240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

34
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN (Pengukuran Densitas & Specific Gravity Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose) Oleh : Nama : Rifayani Fadhilah NPM : 240110130068 Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 23 September 2015 Waktu : 13.00 – 15.00 WIB Asisten : Frida Pascha N. Nedia Cahyati M. Nilai :

description

LAPRAK

Transcript of 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

Page 1: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN

(Pengukuran Densitas & Specific Gravity

Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose)

Oleh :

Nama : Rifayani Fadhilah

NPM : 240110130068

Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 23 September 2015

Waktu : 13.00 – 15.00 WIB

Asisten : Frida Pascha N.

Nedia Cahyati M.

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Nilai :

Page 2: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan hasil pertanian memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya

fisik, kimiawi, biologis, termal dan mekanis. Dari kelima karakter tersebut

terdapat banyak sifat contohnya untuk karakteristik fisik ada densitas, berat jenis

(specific gravity), porositas, kadar air, bentuk, dan ukuran. Sedangkan untuk

mekanis ada modulus elastisitas, tekstur, dan kekerasan. Selain itu ada juga

karakteristik friksi seperti sudut repos.

Seperti yang kita ketahui, mempelajari karakteristik bahan hasil pertanian

berhubungan dengan teknik penanganan hasil pertanian. Dengan mengetahui

karakteristik bahan hasil pertanian yang akan ditangani maka dapat diketahui alat

yang paling tepat untuk digunakan, proses yang paling efektif dan efisien untuk

dilaksanakan, kondisi yang harus diatur agar hasil dari usaha yang dilakukan

maksimal. Usaha disini tentunya merupakan usaha untuk mengelola bahan hasil

pertanian setelah dipanen, seperti pembersihan, sortasi, grading, penyusutan

ukuran, pemisahan mekanis, pengeringan, pendinginan, pengemasan,

penyimpanan, hingga pemasaran.

Maka pada praktukum kali ini dilakukan lima percobaan yaitu menghitung

kerapatan kamba, berat jenis dengan metode skala platform, berat jenis dengan

metode piknometer, sudut repos, dan densitas bahan pertanian porus.

1.2 Tujuan Pecobaan

1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), specific gravity serta sudut

repos (angle of repose) suatu bahan.

2. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk

tidak beraturan serta bersifat porus.

Page 3: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerapatan Kamba (Bulk Density)

Dalam teknik penanganan hasil pertanian, densitas dibagi lagi menjadi dua

macam, yaitu kerapatan massa (mass density) dan kerapatan kamba (bulk density).

1. Kerapatan massa adalah kerapatan bahan yang diukur tanpa menyertakan

ruang-ruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain

perbandingan massa sebuah bahan dengan volumenya.

2. Kerapatan kamba adalah kerapatan bahan yang diukur dengan menyertakan

ruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain perbandingan

antara massa bahan dengan volume bahan beserta ruang-ruang kosong di

antara bahan.

Kerapatan kamba merupakan perbandingan antara berat bahan dengan

volume ruang yang ditempatinya dan dinyatakan dalam satuan g/mL. Nilai

densitas kamba menunjukkan porositas dari suatu bahan. Perhitungan densitas

kamba ini sangat penting, selain dalam hal konsumsi terutama juga dalam hal

pengemasandan penyimpanan. Makanan dengan densitas kambayang tinggi

menunjukkan kepadatan produk ruang yang kecil (Panggabean, 2011).

Keraptan kamba merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan

ruang proses maupun penyimpanan bahan, maka dari itu kerapatan kamba sangat

penting untuk perancangan gudang penyimpanan, silo, bunker, hopper, dan

penentuan volume alat pengolahan. Menentukan nilai kerapatan kamba dilakukan

dengan membagi berat air yang dipindahkan dengan densitas air, maka volume

solid perlu diketahui. Tidak hanya air, media lain seperti tepung atau pasir dapat

digunakan apabila bahan tersebut bersifat higroskopis.

Menurut Rusendi (2015), berat satuan bahan-bahan butiran (bulk solid)

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Berat satuan partikel (γ butiran tunggal) disebut solid/ particle density (γp).

2. Berat satuan curah (bulk density), yaitu berat bahan curah dibagi volume

total bahan termasuk pori-pori. Macam-macam bulk density, yaitu:

Page 4: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

- Apparent/ Loose Bulk Density, yaitu densitas bahan curah tanpa

pemadatan (γa).

