219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

19
1 JUDUL 1. Judulnya kurang tepat, sebab menurut penelaah, faktor2 yang mempengaruhi mutu ada 7 unsur, yaitu Man, Money, Method, Material, Machine, Market dan Environment (6M+E). Sedangkan disini hanya diteleti 3 unsur saja yaitu unsur Man (kepemimpinan), unsur Methode (pemberdayaan pendidik dan komitmen organisasi) dan unsur Environment (budaya mutu). Sementara 4 unsur yang lainnya tidak dilakukan penelitian. 2. Akan terasa lebih holistisk dan sempurna andaikata masing-masing unsur penyebab timbulnya suatu masalah diambil satu faktor yang dianggap paling dominan. 3. Judul yang disarankan : mengandung unsur 6M+E, Man (kepemimpinan), Money (transparansi anggaran), Methode (sistim pengawasan mutu), Material (modul pembelajaran), Machine (ketersediaan dan penggunaan TIK), Market (profil lulusan dudi) dan Environment (budaya organisasi). Sehingga judulnya menjadi HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, TRANSPARANSI ANGGARAN, SISTIM PENGAWASAN MUTU, MODUL PEMBELAJARAN, PENGGUNAKAN TIK DAN PROFIL OUTCOME SERTA BUDAYA MUTU DENGAN TINGKAT PENGANGGURAN DI MALANG (Studi Kasus Pada SMK Kabupaten dan Kota Malang Tahun).

Transcript of 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

Page 1: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

1

JUDUL

1. Judulnya kurang tepat, sebab menurut penelaah, faktor2 yang mempengaruhi mutu

ada 7 unsur, yaitu Man, Money, Method, Material, Machine, Market dan Environment

(6M+E). Sedangkan disini hanya diteleti 3 unsur saja yaitu unsur Man

(kepemimpinan), unsur Methode (pemberdayaan pendidik dan komitmen organisasi)

dan unsur Environment (budaya mutu). Sementara 4 unsur yang lainnya tidak

dilakukan penelitian.

2. Akan terasa lebih holistisk dan sempurna andaikata masing-masing unsur penyebab

timbulnya suatu masalah diambil satu faktor yang dianggap paling dominan.

3. Judul yang disarankan : mengandung unsur 6M+E, Man (kepemimpinan), Money

(transparansi anggaran), Methode (sistim pengawasan mutu), Material (modul

pembelajaran), Machine (ketersediaan dan penggunaan TIK), Market (profil lulusan

dudi) dan Environment (budaya organisasi). Sehingga judulnya menjadi

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, TRANSPARANSI

ANGGARAN, SISTIM PENGAWASAN MUTU, MODUL PEMBELAJARAN,

PENGGUNAKAN TIK DAN PROFIL OUTCOME SERTA BUDAYA MUTU

DENGAN TINGKAT PENGANGGURAN DI MALANG

(Studi Kasus Pada SMK Kabupaten dan Kota Malang Tahun).

Page 2: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

2

A. KONTEKS PENELITIAN

1. Belum terlihat adanya kesenjangan antara keefektifan (implementasi) sistim ISO

9001:2000, namun yang terangkat adalah tingginya tingkat pengangguran lulusan

SMK (rangking 1) dan SMU (rangking 2).(Tabel 1.2. Pengganguran terbuka,

menurut pendidikan tertinggi ditamatkannya 2004-2009).

2. Disisi lain, yang disampaikan justru kebehasilan pemerintah dalam memajukan dan

meningkatkan kualitas SMU, khususnya SMK (Tabel 1.1. indikator kinerja utama

program pendidikan menengah khususnya SMK 2009, 2009-2014.

3. Ukuran keefektifan penjaminan mutu :

1) Lipham dan Hoeh.1987. ukurannya pencapaian tujuan bersama bukan tujuan

individu.

2) Steers. 1997. Ukurannya adalah tercapainya tugas pokok organisasi

3) Mulyana. 2004. Ukurannya adalah perbandingan antara tercapainya tujuan

dengan rencana organisasi

4) Soetopo. 2001. Ukurannya adalah tercapainya : (1).tujuan, (2)sistim

(3)komunikasi, (4)kepemimpinan, (5)proses manajemen, (6)produktifitas,

(7)proses adaptasi organisasi.

