STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA …/Studi...5 . perpustakaan.uns.ac ... Tujuan penelitian...
-
Upload
nguyenthien -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA …/Studi...5 . perpustakaan.uns.ac ... Tujuan penelitian...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA
KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ARIF MUSTHOFA
X4608507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA
KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ARIF MUSTHOFA
X4608507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arif Musthofa
NIM : X4608507
Jurusan/Program Studi : POK/ Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI TENTANG
KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD
SE KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 24 Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Arif Musthofa
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA
KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
ARIF MUSTHOFA
X4608507
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRAK
Arif Musthofa. STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA
PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli
2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani
siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun
pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategori survei. Populasi
penelitian adalah semua siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 757 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Proportional Stratified Random Sampling
sebanyak 30% dari populasi sehingga berjumlah 247 siswa, terdiri dari 123 siswa
kelas III dan 124 siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data menggunakan Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 6 – 9 tahun bagi siswa kelas III
dengan lima butir tes terdiri dari lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk
30 detik, loncat tegak, lari 600 meter dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk
Anak Umur 10 – 12 tahun bagi siswa kelas IV dengan lima butir tes terdiri dari
lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600
meter. Teknik analisis data menggunakan tabel nilai untuk penilaian prestasi dari
masing-masing butir tes dan tabel norma untuk penentuan klasifikasi kesegaran
jasmani dari masing-masing siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani bagi
siswa kelas III dengan klasifikasi baik sekali berjumlah 1 siswa (0,008130081%),
klasifikasi baik berjumlah 38 siswa (0,308943089%), klasifikasi sedang berjumlah
73 siswa (0,593495935%), klasifikasi kurang berjumlah 11 siswa
(0,089430894%), klasifikasi kurang sekali berjumlah 0 siswa (0%) dan bagi siswa
kelas IV dengan klasifikasi baik sekali berjumlah 0 siswa (0%), klasifikasi baik
berjumlah 4 siswa (0,032258065%), klasifikasi sedang berjumlah 50 siswa
(0,403225806%), klasifikasi kurang berjumlah 60 siswa (0,483870968%),
klasifikasi kurang sekali berjumlah 10 siswa (0,080645161%).
Simpulan penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani siswa putra
kelas III SD se Kacamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2011/2012 dalam klasifikasi sedang dan bagi siswa putra kelas IV SD se
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam
klasifikasi kurang.
Kata kunci : kesegaran jasmani
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
“... Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...”
(Q.S. Ar Ra’d/13: 11)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Q.S. Ibrahim/14: 7)
Tunjukkan semangat, keikhlasan dan keseriusanmu dalam mengajar untuk
menghadirkan hasil yang terbaik bagi anak didikmu.
(Penulis)
Tanamkanlah pendidikan karakter kepada anak didikmu sebagai langkah awal
untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas.
(Penulis)
Pegang teguh dan tanamkannlah mottomu dalam setiap aktivitasmu untuk
menghadirkan kepuasan dan kesuksesan dalam hidupmu.
(Penulis)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu”
Do’amu yang tiada terputus, kerja kerasmu, dan seluruh daya upaya serta kasih
sayang yang selalu tecurah untukku sehingga senantiasa membuat aku bangga
akan semua pengorbananmu untukku.
“Istri dan Anakku”
Terima kasih karena senantiasa menjadi pendorong langkahku, pemberi semangat
hidupku dan atas kesabaranmu untuk senantiasa berada disampingku.
“Mbak Titik Kamtinah, Pak Edi, Mas Muslimin, Mas Supandi”
Terima kasih atas semangat, perjuangan, semua kritik, saran, dan masukan
kalian yang senantiasa memberikan inspirasi dalam segala aktivitasku.
“Keluarga Besar SD Negeri Wirogunan 01 Kartasura”
Terima kasih atas kerjasama, motivasi dan bantuannya dalam segala aktivitasku.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG KESEGARAN
JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE
KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Progran Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan dan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Heru Suranto, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Singgih Hendarto, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali, yang telah memberi kesempatan untuk pengambilan data
dalam penelitian.
7. Kepala SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang telah memberi
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
8. Para Guru Penjasorkes SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang
telah memberi bantuan dalam proses penelitian.
9. Para siswa SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis, meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
HALAM AN ABSTRAK ................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ............................ 7
1. Kesegaran Jasmani ..................................................................... 7
a. Pengertian Kesegaran Jasmani .............................................. 7
b. Komponen Kesegaran Jasmani .............................................. 8
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ........ 10
d. Manfaat Kesegaran Jasmani .................................................. 11
e. Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Kesegaran Jasmani .... 12
f. Macam-macam Tes Kesegaran Jasmani ................................ 13
2. Karakteristik Siswa SD ............................................................... 14
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ..... 16
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ............................................. 16
b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Penjasorkes di SD ............ 17
c. Ruang Lingkup Penjasorkes di Sekolah Dasar ...................... 19
4. Ekstrakurikuler ........................................................................... 20
a. Pengertian Ekstrakurikuler .................................................... 20
b. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................. 21
c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler .................................. 21
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27
1. Tempat Penelitian ....................................................................... 27
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 27
B. Rancangan/Desain Penelitian .......................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 28
1. Populasi ...................................................................................... 28
2. Sampel ........................................................................................ 28
D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 28
E. Pengumpulan Data .......................................................................... 28
F. Validasi Instrumen Penelitian ......................................................... 29
G. Analisis Data ................................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .................................................................................. 32
B. Hasil Analisis Data .......................................................................... 33
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 38
B. Implikasi .......................................................................................... 39
C. Saran ................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41
LAMPIRAN ....................................................................................................... 43
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Rancangan Penelitian ....................................................................... 27
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 6 – 9 tahun
Putra ........................................................................................................... 30
3.2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10 – 12 tahun
Putra ............................................................................................................ 30
3.3. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia .................................................. 31
4.1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III .......................... 32
4.2. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV .......................... 33
4.3. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III ................. 33
4.4. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV ................. 34
4.5. Jumlah Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III
dan IV .......................................................................................................... 34
4.6. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra
Kelas III ...................................................................................................... 35
4.7. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra
Kelas IV ....................................................................................................... 35
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 43
2. Perhitungan Sampel Penelitian .................................................................... 48
3. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani ........................................... 50
4. Rekapitulasi Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra
Kelas III ..................................................................................................... 58
5. Rekapitulasi Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra
Kelas IV ..................................................................................................... 63
6. Rekapitulasi Jumlah Nilai 5 Butir Tes Kesegaran Jasmani pada
Siswa Putra Kelas III .................................................................................. 68
7. Rekapitulasi Jumlah Nilai 5 Butir Tes Kesegaran Jasmani pada
Siswa Putra Kelas IV .................................................................................. 74
8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 30 meter pada Siswa Putra
Kelas III ..................................................................................................... 80
9. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra
Kelas III ..................................................................................................... 85
10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa
Putra Kelas III ............................................................................................. 90
11. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra
Kelas III ..................................................................................................... 95
12. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra
Kelas III ..................................................................................................... 100
13. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 40 meter pada Siswa Putra
Kelas IV ..................................................................................................... 105
14. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra
Kelas IV ..................................................................................................... 110
15. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa
Putra Kelas IV ............................................................................................. 115
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra
Kelas IV ..................................................................................................... 120
17. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra
Kelas IV ..................................................................................................... 125
18. Hasil Tes Lari 30 meter pada Siswa Putra Kelas III ................................... 130
19. Hasil Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas III ....................... 135
20. Hasil Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas III .................... 140
21. Hasil Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas III ................................... 145
22. Hasil Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas III ................................. 151
23. Hasil Tes Lari 40 meter pada Siswa Putra Kelas IV ................................... 156
24. Hasil Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas IV ........................ 161
25. Hasil Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas IV .................... 166
26. Hasil Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas IV ................................... 171
27. Hasil Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas IV ................................. 177
28. Foto Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan ................................................... 182
29. Foto Pelaksanaan Tes Lari 30 meter dan Lari 40 meter ............................. 183
30. Foto Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ............................................... 184
31. Foto Pelaksanaan Tes Baring Duduk 30 detik ............................................ 185
32. Foto Pelaksanaan Tes Loncat Tegak ........................................................... 186
33. Foto Pelaksanaan Tes Lari 600 meter ......................................................... 187
34. Foto Pelaksanaan Kegiatan Penutup ........................................................... 188
35. Pengajuan Judul .......................................................................................... 189
36. Validasi Proposal Skripsi ............................................................................ 190
37. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................... 191
38. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 192
39. Surat Permohonan Izin Research / Try Out ................................................ 193
40. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................... 194
41. Surat Izin Research / Try Out ..................................................................... 195
42. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 196
43. Surat Keterangan Pengujian Stop Watch Merk Rox .................................... 197
44. Surat Keterangan Pengujian Stop Watch Merk Wish .................................. 199
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
45. Surat Keterangan Pengujian Ukuran Panjang Merk Nariko ....................... 201
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesegaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting
dan harus dipenuhi oleh setiap orang termasuk siswa sekolah. Banyak orang
berolahraga semata-mata bertujuan agar kesegaran jasmaninya terjaga dengan
baik. Hasil yang mampu diperoleh dengan kesegaran jasmani yang sehat, maka
produktifitas setiap aktivitas seseorang akan senantiasa meningkat. Pentingnya
peranan kesegaran jasmani, maka harus dijaga dan dipelihara melalui kegiatan
olahraga yang teratur. Bagi siswa sekolah, kesegaran jasmani merupakan faktor
yang sangat penting yaitu, menuju pembentukan manusia yang berkualitas dan
penunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan prestasinya.
