Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

download Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

of 17

Transcript of Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    1/17

    1

    Indikator Medis

    Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MAKetua Komite Medik

    RSUP Fatmawati Jakarta

    Pendahuluan

    Tugas dan fungsi dari Staf Medis Fungsional (SMF) adalah melaksanakankegiatan pelayanan medis, pendidikan, penelitian dan pengembangan

    keilmuannya yang berpedoman pada ketetapan Komite Medik atas etikaprofesi medis dan mutu keprofesian medis berbasis bukti. Jadi profesi Medisdalam melaksanakaan profesinya berdasarkan falsafah meliputi etika, mutu

    dan evidence-based medicine.1,2

    Yang dimaksud dengan etik profesi medik disini adalah mencakup Kode EtikKedokteran Indonesia (KODEKI)3, Kode Etik Penelitian Kedokteran Indonesia

    (untuk saat ini dapat diadopsi dan digunakan Kode Etik Penelitian yang dipakaioleh institusi pendidikan)4 dan untuk rumah sakit pendidikan ditambah dengan

    Kode Etik Pendidikan Kedokteran Indonesia (untuk sementara ini bagi profesimedik dapat mengacu kepada KODEKI).4

    Sedangkan istilah mutu profesi medik itu sendiri dapat ditinjau dariberbagai sudut yang berbeda tergantung dari nilai pandang (perspektif) dan

    norma norma yang berlaku serta disepakati secara konsensus. Dapat ditinjaudari segi profesi medis, perawat, manajer, birokrat maupun konsumenpengguna jasa pelayanan sarana kesehatan (Quality is different things todifferent people based on their belief and norms).5

    Disampaikan pada Workshop Penyusunan Indikator Medis, di RSP Fatmawati Jakarta 19 Juli 2010.1 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/SK/Menkes/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan

    Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)di rumah sakit.2 Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI Nomor HK 00.06.1.4.2895 tanggal

    23 Mei 2007 tentang Fungsi, Tugas dan Wewenang Komite Medik di Rumah Sakit.3 Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 8 huruf f dan penjelasannya.4 Komunikasi pribadi dengan Prof. DR. Dr. FA. Moeloek, Sp.OG (Ketua Konsil Kedokteran) Rabu 16 Mei

    2007.5 Adams C, Neely A. The performance prism to boost success. Measuring Health Business Excellence

    2000; 4(3):19-23.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    2/17

    2

    Perkembangan evolusi mengenai bidang mutu (Quality), kaidah tehnikmekanisme pengambilan keputusan untuk profesi seperti Evidence-based

    (Medicine, Nursing, Healthcare, Health Technology Asssessment), danSistem Layanan Kesehatan di rumah sakit sangat perlu dan penting untukdiketahui terlebih dahulu sebelum menetapkan arah pengembangan suatu

    sarana layanan kesehatan (rumah sakit) sehingga akan lebih mudah dalammenilai progresivitas dan kinerja (performance) dalam bentuk indikatorindikator yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

    Penempatan para dokter ke dalam kelompok staf medis fungsional ditetapkan

    dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit (istilah lain adalah Clinical

    Appointment) atas usulan rekomendasi Komite Medik setelah melalui proseskredensial. Dalam surat keputusan tersebut hendaknya dilengkapi denganperjanjian kerja masing-masing dokter sehingga ada kejelasan tugas, fungsidan kewewenangnya. Komite Medik akan menerbitkan kewenangan klinis

    (Clinical Previlege) sesuai dengan kompetensi dokter tersebut.

    Fungsi Staf Medis

    Staf medis mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan

    dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis.

    Tugas Staf Medis

    1. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,pengobatan, pencegahan, pencegahan akibat penyakit peningkatan danpemulihan

    2. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan/

    pelatihan berkelanjutan

    3. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standarpelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan4. Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan pemantauan

    indikator mutu klinik.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    3/17

    3

    Kewenangan

    Kewenangan masing-masing anggota kelompok staf medis disusun oleh Ketuakelompok staf medis dan kemudian diusulkan oleh Ketua Komite Medik kepadaDirektur RS untuk dibuatkan surat keputusannya.

