25055970 Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap

87
HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS UNGGULAN DAN KELAS BIASA SD NEGERI TEMPELAN 2 KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN 2006 – 2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Nama : RA. Dewi Sekar Melati NIM : 6101403002 Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Transcript of 25055970 Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap

  • HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN MINAT

    TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

    PADA SISWA KELAS UNGGULAN DAN KELAS BIASA

    SD NEGERI TEMPELAN 2 KECAMATAN BLORA

    KABUPATEN BLORA TAHUN 2006 2007

    SKRIPSI

    Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    Nama : RA. Dewi Sekar Melati

    NIM : 6101403002

    Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

    Rekreasi

    Fakultas : Ilmu Keolahragaan

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2007

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Alasan Pemilihan Judul

    Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas

    sumber daya manusia, karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan dasar

    perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh terutama Sekolah Dasar yang

    merupakan pondasi bagi seluruh jenjang pendidikan, karena di Sekolah Dasar

    dasar-dasar ilmu, kecakapan dan perilaku diberikan, sehingga di Sekolah Dasar

    perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan yang seksama dengan senantiasa

    meningkatkan kualitasnya melalui suatu pola pembinaan wawasan keunggulan.

    Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

    keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,

    kesegaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

    keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas

    jasmani dan olahraga. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran

    pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan

    jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia

    untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang

    searah dengan perkembangan zaman (Depdiknas, 2003:1)

    Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi, setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk

    meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih

  • 2

    bagi negara maju, dimana manusianya dapat dikatakan sangat kurang dalam

    gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan

    dalam metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darah

    dan juga sistem syarafnya.

    Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani yang diberikan pada para

    pelajar sudah tercantum dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang

    pendidikannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa

    seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah

    seharusnya dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat

    memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti suatu kesegaran jasmani.

    Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan

    bangsa dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek

    utamanya adalah anak-anak sekolah, yang kelak akan meneruskan pembangunan

    nasional bangsa.

    Pengembangan kesegaran jasmani dalam pendidikan diberikan sejak usia

    dini di bangku sekolah dasar melalui pendidikan jasmani. Menurut standar

    kompetensi mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar, Pendidikan Jasmani

    adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

    direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan individu

    secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional (Depdiknas,

    2003:1).

  • 3

    Usaha untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani bagi para peserta didik

    dengan sendirinya tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-

    faktor tersebut antara lain adalah :

    1. Sumber makanan dan gizi yang dikonsumsi oleh siswa.

    2. Waktu tidur dan istirahat yang dilakukan.

    3. Aktivitas gerak dan latihan olahraga.

    4. Lingkungan dimana siswa bertempat tinggal

    Apabila semua faktor tersebut sudah terpenuhi pelajar akan dapat dengan

    mudah merespon pelajaran yang diberikan oleh guru.

    Sekolah Dasar Negeri Tempelan 2 Blora contohnya merupakan salah satu

    sekolah yang diunggulkan oleh Kabupaten Blora. Memiliki 12 kelas yang terdiri

    dari 3 kelas Unggulan (IV, V, VI) dan 9 kelas biasa (I.A, I.B, II.A, II.B, III.A,

    III.B, IV, V, VI). Adapun Kelas Unggulan menurut Suhirmanto, Kepala Sekolah

    SD Negeri Tempelan 2 Blora tersebut menjelaskan bahwa "Kelas Unggulan

    adalah suatu kelas yang diunggulkan yang terdiri dari siswa siswi pilihan yang

    dapat diadu kualitas akademiknya dibandingkan kelas biasa. Kelas Unggulan

    ini lahir pada tahun 1997 sebagai satu-satunya sekolah dasar unggulan yang ada

    di Kabupaten Blora, dengan adanya prestasi yang sangat memuaskan pada masa

    itu dibentuknya kelas unggulan yang telah diresmikan oleh Kepala Dinas Jawa

    Tengah (SK. Nomor 1370 / 103.16.f / DS / 97).

  • 4

    Tabel 1

    Tabel Daftar Prestasi SD Negeri Tempelan 2 Blora Setelah Kelas Unggulan Di Resmikan

    N JUARA TINGKAT PRESTASI

    1. I Juara cerdas tangkas tingkat Kab. Blora 2. II LCC Dokter Kecil Tingkat Kab. Blora 3. II Lomba Parade Takbir Tk. SD / MTs 1998 4. II Lomba Karaoke Tk. SD Kec. Blora 1998 5. I LCT Matematika Tingkat Kab. Blora 1998 6. II Karnaval HUT 54 Kab. Blora 1999 7. II Lomba Macapat Putri Tingkat Jawa Tengah 1999 8. I Lomba Mengarang Tingkat SD Kab. Blora 1999 9. III Pesta Siaga Tergiat Putra Tk. Pembantu Gubernur

    Wilayah Pati 1999 10. I Lomba Lukis HUT ABRI Jakarta 1999 11. I Lomba Gerak dan Lagu Tk. SD Kab. Blora 2000 12. II Lomba Mewarnai Gambar Tk. SD Kab. Blora 2000 13. II Lomba Peragaan Busana Anak Berpasangan Kab.

    Blora 2000 14. II Lomba Cerdas Cermat MTK 2000 15. II Sepeda Hias Kab. Blora 2001 16. I LCC Matematika ke 252 Tk. Kab. Blora 2001 17. I LCC MIPA Tk. Kab. Blora 2002 18. II LCC Matematika Tk. Kab. Blora Ke 253 2002 19. I LCC Matematika Kab. Blora 2002 20. I LCT Tk. SD PISO 2002 21. II LCC Matematika TK. Kab. Blora Ke 254 2003 22. III LCC Dokter Kecil Tk. Kab. Blora 2003 23. Harapan I Lomba Menyanyi HARDIKNAS 2004 24. I Paduan Suara HARDIKNAS 2004 25. I Olimpiade Matematika Tk. Kab. Blora 2004 26. I Olimpiade IPA Tk. Kab. Blora 2004 27. I Lomba Mapel IPS Tk. Kab. Blora 2004 28. I Lomba Sinopsis Dalam Rangka Lomba Mapel Tk.

    Kab. Blora 29. I Lomba Pengetahuan Umum Beregu Tk. Kab. Blora

    2004 30. I Lomba Macapat Tk. Kab. Blora 2004 31. I Lomba Paduan Suara Tk. Kab. Blora 2004

    Mendapat Tropi TV 24 in 32. I Lomba Tenis Lapangan Tk. Kab. Blora 2004 33. I Lomba Tenis Meja Tk. Kab. Blora 2004

  • 5

    34. I Lomba Seni Tari Tk. Kab. Blora 2004 35. I Regu Tergiat Putra Tk. Kab. Blora 2005 36. I LCC MIPA Tk. Kab. Blora 2006 37. II LCC Matematika Putra Tk. Kab. Blora 2006 38. I LCC Matematika Kab. Blora 2006 39. I Lomba Siswa Teladan Putra 2006 40. I Lomba Siswa Teladan Putri 2006 41. II Lomba Nyanyi Tunggal Putra 2006 42. III Lomba Nyanyi Tunggal Putri 2006 43. I Lomba Sekolah Sehat Tk. Kab. Blora 2006 44. III Lomba Olimpiade Sains IPA Tk. Kab. Blora 2006

    Dapat dilihat daftar prestasi SD Negeri Tempelan 2 Blora sebagian besar

    bahkan 80 % dari hasil prestasi menunjukkan bahwa siswa hanya meraih juara

    dalam prestasi akademik saja. Semua terjadi dikarenakan aktivitas fisik yang

    kurang dilakukan oleh siswa SD Negeri Tempelan 2 Blora. Mata pelajaran

    pendidikan jasmani diberikan satu kali dalam seminggu. Sedangkan

    ekstrakurikuler yang diberikanpun bersifat hanya mengasah ketrampilan

    akademik saja dan bukan kondisi fisik yang sangat penting dilakukan untuk

    memperoleh kesegaran jasmani yang didibutuhkan oleh siswa.

    Dasar untuk mendapatkan siswa yang memiliki prestasi baik, di awal

    tahun pelajaran diadakan seleksi prestasi belajar siswa kelas IV (empat), pada

    SD Inti dan SD Imbas dalam satu gugus, dan siswa yang terpilih dikelompokkan

    ke kelas unggulan pada SD Inti, sedangkan siswa kelas IV pada SD Inti yang

    tidak terpilih menjadi siswa kelas unggulan tetap menjadi siswa sekolah pada

    SD Inti, sehinga SD Inti yang menyelenggarakan kelas unggulan memiliki kelas

    IV (empat) 2 kelas. Seleksi yang dilakukan pada anak-anak yang menunjukkan

  • 6

    prestasi tinggi sejak kelas I s.d. kelas III. Oleh karena itu dilakukan penelusuran

    minat dan bakat serta prestasi siswa kelas rendah.

