229718066-Laporan-Toksisitas-Amfe-n-Sianida.docx

49
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSISITAS I. TUJUAN : A. Toksisitas Amfetamin 1. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasiefek dan toksisitas amfetamin. 2. Melihat pengaruh lingkungan terhadap toksisitas amfetamin 3. Memahami bahaya penggunaan amfetamin dan obat sejenis B. Toksisitas Sianida 4. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya manifestasi keracunansianida dan gejala-gejala keracunan sianida. 5. Mengerti mekanisme kerja antidotum untuk sianida6. 6. Agar mahasiswa terampil menangani kasus CN dengan memilihkan antidoteyang tepat. II. TINJAUAN PUSTAKA A. TOKSISITAS AMFETAMIN

Transcript of 229718066-Laporan-Toksisitas-Amfe-n-Sianida.docx

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGITOKSISITAS

I. TUJUAN:A. Toksisitas Amfetamin1. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja yang mendasari manifestasiefek dan toksisitas amfetamin.2. Melihat pengaruh lingkungan terhadap toksisitas amfetamin3. Memahami bahaya penggunaan amfetamin dan obat sejenisB. Toksisitas Sianida4. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya manifestasi keracunansianida dan gejala-gejala keracunan sianida.5. Mengerti mekanisme kerja antidotum untuk sianida6.6. Agar mahasiswa terampil menangani kasus CN dengan memilihkan antidoteyang tepat.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. TOKSISITAS AMFETAMINToksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun. Pengertian lain yaitu semua subtansi yang digunakan, dibuat, atau hasil dari suatu formulasi dan produk sampingan yang masuk ke lingkungan dan punyakemampuan untuk menimbulkan pengaruh negative bagi manusia. Keracunan dapat ditimbulkan oleh zat kimia ( zat industri, obat, kosmetik, BTM), insektisida,tumbuhan ( jamur), dan hewan (bisa ular/lebah).Bentuk toksisitas :a. Toksisitas fisika : dermatitis, kulit kering, kulit pecah, iritasi, demam dll. Yang disebabkan oleh radiasib. Toksisitas kimia : disebabkan oleh asam kuat, logam merkuri, dll.c. Toksisitas fisiologis : yang mempengaruhi ensim dalam metabolisme.Semua zat adalah racun yang tegantung dari dosis dan lama kontak. Zatbersifat racun yang berada dalam tubuh belum tentu bersifat racun karena sangattergantung dari kadar zat tersebut dalam tubuh. Konsentrasi zat yang kontakdalam waktu lamam dan tidak menimbulkan efek toksik disebut ambang batas. Keracunan akut terjadi segera disebabkan logam, insektisida, obat dll. Keracunan kronis terjadi dalam waktu lama dan terjadi penimbunan dalam tubuh. Keracunan kronis dapat menyebabkan kanker,mutagenic, kerusakan organ,dll.Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut system saraf pusat (SSP) stimulant.Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putihkristal kecil. Senyawa ini memiliki nama kimia - methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder(ADHD), dan narkolepsi.Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) darisaraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulant diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah,meningkatkanmood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur. Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan.Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 1015 jam) dan durasi yang memberikanefekeuforianya 48 kali lebih lama dibandingkan kokain.Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi reserve powers yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan signal bahwa tubuh membutuhkan senyawa -senyawa itu lagi.Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases andRelated Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkanoleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan psikologis).Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui tabung. Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS,SS, ubas, ice, Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua senyawa yang berbeda yaitu dextroamphetamine murni and pure levoamphetamine dan levoamphetamine murni.Since dextroamphetamine ismore potent than levoamphetamine pure .Karena dextroamphetamine lebih kuat dari pada levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat dari pada campuran amfetamin.Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri.Perasaan ini bisa bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obat .Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah: Amfetamin, Metamfetamin dan Metilendioksimetamfetamin (MDMA,ecstasy atau Adam).Amfetamin bisa disalah gunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu.Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.Dulu ketergantungan terhadap amfetamin timbul jika obat ini diresepkan untukmenurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karenapenyaluran obat yang ilegal.Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuatdan digunakan secara ilegal.Di AS, yang paling banyak disalahgunakan adalah metamfetamin.Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan sekarang telah mencapaiAS. Setelah menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko untuk triping. MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar saraf tubuh)di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf. GEJALA AMFETAMINAmfetamin meningkatkan kesiagaan (mengurangi kelelahan), menambah dayakonsentrasi, menurunkan nafsu makan dan memperkuat penampilan fisik.Obat ini menimbulkan perasaan nyaman atau Euphoria (perasaan senang yang berlebihan).Beberapa pecandu amfetamin adalah penderita depresi dan mereka menggunakan efekpeningkat-suasana hati dari amfetamin untuk mengurangi depresinya sementara waktu.Pada atlet pelari, amfetamin bisa memperbaiki penampilan fisik, perbedaan sepersekiandetik bisa menentukan siapa yang menjadi juara.Para pengemudi truk jarak jauh menggunakan amfetamin supaya mereka tetap terjaga.Selain merangsang otak, amfetamin juga meningkatkan tekanan darah dan denyutjantung.Pernah terjadi serangan jantung yang berakibat fatal, bahkan pada atlet muda yang sehat.Tekanan darah bisa sedemikian tinggi sehingga pembuluh darah di otak bisa pecah,menyebabkan strokedan kemungkinan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.Kematian lebih mungkin terjadi jika MDMA digunakan dalam ruangan hangat denganventilasiyang kurang, pemakai sangat aktif secara fisik (misalnya menari dengan cepat)- pemakai berkeringat banyak dan tidak minum sejumlah cairan yang cukup untukmenggantikan hilangnya cairan.Orang yang memiliki kebiasaan menggunakan amfetamin beberapa kali sehari, dengan segera akan mengalami toleransi. Jumlah yang digunakan pada akhirnya akan meningkat sampai beberapa ratus kali dosisawal.Pada dosis tertentu, hampir semua pecandu menjadi psikostik, karena amfetamin dapatmenyebabkan kecemasan hebat,Paranoia dan gangguan pengertian terhadap kenyataanhidup.Reaksi psikotik meliputi halusinasi dengar dan lihat (melihat dan mendengar benda yang sebenarnya tidak ada) dan merasa sangat berkuasa.Efek tersebut bisa terjadi pada siapa saja, tetapi yang lebih rentan adalah penggunadengan kelainan psikiatrik (misalnya skizofrenia).

