ditawarkan solusi untuk

memecahkan permasalahan dalam bentuk kegiatan diklat dan pelatihan. Kegiatan

diklat bertujuan untuk memberi informasi tentang teknologi pengawetan

menggunakan kitosan yang sehat serta ramah lingkungan yang kemudian

dibandingkan dengan teknologi pengawetan yang telah digunakan sebelumnya oleh

para petani tambak baik dari segi sumber daya manusia, bahan baku hingga analisis

ekonomi. Sedangkan kegiatan pelatihan dan pendampingan bertujuan untuk melatih

para petani tambak dalam memanfaatkan kulit udang menjadi pengawet kitosan

untuk kemudian digunakan sebagai pengawet dalam mengekspor udang windu dan

produk olahannya. Berikut rincian rencana kegiatan:

a. Diklat/Penyuluhan

Diklat rencananya akan dilakukan di sekretariat Pokdakan Paraikatte yang berada

di kompleks Kantor Kecamatan Minasate’ne Jl. H. Jausan No. 39. Peserta diklat

terdiri dari perwakilan dari pihak Pokdakan Paraikatte serta pengelola TPHT.

Penyelenggaraan diklat ini juga akan meminta dukungan dari pemerintah

setempat. Diklat ini bertujuan untuk memberi informasi bagaimana limbah kulit

udang windu diolah menjadi pengawet kitosan yang dapat digunakan untuk

pengawet udang windu ekspor dan menjaga kandungan gizi udang windu selama

delapan minggu serta pengganti pengawet sintetik pada produk olahan udang

windu seperti terasi yang menjadi salah satu hasil olahan Pokdakan Paraikatte.

Informasi ini ditawarkan sebagai solusi permasalahan prioritas yakni masalah

pengawetan dan limbah.

b. Pelatihan dan Pendampingan

Pelatihan dan pendampingan rencananya akan dilaksanakan di lokasi yang sama,

yakni setelah proses diklat berakhir. Pelatihan ini dimulai dengan proses

demonstrasi dan pendampingan pembuatan pengawet kitosan kemudian

dilanjutkan dengan pengaplikasian pengawet pada produk. Adapun langkah-

langkah yang akan dilakukan pada pembuatan kitosan sebagai berikut:

Page 9: 2

9

1) Pengeringan bahan baku dalam hal ini kulit udang, tujuan pengeringan ini

adalah untuk menurunkan kadar air sehingga memudahkan dalam proses

penggilingan.

2) Penggilingan, proses ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan bahan

sehingga dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia pada proses

demineralisasi, deproteinase, pemucatan dan deasetilasi.

3) Pengayakan, bertujuan untuk mendapatkan produk dengan ukuran tertentu

dan seragam.

4) Deminerlisasi bertujuan untuk menghilangkan mineral dalam bahan, hal ini

dilakukan dengan menambahkan larutan HCl 4 N pada suhu 140oC selama

satu jam. Kulit udang mengandung 30 – 50% mineral, kadar ini dipengaruhi

oleh spesies dan faktor lain. Sebesar 8 – 10% dari jumlah tersebut

merupakan kalsium karbonat (Johnson dan Peniston (1982) dalam Karolina,

1995).

5) Pencucian dan penyaringan bertujuan untuk menetralkan pH setelah proses

demineralisasi (pH bahan asam) dan proses deproteinase (pH bahan basa)

6) Deproteinase dilakukan untuk menghilangkan protein dalam produk, hal ini

dilakukan dengan cara menambahkan NaOH 3 N pada suhu 90 oC selama 1

jam.

7) Pemutihan bertujuan untuk mendapatkan kitosan dengan warna putih hal ini

dilakukan dengan cara merendam bahan dalam larutan NaOCl selama 5

menit.

8) Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan kitosan dengan kadar air tertentu

sesuai dengan yang diinginkan, hal ini dilakukan dengan menggunakan drum

dryer. Akan tetapi jika produk yang diinginkan adalah kitosan maka proses

pengeringan ini dilakukan setelah proses deasetilasi terjadi, hal ini bertujuan

untuk penghematan energi.

9) Jika produk akhir yang diinginkan dalam bentuk kitosan, maka ada satu

proses lagi yang harus dilakukan yaitu deasetilasi yaitu dengan cara

melarutkan bahan yang sudah diperoleh ke dalam larutan alkali NaOH pada

Page 10: 2

10

suhu 140oC selama satu jam. Setelah proses ini selesai maka dilanjutkan

dengan proses pengeringan dengan drum dryer.