    Tanggung jawab.

    Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu,

    etik dan pengembangan pendidikan staf medis. Tanggung jawab tersebut

    sebagai berikut :

    1. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub KomiteKredensial kepada Direktur RS terhadap permohonan penempatandokter baru di rumah sakit yang diatur dalam Medical Staf Bylawsrumah sakit. Penempatan dokter di RS berdasarkan Surat Keputusan

    Direktur RS atau Pemilik RS. Untuk membuat surat keputusan tersebut

    Direktur RS/Pemilik perlu meminta masukan dari organisasi staf

    medis/sub komite kredensial.2. Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data

    yang komprehensif. Evaluasi penampilan kinerja praktek dokter

    dilakukan melalui peer review, audit medis atau program qualityimprovement.

    3. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Sub Komite

    Kredensial kepada Direktur RS atau pemilik rumah sakit terhadappermohonan penempatan ulang dokter di rumah sakit yang diatur dalamPeraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws ) di Rumah Sakit.Penempatan ulang dokter di RS berdasarkan Surat Keputusan Direktur

    RS atau Pemilik RS. Untuk membuat surat keputusan tersebut Direktur

    RS/Pemilik perlu meminta masukan dari organisasi staf medis/sub

    komite kredensial.4. Memberi kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti continuing

    professional development (CPD). Masing-masing kelompok staf mediswajib mempunyai program CPD bagi semua anggotanya .

    5. Memberikan masukan kepada Direktur RS melalui Ketua Komite Medik,

    hal-hal yang terkait dengan praktek kedokteran. Kelompok staf medis

    mempunyai tangggung jawab memberikan masukan kepada Direkturmedis/Direktur RS mengenai hal-hal yang terkait dengan praktik

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    4/17

    4

    kedokteran. Misalnya mengenai perkembangan ilmu dan teknologikedokteran, temuan terapi yang baru, dan lain-lain.

    6. Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik kepada DirekturMedis/Direktur RS Kelompok staf medis diharapkan dapat memberikanlaporan secara teratur minimal satu tahun sekali kepada Direktur

    RS/Direktur Medis melalui Komite Medik. Laporan tersebut antara lainmeliputi hasil pemantauan indikator mutu klinik, hasil evaluasi kinerjapraktek klinis, pelaksanaan program pengembangan staf dan lain-lain.

    7. Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan

    dokumen terkaitnya. Standar prosedur operasional dan dokumen terkait

    lainnya perlu disempurnakan secara berkala sehingga sesuai dengan

    situasi dan kondisi.

    Kewajiban

    1. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medik yang terdiri

    dari :

    a. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/manajerialantara lain meliputi pengaturan tugas rawat jalan, pengaturantugas rawat inap, pengaturan tugas jaga, pengaturan tugas rawat

    intensif, pengaturan tugas di akamr operasi, kamar bersalin danlain sebagainya, pengaturan visite/ronde, pertemuan klinik,

    presentasi kasus (kasus kematian, kasus sulit, kasus langka, kasus

    penyakit tertentu), prosedur konsultasi, dan lain-lain.b. Penyusunan Standar Prosedur Operasional ini dibawah koordinasi

    Direktur Rumah Sakit/Direktur Medis.c. Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang

    keilmuan/keprofesian adalah standar pelayanan medis. Masing-

    masing kelompok menyusun standar pelayanan medis minimal untuk

    10 jenis penyakit. Penyusunan Standar Prosedur Operasional inidibawah koordinasi Komite Medik2. Menyusun indikator mutu medis: Masing masing kelompok staf medis

    menyusun minimal 3 (tiga) jenis indikator medis outputatau outcome.