EFEKAMFETAMINEfek yang ditimbulkan Amphetamine tipikal digunakan untuk meningkatkan daya kerjadan untuk menginduksi perasaan euforik.Amphetamine merupakan zat yang adiktif.Gejala Intoksikasi (keracunan) Sindromaintoksikasi amfetamin serupa dengan intoksikasi kokain, yaitu Takikardia Dilatasi pupilPeninggian atau penurunan tekanan darah Berkeringat atau menggigil Mual dan muntah, Penurunan berat badan Agitasi atau retardasi psikomotor. kelemahan otot, depresipernapasan, nyeri dada, aritmia jantung konfusi, kejang, diskinesia, distonia, koma gejala putus obat kecemasan gemetar mood disforik letargi fatigue mimpi yang menakutkan nyeri kepala berkeringat banyak kram otot dan lambung rasa lapar yang tidak pernah kenyang Halusinogen disebut sebagai psikodelik ataupsikotomimetik, karena disamping menyebabkan halusinasi juga menyebabkan hilangnyakontak dengan realitas dan suatu perluasan serta peninggian kesadaran.Ketergantungan halusinogen Pemakaian jangka panjang jarang terjadi. Tidak terdapatadiksi fisik, namun demikian adiksi psikologis dapat terjadi walaupun jarang.Hal inidisebabkan karena pengalaman menggunakan LSD berbeda-beda dan karena tidakterdapat euforia seperti yang dibayangkan.Gejala Intoksikasi Perilaku maladaptif(kecemasan, paranoid, gangguan dalam pertimbangan, dsb) Perubahan persepsi (depersonalisasi, ilusi, direalisasi, halusinasi,dsb ) Dilatasi pupil Takikardia BerkeringatPalpitasi Pandangan kabur Tremor Inkoordinasi PHENCYCLIDINE (PCP). Phencyclidien adalah golongan arylcyclohexylamine yang paling sering disalahgunakan.PCP dikembangkan dan diklasifokasikan sebagai anestetik disosiatif; tetapipenggunaannya sebagai anestetik pada manusia disertai dengan disorientasi, agitasi,delirium dan halusinai yang tidak menyenangkan saat terbangun. Karena alasan tersebutPCP tidak lagi digunakan sebagai anestetik pada manusia.Dibeberapa negara digunakansebagai anestetik dalam kedokteran hewan. Nama populer dari PCP adalah : Angel dust,crystal, peace, supergrass (jika dibubuhi padarokokganja), hog, rocket fuel, dan horsetranquilizer.Efek yang ditimbulkan dan Gejala Klinis Efek PCP adalah mirip dengan efekhalusinogen seperti lysergic acid diethylamide (LSD); tetapi karena farmakologi yangberbeda dan adanya efek klinis yang berbeda diklasifikasikan sebagai kategori obat yangberbeda. Ketergantungan secara fisik jarang ditemui, tetapi ketergantungan secarapsikologis sering dialami oleh pengguna PCP. Orang yang baru saja menggunakan PCPseringkali menampilkan gejala yaitu Menjadi tidak komunikatif, tampak pelupa dan fantasi yang aktif tempo yang cepat Euforia badan yang hangat rasa geli dan sensasi melayangpenuh kedamaian perasaan depersonalisasi isolasi dan menjauhkan diri dari orang lain halusinasi visual dan auditoris gangguan persepsi tempat dan waktu perubahan citra tubuh yang mencolok konfusi dan disorganisasi pikiran kecemasan menjadi simpatik,bersosialisasi dan suka bicara pada suatu saat dan bersikap bermusuhan pada waktu lainnya hipertensi, nistigamus dan hipertermia melakukan gerakan memutar kepala,menghentak, menyeringai kekakuan otot muntah berulang bicara dan menyanyiberulang lekas marah, paranoid suka berkelahi dan menyerang secara irasional bunuhdiri atau membunuh delirium gangguan psikotik gangguan mood gangguan kecemasan

SEDATIF, HIPNOTIK ATAU ANSIOLITIK Sedatif adalah obat yang menurunkanketegangan subyektif dan menginduksi ketenangan mental. Istilah "sedatif"sesungguhnya adalah sama dengan dengan istilah "ansiolitik", yaitu obat yangmenurunkan kecemasan. Hipnotik adalah obat yang menginduksi tidur.Jika sedatif danansiolitik diberikan dalam dosis tinggi, obat tersebut dapat menginduksi tidur sepertiyang disebabkan oleh hipnotik. Sebaliknya jika hipnotik diberikan dalam dosis rendah ,obat dapat menginduksi sedasi pada siang hari seperti yang disebabkan oleh sedatif atauansiolitik. Di dalam literatur lama, sedatif, ansiolitik dan hipnotik dikelompokkanbersama sama sebagai tranquilizer minor.Jenis obatobatan yang tergolong kelompok sedatifhipnotik atau ansiolitik adalah 5 benzodiazepin, seperti : Diazapam (Valium) Barbiturat contoh secobarbital (Seconal)Qualone (Quaalude) Mepobramate (Equanil) Dana glutethimide (Doriden).Obatobatan ini sebenarnya diresepkan sebagai antipireptik, pelemas otot, anestetik, danadjuvan anestetik. Semua obat didalam kelas ini dan alkohol memiliki toleransi silangdan efeknya adalah adiktif.Ketergantungan fisik dan psikologis berkembang terhadapsemua obat-obatan ini, dan semuanya disertai gejala putus obat.Zat Adiktif lainBeberapa jenis zat adiktif lain :1. INHALANSIA Zat inhalan tersedia secara legal, tidakmahal dan mudah didapatkan.Oleh sebab itu banyak dijtemukan digunakan olehkalangan sosial ekonomi rendah. Contoh spesifik dari inhalan adalah bensin, vernis,cairan pemantik api, lem, semen karet, cairan pembersih, cat semprot, semir sepatu,cairan koreksi mesin tik (tipEx), perekat kayu, bahan pembakar aerosol, pengencer cat.Inhalan biasanya dilepaskan ke dalam paruparu dengan menggunakan suatu tabung.Gambaran Klinis Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi danmenyebabkan perasaan euforia, kegembiraan, dan sensasi mengambang yangmenyenangkan. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat berupa rasa ketakutan,ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual dan distorsi ukuran tubuh. Gejalaneurologis dapat termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan kecepatanbicara, dan ataksia) .Penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan iritabilitas,labilitas emosi dan gangguan ingatan. Sindroma putus inhalan tidak sering terjadi,kalaupun ada muncul dalam bentuk susah tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat,mual, muntah, takikardia, dan kadangkadang disertai waham dan halusinasi. Efek yangmerugikan Efek merugikan yang paling serius adalah kematian yang disebabkan karenadepresi pernafasan, aritmia jantung, asfiksiasi, aspirasi muntah atau kecelakaan ataucedera.Penggunaan inhalan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakanhati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot yang permanen.2. KAFEINKafein,paling sering ditemukan dalam bentuk kopi dan teh, adalah zat psikoaktif yang palingluas digunakan.Kafein dapat bertindak sebagai pendorong yang positif, namun dapatmenimbulkan ketergantungan psikologis.

