207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

download 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

of 28

Transcript of 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    1/28

    1

    Monitoring dan Evaluasi dalam Penyusunan dan Implementasi

    Clinical Pathwaysdi RS Haji Surabaya

    Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA

    Ketua Komite Medik

    RSUP Fatmawati, Jakarta.

    Pendahuluan

    Pada saat ini kita sedang mengalami periode krisis keuangan global.1

    Istilahakan krisis keuangan global itu sendiri mempunyai batasan dan persepsi yang

    berbeda untuk setiap individu dan bersifat relatif tergantung sudut pandang

    dari berbagai dimensi.2,3,4

    Seiring dengan perkembangan era globalisasi, terbukanya arus informasi dan

    semakin meningkatnya tuntutan pengguna jasa layanan kesehatan akan mutu,

    keselamatan serta biaya. Maka prinsip prinsip good corporate governance

    (dalam hal ini mencakup hospital governance dan clinical governance) yakni

    transparency, responsiveness dan accountable akan semakin menonjol sertamengedepankan akan efesiensi dan efektifitas suatu layanan. Istilah

    efesiensi sangat berhubungan erat antara inputs dan proses, sedangkan

    efektifitas berhubungan dengan proses dan hasil.

    Menjaga mutu layanan medis (dalam hal ini quality assurancedi bidang profesi

    medis) yang mencakup standar pelayanan medis, audit medis dan peningkatan

    mutu berkesinambungan. Maka diperlukan suatu instrumen yang dapat

    merangkum seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalam

    penyelenggaraan layanan kesehatan di rumah sakit melalui Clinical Pathways.

    Disampaikan dalam rangka Monitoring dan Evaluasi dalam Penyusunan dan Implementasi

    Clinical Pathways diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur di RS Haji

    Surabaya, 18 Maret 2011.1 Pisani-Ferry J, Santos I. The world in crisis reshaping the global economy. Finance and

    Development March 2009; 8-13.2 Cottarelli C. Paying the piper. Finance and Development March 2009; 27-30.3 Hoffman D. Deep impact. Finance and Development March 2009; 13-4.4 Higgot R, Robotti P. Reshapping globalization multilateral dialogues and new policy

    initiatives. Budapest: Central European University, 2001

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    2/28

    2

    Clinical Pathways tersebut merupakan kombinasi pertemuan antar Clinical

    Governance dan Sistem Pembiayaan Casemix.

    Kunci Keberhasilan Clinical Pathways

    Untuk suatu rumah sakit yang akan mulai berbenah diri, sebaiknya terlebih

    dahulu membuat Sistem Rumah Sakit (Corporate Governance) yang terdiri

    dari sistem manajemen rumah sakit, sistem profesi medis (Komite Medik dan

    SMF Clinical Governance), sistem keperawatan, dengan berbagai subsistem

    untuk pelayanan, pendidikan/pelatihan serta penelitian rumah sakit dengan

    berbagai peraturan di tingkat rumah sakit (Hospital Bylaws) dan tingkat

    profesi medis (Medical Staff Bylaws) dengan mengacu kepada KeputusanMenteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Peraturan

    Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di rumah sakit.5

    Quality Assurance di bidang kesehatan/kedokteran telah bergeser ke arah

    satu variasi yang dinamakan Clinical Governance (CG) dengan

    menitikberatkan dalam hal dampak (impact) yakni Patients Safety.6,7,8,9,10,11

    Konsep garis besar Clinical Governance (CG) dikatakan sebagai upaya dalam

    rangka continuous quality improvement (CQI) berdasarkan pendekatanintegrasi Evidence-based Medicine (EBM), Evidence-based Health Car

    (EBHC) dan Evidence-based Policy yang terdiri dari empat aspek utama dari

    enam aspek yaitu professional performance, resource use (efficiency), risk

    management dan patients satisfaction. Penerapan Clinical Governance dalam

    suatu organisasi pelayanan kesehatan memerlukan beberapa persyaratan

    5 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Peraturan InternalStaf Medis (Medical Staff Bylaws) di rumah sakit, Jakarta 25 April 2005.

