24pajak Untuk Pengelola Dipa_depperin_juli 2008

107
  ASPEK PERPAJAKAN BENDAHARA PENGELUARAN OLEH: HARI SUGIHART O

description

A

Transcript of 24pajak Untuk Pengelola Dipa_depperin_juli 2008

  • ASPEK PERPAJAKAN BENDAHARA PENGELUARANOLEH:HARI SUGIHARTO

  • Definisi PajakPajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 angka 1 UU KUP)

  • Undang-undangHak dan kewajiban di bidangperpajakan

  • KEWAJIBAN PERPAJAKANWP BadanWP Orang PribadiBUTWP BadanWP Orang PribadiBUTBendaharawan/KPKNSEBAGAI PEMIKUL BEBAN PAJAK, pembayar dan pelaporSEBAGAI PEMUNGUT/PEMOTONG, penyetor, dan pelapor

  • KEWAJIBAN PERPAJAKANBENDAHARAWAN PENGELUARANKEWAJIBAN MATERILKEWAJIBAN FORMILMenghitungpajak terutang-Mendaftarkan diri-Pembukuan-Memungut/Memotong-Menyetor-Melapor-Pasal 21/26 UU PPh-Pasal 22 UU PPh-Pasal 23/26 UU PPh-Pasal 4 (2) UU PPh-UU PPN dan PPnBMUU KUP

  • DASAR HUKUM PENUNJUKAN BENDAHARA PEMERINTAH SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARAAtas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak dalam negeri, kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: a. dividen; b. bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; c.royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; d. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; e. hadiah dan penghargaan; f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya. (Pasal 26 ayat (1) UU PPh)Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut PPN dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut PPN. (Pasal 16A ayat 1 UU PPN)Pemungut PPN adalah bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut. (Pasal 1 angka 27 UU PPN)PPh Pasal 26PPN

  • PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) dan PAJAK PENJUALAN atas BARANG MEWAH (PPnBM)B

  • PEMUNGUT PPNBendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri KeuanganuntukMemungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutangoleh PKP atas penyerahan BKP/JKP kepada bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tsbPasal 1 angka 27 UU PPNSejak 1 Januari 2004Bendahara Pemerintah & KPPNKMK No:563/KMK.03/2003Pasal 16A UU PPN 1984Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan atau Pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang terdiri dari Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah baik Propinsi, Kabupaten, atau Kota.

  • PPN TERUTANGatas penyerahan BARANG KENA PAJAK atau JASA KENA PAJAK oleh PENGUSAHA KENA PAJAKkepada bendaharawan Pemerintah

  • BARANG KENA PAJAKBarang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak berwujud Pasal 1 angka 2 & 3 UU PPN 1984 yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini. jenis barang yang tidak dikenakan pajak ditetapkan dengan PP (Pasal 4a)

  • semua barang adalahbarang kena pajakkecualiditetapkan dengan PPBrng hasil tambang/pengeboran yg diambil langsung dari sumbernyaBarang2 kebutuhan pokok yg sangat dibutuhkan rakyat banyakMakanan & minuman yg disajikan di hotel, restoran, RM, warung dllUang, emas batangan, dan surat-surat berharga PP Nomor 144 tahun 2000BARANG KENA PAJAK

  • PP Nomor 144 tahun 2000Jenis barang yang tidak dikenakan pajakBRG HASIL PERTAMBANGAN/PENGEBORAN YG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYAMinyak mentah (crude oil);Gas bumi, tidak termasuk yg siap dikonsumsi seperti elpiji;Panas bumi;Pasir dan kerikil;Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; danBiji besi, biji timah, biji emas, biji tembaga, biji nikel, danbiji perak serta biji bauksit.1

  • PP Nomor 144 tahun 2000Jenis barang yang tidak dikenakan pajakBARANG KEBUTUHAN POKOK YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK2Beras dan gabahyaitu segala jenis beras dan gabah, seperti beras putih, beras merah, beras ketan hitam / beras ketan putih, sepanjang berbentuk sbb: beras berkulit (padi / gabah) selain untuk benih; digiling; beras setengah giling / digiling seluruhnya, disosoh, dikilapkan maupun tidak; beras pecah; menir (groats) dari beras.Jagungyaitu segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning kemerahan / popcorn (jagung brondong), sepanjang berbentuk sbb: Jagung yang telah dikupas/jagung tongkol & biji jagung/ jagung pipilan; menir (groats)/beras jagung, sepanjang masih dlm bentuk butiran.Saguyang berbentuk: empulur sagu; tepung, tepung kasar dan bubuk dari saguKedelai yaitu segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning / kedelai hitam, sepanjang berbentuk kacang kedelai pecah / utuh.Garambaik yang beryodium maupun yang tidak beryodium, baik berbentuk curah maupun briket.KMK No: 653/KMK.03/2001 jo. Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-68/PJ./2002

  • PP Nomor 144 tahun 2000Jenis barang yang tidak dikenakan pajakMAKANAN dan MINUMAN yang DISAJIKAN di HOTEL,RESTORAN, RUMAH MAKAN, WARUNG, dan sejenisnya BAIK DIKONSUMSI di TEMPAT MAUPUN TIDAKTidak termasukmakanan dan minuman yang diserahkanoleh usaha jasa boga atau catering3

  • PP Nomor 144 tahun 2000Jenis barang yang tidak dikenakan pajakUANG, EMAS BATANGAN,SURAT BERHARGA4

  • JASA KENA PAJAKPasal 1 angka 5 dan 6yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini. jenis jasa yang tidak dikenakan pajak ditetapkan dengan PP (Pasal 4a)adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

  • semua jasa adalah jasa kena pajakJASA KENA PAJAKkecualiditetapkan dengan PPPP Nomor 144 tahun 2000jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;jasa di bidang pelayanan sosial;jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;jasa di bidang perbankan, asuransi, & sewa guna usaha dgn hak opsi;jasa di bidang keagamaan;jasa di bidang pendidikan;jasa di bidang kesenian & hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan;jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan;jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;jasa di bidang tenaga kerja;jasa di bidang perhotelan;jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum."

  • Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangkoJenis jasa yang tidak dikenakan PPNJasa pengiriman surat dengan perangko yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, yaitu jasa yang merupakan tugas PT Pos Indonesia (persero) dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan pos oleh negara yang terdiri dari kegiatan menerima, membawa, dan atau menyampaikan surat yang merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan yang atas penyerahan jasanya dikenakan tarif jasa pos yang cara pelunasan tarif jasa posnya dengan perangko atau pengganti perangko.c

  • Jenis jasa yang tidak dikenakan PPNJasa di bidang PENDIDIKANmeliputijasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesionalfjasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus-kursus

  • Jenis jasa yang tidak dikenakan PPNJasa di bidang penyiaran yg bukan bersifat iklanadalahJasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi Pemerintah atau swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial.h

  • Jenis jasa yang tidak dikenakan PPNJasa di bidang TENAGA KERJAmeliputiJasa tenaga kerjaJasa penyediaan tenaga kerja sepanjang Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggungjawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebutJasa penyelenggaraan latihan bagi tenaga kerjajDalam hal:Pengusaha penyedia tenaga kerja tidak melakukan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan sejenisnya kepada tenaga; atauTenaga kerja tersebut tercantum dalam daftar struktur kepegawaian pengusaha pengguna tenaga kerja.(SE-05/PJ.53/2003)

  • Jenis jasa yang tidak dikenakan PPNJasa di bidang PERHOTELANmeliputiJasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yg terkait dgn kegiatan perhotelah untuk tamu yg menginap Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostelk

  • PPN TERUTANGatas penyerahan BARANG KENA PAJAK atau JASA KENA PAJAK oleh PENGUSAHA KENA PAJAKkepada bendaharawan PemerintahPengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.

  • PENGUSAHA:Orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. (Pasal 1 angka 14 UU PPN)PENGUSAHA KENA PAJAK:adalah PENGUSAHA yang melakukan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU ini, tidak termasuk Pengusaha Kecil, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP. (Pasal 1 angka 15 UU PPN)PENGUSAHA KECIL:adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). (Kep. Menkeu No:571/KMK.03/2003)Catatan:Penyerahan BKP/JKP kepada Bendahara Pemerintah baru terutang PPN jika dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yaitu Pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

  • Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)Pungutan tambahan disamping PPNDikenakan sekalisaat penyerahan oleh PKP Pabrikansaat imporTerhadap BKP Yang Tergolong MewahKendaraan bermotor & selain kendaraan bermotorPASAL 5 UU PPNCatatan:Penyerahan BKP Tergolong Mewah kepada Bendahara Pemerintah baru terutang PPN dan PPnBM jika dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak PABRIKAN yaitu Pengusaha PABRIKAN yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

  • Tarif PPnBMKendaraan bermotorSelain kendaraan bermotor10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 75%10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 75%PP NOMOR 145/2000 diubah terakhir dengan PP NOMOR 12/2006

  • BKP yang tergolong mewahKendaraan pengangkutan orang sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, kendaraan Double Cabin, kendaraan khusus, kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas silinder lebih dari 250 CCKelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanasKelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,kondominium, town house, dan sejenisnya.Kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena.Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat elektromagnetik, dan instrumen musikKelompok wangi-wangianKelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umumKelompok peralatan dan perlengkapan olahragaKelompok minuman yang mengandung alkoholKelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruanKelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wollKelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu.Peraturan Menkeu No:620/PMK.03/2004

  • PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPNObjek PemungutankecualiPembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1juta termasuk PPN/PPnBM, dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecahPembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan tanah oleh real estatPembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPNPembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh PertaminaPembayaran atas rekening teleponPembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbanganMenurut ketentuan tidak terutang PPNKMK No:563/KMK.03/2003

  • FASILITAS DI BIDANG PPNPajak terutang tidak dipungutPembebasan dari pengenaan pajakyang masih berlaku dan yang berlaku sejak 1 Januari 2001Pasal 16B UU PPNProyek Pemerintah yang dananya berasal dari bantuan luar negeriImpor dan atau penyerahan BKP Tertentu/JKP TertentuImpor dan atau penyerahan BKP Tertentu yang bersifat Strategis

  • PP No: 42/ 1995 Proyek Pemerintah yang Dananya berasal dari hibah atau pinjaman LNPPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan Barang dan Jasa dalam rangka pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, tidak dipungut.PPN dan PPn BM yang terutang penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan pelaksanaan Proyek Pemerintah yang sebagian dananya dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, tidak dipungut hanya atas bagian dari proyek Pemerintah yang dananya dibiayai dengan hibah atau pinjaman luar negeri tersebut.Atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak dipungut PPN dan PPn BM, Kontraktor Utama wajib membuat Faktur Pajak yang dibubuhi cap "PPN dan PPn BM tidak dipungut".

  • PP 146/2000 jo PP 38/2003Penyerahan BKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajakPeralatan berikut sk cadang yg digunakan oleh Dephan, TNI untuk penyediaan data batas & photo udara wilayah NKRI untuk mendukung hanas, yg diserahkan kepada Dephan, TNI atau pihak lain yg ditunjukVaksin polio dalam rangka PINSenjata, amunisi, alat angkutan di air, bawah air, udara, darat, kend lapis baja, kend patroli & angkutan khusus lainnya serta suku cadang yg diserahkan kepada Dephan, TNI, Polri, atau pihak lain yg ditunjuk dan komponen/bahan yg belum dibuat di dlm negeri kepada PT Pindad untuk pembuatan senjata & amunisi untuk Dephan, TNI atau PolriKereta api & sk cadang serta peralatan untuk perbaikan/ pemeliharaan serta prasarana yg diserahkan kepada PT Kereta Api Indonesia dan Komponen/bahan yg diserahkan kepada pihak yg ditunjuk oleh PT KAI yg digunakan untuk pembuatan Kereta api, sk cadang untuk perbaikan/ pemeliharaan serta prasaranana yg digunakan oleh PT KAI

  • PP 146/2000 jo PP 38/2003Penyerahan BKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajakBuku Pelajaran Umum, agama dan kitab suciKapal laut, kapal angkut sungai, danau, penyeberangan sungai, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang; suku cadang serta alat keselamatan pelayaran/ keselamatan manusia, yg diserahkan kepada & digunakan oleh perusahaan: a) pelayaran niaga nasional; b) penangkapan ikan nasional; b) penyelenggara jasa kepelabuhanan nasional; d) penyelenggara jasa angkutan sungai, danau, & penyeberangan nasionalPswt udara & sk cadang serta alat keselamatan penerbangan/ keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan/pemeliharaan yg digunakan oleh perusahaan angkutan udara niaga nasional, dan suku cadang serta peralatan perbaikan/ pemeliharaan pswt udara yg diserahkan kepada oleh pihak yg ditunjuk oleh perusahaan angkutan udara niaga nasionalRumah sederhana, RSS, Rumah Susun sederhana, Pondok Boro, asrama mahasiswa & pelajar serta perum lainnya yang batasannya ditetapkan oleh Menkeu setelah mendengar pertimbangan Menkimpraswil