- Compacted/ Tapped Bulk Density, yaitu densitas bahan curah dengan

pemadatan (γc).

- Working/ Dynamic Bulk Density, yaitu densitas bahan curah untuk

penanganan bahan curah.

Dalam menentukan Bulk Density dan Densiti curah, dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

Bulk density (γ )= massa bahanvolumebahan ( g

m3 )…i

2.2 Specific Gravity

Pengertian berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat bahan

terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan (Rusendi, 2015). Spesific

gravity (berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh

gravitasi.

Pengaplikasian spesific gravity pada bidang pertanian diantaranya adalah

pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan, penentuan

kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi kemasakan buah, tekstur dan

kemasakan buah, estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman, serta evaluasi

kualitas produk. Selain itu, specific gravity bersama-sama dengan bulk density

berfungsi untuk penentuan bangunan pertanian, seperti gudang penyimpanan, silo,

bunker, atau hopper.

Ada dua metode mengukur spesific gravity untuk bahan yang berukuran

besar biasanya digunakan metode perpindahan air (water displacement)

sedangkang untuk bahan yang lebih kecil dilakukan metode piknometer.

2.2.1 Metode Perpindahan Air (Water Displacement)

Cara mengukur spesific gravity dengan metode perpindahan air adalah

untuk bahan hasil pertanian yang ukurannya cukup besar. Pertama buah-buahan

ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam air dan air yang dipindahkan

ditimbang. Volume dari buah-buahan adalah :

Page 5: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

V=GW

γW…ii

Dimana Gw adalah berat air yang dipindahkan dan γw adalah spesific gravity air.

Cara menghitung specific gravity adalah sebagai berikut :

Specific gravity (BJ )=massa bahan diudaraGw

×γ w …iii

Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 1. Pengukuran Volume dan Specific Gravity Bahan

2.2.2 Metode Piknometer

Untuk bahan-bahan yang berukuran lebih kecil biasanya menggunakan metode

piknometer dengan menggunakan toluen (C6H5CH3) sebagai cairan pengisinya.

Penggunaan toluen memberikan keuntungan antara lain :

1. Kecenderungan untuk masuk ke dalam sampel kecil

2. Tegangan permukaan toluen kecil sehingga mudah mengalir pada

permukaan bahan

3. Kemungkinan sebagai pelarut komponen bahan terutama lemak dan protein

sangat kecil

4. Suhu didih yang agak tinggi

5. Tidak mengalami perbahan specific gravity dan viskositas jika kontak

dengan udara

6. Nilai specific gravity yang relatif rendah.

Page 6: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

2.3 Sudut Repos

Karakteristik friksi bahan memainkan peranan penting dalam hampir semua proses

mekanik untuk penanganan hasil pertanian. Sebagai contoh sifat friksi seperti koeffisien

friksi dan sudut repos sangat penting dalam mendesain tempat penyimpanan, pemasukan,

transport pneumatik, konveyor thresher, dan mesin pemanen (Nurjanah, 2012).

Sudut repos (angle of repose) merupakan salah satu karakteristik friksi yang perlu

diketahui dalam perancangan mesin-mesin pascapanen dari bahan hasil pertanian

terutama biji-bijian. Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut

kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi. Menurut

Rusendi (2015), sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang

miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara

bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sedut repos terbagi dua, yaitu:

1. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak.

2. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijian dengan permukaan

horizontal.

Menurut Sahay dan Singh (1994), nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi

oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan.

Pengukuran sudut repos dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1. Metode sudut repos statik, bahan granular / biji-bijian diletakkan ke dalam

kotak di atas papan yang dapat digerakkan. Papan tersebut kemudian

digerakkan sampai bahan dapat meluncur ke bawah, pada saat bahan

bergerak tersebut skala besarnya sudut dapat dibaca, dimana sudut tersebut

merupakan sudut repos.

Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 2. Pengukuran Sudut Repos Statik

Page 7: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

2. Metode sudut repos dinamis, bahan dimasukkan ke dalam kotak yang

terdapat lubang di bagian bawahnya. Lubang tersebut dibuka sehingga

bahan granular akan jatuh ke bawah membentuk segitiga. Sudut yang

terbentuk adalah sudut repos.

