2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

12
5 BAB II KMIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Generik. Kemampuan generik merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut tidak tergantung pada domain atau disiplin ilmu tetapi mengacu kepada "strategi kognitif" (Gibb,2002). Keterampilan atau kemampuan generik dikenal pula dengan sebutan kemampuan kunci, kemampuan inti (core skill/core ability), kemampuan essensial dan kemampuan dasar. Kemampuan generik ada yang spesifik berhubungan dengan pekerjaan dan ada yang relevan dengan aspek sosial. Kemampuan generik merupakan kemampuan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi dan untuk memperolehnya dibutuhkan waktu upaya yang terus-menerus dan waktu yang relatif lama (Rahman dkk, 2010). Kemampuan generik dibangun oleh beberapa keterampilan. Jenis utama dari keterampilan generik adalah keterampilan berpikir, strategi kognitif dan keterampilan metakognitif. Keterampilan berpikir seperti teknik memecahkan masalah, strategi belajar seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat sesuatu, dan keterampilan metakognitif seperti memonitor atau merevisi teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik (Moerwani dkk, 2001). Sedikitnya ada tiga bagian utama keterampilan generik. Komponen yang paling lazim adalah prosedur, prinsip, dan memorasi atau mengingat. Prosedur yaitu seperangkat langkah yang digunakan untuk melakukan keterampilan. Prinsip yaitu berkenaan dengan kemampuan memahami dan menerapkan konsep-konsep

Transcript of 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

Page 1: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

5

BAB II

KMIAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Generik.

Kemampuan generik merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan

atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan

tersebut tidak tergantung pada domain atau disiplin ilmu tetapi mengacu kepada

"strategi kognitif" (Gibb,2002).

Keterampilan atau kemampuan generik dikenal pula dengan sebutan

kemampuan kunci, kemampuan inti (core skill/core ability), kemampuan essensial

dan kemampuan dasar. Kemampuan generik ada yang spesifik berhubungan

dengan pekerjaan dan ada yang relevan dengan aspek sosial. Kemampuan generik

merupakan kemampuan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi dan

untuk memperolehnya dibutuhkan waktu upaya yang terus-menerus dan waktu

yang relatif lama (Rahman dkk, 2010).

Kemampuan generik dibangun oleh beberapa keterampilan. Jenis utama

dari keterampilan generik adalah keterampilan berpikir, strategi kognitif dan

keterampilan metakognitif. Keterampilan berpikir seperti teknik memecahkan

masalah, strategi belajar seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat

sesuatu, dan keterampilan metakognitif seperti memonitor atau merevisi teknik

memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik (Moerwani dkk, 2001).

Sedikitnya ada tiga bagian utama keterampilan generik. Komponen yang

paling lazim adalah prosedur, prinsip, dan memorasi atau mengingat. Prosedur

yaitu seperangkat langkah yang digunakan untuk melakukan keterampilan. Prinsip

yaitu berkenaan dengan kemampuan memahami dan menerapkan konsep-konsep

Page 2: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

6

tertentu untuk menuntun kapan dan bagaimana suatu langkah atau prosedur

(pendekatan) dilakukan. Memorasi yaitu mengingat urutan langkah-langkah

(Rahman dkk, 2010).

Menurut Careers Advisory Board The University of Western Australia

dalam Gibb (2002) menyatakan perkuliahan-perkuliahan pada umumnya tidak

mengembangkan kemampuan-kemampuan generik secara maksimal. Kurikulum

di perguruan tinggi haruslah didesain untuk memberikan kesempatan mahasiswa

untuk meluaskan dan mengembangkan keterampilan generik mereka.

Keterampilan generik yang dimaksud meliputi kemampuan: komunikasi oral,

komunikasi melalui tulisan, belajar keterampilan dan prosedur baru, bekerja

dalam kelompok, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengadaptasikan

pengetahuan pada situasi baru, bekerja dengan pengawasan minimum, memahami

implikasi-implikasi etika dan sosial/budaya keputusan, pertanyaan yang menerima

kebijakan, membuka ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan baru, berpikir dan

beralasan logis, berpikir kreatif, analisis, dan membuat keputusan yang matang

dan bertanggung jawab secara moral, sosial dan praktis (Rahman dkk, 2008).