5) Robbins. 1990. Ukurannya adalah : (1)pencapian tujuan, (2)sistim,

(3)konstituensi strategis dan (4)nilai2 bersaing.

6) Kreitner dan Kinicki. 1992. Ukurannya : tujuan, tersedianya sumber daya,

proses internal dan kepuasan anggota.

7) Scheerens dan Bosker. 1997. Hasil teknis jangka pendek (output) dan hasil

jangka panjang (outcome).

8) Cheng. 1993. Perbandingan outcome dengan output

9) Mulyana. 2004. Ukuran efektifitas: (1)input: guru, falisitas, perlengkapan,

materi pendidikan dan kapasitas manajemen, (2)proses: pelaku organisasi,

alokasi waktu guru, alokasi waktu peserta didik, (3)output: hasil2 perolehan

peserta didik, prestasi belajar, perubahan sikap, hasil2 keadilan dan kesamaan,

(4)outcome: lulusan yg lanjut sekolah, prestasi belajar disekolah yg lebih

tinggi, pekerjaan dan pendapatannya.

4. Tidak terlihat adanya preliminary study, karena belum terlihat adanya cuplikan hasil

obserasi, interview, dokumen antara lain catatan lapangan

Page 3: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

3

JAWABAN

1. Kelebihan dan kekurangan konteks yang ditulis.

Kelebihan konteks yang ditulis

1.1. Sudah terangkat sebagian dari permasalahan yang ada : tingkat pengangguran lulusan

1.2. Sudah terangkat teori tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu

walaupun menurut penelaah belum sempurna karena ada beberapa unsur yang

berhubungan dengan mutu

Kekurangan konteks yang ditulis

1.1. Belum terangkat keadaan mutu pendidikan di Kab Kota Malang baik data maupun

gambarannya.

1.2.

2. Apakah sudah ada deskripsi yng menggambarkan kesenjangan antara idealitas yang

dipikirkan peneliti dengan realitas lapangan yang dieksplorasi?

2.1. Disini belum ada deskripsi yang menggambarkan kesenjangan adanya kesenjangan

antara idealitas yang dipikirkan peneliti dengan realitas lapangan yang dieksplorasi

3. Apakah konteks yang ditulis menggambarkan studi preliminary peneliti terhadap

konteks lapangan? Yang dibuktikan dengan adanya cuplikan hasil observasi, interview

dan dokumen? Atau, apakah sudah ada cuplikan catatan lapangan?

3.1. Belum tergambarkan studi preliminary peneliti terhadap konteks lapangan, yang

dibuktikan belum adanya cuplikan hasil observasi, interview dan dokumen? Atau,

apakah sudah ada cuplikan catatan lapangan?

3.2.

4. Apakah paparan konteks mengerucut keperumusan fokus penelitian?

4.1. Paparan konteks semakin mengerucut keperumusan fokus penelitian yang

dilakukan

Page 4: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

4

B. FOKUS PENELITIAN

1. Apakah telah ada paparan fokus utama dan rinci.

2. Kelebihan dan kekurangan fokus menurut penelaah. Saran penelaah terhadap fokus

yang ditulis oleh peneliti.

3. Apakah fokus utama dan rinci dikerucutkan dari konteks penelitian.

4. Adakah kalimat-kalimat pada cuplikan hasil observasi, wawancara dan dokumen

yang “berbenang merah” dengan fokus utama dan rinci. Penelaah bisa

menunjukkan.

Page 5: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

5

C. TUJUAN PENELITIAN (KALAU ADA)

1. Apakah tujuan penelitian konsisten dengan fokus: isinya, urutannya.

2. Apakah tujuan penelitian menjawab fokus (jika fokusnya dalam bentuk kalimat

tanya).

3. Apakah rumusan tujuan masih mengandung pertanyaan?

Page 6: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

6

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Apakah kegunaan penelitian sudah menunjuk kepada “siapa”-nya, atau“berbagai

pihak yang akan diberikan saran/rekomendasi”?

2. Apakah kegunaan penelitian sudah relevan dengan kapasitas orang atau pihak

yang dituju?

3. Apakah sudah mengerucut ke aspek idealitas (kontribusi teoritik) dan pragmatis

(perbaikan praktik)?

