2311152160_2086-3098

9
Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 152 HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF DI BIDAN PRAKTIK SWASTA ENNY JUNIATI SURABAYA Sri Ratnawati*, Sunarsih*, Whike Kristina Dharmaningrum** ABSTRAK Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis, terjadinya disebabkan oleh kontraksi uterus yang dirasakan bertambah kuat dan paling dominan terjadi pada kala I fase aktif. Intensitas nyeri dirasakan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya paritas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Enny Juniati Surabaya tanggal 8-15 Maret 2011 didapatkan ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan berat yakni sebagian besar (72,73%) primipara. Judul penelitian ini adalah Hubungan antara Paritas dan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPS Enny Juniati Surabaya dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dan nyeri persalinan kala I fase aktif. Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional. Berdasarkan waktu, menggunakan metode cross sectional. Populasinya seluruh ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya tanggal 8 Mei 2011 - 8 Juli 2011 berjumlah 68 orang. Sampel berjumlah 32 ibu bersalin kala I fase aktif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling. Variabel bebas adalah paritas, varibel tergantung adalah nyeri persalinan kala I fase aktif. Alat ukur berupa lembar observasi dan koesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square dengan titik kritis x 2 tabel = 3,84. Hasil penelitian didapatkan ibu bersalin kala I fase aktif, hampir seluruhnya (84,21%) adalah primipara dan mengalami nyeri persalinan berat. Hasil uji Chi Square didapatkan x 2 hitung (12,19) > x 2 tabel (3,84) maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan kala I fase aktif. Saran yang diberikan peneliti untuk bidan yaitu lebih meningkatkan konseling dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan untuk mengatasi nyeri persalinan. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian dengan metode lain. Kata Kunci : Paritas, Nyeri Persalinan *= Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kebidanan, Kampus Sutomo **= Alumnus Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kebidanan, Kampus Sutomo PENDAHULUAN Latar belakang Perkembangan program KB di Indonesia berjalan pesat. Sudah banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program KB ini. Meskipun program KB telah berhasil menekan pertumbuhan penduduk, namun tidak selamanya program tersebut berjalan dengan lancar, adakalanya pencapaian peserta KB aktif dan peserta baru mengalami peningkatan dan pada saat yang lain mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. (BKKBN, 2010).

description

OK

Transcript of 2311152160_2086-3098

Page 1: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 152

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF DI BIDAN PRAKTIK SWASTA ENNY JUNIATI SURABAYA

Sri Ratnawati*, Sunarsih*, Whike Kristina Dharmaningrum**

ABSTRAK

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis, terjadinya disebabkan oleh kontraksi uterus yang dirasakan bertambah kuat dan paling dominan terjadi pada kala I fase aktif. Intensitas nyeri dirasakan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya paritas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Enny Juniati Surabaya tanggal 8-15 Maret 2011 didapatkan ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan berat yakni sebagian besar (72,73%) primipara. Judul penelitian ini adalah Hubungan antara Paritas dan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPS Enny Juniati Surabaya dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dan nyeri persalinan kala I fase aktif.

Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional. Berdasarkan waktu, menggunakan metode cross sectional. Populasinya seluruh ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya tanggal 8 Mei 2011 - 8 Juli 2011 berjumlah 68 orang. Sampel berjumlah 32 ibu bersalin kala I fase aktif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling. Variabel bebas adalah paritas, varibel tergantung adalah nyeri persalinan kala I fase aktif. Alat ukur berupa lembar observasi dan koesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square dengan titik kritis x2 tabel = 3,84.

Hasil penelitian didapatkan ibu bersalin kala I fase aktif, hampir seluruhnya (84,21%) adalah primipara dan mengalami nyeri persalinan berat. Hasil uji Chi Square didapatkan x 2 hitung (12,19) > x 2 tabel (3,84) maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan kala I fase aktif. Saran yang diberikan peneliti untuk bidan yaitu lebih meningkatkan konseling dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan untuk mengatasi nyeri persalinan. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian dengan metode lain.

Kata Kunci : Paritas, Nyeri Persalinan

*= Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kebidanan, Kampus Sutomo **= Alumnus Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jurusan Kebidanan, Kampus Sutomo

PENDAHULUAN

Latar belakang Perkembangan program KB di Indonesia berjalan pesat. Sudah banyak manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program KB ini. Meskipun program KB telah berhasil menekan pertumbuhan penduduk, namun tidak selamanya program tersebut berjalan dengan lancar, adakalanya pencapaian peserta KB aktif dan peserta baru mengalami peningkatan dan pada saat yang lain mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. (BKKBN, 2010).