    Perbedaan kelas unggulan dengan kelas biasa menurut Suhirmanto, yaitu

    kelas unggulan memiliki siswa pilihan dan juga memiliki jam tambahan

    khusus contoh jadwal wajib harian sekolah pagi masuk pukul 07.00 12.40

    WIB, memiliki guru mata pelajaran khusus dalam setiap pelajaran yang

    diajarkan dan tambahan sekolah sore pukul 15.00 - 17.00 WIB serta masih ada

    tambahan ekstrakurikuler yang diberikan pada hari jumat dan sabtu sore.

    Sedangkan kelas biasa hanya memiliki kelas pagi saja masuk pukul 07.00 -

    12.40 WIB dan hanya memiliki guru kelas saja. Dan di sore harinya siswa

    kelas biasa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler antara lain yaitu drum

    band, senam lantai, simpoa, komputer dll. Dengan demikian dapat dilihat

    tingkat keunggulan dari segi fasilitas mengajar dan kepadatan pendidikan yang

    ditempuh oleh siswa unggulan dari pada siswa biasa.

    Dilihat dari segi kurikulum yang dipakai menurut Kepala SD Negeri

    Tempelan 2 menerangkan bahwa "Sistem pengajaran menggunakan gabungan

    antara GBPP ( Garis-garis Besar Pokok Pengajaran ) dengan KBK (Kurikulum

    Berbasis Kompetensi). Semua ini dikarenakan penataran tentang sistem yang

    dipakai oleh KBK itu sendiri baru didapat bulan Maret 2005 kemarin,

    sedangkan pada penerapannya, sekolah harus menyesuaikan diri terlebih

    dahulu karena sistem KBK ini membutuhkan biaya yang cukup banyak

    sehingga pihak sekolah memilih jalan dalam masa peralihan dilakukan secara

  • 7

    perlahan sehingga tidak menjadikan beban terlalu berat bagi siswa yang

    menerima ataupun guru pengajar itu sendiri ".

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas unggulan

    memiliki kepadatan waktu yang sangat padat dalam menempuh pelajaran

    dibandingkan siswa kelas biasa. Walaupun segi akademik sangat mendukung

    tingkat kecerdasan IQ siswa, tetapi dilihat dalam segi kesegaran jasmani siswa

    unggulan sangat kurang dikarenakan sangat terbatasnya waktu yang diperoleh

    siswa untuk mengolah fisiknya. Sehingga dapat dilihat siswa siswi unggulan

    terkesan lemah dalam aktivitas yang melelahkan.

    Dengan latar belakang diatas, maka diadakan penelitian dengan judul

    "Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap Mata Pelajaran

    Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan Dan Kelas Biasa SD Negeri

    Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007 ".

    1.2. Permasalahan

    Permasalahan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

    1.2.1. Bagaimana Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007 ?

    1.2.2. Bagaimana Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Kelas Biasa

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007 ?

  • 8

    1.2.3. Apakah ada Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani dan Minat Terhadap

    Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007 ?

    1.2.4. Apakah ada Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani dan Minat Terhadap

    Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Kelas Biasa

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007 ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan masalah penelitian, maka tujuan yang akan dicapai dalam

    penelitian ini adalah :

    1.3.1. Untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Kelas

    Unggulan SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora

    Tahun 2006-2007.

    1.3.2. Untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Kelas Biasa

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007.

    1.3.3. Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat

    Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan

    SD. Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-

    2007.

  • 9

    1.3.4. Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat

    Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Biasa SD.

    Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007.

    1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

    Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah :

    1.4.1 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil

    penelitian.

    1.4.2. Dapat dijadikan suatu masukan bahwa dengan meningkatkan fasilitas

    akademik dengan menambah jam mata pelajaran yang diterima siswa

    dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani siswa.

    1.4.3. Sebagai bahan informasi alat evaluasi terhadap guru Pendidikan Jasmani

    yang mengajar di SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten

    Blora.

    1.4.4. Sebagai salah satu syarat mencapai kelulusan penulis, dalam

    menyelesaikan Program Studi Strata 1 di Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Semarang.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    Sebagai dasar pedoman acuan berfikir yang digunakan dalam pemecahan

    permasalahan pada landasan teori diambil beberapa pendapat dari para ahli.

    Maka dalam penelitian ini akan dikemukakan tentang.

    2.1. Pengertian Kesegaran Jasmani

    Menurut Karpovich dalam (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang

    dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) Kesegaran Jasmani didefinisikan sebagai

    kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja

    muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Seseorang

    yang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi tuntutan

    fisik tertentu.

    Kesegaran Jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

    melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa lelah berlebihan dan masih

    mamiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu luang dan kegiatan-kegiatan

    yang sifatnya mendadak (Presiden Council of Fhysical Fitnes and Sport,

    Physical Fitness Research Desert, series, No.1 Washington DC 1071).

    (Purnomo Ananto, 2000:25)

    Ahli-ahli Pendidikan Jasmani menyatakan bahwa : Kesegaran jasmani

    adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan suatu kerja tertentu

    dengan hasil baik / memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti. (Sudarno,

    1992:9)

  • 11

    Kesegaran jasmani adalah kondisi kesegaran jasmani yang bersangkut

    paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara

    optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kesegaran jasmani itu

    merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani

    senyawa dengan hidup manusia. Kesegaran jasmani dapat memberikan corak

    kualitas hidup manusia. (Depdiknas, 1995:1).

    Definisi yang dirumuskan dari hasil Seminar Kesegaran Jasmani

    Nasional yang diselenggarakan oleh Derektorat Jenderal Olahraga dan Pemuda

    pada tanggal 16-20 Maret 1971 di Jakarta, memaparkan bahwa physical fitness

    adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa

    menimbulkan kelelahan yang berarti.

    Jadi Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu

    menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan berarti,

    dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, maupun untuk menikmati waktu

    senggang dengan rekreasi aktif.

    2.1.1. Komponen Kesegaran Jasmani

    Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka baru

    dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kesegaran

    jasmani yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun masing-

    masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada

    kesegaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya

  • 12

    atau kesegaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya harus dalam

    kategori baik.

    2.1.1.1. Menurut Purnomo Ananto, 2000:25

    Komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya

    adalah :

    1. Daya Tahan Jantung dan paru-paru (cardiorespiratory endurance)

    Daya tahan jantung dan paru-paru dapat diartikan sebagai kemampuan

    untuk melanjutkan tugas-tugas berat yang melibatkan kelompok-kelompok otot

    besar untuk jangka waktu yang lama. Kemampuan sistem peredaran darah

    pernafasan bertugas menyesuaikan dan memulihkan kesegaran fisik dari efek-

    efek latihan atau pekerjaan keseluruhan tubuh. Tingginya kapasitas kerja fisik,

    yang merupakan kemampuan untuk melepaskan jumlah energi yang relatif

    tinggi dalam suatu jangka waktu yang lama.

    2. Komposisi Tubuh (body composition)

    Komposisi tubuh mengacu pada jumlah relatif dari lemak tubuh

    dibanding dengan jumlah jaringan aktif.

    3. Kelenturan (flexibility)

    Kapasitas fungsional yang menunjukkan keleluasaan gerak dari sendi-

    sendi dan otot untuk bergerak secara penuh.

    4. Kekuatan Otot (muscular strength)

    Kekuatan atau upaya maksimal yang dapat digunakan untuk melawan

    beban.

  • 13

    5. Daya Tahan Otot (muscular endurance)

    Kemampuan otot untuk digunakan secara berulang-ulang atau

    mempertahankan konstraksi otot selama periode waktu tertentu.

    2.1.1.2. Menurut Casady, Mapes, dan Alley, 1971:8 yang dikutip oleh

    Sudarno,SP, 1992:9.

    Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dimaksud :

    1. Kesehatan yang baik

    2. Kekuatan

    3. Kelincahan

    4. Ketahanan muskular

    5. Kecepatan

    6. Keseimbangan

    7. Kelentukan

    8. Koordinasi

    9. Ketahanan Radiorespiratori

    10. Berat badan yang sesuai

    11. Kemampuan motorik umum

    12. Ketangkasan Neuromuskular

    2.1.1.3. Menurut Nurhasan, 2001:133

    Secara umum komponen kesegaran jasmani atau unsur unsur yang

    terdapat pada kesegaran jasmani ada dua yaitu :

  • 14

    Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi :

    1. Daya Tahan Jantung ( cardiovaskuler )

    Daya tahan kardiofaskuler adalah kesegaran sistem jantung, paru dan

    pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja

    dalam mengambil oksigen dan menyalurkan kebagian yang aktif sehingga dapat

    dipergunakan pada proses metabolisme tubuh.

    2. Kekuatan otot (strenght )

    Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya.

    Serabut otot yang ada didalam otot akan memberikan respon / tanggapan apabila

    dikenakan beban atau tahanan dalam latihan. Tanggapan atau respon ini

    membuat otot lebih efisien dan mampu memberikan respon lebih baik kepada

    sistem urat syaraf pusat.

    3. Daya Tahan Otot ( Ketahanan Muskular )

    Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot

    untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulangulang terhadap suatu

    beban dalam jangka waktu tertentu.. jadi daya tahan otot merupakan kemampuan

    mengatasi kelelahan otot.

