2087-8079-2010-099
-
Upload
fitrya-chiequza -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of 2087-8079-2010-099
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
1/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Erizal
SINTESIS HIDROGEL DENG N TEKNIK R DI SI UNTUK PLIK SI
DI BID NG ENERGI KESEH T N F RM SI D N PERT NI N
E iz I
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
SINTESIS HIDROGEL DENGAN TEKBIK RADIASI UNTUK APLIKASI DI BIDANG
BIOENERGI, KESEHATAN, FARMASI DAN PERTANIAN. Penelitian Inl bertujuan untuk
mengembangkan aplikasi radiasi gamma dan berkas elektron pada sintesis hidrogel untuk dapat
dipakai di bidang bioenergi, kimia, farmasi dan pertanian. Hidrogel adalah polimer hidrofi lik berkerangka
jaringan unik, berpori, peka terhadap perubahan lingkungan, swelling dalam air, dan biokompatibel
dengan tubuh. Berdasarkan karakter fisiko-kimia tersebut, hidrogel hidrofilik dan hidrofobik yang
melapisi ijuk dengan teknik radiasi dapat digunakan sebagai matriks imobilisasi sel Treesei dan
S.cellulophylum. Ijuk direndam dalam monomer 2-hidroksi etil metakrilat HEMA) dan trimetil propana
trimetakrilat TMPT) dengan perbandingan 1/1, 2/3 dan 2/6 bib diiradiasi dengan berkas elektron pada
dosis 30 kGy. Matriks hasil iradiasi direndam dalam media yang mengandung sel Treesei dan
S.cellulophylum untuk diuji aktivitas enzimnya terhadap kertas saring. Hasil evaluasi menunjukan nilai
glucose paper activity GPA dari sel Treesei dalam keadaan bebas adalah 2x lebih besar dibandingkan
sel yang terimobil isasi pada matriks poli HEMA) dan 3x lebih besar dibandingkan sel yang terimobilisasi
pada poli TMPT), sedangkan sel S.cellulophy/um yang terimobilisasi pada matriks poli HEMA) dan
matriks poli TMPT) memberikan aktivitas enzim 2x lebih besar dibandingkan sel dalam keadaan bebas.
Sistem sel yang terimobilisasi pada matriks hidrogel ini berpotensi besar untuk aplikasinya dalam
meningkatkan konversi biomassa di bidang bioenergi. Selain itu, di bidang kesehatan, hidrogel dapat
disintesis untuk bahan pembalut luka. Campuran PVP dengan konsentrasi 15 dan karaginan 2
diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 25 kGy. Hidrogel steril hasil iradiasi dibalutkan pada luka
tikus. Hasil menunjukan hidrogel dapat menyembuhkan luka hingga 100 pada hari ke-18, 5 hari
relatif lebih cepat dibandingkan kasa steril. Selanjutnya dengan teknik radiasi dapat disintesis hidrogel
ikatan silang polivinil alkohol PVA) yang mengandung N-isopropylacryalmide NIPAAm). Campuran
PVA 5-15 ) dan NIPAAm 15 ) diiradiasi pada dosis 10 hingga 30 kGy dan dikarakterisasi swelling
pad a suhu kritisnya LCST . Penggabungan PVA dengan NIPAAm meningkatkan kemampuan swelling
hidrogel dibandingkan homopolimer NIPAAm. Berbasis pada pola swelling-des welling pad a pemakaian
ulang, hidrogel menunjukan karakter sebagai sistem pompa/on-off. Hidrogel PVA-ko-NIPAAm
berpotensi untuk diaplikasikan di bidang farmasi. Lebih jauh lagi, hidrogel dengan kemampuan absorbsi
air yang tinggi dapat disintesis dengan teknik radiasi. Satu seri hidrogel superbasorben disintesis dari
polietilen oksida PEO) 5 ) dan alginat 0,5-2 ) pad a dosis iradiasi 20 hingga 40 kGy. Hasil
menunjukan penggabungan alginat pada konsentrasi 2 dapat meningkatkan swelling maksimum
EOS hidrogel dari 20 gIg hingga 320 gIg. Hidrogel ini merupakan kandidat bahan yang dapat dipakai di
bidang farmasi dan pertanian.
Kata kunci: Hidrogel, Imobilisasi, Pembalut luka, Superbasorben, Radiasi Gamma, Berkas Elektron.
Treesei, S.cellulophy/um
ABSTRACT
SYNTHESIS OF HYDROGEL BY RADIATION TECHNIQUE FOR APPLICATION IN
BIOENERGY, HEAL THCARE, PHARMACY, AND AGRICULTURE. The purpose of this research was
to develop the application of radiation of gamma rays and electron beam for hydrogel synthesis to be
used in bioenergy, health care, pharmacy and agriculture. Hydrogel is hydrophilic polymers composed of
unique network, porous, environmental sensitive change, swell in water, and compatible. Based on its
physico-chemical properties, the hydrophil ic and hydrophobic hydrogels covered the ijuk natural fibers)
by radiation technique can be used as matrix for immobilization of T.reesei and S.cellulophylum cells.
The ijuk immersed in the 2-hydroxy ethyl methacrylate HEMA) and trimethyl propane trimethacrylate
TMPT) solutions at proportional weight 1/1, 2/3 and 2/6 w/w) were irradiated by electron beam at a
dose of 30 kGy. The matrix polymers produced by irradiation immersed in the media containing T.reesei
and S.cellulophylum for testing their enzymes activity by reacting with filter paper. The results showed
that the GPA glucose paper activity) of free cells of T.reesei was 2 times higher than immobilized cells
on matrix covered with poly HEMA) and 3 times higher than immobilized on poly TMPT). In contrast,
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
2/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiahJabatan Peneliti
ISSN 2087-8079
the GPA of immobilized S.celulophylum cells on matrix covered with poly HEMA) or poly TMPT) were 2
times higher compared to free cells. Cells immobilization on the matrix polymers is promising to
enhancing the biomass conversion in the energy field potencially. Moreover, the hydrogel can be
synthesized by radiation for wound dressing in health care. The PVP solution with concentration of 15
was mixed with 2 carrageenan solution were irradiated using gamma rays at a dose of 25 kGy. The
hydrogel radiation sterilization were covered to the rat wounded. The irradiated hydrogel were testing
their ability to heal the burned wound of rat compare to sterile gauze. The results showed that hydrogel
can heal the wound up to normal conditions at
18th
day, 5 days faster than sterile gauze. In addition,
crosslinked of polyvinyl alcohol PVA) containing copolymer N-isopropylacrylamide NIPAAm) can be
prepared by radiation technique. The mixture of PVA with concentration 5-15 wt) and NIPAAm 15
wt) were irradiated by gamma rays up to 30 kGy and the swelling properties at its critical temperature
CST) were investigated. The incorporation of PVA into NIPAAm led a significant increase in swelling
capability when comparing to those reported pure homopolymer NIPAAm) hydrogels. Based on its
swelling-deswelling properties in the repeated application, the hydrogels behaviour can be as matrix
pumping system/on-off. The hydrogel of PVA-co-NIPAAm potencially can be used in the pharmacy.More
additional, the hydrogel with high capability to absorb water as superabsorbent can be synthesized by
radiation technique. A series of superabsorbent hydrogels were prepared from polyethylene oxide
PEO) 5 wt) and alginate 0.5-2 wt) by gamma radiation with the doses up 40 kGy. It was found
that the incorporation of 2 alginate increases the EDS of the hydrogels from 20 - 320 gIg. The
hydrogels are candidate materials to be used in agriculture fields.
Keywords: Hydrogel, Immobilization, Wound dressing, Superabsorbent, Gamma radiation, Electron
beam, T.reseei, S.cellulophylum.
BABI PENDAHULUAN
1.1. Imobilisasi Sel T. Reese dan S. ellulophylum pada Matriks Ijuk yang Dilapisi
Polimer Hidrofilik dan Hidrofobik dengan Teknik Radiasi Berkas Elektron untuk
Aplikasi Konversi Biomassa. Bidang Bioenergi
Masalah ketersediaan energi pada beberapa tahun belakangan ini merupakan salah
satu isu yang sangat penting. Melambungnya harga minyak bumi khususnya bahan bakar
bensin, menyebabkan timbulnya krisis ekonomi global hampir di seluruh dunia[1-3].Selain itu,
exploitasi sumber-sumber minyak yang berasal dari fosil secara terus-menerus akan
mengakibatkan jumlah cadangan minyak bumi akan berkurang. Oleh karena itu, untuk
antisipasi hal tersebut telah dilakukan usaha-usaha untuk mendapatkan sumber energi
alternatif lainnya yaitu salah satunya adalah biomassa selulosa.
Bahan-bahan alam berbasis selulosa merupakan gudangnya feedstock biomassa
yang dapat diubah menjadi bioetanol sebagai bahan bakar yang bersih dan mempunyai
prospek menjanjikan sebagai sumber energi alternatif ke depan. Oi Indonesia, sumber
biomassa yang mengandung selulosa dan hemiselulosa sangat berlimpah misalnya, jerami
padi sekitar 40 selulosa dan 30 hemiselulosa), tandan kosong kelapa sawit 45
selulosa dan 26 hemiselulosa), sampah or~anik kota, limbah industri kayu, limbah industri
pulp kertas serta limbah agroindustri lainnya[
5]
Memproduksi bioetanol dari biomassa lignoselulosa jauh lebih sulit daripada sari gula
atau pati karena melalui proses yang lebih pan~ang. Salah satu tantangannya adalah bahwa
secara alami lignoselulosa sukar dihidrolisis[6,]. Banyak cara yang telah dilakukan untuk
menghidrolisisnya antara lain menggunakan asam dan enzim[8-10] Hidrolisis menggunakan
asam sangat korosif dan menghasilkan limbah yang berbahaya, sedangkan hidrolisis dengan
enzim jauh lebih aman, akan tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses enzimatis
sangat tinggi sehingga menyebabkan harga bioetanol melalui proses enzimatis menjadi
mahal. Oleh karena itu, salah satu cara yang ekonomis adalah memanfaatkan sel penghasil
enzim yang diimobilisasi.
Sel Trichoderma reesei T.reesei dan Sporotrichum cellulophylum S. cellulophylum
masing-masing merupakan sel penghasil enzim selulase dan hemiselulase yan~ berfungsi
sebagai katalisator dalam hidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi etanol[ 1,13].Untuk
mendapatkan nilai ekonomis pada konversi biomassa perlu dilakukan improvisasi proses
untuk menghasilkan enzim. Oleh karena itu, pada beberapa tahun belakangan ini dilakukan
penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan produksi enzim selulase dari
pemanfaatan sel T.reesei dan S. cellulophylum. Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk
100
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
3/37
Sintesis hidroge/ dengan teknik radiasi untuk ap/ikasi di bidang energi, Ors. Eriza/
produksi enzim dari sel ini antara lain adalah dengan memperbaiki strain dari sel T.reesei dan
S.cellulophylum atau dengan teknik imobilisasi sel[13,14].Setiap teknik mempunyai keunggulan
masing-masing. Teknik imobilisasi sel pada permukaan matriks penunjang merupakan salah
satu teknik imobilisasi sel yang sangat menjanjikan dalam hidrolisis biomassa karena
mempunyai keunggulan yaitu dapat meningkat densitas sel untuk menghasilkan produktivitas
enzim yang tinggi dibanding teknik konvensional[15J.
