228975427-Ekstraksi-Agar Punya Ka Hanifah

download 228975427-Ekstraksi-Agar Punya Ka Hanifah

of 15

description

mmmmmmmk

Transcript of 228975427-Ekstraksi-Agar Punya Ka Hanifah

EKSTRAKSI AGAR

Oleh:

Nama

: Hanifah Kholid BasalamahNIM

: B1J011156Rombongan: IIIKelompok: 9Asisten: Ade FitriyaniLAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2014I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya kelautan yang saat ini telah banyak dikembangkan dan merupakan komoditi penting dalam dunia perdagangan khususnya perdagangan hasil-hasil kelautan disamping ikan. Pengolahan rumput laut saat ini menuntun adanya peningkatan hasil penanganan pasca panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Rumput laut banyak diproduksi karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, salah satunya adalah dapat menghasilkan agar.

Agar-agar adalah produk kering tak berbentuk (amorphous) yang mempunyai sifat-sifat seperti gelatin dan merupakan hasil ekstraksi dari rumput laut jenis tertentu. Molekul agar-agar terdiri dari rantai linear galaktan. Galaktan sendiri merupakan polimer dari galaktosa. Hampir semua penduduk Indonesia dipastikan mengenal agar-agar. Terdapat tiga bentuk agar-agar yang dijual di pasaran, yaitu berbentuk batang, bubuk, dan kertas. Namun, yang paling umum dijumpai adalah yang berbentuk bubuk.

Masyarakat luas lebih mengenal agar-agar sebagai hidangan pencuci mulut yang lezat dan menarik. Bentuk agar-agar dapat direka-reka sesuai selera dan dipadu dengan berbagai macam warna, aroma, dan rasa. Sifat yang paling menonjol dari agar-agar adalah larut di dalam air panas, yang apabila didinginkan sampai suhu tertentu akan membentuk gel. Rumah tangga, umumnya digunakan untuk pembuatan puding, bahan campuran berbagai macam kue, atau dimasak bersama-sama beras untuk menghasilkan nasi yang lebih pulen dan lengket.B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses ekstraksi agar dan hasil rendemen agar.C. Tinjauan Pustaka

Indonesia merupakan negara maritim yang berada di wilayah Asia Tenggara. Arti dari negara maritim yaitu suatu Negara yang memiliki banyak pulau yang saling dipisahkan oleh laut antar pulau, sehingga mempunyai luas lautan yang lebih luas dibanding luas daratannya. Luas perairan Indonesia yang mencapai 70% dari luas seluruh wilayahnya membuat Indonesia kaya akan biota laut sehingga membuat Indonesia masuk ke dalam daftar 10 besar Negara terkaya akan keragaman hayatinya dan mendapat julukan sebagai mega-biodiversitas. Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang dilaut adalah rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang mempunyai potensi cukup baik untuk dikembangkan (Indriani dan Sumiarsih, 1992).Rumput laut merupakan golongan makro alga yaitu kelompok tumbuhan berklorofil yaitu terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni. Hidup bersifat bentik di tempat-tempat yang perairannya dangkal dan dasar perairannya berpasir, berlumpur atau berpasir berlumpur. Rumput laut menyenangi daerah pasang surut yang perairannya jernih dan menempel pada karang yang mati, potongan karang maupun substrat keras lainnya, baik yang dibentuk secara alamiah atau buatan (Afrianto dan Liviawati, 1993).

Spesies-spesies rumput laut yang dewasa ini bernilai ekonomi penting di Indonesia salah satunya adalah anggota rumput laut merah (Rhodophyta) yang berperan dalam dunia perdagangan dan industri. Spesies-spesies komersial dari rumput laut merah ini kebanyakan berasal dari marga Eucheuma, Gelidium, Gelidiella, Gracilaria, dan Hypnea. Enteromorpha intestinalis merupakan jenis Rhodophyta yang berfungsi sebagai obat anti jamur, bakteri, sumber asam folat, dan sebagai obat penurun tekanan darah tinggi / hipertensi (Handayani, 2006).