3.3. Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program

Pihak mitra yang terkait dalam Kelompok Daerah Penambakan Paraikatte,

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Camat

Minasatene dan Kepala Desa Bontolangkasa akan berpartisipasi aktif dalam program

ini sehingga solusi yang ditawarkan betul-betul bisa terimplementasi.

Partisipasi mitra secara langsung yaitu menyiapkan lokasi pelaksanaan

kegiatan dan bersama-sama mempersiapkan sarana dan prasarana lain dalam

mendukung pelaksanaan program ini.

BAB 4. Kelayakan Perguruan Tinggi

4.1. Kinerja Lembaga Penelitin dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Universitas Fajar (UNIFA) adalah salah satu Pergururan Tinggi Swasta di

lingkungan Kopertis Wilayah Sulawesi yang berada di bawah Yayasan Pendidikan

Fajar Ujung Pandang (salah satu unit dari kelompok Fajar Grup (HARIAN FAJAR-

JAWA POS) dengan fokus utama pada usaha media cetak yang tersebar dan terbesar

di Kawasan Timur Indonesia). Sebagai Perguruan Tinggi, UNIFA mengemban tiga

tugas utama yang harus dilaksanakan yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian

pada Masyarakat yang dikenal dengan istilah “Tridharma Perguruan Tinggi”. Dalam

mengemban tugas Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, UNIFA mempunyai

Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) yang berfungsi

sebagai motivator, fasilitator dan koordinator berbagai kegiatan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang sangat penting artinya bagi sebuah Perguruan

Tinggi yang mau melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi secara optimal.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas

Fajar sangat menyadari pentingnya melaksanakan program-program kegiatan

pengabdian pada masyarakat sehingga tidak sedikit anggaran yang disediakan untuk

pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

Beberapa aktivitas Pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilakukan dua tahun

terakhir yaitu:

Page 11: 2

11

- Telah mengadakan MoU dengan beberapa perusahaan, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Daerah antara lain dengan PT Tonasa Tbk, Pemprov SulSel, Pemda

Bantaeng, Pemda Pangkep.

- Pada tahun 2010 melakukan kegiatan pengabdian di Kabupaten Gowa dalam

kegiatan budidaya jamur merang dan di pasar Panakukang kota Makassar dalam

kegiatan pengolahan sampah organik menjadi pupuk.

- Setiap tahun mengadakan kegiatan-kegiatan Broadcasting pada masyarakat dalam

bentuk pelatihan-pelatihan.

4.2. Sumberdaya Manusia dan Fasilitas

4.2.1. Sumberdaya Manusia

Untuk pelaksanaan kegiatan/program ini, maka susunan tim yang akan

mendampingi pelaksanaan program adalah :

No. Nama JurusanBidang

Keahlian Keterangan

1 Selfina Gala, S.T., M.T.TeknikKimia

TeknologiProses

PerguruanTinggi

2 Andi Nuraliyah, S.T., M.Si.TeknikKimia

TeknologiProses

PerguruanTinggi

3 Tahang, S.T., M.T.Teknik

ArsitekturTeknik

ArsitekturPerguruan

Tinggi

4 Andi Nina Asriana, S.Si. Kimia KimiaTenaga

Penunjang

5 Ersadi Hasan, SE - -Mitra (KetuaPokdakan)

6 H. Basri Sanang - -

Mitra (KepalaTPHP Kali

Bone)

4.2.2. Fasilitas

Untuk menunjang pelaksanaan program ini, Perguruan Tinggi

khususnya Jurusan Teknik Kimia Universitas Fajar memiliki sarana dan

prasarana di Laboratorium Kimia untuk membantu menghasilkan pengawet

kitosan yang akan dibutuhkan.

Page 12: 2

12

BAB 5. Biaya dan Jadwal Kegiatan

5.1. Anggaran Biaya

5.1.1. Korelasi antara Kegiatan dengan Biaya

Komponen RAB Ketentuan

Gaji/Upah Meliputi biaya untuk honor pengabdi utama, pengabdi

anggota, Tenaga penunjang, sekretariat, dan koordinator

kegiatan

Biaya Peralatan

dan Bahan

Meliputi Belanja penggunaan semua peralatan dan

bahan yang digunakan untuk menhasilkan kitosan.