    6 Donaldson L. Championing patient safety: going global a resolution by the World Health Assembly.

    Qual Saf Health Care2002; 11:112.7 US Department of Health and Human Services. US and UK sign agreements to collaborate on health

    care quality. 10 October 2001.8 World Health Organization. World Health Organization Executive Board Resolution EB109.R16, 18

    January 2002.9 Moss F, Barach P. Quality and safety in health care: a time of transition. Qual Saf Health Care

    2002;11:1.10 Leach DC. Changing education to improve patient care. Qual Health Care2001; 10:54-8.11 Lilford RJ. Patient safety research: does it have legs? Qual Saf Health Care 2002; 11:113-4.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    3/28

    3

    yakni organisastion-wide transformation, clinical leadership dan positive

    organizational cultures.12,13,14,15

    Sudah seyogyanya pelayanan kesehatan/kedokteran di rumah sakit (terutama

    rumah sakit pendidikan) terstruktur dan dengan baik serta diselenggarakan

    secara simultan dan berkesinambungan melalui suatu sistem dan subsistem

    yang jelas dan konsisten dalam hal kebijakan (policy) dan panduan

    (manual).16,17,18,19

    Komite Medik sebagai kelompok pengambil keputusan kebijakan klinis

    tertinggi di rumah sakit menetapkan tentang Konsep Patient Safety yang

    diimplementasikan di rumah sakit (Gambar 1). Impact dalam kerangkakonsep tersebut terdiri dari 3 aspek yang terukur yakni cedera (injury),

    infeksi nosokomial dan tuntutan litigasi (perdata dan pidana). Dalam

    implementasi di rumah sakit harus dilaksanakan secara terpadu dan

    terintegrasi - dipersiapkan mulai dari tingkat sistem sampai tingkat individu

    profesi sebagaimana dalam Gambar 2.

    12 Firmanda D. The evolution and roles of Evidence-based Health Policy in Health Service Management.

    Presented in seminar and discussion panel on Evidence-based Policy for the era of Indonesian

    Health Decentralized System in 21st Century. Center for Public Health Research, Faculty of

    Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta 1st March 2001.13 Scally G, Donaldson LJ. Clinical governance and the drive for quality improvement in the new NHS in

    England. BMJ1998; 317(7150):61-5.14 Heard SR, Schiller G, Aitken M, Fergie C, Hall LM. Continuous quality improvement: educating

    towards a culture of clinical governance. Qual Health Care2001; 10:70-8.15 Sausman C. New roles and responsibilities of chief executives in relation to quality and clinical

    governance. Qual Health Care2001;10(Suppl II):13-20.16 Groll R, Baker R, Moss F. Quality improvement research: understanding the science of change in

    health care essential for all who want to improve health care and education. Qual Saf Health Care

    2002; 11:110-1.17 Pittilo RM, Morgan G, Fergy S. Developing programme specifications with professional bodies and

    statutory regulators in health and social care. Qual Assur Education2000; 8(4):215-21.18 Ancarani A, Capaldo G. Manegement of standarised public services: a comprehensive approach to

    quality assessment. Managing Service Qual2001;11(5):331-41.19 Carroll JS, Edmondson AC. Leading organisational learning in health care. Qual Saf Health Care

    2002;11:516.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    4/28

    4

    Gambar 1. Kerangka Konsep Patient Safety Komite Medik RSUP Fatmawati

    Gambar 2. Alur pembagian tugas dalam rangka Patient Safetydi rumah sakit.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    5/28

    5

    Dalam implementasinya Komite Medik RSUP Fatmawati membuat skema

    sistem Clinical Governance sebagaimana dalam Gambar 3 dan mempersiapkan

    berbagai panduan serta pedoman sebagaimana dalam Gambar 4 berikut.

    Gambar 3. Skema Clinical GovernanceKomite Medik RSUP Fatmawati

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    6/28

    6

    Gambar 4. Beberapa panduan dan pedoman Komite Medik RSUP Fatmawati

    Sesuai dengan rencana skema Komite Medik RSUP Fatmawati sebagaimana

    dalam Gambar 4 di atas. Titik penting (crucial point) adalah pada clinical

    pathways sebagai entry point dalam melaksanakan kegiatan praktik profesi

    kedokteran sehari hari di rumah sakit baik untuk tingkat sistem maupun

    individu dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana

    diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

    Kedokteran dengan tujuan memberikan perlindungan kepada

    pasien/masyarakat (patient safety), profesi kedokteran sendiri dan

    meningkatkan mutu pelayanan serta mutu kompetensi profesi. Secara sekilasdapat dilihat berbagai ilustrasi contoh akan manfaat dari implementasi

    Clinical Pathwaysdalam Gambar 5 sampai 10 berikut.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    7/28

    7

    Gambar 5. Hubungan Clinical Pathways dengan Clinical Risks Management/

    Patient Safety dan kegiatan Health/High Impact Interventions (HII) di

    RSUP Fatmawati.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    8/28

    8

    Gambar 6. Hubungan Clinical Pathways dengan jasa dokter dan kinerjaindividu.