Page 2: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 153

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional, telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015” (Saifuddin, 2006). Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan adanya metode kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono, 2007).

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau lebih dikenal dengan IUD (Intra Uterine Device) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010). AKDR merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Maryati, 2009). Adapun efek samping yang umum terjadi dari AKDR adalah nyeri bersenggama, menstruasi yang banyak, keputihan. Hal ini merupakan faktor terbesar penyebab kejadian akseptor AKDR Drop Out. Efek samping pada pemakaian AKDR kadang tidak dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan dan pada akhirnya akseptor berhenti memakai AKDR/ Drop Out (Siswosudarno, 2001).

Akseptor drop out adalah peserta KB baru atau lama yang berhenti/ tidak memakai salah satu metode kontrasepsi dalam satu tahun kalender dengan alasan medis karena efek samping, menopause, permintaan klien, akseptor bercerai/ suami meninggal, menapause, efektifitas dalam rahim habis (Suratun, 2008).

Profil KB di propinsi Jawa Timur bulan Desember 2010 diketahui sebanyak 955.336 atau 12,18% dari seluruh akseptor. Presentase metode KB yang digunakan meliputi KB suntik 56,50%, KB PIL 24,00%, AKDR 8,50%, Implant 5,40%, Kondom 3,90%, MOW 1,40%, MOP 0,40%. Sedangkan pencapaian peserta KB di Surabaya menurut hasil pencapaian program keluarga berencana nasional bulan Januari-Desember 2010, pencapaian peserta KB baru sebanyak 77.728 akseptor yang terdiri dari KB Suntik 62,30%, KB PIL 17,70%, AKDR 7,60%, Kondom 6,00%, Implant 3,10%, MOW 3,10%, MOP 0,20%. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah akseptor AKDR jauh lebih besar dibanding dengan akseptor lain, walaupun mengalami penurunan secara fluktuatif (BKKBN, 2010).

Berdasarkan data lengkap di poli KB I RSU Dr, Soetomo Surabaya didapatkan fakta jumlah akseptor AKDR pada tahun 2009-2010 cenderung menurun dan Drop Out AKDR adalah penyebab terbesarnya, yaitu pada tahun 2009 sebanyak 128 akseptor, sedangkan tahun 2010 sebanyak 135 akseptor dengan perincian tertinggi karena efek samping (nyeri bersenggama, menstruasi yang banyak, keputihan) sebanyak 43 akseptor (31,85%%), klien ingin ganti cara sebanyak 32 akseptor (23,7%), dan klien ingin hamil lagi sebanyak 29 akseptor (21,48%), akseptor bercerai/ suami meninggal 12 sebanyak akseptor (8,88%), komplikasi sebanyak 9 akseptor (6,66%), menapause sebanyak 7 akseptor (5,18%),. Efektifitas dalam rahim habis 3 sebanyak akseptor (2,22%).

Rumusan Masalah “Apakah ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif di BPS

Enny Juniati?”

Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi paritas ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya.

Page 3: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 154

2. Mengidentifikasi nyeri persalinan kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya. 3. Menganalisis hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif di BPS

Enny Juniati Surabaya BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Menurut jenisnya, penelitian yang dilakukan bersifat Analitik Observasional karena peneliti melakukan observasi pada ibu bersalin kala 1 fase aktif tentang nyeri persalinan dilihat dari paritasnya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Cross Sectional, karena nyeri persalinan berdasarkan paritas hanya dilakukan satu kali pada pengamatan selama penelitian. Lokasi penelitian dilaksanakan di BPS Enny Juniati Surabaya, waktu pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan 8 Mei 2011 – 8 Juli 2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya pada tanggal 8 Mei 2011 – 8 Juli 2011 ada 68 ibu bersalin. Kriteria inklusi dari sampel ini, yaitu: 1) ibu bersalin yang mempunyai kartu atau register, 2) bersedia untuk menjadi responden, 3) kala I fase aktif periode 8 Mei 2011 – 8 Juli 2011 di BPS Enny Juniati Surabaya, 4) setuju menandatangani Informed Consent. Pengambilan sampel dengan jumlah populasi kurang dari 10.000 dapat menggunakan formula sebagai berikut:

n = )(1 2dN

N

+

n : Besar sampel N : Jumlah ibu bersalin kala I fase aktif yang melahirkan di BPS Enny Juniati Surabaya :