Sumber : Nurjanah, 2012Gambar 3. Pengukuran Sudut Repos Dinamik

Page 8: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB III

METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Gelas ukur

2. Timbangan analitik

3. Baker glass

4. Alat pengukur sudut repos

5. Cawan

3.1.2 Bahan

1. Kacang tanah

2. Kacang kedelai

3. Biji Jagung

4. Terung

5. Toluene

6. Minyak kelapa

7. Aquades

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Menentukan Bulk Density

1. Menimbang 30 butir kacang kedelai dan kacang tanah.

2. Mengukur volume bahan tersebut dengan menggunakan gelas ukur/gelas

baker.

3. Hitung bulk density bahan dengan persamaan berikut :

Bulk Density (γ )= massa bahanvolume bahan

…(iv)

3.2.2 Menentukan Specific Gravity dengan Metode Platform Scale

1. Menimbang kacang tanah dan kacang kedelai ±5 gr masing-masing

sebanyak tiga kali menggunakan timbangan analitik.

2. Mengisi gelas ukur dengan aquades sebanyak 20 mL.

3. Menimbang gelas ukur yang berisi air.

Page 9: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

4. Masukan kacang tanah yang telah ditimbang ±5 gr kedalam gelas ukur yang

sudah terisi air sebanyak 20 mL.

5. Menimbang gelas ukur yang berisi air dan kacang tanah.

6. Menghitung specific gravity menggunakan persamaan iii, dengan

perhitungan massa air yang dipindahkan dengan cara dibawah ini :

massa air yang dipindahkan=(massa wadah+air+bahan)−(massa wadah+air )

7. Mengulangi prosedur 2-6 untuk kacang tanah dan kacang kedelai yang

sudah ditimbang masing-masing ±5 gr yang masih tersisa.

3.2.3 Menentukan Specific Gravity dengan Metode Piknometer

A. Menentukan specific gravity bahan padat (terutama bijian)

1. Menimbang berat sampel di udara sebanyak 3 g (Bs).

2. Menimbang berat piknometer (Bp).

3. Memasukan cairan toluene kedalam piknometer, lalu menimbang berat

toluene + piknometer (Bpt)

4. Memasukan sampel bijian kedalam piknometer yang telah terisi cairan

toluene, lalu menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bpts) hingga

mencapai batas garis pada piknometer.

5. Mengosongkan piknometer lalu mencucinya sabanyak dua kali dengan

menggunakan alcohol, lalu menimbang juga berat piknometer + air (Bpa)

sampai batas garis pada piknometer.

6. Menghitung spesifik gravity (SGs) dan berat satuan sampel (γs).

SGtoluene=Bp+t−B p

B p+a−Bp

SG sampel=SGtoluene × BsBs−¿¿¿

Volume sampel(Vs)=B s

SGsampel

Berat satuan sampel=B s

V s

B. Menentukan spesifc gravity bahan cair (minyak goreng)

1. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian ditimbang

beratnya dalam gram, selanjutnya memasukkan aquades sampai garis

batas piknometer.

Page 10: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

2. Menutup piknometer tadi hingga tidak ada gelembung, lalu

membersihkan dinding luar piknometer dengan tisu. Kemudian,

mencatat suhu pada tutup piknometer dan menimbang kembali berat

piknometer yang berisi aquades (m1).

3. Melakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, kemudian mencatat

suhu dan berat piknometer dan sampel (m2).

4. BJ Sampel=m2−mm1−m

3.2.4 Menentukan Sudut Repos

1. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur

sudut repos.

2. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit

sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan mengamati busur derajat

untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan

lapisan atas dari alat pengukur sudut repos.

3. Pada saat bahan mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos

bahan).

4. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu)

dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali.

3.2.5 Mengukur Densitas Bahan Pertanian Porus

1. Menyiapkan sampel dan menimbang beratnya, ms.

2. Menyiapkan air dan mengukur volumenya, Va.

3. Memanaskan lilin sampai mencair.

4. Setelah lilin mencair, mencelupkan sampel ke dalam lilin kemudian

menimbang berat sampel berlapis lilin, msl.

5. Memasukkan sampel berlapis lilin ke air dan mengukur volume air

ditambah sampel dan lilin, Vs+l+a.

