099 Pemb Jln Jemb Kalimantan Barat

download 099 Pemb Jln Jemb Kalimantan Barat

of 43

Transcript of 099 Pemb Jln Jemb Kalimantan Barat

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN (TA) 2006 ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN BARAT TA 2004, TA 2005 DAN TA 2006

PADA

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DI PONTIANAK

NOMOR : TANGGAL :

DAFTAR ISI HALAMAN Bab I Resume Hasil Pemeriksaan .......................................................................................................1 Bab II Hasil Pemeriksaan .........................................................................................................4 A. Gambaran Umum.................................................................................................................4 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dasar Hukum Pemeriksaan ..............................................................................................4 Tujuan Pemeriksaan .........................................................................................................4 Sasaran Pemeriksaan ........................................................................................................4 Metode Pemeriksaan.........................................................................................................4 Jangka Waktu Pemeriksaan ..............................................................................................6 Obyek Pemeriksaan ..........................................................................................................6

B. Review Sistem Pengendalian Intern .................................................................................10 1. Organisasi dan Personalia...............................................................................................10 2. Kebijakan........................................................................................................................10 3. Perencanaan ....................................................................................................................11 4. Prosedur Kerja ................................................................................................................11 5. Pembukuan .....................................................................................................................12 6. Penyusunan dan Penyajian Informasi (laporan) Keuangan............................................12 7. Pengawasan ....................................................................................................................13 C. Temuan Pemeriksaan.........................................................................................................13 1. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2004 ................................................................13 a. Pemisahan item pekerjaan untuk penyediaan dan pemasangan atas baja struktur titik leleh 3.500 kg/cm2 tidak sesuai spesifikasi sebesar Rp771.388.100,00...........13 b. Pertambahan volume pekerjaan lapis pondasi aggregat klas C dibayar dengan harga satuan timpang sebesar Rp83.154.813,36.......................................................18 c. Penurunan Ruas Jalan Paket Pontianak Tayan (EIB-21) melebihi batas yang diperkirakan. .............................................................................................................21 2. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2005 ................................................................25 Pelapisan Tiang pancang dengan Coaltar Epoxy mengalami korosi sebesar Rp169.565.858,00 dan pengadaan tiang pancang baja melebihi kebutuhan sebesar Rp175.752.479,00 ..........................................................................................................25 3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2006 ................................................................31 a. Proses lelang paket pembangunan jalan dalam kota A. Yani diduga proforma dan mobilisasi tidak dilaksanakan sebesar Rp15.500.000,00...................................31 b. Volume pekerjaan tiang bor beton diameter 800 mm dalam Back Up Data pembayaran tidak sesuai dengan fisik dilapangan sebesar Rp12.715.682,98 ..........38

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Bab I Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu berkaitan dengan hal lain di bidang keuangan atas Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat, Program Peningkatan/Pembangunan Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) Tahun 1995. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji dan menilai, apakah Sistem Pengendalian Intern entitas, baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan, telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai, informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu. Sasaran pemeriksaan diarahkan pada Sistem Pengendalian Intern, kewajaran penyajian informasi keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan penggunaan belanja modal proyek yang meliputi Tahun Anggaran (TA) 2004 berupa pembangunan jalan fungsional sepanjang 487,24 km dengan panjang efektif 44,78 km dan pembangunan jembatan sepanjang 560,00 meter dengan target efektif ekuivalen 180,00 m/eqv. TA 2005 berupa pembangunan jalan fungsional sepanjang 372,98 km dengan panjang efektif 33,78 km dan pembangunan jembatan sepanjang 660,00 meter dengan target efektif ekuivalen 342,00 m/eqv. TA 2006 berupa pembangunan jalan fungsional sepanjang 328,18 km dengan panjang efektif 69,57 km dan pembangunan jembatan sepanjang 860,00 meter dengan target efektif ekuivalen 254,00 m/eqv. Anggaran Belanja TA 2004 adalah sebesar Rp47.796,35 juta yang telah direalisasikan sebesar Rp47.067,21 juta atau 98,47%. Sedangkan untuk TA 2005 Anggaran Belanja adalah sebesar Rp68.752,20 juta yang telah direalisasikan sebesar Rp53.303,70 juta atau 77,53%. Dan Anggaran Belanja TA 2006 sebesar Rp116.410,19 juta yang telah direalisasikan per tanggal 31 Juli 2006 adalah sebesar Rp30.295,68 juta atau 26,02%.

1

Dari hasil pemeriksaan dapat dikemukakan bahwa Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat telah menyusun dan menyajikan LKKP dan LKKAP sesuai dengan format yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Proyek/Satker Sementara juga telah menyusun Laporan Bulanan Kemajuan Keuangan dan Fisik Proyek sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah No.49/KPTS/M/2000 tanggal 13 Juli 2000. Tanpa mengurangi keberhasilan yang dicapai, BPK-RI berpendapat bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang mengakibatkan indikasi kerugian negara TA 2004 sebesar Rp83,15 juta (0,18%), TA 2005 sebesar Rp175,75 juta (0,34%), TA 2006 sebesar Rp28,22 juta (0,10%) dan pengeluaran tidak hemat TA 2004 sebesar Rp771,39 juta (1,68%), dan TA 2005 sebesar Rp169,57 juta (0,33%) dengan rincian sebagai berikut : Tahun Anggaran 2004: 1. Pemisahan item pekerjaan untuk penyediaan dan pemasangan atas baja struktur titik leleh 3.500 kg/cm2 tidak sesuai spesifikasi sehingga harga satuan pekerjaan baja struktur titik leleh 3.500 kg/cm2 menjadi lebih tinggi sebesar Rp771,39 juta. Hal tersebut disebabkan Pemimpin Proyek P2JJ dan Panitia Penunjukan Langsung tidak cermat dalam mencantumkan item pekerjaan di dalam HPS/OE dan dokumen lelang. 2. Pertambahan volume pekerjaan lapis pondasi aggregat klas C dibayar dengan harga satuan timpang sehingga realisasi pembayaran lebih besar dari yang seharusnya sebesar Rp83,15 juta. Hal tersebut disebabkan Pemimpin Bagian Proyek, konsultan pengawas dan pengawas lapangan tidak cermat dalam perhitungan harga atas pertambahan volume yang diajukan oleh penyedia jasa. 3. Penurunan Ruas Jalan Paket Pontianak Tayan (EIB-21) melebihi batas yang diperkirakan sehingga elevasi jalan yang telah diserahterimakan tidak sesuai dengan elevasi rencana. Hal tersebut disebabkan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat tidak cermat dalam merencanakan desain jalan. Tahun Anggaran 2005: Pelapisan Tiang pancang dengan Coaltar Epoxy mengalami korosi sehingga tidak efektif melindungi tiang baja dari korasi air asin sebesar Rp169,57 juta dan berkurangnya kekuatan pondasi penahan konstruksi jembatan di atasnya serta Penyediaan tiang pancang baja melebihi kebutuhan sehingga terjadi kerugian negara sebesar Rp175,75 juta. Hal tersebut disebabkan pengawas lapangan, konsultan supervisi dan penyedia jasa tidak cermat dalam melakukan pengawasan mutu pekerjaan, memperhitungkan volume tiang pancang yang dipakai dan mengawasi sisa tiang pancang.

2

Tahun Anggaran 2006: 1. Proses lelang paket pembangunan jalan dalam kota A. Yani diduga proforma dan biaya mobilisasi yang tidak dilaksanakan senilai Rp15,50 juta sehingga menghilangkan kesempatan bagi kontraktor lain untuk menjadi pemenang lelang dengan harga yang lebih menguntungkan negara dan terjadi kelebihan pembayaran atas biaya mobilisasi yang merugikan keuangan negara sebesar Rp15,50 juta. Hal tersebut disebabkan Panitia lelang tidak secara sungguh-sungguh menyelenggarakan pemilihan penyedia jasa dan pengawas lapangan, konsultan pengawas dan penyedia jasa tidak cermat dalam membuat Back up data serta pengendalian dari Pejabat Pembuat Komitmen tidak efektif. 2. Volume pekerjaan tiang bor beton diameter 800 mm dalam Back Up Data pembayaran tidak sesuai dengan fisik dilapangan sebesar Rp12,72 juta sehingga realisasi pembayaran lebih besar dari prestasi pekerjaan yang sebenarnya sebesar Rp12,72 juta. Hal tersebut disebabkan pengawas lapangan, konsultan pengawas dan penyedia jasa tidak cermat dalam membuat Back up data serta pengendalian dari Pejabat Pembuat Komitmen tidak efektif. Berkenaan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberikan sanksi kepada Kepala Satuan Kerja NVT, Pejabat Pembuat Komitmen, Kepala Satker P2JJ, pengawas lapangan dan konsultan pengawas untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya, serta memerintahkan Kepala Satuan Kerja NVT untuk menarik kelebihan pembayaran kepada Penyedia Jasa sebesar Rp287,12 juta untuk disetorkan ke Kas Negara. Jakarta, 2006 Penanggung Jawab

Drs. Soekoyo NIP. 240 000 742

3

Bab II Hasil Pemeriksaan A. Gambaran Umum 1. Dasar Hukum Pemeriksaan a. Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan b. Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara 2. Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji dan menilai apakah: a. Sistem Pengendalian Intern entitas, baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan, telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai; b. Informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan; c. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu. 3. Sasaran Pemeriksaan Untuk mencapai tujuan pemeriksaan, maka sasaran pemeriksaan diarahkan pada : a. Sistem Pengendalian Intern; b. Kewajaran penyajian informasi keuangan; c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atas penggunaan belanja modal proyek, meliputi : 1) TA 2004 target pembangunan jalan fungsional sepanjang 487,24 km dengan panjang efektif 44,78 km dan pembangunan jembatan fungsional sepanjang 560 m dan panjang efektif 180 m/eqv. 2) TA 2005 target pembangunan jalan fungsional sepanjang 372,98 km dengan panjang efektif 33,78 km dan pembangunan jembatan fungsional sepanjang 660 meter dengan panjang efektif 342 m/eqv. 3) TA 2006 target pembangunan jalan fungsional sepanjang 428,15 km dengan panjang efektif 60,90 km dan pembangunan jembatan fungsional sepanjang 860 m dengan panjang efektif 256 m/eqv. 4. Metode Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen kontrak yang bersumber dari dana APBN (Rupiah Murni) dan Pinjaman Luar Negeri (Loan IBRD 4643-IND)4

yang meliputi bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan, pelaksanaan kontrak dan dengan melakukan pengujian fisik. Pemeriksaan atas pelaksanaan satker sementara dilakukan dengan: a. Pendekatan risiko Pendekatan risiko didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektifitas Sistem Pengendalian Intern satker sementara. Hasil pemahaman dan pengujian SPI ini menunjukkan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku. Besarnya risiko pemeriksaan (audit risk) ditentukan dari tingkat keandalan pengendalian (risiko pengendalian), tingkat risiko bawaan (inherent risk) entitas, dan risiko deteksi (detection risk) yang diharapkan. Dalam hal ini, risiko pengendalian tingkat materialitas digunakan untuk menentukan jumlah pengujian. b. Pengujian dalam pemeriksaan Pemeriksaan terinci dilakukan dengan pemahaman atas SPI. Pengujian atas pengendalian hanya terbatas pada angka-angka yang disajikan dalam dokumen kontrak, back up data, monthly certificate and progress report untuk mengumpulkan bukti sebagai pendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan ini melakukan pengujian substantif atas dokumen-dokumen secara terbatas dan dengan pengujian fisik pekerjaan. c. Uji petik pemeriksaan (audit sampling) Pada TA 2004 terdapat 8 (delapan) paket kontrak pekerjaan, TA 2005, 7 (tujuh) paket kontrak pekerjaan dan TA 2006 10 (sepuluh). Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas 6 (enam) paket kontrak pekerjaan TA 2004, 7 (tujuh) paket kontrak pekerjaan TA 2005, dan 8 (delapan) paket kontrak pekerjaan TA 2006 dengan pertimbangan keterbatasan waktu, dan jarak antar paket yang satu dengan yang lainnya saling berjauhan. Pemeriksaan hanya dilakukan atas pekerjaan yang bersifat major item. Kesimpulan pemeriksaan didapat berdasarkan hasil pemeriksaan atas unit-unit yang diperoleh dari uji petik. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat risiko, untuk menentukan jumlah dan unit populasi. Judgement pemeriksa diarahkan untuk menjamin kecukupan jumlah sampel yang diuji dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi.