Hidroksi etil metakrilat HEMA merupakan monomer hidrofilik yang jika dipapari
iradiasi menghasilkan poli HEMA , dan jika direndam dalam air akan menyerap sejumlah air
baik dalam kerangka jaringan maupun dalam pori-porinya[16J. Sedangkan trimetilol propana
trimetakrilat TMPT merupakan monomer hidrofobik turunan trigliserida sangat peka
terhadap pengaruh iradiasi yang berubah menjadi poli
TMPT [17J
Oleh karena pada dasarnya
dinding sel mikroorganisme terbuat dari selulosa, maka berdasarkan sifat fisiko-kimia
permukaan dan adanya pori dari poli HEMA dan poli TMPT hasil iradiasi yang dilapisi pada
permukaan ijuk diharapkan baik sel T.reesei maupun S.cellulophylum dapat terimobilisasi
tumbuh dan berkembang pada permukaannya menghasilkan enzim selulase dan
hemiselulase untuk menghidrolisis biomassa selulosa.
1.2. Pengaruh Pembalut Hidrogel Kopolimer Polivinilpirrolidon-karaginan Hasil
Iradiasi dan waktu Penyembuhan pada Reduksi Diameter Luka Bakar Tikus
Putih Wistar. Bidang Kesehatan
Hidrogel adalah polimer hidrofi lik berbentuk jaringan berikatan silang, berkemampuan
swelling dalam air, serta memiliki daya difusi air yang tinggi. Oleh karena sifat fisik yang khas
tersebut, pada awalnya hidrogel disintesis untuk digunakan sebagai matriks pengekangl
pelepasan obat, kontak lensa, imobilisasi enzim dan sel[18-24J.Lebih jauh lagi, seiring dengan
perkem-bangan teknologi dan kebutuhan akan bahan, maka penelitian dan pengembangan
hidrogel khususnya untuk aplikasi di bidang biomedis dilakukan secara intensif pada saat
dewasa ini, salah satu aplikasi hidrogel dalam bidang kesehatan adalah untuk pembalut luka
baka~25-32J.Hal ini didasarkan pada sifat fisiknya yaitu kemampuannya dalam mengekang air,
bersifat sebagai pembasah permukaan, memberikan efek dingin pada luka bakar dan
biokompatibel dengan tubuh[33.
Poli vinil pirrolidon PVP dan karaginan merupakan polimer yang tidak toksis, gada
umumnya banyak digunakan dalam bidang kesehatan, farmasi, serta kosmetika 34,35].
Kegunaan karaginan dalam sintesis hidrogel adalah untuk menaikkan viskositas larutan PVP
dan untuk mengekang air, sehingga jika larutan PVP dicampur dengan larutan karaginan
akan diperoleh suatu sistem padatan PVP-karaginan yang menjadi lebih mudah dalam
penanganannya pad a proses iradiasi.
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakkan atau kehilangan jaringan disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api atau listrik. Pasien yang mengalami luka bakar pada
umumnya mengalami penderitaan, kehilangan kepercayaan diri dan akan mengeluarkan
biaya yang relatif besar untuk penyembuhannya[36J. Luka bakar yang parah akan
menyebabkan kematian. Jumlah pasien penderita luka bakar di setiap negara setiap
tahunnya relatif tinggi, misalnya ~ada tahun 99 di Amerika Serikat angka kematian dari
pasien luka bakar sebesar 5053[3 J.Di Indonesia pasien dengan kasus luka bakar juga relatif
banyak, khususnya pada pekerja di pabrik dan penduduk yang tinggal di daerah kumuh dan
padat.
Berdasarkan sifat yang dapat memberikan efek pendinginan dan kelembaban dari air
yang yang dikekang oleh hidrogel pada kulit, selayaknyalah hidrogel dapat digunakan untuk
menyembuhkan luka bakar.
1.3. Hidrogel Peka-Suhu Polivinilalkohol PVA -ko-Isopropil Akrilamida NIPAAm
Hasil Iradiasi Gamma sebagai Matriks Sistem Pompa/Sistem On Off Bidang
Farmasi
Pada beberapa tahun belakang ini sedang dilakukan penelitian secara intensif
berkaitan dengan bahan masa depan yang ideal dan harmoni dengan lingkungan, layak
secara ekonomi, ramah dan peka/tanggap responsive terhadap lingkungan serta dapat
tahan lama dipakai. Bahan-bahan yang peka dan dapat beradaptasi dengan perubahan
lingkungan dikenal sebagai bahan cerdas intelligent
material [38-45J
Bahan tersebut
merupakan sebagai bahan kebutuhan sehari-hari dengan rentang aplikasi yang luas mulai
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
4/37
Iptek Nuklir : Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
ISSN 2087-8079
dari bidang struktur, listrik dan elektronik, dan optik, hingga bahan biomaterial. Keunggulan
dari bahan cerdas tersebut dibandingkan bahan konvensional adalah pada fungsi dasarnya
antara lain bahan dapat berfungsi sebagai sensor mengkonversi suatu isyarat input ke suatu
isyarat output , effector dapat berikatan dengan protein dan merubah fungsi kimianya , dan
processor memproses data sebagai bagian perangkat komputer , serta sebagai actuator
yaitu sebagai penggerak pada robot[38]. Di bidang kimia-farmasi, bahan cerdas sangat
dibutuhkan antara lain untuk mengatasi masalah-masalah efisiensi pada pemurnian suatu
campuran larutan, pemakaian obat secara efisien dan ekonomis drug delivery system dalam
penyembuhan penyakit. Hidrogel merupakan salah satu contoh bahan polimer dapat
berfungsi sebagai bahan yang peka terhadap perubahan lingkungan misalnya peka terhadap
perubahan pH, listrik, ionik,dan SUhU[46-49J.
Hidrogel poli NIPAAm merupakan salah satu jenis hidrogel yang pada beberapa
tahun belakangan ini dikembangkan untuk aplikasi di bidang kimia-farmasi, kesehatan, dan
biomedis[50-59J.Hal ini didasarkan bahwa hidrogel poli NIPAAm mempunyai sifat unik antara
lain mempunyai suhu kritis terendah berkisar 31-3SoC yang mendekati suhu tubuh manusia,
dan kepekaannya terhadap suhu inilah yang paling menarik beberapa peneliti untuk
memodifikasinya sebagai bahan baru. Suhu kritis terendah ini dikenal sebagai LCST Lower
Critical Solution Temperature . Pada dasarnya kepekaan hidrogel poli NIPAAm terhadap
suhu dapat diukur secara kuantitatif pada perubahan jumlah air yang terserap rasio swelling
secara gravimetri. Kelemahan utama hidrogel poli NIPAAm adalah berbentuk homopolimer
dengan sifat mekanik yang rendah dan mudah
rapuh[32J
Sehingga pengembangannya untuk
aplikasi menjadi sangat terbatas. Mengingat poli NIPAAm merupakan bahan yang potensial
untuk dikembangkan khususnya untuk aplikasi di bidang kimia farmasi, maka pada beberapa
tahun belakangan ini banyak dilakukan penelitian secara intensif untuk memodifikasi poli
NIPAAm .
Polivinilalkohol PVA adalah polimer hidrofilik ~ang digunakan dalam berbagai
bidang khususnya bidang kimia-farmasi dan kesehatan[ 0-68].Untuk tujuan aplikasi, pada
umumnya PYA dimodifikasikan menjadi bentuk PYA berikatan silang atau kopolimerisasi
dengan polimer/monomer lainnya. Hidrogel PYA berikatan silang crosslink mempunyai
struktur jaringan berbentuk tiga dimensi yang memungkinkan masuknya zat-zat lain ke
dalamnya. Oleh karena itu, matriks hidrogel PYA dimanfaatkan untuk imobilisasi obat, sel,
enzim dan polimer/monomer yang dapat terdegradasi[69-71]. Sistem struktur jaringan polimer
ini dikenal sebagai Inter Penetrating Network IPN Gambar 1 yaitu sistem jaringan yang
memungkinkan berpenetrasinya baik polimer/monomer 1A maupun zat anorganik 1B ke
dalam struktur jaringan polimer membentuk sistem yang kompak dalam keadaan bebas
maupun bereaksi satu den~an lainnya[72].
Menurut Chapiro[7 ] jika dalam campuran yang terdiri dari polimer/monomer yang
peka terhadap iradiasi dan zat mudah terdegradasi baik berupa polimer/monomer maupun
zat anorganik, maka polimer/monomer yang peka terhadap iradiasi ini akan mengalami reaksi
terlebih dahulu membentuk ikatan silang, dan zat yang yang terdegradasi misalnya, monomer
NIPAAm akan masuk kedalam jaringan IPN selama proses reaksi berlangsung. Berdasarkan
hal tersebut, diprediksikan bahwa dalam proses iradiasi campuran polimer PVA-NIPAAm,
PYA yang peka terhadap radiasi akan membentuk ikatan silang terlebih dahulu dan NIPAAm
yang mudah terdegradasi masuk ke dalam penetrasi struktur jaringan PVA. Oleh karena itu,
pada proses iradiasi campuran PVA-NIPAAm diharapkan diperoleh hidrogel PVA-ko
NIPAAm dengan kualitas kepekaan terhadap perubahan suhu yang lebih baik dibandingkan
homopoli NIPAAm .
2
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
5/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi,
Ors.Erizal
Titik terjadinya ikatan silang
B
Keterangan:
e
i
olimer/monomer yang
reaktif membentuk ikatan
silang
Polimer yang penetrasi
ke dalam jaringan
jaringan
Gambar Struktur jaringan IPN
Zat anorganik yang
penetrasi ke dalam
jaringan
1.4. Sintesis Hidrogel Superbasorben Polietilen Oksida-Alginat dengan Teknik
Iradiasi Gamma dan Karakteristiknya. Bidang Pertanian
Hidrogel superabsorben HSA adalah suatu istilah mencakup jenis polimer yang
berbasis kemampuan mengabsorbsi sejumlah kuantitas air. Setiap jenis polimer mempunyai
cara yang berbeda dalam mencapai karakter superabsorben dan laju absorpsi terhadap air.
Namun demikian, HSA pada hakikatnya adalah polimer berikatan silang berkemampuan
mengabsorbsi air ratusan kali dari berat keringnya, dan tidak larut dalam air. Karena sifat
yang unik tersebut, pada beberapa tahun belakangan ini sedang dilakukan penelitian dan
pengembangan secara intensif dari HSA untuk aplikasi di bidang kesehatan, farmasi, kimia,
pengemas makanan, pembuatan kertas, industri holtikultura, dan pengeboran minyak[74-8ZJ.