Beberapa rumput laut merah penghasil hidrokoloid, antara lain: agar (dihasilkan dari jenis-jenis agarofit) dan karaginan (dihasilkan dari jenis-jenis karaginofit). Agrofit adalah rumput laut penghasil agar. Spesies-spesies rumput laut merat penghasil agar adalah Gracilaria, Gelidium, dan Gelidiella. Agar-agar merupakan senyawa kompleks polisakarida yang dapat membentuk jeli. Kualitas agar-agar dapat ditingkatkan dengan suatu proses pemurnian yaitu membuang kandungan sulfatnya. Produk ini dikenal dengan nama agarose. Kualitas agar-agar yang berasal dari Gelidium dan Gelidiella lebih tinggi dibandingkan dari Gracilaria. Gelidium mempunyai mutu yang dapat ditingkatkan menjadi agarose, tetapi Gracilaria masih dalam skala laboratorium (Atmadja dan Kadi, 1996).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam proses ekstraksi agar antara lain kompor, pengaduk, panci, nampan, blender, kain saring dan gelas air.

Bahan yang digunakan dalam proses ekstraksi agar antara lain, rumput laut Gracilaria verucossa, air, larutan KOH 10% dan larutan H2O2 6%.B. Metode

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Rendemen agar (%) = Bobot akhir x 100%

Bobot awal

= 8,21 x 100%

100

= 8,21%

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ekstraksi agar dengan bobot kering rumput laut sebesar 100 gram diperoleh rendemen agar sebesar 8,21%. Menurut Handayani (2006), bahwa kandungan agar Gracilaria verrucosa di Indonesia mencapai 47,3%. Kandungan agar yang diperoleh pada praktikum ini masih sangat rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lokasi penanaman yang kurang sesuai, metode budidaya yang tidak sesuai sehingga menyebabkan pertumbuhan kurang baik, akibatnya agar yang dikandungnya sedikit. Faktor lainnya mungkin disebabkan Gracilaria yang dipakai masih terlalu muda untuk dibuat ekstraksi. Menurut Kadi dan Atmadja (1996), jenis spesies, lokasi pertumbuhan, umur panen dan teknik budidaya yang intensif serta penanganan pasca panen yang tepat mempengaruhi kandungan agar. Rumput laut Gracilaria, merupakan salah satu jenis alga merah yang banyak mengandung gel, dimana gel ini memiliki kemampuan mengikat air yang cukup tinggi. Genus Gracilaria adalah salah satu aset ekonomi yang bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kandungan hydrocolloid dan agar. Ciri-ciri khusus dari Gracilaria verucossa adalah thalus berbentuk silindris dan permukaannya licin. Thalus tersusun oleh jaringan yang kuat, bercabang-cabang dengan panjang kurang lebih 250 mm, garis tengah cabang antara 0,5-2,0 mm. Bentuk cabang silindris dan meruncing di ujung cabang (Sinulingga dan Darmanti, 2006). Rumput laut yang dipakai pada praktikum kali ini adalah Gracilaria verrucosa.

Menurut Atmadja dan Kadi (1996), klasifikasi dari Gracilaria verrucosa adalah sebagai berikut :

Kingdom: PlantaeDivisio

: RhodophytaClassis

: RhodophyceaeOrdo

: Gigartinales

Familia

: GracilariaceaeGenus

: GracilariaSpesies

: Gracilaria verrucosa

Gracilaria (Gracilariales, Rhodophyta) adalah salah satu dari rumput laut yang paling penting dalam hal nilai komersial karena agar-agar diekstrak. Gracilaria sedang semakin banyak digunakan dalam produksi food grade agar. Ketersediaannya telah sangat meningkat terutama melalui pengembangan budidaya teknik di beberapa negara. Budidaya komersial dilakukan dalam skala besar di Chili, China dan Taiwan. Budidaya skala pilot adalah dilakukan di peternakan menengah terutama di Namibia, Venezuela dan Malaysia (Cirik, 2010).

