2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuanganrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21083/3/Chapter...
Transcript of 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuanganrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21083/3/Chapter...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Keuangan
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah
laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai
sumber daya. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan
laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif
mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik
mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran
kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,
mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu
informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Kinerja
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat
dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena
menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan
perusahaan. Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Penyajian
informasi laba merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Para investor dan
manajer akan melihat kinerja perusahaan berdasarkan kinerja keuangan dan kinerja
operasional dari perusahaan.
Penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan atas
informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh
perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para manajer untuk
menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.
Kinerja perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan perusahaan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya, maka
kinerja perusahaan akan tercermin dari penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi dalam menilai
kinerja perusahaan, mensyaratkan laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu. Sehingga pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat, dengan demikian
pemegang saham dapat menjadikan laporan keuangan sebagai informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusannya sebagai pemegang saham perusahaan.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
(pemegang saham). Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu
munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi. Asimetri antara
manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan
kepada manajer untuk melakukan manajemen laba.
Manipulasi kinerja merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan
keuangan yang bertujuan untuk menyesatkan pemegang saham yang ingin
mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang
mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healey dan Wahlen, 1998;
Du Charme et al, 2000). Sikap oportunistik ini dinilai sebagai sikap curang (fraud)
manajemen yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat menghadapi
intertemporal choice (Beneish, 2001 dalam Hastuti, 2005).
Manipulasi yang dikenal dengan istilah earnings management ini dilakukan
melalui penurunan laba (income decreasing), perataan laba (income smoothing) dan
penaikan laba (income increasing). Manipulasi ini dilakukan dengan pertama
menggeser pendapatan masa depan (future earnings) menjadi pendapatan sekarang
(current earnings) atau sebaliknya. Kedua, menggeser biaya sekarang (current cost)
menjadi biaya masa depan (future cost) atau sebaliknya. Sehingga laba pada periode
bersangkutan akan dilaporkan lebih tinggi atau lebih rendah (Espenlaub, 1999 dalam
Hastuti, 2005).
Berdasarkan alasan tersebut, diharapkan bahwa good corporate governance
dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba yang baik diharapkan juga
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
2.1.2. Manajemen Laba
Menurut Scott (1997) manajemen laba didefinisikan sebagai berikut �Given
that managers can choose accounting policies from a set (for example, GAAP), it is
natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility
and/or the market value of the firm�. Dari definisi tersebut manajemen laba
merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang
ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar
perusahaan. Scott (1997) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi
dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang,
dan political costs (Opportunistic Earnings Management). Kedua, dengan
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings
Management), di mana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk
melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang
tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan
demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui
manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan
pertumbuhan laba sepanjang waktu.
Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan agency theory. Agency
theory berasumsi bahwa setiap individu semata-mata termotivasi oleh
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal
dan agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk
memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.
Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,
maupun kontrak kompensasi. Masalah keagenan muncul karena adanya perikalu
oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan
kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Untuk
mendapatkan bonus dari principal, manajer termotivasi untuk memilih dan
menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik.
Jansen dan Meckling (1976), Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan
bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan
dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan
laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya,
principal dapat menilai, mengukur, dan mengawasi sampai sejauhmana agen tersebut
bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta memberikan kompensasi kepada
agen.
Laporan keuangan yang digunakan oleh principal untuk memberikan
kompensasi kepada agen dengan harapan dapat mengurangi konflik keagenan dapat
dimanfaatkan oleh agen untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Akuntansi
akrual yang dicatat dengan basis akrual (accrual basis) merupakan subjek managerial
discretion, karena fleksibilitas yang diberikan oleh GAAP memberikan dorongan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan agar dapat menghasilkan
laporan laba seperti yang diinginkan, meskipun menciptakan distorsi dalam pelaporan
laba (Watts dan Zimmerman, 1986).
Pandangan teori keagenan di mana terdapat pemisahan antara agen dan
principal yang mengakibatkan munculnya potensi konflik dapat mempengaruhi
kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan
tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan
bukan demi untuk kepentingan principal. Dalam kondisi seperti ini diperlukan suatu
mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara
kedua belah pihak. Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam
kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki informasi laba.