PENGOBATANGejala yang berlawanan dengan efek amfetamin terjadi jika amfetamin secara tiba-tiba dihentikan penggunannya.Pengguna akan menjadi lelah atau mengantuk, yang bisa berlangsung selama 2-3 harisetelah penggunaan obat dihentikan.Beberapa pengguna sangat cemas dan gelisah.Pengguna yang juga menderita depresi bisa menjadi lebih depresi jika obat ini berhentidigunakan.Mereka menjadi cenderung ingin bunuh diri, tetapi selama beberapa hari merekamengalami kekurangan tenaga untuk melakukan usaha bunuh diri.Karena itu pengguna menahun perlu dirawat di rumah sakit selama timbulnya gejalaputus obat.Pada pengguna yang mengalami delusi dan halusinasi bisa diberikan obat anti-psikosa(misalnya klorpromazin), yang akan memberikan efek menenangkan dan mengurangiketegangan.Tetapi obat anti-psikosa bisa sangat menurunkan tekanan darah.Biasanya lingkungan yang tenang dan mendukung bisa membantu pemulihan penggunaamfetamin.

B. TOKSISITAS SIANIDASianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau dan takberwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida (CNCl) atau berbentukkristal seperti sodium sianida (NaCN) atau potasium sianida (KCN). Hidrogen sianidamerupakan gas yang mudah dihasilkan dengan mencampur asam dengan garam sianidadan sering digunakan dalam pembakaran plastik, wool, dan produk natural dan sintetiklainnya.Keracunan hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian, dan pemaparansecara sengaja dari sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi alat untuk melakukanpembunuhan ataupun bunuh diri.Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh,lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkanoksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak.Paparan dalamjumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual danmuntah serta detak jantung meningkat.Paparan dalam jumlah besar menyebabkankejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguanparu serta gagal napas hingga korban meninggal.Dosis lethal (LD 50) dari komponen ini adalah sekitar 2 mg/Kg, dengan menelan 50-75 mg dari garam cyanida ini dapat menyebabkan sulit bernafas dalam waktu beberapamenit.Hallogen cyanida adalah gas yang mengiritasi dan dapat menyebabkan oedemaparu-paru, air mata kelur terus dan hipersalivasi.Kebanyakan plastik dan serat acrylic dapat mengeluarkan gas cyanida bila dibakar.Gas tersebut dapat terhisap melalui pernfasan terabsorpsi melalui kulit dan dapatmenyebabkan terjadinya kematian.Sumber lain dari keracunan cyanida ialah denganmemakan/termakan cyanogenik glycosida yang terdapat dalam biji dari buaha-buahantertentu. Amygdalin, adalah salah satu senyawa cyanogenik glykosida yang terdapatdalam biji buah apel, peach, plum, apricot, cherry dan biji almond, dimana amygdalin dihidrolisa menjadi hidrogen cyanida.

Mekanisme toksisitas sianidaSianida menjadi toksik bila berikatan dengan trivalen ferric (Fe+++).Tubuh yangmempunyai lebih dari 40 sistem enzim dilaporkan menjadi inaktif oleh cyanida. Yangpaling nyata dari hal tersebut ialah non aktif dari dari sistem enzim cytochrom oksidaseyang terdiri dari cytochrome a3 komplek dan sistem transport elektron. Bilamanacyanida mengikat enzim komplek tersebut, transport elektron akan terhambat yaitutransport elektron dari cytochrom a3 ke molekul oksigen di blok. Sebagai akibatnya akanmenurunkan penggunaan oksigen oleh sel dan mengikut racun PO2.Sianida dapat menimbulkan gangguan fisiologik yang sama dengan kekuranganoksigen dari semua kofaktor dalam cytochrom dalam siklus respirasi. Sebagai akibat tidak terbentuknya kembali ATP selama proses itu masih bergantung pada cytochromoksidase yang merupakan tahap akhir dari proses phoporilasi oksidatif.Selama siklus metabolisme masih bergantung pada sistem transport elektron, sel tidakmampu menggunakan oksigen sehingga menyebabkan penurunan respirasi serobik darisel. Hal tersebut menyebabkan histotoksik seluler hipoksia.Bila hal ini terjadi jumlahoksigen yang mencapai jaringan normal tetapi sel tidak mampu menggunakannya.Halini berbeda dengan keracunan CO dimana terjadinya jarinngan hipoksia karenakekurangan jumlah oksigen yang masuk.Jadi kesimpulannya adalah penderita keracunancyanida disebabkan oleh ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen tersebut.