Kandungan agar dari Gracilaria sangat bervariasi tergantung dari spesies dan lokasi pertumbuhannya yang umumnya berkisar antar 16%-45% (Aslan, 1998). Standar mutu agar-agar di Indonesia menurut FAO menurut Distantina (2007), adalah kadar air sebesar 15-21%, kadar abu maksimal 4%, kadar karbohidrat sebagai galakton minimal 30%, logam berbahaya (arsen) tidak ada zat warna tambahan sesuai yang diinginkan untuk makanan dan minuman.

Agar merupakan polisakarida yang tersusun dari dua fraksi utama, yaitu agaropektin dan agarosa. Agar memiliki sifat yang khas yaitu sifat gelasi (kemampuan membentuk gel), viskositas (kekentalan), dan melting poin (suhu mencairnya gel) yang sangat menguntungkan untuk dipakai dalam dunia industria pangan dan non pangan. Fungsi utama agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengisi, penjernih, pembuat gel dan lain-lain. Beberapa industri yang memanfaatkan sifat kemampuan membentuk gel dari agar-agar adalah industri makanan, farmasi, kosmetik, kulit, fotografi dan sebagai media penumbuh mikroba. Rumput laut Gracilaria verrucosa merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang bernilai ekonomis penting. Pengembangan usaha budidaya Gracilaria verrucosa di Indonesia akan memberikan keuntungan yang besar karena permintaan agar-agar pada saat ini meningkat (Imaniar, 2013).

Proses membuat agar-agar kertas menurut Afrianto dan Evi (1989), dilakukan dengan cara :

1. Rumput laut yang telah dipanen dari laut kemudian dibersihkan dari kotoran yang ada.

2. Setelah bersih kemudian dijemur selama satu sampai tiga hari, tergantung dari keadaan cuaca.

3. Selanjutnya rumput laut tersebut direndam dalam air kapur atau kaporit selama 3x24 jam kemudian direndam dalam air tawar yang bersih selama 1-3 jam.

4. Proses selanjutnya adalah perendaman rumput laut di dalam bak yang telah diisi asam sulfat (H2SO4) sambil diaduk selama 15 menit dan setelah itu dicuci dengan air tawar yang bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.

5. Proses selanjutnya, masukkan rumput laut ke dalam sebuah wadah aluminium yang telah diisi air. Volume air berkisar antara 20-25 kali berat rumput laut . Tambahkan asam cuka ke dalam wadah kemudian panaskan selama kurang lebih 2-3 jam. Setelah air mendidih, cairan yang ada kemudian dituangkan ke dalam suatu wadah sedangkan rumput laut yang ada dipadatkan atau dipres dengan alat khusus. Cairan yang keluar dari mesin tersebut segera disaring dan dimasukkan ke dalam cetakan-cetakan kecil yang terbuat dari bahan seng.

6. Biarkan beberapa saat hingga airnya dingin dan mulai membeku. Ampas hasil pengepresan tadi dapat dipergunakan untuk makanan ternak maupun pupuk.

7. Proses selanjutnya adalah memasukkan cetakan-cetakan tadi ke dalam ruang pendingin khusus selama 6-8 hari. Usahakan agar temperatur ruangan tetap berkisar antara -630C. Setelah membeku, lepaskan agar-agar dari cetakan dan irislah dengan alat pengiris khusus sehingga masing-masing mempunyai ketebalan 1 cm. Irisan ini kemudian direndam dalam larutan kaporit dan dijemur hingga kering. Perendaman ke dalam kaporit mempunyai tujuan untuk menghasilkan agar-agar yang lebih putih. Jumlah agar-agar kertas yang terbentuk adalah kurang lebih 10 % dari berat total bahan.

