Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

48
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas segala berkat dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah Ilmu Faal yang membahas mengenai Tes Kesegaran Jasmani dan EKG. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan kerjasama dari teman-teman sekelompok serta bimbingan dari dosen hingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi dengan baik . Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini. 2. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik dan meluangkan segenap waktu serta tenaganya dalam menyelesaikan tugas ini . Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Apabila ada hal-hal yang belum sempurna dalam upaya penulisan Tugas Makalah Ilmu Faal ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik tetap kami harapkan demi kemajuan kita bersama dalam menghasilkan calon-calon dokter yang Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 1

description

tes

Transcript of Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Page 1: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas segala berkat dan

rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah Ilmu Faal yang membahas

mengenai Tes Kesegaran Jasmani dan EKG.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.

Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan kerjasama dari teman-teman sekelompok serta bimbingan dari

dosen hingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi dengan baik . Oleh karena

itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga

kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.

2. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik dan meluangkan

segenap waktu serta tenaganya dalam menyelesaikan tugas ini .

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak

yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Apabila ada hal-hal yang belum sempurna dalam upaya penulisan Tugas Makalah Ilmu

Faal ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik tetap kami harapkan

demi kemajuan kita bersama dalam menghasilkan calon-calon dokter yang berkompeten,

memiliki hati nurani dan sadar betul akan tugasnya.

Salam

Tim penyusun

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 1

Page 2: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori (Tes Kesegaran Jasmani) 3

Latar Belakang Teori (Elektrokardiografi) 4

1.2 Permasalahan (Tes Kesegaran Jasmani) 4

Permasalahan (Elektrokardiografi) 13

1.3 Tujuan Praktikum (Tes Kesegaran Jasmani) 4

Tujuan Praktikum (Elektrokardiografi) 13

BAB II : METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan Praktikum

2.1.1. Tes Kesegaran Jasmani 14

2.1.2. Elektrocardiogram 16

2.2 Tata Kerja Praktikum

2.2.1. Tes Kesegaran Jasmani 14

2.2.2. Elektrocardiogram 16

BAB III : HASIL PRAKTIKUM

3.1 Tes Kesegaran Jasmani 19

3.2 Elektrokardiografi 21

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1 Tes Kesegaran Jasmani 26

4.2 Elektrokardiografi 30

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 2

Page 3: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori ( Tes Kesegaran Jasmani ).

Kepentingan pemeriksaan kesanggupan badan atau physical fitness sangatlah

luas. Boleh dikatakan, bahwa di semua lapangan pekerjaan diperlukan suatu derajat

kesagaran jasmani tertentu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa masalah

kesegaran jasmani juga menyangkut masalah nasional.

Dalam ilmu faal tes kesegaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan

kerja. Yang diambil sebagai parameter adalah hal – hal yang berhubungan dengan kerja

otot dan fungsi organisnya.

Banyak sekali cara untuk melakukan tes kesanggupan badan yang dilakukan

oleh beberapa peneliti. Dan pada percobaan ini menggunakan salah satu tes kesegaran

jasmani yaitu Harvard Step Up Test atau percobaan naik turun bangku. Harvard Step

Up test dikembangkan oleh Brouha dkk ( 1943 ) di laboratorium universitas Harvard

( Harvard University Fatique Laboratory ) selama perang dunia II.Sebagai parameter

pada test ini adalah waktu lamanya kerja dan frekwensi nadi.Dengan memakai kedua

parameter diatas, dapatlah dibuat indeks kesegaran jasmani, yang dibedakan antara

“kurang fit” sampai dengan yang “sangat fit”.

Dalam tes ini orang yang diperiksa disuruh naik turun bangku setinggi 19 inci

untuk laki – laki dan 17 inci untuk perempuan dengan frekwensi metronom 120 kali

per menit ( 1 langkah setiap 2 detik ) selama maksimal 5 menit atau sampai kelelahan

dan tidak sanggup meneruskan tes.

Banyak peneliti melakukan tes kesanggupan badan dengan alat dan dasar cara

kerja sama dengan Harvard Step Up Test, namun berbeda dalam lamanya kerja. Tinggi

bnagku dan frekwensi langkah kakinya.

Dengan pemeriksaan EKG sebelum tes dapat diketahui kemungkinan ada

kontradiksi dilakukan tes ini. Dan dari rekaman EKG lengkap segera setelah latihan

dapat diketahui adanya kelainan koroner latent ( latent coronary hearth disease ).

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 3

Page 4: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

1.2 Permasalahan (Tes Kesegaran Jasmani)

1. Adakah perbedaan di dalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara

lambat dengan cara cepat ?

2. Berapa orang di dalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan

badan termasuk baik / baik sekali / cukup / sedang / kurang ?

3. Sebutkan test lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani

!

4. Buatlah daftar seperti di bawah ini guna melengkapi laporan praktikum yang sudah

dilaksanakan ?

1.3 Tujuan Praktikum (Tes Kesegaran Jasmani)

- Tes ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani secara aerobic

menggunakan cara sederhana dan peralatan minimal.

Untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran dengan cara lambat atau cara cepat.