Kopoli Asam akrilat-akrilamida merupakan salah satu contoh jenis superbasorben yang
populer memiliki daya serap air yang relatif besar yaitu > 500 kali berat keringnya. Asam
akrilat dan akrilamida merupakan monomer toksis, perlu penanganan khusus pada
pengerjaannya. Mengingat bahwa superabsorben merupakan salah satu bahan yang penting
baik untuk keperluan di bidang farmasi maupun kesehatan, maka perlu dilakukan penelitian
pembuatan superabsorben berbasis bahan yang tidak toksis.
Polietilen oksida PEO , -O-CHz-CHz- n merupakan salah satu jenis polimer hidrofilik
sebagai kandidat bahan kesehatan karena bersifat tidak toksis dan biokompatibel dengan
tubuh. Oleh karena itu, penelitian yang berkaitan den~an modifikasi PEO sedang dilakukan
dengan intensif pada beberapa tahun belakangan ini[8 -871.Penelitian tersebut pada dasarnya
merupakan penelitian pendahuluan yang masih perlu pengembangan lebih lanjut untuk
aplikasinya. Hal ini disebabkan oleh karena pembuatan material baru yang berbasis PEO
pada umumnya berdasarkan reaksi fisika yang sifat fisiknya relatif kurang baik mudah
rapuh . Oleh karena itu, untuk mendapatkan material baru berbasis PEO yang sifat fisiknya
yang relatif baik dapat digunakan reaksi ikatan silang metode kimia atau kimia radiasi.
Metode radiasi relatif lebih populer dibandingkan metode kimia, karena pengerjaannya relatif
cepat, tidak dibutuhkan katalisator dan inisiator, serta shaping dan steril isasi dapat dilakukan
dengan serentak. Salah satu manfaat dari aplikasi iradiasi adalah pengekangan zat yang
mudah terdegradasi dalam suatu matriks polimer dengan tidak merubah fungsi kimianya.
Metode ini dikenal sebagai metode IPN Inter Penetrating Network struktur jaringan bentuk
tiga dimensi yang memungkinkan masuknya zat-zat anorganik maupun organik ke dalam
struktur jaringan polimer[72]. PEO merupakan salah satu polimer hidrofilik yang jika dipapari
iradiasi akan mengalami reaksi ikatan silang membentuk struktur jaringan IPN.
Aiginat merupakan salah satu jenis polimer alam yang diperoleh dari proses
ekstraksi rumput laut coklat. Aiginat pada umumnya digunakan sebagai pengental dan
penstabil emulsi dalam industri pangan, kosmetik dan tekstil. Sedang dalam industri farmasi
dan kesehatan, alginat digunakan untuk mikroenkapsulasi sistem pelepasan obat terkendali
dan pada awalnya alginat lebih populer untuk pembalut luka bakar[34J
103
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
6/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti
BAB II TEORI
2 1 Asal Usul Hidrogel dan Aplikasinya
ISSN 2087-8079
Hidrogel adalah suatu jenis polimer hidrofilik yang tidak larut dan swelling dalam air
membentuk keadaan setimbang. Berdasarkan asal-usulnya hidrogel dapat dikategorikan
menjadi dua jenis yaitu hidrogel berasal dari alam a lami dan sintetik. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak dijumpai beberapa jenis hidrogel alami antara lain larutan kental sagu, jelli
untuk rambut, agar, karaginan, alginat serta beberapa turunan senyawa karbohidrat lainnya.
Hidrogel alami pada umumnya digunakan untuk media mikrobiologi, bahan baku dalam
industri makanan/kue, farmasi dan kosmetika.
Hidrogel sintetik yang mudah dijumpai di pasaran misalnya, kontak lensa yang dibuat
dari 2-Hidroksi Etil Metakrilat HEMA merupakan salah satu jenis hidrogel sintetik yang
paling populer. Selain itu, poliakrilamida merupakan hidrogel yang dipakai dalam beragam
aplikasi misalnya untuk elektroforesis, implan pada tubuh, wadah penyimpan air, dan
penyerap urin dalam popok bayi[88093JSeiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi,
kesehatan dan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang, kebutuhan akan
bahan meningkat. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan hidrogel untuk dipakai di
berbagai bidang dilakukan secara intensif.
Smart hydrogel adalah salah satu contoh hidrogel yang menarik para peneliti untuk
dikembangkan pada beberapa tahun belakangan ini. Hidrogel tersebut pada hakikatnya
berfungsi sebagai sensor terhadap perubahan lingkungan seperti perubahan pH, listrik, ionik
dan SUhU[460491.Tujuan dari pembuatan hidrogel tersebut pada hakikatnya adalah untuk
otomatisasi suatu proses, agar proses menjadi lebih ekonomis. Superabsorben adalah jenis
lain dari bentuk hidrogel berdaya serap air relatif tinggi dapat mencapai ratusan kali berat
keringnya. Aplikasi hidrogel superbasorben yang paling populer pada saat dewasa ini adalah
sebagai kantong air untuk daerah-daerah kering, menjernihkan air, adsorpsi ion-ion logam
pencemar air, pembalut luka dan pemisah campuran air_minyak[74.77,81,921.
2 2 Sintesis Hidrogel
Hidrogel alami mempunyai sifat fisiko-kimia antara lain daya swelling yang relatif
besar dengan ikatan silang yang relatif rendah dan pada umumnya bersifat rapuh dan
biodegradable, sedangkan hidrogel sintetik mempunyai sifat swelling yang bervariasi dan
sangat erat kaitannya dengan kerapatan ikatan silang crosslinking yang dimiliki dalam
bentuk struktur tiga dimensinya dan umumnya non-bioderagdable.
Hidrogel pada umumnya dapat disintesis dari bahan monomer/polimer hidrofilik
berdasarkan metode reaksi kimia atau kimia radiasi, fisika serta mikrobiologi[33,73,931Pad a
prinsipnya reaksi sintesis hidrogel adalah berdasarkan reaksi radikal bebas, khususnya pad a
reaksi kimia dan mikrobiologi, sedang cara fisika berdasarkan interaksi kompleks polimer
ionik. Reaksi sintesis hidrogel dengan metode radiasi adalah relatif sama dengan metode
kimia yaitu reaksi berlangsung berdasarkan reaksi radikal bebas, sedangkan reaksi metode
mikrobiologi berdasarkan reaksi enzimatis. Pada dasarnya setiap proses sintesis masing
masing mempunyai keunggulan. Berdasarkan metode radiasi sintesis hidrogel mempunyai
beberapa keunggulan antara lain adalah sebagai berikut;
Reaksi dapat dikontrol
Tidak terdapat residu
Tidak dibutuhkan katalisator, inisiator, dan crosslinker
Reaksi dapat berlangsung pada suhu yang relatif rendah
Pelarut dapat menginduksi reaksi
Fabrikasi, dan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara serentak
Dalam reaksi sintesis hidrogel metode kimia radiasi dengan sinar gamma maupun
berkas elektron berfungsi sebagai pemicu terbentuknya radikal bebas, dan pelarut dalam
metode ini khususnya air berfungsi sebagai induktor terbentuknya radikal bebas dan
prosesnya disebut radiolisis. Pada umumnya sintesis hidrogel berbasis monomer/polimer
dilakukan dalam air, dengan melalui beberapa tahapan reaksi sebagai berikut;
6
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
7/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi,
Drs. Eriza/
Tahapan reaksi
nisiasi
~O
H2O
OH + H
1)
H2
2)
H202
3)
M +
H
+
H2
4)
MM
5
MMM
6)
M )m + M )n
M)m M)n
7)
Pad a reaksi inisiasi, mula-mula terjadi reaksi an tara air dengan sinar gamma
membentuk radikal bebas H dan OH , Radikal be bas tersebut sangat reaktif dibanding
monomer/polimer. Radikal H atau OH bereaksi secara addisi dengan monomer M) reaksi
1), Kemudian radikal be bas bereaksi dengan monomer M) membentuk radikal be bas
senyawa MM . Selanjutnya senyawa radikal bebas bereaksi satu dengan lainnya membentuk
senyawa radikal MMM. Reaksi propagasi, prosesnya berkesinambungan selama jumlah
monomer masih tetap tersedia, hingga terjadi tumbukan dua senyawa radikal reaksi
terminasi), Pad a reaksi terminasi terjadi pembentukan ikatan kovalen, yang akhirnya
membentuk jaringan struktur hidrogel.
2 3 Struktur dan Komposisi idrogel
Sebagai akibat proses reaksi radikal bebas yang berkesinambungan membentuk
ikatan silang, maka makromolekul yang terbentuk pada tahap awal reaksi selanjutnya
berinteraksi secara kontinyu dengan molekul lainnya baik secara kimia maupun fisika
sehingga tercapai kondisi yang stabil. Sebagai hasil akhir proses reaksi tersebut adalah
terbentuknya suatu kerangka jaringan unik yang penampilannya secara mikroskopik disajikan
pada Gambar 3 dan 4[94],
Gambar 3, Struktur kerangka jaringan hidrogel
1 7
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
8/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
c
Gambar 4. Struktur penampang hidrogel
ISSN 2087-8079
Keterangan gambar:
A Rantai hidrofilik, B Rantai antar cabang inter chain /inks , C Lilitan Entangelement , 0 Lingkar 1
loop 1 , E Lingkar 2 loop 2 , F Air terikat bound water , G Air bebas free water dalam pori
Dari Gambar 3 terlihat bahwa hidrogel berpori dalam struktur jaringannya. Ditinjau
dari penampangnya Gambar 4 terlihat bahwa hidrogel pada dasarnya adalah jaringan yang
dibentuk dari rantai hidrofilik, rantai antar cabang yang berbentuk lingkaran dan lilitan-lilitan
rantai kimia membentuk pori. Adanya rantai hidrofilik dan pori tersebut menyebabkan hidrogel
dapat mengikat air secara bebas dan terikat, dan hal inilah menyebabkan hidrogel bersifat
swelling dalam air.
Bentuk jaringan hidrogel dengan adanya pori-pori, sifat fisiko-kimia yang khas serta
komposisi jaringan, telah banyak dimanfaatkan untuk keperluan imobilisasi obat, sel, dan
enzim[69-71].Selain itu, struktur jaringan tersebut dapat dipenetrasi oleh zat-zat bioaktif antara
lain sel, obat dan baik zat organik maupun anorganik Struktur jaringan ini dikenal secara
umum sebagai interpenetrating polymer networks IPNs seperti yang disajikan pada
Gambar 1[72].
4 Hidrofilisitas dan Hidrofobisitas Hidrogel
Hidrofilisitas dan hidrofobisitas merupakan bagian hidrogel yang penting berfungsi
mengontrol karakter sifat fisiko-kimianya[33]. Hidrofilisitas hidrogel disebabkan oleh gugus
fungsi hidrofilik pada rantai hidrofilik yang dapat dihidrasi oleh air dengan ikatan hidrogen
yang relatif kuat bound water . Air yang terikat ini relatif sukar dikeluarkan dari jaringan
hidrogel dibandingkan dari air bebas free water yang mengisi pori-pori hidrogel.