5

d. Pelaporan Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan telah dikomunikasikan dengan entitas dan telah mendapat tanggapan tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan. Atas temuan yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan tersebut selanjutnya diberikan saran perbaikan. 5. Jangka Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 28 Agustus 2006 sampai dengan tanggal 2 Oktober 2006 berdasarkan Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI No.102/ST/IV-XII.3/08/2006 tanggal 14 Agustus 2006. 6. Obyek Pemeriksaan a. Data Umum Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat dalam TA 2004 dilaksanakan oleh Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat, dalam TA 2005 dilaksanakan oleh Satuan Kerja Sementara Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat dan TA 2006 dilaksanakan oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Kalimantan Barat yang bertujuan untuk memfungsikan prasarana dan sarana yang ada serta memacu pengembangan wilayah untuk pemulihan ekonomi, mengurangi kesenjangan pertumbuhan wilayah untuk persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan manajemen pemerintahan dan pembangunan bidang pekerjaan umum. Pembiayaan proyek atau kegiatan bersumber dari dana APBN (Rupiah Murni) dan Pinjaman Luar Negeri (Loan IBRD 4643-IND) yang merupakan anggaran Departemen Pekerjaan Umum yang dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan (DIP) atau DIPA. Pelaksana proyek TA 2004 adalah Pemimpin Proyek (Pimpro), yang dibantu empat Pemimpin Bagian Proyek (Pimbagpro) yaitu: 1) 2) 3) 4) Bagian Proyek Pembangunan Jalan Sei Duri - Singkawang; Bagian Proyek Pembangunan Teraju Balai Bekuak Aur Kuning; Bagian Proyek Pembangunan Jalan Bongkong Nanga Tepuai Semangut; Bagian Proyek Pembangunan Jalan Aur Kuning-Sandai-Ng. Tayap-Batas Kalteng. Selain itu, Pimpro dibantu oleh Bendahara. Pimpro bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pimpro. Untuk TA 2005 Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat6

Nanga

Kalimantan Barat selaku Atasan Langsung

berubah menjadi Satuan Kerja Sementara Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat dengan tujuan sama dengan tujuan TA 2004. Pelaksana kegiatan adalah Kepala Satker Sementara, yang dibantu empat Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan yaitu : 1) 2) 3) Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan Sei Duri - Singkawang; Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan Ambawang - Tayan; Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan Teraju Balai Bekuak Aur Kuning Sandai Ng. Tayap Batas Kalteng; 4) Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jembatan Pemuar.

Selain itu, Kepala Satker Sementara dibantu oleh Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran, Bendahara Pengeluaran dan Penanggung Jawab Unit Akuntansi. Kepala Satker Sementara bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Marga selaku Atasan Langsung Kepala Satker Sementara. Untuk TA 2006 Satuan Kerja Sementara berubah menjadi Satuan Kerja Non Vertikat Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat dengan tujuan sama dengan tujuan TA 2005. Pelaksana kegiatan adalah Kepala SNVT, yang dibantu oleh lima Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) PPK Pembangunan Jalan Sei Duri - Singkawang; PPK Pembangunan Jalan Ambawang - Tayan; PPK Pembangunan Jalan Tayan - Teraju Balai Bekuak; PPK Pembangunan Jalan Balai Bekuak Aur Kuning Batas Kalteng; PPK Pembangunan Jembatan Pemuar.

Selain itu, Kepala Satker Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran dibantu oleh Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran dan Bendahara. Kepala Satker Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Marga selaku Atasan Langsung Kepala Satker Sementara. b. Tujuan Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat Untuk meningkatkan peranan jalan dalam pengembangan wilayah yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah pengaruh pelayanan pada sistem jaringan primer meliputi pembangunan jalan arteri, kolektoral dan lokal. c. Sasaran Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat Informasi tentang Jalan Nasional di Kalimantan Barat TA 2004, 2005 dan 2006 adalah sebagai berikut:7

Data/Kondisi Jalan/Jembatan Nasional 1 Panjang Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat

TA 2004 Jalan Jembatan (Km) (m) 2 3 1.575,32 7.886,56 641,24 5.620,00 472,59 1.586,59 367,93 579,97 93,56 100,00

TA 2005 Jalan Jembatan (Km) (m) 4 5 1.575,32 7.986,56 665,24 5.720,00 462,47 1.586,59 359,76 453,31 87,85 226,66

TA 2006 Jalan Jembatan (Km) (m) 4 5 1.575,32 8.328,56 699,02 6.062,00 462,47 1.586,59 334,20 453,31 79,63 226,66

Sumber: Data Informasi Dinas Praswil Kalimantan Barat TA 2004,TA 2005 dan TA 2006.

Sasaran Proyek TA 2004, Satker Sementara TA 2005 dan SNVT TA 2006 adalah sebagai berikut :Sasaran Proyek 1 Jalan Jembatan TA 2004 Fungsional Efektif 2 3 487,24 Km 44,78 Km 560 M 180 M TA 2005 Fungsional Efektif 4 5 372,98 Km 33,78 Km 660 M 342 M TA 2006 Fungsional Efektif 6 7 378,18 Km 69,57 Km 860,00 M 254,00 MComment: Agar dicek kembali angkanya

d. Anggaran dan Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran TA 2004, TA 2005 dan TA 2006 adalah sebagai berikut :No 1 1. Uraian 2 TA 2004 Belanja Penunjang Belanja Modal - Rupiah Murni - BLN (IBRD-4643 IND) Jumlah TA 2005 Belanja Penunjang Belanja Modal - Rupiah Murni - BLN (IBRD-4643 IND) Jumlah TA 2006 (per 31 Juli 2006) Belanja Penunjang Belanja Modal - Rupiah Murni - BLN (IBRD-4643 IND) Jumlah Anggaran Rp 3 946.655.000 39.045.245.000 7.804.450.000 47.796.350.000 1.065.600.000 53.086.412.000 14.600.191.000 68.752.203.000 1.746.475.000 99.943.715.000 14.720.000.000 116.410.190.000 Realisasi Rp 4 945.777.629 38.335.670.548 7.785.765.190 47.067.213.367 1.007.588.930 42.251.956.281 10.044.159.504 53.303.704.715 893.870.331 25.333.876.926 4.067.936.600 30.295.683.857 Sisa % 5 99,91 98,18 99,76 98,47 94,56 79,59 68,79 77,53 49,89 25,36 27,64 26,02 Rp 6 877.371,00 709.574.452,00 18.684.810,00 729.136.633,00 58.011.070,00 10.834.455.719,00 4.556.031.496,00 15.448.498.285,00 897.744.669 74.564.698.074 10.652.063.400 86.114.506.143

2.

3.

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah anggaran TA 2004 adalah sebesar Rp47.796.350.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp47.067.213.367,00 atau 98,47%. Realisasi anggaran tersebut diperuntukkan bagi kegiatan dengan pembiayaan UYHD sebesar Rp945.777.629,00 dan Pembiayaan Langsung (LS) sebesar Rp46.121.435.738,00. Sisa anggaran sebesar Rp729.136.633,00 masih berada di KPPN yang terdiri dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp 710.451.823,00 dan Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar Rp18.684.810,00. Pada TA 2005, jumlah anggaran adalah sebesar Rp68.752.203.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp53.303.704.715 atau 77,53%. Realisasi anggaran8

tersebut diperuntukkan bagi kegiatan dengan pembiayaan UYHD sebesar Rp1.007.588.93,00 dan Pembiayaan Langsung (LS) sebesar Rp52.296.115.785,00. Sisa anggaran sebesar Rp15.448.498.285,00 masih berada di KPPN yang terdiri dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp10.892.466.789,00 dan Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar Rp4.556.031.496,00. Kemudian pada TA 2006, jumlah anggaran adalah sebesar Rp116.410.190.000 dan per 31 Juli 2006 telah direalisasikan sebesar Rp30.295.683.857,00 atau 26,02%. Realisasi anggaran tersebut diperuntukkan bagi kegiatan dengan pembiayaan UYHD sebesar Rp893.870.331,00 dan Pembiayaan Langsung (LS) sebesar Rp29.401.813.526,00 Sisa anggaran sebesar Rp86.114.506.143,00 masih berada di KPPN yang terdiri dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp75.462.442.743,00 dan Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar Rp10.652.063.400,00. c. Cakupan Pemeriksaan Dari realisasi belanja TA 2004 sebesar Rp47.067.213.367,00 atau 98,47% telah dilakukan pemeriksaan sebesar Rp45.833.474.298,00 atau ACOV 97,38%, dengan nilai temuan sebesar Rp4.842.744.313,60 atau 10,57% dari realisasi anggaran yang diperiksa. Pada TA 2005 realisasi belanja sebesar Rp53.303.704.715 atau 77,53% telah dilakukan pemeriksaan sebesar Rp52.065.131.885,00 atau ACOV 97,68% dengan nilai temuan sebesar Rp 345.318.337,00 atau 0,66% dari realisasi anggaran yang diperiksa. Pada TA 2006 realisasi belanja sebesar Rp30.295.683.857,00 atau 26,02% telah dilakukan pemeriksaan sebesar Rp28.650.760.526,00 atau ACOV 94,57% dengan nilai temuan sebesar Rp28.215.682,98 atau 0,10% dari realisasi anggaran yang diperiksa. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan atas Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat TA 2004, TA 2005 dan TA 2006 dimuat dalam daftar pada halaman berikutnya.