2.1.2.1. Faktor-faktor pendorong manajemen laba
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory
(PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar
pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan oleh Watts and Zimmerman
(1986) dalam Halim (2005) adalah:
a. The bonus plan hypothesis
Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer
perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari
masa depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan
manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini. Dalam
kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat laba terendah untuk
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). Jika laba berada di bawah
bogey, tidak ada bonus yang diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas
cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di bawah
bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus
lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi
hanya jika laba bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha
menaikkan laba bersih perusahaan.
b. The debt to equity hypothesis (debt covenant hypothesis)
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer
perusahaan cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan
pendapatan atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan
mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan
perusahaan terancam melanggar perjanjian utang.
c. The political cost hypothesis (size hypothesis)
Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih
memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode
sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang
dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi
dapat menarik perhatian media dan konsumen.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Scott (2000) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba:
a. Bonus purpose
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak
secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba
saat ini (Healy, 1985).
b. Political motivations
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada
perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena
adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang
lebih ketat.
c. Taxation motivations
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling
nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak
pendapatan.
d. Penggantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan
untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan
memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
e. Initital public offering (IPO)
Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan
menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba
dalam prospectus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
f. Pentingnya memberi informasi kepada investor
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor
sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan
tersebut dalam kinerja yang baik.
2.1.2.2. Teknik manajemen laba
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na�im (2000) dapat
dilakukan dengan tiga teknik:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap
estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun
waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya
garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi,
contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun
ke metode depresiasi garis lurus.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat/
menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode
akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat
penjualan aktiva tetap yang sudah tak terpakai.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3. Pola manajemen laba
Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan cara:
a. Taking a bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat
meningkatkan laba di masa datang.
b. Income minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi
sehingga jika laba periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya.
c. Income maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih
besar.
d. Income smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga
dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor
lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.1.3. Corporate Governance
Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara
kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan istilah
conflict agency. Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal
dengan manajer adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
yang ditanam tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang
menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return. Corporate governance
diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer.
Beberapa konsep tentang corporate governance antara lain dikemukakan oleh
Shleifer and Vishny (1997) yang menyatakan corporate governance berkaitan dengan
cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh
return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Iskandar dkk (1999)
menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan
peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan
memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return. Selain itu corporate governance
merupakan alat untuk menjamin direksi dan manajer (atau insider) agar bertindak
yang terbaik untuk kepentingan investor luar (kreditur atau shareholder) (Prowson,
1998).
2.1.3.1. Prinsip dasar good corporate governance
Menurut Daniri (2006) terdapat lima prinsip dasar pengelolaan perusahaan
yang baik. Kelima prinsip tersebut adalah:
a. Transparancy dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material
dan relevan mengenai perusahaan. Transparansi meliputi (1) penyediaan
informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. (2) mempublikasikan informasi
keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
pada kinerja perusahaan (3) investor harus dapat mengakses informasi penting
perusahaan secara mudah pada saat yang diperlukan.
b. Akuntabilitas (accountability) adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif. Akuntabilitas meliputi pengertian bahwa
(1) Anggota dewan komisaris harus bertindak mewakili kepentingan
perusahaan dan para pemegang saham (2) memiliki komisaris yang bersifat
independen terlepas dari manajemen (3) praktek audit internal yang efektif.
c. Pertanggungjawaban (responsibility) perusahaan adalah kesesuaian
(kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Pertanggungjawaban
meliputi (1) menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. (2) lewat prinsip responsibiliti
diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi kesenjangan
pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum
mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar.
d. Kemandirian (independency) adalah suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Independensi meliputi
proses pengambilan keputusan seharusnya berpihak pada kepentingan
perusahaan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
e. Kesetaraan dan kewajaran (fairness) didefinisikan sebagai perlakuan yang adil
dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness meliputi:
(a) kejelasan bagi seluruh hak pemegang saham (b) perlakuan yang sama bagi
para pemegang saham (c) aset perusahaan dikelola secara baik dan prudent
(hati-hati).
2.1.3.2. Mekanisme good corporate governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) merumuskan
tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua
pihak yang berkepentingan (stakeholders). Corporate governance yang mengandung
lima unsur penting yaitu transparancy, accountability, responsibility, independency,
fairness, diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan.
Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan
dinilai dengan baik oleh investor.
Mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap penurunan
discretionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba dan berhubungan positif
dengan CFROA. Hasil ini diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa CFROA
merupakan fungsi positif dari indikator mekanisme corporate governance.
Mekanisme corporate governance dapat mengurangi dorongan manajer melakukan
earning management, sehingga CFROA yang dilaporkan merefleksikan keadaan yang
sebenarnya.
a. Kepemilikan institusional, manajemen laba dan kinerja keuangan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini
memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan
investor individual. Menurut Lee et al., (1992) dalam Fidyati (2004) menyebutkan
dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama
didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik sementara
(transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings).
Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional.
Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh investor, maka investor dapat
melikuidasi sahamnya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa investor institusional
biasanya memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi
sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari
tindakan likuidasi dari investor, manajer akan melakukan earnings management.
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang
berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus pada
laba masa datang (future earnings) yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Seperti
yang dikutip Fidyati (2004), Shiller dan Pound (1989) menjelaskan bahwa investor
institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi
dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi
investor lain. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan
tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Midiastuty dan Machfoedz (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
nilai perusahaan (Tobin�s Q) dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, institusional
dan ukuran dewan direksi.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses minitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Boediono,
2005). Mc Conell dan Servaes (1990), Nesbitt (1994), Smith (1996), Del Guercio dan
Hawkins (1999), dan Hartzel dan Starks (2003) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007)
menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak investor institusional dapat membatasi
perilaku para manajer. Cornet et al, (2006) menyimpulkan bahwa tindakan
pengawasan perusahaan oleh investor institusional dapat mendorong manajer untuk
lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan
mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.
b. Kepemilikan manajerial, manajemen laba dan kinerja keuangan
Dalam teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi
manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen
laba yang berbeda, seperti manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan
manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi
manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan
pada perusahaan yang dikelola. Boediono (2005) berpendapat bahwa persentase
tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung mempengaruhi
tindakan manajemen laba. Ada hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan
discretionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba dan hubungan positif
antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi dalam laba (Warfield et
al, (1995). Hasil yang sama juga diperoleh Jensen dan Meckling, (1976), Dhaliwal et
al, (1982), Morck et al, (1988) dan Midiastuty dan Machfoedz, (2003).
Kualitas laba yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham
manajerial. Tekanan dari pasar modal menyebabkan perusahaan dengan kepemilikan
manajerial yang rendah akan memilih metode akuntansi yang meningkatkan laba
yang dilaporkan, yang sebenarnya tidak mencerminkan keadaan ekonomi dari
perusahaan yang bersangkutan (Boediono, 2005).
Siallagan dan Machfoedz (2006) yang juga meneliti pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap kualitas laba yang diukur dengan discretionary accrual dan nilai
perusahaan yang diukur dengan Tobin�s Q, menyimpulkan dari hasil pengujiannya
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba,
sedangkan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan adalah negatif.
Untuk meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial (Jasen dan Meckling, 1976). Watts et al, (1986) menyatakan
bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan
pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri.
Penelitian Warfield et al, (1995) yang menguji hubungan kepemilikan
manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba menemukan
bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan secara negatif dengan
discretionary accrual. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa kualitas laba
meningkat ketika kepemilikan manajerial tinggi. Gabrielsen et al, (2002) menguji
hubungan antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba serta
discretionary accrual. Dengan menggunakan data pasar modal Denmark ditemukan
adanya hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan manajerial
dan discretionary accrual dan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan
kandungan informasi laba. Income smoothing secara signifikan lebih sering dilakukan
oleh perusahaan yang dikendalikan oleh manajer dibandingkan dengan perusahaan
yang dikendalikan oleh pemiliknya (Smith, 1976) dalam Siallagan (2006).
c. Komisaris independen, manajemen laba, kinerja keuangan
Salah satu permasalahan dalam penerapan corporate governance adalah
adanya CEO yang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan dewan
komisaris. Padahal fungsi dari dewan komisaris ini adalah untuk mengawasi kinerja
dari dewan direksi yang dipimpin oleh CEO tersebut. Efektivitas dewan komisaris
dalam menyeimbangkan kekuatan CEO tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat
independensi dari dewan komisaris tersebut (Lorsch, 1989; Mizruchi, 1983; Zahra &
Pearce, 1989 dalam Wardhani, 2006).
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengenai dampak dari independensi dewan komisaris terhadap
kinerja perusahaan ternyata masih beragam. Ada penelitian yang menyatakan bahwa
tingginya proporsi dewan luar berhubungan positif dengan kinerja perusahaan
(Yermack, 1996; Daily & Dalton, 1993; Strearns & Mizruchi, 1993), bukan
merupakan faktor dari kinerja perusahaan (Kesner & Johnson, 1990), dan
berhubungan negatif dengan kinerja (Baysinger, Kosnik & Turk, 1991; Goodstein &
Boeker, 1991 dalam Wardhani, 2006).