    4. Kelentukan ( flexibilitas )

    Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan

    gerak yang luas.

    5. Komposisi Tubuh

    Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat

    lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas masa otot (4050 %), tulang (16

  • 15

    18%) dan organorgan tubuh (2939%). Berat lemak dinyatakan dalam

    persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat dikatakan makin

    kecil persentase lemak makin baik kinerja seseorang.

    Kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan kesegaran jasmani,

    meliputi :

    1. Kelincahan ( agility)

    Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau

    bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

    2. Kecepatan ( speed )

    Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan atau bergerak dengan

    sangat cepat, seperti semua kemampuan biomotor kecepatan dapat dirinci

    menjadi dua tipe yaitu kecepatan maximal dan kecepatan terkontrol.

    3. Keseimbangan

    Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau

    bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

    4. Koordinasi

    Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan

    berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan dengan efisien dan penuh

    ketepatan.

    5. Daya ledak ( power )

    Daya ledak adalah kemampuan seseorang mempergunakan kekuatan

    maximum yang dikerahkan pada waktu yang sependek pendeknya.

  • 16

    2.1.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

    Faktor faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani adalah sebagai

    berikut :

    1. Makanan dan Gizi

    Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan,

    pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh.

    Unsur unsur yang diperlukan tubuh antara lain protein lemak, karbohidrat,

    garam garam mineral, vitamin, dan air.

    2. Faktor tidur dan Istirahat

    Setelah melakukan aktivitas tubuh terasa lelah, hal ini disebabkan oleh

    pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan

    tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat dan tidur agar tubuh akan

    menyusun kembali tenaga yang hilang

    3. Faktor Lingkungan

    Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama.

    Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi. Mulai dari

    pekerjaan, daerah tempat tinggal dan sebagainya.

    4. Faktor Latihan dan Olahraga

    Faktor latihan dan olahraga juga bisa digunakan untuk peningkatan

    kesegaran jasmani. Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara dan

    aturan tertentu, yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan

    sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani.

  • 17

    2.2. Pengertian Minat

    Istilah minat sering didengar dalam kehidupan sehari-hari terutama

    dalam dunia pendidikan. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila ia

    tertarik atau menyenangi sesuatu tersebut. Setiap individu mempunyai

    kecenderungan untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara

    tertentu. Jika seseorang individu menemukan suatu objek dan menyenangi objek

    tersebut maka dikatakan individu tersebut menaruh minat terhadap objek

    tersebut. Menurut Slameto (2003:180) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan

    rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yan menyuruh.

    Menurut Asep Priyatin Abdilah (1990:24) Minat adalah suatu perangkat

    mental yang meliputi perasaan, harapan pendirian, prasanka yang cenderung

    menarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

    Menurut Bimo Walgito (1981:38) Minat adalah suatu keadaan dimana

    seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk

    mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut.

    Tampubolon (2000:41) mendefinisikan Minat adalah perpaduan

    keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

    Sedangkan menurut Yul Iskandar (2001:9) Minat adalah usaha dan kemampuan

    untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu.

    Jadi minat adalah sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang

    kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya.

    Minat itu dapat diekspresikan dengan pernyataan yang menunjukkan bahwa

  • 18

    seseorang itu menyukai sesuatu. Atau dengan kata lain seseorang akan

    memberikan perhatian lebih terhadap sesuatu objek yang diamati.

    2.2.1. Unsur-Unsur Minat

    Menurut Munawar Isnaeni (2003:7) yang mengutip Bigot seseorang

    dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur

    antara lain :

    1. Perhatian

    Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian,

    yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu obyek.

    Maka seseorang yang berminat pada sesuatu objek yang pasti perhatiannya

    ditujukan pada objek kegiatan tersebut.

    2. Kesenangan

    Perasaan senang terhadap suatu obyek baik orang ataupun benda akan

    menimbulkan minat pada diri seseorang. Orang merasa tertarik kemudian pada

    gilirannya timbul keinginan yang menghendaki agar objek tersebut menjadi

    miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk

    memperhatikan objek tersebut.

    3. Macam-macam minat

    Menurut Munawar Isnaeni (2003:8) yang mengutip Dewa Ketut Sukardi,

    dikemukakan bahwa ada 3 cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat,

    yaitu :

  • 19

    a. Minat yang diekspresikan (expresed interest)

    Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata

    tertentu. Misalnya : seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik

    mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani.

    b. Minat mewujudkan (manifest interest)

    Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata

    melainkan dengan tindakan atau perbuatan yaitu ikut berperan aktif dalam suatu

    kegiatan. Misalnya : keiatan pramuka, mendaki dan sebagainya yang menarik

    minat.

    c. Minat yang diinventariskan (investavied interest)

    Seseorang menilai minatnya diukur dengan menjawab sejumlah

    pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

    Petanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang disusun dengan

    menggunakan angket.

    2.3. Pengertian Pendidikan Jasmani

    Peranan pendidikan jasmani sangat penting yakni memberikan

    kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar

    melalui aktivitas jasmani, bermain dan aktivitas olahraga yang dilakukan secara

    sistematis.

    Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

    aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistemantik yang bertujuan untuk

  • 20

    meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan

    emosional (Depdiknas, 2003:1).

    Menurut Abdul Kadir Ateng (1992:5) Pendidikan jasmani merupakan

    aktifitas otot otot besar hingga proses pendidikan tidak terhambat oleh

    gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Jadi pendidikan jasmani adalah

    pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan aktifitas jasmani.

    Pendidikan jasmani merupakan usaha mempengaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan anak kearah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha

    tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik yang diprogram secara ilmiah,

    terarah dan sistematis, yang disusun oleh lembaga pendidikan yang

    berkompeten. (Tisnowati Tamat, 2002:1,5)

    Menurut Toho Cholik.M dan Rusli Rutan (2001:2) Pendidikan jasmani

    dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk

    mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik.

    Jadi Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang malakukan kegiatan

    proses belajar dengan melibatkan gerak lokomotor siswa untuk mempengaruhi

    perkembangan dan pertumbuhan siswa itu.

    Tujuan pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2003:2) adalah :

    1. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai

    dalam Pendidikan Jasmani.

    2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial

    dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.

  • 21

    3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas tugas

    ajar Pendidikan Jasmani.

    4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

    sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani, permainan, dan

    olahraga.

    5. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan berbagai macam

    permainan dan olahraga seperti : permainan dan olahraga, aktivitas

    pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan

    pendidikan luar kelas (outdoor education).

    6. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan

    dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat serta pola hidup

    sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga.

    7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan

    orang lain.

    8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai

    informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

    9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat

    rekreatif.

    2.4. Pengertian Kelas Unggulan dan Kelas Biasa

    2.4.1. Pengertian Kelas Unggulan

    Menurut surat keputusan No. 1370/103.16.f/DS/97 Kantor Wilayah

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kelas unggulan adalah sejumlah siswa

  • 22

    yang karena prestasinya menonjol dikelompokkan di dalam kelas tersendiri di

    SD inti, kemudian diberi program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum

    1994 dan adanya pendalaman materi matematika / berhitung dan IPA serta

    pelajaran bahasa inggris oleh guru yang mempunyai kualifikasi baik.

    2.4.1.1. Maksud Pengelompokan di SD Inti

    Pengelompokan di SD inti dimaksud untuk memudahkan membina

    siswa, dalam mengembangkan kecerdasan serta ketrampilan dan kemampuan

    atau potensi yang ada pada siswa seoptimal mungkin sesuai dengan bakat dan

    kemampuannya. Untuk mendapatkan sekelompok siswa yang memiliki prestasi

    baik, diawal tahun pelajaran diadakan seleksi prestasi belajar siswa kelas IV

    (empat), pada SD Inti dan SD Imbas dalam satu gugus, kemudian siswa yang

    terpilih dikelompokkan ke kelas unggulan pada SD Inti, sedangkan siswa kelas

    IV pada SD Inti yang tidak terpilih menjadi siswa kelas unggulan tetap menjadi

    siswa pada sekolah SD Inti, sehingga SD Inti yang menyelenggarakan kelas

    unggulan memiliki kelas IV dua kelas.

    2.4.1.2. Cara Mendapatkan Sejumlah Siswa Yang Memiliki Prestasi Baik

    Untuk mendapatkan sekelompok siswa yang memiliki prestasi baik,

    diawal tahun pelajaran diadakan seleksi prestasi belajar siswa kelas IV (empat),

    pada SD Inti dan SD Imbas dalam satu gugus, kemudian siswa yang terpilih

    dikelompokkan ke kelas unggulan pada SD Inti, sedangkan siswa kelas IV pada

    SD Inti yang tidak terpilih menjadi siswa kelas unggulan tetap menjadi siswa

    pada sekolah SD Inti, sehingga SD Inti yang menyelenggarakan kelas unggulan

    memiliki kelas IV dua (2) kelas.