1.1 Latar Belakang Teori ( Elektrokardiografi ).

Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu

elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat

pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan : “elektro” = berkaitan dengan elektronika, dan

“kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian “gram”, berarti tulis

/ menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi

menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak menilai

kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas

naik-turunnya kontraktilitas jantung.

Ektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS

dan sebuah gelombang T.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 4

Page 5: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM NORMAL

Gelombang P (gelombang depolarisasi) disebabkan oleh potensial listrik yang

dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksi. Kompleks QRS (gelombang

depolarisasi) disebabkan oleh potensial listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel

berdepolarisasi sebelum kontraksi yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar

melewati ventrikel. Gelombang T (gelombang repolarisasi) disebabkan oleh potensial

listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi (terjadi selama

0.25-0,35 detik sesudah depolarisasi)

Gelombang Depolarisasi Lawan Gelombang Repolarisasi

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 5

Page 6: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Gambar di atas menjelaskan 4 tahap proses depolarisasi dan repolarisasi yang

terjadi pada sebuah serat otot.

Pada gambar A : proses depolarisasi, muatan positif di sisi dalam berwarna merah

dan muatan negatif di sisi luar juga berwarna merah, sedang berjalan ke kiri dan ke kanan

dan separuh bagian pertama dari serat sudah terdepolarisasi, sedangkan separuh sisanya

masih dalam keadaan repolarisasi. Oleh karena itu, elektroda kiri yang terletak di atas serat

berada dalam daerah yang bermuatan negatif di mana elektroda menyentuh bagian luar dari

serat dan elektroda kanan terletak dalam daerah yang bermuatan positif, keadaan ini akan

membuat alat pengukur merekam muatan positif.

Pada gambar B : proses depolarisasi telah menyebar ke seluruh serat otot dan

rekaman di sebelah kanan sudah kembali ke garis dasar nol lagi karena kedua elektroda

sekarang terletak pada daerah yang sama-sama bermuatan negatif.

Pada gambar C : proses repolarisasi dalam serat otot, di mana muatan positif telah

kembali ke sisi luar dari serat, proses ini telah melampaui setengah panjang serat dari kiri

ke kanan. Pada titik ini, elektroda kiri berada pada daerah bermuatan positif dan elektroda

kanan berada pada daerah yang bermuatan negatif. Maka rekaman yang ditunjukkan di

sebelah kanan akan menjadi negatif.

Pada gambar D : serat otot telah seluruhnya mengalami repolarisasi dan kedua

elektroda sekarang berada dalam daerah yang bermuatan positif sehingga tidak ada

potensial listrik yang dapat direkam di antara kedua elektroda ini. Jadi, pada rekaman yang

di sebelah kanan, sekali lagi potensial kembali menjadi nol.

Hubungan Antara Kontraksi Atrium dan Kontraksi Ventrikel Terhadap

Gelombang-gelombang dalam Elektrokardiogram

Sebelum kontraksi otot, proses depolarisasi harus menyebar ke seluruh otot untuk

mengawali proses kimiawi dari kontraksi.

Otot ventrikel mulai repolarisasi 0,20 detik sesudah permulaan gelombang

depolarisasi, namun kebanyakan berlangsung sampai 0,35 detik. Sehingga gelombang

normal T sering berupa gelombang yang memanjang. Namun tegangan gelombang T itu

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 6

Page 7: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

sangant kecil dibandingkan dengan tegsngsn kompleks QRS, sebagian disebabkan oleh

perpanjangan proses repolarisasi.

Atrium berepolarisasi 0,15-0,20 detik sesudah terjadi gelombang P. Oleh karena

itu, gelombang T atrium biasanya tertutup oleh gelombang QRS yang lebih besar.

Peneraan Voltase dan Waktu dari Elektrokardiogram

Rekaman dibuat di atas kertas pada waktu yang bersamaan dengan perekaman

elektrokardiogram, yang merupakan keadaan yang akan ditemukan bila menggunakan

elektrokardiograf tipe fotografik.

Garis peneraan horisontal : 10 kotak kecil ke atas atau ke bawah dalam

elektrokardiogram menunjukkan tegangan 1 mV. Muatan positif dengan arah ke atas dan

muatan negatif dengan arah ke bawah.

Garis vertikal pada elektrokardiogram menunjukkan peneraan waktu, setiap inchi

sebesar 1 detik. Biasanya tiap inchi berikutnya akan dipecah menjadi 5 segmen dengan

batas garis vertikal. Interval antar garis ini menunjukkan waktu sebesar 0,20 detik. Lalu

interval ini dibagi lagi menjadi 5 interval lebih kecil yang besarnya 0,04 detik.

Tegangan Normal dalam Elektrokardiogram

Besarnya tegangan gelombang-gelombang yang terdapat dalam elektrokardiogram

normal bergantung pada cara pemasangan elektroda-elektroda pada permukaan tubuh dan

jarak elektroda ke jantung.

Interval P-Q / Interval P-R : interval waktu antara permulaan kontraksi atrium dan

permulaan kontraksi ventrikel, kira-kira 0,16 detik (normal).

Interval Q-T : kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai

akhir gelombang T, kira-kira 0,35 detik.