2 bulan : 68 orang d : Tingkat ketetapan absolut yang diinginkan (0,05%) n = 68 1+68(0,052)

n = 58,12 orang Karena jumlah terlalu besar dan keterbatasan waktu, maka dikonversikan menjadi:

n٭ =

N

nn

11

−+

Keterangan : n : Besar sampel n٭ : Besar sampel pada populasi finit (terbatas) N : Besar populasi dalam 2 bulan

n٭ =

N

nn

11

−+

n٭ =

68112,58

1

12,58−+

Page 4: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 155

n84.01 = ٭

12,58

+

n31,58 = ٭

n32 = ٭ orang

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan cara acak sistematik (Systematic Sampling) merupakan modifikasi dari simple random sampling.

Besar populasi (N) = 68 dan sampel (n) = 32, berarti 68:32 = 2, maka setiap kelipatan 2 orang akan menjadi sampel. Maka sampel yang dipilih berdasarkan nomor kelipatan 2, yaitu 1,3,5,7 dan seterusnya sampai sampel ke-32.

Adapun variabel yang diteliti antara lain: 1) variabel bebas yaitu paritas, dan 2) variabel tergantung yaitu nyeri persalinan kala I fase aktif.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi terhadap ibu bersalin yang mengalami

nyeri persalinan pada kala I fase aktif persalinan dengan lembar observasi (pengamatan) Bourbonnais. Selain mengamati sendiri, peneliti juga melatih seorang (bidan) untuk melakukan

observasi terhadap ibu bersalin kala I fase aktif.

Gambar 3.4 Skala Bourbonnais

Keterangan : Jawaban ya= skor 1, Jawaban tidak= skor 0 Hasilnya kemudian dimasukkan dalam kategori: Tidak Nyeri = skor 0 Nyeri Ringan = skor 1 - 3

Obyektif: klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri Sedang = skor 4 - 6

Obyektif: mendesis, menyeringai, dapat menunjuklokasi nyeri dan mendeskripsikan, dapat mengikuti perintah dengan baik, dan berespon terhadap tindakan.

Nyeri Berat = skor 7 - 9 Obyektif: klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri tetapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alihan posisi, nafas panjang, dan distraksi.

Nyeri Sangat Berat = skor ≥ 10 Obyektif: klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, berteriak histeris, tidak dapat mengikuti perintah, menarik-narik, memukul, tidak respon terhadap tindakan, tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri yang dirasakan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri

sedang Nyeri berat

Nyeri sangat berat Nyeri

ringan

Page 5: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 156

Data yang terkumpul setelah diolah dan disajikan dalam bentuk tabel silang 2x2. Kedua variabel paritas berskala nominal, dan diuji dengan Chi Square dari Yates dengan derajat kesalahan 0,05 secara manual. Jika hasil χ2 hitung > χ2 tabel, H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara kedua variabel. Masing-masing variabel diuji dengan Chi Square (χ2) dengan banyaknya sel yang mempunyai frekuensi harapan (expected count / frekuensi harapan= E/fh) < 5 tidak boleh lebih dari 20%, dan tidak boleh ada sebuah sel pun yang mempunyai E <1. Apabila dalam analisis data tidak memenuhi syarat dapat menggunakan uji Eksak dari Fisher. HASIL PENELITIAN

Paritas Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Paritas di BPS Enny Juniati Surabaya (8 Mei 2011-8 Juli 2011)

Paritas n %

Primipara Bukan Primipara

19 13

59,38 40,62

Jumlah 32 100,00 %

Dari Tabel 1 tampak bahwa dari 32 ibu bersalin kala I fase aktif, sebagian besar (59,38%) primipara. Nyeri Persalinan Kala I fase aktif

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nyeri Persalinan Kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya (8 Mei 2011-8 Juli 2011)

Nyeri Persalinan n %

Nyeri Berat Nyeri Tidak Berat

18 14

56,25 43,75

Jumlah 32 100,00 %

Dari Tabel 2 tampak bahwa dari 32 ibu bersalin kala I fase aktif, sebagian besar (56,25%) mengalami nyeri persalinan berat.