  • 23

    Kelas unggulan memiliki siswa pilihan dan juga memiliki jam

    tambahan khusus, contoh jadwal wajib harian sekolah pagi masuk pukul 07.00

    12.40 WIB, memiliki guru mata pelajaran khusus dalam setiap pelajaran

    yang diajarkan dan tambahan sekolah sore pukul 15.00 - 17.00 WIB serta

    masih ada tambahan ekstrakurikuler yang diberikan pada hari jumat dan sabtu

    sore. Dengan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa anak kelas unggulan

    hanya memiliki waktu istirahat selama 2 jam 20 menit yang biasa

    dipergunakan siswa untuk beristirahat atau menyiapkan pelajaran sore.

    Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa anak kelas unggulan tidak dapat

    melakukan aktivitas fisik atau mengolah raga dalam waktu senggangnya.

    2.4.2. Pengertian Kelas Biasa

    Kelas biasa adalah dimana kelas yang siswanya memiliki kemampuan

    tidak terlalu menonjol atau tidak terlalu memiliki kemampuan yang mencolok.

    Jadi siswa kelas biasa hanya diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas

    biasa dan tidak ada jamjam tambahan dalam kurikulum yang diberikan,

    statusnya tidak diistemewakan.

    Kelas biasa hanya memiliki kelas pagi saja masuk pukul 07.00 - 12.40

    WIB dan hanya memiliki guru kelas saja. Dan di sore harinya siswa kelas biasa

    dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler antara lain yaitu drum band, senam

    lantai, simpoa, komputer, dll. Dengan demikian dapat dilihat waktu istirahat yang

    diperoleh kelas biasa lebih banyak dari pada kelas unggulan dan penggunaan

    waktu istirahat itupun dapat dipilih sesuka selera mereka.

  • 24

    2.4.3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

    Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai

    dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan dan

    perkembangan yang ada pada mereka.

    2.4.3.1.Pertumbuhan Siswa Sekolah Dasar

    Pertumbuhan menurut Sugianto dkk (1991:13) adalah proses peningkatan

    yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif, atau peningkatan dalam

    hal ukuran.

    Ciri ciri pertumbuhan anak dapat dilihat dengan melakukan

    pengukuran tubuh manusia anthropometry yang meliputi :

    1. Pengukuran Tinggi Badan.

    2. Pengukuran Berat Badan.

    3. Pengukuran Besar Penampang Bagian tubuh.

    (Sugianto dkk, 1991:68)

    2.4.3.2.Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

    Perkembangan menurut Sugianto. Dkk (1991:14) adalah Proses

    perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organorgan tubuh

    kearah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi.

    Ciri ciri perkembangan awal masa anakanak adalah :

    a. Usia kelompok, dimana anak belajar dasardasar perilaku sosial untuk

    penyesuaian diri pada waktu mereka masuk sekolah.

  • 25

    b. Usia menjelajah karena anakanak ingin mengetahui keadaan

    lingkungannya, bagaimana mekanismenya, perasaannya, dan bagaimana ia

    bisa menjadi bagian dari lingkungan.

    c. Usia bertanya, salah satu cara menjelajah lingkungan adalah dengan

    bertanya.

    d. Usia meniru, yang peling menonjol dalam periode ini adalah meniru

    pembicaraan dan tindakan orang lain.

    e. Usia kreatif, anak lebih menunjukkan kreatifitas dalam bermain selama masa

    kanakkanak dibandingkan masamasa lain.

    (Suparwoto, 2003:60)

    2.4.3.3.Aktivitas Anak Sekolah Dasar

    Aktivitas yang sering dilakukan anak disekolah :

    1. Aktivitas fisik yang cukup, yang memerlukan penggunaan otot otot besar,

    misalnya otot kaki, lengan dan bahu.

    2. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit,

    pengorganisasian yang sederhana, dan tidak terlalu lama untuk setiap macam

    permaninan (segera beralih pada permainan yang lain setelah beberapa saat).

    3. Kesempatan mencobacoba berbuat sesuatu dan meniru gerakangerakan.

    4. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temantemannya.

    5. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbagai ukuran ; mula-

    mula memainkan objek yang agak besar kemudian semakin kecil.

  • 26

    2.5. Hipotesis

    Sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan diatas maka hipotesis

    dari penelitian ini adalah :

    2.5.1. Tingkat Kesegaran Jasmani siswa kelas unggulan SD Negeri Tempelan 2

    Blora Tahun 2006-2007 kurang dibandingkan dengan kelas biasa.

    2.5.2. Tingkat Kesegaran Jasmani siswa kelas biasa SD Negeri Tempelan 2

    Blora Tahun 2006-2007 lebih baik dari pada kelas unggulan.

    2.5.3. Ada hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dan minat terhadap

    Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani pada siswa kelas unggulan

    SD Negeri Tempelan 2 Blora Tahun 2006-2007

    2.5.4. Ada hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dan minat terhadap

    Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani pada siswa kelas biasa

    SD Negeri Tempelan 2 Blora Tahun 2006-2007

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Dalam menentukan metode penelitian harus mengikuti langkah-langkah

    atau prosedur kerja, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode

    tertentu. Penggunaan suatu metode dalam pelaksanaan penelitian harus sesuai

    dan diarahkan pada tujuan yang akan dicapai. Metode penelitian merupakan

    syarat pokok dalam sebuah penelitian serta memberikan arah yang cermat dalam

    mengajukan syarat-syarat yang benar. Maksudnya adalah : untuk menjaga agar

    pengetahuan yang dicapai dari sebuah penelitian dapat memiliki harga yang

    ilmiah dengan cukup tinggi. Penggunaan metode penelitian juga harus

    dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku, yang meliputi

    populasi, sampel, teknik metode pengumpulan data serta analisis data.

    3.1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

    2006:130) dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa siswi kelas

    IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2 Blora. Penentuan populasi ini berdasarkan

    pada keberadaan kelas unggulan itu sendiri. Kelas yang dimiliki oleh kelas

    unggulan yaitu kelas kelas IV, V dan VI. Jadi populasi yang diambil adalah

    siswa siswi kelas IV, V dan VI unggulan dan siswa siswi kelas IV, V dan VI

    biasa dari SD Negeri Tempelan 2 Blora.

  • 28

    Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah :

    1. Mereka adalah siswa siswi kelas IV, V dan VI kelas unggulan dan kelas

    biasa pada SD. Negeri Tempelan 2 Blora.

    2. Mereka mempunyai usia yang relatif sama.

    3. Karena populasi yang digunakan adalah siswa siswi kelas IV, V dan VI.

    Maka tes kesegaran jasmani yang digunakan di sesuaikan dengan usia

    anak kelas tersebut yaitu usia 10 12 tahun.

    3.2. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

    penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

    penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan mengangkat

    kesimpulan peneliti sebagai sesusatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi

    Arikunto 2006:131).

    Cara pengambilan sampel ini adalah Stratifield Proportional Random

    Sampling. Cara pengambilan sampel ini merupakan gabungan dari 3 teknik

    dalam pengambilan sampel yaitu berstrata, proporsi dan acak. Pertama sampel

    berstrata dilakukan karena adanya perbedaan karakteristik antara strata strata

    yang ada, sedangkan perbedaan tersebut akan mempengaruhi variabel. Dalam

    hal ini adalah kelas IV, V dan VI. Kedua dengan sampel proporsi ditentukan

    besarnya proporsi yang akan diambil. Hal ini untuk menyempurnakan

    penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah. Ada kalanya banyaknya

    subjek yang terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh

  • 29

    karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek

    dari setiap strata atausetiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan

    banyaknya subjek dalam masing masing strata atau wilayah (Suharsimi

    Arikunto, 2006:138). Ketiga, sampel random (acak) ditentukan dengan

    mengambil sejumlah sampel dari jumlah populasi dari setiap strata dengan cara

    random.

    Gambar 1. Sistematika Pengambilan Sampel Penelitian (Sumber : Dokumen Peneliti)

    Total Subyek Penelitian

    SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Kelas Unggulan Kelas Biasa

    IV VI V IV V VI

    Metode Pengambilan Sampel = Stratifield Proportional Random Sampling

    Jumlah Sampel = 64 siswa

    Jumlah Sampel = 70 siswa

    Total Sampel Penelitian = 134 siswa

  • 30

    Cara random yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

    1. Buat daftar yang berisi semua nama subyek.

    2. Tulis nomor masingmasing individu dalam kertas kecil.

    3. Gulung kertas tersebut sehingga nomor tidak kelihatan.

    4. Masukkan gulungan kertas tersebut kedalam tempolong.

    5. Lalu kocok tempolong tersebut.

    6. Ambil gulungan kertas sejumlah prosentase sampel.

    7. Catat nama siswa yang terpilih sebagai sampel.

    8. Pemilihan dilakukan pada masing-masing populasi.

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) Apabila subyek penelitian

    jumlahnya kurang dari seratus, maka dalam menentukan besarnya sampel lebih

    baik diambil semua sebagai anggota sampel, sehingga penelitian merupakan

    penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10

    15% atau 20 25% atau lebih. Dalam penentuan sampel ini diambil 50%

    dari masing masing populasi (strata). Jadi sampel dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    Jumlah siswa kelas IV, V dan VI Unggulan 128 siswa, dan yang di gunakan

    sebagai sampel, yaitu 50 % x 128 siswa = 64 dibulatkan menjadi 64 siswa.