Pentingnya peranan kesegaran jasmani, maka kesegaran jasmani siswa perlu
ditingkatkan ke dalam tingkatan fitness yang tinggi demi terbentuknya manusia
yang berkualitas, tercapainya tujuan pendidikan dan tercapainya berbagai macam
prestasi siswa.
Terkait dengan upaya agar tercapainya tujuan pendidikan secara
keseluruhan di setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
masih terdapat kendala yang dihadapi di dalam kegiatan belajar mengajar,
diantaranya siswa terlihat kurang antusias dalam kegiatan belajar, masih sering
ada siswa yang mengantuk saat belajar di dalam kelas, masih ada siswa yang
sering ijin ke ruang UKS dan bahkan masih ada siswa yang pingsan ketika
mengikuti upacara bendera di lapangan. Terkait dengan prestasi siswa bahwa
kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan wadah bagi siswa yang berminat
dalam olahraga agar mampu berprestasi. Di setiap Sekolah Dasar (SD) di
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, kegiatan ekstrakurikuler sudah
dilaksanakan sebagai penunjang prestasi siswa, salah satunya adalah kegiatan
ekstrakurikuler olahraga sebagai penunjang prestasi siswa dalam beberapa event
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang diikuti dan dilaksanakan secara periodik di Kabupaten Boyolali. Akan tetapi
akhir-akhir ini hasil yang dicapai siswa SD di kecamatan tersebut belum
maksimal. Hal tersebut terbukti dengan tidak ada satupun siswa SD di kecamatan
tersebut yang berprestasi dalam event olahraga SD di Kabupaten Boyolali tahun
2011.
Solusi yang tepat terhadap permasalahan di atas sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh dan tercapainya kembali
prestasi siswa SD di kecamatan tersebut. Salah satu bentuk langkah yang bisa
dilaksanakan adalah dengan peningkatan peran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan dan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai wadah pembinaan minat
dan bakat siswa. Kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaan Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) kurang adanya
perhatian khusus, hal ini terlihat dengan masih banyak siswa yang dibiarkan
berolahraga sendiri tanpa adanya bimbingan dan pengarahan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang demikian akan berakibat tujuan
pembelajaran Penjasorkes sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan pendidikan
secara keseluruhan sulit tercapai dengan maksimal. Sedangkan kenyataan yang
terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah kurang adanya pemberian
perhatian dalam bentuk prosedur pelaksanaannya oleh guru Penjasorkes. Pada
umumnya para guru Penjasorkes dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya
serampangan dalam pelaksanaannya. Masih banyak dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga hanya dilakukan jika ada waktu luang dari guru
Penjasorkes, serta tidak adanya program latihan yang benar dalam
pelaksanaannya. Kegiatan yang demikian akan berakibat tujuan kegiatan
ekstrakurikuler tidak tercapai dan terkesan asal-asalan, sehingga akan berdampak
buruk terhadap hasil yang dicapai, yaitu tidak adanya prestasi siswa di kecamatan
tersebut.
Penjasorkes memiliki manfaat cukup banyak untuk perkembangan dan
pertumbuhan siswa secara menyeluruh, salah satu di antaranya adalah untuk
peningkatan kesegaran jasmani siswa. Tingkat kesegaran jasmani siswa sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai peserta didik dalam peningkatan pengetahuannya.
Misalnya, siswa dalam keadaan tidak segar jasmani dan rokhaninya maka
pelajaran yang disampaikan oleh guru kurang bisa diterima dengan maksimal.
Namun sebaliknya, dengan kesegaran jasmani baik maka pelajaran yang
disampaikan oleh guru akan mampu diterima oleh siswa, bahkan tugas-tugas lain
dari guru masih dapat dilaksanakan oleh siswa.
Dalam kegiatan ektrakurikuler olahraga mutlak diperlukan program
latihan yang tersusun dengan benar sebagai pedoman pelaksanaannya. Akan tetapi
dalam penyusunan program latihan yang benar juga diperlukan bahan
pertimbangan dan acuan agar bisa tersusun sesuai dengan kondisi di kecamatan
tersebut. Salah satu kondisi objek latihan yang perlu menjadi pertimbangan dan
acuan dalam penyusunan program latihan adalah tingkat kesegaran jasmani siswa.
Muhammad Suhud (1991: 51) berpendapat, “pelatih perlu mengadakan persiapan
sebelum melaksanakan tugas besarnya, paling tidak perlu melakukan observasi
dahulu terhadap berbagai aspek yang dianggap akan berhubungan dengan proses
latihan nanti, misalnya mengobservasi peralatan latihan, tempat latihan dan
terhadap keterampilan atlet”. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yusuf
Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996) bahwa “untuk menyusun suatu program
latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: kemampuan
dari atlet baik fisik maupun mental...”( Iwan Setiawan 1991: 141).
Berkaitan dengan kesegaran jasmani siswa sebagai acuan dalam
penyusunan program latihan, Muhammad Suhud (1991: 51) berpendapat, “fisik
atlet juga perlu diuji. Kalau mungkin, diuji setiap unsur fisiknya seperti kapasitas
aerobik dan anaerobik, kekuatan otot, daya tahan, kecepatan gerak dan bergerak,
morfologis dan antrofemetrinya...” Sedangkan pendapat Yusuf Hadisasmita & Aip
Syarifuddin (1996) bahwa “untuk menyusun suatu program latihan yang teratur
perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: ...Waktu dalam pelaksanaan
program latihan, untuk mengembangkan kekuatan, daya tahan, kecepatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kelentukan (fleksibility), dan yang lainnya untuk dikembangkan dengan sebaik-
baiknya...” (Iwan Setiawan, 1991).
Berkaitan dengan kesegaran jasmani, dalam penelitian ini akan dikaji dan
diteliti tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Bagi siswa kelas III hal ini perlu
karena siswa mulai memiliki beban belajar yang lebih berat dan bagi siswa kelas
IV hasil belajarnya untuk menunjang kelulusan di kelas VI. Dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler dimulai sejak siswa duduk di kelas III karena
karakteristik fisik siswa pada usia ini mulai berkembang seiring dengan
bertambahnya usia. Adanya kondisi semacam maka diperlukan perhatian khusus
dan pembinaan agar siswa mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal
serta kelak mampu berprestasi. Bagi siswa kelas IV kegiatan ekstrakurikuler
olahraga merupakan bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di kelas III dan persiapan lanjut agar siswa mampu lolos seleksi
dan berprestasi di tingkat kabupaten.
Berdasarkan data statistik yang ada, bahwa jumlah SD se Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali adalah 35 SD yaitu: (1) SD Negeri 1 Cepogo, (2) SD
Negeri 2 Cepogo, (3) SD Negeri Sukabumi, (4) SD Negeri 1 Genting, (5) SD
Negeri 2 Genting, (6) SD Negeri 1 Wonodoyo, (7) SD Negeri 2 Wonodoyo, (8)
SD Negeri 1 Gedangan, (9) SD Negeri 2 Gedangan, (10) SD Negeri 1 Jombong,
(11) SD Negeri 2 Jombong, (12) SD Negeri 1 Sumbung, (13) SD Negeri 2
Sumbung, (14) SD Negeri 1 Paras, (15) SD Negeri 2 Paras, (16) SD Negeri 3
Paras, (17) SD Negeri Mliwis, (18) SD Negeri Randu, (19) SD Negeri 1 Jelok,
(20) SD Negeri 2 Jelok, (21) SD Negeri Bakulan, (22) SD Negeri 1 Candigatak,
(23) SD Negeri 2 Candigatak, (24) SD Negeri 1 Tumang, (25) SD Negeri 2
Tumang, (26) SD Negeri 3 Tumang, (27) SD Negeri 4 Tumang, (28) SD Negeri 1
Kembangkuning, (29) SD Negeri 2 Kembangkuning, (30) SD Negeri Sidorejo,
(31) SD Negeri 1 Gubug, (32) SD Negeri Karangtalun, (33) SD Negeri 1
Cabeankunti, (34) SD Negeri 2 Cabeankunti, dan (35) SDIP Al Madinah. Dari
sejumlah 35 SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali hampir sebagain besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
belum diketahui tingkat kesegaran jasmaninya. Belum diketahuinya tingkat
kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Boyolali
tahun pelajaran 2011/2012 disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya cara
pelaksanaan tes dan pengukuran kesegaran jasmani siswa SD kurang diketahui
oleh guru Penjasorkes, guru Penjasorkes tidak peduli dengan keadaan kesegaran
jasmani siswanya. Karena tidak diketahuinya tingkat kesegaran jasmani siswa,
maka hasil belajar yang merupakan cerminan tercapainya tujuan pendidikan
secara menyeluruh kurang memuaskan dan dalam penyusunan program latihan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler juga akan terkendala.