Hubungan antara Paritas dan Nyeri Persalinan kala I fase aktif

Tabel 3 Hubungan antara Paritas dan Nyeri Persalinan Kala I fase aktif di BPS Enny Juniati (8 Mei 2011-8 Juli 2011)

Paritas

Nyeri Persalinan Jumlah

Nyeri Berat

Nyeri Tidak Berat

n % n % n %

Primipara Bukan Primipara

16 2

84,21 15,38

3 11

15,79 84,62

19 13

100,00 100,00

Jumlah 18 56,25% 14 43,75% 32 100,00 %

Page 6: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 157

Dari Tabel 3 tampak bahwa dari 32 orang ibu bersalin kala I fase aktif, hampir seluruhnya (84,21%) adalah primipara dan mengalami nyeri persalinan berat. Hasil uji Chi Square adalah X2 hitung=12,19 > X2 tabel=3,84. Dapat disimpulkan H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif. PEMBAHASAN

Paritas Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Dari 32 ibu bersalin kala I fase aktif, sebagian besar (59,38%) primipara. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori menurut Hanifa Winkjosastro (2007) menyebutkan bahwa paritas merupakan salah satu faktor risiko maternal. Paritas 2 - 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 4) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Dimana lebih tinggi paritas ibu, maka kematian maternal juga lebih tinggi.

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, Ida Ayu Chandranita Manuaba, dan Ida Bagus Gde Fajar Manuaba (2007) paritas merupakan salah satu faktor risiko dalam kesehatan reproduksi. Paritas dibagi menjadi primipara yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali, multipara yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup dua sampai empat kali, grandemultipara yaitu wanita yang pernah hamil atau melahirkan anak lebih dari empat kali.

Primipara sering mengalami komplikasi namun tidak seluruhnya ibu primipara berisiko mengalami komplikasi, tergantung kesiapan fisik, psikologi, dan pengetahuan ibu bersalin. Penanganan pada risiko yang terjadi pada paritas ini diantaranya pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan kehamilan dan persalinan yang diharapkan fisiologis dan memenuhi standart. Oleh karena itu, diperlukan konseling yang optimal dari bidan terutama di BPS Enny Juniati Surabaya, diantaranya konseling tentang persiapan persalinan, proses persalinan yang akan dialaminya agar ibu primigravida dan primipara lebih mempersiapkan diri baik fisik maupun psikologi sehingga dapat menjalani fase hamil, bersalin, dan nifas dengan mendapat pelayanan yang lebih aman, sehat, dan selamat.

Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Dari 32 ibu bersalin kala I fase aktif, sebagian besar (59,37%) mengalami nyeri

persalinan berat. Menurut teori Rosemary Mander (2004) menyebutkan bahwa nyeri yang paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I persalinan. Secara fisiologi, nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat dan puncak nyeri terjadi pada fase aktif.

Pada kala I persalinan, nyeri diakibatkan oleh dilatasi serviks dan kontraksi uterus (iskemia miometrium). Sensasi nyeri yang dirasakan oleh ibu menjalar dari bagian bawah abdomen tepatnya di uterus melewati saraf averen viseral (simpatik) dan menyebar ke daerah lumbal, punggung, dan paha. Nyeri tersebut dirasakan ibu saat kontraksi dan menurun atau menghilang pada interval kontraksi. (Errol Norwitz, 2008).

Page 7: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 158

Dari teori yang sudah dijelaskan menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu yang melewati proses persalinan mengalami nyeri yang berat. Karena proses persalinan didahului oleh proses penipisan dan dilatasi serviks yang membutuhkan kontraksi uterus yang kuat. Kontraksi uterus yang meningkat dalam persalinan ini menimbulkan nyeri persalinan berat.

Penanganan nyeri pada kala I persalinan yakni penting untuk menanyakan bagaimana perasaan ibu bersalin selama kala I persalinan, karena jawaban tersebut akan sangat membantu dalam memberikan asuhan yang tepat untuk pengendalian nyeri. Selain itu dapat digunakan sebagai penentu apakah ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit akibat dari nyeri yang sangat hebat. Penanganan nyeri persalinan yang diberikan di BPS Enny Juniati Surabaya yaitu dengan mengajarkan teknik latihan relaksasi sebelum mengahadapi persalinan, teknik masase pada daerah nyeri, peran serta suami sebagai pendamping saat persalinan.

Hubungan antara Paritas dan Nyeri Persalinan pada Kala I Fase Aktif Hasil uji Chi Square menunjukkan hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada

kala I fase aktif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Sherwen, Scolovon, dan Weingarten (1999) yang mengatakan bahwa intensitas nyeri pada kala I persalinan pada primipara seringkali lebih berat daripada nyeri persalinan pada multipara. Hal ini dikarenakan pada primipara terjadi dua proses yakni proses penipisan dan dilatasi serviks yang terjadi tidak bersamaan. Sedangkan pada multipara mengalami proses penipisan serviks bersamaan dengan dilatasi serviks.