    Jumlah siswa kelas IV, V dan VI Biasa 140 siswa, dan yang digunakan sebagai

    sampel, yaitu 50 % x 140 siswa = 70 dibulatkan menjadi 70 siswa.

    Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 134 siswa.

  • 31

    3.3. Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

    suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Untuk penelitian ini

    menggunakan variabel interval. Variabel interval yaitu variabel yang memiliki

    jarak, jika dibandingkan dengan variabel lain, sedangkan jarak itu sendiri dapat

    diketahui dengan pasti. Jarak yang dimaksud adalah hubungan tingkat kesegaran

    jasmani dan minat terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas

    unggulan dan kelas biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora.

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket. Metode

    tes yang digunakan untuk mencari data kesegaran jasmani, siswa dengan

    melakukan tes ketrampilan. Setelah diketahui jumlah sampel yang akan diteliti

    untuk penelitian, maka langkah berikutnya melakukan tes Tingkat Kesegaran

    Jasmani. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran

    Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak usia 1012 tahun. Sedangkan untuk

    mengetahui seberapa besar minat siswa adalah dengan membagikan angket

    (kuesioner) kepada sampel yang sama.

    3.5. Instrumen Penelitian

    3.5.1. Tes Kesegaran Jasmani

    Tes menggunakan tes terstandar yaitu : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

    yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat

  • 32

    Kesegaran Jasmani tahun 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia 10

    12 tahun. Tes yang akan diberikan antara lain : lari 40 meter, gantung siku

    tekuk, baring duduk (30 detik), loncat tegak dan lari 600 meter. Hasil yang akan

    dicatat adalah :

    1. Lari 40 meter

    Hasil waktu yang dicapai oleh pelari dengan jarak tempuh 40 meter

    dalam satuan detik.

    2. Gantung siku tekuk

    Hasilnya waktu yang dicapai peserta dalam mempertahankan sikap

    gantung siku tekuk dalam satuan detik.

    3. Baring duduk ( sit up ) 30 detik

    Hasilnya banyaknya jumlah gerakan baring duduk ( sit up ) yang dapat

    dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

    4. Loncat tegak

    Hasil yang diambil adalah selisih antara raihan loncatan dikurangi raihan

    tegak.peserta melakukan 3 kali loncatan dan selisih terbesar yang diambil.

    5. Lari 600 meter

    Hasilnya waktu yang ditempuh peserta dengan jarak 600 meter dalam

    satuan menit dan detik.

    3.5.1.1.Petunjuk umum

    Peserta

    a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar-

    benar dalam keadaan siap untuk melaksanakan tes.

  • 33

    b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelumnya melakukan.

    c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.

    d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.

    e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum

    melakukan tes.

    f. Jika tidak dapat melakukan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal/tidak

    dapat nilai.

    Petugas

    a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu.Memberikan kesempatan pada

    peserta untuk mencoba gerakan-gerakan.

    b. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes

    berikutnya secepat mungkin.

    c. Harap memberikan nomor dada yang jelas mudah dilihat oleh petugas.

    d. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes/lebih tidak diberi

    nilai.

    e. Untuk mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau

    gabungan.

    3.5.1.2.Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani

    Lari 40 meter

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

  • 34

    b. Alat dan fasilitas

    1. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40 meter, dan masih

    masih mempunyai lintasan lanjutan.

    2. Bendera start.

    3. Peluit.

    4. Stopwatch.

    5. Nomor Dada

    6. Serbuk kapur

    7. Formulir Tes Alat tulis.

    c. Petugas tes

    1. Juru keberangkatan.

    2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

    d. Pelaksanaan

    1. Sikap permulaan.

    Peserta berdiri di belakang garis start.

    2. Gerakan

    Pada aba-aba bersedia peserta menempatkan diri start jongkok

    di belakang garis start.

    Pada aba-aba siap peserta mengambil sikap siap untuk lari.

    Pada aba-aba ya peserta lari secepat mungkin menuju garis

    finish, menempuh jarak 40 meter.

    Lari masih bisa diulang apabila :

    - Pelari mencuri start.

  • 35

    - Pelari tidak melewati garis finish.

    - Pelari terganggu oleh pelari yang lain.

    Pengukuran waktu dilakukan saat bendera diangkat sampai pelari

    tepat melintas garis finish.

    Tes Gantung Siku Tekuk.

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan

    otot bahu.

    b. Alat dan fasilitas

    1. Palang tunggal yang dapat diturunkan dan dinaikan.

    2. Stopwatch.

    3. Formulir tes dan alat tulis

    4. Nomor dada.

    5. Serbuk kapur atau magnesium karbonat.

    c. Petugas tes

    Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

    d. Pelaksanaan

    Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

    1. Sikap permulaan

    Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan

    pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke

    arah letak kepala.

  • 36

    2. Gerakan

    Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas

    sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang

    tunggal. sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.

    e. Pencatatan hasil

    Hasil yang dicatat adalah waktu yang di capai oleh peserta untuk

    mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik.

    Baring Duduk 30 Detik

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

    b. Alat dan fasilitas

    1. Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih.

    2. Stopwatch.

    3. Nomor dada.

    4. Formulir Tes dan Alat tulis.

    5. Dan lain-lain.

    c. Petugas tes.

    1. Pengamat waktu.

    2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.

    d. Pelaksanaan.

    1. Sikap permulaan.

  • 37

    Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk

    dengan sudut 90 derajat, kedua tangan jari-jarinya berselang

    selip diletakan di belakang kepala.

    Petugas atau peserta lain memegang atau menekan kedua

    pergelangan kaki agar tidak terangkat.

    2. Gerakan.

    Pada aba-aba ya peserta bergerak mengambil sikap duduk,

    sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian

    kembali ke sikap permulaan.

    Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa

    istirahat (selama 30 detik).

    Catatan :

    (1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-

    jarinya tidak terjalin lagi.

    (2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.

    (3) Mempergunakan sikinya untuk membantu menolak tubuh.

    e. Pencatatan hasil

    1. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk

    yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

    2. Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya

    ditulis dengan angka 0 (nol).

  • 38

    Loncat Tegak.

    a. Tujuan.

    Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.

    b. Alat dan fasilitas.

    1. Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm,

    dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan

    angka 0 (nol) pada skala yaitu, 100 cm.

    2. Serbuk kapur.

    3. Alat penghapus.

    4. Nomor dada

    5. Formulir tes.

    6. Alat tulis.

    c. Petugas tes.

    Pengamat dan pencatat hasil.

    d. Pelaksanaan.

    1. Sikap permulaan.

    Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan

    serbuk kapur atau magnesium karbonat.

    Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala

    berada di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan

    yang dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan di

    tempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan

    bekas raihan jarinya.

  • 39

    2. Gerakan.

    Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukan lutut dan

    kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat

    setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang

    terdekat sehingga menimbulkan bekas.

    Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.

    e. Pencatatan hasil.

    1. Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak.

    2. Ketiga selisih raihan dicatat.

    Lari 600 meter

    a. Tujuan.

    Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah

    dan pernafasan.

    b. Alat dan fasilitas.

    1. Lintasan lari berjarak 600 meter.

    2. Stopwatch.

    3. Bendera start.

    4. Peluit.

    5. Tiang pancang.

    6. Nomor dada.

    7. Formulir tes.

    8. Alat tulis.

  • 40

    c. Petugas tes.

    1. Juru keberangkatan.

    2. Pengukur waktu.

    3. Pencatat hasil.

    4. Pembantu umum.

    d. Pelaksanaan.

    1. Sikap permulaan.

    Peserta berdiri di belakang garis start.

    2. Gerakan.

    Pada aba-aba SIAP peserta mengambil sikap start berdiri, siap

    untuk berlari.

    Pada aba-aba YA peserta berlari menuju garis finish,

    menempuh jarak 600 meter.

    e. Pencatatan hasil.

    1. Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai

    pelari melintasi garis finish.

    2. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

    menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan

    detik.

  • 41

    Untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani, ikuti langkah langkah

    berikut :

    1. Jumlahkan nilai kelima butir tes ( I s/d V )

    2. Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan Norma Tes Kesegaran

    Jasmani Indonesia.