Proses ekstraksi agar ini melibatkan penambahan larutan, seperti air, KOH 10% atau soda as dens, dan H2O2 6%. Menurut Rasyid (2004), soda as dens berfungsi untuk memecahkan dinding sel, sehingga agar-agar mudah diekstrak serta menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga menjadi bersih. Larutan H2O2 berfungsi untuk mencerahkan agar, sedangkan KOH yang mengandung kation K+ (Potasium) yang berfungsi meningkatkan kekuatan gel agar. Prosedur ekstraksi agar menurut Distantina (2007), kandungan agar dihitung menggunakan rumus:

Redemen Agar = Keterangan:A = berat sampel setelah ekstraksi (g)

B = berat thallus kering (g)

Standar mutu agar-agar yang diperdagangkan harus memenuhi standar industri Indonesia menurut Indriani dan Sumiarsih (1992), yaitu:

1. Kadar air 15-21%.

2. Kadar abu maksimal 4%.

3. Kadar karbohidrat sebagai galakton minimal 30%.

4. Logam berbahay, arsen negative (tidak ada).

5. Zat warna tambahan yang diinginkan untuk mebuat makanan dan minuman.

6. Viskositas agar-agar pada pH 4,5-9 pada suhu 450C dengan konsentrasi larutan 1% adalah 2-10 Cps.

III. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil dan pembahasan praktikum proses ekstraksi agar dan rendemen agar adalah sebagai berikut:

1. Persentase rendemen agar dari Gracilaria verucossa adalah 8,21 %.2. Tahapan ekstraksi agar adalah pencucian dan pembersihan, pengeringan, perendaman dan pemucatan, pelembutan, penghancuran, pemasakan (ekstraksi), pengepresan, pendinginan, pengeringan, dan perhitungan rendemen agar.

B. Saran

Sebaiknya pada saat penyaringan dilakukan dengan baik dan cepat agar ekstrak agar yang didapatkan banyak dan tidak cepat menggumpal.DAFTAR REFERENSIAfrianto, E. dan Evi Liviawati. 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Bathara, Jakarta.Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Cirik, kran., Zerrin etin, lknur Akl, Semra Cirik, and Tolga Gksan. 2010. Greenhouse Cultivation of Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfuss and Determination of Chemical Composition. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 10: 559-564 (2010).Distantina. 2007. Pengaruh Rasio Berat Rumput Laut-Pelarut Terhadap Ekstraksi Agar-Agar. Ekuilibrium Vol. 6(2) : 53-58.Handayani, T. 2006. Protein pada Rumput Laut. Oseania, Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta, (4):23-30.

Imaniar, K. 2013. Pengaruh Penggunaan Divine Cigarette terhadap pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas dipenogoro. Journal of Marine Research Vol.2 No.2 Hal. 65-69.Indriani, H dan Sumiarsih. 1992. Budidaya, Pengelolaan serta Pemasaran Rumput Laut . Penebar Swadaya, Jakarta.

Kadi, A dan W. S. Atmadja. 1996. Rumput Laut (Algae) : Jenis, Reproduksi, Produksi, Budidaya. Puslitbang Oceanologi. LIPI, Jakarta.Sinulingga. M.,dan Sri Darmanti. 2006. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah PasiryangDiperlakukandenganTepungRumputLautGracilariaverrucosa. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir : 32-38.Rasyid, A. 2004. Beberapa Catatan Tentang Agar. Jurnal Oseana XXIX (2), 1-7.Rumput laut sebanyak 100 gram dibersihkan

Direndam air selama jam

Rumput laut diblender

Masukan rumput laut air sebanyak 500 ml ke dalam panci

Ditambahkan KOH 10% atau soda as dense

Gambar 3.2 Agar yang sudah kering

Gambar 3.1 Penjemuran agar

Disaring, diambil sarinya kemudian dipanaskan kembali

Ditambahkan H2O2 6% dan air sebanya 500 ml

Dituang ke dalam nampan

Dijemur

Dihitung rendemennya