Berdasarkan sifat kimia gugus fungsi hidrofilik yang terikat pada rantai hidrofilik,
rantai hidrofilik dapat saling berikatan satu dengan lainnya membentuk cabang yang
kompleks dengan struktur tiga dimensi yaitu ikatan kovalen maupun ikatan fisika yang stabil
dalam air. Beberapa jenis unit hidrofilik yang mengontrol hidrofilisitas hidrogel antara lain
adalah gugus -OH, -COOH, CONH2, S03H, NH2, S04-, S03-, CO2-. Selain mengandung sisi
hidrofilik, hidrogel juga mengandung sisi hidrofobik yang memegang peranan penting dalam
mengontrol karakter hidrogel. Sisi hidrofobik hidrogel pada umumnya terdapat pada cabang
ikatan kovalen C-C dan ikatan hetero kovalen yang terbentuk selama proses sintesis
berlangsung. Sifat hidrofobik lainnya disumbangkan oleh ikatan hetero kovalen berasal dari
gugus rantai eter, imida, amida, diester, dan glutaraldehid. Selain itu, ikatan kovalen C-C dan
hetero kovalen merupakan bagian hidrogel yang sukar disolvasi oleh air serta ikatan C-C
backbone, rantai non polar, dan ikatan -C=C terkonyugasi.
Bagian-bagian tersebut dapat berinteraksi dengan bagian lainnya berdasarkan ikatan
intermolekuler yang bersifat interaksi kohesif misalnya, ikatan non polar, polar, interaksi ionik,
dan ikatan hidrogen. Hidrofilisitas dan hidrofobisitas hidrogel selalu berada dalam keadaan
setimbang. Namun demikian, keadaan setimbang tersebut dapat terganggu oleh adanya
108
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
9/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Erizal
perubahan dari kondisi lingkungan misalnya, perubahan pH, medan listrik, suhu, cahaya,
radiasi, mekanik, dan medan magnit[46.49,24J
2 5 Sifat Fisiko Kimia Hidrogel
2.5.1. Termoplastik dan Termoset
Hidrogel berdasarkan asal-usulnya dapat berasal sebagai hasil proses sintesis alami
dan proses kimia atau fisika. Hidrogel yang terbentuk secara alami pada umumnya berasal
dari proses biologis yang terjadi di dalam tanaman dan hewan misalnya, agar, gel lidah
buaya, dekstran, gelatin dan alginat, sedangkan hidrogel sintetik pada umumnya sebagai
komponen utamanya adalah monomer/polimer sintetik. Sifat fisik produk yang dihasilkan dari
hidrogel sintetik bersifat sebagai termoplastik dan termoset.
Termoplastik hidrogel dapat larut dalam air, alkohol dan ikatan silang yang terbentuk
terjadi berdasarkan proses interaksi fisika dan mudah meleleh, sedangkan termoset adalah
jenis hidrogel yang dibentuk berdasarkan ikatan silang kovalen bersifat rapuh serta bentuk
relatif stabil.
2.5.2. Penyerapan Air Water absorption
Jika hidrogel kering direndam dalam air, pada awalnya molekul air akan menghidrasi
gugus yang paling polar dalam rantai molekulnya, gugus hidrofilik, dan gugus ionik serta
gugus-gugus fungsi yang dapat membentuk ikatan hidrogen. Air yang terikat sebagai akibat
ikatan hidrogen kovalen dikenal sebagai air terikat utama. Hal selanjutnya yang terjadi
selama proses tersebut yaitu rantai molekul dalam jaringan hidrogel mulai mengembang
disertai dengan gugus-gugus fungsi hidrofobik mulai tersingkap exposed pada molekul
molekul air dan berinteraksi melalui interaksi hidrofobik membentuk sistem dengan entropi
yang relatif rendah melapisi gugus hidrofobik. Air yang dihasilkan dari proses interaksi
tesebut dikenal sebagai air terikat sekunder. Jika interaksi antara air dengan pungung polimer
telah mencapai keadaan jenuh, jaringan hidrogel akan menghambat air dan selanjutnya
berekspansi membentuk keadaan setimbang. Air yang dihasilkan dari proses tersebut dikenal
sebagai air bebas free water yang mengisi pori-pori dan mikropori atau lobang-Iobang
dalam hidrogel yang menyebabkan hidrogel swelling.
Proses swelling pada hidrogel berlangsung secara kontinyu yang disebabkan oleh
adanya tekanan osmosa, dan akhirnya mencapai keadaan setimbang. Keadaan setimbang
hidrogel disebut sebagai kondisi
swelling.
Parameter yang umumnya digunakan untuk
menyatakan jumlah air terserap pada hidrogel digunakan rumus
Air yang terserap = WrWo/W1 x 1 8
dengan
= Berat hidrogel dalam keadaan kering g
WI = Berat hidrogel dalam keadan basah g
Selain parameter tersebut digunakan untuk menyatakan kondisi swelling hidrogel
dapat pula digunakan parameter lainnya khusus untuk kondisi swelling hidrogel yang relatif
besar yaitu dengan rumus
Rasio Swelling = WslWk
dengan
Ws
= Berat hidrogel dalam keadaan
swelling
g
Wk
= Berat hidrogel dalam keadaan kering g
2.5.3. Swelling-Deswelling
9
Swelling-deswelling merupakan salah satu fenomena yang khas dari hidrogel.
Swelling adalah kondisi hidrogel dalam kondisi menggembung, sedang deswelling adalah
kondisi hidrogel dalam kondisi menciut shrinked . Terjadinya kondisi swelling-deswe/ling
hidrogel merupakan keadaan perubahan fisika yang dapat ditinjau dari hukum termodinamika
materi berdasarkan energi bebas Gibbs G , entalpy H dan entropi S terhadap sistem
terdiri dari hidrogel yang diwakili oleh polimer P berikatan silang dan pelarut W . Kondisi
swel/ing-deswel/ing secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan
1 9
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
10/37
/ptek Nuk/ir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti
/SSN 2087-8079
10
t G < 0 deswelling)
t G > 0 swelling)
Go adalah kondisi air dan polimer terpisah dan masing-masing berada dalam keadaan
setimbang dengan nilai S =0 dan
Gso1
adalah kondisi hidrogel swelling air masuk ke dalam
kerangka jaringan hidrogel . Keadaan setimbang tersebut dipengaruhi oleh suhu, entalpi dan
entropi sistem. Hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan energi bebas Gibbs dirumuskan
sebagai
t G
t.H
T
t S
11
Jika suhu dinaikkan, entropi sistem akan meningkat, maka
t.G>O,
hidrogel akan
swelling
atau
sebaliknya t.G
20
kGy > 30 kGy. Pada perendaman dalam air dengan menunjukkan suhu dari 15e hingga
40oe, semua hidrogel yang mula-mula mengalami swelling pada suhu 15e, secara perlahan
lahan gradual mengalami dehidrasi yang ditunjukkan dengan turunnya nilai RS, Nilai RS
terendah hidrogel hasil iradiasi 30 kGy terjadi pada suhu 30oe, sedangkan nilai RS terendah
hidrogel hasil iradiasi 10 dan 20 kGy pada suhu 40oe. Hidrogel poli NIPAAm) mengalami
penurunan nilai RS yang tidak terlalu tajam jika dibandingkan dengan hidrogel poli PVA-ko
NIPAAm) pada kenaikkan suhu perendaman hingga
40oe.
Selanjutnya, dengan kenaikkan
suhu air dari 40 hingga 70oe, nilai RS hidrogel yang pad a suhu 30 dan 400e adalah 1 gig
relatif tidak berubah konstan).
Oari Gambar 13 dapat disimpulkan bahwa suhu LCST hidrogel poli PVA-ko
NIPAAm) ada 2 nilai yaitu pada suhu 300e dosis 30 kGy) dan 400e hidrogel 20 dan 30 kGy).
Kedua suhu LCST tersebut masih dalam jangkauan suhu LCST poli NIPAAm). Hidrogel hasil
iradiasi pada dosis 10, 20 dan 30 kGy mempunyai nilai RS relatif lebih besar pada keadaan
swelling T
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
25/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Drs. Erizal)
Gambar 13. Pengaruh suhu terhadap rasia swelling hidrogel pali
PVA-ka-NIPAAm, 5/15 bib) sebagai fungsi dasis iradiasi.
4.3.3. Pengaruh Suhu Terhadap Rasia Swelling Hidrogel Sebagai Fungsi Kansentrasi PVA
Hidragel hamapolimer pada umumnya mempunyai sifat mekanik yang relatif rendah
dan begitu pula halnya pada hidrogel poli (NIPAAm). Untuk mengatasi hal tersebut pada
umumnya dilakukan modifikasi kopolimerisasi dengan monomer atau polimer. Oleh karena
itu, untuk modifikasi hidrogel poli (NIPAAm) dalam penelitian ini dilakukan kopolimerisasi
NIPAAm dengan beragam konsentrasi PVA. pengaruh konsentrasi PVA (5; 10; 15 ) dalam
hidrogel poli (PVA-ko-NIPPAm) hasil iradiasi 10 kGy terhadap RS hidrogel disajikan pada
Gambar 15, dan penampilan sifat fisiknya disajikan pada Tabel 4. Pada Gambar 15 terlihat
bahwa dengan meningkatnya konsentrasi PVA hingga 15 , nilai RS hidrogel turun secara
signifikan pada suhu 15e. Pad a konsentrasi PVA 5 ,
RS
maksimum hidrogel adalah 30 gIg
yang relatif lebih besar dibandingkan RS hidrogel dengan konsentrasi PVA 10 dan 15 , dan
nilai RS semua hidrogel hasil iradiasi relatif lebih besar dibandingkan nilai RS hidrogel poli
(NIPAAm). Selain itu, pada Gambar 14 terlihat pula bahwa dengan kenaikkan konsentrasi
PVA hingga 15 t idak menggeser suhu LeST hidrogel (PVA-ko-NIPAAm) yaitu tetap berada
pada suhu 40oe.
40
l
-0-
15/5
30 -I
Il
l1...
-[ - 15/10
20
j
-v-
15/15
:
-6-
poli(NIPAAm)
~
/)
~
II
:: 10
o
o 10 20 30 40 50 60 70 80
Suhu
OC
Gambar
14.
Pengaruh suhu terhadap rasia swelling hidrogel pali
PVA-ka-NIPAAm) pada kampasisi
15/5;
15/10 dan
15/15
b/b)
hasil iradiasi 10 kGy dibandingkan rasia swelling pali NIPAAm).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi PVA 5 dalam hidrogel
merupakan kondisi optimal untuk menaikkan nilai RS dari hidrogel poli(PVA-ko-NIPAAm).
Namun demikian, hidrogel-hidrogel poli(PVA-ko-NIPAAm) dengan konsentrasi PVA 10 dan
15 masih layak dipertimbangkan untuk aplikasinya karena mempunyai suhu LCST sekitar
30-40oe yang mirip dengan suhu tubuh dan sifat fisik yang relatif baik (elastis) (Tabel 4).
Penurunan nilai RS dengan meningkatnya konsentrasi PVA, mung kin disebabkan naiknya
derajat kerapatan ikatan silang dalam struktur jaringan hidrogel.
Tabel4. Penampilan sifat fisik hidrogel poli (pVA-ko-NIPAAm).