Kesegaran jasmani merupakan bagian terpenting yang harus dipelihara
dan dimiliki setiap siswa. Oleh karena itu, kesegaran jasmani harus diketahui oleh
setiap guru Penjasorkes agar tujuan pendidikan secara keseluruhan tercapai dan
program latihan kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat tersusun dengan benar.
Keterkaitan antara kesegaran jasmani dengan tujuan pendidikan dan penyusunan
program latihan, dapat diketahui bahwa kesegaran jasmani merupakan penunjang
tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh dan sebagai salah satu acuan
dalam penyusunan program latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi
tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali belum diketahui. Berkaitan dengan pentingnya tingkat
kesegaran jasmani siswa sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program
latihan, maka tingkat kesegaran jasmani siswa harus diketahui dan pada akhirnya
perlu dilakukan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
Seberapa tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
bertujuan agar diketahui:
Tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru penjasorkes
serta sebagai acuan dalam penyusunan program latihan kegiatan ekstrakurikuler
olahraga bagi siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kesegaran Jasmani
a. Pengertian Kesegaran Jasmani
Definisi kesegaran jasmani atau physical fitness secara tepat tidak
mudah untuk disimpulkan. Pada hakekatnya kesegaran jasmani merupakan
hal yang rumit dan komplek. Kesegaran jasmani sangat erat kaitannya
dengan kegiatan manusia dalam bekerja dan bergerak. Kesegaran jasmani
yang dibutuhkan setiap individu untuk bergerak dan bekerja tidak sama.
Akan tetapi, kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari
sangat ditentukan dari derajat kesegaran jasmani seseorang. Dalam hal ini,
semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang, semakin tinggi
kemampuan kerja fisiknya. Sehingga hasil kerjanyapun semakin produktif
jika kesegaran jasmaninya semakin meningkat.
Agar arti dari kesegaran jasmani dapat diketahui dengan jelas,
berikut adalah definisi kesegaran jasmani berdasarkan Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
”Kesegaran jasmani adalah kondisi yang bersangkut paut dengan
kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal
dan efisian” (1994: 1). Sudarno SP. berpendapat, ”Kesegaran jasmani adalah
suatu keadaan tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan
efisien dan tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga
cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun
untuk minikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif” (1992: 9).
Rusli Lutan et al (1992) berpendapat, ”Jasmani yang bugar adalah jasmani
yang memiliki derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang
berlebihan, dan kelelahan itu pulih kembali sebelum datang tugas yang sama
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pada keesokan harinya” (hlm. 49). Sedangkan Dangsina Moeloek &
Arjatmo Tjokronegoro (1984) bahwa, ”Ditinjau dari segi ilmu faal
(fisiologi), kesegaran jasmani (phisical fitness) adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap
pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan
sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan” (hlm. 1).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditunjukkan bahwa
kesegaran jasmani adalah sebagai pencerminan kondisi kemampuan
kesehatan seseorang sebagai pendukung segala aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari secara produktif tanpa terjadi kelelahan yang berarti dan segara
pulih kembali sebelum tugas yang sama datang pada keesokan harinya.
Selain itu kesegaran jasmani merupakan hal yang sangat berperan dalam
setiap aktivitas manusia, karena dengan kesegaran jasmani, semua tugas
manusia dapat terselesaikan. Selain itu dengan tingkat kesegaran jasmani
yang tinggi, waktu senggang seseorang dapat dinikmati secara maksimal.
b. Komponen Kesegaran Jasmani
Komponen kesegaran jasmani merupakan unsur ataupun bagian
yang ada dalam kesegaran jasmani. Komponen kesegaran jasmani
merupakan unsur fisik pokok yang ada dalam tubuh yang bisa ditingkatkan
melalui latihan kondisi fisik. Berkaitan dengan komponen kesegaran
jasmani Rusli Lutan et al berpendapat, “(1) Daya tahan jantung-pernafasan-
peredaran darah (respiration-cardio-vasculatoir endurance). (2) Kelentukan
persendian, (3) Kekuatan, (4) Daya tahan otot, (5) Kecepatan, (6) Agilitas,
(7) Power” (1992: 112). Sedangkan Dangsina Moeloek dan Arjatmo
Tjokronegoro (1984) berpendapat bahwa komponen kesegaran jasmani
adalah “(1) Daya tahan (endurance), (2) Kekuatan otot (muscle strength),
(3) Tenaga ledak otot (muscle explosive power), (4) Kecepatan (kesepatan),
(5) Ketangkasan (agility), (6) Kelenturan (flexibility), (7) Keseimbangan
(balance), (8) Kecepatan reaksi (reaction time), (9) Koordinasi
(coordination)” (hlm. 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa
komponen kesegaran jasmani dapat dipilah ke dalam tiga kategori, yaitu:
1) Kategori yang dilihat dari segi kerja jantung dan paru dengan
komponennya di dalamnya adalah daya tahan jantung-pernafasan-
peredaran darah.
2) Kategori yang dilihat dari segi kerja otot dengan komponen di dalamnya
adalah kekutan otot, daya ledak, kecepatan, ketangkasan, kelentukan,
keseimbangan, kecepatan reaksi, koordinasi.
3) Kategori yang dilihat dari segi kerja jantung dan paru serta segi kerja
otot, yang merupakan bekerjanya jantung dan paru serta otot secara
bersama-sama.
Selain itu komponen kesegaran jasmani menurut Tim yang
merupakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu
Kedokteran Olahraga FKUI, Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran
Olahraga dan Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik
Indonesia (2002) bahwa “Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-
komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan
dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang
berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness)” (hlm.
12).
Mulyono Biyakto Atmojo (2011) berpendapat komponen kesegaran
jasmani dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
kesehatan meliputi: kesegaran kardiovaskuler, kekuatan, dan daya
tahan otot, kelenturan punggung bagian bawah dan komposisi
tubuh.
2) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
keterampilan meliputi: kelincahan, keseimbangan, koordinasi,
power, waktu reaksi dan kecepatan.
(hlm. 56 – 60).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Senada dengan hal tersebut di atas Ismaryati (2006) (mengutip
Nieman DC, 1993) berpendapat bahwa:
Komponen-komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan adalah: kelincahan, keseimbangan, koordinasi,
kecapatan, power, dan waktu reaksi. Komponen-komponen yang
berhubungan dengan kesehatan adalah: daya tahan kardiorespirasi,
komposisi tubuh, kelentukan, kekuatan otot, dan daya tahan otot (hlm.
39).
Berfungsinya kerja komponen-komponen tersebut sangat
berpengaruh terhadap derajat kesegaran jasmani seseorang. Komponen-
komponen kesegaran jasmani tersebut tidak dapat dipisahkan baik dalam
peningkatan maupun pemeliharaannya. Oleh karena itu dalam upaya
peningkatan maupun pemeliharaannya harus dilaksanakan secara
keseluruhan agar terjadi keseimbangan kerja antar komponen-komponen
tersebut.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Tingkat kesegaran jasmani seseorang senantiasa dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dangsina
Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984) berkata “Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesegaran jasmani (1) keturunan (genetic), (2) usia, (3) jenis
kelamin, (4) aktivitas fisik” (hlm. 1 – 4). Tim yang merupakan wakil-wakil
dari Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga
FKUI, PDSKO (Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) dan
PPKORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia)
(2002) berpendapat, “Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani
(1) umur, (2) jenis kelamin, (3) genetik, (4) makanan, (5) rokok” (hlm. 13).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesegaran jasmani
tersebut penting untuk diberi perhatian dalam upaya menjaga dan
memelihara kesegaran jasmani seseorang. Pencapaian kesegaran jasmani
sacara total merupakan keterkaitan dan gabungan secara utuh dari faktor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
faktor tersebut. Selanjutnya dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kesegaran jasmani dipengaruhi dua faktor utama, yaitu:
1) Faktor bawaan dengan unsur di dalamnya adalah komposisi tubuh, umur,
jenis kelamin, genetik.