    Tabel 2

    Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10 -12 Tahun Putra

    Nilai Lari 40 meter

    Gantung siku tekuk (

    detik )

    Baring duduk 30

    detik

    Loncat tegak ( cm )

    Lari 600 meter

    5 Sd 6.3 51 keatas 23 keatas 46 Sd - 209

    4 6.4 7.5 31- 50 18 - 22 38-45 210 -230

    3 7.6 8.3 15 - 30 12 - 17 31-37 231- 245

    2 8.4 9.6 5 - 14 4 - 11 24-30 246- 344

    1 9.7 - dst 4 - dst 0 - 3 23-dst 345 - dst

    ( Depdikbud, 1995)

    Tabel 3

    Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10 12 Tahun Putri

    Nilai Lari 40 meter

    Gantung siku tekuk (

    detik )

    Baring duduk 30

    detik

    Loncat tegak ( cm )

    Lari 600 meter

    5 Sd - 6.7 40 ke atas 20 ke atas 42 ke atas Sd - 232

    4 6.8 - 7.5 20 39 14 - 19 34 - 41 233 - 254

    3 7.6 - 8.3 8 19 7 - 13 28 - 33 255 328

    2 8.4 - 9.6 2 7 2 - 6 21 - 27 329 - 422

    1 9.7 - dst 0 1 0 - 1 20 - dst 423 - dst

    ( Depdikbud, 1995 )

  • 42

    Tabel 4

    Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

    No Jumlah nilai Klasifikasi

    1. 22 - 25 Baik Sekali (BS)

    2. 18 - 21 Baik ( B )

    3. 14 - 17 Sedang ( S )

    4. 10 - 13 Kurang ( K )

    5. 5 - 9 Kurang sekali (KS)

    ( Depdikbud, 1995 )

    3.5.2. Pengumpulan Data Minat Siswa

    3.5.2.1. Menyusun Angket

    Angket memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai alat pengumpul

    data dalam suatu penelitian. Keuntungan angket adalah tidak memerlukan

    hadirnya peneliti, dapat dibagikan secara serentak kepada responden, dapat

    dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu

    senggang mereka, sehingga responden bebas jujur dalam memberikan jawaban.

    Sedangkan kelemahan angket adalah responden sering tidak teliti dalam

    menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab.

    Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung

    karena angket tersebut diberikan langsung kepada responden yang ingin diminta

    keterangannya. Adapun isi angket terdiri dari bentuk pilihan. Bentuk pilihan

    dimaksudkan untuk memudahkan responden dalam memberikan jawaban.

    Adapun jumlah item pertanyaan yang diajukan dalam angket ini sebanyak 26

    butir. Adapun kisi-kisi instrumen yang terrangkum didalamnya dapat dilihat di

    table di bawah ini.

  • 43

    Tabel 5

    Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    Konsep Variable Aspek Indikator

    Minat pada dasarnya adalah

    penerimaan akan suatu

    hubungan antara diri sendiri

    dengan sesuatu di luar diri.

    (Slameto, 2003:180)

    1. Intern

    2. Ekstern

    Kemampuan (inteligensi) Siswa

    Perhatiian Siswa Sikap (attitude) Siswa Bakat Siswa Motivasi Siswa

    Faktor Keluarga Faktor Sekolah Faktor Masyarakat

    3.5.2.2.Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

    kesahihan suatu instrument (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Sebuah instrument

    dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti

    secara tepat. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

    mengukur apa yang diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam

    pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya hanya mencakup

    apa yang ingin diukurnya. M. Singarimbun (1998:124) mengatakan validitas

    sebagai alat pengumpulan data digolongkan menjadi beberapa jenis, salah

    satunya adalah validitas isi (content validity).

  • 44

    Validitas isi suatu alat ukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat

    pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka

    konsep. Alat pengukur atau kuesioner yang disusun sudah bisa mewakili semua

    aspek yang akan diteliti, memiliki validitas isi yang tinggi. Tinggi rendahnya

    suatu validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

    menyimpang dari gambaran variable yang dimaksud. Untuk memperoleh

    variable yang valid, peneliti harus berhati-hati dalam penyusunannya.

    Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

    variable yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Validitas soal

    ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar :

    ( )( )( ){ } ( ){ }

    =2222 YYNXXN

    YXXYNxy

    r

    Keterangan :

    rxy = koefisien korelasi

    X = skor butir

    Y = skor total

    N = jumlah subyek

    (Suharsimi Arikunto, 2002:243)

  • 45

    Berdasarkan uji validitas angket penelitian pada lampiran diperoleh hasil

    seperti terangkum pada table berikut :

    Tabel 6

    Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Penelitian

    No rxy rtabel Keterangan No rxy rtabel Keterangan 1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    0.300

    0.143

    0.327

    0.346

    0.330

    0.273

    0.482

    0.386

    -0.064

    0.422

    0.372

    0.347

    0.507

    0.282

    0.349

    0.507

    0.234

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Invalid

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    30

    31

    32

    33

    34

    0.526

    0.300

    0.207

    0.297

    0.278

    0.141

    0.332

    0.319

    0.218

    0.265

    0.428

    0.407

    0.154

    0.294

    0.186

    0.373

    0.460

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    0.254

    Valid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Invalid

    Valid

    Valid

    Berdasarkan hasil uji coba angket pada table diatas menunjukkan bahwa

    dari 34 butir pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 26 butir angket yang valid

    karena memiliki harga rxy > r table = 0,254 untuk = 5% dengan, N = 60 dan

    terdapat 8 butir angket yang tidak valid karena memiliki harga rxy < r table =

    0,254 untuk = 5% dengan N = 60. Selanjutnya 26 butir soal yang Valid

  • 46

    tersebut disusun kembali penomorannya dan dapat digunakan untuk

    pengambilan data penelitian.

    3.5.2.3.Reliabilitas

    Reliabilitas adalah suatu ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada

    subyek yang sama, untuk mengetahui ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil

    (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Sedangkan M. Singarimbun, 1989:140

    mengatakan bahwa Reliabilitas adalah indek yang menentukan sejauh mana

    suatu alat pengukur yang dapat dipercaya atau diandalkan. Jika suatu alat

    pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

    pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut

    reliabel. Dengan kata lain reliabilitas yang sama, setiap alat pengukur

    seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil penelitian yang

    konsisten.

    Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.

    Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang

    berbeda. Baik dari instrument yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan

    reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali

    pengetesan. Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal yaitu teknik

    paralel dengan dua stel instrument diujikan pada sekelompok responden hasilnya

    dikorelasikan. Dan yang kedua adalah teknik ulang dengan data perangkat

    instrument diujikan pada sekelompok responden dua kali pada waktu yang

    berbeda kemudian hasil keduanya dikorelasikan. Untuk mengetahui reliabilitas

  • 47

    internal ada bermacam-macam cara. Namun dalam penelitian ini menggunakan

    rumus K R 21

    Keterangan :

    r11 = Reliabilitas Instrumen

    k = Banyaknya butir pertanyaan

    M = Skor Rata-Rata

    Vt = Varian Total

    Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,667. karena

    harga koefisien reliabilitas yang diperoleh lebih besar dari pada harga kritiknya,

    r11 (0,667) > rtabel (0,254), maka dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan

    bahwa angket tersebut layak untuk digunakan atau reliabilitasnya tinggi.

    3.6. Teknik Analisis Data

    Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis

    data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data yang sudah

    terkumpul tidak berarti apa-apa jika tidak diolah, karena itu perlu analisis data

    tersebut.

    Dalam penggunaan analisis data dapat dilaksanakan dengan dua jenis

    analisis yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Dalam penelitian

    seorang peneliti dapat memakai salah satu dari analisis tersebut. Dalam data ini

    = tVk

    MkMr.

    )(11k

    k11

  • 48

    karena terkumpul berupa angka-angka maka penulis menggunakan analisis

    statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1987:221) yang

    mengatakan Cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data

    dengan menganalisa data penyelidikan yang terwujud angka-angka adalah teknik

    statistik.

    Penelitian ini menghasilkan 2 buah variabel yang akan dicari

    hubungannya, setiap variabel biasanya diberi kode variabel X dan variabel Y.

    Dalam statistik, teknik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

    buah variabel adalah dengan menggunakan teknik koefisien korelasi.

    Adapun rumus koefisien korelasi adalah :

    ( )( )( ){ } ( ){ }

    =2222 YYNXXN

    YXXYNxyr

    Keterangan :

    rxy = koefisien korelasi

    X = skor angket tminat

    Y = skor tes kesegaran jasmani

    N = jumlah subjek

  • 49

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    4.1.1. Deskripsi Data Hasil Tes Kesegaran Jasmani

    Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan di SD Negeri

    Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007 kelas IV, V dan

    VI antara usia 10 s/d 12 tahun dengan jumlah sampel keseluruhan 134 siswa.

    Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini antara lain kelas IV, V dan VI

    Unggulan 64 siswa dan kelas IV, V dan VI Biasa 70 siswa.

    Beberapa analisis data hasil penelitian yang akan dijelaskan dalam

    penelitian ini meliputi lima item tes yang dinilai dalam variabel penelitian. Hasil

    data dari kelima item tes tersebut di peroleh dari sekolah SD Negeri Tempelan 2

    Blora Tahun 2006-2007 kelas IV, V,VI Unggulan dan Biasa antara usia 10 s/d 12

    tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini.