    Gambar 7. Hubungan Clinical Pathwaysdengan penggunaan obat rasional.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    9/28

    9

    Gambar 8. Hubungan Clinical Pathways dengan audit medis dan surveilans

    infeksi nosokomial

    Gambar 9. Hubungan Clinical Pathways dengan sistem pembiayaan DRG

    Casemix dan mutu pelayanan.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    10/28

    10

    Gambar 10. Hubungan Clinical Pathwaysdengan perlindungan hukum dan risiko

    tanggung gugat.

    Penerapan Clinival Pathways dalam Clinical Governance di rumah sakit atau

    sarana institusi layanan kesehatan memerlukan sistem dan kebijakan yang

    jelas, konsisten dan konsekuen serta kepemmpinan (leadership) yang mampu

    melihat ke depan (visioner) see before the others, mampu menuangkan ide

    ide dalam bentuk konsep dan model yang layak serta dapat diterapkan di

    tempatnya; mampu mengajak dan memotivasi anggota/rekan seprofesinyamelalui kegiatan yang dibuat bersama untuk mencapai tujuan (objektif) yang

    terukur dengan misi dan visi yang telah ditetapkan bersama.20,21,22,23,24,25,26

    20 King S. What is the latest on leadership? Manag Development Review1994; 7(6):7-9.21 Marquardt JM. Action learning and leadership. The Learning Organization2000; 7(5):233-40.22 Llyod B. A new approach to leadership. Leadership and Organization Development Journal 1996;

    17(7): 29-32.23 Russell RF. The role values in servant leadership. Leadership and Organization Development Journal

    2001; 22(2):76-83.24 Stone AG, Russell RF, Patterson K. Transformational versus servant leadership: a difference in

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    11/28

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    12/28

    12

    Profesi medis berperan penting dalam melaksanakan analisis efektivitas

    klinis, sedangkan pihak manajerial dan direksi dalam bidang analisis ekonomi

    dan pemerintah (dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan)selaku pembuat kebijakan dan regulator berperan dalam melakukan analisis

    dampak terhadap sistem layanan kesehatan (Gambar 11 dan 12) termasuk

    sistem pembiayaan dan keamanan pasien (patient safety).

    Gambar 11. Strata pemanfaatan pendekatan Health Technology Assessment

    (HTA) dari tingkat pembuat kebijakan/regulator, pelaksana kebijakan dan

    instrumen aplikasinya pada tingkat layanan kesehatan (rumah sakit) dalam

    rangka kendali mutu dan biaya.40-41

    40 Firmanda D. Pedoman implementasi HTA di RS Fatmawati. Disampaikan pada Sidang Pleno Komite

    Medik RSUP Fatmawati, Jakarta 2 Juni 2008.41 Firmanda D. Pedoman HTA di Rumah Sakit. Disampaiakan pada pada Pertemuan Finalisasi Pedoman

    dan Draft Rekomendasi Hasil HTA 2008, diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Medik

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    13/28

    13

    Gambar 12. Kerangka konsep implementasi evidence-based medicine dan HTA

    dalam penyusunan Standar Pelayanan Kedokteran/Pedoman Nasional Praktik

    Klinis (PNPK), Panduan Praktik Klinis (PPK) di RS dan Audit Medis dikaitkan

    dengan sistem pembiayaan Casemis (INA DRG) dan Undang Undang Nomor 29

    tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.65-66

    Kendala utama adalah kemauan untuk ikut berpartisipasi dan kemampuan akan

    dalam menguasai evidence-based, tehnik health technology assessment dan

    membuat standar pelayanan medis, audit medis serta menyusun clinical

    pathways sesuai bidang keahliannya serta mampu mengakomodir perbedaan

    pendapat antar profesi.