    3. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    5/17

    5

    Saat ini di tanah air telah berlaku berbagai perundangan dan peraturan yang

    menyangkut profesi medis antara lain Undang Undang RI Nomor 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang Undang RI Nomor RI 40 Tahun2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Undang Undang RI

    Nomor 25 Tahun 2009 tentang Layanan Publik (termasuk kesehatan),Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan terakhir

    Undang Undang Nomor RI 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

    Inti dari tujuan Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

    Kedokteran yakni:1. Memberikan perlindungan kepada pasien (patient safety)

    2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yangdiberikan

    3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan dokter.

    dan inti tujuan Undang Undang Nomor RI 44 Tahun 2009 tentang RumahSakit yakni:

    1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

    kesehatan2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

    lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit

    3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumahsakit; dan

    4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber dayamanusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

    Disamping itu sejak tanggal 1 Januari 2010 telah berlaku implementasimodus keempat dalam era liberalisasi perdaganan jasa bidang kesehatan

    untuk negara kawasan Asia Tenggara sesuai dengan perjanjian kerjasamaASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners (MRA-MP).6 Ada 4 tujuan dalam MRA-MP yakni:

    1. mengatur mobilitas praktisi dokter di wilayah ASEAN;

    2. meningkatkan dan mengembangkan kerja sama pertukaran informasiantar profesi medis;

    3. meningkatkan mutu kualifikasi dan standar layanan dan;

    6 ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners, 2004.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    6/17

    6

    4. kerjasama pendidikan dan pelatihan profesi medis

    Undang Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit beserta penjelasannyatelah disahkan pada tanggal 28 Oktober 2009 terdiri dari 66 pasal dandiharapkan seluruh rumah sakit harus sudah menyesuaikan dengan ketentuan

    tersebut dalam jangka waktu paling lambat 2 tahun. Pasal pasal yangmenyangkut profesi medis adalah:

    Pasal Ayat Perihal

    1 Memiliki Surat Izin PraktekPasal 133 Standar Profesi, Standar Pelayanan, Standar Prosedur

    Operasional, Etika profesi, hak pasien dan keselamatan pasien1 Dapat memperkerjakan teanga asing

    2 Untuk kepentingan: alih teknologi

    ilmu pengetahuan

    ketersediaan teanga medis setempat

    Pasal 14

    3 Mempunyai STR dan SIP

    Pasal 15 3 Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi dan bahan habispakai harus oleh instalasi farmasi sitem satu pintu

    4 Penggunaan peralatan medis dan non medis sesuai indikasi

    medis

    Pasal 16

    5 Pengoperasian dan pemeliharaan oleh yang mempunyaikompetensi

    Pasal 39 Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesionalterhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan

    menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi

    medis/Komite Medik.

    Audit kinerja adalah pengukuran kinerja berkala yang meliputi kinerja

    pelayanan dan kinerja keuangan dilakukan oleh Satuan Pemeriksaan

    Internal.

    dan bila tidak memenuhi persyaratan Pasal 13 sampai dengan 16 diatas

    berikut tidak diberikan izin RS, izin dicabut dan tidak diperpanjangoperasional RS tersebut.

    Dalam Undang Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit pada Pasal 33 Ayat1 dan 2 tersebut menyebutkan setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

    yang efektif, efisien, dan akuntabel serta paling sedikit terdiri atas Kepala

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    7/17

    7

    Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsurkeperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan

    internal, serta administrasi umum dan keuangan.

    Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi

    Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good

    Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good ClinicalGovernance). Sedangkan tata kelola klinis yang baik (Good ClinicalGovernance) adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi

    kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,

    peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan,

    pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit sebagaimana ilustrasipada Gambar 1.