2) Faktor gaya hidup dan aktivitas manusia di masyarakat dengan unsur di
dalamnya adalah makanan, rokok dan aktivitas fisik.
d. Manfaat Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani sangat penting bagi kehidupan mausia. Bagi
siswa sekolah kesegaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki
siswa dalam aktivitas sehari-harinya. Tugas sehari-hari siswa akan dapat
dilaksanakan dengan baik jika tingkat kesegaran jasmaninya tinggi.
Sebaliknya tugas sehari-hari siswa tidak akan dapat dilaksanakan dengan
baik jika tingkat kesegaran jasmaninya rendah. Berdasarkan definisi dan
uraian kesegaran jasmani di atas, dapat diketahui bahwa manfaat kesegaran
jasmani bagi manusia khususnya siswa adalah: (1) Membantu siswa
menyelesaikan tugas harian yang menjadi kewajibannya, (2) Membantu
siswa menikmati dan memanfaatkan waktu senggang untuk kegiatan
rekreasi yang aktif. Rusli Lutan et al (1992) berpendapat, ”Dihubungkan
dengan kegiatan studi yang cukup berat dan pencapaian prestasi akademis
yang memerlukan dukungan kemampuan kerja fisik, maka rendahnya
kapasitas kerja fisik dapat menjadi penghambat untuk mencapai sukses”
(hlm. 63). Sedangkan menurut Djauzak Ahmad, Harris Djabiruddin,
Yosrizal, Supama dan Suwardi Muhammad (1995) berkenaan dengan fungsi
kesegaran jasmani bagi siswa SD, mengatakan bahwa:
Dengan pertumbuhan organ-organ tubuh yang baik secara
menyeluruh, maka siswa akan mampu melakukan kegiatan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan gerakan-
gerakan dasar manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, melempar,
memanjat, berguling dan lain-lain yang membutuhkan daya tahan,
kecepatan, kelincahan dan kekuatan tubuh (hlm. 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran
jasmani merupakan pendukung aktivitas siswa untuk dapat melaksanakan
tugas dalam belajar dengan baik, di samping faktor-faktor pendukung
lainnya. Dengan kesegaran jasmani tersebut siswa akan mampu berfikir
secara jernih, penuh kreativitas, dan memiliki semangat yang tinggi untuk
menyelesaikan segala tugas studinya sehingga dapat berhasil dengan
memuaskan.
e. Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
setiap orang. Kualitas kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang akan
sangat berpengaruh terhadap penampilan gerak dan produktivitas kerjanya.
Bagi siswa SD upaya peningkatan kesegaran jasmani bisa dilakukan dengan
pemberian pengajaran Pendidikan Jasmani. Berkaitan dengan tujuan dan
fungsi pengajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) Djauzak Ahmad et al (1995)
berpendapat “... Meningkatkan kesegaran jasmani” (hln. 2).
Upaya menjaga kesegaran jasmani. Sebagaimana dikatakan Khairul
Maddy (2010) bahwa “salah satu manfaat olahraga adalah terbentuknya
kebugaran tubuh atau jasmani (2). Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk
peningkatan kesegaran jasmani yaitu dengan pemberian beban pada jantung
dan paru. Hal ini karena, tingkat kesegaran jasmani seseorang akan
tercermin dari kemampuan kerja jantung dan paru-paru. Jika kerja jantung
dan paru-paru baik maka akan diperoleh tingkat kebugaran jasmani yang
baik pula. Pernyataan Sudarno SP. (mengutip Cooper, 1968) bahwa "Untuk
membina kesegaran jasmani, kita harus memberi beban kepada sistem
kardiorespirasi. Latihan yang kita lakukan harus memberi beban kepada
sistem jantung dan paru" (1992: 64). Latihan yang sangat efektif dalam
upaya pemberian beban jantung dan paru adalah latihan aerobik. Latihan
aerobik merupakan bentuk latihan dengan pemberian beban kepada sistem
jantung dan paru agar tercapai kapasitas jantung dan paru yang lebih baik.
Latihan aerobik dalam kamus kesehatan (2012) bahwa “Latihan aerobik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
adalah jenis latihan (misalnya, berlari, berenang) yang membuat jantung dan
paru-paru bekerja lebih keras untuk memasok otot dengan oksigen”(1).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa hal
terpenting yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan pemeliharaan
kesegaran jasmani bagi siswa adalah melalui pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan melalui olahraga yang teratur dengan jalan pemberian beban
terhadap jantung dan paru-paru untuk bekerja pada latihan aerobik. Selain
itu juga dapat dilakukan dengan berolahraga secara efektif untuk
pemeliharaan dan peningkatan kesegaran jasmani, antara lain berlari dan
berenang. Di samping melakukan jenis olahraga tersebut dapat pula dengan
berolahraga seperti jalan cepat, bersepeda dan lain sebagainya.
f. Macam-macam Tes Kesegaran Jasmani
Latihan secara baik dan teratur merupakan langkah yang tepat
untuk memelihara tingkat kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan
hendaknya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil latihan
yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini sangat penting, sehingga akan
diketahui apakah tingkat kesegaran jasmaniya dalam keadaan baik atau
belum. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dapat dilakukan secara
sederhana dan dapat melalui laboratorium. Pendapat Sudarno SP (1992)
bahwa macam-macam tes kesegaran jasmani dapat dikelompokkan yaitu:
1) Tes untuk pengukuran kemampuan sistem jantung dan paru terdiri
dari:
a) Tes naik turun bangku Harvard
b) Tes nai turun bangku Sharkey
2) Tes untuk pengukuran VO2max terdiri dari
a) Tes jalan-lari 15 menit
b) Tes lari 12 menit
c) Tes lari 1,5 mil
d) Tes jalan 3 mil (4,8 km)
e) Tes lari 1 km
(hlm. 104 – 112)
Pendapat lain bentuk tes pengukuran VO2max adalah lari
multitahap, dikemukakan Muchsin Doewes & M. Furqon H. (1999) bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
“Tes lari multitahap terjemahan dari “Multistage Fitness Tes”. Tes ini
bertujuan untuk memprediksi Ambilan Oksigen Maksimum (Maximum
Oxygen Uptake) atau Kapasitas Aerobik Maksimum (VO2max)”. Sedangkan
pendapat Sudarno SP (mengutip Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun
kerja, 1990/1991) adalah “Tes Kesegaran Jasmani Indonesia bagi anak dan
remaja umur 6 – 19 tahun, tes tersebut terbagi atas empat kelompok umur,
yaitu: (1) Kelompok anak umur 6 – 9 tahun, (2) Kelompok anak umur 10 –
12 tahun, (3) Remaja umur 13 – 15 tahun, (4) Remaja umur 16 – 19 tahun”
(1992: 113 – 114).
Dari beberapa macam tes kesegaran jasmani tersebut, masing-
masing memiliki karakteristik dan prosedur pelaksanaan yang berbeda-beda.
Dari hasil tes yang telah dilaksanakan, kemudian dikonsultasikan sesuai
norma dari masing-masing bentuk tes tersebut, sehingga akan dikatahui
kondisi tingkat kesegaran kesegaran jasmani seseorang.
2. Karakteristik Siswa SD
Siswa SD yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia
sebelas tahun atau dua belas tahun adalah anak yang berada pada rentangan
usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan
masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada
masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu dikembangkan secara
optimal. Sehingga pada akhirnya karakteristik siswa SD perlu dipahami
sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan tindakan penanganan.
Berkaitan dengan karakteristik anak SD, Sadoso Sumosardjuno (1988)
berpendapat, “pertumbuhan dan koordinasi terus berlanjut dan mengalami
penyempurnaan pada umur sembilan tahun. Tetapi yang benar-benar menonjol
adalah perkembangan keseimbangan dan keterampilan terutama dalam
melakukan olahraga atletik” (hlm. 132). Karakteristik jasmani anak kelas III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan IV SD sebagaimana dikatakan Achmad Chusairi (2011) bahwa
karakteristik jasmani anak kelas III dan IV SD adalah sebagai berikut:
Karakteristik fisik :
a. Perbaikan koordinasi tubuh meningkat
b. Ketahanan bertambah
c. Pertumbuhan terus naik
d. Koordinasi mata dan tangan meningkat
e. Bentuk tubuh yang tidak baik dapat terjadi
f. Perempuan satu tahun lebih maju dari pria
g. Gigi yang tetap mulai nampak
h. Perbedaan seksuil banyak pengaruhnya
i. Adanya perbedaan individu mulai nyata dan terang
j. Timbulnya kecelakaan banyak disebabkan mobilitas pada masa ini
Karakteristik sosial-emosional :
a. Mudah terpengaruh
b. Anak suka membual
c. Suka menggoda dan menyakiti anak lain
d. Suka memperlihatkan
e. Suka berteman dengan teman lain walau sudah punya teman akrab
f. Kemauan besar
g. Hasrat turut serta dalam kelompok
h. Seringkali terlihat kurang hati-hati
i. Ia selalu bermain-main
j. Menginginkan kebebasan tetapi masih dalam perlindungan orang
dewasa
k. Lebih senang kegiatan beregu daripada individu
l. Suka berpikir apa yang ia senangi
m. Lebih senang ada teman yang mengalami kesakitan
n. Ada kecenderungan membandingkan dirinya dengan anak-anak lain
o. Mulai mengenal kebutuhan
p. Mampu menyelesaikan problem-problem sosial yang kecil
q. Sifat-sifat seksual lebih terlihat
Karakteristik mental :
a. Ruang lingkup perhatian bertambah
b. Kemampuan berfikir bertambah
c. Anak menghayalkan gerakan-gerakan berirama
d. Suka meniru sosok “idola”
e. Minat terhadap permainan yang terorganisasi bertambah
f. Sangat berhasrat ingin menjadi dewasa
g. Senang akan latihan-latihan aktivitas
h. Senang akan aktifitas yang berbentuk pertandingan (1).