Penetapan Besarnya Kecepatan Denyut Jantung dengan Elektrokardiogram

Kecepatan denyut jantung dengan mudah ditentukan dengan bantuan

elektrokardiogram, sebab frekuensi denyut jantung berbanding terbalik dengan interval

waktu antara 2 denyut yang berurutan. Bila interval antara dua denyut jantung seperti yang

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 7

Page 8: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

ditentukan dengan garis peneraan waktu itu adalah satu detik, maka frekuensi denyut

jantung adalah 60 kali per menit.

SANDAPAN-SANDAPAN ELEKTROKARDIOGRAFIK

Ketiga Sandapan Anggota Badan Bipolar

Pada sandapan standart ini digunakan dua buah elektrode pencari. Jadi yang dicatat

dalam sandapan ini adalah perbedaan potensial antara dua tempat. Istilah bipolar berarti

bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari 2 elektroda yang terletak pada

bagian jantung yang berbeda, dalam hal ini anggota badan. Jadi sebuah sadapan bukan

merupakan sebuah kabel tunggal yang dihubungkan dari tubuh tapi merupakan gabungan

dari dua kabel dan elektrodanya untuk membuat sebuah sirkuit yang menyeluruh antara

tubuh dan elektrokardiograf.

Sandapan 1 atau L1. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 1, ujung negatif

elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif pada lengan kiri.

Sandapan 2 atau L2. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 2, ujung negatif

elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positifnya dihubungkan

dengan tungkai kiri.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 8

Page 9: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Sandapan 3 atau L3. Sewaktu merekam sadapan anggota badan 3, ujung negatif

elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada

tungkai kiri.

Hubungan ketiga sandapan ekstremitas bipolar dari Einthoven secara matematis

dapat dituliskan menjadi satu persamaan, yaitu:

Sandapan I = LA – RA

Sandapan II = LF – RA

Sandapan III = LF – LA

Segitiga Einthoven

Pada gambar di atas tampak sebuah segitiga yang digambarkan mengelilingi

jantung disebut segitiga Einthoven. Segitiga ini merupakan gambaran diagramatik yang

menunjukkan kedua lengan dan tungkai kiri membentuk puncak dari segitiga yang

mengelilingi jantung. Kedua puncak bagian atas segitiga itu menunjukkan titik-titik

dimana kedua lengan dihubungkan secara elektrik dengan cairan yang terdapat disekeliling

jantung dan puncak bawah merupakan titik di mana tungkai kiri berhubungan dengan

cairan.

Hukum Einthoven

Menyatakan bahwa bila setiap saat dapat dihitung besarnya potensial listrik yang

terdapat pada tiap dua dari ketiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada

sadapan ketiga dapat ditetapkan secara matematik hanya dengan menjumlahkan besar

kedua potensial yang pertama (tapi sewaktu menjumlahkan hendaknya benar-benar

diperhatikan letak tanda positif dan tanda negatif pada berbagai sadapan yang berbeda).

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 9

Page 10: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Gambaran Elektrokardiogram Normal yang Direkam dari Ketiga Sadapan

Anggota Badan Bipolar

Dari gambar di bawah ini menunjukkan gambaran elektrokardiogram dalam ketiga

sadapan serupa satu sama lain, sebab sadapan itu merekam gelombang P yang positif dan

gelombang T yang positif dan bagian utama dari kompleks QRS juga direkam positif

dalam setiap elektrokardiogram.

Pada analisis ketiga elektrokardiogram, dengan cara pengukuran yang teliti dapat

ditunjukkan pada setiap saat, jumlah potensial dalam sadapan 1 dan 3 sesuai dengan besar

potensial dalam sadapan 2, jadi menggambarkan keabsahan hukum Einthoven.

Sandapan-sandapan Dada (Sandapan Prekordial)

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 10

Page 11: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan elektroda di

permukaan anterior dada di atas jantung. Elektroda ini dihubungkan dengan ujung positif

elektrokardiograf, elektroda negatif dihubungkan melalui tahanan listrik ke lengan kanan,

lengan kiri dan tungkai kiri secara bersamaan. Yang dikenal dengan sadapan V1, V2, V3,

V4, V5 dan V6.

Enam tempat yang umum dipakai untuk keenam sandapan prekordial adalah :

V1 : pada sisi kanan sternum disela iga keempat

V2 : pada sisi kiri sternum disela iga keempat

V3 : antara V2 dan V4

V4 : pada garis midclavicular kiri disela iga kelima

V5 : pada garis axillaris anterior kiri setinggi V4

V6 : pada garis mid axillaris setinggi V4

Pada sadapan V1 dan V2, rekaman QRS jantung normal terutama bernilai negatif

karena elektroda dada pada sadapan ini letaknya lebih dekat dengan basis jantung. Pada

sadapan V4, V5 dan V6 kompleks QRS terutana terlihat positif karena elektroda dada

dalam sadapan ini terletak lebih dekat dengan bagian apeks.

Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar

Pada tipe perekaman ini, kedua anggota badan dihubungkan melalui tahanan listrik

dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkan anggota badan yang ketiga

dihubungkan dengan ujung positif.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 11

Page 12: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Berhubung sandapan ekstremitas unipolar mengukur voltase (V) arus depolarisasi

jantung, maka yang dari sentral terminal ke lengan kiri (left=L) dinamakan sandapan VL,

yang ke lengan kanan ( right = R) dinamakan sandapan VR dan yang ke tungkai (foot =

F) kiri dinamakan sandapan VF. Dengan demikian, terbentuk lagi sebuahfrontal plane baru

yang juga terdiri dari tiga sandapan, yang mana arah arus bioelektrik jantung diukur dari

sumbu yang berbentuk sudut :

- 30° untuk sandapan VL

- 150° untuk sandapan VR

+ 90° untuk sandapan VF

Ternyata dalam prakteknya kompleks EKG yang dicatat melalui unipolar limb

menurut sandapan dari Wilson ini sangat kecil. Pada tahun 1942, Goldberger menemukan

bahwa pemutusan hubungan elektroda-elektroda negative dengan sentral terminal akan

memperbesar 50% voltase pencatatan dari elktroda positif. Dengan demikian ketiga

sandapan ekstremitas unipolar yang dimodifikasi ini diberi tambahan huruf “a”

(augmented) yang saat ini dikenal sebagai sandapan aVL, sandapan aVR, dan sandapan

aVF.

Dari EKG dapat diketahui berbagai macam keadaan jantung yaitu :

1. Apakah irama jantung normal atau tidak. Dan apabila tidak, kelainan irama tersebut

disebabkan oleh kelainan apa.

2. Apakah hantaran impuls normal atau ada hambatan. Apabila ada hambatan, dapat

diketahui dimana letak hambatan dan sampai berapa jauh hambatan

tersebut.Apakah termasuk hambatan sebagian (partial b;ock) atau hambatan total

(total block).

3. Dapat pula diketahui keadaan otot jantung, umpama adanya iskemia lokal maupun

menyeluruh dari otot jantung atau adanya baji mati jantung (hearth infarction).

4. Pengaruh perubahan susunan elektrolit maupun obat dapat dipelajari.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 12

Page 13: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

1.2 Permasalahan (EKG)

1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan

iramanya normal atau tidak.

2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya:

a. P-R interval : awal gelombang P sampai awal QRS kompleks.

b. QRS kompleks : awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir

gelombang S.

c. Q-T interval : awal gelombang Q sampai akhir gelombang T.

Apakah terdapat kelainan ?

3. Hitunglah besar voltage puncak-puncak P,Q,R,S dan T pada hantaran I,II, dan

III apakah ada kelainan?

Lakukan juga pada sadapan precordial.

4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks: II=I+III.

5. Tentukan axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal)

6. Lihatlah gambar pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horisotal),

apakah ada counter clock wise rotation atau clock wise rotation?

7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah

masih dalam batas normal?

1.3 Tujuan Praktikum (EKG)

Untuk mengetahui irama jantung apakah normal atau tidak.

Untuk mengetahui apakah hantaran impuls pada jantung normal atau ada

hambatan.

Dapat pula untuk mengetahui keadaan otot jantung, misalnya iskemia atau terdapat infark.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 13

Page 14: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

BAB II

METODE KERJA

2.1. Alat dan Bahan Praktikum

2.1.1. Tes Kesegaran Jasmani

1. Bangku datar setinggi 19 inci / 48,24 cm (untuk laki-laki) dan 17 inci /

43,16 cm (untuk perempuan)

2. Stopwatch

3. Metronom

2.2. Tata Kerja Praktikum

2.2.1. Tes Kesegaran Jasmani

1. Orang coba berdiri menghadap bangku (yang tingginya berbeda untuk

laki-laki maupun perempuan). Pasanglah metronom dengan frekuensi 120

kali permenit.

2. Suruhlah orang coba naik turun bangku, selalu dimulai dengan kaki yang

sama. Setiap langkah kaki harus sesuai dengan irama detik metronome.

Lakukan tindakan tersebut 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya

dimulai. Pada saat percobaan dimulai, pemeriksa harus menekan tombol

stopwatch untuk menentukan lamanya waktu percobaan berlangsung.

3. Pemeriksa menekan tombol stopwatch lagi segera setelah waktu 5 menit

berakhir, atau segera setelah orang coba merasa tidak kuat lagi untuk

meneruskan percobaannya. Suruhlah segera orang coba duduk dan hitung

denyut nadi segera setelah percobaan berhenti (selama 10 detik dan

kalikan 6).

4. Hitunglah jumlah nadi pemulihan selama 30 detik, tiga kali berturut-turut

yaitu dari :

a) Satu menit sampai satu setengah menit dari saat percobaan berhenti

b) Dua menit sampai dua setengah menit dari saat percobaan berhenti

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 14

Page 15: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

c) Tiga menit sampai tiga setengah menit dari saat percobaan berhenti

5. Perhitungan serta penilaian indeks kesanggupan badan:

Cara lambat:

IKB =

Cara cepat:

IKB

Keterangan:

IKB = Indeks Kesanggupan Badan

Penilaian hasil:

Cara lambat: dibawah 55 = kurang

55 – 64 = sedang

65 – 79 = cukup

80 – 90 = baik

Diatas 90 = baik sekali

Cara cepat: dibawah 50 = kurang

50 – 80 = sedang

Diatas 80 = baik

Catatan:

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 15

Page 16: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Untuk orang coba yang tidak mampu melakukan test selama lima menit

maka hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi Clarke.

Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus: CARTER & WINSMAN

IKB = + 0,22 (300 – D)

D : Duration (waktu)

P : Pulse (nadi) dari 1 menit sampai 1,5 menit

Penilaian hasil sama dengan IKB hasil cepat

Alat dan Bahan Praktikum

2.1.2. Elektrocardiogram

1. Elektrokardiograf

2. Sandapan Bipolar

3. Sandapan Prekordial

4. Kapas

5. Alkohol

6. Pasta elektroda

Tata Kerja Praktikum

2.2.2. Elektrocardiogram

1. Persiapan alat elektrokardiografi dari Fukuda model FJC-710

Pada alat ini ada dua tombol untuk power. Sebelum percobaan

dimulai, kedua tombol harus dalam posisi mati. Pada alat Fukuda,

didapatkan tombol pengukur pilihan sandapan, digunakan untuk semua

sandapan tersebut di atas dengan cara memutar pengatur sandapan sesuai

dengan pencatatan yang akan dikerjakan.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 16

Page 17: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Standarisasi dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pencatatan

EKG. Hubungkan kabel penghubung antara EKG dan arus listrik umum

(PLN). Pasang kabel arde (grounding) dan jepitkan pada kran logam.

2. Persiapan penderita.

a) Orang coba diharuskan berbaring diatas dipan periksa dengan tenang.

Aktifitas otot lainnya akan menyebabkan gangguan dari EKG. (Baju

dan kaos dilepas)

b) Bersihkan dengan kapas alkohol bagian ventral dari kedua lengan

bawah dekat pergelangan tangan dan bagian anterolateral / medial dari

kedua tungkai bawah di dekat pergelangan kaki. Berilah sedikit pasta

electrode di berbagai tempat tersebut, kemudian pasanglah

elektrodanya.

c) Hubungkan kabel yang berasal dari elektrokardiografi dengan masing-

masing elektrodanya, yaitu kabel : RA, LA, RF, dan LF, masing-

masing dengan elektrode di lengan kanan, lengan kiri, tungkai kanan,

dan tungkai kiri. Hubungkan juga electrode pada dinding rongga dada

sesuai dengan petunjuk tersebut diatas. Pencatatan siap dimulai.

d) Kedua tombol power pada EKG diletakkan pada kedudukan menyala.

Jarum penulis akan bergerak ke bawah, nantikan sampai jarum

tersebut kembali ke tengah atau berhenti. Apabila berhentinya tidak

ditengah, aturlah jarum penulis dengan penggerak jarum penulis

supaya terletak di tengah. Kerjakan standarisasi dengan menjalankan

kertas, tombol pengatur sandapan pada posisi C dan menekan tombol

kepekaan sehingga tergambar besarnya voltage pada kertas EKG.

Telah diatur, perangsangan dengan tombol standarisasi sebesar 1 mV.

Pencatatan yang sesungguhnya siap dimulai.

e) Putarlah pencatat sandapan berturut-turut mulai dari 1-2-3- dan

seterusnya sampai kembali ke C.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 17

Page 18: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

f) Setiap kembali ke hantaran selanjutnya, beristirahatlah beberapa detik

agar penulis kembali ke garis dasar. Setiap kali pencatatan, dikerjakan

paling sedikit 3 siklus jantung, kecuali pada L2 dimana paling sedikit

harus dikerjakan sampai 6 siklus jantung.

Sebelum menginterpretasikan EKG perlu diketahui bahwa:

Pada absis dibaca skala waktu yaitu : 0,04 detik/mm atau 0,2 detik/

5 mm, apabila kecepatan kertas 25 mm/detik.

Pada ordinat dibaca skala voltage, yaitu 0,1 mV/mm atau 1

mV/cm (tergantung letak tombol kepekaan).

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 18

Page 19: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

3.1 Tes Kesegaran Jasmani

No. NamaLama

Tes

Denyut Nadi Hasil

Istirahat Segera1

mnt

2

mnt

3

mnt

Cepat

Score

Lambat

Score

C&W

Score

1. Rio

Fanta

Sholeh

1

mnt

29

dtk

66 x per

menit

120x

per

menit

82x

per

menit

78x

per

menit

60x

per

menit

19,73 20,22 67,69

2. Novi

Kusumah

Iswanto

53

detik

62 x per

menit

124 x

per

menit

98x

per

menit

76 x

per

menit

64 x

per

menit

9,83 11,13 64,365

3.2 Elektrokardiografi

Lead I

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 19

Page 20: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Lead II

Lead III

aVR

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 20

Page 21: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

aVL

aVF

Sandapan V1

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 21

Page 22: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Sandapan V2

Sandapan V3

Sandapan V4

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 22

Page 23: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Sandapan V5

Sandapan V6

PADA LEADS II : (WAKTU)