  • PP 146/2000 jo PP 38/2003Penyerahan JKP Tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajakJasa pemborong bangunan: a) Rumah sederhana, RSS, Rumah Susun Sederhana, Pondok Boro, asrama dst; b) semata-mata untuk keperluan tempat ibadahJasa sehubungan dengan penyediaan data batas & photo udara wil neg RI untuk mendukung hanas kepada dephan atau TNIJasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhanaJasa: 1. Persewaan kapal; 2. Kepelabuhan meliputi jasa tunda, pandu tambat, dan labuh; 3. Perawatan/reparasi (docking) kapal, kepada perusahaan: a. angkutan Laut Nasional; b. Penangkapan Ikan Nasional; c. Penyelengg. Jasa Kepelabuhan Nasional; d. Penyelengg. Jasa angkutan sungai, danau, & penyeberangan Nasional.Jasa: a. persewaan pesawat udara; b. perawatan/reparasi pesawat udara kepada perush. Angkutan Udara Niaga NasionalJasa perawatan/reparasi kereta api kepada PT KAI

  • PP 12/2001 jo PP 7/2007DIBEBASKAN dari pengenaan PPNatas penyerahanBahan baku/makanan ternak, unggas dan ikanBibit/benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikananBarang hasil pertanian sebagaimana terlampirAir bersih melalui pipa oleh PAMListrik kecuali untuk rumah>6600 wattBKP Tertentu yg bersifat STRATEGIS

  • LAMPIRAN BARANG HASIL PERTANIAN YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN SESUAI PP NOMOR 7 TAHUN 2007PERKEBUNAN: Kakao; Kopi; Kelapa Sawit; Aren; Jambu Mete; Lada; Pala; Cengkeh; Getah Karet; Daun The; Daun Tembakau; Tebu; Kapas; Kapuk; Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca & lainnya; Kayumanis; Kina, Panili; Nilam; Jarak Pagar; Sereh; Atsiri; Kelapa; tanaman perkebunan & sejenisnya.BUAH-BUAHAN: Pisang; Jeruk (siam, keprok, pamelo); Mangga; Salak; Nanas; Belimbing; Manggis; Rambutan; Durian; Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya; Duku, bangkuang, nangka, cempedak dan sejenisnya.SAYURAN: sayuran daun; sayuran buah; sayuran umbi; sayuran jamur.TANAMAN HIAS dan OBAT: Tanaman Hias; Tanaman potong; Tanaman obat.TANAMAN PANGAN: Padi; Jagung; Kacang Tanah; Ubi kayu; Ubi jalar; Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya; Talas, Garut, gembili dan umbi lainnya.PETERNAKAN: Sapi, Kerbau, Kambing/domba, Babi, dan Ternak lainnya; Unggas (ayam, itik, puyuh dll); Ternak Perah (Susu)HASIL HUTAN KAYU: Kayu; Kelapa Sawit; Karet; Bambu.HASIL HUTAN BUKAN KAYU: Rotan; Gaharu; Agathis; Shorea; Kemiri; Tengkawang.PRODUK PERIKANAN DAN KELAUTAN: Udang, artemia; Ikan (termasuk ikan hias); Rumput Laut; Kerang, Tiram, Remis; Kepiting, Rajungan; Teripang; Lobster; Cumi/Sotong, Gurita, Siput.

  • JUMLAH PPN ATAU PPnBM YANG DIPUNGUTDalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.Dalam hal penyerahan BKP hanya terutang PPN, maka jumlah PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah pembayaran.Contoh:Jumlah pembayaranRp 11.000.000,00Jumlah PPN : 10/110 x Rp 11.000.000,00Rp 1.000.000,00Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan(Rp 11.000.000,00 - Rp 1.000.000,00)Rp 10.000.000,00

  • Dalam hal penyerahan BKP yang tergolong mewah dari pengusaha yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut, di samping terutang PPN juga terutang PPnBM, maka jumlah PPN dan PPnBM yang dipungut adalah sebagai berikut:Dalam hal terutang PPnBM sebesar 20%, maka jumlah PPN yang dipungut sebesar 10/130 bagian dari jumlah pembayaran sedangkan jumlah PPnBM yang dipungut sebesar 20/130 bagian dari jumlah pembayaran.Contoh : PPnBM dengan tarif 20% Jumlah pembayaranRp 13.000.000,00Jumlah PPN yang dipungut:(10/130 x Rp13.000.000,00)Rp 1.000.000,00Jumlah PPnBM yang dipungut:(20/130 x Rp13.000.000,00)Rp 2.000.000,00Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan: Rp13.000.000,00 - (Rp1.000.000,00 + Rp2.000.000,00) = Rp10.000.000,00

  • Dalam hal pembayaran berjumlah paling banyak Rp1.000.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM) dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah, maka PPN dan PPnBM tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan.Contoh 1:Harga JualRp 900.000,00PPN : 10% x Rp 900.000,00Rp 90.000,00PPnBM (Misal terutang dengan tarif 20%)Rp 180.000,00Harga Jual termasuk PPN dan PPnBMRp 1.170.000,00Meskipun Harga Jual Rp900.000,00 tetapi karena pembayaran termasuk PPN dan PPn BM berjumlah Rp1.170.000,00 (di atas Rp1.000.000,00), maka PPN dan PPn BM yang terutang harus dipungut oleh Bendaharawan. Contoh 2:Harga JualRp 800.000,00PPN : 10% x Rp 800.000,00Rp 80.000,00PPnBM (Misal terutang dengan tarif 10%)Rp 80.000,00Harga Jual termasuk PPN dan PPnBMRp 960.000,00Karena Harga Jual termasuk PPN dan PPnBM berjumlah Rp 960.000,00 (kurang dari Rp1.000.000,00), maka PPN dan PPnBM yang terutang tidak perlu dipungut oleh Bendaharawan, tetapi harus dipungut dan disetor sendiri oleh PKP Rekanan Pemerintah, dan Faktur Pajak tetap harus dibuat.

  • PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah)Mekanisme PemungutanPKP Rekanan wajib membuat Faktur Pajak (rangkap 3) dan SSP (rangkap 5) pada saat menyampaikan tagihan Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat pembayaranPemungut PPN wajib menyetor pada:Bendahara paling lambat 7 hari setelah bulan pembayaranPelaporan oleh Pemungut PPN:Bendahara dengan SPT Masa bagi Pemungut paling lambat 20 hari setelah bulan pembayaranSSP tersebut diisi dengan membubuhkan NPWP dan identitas PKP Rekanan Pemerintah yang bersangkutan, tetapi penandatangan SSP dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau KPKN sebagai penyetor atas nama PKP Rekanan Pemerintah.Pada setiap lembar Faktur Pajak oleh Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pemungutan wajib dibubuhi cap "Disetor tanggal ........." dan ditandatangani oleh Bendaharawan Pemerintah.

  • 20/1/07Mekanisme Pemungutan Pajak oleh Bendahara selaku Pemungut PPNPenyerahan BKP/JKPPenagihanPKP membuat: FP tgl 9/2/07 diisi lengkap (3 rgkp) SSP diisi identitas & jumlah pajak (5 rgkp)9/2/07Pembayaran23/3/077/4/07SetorDengan SSPPemungutanDilaporkan oleh PKP dlm SPT Masa Februari20/4/07LaporDengan SPT MASA PPN 1107 PUT

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUT

    1.10/4/2007Melakukan pembayaran kepada PT KOMPUTIN (01.487.773.1-023.000) pedagang besar komputer (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah komputer tanggal 25 Februari 2007 dengan jumlah pembayaran Rp6.600.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri : 020-000-07-00000109) tertanggal 9 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 20 April 2007. 2.11/4/2007Melakukan pembayaran rekening listrik bulan Maret 2007 sebesar Rp1.000.000,00. 3.11/4/2007Melakukan pembayaran rekening telepon bulan Maret 2007 sebesar Rp1.100.000,00 (termasuk PPN). 4.14/4/2007Melakukan pembayaran melalui KPPN kepada PT JAYATEVE (01.237.876.6-023.000) pedagang besar teve (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah teve tanggal 10 Maret 2007 sebesar Rp15.400.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri :020-000-07-00000120) tertanggal 20 Maret 2007. PPN dipungut melalui KPPN. 5.20/4/2007Melakukan pembayaran kepada toko buku Murni (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian kertas dan tinta sebesar Rp990.000,00 (termasuk PPN).

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTLakukan pengisian SPT Masa PPN 1107 PUT!

    6.24/4/2007Melakukan pembayaran kepada sebuah toko kecil (bukan PKP) atas pembelian peralatan kantor senilai Rp1.200.000,00. 7.30/4/2007Melakukan pembayaran kepada CV ANUGERAH (NPWP:01.676.320.8-023.000, sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas penyerahan jasa catering sebesar Rp7.700.000,00 (termasuk PPN) pada bulan Maret 2007 dengan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000102) tertanggal 26 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007. 8.30/4/2007Melakukan pembayaran atas pembelian 2 unit AC kepada PT ELEKTRINDO (NPWP:01.932.876.1-024.000, pabrikan AC) sebesar Rp7.200.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM). Atas penyerahan AC tersebut disamping terutang PPN 10% juga terutang PPnBM 10%. Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000119) tertanggal 10 April 2007. PPN dan PPnBM yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007. 9.30/4/2007Melakukan pembayaran kepada Hotel Sidodadi atas persewaan ruangan untuk pertemuan sebesar Rp8.000.000,00. 10.30/4/2007Melakukan pembayaran kepada maskapai penerbangan Garuda atas tiket pesawat ke Jakarta untuk perjalanan dinas pegawai sebesar Rp4.400.000,00 (termasuk PPN).

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 10 April 2007:Melakukan pembayaran kepada PT KOMPUTIN pedagang besar komputer (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah komputer tanggal 25 Februari 2007 dengan jumlah pembayaran Rp6.600.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri : 020-000-07-00000109) tertanggal 9 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 20 April 2007.DPP sebesar Rp6.000.000,00 dan PPN terutang sebesar Rp600.000,00Form 1107 PUT 1 B

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 11 April 2007:Melakukan pembayaran rekening listrik bulan Maret 2007 sebesar Rp1.000.000,00. PPN terutang tidak perlu dipungut karena listrik termasuk BKP Tertentu yang bersifat Strategis yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.Tanggal 11 April 2007:Melakukan pembayaran rekening telepon bulan Maret 2007 sebesar Rp1.100.000,00 (termasuk PPN). PPN terutang atas pembayaran rekening telepon tidak perlu dipungut oleh Bendahara Pemerintah.

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 14 April 2007:Melakukan pembayaran melalui KPPN kepada PT JAYATEVE pedagang besar teve (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian sejumlah teve tanggal 10 Maret 2007 sebesar Rp15.400.000,00 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri :020-000-07-00000120) tertanggal 20 Maret 2007. PPN dipungut melalui KPPN.DPP sebesar Rp14.000.000,00 dan PPN terutang sebesar Rp1.400.000,00Form 1107 PUT 1 A

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 20 April 2007:Melakukan pembayaran kepada toko buku Murni (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas pembelian kertas dan tinta sebesar Rp990.000,00 (termasuk PPN). PPN terutang tidak perlu dipungut karena nilai pembayarannya tidak lebih dari Rp1.000.000,00.Tanggal 24 April 2007:Melakukan pembayaran kepada sebuah toko kecil (bukan PKP) atas pembelian peralatan kantor senilai Rp1.200.000,00. PPN tidak perlu dipungut karena transaksi yang dilakukan bukan oleh PKP tidak terutang PPN

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran kepada CV ANUGERAH (sudah dikukuhkan sebagai PKP) atas penyerahan jasa catering sebesar Rp7.700.000,00 (termasuk PPN) pada bulan Maret 2007 dengan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000102) tertanggal 26 Maret 2007. PPN yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007.DPP sebesar Rp7.000.000,00 dan PPN terutang sebesar Rp700.000,00Form 1107 PUT 1 B

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran atas pembelian 2 unit AC kepada PT ELEKTRINDO (pabrikan AC) sebesar Rp7.200.000,00 (termasuk PPN dan PPnBM). Atas penyerahan AC tersebut disamping terutang PPN 10% juga terutang PPnBM 10%. Pembayaran dilakukan berdasarkan Nota Tagihan dan Faktur Pajak (Nomor Seri: 020-000-07-00000119) tertanggal 10 April 2007. PPN dan PPnBM yang dipungut disetor tanggal 7 Mei 2007. DPP sebesar Rp6.000.000,00, PPN sebesar Rp600.000,00 dan PPnBM sebesar Rp600.000,00Form 1107 PUT 1 B

  • Contoh pengisian SPT Masa 1107 PUTTanggal 30 April 2007:Melakukan pembayaran kepada Hotel Sidodadi atas persewaan ruangan untuk pertemuan sebesar Rp8.000.000,00. PPN tidak perlu dipungut karena jasa perhotelan bukan jasa kena pajak sehingga tidak terutang PPNTanggal 24 April2007:Melakukan pembayaran kepada maskapai penerbangan Garuda atas tiket pesawat ke Jakarta untuk perjalanan dinas pegawai sebesar Rp4.400.000,00 (termasuk PPN). PPN terutang atas pembayaran jasa angkutan udara dalam negeri tidak perlu dipungut oleh Bendahara Pemerintah.

  • PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21I

  • PPh Pasal 21Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh :a. ;b. bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;(Pasal 21 angka 1 UU PPh)Petunjuk mengenai pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.(Pasal 21 angka 8 UU PPh)Keputusan Dirjen Pajak Nomor:KEP-545/PJ./2000 diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor:15/PJ/2006.

  • PEMOTONGAN PPH PASAL 21Atas penghasilan yangditerima Pejabat Negara,PNS, anggota ABRI dariAPBN/APBDHonorarium, uang sidang,uang lembur, imbalanprestasi kerja, danimbalan lainnyaAtas penghasilan yang diterimaoleh selain Pejabat Negara,PNS, anggota ABRI dariAPBN/APBDUpah harian/mingguan/boronganImbalan jasa yg dihitung tidakberdasar banyak hariImbalan kepada tenaga ahliGaji & tunjangan yangterikat dgn gajiPPPPP

  • PPh Pasal 21 atas gaji & tunjangan yang terikat gaji yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota ABRI dari APBN/APBDPenghasilan brutoRpxxxdikurangi: Biaya jabatan(Rpxxx)Iuran THT/JHT(Rpxxx)Penghasilan netoRpxxxdikurangi: PTKP(Rpxxx)Penghasilan Kena PajakRpxxxPPh terutang (tarif Ps. 17)RpxxxPPh terutang sebulan (dibagi 12)RpxxxDitanggung Pemerintah (PP Nomor 45/1994)Catatan:Penghitungan tersebut berlaku juga bagi pegawai honorer (bukan PNS) yang memperoleh penghasilan tetap secara berkala seperti gaji, hanya atas PPh terutangnya tidak ditanggung Pemerintah.P

  • BIAYA JABATAN5% dari penghasilan bruto, max Rp1.296.000/tahun atau Rp108.000/bulanBiaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.Contoh:Misalkan Penghasilan Bruto sebulan (Gaji ditambah tunjangan yang terikat dengan gaji) seorang pegawai adalah Rp2juta maka Biaya Jabatannya adalah 5% x Rp2juta = Rp100.000,00.Apabila Penghasilan Bruto sebulan seorang pegawai adalah Rp3juta, maka Biaya Jabatannya adalah Rp108.000,00 karena 5% x Rp3juta = Rp150.000,00 telah melebihi batas maximum.

  • Penghasilan Tidak Kena PajakKeteranganSetahunSebulanUntuk diri Wajib Pajak13.200.0001.100.000Tambahan pegawai kawin 1.200.000 100.000Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda dlm grsketurunan lurus, anak angkat,maximum 3 orang 1.200.000 100.000Mulai berlaku 1 Januari 2006Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemda setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp1.200.000,00 setahun atau Rp100.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarganya.Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.

  • Tarif PPh sesuai Pasal 17 UU PPhPenghasilan:Sampai dengan Rp25juta=5%Di atas Rp25juta s.d. Rp50juta=10%Di atas Rp50juta s.d. Rp100juta=15%Di atas Rp100juta s.d. Rp200juta=25%Di atas Rp200juta=35%Contoh:Misalkan Penghasilan Kena Pajak tahun 2005 seorang WP Orang Pribadi (setelah dikurang PTKP) adalah Rp190juta maka PPh terutang sesuai tarif Pasal 17 UU PPh adalah:5% x Rp25jutaRp1.250.00010% x Rp25juta Rp2.500.00015% x Rp50juta Rp7.500.00025% x Rp90juta Rp22.500.000Jumlah PPh terutantgRp33.750.000

  • Contoh penghitungan penghasilan Sudiro tahun takwim 2006: Sudiro (gol III/b), status menikah belum punya anak. Setiap bulannya memperoleh: Gaji sebesar Rp1.800.000,00; Tunjangan isteri sebesar Rp 500.000,00; Tunjangan struktural sebesar Rp400.000,00; Tunjangan khusus sebesar Rp600.000,00; dan membayar iuran pensiun Rp100.000.Untuk setiap bulan takwim menghitung PPh sbb:Dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21G

    Pengh. bruto sebulanPengurangan:Biaya jabatan (maksimum)Iuran pensiunPenghasilan neto sebulanPenghasilan neto setahun (x12)PTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh terutang sebulan (Rp1.135.200/12)3.300.000

    (108.000)(100.000)3.092.00037.104.000(14.400.000)22.704.0001.135.20094.600

  • Contoh: Setelah satu tahun takwim berakhir bendahara menghitung kembali PPh Pasal 21 terutang Sudiro (gol III/b), dengan perhitungan sbb (asumsi jumlah penghasilan selalu tetap):Diisikan pada form 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.G

    Pengh. bruto setahunPengurangan:Biaya jabatan (maksimum)Iuran pensiunPenghasilan neto setahunPTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh yang telah dipotong (Rp94.600 x 12)Kurang/(lebih) dipotong39.600.000

    (1.296.000)(1.200.000)37.104.000(14.400.000)22.704.0001.135.2001.135.000--

  • Misalkan sejak 1 Juni 2006, Sudiro dipindahtugaskan dari Jakarta ke Bandung dengan asumsi jumlah penghasilan sama. Maka penghitungan PPh di Jakarta yang diisikan pada form 1721 A2 adalah sbbAPABILA PEGAWAI DIPINDAHTUGASKANForm 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21. Bendahara di Bandung tinggal melanjutkan penghitungan sesuai 1721 A2 tsb.G