9

B. Review Sistem Pengendalian Intern Hasil review Sistem Pengendalian Intern (SPI) satker sementara adalah sebagai berikut : 1. Organisasi dan Personalia Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Satuan Kerja NVT)/Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendaharawan Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat, diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.47/KPTS/M/2006 tanggal 4 Januari 2006. Kepala Satuan Kerja NVT /Kuasa Pengguna Anggaran Pembangunan Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan

Umum bertanggung jawab kepada Direktur Jalan dan Jembatan II sebagai Pelaksana Program/Atasan Langsung, serta Kepala Dinas Jalan dan Jembatan Provinsi Kalimantan Barat sebagai Koordinator Wilayah/Pembantu Atasan Langsung. Susunan organisasi Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Kalimantan Barat No.09/KPTS/SKS/2005 tanggal 28 Maret 2005 tentang Uraian Tugas Para Pejabat Dalam Lingkungan Satuan Kerja Sementara Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat TA 2005. Susunan organisasi Satuan Kerja NVT telah memisahkan fungsi pencatatan, fungsi pembayaran, dan fungsi pelaksanaan, serta tidak terdapat perangkapan jabatan yang melemahkan pengendalian. 2. Kebijakan Kebijakan Satuan Kerja NVT dalam pelaksanaan Peningkatan/Pembangunan Transportasi Jalan berpedoman pada berbagai peraturan perundang-undangan antara lain : a. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN; b. Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan APBN; c. Keppres No.17 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN; d. Keppres No.18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah; e. Keputusan Bersama Menkeu dan Kepala Bappenas No.S-42/A/2000 dan S2262/D.2/05/2000 tanggal 3 Mei 2000 tentang Petunjuk Teknis Keppres No.18 Tahun 2000; f. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran No.SE-136/A/2002 bulan Agustus 200210

tentang Petunjuk Pelaksanaan Keppres No.42 Tahun 2002; g. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran No.SE-165/A/2002 tanggal 24 September 2002 tentang batas waktu Pengajuan Usul Revisi DIP, DIK dan DIK-S TA 2002; h. Kepmen PU No.38/KPTS/1998 tentang Dokumen Lelang Standar Pengadaan Jasa Pemborongan di Lingkungan Dep. PU. i. Spesifikasi teknis yang dibuat oleh satker sementara. Kebijakan tersebut dinilai telah memadai sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan satker sementara. 3. Perencanaan Perencanaan dan pemilihan kegiatan Satuan Kerja NVT dilakukan oleh kepala satker sementara/kuasa pengguna anggaran bersama dengan para pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/pejabat pembuat komitmen. Selain itu, rencana kegiatan satker sementara disusun dengan memperhatikan usulan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kepala Dinas PU Kalimantan Barat dan disetujui oleh Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan otonomi daerah yang selanjutnya dituangkan dalam DIPA dan dijabarkan dalam PO. Perencanaan teknis dilakukan pelaksanaan dibuat oleh Satuan Kerja NVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Kalimantan Barat. Dalam Pelaksanaannya ditemukan pekerjaan yang mengalami penurunan yang melebihi batas melebihi perkiraan perencanaan yakni dalam penetapan desain pembangunan ruas jalan Pontianak Tayan (EIB-21). 4. Prosedur Kerja Prosedur kerja Satuan Kerja NVT, khususnya pengadaan barang/jasa, mengikuti pedoman dalam Keppres No. 80 Tahun 2003, Keppres No.18 Tahun 2000, Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas No.S42/A/2000 dan No.S-2262 D.2/05/2000 tanggal 3 Mei 2000, terakhir diubah dengan SKB Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas No. Kep-54/A/2002 dan No.247/M.PPN/04/2002 tanggal 10 April 2002. Ketentuan tersebut dinilai telah memadai sebagai pedoman kerja satker sementara namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kelemahan antara lain kelalaian konsultan supervisi dan pengawas lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa bekerja tidak cermat dan perencanaan yang kurang akurat.11

5. Pembukuan Pembukuan transaksi keuangan dilakukan dengan berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-332/M/V/1968 tanggal 26 September 1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara Pengerjaannya. Bendaharawan telah menyelenggarakan BKU dan buku-buku pembantu sesuai keperluan, dan pencatatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam BKU telah dilakukan secara tertib/benar. 6. Penyusunan dan Penyajian Informasi (laporan) Keuangan Tata cara pelaporan keuangan dilaksanakan berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.531/KMK.03/2000 tanggal 21 Desember 2000 mengenai Perubahan Keputusan Menteri Keuangan No.217/KMK.03/1990 tentang Mekanisme Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN, jo. Surat Edaran Dirjen Anggaran No.SE39/A/1990 perihal Petunjuk Pelaksanaan Sistem Baru Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN. Ketentuan tersebut menetapkan contoh form dan tata cara pengisian LKKAP/LKKP yang harus dibuat dan disampaikan oleh proyek kepada pejabat dan atau instansi yang berwenang, dhi. biro keuangan departemen dan KPKN. Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Anggaran No.SE-136/A/2002 bulan Agustus 2002, pada butir VI, ditetapkan bahwa pemimpin proyek tidak diwajibkan lagi menyampaikan LKKP kepada KPKN. Mengenai petunjuk pelaksanaan pembukuan dan penyusunan Laporan Bulanan Kemajuan Keuangan dan Fisik Proyek di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, telah diatur dalam Keputusan Menteri Kimbangwil No.49/KPTS/M/2000 tanggal 13 Juli 2000. Dalam pelaksanaannya diketahui bahwa laporan yang dibuat setiap akhir bulan terdiri dari LKKP/LKKAP yang memuat pagu anggaran dan penyerapan dana, Laporan Bulanan Kemajuan Keuangan dan Fisik, dan Laporan

Penerimaan/Penyetoran Pajak dan Lain-lain Penerimaan PNBP yang dipungut Bendaharawan. Laporan keuangan instansi pada tingkat Satker telah dilakukan secara tertib dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, dengan telah dibuatnya Laporan realisasi Anggaran dan Neraca Tahun Anggaran 2004 dan 2005 yang disampaikan setiap bulan secara berjenjang kepada Unit Akuntansi Wilayah/Unit Akuntansi Eselon I/Unit Akuntansi Kantor Pusat Instansi.

12

7. Pengawasan Kepala Satuan Kerja NVT/Kuasa Pengguna Anggaran selaku atasan langsung dari bendaharawan, panitia lelang dan staf pelaksana kegiatan, melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas bawahannya. Pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja dibantu oleh Konsultan Pengawas (secara kontraktual dengan Satuan Kerja NVT P2JJ Provinsi Kalimantan Barat) dan pengawas lapangan. Hasil pengawasan dituangkan dalam Back up Data Quantity dan Back up Data Quality serta Berita Acara PHO/FHO. Pelaksanaan pengawasan belum efektif, hal ini terbukti dari adanya Back up Data Quantity tidak sesuai fisik di lapangan dan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku Aparat Pengawas internal Pemerintah telah melakukan pemeriksaan pada tahun 2005 sesuai laporan Hasil Audit Laporan Keuangan atas Satuan Kerja NVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat, Nomor : LHA-98/PW14/2/2006 tanggal 29 Mei 2006. Dalam laporan tersebut antara lain ditemukan Klaim jaminan pelaksanaan yang belum disetor, tetapi pada saat pemeriksaan ini telah ditindaklanjuti dengan menyetorkan ke Kas Negara. Berdasarkan hasil review SPI atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan serta terhadap kegiatan penggunaan belanja modal proyek/Satker sementara di atas, dapat dinyatakan bahwa SPI telah dirancang secara memadai namun belum dilaksanakan secara efektif, khususnya dalam hal perencanaan, prosedur kerja dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan proyek sehingga menimbulkan kelemahan-kelemahan. Kelemahankelemahan tersebut telah mengakibatkan terjadinya indikasi kerugian negara dan tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. C. Temuan Pemeriksaan 1. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2004 a. Pemisahan item pekerjaan untuk penyediaan dan pemasangan atas baja struktur titik leleh 3.500 kg/cm2 tidak sesuai spesifikasi sebesar Rp771.388.100,00 Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Kalimantan Barat TA 2004 memborongkan Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak sepanjang 560 m kepada PT Adhi Karya berdasarkan Kontrak No.07/PKK/BM13

BANG/2004 tanggal 22 Nopember 2004 dengan biaya dari ABT APBN murni sebesar Rp9.048.229.000,00 (termasuk PPN 10%). Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 29 hari kalender (sejak tanggal 22 Nopember 2004 s.d 20 Desember 2004) dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender. Kontrak diAddendum dua kali dan berdasarkan Addendum Final tanggal 20 Desember 2004 mengenai pekerjaan tambah kurang, nilai kontrak berubah menjadi Rp8.366.205.000,00 tetapi tidak merubah jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan telah selesai sesuai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO) No.256/BA/BM-BANG/JBT-KPS.II(L)/2005 tanggal 14 Juni 2005 dan kepada penyedia jasa telah dibayar lunas terakhir dengan SPM No.839405Y/042/112 tanggal 22 Desember 2004. Penetapan PT Adhi Karya sebagai pelaksana melalui proses penunjukan langsung berdasarkan Nota Dinas Dirjen Prasarana Wilayah No.226/ND/DP/2004 tanggal 19 Oktober 2004 adalah pekerjaan tersebut secara teknis merupakan satu kesatuan konstruksi (bangunan bawah dan bangunan atas) yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan. Alasan untuk menetapkan pemenang dengan cara penunjukan langsung tersebut tidak memenuhi kriteria dalam Lampiran I Keppres No.80 Tahun 2003 Tanggal 3 Nopember 2003 Butir C.1.a.4). Supervisi dilaksanakan oleh PT Wiraguna Tani berdasarkan kontrak pengawasan dengan Kepala Satuan Kerja NVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan dokumen kontrak, item pekerjaan utama adalah :No. Mata Pembayaran 7.4 (3) a 7.4 (3) b 7.5 (2) Item Pekerjaan Volume 1 4 5 Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 Penyediaan Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 Pemasangan Pengangkutan material jembatan 196.532,00 kg 196.532,00 kg 306.590,20 kg Kontrak Jumlah Harga 4.785.554.200,00 771.388.100,00 1.287.678.840,00 Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan s.d MC terakhir Volume Jumlah Harga 196.532,00 kg 196.532,00 kg 332.938,00 4.785.554.200,00 771.388.100,00 1.398.339.600,00

Hasil pemeriksaan atas dokumen lelang dan Harga Perhitungan Sendiri (HPS/OE) diketahui terdapat item pekerjaan 7.4 (3) a. Penyediaan Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 dan 7.4 (3) b. Pemasangan Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2. Hasil pemeriksaan atas dokumen penawaran dan kontrak diketahui harga satuan item pekerjaan 7.4 (3) a. Penyediaan Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2

14

sebesar Rp24.350,00 dan 7.4 (3) b. Pemasangan Baja struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 dengan harga satuan Rp3.925,00. Di dalam Spesifikasi Umum (yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak) pada Seksi 7.4.5 1) a) mengenai Baja Struktur dinyatakan bahwa kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai ditempat dan diterima. Kemudian pada Seksi 7.4.5 2) dinyatakan bahwa harga dan pembayaran ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya dalam seksi ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan baja struktur akan diukur untuk pembayaran jika telah dilaksanakan penyediaan maupun pemasangan karena keduanya merupakan satu kesatuan item pekerjaan dan tidak ada pemisahan mata pembayarannya dalam spesifikasi. Item pekerjaan 7.4 (3) a dan b pada paket tersebut lebih mahal jika dibandingkan dengan paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs, yang diborongkan oleh Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan Sei Duri Singkawang pada TA 2006 kepada penyedia jasa yang sama (PT Adhi Karya) dengan Kontrak No.KU.08.08/BM-BANG/02 tanggal 11 April 2006 senilai Rp9.907.712.000,00. Pada kontrak tersebut terdapat mata pembayaran 7.4 (3) Baja struktur, dengan titik leleh 3500 kg/cm2. Perbandingan harga satuan kedua kontrak yaitu sebagai berikut: 1) Paket Pembangunan Jembatan Kapuas II TA 2004 (lanjutan) a) Harga satuan 7.4 (3) a Penyediaan baja struktur = b) Harga satuan 7.4 (3) b Pemasangan baja struktur = Jumlah 2) Paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs TA 2006 - Harga satuan 7.4 (3) Penyediaan dan Pemasangan baja struktur = Rp22.600,00 = Rp24.350,00 Rp 3.925,00 Rp28.275,00

Pada paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs telah sesuai dengan spesifikasi mata pembayaran penyediaan tidak dipisahkan dengan pemasangan. Harga satuan 7.4 (3) Penyediaan dan Pemasangan baja struktur pada Paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs lebih rendah dari pada Harga satuan 7.4 (3) a Penyediaan