    4.1.1.1.Hasil Tes Kesegaran Jasmani Kelas IV, V, dan VI Unggulan

    a. Lari 40 meter

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes lari 40 meter di ketahui bahwa

    terdapat 7 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 25 siswa dengan hasil Kurang,

    27 siswa dengan hasil Sedang, 3 siswa dengan hasil Baik dan 2 siswa dengan

    hasil Baik Sekali .

  • 50

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 7

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 40 Meter Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    2

    3

    27

    25

    7

    3%

    5%

    42%

    39%

    11%

    Jumlah 64 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 11% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 39% siswa memperoleh hasil Kurang, 42% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 5% siswa memperoleh hasil Baik, 3% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 2

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 40 Meter

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Lari 40 Meter

    11%

    39%42%

    5% 3% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

  • 51

    b. Gantung Siku Tekuk

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes gantung siku tekuk di ketahui

    bahwa terdapat 11 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 5 siswa dengan hasil

    Kurang, 22 siswa dengan hasil Sedang, 15 siswa dengan hasil Baik dan 11

    siswa dengan hasil Baik Sekali .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 8

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Gantung Siku Tekuk

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    11

    15

    22

    5

    11

    17%

    23%

    35%

    8%

    17%

    Jumlah 64 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 17% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 8% siswa memperoleh hasil Kurang, 35% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 23% siswa memperoleh hasil Baik, 17% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

  • 52

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 3

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Gantung Siku Tekuk

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Gantung Siku

    17%8%

    35%23%

    17% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    c. Baring Duduk (30 detik)

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes baring duduk (30 detik) di ketahui

    bahwa terdapat 4 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 3 siswa dengan hasil

    Kurang, 17 siswa dengan hasil Sedang, 37 siswa dengan hasil Baik dan 3

    siswa dengan hasil Sangat Baik .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 9

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Baring Duduk (30 detik)

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    3

    37

    17

    3

    4

    5%

    57%

    27%

    5%

    6%

    Jumlah 64 100%

  • 53

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 6% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 5% siswa memperoleh hasil Kurang, 27% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 57% siswa memperoleh hasil Baik, 5% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 4

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Baring Duduk (30 detik)

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Baring Duduk (30 detik)

    6% 5%

    27%

    57%

    5% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    d. Loncat Tegak

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes loncat tegak di ketahui bahwa

    terdapat 11 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 20 siswa dengan hasil Kurang,

    26 siswa dengan hasil Sedang, 6 siswa dengan hasil Baik dan 1 siswa dengan

    hasil Sangat Baik .

  • 54

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 10

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Loncat Tegak

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    1

    6

    26

    20

    11

    2%

    9%

    41%

    31%

    17%

    Jumlah 64 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 17% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 31% siswa memperoleh hasil Kurang, 41% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 9% siswa memperoleh hasil Baik, 2% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

    Gambar 5

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Loncat Tegak

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Loncat Tegak

    17%

    31%41%

    9% 2% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

  • 55

    e. Lari 600 Meter

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes lari 600 meter di ketahui bahwa

    terdapat 6 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 31 siswa dengan hasil Kurang,

    14 siswa dengan hasil Sedang, 13 siswa dengan hasil Baik dan tidak ada

    siswa dengan hasil Sangat Baik .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 11

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 600 Meter

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    -

    13

    14

    31

    6

    0

    20%

    22%

    49%

    9%

    Jumlah 64 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 9% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 49% siswa memperoleh hasil Kurang, 22% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 20% siswa memperoleh hasil Baik, 0% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

  • 56

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

    Gambar 6

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 600 meter

    Kelas IV, V, dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Lari 600 Meter

    9%

    49%22%

    20% 0% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    Adapun analisis deskriptif persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas

    IV. V dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora secara keseluruhan lebih

    jelasnya dapat dilihat dari table dan grafik di bawah ini.

    Tabel 12

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani

    Siswa Kelas IV. V dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    22 25

    18 21

    14 - 17

    10 13

    5 - 9

    Baik Sekali (BS)

    Baik (B)

    Sedang (S)

    Kurang (K)

    Kurang Sekali (KS)

    -

    10

    29

    17

    8

    0%

    16%

    44%

    27%

    13%

  • 57

    Dilihat dari table diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora dalam kategori Baik Sekali tidak ada.

    2. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora dalam kategori Baik adalah 10 siswa, berarti 16% dari 64

    siswa kelas unggulan.

    3. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora dalam kategori Sedang adalah 29 siswa, berarti 44% dari 64

    siswa kelas unggulan.

    4. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora dalam kategori Kurang adalah 17 siswa, berarti 27% dari 64

    siswa kelas unggulan.

    5. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora dalam kategori Kurang Sekali adalah 8 siswa, berarti 13%

    dari 64 siswa kelas unggulan.

    Gambar 7

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Kelas Unggulan

    0% 16%

    44%27%

    13%Baik SekalibaikSedagKurangKurang Sekali

  • 58

    4.1.1.2.Hasil Tes Kesegaran Jasmani Kelas IV, V, dan VI Biasa

    a. Lari 40 Meter

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes lari 40 meter di ketahui bahwa

    terdapat 3 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 26 siswa dengan hasil Kurang,

    32 siswa dengan hasil Sedang, 9 siswa dengan hasil Baik dan tidak ada siswa

    dengan hasil Baik Sekali .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 13

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 40 Meter

    Siswa Kelas IV. V dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    -

    9

    32

    26

    3

    0%

    13%

    46%

    37%

    4%

    Jumlah 70 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 4% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 37% siswa memperoleh hasil Kurang, 46% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 13% siswa memperoleh hasil Baik, 0% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

  • 59

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 8

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 40 Meter

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Lari 40 Meter

    4%

    37%

    46%

    13% 0% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    b. Gantung Siku Tekuk

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes gantung siku tekuk di ketahui

    bahwa terdapat 2 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 13 siswa dengan hasil

    Kurang, 32 siswa dengan hasil Sedang, 17 siswa dengan hasil Baik dan 6

    siswa dengan hasil Baik Sekali .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 14

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Gantung Siku Tekuk

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    6

    17

    32

    13

    2

    9%

    24%

    45%

    19%

    3%

    Jumlah 70 100%

  • 60

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 3% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 19% siswa memperoleh hasil Kurang, 45% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 24% siswa memperoleh hasil Baik, 9% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 9

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Gantung Siku Tekuk

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Gantung Siku

    3% 19%

    45%

    24%9% Sangat Kurang

    Kurang SedangBaik Baik Sekali

    c. Baring Duduk (30 detik)

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes baring duduk (30 detik) di ketahui

    bahwa terdapat tidak ada siswa dengan hasil Kurang Sekali, 1 siswa dengan

    hasil Kurang, 23 siswa dengan hasil Sedang, 35 siswa dengan hasil Baik

    dan 11 siswa dengan hasil Sangat Baik .

  • 61

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 15

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Baring Duduk (30 detik)

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    11

    35

    23

    1

    -

    16%

    50%

    33%

    1%

    0%

    Jumlah 70 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 0% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 1% siswa memperoleh hasil Kurang, 33% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 50% siswa memperoleh hasil Baik, 16% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 10

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Baring Duduk (30 detik)

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Baring Duduk (30 detik)

    0%1%33%

    50%

    16% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

  • 62

    d. Loncat Tegak

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes loncat tegak di ketahui bahwa

    terdapat 3 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 26 siswa dengan hasil Kurang,

    28 siswa dengan hasil Sedang, 12 siswa dengan hasil Baik dan 1 siswa

    dengan hasil Sangat Baik .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 16

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Loncat Tegak

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    1

    12

    28

    26

    3

    1%

    17%

    41%

    37%

    4%

    Jumlah 70 100%

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 4% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 37% siswa memperoleh hasil Kurang, 41% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 17% siswa memperoleh hasil Baik, 1% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

  • 63

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 11

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Loncat Tegak

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Loncat Tegak

    4%

    37%

    41%

    17% 1% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    e. Lari 600 Meter

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tes lari 600 meter di ketahui bahwa

    terdapat 5 siswa dengan hasil Kurang Sekali, 33 siswa dengan hasil Kurang,

    23 siswa dengan hasil Sedang, 9 siswa dengan hasil Baik dan tidak ada siswa

    dengan hasil Sangat Baik .

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 17

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 600 Meter

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    Sangat Baik

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    -

    9

    23

    33

    5

    0%

    13%

    33%

    47%

    7%

    Jumlah 70 100%

  • 64

    Hasil tersebut diatas jika dipersentasekan maka 7% siswa memperoleh

    hasil Kurang Sekali, 47% siswa memperoleh hasil Kurang, 33% siswa

    memperoleh hasil Sedang, 13% siswa memperoleh hasil Baik, 0% siswa

    memperoleh hasil Baik Sekali.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

    Gambar 12

    Grafik Analisis Deskriptif Persentase Tes Lari 600 meter

    Kelas IV, V, dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Lari 600 Meter

    7%

    47%33%

    13% 0% Sangat KurangKurang SedangBaik Baik Sekali

    Adapun analisis deskriptif persentase Tes Kesegaran Jasmani siswa kelas

    IV. V dan VI Biasa SD Negeri Tempelan 2 Blora secara keseluruhan lebih

    jelasnya dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini.