    Spesialistik, Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI di Hotel dan Apartemen Majesty, Bandung 27

    30 Agustus 2008.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    14/28

    14

    Maka dalam rangka antisipasi kendala di atas dan dalam rangka

    mempersiapkan kader kepemimpinan Komite Medik RSUP Fatmawai telah

    menyusun buku Kepemimpinan Klinis dan Manajemen Medik (MedicalLeadership and Medical Management)yang terdiri dari 16 modul berikut42;

    1. Clinical Governance

    2. Medical Staff Bylaws

    3. Evolusi Mutu bidang kesehatan dan kedokteran

    4. Sistem Mutu (Quality Systems)

    5. Standar (Setting the standards)

    6. Sistem Komite Medik dan Sistem SMF di rumah sakit.

    7. Mekanisme Kerja Sub Komite dan Tim Klinis Komite Medik

    8. Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien (Clinical Risks Management and

    Patient Safety)9. Layanan berkesinambungan dan fokus kepada pasien (Patient focussed and

    continouos care)

    10. Efektifitas Klinis (Clinical Efectivity)

    11. Audit Medis dan High Impact interventions (HII)

    12. Clinical Pathways

    13. Evidence-based Medicine/Healthcare and Health technology Assessment

    14. Tatakelola obat dan alat kesehatan (Drugs and Therapeutics Committee)

    15. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial I

    16. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial II

    Serta melakukan berbagai pelatihan berjenjang kepada seluruh anggota

    profesi yang diselenggarakan oleh Sub Komite Pendidikan/Pelatihan, Sub

    komite Etik dan Mutu Profesi dan Sub Komite Pengedalian Infeksi

    Nosokomial Komite Medik secara terintegrasi dan terjadwal. Diharapkan

    dengan pembekalan tersebut setiap anggota dan ketua SMF dapat menguasai

    ilmu dan ketrampilan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin.

    Agar RS Haji Surabaya dapat menilai sendiri (self-assesment) akan

    perkembangan dalam penyusunan dan implementasi Clinical Pathways danpartisipasi keterlibatan seluruh profesi di rumah sakit terlampir format

    penilaian dan instrumennya secara periodik dan berkesinambungan agar setiap

    unit terkait yang terlibat dapat menilai peran dan kontribusinya masing

    masing dalam penyusunan maupun implementasi clinical pathways dalam

    42 Firmanda D. Kepemimpinan Klinis dan Manajemen Medik (Medical Leadership and Medical

    Management) RSUP Fatmawati, Jakarta 2004.

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    15/28

    15

    rangka kendali biaya dan kendali mutu pelayanan (tingkat rumah sakit,

    profesi, dan individu).

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    16/28

    FORMAT PENILAIAN SELF-ASSESSMENT: MONITORING DAN EVALUASI

    PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAYS RS HAJI SURABAYA

    Tahun :

    Nilai Standar dan Parameter

    Bulan

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nov Des

    S1 Profesi Medis S1P1 Komite Medik/SMF .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. S1P2 SPM/PPK/SPO .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    S2 Profesi Keperawatan S2P1 Asuhan Keperawatan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    S3 Profesi Apoteker S3P1 Formularium RS .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. S3P2 Unit Dose Daily (UDD) .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. S3P3 Stop Ordering(S0) .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    S4 Clinical Pathways S4P1 Tingkat RS .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. S4P2 Tingkat SMF .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    S4P3 Kodefikasi .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. S4P4 Varians .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    Jumlah Clinical Pathways disusun: .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..Jumlah Clinical Pathways

    diimplementasikan:.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

    Jumlah Clinical Pathways direvisi: .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    17/28

    INSTRUMEN MONITORING

    DAN

    EVALUASI IMPLEMENTASI

    CLINICAL PATHWAYS

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    18/28

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    19/28

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    20/28

    S1 P2 Standar Pelayanan Medis (SPM)/Standar Prosedur Operasional (SPO)dari Kelompok Staf Medis (KSM)/Staf Medis Fungsional (SMF)/Departemen/Bagian

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada Format SPM/SPO dari Komite Medis untuk seluruhKelompok Staf Medis (KSM)/Staf Medis Fungsional(SMF)/Departemen/Bagian

    1 Telah ada Format SPM/SPO dari Komite Medis untuk seluruhKelompok Staf Medis (KSM)/Staf Medis Fungsional (SMF)/

    Departemen/Bagian, akan tetapi belum seluruh SMFmembuat SPM/SPO sesuai profesinya masing masing.