    Pengh. bruto (Januari Mei)Pengurangan:Biaya jabatan (Rp108.000,00 X 5)Iuran pensiunPenghasilan neto (Januari Mei)Penghasilan Neto setahun (12/5)PTKP (K/0)PKPPPh terutang (5% x Rp22.704.000,00)PPh terutang 5 bulan (5/12 x Rp1.135.200)PPh yang telah dipotong (5 x Rp94.600)Kurang/(lebih) dipotong16.500.000

    (540.000)(500.000)15.460.00037.104.000(14.400.000)22.704.0001.135.200473.000473.000--

  • Misalkan sejak 1 Juni 2006, Sudiro pindah kerja ke swasta. Maka penghitungan PPh di Jakarta yang diisikan pada form 1721 A2 adalah sbbAPABILA PEGAWAI PINDAH KERJAForm 1721 A2 (Lbr 3 diberikan ke Sudiro) dan dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21. Atas kelebihan pembayaran tersebut tidak dikembalikan oleh Bendahara karena PPhnya ditanggung Pemerintah.G

    Pengh. bruto (Januari Mei)Pengurangan:Biaya jabatan (5 X Rp108.000,00)Iuran pensiunPenghasilan neto (Januari Mei)PTKP (K/0)PKPPPh terutang PPh yang telah dipotong (5 x Rp94.600)Kurang/(lebih) dipotong16.500.000

    (540.000)(500.000)15.460.000(14.400.000)1.060.00053.000473.000(420.000)

  • PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota ABRI dariAPBN/APBD15 % x Penghasilan Brutobersifat FINALkecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan II/dke bawah, dan anggota TNI/POLRI berpangkatPembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun InspekturTingkat Satu ke bawahP

  • Contoh: Disamping memperoleh penghasilan tetap berupa gaji dan tunjangan, Sudiro juga memperoleh honorarium mengajar di Pusdiklat selama bulan Maret 2006 sebesar Rp1.000.000,00. PPh atas honor mengajar tersebut adalah:15% X Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Sudiro diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2005 PPh Pasal 21.G

  • PPh Pasal 21 atas upah harian, mingguan, satuan,borongan, dan imbalan lainnya yang dihitungberdasarkan banyaknya hari5% x (Upah sehari Pengurang)Pengurang =Rp110.000,00.Apabila penghasilan dalam satu bulan takwim melebihiRp1.100.000,00, maka besarnya pengurang adalah 1/360 x PTKP.Upah yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) sehari, tidak dipotong PPh Pasal 21 sepanjang jumlah penghasilan bruto tersebut dalam satu bulan takwim tidak melebihi Rp1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) dan tidak dibayarkan secara bulanan.P

  • Rasyid (K/0) bekerja pd bln Maret 2006 di BPPK Depkeu untuk mengecat ruangan, menerima upah sebesar Rp120.000 per hari. Bekerja selama 9 hari. Dgn demikian PPh Pasal 21 atas penghasilan Rasyid pada bulan Maret 2006 dihitung sbb:Upah 9 hari kerja 1.080.000Pengurang (990.000)Upah harian terutang PPh=90.000PPh pasal 21 : 5% x 90.000= 4.500PPh Pasal 21 sehari 500Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Rasyid diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2006 PPh Pasal 21.G

  • Upah 14 hari kerja 1.680.000Pengurang: 14x(14.400.000/360) (560.000)Upah harian terutang PPh= 1.120.000PPh pasal 21 : 5% x 1.120.000= 56.000PPh Pasal 21 sehari 4.000Apabila dalam bulan Maret tersebut Rasyid (K/0) bekerja selama 14 hari, maka PPh Pasal 21 atas penghasilan Rasyid pada bulan Maret 2006 dihitung sbb:Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Rasyid diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2006 PPh Pasal 21.G

  • PPh DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS UPAHPekerja yang mendapat perlakuan Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh Pemerintah adalah WP orang pribadi dalam negeri yang bekerja sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap pada satu pemberi kerja di Indonesia, yang menerima gaji, upah, serta imbalan lainnya dari pekerjaan yang diberikan dalam bentuk uang sampai dengan Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) sebulan.Pajak Penghasilan yang terutang atas gaji, upah, serta imbalan lainnya dari pekerjaan yang diterima oleh Pekerja sampai dengan Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) sebulan ditanggung oleh Pemerintah.Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Ditanggung oleh Pemerintah dihitung secara bulanan dan tidak disetahunkan.PP Nomor 47/2003 jo KMK No:486/KMK.03/2003

  • 7,5% x Penghasilan BrutoTanpa pengurangPPh Pasal 21 atas imbalan kepada tenaga ahliTenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuarisP

  • Ir. Mukhlis adalah seorang arsitek, pada bulan Maret 2006 menerima honorarium sebesar Rp100.000.000,00 dari Departemen Keuangan sebagai imbalan pemberian jasa teknik yang dilakukannya. Penghitungan PPh Pasal 21 :7,5% x Rp100.000.000,00 = Rp7.500.000,00Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Ir. Mukhlis diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa Maret 2001 PPh Pasal 21.G

  • Dengan tarif progresif Pasal 17 UU PPh Tanpa PengurangPPh atas imbalan jasa yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hariP

  • honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, bea siswa dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri, terdiri dari: 2) pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama,penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya; 3) olahragawan; 4) penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5) pengarang, peneliti, dan penerjemah; 6) pemberi jasa dlm segala bidang termasuk teknik, computer & sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,ekonomi & sosial; 7) agen iklan; 8) pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan; 9) pembawa pesanan atau yang menemukan langanan; 10) peserta perlombaan; 11) petugas penjaja barang dagangan;

  • Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas honorarium penceramahSatriyono, MBA adalah seorang penceramah yang memberikan ceramah pada suatu lokakarya sehari yang diselenggarakan oleh Depkeu, honorarium yang dibayarkan adalah sebesar Rp2.500.000,00.PPh Pasal 21 yang terutang : 5% x Rp2.500.000,00 = Rp125.000,00Jumlah PPh yang dipotong bendahara dan kepada Satriyono diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21.G

  • KETENTUAN FORMIL PPH PASAL 21Batas penyetoranBatas pelaporanPaling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya untuk PPh Pasal 21 MasaPaling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir untuk SPT MasaPaling lambat tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan untuk PPh Pasal 21 TahunanPaling lambat 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak untuk SPT TahunanE

  • KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 21Mengambil sendiri formulir-formulir yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat. Wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan takwim.Memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap.Pemotong Pajak wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Tahunan kepada pegawai tetap, dengan menggunakan formulir 1721 A2 (bagi PNS) dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwim, maka Bukti Pemotongan diberikan oleh pemberi kerja selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir, Pemotong Pajak berkewajiban menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh pegawai tetap menurut tarif Pasal 17 UU PPh.

  • PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 22P

  • PPH PASAL 22Menteri Keuangan dapat menetapkan bendaharawan pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.(Pasal 22 ayat 1 UU PPh)Ketentuan mengenai dasar pemungutan, sifat dan besarnya pungutan, tata cara penyetoran, dan tata cara pelaporan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan.(Pasal 22 ayat 2 UU PPh)Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 jo Kep. Menkeu Nomor 236/KMK.03/2003

  • PPH BERKENAAN DENGAN PEMBAYARANATAS PEMBELIAN BARANG (PPh Pasal 22)1,5% x Harga PembelianKecuali atas,Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000 dan tidak merupakan jumlah yang dipecah-pecah;-Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, dan benda-benda pos.(Kep Menkeu:236/KMK.03/2003)

  • Pemda DKI pada tanggal 10 Maret 2005 melakukanpembayaran atas pembelian sebuah komputer dariCV KOKOM (PKP) seharga Rp11.000.000 (termasuk PPN)

    Harga sebuah komputerRp11.000.000Harga sebelum PPN (100/110)Rp10.000.000

    PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp10.000.000 =Rp150.000ContohJumlah PPh Pasal 22 yang dipungut Bendahara dan disetorkan pada hari yang sama ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSP yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta ditandatangani oleh Bendahara. SSP lembar ke-1 merupakan Bukti Pemungutan bagi Rekanan. SSP lembar ke-3 merupakan Bukti Pemungutan bagi Bendahara dan dilampirkan pada SPT Masa PPh Pasal 22.G

  • Ketentuan Formil PPh Pasal 22 atas pembelian barangBatas penyetoranBatas pelaporanPada hari yang samadengan pelaksanaanpembayaran Paling lambat 14hari setelah masapajak berakhir

  • PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 23 dan PASAL 4 ayat 2A

  • PPH PASAL 23Adalah pajak atas; dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21, bunga simpanan yang dibayarkan koperasi, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21; yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada WP dalam negeri atau BUT.

  • 15%xPERKIRAAN PENGHASILANNETOPPh atas SEWA dan imbalan sehubungan dengan JASA TEKNIK, JASA MANAJEMEN, JASA KONSTRUKSI, JASA KONSULTAN, dan JASA LAINPeraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-70/PJ/2007Berlaku mulai 9 April 2007 menggantikan PER-178/PJ./2006C

  • PERKIRAAN PENGHASILAN NETOPeraturan Dirjen Pajak Nomor: PER-70/PJ/2007

  • PERKIRAAN PENGHASILAN NETOPER-70/PJ/2007Dari JUMLAH IMBALAN JASA tidak termasuk PPN

  • PERKIRAAN PENGHASILAN NETOPER-70/PJ/2007Dari JUMLAH IMBALAN YANG DIBAYARKAN SELURUHNYA TERMASUK PEMBERIAN JASA DAN PENGADAAN MATERIAL/BARANG tidak termasuk PPN

  • PPh atas SEWAKendaraanAngkutanDaratTanah danBangunanHarta selainKendaraan,Tanah danBangunan1,5% x Jumlah Bruto10% x Jumlah Bruto4,5% x Jumlah BrutoFINALPasal 23 Pasal 4 (2)Pasal 23

  • CONTOHPPh Pasal 23 adalah:Jumlah pembayaran (termasuk PPN) Rp4.000.000,00Objek PPh Ps 23:100/110 x Rp4.000.000,00 Rp3.636.364,00PPh Ps 23:1,5% x Rp3.636.364,00 Rp 54.545,00Depkeu menyewa sebuah bus dari PT Buskita (PKP) sebuah perusahaan persewaan bus dengan pembayaran pada tanggal 10 April 2007 sebesar Rp4.000.000,00 (termasuk PPN).Jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong bendahara dan kepada PT ABC diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (lb ke-1) saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23.G

  • CONTOH:Depkeu pada tanggal 20 Maret 2007 membayar jasa catering kepada CV Salmah (PKP) sebuah perusahaan jasa boga, untuk kegiatan diklat dengan pembayaran sebesar Rp14.300.000,00 (termasuk PPN)PPh Pasal 23 adalah:Jumlah pembayaran (termasuk PPN)Rp14.300.000,00Objek PPh Pasal 23:100/110 x Rp14.300.000,00Rp13.000.000,00PPh Pasal 23:15% x 10% x Rp13.000.000,00Rp195.000,00Jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong bendahara dan kepada CV Salmah diberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (lb ke-1) saat dilakukan pemotongan. Selanjutnya dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23.G

  • PPH ATAS JASA KONSTRUKSIJasa pelaksanaan konstruksi = 2% x jumlah brutoJasa perencanaan konstruksi = 4% x jumlah brutoJasa pengawasan konstruksi = 4% x jumlah brutoTIDAK FINALFINALDilaksanakan oleh kontraktor kecildengan nilai pengadaan sampaidengan Rp1 milyarPPh Pasal 23PPh Pasal 4 (2)

  • CONTOHSetelah melalui lelang, Depkeu menyetujui kontrak atas jasa konstruksi bangunan kantor senilai Rp990juta (termasuk PPN) dgn PT Perkasa Raya (PKP) sebuah perusahaan di bidang jasa konstruksi.Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 x Rp990juta = Rp900jutaTerutang PPh = 2% x Rp900juta = Rp18jutaBersifat Final apabila PT Perkasa Raya sesuai sertifikasi merupakan kontraktor kecil. Sebaliknya tidak bersifat Final apabila PT Perkasa Raya bukan merupakan kontraktor kecilMisalkan pada tanggal 10 Maret 2005 dibayar termijn I senilai Rp100juta, maka Bendahara Depkeu memotong PPh sebesar 2% x Rp100juta = Rp2juta.Kepada PT Perkasa Raya diberikan bukti pemotongan PPh.G

  • JASA PERAWATAN/PEMELIHARAAN/PERBAIKANJasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan peralatan;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan alat-alat transportasi/kendaraan;Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan bangunan;kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai izin/sertifikat sebagai pengusaha konstruksi;Contoh:Bendahara Depkeu pada tanggal 20 Maret 2007 membayar sebesar Rp6juta kepada PT Resik Jaya atas pemeliharaan bangunan kantor.Apabila PT Resik Jaya tidak mempunyai izin/sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi, maka terutang PPh Pasal 23 atas jasa pemeliharaan sebesar 4,5% x Rp6juta = Rp270.000,00Apabila PT Resik Jaya mempunyai izin/sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi, maka terutang PPh atas jasa pelaksanaan konstruksi sebesar 2% x Rp6juta = Rp120.000,00