Brotosiswoyo (2001) menguraikan deskripsi beberapa kemampuan generik

dalam pembelajaran sains sebagai berikut :

a. Pengamatan langsung

Sains merupakan ilmu tentang gejala alam dan perilaku alam sepanjang

dapat diamati oleh manusia. Pengamatan (observation) merupakan bagian yang

amat penting dalam pengajaran sains. Keterampilan dalam mengamati dapat

meliputi mengenal nama dari objek yang diamati, mengenal sifat, warna, bentuk,

ukuran, bau, rasa, tekstur, termasuk membandingkan secara kualitatif/kuantitatif

Page 3: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

7

objek atau sifat, mengenal dan menggambarkan hasil suatu interaksi,

menggunakan instrumen sederhana sebagai alat bantu indera, mengenal dan

menggambar sifat yang tampak dari fenomena atau peristiwa.

b. Pengamatan tak langsung

Pengamatan tak langsung merupakan pengamatan yang dilakukan secara

tidak langsung misalnya pengamatan terhadap objek-objek yang tak dapat dilihat

dengan karat mata, tidak dapat didengar, tidak dapat disentuh atau segala sesuatu

yang tidak dapat dirasakan indera kita. Keterbatasan indera pengamatan

menyebabkan gejala atau fenomena alam tidak dapat diamati secara langsung,

sehingga diperlukan suatu peralatan atau sifat dan gejala yang menunjukkan

perilaku fenomena tersebut. Peralatan tersebut diantaranya seperti mikroskop,

termometer, penakar hujan, stop watch, kompas diperlukan sebagai alat bantu

panca indera.

c. Kesadaran akan skala besaran (Sense of scale)

Sains banyak melibatkan objek yang terentang dalam skala ruang ukuran

dari yang sangat besar (jagat raya), sampai yang sangat kecil (elektron)., baik

menyangkut jarak maupun dalam hal jumlah benda. Sel hidup misalnya berukuran

sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Molekul jauh lebih kecil

sehingga dengan mikroskop elektron kita dapat melihatnya. Skala untuk ukuran

benda yang dilihat dengan mikroskop dinyatakan dengan perbesaran.

d. Bahasa simbolik

Tidak seluruh gejala-gejala alam dapat diungkapkan dengan bahasa sehari-

hari khususnya yang diungkapkan secara kuantitatif. Sifat kuantitatif dari gejala

itu memerlukan pengungkapan secara simbolik. Dengan mengungkapkan dalam

Page 4: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

8

bahasa simbolik, persoalan dapat menjadi lebih singkat, persis, dan mudah

dimengerti. Kemampuan generik bahasa simbolik meliputi kemampuan

memahami rumus, memahami informasi dari grafik, tabel, atau gambar,

memahami simbol, menyatakan suatu besaran secara kuantitatif dan sebagai alat

untuk mengungkapkan hukum-hukum alam.

e. Inferensi logika (Konsistensi logika)

Inferensi dalam proses sains diartikan sebagai kegiatan

menyimpulkan/menduga menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari

apa yang diobservasi atau dari data yang diberikan. Oleh karena itu, inferensi

logika adalah kemampuan generik sains agar dapat mengambi I kesimpulan baru

sebagai akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan

percobaan baru. Sebagai contoh ketika merumuskan peristiwa erosi dan

pelapukan batuan, faktor-faktor yang mempengaruhi efek rumah kaca, peta langit

atau pengamatan langit malam.

f. Kerangka Logika Taat Azas (Logical Self Consistency)

Dalam sains aturan-aturan alam yang diungkapkan memiliki sifat taat azas

secara logika (logically self consistency). Kemampuan generik dalam kerangka

logika ini merupakan kemampuan untuk berpikir secara sistematis yang

didasarkan pada keteraturan fenomena.

g. Hubungan sebab akibat

Sains bukan hanya kumpulan ilustrasi gejala alam yang terpisah, tetapi

diyakini bahwa gejala-gejala alam saling berkaitan dalam suatu pola sebab akibat.