Bahannya berupa material dasar beserta reagen yang

merupakan bahan habis pakai untuk mendukung

program pengabdian kepada masyarakat

Biaya Perjalanan Meliputi biaya untuk perjalanan dari dan ke lokasi

pengabdian yakni kampus UNIFA- Desa Bontolangkasa

yang ditempuh melalui jalur darat sejauh 68 km .

Biaya Lain-lain meliputi belanja untuk ATK serta jamuan selama diklat

dan pendampingan berlangsung dan biaya pembuatan

laporan dan evaluasi kegiatan pengabdian..

5.1.2. Usulan Biaya

Rancangan biaya program terintegrasi dan berkelanjutan dalam satu tahun

dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

A. Honorarium / Upah

No. Pelaksana Kegiatan Jumlah Upah (Rp) JumlahBulan Total Biaya (Rp)

1. Ketua 1 700.000 8 5.600.000

2. Anggota 2 450.000 8 7.200.000

3. Tenaga Pendukung 1 200.000 8 1.600.000

Jumlah Rp. 14.400.000,-

Page 13: 2

13

B. Peralatan Dan Bahan Habis.

1. Peralatan:

No Uraian Jumlah/ Satuan Biaya Satuan(Rp) Biaya (Rp)

1 Penggiling 1 unit 5.000.000 5.000.000

2 Mesin Diesel 1 unit 10.000.000 10.000.000

3 Sekop 2 unit 50.000 100.000

4 Unit Pengayakan 1 unit 500.000 500.000

5 Unit Perendaman 2 unit 1.500.000 3.000.000

6 Unit penyimpanan 2 unit 1.000.000 2.000.000

7 Termometer digital 1 unit 100.000 100.000

8 pHmeter Merck 1 unit 700.000 700.000

9 Tabung LPG 12 kg 1 tabung 500.000 500.000

Jumlah Rp.21.900.000

2. Bahan Habis:

No Uraian Jumlah/Satuan

Biaya Satuan(Rp) Biaya (Rp)

1 Udang windu super 5 kg 80.000 400.000

2 Bahan bakar mesin 100 L 5000 500.000

3 Limbah kulit udang 10 kg 1000 10.000

5 HCl Teknis 10 L 50.000 500.000

6 NaOH Teknis 10 L 45.000 450.000

7 H2O2 Teknis 5 L 150.000 750.000

8 Listrik 6 bulan 100.000 600.000

9 LPG isi 12 kg 2 tabung 85.000 170.000

10 Aquades 100 L 5.000 500.000

Jumlah Rp.3.880.000,-

Total Peralatan dan bahan (1 + 2) : Rp. 25.780.000,-

Page 14: 2

14

C. Biaya Perjalanan

No. Uraian VolumeBiaya

Satuan(Rp)

Biaya (Rp)

1. Sosialisasi (Makassar- Bontolangkasa) 3 orang 500.000 1.500.000

2. Diklat (Makassar- Bontolangkasa) 4 orang 500.000 2.000.000

3. Pendampingan pada pelatihan(Makassar- Bontolangkasa) 7 orang 500.000 3.500.000

Jumlah Rp 7.000.000

D. Biaya lain-lain

No. Uraian Volume Biaya/satuan(Rp)

Biaya (Rp)

1. White board 1 unit 300.000 300.0002. Spidol 1 dos 125.000 125.0003. Penghapus 1 unit 10.000 10.0004. Penggandaan Panduan Diklat 20 orang 10.000 200.0005. Konsumsi/jamuan diklat 20 orang 25.000 500.000

6 Penggandaan dan jilid laporan 6 rangkap 50.000 300.000

7. Penyusunan dan pengirimanlaporan kemajuan dan laporanakhir

500.000

8. Seminar Laporan Pengabdian 300.000 300.0009 Publikasi 500.000 500.000

Jumlah Biaya Rp 2.735.000,-

Rekapitulasi BiayaNo. Uraian Jumlah (Rp) Persentase

1. Honorarium/Upah 14.400.000 28,85%

2. Peralatan dan Bahan 25.780.000 51,65%

3. Biaya Perjalanan 7.000.000 14,02%

4. Biaya lain-lain 2.735.000 5,48%

Jumlah Biaya Rp. 49.915.000,- 100%

Terbilang: Empat Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Belas RibuRupiah

Page 15: 2

15

5.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan, dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut:

Uraian Kegiatan Bulan Ke-

I II III IV V VI VII VIII

Persiapan peralatan danbahan bakuSosialisasi ke pihak mitra

Diklat

Pendampingan pembuatankitosan dan PemanfaatanprodukMonitoring dan Evaluasi

Pembuatan Laporan AkhirKegiatan

Page 16: 2

16

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau.2008. Selayang PandangParaikatte. Pangkep.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2008. Budi Daya Udang dan Ikan Bandeng.Pangkep.

