240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

29
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN (Pengecilan Ukuran) Oleh : Nama : Rifayani Fadhilah NPM : 240110130068 Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 15 Oktober 2015 Waktu : 17.00 – 18.20 WIB Asisten : 1. Nedia Cahyati M. 2. Nur Oktavia B. Nilai :

description

LAPRAK

Transcript of 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

Page 1: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN

(Pengecilan Ukuran)

Oleh :

Nama : Rifayani Fadhilah

NPM : 240110130068

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 15 Oktober 2015

Waktu : 17.00 – 18.20 WIB

Asisten : 1. Nedia Cahyati M.

2. Nur Oktavia B.

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Nilai :

Page 2: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan hasil pertanian dalam bentuk padat pada umumnya memiliki ukuran

yang besar dan kurang sesuai dengan kebutuhan untuk konsumsi maupun untuk

diolah di pabrik. Selain itu, bentuk yang besar akan menyulitkan dalam hal

penyimpanan. Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada bahan hasil pertanian

dalam bentuk cair ataupun gas yang cenderung lebih mudah ditangani daripada

bentuk padat. Dengan adanya hal tersebut, maka dibutuhkan suatu penanganan

untuk dapat menyesuaikan bahan hasil pertanian yang ukurannya besar tersebut

menjadi ukuran yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pabrik maupun

konsumen langsung. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menangani hal

ini adalah metode pengecilan ukuran.

Pengecilan ukuran merupakan suatu tindakan penanganan yang dilakukan

dalam suatu mata rantai penanganan hasil pertanian yang bertujuan untuk

memperkecil ukuran dan memperbesar luas permukaan dari bahan hasil pertanian

sehingga akan lebih mudah untuk ditangani ke proses selanjutnya. Contoh proses

dari pengecilan ukuran untuk bahan padat, diantaranya pemotongan, pemecahan,

penggerusan, penggilasan, dan penggilingan. Dengan memperkecil ukuran bahan

hasil pertanian maka diharapkan juga dapat lebih efisien dalam segi tempat

penyimpanan. Dikarenakan pengecilan ukuran merupakan suatu proses yang

sangat penting dalam penanganan hasil pertanian, maka pada praktikum kali ini

dilakukan percobaan pengecilan ukuran terhadap bahan hasil pertanian singkong

dengan tiga metode diiris manual, diiris menggunakan mesin, dan diparut

menggunakan mesin.

1.2 Tujuan Praktikum

Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan

mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas output, dan

rendemen hasil pengecilan ukuran.

Page 3: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian

Size reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industri dimana

komoditi pertanian dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu produk yang

memiliki nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Operasi pengecilan ukuran

terbagi menjadi dua kategori yaitu untuk bahan padatan dan untuk cairan (Smith,

1955).

Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengecilan

ukuran bahan padat dan untuk bahan cair. Pengecilan ukkuran bahan padat dapat

dilakukan dengan pemotongan (cutting), penghancuran/pengilasan (crushing),

Pencacahan/pencincangan (chopping), pengikisan/penyosohan (grinding),

penggilingan (milling), pengkubusan (dicing), pengirisan (slicing). Sedangkan

pada bahan cair dilakukan dengan emulsifikasi (emulsifikation), dan atomisasi

(atomizing). Proses pengecilan ukuran pada bahan pertanian dilakukkan dengan

cara mengiris (cutting), menggerus/menggilas/menghancurkan (crushing), dan

mengunting /penggeseran (shearing) (Rusendi dkk., 2015).

Secara umum tujuan dari size reduction yaitu untuk menghasilkan padatan

dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu dan memecahkan bagian dari

mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan tertentu

(Sukma, 2012). Pengecilan ukuran dilakukan untuk menambah permukaan

padatan sehingga pada saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan

secara merata (Mutiarawati dkk.,2009). Brennan dkk. (1974), menyatakan bahwa

ada beberapa alasan dilakukannya pengecilan ukuran, yaitu :

a. Membantu proses ekstraksi, misalnya cairan gula dari tebu, dan

sebagainya.

b. Mengecilkan bahan sampai ukuran tertentu untuk maksud tertentu.

c. Memperluas permukaan bahan, untuk membantu proses pengeringan,

proses ekstraksi, proses “bleaching”, dan sebagainya.

d. Membantu proses pencampuran (mixing atau blending).