Menurut pendapat Gorrie dalam buku Rosemary Mander (2004) mengatakan bahwa ibu primipara mengalami nyeri persalinan lebih berat pada waktu kala I fase aktif persalinan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi jalan lahir yang baru pertama kali dilewati oleh bayi.

Proses persalinan primipara yang lebih berat daripada multipara mengakibatkan primipra mengalami kelelahan yang lebih lama. Kelelahan berpengaruh terhadap peningkatan persepsi nyeri. Hal ini menyebabkan peningkatan nyeri seperti suatu lingkaran setan (Laily Y, 2008)

Sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa yang paling dominan mengalami nyeri persalinan berat adalah ibu bersalin primipara, dimana menurut kenyataan bahwa ibu primipara memang belum pernah mempunyai pengalaman melahirkan termasuk pengalaman nyeri waktu persalinan yang mengakibatkan sulit untuk mengantisipasinya. Selain itu proses melahirkan yang tidak sama dengan multipara, karena pada primipara proses penipisan biasanya terjadi lebih dulu daripada dilatasi serviks. Sedangkan pada multipara proses penipisan dan dilatasi serviks terjadi bersamaan.

Penanganan nyeri persalinan dapat dilakukan dengan cara: 1) memberikan informasi tentang persalinan, nutrisi dan latihan fisik, 2) mengajarkan teknik latihan fisik untuk mempersiapkan tubuh saat persalinan, 3) latihan relaksasi secara sadar, 4) latihan pola nafas. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 1. Paritas ibu bersalin kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya sebagian besar adalah

primipara. 2. Nyeri persalinan kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya sebagian besar nyeri berat.

Page 8: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 159

3. Ada hubungan antara paritas dan nyeri persalinan pada kala I fase aktif di BPS Enny Juniati Surabaya.

Saran 1. Ibu bersalin kala I fase aktif khususnya pada primipara lebih mempersiapkan persalinannya,

didukung dengan kesiapan fisik, psikologi, dan pengetahuan sehingga dapat menjalani proses persalinan yang diharapkan fisiologis

2. Tenaga kesehatan (bidan) dapat memberikan penanganan nyeri persalinan dengan cara yang mudah dilakukan antara lain pemijatan pada daerah nyeri, pendampingan suami, tehnik relaksasi, dan mungkin bisa diberikan metode dengan aroma terapi.

DAFTAR PUSTAKA A. Azis A.H. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Medika Ahmad. 2008. http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=9586 (diakses 4 April

2011) Benson Ralph C. dan Martin L. Pernoll.2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC Bobak, Lowdermilk. 2004. Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta Chapman Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC Hanafi H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Henderson C, Kathleen J. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Hermawati. 2009. Konsep Nyeri dan Kenyamanan. http://shafa-

rama.blogspot.com/2009/04/konsep-nyeri-dan-kenyamanan.html (diakses 31 Maret 2011)

IBG Manuaba 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Ida Bagus Gde Manuaba, Ida Ayu Chandranita Manuaba, dan Ida Bagus Gde Fajar Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Laily Y. 2008. Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologi. Malang: Banyumedia Publishing

Mander R. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC Norwitz Errol R. dan John O. Schorge. 2008. Obstetrics and Gynaecology at a Glance.

Indonesia : Erlangga Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika Oxorn Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi

Persalinan.Yogyakarta: ANDI; YEM Potter P.A, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik, Jakarta:

EGC Qittun. 2008. Konsep Dasar Nyeri. http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html

(diakses 5 Maret 2011) Rustam M. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC

Page 9: 2311152160_2086-3098

Volume II Nomor 3, Juli 2011 ISSN: 2086-3098

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 160

Schott Judit dan Judy Priest. 2009. Seri Praktik Kebidanan Kelas Antenatal. Jakarta : EGC Sigit N.P. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu Sinclair C. 2010. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC Soekidjo N. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi A. 2006. Prosedur Penelitian Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi A. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Suyanto dan Ummi. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Mitra

Cendikia Tjokronegoro A. dan Hendra U. 1996. Penanggulangan Nyeri pada Persalinan. Jakarta: FKUI Walsh LV. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/baby_delivery/article.php?article_id=4750 (diakses 4 April 2011)