15

baja struktur pada Paket Pembangunan Jembatan Kapuas II TA 2004 sebesar Rp1.750,00 (Rp24.350,00- Rp22.600,00). Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1) Spesifikasi Umum mengenai Baja Struktur Seksi 7.4.5 1) a) menyatakan bahwa kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai ditempat dan diterima. Seksi 7.4.5 2) menyatakan bahwa harga dan pembayaran ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya dalam seksi ini. 2) Mukadimah pada Daftar Kuantitas Dokumen Lelang menyatakan bahwa untuk memastikan nilai dan jumlah pekerjaan yang telah dikerjakan, pekerjaan harus diukur sebagaimana disyaratkan dalam setiap ketentuan pengukuran dan pembayaran di dalam Spesifikasi. Apabila cara pengukuran dicantumkan dalam spesifikasi atau bagian lain dalam dokumen kontrak maka cara pengukuran tersebut harus berlaku. 3) Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 13 menyatakan bahwa Pengguna barang/jasa wajib memiliki harga dan perkiraan sendiri data (HPS) yang yang dapat

dikalkulasikan

secara

keahlian

berdasarkan

dipertangungjawabkan. Akibatnya harga satuan Pekerjaan Baja Struktur Titik Leleh 3.500 Kg/cm2 menjadi lebih tinggi sebesar Rp771.388.100,00 (196.532 kg x Rp3.925,00) yang disebabkan Pemimpin Proyek P2JJ dan Panitia Penunjukan Langsung tidak cermat dalam mencantumkan item pekerjaan di dalam HPS/OE dan dokumen lelang. Atas permasalahan tersebut Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat menanggapi bahwa tidak sependapat dengan Tim BPK-RI karena dalam pemisahan item 7.4 (3) Baja Struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 penyediaan dan pemasangan menjadi 7.4 (3) a Baja Struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 penyediaan dan 7.4 (3) b Baja Struktur, titik leleh 3500 kg/cm2 pemasangan adalah menggunakan dasar pemikiran :

16

1) Item ini adalah penyediaan rangka baja Girder, yang merupakan material pabrikan, dimana volume (kg) pengadaan akan sama dengan volume (kg) yang terpasang, karena volume didapat dari daftar list berat rangka dari produsen. 2) Pada paket Pembangunan Jembatan Kapuas II jika dibandingkan dengan Paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs memerlukan metode pemasangan yang lebih kompleks, karena merupakan jembatan multi span, memerlukan keakuratan pemasangan dengan memerlukan konstruksi perancah ditanah yang lembek dengan elevasi yang lebih tinggi dan harus mengacu pada cember jembatan secara keseluruhan. Namun demikian kembali pada hirarki secara keseluruhan terhadap cost biaya total item ini dapat dibandingkan perhitungan HPS pada 2 paket tersebut adalah : 1) Paket Pembangunan Jembatan Kapuas II TA. 2004 a) Harga HPS untuk item 7.4 (3) a b) Harga HPS untuk item 7.4 (3) b Total [untuk item 7.4 (3) ] = Rp. 24.350 / Kg = Rp. 3.900 / Kg = Rp. 28.250 / Kg

2) Paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs TA. 2006 Harga HPS untuk item 7.4 (3) = Rp. 29.850 / Kg Dari beberapa kondisi tersebut diatas maka dengan pemisahan item pekerjaan sesungguhnya tidak menyebabkan harga pada HPS menjadi lebih tinggi. Dalam dokumen terjadi perbedaan antara BOQ dan spesifikasi Teknis, hal ini telah diberikan penjelasan melalui surat Nomor : KU.08.07/P3JJ-KB/253 Tanggal 12 Nopember 2004 Oleh Kepala P3JJ Kalimantan Barat atas surat Ka.Satker Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat Nomor : KU.08.03/BM-BANG/420 tanggal 11 Nopember 2004. Tanggapan Kepala SNVT tidak dapat diterima, karena: 1) Nilai harga satuan yang dibandingkan Kepala Satuan Kerja NVT adalah nilai harga satuan HPS/OE sedangkan nilaipada temuan adalah nilai harga satuan pada kontrak. Jika yang dibandingkan adalah nilai harga satuan pada kontrak maka pemisahan tersebut mengakibatkan nilai kontrak lebih tinggi. 2) Alasan bahwa Pembangunan Jembatan Kapuas II jika dibandingkan dengan Paket Pembangunan Jembatan Bawas Cs memerlukan metode pemasangan yang lebih kompleks tidak tepat karena tidak diatur dalam spesifikasi.17

3) Pertimbangan dari P2JJ berdasarkan surat Nomor : KU.08.07/P3JJ-KB/253 Tanggal 12 Nopember 2004 bahwa pemisahan tersebut dilakukan karena pemasangan girder baja pada tanah lembek sehingga diperlukan perlakuan khusus dalam pemasangannya adalah tidak tepat karena jika dibandingkan dengan Jembatan Bawas Cs kondisi tanahnya juga lembek bahkan langsung di atas sungai. 4) Pertimbangan lain dari P2JJ berdasarkan surat Nomor : KU.08.07/P3JJKB/253 Tanggal 12 Nopember 2004 bahwa kuantitas girder baja lebih pasti terpakai adalah tidak tepat karena kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran adalah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai ditempat dan diterima (telah selesai dipasang). Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberi sanksi kepada Pemimpin Proyek P2JJ dan Panitia Penunjukan Langsung untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya serta memerintahkan Pemimpin Proyek untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran sebesar Rp771.388.100,00 kepada atasan langsung untuk mendapatkan penilaian. Bukti-bukti pelaksanaan konstruksi perancah ditanah yang lembek dengan elevasi yang lebih tinggi dan foto dokumentasinya (warna) disampaikan ke BPK-RI. b. Pertambahan volume pekerjaan lapis pondasi aggregat klas C dibayar dengan harga satuan timpang sebesar Rp83.154.813,36 Bagian Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Bongkong-Ng. Tepuai-Ng. Semangut pada Tahun Anggaran (TA) 2004 memborongkan Paket Pembangunan Jalan Bongkong-Ng. Tepuai-Ng. Semangut sepanjang 10,85 km kepada PT Wijaya Karya-PT Brantas Abipraya/Jo berdasarkan kontrak No. 02/PKK/BMBANG/2004 tanggal 8 Juni 2004 dengan biaya dari APBN Murni sebesar Rp9.950.164.000,00 (termasuk PPN 10%). Waktu pelaksanaan selama 180 hari kalender dengan masa pemeliharaan 180 hari kalender. Kontrak diaddendum dua kali dan berdasarkan Addendum No. 02 tanggal 29 Oktober 2004 nilai kontrak menjadi Rp10.950.000.000,00 tetapi mengubah jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan telah selesai 100% dengan (PHO) No. 421/BM-BANG/BTS/2004 Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir tangal 30 Mei 2005. Penyedia Berita Acara Serah Terima Sementara tanggal 1 Desember 2004 dan Berita (FHO) No. 469/BM-BANG/BTS/2005 jasa telah dibayar lunas sebesar

18

Rp10.950.000.000,00 dengan SPM yang BANG/BTS/07 tanggal 14 Desember 2004

terakhir

No.KU.08.06/BM-

Penetapan PT Wijaya Karya - PT Brantas Abipraya/Jo sebagai penyedia jasa melalui proses pelelangan dan telah sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Supervisi dilaksanakan oleh PT Wiraguna Tani (Konsorsium) berdasarkan kontrak pengawasan dengan Kepala Satker Sementara Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan dokumen kontrak diketahui item pekerjaan utama adalah sebagai berikut :No.1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mata Pembayaran3.2(1) 5.2(1) 5.4(1) 5.4(2) 6.3(3) 6.3(4) a 7.3(1)

Item PekerjaanTimbunan Biasa Lapis Pondasi Agregate Klas C Semen untuk Lapis Pondasi Semen Tanah Lapis Pondasi Semen tanah Lataston-lapis Aus (HRS-WC), t = 5 cm Lataston-Lapis Pondasi (HRS-Base) Leveling Baja Tulangan U24 polos

Kontrak Volume 5.994,68 m3 4.167,67 m3 913,92 ton 5.258,48 m3 39.906,83m2 405,06 ton 5.985,93 kg Jumlah Harga 353.686.120 1.146.109.250 1.229.222.400 517.960.280 3.206.509.132 280.153.328 86.795.985

Realisasi pekerjaan yang telah diselesaikan s.d MC terakhir Volume Jumlah Harga 5.994,68 m3 353.686.120 4.167,67 m3 913,92 ton 5.258,48 m3 39.906,83m2 405,06 ton 5.985,93 kg 1.146.109.250 1.229.222.400 517.960.280 3.206.509.132 280.153.328 86.795.985

Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan OE diketahui terdapat item pekerjaan Lapis Pondasi Aggregat Klas C sebanyak 3.000 m3 dengan harga satuan timpang yaitu sebesar Rp275.000,00 atau 134,95% dari harga satuan menurut Owners Estimate sebesar Rp203.785,69. Berdasarkan addendum No.2 (Final) volume pekerjaan bertambah sebanyak 1.167,67 m3 menjadi 4.167,67 m3 dengan harga satuan tetap sebesar Rp275.000,00. Harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume pekerjaan dalam kontrak awal, sedangkan untuk volume tambah sebesar 1.167,67 m3 harus diperhitungkan dengan menggunakan harga HPS/OE sebesar Rp203.785,69. Dengan demikian terjadi kelebihan perhitungan nilai pekerjaan sebesar Rp83.154.813,38 dengan rincian sebagai berikut : Jumlah harga menurut Addendum No.2 (Final) 4.167,67 m3 x Rp275.000,00 = Rp1.146.109.250,00

19

-

Jumlah harga seharusnya 3.000,00 m3 x Rp275.000,00 = 1.167,67 m3 x Rp203.785,69 =

Rp825.000.000,00 Rp237.954.436,64 Rp1.062.954.436,64 (-) Rp 83.154.813,36

Selisih Hal tersebut tidak sesuai dengan :

1) Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Pasal 3 Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip huruf a. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan daya dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. 2) Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II Bagian A.1.f.12).c) yang menyatakan bahwa Harga satuan timpang yang nilainya lebih besar dari 110% dari HPS dilakukan klarifikasi, apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tesebut timpang, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan dokumen penawaran penyedia barang/jasa. 3) Keppmen PU Nomor 257 Tahun 2004 menyatakan bahwa harga satuan timpang yang nilainya >110% dari HPS dilakukan klarifikasi, apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tersebut timpang, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan volume dokumen pemilihan penyedia jasa, jika volume pekerjaan bertambah lebih dari 10%, maka harga satuan atas volume pekerjaan tambah tersebut harus dilakukan negosiasi. Akibatnya realisasi pembayaran lebih besar dari yang seharusnya sebesar Rp83.154.813,36 yang disebabkan Pemimpin Bagian Proyek, konsultan supervisi dan pengawas lapangan tidak cermat dalam perhitungan harga atas pertambahan volume yang diajukan oleh penyedia jasa. Atas masalah tersebut pihak SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat sependapat dengan Tim BPK-RI dan akan menindaklanjuti dengan menyetor kelebihan pembayaran ke Kas Negara sebesar Rp.83.154.813,36. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberi sanksi kepada Pemimpin Proyek, Pemimpin Bagian20