Secara umum berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui
bahwa pada kenyataannya karakteristik siswa berkenaan dengan ranah kognitif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
afektif, fisik dan motorik bagi siswa kelas II dan IV SD mulai berkembang dan
perlu diberi perhatian khusus dalam pengambilan tindak lanjut terhadap
perkembangan siswa agar mampu berkembang dengan optimal. Berdasarkan
keadaan siswa sebenarnya di lapangan diketahui bahwa usia siswa kelas III SD
berkisar antara 8 – 9 tahun sedangkan usia siswa kelas IV SD berkisar antara
10 – 11 tahun. Terkait dengan bentuk tes kesegaran jasmani yang sesuai
berdasarkan karakteristik siswa tersebut adalah penggunaan Tes Kesegaran
jasmani Indonesia kelompok umur 6 – 9 tahun bagi siswa kelas III SD dan Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia kelompok umur 10 – 12 tahun bagi siswa kelas
IV SD.
3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani
dapat diupayakan peranan pendidikan untuk pengembangan kepribadian
individu. Tanpa ada pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, maka akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Menurut Samsudin (2008) bahwa:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor,
kognitif dan afektif setiap siswa (hlm. 2).
Sedangkan menurut Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2004 (2003) diterangkan
bahwa: “Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,
perseptual, kognitif, sosial dan emosional” (hlm. 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pada
hakekatnya pendidikan jasmani merupakan bentuk pembelajaran melalui
aktivitas jasmani dengan menitikberatkan pada perkembangan dan
pertumbuhan terhadap ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif yang
penjabaran tujuannya yaitu pembentukan siswa yang terampil,
berpengetahuan, berperilaku hidup sehat dan aktif, bersikap sportif, dan
cerdas yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Penjasorkes di SD
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sering kali disalah
artikan oleh banyak orang. Banyak anggapan bahwa, pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan hanya suatu pelajaran agar anak bersenang-senang
dan bergembira atau pelajaran selingan dari pelajaran lain yang dituntut
berpikir dengan keras. Djauzak Ahmad et al (1995) berkata bahwa tujuan
dan fungsi pengajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah:
1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
a) Meningkatkan pertumbuhan siswa
b) Meningkatkan kesegaran jasmani
c) Meningkatkan kesehatan
2) Meningkatkan ketangkasan/keterampilan
3) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan
4) Menanamkan kehidupan yang kreatif, rekreatif dan sosial
(hlm. 2 – 4)
Menurut Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) 2004 (2003)
diterangkan bahwa tujuan dari penjas adalah:
1) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai dalam pendidikan jasmani.
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,
sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya,
etnis, dan agama.
3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan
tugas-tugas ajar pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5) Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai
macam permainan dan olahraga.
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai
informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup
sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang
bersifat rekreatif.
(hlm. 6 – 7)
Berdasarkan uraian tentang tujuan Pendidikan Jasmani di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama penjas adalah pembangunan dan
pengembangan semua potensi siswa yang berhubungan dengan tiga ranah,
yaitu ranah kognitf, ranah afektif dan ranah psikomotor yang bisa bisa
tercapai secara bersama-sama dalam suatu aktivitas jasmani. Sedangkan
fungsi Pendidikan Jasmani menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas
2004 (2003) terangkum dalam enam aspek yaitu: “(1) Aspek Organik, (2)
Aspek Neuromuskuler, (3) Aspek Perseptual, (4) Aspek Kognitif, (5) Aspek
Sosial, (6) Aspek Emosional” (hlm. 7 – 9).
Berdasarkan kajian tentang inti dari aspek-aspek yang
dikembangkan dalam Pendidikan Jasmani di atas dapat disimpulkan yaitu
pada intinya fungsi dari Pendidikan Jasmani adalah sebagai bentuk
pendidikan bagi siswa dengan penekanan utamanya adalah pemberian
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
siswa yang berkenaan dengan enam aspek di atas yang diberikan oleh guru
Penjasorkes dalam kegiatan belajar mengajar Penjasorkes yang bermuara
pada terbentuknya siswa yang sehat jasmani maupun rohani dengan derajat
tingkat kesegaran jasmani yang tinggi sebagai bekal bagi siswa untuk terjun
ke dalam masyarakat luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Ruang Lingkup Penjasorkes di Sekolah Dasar
Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk
sekolah dasar mencakup banyak aspek. Menurut Pusat Kurikulum,
Balitbang Depdiknas 2004 (2003) bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan meliputi enam aspek sebagai berikut:
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola
basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan
beladiri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta
aktivitas lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan
tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta
aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air,
keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik, pengenalan lingkungan
serta aktivitas lainnya.
(hlm. 10 – 11)
Berdasarkan pendapat tersebut ditunjukkan bahwa ruang lingkup
pendidikan jasmani untuk sekolah dasar meliputi enam aspek yaitu:
Permainan dan olahraga, pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas
ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek
tersebut di dalamnya terdiri beberapa macam cabang olahraga yang telah
diatur berdasarkan kurikulum yang berlaku. Macam-macam cabang
olahraga yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar ditekankan pada
pengembangan kemampuan geraknya, baik gerak lokomotor, non lokomotor
dan manipulatif. Sehingga pada akhirnya dalam pengembangan kemampuan
gerak anak harus dilaksanakan dengan benar melalui pembelajaran
pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Secara umum kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan siswa yang
dilaksanakan di luar jam sekolah sebagai penunjang kegiatan kurikuler.
Akan tetapi makna dari ekstrakurikuler sebenarnya lebih dari sekedar
kegiatan tersebut. Pengertian ekstrakurikuler berdasarkan Surat Keputusan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen
Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992 (1992) dirumuskan bahwa,
“Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan waktu libur
sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah, dengan
tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal
hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya” (Winarno Narmoatmojo,
2009: 5).
Sedangkan pengertian ekstrakurikuler berdasarkan Lampiran Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor:
060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan
bahwa “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di
luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah” (Winarno Narmoatmojo, 2009: 5).
Berdasarkan pengertian di atas, penekanan dan inti dari kegiatan
ekstrakurikuler sebenarnya sama sehingga dapat disimpulkan bahwa
kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan yang ditujukan kepada siswa di
luar jam sekolah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah guna
memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat agar bisa
berprestasi, serta upaya pembentukan kepribadian para siswa sebagai
pelengkap pembentukan manusia seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan merupakan bagian penting
yang berperan sebagai pendukung kegiatan kurikuler sehingga tercapainya
tujuan pendidikan secara menyeluruh. Berdasarkan kajian tentang
ekstrakurikuler di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berperan sebagai berikut:
1) Sebagai penunjang tercapainya tujuan dari kegiatan kurikuler karena
salah satu kebutuhan sekolah adalah tercapainya tujuan kegiatan
kurikuler.
2) Sebagai wadah bagi siswa untuk memperluas pengetahuan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang ada.
3) Sebagai wadah pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai
kepribadian siswa.
4) Sebagai wadah pembinaan bakat, minat dan keterampilan siswa agar bisa
berprestasi.
5) Sebagai wadah pembentukan manusia seutuhnya yaitu sehat jasmani dan
rohani.
c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan
wadah pembinaan bagi siswa yang berbakat dan berminat serta terampil
dalam bidang olahraga agar bisa berkembang dan berprestasi dalam bidang
tersebut, oleh karena itu, agar perkembangan dan prestasi siswa tercapai
maka mutlak diperlukan program yang tersusun dengan prosedur langkah-
langkah pelaksanaan yang benar sebelum kegiatan ini dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bisa dimulai dengan
penentuan peserta kegiatan, sebagai contoh siswa yang duduk di kelas III
SD, dengan alasan karena karakteristik fisik siswa pada usia ini mulai
berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan siswa yang duduk di
kelas IV dengan alasan kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di kelas III. Adanya
kondisi semacam ini maka diperlukan perhatian khusus dan pembinaan agar
siswa mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan persiapan
lanjut agar siswa bisa berprestasi.