1. RR interval rata-rata = = 22,5 mm = 0,9 det

2. PR interval = 4 mm = 0,16 det

3. PR segmen = 3 mm = 0,12 det

4. QT interval = 9 mm = 0,36 det

5. ST segmen = 2 mm = 0,08 det

6. QRS kompleks = 2 mm = 0,08 det

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 23

Page 24: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

BESAR VOLTAGE

P Q R S T QRS

L I1 mm

0,1 mv

1 mm

0,1 mv

5,5 mm

0,55 mv

2 mm

0,2 mv

3 mm

0,3 mv

4 mm

0,4 mvNormal

L II1 mm

0,1 mv

0,5 mm

0,05 mv

11 mm

0,11 mv

1 mm

0,1 mv

4 mm

0,4 mv

9 mm

0,9 mv

Right Axis

Deviation

L III1 mm

0,1 mv

1 mm

0,1 mv

9 mm

0,9 mv

1,5 mm

0,15 mv

3 mm

0,3 mv

5 mm

0,5 mvNormal

SANDAPAN BIPOLAR

P Q R S T

LEAD I 1mm

0,1mV

1 mm

-0.1mV

5,5 mm

0,55mV

2mm

-0,2 mV

3 mm

0,3mV

LEAD II 1 mm

0,1mV

0,5 mm

-0,05 mV

11 mm

0,11mV

1 mm

-0,1 mV

4 mm

0,4 mV

LEAD III

1 mm

0,1mV

1 mm

-0,1 mV

9 mm

0,9 mV

1,5 mm

-0,15 mV

3 mm

0,3 mV

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 24

Page 25: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

SANDAPAN PRECORDIAL

P Q R S T

V1 1 mm

0,1 mV

1 Mm

-0,1 mV

4 mm

0,4 mV

9 mm

-0,9 mV

3 mm

0,3 mV

V2 1 mm

0,1 mV

0,6 mm

-0,06 mV

6 mm

0,6 mV

14 mm

-0,14 mV

5 mm

0,5 mV

V3 1 mm

0,1 mV

0,5 mm

-0,05 mV

1,3 mm

0,13 mV

5 mm

-0,5 mV

7 mm

0,7 mV

V4 1 mm

0,1 mV

5 mm

-0,5 mV

20 mm

2 mV

20 mm

-2 mV

8 mm

0,8 mV

V5 0,5 mm

0,05 mV

10 mm

-1 mV

1,3 mm

0,13 mV

1 mm

-0,1 mV

5 mm

0,5 mV

V6 0.3 mm

0,03mV

1,2 mm

-0,12 mV

1 mm

0,1 mV

3mm

-0,3 mV

4 mm

0,4 mV

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 25

Page 26: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil Praktikum

4.1.1 Tes Kesegaran Jasmani

Pada percobaan ini, hasil indeks kesanggupan badan (IKB) adalah:

Novita Kusumah Iswanto = 64,365 (CARTER & WINSMAN score)

Rio Fanta Sholeh = 67,69 (CARTER & WINSMAN score)

Dua orang coba di atas hasil IKBnya dihitung dengan menggunakan

koreksi Clarke dengan rumus CARTER & WINSMAN, karena keduanya tidak

mampu melakukan tes selama 5 menit. Dari hasil IKB yang diperoleh

menunjukkan bahwa Novi Kusumah Iswanto dan Rio Fanta Sholeh sama -

sama memiliki nilai IKB yang sedang.

Perbedaan hasil tes IKB ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor

berikut:

1. Berat badan

Berat badan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kerja tes

seseorang. Dengan berat badan yang lebih besar, maka energi untuk

melakukan kerja pun pasti lebih besar daripada orang yang berat badannya

ringan.

2. Kadar Hb dalam darah

Dengan adanya Hb yang cukup dalam darah akan memperlihatkan

sirkulasi Oksigen dan Karbondioksida yang menandakan bahwa sistem

metabolisme dalam tubuh berjalan lancar, dimana semakin banyak

Oksigen yang dapat diikat Hb, maka makin besar energi untuk melakukan

suatu kerja.

3. Nutrisi

Makanan yang banyak mengandung gizi dan kalori akan meningkatkan

kondisi badan untuk melakukan suatu kerja.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 26

Page 27: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

4. Heart Failure

Bila ada gangguan pada jantung maka sistem sirkulasi akan terganggu

sehingga suplai oksigen didalam tubuh akan terganggu dan hal ini akan

berpengaruh langsung pada tes kesegaran jasmani.

5. Suhu ruangan

Apabila suhu ruangan panas, maka orang akan cepat lelah. Ini disebabkan

karena peningkatan suhu akan meningkatkan metabolisme tubuh.

6. Latihan

Pada orang yang kurang terlatih akan memilik denyut nadi yang lebih

cepat daripada orang yang sering berlatih. Sehingga bilas dilakukan tes ini,

bagi orang biasa, denyut nadinya akan meningkat dengan cepat dan perlu

waktu yang lama untuk kembali pada denyut nadi normal.

4.1.2 Elektrokardiografi

Dari hasil percobaan di atas, didapatkan analisa data sebagai berikut:

1. RR interval rata-rata = 22,5 mm = 0,9 detik

Jadi, Heart Rate (HR) = 1500/22,5 = 66,67 x/menit

Hal ini normal karena harga HR normal adalah 60-100 x/mnt

2. PR interval = 4 mm = 0,12 detik

Normal = 0,12 – 0,20 detik

Hasil percobaan = normal

3. QRS kompleks = 2 mm = 0,08 detik

Normal = 0,06 – 0,10 detik

Hasil percobaan = normal

4. QT interval = 9 mm = 0,36 detik

Normal = < 0,42 detik

Hasil percobaan = normal

5. Hasil gelombang P yang didapatkan :

Lead I = 1 mm

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 27

Page 28: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Lead II = 1 mm

Lead III = 1 mm

Normal = < 2,5 mm

Hasil percobaan = normal

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan

4.2.1 Tes Kesegaran Jasmani

1. Adakah perbedaan di dalam penilaian indeks kesanggupan badan antara

cepat dan lambat?