Kemampuan generik sains hubungan sebab akibat ini muncul sebagai akibat

adanya keyakinan bahwa gejala-gejala alam saling berkaitan dalam suatu pola

Page 5: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

9

sebab akibat yang dapat dipahami dengan penalaran. Misalnya terjadinya

kecacatan Sindrom Down yang diakibatkan karena kelebihan jumlah kromosom

autosom 21.

h. Pemodelan

Pemodelan adalah upaya penyederhanaan tentang sesuatu yang diharapkan

dapat membantu memahaminya secara lebih baik. Kemampuan generik ini

meliputi kemampuan membuat grafik atau kemampuan mengubah grafik ke dalam

bentuk kata-kata, kemampuan membuat tabel dan menyusun data kedalam tabel

atau menguraikan data dari tabel ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan

membuat gambar atau diagram alir tentang suatu prosedur misalnya prosedur

praktikum.

i. Mengembangkan Konsep

Tidak semua gejala alam dapat dipahami dan dijelaskan dengan

menggunakan bahasa sehari-hari. Untuk itu perlu dibangun suatu pengertian yang

disebut konsep. Misalnya konsep cuaca, atmosfer, energi, batuan, gaya, medan

dan sebagainya. Dewasa ini istilah-istilah tersebut telah memasyarakat. Oleh

karena itu perlu adanya kemampuan membedakan maksud istilah tersebut dalam

teori dengan pengertian sehari-hari.

Menurut Widodo (2009) menyatakan bahwa banyak diantara gejala alam

tidak dapat dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari sehingga sulit

untuk menggambarkan kondisi nyata gejala tersebut. Untuk itu perlu suatu pola

untuk menganalogikan gejala-gejala yang abstrak tersebut. Maka selain sembilan

indikator kemampuan generik di atas ditambahkan satu kemampuan generik yaitu

Page 6: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

10

abstraksi. Untuk mendukung tercapainya kemampuan-kemampuan generik perlu

ditentukan beberapa indikator yang dijabarkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kemampuan Generik menurut Brotosiswoyo dalam Widodo

(2009)

NoKemampuan

GenerikIndikator

1 Pengamatan langsung

2 Pengamatan tidak langsung

3 Kesadaran akan skala besaran(Sense of scale)

4 Bahasa simbolik

5 Inferensi logika (Konsistensilogika)

6 Kerangka logika taat azas(Logical self consistency)

a. Menggunakan sebanyak mungkinindera dalam mengamatipercobaan/fenomena alam

b. Mengumpulkan fakta-fakta hasilpercobaan atau fenomena alam

c. Mencari perbedaan dan persamaan

a. Menggunakan alata ukur sebagai alatbantu indera dalam mengamatipercobaan/gejala alam

b. Mengumpulkan fakta-fakta hasilpercobaan fisika atau fenomena alam

c. Mencari perbedaan dan persamaan

Menyadari obyek-obyek alam dankepekaan yang tinggi terhadap skalanumerik sebagaibesaran/ukuran skala mikroskopisataupunmakroskop is

a. Memahami simbol, lambang, danisti lah

b. Memahami makna kuantitatif satuandan besaran dari persamaan

c. Menggunakan aturan matematis untukmemecahkan masalah/fenomena gejalaalam

d. Membaca suatu grafik/diagram, tabel,serta tanda matematis

Mencari hubungan logis antara dua aturan

a. Memahami aturan-aturanb. Berargumentasi berdasarkan aturanc. Menjelaskan masalah berdasarkan

aturand. Nlenarik kesimpulan dari suatu gejala

berdasarkan aturan/hukum-hukum

Page 7: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

11

terdahulu

7 Hubungan sebab akibat

Pemodelan

a. Menyatakan hubungan antar duavariabel atau lebih dalam suatu gejalaalam tertentu

b. Memperkirakan penyebab gejala alam

a. Mengungkapkan fenomena/masalahdalam bentuk diagram alir, grafik dantabel

b. Mengungkap fenomena dalam bentukrumusan

c. Mengajukan alternatif penyelesaianmasalah

9 Mengembangkan konsep Menambah konsep baru

10 Abstraksi a. Menggambarkan atau menganalogikan(Sudarmin,2007) konsep atau peristiwa yang abstrak ke

dalam bentuk kehidupan nyata sehari-hari

b. Membuat visual animasi-animasi dariperistiwa mikroskopik yang bersifatabstrak

2.2. Pentingnya Kemampuan Generik Pada Mata Kuliah Genetika dan

Evolusi

Genetika dan Evolusi merupakan salah satu mata kuliah keahlian berkarya

pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau dengan jumlah

'credit 4 SKS (3 SKS teori dan I SKS praktikum). Mata kuliah Genetika dan

Evolusi mempelajari tentang pembelahan meiosis, Hukum Mendel I dan II, alel

ganda dan gen ganda, determinasi seks dan gen terpaut seks, pautan dan pindah

silang, struktur kimiawi materi genetik, mutasi, evolusi, teori dan bukti evolusi,