Herman, Agus S. Studi Ekstraksi Khitosan dari Kulit Udang Windu (Penaeusmonodon) dan Aplikasinya sebagai koagulan Protein Limbah Cair Pengolahan Ebi .Fakultas Perikanan-IPB. Bogor

Johnson, E.L. dan Q.P. Peniston. 1982. Utilization of shelfish wastes forproduction chitosan and chitosan. Chemistry and biochemistry of marine product.The Avi Publishing Company. Inc. Westport. Conecticut.

Oh et al. 2000. Effect of chitosan addition on dough and cooking properties oforiental wet noodles and antimicrobial activities during storage. ITF AnnualMeeting, June 10-14 Dallas, TX.

Rismana. 2001. Konversi Kitin dari Kulit Udang menjadi Kitosan. Jurusan TeknikKimia, Politeknik Negeri Bandung.

Simpson et al. 1997. Utilization of Chitosan for preservation of raw shrimp. FoodBiotechnology.

Suseno, H.S. 2006. Pelatihan Pembuatan Pengawet Alami dari Kitosan dan TeknikAplikasinya pada Pengolahan Ikan. Institut Pertanian Bogor.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta

Page 17: 2

17

LAMPIRAN:

Lampiran 1. Biodata Tim Pengusul

I. Ketua Tim:A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Selfina Gala, ST., MT2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jabatan Fungsional Lektor4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 09022085 NIDN 09250171026 Tempat dan Tanggal Lahir Pomalaa, 25 Januari 19717 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 0813546074749 Alamat Kantor Jl. Racing Centre No. 101, Makassar10 Nomor Telepon/Faks (0411) 459938 / (0411) 45906511 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 2 orang12 Mata Kuliah yg diampu Azas Teknik Kimia

Teknologi OleokimiaKimia OrganikProses Industri Kimia

B RIWAYAT PENDIDIKAN

S-1 S-2Nama Perguruan Tinggi UKIP ITSBidang Ilmu Teknik Kimia Teknik KimiaTahun Masuk-Lulus 1993-1998 2004-2006Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Prarancangan Pabrik

Crude Agar-agar DariAlga Merah

Pembuatan Poliol dariMinyak Nabati denganReaksi Epoksidasi danHidroksilasi

Nama Pembimbing/Promotor Prof Dr. Ir. TjodiHarlim

Prof. Dr. Ir. Mahfud,DEA

C. PENGALAMAN PENELITIAN (5 tahun terakhir)

No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

1 2008 Hidrolisis Pati Aci Sagu pada Suhu Lebih dari100oC

Mandiri

2 2009 Sintesa Sirup Glukosa dari Tepung Tapiokadengan metode Enzimatis

Mandiri

Page 18: 2

18

3 2010 Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Biji NangkaPada Tekanan Atmosfir

PDM

4 2010 Pembuatan Bioetanol Menggunakan BakteriZymomonas Mobilis Dari Glukosa HasilHidrolisa Enzimatik Umbi Talas

PDM

5 2011 Sintesa Poliol dari Minyak Sawit dengan ReaksiEpoksidasi dan Hidroksilasi

PDM

D PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNo Tahun Judul Pengabdian pada Masyarakat Sumber Dana

1 2010 Iptek bagi masyarakat dengan kegiatan budidayajamur merang di Desa Bontoala KabupatenGowa Sulawesi Selatan.