Konteks independensi ini menjadi semakin kompleks dalam perusahaan yang
sedang mengalami kesulitan keuangan. Pfeffer & Salancik (1978) menyatakan bahwa
dengan semakin meningkatnya tekanan dari lingkungan perusahaan maka kebutuhan
akan dukungan dari luar juga semakin meningkat. Selain itu, Daily & Dalton (1994)
menyatakan bahwa apabila ada resistensi dari CEO untuk menerapkan strategi yang
agresif untuk mengatasi kinerja perusahaan yang terus menurun, maka adanya direksi
dari luar akan mendorong pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan. Hal
ini disebabkan oleh kecenderungan bahwa semakin tinggi representasi dewan dalam
(insider board) maka keterlibatan direksi dalam pengambilan keputusan yang
strategis akan semakin rendah (Judge & Zeithaml, 1992 dalam Wardhani, 2006).
Hasil penelitian Xie dkk, (2003) menyatakan bahwa persentase dewan
komisaris dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap discretionary accrual. Penelitian Beasley (1996) menyimpulkan
bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat untuk mengurangi
kecurangan pelaporan keuangan daripada kehadiran komite audit. Penelitian ini juga
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa ukuran dewan dan karakteristik komisaris yang berasal dari luar
perusahaan berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan pelaporan
keuangan (Rachmawati, 2007).
Brown dan Caylor (2004) dalam Rachmawati (2007) meneliti mengenai
pengaruh corporate governance terhadap kinerja operasional (return on equity, profit
margin, and sales growth), penilaian (Tobin�s Q) dan shareholder payout (dividend
yield dan share repurchases). Corporate governance diukur dengan menggunakan
Gov-Score, yang berdasar pada data yang disediakan Institutional Shareholder
Services. Gov-Score merupakan campuran dari 51 faktor yang mencakup 8 kategori
corporate governance antara lain audit dan board of directors. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang lebih baik relatif lebih
profitable, memiliki Tobin�s Q yang lebih dan pembayaran kepada pemegang saham
yang lebih baik. Brown dan Caylor (2004) dalam Rahmawati (2007) juga
menemukan bahwa perusahaan dengan independent boards mempunyai return on
equity, profit margin dan dividend yield yang lebih tinggi.
d. Ukuran Dewan Komisaris
Selain kepemilikan manajerial, peranan dewan komisaris juga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui
fungsi monitoring atas pelaporan keuangan.
Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan mendapatkan
hasil yang beragam. Yermack, (1996), Eisenberg et al, (1998) dan Jensen, (1993),
menyatakan bahwa makin banyak personil yang menjadi dewan komisaris dapat
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dapat
dijelaskan dengan adanya masalah keagenan (agency problems), yaitu dengan makin
banyaknya aggota dewan komisaris maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam
menjalankan perannya, kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari
masing-masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan
mengendalikan tindakan dari manajemen, serta kesulitan dalam pengambilan
keputusan yang berguna bagi perusahaan.
Sehubungan dengan manajemen laba, ukuran dewan komisaris dapat memberi
efek yang sebaliknya dengan efek terhadap kinerja. Hal ini dapat dimengerti sesuai
dengan pernyataan Scott (2000) bahwa melakukan manajemen laba dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara, salah satunya menurunkan laba (income
decreasing earnings management). Karena itu hubungan antara ukuran dewan
komisaris dan manajemen laba seharusnya positif, makin banyak anggota dewan
komisaris maka banyak manajemen laba yang terjadi. Berbeda dengan Yu (2006)
yang menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap manajemen laba yang diukur dengan menggunakan model
Modified Jones untuk memperoleh nilai akrual kelolaannya. Hal ini berarti bahwa
makin sedikit dewan komisaris maka tindakan manajemen laba makin banyak karena
sedikitnya dewan komisaris memungkinkan bagi organisasi tersebut untuk
didominasi oleh pihak manajemen dalam menjalankan perannya. Xie et al, (2003)
juga menyatakan makin banyak dewan komisaris maka pembatasan atas tindak
manajemen laba dapat dilakukan lebih efektif.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan terhadap indikasi manajemen
laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hal tersebut berarti makin besar ukuran
dewan komisaris maka makin banyak manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
e. Komite Audit
Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite yang dibentuk
oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit
merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite
audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris
dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan
Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari
sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini
yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal
dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat
sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris
independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen.