NIPAAm (g)
15
PV A (g)
5
10
15
Sifat fisik
Elastis
Elastis
Elastis
4.3.4. Pengaruh Suhu Terhadap Diameter Hidrogel
127
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
26/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
ISSN 2087-8079
Pada umumnya, jika suatu bahan diberi stimulasi (rangsangan) secara fisika dan
kimia, maka akan terjadi perubahan makroskopis dan mikrokopis pada bahan terse but. Hal ini
mungkin juga terjadi jika pada hidrogel diberi stimulasi misalnya, suhu (panas). Jika hidrogel
diberi stimulasi panas akan terjadi perubahan struktur jaringannya. Perubahan struktur
jaringan terse but dapat mengakibatkan perubahan pada diameternya. Pengaruh suhu
terhadap perubahan diameter hidrogel poli (PVA-ko-NIPMm) pada komposisi PVA- NIPMm
berturut-turut 5/15; 10/10; 15/15 ( bib hasil iradiasi 10 kGy disajikan pada Gambar 15.
Kenaikkan suhu air dari 15 hingga 40C (T< LCST , menyebabkan diameter hidrogel yang
pada awalnya adalah sekitar 30 mm mengalami proses penyusutan secara perlahan-Iahan
hingga mencapai ukuran sekitar 13 mm pada suhu LCST. Selanjutnya pada kenaikkan suhu
air dari 40 hingga 70C (T > LSCT , diameter semua hidrogel tidak berubah. Terjadinya
perubahan diameter hidrogel tersebut disertai perubahan penampilan yang pada suhu TLCST. Kotono dkk [49]
melaporkan bahwa karakter suhu kritis disebabkan oleh adanya kesetimbangan gugus
hidrofilik dan gugus hidrofobik dalam struktur jaringannya. Kondisi kesetimbangan gugus
hidrofilik-hidrofobik hidrogel tersebut umumnya disajikan dalam bentuk Gambar 16. Jika ke
dalam suatu media yang berisi hidrogel suhunya dinaikkan dalam rentang suhu kritisnya,
maka hidrogel akan meresponnya dengan swelling atau deswelling. Respon yang diberikan
oleh hidrogel disebabkan terganggunya kesetimbangan hidrofilik-hidrofobik dalam jaringan
hidrogel. Pada kondisi swelling, gugus hidrofi lik lebih dominan dibandingkan gugus hidrofobik,
sedangkan gugus hidrofobik lebih dominan pada kondisi deswelling. Suhu kritis LCST
tersebut merupakan suhu peralihan kondisi dominasi gugus hidrofilik ke kondisi hidrofobik
atau sebaliknya dalam struktur jaringan hidrogel.
4
-1
I
-6-
PVA-NIPAAm.5/16
.. PVA-NIPAAM, 10/16
I
3 ]
~.
I
0- PVA-NIPAAm.15/16
}
tI
2
~
I
-i
Transparan
i:i
1
J
Opaque
I
I
1
Suhu
oG)
Gambar
15.
pengaruh suhu terhadap diameterhidrogel poli PVA -ko- NIPAAm
dengan komposisi
5/15; 10/15
dan
15/15
bib hasil iradiasi dosis
10
kGy.
T > LCST
Swelling
Hidrofilik
T < LCST
Gambar 16. Kondisi kesetimbangan hidrofil ik dan hidrofobik da/am hidrogel
4.3.5. Pengujian Pemakaian Ulang Hidrogel
Secara ekonomis, pada umumnya hidrogel peka suhu dirancang untuk pemakaian
berulangkali. Oleh karena itu, hidrogel harus mempunyai ketahanan sifat fisik yang baik.
Salah satu cara pengujian sifat fisik adalah dengan menguji sifat swelling-des welling pada
pemakaian berulangkali. Pada Gambar 17 disajikan pengaruh pemakaian ulang hingga 9 kali
siklus pemakaian hidrogel poli (PVA-ko-NIPMm) pada perbandingan berat 5/15,10/15 dan
15/15 hasil iradiasi dosis 10 kGy diukur pada suhu ulang 15 dan 40C. Nilai RS setiap suhu
128
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
27/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Erizal
pengukuran hidrogel adalah pad a kondisi
swelling
maksimum yang diukur setelah hidrogel
direndam dalam air suling selama 24 jam. Uji ulangan pertama menunjukkan swelling
hidrogel pada suhu 15C bernilai RS berkisar 18-28 gig. Uji ulangan kedua pada suhu 40C
menyebabkan hidrogel mengalami deswelling dengan nilai RS menurun secara signifikan
berkisar 3-6 gig. Pengujian ulangan selanjutnya yang terdiri dari ulangan ke-3 pada suhu
15C, ke 4 pada suhu 40C s ecara bergantian hingga ulangan ke-9 menghasilkan kondisi
swelling-des welling hidrogel bentuk pulsa. Hal ini menunjukkan bahwa hidrogel poli PVA-ko
NIPAAm) dapat dipakai berulangkali dengan sifat fisik yang relatif tidak berubah. Berdasarkan
sifat swelling-des welling berbentuk pulsa pada pemakaian ulang dengan suhu 15C swelling
dan 40C deswelling , dapat diprediksikan bahwa matriks hidrogel poli PVA-ko-NIPAAm)
bersifat sistem pompa Gambar 18).
15C
40C
25
.EI
20
)
s:::
CIJ
15
==
VI0
10
I
III
:
5
0
0
1
3
Ulangan kali
{J-
5/15
t::r 10/15
-0- 15/15
8 9 10
Gambar 17. Pengaruh pemakaian ulang pada rasio swelling hidrogel
poli PVA-ko- NIPAAm komposisi 5115 10115 dan 15115 bib
hasil iradiasi dosis
10
kGy
air
LCST
1
Isap swelling)
Dorong deswelling)
Gambar
18.
Sistem pompa dari matriks poli PVA -ko- NIPAAm
Sistem kerja pompa hidrogel dapat ditunjukkan pada kondisi peralihan suhu kritis
LCST Hidrogel jika direndam dibawah suhu LCST TLCS1 . hidrogel deswelling. Dengan perkataan lain, pad a kondisi
tersebut hidrogel mengeluarkan air dari sistem yang dapat juga disebut sebagai kondisi off
129
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
28/37
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
29/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi , Ors. Erizal
rentang waktu 24 hingga 26 jam. Rasio swelling hidrogel PEO-alginat pada semua
konsentrasi relatif lebih besar dibandingkan rasio swelling hidrogel PEO. Hal ini menunjukkan
bahwa penggabungan alginat ke dalam matriks PEO dapat menaikkan rasio swelling
hidrogel, dan naiknya konsentrasi alginat mengakibatkan rasio swelling hidrogel meningkat.
Terjadinya kenaikkan rasio swelling hidrogel PEO-alginat dengan naiknya konsentrasi alginat
yang dikandung hidrogel dibanding hidrogel PEO, hal ini disebabkan meningkatnya gugus ion
karboksil (-COO-) yang mengontrol daya serap terhadap air dalam hidrogel pada kenaikkan
kandungan alginat. Rasio swelling hidrogel PEO-alginat pada dosis 20 kGy selang waktu 1
jam pertama mencapai 20-50 gig. Nilai rasio swelling sebesar 20-50 gig ini memenuhi syarat
SNI 16-6363-2000 untuk absorben dalam pembalut wanita (syarat rasio swelling pembalut
wanita minimal 10 g/g [106]. Selain itu, hidrogel tersebut juga memenuhi syarat sebagai
absorben pembalut luka bereksudat (Iuka berair) dan hidrogel pembalut luka bakar yang
aman, karena PEO tidak toksis dan alginat yang berfungsi dapat menyembuhkan luka bakar.
Superbasorben PEO-alginat memenuhi syarat untuk dipakai sebagai pembalut luka karena
memenuhi persyaratan, yaitu nilai rasio swellingnya berkisar 12-25 kali berat keringnya[107].
400
35000
CI
: 250
CI
s::
1i
200
3=
r n
.S
150
en
'
::
100
50
0
50
5
050
Waktu ( jam)
-- PEO 5
-- PEO 5 ,alginat 0,5
-Q-- PEO 5 ,alginat 1
-- PEO 5 ,alginat 1,5
b
PEO 5 .alginat 2
berikut
Gambar 20. Kinetika swelling hidroge/ da/am air su/ing PEO-a/ginat
pada variasi konsentrasi a/ginat hasi/ sintesis
20
kGy.
Mekanisme difusi air dalam hidrogel sangat terkait dengan aplikasin~a.
dapat digunakan untuk menentukan jenis difusi air ke dalam hidrogel[1
6].
F
=
k
f
25
Persamaan
dengan
F
=
Fraksi air yang diserap hidrogel
=
Konstanta penggabungan air dengan jaringan polimer
n
=
Eksponen difusi yang mencir ikan mekanisme transportasi air
t
=
Waktu hidrogel swelling
Gambar hubungan garis antara In F terhadap In t PEO-alginat hidrogel (PEO
5 ,alginat 2 ) disajikan pada Gambar 21. Bentuk gambar grafik yang sama dengan bentuk
grafik pada komposisi PEO 5 dan alginat 2 juga diperoleh pada komposisi PEO-alginat
lainnya. Nilai n dan k dihitung dari slope dan perpotongan garis intercept , dan hasilnya
disajikan pada Tabel 5. Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai n terletak antara nilai 0,5 dan 1 dari
semua superbasorben, hal ini menunjukkan bahwa difusi air ke dalam matriks superbasorben
adalah bersifat sebagai jenis non Fickian.
131
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
30/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi I Imiah Jabatan Penelit i
-0.6
-0.81
LL
~
J
1 2
1 4
1 6
1 8
ISSN 2087-8079
4 4 4 4 4 6 4 8 5 5 5 4 5 6 5 8
t
Gambar 21. Hubungan antara Int dan In F hidrogel PEO-alginat
PEO 5 , alginat 2 ) yang disintesis pada dosis 20 kGy
Table 5. Nilai parameter n dan k hidrogel superabsorben PEO-alginat disintesis pada dosis
20 ky)
Hidrogel
kx 10
3
16,0
,60
5,1
,76
5.2
,82
8.7
,73
4.4.3. Pengaruh Konsentrasi Alginat Terhadap Equilibrium Degree
of
Sweling EDS
Hidrogel
Pengaruh konsentrasi alginat terhadap rasio swelling maksimum EDS) hidrogel
PEO-alginat hasil iradiasi 20 kGy disajikan pada Gambar 22. Nilai rasio swelling hidrogel
PEO tanpa alginat) adalah sekitar 40
gIg.
Kenaikan konsentrasi alginat 0,5, 1, dan 1,5
meningkatkan rasio swelling cukup besar, yaitu masing-masing menjadi 98, 187, dan 297
berat keringnya gIg . Pada penambahan alginat 2 rasio swelling mencapai 320 berat
kering. Nilai tersebut tidak terlalu berbeda jika dibandingkan nilai rasio swelling pada
penambahan alginat 1,5 dalam matriks hidrogel. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
konsentrasi alginat 1,5 terjadi kondisi jenuh dari hidrogel, dan kenaikan konsentrasi alginat
lebih lanjut tidak menyebabkan meningkatnya rasio swelling yang berarti. Aiginat mudah
mengikat air. Oleh karena itu, adanya alginat dalam pori struktur jaringan hidrogel PEO yang
berikatan silang memberikan kontribusi pada kenaikan rasio swelling hidrogel. Adanya alginat
tersebut merubah ukuran pori rata-rata, distribusi ukuran pori hidrogel serta interkoneksi pori
yang disebabkan interaksi inter dan intra antara alginat dan PEO selama proses iradiasi. Hal
ini merupakan faktor penting yang menentukan karakteristik swelling dari hidrogel.