Jawab : Ada, menurut kami cara cepat memiliki tingkat ketelitian yang

kurang baik, jika dibandingkan dengan cara yang lambat.

2. Berapa orang di dalam kelompok saudara yang mempunyai indeks

kesanggupan badan termasuk baik / baik sekali/ cukup/ sedang /kurang ?

Jawab : Rio Fanta Sholeh dan Novita Kusumah Iswanto sama-sama

memiliki indeks kesanggupan badan yang cukup

3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan mengukur tingkat kesegaran

jasmani ?

Jawab :

Tes lain untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani

a. Bruce Protokol Stres Test

Uji Bruce digunakan untuk latihan treadmill. Ini

dikembangkan sebagai uji klinis untuk mengevaluasi pasien dengan

penyakit jantung koroner yang dicurigai, meskipun dapat juga

digunakan untuk memperkirakan kebugaran.

Tujuan: untuk mengevaluasi fungsi jantung dan kebugaran.

Perlengkapan yang dibutuhkan: treadmill , stopwatch ,

elektrokardiograf (EKG) dan petunjuk, menempel tape, klip

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 28

Page 29: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Prosedur: Latihan dilakukan pada treadmill. Jika diperlukan,

sadapan dari EKG ditempatkan pada dinding dada. Treadmill

dimulai di 2,74 km / jam (1,7 mph) dan pada gradien (atau

miring) sebesar 10%. Pada interval tiga menit treadmill

meningkat sebesar 2%, dan kecepatan meningkat seperti yang

ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Modifikasi: Ada Dimodifikasi Bruce digunakan protokol umum,

yang dimulai pada beban kerja yang lebih rendah dibandingkan

dengan pengujian standar, dan biasanya digunakan untuk Uji

pasien tua.

b. Walk Beam Test

Tujuan: Untuk menilai keseimbangan aktif, melalui kemampuan

untuk keseimbangan sambil berjalan sepanjang balok tinggi.

Peralatan yang diperlukan: Sebuah balok tinggi sedikit atau

pinggir jalan, sekitar 4 inci dan lebar 20 kaki panjang, stopwatch

Prosedur: Peserta memiliki 30 detik untuk berjalan di sepanjang

berkas dan kembali. Peserta akan mulai di salah satu ujung,

melangkah ke atas balok, berjalan panjang ke ujung yang lain,

membuat 180 derajat berbalik dan kembali kembali ke titik awal.

Satu jatuh dari balok akan diizinkan.. Jika kaki menyentuh tanah

sebelum mereka menyentuh atau melintasi garis finish, ini

merupakan jatuh. Setelah peserta telah melangkah ke atas balok,

mereka tidak diperkenankan kembali untuk alasan apapun sampai

tes selesai.

c. Toleransi Glukosa Oral Test (GTT)

Tujuan: Tes toleransi glukosa menentukan seberapa cepat

glukosa dibersihkan dari darah. Tes ini biasanya digunakan untuk

menguji untuk diabetes dan resistensi insulin.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 29

Page 30: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Peralatan yang dibutuhkan: glukosa darah analyzer, koleksi

darah aparatur, glukosa, sisik.

Prosedur: Pengujian ini dilakukan cepat segera setelah antara 8-

16 jam. Sebuah pengukuran glukosa darah puasa dilakukan segera

sebelum ujian. Jika tingkat ini lebih besar dari 7,0 mmol / L, tes

ini biasanya tidak dilakukan sebagai penanda diabetes mellitus.

pasien tersebut kemudian diberi larutan glukosa untuk minum..

Orang dewasa diberi 75 gram glukosa, anak-anak diberikan

tergantung pada jumlah berat: 1,75 g / kg berat badan (sampai 75

gram maksimum). Pasien diinstruksikan untuk beristirahat, lalu

pengukuran glukosa darah diambil setelah 2 jam.

d. 1-RM Tes (tes Pengulangan maksimum)

Tujuan: untuk mengukur kekuatan maksimum otot dan berbagai

kelompok otot.

Prosedur: Satu tes maksimum pengulangan (1-RM) adalah

sebuah metode populer untuk mengukur isotonik kekuatan otot.

Itu adalah ukuran dari berat maksimal subjek dapat mengangkat

dengan satu pengulangan. Sangat penting untuk mencapai berat

maksimum tanpa terlebih dahulu melelahkan otot-otot. Setelah

pemanasan, pilihlah berat yang dicapai. Kemudian setelah

istirahat paling sedikit beberapa menit, kenaikan berat badan dan

coba lagi. Para atlet memilih bobot berikutnya sampai mereka

hanya dapat mengulang satu dan benar angkat berat yang penuh.