penyebab evolusi, dan hukum Hardy-Weinberg. Secara umum pada mata kuliah

Genetika dan Evolusi dipelajari proses mulai dari peristiwa pembentukan garnet

hingga proses bagaimana suatu sifat atau kelainan dapat diturunkan dari induk

Page 8: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

12

kepada keturunan, hingga bagaimana kelainan-kelainan yang diwariskan dan

pengaruh lingkungan akan menyebabkan evolusi dalam suatu populasi. Materi

Genetika dan Evolusi memiliki banyak istilah dan konsep-konsep yang harus

dipahami secara mendalam agar memudahkan mengingat dan menghubungkannya

dengan konsep lain apabila diperlukan. Kebiasaan mahasiswa yang cenderung

menguasai materi dengan cara menghafal akan melupakan makna dari suatu

konsep sehingga mahasiswa mudah lupa ketika ditanya mengenai materi yang

telah lalu. Pada semester ini materi Genetika dan Evolusi dirancang untuk

memaksimalkan kemampuan generik mahasiswa yang meliputi keterampilan

berfikir, strategi belajar dan keterampilan metakognitif. Sehingga membekali

mahasiswa untuk mengasah kemampuan berfikir tingkat tinggi, kreativitas dan

strategi belajar yang efektif. Kemampuan generik tersebut antara lain inferensi

logika, materi yang disampaikan pada mata kuliah Genetika dan Evolusi

merupakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, dengan adanya

keterkaitan ini maka diharapkan mahasiswa dapat menarik informasi penting yang

dipelajari menghubungkannya dengan kejadian yang dapat di amati dalam

lingkungan sehari-hari. Indikator yang kedua yaitu pemodelan, pada materi

genetika dan evolusi banyak digunakan konsep-konsep biologi yang memiliki

persamaan dan perbedaan. Untuk mempermudah memahami konsep-konsep

tersebut perlu dilakukan spesifikasi, sehingga mudah untuk membedakan maupun

mengaitkan antara konsep satu dengan lainnya. Indikator yang ketiga yaitu bahasa

simbolik, materi biologi salah satunya genetika dan evolusi memiliki gejala

ataupun peristiwa alam yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa komunikasi

sehari-hari terutama yang bersifat kuantitatif. Untuk itu diperlukan adanya istilah,

Page 9: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

13

gambar maupun simbol untuk menyatakan kondisi tersebut. Indikator yang

keempat yaitu hukum sebab akibat, materi dalam genetika dan evolusi selalu

timbul karena adanya faktor atau gejala yang memunculkan gejala-gejala baru. Di

dalam mempermudah memahami suatu gejala, mahasiswa hendaknya mampu

menerapkan adanya hukum sebab akibat antara berbagai faktor atau gejala dan

gejala yang ditimbulkannya. Indikator yang kelima yaitu abstraksi, dalam materi

Genetika dan Evolusi banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alami

di alam maupun di dalam tubuh manusia dalam bentuk proses. Melalui abstraksi,

peristiwa-peristiwa yang tidak dapat di amati oleh manusia akan dapat dipahami

dengan menggambarkan atau menganalogikan konsep ke dalam kehidupan nyata

sehari — hari. Kemampuan-kemampuan ini akan mendukung mahasiswa dalam

menghadapi kehidupan dan pekerjaannya kelak sebagai guru.

2.3. Model Pembelajaran Problem Based -Learning (PBL)

Problem Based-Learning (PBL) dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

1970. Ciri pembelajaran ini berfokus pada penyajian masalah kepada siswa,

kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian

atau investigasi berdasarkan tiori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai

bidang ilmu (Subagio dkk, 2006).

Peran guru yang lebih lazim dalam PBL adalah sebagai pembimbing dan

fasilitator sehingga siswa belajar untuk berfikir dan memecahkan masalah

berdasarkan kemampuan dan keinginan mereka sendiri (Sudarman, 2007).