Seperti diatur dalam Kep-29/PM/2004 yang merupakan peraturan yang
mewajibkan perusahaan membentuk komite audit, tugas komite audit antara lain:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.
4. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan
pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris atas pengaduan
yang berkaitan dengan emiten.
6. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.
Penelitian mengenai komite audit diantaranya penelitian oleh Davidson, Xie,
dan Xu (2004) yang menganalisis reaksi pasar terhadap pengumuman penunjukan
anggota komite audit secara sukarela. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukkan pasar bereaksi positif terhadap pengumuman penunjukan anggota
komite audit terutama yang ahli di bidang keuangan.
Xie, Davidson, dan Dadalt (2003) menguji efektivitas komite audit dalam
mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini berupa kesimpulan bahwa komite audit yang berasal dari
luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba
yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pengaruh terhadap akrual kelolaan
ditunjukkan oleh makin seringnya komite audit bertemu dan pengaruh tersebut
ditunjukkan dengan koefisien negatif yang signifikan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Carcello et al, (2006) menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit
di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keahlian komite audit independen di bidang keuangan terbukti efektif mengurangi
manajemen laba.
Penelitian Veronica dan Utama (2005) menguji pengaruh keberadaan komite
audit dalam perusahaan terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut melaporkan
bahwa variabel keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
perusahaan. Artinya keberadaan komite audit tidak mampu mengurangi manajemen
laba yang terjadi di perusahaan. Penelitian oleh Veronica dan Bachtiar (2004)
menemukan bahwa komite audit memiliki hubungan yang signifikan dengan akrual
kelolaan perusahaan manufaktur di Indonesia khususnya untuk periode 2001- 2002,
artinya kehadiran komite audit secara efektif menghalangi peningkatan manajemen
laba di perusahaan tersebut. Veronica dan Bachtiar (2004) juga meneliti pengaruh
interaksi dari persentase komite audit dengan akrual diskresioner, dan hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan adanya koefisien positif yang signifikan dalam
hubungan antara reaksi pasar dan interaksi antara komite audit dan akrual
diskresioner. Hal ini membuktikan bahwa pasar menilai positif akrual kelolaan
perusahaan yang memiliki komite audit yang diindikasikan dengan tingginya return
perusahaan.
Wedari (2004) menguji pengaruh interaksi antara dewan komisaris dan komite
audit terhadap praktik manajemen laba. Dengan menggunakan sampel perusahaan
non finansial yang listing di BEJ untuk tahun 1994 hingga 2002, Wedari (2004)
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan interaksi dewan komisaris dengan komite audit justru berpengaruh
positif terhadap manajemen laba. Hasil tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian lain yang serupa, artinya dengan adanya dewan komisaris dan komite audit
belum berhasil mengurangi manajemen laba karena keberadaan mereka manajer
dapat melakukan manajemen laba dengan lebih leluasa. Setiawan (2006)
menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan secara positif terhadap
kualitas laba (earnings response coefficient), artinya dengan adanya komite audit
maka perusahaan dapat meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan.
Wilopo (2004) menganalisis hubungan dewan komisaris independen, komite
audit, kinerja perusahaan dan akrual diskresioner. Dari penelitian tersebut dilaporkan
bahwa kehadiran komite audit dan dewan komisaris independen mampu
mempengaruhi secara negatif praktik manajemen laba di perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa mekanisme corporate governance diatas penting untuk menjamin
terlaksananya praktik perusahaan yang adil (fair) dan transparan.
Komite audit yang dibentuk dalam perusahaan sebagai sebuah komite khusus
diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebelumnya dilakukan
oleh dewan komisaris (Vafeas, 2000).
f. Manajemen laba dan kinerja keuangan
Manajemen laba dilakukan oleh manager pada faktor-faktor fundamental
perusahaan, yaitu dengan intervensí pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan
akuntansi akrual. Padahal kinerja fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh
pemodal untuk menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi
kinerja saham (Wibisono, 2004).
Penelitian Bryshaw dan Edin, (1989) menemukan bukti bahwa alasan
manajemen melakukan manajemen laba adalah: (1) skema kompensasi manajemen
yang dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi
yang dilaporkan dan (2) fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan
intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan pengambilalihan secara
paksa. Cornett et al, (2006) menemukan adanya pengaruh mekanisme corporate
governance terhadap penurunan diskresionary accruals sebagai ukuran dari
manajemen laba dan berhubungan positif dengan CFROA. Hasil ini diinterpretasikan
sebagai indikasi bahwa CFROA merupakan fungsi positif dari indikator mekanisme
corporate governance. Mekanisme corporate governance dapat mengurangi
dorongan manager melakukan earnings management, sehingga CFROA yang
dilaporkan merefleksikan keadaan yang sebenarnya (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas masalah manajemen laba dan
kinerja perusahaan antara lain:
a. Siallagan dan Machfoedz (2006)
Siallagan dan Machfoedz (2006) melakukan penelitian dengan judul
�Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan�.