    2 Telah ada SPM/SPO, akan tetapi belum disahkanpenggunaanya oleh pimpinan rumah sakit dalam bentuk SuratKeputusan (SK).

    3 SPM/SPO tersebut telah disahkan penggunaannya dalambentuk SK pimpinan rumah sakit, akan tetapi belumsosialisasikan kepada seluruh staf medis sesuai dengan

    bidang profesinya masing masing.

    4 Telah melakukan implementasi SPM/SPO tersebut dan adabukti tertulis telah melakukan audit medis.

    5 Telah melakukan evaluasi dan revisi dari SPM/SPO tersebut.

    4

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    21/28

    S2 Profesi Keperawatan

    S2 P1 Asuhan Keperawatan

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada Format Asuhan Keperawatan dari Komite/BidangKeperawatan untuk seluruh Kelompok Staf Keperawatan danPenata sesuai dengan bidangnya masing masing

    1 Telah ada Format Asuhan Keperawatan dari Komite/BidangKeperawatan, akan tetapi belum seluruh Kelompok Staf

    Keperawatan dan Penata Asuhan Keperawatan sesuaibidang masing masing.

    2 Telah ada Asuhan Keperawatan, akan tetapi belum disahkanpenggunaanya oleh pimpinan rumah sakit dalam bentuk SuratKeputusan (SK).

    3 Asuhan Keperawatan tersebut telah disahkan penggunaannyadalam bentuk SK pimpinan rumah sakit, akan tetapi belumsosialisasikan kepada seluruh staf perawat dan penata sesuai

    dengan bidangnya masing masing.

    4 Telah melakukan implementasi Asuhan Keperawatantersebut dan ada bukti tertulis telah melakukan PSBH.

    5 Telah melakukan evaluasi dan revisi dari AsuhanKeperawatan tersebut.

    5

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    22/28

    S3 Profesi Apoteker/Farmasis

    S3 P1 Daftar Formularium Rumah Sakit

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada Format Daftar Formularium Rumah Sakit dariPanitia/Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

    1 Telah ada Format Daftar Formularium Rumah Sakit, akantetapi tidak melibatkan seluruh perwakilan dari KSM/SMF danprofesi apoteker/farmasis dalam penyusunan DaftarFormularium Rumah Sakit.

    2 Telah ada Daftar Formularium Rumah Sakit, akan tetapibelum disahkan penggunaanya oleh pimpinan rumah sakitdalam bentuk Surat Keputusan (SK).

    3 Daftar Formularium Rumah Sakit tersebut telah disahkanpenggunaannya dalam bentuk SK pimpinan rumah sakit, akantetapi belum sosialisasikan kepada seluruh staf profesi medisdan apoteker/farmasis.

    4 Ada bukti tertulis telah melakukan monitoring penggunaan danlaporan (feed back) Daftar Formularium Rumah Sakit .

    5 Telah melakukan evaluasi dan revisi Daftar FormulariumRumah Sakit .

    6

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    23/28

    S3 P2 Unit Dose Daily (UDD)

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada format Unit Dose Daily (UDD) Rumah Sakit dariPanitia/Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

    1 Telah ada Unit Dose Daily (UDD), akan tetapi tidakmelibatkan seluruh perwakilan dari KSM/SMF dan profesiapoteker/farmasis dalam penyusunan format Unit Dose Daily(UDD).

    2 Telah ada Unit Dose Daily (UDD), akan tetapi belumdisahkan penggunaanya oleh pimpinan rumah sakit dalam

    bentuk Surat Keputusan (SK).

    3 Unit Dose Daily (UDD) telah disahkan penggunaannya dalambentuk SK pimpinan rumah sakit, akan tetapi belumsosialisasikan kepada seluruh staf profesi medis danapoteker/farmasis.

    4 Ada bukti tertulis telah melakukan monitoring penggunaan danlaporan (feed back) Unit Dose Daily (UDD) .

    5 Telah melakukan evaluasi dan revisi Unit Dose Daily (UDD).

    7

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    24/28

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    25/28

    S4 Integrated Clinical Pathways (ICP)

    S4 P1 Format Integrated Clinical Pathways (ICP) tingkat Rumah Sakit

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada Format Integrated Clinical Pathways (ICP) dariKomite Medis RS.