132
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
31/37
Sintesis hidroge/ dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Eriza/
4
3
CI)
CI
2
UJ
1
I
55
Alginat,
Gambar 22. Pengaruh konsentrasi a/gin at terhadap EOS hidrogel
PEO-alginat yang disintesis pada dosis
20
kGy.
4.4.4. Swelling hidrogel da/am larutan NaCI
Pada keperluan beragam aplikasi misalnya, untuk komersialisasi superbasorben
sebagai bahan penyerap dalam popok bayi dan pembalut wan ita adalah sangat penting untuk
mengetahui sifatnya dalam larutan fisiologis. Hidrogel PEO-alginat pada dasarnya terionisasi
dalam larutan air. Sifat swellingnya tergantung pada struktur kimia dan media yang dipakai.
Pada Gambar 23 disajikan hubungan pengaruh konsentrasi alginat terhadap rasio swelling
hidrogel PEO-alginat hasil iradiasi dosis 20 kGy dalam air dan larutan NaCI 0,15 M.
Meningkatnya konsentrasi alginat dari 0,5; 1; 1,5 dan 2% menyebabkan rasio swelling
hidrogel masing-masing berkurang menjadi 34,2; 34,87; 40; dan 46 gig. Hal ini menunjukkan
bahwa seiring dengan meningkatnya konsentrasi alginat yang menyebabkan rasio
swellingnya dalam air meningkat, maka rasio swellingnya dalam larutan NaCI 0,15 M
mengalami penurunan dan mencapai nilai konstan pada konsentrasi alginat 1,5%.
Sebaliknya, seperti yang dilaporkan oleh Sanju dkk [108] serta Rajiv dkk [94] dengan
meningkatnya konsentrasi larutan NaCl, pad a umumnya rasio swelling hidrogel
superbasorben menurun dengan tajam. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan peranan ion-ion
yang terikat pada jaringan hidrogel bersifat imobil (tidak bergerak) dan dapat dianggap
terpisah dari larutan luar dengan adanya membran semipermeable. Jika hidrogel direndam
dalam air, maka akan terjadi tolak-menolak ion-ion dalam jaringan hidrogel yang disertai
terbukanya pori-pori, sehingga air akan mudah berdifusi kedalamnya dan hidrogel swelling.
Sebaliknya, jika hidrogel direndam dalam larutan NaCl, maka terjadi tekanan osmosa yang
rendah karena adanya ion-ion Na+ dan CI-.
-0-
NaC 0,15 M
2
186
1
14
:
0:1
12
.S
::::
1
;:
I)
8
. 2
II)
6
'
a::
4
2
____ Air suling
0.5
Aiginat,
1.5 2
Gambar 23. Pengaruh konsentrasi alginat terhadap rasio swelling hidrogel
yang disintesis pada dosis 20 kGy diuji da/am air dan /arutan NaC/
133
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
32/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
V KESIMPUL N D N S R N
ISSN 2087-8079
Iradiasi berkas elektron dapat digunakan untuk melapisi permukaan ijuk dengan
poli HEMA) dan poli TMPT) pada dosis 30 kGy sebagai matriks imobilisasi sel Treesei dan
S.cellulophylum. Aktivitas enzim yang dihasilkan sel Treesei dalam keadaan bebas yang
dinyatakan dengan nilai GPA Glucose Paper Activity adalah 2x lebih besar dibandingkan sel
yang terimobilisasi pad a matrik yang dilapisi poli HEMA) dan 3x lebih besar dibandingkan sel
yang terimobilisasi pada matriks yang dilapisi poli TMPT). Sedangkan sel S.cellulophylum
yang terimobilisasi pada matriks yang dilapisi poli HEMA) dan pada matriks poli TMPT)
memberikan aktivitas enzim 2x lebih besar dibandingkan sel. dalam keadaan bebas. Sel
Treesei yang diimobilisasi pada matriks poli HEMA) yang bersifat hidrofilik menunjukkan
aktivitas enzim yang relatif lebih besar dibandingkan yang diimobilisasi pada matriks yang
dilapisi poli TMPT) yang bersifat hidrofobik. Sel S.cellulophylum yang diimobilisasi pada
matriks poli HEMA) dan poli TMPT) menunjukkan aktivitas enzim yang relatif lebih tinggi
dibandingkan sel dalam keadaan bebas. Sistem imobilisasi sel pada matriks polimer hidrofilik
memberikan peluang yang besar untuk konversi biomassa di bidang bioenergi dibandingkan
matriks polimer hidrofobik.
Iradiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mensintesis hidrogel PVP-karaginan
berikatan silang pada dosis 25 kGy dengan nilai fraksi gel berkisar 90 . Hidrogel hasil
iradiasi pada 25 kGy mempunyai daya serap air sekitar 4500 dan kandungan air 83 .
Kemampuan daya serap air yang relatif tinggi ini sangat berguna untuk menyerap eksudat
dari luka basah dan kandungan air yang dikekang hidrogel yang relatif besar berguna untuk
pembasah dan pendin~in luka. Selain itu, hidrogel mempunyai tegangan tarik yang relatif
besar yaitu 1,5
kg/em
dan kelengketan terhadap kulit yang rendah. Hal ini seeara fisik
menunjukkan bahwa hidrogel ini tidak rapuh, aman serta nyaman jika dibalutkan serta tidak
menyebabkan kerusakan pada kulit ketika diangkat dari tempat luka. Pembalut hidrogel PVP
karaginan hasil iradiasi dosis 25 kGy dosis steril) bersifat aman dan nyaman dipakai untuk
pembalut luka bakar karena tidak menyebabkan infeksi dan mudah dilepas dari luka dan
pembalut hidrogel PVP-karaginan memberikan efek penyembuhan pada luka tikus 5 hari
lebih eepat dibandingkan kontrol. Untuk mempereepat penyembuhan luka dibandingkan
hidrogel PVP-karaginan ini sebaiknya perlu dilakukan modifikasi hidrogel ini misalnya,
menambahkan zat lain yang dapat mempereepat luka mengingat akan kebutuhan hidrogel
sebagai pembalut luka yang relatif besar di bidang kesehatan di Indonesia yang merupakan
produk impor.
Iradiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mensistesis hidrogel ikatan silang
polivinil alkohol PVA) yang mengandung N-isopropilakrilamida NIPAAm) pada dosis iradiasi
10 kGy) dari eampuran PVA 5-15 bIb NIPAAm dengan konsentrasi 15 bIb.
Meningkatnya dosis iradiasi, menyebabkan meningkatnya fraksi gel dan swellingnya relatif
menurun seeara signifikan. Penggabungan PVA dengan NIPAAm meningkatkan kemampuan
swelling hidrogel PVA-ko-NIPAAm dibandingkan homopolimer NIPAAm. Selain itu, peneiutan
diameter hidrogel relatif lebih besar pada pengaruh pemanasan dengan kandungan
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
33/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi Ors. Elizal)
memudahkan sel tumbuh dan replikasi, sehingga diperoleh aktivitas enzim yang tinggi pada
konversi biomassa. Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang akurat dari fungsi hidrogel
pembalut luka dan superbasorben perlu dilakukan kerjasama dengan rumah sakit pada uji
klinis, serta untuk mendapatkan hasil yang nyata tentang hidrogel peka suhu perlu dilakukan
uji coba sebagai matriks drug release. Penelitian-penelitian lanjutan ini perlu dilakukan karena
hasil-hasilnya yang baik akan memberikan kontribusi yang besar yaitu energi nuklir sebagai
pemercepat kesejahteraan bangsa dan berorientasi industri sesuai dengan salah satu visi
BATAN.
FT R PUST K
[1] BP,
Statistical Review of World Energy , 2009.
[2] Httpl/www.petroleumequities.com/oilsupplyreport.htm diambil tgl10 oktober 2009.
[3] PriyadLnetiarchives/2005/09/05/krisis.minyak-dunia-danlndonesia, diambil tgl 10
oktober 2009.
[4] ISROL Workpress.com/ ../Potensi-bioetanol-dari-biomassa-lignoselulosa, diambil tgl 10
oktober 2009
[5] http://www.aspb.org./publicaffairsl/fungus.clin. diambil tgl1 0 oktober 2009
[6] MINATO,K., HOSOO, H., and KAWAGUCHI, S., Contribution of Lignin to the Reactivity
of Wood in Chemical Modifications 1/: Influence of Delignification on Reaction with
Vaporous Formaldehyde, J.of Wood Science, vo1.53.3 2007 255-257.
[7] PETROVA,S.N., VOLKOVA,l.Y., and ZAKHAROV, Oxidative Delig-nification of Flax
Fiber, Russian Journal of Applied Chemistry, vol. 76 2003 1344-1347
[8] PAN, X., XIE, D., GILKES,N., GREGG, D.J., and SADDLER, J.N., Stra-tegies to
Enhance the Enzymatic Hydrolysis of Pretreated oftwood with High residual Lig-nin
Content, Applied Biochemistry and Biotechnology, vol. 124 2005 1069-1079.
[9] BYUNG, H.U., KARIM, M.N., LINDA, L.H., Effect of Sulphuric and Phosphoric acid
Pretreatment on Enzymatic Hydrolysis of Corn Stover, Applied Biochemistry and
Biotechnology, vol. 105 2003 115-125.
[10] XIANG,Q., SEOK,J., LEE, Y.Y., A Comprehensive Kinetic Model for Dilute -acid
Hydrolysis of Cellulose, Applied Biochemistry and Biotechnology, vol..106 2003 337
352.
[11] SZENGYEL,Z., ZACCHI,G., RECZEY,K., Cellulose Production Based onHemicellulose
Hydrolysate from Steam -Pretreated Willow, Applied Bio-chemistry and Biotechnology,
vo1.63-65 2008 351-362.
[12] ISMAEL,A.R., CARLOS, P.E., MA, G.Z.P., EVERARDO,L.R., HORACIO, C.C.,
Degradation of Cellulose by the Bean-Pathogenic Fungus Colettrichum
Lindemuthianum, Production of Extracellular Cellulolytic enzymes by cellulose
Induction, Antonie van Leeuwehoeck, vol. 87 2005 21-26.
[13] MISHRA, S., GOPALKRISHNAN, K.S., GHOSE, T.K., A Constitutively Cellulase
Producing Mutant of Trichoderma Reseei, Biotechnol. Bioeng., vol.24 1982 251
[14] LlNA, M.R., TAMAO,M. and KUMAKURA,M., Immobilization of Cellulase Producing
Cells Using Irradiated Rice Husk as a Substrate, Majalah BATAN 1990 1.