6. Menghitung volume lilin, V1.

7. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan:

8. Vs = Vs+l+a – V1 – Va

Page 11: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

9. Menghitung densitas sampel dengan persamaan:

ρ s=ms

V s

Page 12: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1 Bulk Density

4.1.1 Tabel

Tabel 1. Pengukuran bulk density kelompok 1

Percobaan Massa (gram) Volume (ml) BD (gram/ml)Kedelai K.Tanah Kedelai K.Tanah Kedelai K.Tanah

1 4,97 5,02 3 6 1,657 0,8372 4,96 4,9 6 4 0,827 1,2253 4,97 5,01 4 5 1,243 1,0024.1.2 Perhitungan

Bulk Densitiy (γ)= massa bahanvolumebahan

Bulk Density Kedelai

BD1=γ= gml

=4,973

=1,657 g /ml

BD2=γ= gml

=4,966

=0,827 g /ml

BD3=γ= gml

=4,974

=1,243 g /ml

Bulk Density Kacang Tanah

BD1=γ= gml

=5,026

=0,837 g/ml

BD2=γ= gml

=4,94

=1,225 g/ml

BD3=γ= gml

=5,015

=1,002 g/ml

4.2 Specific Gravity Metode Platform Scale

4.2.1 Tabel

Tabel 2. Pengukuran Spesifik Gravity dengan Metode Platform Scale Kelompok 2

Perco-baan

Massa (g) Mair + wadah (g) Mair + wadah + bahan (g)

Mair

dipindahkan (g)

SG

Kedelai K.Tanah

Kedelai K.Tanah

Kedelai K.Tanah

Kedelai

K.Tanah

Kedelai K.Tanah

1 4,99 4,93 108,52 108,73 113,47 113,64 4,95 4,91 1,008 1,004

Page 13: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

2 5,03 4,99 108,64 108,13 113,63 113,03 4,99 4,9 1,008 1,0183 5,05 5,03 108,37 108,24 113,43 113,26 5,06 5,02 0,998 1,001

4.2.2 Perhitungan

SpesificGravity (SG )= massa bahan di udaramassa air yangdipindahkan

× SG air

¿a

c−a×1

MAD Kedelai

MAD 1 = 113,47 – 108,52 = 4,95 gram

MAD 2 = 113,63 – 108,64 = 4,99 gram

MAD 3 = 113,43 – 108,37 = 5,06 gram

MAD Kacang Tanah

MAD 1 = 113,64 – 108,73 = 4,91 gram

MAD 2 = 113,03 – 108,13 = 4,9 gram

MAD 3 = 113,26 – 108,24 = 5,02 gram

SG kedelai

SG 1 = 4,994,95

× 1 = 1,008

SG 2 = 5,034,99

× 1 = 1,008

SG 3 = 5,055,06

×1 = 0,998

SG kacang tanah

SG 1 = 4,934,91

× 1 = 1,004

SG 2 = 4,994,9

× 1 = 1,018

SG 3 = 5,035,02

×1 = 1,001

Page 14: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

4.3 Specific Gravity Metode Piknometer

4.3.1 Tabel

Tabel 3. Pengukuran SG Bahan Padat dengan Piknometer Padat (Kedelai dan

Jagung) Kelompok 3

Bahan Bs Bp Bpt Bpts Bpa SG toluene

SG sampel

Vs(mm3)

γs(g)(g)

Kedelai 3,01 16,5 43,21 43,91 41,2 1,08 1,41 2,13 1,41

Jagung 3,0 16,5 43,15 44,41 41,2 1,07 1,84 1,63 1,84

Tabel 4. Pengukuran Specific Gravity (SG) Bahan Cair dengan Piknometer Cair

(Minyak Goreng dan Aquades) Kelompok 3

Bahan mp (g) Mbahan+p (g) BJat

Minyak goreng 17,74 44,08 0,903Aquades 17,2 46,35 1

4.3.2 Perhitungan

Pengukuran SG Bahan Padat dengan Piknometer Padat (Kedelai dan Jagung)