Page 7: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

7

E. KAJIAN PUSTAKA

1. Kemukakan kelebihan dan kekurangan kajian pustaka yang disusun oleh peneliti.

2. Apakah sudah memadai dilihat dari sisi fokus, atau terdapat uraian yang “seirama”

dengan fokus?

3. Bagaimana kelengkapan dan kebenaran isinya (construc, konsep, teori, temuan

penelitian sebelumnya), variasi sumbernya (jurnal, buku, kamus, ensiklopedia,

laporan penelitian) dan kemutakhirannya.

4. Apakah ada kerangka/model konseptual dan teoritikyang disusun oleh penulisnya?

Apakah model konseptual/teoritik yang disusun dikerucutkan dari konsep dan teori

yang ditelaah oleh peneliti? Bagaimana seharusnya menurut penelaah?

5. Bagaimana cara mengutip langsung dan tidak langsung terhadap pustaka yang

dirujuk? Apakah sudah memenuhi kaidahPPKI/gayaselingkung UM?

6.

Page 8: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

8

F. METODE PENELITIAN

1. Kutip secara singkat poin-poinnya.

1.1. Pendekatan dan rancangan penelitian

1.2. Populasi dan sampel

1.2.1. Populasi

1.2.1.1. Tabel 3.1 penyebaan smk di kab/kota

1.2.1.2. Tabel 3.2 Penyebaran smk yang menerapkan spm di kab/kota

1.2.1.3. Tabel 3.3 penyebaran guru smk di kota/kab

1.2.1.4. Tabel 3.4 Penyebaran populasi pd masing2 smk yg menerapkan spm

1.2.2. Sampel penelitian

Penentuan Sampel :

1.2.2.1. Tabel 3.5 Penyebaran sampel pd masing2 smk yg menerapkan spm

1.2.2.2. Rumus Ferdinan

Dimana n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

E = batas kesalahan

Kutipan : setelah ditentukan jumlah sampel pd masing2 smk, mk pengambilan

sampel dilakukan dgn random sampling, adalah pengambilan anggot sampel pd

tiap2 populasi dilakukan secara acak, namun tetap memberikan kesempatan pada

seluruh populasi (Ary, 1985)

Pustaka :

Ary,D., Jacobs, L.C. & Razavich, A. 1985. Introduction to Research in Education.

3rd Ed. New York.: Holt, Reinhart and Winston.

Untuk mengantisipsi, tidak seluru kuesioner kembali atau kembali namun tidak

diisi lengkap, maka sampel ditambah dengan rumus Warwik dan Lininger (1975)

Dimana Js = jumlah sampel akhir menurut W dan L

N N = ----------- 1 + Ne2

n Js = ---------------- 0,90 x 0,95

Page 9: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

9

n = jmlh sampel minimal yg hrs diteliti

0,90 atau 90 % = estimasi jml sampel yg dpt diobervasi (jml instrumen yg

dikembalikan oleh responden)

0,95 atau 95 % =estimasi jlm sampel yg datanya dpt diolah

Tabel 6.1 Besarnya sampel penelitian pada masing2 smk setelah mendpt

tambahan

1.3. Pengumpulan data

1.3.1. Asumsi responden ( nawawi & nawawi, 1992)

1.3.2. Mekanisme pengumpulan data (sekaran, 2006); (Thoha, 1991),

1.3.2.1. Pengurusan ijin2

1.3.2.2. Uji coba instrumen (Okt 2011)

1.3.2.3. Pelksanaan pengambilan data (Des 2011)

1.4. Instrumen penelitian

1.4.1. Tabel 3.7 Indikator masing2 ariabel penelitian

1.4.2. Uji coba instrumen

1.4.2.1. Uji validitas

Rumus korelasi product moment

Dimana r = koefisien korelasi

n = jumlh responden

x = skor jawaban tiap item

y = skor total

Skor uji coba digunakan spss 15.0 for windows

Tabel 3.8 hasil uji validitas instrumen

Tabel 3.9 hsil analisis butir instrumen

1.4.2.2. Uji reliabilitas

n( ∑xy) – (∑x∑y) r = ----------------------------------- {n∑x2 – (∑x)2}{n∑y2-(∑y)2

Page 10: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

10

Digunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono(2009:365)

Dimana r = reliabilitas instrumen

k = mean kuadrat antara subyek

∑ S12 = mean kuadrat kesalahan

S12 = variabel total

Rumus utk varians total dan varians item :

1.4.3.