[15] http//www.eng.nus.edu.sg/Eresnews/9705/may97.pg.html. diambil tanggal 20 Agustus
2009
[16] KUO, S.M., LlOU, C.C., CHANG, S.J., Synthesis and Characterization of Hydrogel
Based on PVA-AE and HEMA, Journal of Polymer Rese-arch, vol.8 2006 169-174.
[17] ERIZAL, Sintesis dan Karakterisasi Squalene- TMPT Hasil Iradiasi Gamma, Prosiding
Simposium Nasional Polimer V, Bandung 2005, 105.
[18] SWASONO R.T.,ERIZAL, HENDRYANTO, Pengaruh iradiasi gamma dan konsentasi
PVP pada pembuatan hidrogel serta kemampuan imobilisasi dan pelepasan kembali
propanolol HCL, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol. VIII, No.1, 2007
[19] ERIZAL, Imobilisasi Antibiotik pada Matriks Hidrogel Poli vinil) Alko-hol dengan Metode
Induksi Iradiasi, Prosiding Simposium Nasional Polimer VI 2006 , 111-115
[20] SCAZANY, B., MOLNAR, A., KLAMAR, G., KALMAN, M., Preparation,
Characterization, and Potential Application of an Immoblized Glucose Oxidase, Applied
Biochem. Biotechnol., Vol.14 1987 37-47.
135
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
34/37
Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
ISSN 2087-8079
[21] ERIZAl, HASAN, R., SilVIA, S., l n RAHAYU, C.,
Pengekangan Obat dalam Matriks
Hidrogel PVA-ko-NIPAAm Hasi/ Iradiasi, Risalah Pertemuan IImiah Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi 1997) 121-128.
[22] KAETSU, I., Immobilization of Enzymes by Radiation, Radiat. Phys. Chem, Vol.14
1979) 595-602.
[23] KUMAKURA, M., and KAETSU, I., Behaviour of Enzymes Activity in Immobilized
Proteases, Int. J. Biochem., vol.16 1984) 1159-1161.
[24] KUMAKURA, M., and KAETSU,I., Immobilization of Cells by Radiation
Copolymerization of Hydrophobic and Hydrophilic Monomers, Acta Chimica Hungaria,
vol.116 1984) 345-351.
[25] ROSIAK, J.M., ULANSK, loP., PAJEWSKI,L.A, YOSHII, P., and MAKUU-CHI, K.,
Radiation Formation of Hydrogel for Biomedical Purpose. Some Re-marks and
Comments, Radiat.Phys.Chem., vol. 46 1995) 161.
[26] KAETSU, I., RadIation Synthesis and Fabrication for Biomedical Application,
Radiat.Phys., vol. 40 1995) 1025.
[27] ZHAO, L., MITOMO, H., NAGASAWA, N., YOSHII,F.,KUME,T., Radiation Synthesis
and Characterization of the Hydrogel Based on Carboxymethylated Chitin Derivates,
Carbohydrate Polymers, vol 51 2003) 169-175.
[28] ZHAO, X., KATO, K., FUKUMOTO, Y., NAKAMAE, K., Synthesis of Bioadhsive
Hydrogel from Chitin Derivatives, Int. J. Adhesion and Adhesives, vol. 21 2001) 227
232.
[29] TAMADA, M., SEKO, N., YOSHII, F., Application of Radiation -Grafted Material for
Metal Adsorbent and Crosslinked Natural Polymer for Healthcare Pro-duct, Radiat.
Phys.Chem., Vol.71 2004) 221-225.
[30] MAOLlN, Z., HONGFEI, H., YOSHII, F., Effect of KC on the Properties of PVPIKC
Blend Hydrogel Synthesized by Gamma Irradiation Tech-nology, Radiat.Phys.Chem.,
Vol.57 2000) 459-464.
[31] MAOLlN, Z., YOSHII, F., KUME, T., HASHIM, K., Synthesis of PVA/Starch Grafted
Hydrogels by Irradiation, Carbohydrate Polymer, Vol.50 2002) 295-303.
[32] YOSHII, F., ZHUSAN, Y., ISOBE, K., SHINOZAKI, K., MAKUUCHI, K., Electron Beam
Crosslinked PEO and PEOIPVA Hydrogels for Wound Dressing, Radiat. Phys.Chem.,
Vol.55 1999) 133-137.
[33] ANONIM, Hydrogels: Speciality Plastic for Biomedical and Pharmaceutical Applications
1999)
[34] MICHAEL, PT, and STEPHEN, E., H., An Introduction to Polysaccharide Bio
technology, Taylor and Francis 1998) 138-139
[35] WADE, A, WELLER, P.J., Handbook of Pharmaceutical Exipient,
2nd
Edition, London,
The Pharmaceutical Press 1994) 392.
[36] SYAMSULHIDAJAT, R., dan WIM, D,J., Buku -Ajar IImu Bedah Penerbit buku
kedokteran EGC 1997),72-101
[37] CYNTHIA, AW., So, What I do put on this Wound? Making Sense of the Wound
Dressing Puzzle: Part II, DermaI.Nurs., Vol.17 2005) 204-206
[38] Staff Writer, Techno Japan, Vol. 26 1993) 8-15.
[39] KIM, J., KIM, S., JEONG, Y., PARK, S., KIM, H.C., CHUN, K., KIM, B., Potential of
Poly N-isopropylacrylamide Hydrogel as a Clamper of the Imcrorobot in
Gastrointestinal Tract, Engineering in Medicine and Biology Society, 2005) 4046-4049.
[40] JEONG, B., GUTOWSKA, A, A Lesson from Nature Stimuli-Responsive Polymers and
their Biomedical Applications, Trends Biotechnol., Vol.20 2002) 305-311.
[41] RUSSELL, T.P., Surface Responsive Materials, Science, Vol.297 2002) 964-967.
[42] ROY,I., GUPTA, M.N., Smart Polymeric Material Emerging Bioche-mical Applications,
Chem.Biol., Vol. 10 2003) 1161-1171.
[43] MURAKAMI, Y., MIZUO, M., DNA Responsive Hydrogels that Can Shrink or Swell ,
Biomacromolecules, Vol.6 2005) 2927-2929.
[44] ALARCON, L.H.C., PENNADAM, S., ALEXANDER, C., Stimuli Res-ponsive Polymers
for Biomedical Applications, Chem.Soc.Rev., 34 3) 2005), 276-285.
[45] KOST, J., LANGER, R., Responsive Polymeric Delivery Systems, Adv.Drug Deliv.Rev.,
46 1-3) 2001) 125-148.
[46] KAETSU, I., UCHIDA, K., MORITA, Y., and OKOBU, M, Synthesis of Electron
Responsive Hydrogels by Radiation Polymerization of Sodium Acrylate, Radiat. Phys.
Chem., Vol.40 1992) 157.
136
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
35/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Erizal
[47] ICHIKO, I., HIRASA, 0., KISHI, R, OOWADA, M., SAHARA, K., KOKOFUTA, E., and
KOHNO,S., Thermo responsive Gels. Radiat. Phys.Chem., Vol.46 1995) 185.
[48] BAE, Y.H., OKANO, T., HSU, R, and KIM, S.W., T, Thermo Sensitive Polymers as On
Off Switches for Drug Release, MakromoloChem.Rapid Common., Vol.8 1987) 481.
[49] KOTONO, H., SANUI, K., OKANO, T., SAKURAI, Y., Drug release off Beha-viour and
Deswelling Kinetics of Thermo-Responsive IPNs Composed of Poly acrylamide-co
butyl methacrylate and Poly acrylate acid . Polymer Journal, Vol.23 1991) 1179.
[50] MUNIZ, E.C., and GEUSKEN, G., Compressive Elastic Modulus of Polyacrylamide
Hydrogels and Semi -IPN with Isopropylacrylamide, Macromolecules, Vol.34 2001)
4480-4484.
[51] SELEZNEVA, 1.1., GORELOV, A.V., ROCHEV, YA, Use of Thermo-Sensitive Polymer
Material on the Basis of N-isopropylacrylamide and N-Tert-Butyl acrylamide Copolymer
in Cell Technologies, Bulletin of Experimental Bio-Iogy and Medicine, Vol.142 2006)
538-541.
[52] LEE, K.K., JUNG, J.C., JHON, M.S., The Synthesis and Thermal Phase Transition
Behaviour of Poly N-isopropylacrylamide -b-Poly ethylene oxide , Polymer Bulletin,
Vol.40 1998) 455-460.
[53] CHENG, J.C., CHU, L.Y., ZHENG, J., WANG, H.D., WEI, G., Effect of freeze-drying
and Rehydrating Treatment on the Thermo Responsive Characteristics
of
Poly N
Isopropylacrylamide Microsphere, Colloid Polymer Science, Vol.286 2008) 571-577.
[54] ZHANG, G.Q., ZHA, L.S., ZHOU, M.H., MA, H., LIANG, B.R, Rapid Deswelling of
Sodium Alginate/Poly N-isopropylacrylamide Semi-Interpenetrating Polymer Network
Hydrogels in Response to Temperature and pH Changes,Colioid
Polymer Science,
Vol.283 2005) 431-438.
[55] KUJAWA, P., WATANABE, H., TANAKA, F., WINNICK, W., Amphipilic Tele-chelic Poly
N-Isopropylacrylamide in Water: From Micelle to Gels, The European Physical
Journal. E.: Soft Matter and Biological Physic, Vol.17 2005) 129-137.
[56] TOYOYAMA, H., SUMIDA, H., KANEHARA, A., Nil, S., Effect of Surfactants on the
Porous Structure of Poly N-isopropylacrylamide Hydrogels Prepared by an Emulsion
Templating Method, Colloid Polymer Science, Vol.287 2009) 115-121.
[57] EREMEEV, N.L., BELYAEVA, EA, BOGDANOVSKY, VA, KAZAN SKAYA, N.F.,
Shortening the Biosensor Assay by Use
of
Enzyme Containing Temperature Sensitive
Hydrogels, Biology Techniques, Vol.13 1999) 295-298.
[58] PAN, C., LONG, Q., YU, D., RAO, Y., WU,N., LI, X., Swelling and Drug Relea-sing
Properties of Poly N-isopropylacrylamide Thermo Sensitive Copolymers Gels, Frontier
of Chemistry in China, Vol.3 2008) 314-319.
[59] YANG, X., WU, Y., WANG, Q., WANG, K.M., WANG, SF,
Temperature -Sensitive
Gold Nanotube Array Membranes Modified with Poly N-isopropyl-a crylamide , Chinese
Bulletin, Vol.53 2008) 727-732.
[60] PAN, Y., XIONG, D., GAO, F., Viscoelastic Behaviour of Nano-Hydroxyapatite
Reinforced Poly vinyl alcohol Gel Biocomposite as an Articular Cartilage, J. Matter Sci
Mater Med., Vol.19 2008) 1963-9.
[61] PARADOSSI, G., CAVALIERI, F., CHIESI, E., PONASSI, V., MARTORANA, V.,
Tailoring of Physical and Chemical Properties of Macro and Microhydrogels Based on
Telechelic PVA, Biomacromolecules, 3 6) 2002) 1255-62.