Salah satu bentuk prosedur yang harus dilaksanakan sebelum
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler agar dalam pelaksanaannnya bisa
terprogram dan terlaksana dengan benar adalah penyusunan program latihan
yang sesuai dengan kondisi di masing-masing sekolah. Menurut Muhammad
Suhud (1991) berpendapat, “Program latihan adalah seperangkat rencana
latihan yang akan disajikan kepada atlet dengan jangka waktu tertentu,
dibuat secara sistematis dan strategis. Tentu akan berkaitan dengan waktu,
jumlah latihan, jenis kegiatan, serta fasilitas lainnya” (hlm. 50). Sedangkan
menurut James Tangkudung (2006) berpendapat, “Program latihan adalah
seperangkat kegiatan dalam berlatih yang diatur sedemikian rupa sehingga
dapat dilaksanakan oleh siswa/pelajar/atlet, baik mengenai jumlah beban
latihan maupun intensitas latihannya”(hlm. 45).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa
sebelum pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan penyusunan
program latihan yang benar karena program latihan merupakan pedoman
dan pegangan pelaksanaan kegiatan yang di dalamnya berisi seperangkat
kegiatan yang tersusun secara sistematis dan strategis berkenaan dengan
keadaan obyek latihan maupun hal-hal pendukung lainnya serta berkaitan
dengan kegiatan latihan yang akan dilaksanakan guru untuk siswa sejak
awal sampai tercapainya tujuan kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam penyusunan program latihan diperlukan unsur-unsur
pendukung sebagai bahan pertimbangan agar dapat tersusun dengan benar.
Untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan
unsur-unsur (Iwan Setiawan: 1991) sebagai berikut:
1) Kemampuan dari atlet baik fisik maupun mental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Waktu dalam pelaksanaan program latihan, untuk mengembangkan
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan (fleksibility), dan yang
lainnya untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
3) Mengenai cabang olahraga yang akan dipersiapkan.
4) Ukuran tertentu yang akan dipakai sebagai patokan (standar atau
tingkatan), nasional atau internasional.
5) Keadaan daerah setempat: tradisi, iklim dan lain-lain.
6) Faktor latihan: prestasi, volume, intensitas.
7) Jadwal untuk pertandingan/perlombaan dan ujicoba.
8) Periodisasi latihan.
(Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 141)
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa terdapat beberapa
unsur yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program
latihan baik unsur dari dalam pribadi siswa maupun unsur dari luar yang
juga sebagai unsur perlu dipertimbangkan. Dari beberapa unsur dari dalam
pribadi siswa antara lain adalah kemampuan fisik maupun mental siswa.
Salah satu unsur yang terkait dengan kemampuan fisik siswa adalah tingkat
kesegaran jasmani siswa yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan
dalam pelaksanaan proses latihan kelak.
Prosedur penyusunan program latihan yang benar demi tercapainya
hasil yang maksimal merupakan langkah yang seharusnya diutamakan
dalam suatu proses latihan. Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam penyusunan program latihan yang benar dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga diperlukan kondisi tingkat kesegaran jasmani siswa
sebagai bahan pertimbangan sebagai penentu tahap latihan yang sesuai bagi
siswa dalam sebuah periodisasi latihan. Periodisasi latihan dalam upaya
pencapaian hasil yang maksimal terbagi atas tiga tahapan besar. M. Furqon
H. (1995) berpendapat bahwa tiga tahapan tersebut adalah “(1) Tahap
latihan dasar atau pemula, (2) Tahap pembinaan atau intermediate, (3)
Tahap penampilan puncak atau lanjut” (hlm. 128).
1) Tahap Latihan dasar atau Pemula
Tahap latihan dasar atau pemula merupakan latihan yang dilakukan
pertama kali oleh siswa. Tujuan pertama dari latihan ini, M. Furqon H.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(1995) berkata “tahap ini sangat penting untuk menentukan umur dan
tipe latihan dimana anak-anak akan terlibat” (hlm. 129).
Tujuan lain dari tahap latihan ini pada dasarnya berhubungan dengan
pembentukan kapasitas fisik siswa secara keseluruhan sebagai penunjang
kegiatan olahraganya. Tujuan lain dari latihan tahap dasar atau pemula
M. Furqon H. (1995) berpendapat, “... dapat mengembangkan kapasitas
fisik yang lainnya seperti: keterampilan dasar, pola, pengalaman gerak
yang berbada-beda. Keterampilan gerak diperoleh dalam bentuk kasar.
Hal ini penting untuk melatih kemampuan berkonsentrasi, kemauan (will
power) identifikasi afektif dalam olahraga” (hlm, 129).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada
tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah
pembentukan awal kapasitas fisik yang merupakan tingkat kesegaran
jasmani siswa sebagai salah satu unsur pendukung bagi siswa dalam
berolahraga.
2) Tahap Pembinaan atau Intermediate
Tahap pembinaan atau intermediate merupakan program latihan yang
disusun setelah latihan dasar selesai dilakukan. Tujuan dari pelaksanaan
program latihan ini Menurut M. Furqon H. (1995) berkata “Penekanan
utamanya diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan”
(hlm. 129). Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa bentuk penyajian
kegiatan latihan sudah lebih condong terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan tujuan dari latihan. Kegiatan-kegiatan latihan tahap pembinaan
atau intermediate adalah:
a) Melanjutkan pengkondisian umum, tetapi lebih diarahkan pada
pengkondisian khusus untuk event tertentu.
b) Perbaikan kemampuan koordinasi, contohnya koordinasi halus
dari gerakan-gerakan yang berkaitan dengan keterampilan gerak
yang lebih sulit dan perbedaan-perbedaannya.
c) Taktik dan juga pengembangan komponen kognitif yang lebih
penting yang harus ditransfer ke dalam latihan dan kompetisi.
(M. Furqon H., 1995: 129).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada
tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah latihan
lanjutan dari latihan tahap awal dengan unsur latihannya berupa
pengkondisian secara umum dengan unsur di dalamnya adalah
pembentukan kapasitas fisik yang berhubungan dengan tingkat kesegaran
jasmani siswa ketingkat lebih tinggi sebagai pendukung siswa dalam
beraktivitas olahraga yang lebih bervariasi kearah suatu event yang akan
dihadapinya.
3) Tahap Penampilan Puncak atau Lanjut
Tahap penampilan puncak atau lanjut merupakan latihan yang
dilaksanakan agar pencapaian hasil yang diinginkan bisa maksimal.
Kegiatan dan tujuan dari pelaksanaan latihan ini dapat berupa:
a) Kelanjutan penguasaan keterampilan gerak yang diperlukan,
kestabilannya di bawah kondisi pertandingan yang berbeda-beda
dan pengembangan gaya perorangan.
b) Perbaikan kondisi tubuh yang paling tinggi.
c) Pengalaman kompetisi yang beragam.
d) Keluwesan taktik dan kemandirian dalam mengatasi atau
menghadapi situasi kompetisi yang beragam.
e) Kebutuhan standar tekad atau semangat yang setinggi mungkin
agar supaya dapat mencapai penampilan puncak.
(M. Furqon H., 1995: 130)
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada
tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah kelajutan
pembentukan kapasitas fisik sebelumnya ke arah tingkat kesegaran
jasmani siswa yang paling tinggi sebagai pendukung penampilan puncak
siswa pada event tertentu agar mampu berprestasi dalam event tersebut.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat
kerangka pemikiran sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan wadah bagi siswa yang
berminat dalam olahraga untuk berlatih dalam upaya pencapaian prestasi yang
maksimal dan Penjasorkes merupakan sarana untuk pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga diperlukan adanya
program latihan dan agar tercapai tujuan pendidikan secara keseluruhan perlu
pelaksanaan Penjasorkes yang benar.
3. Penyusunan program latihan yang benar dan untuk penyajian pembelajaran
Penjasorkes harus diketahui semua kondisi awal yang berhubungan dengan
kondisi siswa .
4. Tingkat kesegaran jasmani siswa merupakan salah satu kondisi siswa yang
dijadikan acuan dalam penyusunan program latihan dan dijadikan masukan
untuk dibuat rencana tindak lanjut dalam pelaksanaan Penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di semua SD se Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan April
2012.
Adapun tempat penelitian dan jadwal selengkapnya dapat dilihat pada
tabel lampiran 1 halaman 43 – 47.