Mekanisme Aktivitas AntidotumRhodaneseNa2S2O3 +CN SCN- + Na2SO3Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadi tiosianat oleh rhodanese, walaupun sulfur transferase yang lain, seperti beta-merkaptopiruvat sulfurtransferasa dapat juga digunakan. Reaksi ini memerlukan sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia endogen substansi ini terbatas. Keracunan sianida merupakan proses mitokondrial dan penyaluran intravena sulfur hanya akan masuk kemitokondria secara perlahan. Natrium tiosulfat merupakan komponen kedua dari antidot sianida. Antidot ini diberikan sebanyak 0,5 ml dalam 25% larutan. Tidak ada efek samping yang ditimbulkan oleh tiosulfat. Namun tiosianat memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan, dan disfungsi pada SSP. Dosis untuk anak-anak didasarkan pada berat badan. Pemberian natrium nitrit dosis 62.460 mg/KgBB intraperitonial menyebabkan pembentukan methemoglobin menjadi besi feri. Natrium nitrit akan mengoksidasi sebagian hemoglobin (methemoglobin), sehingga dalam aliran darah akan terdapat ion ferri, yang oleh ion sianida akan diikat menjadi sian methamoglobin. Ini akan menyebabkan enzim pernafasan yang terblok ( reaksi kompetitif) akan bergenerasi lagi (sifat trbalikan). Reaksinya adalah sebagai berikut, sianida + hemoglobin (Fe2+). Nitrit methamoglobin (Fe3+) sian methamoglobin. Hasil terapi dari pemberian natrium nitrit secara teoritis akan menurunkan level methemoglobin sebanyak 20-30%. Meskipun demikian gejala efek toksisitas pada beberapa kelompok hewan uji pada penelitian ini banyak yang tidak teramati, bisa disebabkan oleh karena cepatnya terjadi kematian hewan uji tanpa tanpa meleati/memperlihatkan tanda-tanda gejala keracunan sianida, ataupun pada beberapa kelompok masih bertahan hidup hingga waktu pengamatan selesai (24 jam). Dengan adanya hewan uji yang kembali kekeadaan normal (hilangnya gejala efek toksis) maka dapat dikatakan bahwa kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/ KgBB dan natrium nitrit 62.460 mg/KgBB merupakan pilihan antidot yang baik dalam menangani keracunan sianida dosis 26 mg/KgBB secara peroral. Hal ini sesuai sifatnya dimana saat kadar racun sianida habis, reseptor kembal, artinya apabila sianida dosis 26 mg/KgBB dalam tubuh sudah menurun bahkan sudah habis, maka reseptor yang mulanya berikatan dengan sianida akan kembali kereseptor semula dan berfungsi seperti semula. Efek toksis juga cepat kembal normal, dimana sianida dosis 26 mg/KgBB peroral samgat cepat menimbulkan efek toksis, namun secara cepat normal kembali atau sangat cepat pergi dari reseptor sasaran dengan adanya kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan natrium nitrit 62.460 mg/KgBB secara intraperitonial.

Gejala klinisSianida menyebabkan keracunan yang sangat cepat dan dapat menyebabkan kematiandalam waktu beberapa menit.Terjadinya gejala keracunan cyanida bergantung pada jeniscyanidanya.Gas hidrogen cyanida adalah paling beracun dan gejalanya timbul dalambeberapa detik dan kematian terjadi dalam beberapa menit.Bila garam cyanide termakan, gejalanya tidak cepat terlihat, karena bahan kimia tersebut diabsorpsi secaralambat.Derajat keparahan bergantung pada jumlah/dosis yang masuk kedalam tubuh.Gejala yang terlihat pada keracunan sedang adalah sebatas pada kelemahan penderita,sakit kepala, mual dan muntah. Gejala tersebut terjadi dengan cepat dan terlihat tidakspesifik.Pada umumnya hipoksia seluler yang disebabkan oleh keracunan cyanida dapatmenyebabkan kematian sel, tetapi kekurangan oksigen pada sel tertentu pada aortik dankarotik adalah penyebab utama dari kematian sel tersebut.Hal ini menyebabkan gejalapiperpnea, yang diikuti dengan dyspnea.Terjadinya nausea dan vomitus mungkindisebabkan karena iritasi pada mukosa gastro-intestinal oleh garan cyanida tersebut.Begitu konsentrasi cyanida dalam darah meningkat, laju respirasi menjadi lambat(menurun) dan terjadi sesak nafas, tetapi cyanosis biasanya tidak ditemukan. Konsentrasicyanida dalam darah meningkat, kekurangan oksigen pada otak terjadi dan timbulkejang-kejang hipoksia dan kemudian diikuti dengan kematian karena nafas terhenti. Pengobatan Sianida Pada kejadian keracunan akut sulit dapat ditolong.Pengobatan terutama ditujukan untukmenurunkan jumlah cyanida yang terikat dalam jaringan. Antidotum yang dapatdigunakan yaitu :Natrium TiosulfatBerupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilapdalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari33C.Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus.Sangat mudah larut dalam air dantidak larut dalam etanol.Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadibentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzyme sulfurtransferase, yaiturhodanase.Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapatdiberikan secara empiris pada keracunan sianida.Penelitian dengan hewan ujimenunjukkan kemampuan sebagai antidot yang lebih baik bila dikombinasikan denganhidroksokobalamin.Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadi tiosianatoleh rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti 37 beta-merkaptopiruvatsulfurtransferase, dapat juga digunakan. Reaksi ini memerlukan sumber sulfan sulfur,tetapi penyedia substansi ini tebatas. Keracunan sianida merupakan proses mitokondrialdan penyaluran intravena sulfur hanya akan masuk ka mitokondria secara perlahan.Natrium tiosulfat mungkin muncul sendiri pada kasus keparahan ringan sampai sedang, sebaiknya diberikan bersama antidot lain dalam kasus keracunan parah. Ini jugamerupakan pilihan antidot saat diagnosis intoksikasi sianida tidak terjadi, misalnya padakasus penghirupan asap rokok. Natrium tiosulfat diasumsikan secara intrinsic nontoksiktetapi produk detoksifikasi yang dibentuk dari sianida, tiosianat dapat menyebabkantoksisitas pada pasien dengan kerusakan ginjal.Pemberian natrium tiosulfat 12.5 g i.v.biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis tidak jelas.Natrium tiosulfat merupakan komponen kedua dari antidot sianida.Antidot inidiberikan sebanyak 50 ml dalam 25 % larutan.Tidak ada efek samping yang ditimbulkanoleh tiosulfat, namun tiosianat memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeriperut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP. Dosis untuk anak-anak didasarkan padaberat badan.Natrium Nitrit (NaNOmenyebabkan methemoglobin dengan sianida membentuk substansi nontoksiksianmethemoglobin. Methemoglobin tidak mempunyai afinitas lebih tinggi pada sianidadaripada sitokrom oksidase, tetapi lebih potensial menyebabkan methemoglobin daripadasitokrom oksidase.Efek samping dari penggunaan nitrit meliputi pembentukan formasimethemoglobin, vasodilatasi, hipotensi, dan takikardi. Mencegah pembentukkan formasiyang cepat, monitoring tekanan darah, dan pemberian dosis yang tepat akan mengurangiterjadinya efek samping. Ketika dilakukan terapi dengan nitrit, lihat konsentrasihemoglobin. Tetapi jangan menunda terapi ketika menunggu hasil pengukuran kadarhemoglobin.Sodium nitrit injeksi dan amil nitrit dalam bentuk ampul untuk inhalasi merupakankomponen dari antidot sianida. Kegunaan nitrit sebagai antidota sianidabekerja dalam dua cara, yaitu : nitrit mengoksidasi hemoglobin, yang kemudian akanmengikat sianida bebas, dan cara yang kedua yaitu meningkatkan detoksifikasi sianidaendothelial dengan menghasilkan vasodilasi. Inhalasi dari satu ampul amil nitritmenghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 5%.Pemberian dosis tunggal nitrit secaraintravena dapat menghasilkan tingkatmethemoglobin sekitar 20-30%.