    Gambar 1. Komite Medik dalam Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009

    tentang Rumah Sakit.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    8/17

    8

    Sesuai dengan Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang PraktikKedokteran bahwa setiap dokter dalam melaksanakan praktik kedokterannya

    wajib menyelenggarakan kendali mutu7-8

    dan kendali biaya19

    melalui kegiatanaudit medis9yang dilaksanakan oleh organisasi profesi10, untuk tingkat rumahsakit oleh kelompok seprofesi (SMF) dan Komite Medik. 11

    Sedangkan yang dimaksud audit medis adalah upaya evaluasi secaraprofesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien

    dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.19

    Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

    identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang

    diberikan kepada pasien12

    , yang harus dibuat13

    dan dilengkapi14

    serta dijagakerahasiaannya.15,16,17

    Standar Pelayanan Kesehatan di sarana pelayanan kesehatan mencakupberbagai standar - yakni Pedoman/Standar Pelayanan Medis, Asuhan

    Keperawatan, Standar Obat (Daftar Formularium), Standar alat penunjangdiagnostik dan terapeutik/operasi, serta alur layanan pasien - yang salingterkait dan saling mempengaruhi.

    Standar Pelayanan Medis/Kedokteran

    Standar Pelayanan Medis/Kedokteran tidak identik dengan Buku Ajar, Text-

    books ataupun catatan kuliah yang digunakan di perguruan tinggi. KarenaStandar Pelayanan Medis merupakan alat/bahan yang diimplementasikan padapasien; sedangkan buku ajar, text-books, jurnal, bahan seminar maupun

    pengalaman pribadi adalah sebagai bahan rujukan/referensi dalam menyusun

    Standar Pelayanan Medis.

    7 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 1 dan penjelasannya.8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Bab IV

    Subsistem Upaya Kesehatan.9 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 2 dan penjelasannya.10 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 3 dan penjelasannya.11 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor No. 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah

    Sakit.12 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 1 dan penjelasannya.13 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 79 huruf b.14 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 Ayat 2 dan penjelasannya.15 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 47 Ayat 2.16 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 48.17 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Pasal 12.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    9/17

    9

    Standar Pelayanan Medis pada umumnya dapat diadopsi dariPedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi

    masing masing, tinggal dicocokkan dan disesuaikan dengan kondisi sarana dankompetensi yang ada di rumah sakit. Bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi tersebut sesuai dengan kondisi

    sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit/klinik) maka tinggal disepakatioleh anggota profesi terkait dan disahkan penggunaannya di sarana pelayanankesehatan oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan tersebut.

    Namun bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh

    organisasi profesi tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi

    sarana pelayanan kesehatan atau dalam Pedoman/Standar Pelayanan Medisdari profesi belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai dengan keadaanepidemiologi penyakit di daerah/ sarana pelayanan kesehatan tersebut maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Standar Pelayanan

    Medis untuk sarana pelayanan kesehatan tersebut dan disahkan

    penggunaannya di sarana pelayanan kesehatan oleh pimpinan di tempat

    tersebut.

    Dalam menyusun Standar Pelayanan Medis - profesi medis memberikan

    pelayanan keprofesiannya secara efektif (clinical effectiveness) dalam halmenegakkan diagnosis dan memberikan terapi berdasarkan pendekatanevidence-based medicine. Secara ringkasnya langkah tersebut sebagaimana

    dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    10/17

    10

    Gambar 2. Langkah umum dalam kajian literatur melalui pendekatan evidence-based, tingkat evidens dan rekomendasi dalam bentuk standar pelayanan

    medis dan atau standar prosedur operasional.

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    11/17

    11

    Format Standar Pelayanan Medis

    Nomor : .............................................................

    SMF/Divisi : .............................................................Rumah Sakit : ...........................................................

    1. Judul/topik :

    2. Tanggal/Nomor/Update: ../../.

    3. Ruang lingkup (scope) pengguna: spesialis/konsultan*.............................

    4. Sumber informasi/literatur/bahan acuan:i. ..

    ii. ..iii. ..

    iv. ..v. ..

    5. NamaReviewer/Penelaah kritis:i. ...

    ii. ...iii.

    6. Tingkat eviden:

    7. Hasil Telaah/Rekomendasi:

    .dst

    8. Tingkat Rekomendasi: .

    9. Indikator Medis :

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    12/17

    12

    Berikut beberapa contoh indikator indikator yang digunakan dalam suatulayanan rumah sakit (Tabel 1).