B. Rancangan/Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategori survei. Gambaran
rancangan penelitiannya seperti pada bagan di bawah ini:
Gambar 1. Bagan Rancangan Penelitian
27
Penentuan populasi penelitian, terdiri dari semua siswa putra kelas III dan IV
SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali sejumlah 757 siswa
Penentuan sampel penelitian sejumlah 30% dari populasi
Pengggunaan TKJI untuk anak umur
10-12 tahun bagi siswa kelas IV
Pelaksanaan penelitian dengan tes dan pengukuran
Pengggunaan TKJI untuk anak umur
6-9 tahun bagi siswa kelas III
Analisis data
Pengambilan kesimpulan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas III dan
IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012
sejumlah 757 siswa.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu
sejumlah 259 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel diambil secara Proportional Stratified
Random Sampling berdasarkan tingkatan kelas. Suharsimi Arikunto (2009)
berpendapat, “Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek
dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah
subjek tersebut”(hlm, 95).
Berdasarkan pengertian di atas maka dalam penelitian ini digunakan
sampel sejumlah 30% dari populasi, yaitu sebanyak 259 siswa terdiri dari 134
siswa kelas III dan 125 siswa kelas IV.
Adapun rincian sampel penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel
lampiran 2 halaman 48 – 49.
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
cara tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan berupa hasil dari dua kategori
tes yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Untuk Anak Umur 6 – 10 bagi siswa
kelas III dengan butir tes di dalamnya yaitu: lari 30 meter, gantung siku tekuk,
baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.
2. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Untuk Anak Umur 10 – 12 Tahun
bagi siswa kelas IV dengan butir tes di dalamnya yaitu: lari 40 meter, gantung
siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter.
Petunjuk pelaksanaan tes dan pengukuran tersebut dari Depdiknas (1999:
6 – 18). Adapun petunjuk pelaksanaan tes tersebut dapat dilihat pada lampiran 3
halaman 50 – 57.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Validitas tes yang dimiliki rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
untuk anak putra umur 6 – 9 tahun yang digunakan bagi siswa putra kelas III dan
rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 10 -12 tahun
yang digunakan bagi siswa putra kelas IV adalah sebagai berikut:
1. Validitas rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 6
– 9 tahun adalah 0,894 – (AITKEN) (Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan
Rekreasi, 1999: 3).
2. Validitas rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur
10 – 12 tahun adalah 0,884 – (AITKEN) (Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani
dan Rekreasi, 1999: 3).
G. Analisis Data
Dari hasil tes dan pengukuran item tes tersebut di atas, selanjutnya teknik
analisis data dilakukan dengan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Langkah-langkah pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani adalah sebagai
berikut:
1. Dari hasil tes tiap item tes kesegaran jasmani kemudian dinilai dengan tabel
nilai yang sesuai dengan tingkatan umur anak untuk penilaian prestasi dari
masing-masing butir tes, yaitu Tabel Nilai untuk Anak Putra Umur 6 – 9 tahun
dan Tabel Nilai untuk Anak Putra Umur 10 – 12 tahun. Kedua tabel tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 6 – 9
Tahun Putra.
Nil
ai
Lari 30
Meter
Gantung
Siku Tekuk
Baring
Duduk 30
Detik
Loncat
tegak
Lari 600
Meter
Nil
ai
5
4
3
2
1
S.d- 5.5”
5.6” – 6.1”
6.2” – 6.9”
7.0” – 8.6”
8.7” – dst
40” ke atas
22” – 39”
09” – 21”
03” – 08”
00” – 02”
17 ke atas
13 - 16
07 - 12
02 - 06
00 - 01
38 ke atas
30 - 37
22 – 29
13 – 21
12 dst
S.d - 2’39”
2’40” - 3’00”
3’01” - 3’35”
3’36” - 4’48”
4’48” dst
5
4
3
2
1
(Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 25)
Tabel 3.2. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10 –
12 Tahun Putra.
Nil
ai
Lari 40
Meter
Gantung
Siku Tekuk
Baring
Duduk 30
Detik
Loncat
tegak
Lari 600
Meter
Nil
ai
5
4
3
2
1
S.d – 6,3”
6,4” – 6,9”
7,0” – 7,7”
7,8” – 8,8”
8,9” – dst
51” ke atas
31” – 50”
15” – 30”
5” – 14”
4” dst
23 ke atas
18 – 22
12 – 17
4 – 11
0 – 3
46 ke atas
38 – 45
31 – 37
24 – 30
23 dst
S.d – 2”09”
2’10” – 2’30”
2’31” – 2’45”
2’46” – 3’44”
3’45” dst
5
4
3
2
1
(Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 24)
2. Hasil penjumlahan dari penilaian lima butir tes kesegaran jasmani dengan
Tabel Nilai kemudian diklasifikasikan dengan cara dikonsultasikan ke Tabel
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 3.3. Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 – 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
(Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian diperoleh berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani pada
siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012 sejumlah 247 siswa yang semula sejumlah 259 siswa dengan
5 butir tes bagi setiap siswa. Bagi siswa kelas III yang semula berjumlah 134
kemudian sejumlah 11 siswa didrop karena terdapat 9 siswa berumur lebih dari 9
tahun dan 2 siswa tidak hadir dalam tes, sehingga berjumlah 123 siswa dengan 5
butir tesnya adalah lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik,
loncat tegak dan tes lari 600 meter. Bagi siswa kelas IV yang semula berjumlah
125 kemudian terdapat 1 siswa didrop karena tidak hadir dalam tes, sehingga
berjumlah 124 siswa dengan 5 butir tesnya adalah lari 40 meter, gantung siku
tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Data penelitian
tersebut dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III
No Butir Tes N Hasil Tes
Tertinggi
Hasil Tes
Terendah
Siswa Gagal
Menyelesaikan
Tes
1 Lari 30 meter 123 5,2 detik 8,6 detik 0 siswa
2 Gantung siku tekuk 123 45 detik 0 detik 0 siswa
3 Baring duduk 30 detik 123 26 kali 0 kali 0 siswa
4 Loncat tegak 123 41 cm 17 cm 0 siswa
5 Lari 600 meter 123 2,29 menit 3,84 menit 3 siswa
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 4.2. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV
No Butir Tes N Hasil Tes
Tertinggi
Hasil Tes
Terendah
Siswa Gagal
Menyelesaikan
Tes
1 Lari 40 meter 124 6,3 detik 9,3 detik 0 siswa
2 Gantung siku tekuk 124 50 detik 0 detik 0 siswa
3 Baring duduk 30 detik 124 27 kali 0 kali 0 siswa
4 Loncat tegak 124 45 cm 19 cm 0 siswa
5 Lari 600 meter 124 2,30 menit 4,55 menit 9 siswa
B. Hasil Analisis Data
Dalam analisis data hasil tes kesegaran jasmani ini, tiap hasil tes
dikonsultasikan ke dalam tabel nilai (Tabel 3.1) bagi siswa kelas III dan tabel nilai
(Tabel 3.2) bagi siswa kelas IV agar bisa ditentukan nilai tiap-tiap item tes.