Skor: berat maksimum mengangkat dicatat. Urutan lift juga harus

dicatat, ini dapat digunakan dalam tes berikutnya untuk

membantu dalam menentukan lift untuk mencoba. Untuk

standarisasi skor mungkin berguna untuk menghitung skor

sebanding dengan berat badan seseorang.

Peralatan yang diperlukan: bobot bebas (barbell, barbell) atau

peralatan olahraga lainnya.

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 30

Page 31: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Keuntungan: peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia di

gimnasium.

Kelemahan: melakukan angkat berat maksimum hanya untuk

pelatih berat.. Hal ini penting untuk memiliki teknik yang bagus

sebelum mencoba tes ini.

Variasi / modifikasi: Kadang tiga atau lima repetisi maksimum

yang digunakan, terutama untuk lifters berpengalaman kurang. Ini

akan membutuhkan tenaga yang lebih besar dan berat dapat

dianggap kurang berbahaya. Mengubah jumlah pengulangan juga

perubahan sistem energi otot dan validitas tes ini.

4.2.2 Elektrokardiografi

Frekuensi jantung :

Lead I = = 21,5 mm ( 0,86 det )

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 31

Page 32: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Lead II = = 22,5 mm ( 0,9 det )

Lead III = = 22 mm ( 0,88 det )

aVR = = 22,5 mm ( 0,9 det )

aVL = = 19 mm ( 0,76 det )

aVF = = 21 mm ( 0,84 det )

V1 = 23 mm ( 0,92 det )

V2 = 20,5 mm ( 0,82 det )

V3 = 23 mm ( 0,92 det )

V4 = 23,5 mm ( 0,94 det )

V5 = 21 mm ( 0,84 det )

V6 = 23 mm ( 0,92 det )

1.) A. PR interval: 4 mm

4 mm x 0,04 = 1,6 detik

Harga normal: 1,2 – 2,0 detik

Hasil percobaan: NORMAL

B. QRS kompleks: 2 mm

2 mm x 0,04 = 0,08 detik

Harga normal: 0,06 – 0,10 detik

Hasil percobaan: NORMAL

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 32

Page 33: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

C. QT interval: 9 mm

9 mm x 0,04 = 0,36 detik

Harga normal: < 0,42 detik

Hasil percobaan: NORMAL

2.) Voltage puncak P, Q, R, S, T pada hantaran I, II, dan III, serta pada sandapan

precordial

SANDAPAN BIPOLAR

P Q R S T

LEAD I 1mm

0,1mV

1 mm

-0.1mV

5,5 mm

0,55mV

2mm

-0,2 mV

3 mm

0,3mV

LEAD II 1 mm

0,1mV

0,5 mm

-0,05 mV

11 mm

0,11mV

1 mm

-0,1 mV

4 mm

0,4 mV

LEAD III

1 mm

0,1mV

1 mm

-0,1 mV

9 mm

0,9 mV

1,5 mm

-0,15 mV

3 mm

0,3 mV

SANDAPAN PRECORDIAL

P Q R S T

V1 1 mm

0,1 mV

2 mm

-0,1 mV

4 mm

0,4 mV

9 mm

-0,9 mV

3 mm

0,3 mV

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 33

Page 34: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

V2 1 mm

0,1 mV

0,6 mm

-0,06 mV

6 mm

0,6 mV

14 mm

-0,14 mV

5 mm

0,5 mV

V3 1 mm

0,1 mV

0,5 mm

-0,05 mV

1,3 mm

0,13 mV

5 mm

-0,5 mV

7 mm

0,7 mV

V4 1 mm

0,1 mV

5 mm

-0,5 mV

20 mm

2 mV

20 mm

-2 mV

8 mm

0,8 mV

V5 0,5 mm

0,05 mV

10 mm

-1 mV

1,3 mm

0,13 mV

1 mm

-0,1 mV

5 mm

0,5 mV

V6 0.3 mm

0,03mV

1,2 mm

-0,12 mV

1 mm

0,1 mV

3mm

-0,3 mV

4 mm

0,4 mV

3.) Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + III

Jawab: II = I + III

0,9 = 0,4 + 0,5 è 0,9 = 0,9

Hasil = Terbukti

4.) Tentukan aksis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal).

L1 : R = +5,5

S = -0,2

S = +5,3

aVF : R = +9

S = -0

S = +9

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 34

- I

+

+

aVF

+5,3

+9

-

Page 35: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

5.) Lihatlah gambar pada precordial lead (posisi jantung pada bidang horizontal),

apakah ada Counter Clock Wise Rotation atau Clock Wise Rotation?

Jawab : V2 : Counter Clock Wise Rotation

6.) Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah

masih

dalam batas normal?

Jawab : Normal. Karena sumbu QRS kompleks pada bidang frontal berada di

antara - 300 s/d + 900, dan sumbu QRS kompleks pada bidang

horizontal tidak ada kelainan / normal yaitu zona transisinya berada

antara V3 dan V4.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 1999. Fisiologi Kedokteran ed 17. EGC: Jakarta

Guyton, Arthur C. 1997 : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 9. EGC : Jakarta

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 35

Page 36: Tes Kesegaran Jasmani Dan EKG

Tes Kesegaran Jasmani dan EKG Page 36