III. BAHAN & ALATa. Bahan Amfetamin NaCl fisiologis NaNO2 0,2 % NaCN Na2S2O3

b. Alat Timbangan Stopwatch Alat suntik

IV. CARA KERJAa. Toksisitas Amfetamin1. Timbang dan tandai hewan untuk tiap kelompok2. Hitung VAO untuk masing-masing hewan. 3. Suntikan amfetamin secara ip4. Setelah disuntikkan, amati dan catat waktu terjadinya manifestasi efek amfetamin pada hewan percobaan.5. Bahas hasil percobaan saudara dan ambil suatu kesimpulan.b. Toksisitas Sianida1. Timbang dan tandai hewan untuk tiap kelompok2. Hitung VAO untuk masing-masing hewan3. Selanjutnya lakukan hal seperti tercantum pada table4. Amati gejala yang timbul,catat waktu timbulnya gejala tersebut5. Tabelkan hasil, bahas dan ambil kesimpulan

V. HASIL DAN PEMBAHASANa. Hasil Dosis :20 mg/kgBB (amfetamin)Konsentrasi : 2 mg/mlBB :20,03 g (0,020 kg)VAO= = 0,2 ml

BB mencit 14,78 g (0,014 kg) => NaCNVAO= = 0,147 ml

BB mencit 14,78 g (0,014 kg) => NaClVAO= = 0,147 mlBB mencit 14,96 g (0,014) => NaCl fis (kontrol)VAO = 1% bb= =0,149

Kel.Mencit 1Mencit2

1. NaNO2 0,2 % 20 mg/kgBB sc,lalu berikan secaraNaCN 0,2 % 20 mg/kgbb oral. NaCL Fis 0,2 ml/20gbb sc,lalu berikan NaCN 20mg/kgbb oral Tenang 00:30, sesak nafas 01:50, diam ditempat 00:32, letih nafas perut 01:50, gemeteran 02:50, tremor 02:52, kejang 02:51 Tenang 02:12, sesak nafas 01:05, diam ditempat 02:14, letih nafas perut 01:05, gemeteran 01:06, tremor 02:10, kejang 02:10, mencacah perut 02:05, geliat 01:03, hiper aktif 00:56, mengsap muka 00:58, menggaruk mulut 02:10

2. NaCN 0,2 % 20 mg/kgbb oral. NaCN 0,2 % 20 mg/kgbb sc Pada detik ke 39, mencit mati, dengan gejala: tenang, nafas sesak, mencacahkan perut, mata redup, ekor pucat, geliat, hipraktif, diam ditempat, perut dan dada, letih nafas perut, gemetaran, urinasi, tremor, kejang. Pada menit ke 02:23 mencit mati dengan gejala: nafas sesak, mncacahkan perut, mata redup, ekor pucat, geliat, hiperaktif, diam ditempat, perut dan dada, letih nafas perut, gemetaran, urinasi, tremor, kejang.

3. NaNO2 0,2 % 20mg/kgbb sc, lalu berikan NaCN 0,2 % 20 mg/kgbb oral dan Na2S2O3 0,2% 20mg/kgbb ip Tenang 00:10, sesak nafas 00:23, diam ditempat 01:19, letih nafas perut 01:45, gemeteran 01:53, tremor 02:10, kejang 02:10, mencacah perut 02:03, geliat 00:05, hiperaktif -, mengsap muka 00:15, menggaruk mulut 02:19, perut dada 02:23, mata redup, ekor pucat 01:03, biru mulut kering 02:50, telinga menempel 02:01, respon sakit berkurang 02:25, urinasi 02:05, tremor 00:33, kejang 02:20 mati 03:19

4. NaCN 0,2 % 20mg/kgbb sc dan NaCL fis 0,2 ml/20gbb ip NaCl fis secara ip (kontrol) Pada menit ke 04:35 mati dengan gejala nafas sesak, geliat, mulut biru kering, tremor, kejang, hiperaktif. Normal

5. NaNO2 0,2 % 20mg/kgbb oral, lalu berikan NaCN0,2 % 20 mg/kgbb sc dan Na2S2O2 0,2% 20mg/kgbb ip Nafas sesak 00:05, geliat 00:07, letih nafas 00:15, gemetaran 00:07, kejang 00:10, mati 01:02

6. NaCN 0,2 % 20 mg/kgbb oral dan Na2S2O3 0,2 % 20mg/kgbb ip Nafas sesak 00:08, mata redup, ekor pucat 02:42, geliat 00:43, perut dan dada 00:32, mulut biru kering 02:34, tremor 02:05, kejang 00:22, mati 24:02