Page 4: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

Dalam dunia industri, Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua

macam pengecilan. Pengecilan ini pada prinsipnya yaitu diklasifikasikan

berdasarkan pada produk akhir yang dihasilkan yang dibagi menjadi dua yaitu

pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar. Pengecilan

ekstrim maksudnya yaitu pengecilan ini menghasilkan produk dengan ukuran

yang jauh lebih kecil daripada sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan yang

kedua yaitu pengecilan dimana produk yang dihasilkan masih berdimensi besar

atau nisbah produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan. Contoh

pengecilan ektrim adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana

hasil produk gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangan kecil,

misalnya tepung. Sedangkan contoh opererasi yang kedua yaitu pemotongan

dimana operasi ini menghasilkan bahan dengan ukuran yang relatif masih besar.

Kemampuan mesin atau peralatan pengecilan ukuran ditentukan oleh

kapasitas mesin, tenaga/energi yang dibutuhkan tiap unit bahan, ukuran dan

bentuk bahan sebelum dan sesudah pengecilan ukuran. Tujuan ekonomis dari

proses pengecilan ukuran adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan

biaya yang minimum. Modal, biaya operasi, dan biaya perawatan memegang

peranan penting dalam proses pengolahan. Ketiga hal tersebut harus

diperhitungkan sebelum memilih jenis mesin pengecil ukuran. Pada umumnya

pengetahuan tentang karakteristik bahan yang akan diolah, serta mesin yang akan

digunakan perlu diketahui.

2.2 Pemotongan

Pemotongan merupakan salah satu proses yang termasuk pengecilan ukuran.

Pemotongan dengan menggunakan tenaga mekanik sering dibutuhkan dalam

operasi pengolahan makanan. Pemotongan merupakan suatu proses pengecilan

ukuran bahan oleh suatu pisau yang tajam dan tipis. Pada bahan terjadi retakan

yang diakibatkan oleh gaya pisau tersebut, tetapi pada bahan relatif tidak terjadi

kerusakan. Pemotongan biasanya digunakan pada proses pengecilan ukuran buah-

buahan dan sayuran. Dengan timbulnya permukaan-permukaan baru pada bahan,

proses-proses yang membutuhkan transfer cairan (liquid) atau uap, misalnya

pengeringan atau ekstraksi, akan berlangsung cepat.

Page 5: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

Peralatan pemotong biasanya tersusun atas baja tahan karat yang digunakan

untuk proses pemotongan beberapa bahan dengan berbagai ketebalan. Mesin

pemotongan berputar (rotary cutter) pada umumnya terdiri dari pisau yang

berputar yang terbuat dari baja paduan (alloy steel). Pisau-pisau ini terpasang pada

badan mesin.

Mesin pemotong berputar biasa digunakan untuk memotong bahan yang

berserat. Gaya yang digunakan pada pemotongan adalah gaya geser (shear)

karena lebih efektif daripada gaya pukul atau gaya tekan. Tenaga mesin berkisar

5-60 Hp, diameter pisau 1-2 ft, panjang 12-30 ft dan kapasitas mesin 1-2 ton/jam.

Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah suatu istilah untuk

menyatakan kecepatan gerak relatif alat pemotongan terhadap permukaan bahan

yang dipotong dan dinyatakan dalam satuan ft/menit.

Proses pemotongan melalui dua tahapan:

1. Pada bahan timbul retakan (fracture) awal sepanjang celah bahan tersebut.

2. Timbul celah-celah baru yang menyebabkan retakan menjadi lebih besar.

Pada pemotongan terjadi gaya geser (shear). Dalam beberapa hal, tekanan

pisau pada bahan ada yang bekerja secara langsung atau sekaligus, dan ada yang

bekerja secara perlahan-lahan. Tekanan secara perlahan-lahan berguna untuk

menghindari kerusakan pada bahan. Gaya yang bekerja pada cara ini adalah gaya

“gergaji” dan gaya “luncur”.