    Tabel 18

    Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani

    Siswa Kelas IV. V dan VI SD Negeri Tempelan 2 Blora

    Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)

    22 25

    18 21

    14 17

    10 13

    5 9

    Baik Sekali

    Baik

    Sedang

    Kurang

    Kurang Sekali

    -

    10

    41

    19

    -

    0%

    14%

    59%

    27%

    0%

  • 65

    Dlihat dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1 Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2

    Blora dalam kategori Baik Sekali tidak ada.

    2 Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2

    Blora dalam kategori Baik adalah 10 siswa 16%

    3 Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2

    Blora dalam kategori Sedang adalah 41 siswa 44%

    4 Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2

    Blora dalam kategori Kurang adalah 19 siswa 27%

    5 Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Tempelan 2

    Blora dalam kategori Kurang Sekali tidak ada.

    Gambar 13

    Grafik Analisis Deskripsi Persentasi Tes Kesegaran Jasmani Kelas Biasa

    0% 14%

    59%

    27% 0%Baik SekalibaikSedagKurangKurang Sekali

    4.1.2. Deskripsi Data Minat Siswa

    Pada bagian ini akan dipaparkan seberapa besar minat siswa terhadap mata

    pelajaran pendidikan jasmani. Minat siswa tersebut dinilai dari 2 faktor, yaitu:

    faktor intern yang memiliki indikator antara lain (1) Kemampuan (intelegensi)

  • 66

    siswa, (2) Perhatian siswa, (3) Sikap siswa, (4) Bakat siswa, dan (5) Motivasi

    siswa. Faktor ekstern memiliki indikator antara lain (1) Faktor Keluarga, (2)

    Faktor sekolah, dan (3) Faktor masyarakat. Minat siswa terhadap mata pelajaran

    pendidikan jasmani yang dijadikan faktor penelitian, yaitu : kelas IV, V, VI

    unggulan dan biasa SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora.

    Pengolahan data hasil penelitian dari jawaban yang diperoleh dari

    responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam kuesioner minat

    terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani berupa data kuantitatif. Data

    kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan.

    Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif tersebut yang berwujud angka-angka

    hasil perhitungan dari jawaban responden terhadap pertanyaan tentang minat

    terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani, dihitung dengan menggunakan

    analisis data indikator dengan rumus deskriptif persentase. Hasil persentase

    tersebut kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.

    Dimaksudkan agar mempermudah dalam memahami hasil yang diperoleh.

    Tabel 19

    Deskripsi Frekuensi Minat Siswa Kelas IV, V dan VI Unggulan

    SD Negeri Tempelan 2 Blora Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

    Ditinjau Dari Setiap Indikator

    Faktor Indikator No

    Item Frekuensi Persentase (%)

    Per Item Persentase (%)Per Indikator

    Intern

    Kemampuan

    (intelegensi)

    Siswa

    1

    2

    3

    36

    58

    26

    56,25 %

    90,63 %

    40,63 %

    62,5%

  • 67

    Perhatian Siswa

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    59

    54

    26

    59

    64

    37

    92,19 %

    84,38 %

    40,63 %

    92,19 %

    100 %

    57,81 %

    77,86%

    Sikap (attitude)

    Siswa

    10

    11

    12

    13

    14

    49

    63

    36

    48

    54

    76,56 %

    98,44 %

    56,25 %

    75 %

    84,38 %

    78,13%

    Bakat Siswa

    15

    16

    50

    46

    78,13 %

    71,18 %

    75%

    Motivasi Siswa 17

    18

    58

    44

    90,63 %

    68,75 %

    79,68%

    Faktor Keluarga

    19

    20

    21

    25

    32

    24

    39,06 %

    50 %

    37,5 %

    42,19%

    Faktor Sekolah

    22

    23

    24

    33

    50

    64

    51,56 %

    78,13 %

    100 %

    76,56%

    Ekstern

    Faktor

    Masyarakat

    25

    26

    50

    54

    78,13 %

    84,38%

    81,25%

    Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa minat siswa kelas IV, V

    dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora terhadap mata pelajaran

    pendidikan jasmani didasarkan pada faktor intern yang memiliki indikator

    kemampuan (intelegensi) siswa terbukti terdapat 62,5% siswa, perhatian siswa

    terbukti 77,86% siswa, sikap (attitude) siswa 78,13% siswa, bakat siswa 75%

  • 68

    siswa, dan motivasi siswa 79,68% siswa. Sedangkan dari faktor ekstern yang

    terdiri dari faktor keluarga dapat dilihat terdapat 42,19% siswa, faktor sekolah

    terdapat 76,56% siswa, dan faktor masyarakat 81,25% siswa.

    Tabel 20

    Deskripsi Frekuensi Minat Siswa Kelas IV, V dan VI Biasa

    SD Negeri Tempelan 2 Blora Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

    Ditinjau Dari Setiap Indikator

    Faktor Indikator No

    Item Frekuensi Persentase (%)

    Per Item Persentase (%) Per Indikator

    Kemampuan

    (intelegensi)

    Siswa

    1

    2

    3

    56

    56

    36

    80 %

    80 %

    51,43 %

    70,48%

    Perhatian Siswa

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    65

    57

    45

    67

    64

    39

    92,86 %

    81,43 %

    64,29 %

    95,71 %

    91,43 %

    55,71 %

    80,24%

    Sikap (attitude)

    Siswa

    10

    11

    12

    13

    14

    58

    63

    58

    54

    66

    82,86 %

    92,86 %

    82,86 %

    83,14 %

    94,29 %

    85,45%

    Bakat Siswa

    15

    16

    63

    58

    90 %

    82,86 %

    86,43%

    Intern

    Motivasi Siswa

    17

    18

    56

    65

    80 %

    92,86 %

    86,43%

    Ekstern Faktor

    Keluarga

    19

    20

    32

    55

    45,71 %

    78,51 %

    57,14%

  • 69

    21 33 47,14 %

    Faktor Sekolah

    22

    23

    24

    39

    48

    57

    55,21 %

    68,57 %

    81,43 %

    68,57%

    Faktor

    Masyarakat

    25

    26

    39

    50

    55,71 %

    71,43 %

    63,57%

    Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa minat siswa kelas IV, V

    dan VI Unggulan SD Negeri Tempelan 2 Blora terhadap mata pelajaran

    pendidikan jasmani didasarkan pada faktor intern yang memiliki indikator

    kemampuan (intelegensi) siswa terbukti terdapat 70,48% siswa, perhatian siswa

    terbukti 80,24% siswa, sikap (attitude) siswa 85,45% siswa, bakat siswa 86,43%

    siswa, dan motivasi siswa 86,43% siswa. Sedangkan dari faktor ekstern yang

    terdiri dari faktor keluarga dapat dilihat terdapat 57,14% siswa, faktor sekolah

    terdapat 68,57% siswa, dan faktor masyarakat terdapat 63,57% siswa.

    4.1.3. Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani dan Minat Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Kelas IV, V dan VI Unggulan SD Negeri

    Tempelan 2 Blora

    Sebagaimana dinyatakan dalam BAB II hipotesis kerja yang akan

    dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara

    tingkat kesegaran jasmani dan minat terhadap mata pelajaran pendidikan

    jasmani pada siswa kelas unggulan SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora

    Kabupaten Blora Tahun 2006-2007.

  • 70

    Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan analisis

    koefisien korelasi dan determinasi. Hasil uji hipotesis tersebut dapat dilihat

    setelah dimasukkan kedalam rumus koefisien korelasi. yang berdasarkan tabel

    persiapan analisis korelasi di peroleh :

    N = 64 X2 = 22815

    X = 1199 Y2 = 13737

    Y = 907 XY = 17277

    Dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi :

    ( )( )( ){ } ( ){ }

    =2222 YYNXXN

    YXXYNxy

    r

    ( ) ( )( )( ) ( ){ } ( ) ( ){ }22 907137376411992281564 90711991727764 =

    ( )( )8226498791681437601146016010874931105728

    =

    5651922559

    18235x

    =

    1275012121

    18235=

    3119,35707

    18235=

    5107,0=

  • 71

    Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi

    antara Tingkat Kesegaran Jasmani dan Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran

    Pendidikan Jasmani sebesar 0,5107. Tetapi sebelum mencari koefisien

    determinasi terlebih dahulu mencari persamaan regresi yang di prediksi dalam

    bentuk : = a + bX, untuk memperoleh koefisien a dan koefisien b digunakan

    rumus :

    ( )222

    =

    XXN

    XYXXYa

    ( )

    = 22 XXN

    YXXYNb

    Berdasarkan tabel persiapan di peroleh :

    N = 64 X2 = 22815

    X = 1199 Y2 = 13737

    Y = 907 XY = 17277

    Dimasukkan dalam rumus koefisien a dan koefisien b :

    ( )( ) ( )( )( ) ( )211992281564

    17277119922815907

    =a

    972,0= ( ) (