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    13/17

    13

    Sedangkan rangkaian berbagai proses yang dialami pasien di rumah sakitadalah sebagaimana dalam Gambar 3 berikut.

    Sedangkan untuk tingkat tehnis (dalam hal ini profesi) di SMF terdapat

    beberapa standar prosedur sebagaimana dalam Tabel 2 berikut.

    ambar 3. Rangkain proses pasien di rumah sakit

    Penunjang:

    Core Processes(Proses Utama)

    Berba ai kom onen dan tin katan dalam suatu Sistem La anan di Rumah Sakit:

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    14/17

    14

    Dalam rangka monitoring, evaluasi dan laporan implementasi dari Standar

    Pelayanan Medis (SPM) maupun Clinical Pathways (CP) untuk indikator medis

    yang telah ditetapkan dalam bentuk sebagaimana format berikut:

    Tabel 2. Standar prosedur untuk tingkat tehnis profesi di SMF

    dalam melaksanakan ke rofesiann a:

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    15/17

    15

    KERANGKA ACUAN DAN

    ANALISA KECENDERUNGAN

    PEMANTAUAN INDIKATOR MEDIS______________________

    SMF

    BULAN :/ TAHUN

    RSUP FATMAWATIJl. RS Fatmawati-CilandakJakarta Selatan

    Telp : 021-7501524; Fax : 021-7690123

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    16/17

    16

    KERANGKA ACUAN DAN ANALISA KECENDERUNGAN

    PROGRAM PEMANTAUAN INDIKATOR MEDIS

    SMF: ....................................................................................

    I. LATAR BELAKANGPetunjuk Pengisian :1. Definisi diagnosa.

    2. Mengapa Judul Indikator Medis yang menjadi Program Pemantauan.3. Pencantuman data penyakit yang mendukung.

    4. Dapat dikaitkan dengan program yang akan dikerjakan sehubungandengan judul indikator medis yang diangkat.

    II. TUJUANPetunjuk Pengisian :

    Output/ hasil yang diharapkan dari segi pelayanan, SDM dan sarana danPrasarana.

    III. SASARANPetunjuk Pengisian :

    Subyek/personal yang akan dipantau dan menyangkut dalam programpemantauan.

    IV. TAHAP PELAKSANAAN

    Petunjuk Pengisian :Proses pelaksanaan dari perencanaan hingga analisa, monitoring dan evaluasi

    serta rekomendasi/ tindak lanjut/asupan.

    V. PESERTAPetunjuk Pengisian :Dokter dan Administrasi

    VI. HASIL PEMANTAUAN 3 BULANAN

    Nama Kasus :

    Indikator medis sesuai SPM/Clinical Pathway :a. ....................... Target Prosentase :...%b. ...................... Target Prosentase :...%

    c. ....................... Target Prosentase : ....%

  • 8/9/2019 Dody Firmanda 2010 - Workshop Indikator Medis RSF

    17/17

    17

    A. Tabel Data

    No Bulan

    Pasien

    Sesuai

    Indikator

    Tidak Sesuai

    Indikator

    Target

    %

    Pencapaian

    %

    B. Grafik Trend/Kecenderungan

    C. Analisa Kecenderungan :

    I. Morbiditas KasusPetunjuk Pengisian :- Data penyakit

    - Data pendukung lainnya

    II. Penjelasan Indikator MedisPetunjuk Pengisian :

    - Penjabaran kasus- Acuan Indikator Medis menurut SPM/Clinical Pathway- Target Prosentase

    - Langkah Monitoring

    III. EvaluasiA. Sistem/Prosedur/KebijakanB. Sarana dan Prasarana

    C. Sumber Daya ManusiaPetunjuk Pengisian :

    Masing-masing dijelaskan sesuai dengan kebutuhan.

    IV. MonitoringV. Rekomendasi

    Mengetahui,

    Ketua SMF.................. Koordinator Etik MutuSMF ....................

    .................................................. .......................................................