Perhitungan Kedelai

SG toluene = Bpt−BpBp a−Bp

= 43,21−16,541,2−16,5

=1,08

SG sampel = SG toluene x Bs

Bs−(Bpts−Bpt )= 1,08 x 3,01

3,01−(43,91−43,21)=1,41

Vs = Bs

SG sampel=3,01

1,41=2,13

γs= BsVs

=3,012,13

=1,84

Perhitungan Jagung

SG toluene = Bpt−BpBpa−Bp

=43,15−16,541,2−16,5

=1,07

SG sampel = SG toluene x Bs

Bs−(Bpts−Bpt )= 1,07 x 3

3−(44,41−43,15)=1,84

Vs = Bs

SG sampel= 3

1,63=1,63

Page 15: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

γs= BsVs

= 31,63

=1,84

Pengukuran Specific Gravity (SG) Bahan Cair dengan Piknometer Cair (Minyak

Goreng dan Aquades)

BJmg = m2−mm1−m =

( mat+ p )−(m p )(maq+p )−(mp )

= (44,08 )−(17,74 )(46,35 )−(17,74 )

= 0,903

BJaq = m2−mm1−m =

( mat+ p )−(m p )(maq+p )−(mp )

= (44,08 )−(17,2 )(46,35 )−(17,2 )

= 1

4.4 Sudut Repos

4.4.1 Tabel

Tabel 5. Pengukuran Sudut Repos Kelompok 4

Perco-baan Ke-

Sudut (θ)Mika Kayu Seng

Jagung K. Hijau K. Kedelai Jagung K. Hijau K. Kedelai Jagung K. Hijau K. Kedelai

1 27 19 18 31 5 25 30 18 322 35 15 25 26 14 26 35 15 253 32 11 24 32 16 19 35 19 254 29 11 10 28 11 20 30 20 305 25 10 25 23 13 23 33 18 256 32 10 24 37 8 22 37 18 207 30 11 30 15 14 12 32 16 188 30 12 20 37 9 23 25 15 229 27 15 24 23 12 14 31 15 3010 28 15 18 19 12 22 28 20 24

Page 16: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

11 25 11 20 22 18 18 20 18 2812 35 10 15 26 16 26 35 15 3013 30 12 10 27 13 23 33 13 3514 25 10 19 33 11 17 25 15 2215 24 15 24 27 12 21 32 18 4016 10 19 13 26 10 18 31 18 2217 25 11 16 25 8 25 35 15 2018 30 12 19 33 17 18 30 18 22

Percobaan ke-

Sudut (θ)Mika Kayu Seng

Jagung

K. Hijau

K. Kedelai Jagung K.

Hijau

K. Kedela

iJagung K.

HijauK.

Kedelai

19 30 10 13 31 20 25 28 21 2520 20 11 25 27 14 21 25 14 2721 28 12 19 23 14 20 32 17 3022 25 10 20 26 22 22 32 14 3523 28 11 22 25 12 25 35 14 2524 25 10 10 29 13 27 25 13 3025 28 11 25 37 12 27 32 15 2826 30 15 20 28 21 23 30 19 2727 26 18 15 29 9 23 37 18 2928 20 15 15 30 13 20 28 15 2529 30 14 22 25 14 25 30 20 2830 32 15 20 23 17 18 28 15 28

Rata-rata 27,367 12,7 19,333 27,433 13,333 21,8 30,633 18,3 26,9SD 23,826 7,655 26,161 26,047 15,126 15,633 14,56 21,8 23,67

4.4.2 Perhitungan

Perhitungan Rata-Rata Sudut Repos

Rata-rata = Ʃxn

Mika

Jagung

Rata-rata = Ʃxn

=82130

=27,367

Kacang hijau

Rata-rata = Ʃxn

=38130

=12,7

Kacang kedelai

Page 17: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

Rata-rata = Ʃxn

=58030

=19,333

Kayu

Jagung

Rata-rata = Ʃxn

=82330

=27,433

Kacang hijau

Rata-rata = Ʃxn

=40030

=13,333

Kacang kedelai

Rata-rata = Ʃxn

=65430

=21,8

Seng

Jagung

Rata-rata = Ʃxn

=91930

=30,633

Kacang hijau

Rata-rata = Ʃxn

=49930

=18,3

Kacang kedelai

Rata-rata = Ʃxn

=80730

=26,9

Pengukuran Simpangan Baku

(SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

Mika

Jagung

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 23,826

Kacang kedelai

Page 18: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 7,655

Kacang tanah

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 26,161

Kayu

Jagung

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 26,047

Kacang kedelai

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 15,126

Kacang tanah

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 15,633

Seng

Jagung

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 14,56

Kacang kedelai

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 21,8

Kacang tanah

Page 19: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

Simpangan Baku (SD) = √ Ʃ x2−(Ʃx)2

nn−1

= 23,67

4.5 Densitas Bahan Pertanian Poros

4.5.1 Tabel

Tabel 6. Hasil Pengukuran Densitas Bahan Pertanian Porus Kelompok 5

Percobaan ms

(g)