DIKTI

2 2010 Bina Lingkungan PT Semen Tonasa di PangkepSulawesi Selatan

PT. SEMEN

TONASA

E PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1 2008 Hidrolisis Pati Aci Sagu padaSuhu Lebih dari 100oC

Vol. 1 No. 1 Jurnal IlmiahADIWIDIA

2 2009 Sintesa Sirup Glukosa dariTepung Tapioka denganmetode Enzimatis

Edisi Juli 2009 Jurnal IlmiahADIWIDIA

3 2011 Sintesa Poliol dari MinyakSawit dengan ReaksiEpoksidasi dan Hidroksilasi

Vol. 12 No. 2

Desember 2011

Jurnal IlmiahdanPendidikanKimia“CHEMICA”

F. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA PERTEMUAN / SEMINAR ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIRNo Nama

PertemuanIlmiah /Seminar

Judul Artikel Waktu danTempat

1 Seminar HasilPenelitianDosen Muda

Pembuatan Bioetanol MenggunakanBakteri Zymomonas Mobilis DariGlukosa Hasil Hidrolisa EnzimatikUmbi Talas

Tahun 2010(UKIP,

Makassar)

Page 19: 2

19

2 SeminarNasionalPenelitianDosen Muda

Sintesa Poliol dari Minyak Sawitdengan Reaksi Epoksidasi danHidroksilasi

Tahun 2011(Kopertis IX,

Makassar)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam pengajuan proposal pengabdian bagi masyarakat.

Makassar 20 Mei 2012Ketua Tim Pengusul,

Selfina Gala, ST., MT.NIDN. 0925017102

Page 20: 2

20

Page 21: 2

21

II. Anggota Tim

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Andi Nuraliyah, ST., MT.2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 09037085 NIDN 09200174036 Tempat dan Tanggal Lahir Soni, 20 Januari 19747 E-mail [email protected] Nomor Telepon/Faks/HP 0813282636409 Alamat Kantor Jl. Racing Centre No. 101, Makassar10 Nomor Telepon/Faks (0411) 459938 / (0411) 45906511 Alamat e-mail [email protected] Mata Kuliah yg diampu - Operasi Teknik Kimia

- Kalkulus- Proses Industri Kimia- Kimia Fisika

B RIWAYAT PENDIDIKANS-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi UMI UGMBidang Ilmu Teknik Kimia Teknik KimiaTahun Masuk-Lulus 1991-1998 2003-2005Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Prarancangan Pabrik

Minyak Laka (CashewNut Shell Liquid/CNSL)dari Kulit MeteGelondong

Perlakuan PanasPirolisis Pelepah SalakUntuk Sintesis Bio-Oildalam Reaktor FixedBed.

Nama Pembimbing/Promotor Prof. Dr. Ir. Tjodi Harlim Prof. Dr. Ir. AriefBudiman

C. PENGALAMAN PENELITIAN (5 tahun terakhir)

No Tahun Judul Riset Sumber Dana

1 2008 Pengaruh Vitamin C Terhadap WaktuPenyimpanan Sirup Jambu Mete

Mandiri

2 2010 Analisis Efektivitas Zeolit dalam MenyerapLimbah Cair Organik Cold Storage

PD Pemula

3 2011 Pembuatan Bioetanol Menggunakan KhamirSaccharomyces Cerevisiae dan BakteriZymomonas mobilis dari Glukosa Nira batangSorgum Manis.

PDM

Page 22: 2

22

D PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNo Tahun Judul Pengabdian pada Masyarakat Sumber Dana

- - - -

E PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1 2010 Pengaruh Suhu PirolisisPelepah salak (SalaccaEduis) Untuk Sintesis Bio-oil Dalam Reaktor FixedBed

Vol. V No. 1 Jurnal IlmiahMulti Teknik

2 2011 Kinetika Reaksi PengaruhPerlakuan Panas FastPirolisis pelepah salakUntuk Sintesis Bio-Oildengan MenggunakanReaktor Fixed Bed

Volume 3 No. 3

September 2011

Jurnal Teknologidan Insustri“FAQIH”

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam pengajuan proposal pengabdian bagi masyarakat.

Makassar, 20 Mei 2013\ Pengusul,

Andi Nuraliyah, ST., MT. NIDN. 0920017403

Page 23: 2

23

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Tahang, ST., MT.2 Jenis kelamin Laki-laki3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 09021085 NIDN 09210474046 Tempat dan Tanggal Lahir Toangkajang, 21 April 19747 Alamat Rumah Bumi Permata Sudiang Blok G7/21,

Makassar8 Nomor Telepon/Faks/HP 081242466769 Alamat Kantor Jl. Racing Centre No. 101, Makassar10 Nomor Telepon/Faks (0411) 459938 / (0411) 45906511 Alamat e-mail [email protected]