Proyek, konsultan supervisi dan pengawas lapangan untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya serta memerintahkan Pemimpin Proyek dan Pemimpin Bagian Proyek menarik kelebihan pembayaran kepada penyedia jasa sebesar Rp.83.154.813,36 untuk disetor ke Kas Negara. c. Penurunan Ruas Jalan Paket Pontianak Tayan (EIB-21) melebihi batas yang diperkirakan. Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat pada TA 2004 memborongkan Paket Pembangunan Jalan Pontianak Tayan (EIB-21) sepanjang 27,275 km kepada PT Yasa Patria Perkasa berdasarkan kontrak No. 05-30/EIB-21/RB/Q/4643-IND/0604 tanggal 17 Juni 2004 dengan biaya dari IBRD 4643-IND sebesar Rp22.254.372.000,00 dan APBN Murni sebesar Rp9.537.588.000,00 atau total sebesar Rp31.791.960.000,00 (termasuk PPN 10%). Waktu pelaksanaan selama 540 hari kalender dengan masa pemeliharaan 365 hari kalender. Penetapan PT Yasa Patria Perkasa sebagai pelaksana pekerjaan melalui pelelangan umum dan telah sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Kontrak diaddendum sebanyak dua kali dan berdasarkan Adendum No. 01 tanggal 20 Februari 2006 jangka waktu pelaksanaan berubah menjadi 605 hari kalender dan berdasarkan Adendum No. 02 tanggal 21 Juni 2006 nilai kontrak berubah menjadi Rp37.603.298.000,00 termasuk penyesuaian biaya eskalasi sebesar Rp5.811.338.000,00 (termasuk PPN 10%). Pekerjaan telah selesai 100% dengan Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO) No. PW 03.01/BM-BANG/164 tanggal 3 Maret 2006. Berdasarkan Monthly Certificate/MC Bulan Maret 2006, telah dibayar 100% atau sebesar Rp31.791.960.000,00. Pembayaran eskalasi dibayarkan pada tanggal 23 Juni 2006 sesuai dengan SPM Departemen Pekerjaan Umum Nomor 00184 tanggal 23 Juni 2006 sebesar Rp5.811.338.000,00. Berdasarkan dokumen kontrak diketahui item pekerjaan utama sebagai berikut :

21

No 1. 2. 3.

Mata Pembayaran 3.4.1. 3.4(2) 5.1(2)

Item Pekerjaan Sand Embankment Geotextile Aggregate Base Class B

Kontrak Volume 207.575,56 m3 178.650 m2 47.159,26 m3 Jumlah Harga 6.551.904.742,17 9.684.255.627,00 3.744.912.120,67

Realisasi pekerjaan yang telah diselesaikan s.d MC terakhir Volume Jumlah Harga 207.575,56 m3 6.551.904.742,17 178.650 m2 47.159,26 m3 9.684.255.627,00 3.744.912.120,67

Hasil pemeriksaan atas back up data dan as built drawing diketahui perkerasan jalan paket Pembangunan Jalan Pontianak Tayan (EIB-21) terdiri dari beberapa lapisan yaitu sand embankment, geotextile, sand embankment, common embankment, selected embankment dan lapisan teratas adalah Aggregate Base Class B. Hasil pengujian fisik pekerjaan pada tanggal 6 s.d 8 September 2006 dengan menggunakan alat sipat datar (waterpass) yang dilakukan oleh BPK-RI bersama dengan pihak Satker dan penyedia jasa diketahui bahwa pada beberapa lokasi menunjukkan terjadi penurunan elevasi permukaan jalan dengan rincian sebagai berikut:Penurunan Rata-rata (m) 0,1800 Lapis di atas tanah dasar Jenis Lapisan Aggregate Base Class B Selected Embankment Jumlah Ketebalan Aggregate Base Class B Selected Embankment Jumlah Ketebalan Aggregate Base Class B Selected Embankment Common Embankment Sand Embankment Geotextile Sand Embankment Jumlah Ketebalan Ketebalan 25 cm 20 cm 45 cm 25 cm 20 cm 45 cm 25 cm 20 cm Variasi 45 cm -30 cm 120 cm Nilai 244.420.107,91 128.829.115,74 373.249.223,65 281.253.972,56 104.865.895,96 386.119.868,52 265.246.706,34 238.632.994,33 297.734.860,00 316.302.342,95 1.658.764.188,00 452.151.216,45 3.228.832.308,07 3.988.201.400,24

No 1.

STA 12 + 775 s.d 14 + 775

2.

15 + 000 s.d 17 + 000

0,2704

3.

30 + 100 s.d 32 + 000

0,4488

Jumlah

Penurunan elevasi tersebut terjadi karena Jalan Pontianak-Tayan dibangun di atas tanah gambut yang daya dukungnya rendah. Berdasarkan Laporan Analisis dan Desain Geoteknik Paket EIB-21 Pontianak-Tayan dari Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat yang dilaksanakan oleh Pusat Litbang Prasarana Transportasi diketahui perkiraan penurunan (settlemen) pada STA 30+100 s.d 40+025 sebagai berikut:

22

No. 1. 2. 3.

Tinggi Timbunan (m) 0,5 1 1,5

Penurunan saat 5 tahun (m) 0,139 0,231 0,316

Penurunan Akhir (m) 0,170 0,267 0,383

Berdasarkan data tersebut timbunan setinggi 1,5 m pada saat 5 tahun sejak dibangun akan mengalami penurunan sebesar 0,316 m dan penurunan akhir 0,383 m. Namun berdasarkan hasil pengujian fisik pada saat umur bangunan 7 bulan sejak PHO dan masih dalam masa pemeliharaan yang berakhir sampai dengan tanggal 3 Maret 2007. Konstruksi jalan setebal 1,2 m mengalami penurunan ratarata 0,448 m Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1) Laporan Analisis dan Desain Geoteknik untuk Paket EIB-21 Pontianak-Tayan dari P2JJ tabel 13 tentang penurunan yang terjadi pada saat 5 tahun. 2) Keppres No.80 Tahun 2003 Tanggal 3 Nopember 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 3) Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 36 ayat (2) Pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang/jasa untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak. Akibatnya elevasi jalan yang telah diserahterimakan tidak sesuai dengan elevasi rencana yang disebabkan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat tidak cermat dalam merencanakan desain jalan. Atas permasalahan tersebut pihak SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat menanggapi bahwa tidak sependapat dengan Tim BPK-RI karena: Paket Pembangunan Jalan Pontianak-Tayan (EIB-21) lapisan tanah dasarnya berupa tanah lunak yang slightly overconsolidated, sehingga merujuk pada Laporan Analisis dan Desain Geoteknik untuk Paket EIB-21 Pontianak-TayanComment: Permintaan Pak Cornel : akibatnya jangan umur teknis jalan, pada saat penyerahan apa sesuai dengan spesifikasi.

23

(copy laporan terlampir), penurunan akan terjadi pada badan jalan akibat kompresi pada zona terkonsolidasi lebih (overconsolidated zone). Dalam perencanaan struktur badan jalan, batasan kondisi yang paling penting adalah stabilitas dan penurunan; keduanya merupakan fungsi dari waktu. Ketika suatu beban (timbunan jalan) diterapkan secara cepat pada suatu lapisan tanah dengan daya dukung yang rendah, akan timbul suatu tekanan ekses air pori karena dalam tahap awal beban tersebut dipikul oleh tekanan air pori. Hal ini akan mengakibatkan selama pelaksanaan konstruksi akan terjadi penurunan akibat adanya timbunan jalan diatas tanah dasar tersebut. Namun penurunan yang terjadi bukan bersifat linear, artinya penurunan yang terjadi akan besar ditahun-tahun awal dan semakin mengecil ketika derajat konsolidasi tanah mendekati 100%. Untuk menganalisa penurunan yang akan terjadi dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan metode elemen hingga. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang akan berpengaruh, maka desain yang dihasilkan diharapkan memiliki performa yang baik selama masa usia layanan. Konstruksi yang dilaksanakan dilapangan telah sesuai dengan desain. Lapisan-lapisan dilaksanakan sesuai dengan ketebalan yang telah ditetapkan. Adapun penurunan yang terjadi memang telah diperhitungkan sebelumnya oleh team Perencana Teknis, dalam hal ini dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Tanggapan Kepala Satuan Kerja NVT tidak dapat diterima, karena jika merujuk pada Laporan Analisis dan Desain Geoteknik untuk Paket EIB-21 PontianakTayan penurunan yang terjadi lebih besar dari yang direncanakan oleh P2JJ. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberi sanksi kepada Pemimpin Proyek P2JJ untuk lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya serta mempertanggungjawabkan penurunan ruas jalan Pontianak-Tayan (EIB-21) kepada atasan langsung untuk mendapatkan penilaian.

24

2. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2005 Pelapisan Tiang pancang dengan Coaltar Epoxy mengalami korosi sebesar Rp169.565.858,00 dan pengadaan tiang pancang baja melebihi kebutuhan sebesar Rp175.752.479,00 Satuan Kerja Sementara Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Kalimantan Barat TA 2005 memborongkan Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak sepanjang 560 m kepada PT Adhi Karya berdasarkan Kontrak No.KU.08.08/BM-BANG/04 tanggal 22 Juli 2005 biaya dari APBN murni sebesar Rp28.330.262.000,00 (termasuk PPN 10%). Waktu pelaksanaan pekerjaan 145 hari kalender sejak tanggal 22 Juli 2005 s.d 13 Desember 2005 dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender. Kontrak diaddendum empat kali dan berdasarkan Addendum 04 mengenai Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Akibat Kenaikan Harga BBM tanggal 29 Maret 2006, nilai kontrak naik menjadi Rp29.932.125.000,00 dan jangka waktu pelaksanaan berubah menjadi 226 hari kalender. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai BA Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO) No.788/BA/BM-BANG/JBT-KPS.2/2006 tanggal 7 September 2006 dan telah dibayar lunas terakhir dengan SPM No.00069 tanggal 11 April 2006. Penetapan PT Adhi Karya sebagai pelaksana melalui proses penunjukan langsung, berdasarkan Analisa Profesional Pekerjaan paket Pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak TA 2005 Tanggal 21 April 2005 yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja NVT menyatakan bahwa: a. Alokasi dana TA 2005 digunakan untuk penanganan pekerjaan lanjutan dari pekerjaan terdahulu yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Cabang No. VII Kalimantan. b. Pekerjaan lanjutan ini secara teknis merupakan satu kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sebelumnya, pekerjaan pada kontrak terdahulu merupakan pekerjaan bangunan bawah, sedangkan pekerjaan ini merupakan pekerjaan lanjutan pada bangunan atas. c. Total kebutuhan dana pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak diperkirakan sebesar Rp77.367.618.000,00 belum termasuk pengadaan rangka baja.