Selama pemotongan, bahan mengalami deformasi (perubahan), distorsi dan

peregangan. Peregangan ini terus meningkat sampai melampaui tegangan patah

bahan tersebut dan menimbulkan retakan pada bahan, dan akhirnya bahan

terbelah. Tegangan patah dimiliki oleh setiap bahan. Patah/belah dalam suatu

bahan terjadi sepanjang retakan atau bagian yang rusak (cacat) dalam struktur

bahan. Bahan yang berukuran besar mempunyai banyak retakan dan dengan

sedikit tegangan, bahan bisa belah. Bahan yang berukuran kecil mempunyai

sedikit retakan dan titik patahnya lebih tinggi sehingga diperlukan tegangan yang

lebih besar. Jika bidang retakan jumlahnya sedikit, bahan tersebut lebih mudah

ditangani dengan gaya pukul dan gaya geser. Bahan yang berserat lebih baik

ditangangi dengan gaya memotong (cutting). 

Page 6: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

Peralatan pemotong yang baik mempunyai pisau yang tajam dan tipis.

Cara kerja pisau pemotong pada waktu memotong bahan diusahakan seperti cara

menggergaji (sawing). Hal ini akan menghasilkan potongan bahan yang halus dan

energi yang digunakan lebih kecil. Pisau-pisau pemotong ini memerlukan

perawatan tertentu. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada bahan yang

dipotong. Pisau-pisau pemotong sering tumpul dan rusak. Pisau yang terbuat dari

baja paduan atau bahan sejenis umumnya lebih tahan lama. Perawatan yang

dilakukan adalah pencucian untuk membuang kotoran yang melekat pada pisau.

Bentuk bahan hasil pemotongan bermacam-macam antara lain kubus, irisan tipis

berbentuk bulat atau persegi (slices), dan batang (bar). Bahan hasil pemotongan

mempunyai kesamaan, yaitu ukurannya seragam.

2.3 Pemarutan

Langkah pertama dalam persiapan pengolahan ubi kayu menjadi bahan

pangan adalah pengecilan ukuran, bisa dilakukan dengan pemarutan atau

penumbukan. Ekstraksi pati ubi kayu juga dilakukan setelah pemarutan. Proses

pemarutan biasanya dapat menurunkan bahkan menghilangkan potensi keracunan

akibat aktifitas enzim linamarase yang dibebaskan melalui pemarutan. Dalam

pembuatan pati, hasil parutannya biasanya dicuci dan pati dipisahkan melalui

pengendapan.

Mekanisme yang umumnya dipakai untuk proses pemarutan ada dua

macam. Pertama adalah menggunakan parut berputar. Pada proses pema-rutan ini,

ketela pohon yang telah dikupas diparut dengan menggunakan silinder berparut,

yang mendesak pada celah dengan jarak tertentu. Silinder berparut diputar dengan

menggunakan motor pada kecepatan putar tertentu. Sistem ini dipakai pada proses

pemarutan mekanis. Sedangkan yang kedua menggunakan pemarut manual atau

pemarut tetap. Pada proses pema-rutan ini, pemarutan menggunakan plat yang

terbuat dari stainless steel, yang memiliki gigi parut yang berbentuk seperti paku

tajam. Gigi parut ini akan menyayat ketela pohon sehingga menjadi

butiran/sayatan yang halus. Untuk pemarut manual yang bahannya menggunakan

plat stain-less steel, gigi parut berasal dari bahan itu sendiri yang disayat, sehingga

lembaran yang disayat tersebut berbentuk seperti paku-paku tajam

Page 7: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05
Page 8: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Cawan

2. Mesin penyerut dan pengiris

3. Pisau

4. Stopwatch

5. Tampah

6. Timbangan

3.1.2 Bahan

1.Singkong

3.2 Prosedur Praktikum

3.2.1 Penyerutan dan Pengirisan Menggunakan Mesin

1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran (a

kg).