  • KETENTUAN FORMIL PPh Pasal 23Batas penyetoranBatas pelaporanPPh Pasal 23 yang telah dipotong selama satu bulan takwim dijumlahkan dan disetor ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSPpaling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnyaSPT Masa PPh Pasal 23/26 lengkap beserta lampirannya harus dilaporkan ke KPPpaling lambat tanggal 20 bulan berikutnya

  • TIDAK DIKENAKAN PEMOTONGAN PPH PASAL 23WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENUNJUKKAN SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN PPH PASAL 23/26PENGHASILAN YANG DITERIMA KONTRAKTOR, KONSULTAN, DAN PEMASOK UTAMA DARI PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROYEK PEMERINTAH YANG DIBIAYAI DENGAN DANA HIBAH DAN ATAU PINJAMAN LUAR NEGERI

  • PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau BANGUNAN

  • PPH ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau BANGUNANPP Nomor 48/1994 jis PP Nomor 27/1996 dan PP Nomor 79/1999Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yaitu penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus; dipungut Pajak Penghasilan oleh bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang menyetujui tukar-menukar. Besarnya Pajak Penghasilan adalah 5 % (lima per seratus) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Bendaharawan atau pejabat tersebut wajib menyetor PPh yang telah dipungut ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSP atas nama orang pribadi atau badan yang menerima pembayaran sebelum melakukan pembayaran atau sebelum tukar-menukar dilaksanakan. Bendaharawan atau pejabat tsb wajib menyampaikan laporan kepada Dirjen Pajak.

  • PPH ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH dan/atau BANGUNANPP Nomor 48/1994 jis PP Nomor 27/1996 dan PP Nomor 79/1999Dikecualikan dari kewajiban pemungutan PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh BendaharaOrang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang jumlah brutonya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; Orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu pembebasan tanah oleh pemerintah untuk proyek-proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi, pelabuhan laut, bandar udara, fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan bencana lainnya, dan fasilitas ABRI. bagi Wajib Pajak badan termasuk koperasi yang usaha pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

  • CONTOHDepartemen Keuangan mempunyai proyek pembangunan kantor baru dan harus melakukan pembebasan tanah milik PT Textindo (sebuah perusahaan tekstil). Dalam pelaksanaan proyek tersebut Depkeu harus membayar Rp200juta untuk pembebasan tanah. Pembayaran dilakukan tanggal 10 Maret 2005Terutang PPh 5% x Rp200juta = Rp10jutaBendahara yang melakukan pembayaran memungut PPh yang terutang dan menyetorkannya ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan SSP sebelum pembayaran kepada WP badan tersebut.Pelaporan dilaksanakan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan dilakukannya pembayaran dengan menggunakan bentuk laporan yang ditentukanG

  • PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS JASA PELAYARAN(PASAL 15 UU PPh)

  • PPH ATAS JASA PELAYARAN(PASAL 15 UU PPh)WP PERUSAHAANPELAYARAN DALAM NEGERIWP PERUSAHAANPELAYARAN LUAR NEGERI1,2% X PEREDARAN BRUTO2,64% X PEREDARAN BRUTODIPOTONG PPH OLEH BENDAHARAWAN DALAM HALPENGHASILAN DIPEROLEH BERDASARKANPERJANJIAN PERSEWAAN ATAU CHARTER

  • PPH SEHUBUNGAN DENGAN PROYEKPEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/PINJAMAN LUAR NEGERI

  • PPH SEHUBUNGAN DENGAN PROYEKPEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/PINJAMAN LUAR NEGERIDITANGGUNG PEMERINTAHATAS PENGHASILAN YANGDITERIMA/DIPEROLEHKONTRAKTOR UTAMATIDAK DITANGGUNG PEMERINTAHATAS PENGHASILAN YANGDITERIMA/DIPEROLEHKONTRAKTOR LAPISANKEDUAPPH PASAL 21/26KARYAWAN YG BEKERJAPADA KONTRAKTORUTAMA MAUPUN KEDUA

  • PROYEK PEMERINTAH DENGAN DANA HIBAH/PINJAMAN LUAR NEGERI DAN APBN/D HIBAH/PINJAMAN LNAPBN/DPPh terutang DITANGGUNG PEMERINTAHBendahara mengisi formulir Bukti Pemotongan PPh, menandatangani dan memberi cap DITANGGUNG PEMERINTAHPPh terutang TIDAK DITANGGUNG PEMERINTAHDilakukan Pemotongan/ Pemungutan oleh Bendahara pada saat pembayaran sesuai ketentuan

  • ContohKontrak pemborongan/ pengadaan barang dengan nilai kontrak Rp10.000.000,00 (tidak termasuk PPN). Pengadaan barang tersebut dibiayai dengan pinjaman luar negeri sebesar 40% dan rupiah murni sebesar 60%.Nilai kontrak= Rp10.000.000,00Terdiri dari:Porsi pinjaman LN: 40% x Rp10.000.000,00=Rp4.000.000,00Porsi Rp murni: 60% x Rp10.000.000,00 =Rp6.000.000,00Perhitungan PPh Pasal 22:Ditanggung Pemerintah: 1,5% x Rp4.000.000,00 = Rp60.000,00Dipungut : 1,5% x Rp6.000.000,00 = Rp90.000,00

  • SANKSI PERPAJAKAN

  • SANKSI PERPAJAKANSANKSI ADMINISTRASISANKSI PIDANADENDABUNGAKENAIKANKURUNGANPENJARA

  • SANKSI KARENA TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPTADMISNISTRASIPIDANASPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya. (Pasal 7 UU KUP)Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran; maka jumlah pajak yang kurang dibayar ditagih dengan SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% untuk PPh, 100% untuk PPh PotPut, 100% untuk PPN dan PPnBM (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)Karena kealpaan tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun . (Pasal 38)Karena sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. . (pasal 39)menimbulkan kerugian negara

  • SANKSI ADMINISTRASI TERLAMBAT MENYETOR ATAU MEMBAYARPembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. (Pasal 9 ayat 2a UU KUP)Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. . (Pasal 39 ayat 1 huruf i UU KUP)SANKSI PIDANA TIDAK MENYETOR PAJAK

  • TERIMA KASIH

    SAMPAI JUMPA