25

d. Mengingat waktu pelaksanaan pada TA 2005 ini sangat terbatas, selaras dengan tersedianya dana yang sangat besar (Rp31.000.000.000,00) maka perlu ditunjuk kontraktor pelaksana yang mempunyai kemampuan prima baik teknis maupun financial dalam pekerjaan secara simultan dan memiliki manajemen yang baik. Alasan untuk menetapkan pemenang dengan cara penunjukan langsung tersebut tidak memenuhi kriteria dalam Keppres No.80 Tahun 2003 Tanggal 3 Nopember 2003 Lampiran I Butir C.1.a.4) dan pekerjaan tersebut bukan merupakan satu kesatuan konstruksi sehingga dimungkinkan untuk memecah sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan dari pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sebelumnya. Supervisi dilaksanakan oleh PT Kartia Tarina Bumi Ass berdasarkan kontrak pengawasan dengan Kepala Satker Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat Dalam dokumen kontrak item pekerjaan utama yang dilaksanakan adalah :No. 1 2 3 4 5 6 7 Mata Pembayaran 7.1 (5) c.2 7.3 (3) 7.4 (2) b 7.5 (1) a 7.5 (2) 7.6 (8) 7.6 (8) a Item Pekerjaan Volume Beton K-250 pada isian tiang pancang (di air) Baja tulangan U32 ulir Baja struktur, titik leleh 2800 kg/cm2 Penyediaan dan pemasangan (di air) Pemasangan jembatan rangka baja (di darat) Pengangkutan material jembatan rangka Penyediaan tiang pancang baja dia.500mm, 800mm dan 1000mm Coaltar Epoxy (coating) 1.760,44 m3 291.521,46 kg 26.923,84 kg 562.691,20 kg 238.549,60 kg 873.392,88 kg 11.165,84 m2 Kontrak Jumlah Harga 1.751.461.756,00 3.490.969.483,50 632.710.240,00 2.672.783.200,00 1.001.908.320,00 11.310.437.796,00 1.583.316.112,00 Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan s.d MC terakhir Volume Jumlah Harga 1.365,41 m3 317.685,52 kg 42.595,99 kg 569.634,00 kg 247.549,00 kg 848.253,36 kg 9.208,37 m2 1.358.446.409,00 3.804.284.102,00 1.001.005.765,00 2.705.761.500,00 1.039.705.800,00 10.984.881.012,00 1.305.746.866,00

Berdasarkan dokumen kontrak tersebut terdapat permasalahan sebagai berikut: a. Pelapisan Tiang pancang dengan Coaltar Epoxy mengalami korosi sebesar Rp169.565.858,00 Berdasarkan Back Up Data Pembayaran diketahui untuk pekerjaan Coaltar Epoxy (coating) pada tiang pancang pondasi Jembatan Kapuas II dilaksanakan bulan September 2005 dan `telah dibayar sebanyak 9.208,37 m2 sebesar Rp1.305.746.866,00. Pekerjaan Coaltar Epoxy dilaksanakan pada semua titik pondasi tiang pancang baja pilar 4, 5, 6, dan 7 serta fender pilar 5 dan 6. Hasil pengujian fisik pekerjaan pada tanggal 12 September 2006 yang dilakukan oleh BPK-RI bersama dengan pihak Satker dan penyedia jasa diketahui terdapat beberapa tiang pancang baja dan fender yang telah dicoating tetapi masih terjadi korosi seperti terlihat pada tabel berikut:26

No.

Pilar/Fender

1 1. 2. 3.

2 P4 P7 Fender P5 Total Volume

Tiang Pancang Diameter luar Jumlah Tiang Pancang (btg) (m) 3 4 0,813 18 0,813 18 0,813 3

Panjang (m) 5 12 12 12

Volume Coaltar Epoxy (m2)

6 = ((22/7) x 3 x 4 x 5) 551,91 551,91 91,99 1.195,81

Dengan demikian pekerjaan coating yang dilaksanakan pada pilar jembatan P4 dan P7 serta fender P5 sebanyak 1.195,81 m2 atau sebesar Rp169.565.858,00 (1.195,81 m2 x Rp141.800,00) tidak efektif untuk melindungi tiang baja dari korosi air asin. b. Pengadaan tiang pancang baja melebihi kebutuhan sebesar

Rp175.752.479,00 Berdasarkan Back Up Data diketahui terdapat sisa Tiang Pancang Baja sebagai berikut:No. 1 1. 2. 3. Diameter (mm) 2 500 800 1000 Penyediaan (m) 3 4608 4500 1536 Pemancangan (m) 4 4521,62 4347,83 1530,07 Sisa (m) 5 = (3 - 4) 86,38 152,17 5,93 Berat (kg/m') 6 146,78 275,77 340,00 Volume (kg) 7 = (5 x 6) 12.678,86 41.964,75 2.014,84

Sisa tiang pancang baja tersebut sebagian telah diserahkan kepada Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jembatan Pemuar untuk digunakan pada paket Pembangunan Jembatan Pemuar Tahun 2006 yaitu tiang pancang baja diameter 800 mm sebanyak 144 m dan diameter 500 mm sebanyak 23 m dengan Berita Acara Serah Terima Barang tanggal 4 Mei 2006. Sehingga sisa tiang pancang yang tersisa sebanyak 13.571,62 kg terinci sebagai berikut:No. 1 1. 2. 3. Diameter (mm) 2 500 800 1000 Total Volume Sisa (m) 3 63,38 8,17 5,93 Berat (kg/m') 4 146,78 275,77 340,00 Volume (kg) 5 = (3 x 4) 9.302,92 2.253,87 2.014,84 13.571,62

Dengan demikian penyediaan tiang pancang baja melebihi kebutuhan sebanyak 13.571,62 kg sebesar Rp175.752.479,00 (13.571,62 kg x Rp12.950,00). Berdasarkan informasi dari Kepala SNVT sisa tiang pancang tersebut tidak diketahui keberadaannya.

27

Hal tersebut tidak sesuai dengan : a. Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien dan efektif. b. Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 36 ayat (2) Pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang/jasa untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak. c. Lampiran I Keppres No.80 Tahun 2003 Tanggal 3 Nopember 2003 Butir C.1.a.4) yang menyatakan bahwa Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Keadaan tertentu, yaitu: a) Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam; dan/atau b) Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan/atau c) Pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan : (1) untuk keperluan sendiri; dan/atau (2) teknologi sederhana; dan/atau (3) resiko kecil; dan/atau (4) dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang perseorangan dan/atau badan usaha kecil termasuk koperasi kecil. 2) Pengadaan barang/jasa khusus, yaitu : a) pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah; atau b) pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten; atau c) merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil; atau d) pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang mampu mengaplikasikannya. Akibatnya pekerjaan Coaltar Epoxy sebesar Rp169.565.858,00 tidak efektif untuk mempertahankan kekuatan pondasi penahan konstruksi jembatan dan kerugian negara sebesar Rp175.752.479,00 Hal tersebut disebabkan pengawas lapangan,28

konsultan supervisi dan penyedia jasa tidak cermat dalam melakukan pengawasan mutu pekerjaan, memperhitungkan volume tiang pancang yang dipakai dan mengawasi sisa tiang pancang. Atas masalah tersebut Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat menanggapi bahwa: a. Tidak sependapat dengan Tim BPK-RI karena Pekerjaan Coaltar Epoxy (coating) adalah merupakan pekerjaan yang bertujuan melindungi Tiang Pancang Baja dari korosi air asin. Hasil survey lanjutan Kepala SNVT bersama direksi lapangan menunjukan bahwa kelompok tiang pancang pada P.4, P.7 dan Fender P.5 merupakan karat / korosi, namun sebelum masa penyerahan akhir pekerjaan, pihak Kontraktor akan meng-coating kembali sesuai syarat spesifikasi teknis yang ada karena masih dalam masa garansi pabrik. Tanggapan Kepala SNVT tidak dapat diterima, karena tidak sesuai dengan Berita Acara Pengujian Fisik yang telah ditandatangani yang telah mengakui adanya korosi tersebut serta pelapisan tiang pancang masih dalam masa garansi pabrik. b. Tidak sependapat dengan Tim BPK-RI karena: 1) Mengingat pekerjaan pada Tahun Anggaran 2005 ini merupakan pekerjaan Lanjutan dari pekerjaan Tahun Anggaran 2004, dimana waktu pelaksanaan yang ada terbatas, selaras dengan tersedianya dana yang sangat besar (Rp31.000.000.000,00) maka perlu dikerjakan Kontraktor pelaksana yang mempunyai kemampuan prima baik teknis maupun financial dalam melaksanakan pekerjaan secara simultan dan memiliki manajemen yang baik. Untuk melanjutkan pelaksanaan pekerjaan pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak dengan mengacu pada Keppres Nomor : 80 Tahun 2003 Bab II Pasal 17 Ayat (3) dan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/SE/M/2005 tanggal 24 Pebruari 2005 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2005 sebagaimana tersebut pada angka 3.e.4) untuk Pekerjaan Lanjutan yang secara teknis merupakan kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya, dapat dilaksanakan Penunjukan Langsung dengan Persetujuan Menteri. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kapuas II ini dapat dikategorikan sebagai Pekerjaan Lanjutan, mengingat pekerjaan tersebut secara teknis merupakan29

satu kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sebelumnya. Oleh karena itu untuk Pengadaan Barang dan Jasa yang dilakukan dengan cara Penunjukan Langsung adalah karena menyesuaikan Keppres Nomor 80 Tahun 2003. 2) Proses pekerjaan Pemancangan adalah suatu proses penentu kekuatan Pondasi Jembatan, dilakukan dengan pendekatan lapangan dengan melaksanakan Pemancangan sesuai dengan kondisi masing-masing titik Tiang pondasi dengan dilakukan sesuai Kalendering yang disyaratkan. Dalam kenyataanya terjadi fluktuasi pemakaian Panjang Tiang Pancang yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing titik tiang Pondasi. Mengingat bahwa : 1) Panjang TP Pipa yang digunakan adalah berdasarkan test kalendering masingmasing titik pada saat pemancangan, dimana panjang TP rencana digunakan hanya sebagai acuan, bukan sebagai tujuan final. 2) Penyediaan TP Pipa dilakukan dengan kelipatan perbatang utuh (@ 12 M), tidak perpotong-potong 3) Proses perencanaan Ulang (DTJ) bersama direksi Lapangan, tidak mungkin bisa melakukan perhitungan kebutuhan sama persis dengan yang akan terpakai pada saat pemancangan. 4) Pada kondisi tertentu, metode kerja pemancangan tidak bisa menggunakan sisa TP untuk digunakan pada titik berikutnya. Melihat kondisi diatas, maka kelebihan tiang pancang pipa sebanyak 77,48 M (63.38 + 8.17 + 5.93) M dari pengadaan sebanyak 10.644,00 M (4.608 + 4.500 + 1.536) atau kelebihan sebesar 0.73 % dari total pengadaan adalah masih pada taraf kewajaran, hal ini bila dibandingkan dengan terhentinya pekerjaan pemancangan TP Pipa baja karena adanya kekurangan material. Tanggapan Kepala SNVT tersebut tidak dapat diterima karena di akhir tanggapan telah membenarkan adanya sisa tiang pancang sesuai dengan temuan dan sesuai ketentuan dalam kontrak, volume pekerjaan yang dibayar adalah yang terpasang. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberi sanksi kepada Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat, Kepala Satker P2JJ, pengawas lapangan, konsultan supervisi dan penyedia jasa untuk lebih cermat30

dalam

melaksanakan

tugasnya

serta

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan No. KU.08.07/BM/PAN-BANG/78 tanggal 10 Maret 2006 diketahui telah dilakukan evaluasi aritmatik atas penawaran peserta lelang dengan hasil sebagai berikut :

No. Urut 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Penyedia Jasa PT Marga Mulya PT Gunung Senujuh PT Wirata Daya Muktitama PT Triyoga Buana PT Kepulu Galang Buana

Harga Penawaran Rp1.399.006.000,00 Rp1.409.197.000,00 Rp1.488.250.000,00 Rp1.490.435.000,00 Rp1.493.698.000,00

Nilai OE Rp1.497.656.000,00 Prosentase terhadap OE 93,41% 94,09% 99,37% 99,52% 99,80%