B RIWAYAT PENDIDIKAN

S-1 S-2Nama Perguruan Tinggi UMI Makassar UNHAS MakassarBidang Ilmu Teknik Arsitektur Teknik ArsitekturTahun Masuk-Lulus 1995-2000 2005-2007

C. PENGALAMAN PENELITIAN (5 tahun terakhir)

No Tahun Judul Riset Sumber Dana

1 2001 Pusat Studi Astronomi di Malino Mandiri

2 2007 Kenyamanan Thermal dalam Ruang SholatMasjid Raya Makassar

Mandiri

3 2012 Akulturasi Budaya pada Bentuk Arsitekturpada Makam Raja-raja Makassar di SulawesiSelatan

Mandiri

D PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNo Tahun Judul Pengabdian pada Masyarakat Sumber Dana

- - - -

E PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL

No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1 2008 Kenyamanan Thermalpada Ruang Sholat MasjidRaya Makassar

Vol. V No. 1 Jurnal IlmiahMulti Teknik

Page 24: 2

24

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam pengajuan proposal pengabdian pada Masyarakat.

Makassar 20 Mei 2013 Pengusul,

Tahang, ST., MT. NIDN. 0921047404

Page 25: 2

25

III. Tenaga Penunjang

1. Data PribadiNama : Andi Nina Asriana, S.Si

Jenis kelamin : PerempuanTempat,tanggal lahir : Ujungpandang, 15 Nopember 1985

Kewarganegaraan : IndonesiaStatus perkawinan : Belum nikah

Agama : IslamAlamat KTP : Graha Swarna Residence A17, Jl. Ikan Kakap, Kel.

Tunjung Sekar, Kec. Lowokwaru, Malang-JATIMAlamat domisili : Jl. Batua Raya No 20 B, Kel. Paropo, Kec.

Panakkukang Makassar, Sulawesi SelatanHandphone : 0852 554 65700

E-mail : [email protected]

2. Pendidikan Formal1992-1998 : SD Inp. Batua I Makassar

1998-2001 : SMP Neg. 8 Makassar2001-2004 : SMA Neg. 5 Makassar

2004-2010 : Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar

3. PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKATNo. Kegiatan Sifat / Peranan Keterangan1.

2.

3.

Pembuatan Bagea AnekaRasa

Daur Ulang LimbahSampah Minuman KotakMenjadi Bosara

Analisis TNTP padaDrainase Perkotaan

Kewirausahaan

PangabdianMasyarakatPenelitian

-

Lolos Seleksi PimnasSemarang 2008

Lolos Seleksi PKMMMakassar 2009

Syarat Kelulusan S1

Page 26: 2

26

4. PUBLIKASI (JURNAL INTERNASIONAL, JURNAL NASIONAL, BUKU,HKI, SEMINAR dll)

No. JudulPeran

(JumlahAnggota)

Tahun Keterangan

1 Analisis Drainase Perkotaan 4 orang 2009 Jurnal AmericanChemical Society

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dandapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyatadijumpai ketidaksesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satupersyaratan dalam pengajuan proposal IbM.

Makassar, 20 Mei 2013

Andi Nina Asriana, S.Si.

Page 27: 2

27

Lampiran 2. Gambaran Penerapan IPTEK

Air Pencucian +Protein

Air Pencucian +Carbonat

Limbah Kulit Udang

Penggilingan

Pengayakan

Demineralisasi

Pencucian dan Penyaringan

HCl 4 N; 1 Jam 140 oCNisbah 1: 6 (b/v)

kitosan

Deproteinase

Pencucian dan Penyaringan

Pemutihan

Pencucian

Pengeringan

0,35% NaOCl didiamkan5 menit pada suhu kamarNisbah 1: 10 b/v

NaOH 3 N; 1 Jam 90 oCNisbah 1: 6 (b/v)

NaOH 4 N; 1 Jam 140 oCNisbah 1: 6 (b/v)

Pengeringan

Deasetilisasi

Udang Ekspor Terasi, ebi, & tepungebi

TPHT

Page 28: 2

28

Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah Kedua Mitra

T Rest area Japing-Japing U S

Jl. Poros Pangkep --- Maros B

Kec. Minasate’ne

Jl. H. Jausan No. 39

Bandara S.Hasanuddin

Maros

Pangkep

Page 29: 2

29

Lampiran 4.

Page 30: 2

30