2. Bagaimana pendapat penelaah tentang jenis metode dan rancangan yang digunakan?

3. Bagaimana pendapat penelaah tentang pengumpulan dan analisis data serta kesahihan

temuannya?

4. Apakah proses-proses yang dilakukan oleh peneliti telah diceritakan? Apakah proses-

proses yang dilakukan oleh peneliti telah disandarkan pada pendapat ahli dan

pengalaman peneliti lain? Atau, diadopsi, diadaptasi, dikembangkan dari pendapat

ahli atau peneliti lain sebelumnya?).

k ∑ S12

ri = ------------- 1 - ------------

k-1 S12

∑ Xt2 (∑Xt )2

S12 = ------- - --------------

n n2

Page 11: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

11

G. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Kutip poin-poin paparan data dan temuan penelitian.

Menurut penelaah:

1. Poin-poin paparan

1. Apakah data yang dipaparkan telah memenuhi janji sebagaimana pada bab metode

penelitian (dari observasi, wawancara, dokumen, dsb).

2. Bagaimana kodifikasi datanya?

3. Apakah temuan penelitian benar-benarditarik dari data? Bisa diberikan bukti konkret.

4. Apakah ada bukti bahwa peneliti berusaha melakukan usaha yang mengarahke

keabsahan temuan? Menurut penelaah, apakahyang dilakukan oleh peneliti terkait

keabsahan temuan sudah memadai?

5. Apakah sudah ada teori substantif/hipotesiskerja/proposisiyang dihasilkan? Jikaada,

menurut penelaah, apakah sudah memadai disebut sebagai suatu teori, baik dari sisi

isinya maupun dari sisi rumusan/fomulasinya? Penelaahb isa menyandarkan pada

pendapat ahli/pengalaman peneliti lain

6.

2. Kutipan hasil temuan-temuan :

Kesimpulan

1. Bedasar analisis deskriptif

1.1. Kepemimpinan transformasional di lingkungan SMK Kota dan Kab Malang

tergolong tinggi. Temuan hasi penelitian ini sangan positip, karena sebagian

besar pendidik dikedua tempat tsb merasa bhawa kepemimpinan kase dapat

memberikan pengaruh baik bagi pendidik dlm menjalankan tugasnya untuk

meningkatan mutu sekolah. Artinya bhw kepem.trans. 1).dpt pendidik

mengagumi, menghormati, dan mempercayai, 2).kepemimpn yg ada dpt

mengartikulasikan harapan dan prestasi pendidik, 3)..kepemimpinan sekolah

mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan2 bawahan dn secara

khusus mau memperhatikan kebutuhan bawahan akan pengembangan pendidik

dan 4).kasek mampu menumbuhkan ide2 baru, memberikan solusi yg kreatif

thd permasalahan2 yg dihadapi.

Page 12: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

12

1.2. Pemberdayaan pendidik dilingkungan SMK Kota dan Kab Malang tergolong

sedang. Walau kategori sedang, namun temuan ini memberikan efek yang

positip bagi pendidik, artinya pendidik merasa diberdayakan utk

pengembangan dan kemajuan sekolah. Hal ini berarti 1).pekerjaan yang

dilakukan pendidik bermakna bagi dirinya, 2).pendidik mempunyai

kepercayaan diri yang sedang ttg kemampuan dirinya dlm melakukan

pekerjaan, 3).kewenangan dan kebebasan yang dimiliki pendidik dalam

melakukan pekerjaan mempunyai kesempatan yang sedang dan 4).pendidik

mempunyai pengaruh yang rendah thd apa yang terjadi disekolah.

1.3. Komitmen organisasi dilingkungan SMK Kota dan Kab Malang tergolong

sedang. Hal ini menunjukan, bahwa pendidik dilingkungan SMK Kota dan

Kab Malang telah berkomitmen untuk mengembangkan dan memajukan

sekolah. Dengan perkataan lain bahwa : 1).pendidik telah melibatkan dii dan

terikat secara emosional dengn sekolah, 2).rasa tgg jwb penddk utk bekerja pd

sekolah tlh dianggap sbg suatu hal yg seharusnya mrk lakukan, 3).komitmen

yg terkait dgn besarnya biaya yg hrs ditanggung penddk jika ia meninggalkan

skolah.