Hasil pengamatan atas dokumen penawaran asli dari ke lima peserta lelang menunjukkan indikasi pelaksanaan pelelangan proforma sebagai berikut: a) Jaminan penawaran dari empat penyedia jasa terendah yang menjadi peserta lelang dikeluarkan oleh PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) pada tanggal 1 Maret 2006, pada hari yang sama dengan batas waktu pembukaan pemasukan dokumen penawaran dan pemasukan dokumen penawaran. Dan hanya PT Kepulu Galang Buana yang berbeda jaminan penawarannya yaitu oleh PT Asuransi Bosowa Periskop tanggal 27 Februari 2006. b) Format lampiran penawaran dari PT Gunung Senujuh sebagai pemenang lelang sesuai dengan contoh format pada Addendum dokumen lelang yang disahkan oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat sedangkan format lampiran penawaran dari empat penyedia jasa lainnya semua sama dengan contoh format pada dokumen lelang yang belum di Addendum. Pengetikan dokumen penawaran dari PT Gunung Senujuh sebagai berikut :LAMPIRAN 10 PENAWARAN DAFTAR HARGA SATUAN DASAR UPAH No. Paket Kontrak Nama Paket Provinsi/Kab/Kodya Perserta Lelang No. : : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani : Kalimantan Barat : PT Gunung Senujuh URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp) KETERANGAN

32

LAMPIRAN 11 PENAWARAN DAFTAR HARGA SATUAN DASAR BAHAN No. Paket Kontrak : Nama Paket : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani Provinsi/Kab/Kodya : Kalimantan Barat Perserta Lelang : PT Gunung Senujuh No. URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp)

KETERANGAN

LAMPIRAN 12 PENAWARAN DAFTAR HARGA BIAYA OPERASIONAL PERALATAN No. Paket Kontrak : Nama Paket : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani Provinsi/Kab/Kodya : Kalimantan Barat Perserta Lelang : PT Gunung Senujuh No. URAIAN SATUAN HARGA KETERANGAN SATUAN (Rp)

Sedangkan dokumen penawaran dari PT Marga Mulia, PT Wirata Daya Muktitama, PT Triyoga Buana dan PT Kepulu Galang Buana formatnya sama, sebagai berikut:LAMPIRAN 10 PENAWARAN DAFTAR HARGA SATUAN DASAR UPAH Satuan Kerja NVT : Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat Bagian Pelaksana Kegiatan : Pembangunan Jalan Sungai Duri Singkawang Nama Paket : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani Penawar : PT Marga Mulia / PT Wirata Daya Muktitama / PT Triyoga Buana / PT Kepulu Galang Buana No. Uraian Kode Satuan Harga Satuan (Rp) Keterangan

LAMPIRAN 11 PENAWARAN DAFTAR HARGA SATUAN DASAR BAHAN Satuan Kerja NVT Bagian Pelaksana Kegiatan Nama Paket Penawar : Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat : Pembangunan Jalan Sungai Duri Singkawang : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani : PT Marga Mulia / PT Wirata Daya Muktitama / PT Triyoga Buana / PT Kepulu Galang Buana No. Uraian Kode Satuan Harga Satuan (Rp) Keterangan

33

menginstruksikan Kepala SNVT supaya memerintahkan penyedia jasa untuk memperbaiki pelapisan (coating) pada beberapa tiang pancang yang mengalami korosi sesuai dengan spesifikasi teknis dan menarik kelebihan pembayaran kepada penyedia jasa sebesar Rp175.752.479,00 untuk disetor ke Kas Negara. 3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2006 a. Proses lelang paket pembangunan jalan dalam kota A. Yani diduga proforma dan mobilisasi tidak dilaksanakan sebesar Rp15.500.000,00 Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan Sei Duri - Singkawang pada Tahun Anggaran (TA) 2006 memborongkan Paket Pembangunan Jalan Dalam Kota A.Yani sepanjang 1,50 km kepada PT Gunung Senujuh berdasarkan kontrak No. KU.08.03/BM-BANG/01 tanggal 7 April 2006 dengan biaya sebesar Rp1.409.197.000,00 (termasuk PPN 10%), sumber dana dari APBN Murni. Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 hari kalender dengan masa pemeliharaan 180 hari kalender. Kontrak diAddendum satu kali dan berdasarkan Addendum No. 01 tanggal 26 Juli 2006 nilai kontrak naik menjadi Rp1.499.842.000,00 tetapi tidak mengubah jangka waktu pelaksanaan. Sampai dengan Monthly Certificate/MC Bulan Juni 2006, prestasi fisik pekerjaan mencapai 12,678% dan prosentase pembayaran 8,93% atau sebesar

Rp133.997.017,00. Supervisi dilaksanakan oleh PT Wiraguna Tani (Konsorsium) berdasarkan kontrak pengawasan dengan Kepala Satker SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan dokumen kontrak diketahui item pekerjaan utama yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :No. Mata Pembayaran 2.2 3.2(1) 4.2(2) 6.1(1) 6.3(3) Item Pekerjaan Kontrak (Addendum I) Volume 173,54 m3 441,94 m3 56,25 m3 2.906,25 m3 10.375 m2 Jumlah Harga 72.748.856.52 54.640.838,46 11.656.239,19 21.680.799,38 640.874.851,25 Realisasi pekerjaan yang telah diselesaikan s.d 25-09-2006 *) Volume Jumlah Harga 150 m3 62.880.768,00 0 0 0 0 0 0 0 0

1. 2. 3. 4. 5.

Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Timbunan Biasa Lapis Pondasi Agregate Klas B Lapis Perekat Lataston Lapis Aus (HRS-WC)

*) Tim BPK-RI baru menerima realisasi pekerjaan yang dikerjakan s.d bulan Juni 2006

Dari hasil pengujian terhadap proses pelelangan diketahui adanya indikasi lelang proforma, terbukti dengan fakta-fakta berikut :31

LAMPIRAN 12 PENAWARAN DAFTAR HARGA BIAYA OPERASIONAL PERALATAN Satuan Kerja NVT Bagian Pelaksana Kegiatan Nama Paket Penawar : Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat : Pembangunan Jalan Sungai Duri Singkawang : Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani : PT Marga Mulia / PT Wirata Daya Muktitama / PT Triyoga Buana / PT Kepulu Galang Buana No. Uraian Kode Satuan Harga Satuan (Rp) Keterangan

c) PT Marga Mulia dan PT Wirata Daya Muktitama mempunyai alamat yang sama yaitu Jl. Gajah Mada 16/10 Pontianak. Hasil konfirmasi tanggal 21 September 2006, PT Marga Mulia dan PT Wirata Daya Muktitama sudah tidak berada dialamat tersebut sejak delapan tahun yang lalu. Sedangkan panitia mengirimkan undangan pada alamat Jl. Gajah Mada 16/10 Pontianak. d) Pada saat penjelasan pekerjaan dan peninjauan lapangan PT Gunung Senujuh tidak hadir. e) Saat evaluasi teknis ke empat penyedia jasa menyatakan ada bagian pekerjaan yang di sub kontrakkan sedangkan PT Gunung Senujuh menyatakan tidak ada pekerjaan yang disubkontrakkan. f) Pada analisa harga satuan, harga dasar upah yang ditawarkan PT Gunung Senujuh berbeda dibanding dengan ke empat penawar lain seperti terlihat pada tabel berikut:No. Uraian OE PT Marga Mulia 5.142,86 5.857,14 7.142,86 PT Gunung Senujuh 3.571,43 5.000,00 5.714,29 PT Wirata Daya Muktitama 5.142,86 6.000,00 7.142,86 PT Triyoga Buana 5.428,57 6.142,86 7.500,00 PT Kepulu Galang Buana 5.000,00 6.428,57 7.857,14

1 2. 3.

Pekerja Tukang Mandor

5.000,00 7.142,86 7.857,14

g) Harga satuan pekerjaan (HSP) beberapa item pekerjaan harga satuan pekerjaan (HSP) yang dtawarkan PT Gunung Senujuh berbeda jauh dibandingkan dengan keempat penawar lain yang persentase HSP hampir sama nilainya, seperti terlihat pada tabel berikut:

34

No. Urut 11

No. Mata Pemb. 2 Divisi 22. 2

Uraian

Kuantitas

OE (Rp) 5510.940,42

PT Marga Mulia 6552.573,66 (102,28%)

PT Gunung Senujuh 7419.205,12 (82,05%)

Divisi 4 2 4.2 (2)

3 4

Divisi 7 7.3 (1) 7.6. (6)

5

7.6 (11)

6

7.15 (8) Divisi 9

7 8 9 10

9. 1 (1) 9.1 (2) 9.1 (3) 9.1 (4) Divisi 10

3 4 Drainase Pek. Pasangan 150 m3 Batu dengan mortar Perbaikan Tepi Perkerasan dan Bahu Jalan Lapis Pondasi 78,75 m3 Agregat Kelas B Struktur Baja Tulangan 3.179,76 U24 polos kg Penyediaan 3,45 m3 Tiang Pancang Kayu tanpa pengawetan Pemancangan 46 m Tiang Pancang kayu Pembongkaran 28 m2 Jembatan Kayu Pekerjaan Harian Mandor 840 jam Pekerja Biasa 4.200 jam Tukang kayu, tukang batu dll Dump Truck 3 4 m3 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan 2.100 Jam 420 jam

PT Wirata Daya Muktitama 8585.824,49 (114,66%)

PT Triyoga Buana 9592.949,84 (116,05%)

PT Kepulu Galang Buana 10538.058,46 (105,31%)

432.485,24

489.830,15 (113,26%)

207.222,03 (47,91%)

489.830,15 (113,26%)

487.762,30 (112,78%)

470.652,36 (108,83%)

14.140,50 2.300.000,-

15.856,50 (112,14%) 4.235.708,27 (184.16%)

9.990,87 (70,65%) 1.740.000,(75,65%)

16.736,50 (118,36%) 4.379.212,88 (190,40%)

16.354,25 (115,66%) 4.023.495,77 (174,93%)

15.191,00 (107,43%) 4.079.335,63 (177,36%)

105.000,-

41.647,88 (39,66%) 102.850,06 (13,71%)

87.000,(82,86%) 563.500,(75,13%)

38.967,65 (37,11%) 102.300,06 (13,64%)

46.076,01 (43,88%) 107.249,98 (14,30%)

46.590,50 (44,37%) 102.299,99 (13,64%)

750.000,-

8.642,86 5.500,7.857,14 159.771,25

7.142,86 (82,64%) 5.142,86 (93,51%) 5.857,14 (74,55%) 122.517,50 (76,68%)

5.714, 29 (66,12%) 3.571,43 (64,94%) 3.571,43 (64,94%) 92.950,(58,18%)

7.142,86 (82,64%) 5.142,86 (93,51%) 6.000,(76,36%) 122.304,11 (76,55%)

7.500,(86,78%) 5.428,57 (98,70%) 6.142,86 (78,18%) 126.107,86 (78,93%)

7.857,14 (90,91%) 5.000,(90,91%) 6.428,57 (81,82%) 115.513,21 (72,30%)

11

10.1 (2)

137.084.008, -

3.777.764,33 (2,76%)

76.096.000,(55,51%)

1.910.477,22 (1,39%)

1.717.418,24 (1,25%)

1.787.908,22 (1,30%)

Harga penawaran PT Gunung Senujuh senilai Rp1.409.197.000,00 (94,09% dari nilai OE. Terhadap penawaran yang sangat rendah dibandingkan dengan OE panitia lelang tidak melakukan klarifikasi dengan penjelasan dari panitia lelang. 2) Pengujian terhadap pelaksanaan kontrak diketahui biaya mobilisasi tidak dilakukan senilai Rp15.500.000,00 Dalam kontrak dengan PT Gunung Senujuh No. KU.08.03/BM-BANG/01 tanggal 7 April 2006, disebutkan biaya mobilisasi antara lain sewa tanah, peralatan besar, fasilitas kontraktor, fasilitas direksi, fasilitas laboratorium dan lain-lain. Hasil pengujian fisik pekerjaan pada tanggal 13 September 2006 yang dilakukan oleh BPK-RI dengan pihak satker dan penyedia jasa diketahui bahwa fasilitas kontraktor seperti barak, gudang dan fasilitas laboratorium seperti ruang dan peralatan laboratorium tidak ada.