[62] NUTTELMAN, C.R., HENRY, S.M., ANSETH, K.S., Attachment of Fibronectin to Poly
vinyl alcohol Hydrogels Promotes NIH3T3 Cell Adhesion Proli-feration and Migration,
Biomaterials, Vol.17 2002) 3617-26.
[63] FENGLAN, X., YUBAO, L., XIAOMING, Y., HONGBING, L., LI, Z., Preparation and in
Vivo Investigation of Artificial Cornea Made of Nano-Hydroxyaptite/poly vinyl alcohol
Hydrogels Composite, J Mater Sci Mater Med., Vol.18 2007) 635-40.
[64] MILLON, L.E., MOHAMMADI, H., WAN, WK, Anisotropic Poly vinyl alcohol Hydrogel
for Cardiovascular Applications, J. Biomed Mater Res B Appl Biomater, Vol.79 2006)
305-11.
[65] NUGENT, M.J., HIGGINBOTHAM, C.L, Preparation of a Novel Freeze Thawed
Poly vinyl alcohol Composite Hydrogel for Drug Delivery Applications, Eur J Pharm
Biopharm., Vol.67 2007) 377-86.
[66] CHOWDHURY, M.N., ALAM, AK, DAFADER, N.C., HAQUE, M.E., AKHTAR, F.,
AHMED, M.U., RASHID, H., BEGUM, R, Radiation Processed Hydrogels of Poly Vinyl
alcohol with Biodegradable Polysaccharides, Biomed Mater Eng., Vol.16 2006) 223-8.
137
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
36/37
Iptek Nuklir : Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Penelit i
ISSN 2087-8079
[67] FUSSELL, G., THOMAS, J., SCANLON, J., LOWMAN, A., MARCOLONGO, M. J., The
Effect of Protein Conataining Medium on the Mecahnical Properties and Uptake of Ions
of PVA/PVP Hydrogels, Biomater Sci Polym Ed., Vol. 16 (2005) 489-503.
[68] DEGIRMENBASI, N., KAL YON, D..M., BIRINCI, E., Biocomposite of Nano
hydroxyapatite with Collagen and Poly v inyl alcohol , Colloids Surf B Biointerfaces.,
Vol.48 (2006) 42-9.
[69] ERIZAL, DEWI,S.P., SUDRAJAT,A, Sintesis Hidrogel Polietilen Oksida Berikatan
Silang dan Imobilisasi Antibiotik dengan Cara Induksi Radiasi Gamma untuk Aplikasi
Pembalut Luka, Jurnallsora (2009) akan terbit Desember 2009
[70] ERIZAL, Imobilisasi Eugenol pada Matriks TMPT dengan Induksi Radiasi, Jurnal Sains
dan Materi Indonesia (2006) 124-128.
[71] SWASONO, RT, ERIZAL, HENDRYANTO, Pengaruh Iradiasi Gamma dan konsentrasi
PVP pada Pembuatan Hidrogel Serta Kemampuan Imobilisasi dan Pelepasan Kembali
Propanolol HCL, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol.V11i (2007) 1-16.
[72] SPERLING, L.H., Interpenetrating Polymer Networks and Related Materials, Plenum
Press, 1981, Chpt. 1.
[73] CHAPIRO,A, Radiation Chemistry of Polymeric Systems, John Wiley and Sons, New
York (1962).
[74] DAVIS, L.C., NOVAIS, S.M., MARTIN, N.D., Detoxification of Olive Oil Using
Ssuperabsorbent, Environ.Technolo. 2004 (25): 59-100.
[75] FLORES,G., HERRAZ, M., RUIZ, D.C., Use of Superabsorbent Polymer for the
Preconcentration of VolatileCcompound from Complex Mixtures. J.Sep.Sci. 29 (17)
(2006) 267-277.
[76] HOSSEINZADEH, H., POURJAVAVDI, A, ZOHURIAAN, M., 2-Hydrolized Crosslinked
Kappa Carrageenan-g-PAAM as a Novel Smart Superabsorbent Hydrogel with Low Salt
Sensitivity, J.Biomater.Sci., Polym.Ed., Vol.15 (2004) 1499-1511.
[77] PAULINO, AT, GUILORME, REIS A, COMPESSE,G.M., MUNIZ E.Z., NOZAKI J.,
Removal of Methylene Blue from an Aqueous Media Using Superabsorbent Hydrogel
Supported on Modified Polysaccharide. J.Colioid interface Sci., Vol.301 (2006) 55-62.
[78] LI A, ZHANG, J., WANG, A, Utilization of Starch and Clay for the Preparation of
Superabsorbent Composite, Bioresour.Technol., Vol.98 ( 2007) 327-333.
[79] SANNINO, A, ESPOSITO, A, DE ROSA, A, COZZOLINO, A, AMBROSIO, L., AND
NICOLAS, L., Biomedical Application of a Superabsorbent Hydrogel for Body Water
Elimination in the Treatment of Edemas. J.Biomed.Mater.Res. A, Vol.67 (2003) 1016
1024.
[80] CHEN, Y., TAN, H.M., Crosslinked CM-Chitosan-Poly acrylate acid as a Novel
Superabsorbent Polymer, Vol.344 (2006) 887-896.
[81] BRUGGISSER, R, Bacterial and Fungal Absorption Properties of Hydrogel Dressing
with a Superabsorbent Polymer Core, J.wound.Core 14 (9) (2005) 436-442.
[82] DUTKIEWS, J.K., Superabsorbent Materials from Shelfies Waste, Review. Vol.63
(2002) 373-381.
[83] MICHAEL, M.C., ZHANG, F., JHON, J.K., JAMES, W.G., Stability PEO in Matrix
Tablets Prepared by Hot -Melt Extrusion, Biomaterials, vol. 23 (21) (2007) 4241-48.
[84] TAM AI , T, MATSUKAWA, K., INOU, H., IMURA, T NISHIKAWA, N., Preparation of
Hydrogel by Crosslinking of Poly-ethylene Oxide Derivatives, Science and Industry,
Vol.34 (2000) 458-467.
[85] LOPINA, ST, WU, G MERRILE, w., GRIFFITH, C.L., Hepatocyte Cul-ture on
Carbohydrate Modified Star Polyethylene Oxide Hydrogels, Biomaterials, 17 (2005)
559-569.
[86] BIANCA, C., MAGAZU, S., MAISANO, Synthesis of Polyethylene Oxide Hyd-rogels by
Electron Radiation, J. of Applied Polymer Science, vol. 102 (2006)820-824.
[87] PATEL, V.R, AMIJI, M.M., Preparation and Characterization of Freeze-Dried Chitosan
-Poly Ethylene Oxide Hydrogels for Site- Specific Antibotic Delivery in the Stomach.
Pharmaceutical Research, Vol.13 (1996) 588-593.
[88] JAMES, D.S., MICHAEL, D.C., JOACHIM, H.S., STEVEN, D.A., Biodegradation of
Superabsorbent Polymers in Soil, Environmental Science Pollution Research, Vol.7
(2000) 83-88.
[89] JOSEPH, J.C., LYNN, M.F., DAVIS, S.D., An Applied Improving System for Cultivated
Potato Using Simple Sequence Repeats, American Journal of Potato Research, Vol.81
(2004) 243-250.
138
-
7/25/2019 2087-8079-2010-099
37/37
Sintesis hidrogel dengan teknik radiasi untuk aplikasi di bidang energi, Ors. Erizal
[90] RICHARD, I.M., Wet Diapers Artifact, Pediatric Radiology, Vol.37 2007 1303.
[91] EL-SAYED, S.S., Complications from Repeated Injection of Puncture of Old
Polyacrylamide Gel Implant Site: Case Reports, Aesthetic Plastic Surgery, Vol.32
2008 162-168.
[92] AKKAYA,R., and ULUSOY, U, Adsorptive Features of Chitosan Entrapped in
Polyacrylamide Hydrogelfor
Pb2+,
UOr and
Th4+.
J. Hazard Mater., Vol.15 2008 380
8.
[93] HAM,G.H., Vinyl Polymerization, Part I, New York 1967 401.
[94] RAJIV, ST, INDU, G., REENA, S., AND NAGPAL, AX, Synthesis of Poly acrylamide
co-acrylic acid -Based Superbasorbent Hydrogels by Gamma Radiation: Study of
Swelling Behaviour and Network Parameters. Designed Monomers and Polymers,
Vol. 10 2007 49-66.
[95] HAMID, J., NAGASHI and OKAY,O., J.Applied Polymer Science 1996 971-979.
[96] KAETSU, I., Signal Responsive Chemical Delivery Systems by Radiation Techniques
and the Use for Brain Research, Radiat. Phys., Vol.46 1995 247.
[97] MORTON, J.J., P., MALONE, M.H., Evaluation of Vulnerary Activity by an Open
Wound Prosedure in Rat, Arch Int Pharm., Vol.196 1972 117-126.
[98] TARUSARAYA, P., HILMY, N., and BASRIL,A., Clinical Studies on Using Lyophilized
Radiation Sterilized Ammion Membranes as Dressing for Leprosys Wound, Proc. 7 th
Int.Conf.Tissue Banks, 2004 .
[99] ZAINUDDIN, JUSTIN, J.C. and DAVID, JTH., Viscoelasticity of Radiation Formed
PVA/PVP Hydrogel, J.Biomater.Sci.Polymer, vol. 13 2002 1007-1020.
[100] FEI,X., FU,Z.C., JIAO,Y.P., MENG, Q.Y., WANG, X.P., CUI, X.Y., Improvement of
Cytocompatibility of electrospinning PLLA Microfibers by blending PVP, Journal of
Materials Science: Materials in Medicine, Vol.20 2009 1331-1358.
[101] NIKITINA, T.S., Effect Ionizing Radiation on High Polymers, Gordon and Breach, New
York 1963 1-11.
[102] AAMI. Technical Information Report T1R-27 , Sterilization of Health Care Products
Radiation Sterilization substance of 25 kGy as Sterili-zation Dose-V Dmax MC Lean,
Virginia, USA 2003
[103] VINCENT FALANGA, M.D., Wound Healing, Diakses tgl. 20 Desember 2007. Diambil
dari: http://www.aad.org./professionals/residents/medStud cere Cusr/bc wound
healing.hmt.
[104] THOMAS,R., Wound Healing, Diakses tgl.20 Desemeber 2007. Diambil dari
http://emedicene.com./enUTOPIC13 HTM.
[105] KHOYLOU, F., NAIMIAN, F., Radiation Synthesis of Superbabsorbent Poly-ethylene
OxidelTragacanth Hydrogels, Radiat. Phys. Chem., Vol. 78 2009 195-198.
[106] Badan Standarisasi NasionaI.SNI16-6363-2000: Pembalut Wanita. Jakarta. 2000.
[107] SOERENS, DAVE, A., MALIK, S., PATENT 6967261 USA
[108] SANJU, F., MANMOHAN, K., LALIT, V., Radiation Synthesis of Superabsorbent Poly
acrylic acid -Carrageenan Hydrogels, Radiation Phys. and Chem., Vol.69 2004 481
486.