1.4. Budaya mutu dilingkungan SMK Kota dan Kab Malang tergolong sedang. Hal

ini menunjukan bhw budaya mutu msh mmbrkan efek poritif bagi sekolah, krn

sebagian pnddk tlh menjalankan budaya mutu utk pengembangan dan

kemajuan sekolah. Artinya bhw penddk : 1).msh proaktif dan menjaga

harmonisasi dgn pelanggan, 2).menggunakan informasi secara obyektif sbg

dasar pengambilan kpts utk perbaikan secara trus menerus, 3). Menganggap

bekerja secara berkelompok lbh berharga d/p secara individual, 4).berorientasi

pd pekjaan utk masa depan, mk perlu direncanakan dan dikoordinakasikan

secara efisien.

1.5. Keefektifan SPM dilingkungan SMK Kota dan Kab Malang tergolong tunggi.

Hal ini berarti sebagian besr penddk tlah sadar dan merasa penting utk

menjalankan SPM, shg akan diperoeh kefektifan implementasi SPM yg tinggi.

Dgn perkataan lain, bawha sebagian besar sekolah pd SMK dikota dan kab

malang telah : 1).menentukan tujuan dan metode utk mencapai tujuan sekolah,

2).mengimplementasikanperencanaan dan pengukuran kinerjanya,

3).memantau dan mengukur proses produk thd kebijakan, tujuan dan

persyaratan bg produk dan tlh melaporkan hasilnya, dan 4).telah melakukan

tindakan utk perbaikan berlanjut dan utk meningkatkan kinerja proses.

2. Berdasar analisis pengujian hipotesis

2.1. Ada hub secara langsung yang signifikan antara kepimpn transfrmal dgn

pemberdayaan penddk pd SMK dikota dan kab malang. Artinya makin tinggi

kepemimpinan transfomasional akan menyebabkan peningkatan

pemberdayaan pendidik dmkn sebaliknya semakin kurang baik kepimpnn

Page 13: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

13

transfnal akan menyebabkan penurunan pemberdayaan pendidik. Sumbangan

efektif variabel kepemimpinan transformal thd pemberdayaan pendidik

sebesar empat belas persen.

2.2. Ada hub secara langsung yang signifikan antara kepemmpnn transfrmal dgn

budaya mutu pd SMK dikota dan kab malang. Artinya makin tinggi

kepemimpinan transfomasional akan menyebabkan peningkatan budaya mutu

dmkn sebaliknya semakin kurang baik kepimpnn transfnal akan menyebabkan

penurunan budaya mutu. Sumbangan efektif variabel kpimnn transfmal thd

pemberdayaan penddk tiga puluh sembilan persen.

2.3. Ada hub secara langsung yang signifikan antara kepemmpnn transfrmal dgn

komitmen organisasi pd SMK dikota dan kab malang. Artinya makin tinggi

kepemimpinan transfomasional akan menyebabkan peningkatan komitmen

organisasi dmkn sebaliknya semakin kurang baik kepimpnn transfnal akan

menyebabkan penurunan komitmen organisasi. Sumbangan efektif variabel

kpimnn transfmal thd pemberdayaan penddk lima persen.

2.4. Tidak ada hub secara langsung yang signifikan antara kepemmpnn transfrmal

dgn keefektifan SPM pd SMK dikota dan kab malang. Artinya berapapun

peningkatan skor kepemimpinan transfomasional tidak akan menyebabkan

peningkatan secara langsung keefektifan SPM dmkn sebaliknya penurunan

skor kepemimpinan transfomasional tidak akan menyebabkan penurunan

secara langsung keefektifan SPM. Sumbangan efektif variabel kpimnn

transfmal thd pemberdayaan penddk tiga persen.

2.5. Tidak ada hub secara langsung yang signifikan antara pemberdayaan pendidik

dgn budaya mutu pd SMK dikota dan kab malang. Artinya berapapun

peningkatan skor pemberdayaan pendidik tidak akan menyebabkan

peningkatan secara langsung budaya mutu dmkn sebaliknya penurunan skor

pemberdayaan pendidik tidak akan menyebabkan penurunan secara langsung

budaya mutu.