Adapun hasil penilaian tiap-tiap item tes pada siswa kelas III dan IV SD
se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut berikut:
Tabel 4.3. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III
No Butir Tes N
Jumlah Siswa yang
Mendapat Nilai
Juml
ah
Terti
nggi
pada
Nilai
Jum
ah
Tere
ndah
pada
Nilai
Rata-
rata
Nilai 5 4 3 2 1
1 Lari 30 meter 123 9 48 51 15 0 3 1 3,41
2 Gantung siku
tekuk 123 1 27 75 15 5 3 5 3,03
3 Baring duduk
30 detik 123 22 49 39 9 4 4 1 3,62
4 Loncat tegak 123 3 45 68 7 0 3 1 3,36
5 Lari 600
meter 123 6 35 40 39 3 3 1 3,02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 4.4. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV
No Butir Tes N
Jumlah Siswa yang
Mendapat Nilai
Juml
ah
Terti
nggi
pada
Nilai
Jum
ah
Tere
ndah
pada
Nilai
Rata-
rata
Nilai 5 4 3 2 1
1 Lari 40 meter 124 2 19 62 35 6 3 5 2,81
2 Gantung siku
tekuk 124 0 13 53 54 4 2 5 2,60
3 Baring duduk
30 detik 124 5 39 47 26 7 3 5 3,07
4 Loncat tegak 124 0 16 53 41 14 3 5 2,57
5 Lari 600
meter 124 0 1 15 83 25 2 5 1,94
Selanjutnya adalah dilakukan penjumlahan nilai yang diperoleh setiap
siswa dari semua nilai butir tes yang telah dilaksanakannya. Bagi siswa kelas III
meliputi jumlah nilai dari tes lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30
detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Bagi siswa kelas IV meliputi jumlah
nilai dari tes lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat
tegak dan tes lari 600 meter. Adapun hasil penjumlahan nilai butir tes tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Jumlah Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III
dan IV
No Kelas N Jumlah Nilai
Tes Tertinggi
Jumlah Nilai
Tes Terendah Rata-rata
1 III 123 24 10 16,44
2 IV 124 19 7 12,99
Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis untuk penyusunan
klasifikasi tingkat kesegaran jasmani berdasarkan jumlah nilai semua item tes dari
tiap-tiap siswa yang dikonsultasikan ke dalam tabel norma tes (Tabel 3.3) untuk
penentuan klasifikasi tingkat kesegaran jasmani siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Adapun hasil pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani pada siswa
putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.6. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas
III
No Jumlah Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%) Klasifikasi
1 22 – 25 1 0,008130081 Baik Sekali
2 18 – 21 38 0,308943089 Baik
3 14 – 17 73 0,593495935 Sedang
4 10 – 13 11 0,089430894 Kurang
5 5 – 9 0 0 Kurang Sekali
Tabel 4.7. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas
IV
No Jumlah Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%) Klasifikasi
1 22 – 25 0 0 Baik Sekali
2 18 – 21 4 0,032258065 Baik
3 14 – 17 50 0,403225806 Sedang
4 10 – 13 60 0,483870968 Kurang
5 5 – 9 10 0,080645161 Kurang Sekali
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat diketahui hasil
penelitian kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 diatas, bagi siswa kelas
III, untuk nilai butir tes lari 30 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi
pada nilai 3 sejumlah 51 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 48 siswa, ketiga pada
nilai 2 sejumlah 15 siswa, keempat pada nilai 5 sejumlah 9 siswa, sedangkan
jumlah siswa terendah pada nilai 1 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir
ini adalah 3,41. Nilai butir tes gantung siku tekuk ditunjukkan bahwa jumlah
siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 75 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 27
siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 15 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 1 siswa dan rata-
rata nilai pada butir ini adalah 3,03. Nilai butir tes baring duduk 30 detik
ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 4 sejumlah 49 siswa, kedua
pada nilai 3 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 5 sejumlah 22 siswa, keempat
pada nilai 2 sejumlah 9 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 1
sejumlah 4 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,62. Nilai butir tes
loncat tegak ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 68
siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 45 siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 7 siswa,
keempat pada nilai 5 sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada
nilai 1 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,36. Nilai butir
tes lari 600 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah
40 siswa, kedua pada nilai 2 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 35
siswa, keempat pada nilai 5 sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah
pada nilai 1 sejumlah 3 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,02.
Adapun bagi siswa kelas IV, nilai butir tes lari 40 meter ditunjukkan
bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 62 siswa, kedua pada nilai 2
sejumlah 35 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 19 siswa, keempat pada nilai 1
sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 2 siswa
dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 2,81. Nilai butir tes gantung siku tekuk
ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 2 sejumlah 54 siswa, kedua
pada nilai 3 sejumlah 53 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 13 siswa, keempat
pada nilai 1 sejumlah 4 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5
sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 2,60. Nilai butir tes
baring duduk 30 detik ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3
sejumlah 47 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 2
sejumlah 26 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 7 siswa, sedangkan jumlah
siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 5 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini
adalah 3,07. Nilai butir tes loncat tegak ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi
pada nilai 3 sejumlah 53 siswa, kedua pada nilai 2 sejumlah 41 siswa, ketiga pada
nilai 4 sejumlah 16 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 14 siswa, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir
ini adalah 2,57. Nilai butir tes lari 600 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa
tertinggi pada nilai 2 sejumlah 83 siswa, kedua pada nilai 1 sejumlah 25 siswa,
ketiga pada nilai 3 sejumlah 15 siswa, keempat pada nilai 4 sejumlah 1 siswa,
sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai
pada butir ini adalah 1,94.
Selanjutnya dapat diketahui jumlah nilai yang diperoleh tiap-tiap siswa.
Adapun jumlah nilai bagi siswa kelas III ditunjukkan bahwa jumlah nilai tertinggi
adalah 24, jumlah nilai terendah adalah 10, dengan rata-rata nilainya adalah 16,44.
sedangkan bagi siswa kelas IV ditunjukkan bahwa jumlah nilai tertinggi adalah
19, jumlah nilai terendah adalah 7, dengan rata-rata nilainya adalah 12,99.
Berdasarkan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani pada siswa
putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun
pelajaran 2011/2012 ditunjukkan bahwa bagi siswa kelas III jumlah terbanyak
berada pada klasifikasi sedang sejumlah 73 siswa (0,593495935%), kedua pada
klasifikasi baik sejumlah 38 siswa (0,308943089%), ketiga pada klasifikasi
kurang sejumlah 11 siswa (0,089430894%), keempat pada klasifikasi baik
berjumlah 1 siswa (0,008130081%) dan terakhir pada klasifikasi kurang sekali
dengan tidak ada satupun siswa yang masuk dalam klasifikasi ini (0%).
Bagi siswa kelas IV jumlah terbanyak berada pada klasifikasi kurang
sejumlah 60 siswa (0,483870968%), kedua pada klasifikasi sedang sejumlah 50
siswa (0,403225806%), ketiga pada klasifikasi kurang sekali sejumlah 10 siswa
(0,080645161%), keempat pada klasifikasi baik sejumlah 4 siswa
(0,032258065%) dan terakhir pada klasifikasi baik sekali dengan tidak ada
satupun siswa yang masuk pada klasifikasi ini (0%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data tes kesegaran jasmani pada siswa putra
kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2011/2012, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesegaran jasmani bagi siswa
kelas III dalam klasifikasi sedang, sedangkan bagi siswa kelas IV dalam
klasifikasi kurang.
Rangkuman hasil umum tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas III
SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam
kategori adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi Baik Sekali sejumlah 1 siswa (0,008130081%).
2. Klasifikasi Baik sejumlah 38 siswa (0,308943089%).
3. Klasifikasi Sedang sejumlah 73 siswa (0,593495935%).
4. Klasifikasi Kurang sejumlah 11 siswa (0,089430894%).
5. Klasifikasi Kurang Sekali sejumlah 0 siswa (0%).
Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 4 halaman
58 – 62.
Sedangkan rangkuman hasil umum tingkat kesegaran jasmani pada siswa
kelas IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2011/2012 dalam kategori adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi Baik Sekali sejumlah 0 siswa (0%).
2. Klasifikasi Baik sejumlah 4 siswa (0,032258065%).
3. Klasifikasi Sedang sejumlah 50 siswa (0,403225806%).
4. Klasifikasi Kurang sejumlah 60 siswa (0,483870968%).
5. Klasifikasi Kurang Sekali sejumlah 10 siswa (0,080645161%).
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 5 halaman
63 – 67.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan
IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012
secara umum hasil yang diperoleh dalam klasifikasi sedang bagi siswa kelas III
dan klasifikasi kurang bagi siswa kelas IV. Maka berimplikasi pada peningkatan
kesegaran jasmani bagi siswa kelas III dan IV karena klasifikasi yang dimiliki
siswa ini kemungkinan besar bisa ditingkatkan ke klasifikasi yang paling tinggi
sebagai penunjang kegiatan siswa yang lebih berat agar tercapai hasil belajar yang
maksimal dan pada akhirnya akan tercapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani tersebut di atas juga
berimpilikasi pada penyusunan program latihan tahap pembinaan atau
intermediate bagi siswa kelas III dan berimplikasi pada penyusunan program
latihan tahap dasar atau pemula bagi siswa kelas IV. Program latihan tahap
pembinaan atau intermediate ini sesuai dengan tingkat kesegaran jasmani siswa
kelas III, karena pada program latihan tahap pembinaan atau intermediate berisi
lanjutan dari latihan tahap awal dengan unsur latihan berupa kelanjutan
pengkondisian secara umum dengan unsur didalamnya adalah pembentukan
kapasitas fisik yang berhubungan dengan kesegaran jasmani ketingkat yang lebih
tinggi sebagai pendukung siswa dalam beraktivitas olahraga yang lebih bervariasi
kearah suatu event yang akan dihadapi agar tercapai prestasi yang maksimal.
Kemudian program latihan tahap dasar atau pemula ini sesuai dengan tingkat
kesegaran jasmani siswa kelas IV karena pada program latihan tahap dasar atau
pemula berisi pembentukan kapasitas fisik siswa secara keseluruhan sebagai
penunjang kegiatan olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi studi tentang kesegaran jasmani
pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2011/2012, maka disarankan:
1. Peningkatan kesegaran jasmani pada siswa kelas III dan IV melalui berbagai
macam kegiatan olahraga dan aktivitas jasmani, salah satunya melalui
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
2. Penggunaan program latihan tahap pembinaan atau intermediate bagi siswa
kelas III dan penggunaan program latihan tahap dasar atau pemula bagi siswa
kelas IV.
3. Penyelenggaraan tes kesegaran jasmani secara rutin setiap tahun sejak siswa
duduk di kelas III sebagai bagian dari pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan dan sebelum penyusunan program latihan untuk
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Peningkatan kerjasama antara guru, kepala sekolah dan komite sekolah agar
kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dapat berlangsung
dengan benar.