kelDosisGejala

AMMLPMgromingbertengkarRTBtremorkonvulsimatiLain*

I10mg/kgbb5510201015--Bulu berdiri 20 aktifitas menurun 35,

II20mg/kgbb1211-711141-

III10mg/kgbb02:5003:4507:50--41,20--Ekor berdiri 08:15 bulu berdiri 08,39

IV20mg/kgbb02:3003:2212:0015:5925:3505:15--Ekor berdiri 09:20 bulu berdiri 11:22

VControl NaCl fisnormalnormal09:04-normal----

VI20mg/kgbb02:3703:0421:0612:5429:1257:10---

b.PembahasanPada percobaan kali ini dilakukan uji toksisitas sianida dan amfetamin dengan menggunakan tiga ekor tikus. Obat yang diberikan berupa NaCN yang disuntikkan secara subcutan danNaCN yang disuntikkan secara ip, dan NaCl yang diberikan secara ip (kontrol).Pada praktikum farmakologi kali ini kami melakukan percobaan uji antidote yang mana pada praktikum kali ini kami menggunakan NaCN sebagai zat penyebab toksik dan menggunakan antidotum Na thiosulfat.Percobaan terapi antidotum metode tidak khas Na Thiosulfat bertujuan agar mahasiswa mampu memahami strategi terapi antidotum spesifik berdasarkan contoh kemampuan dari natrium thiosulfat dalam menawarkan racun sianida.Sebelum digunakanuntuk pengujian, hewan uji harus dipuasakan terlebih dahuli minimal 18 jam dengan tetap diberi minum secukupnya.Hal ini dilakukan dengan harapan agar efekyang di timbulkan oleh racun sianida dan antidotumnya menjadi lebih optimal dan tidakdi pengaruhi oleh factor makanan.Pada percobaan ini ,tikus yang disuntik sediaan NaCN secara subkutan dan sesaat kemudian tikus mengalami sesak nafas. Efek utama yang dihasilkan oleh sianida adalah mempengaruhi pernapasan, di mana oksigen dalam darah terikat oleh senyawa sianida dan terganggunya sistem pernapasan, badan mencit terasa lemas, kejang, ekorpucat, diam ditempat, letih nafas perut, gemetaran, biru mulut kering dan kejang.Racun sianida yang terpejan dalam tubuh dapat breaksi dengan komponen besi dalam enzim sitokrom oksidase mitokondria, sehingga enzim tersebut menjadi tidak aktif (dengan pembantukan kompleks antara ion sianida dengan besi bervalensi tiga, akanmemblok kerjaenzim sitokrom mitokondria, sehingga oksigen darah tidak dapat lagi diambil oleh sel), padahalsystem enzim tersebut sangat di perlukan dalam berlangsungnya metabolisme aerob. Karena itu wujud/gejala keracunan yang timbul oleh keracunan sianida berturut-turut adalah: sianosis,kejang, gagal nafas, koma, dan berakhirpada kematian. Gejala sianosis dapat terlihat darimembirunya pembuluh darah di ekortikus.Gejala kejang dapat diamati dari gerakan tikus yang menggosokkan perutnyakebawah dengan kaki belakang ditarik kebelakang atau jika tikus merasa sangat kekurangan O2, maka gejala yang terlihat adalah mencit melompat-lompat atau hiperaktif.Karena kekurangan O2 dalam tubuh maka gejala selanjutnya adalah gagalnafas(ambilan nafas yang sangat cepat), dan koma.Terapi antidotum spesifik yang dilakukan adalah dengan pemberian NaCl secara intra peritoneal agar efek penghambatan racun dapat dicapai dengan cepat.Sianida yang terpejan didalam tubuh dapat bereaksi dengan komponen besi dalam enzim sitokrom oksidase mitokondria.Hasil reaksi oksidasi tersebut adalah pigmen berwarna coklat kehijauan sampai hitam yang disebut methehemoglobin. Ion Feri Sianida dalam methehemoglobin akan berikatan dengan sianida dalam plasma membentuk sian-methemoglobin yang menyebabkan ikatan sianida dalam sitokrom oksidase terputus sehingga enzim pernafasan yang semua terblok tersebut menjadi tere-generasi kembali. Dimana NaCl lebih berperan dalam pembebasan hemoglobin padafase absorbsi. Dan NaCl berperan dalam pembebasan hemoglobin pada fase distribusi.Dimana fase distribusi di tandai pada saat mencit tersebut kejang dan fase absorbsi di tandai pada saat tikus tersebut sudah mengalami sianosis yaitu pada saattikus tersebut berwarna biru karena sudah banyaknya darah yang sudah terikat dengansianida.Dari hasil pengamatan pada tabel diperoleh bahwa pada pemberian antidotum NaCl di peroleh hasil bahawa pada pemberian antidotum NaCl tikus adalah terlambat hal ini menunjukkan bahwa NaCl tidak dapat dapat menolong keracunan dalam fase distribusi karena untuk menentukan perbedaan antarasianosis dan kejang sangat tipis sekali, sehingga sianida yang diperkirakan sudah menyebar keseluruh tubuh mencit . Sedangkan apabila di berikan NaCl maka NaCl akan tidak dapat membebasakan darah dari keterikatannya pada sianida sehingga mencit kekurangan oksigen dan mati.Adapun kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan pengambilan data tersebut kurang baik antara lain: kesalahan pada saat penyuntikan secara peritonial kemungkinankesalahan yangmungkin terjadi adalah penyuntikan secara peritonial yanag salah. Suntikan tersebut tidak masuk dalam rongga perut tapi masuk secara subkutan sehingga antidotum tersebut pun menjadi kurang berarti.kesalahan lain yang mengakibatakan datamenjadi kurang baik adalah kesalahan pada saat pemberian antidotum tersebut, karenaperbedaan antara sianosis dan kejang sangat tipis sehinggakemungkinan kesalahanpemberian sehingga pada pemberian Na Nitrit tersebut menjadi tidak berarti karenasianida sudah masuk dalam tahap distribusi. Kesalahan pencatatan waktu jugamungkinterjadi karena perbedaan tiap gejala efek toksik sangan tipis sehingga pencatata waktuyang kurang tepat juga dapat mengakibatkan data yang di dapat menjadi kurang baik.Mekanisme kerja dari racun sianida yaitu menghambat oksidasi glukosa dalamsel dengan membentuk kompleks stabil dengan sitokrom oksidase.Didalam tubuh, sianida langsung dinetralkan oleh sulphur (S) sehingga terbentuk iontiosianat (CNS). Namun pembentukan CNS ini akan mempengaruhi penyerapan iodiumoleh kelenjar tiroid.Sianida merupakan garam yang bersifat racun keras. Sianida jika diberikan kedalam tubuh maka akan membentuk ion kompleks dengan ion Ferri yang menyebabkangagalnya pernafasan sel dan akan menimbulkan kematian.Toksisitas sianida disebabkan karena kemampuannya untuk membentukkompleks dengan ion feri dari sitokrom oksidase. dalam keadaan normal enzim sitorom oksidase berfungsi dalam sirkulasi oksigen dalam darah dan jaringan. Bila kerja enzim tersebut terganggu , maka pertukaran oksigen dengan karbondioksida dari darah kejaringan terganggu sehingga kadar karbondioksida dalam jaringan meningkat dan mengakibatkan jaringan kekurangan oksigen ( yang berfungsi untuk faal tubuh).Metahemoglobin adalah hormone yang berkemampuan untuk mengikat sianidasehingga sianida bebas sitokrom oksidase sehingga membentuk sianmethemoglobin yang berwarna kemerahan. Kemampuan tergantung pada afinitasnya dimana aktivitas methemoglobin lebih tinggi untuk mengikat sianida dibandingkan sitokrom oksidase sehingga methemoglobin dapat memecah ikatan-ikatan sianida sitokrom oksidase dan membentuk ikatan sianida methemoglobin.Pada praktikum ini obat yang dapat membentuk methemoglobin atau sebagaian antidotum adalah Na2S203 dan tujuan dari perlakuan ini adalah untuk menghasilkan konsentrasi methemoglobin yang tinggi dengan pemberian nitrit.dan methemoglobinberkompetisi dengan sitokrom oksidase untuk berikatan dengan sianida. detoksikasi yang sebenarnya dicapai dengan pemberian tiosulfat yang dibawahpengaruh enzim rhodonase bereaksi dengan sianida membentuk tiosulfat (CSN),senyawa yang relative tidak toksik dan segera dieksresikan dalam urin.