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
dengan tahun amatan 2000-2004. Variabel yang digunakan adalah: Kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit, hutang, ukuran perusahaan,
manajemen laba dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Mekanisme CG mempengaruhi kualitas laba. Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap kalitas laba; dewan komisaris berpengaruh negatif
terhadap kualitas laba; komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
b. Nasution dan Setiawan (2007), melakukan penelitian tentang �Pengaruh Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba�. Penelitian dilakukan atas perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEJ periode 2000-2004. Variabel yang digunakan adalah:
komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, ukuran
perusahaan, manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan komposisi dewan
komisaris independen dan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara terhadap
manajemen laba, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
c. Ujiyantho dan Pramuka (2007), melakukan penelitian dengan judul �Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan�. Penelitian dilakukan
terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, dengan tahun pengamatan
2002-2004. Variabel yang digunakan adalah kepemilikan institusional, kepelikan
manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, manajemen
laba, dan kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba,
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, proporsi dewan
komisaris independen berpengaruh positif terhadap manajeman laba dan manajemen
laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
d. Hastuti (2005), melakukan penelitian dengan judul �Hubungan Antara Good Corporate
Governance, dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan�. Penelitian dilakukan
terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ tergolong dalam daftar LQ-45, dengan tahun
pengamatan 2001-2002. Variabel yang digunakan adalah proporsi kepemilikan,
disclosure, discretionary accruals dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja
keuangan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan
kinerja keuangan, terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja
perusahaan.
e. Boediono (2005), melakukan penelitian dengan judul �Kualitas Laba: Studi Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba�. Penelitian
dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, dengan tahun
pengamatan 1996-2002. Variabel yang digunakan adalah: kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris, manajemen laba dan kualitas laba.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh mekanisme CG dalam hal
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris
secara bersama sama terhadap manajemen laba, berpengaruh lemah, pengaruh
mekanisme CG dan manajemen laba berpengaruh kuat terhadap kualitas laba.
Dari peneliti terdahulu tersebut di atas terlihat bahwa dari hasil beberapa
peneliti menunjukkan adanya pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap
manajemen laba dan kinerja perusahaan.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Tinjauan atas Peneliti Terdahulu
Nama Peneliti/ Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Siallagan, Machfoedz 2006 Nasution, Setiawan 2007 Ujiyantho Pramuka 2007 Hastuti 2005 Boediono 2005
Mekanisme CG, kualitas laba dan nilai perusahaan Pengaruh CG terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia Mekanisme CG, manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Hubungan antara GCG dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan Kualitas laba: Studi Pengaruh Mekanisme CG dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur
a. Kepemilikan manajerial b. Proporsi dewan komisaris c. Komite Audit d. Hutang e. Ukuran perusahaan f. Manajemen laba g. Nilai perusahaan
f. Komposisi dewan komisaris
independen a. Ukuran dewam komisaris b. Komite audit c. Ukuran perusahaan d. Manajemen laba
a. Kepemilikan Institusional b. Kepelikan Manajerial c. Proporsi Dewan Komisaris
Independen d. Ukuran Dewan Komisaris e. Manajemen Laba f. Kinerja keuangan a. Kinerja Perusahaan b. Proporsi kepemilikan c. Disclosure d. Discretinary accruals
a. Kepemilikan Institusinal b. Kepemilkan Manajerial c. Komposisi Dewan
Komisaris d. Manajemen Laba e. Kualitas laba
Mekanisme CG mempengaruhi kualitas laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kalitas laba; dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kualitas laba; komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Mekanisme CG melalui adanya komisaris independen, dan komite audit mampu mengurangi tindakan manajemen laba. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (cash flow return on asset). Terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja keuangan. Terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan. Pengaruh mekanisme CG dalam hal kepemilikan institusional, manejerial dan komposisi dewan komisaris secara bersama sama terhadap manajemen laba, berpengaruh lemah. Pengaruh mekanisme CG dan manajemen laba berpengaruh kuat.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Universitas Sumatera Utara