2. Mengupas bahan kemudian ditimbang kembali (b kg).

3. Menjalankan mesin dan memasukkan bahan ke dalam mesin.

4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan atau

pengirisan (x menit).

5. Menimbang bahan sesudah diserut dengan terlebih dahulu diletakkan di

atas cawan (c kg).

6. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin.

7. Menghitung kapasitas throughout (a kg / x menit).

8. Menghitung kapasitas output (c kg / x menit).

9. Menghitung rendemen :

Rendemen pengupasan = bkgakg

×100%

Rendemen penyerutan/pengirisan = c kgb kg

×100 %

10. Menghitung efisiensi pengecilan ukuran

Page 9: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

= kapasitas aktualkapasitas teoritis

×100 %

11. Menghitung luas permukaan bahan meliputi luas permukaan awal (utuh)

dan luas permukaan akhir (setelah diiris).

3.2.2 Pengirisan Manual

1. Mengambil bahan (singkong) yang belum dikupas, kemudian menimbang

beratnya (a).

2. Mengupas singkong yang telah ditimbang tadi.

3. Menimbang kembali berat singkong setelah dikupas (b).

4. Mengiris singkong dengan menggunakan pisau dengan ketebalan + 2 mm.

5. Menghitung lama waktu pemotongan singkong (x).

6. Menimbang berat singkong yang telah diiris-iris (c).

7. Menghitung jumlah irisan singkong yang didapat (n).

8. Menghitung kapasitas throughout (a kg / x menit).

9. Menghitung kapasitas output (c kg / x menit).

10. Menghitung rendemen :

Rendemen pengupasan = bkgakg

×100 %

Rendemen penyerutan/pengirisan = c kgb kg

×100 %

11. Setelah itu menghitung juga luas penampang dan keliling dari pisau yang

digunakan.

12. Menghitung efisiensi pengirisan manual dengan persamaan :

Efisiensi (%) = kapasitas aktualkapasitas teoritis x 100%

Page 10: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel Hasil Pengukuran dan Perhitungan

Tabel 1. Data Spesifikasi Teknis Mesin

No Spesifikasi M. Penyerut M. Pengiris Satuan

1 Daya motor (P) 0,5 0,5 HP

2 RPM motor (N) 1420 1420 rpm

3 Diameter puli motot (d1) 12,8 12,8 cm

4 Diameter silinder puli (d2) 11,8 18,2 cm

5 Diameter silinder (D) 11 30 cm

6 Panjang pisau (p) 20 8,5 cm

7 Lebar pisau (L) 9,3 5 cm

8 Jumlah pisau (n) 1 2

9 Diameter mesin 1 6,9 6,9 cm

Diketahui:

= 1044 kg/m3

4.1.1 Penyerutan Menggunakan Mesin

Tabel 2. Data Hasil Penyerutan dengan Mesin Kelompok 1

No Keterangan Mesin Penyerut Satuan

1 Massa awal bahan (a) 427,6 x 10-3 kg

2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 356,2 x 10-3 kg

3 Massa bahan setelah diserut/diiris (c) 0,0984 kg

4 Waktu penyerutan (x) 1,6633 menit

Perhitungan:

a. Kapasitas throughout = ax=427,6 x 10−3

1,6633=0.257 kg/menit

b. Kapasitas output = cx=0,0984

1,6633=0.059 kg

menit

c. Rendemen pengupasan = ba

× 100 %=356,2 x10−3427,6 x10−3

×100 %=83.302 %

Page 11: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

d. Rendemen penyerutan¿cb

× 100 %= 0,0984356,2 x10−3

×100 %=27,625 %

e. Kapasitas aktual = K output

Menit× 60 menit

jam= 0.059

Menit×60 menit

jam=3.54 kg

jam

f. Kecepatan mesin penyerut

N ×d1=N mesin ×6,9

1420 ×12,8=Nmesin ×6,9

Nmesin=2634.203 rpm

Nmesin × dmesin1=N sill penyerut ×d2

2634.203 ×6,9=N sill penyerut ×11,8

N sill penyerut=1540.339 rpm

N sil penyerut ×82=N penyerut × D

1540.339 ×11,8=N penyerut ×11

N penyerut=1652.367 rpm

v penyerut=2π ×142060

×5,5=817.861 ms

g. Kapasitas teoritis =

817.861 ms

× 1× 60× (20 x9.3 ) x10−4 m2×1044 kgm3 =952893.1225 kg / jam

h. Efisiensi mesin¿Kapasitas aktualKapasitasteoritis

×100 %= 3.54952893.1225

× 100 %=3.71−4 %

4.1.2 Pengirisan Menggunakan Mesin

Tabel 3. Data Hasil Pengirisan dengan Mesin Kelompok 2

No Keterangan Mesin Pengiris Satuan

1 Massa awal bahan (a) 0,5428 kg

2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,4456 kg

3 Massa bahan setelah diserut/diiris (c) 0,2396 kg

4 Waktu pengirisan (x) 0,3 menit

5 Jumlah potongan yang diiris (n) 120 potong

Perhitungan:

a. Kapasitas throughout = akg

xmenit = 0,5428 kg0,3 menit = 1.80933 kg/menit

Page 12: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

b. Kapasitas output = ckg

xmenit = 0,2396 kg0,3 menit = 0,798667 kg/menit

c. Rendemen pengupasan = b kga kg x100% =

0,4456 kg0,5428 kg x100% = 82 %

d. Rendemen pengirisan = c kgb kg x100% =

0,2396 kg0,4456 kg x100% = 54 %

e. Kapasitas aktual = 0,798667 kg/menit x 60 menit = 47.92002 kg

f. Menghitung kecepatan mesin penyerut

1. Nmotor x dmotor = Nmesin1 x dmesin1

(1420)(12,8) = Nmesin1(6,9)

Nmesin1 = 2634,203 rpm

2. Nmesin1 x dmesin1 = Nsilinder pengiris x dsilinder pengiris

(2634,203)(6,9) = Nsilinder pengiris (18,2)

Nsilinder pengiris = 998,681 rpm

3. Nsilinder pengiris.dsilinder pengiris = N pengiris.d pengiris

(998,681)(18,2) = N pengiris (30)

N pengiris = 605,866 rpm

4. V pengiris = penyerut x r pengiris

x r = 2 π60

× N × D2

¿2 π60

× 1420×(15 ×10−2)=22,3053m/s

g. Kapasitas teoritis = v . 3600 . n . A .

= (22,3053) x (60) x 2 x ((8,5 x 5) x 10−4 ) x 1044

= kg/jam

h. Efisiensi mesin pengiris = kapasitas aktualkapasitas teoritis x 100%

= 10,57

11873,41 x 100%

= 0,089 %

4.1.3 Pengirisan Manual

Tabel 4. Data Hasil Pengirisan Manual

No. Keterangan Nilai Satuan

1 Massa awal bahan (a) 381,8 x 10-3 kg

Page 13: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 296,4 x 10-3 kg

3 Massa awal bahan setelah diiris (c) 283,0 x 10-3 kg

4 Waktu pengirisan (x) 4,3667 menit

5 Jumlah potongan (N) 130 potong

Perhitungan:

a. Keliling pisau

L1 = a = 4 cm ; t = 3cm

L2 = p = 10cm ; l = 3 cm

Sisi miring = 5cm

Keliling Pisau = 32 cm = 0,32 m

b. Luas Penampang Pisau = L1 + L2

L1 = ½ x a x t

= ½ x 4 cm x 3 cm

= 6 cm2 = 6 x 10-4 m2

L2 = p x l

= 10 cm x 3 cm

= 30 cm2 = 30 x 10-4 m2

Jadi, luas penampang pisau = 6 x 10-4 m2 + 30 x 10-4 m2 = 36 x 10-4 m2

c. Kapasitas teoritis = keliling pisau x nx x 60 x A x ρ

= 0,32 m x 130

4,3667 x 60 x 36 x 10-4 m2 x 1044 kg/m3

= 2148,296 kg/jam

d. Kapasitas output = ckg

xmenit = 283,0 x 10−3 kg

4,3667 menit = 0,0648 kg/menit

e. Kapasitas aktual = kapasitas output x 60 menit

= 0,0648kg/menit x 60 menit/jam

= 3,888 kg/jam

f. Efisiensi pengirisan manual = kapasitas aktualkapasitas teoritis x 100%

= 3,888

2148,296 x 100%

= 0,181 %

L2L1

Page 14: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

g. Rendemen pengupasan = b kga kg x100%

= 296,4 x10−3kg381,8 x10−3 kg

x100%

= 77,63 %

h. Rendemen pengirisan manual = c kgb kg x100%

= 283,0 x10−3 kg296,4 x10−3kg

x100%

= 95,48%

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pemarutan dan pengirisan bahan hasil

pertanian ubi kayu atau yang lebih sering disebut singkong. Pemarutan dilakukan

menggunakan mesin, sedangkan untuk pengirisan dilakukan dengan dua cara,

yaitu menggunakan mesin dan manual.

Sebelum melakukan pengecilan ukuran, singkong timbang terlebih dahulu

baik sebelum mengelupas kulitnya maupun setelah mengelupas kulitnya.

Mengupas kulit singkong dilakukan secara horizontal, melawan arah seratnya.

Apabila mengupas kulit singkong secara vertikal maka akan memakan banyak

waktu dan kemungkinan dagingnya ikut teriris atau kulitnya ada yang belum

terbuang.

Dari data yang didapatkan, praktikan dapat menghitung kapasitas

throughout. Kapasitas throughout adalah kapasitas dari keseluruhan alat itu

sendiri. Umumnya, menurut literatur kapasitas throughout mesin lebih besar

dibandingkan dengan manual. Hal ini karena mesin dapat menampung lebih

banyak bahan dan mesin dapat melakukannya dengan cepat dibandingkan dengan

cara manual. Namun pada percobaan kali ini kapasitas throughout manual tidak

dihitung.

Praktikan juga dapat menghitung kapasitas output. Kapasitas output adalah

perbandingan massa bahan setelah diiris dengan waktu yang dibutuhkan.

Kapasitas output yang paling besar adalah pada pengirisan dengan menggunakan

Page 15: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

mesin yaitu sebesar 0,798 kg/ menit, sedangkan kapasitas output yang paling kecil

adalah pada pengirisan secara manual, yaitu sebesar 0,065 kg/ menit. Hal ini dapat

terjadi karena kerja mesin lebih cepat, sehingga bahan yang dihasilkanpun lebih

banyak. Kapasitas output pengirisan menggunakan mesin juga lebih besar dari

kapasitas output penyerutan menggunakan mesin, bahkan kapasitas output

penyerutan menggunakan mesin hampir sama dengan kapasitas pengirisan

manual. Hal ini terjadi karena keluaran penyerutan, walaupun menggunakan

mesin, hasilnya sangat kecil-kecil, jauh lebih kecil dibandingkan dengan

pengirisan menggunakan mesin. Sehingga dengan waktu yang sama, banyaknya

bahan yang keluar akan lebih sedikit dibandingkan dengan pengirisan

menggunakan mesin. Terdapat perbedaan nilai dari kapasitas throughout dan

kapasitas output yang dihasilkan dikarenakan terdapat perbedaan antara massa

awal singkong dengan massa singkong setelah diiris.

Rendemen adalah hasil perbandingan dari massa bahan setelah diiris atau

diserut dengan massa awal bahan. Rendemen pengupasan yang paling besar

adalah pada penyerutan dengan mesin yaitu 83,302% dan rendemen pengupasan

yang paling kecil adalah pada pengirisan manual yaitu 77,63%. Sedangkan

rendemen pengirisan secara manual memiliki nilai yang paling tinggi daripada

rendemen pengirisan dan penyerutan dengan mesin yaitu sebesar 95,48%. Hasil

rendemen ini dapat dipengaruhi oleh kehilangan kadar air pada singkong.