35

Adapun biaya mobilisasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :No. A. Uraian Fasilitas kontraktor 1. Barak 2. Gudang dll Fasilitas laboratorium 1. Ruang Laboratorium 2. Peralatan Lab. Total biaya mobilisasi Satuan Ls Ls Ls Set Volume 1,00 1,00 1,00 1,00 Harga Satuan 5.000.000,00 2.500.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00 Jumlah Harga 5.000.000,00 2.500.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00 15.500.000,00

B.

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan : 1) Panitia lelang seharusnya menkonfirmasikan addendum dokumen lelang kepada semua penyedia jasa yang mengikuti pelelangan tidak hanya satu penyedia jasa tertentu saja. 2) Kepres Nomor 80 Tahun 2003 Pasal 32 ayat (3) Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain. 3) Perbandingan harga dengan memilih sekurang-kurangnya tiga rekanan dimaksudkan untuk memperoleh harga yang paling menguntungkan melalui persaingan antar peserta lelang. 4) Keppres Nomor 80 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip : Butir (a) efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat dipertanggungjawabkan. Butir (d) transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. Akibatnya menghilangkan kesempatan bagi kontraktor lain untuk menjadi pemenang lelang dengan harga yang lebih menguntungkan negara dan terjadi kelebihan pembayaran atas biaya mobilisasi yang merugikan keuangan negara sebesar Rp15.500.000,00 yang disebabkan Panitia lelang tidak secara sungguhsungguh menyelenggarakan pemilihan penyedia jasa dan pengawas lapangan, konsultan supervisi dan penyedia jasa tidak cermat dalam membuat Back up data serta pengendalian dari Pejabat Pembuat Komitmen tidak efektif.

36

Atas permasalahan tersebut pihak SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat menanggapi sebagai berikut : 1) Masa berlaku penawaran berdasarkan Dokumen lelang adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak pembukaan penawaran, sehingga tanggal pengeluaran jaminan penawaran sama dengan tanggal pembukaan penawaran tidak menjadi masalah didalam pelelangan sedangkan lembaga keuangan yang dipilih oleh para penyedia jasa tentunya yang sangat kompetitif dan bertanggung jawab. 2) Mengingat analisa harga satuan yang ada telah dipublikasikan dalam bentuk Panduan Harga Satuan dengan surat Direktur Jenderal Bina Marga Nomor : 028/T/BM/1995, Jakarta Nopember 1995 maka sangat dimungkinkan

adanya kesamaan format maupun isi serta asumsi-asumsi yang ada diantara para penyedia jasa. Sedangkan adanya kesamaan harga dasar antara penyedia jasa dengan OE sangat dimungkinkan terjadi apabila asumsi-asumsi yang diambil sama (Surat Direktur Jenderal Bina Marga terlampir). 3) Sampai dengan saat ini pelaksanaan pekerjaan dilapangan selalu berada didalam kendali menejemen PT. Gunung Senujuh dan tidak ada satupun pekerjaan yang disubkontrakkan, sedangkan CV. Bintang Borneo Pradana yang saat ini bergerak dibidang Propertis sangatlah tidak mungkin melakukan pekerjaan dibidang konstruksi jalan raya, dan keberadaan CV. Bintang Borneo Pradana saat ini menumpang dikantor proyek PT. Gunung Senujuh pada lantai bawah (Copy surat perjanjian sewa rumah terlampir). 4) Didalam Kepres Nomor 80 Tahun 2003 Bagian ketujuh paragraf pertama pasal 17 disebutkan bahwa didalam pemilihan penyedian barang/jasa pemborongan dan jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan umum dan proses pelelangan yang telah ditetapkan oleh panitia pelelangan paket Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani ini adah pelelangan umum sehingga dalam proses evaluasi tidak dibenarkan panitia membandingkan harga. Atas kondisi tersebut pihak SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat tidak sependapat terhadap pendapat Tim BPK-RI tentang kewajaran harga OE dan Pengeluaran keuangan negara sebab nilai OE yang telah dibuat oleh panitia sangatlah wajar dengan asumsi-asumsi yang ada pada saat ini sehingga OE yang telah dibuat oleh panitia dapat dipertanggung jawabkan dan pengeluaran37

keuangan negara akibat kontrak Pembangunan Jalan Dalam Kota A. Yani Pontianak sebesar Rp1.499.842.000,00 dapat dipertanggungjawabkan.

Sehubungan dengan temuan mengenai biaya mobilisai kepala SNVT sependapat dan akan menindaklanjuti dengan menyetor kelebihan pembayaran ke kas Negara sebesar Rp.15.500.000,00. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK-RI menyarankan agar Direktur Jenderal Bina Marga memberi sanksi kepada Panitia Pelelangan serta memerintahkan Kepala Satker Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan Barat untuk menarik biaya mobilisasi dari penyedia jasa sebesar Rp15.500.000,00 untuk disetor ke kas negara. b. Volume pekerjaan tiang bor beton diameter 800 mm dalam Back Up Data pembayaran tidak sesuai dengan fisik dilapangan sebesar Rp12.715.682,98 Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jembatan Pemuar TA 2006 memborongkan Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Pemuar sepanjang 100 m kepada PT Hutama Karya dengan Kontrak No.KU.08.08/BM-BANG/06

tanggal 9 Mei 2006 sebesar Rp2.938.174.000,00 (termasuk PPN 10%), sumber dana dari APBN murni. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari kalender sejak 10 Mei 2006 s.d. 5 Nopember 2006 dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender. Berdasarkan Addendum 01 tanggal 19 Juli 2006 diketahui terjadi pekerjaan tambah kurang sehingga nilai kontrak berubah menjadi

Rp3.100.000.000,00 tetapi jangka waktu pelaksanaan tetap atau s.d 5 Nopember 2006. Sampai dengan MC No.3 Bulan Juli 2006, prestasi fisik pekerjaan mencapai 75,147 % dengan prosentase pembayaran 75,147 % atau sebesar Rp2.329.528.124,00. Penetapan PT Hutama Karya sebagai pelaksana melalui proses penunjukan langsung dan tidak sesuai dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Alasan penunjukan langsung berdasarkan Analisa Profesional Pekerjaan paket

Pembangunan Jembatan Pemuar TA 2006 Tanggal 26 Januari 2006 yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja NVT menyatakan bahwa: 1) Alokasi dana TA 2006 digunakan untuk penanganan pekerjaan lanjutan dari pekerjaan terdahulu yang dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) Cabang No. IV-D Kalimantan Barat.

38

2) Pekerjaan lanjutan ini secara teknis merupakan satu kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecahpecah dari pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sebelumnya, pekerjaan pada kontrak terdahulu merupakan pekerjaan bangunan bawah yang belum terselesaikan, sedangkan pekerjaan ini merupakan pekerjaan lanjutan untuk menyelesaikan pada bangunan bawah tersebut. 3) Total kebutuhan dana pembangunan Jembatan Kapuas II Pontianak diperkirakan sebesar Rp12.106.548.000,00 di luar pengadaan rangka baja. 4) Tersedianya dana untuk Tahun 2006 sebesar Rp3.100.000.000,00 dan mengingat pekerjaan pada tahun 2006 ini merupakan lanjutan penyelesaian tahun 2005 maka perlu ditunjuk kontraktor pelaksana yang mempunyai kemampuan prima baik teknis maupun financial dalam pekerjaan secara simultan dan memiliki manajemen yang baik. Alasan untuk menetapkan pemenang dengan cara penunjukan langsung tersebut tidak memenuhi kriteria dalam Lampiran I Keppres No.80 Tahun 2003 Tanggal 3 Nopember 2003 Butir C.1.a.4) dan pekerjaan tersebut bukan merupakan satu kesatuan konstruksi dan dimungkinkan untuk memecah sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan dari pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sebelumnya. Supervisi dilaksanakan oleh PT Wiraguna Tani berdasarkan kontrak pengawasan dengan Kepala Satker Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan (P2JJ) Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan dokumen kontrak diketahui item pekerjaan utama yang dilaksanakan adalah :No. Mata Pembayaran 7.3 (3) 7.6 (8) 7.6 (19) 7.9 Item Pekerjaan Kontrak Volume 77.672,47 kg 39.710,88 kg 175 m -Jumlah Harga 977.119.672,60 141.966.396,00 778.057.525,00 -Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan s.d MC terakhir Volume Jumlah Harga 74.165,07 kg 932.996.580,60 43.091,88 kg 154.053.471,00 172,60 m 331,263 m3 767.387.021,80 168.248.477,70

1 2 3 4

Baja Tulangan U-32 Ulir Pengangkutan Tiang Pancang Baja dia.800 mm Tiang Bor Beton diameter 800 mm Pasangan Batu kosong yang diisi adukan

Hasil pemeriksaan atas dokumen Back Up Data bulan Juli (MC3) diketahui pekerjaan Tiang Bor Beton diameter 800 mm telah dilaksanakan sebanyak 172,60 m dengan harga satuan Rp4.446.042 senilai Rp767.387.021,80. Berdasarkan keterangan dari Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jembatan39

Pemuar TA 2006 diketahui bahwa pekerjaan Tiang Bor Beton diameter 800 mm tersebut terdiri dari pengeboran tanah padas sampai dengan kedalaman tertentu di dalam air, kedalam lubang hasil pengeboran dipancang tiang pancang baja diameter 800 mm, kemudian diisi dengan beton K-250 dan Baja tulangan Ulir U32. Tiang pancang diameter 800 mm yang terpakai dalam pekerjaan tersebut sebanyak 245,52 m dari penyediaan sebanyak 295,338 m, sehingga terdapat sisa tiang pancang diameter 800 mm sebanyak 49,82 m. Hasil pengujian fisik pekerjaan pada tanggal 15 September 2006 yang dilakukan oleh BPK-RI bersama dengan pihak SNVT dan penyedia jasa diketahui bahwa sisa tiang pancang baja diameter 800 mm yang terdapat di lokasi basecamp kontraktor sebanyak 52,5 m atau lebih banyak dibandingkan dengan sisa tiang pancang yang dicatat dalam back up data sebanyak 2,68 m. Berdasarkan data opname pekerjaan pemancangan pilar dan fender diketahui bahwa perhitungan pembayaran atas pekerjaan Tiang Bor Beton diameter 800 mm pada tiang bor beton P.10 (elevasi +42,290 m) dan F3 (elevasi +42,290 m) seharusnya diperhitungkan sesuai elevasi muka air normal (+42,200 m, sesuai shop drawing) sehingga terdapat kelebihan perhitungan pembayaran tiang bor beton P.10 dan F3 sebanyak 0,18 m ((42,290 m - 42,200 m ) + (42,290 m 42,200 m)). Dengan demikian terdapat kelebihan pembayaran pekerjaan Tiang Bor Beton diameter 800 mm sebesar Rp12.715.682,98 ((2,68 + 0,18) x Rp4.446.043,00). Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1) Keppres 80 Tahun 2003 Pasal 33 ayat 2 dan penjelasannya yang menyatakan bahwa pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan sistem sertifikat bulanan atau sistem termin, dengan memperhitungkan angsuran uang muka dan kewajiban pajak. Khusus untuk pekerjaan kontruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahanbahan, alat-alat yang ada di lapangan. 2) Spesifikasi Teknis Seksi 7.6.9 1) f) Pengukuran dan Pembayaran Pelaksanaan Tiang Bor Beton Cor Langsung Di Tempat Yang Berair yng menyatakan bahwa Bilamana elevasi bagian atas tian