Va

(cm3)

msl

(g)

Vsla

(cm3)

m. lilin

(g)

Vl

(cm3)

Vs

(cm3)

ρs

(g/cm3)

1 5,14 100 5,61 106 0,47 0,5 5,5 0,93

2 5,54 100 6,45 110 0,91 0,98 9,02 0,61

3 5,10 100 6,09 108 0,99 1,06 6,94 0,73

4.5.2 Perhitungan

Pengukuran Densitas Bahan Pertanian Porus

ml = msl – ms

ml1 = msl1 – ms = 5.61 g – 5,14 g = 0.47g

ml2 = msl2 – ms2 = 6,45 g – 5,54 g = 0.98g

ml3 = msl3 – ms3 = 6,09 g – 5,10 g = 0.99g

Vl = ml

ρlilin

Vl1 = ml1

ρlilin =

0.47 g0.93 g /cm3= 0.5 cm3

Vl2 = ml2

ρlilin =

0.98 g0.93 g /cm3= 0.98 cm3

Vl3 = ml3

ρlilin =

0.99 g0.93 g /cm3= 1.06 cm3

Vs = Vsla – Vl – Va

Vs1 = Vsla1 – Vl1 – Va1 = 106 – 0.5 – 100 = 5.5 cm3

Vs2 = Vsla2 – Vl2 – Va2 = 110 – 0.98 – 100 = 9.02 cm3

Vs3 = Vsla3 – Vl3 – Va3 = 108 – 1.06 – 100 = 6.94 cm3

Page 20: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

ρs = ms / Vs

ρs1=ms1

Vs1 =

5,145.5 = 0.93 g/cm3

ρs2=ms2

Vs2 =

5,549.02= 0.61 g/cm3

ρs3=ms3

Vs3 =

5,106,94 = 0.73 g/cm3

Page 21: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan lima percobaan, satu percobaan oleh tiap

kelompok. Percobaan pertama adalah pengukuran bulk density atau kerapatan

kamba. Sampel yang digunakan adalah 30 butir kacang tanah dan kacang kedelai.

Kerapatan kamba merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume

ruang yang ditempatinya. Perhitungan densitas kamba ini sangat penting, selain

dalam hal konsumsi terutama juga dalam hal pengemasan dan penyimpanan.

Untuk penyimpanan, semakin besar nilai kerapatan kamba, maka semakin besar

pula ruangan yang diperlukan. Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap

kacang tanah dan kacang kedelai didapatkan hasil rata-rata kerapatan kamba

untuk kacang kedelai sebesar 1.242 g/mL, sedangkan untuk kacang tanah sebesar

1.021 g/mL.

Percobaan kedua adalah menghitung specific gravity menggunakan metode

platform scale. Pengertian berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat

bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity

(berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Dari

hasil percobaan, nilai rata-rata SG untuk tiga kali percobaan kacang kedelai

adalah sebesar 1.004 g/cm3 dan untuk kacang tanah rata-rata SG sebesar 1.007

g/cm3. Sedangkan menurut literatur nilai SG kacang kedelai adalah sebesar 1.1034

g/cm3 dan untuk kacang tanah sebesar 1.1756 g/cm3. Ada beberapa kemungkinan

penyebab terjadinya perbedaan yang terjadi antara hasil percobaan dengan

literatur cukup signifikan, diantaranya adalah ketidak telitian praktikan, massa

jenis air yang ± 1 g/cm3, atau ukuran kedelai yang berbeda-beda.