    1 Telah ada Format Integrated Clinical Pathways (ICP) RumahSakit, akan tetapi tidak melibatkan seluruh perwakilan dariKSM/SMF, Komite/Bidang Keperawatan dan profesiapoteker/farmasis dalam penyusunan format tersebut.

    2 Telah ada Format Integrated Clinical Pathways (ICP), akantetapi belum disahkan penggunaanya oleh pimpinan rumahsakit dalam bentuk Surat Keputusan (SK).

    3 Format Integrated Clinical Pathways (ICP) tersebut telahdisahkan penggunaannya dalam bentuk SK pimpinan rumahsakit, akan tetapi belum sosialisasikan kepada seluruh stafprofesi medis, staf perawat/penata dan apoteker/farmasis.

    4 Ada bukti tertulis telah membuat sekurangnya 5 (lima) jenisIntegrated Clinical Pathways (ICP) yang berbeda berdasarkanprioritas dan disusun sesuai dengan SPM/SPO dan AsuhanKeperawatan serta Daftar Formularium Rumah Sakit.

    5 Telah melakukan uji coba pelaksaan sekurangnya 5 (lima)jenis Integrated Clinical Pathways (ICP) akan tetapi belummelaksanakan evaluasi/audit..

    6 Ada bukti tertulis telah melaksanakan evaluasi/audit uji coba

    pelaksaan sekurangnya 5 (lima) jenis Integrated ClinicalPathways (ICP).

    7 Ada bukti tertulis telah melakukan revisi atas uji coba formatIntegrated Clinical Pathways (ICP).

    9

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    26/28

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    27/28

    S4 P3 Kodefikasi Integrated Clinical Pathways (ICP) tingkat KSM/SMF/Departemen/Bagian berdasarkan ICD 10 dan ICD 9 CM.

    Nilai Kriteria

    0 Belum ada KSM/SMF/Departemen/Bagian yang membuatkodefikasi sesuai ICD 10 dan ICD 9 CM dalam IntegratedClinical Pathways (ICP) sesuai format dari Komite Medis RS.

    1 Telah ada kodefikasi sekurangnya setengah dari jumlahKSM/SMF/Departemen/Bagian dengan minimal 3 IntegratedClinical Pathways (ICP) yang berbeda sesuai prioritas dandisusun sesuai dengan SPM/SPO dan Asuhan Keperawatan

    serta Daftar Formularium Rumah Sakit.

    2 Telah melakukan kodefikasi Integrated Clinical Pathways(ICP) tersebut di atas akan tetapi belum melaksanakanevaluasi/audit.

    3 Ada bukti tertulis telah melaksanakan monitoring kodefikasiterhadap Integrated Clinical Pathways (ICP) di atas.

    4 Ada bukti tertulis telah melakukan feed back tentang

    kodefikasi Integrated Clinical Pathways (ICP) di atas.

    5 Seluruh KSM/SMF/Departemen/Bagian dengan minimal 3Integrated Clinical Pathways (ICP) yang berbeda sesuaiprioritas dan disusun sesuai dengan SPM/SPO dan AsuhanKeperawatan serta Daftar Formularium Rumah Sakit telahmelaksanakan kodefikasi sesuai ICD 10 dan ICD 9 - CM.

    6 Bagian Rekam Medik telah melakukan monitoring dan

    memberikan feed back kepada seluruhKSM/SMF/Departemen/Bagian.

    11

  • 8/6/2019 207. Dody Firmanda 2011 - Monitoring Dan Evaluasi CP Di RS Haji Surabaya Jawa Timur

    28/28

    S4 P5 Varians Integrated Clinical Pathways (ICP) tingkat KSM/SMF/Departemen/Bagian.

    Nilai Kriteria

    0 Tidak ada catatan tentang varians dalam Integrated ClinicalPathways (ICP) sesuai format dari Komite Medis RS.

    1 Ada catatan dan pelaporan tenatng varians

    2 Ada tindak lanjut atas varians yang ditemukan/dilaporkan.

    3 Ada bukti tertulis telah melakukan feed back tentang variansdalam Integrated Clinical Pathways (ICP) di atas.

    4 Ada bukti tertulis telah melaksanakan revisi Integrated ClinicalPathways (ICP) atas varians di atas.