Pengirisan singkong secara manual memiliki nilai rendemen yang tinggi

dikarenakan hasil potongan yang kurang tipis sehingga kadar air singkong tidak

terlalu banyak terbuang.

Menurut literatur, seharusnya nilai efisiensi pengirisan menggunakan mesin

lebih besar dibandingkan dengan pengirisan manual. Namun dihitung secara

teoritis pada praktikum kali ini, nilai efisiensi pengirisan manual lebih besar

dibandingkan dengan pengirisan menggunakan mesin yaitu 0.181% dan 0.089%.

Kesalahan ini terjadi karena tiga hal, yang pertama adalah kesalahan praktikan

ketika melakukan pengirisan menggunakan mesin, banyak hasil irisan yang

terbuang bahkan termakan oleh praktikan lain karena bergurau ketika melakukan

praktikum, sehingga massa bahan hilang setengahnya setelah pengirisan. Yang

kedua adalah kesalahan perhitungan praktikan. Dan yang terakhir adalah

Page 16: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

banyaknya bahan yang tertinggal didalam mesin. Sehingga hasil perbandingan

pengirisan menggunakan mesin dan manual tidak akurat.

Namun apabila mempertimbangkan hal-hal secara teknis, mungkin saja

pengirisan secara manual memang lebih efektif apabila pengiris merupakan

seorang profesional yang sudah terbiasa mengiris singkong dengan cepat dan

ukuran yang sama. Karena mengiris menggunakan mesin pun memiliki

kekurangan yaitu banyaknya bahan yang hilang atau terbuang, sedangkan apabila

mengiris secara manual bahan tidak banyak yang terbuang atau hilang.

Page 17: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan untuk praktikum pertemuan kali ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengecilan ukuran merupakan bagian dari proses penanganan

hasil pertanian yang bertujuan untuk penyeragaman bentuk dan

memperluas permukaan bahan hasil pertanian sehingga proses

penanganan selanjutnyaakan lebih mudah.

2. Proses pengecilan ukuran dapat dilakukan secara manual maupun

mekanis.

3. Proses pengirisan dengan metode berbeda akan menghasilkan

rendemen bahan yang berbeda dan bentuk irisan bahan yang berbeda.

4. Semakin lama proses maka nilai persentase rendemen bahan akan

semakin kecil.

6.2 Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1.Praktikan tidak boleh melakukan hal yang tidak diinstruksikan oleh asisten

dosen.

2.Praktikan seharusnya tidak bergurau ketika praktikum.

3.Praktikan harus lebih berhati-hati ketika melakukan praktikum, terutama

apabila menggunakan peralatan yang berbahaya.

4.Praktikan harus menjaga kebersihan dan kerapian tempat praktikum.

Page 18: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

DAFTAR PUSTAKA

Brennan, J.G. dkk.. 1974. Food Engineering Operations. Essex : Applied Science Publisher. Inggris.

Earle, R.. 1983. Unit Operations in Food Processing 2nd edition. Pergamon Press International Library. Oxfrod.

Handerson, M. S. dan Perry R. L., 1976. Agricultural Process Engineering, Third Edition. The AVI Publishing Company, Inc. Westport. Connecticut.

Mutiarawati, T., dkk.. 2009. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Nurjanah, S. dkk. 2012. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Rusendi, D., dkk. 2015. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Sahay, K.M. dan Singh K.K.. 1994. Unit Operation of Agricultural Processing. Vikas Publishing House PVT Ltd : New Delhi.

Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and Equipment, 4th Edition. Mc Graw-Hill Book Co.. New York.

Sukma, I.W.D.. 2012. Spesifikasi Alat Size Reduction. Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Lampung.

Widyasanti, A. 2012. Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Zain, dkk.. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Giratuna. Bandung.

Page 19: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP05

LAMPIRAN

Gambar 1. Ubi Kayu/Singkong Gambar 2. Mesin Pemarut dan

Pemotong

Gambar 3. Hasil Potongan Singkong