Percobaan ketiga adalah menghitung specific gravity menggunakan metode

piknometer. Sebelum melakukan percobaan dengan piknometer pastikan alat-alat

yang akan digunakan bersih dan kering, karena cairan yang ada dialam

piknometer bukan air, sehingga apabila ada cairan lain selain cairan yang akan

ditimbang, maka hasil tidak akan akurat. . Penggunaan metode piknometer

dilakukan untuk dua percobaan yaitu pengukuran SG bahan padat menggunakan

toluene dan penentuan SG bahan cair menggunakan minyak kelapa. Menurut

Page 22: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

literatur SG toluene adalah 0.8 g/cm3, sedangkan pada hasil percobaan, didapatkan

nilai SG toluene sebesar 1.08 g/cm3 dan 1.07 g/cm3. Menurut literatur, nilai SG

untuk minyak adalah 0.9259 g/cm3. Sedangkan hasil percobaan menunjukan nilai

SG untuk minyak adalah sebesar 0.903 g/cm3. Perbedaan yang terjadi tidak terlalu

signifikan, artinya praktikan sudah cukup teliti dalam menjalankan praktikum.

Percobaan keempat adalah perhitungan sudut repos 30 biji jagung, 30 biji

kacang kedelai, dan 30 biji kacang tanah pada tiga alas yang berbeda, papan seng,

papan kayu, dan papan mika. Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan

sudut kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi.

Gesekan tersebut dapat dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, massa bahan, dan kadar

air bahan. Dari perhitungan didapat nilai yang terkecil pada alas mika adalah

kacang kedelai sehingga gesekannya lebih kecil. Artinya kacang hijau lebih

mudah menggelinding dibandingkan dengan jagung, atau kacang tanah.

Sedangkan pada alas seng nilai terkecil adalah jagung sehingga gesekannya kecil

sehingga jagung lebih mudah menggelinding dibandingkan dengan kacang

kedelai.

Percobaan yang kelima adalah pengukuran bahan hasil pertanian yang

porus. Dilakukan pelapisan lilin agar diketahui nilai densitas bahan yang memiliki

porus. Nilai

Page 23: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan pada untuk praktikum teknik penanganan

hasil pertanian kali ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetauan mengenai karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian sangat

diperlukan dalam penyimpanan bahan hasil pertanian, pengemasan bahan

hasil pertanian dan perancangan mesin- mesin pertanian.

2. Bulk Density digunakan untuk penyimpanan bahan hasil pertanian karena

dengan perhitungan itu maka kita dapat mengetahui besarnya ruang

penyimpanan.

3. Spesific gravity bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian,

perencanaan silo, bunker, hopper, perancangan pengemasan dan lain-lain.

Semakin kecil nilai specific gravity suatu bahan maka semakin besar

pengaruh gravitasinya.

4. Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar (alas) dan

bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian)

dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir.

5. Besar kecilnya sudut repos dapat dipengaruhi oleh besarnya gesekan yang

terjadi.

6. Selain dipengaruhi oleh bahan, sudut repos juga dipengaruhi oleh alas,

koefisien gesek terbesar adalah pada seng. Karena semakin besar koefisien

gesek dari bahan maka mempengaruhi besar sudut reposnya juga.

6.2 Saran

Hal-hal yang disarankan untuk praktikum teknik penanganan hasil pertanian

kali ini adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan ketelitian praktikan ketika melakukan pengukuran.

2. Praktikan harus bethati-hati ketika melakukan praktikum.

Page 24: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

3. Diperlukan tambahan timbangan analitik, karena dilakukan banyak

pengukuran oleh praktikan yang berbeda, namun hanya ada satu timbangan

analitik, sehingga praktikan harus mengantri lama untuk menimbang.

Page 25: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, S. dkk. 2012. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran : Jatinangor.

Panggabean, T., dkk. 2011. Peran Teknologi Pasca Panen dalam Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian. Terdapat di http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/Prosiding_Book_2011_Final.pdf (Diakses pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 pada pukul 21.02 WIB).

Rusendi, D., dkk. 2015. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran : Jatinangor.

Sahay, K.M. dan Singh K.K.. 1994. Unit Operation of Agricultural Processing. Vikas Publishing House PVT Ltd : New Delhi.

Page 26: 240110130068 Rifayani Fadhilah TPHP02

LAMPIRAN

Gambar 4. Kacang Tanah dan Kacang Kedelai

Gambar 5. Gelas Ukur Berisi Air dan Kacang Tanah

Gambar 6. Mengisi Toluene Kedalam Piknometer