VI. KESIMPULAN Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun. Pengertian lain yaitu semua subtansi yang digunakan, dibuat, atau hasil dari suatu formulasi dan produk sampingan yang masuk ke lingkungan dan punyakemampuan untuk menimbulkan pengaruh negative bagi manusia. NaCN dengan dosis 0,2 %( untuk mencit ) sudah mampu menimbulkan efektoksik terhadap hewan uji tikus. Gejala- gejala keracunan sianida yang teramati pada hewan uji mencit berturut-turutyaitu: sianosis, kejang, gagal nafas, dan mati. Tanda awal dari keracunan sianida adalah hiperpnea sementara, nyeri kepala,dispnea,kecemasan, perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah, berkeringatbanyak, warnakulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dandilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafa-san,gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida. Bentuk toksisitas :a. Toksisitas fisika : dermatitis, kulit kering, kulit pecah, iritasi, demam dll. Yang disebabkan oleh radiasib. Toksisitas kimia : disebabkan oleh asam kuat, logam merkuri, dll.c. Toksisitas fisiologis : yang mempengaruhi ensim dalam metabolisme. Antidotum yang dapat digunakan yaitu :Natrium TiosulfatBerupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari33C. Natrium Nitrit (NaNOmenyebabkan methemoglobin dengan sianida membentuk substansi nontoksiksianmethemoglobin

Kegunaan nitrit sebagai antidota sianidabekerja dalam dua cara, yaitu : nitrit mengoksidasi hemoglobin, yang kemudian akan mengikat sianida bebas, dan cara yang kedua yaitu meningkatkan detoksifikasi sianidaendothelial dengan menghasilkan vasodilasi. Inhalasi dari satu ampul amil nitrit menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 5%. Pemberian dosis tunggal nitrit secara intravena dapat menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 20-30%.

Jawaban Pertanyaan 1. Jelaskan mekanisme kerja yang mendasari efek farmakologi amfetaminJawaban :Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat dalam sirkuit otak.Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai halpenting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu neurotransmiter tersebut adalah dopamin, sebuah pembawa pesan kimia sangat aktifdalam mesolimbic dan mesocorticaljalur imbalan. Tidak mengherankan, anatomi komponen jalur tersebut-termasukstriatum, yang nucleus accumbens, dan ventralstriatum telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Faktabahwa amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat dalam memberikan wawasan tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya stereotip euforia. Amphetamine telah ditemukan memiliki beberapa analog endogen,yaitu molekul struktur serupa yang ditemukan secara alami di otak. l-Fenilalanin dan -phenethylamine adalah dua contoh, yang terbentuk dalam sistem saraf perifer serta dalam otak itu sendiri. Molekul-molekul ini berpikir untuk memodulasi tingkat kegembiraan dan kewaspadaan, antara lain negara afektif terkait.2. Factor- factor apa saja yang mempengaruhi toksisitas amfetaminJawaban : Konsentrasi Obat : Umumnya kecepatan biotransformasi obat bertambah bila konsentrasi obat meninggi. Hal ini berlaku sampai titik dimana konsentrasi menjadi sedemikian tinggi sehingga seluruh molekul enzim yang melakukan metabolismeberikatan terus menerus dengan obat dan tercapai kecepatan biotransformasi yang konstan. Fungsi Hati: Pada gangguan fungsi hati, metabolsime dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat, sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang diharapkan Usia: Pada bayi baru lahir (neonatus) belum semua enzim hati terbentuk, maka reaksi metabolisme obat lebih lambat (terutama pembentukan glukoronida antara lain untukreaksi konjugasi dengan kloramfenikol, sulfonamida, diazepam, barbital, asetosal,petidin). Untuk menghindari keracunan maka pemakaian obat-obat ini untuk bayi sebaiknya dihindari, atau dikurangi dosisnya.Pada orang usia lanjut banyak proses fisiologis telah mengalami kemunduran antara lain fungsi ginjal, enzim-enzim hati,jumlah albumin serum berkurang. Hal ini menyebabkan terhambatnya biotrnasformasi obat yang seringkali berakibat akumulasi atau keracunan. Genetik: Ada orang orang yang tidak memiliki faktor genetika tertentu misalnya enzim untuk asetilasi sulfonamida atau INH, akibatnya metabolisme obat-obat inilambat sekali. Pemakaian Obat lain: Banyak obat, terutama yang bersifat lipofil(larut lemak) dapat menstimulir pembentukan dan aktivitas enzim-enzim hati. Hal ini disebut induksi enzim. Sebaliknya dikenal pula obat yang menghambat atau menginaktifkan enzim hati disebut inhibisi enzim. 3. jelaskan efek apa yang terlihat pada mencit setelah pemberian amfetamin danbagaimana gejala keracunan pada amfetaminJawaban :Meningkatkan suhu tubuh, Kerusakan sistem kardiovaskular, Paranoia,Meningkatkan denyut jantung, Meningkatkan tekanan darah, Menjadi hiperaktif,Mengurangi rasa kantuk, Tremor, Menurunkan nafsu makan, Euforia, Mulut kering,Dilatasi pupil, Mual, Sakit kepala, Perubahan perilaku seksual.

4. Bila terjadi keracunan, obat apa yang daapat digunakan untuk mengatasinya? JelaskanJawaban :Antidotum yaitu zat yang memiliki daya kerja bertentangan dengan racun,dapat mengubah sifat kimia racun, atau mencegah absorbsi racun. Jenis antidotum yangdigunakan pada keracunan :a.Keracunan insektisida (alkali fosfat), asetilkolin, muskarin : atropine,reaktivator kolinesteras (pralidoksin, obidoksin).b.Keracunan sianida : 4 dimetilaminofenol HCl (4-DMAP) dan natrium tiosulfat.c.Keracunan methanol dengan etanol.d.Keracunan methenoglobin : tionin.e.Keracunan besi : deferoksaminf.Keracunan As,Au, Bi, Hg, Ni, Sb : dimerkaprol(BAL =british anti lewisit).g.Keracunan glikosida jantung : antitoksin digitalis.h.Keracunan Au,Cd,Mn,Pb,Zn : kalsium trinatrium pentetat.