2.6. Ada hub secara langsung yang signifikan antara pemberdayaan pendidik dgn

komimen organisasi pd SMK dikota dan kab malang. Artinya semakin tinggi

skor pemberdayaan pendidik akan semakin tinggi pula komimen organisasi

dmkn sebaliknya semakin rndah pemberdayaan pendidik akan semakin rendah

pula komimen organisasi. Sumbangan efektif pemberdayaan penddk thd

komitmen organisasi sebesar tujuh persen.

2.7. Ada hub secara langsung yang signifikan antara pemberdayaan pendidik dgn

keefektifan SPM pd SMK dikota dan kab malang. Artinya semakin tinggi skor

pemberdayaan pendidik akan semakin tinggi pula peningkatan keefektifan

SPM dmkn sebaliknya semakin rndah pemberdayaan pendidik akan semakin

Page 14: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

14

rendah pula keefektifan SPM Sumbangan efektif variabel pemberdayaan

pendidik dgn keefektifan SPM adalah sebesar tiga persen.

2.8. Ada hub secara langsung yang signifikan antara budaya mutu dengan

keefektifan SPM pd SMK dikota dan kab malang. Artinya semakin tinggi skor

budaya mutu akan semakin tinggi pula peningkatan keefektifan SPM dmkn

sebaliknya semakin rndah budaya mutu akan semakin rendah pula keefektifan

SPM Sumbangan efektif variabel pemberdayaan pendidik dgn keefektifan

SPM adalah sebesar empat puluh tiga persen.

2.9. Tdk ada hub seara langsung yg signifikan antara komitmen organisasi dengan

budaya mutu pd smk di kota dan kab malang. Hal ini menunjukan bhw brppun

peningkatan skor komitmen organisasi tdk akan meningkatkan scara langsung

budaya mutu. Dan sebaliknya, brppun penurunan skor komitmen organisasi

tdk akan menurunkan secara langsung budaya mutu.

2.10. Tdk ada hub seara langsung yg signifikan antara komitmen organisasi dengan

keefektifan SPM pd smk di kota dan kab malang. Hal ini menunjukan bhw

brppun peningkatan skor komitmen organisasi tdk akan meningkatkan scara

langsung keefektifan SPM. Dan sebaliknya, brppun penurunan skor

komitmen organisasi tdk akan menurunkan secara langsung keefektifan

SPM.

2.11. Ada hub secara langsung yang signifikan antara kepemimpinan tranfmnal

dengan keefektifan SPM, melalui budaya mutu pd SMK dikota dan kab

malang. Artinya bahwa keefektifan SMP akan efektif dengan meningkatkan

budaya kerja, disamping kepemimpinan transformasional. Karena

kepemimpinan transformasional dan budaya mutu secara bersama-sama

berpengaruh atau efektif utk meningkatan SPM

2.12. Tdk ada hub secara tdk langsung yg signifikan antara kepemimpinan

transformasional dgn kefektifan SPM melalui komitmen organisasi pd smk di

kota dan kab malang. Hal tsb menunjukan bhw berapapun peningkatan skor

komitmen organisasi maupun skor kepemimpinan transfomasional tdk akan

berpengaruh thd kefektifan SPM. Sebaliknya, berapapun penurunan skor

komitmen organisasi maupun skor kepemimpinan transfomasional tdk akan

berpengaruh thd kefektifan SPM.

2.13. Tdk ada hub secara tdk langsung yg signifikan antara pemberdayaan

pendidik dgn kefektifan SPM melalui budaya mutu pd smk di kota dan kab

malang. Hal tsb menunjukan bhw berapapun peningkatan skor budaya mutu

maupun skor pemberdayaan pendidik tdk akan berpengaruh thd kefektifan

SPM. Sebaliknya, berapapun penurunan skor komitmen organisasi maupun

skor kepemimpinan transfomasional tdk akan berpengaruh thd kefektifan

SPM.

Page 15: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

15

2.14. Tdk ada hub secara tdk langsung yg signifikan antara pemberdayaan

pendidik dgn kefektifan SPM melalui komitmen organisasi pd smk di kota

dan kab malang. Hal tsb menunjukan bhw berapapun peningkatan skor

komitmen organisasi maupun skor pemberdayaan pendidik tdk akan

berpengaruh thd kefektifan SPM. Sebaliknya, berapapun penurunan skor

komitmen organisasi maupun skor pemberdayaan pendidik tdk akan

berpengaruh thd kefektifan SPM.

Implikasi

1. Implikasi teoritis

Brdasarkan hasil penelitian yg tlh dipaparkan pd bab 4 dan dibahas dlm bab5,

menunjukan bhw hsl penelitian ini memperjelas hub vaviabel2 yg diteliti.Sebagian hub

antar var yg diteliti mendukung teori yg tlh dikembangkan oleh peneliti terdahuu. Dari 14

hipotsis yg diajukan peneliti sebanyak 7 hipotesis terbukti didukung oleh data empirik yg

diperoleh dilapangan.

Sesuai analisis hipotesis yg digambarkan dg model struktural akhir, ditemukan 6 hipotesis

hubungan langsung yg signifikan dan didukung oleh data empirik penelitian. Enam

temuan hsl penelitian tsb a.l.

1.1. Variabel budaya mutu dgn variabel keefektifan spm

1.2. Variable kepemimpinan transformasional dgn var budaya mutu

1.3. Variabel kepemimpinan transformasional dgn var komitmen organisasi

1.4. Variabel kepemimpinan transformasional dgn var pembedayaan pendidik

1.5. Variabel pemberdayaan pendidik dgn var keefektifan SPM

1.6. Variabel pemberdayaan pendidik dgn var komitmen organisasi

Temuan ini sejalan dgn teori2 dan temuan2 penelitian terdahuu spt : Ismail dan Yususf,

(2009) ; Shah, Nisar, dan Rehmen (2011); Ronit dkk (2003); Ozaralli (2003);

2. Implikasi praktis

2.1.

Page 16: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

16

H. PEMBAHASAN

Kuti ppoin-poin penting pembahasan.

Menurut penelaah:

1. Apakah poin-poin temuan penelitian didiskusikan dengan konsep, teori, road map

penelitian yang relevan pada kajian pustaka?

2. Bagaimana relevansi hasil diskusi dengan implikasi penelitian yang dirumuskan oleh

peneliti?

Page 17: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

17

I. KESIMPULAN DAN SARAN

Kutip kesimpulan dan saran.

Menurut penelaah:

1.Apakah kesimpulan sudah menjawab/selaras dengan fokus/tujuan?

2.Apakah saran yang disajikan telah mengacu ke kegunaan penelitian?

3.Apakah saran yang diajukan berbasis pada temuan/kesimpulan penelitian?

4.Apakah saran yang diajukan sudah operasional dan memungkinkan untuk dilaksanakan?

Apakah saran yang diajukan tidak sekedar saran normatif?

Page 18: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

18

J. DAFTAR RUJUKAN

1. Apakah benar, hanya menuliskan yang dirujuk? Atau, apakah yang dirujuk, semua

ada daftar rujukannya?

Jawaban : Tidak semua rujukan yang diangkat, terdapat dalam daftar rujukan misalnya

i. Wiekenberg, 2002

ii. Atantya. 2000

2. Bagaimana cara menuliskan daftar rujukan? Sudah benar dan konsisten?

Jawaban : Cara penulisan daftar rujukan sudah benar dan konsisten menurut kaidah

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas

Akhir dan Laporan Penelitian Edisi Kelima, 2010 Cetakan ketiga, 2012. Penerbit dan

Percetakan Universitas Negeri Malang.

3. Bagaimana dafta rujukannya? Apakah sudah memadai (relevansi, jumlah,

ragam/variasi, kemutakhiran).

Page 19: 219290962 shobirien-telaah-kritis-disertasi

19

K. BAHASA DAN TATA TULIS

1. Apakah menggunakan ragam bahasa tulis atau bahasa tutur?

2. Jika telah menggunakan ragam bahasa tulis, menurut penelaah, apakah tergolong

naskah yang lewah, bernas atau sarat?

3. Bagaimanakah kebakuan bahasanya? Cuplik bukti penggunaan bahasa yang tidak

baku.

4. Apakah tata tulis sesuai dengan PPKI UM?

5. Apakah PPKI UM telah diikuti s cara konsisten?

6. Apakah masih ada kesalahan ketik?

7. Bagaimana kodifikasinya (alfabetis, angka, bullet,) peletakan kodifikasi (konsisten

lurus tepi, atau berinden konsisten)?