Dalam PBL terdapat lima asumsi dari permasalahan yang diberikan:

Page 10: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

14

1. Permasalahan sebagi pemandu: dalam hal ini permasalahan menjadi

acuan konkrit yang harus diperhatikan siswa. Permasalahan menjadi

kerangka berfikir bagi siswa dalam mengerjakan tugas.

2. Permasalahan sebagai kesatuan alat evalusi: dalam hal ini permasalahan

disajikan kepada siswa setelah tugas-tugas dan penjelasan diberikan.

Tujuan utamanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh dalam memecahkan

masalah.

3. Permasalahan sebagai contoh: permasalahan adalah salah satu contoh dan

bagian dari bahan belajar siswa. Permasalahan yang digunakan untuk

menggambarkan tiori, konsep, atau prinsip dan dibahas dalam diskusi

antara guru dan siswa.

4. Permasalahan sebagai sarana untuk menfasilitasi terjadinya proses: dalam

hal ini fokusnya pada kemampuan berpikir kritis dalam hubungannya

dengan permasalahan. Permasalahan digunakan untuk melatih siswa

berpikir kritis dan bernalar.

5. Permasalahan sebagai stimulasi dalam aktivitas belajar: keterampilan

tidak selalu diajarkan oleh guru, tetapi ditemukan dan dikembangkan

sendiri oleh siswa melalui aktivitas pemecah masalah. Keterampilan yang

dimaksud meliputi keterampilan fisik maupun analitik (Subagio dkk,

2006)

Dalam PBL salah satu cara untuk mengembangkan tujuan adalah

menyatakan segala sesuatu yang harus dimiliki oleh para siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dalam hal pengetahuan (berkaitan dengan kandungan

Page 11: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

15

mata pelajaran), keterampilan (berkaitan dengan kemampuan siswa mulai dari

mengajukan pertanyaan, menyusun esai, searching basis data, dan presentasi

makalah), dan sikap berkaitan dengan pemikiran kritis, keaktifan mendengar,

sikap terhadap pembelajaran, dan respek terhadap argumentasi siswa lain

(Sudarman, 2007).

Mata pelajaran yang diselenggarakan dengan model PBL dalam

pelaksanaannya akan mengikuti lima langkah PBL. Lima langkah tersebut adalah

(1) Konsep dasar (Basic Concept), (2) Pendefenisian masalah (Defening the

Problem), (3) Pembelajaran mandiri (Self Learning), (4) Penukaran pengetahuan

(Exchange Knowledge), dan (5) Penilaian (Assessment).

Menurut Subagio dkk (2006) pembelajaran berdasarkan masalah terdiri

dari 5 langkah utama yang diawali dengan orientasi siswa pada masalah dan

diakhiri dengan penyajian dan analisa kerja siswa. Kelima langkah tersebut

disajikan dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2. Tahap-Tahap dalam Model Problem Based-Learning (PBL)

Tahap Kegiatan guru

Tahap-1 n Menjelaskan tuj uan pembelajaran,menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

Orientasi siswa kepada masalah memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

Tahap 2 pemecah masalah yang dipilihn Membantu siswa mendefenisikan dan

Mengorganisasi siswa untuk belajar mengorganisasikankan tugas belajar yang

Tahap-3berhubungan dengan masalah tersebut

• Mendorong siswa untuk mengumpulkan

Membimbing penyelidikan individual informasi yang sesuai, untuk mendapatkan

maupun kelompok penjelasan dan pemecahan masalah

Page 12: 2.1 Kemampuan Generik. KMIAN PUSTAKA BAB II

n Membantu dalam merencanakan danmenyiapkan karya yang sesuai sepertilaporan, simulasi, model dan membantumereka untuk berbagi tugas dengantemannya

n Membantu siswa untuk melaksanakanrefleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-prosesyang mereka gunakan

Tahap-4

Mengembangkan dan menyaj ikan hasilkarya

Tahap-5

Menganalisa dan mengevaluasi prosespemecahan masalah

16

(Subagio dkk,2006)

2.4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah dengan menerapkan model

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan generik

mahasiswa biologi pada makuliah Genetika dan Evolusi.