5. Jelaskan mekanisme kerja mengapa dengan jalan memperbanyak ekskresi gejala racunamfetamin dapat dihilangkanJawaban :Ginjal merupakan organ yang penting untuk ekskresi obat.Obatdiekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebbagai metabolit melalui ginjal dalam urine. Obat yang diekskresikan bersama feses berasal dari :1.Obat yang tidak diabsorbsi dari penggunaan obat melalui oral.2.Obat yang diekskresikan melalui empedu dan tidak direabsorbsi dari usus.Obat dapat diekskresikan melalui paru-paru, air ludah, keringat atattu dalam airsusu. Obat dalam badan akan mengalami metabolisme dan ekskresi. Maka dalampenggunaan obat pada pasien perlu diperhatikan keadaan pasien yang fungsi hati atauginjalnya tidak normal.Perlu diketahui apakah obat yang diberikan dapatdimetabolismekan atau tidak, rute ekskresinya dan sebagainya.Pengeluaran obat daritubuh melalui organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalambentuk asalnya.Ekskresi suatu obat dan atau metabolitnya menyebabkan penurunankonsentrasi zat berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi dapat terjadi bergantung pada sifatfisikokimia (bobot molekul, harga pKa, kelarutan, tekanan gas) senyawa yangdiekskresi, melalui1.ginjal (dengan urin)2.empedu dan usus (dengan feses) atau,3.paru-paru (dengan udara ekspirasi)Ekskresi melalui kulit dan turunannya tidak begitu penting. Sebaliknya pada ibu yangmenyusui, eliminasi obat dan metabolitnya dalam ASI dapat menyebabkan intoksikasiyang membahayakan bayi6. Obat apa yang digunakan untuk mengendalikan gejala-gejala kardiovaskular yang disebabkan amfetamin7. Apakah semua obat-obat lain yang segolongan dengan asetanilida secara kimia dan farmakologi mempunyai toksisitas sama dengan asetanilida dalam dosis yang setara8. Jelaskan dengan ringkas mekanisme kerja CN dalam menimbulkan gejala keracunan dan kaitannya dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi keracunan pada percobaan ini.Jawaban: :Sianida menjadi toksik bila berikatan dengan trivalen ferric (Fe+++).Tubuh yang mempunyai lebih dari 40 sistem enzim dilaporkan menjadi inaktif olehcyanida.Yang paling nyata dari hal tersebut ialah non aktif dari dari sistem enzimcytochrom oksidase yang terdiri dari cytochrom a-a3 komplek dan sistem transportelektron. Bilamana cyanida mengikat enzim komplek tersebut, transport elektron akanterhambat yaitu transport elektron dari cytochrom a3 ke molekul oksigen di blok.Sebagai akibatnya akan menurunkan penggunaan oksigen oleh sel dan mengikut racunPO2.Sianida dapat menimbulkan gangguan fisiologik yang sama dengan kekuranganoksigen dari semua kofaktor dalam cytochrom dalam siklus respirasi. Sebagai akibattidak terbentuknya kembali ATP selama proses itu masih bergantung pada cytochromoksidase yang merupakan tahap akhir dari proses phoporilasi oksidatif.Selama siklusmetabolisme masih bergantung pada sistem transport elektron, sel tidak mampumenggunakan oksigen sehingga menyebabkan penurunan respirasi serobik dari sel. Haltersebut menyebabkan histotoksik seluler hipoksia. Bila hal ini terjadi jumlah oksigenyang mencapai jaringan normal tetapi sel tidak mampu menggunakannya.Hal iniberbeda dengan keracunan CO dimana terjadinya jarinngan hipoksia karena kekuranganjumlah oksigen yang masuk.Jadi kesimpulannya adalah penderita keracunan cyanidadisebabkan oleh ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen tersebut.

9. Apakah perbedaan rute pemberina racun dan obat berpengaruh pada efek toksin CNyang diamati? JelaskanJawaban:Intravena (IV) :suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteralyan sering dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak adapilihan. Dengan pemberian IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itumenghindari metabolism first passoleh hati. Rute ini memberikan suatu efek yangcepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar obat dalam sirkulasi. Namun, berbeda dariobat yang terdapat dalam saluran cerna, obat-obat yang disuntukkan tidak dapat diambilkembali seperti emesis atau pengikatan denganactivated charcoal.Suntikan intravenabeberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui kontaminasi, menyebabkan reaksiyang tidak diinginkan karena pemberian terlalu cepat obat konsentrasi tinggi ke dalamplasma dan jaringan-jaringan.Oleh karena it, kecepatan infus harus dikontrol denganhati-hati. Perhatiab yang sama juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikkansecara intra-arteri.

10. Sebutkan sumber-sumber racun sianida dalam kehidupan sehari-hariJawaban :Sumber racun sianida berasal dari Ketela Pohon Bagian dalam umbinyaberwarna putih atau kekuning-kuningan.Umbi singkong tidak tahan simpan meskipunditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warnabiru gelap akibat terbentuknyaasam sianidayang bersifat meracunbagi manusia.Umbiketela pohon merupakansumber energiyang kaya karbohidrat namun sangat miskinprotein.Sumber protein yang bagus justru terdapat padadaunsingkong karena mengandungasam aminometionina.

11. Dalam praktek apakah ada pendekatan untuk mencegah keracunan seperti yang saudarakerjakan. JelaskanJawaban : Antidota adalah sebuah substansi yang dapat melawan reaksi peracunan, ataudengan kata lain antidotum ialah penawar racun.Dalam arti sempit, antidotum adalah senyawa yang mengurangi atau menghilangkantoksisitas senyawa yang diabsorpsi.Sementara keracunan adalah masuknya zat yangberlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai dengan macam, dosis, dan carapemberiannya

DAFTAR PUSTAKAMardjono, Mahar.(2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta, Gaya Baru.Neal,M.J, 2006. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi kelima. : Jakarta :ErlanggaTim Penyusun. 2012. Penuntun Farmakologi dan Toksikologi III. Fakultas farmasi UMI: Makassar.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 1978. Obat-Obat Penting Khasiat Dan Penggunaanya. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Tjay,s Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting, Edisi V. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta