· 2019. 8. 7. · RUSIA | PNG | UKRANIA | JEPANG | BRAZIL | KROASIA | CEKO SURIAH | AMERIKA...

of 273 /273

Embed Size (px)

Transcript of  · 2019. 8. 7. · RUSIA | PNG | UKRANIA | JEPANG | BRAZIL | KROASIA | CEKO SURIAH | AMERIKA...

  • RUSIA | PNG | UKRANIA | JEPANG | BRAZIL | KROASIA | CEKOSURIAH | AMERIKA SERIKAT | SWISS | EKUADOR | UZBEKISTAN

    JERMAN | AFRIKA SELATAN | YUNANI | INGGRIS | BELANDACHILE | AUSTRALIA | KAZAKHSTAN | FILIPINA

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI KE LUAR NEGERI DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERAN DIPLOMASI

    2018

    MASA SIDANG III - V TAHUN SIDANG 2017 - 2018

    MASA SIDANG I - II TAHUN SIDANG 2018 - 2019

  • II

    Buku ”Laporan Tahunan Kunjungan Kerja Perorangan ke Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi Tahun 2018” ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi kepada semua pihak terkait mengenai kegiatan Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI ke Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Peran

    Diplomasi sejak awal 2018 hingga akhir Tahun 2018 dan kiranya dapat dijadikan sebagai referensi bagi kunjungan-kunjungan Anggota DPR RI berikutnya.

    Buku ini merupakan lanjutan dari Buku Laporan Tahunan Kunjungan Kerja Perorangan ke Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi Tahun 2015-2017 yang telah dicetak sebelumnya. Untuk periode 2015-2017, kunjungan perorangan Anggota DPR RI ke luar negeri telah dilakukan oleh 305 orang Anggota dan laporan kunjungannya telah dirangkum dalam Buku Laporan Tahunan Kunjungan Kerja Perorangan ke Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi Tahun 2015 – 2017. Untuk tahun 2018 telah dilakukan kunjungan perorangan Anggota DPR RI ke luar negeri sebanyak 116 Anggota. Hasil-hasil kunjungan Anggota tahun 2018 ini dirangkum dalam sebuah Buku Laporan Tahunan Kunjungan Kerja Perorangan ke Luar Negeri dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi Tahun 2018.

    Kegiatan Kunjungan Perorangan Anggota DPR RI ke Luar Negeri ini sebenarnya telah dianggarkan sejak tahun 2014, dengan dimuatnya pengaturan kegiatan ini dalam Pasal 219 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib yang mengatur mengenai peran diplomasi DPR RI dan ditambah dengan SK Pimpinan DPR RI Nomor 2/PIMP/ IV/2015-2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota DPR RI Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi dan Arah Kebijakan Umum Pengelolaan Anggaran (AKUPA) DPR RI Tahun 2015.

    Kata Pengantar

  • III

    Laporan pertanggung jawaban yang dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan kunjungan para Anggota DPR RI yang telah melakukan Kunjungan Kerja Perorangan tersebut terangkum dalam buku ini. Dengan dimuatnya rangkuman dan dokumentasi tersebut, kami mengharapkan buku ini bisa menjadi referensi untuk Kunjungan Kerja Perorangan ke Luar Negeri berikutnya sehingga fungsi Penguatan Diplomasi Parlemen bisa terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia.

    Kami sampaikan penghargaan kepada Anggota DPR RI yang telah melakukan Kunjungan Kerja Perorangan dengan baik dan menyerahkan Laporan Pertanggungjawabannya dengan tepat waktu. Kami juga sampaikan ucapan terima kasih kepada Sekretariat Bagian Administrasi Kegiatan Luar Negeri Anggota (Set. Bag. Minluna) Sekretariat Jenderal DPR RI yang telah membantu segala persiapan administrasi Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI serta dalam penyusunan Buku Tahunan ini.

    Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini dan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran terhadap penyempurnaan format Buku Tahunan ini pada edisi mendatang. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Jakarta, Februari 2019Ttd

    Drs. H. Hasrul Azwar, MM.Wakil Ketua BKSAPDesk Perorangan

  • IV

    Pendahuluan

    A. Kunjungan kerja individu

    Kunjungan kerja luar negeri individu anggota DPR RI dilakukan dalam rangka pelaksanaan peran diplomasi DPR RI yang dituangkan dalam Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 2/Pimp/IV/2015-2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan peran diplomasi parlemen.

    B. Dasar Pelaksanaan

    1. Pasal 116 UU Ayat (1) UU No. 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) yang menetapkan bahwa tugas BKSAP antara lain membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara DPR dan Parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun multilateral (partispasi aktif dalam forum-forum parlemen regional dan internasional)

    2. Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib Pasal 76 Ayat 1 huruf A3. Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib Pasal 76 Ayat 1 huruf C

    C. Maksud dan Tujuan Kunjungan

    Maksud dan tujuan Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu adalah untuk:1. Mempromosikan Indonesia dan meningkatkan kerja sama antara DPR RI dengan

    parlemen dan pemerintah negara-negara sahabat;2. Bertukar pandangan terkait tugas-tugas keparlemenan dan pemerintahan baik

    secara substansi ataupun teknis/kesekretariatan/supporting system;3. Bertukar pandangan lebih mendalam guna memperkuat kerja sama di berbagai

    bidang terutama yang telah terjalin sebelumnya antara Indonesia dan negara-negara sahabat yang dikunjungi seperti bidang Pariwisata, Ekonomi, Perdagangan, Industri, Sosial dan Pendidikan

  • V

    D. Pelaksanaan Kunjungan

    Pada tahun 2018, delegasi DPR RI telah melakukan 33 kunjungan kerja luar negeri individu ke 21 negara sahabat. Negara-negara sahabat yang menjadi tujuan kunjungan kerja individu anggota DPR RI pada tahun 2018 yaitu:

    1. Ceko 12. Jepang2. Papua Nugini 13. Kroasia3. Chile 14. Afrika Selatan4. Suriah 15. Yunani5. Swiss 16. Amerika Serikat6. Ekuador 17. Australia7. Uzbekistan 18. Kazakhstan8. Brazil 19. Inggris9. Jerman 20. Belanda, dan10. Rusia 21. Filipina11. Ukraina

  • VI

    KATA PENGANTAR IIPENDAHULUAN IVDAFTAR ISI VI

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2017–2018 TGL. 9 JANUARI S.D 4 MARET 2018

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2017-2018 TGL. 5 MARET S/D 17 MEI 2018

    001

    013

    Daftar Isi

    1. Laporan Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 a.n. H. Bobby A. Rizaldi, SE., Ak., MBA (A-246/F-Partai GOLKAR DPR RI) ke Ceko tgl. 5 – 11 Februari 20182. Laporan Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 a.n. Bapak Drs. H.M. Farid Al Fauzi (A-555/F-P artai Hanura DPR RI) ke Papua Nugini tgl. 26 Februari – 5 Maret 2017

    1. Kunjungan Delegasi DPR RI ke Chile a.n. DR. Evita Nursanty, M.Sc (A-171) pada tanggal 5 Maret s/d 11 Maret 20182. Kunjungan Delegasi dari Fraksi Partai Hanura ke Papua Nugini tanggal 6 – 12 Maret 20183. Kunjungan Teuku Taufiqulhadi, MSi. Ke Republik Arab Suriah tanggal 9-15 Maret 2018 4. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ke Swiss pada tanggal 10 s.d. 16 Maret 20185. Kunjungan Delegasi DPR RI a.n Bapak Prof. DR. Bachtiar Aly, M.A ke Ekuador pada tanggal 11 Maret s/d 17 Maret 20186. Kunjungan delegasi DR. Rufinus Hotmaulana Hutauruk SH., MM., MH (F-PHanura/A-546) ke Ekuador pada tanggal 26 Maret s.d. 1 April 2018.7. Kunjungan Dra. Popong Otje Djundjunan ke Uzbekistan tanggal 2 – 8 April 20188. Kunjungan Delegasi DPR RI dari Fraksi PAN dan Hanura ke Republik Ceko, 15 - 21 April 2018

    002

    014

    010

    020

    025

    033

    038

    045

    047

    055

  • VII

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2017-2018 TGL. 18 MEI S/D 15 AGUSTUS 2018

    097

    1. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Nasdem dan Fraksi Partai Golkar DPR RI ke Papua Nugini pada tanggal 18 s.d. 24 Mei 20182. Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan A. Helmy Faishal Zaini (A-78) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ke Jepang tanggal 22 – 29 Juni 2018.3. Kunjungan delegasi Drs. Sudiro Asno, AK dari Fraksi Partai Hanura DPR RI ke Ukraina pada tanggal 25 Juni – 1 Juli 20184. Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan ke Republik Federasi Brasil 8 – 14 Juli 20185. Kunjungan Kerja Luar Negeri Perorangan Budiman Sudjatmiko, MSc., Mphil (A-182) Fraksi Partai PDI-Perjuangan ke Rusia tanggal 13 – 19 Juli 20186. Kunjungan Individu Putu Supadma Rudana, MBA, ke Papua Nugini, 16-22 Juli 20187. Kunjungan Delegasi Fraksi Partai Golkar dan PKS ke Kroasia, 26 Juli – 1 Agustus 20188. Kunjungan Kerja Luar Negeri Perseorangan Eka Sastra (A-257/Fraksi Golkar) Rusia tanggal 1 – 7 Agustus 2018

    098

    071

    079

    092

    101

    108

    115

    118

    122

    132

    155

    9. Kunjungan Delegasi DPR RI ke Ceko pada tanggal 19 – 25 April 201810. Kunjungan Delegasi DPR RI dari Fraksi Gerindra ke Brasil, 20 - 26 April 201811. Kunjungan delegasi Prof. Dr. H. Hamka Haq, M.A (F-PDI- Perjuangan/A-191) ke Jerman pada tanggal 5 s.d. 11 Mei 2018.

  • VIII

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2018-2019 TGL. 16 AGUSTUS S/D 31 OKTOBER 2018

    Daftar Isi

    159

    1. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR RI ke Afrika Selatan pada tanggal 27 Agustus s.d. 2 September 20182. Kunjungan delegasi a.n. Mukhtar Tompi, S.Psi (A-560) dari Fraksi Partai Hanura ke PNG pada tanggal 15 s.d. 21 September 20183. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR RI ke Yunani pada tanggal 17 s.d. 23 September 20184. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR RI DR. Ir. Zuhdi Yahya, M.P (A-222) ke Amerika Serikat pada tanggal 24 s.d. 30 September 20185. Kunjungan delegasi dari Fraksi PDI- Perjuangan ke Australia pada tanggal 27 September s.d. 3 Oktober 20186. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Gerindra ke Kroasia pada tanggal 14 s.d. 20 Oktober 2018

    160

    170

    176

    181

    189

    197

  • IX

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2018-2019 TGL. 21 NOVEMBER S/D 13 DESEMBER 2018

    207

    1. Kunjungan Delegasi dari Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI ke Papua Nugini pada tanggal 21 – 27 November 20182. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI ke Kazakhstan pada tanggal 22 s.d. 28 November 20183. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Hanura DPR RI H. Inas Nasrullah Zubir, BE., SE (A-556) ke Inggris pada tanggal 25 November s.d. 1 Desember 20184. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Demokrat DPR RI ke Ekuador 3 s/d 9 Desember 20185. Kunjungan delegasi ke Belanda pada tanggal 5 s.d. 11 Desember 20186. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Gerindra DPR RI Dr. Ir. Sufmi Dasco, SH., MH (A-337) ke Filipina pada tanggal 10 s.d. 16 Desember 2018

    208

    215

    224

    234

    248

    255

  • 1

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2017–2018 TGL. 9 JANUARI S.D 4 MARET 2018

    Kunjungan kerja luar negeri perorangan Anggota DPR RI dilakukan dalam rangka pelaksanaan peran diplomasi DPR RI yang dituangkan dalam Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 2/PIMP/IV/2015-2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi.

  • 2

    1. Laporan Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 a.n. H. Bobby A. Rizaldi, SE., Ak., MBA (A-246/F- Partai GOLKAR DPR RI) ke Ceko tgl. 5 – 11 Februari 2018

    a. Pertemuan dengan KBRI CekoHasil dari pertemuan dengan kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang dipimpin langsung oleh Dr. Aulia Rachman adalah sebagai berikut:1. Sejarah hubungan bilateral RI-Ceko dimulai pada saat pemerintah

    Cekoslovakia mendirikan Konsul Kehormatan di Batavia pada tahun 1924. Sedangkan Pemerintah Indonesia mendirikan “Indonesian Information Services” di jalan Slezska 12, Praha 2 pada tahun 1948. Pemerintah Cekoslovakia mengakui Indonesia sebagai suatu Negara berdaulat pada 2 Februari 1950. Pada 7 Maret 1950 Cekoslovakia membuka Konsultat Jenderal di Jakarta dan dinaikan statusnya menjadi Kedutaan Besar pada tahun 1957. Kemudian RI memberikan pengakuan kepada Republik Ceko yang berpisah secara damai dari Slovakia pada 1 Januari 1993 sekaligus membuka hubungan diplomatik di Praha. Hubungan politik antara Indonesia dan Ceko berjalan dengan baik hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh sistem politik di Ceko yang terbuka dan kebijakan Indonesia yang lebih memperhatikan negara-negara di wilayah Eropa Tengah dan Timur.

    2. Di tengah pelambatan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Republik Ceko termasuk baik dengan pertumbuhan 2,4% pada tahun 2017. Ceko juga dikenal dengan negara yang angka pengangguran penduduknya terendah di Eropa, yaktni 3,3% Gross Domestic Product (GDP) per kapita penduduk Ceko pada tahun 2016 mencapai USD 31,071. Angka itu merupakan yang tertinggi di antara negara-negara Eropa Timur. Sektor industri adalah penyumbang terbesar pada GDP. Sehingga dalam beberapa tahun belakangan ini pendapat warga negara Ceko cengderung naik dan hal ini berpengaruh pada kian

    meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Ceko.3. Selain industri dan jasa perdangan, sektor pariwisata merupakan

    penghela ekonomi negara bekas sekutu Uni Soviet ini. Pada 2015, Ceko dikunjungi oleh 8,6 juta wisman dengan masa tinggal lebih dari sehari. Jika dihitung dengan turis yang hanya menginap semalam, total wisman tahun yang sama mencapai 27,8 juta. Sedangkan orang Indonesia yang berkunjung ke Ceko mencapai 9 ribu orang pada tahun 2016 dan naik cukup dratis mencapai 19 ribu orang pada tahun 2017.

    4. Hubungan bilateral dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi antara Indonesia-Republik Ceko didasarkan pada perjanjian dagang (Trade Agreement) yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 23 Mei 1994. Namun karena Republik Ceko masuk anggota Uni Eropa pada tahun 2004, maka perjanjian perdagangan dengan Indonesia disempurnakan menjadi Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Czech Republic on Econimic Cooperation pada 2004. Persetujuan ini juga menjadi dasar bagi penyelenggara Komisi Bersama RI-Republik Ceko.

  • 3

    5. Kerja sama dalam bidang militer diwujudkan pada tanggal 21 November 2006 di Jakarta, yaitu dengan ditandatangani “Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerja sama di Bidang Pertahanan (Agreement between The Government of the Republic Indonesia and the Government of the Czech Republic on Coperation Activities in the Field of Defence). Di samping itu, kerja sama di bidang Hankam antara kedua negara terus berlanjut dengan ditandai adanya kontrak pembelian senjata ringan laras panjang, pistol, truk serbaguna untuk infanteri dan amunisi untuk kepentingan TNI.

    6. Volume nilai perdagangan antara Indonesia dengan Republik Ceko dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tahun 2015 Indonesia mengekspor US$ 269,2 juta ke Ceko. Sedangkan negara eks Blok Timur itu hanya mengekspor US$ 131,92 juta, atau terdapat surplus US$ 137,37 juta. Namun, dibanding tahun 2011 dan tahun-tahun sebelumnya, surplus itu menurun. Pada 2011, surplus perdagangan Indonesia-Ceko US$ 296,96 juta. Ekspor Indonesia ke Ceko, antara lain kopi, teh, rempah-rempah, krimer, dan mebel. Sedangakan ekspor Ceko ke Indonesia, antara lain ketel air, peralatan dan perlengkapan listrik, kimia organik, sendok dan garpu berbahan metal, peralatan fotografi, dan peralatan terkait reaktor nuklir.

    7. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko telah melakukan berbagai terobosan dan langkah konkrit untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di mata dunia, khususnya di Republik Ceko. Salah satu yang telah dilakukan KBRI adalah bekerjasama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Budapest menyelenggarakan pameran bertajuk Export Festival 2015 di Prague Congress Center Republik Ceko pada 17-18 Juni 2015. Beberapa produk Indonesia yang dipamerkan adalah kopi, teh, kakao, minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO), produk kesehatan, produk gula semut, produk spa, lem, batik, produk makan dan minum, tas kulit, kabel, produk sarung tangan, serta pariwisata Indonesia.

    8. Pameran produk-produk Indonesia tersebut menurut Dubes RI Aulia A. Rachman bagian diplomasi ekonomi. KBRI juga mempromosikan cara pembuatan batik yang dilakukan oleh warga negara Ceko, mantan peserta Dharmasiswa yang mendapat beasiswa sekolah di Indonesia. Selain itu, juga mempromosikan makanan dan minuman untuk dikonsumsi pengunjung pameran seperti, mie instan (goreng dan rebus), dadar gulung, kopi. Sekitar 400 porsi mie goreng dan 400 porsi dadar gulung habis diserbu pengunjung pameran. Begitu juga produk-produk yang banyak diminati oleh adalah gula, dried fruit, bubuk cokelat, rempah-rempah, produk kabel, barang tambang dan mineral, kosmetik, mie instan, kopi, batik, dan tempat-tempat pariwisata dengan potensi transaksi mencapai USD 500 ribu.

    9. KBRI Praha tidak saja bekerja mengurusi administrasi dalam membantu masyarakat Indonesia yang ada di Ceko, tetapi juga aktif dalam mempromosikan distinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Promosi

  • 4

    pariwisata yang pernah dilakukan adalah mengikuti pameran wisata ‘Go and Region Tour’ yang diadakan di Expo Center, Brno, Ceko, pada tanggal 14-17 Januari 2016. Kemudian membuat pameran pariwisata Cestovatelsky Festival yang diadakan di Clarion Congress Hotel Prague pada 3-6 Desember 2016. KBRI Praha juga pernah menyelenggarakan malam promosi terpadu pariwisata bertajuk An Evening of Enchanting Indonesia pada 26 Agustus 2016. Selain itu, KBRI Praha juga ikut berpartisipasi pada pameran pariwisata the 26th Central European Tourism Fair “Holiday World” yang diadakan di Expo Incheba Praha pada tanggal 16-19 Februari 2017.

    10. Dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Republik Ceko juga dengan ditingkatkan, terutama terkait pertukaran pelajar dan kemudahan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Ceko dan sebaliknya kemudahan warga negara Ceko ketika belajar di Indonesia. Dalam hal kerja sama bidang pendidikan ini, KBRI menfasilitasi dengan mengundang rektor perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri ke Republik Ceko untuk menjalin kerja sama dengan universitas-universitas yang ada di Republik Ceko. Sehingga kedepan makin banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di universitas-universitas yang ada di Ceko.

    b. Pertemuan dengan Pelaku Industri Pariwisata di Praha, Republik CekoBeberapa hal penting dalam pertemuan dengan Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika adalah sebagai berikut:1. Sektor pariwisata paling menggeliat selama tiga tahun belakangan ini.

    Sektor ini tumbuh begitu pesat sehingga pemerintah berani memproyeksikan sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar pada tahun 2019 dengan proyeksi mencapai US$ 24 miliar. Gencarnya pemerintah membangun infrastruktur ikut menambah geliat dan menggeret dunia pariwisata secara keseluruhan. Para pengusaha di bidang pariwisata bahkan menyambut baik berbeagai pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah, karena akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menarik di pelosok tanah air.

    2. Pada tahun 2019 pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dengan asumsi devisa yang akan masuk ke Indonesia sebesar US$ 24 miliar. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas, yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Morotai, Borobudur, Danau Toba, Kepulauan Seribu, Bromo, Tengger Semeru, Wakatobi, dan Labuan Bajo. Ke-10 destinasi prioritas tersebut melengkapi 10 destinasi lain yang telah berkembang, seperti Raja Ampat, Bunaken, Bali, Jakarta, Kepulauan Riau, Banyuwangi, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

    3. Pendapatan Negara dari sektor pariwisata terus meningkat dalam tiga tahun terakhir ini. Pada tahun 2015, sektor pariwisata menyumbang

  • 5

    devisa sebesar US$ 12,225 miliar. Angka ini menjadikan pariwisata menjadi penyumbang devisa keempat terbesar setelah migas yang menyumbang devisa sebesar US$ 18,574 miliar, industri kelapa sawit atau minyak mentah (CPO) yang menyumbang devisa sebesar US$ 16,427 miliar, dan batu bara menyumbang devisa sebesar US$ 14,717 miliar. Pada tahun 2016 kontribusi devisa dari sektor pariwisata meningkat mencapai US$ 13,568 miliar mengalahkan pemasukan dari sektor migas. Adapun target devisa yang akan diraih pada tahun 2019 dari sektor pariwisata adalah sebesar US$ 24 mliar.

    4. Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68%. Sebuah angka yang cukup besar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sedangkan di ASEAN hanya tumbuh 7% dan dunia 6%. Nilai pertumbuhan pariwisata empat kali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan regional dan global. Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economic Forum (WEF) naik 8 poin dengan menduduki peringkat 50 di tahun 2015 ke peringkat 42 pada tahun 2017.

    5. Investasi di sektor pariwisata juga terus naik. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi pariwisata pada Semester I Tahun 2017 mencapai US$ 929,14 juta atau setara Rp 12,4 triliun atau 3,67% dari total investasi nasional. Tumbuh sebesar 37% dari realisasi investasi pariwisata pada Semester I Tahun 2016. Bahkan nilai investasi tersebut jauh lebih besar dari nilai investasi pada 2016 yang tercatat sebesar US$ 602 juta atau berkontibusi sebesar 1,45% dari total investasi nasional.

    6. Saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi saat ini Kementerian Pariwisata sedang giat-giatnya mempromosikan pariwisata Indonesia melalui “Wonderful Indonesia”, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10 juta orang. Angka itu meningkat menjadi 12 juta orang pada tahun 2016, dan meningkat lagi menjadi 14 juta orang pada tahun 2017. Target wisatawan mancanegara datang ke Indonesia pada tahun 2017 sebenarnya sebanyak 15 juta orang, namun yang terealisasi hanya 14 juta orang atau 93%.

    7. Salah satu alasan melesetnya target kunjungan wisatawan mancanegara itu adalah banyaknya bencana alam yang ada di Indonesia, salah satunya meletusnya Gunung Agung di Bali. Dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, sebanyak 40% berkunjung ke Bali, sedangkan Jakarta dan Kepulauan Riau, masing-masing menyumbang 40% dan 30%. Selebihnya tersebar ke berbagai destinasi wisata lain di Indonesia. Wisatawan mancanegara masuk ke Bali sebanyak 15 ribu orang per hari atau kalau dirupiahkan devisanya mancapai Rp 250 miliar.

    8. Meningkatnya wisatawan mancanegara ke Indonesia itu mencatatkan rekor tersendiri dan banyak mendapatkan pujian dari media asing. Harian The Telegraph tahun 2017 memasukkan Indonesia dalam The Top 20 Fastest Growing Destination in the World. Di negara-negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam, adalah dua negara dengan tingkat

  • 6

    pertumbuhan pariwisata paling pesat, yakni mencapai 22% untuk Indonesia dan 25,2% untuk Vietnam. Tingginya pertumbuhan itu jauh mengalahkan Thailand (6,69%), Singapura (5,79%), Malaysia (1,50%). Hampir tidak ada sektor lain di dunia yang tumbuh mencapai angka 20% ke atas, selain pariwisata. Tingkat pertumbuhan pariwisata di ASEAN hanya mencapai 7%, sedangkan pertumbuhan pariwisata di dunia mencapai 6,4%.

    9. Selama tahun 2016 Wonderful Indonesia meraih 46 penghargaan bergengsi dari 22 negara di dunia. Yakni menang di 12 kategori di World Halal Tourism Award di Abu Dhabi; penghargaan ‘The Outstanding Liveboard Diving Destination’ di Hong Kong; penghargaan ‘The Famous Next Travel Destination’ dari China Travel and Leisure; sebagai The Best Destination Marketing 2016 dalam acara Travel Weekly Asia di Singapura. Beberapa penghargaan itu menjadi bukti bahwa pariwisata Indonesia diapresiasi dari wisatawan mancanegara.

    10. Selama tahun 2017, Wonderful Indonesia mendapatkan 27 penghargaan dari 13 negara. Di antaranya juara United World Tourism Organisation (UNWTO) Video Competition 2017 di Chengdu, China pada 15 September 2017. Menang katagori video pariwisata terbaik Asian Timur dan Pasifik serta People Choice Award. Indonesia juga menang dalam Destination of the Year di TTG Travek Award di Bangkok, pada 28 September 2017. Selain itu, juga meraih destinasi terbaik pilihan.

    c. Pertemuan dengan PERSATUAN Pelajar Indonesia (PPI) dan Masyarakat Indonesia di Praha Republik Ceko yang dimediasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia

    Pertemuan dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan masyarakat Indonesia (WNI) di Republik Ceko yang dimediasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko dilakukan pada tanggal 7 Februari 2018, pukul 19.30 - 22.00 waktu Praha dan bertempat di Wisma Duta Praha 5 Smichove Republik Ceko. Pertemuan dihadiri langsung oleh Dubes Republik Indonesia untuk Republik Ceko Dr. Aulia Aman Rachman beserta pejabar Diplomatik KBRI, staf dan pegawai KBRI, asisten Deputi Pemasaran Luar Negeri Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Praha, tokoh-tokoh masyarakat Indonesia yang ada di Praha dan juga perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI). Sedangakan rombongan DPR RI diwakili oleh Muhidin M. Said, SE., MBA.

    Selaku perwakilan delegasi dalam pertemuan dengan Dubes RI, Muhidin M. Said memperkenalkan satu per satu anggota DPR RI, mulai dari nama, asal dan tempat kelahiran serta daerah pemilihan. Menurut Muhidin, semua anggota rombongan DPR RI yang ikut dalam kunjungan ke Praha ini berasal dari Fraksi Partai Golkar namun beda Komisi. Ada yang dari Komisi I, ada yang dari Komisi II, ada yang dari Komisi V, ada yang dari Komisi IX, ada yang dari Komisi X, ada yang dari Komisi XI. Meskipun berbeda Komisi, tujuan mereka tetap satu yakni bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

  • 7

    Pertemuan dengan Dr. Aulia Aman Rachman Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko, Staf dan Pegawai KBRI. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Hilton Alexandria, Old Town, Praha pada hari Senin, 5 Februari 2018

    Dokumentasi Foto

    KEGIATAN DENGAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA

  • 8

    Pertemuan dengan Nia Niscaya Asisten Pengembangan Pasar Erpa, Timur Tengah, Amerika dan Afrikan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, pada hari Selasa 6 Februari 2017 di Hotel Hilton Alexandria, Old Town, Praha. Pertemuan dihadiri oleh pengusaha di bidang Pariwisata, asosiasi travel agent and tour operator yang ada di Praha. Para pelaku pariwisata tersebut adalah Elixir Tours, S-Guide, Invia International, TRIP, Seznam.cz, Travel Marketing International, Blue Sky Travel, Travel Agency Inex, Kolem Sveta, Croation National Tourist Boad dan Osveta.

    Dokumentasi Foto

    KEGIATAN DENGAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA

  • 9

    Pertemuan dengan Dr. Aulia Aman Rachman Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko, Staf dan Pegawai KBRI, Mahasiswa Indonesia (PPI) dan Warga Negara Indonesia (WNI) serta Asisten Pengembangan Pasar Erpa, Timur Tengah, Amerika dan Afrikan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari 2018 di Wisma Duta Pejabat Diplomatik KBRI Praha 5 Smichov.

    Dokumentasi Foto

    PERTEMUAN DENGAN PPI DAN WNI DI PRAHA

  • 10

    2. Laporan Kunjungan Kerja Perorangan Anggota DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 a.n. Bapak Drs. H.M. Farid Al Fauzi (A-555/F- Partai Hanura DPR RI) ke Papua Nugini tgl. 26 Februari – 5 Maret 2017

    a. Pelayanan Kekonsuleran KBRI di Papua NuginiKBRI merupakan etalase dari setiap Negara diwilayah Negara lain. Bagus tidaknnya impresi warga Negara lokal terhadap Indonesia salah satunya dapat dilihat dari maksimal atau tidaknya KBRI dalam menjalankan tugas-tugas diplomasinya. KBRI juga menjadi wadah bagi WNI untuk meminta perlindungan maupun pelayanan sebagai peran dari tugas Pemerintah Indonesia diluar negeri.

    KBRI Papua Nugini yang berkedudukan di Papua Nugini merupakan salah satu KBRI yang mempunyai fasilitas terbaik dibandingkan dengan KBRI diwilayah Negara lainnya. Berdasarkan temuan saat kunjungan ke KBRI Papua Nugini, walaupun dengan staff yang terbatas, namun KBRI Papua Nugini mampu menjalankan perannya dengan maksimal dalam memberikan pelayanan kepana WNI yang berada diwilayah Papua Nugini, maupun kepada WNA yang membutukan dokumen untuk berkunjung ke Indonesia. Adapun layanan E-Consuler:

    1. Lapor WNI Layanan lapor diri WNI ini meliputi: a. Lapor kedatangan b. Lapor kepulangan c. Cek nomor lapor

    2. Permohonan Paspor RI Layanan yang tersedia ini meliputi pembuatan paspor baru dan pergantian paspor yang habis masa berlaku.

    3. Surat Keterangan Permohonan surat keterangan meliputi: a. surat keterangan pindah ke Indonesia b. surat keterangan lahir c. surat keterangan nikah d. surat exit permit e. surat rekomendasi visa (untuk paspor dinas)

    4. Layanan Lainnya a. Perlindungan WNI b. Pengecekan surat masuk Atase Ke konsuleran KBRI Papua Nugini menyampaikan bahwa 5 tahun setelah peresmian layanan e-konsuler ini, KBRI akan mempunyai data realtime mengenai jumlah WNI yang ada di Papua Nugini Raya. Hal ini dikarenakan setiap WNI mau tidak

  • 11

    mau akan melakukan pelaporan kepada KBRI karena masa berlaku paspornya habis.

    Basis layanan dari e-konsuler ini adalah lapor dini, sebagaimana hal ini merupakan prioritas utama dari KBRI di Papua Nugini. KBRI Papua Nugini secara terus menerus mendorong agar WNI di Papua Nugini untuk malakukan lapor dir agar KBRI mampu mamaksimalkan peran sebagi garda terdepan Negara diluar negeri.

    b. Tantangan Kekonsuleran Untuk Penguatan Proteksi & Pelayanan WNIIde e-konsuler ini merupakan ide pembaharuan mengenai control data dari KBRI, yang mampu memaksimalkan peran dari KBRI dalam memberikan pelayanan kepada WNI diluar wilayah Indonesia.

    Ide ini sejatinya harus dapat ditingkatkan agar dapat menjadi kebijakan nasional bagi seluruh KBRI dimana saja. KBRI Papua Nugini dapat dijadikan benchmark dalam pelayanan kekonsuleran ini.

    Berdasarkan keterangan dari atas E Kekonsuleran KBRI Papua Nugini, ada beberapa catatan mengenai belum maksimalnya pelayanan melalui e-konsuler ini, yakni:

    1. WNI kita masih belum menganggap hal ini sebagai suatu hal yang penting, hal ini membuat mereka masih malas untuk melakukan lapor diri pada portall e-konsuler milik KBRI Papua Nugini.

    2. Belum adanya instrument paksa agar seluruh WNI diwilayah Papua Nugini untuk turut berperan aktif dalam perlaporan diri kepada masing-masing KBRI melalui portal e-konsuler.

    Keterangan: Dialog Dengan General Manager Strator Mr Sularso Kwe

  • 12

  • 13

    LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN ANGGOTA DPR RI MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2017-2018 TGL. 5 MARET S/D 17 MEI 2018

    Kunjungan kerja luar negeri perorangan Anggota DPR RI dilakukan dalam rangka pelaksanaan peran diplomasi DPR RI yang dituangkan dalam Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 2/PIMP/IV/2015-2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi.

  • 14

    1. Kunjungan Delegasi DPR RI ke Chile a.n. DR. Evita Nursanty, M.Sc (A-171) pada tanggal 5 Maret s/d 11 Maret 2018

    A. MAKSUD DAN TUJUANAdapun maksud dan tujuan Kunjungan Individu ke Chile ini antara lain: 1. Mengetahui tentang situasi persaingan usaha terhadap produk Ekspor

    - Impor Indonesia terhadap negara Chile; 2. Mengetahui potensi pasar perdagangan Chile yang dapat dimanfaatkan

    oleh pelaku usaha Indonesia; 3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh Kedutaan Besar

    Indonesia di Chile terkait dengan investasi, perdagangan dan pariwisata;

    4. Mengetahui sejauh mana hubungan bilateral Indonesia - Chile terkait dengan bidang pertahanan, kebudayaan, dan media, termasuk dalam mengetahui bagaimana Chile mengelola kebebasan pers serta mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dan informatika di era digitalisasi saat ini dan mendatang;

    5. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi Atase Perdagangan dan KBRI di Chile;

    6. Mengetahui kendala yang dihadapi secara lebih luas mengenai tindak lanjut perjanjian atau kerja sama yang sudah dihasilkan selama ini antara Indonesia dengan Chile.

    B. TENTANG CHILEa. Bidang Ekonomi

    Hubungan ekonomi bilateral Indonesia – Chile selama beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang positif. Kedua negara senantiasa mengupayakan promosi dan meningkatkan hubungan perekonomian, khususnya dibidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Produk-produk Indonesia yang banyak dibutuhkan dan diimpor oleh masyarakat Chile adalah batu bara, kain dan pakaian, sepatu dan tas, peralatan elektronik dan listrik, komponen dan suku cadang kendaraan bermotor, bahan-bahan makanan (rempah-rempah, rumput laut, teh, kopi, coklat, mentega dan minyak kelapa sawit, sari buah tropis, tembakau, dsb), peralatan rumah tangga dan muebel, alat-alat tulis dan kertas, mainan anak-anak dan peralatan olah raga, dan sebagainya.

    Sedangkan produk dari Chile yang banyak diekspor ke Indonesia adalah tembaga, biji besi, bubur kayu/selulosa, buah-buahan segar sub tropis (apel, kiwi, anggur, dsb), minuman anggur, ikan salmon, minyak ikan, susu bubuk, dan lainnya. IC-CEPA menjadi kemitraan ekonomi komprehensif yang pertama di era Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo.

    Sementara kemitraan ekonomi komprehensif dengan Chile menjadi yang kedua setelah pada tahun 2006 silam. Dimana Indonesia meneken

  • 15

    perjanjian serupa dengan Jepang. “Indonesia menyambut gembira penandatanganan IC-CEPA ini. Dan hal ini merupakan perjanjian dagang pertama Indonesia di Amerika Latin. Sekaligus menjadi tonggak sejarah hubungan bilateral kedua negara, serta diharapkan dapat mendorong peningkatan perdagangan Indonesia-Cile.

    Kinerja perdagangan Indonesia-Chile pada tahun 2016 sebesar 227,2%. Sedangkan pada periode Januari-September 2017 total perdagangan mencapai USD 218,8 juta. Nilai ini meningkat 27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 175,8 juta.Komoditas ekspor Indonesia ke Chile tahun 2016 yakni alas kaki, pelindung kaki dan sejenisnya (USD 45,6 juta), mesin, peralatan mekanis, reaktor nuklir, boiler senilai (USD 14 juta). Lalu untuk pakaian dan aksesoris pakaian, rajutan (USD 10,1 juta), mesin-mesin listrik dan peralatan, Sound Recorder dan reproducers, televisi (USD 8,5 juta), pakaian dan aksesoris pakaian, bukan rajutan (USD 6,3 juta).

    Sedangkan komoditas impor Indonesia dari Chile untuk tahun 2016 yaitu tembaga dan artikel (USD 21,3 juta), pulp kayu atau bahan selulosa berserat; pulih (limbah dan memo) kertas (USD 12,6 juta), residu dan limbah dari industri makanan; pakan hewan (USD 11,4 juta); buah-buahan dan kacang-kacangan, jeruk atau melon (USD 11,4 juta); lemak nabati dan minyak (USD 5,4 juta).

    Pada tahun 2014 neraca perdagangan luar negeri Chile tercatat sebesar USD 148,995 milyar, dari jumlah tersebut nilai ekspor mencapai USD 76,648 milyar dan nilai impor sebesar USD 72,347 milyar. Pada tahun 2013 saldo neraca perdagangan tercatat sebesar USD 8,56 milyar. Mitra utama perdagangan luar negeri adalah China (23%) dan sisanya adalah Amerika Serikat, Uni Eropa dan Mercosur.

    Produk andalan ekspor Chile adalah berbagai jenis hasil tambang, produk pertanian, peternakan dan perikanan. Sebesar 91% produk yang diimpor Chile adalah hasil kerjasama FTA, hanya sebesar 7% produk didatangkan dengan bea masuk impor, yaitu berasal dari Rusia, Indonesia, Filipina, dan lainnya.

    b. Bidang Politik Hubungan Diplomatik Indonesia – Chile telah berlangsung selama 50 tahun sejak tahun 1965. Sejak 24 Februari 2015 KBRI Santiago dipimpin oleh Duta Besar LBBP RI, Drs. Philemon Arobaya yang bertugas atas nama Pemerintah Indonesia di Wilayah Chile.

    Hubungan baik antara kedua negara ditandai dengan saling kunjung pada tingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan dan pejabat tinggi. Presiden Chile Ricardo Lagos Escobar ke Jakarta tanggal 28 – 29 April

  • 16

    2004. Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Santiago, Chile tanggal 18 – 21 November 2004 dalam rangka menghadiri Pertemuan para Pemimpin Ekonomi APEC ke-12.

    Kedua negara juga telah saling memberikan dukungan kepada pencalonan masing-masing untuk keanggotaan pada berbagai badan/organisasi internasional. Indonesia dan Chile yang juga sesama anggota G-15, G-77, GNB dan APEC terutama dalam rangka meningkatkan kerjsama ekonomi antar negara berkembang. Kedua negara juga dalam keikutsertaan dalam Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC).

    Hubungan Bilateral RI-Chile terus menunjukkan peningkatan, didukung oleh kebijakan luar negeri kedua negara yang memiliki visi yang sama, yaitu penghormatan terhadap keutuhan dan integritas sebuah negara yang berdaulat dan terhadap kepemimpinan yang sah dan demokrasi, pengembangan demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, partisipasi aktif pada forum internasional dan regional masing-masing dalam rangka meningkatkan perdamaian dunia dan pembangunan ekonomi, lingkungan hidup, perlindungan terhadap warganegara yang berada di luar negeri.

    c. Tinjauan Kerja Sama Indonesia – ChileMenteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan kerja ke Santiago, Chile dengan membawa dua agenda utama pada 13-15 Desember 2017. Agenda tersebut yaitu menandatangani perjanjian Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) dan memimpin misi dagang.Penandatanganan perjanjian IC-CEPA akan dilakukan Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Chile di kantor Kementerian Luar Negeri Chile pada 14 Desember 2017. Penandatanganan IC-CEPA Ini sesuai target pemerintah kedua negara untuk menyelesaikan perundingan di tahun 2017.

    Inisiasi perundingan IC-CEPA dimulai pada tahun 2006 setelah melalui proses Joint Study Group. Saat itu Indonesia dan Chile sepakat memulai putaran negosiasi IC-CEPA. Perundingan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari Perdagangan Barang. Negosiasi diintensifkan sejak Februari 2017 dan berhasil diselesaikan pertengahan November 2017 lalu.

    Berikut adalah kerja sama Indonesia dan Chile telah ditandatangani selama ini;• Joint Ministerial Statement on the Negotiation of The Indonesia-

    Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang ditandatangani 12 Mei 2017

  • 17

    • Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Chile on the Establishment of a Joint Commission on Economic and Technical Cooperation yang ditandatangani 1 September 2008

    • Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Chile on Economic and Technical Cooperation yang ditandatangani 28 April 2004

    • Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Chile on Marine and Fisheries Cooperation Development yang ditandatangani 17 Maret 2003

    • Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Chile on the Reciprocal Promotion and Protection of Investments yang ditandatangani 7 April 1999.

  • 18

    Lampiran

  • 19

    Lampiran

  • 20

    2. Kunjungan Delegasi dari Fraksi Partai Hanura ke Papua Nugini tanggal 6 - 12 Maret 2018

    Delegasi terdiri dari 2 (dua) orang Anggota DPR RI, yaitu:1. Fauzih Amro, M. Si2. Bertu Merlaz Hamzah

    Sebagai lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaha negara, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (selanjutnya disebut DPR-RI) memiliki fungsi legislasi dan fungsi pengawasan yang dijalankan dalam kerangka represntasi rakyat.

    Dewan Perwakilan Raykat Republik Indonesia (DPR RI) sebagai lembaga perwakilan rakyat mempunyai peranan yang sangat penting dalam turut serta mewujudkan tujuan negara yang salah satunya adalah “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 2945. Keberadaan DPR tidak hanya melaksanakan tugas-tugas konstitusional, namun juga mendorong penguatan diplomasi dalam konteks implementasi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif melalui komunikasi parlemen.

    Papua Nugini merupakan sebuah negara yang terletak di pulau Papua, tepatnya di bagian timur pulau Papua. Negara yang dalam Bahasa Inggris disebut Papua New Guinea (Papua Guinea Baru) ini berbatasan darat dengan papua milik Indonesia disebelah baratnya. Benua Australia di sebelah selatan dan Negara-negara Osenia berbatasan di sebelah selatan, dan utara.

    Indonesia menjadikan Papua Nugini sebagai salah satu Negara yang mejalin hubungan diplomatic yang strategis. Letak secara geografis yang berdampingan langsung dengan Negara Indonesia menjadikan banyaknya kesamaan baik budaya yang harus dipererat. Papua Nugini menjadi Negara sahabat yang diharapkan mampu mendukung selalu terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyaknya kesamaan dengan masyarakat di provinsi Papua dan Papua Barat menjadi dasar pokok harus selalu dijaga hubugan diplomatik yang bebas aktif.

    A. MAKSUD DAN TUJUAN1. Melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-

    undang APBN dan kebijakan pemerintah oleh perwakilan Indonesia di negara yang dikunjungi.

    2. Meningkatkan hubungan antar lembaga parlemen Indonesia dan negara Papua Nugini di sektor ekonomi, maupun sosial dan budaya.

    3. Terlaksananya sosialisasi program legislasi nasional dan rancangan undang-undang kepada warga negara Indonesia di Papua Nugini, khususnya mereka yang berdomisili di kota-kota yang dikunjungi dan sekitarnya.

  • 21

    4. Terlaksananya audiensi dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Negara Papua Nugini beserta jajarannya dengan meningkatkan kerja sama bilateral dengan Papua Nugini di sektor ekonomi dan juga membangun persahabatan dengan negara-negara Melansia di kawasan.

    5. Melakukan kunjungan ke beberapa lokasi strategis untuk melihat peluang kerjasama antara Indonesia dan Papua Nugini baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan maupun peluang-peluang investasi.

    6. Mendukung program pemerintah Republik Indonesia dalam pemberantasan illegal Fishing dan peran serta

    B. PELAKSANAAN KUNJUNGANKunjungan kerja ini dilaksanakan dengan mengedepankan peran diplomasi dengan pejabat terkait di Papua Nugini perihal mitra Komisi IV yakni yang berkaitan dengan Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan serta Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Aspek yang menjadi fokus dalam pembicaraan ini adalah menjajaki seberapa jauh dan peluang kerjasama dalam rangka meningkatkan harmonisasi hubungan kedua negara dan sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.

    Pertama. Pelaksanaan kunjungan kerja Individu Luar Negeri ke Negara Papua Nugini ini melakukan pertemuan dengan Departement of Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini yang di pimpin oleh Secretary Department of Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini Dr. Vele didampingi oleh Deputy Secretary Francis Daink; Director Food Security Branch Mr. Brown Konabe; Deputy Secretary Stephen Mombi; dan beberapa staf lainnya di kantor Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini.

    Pokok yang dibicarakan dalam pertemuan ini pertama adalah tujuan kunjungan dimana melihat dan menjajagi peluang kerjasama dalam meningkatkan perdagangan komoditi baik pertanian, perkebunan, dan peternakan terutama didaerah perbatasan kedua negara yang notaben sebagai negara tetangga. Indonesia yang mempunyai penduduk lebih dari 250 juta merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi Papua Nugini, begitu sebaliknya, Papua Nugini sebagai negara tetangga mempunyai peranan penting dalam perdagangan komoditi dan Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk dapat sama sama mengingkatkan kesejahteraan masyarakat tertutama di wilayah perbatasan.

    Indonesia menginginkan terus dilakukannya pembenahan pengaturan perdagangan di wilayah perbatasan seperti pengaturan Beacukai, pengaturan keimingrasian dan karantina tumbuhan dan hewan dan terutama pengaturan traksi mata uang baik mata uang Kina maupun Rupiah, karena dari sektor ini disinyalir Indonesia adanya pengaturan tersebut diharapkan dapat berdampak pada kesejahteraan dan

  • 22

    keteraturan kehidupan sosial bagi masyarakat perbatasan baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat Papua Nugini.

    Pihak Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini sangat menyoroti perihal perdagangan Vanila yang banyak dilakukan di perbatasan, dimana baik pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Papua Nugini sama sama mendapat kerugian penerimaan negara terutama dari sektor pajak dan bea cukai. Perdagangan Vanila di perbatasan saat ini masih banyak yang dilakukan dengan Modus perdagangan informal, artinya masih banyak transaksi perdagangan yang tidak beraturan dan melibatakan masyarakat kedua negara yang tidak mengikuti ketentuan yang berlaku saat ini. Pemerintah Papua Nugini sangat menyesalkan juga terkait harga komoditas vanila di perbatasan yang harganya jauh dari harga yang diharapkan oleh pemerintah Papua Nugini.

    Selain itu, Pihak Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini sangat intensif membicarakan perihal transaksi perdagangan untuk kopi, kakau, rempah rempah, kentang, dan sayur segar, dimana tiga komiditas ini menjadi komoditas unggulan bagi Papua Nugini.

    Pemerintah Papua Nugini saat ini mulai merubah arah kebijakan nasional terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat. Papua Nugini yang dianugerahi oleh Tuhan dengan sumber daya alam yang melimpah dan banyaknya kandungan Gas dan Mineral menjadikan Papua Nugini termasuk negara yang banyak melakukan eksplorasi alam. Menggandeng negara tetangga seperti Australia, Papua Nugini menjadikan sumber daya mineral sebagai penopang utama penerimaan negara. Namun dengan makin majunya teknologi dan kurangnya menjaga ekosistem dan keberlanjutan ekonomi, hasil dari eksplorasi tidak mencukupi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Pemerintah Papua Nugini saat ini mulai mencanangkan gerakan untuk masyarakat mulai kembali untuk mengolah pertanian dan perkebunan, karena Papua Nugini melihat petanian dan perkebunan di Indonesia sangat menjanjikan dan mampu menjadi pendorong roda perekonomian negara. Pemerintah Papua Nugini mengakui bahwa Pertanian dan Perkebunan adalah bersifat padat karya dan mampu menyerap tingkat pekerja yang lebih banyak dan berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat.

    Pemerintah Papua Nugini melalui Secretary Department of Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini Dr. Vele juga menyoroti peluang kerjasama dibidang peternakan. Papua Nugini saat ini sangat membutuhkan peningkatan teknologi dan pendidikan bagi peternak lokal. Besar harapan pemerintah Papua Nugini untuk dapat mengirimkan delegasi untuk belajar melihat langsung pengolahan peternakan di Indonesia baik dari pengolahan pakan, jenis rumput dan pengelolaan limbah. Permasalahan saat ini yang di dapat oleh Department

  • 23

    of Agriculture and Lovestock (DAL) Papua Nugini disampaikan oleh Dr. Vele adalah tidak adanya respon dari pemerintah melalui surat yang dikirimkan.

    Kedua. Pelaksanaan kunjungan kerja Inividu Luar Negeri ke Negara Papua Nugini ini melakukan pertemuan dengan National Fishing Authority dengan dipimpin oleh Managing Directir Of National Fishing Of Papua Nugini Mr. John Edward Kasu yang didampingi oleh Mr. Bolton Towok yang menjabat Industry Development Coordinator.

    Pertemuan dengan Managing Director Of National Fishing Authority Of Papua Nugini dan timnya sangat hangat, didahului dengan cerita personal Mr. John Edward Kasu yang sangat mengagumi Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Mrs. Susi Pujiastuti, dimana Ibu Susi dianggap sangat tegas dan mampu memberikan dampak secara tidak langsung terhadap perkembangan perikanan dan kelautan Papua Nugini dengan kebijakannya yang sangat berpihak kepada nelayan kecil dan nelayan lokal.

    Kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang cantrang dan membatasi alat tangkap yang digunakan oleh nelayan sangat bagus, kebijakan ini memberikan dampak terhadap ketersediaan ikan dan memberi waktu untuk ikan berkembang biak dan menjadikan stabilitas hasil tangkapan. Pemerintah Papua Nugini merasakan dampak itu, dimana nelayan lokal merasakan adanya pertambahan ikan dan adanya migrasi ikan yang stabil antara ikan di laut Indonesia dan Ikan di Laut Papua Nugini.

    Pertemuan dengan National Fishing Authority Of Papua Nugini ini juga menyinggung adanya peluang kerjasama pengembangan produk pengolahan ikan dan storage penyimpanan ikan. Delegasi Indonesia saat ini juga kekurangan pengolahan dan pengemasan ikan, Indonesia sangat membutuhkan investor dalam hal pengolahan ikan dan penyimpanan ikan. Pemerintah Papua Nugini juga menyinggung adanya kerjasama dengan investor Indonesia bernama Eka Seafood di daerah Vanimo yang saat ini masih terus diperbaharui dan diproses sebagaimana mestinya.

    Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia juga berharap kerjasama antara National Fishing Authority Of Papua Nugini dan Kementerian dan Kelautan Republik Indonesia dan dapat terus ditingkatkan dalam rangaka mengingkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara terutamanya terkait dengan pemberantasan IUUF (Illegal, Unported and Unreguated Fishing) dan pengelolaan sumber daya laut di daerah perbatasan.

    Ketiga. Pelaksanaan kunjungan kerja Inividu Luar Negeri ke Negara Papua Nugini ini juga melakukan diskusi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Papua Nugini yang terletak di Kiroki Street, Sir John Guise Drive Sec 410 Lot 1-2 Gordons 5 PO Box 7165 Boroko NCD Port Moresby

  • 24

    Dengan Dubes LBBP Bpk. Ronald J. P. Manik dan didampingi oleh Bpk. Tangkuman sebagai atase perwakilan Politik di Kedutaan Besar Republik Indonesia. Kedutaan Besar Republik Indonesia ini mencakup wilayah perwakilan di Negara Papua Nugini dan Negara Solomon Island.

    Diskusi yang dilakukan ini membicarakan peluang investasi dan sistem pengelolaan pertanian dan perikanan. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia memaparkan bahwa satat ini Papua Nugini sedang mempunyai hajat besar yakni pelaksanaan APEC 2018 dimana membutuhkan banyak sekali bantuan dan keseriusan Indonesia. Harapan besar diletakan kepada pemerintah Indonesia.

    Papua Nugini saat sangat membuka besar kran investasi dibidang pertanian dan perikanan. Kedutaan Besar Republik Indonesia kerap kali mendapat ajakan untuk promosi potensi kerjasama dengan investor Indonesia. Namun hal ini belum sepenuhnya sesuai harapan mereka, karena iklim dan jaminan kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya meyakinkan bagi investor Indonesia. Banyak investor Indonesia yang masih ragu butuh penyesuaian dengan iklim di Papua Nugini. Melalui adanya delegasi dari Dewan Perwakilan Rakyat ini diharapkan mampu meningkatkan investasi dalam rangka menjalankan hubungan bilateral antara Indonesia dan Papua Nugini.

    C. PENUTUPDemikian laporan kegiatan Kunjungan Kerja Individu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ke Papua Nugini ini saya sampaikan sebagai bagian dari kewajiban membuat laporan atas apa yang dilakukan. Hasil kunjungan ini akan dilaporkan kepada Pimpinan Badan Kerjasama Antar Parlemen, dengan bahan masukan dalam rangka penguatan hubungan bilateral Indonesia-Papua Nugini.

    Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada National Fishing Authority (NFA) Of Papua Nugini, Department of Agriculture and Lovestock (DAL) of Papua Nugini, KBRI di Port Moresby Papua Nugini atas ramah tamah dan sambutannya selama saya melakukan aktivitas silahturahmi dan kunjungan. Semoga Tuhan senantiasa memberikan kesehatan bagi kita semua. Amin.

  • 25

    3. Kunjungan Teuku Taufiqulhadi, MSi. Ke Republik Arab Suriah tanggal 9-15 Maret 2018

    I. LATAR BELAKANG DPR RI memiliki tugas dan fungsi membentuk serta merancang undang-undang sebagaimana diatur dalam pasal 20 ayat (1) Undang – Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang menjelaskan bahwa institusi DPR memiliki wewenang untuk membentuk Undang-Undang. Selanjutnya fungsi dan tugas lain dari DPR yaitu fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi mengatur mengenai pembentukan dan pembaharuan perundang-undangan di Negara Indonesia, mulai dari Komisi I hingga Komisi XI. Namun, perlu dilihat bahwa DPR juga meiliki fungsi yang tidak kalah penting, yaitu fungsi diplomasi. Fungsi ini diadopsi dari konvensi International Parliamentary Union (IPU) dan memiliki fungsi agar anggota DPR tidak serta merta pergi ke luar negeri tanpa adanya tujuan.

    Melalui fungsi anggota DPR tersebut, anggota DPR RI dapat menyerap hal-hal yang dianggap penting dan dapat memajukan Indonesia, terutama di bidang hukum. Hal yang focus ingin dibahas dan menjadi daya tarik dilakukannya kunjungan kerja ini yaitu melakukan studi banding terkait kebijakan hukum dan keamanan di Negara Suriah Republik Arab Suriah yang sedang dilanda konflik peperangan.

    II. MAKSUD DAN TUJUANTujuan kegiatan Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu ke Republik Arab Suriah ini adalah:a. Meningkatkan kerja sama yang lebih formal antara DPR dan

    stakeholder di Republik Arab Suriah.b. Mencari contoh, belajar dari pengalaman atau melakukan studi

    banding terhadap kebijakan dan kondisi keamanan dan penegakan system hukum nasional selama konflik terjadi

    c. Membuka akses kemungkinan untuk bekerjasama dengan Pemerintah Republik Arab Suriah maupun pihak swasta di Republik Arab Suriah.

    d. Bertukar pandangan lebih dalam guna memperkuat kerjasama terutama dalam ekonomi dan investasi terkait pemasukan Negara.

    III. NEGARA YANG DITUJU & TEMPAT KUNJUNGANSebagai salah satu Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, Republik Arab Suriah merupakan negara penting dalam politik luar negeri Indonesia di kawasan Timur Tengah. Dalam 7 tahun terakhir atau sejak Tahun 2011 konflik Suriah terjadi, Indonesia menjadi salah satu negara yang tetap membuka kedutaan besarnya di ibu kota negara Suriah yakni Damaskus. Sikap ini menegaskan bahwa Indonesia senantiasa menjalin hubungan baik dengan Suriah. Dengan memperhatikan kepentingan nasional Indonesia di negara Suriah, maka kunjungan kerja ini dilaksakan di beberapa tempat dan lokasi di negara

  • 26

    tersebut dengan mempertimbangkan aspek korelasi kami sebagai anggota DPR RI Komisi III bidang Hukum dan Ham, yakni sebagai berikut:1. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus2. Kantor Parlemen Republik Arab Suriah 3. Kantor Kementerian Urusan Waqaf Republik Arab Suriah 4. Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Arab Suriah 5. Kampus Universitas Damaskus 6. Masjid Umawi Damaskus.7. Tempat penampungan pengungsi Ibnu Jubeir, dan 8. Sekolah Abna Syuhada, tempat anak-anak pahlawan perang Suriah

    bersekolah.

    IV. WAKTU KUNJUNGANKunjungan kerja luar negeri individu ke Republik Arab Suriah akan dilaksanakan pada tanggal 9- 15 Maret 2018.

    V. AGENDA KEGIATAN SELAMA KUNJUNGANAdapun tempat kunjungan di Republik Arab Suriah :1. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus2. Kantor Parlemen Republik Arab Suriah 3. Kantor Kementerian Urusan Waqaf Republik Arab Suriah 4. Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Arab Suriah 5. Kampus Universitas Damaskus 6. Masjid Umawi Damaskus.7. Tempat penampungan pengungsi Ibnu Jubeir, dan 8. Sekolah Abna Syuhada, tempat anak-anak pahlawan perang Suriah

    bersekolah.

    VI. KEGIATAN & PEMBAHASAN SELAMA DI REPUBLIK ARAB SURIAH

    A. Kunjungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)Kedatangan kunjungan ke Republik Arab Suriah di mulai pada tanggal 9 Maret 2018 yang di Rafiq Hariri Beirut Lebanon pada pagi waktu setempat. Penerbangan dilakukan dari Jakarta dengan tujuan Beirut Lebanon dengan alasan bahwa tidak ada penerbangan penumpang komersial dengan tujuan Damaskus Suriah. Sesampainya di Beirut, kami disambut oleh para staf konsuler KBRI Beirut. Kami mendapatkan jamuan makan siang bersama Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Bapak Achmad Chozin Chumaidy beserta staf dan kelurga besar pemuda, pelajar dan masyarakat Indonesia di perantauan Lebanon setelah sebelumya melaksanakan sholat jumat bersama di Masjid Agung Negara di Beirut. Setelah jamuan makan siang, kami diantar oleh rombongan staf KBRI Damaskus melalui jalur darat ke Suriah dengan mobil KBRI. Sesampainya di Damaskus, kami disambut oleh anggota Parlemen Suriah yang tergabung dalam Indonesian Syrian Friendship Association. Kemudian pada malam hari kami makan malam bersama pada pejabat KBRI di sebuah Mall di Damaskus. Keesokan harinya atau

  • 27

    tanggal 10 Maret 2018 kami menghadiri acara Silaturahmi dengan keluarga besar masyarakat dan pelajar Indonesia di KBRI. Kami tidak bisa bertemu dengan duta besar karena Dubes RI sedang bertugas di Indonesia menjadi pembicara pada pertemuan alumni Suriah di Medan Indonesia. Plt Dubes Indonesia saat itu adalah Ibu Makhya Suminar. Adapun diskusi dan penjelasan dari Ibu Makhya Suminar terkait perkembangan di Republik Arab Suriah saat ini :

    1. KBRI selalu mengutamakan kepentingan nasional Indonesia dalam menjalankan tugasnya di Republik Arab Suriah saat ini. Terkait dengan situasi perang, maka keamanan dan keselamatan semua warga negara Indonesia yang berada di Suriah menjadi prioritas utama.

    2. Pemerintah Indonesia dalam hal ini KBRI menegaskan tidak ikut campur dalam konflik dan perang.

    3. Indonesia terus mendorong jalan damai dalam upaya penyelesaian konflik dan peperangan.

    4. KBRI selalu berusaha memastikan hubungan dan kerjasama antara pemerintah atau pihak swasta Indonesia tetap terjalin baik dengan pihak pemerintah dan atau pihak swasta Suriah.

    5. Pihak KBRI mengapresiasi DPR RI yang peduli dan memberikan perhatian kepada para warga negara Indonesia di Suriah dan tetap menjalankan kunjungan kerja individu sebagai bagian dari diplomasi parlemen sekalipun negara Suriah sedang dalam konflik atau perang berkecamuk.

    a. Kunjungan ke Kantor Parlemen Republik Arab Suriah. Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Ketua dan Anggota Indonesian Syrian Friendship Association Parlemen Suriah Ibu Fatma Khamis dan beberapa anggota parlemen suriah lainnya. Adapun pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesimpulan:1. Parlemen Suriah menyampaikan terima kasih kepada Anggota

    DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut meskipun sedang dalam keadaan perang,

    2. Parlemen Suriah menceritakan tentang kondisi social, politik hukum, keamanan dan situasi terkini dari negara Suriah.

    3. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    4. Parlemen Suriah mengajak dan mengundang pemerintah dan masyarakat Indonesia agar ikut berpartisipasi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria”.

  • 28

    b. Kunjungan ke Kantor Kementerian Urusan Waqaf Republik Arab Suriah.

    Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Menteri Urusan Waqaf Suriah, Dr. Muhammad Abdul Sattar Al Sayyid. Adapun pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesimpulan:1. Menteri Urusan Waqaf Suriah, Dr. Muhammad Abdul Sattar Al

    Sayyid menyampaikan terima kasih kepada Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut meskipun sedang dalam keadaan perang,

    2. Menteri Urusan Waqaf Suriah, Dr. Muhammad Abdul Sattar Al Sayyid menceritakan tentang kondisi social, politik hukum, keamanan dan situasi terkini dari negara Suriah, terutama yang berkaitan dengan tugas dan kewenangannnya sebagai menteri urusan waqaf.

    3. Kementerian ini memberikan kesempatan yang terbuka bagi warga negara Suriah yang terlibat dalam pemberontakan melawan Pemerintah Suriah agar kembali ke tanah airnya dan kembali menjadi warga negara Suriah yang utuh mencintai negaranya.

    4. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    5. Menteri Urusan Waqaf Suriah, Dr. Muhammad Abdul Sattar Al Sayyid mengajak dan mengundang pemerintah dan masyarakat Indonesia agar ikut berpartisipasi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria”.

    c. Kunjungan ke Kantor Kementerian Luar Negeri Suriah. Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Dr. Faisal Mikdad. Adapun pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesimpulan:1. Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Dr. Faisal Mikdad

    menyampaikan terima kasih kepada Anggota DPR RI Bapak

  • 29

    Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut meskipun sedang dalam keadaan perang,

    2. Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Dr. Faisal Mikdad menceritakan tentang kondisi social, politik hukum, keamanan dan situasi terkini dari negara Suriah, terutama yang berkaitan dengan tugas dan kewenangannnya sebagai wakil menteri luar negeri.

    3. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    4. Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Dr. Faisal Mikdad mengajak dan mengundang pemerintah dan masyarakat Indonesia agar ikut berpartisipasi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria”.

    d. Kunjungan kedua kali ke Gedung Parlemen Suriah. Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh.Adapun pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesimpulan:1. Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh

    menyampaikan terima kasih kepada Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut meskipun sedang dalam keadaan perang,

    2. Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh menceritakan tentang kondisi social, politik hukum, keamanan dan situasi terkini dari negara Suriah.

    3. Atas nama masyarakat Suriah, Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh mengapresiasi Pemerintah Republik Indonesia yang tetap membuka Kedutaan besarnya di Damaskus selama konflik atau perang terjadi.

    4. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    5. Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh mengajak dan mengundang pemerintah dan masyarakat Indonesia agar ikut berpartisipasi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria”.

  • 30

    e. Kunjungan ke kampus Universitas Damaskus. Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Rektor Universitas Damaskus, Prof. Dr. Mohammed Maher Kawakibi.

    Adapun pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesimpulan:

    1. Rektor Universitas Damaskus, Prof. Dr. Mohammed Maher Kawakibi menyampaikan terima kasih kepada Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut meskipun sedang dalam keadaan perang,

    2. Rektor Universitas Damaskus, Prof. Dr. Mohammed Maher Kawakibi menceritakan tentang kondisi pendidikan terkini dari negara Suriah.

    3. Rektor Universitas Damaskus, Prof. Dr. Mohammed Maher Kawakibi mengapresiasi pelajar dari Indonesia yang sangat tangguh dan tetap bersabar dalam menuntut ilmu di negara Suriah selama perang terjadi.

    4. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    5. Rektor Universitas Damaskus, Prof. Dr. Mohammed Maher Kawakibi mengajak dan mengundang pemerintah dan masyarakat Indonesia agar meningkatkan hubungan dan kerjasama pendidikan diantara kedua negara, serta ikut berpartisipasi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria”.

    f. Kunjungan ke di Opera House Damaskus.

    Dalam kesempatan ini kami bisa menyaksikan berlangsungnya Pameran karikatur The 14th International Cartoon Exhibition SYRIA 2018 di Opera House Damaskus yang salah satunya menampilkan karya kartunis Indonesia, Jitet Kustana.

  • 31

    g. Kunjungan ke Masjid Umawi Damaskus. Dalam kesempatan ini, kami langsung disambut oleh dan melakukan pembicaraan dengan Direktur Masjid Umawi Damaskus. Adapun kesimpulan dari pertemuan tersebut adalah:1. Direktur masjid Umawi menyampaikan terima kasih kepada

    Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi atas kunjungannya ke negara tersebut.

    2. Direktur masjid Umawi menyampaikan situasi dan kondisi keamanan tempat ibadah selama konflik.

    3. Anggota DPR RI Bapak Teuku Taufiqulhadi menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia sambil menyebutkan bahwa kunjungan dirinya adalah sebuah pesan persabahatan antara Indonesia dan Suriah.

    h. Kunjungan ke Tempat penampungan pengungsi Ibnu Jubeir (Ibn Jubeir Refugee Shelter).

    Dalam kesempatan ini kami menyaksikan kondisi dan situasi terkini dari para pengungsi di penampungan pengungsi Ibnu Jubeir tersebut.

    i. Kunjungan ke Sekolah Abna Syuhada. Dalam kesempatan ini kami mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan berdialog santai dengan anak-anak pahlawan perang yang ditanggung Negara Suriah di Sekolah Abna Syuhada.

    VII. KESIMPULANAdapun hal-hal yang dapat kita simpulkan dalam kunjungan kerja individu ke Republik Arab Suriah adalah:1. Pemerintah dan Parlemen Suriah menyambut hangat kunjungan

    anggota parlemen Indonesia setelah sekian lama vakum semenjak perang Suriah. Di tengah eskalasi krisis Ghouta, pengawalan ketat diberikan.

    2. Kunjungan ini diharapkan mendatangkan banyak manfaat bagi rakyat kedua negara.

    3. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk tetap menjalin hubungan diplomatic dengan Republik Arab Suriah. Hal ini dibuktikan dengan tetap dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Damaskus meskipun negara Suriah sedang dalam keadaan perang.

    4. Pemerintah Indonesia menegaskan sikap dan posisinya untuk tidak terlibat dalam konflik Suriah.

    5. Pemerintah Indonesia mendorong penyelesaian konflik Suriah dengan jalan damai.

    6. Pemerintah Indonesia selalu mengutamakan kepentingan nasional Indonesia dalam menjalankan tugasnya di Republik Arab Suriah saat ini. Terkait dengan situasi perang, maka keamanan dan keselamatan semua warga negara Indonesia yang berada di Suriah menjadi prioritas utama.

  • 32

    7. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Suriah harus terus ditingkatkan, salah satunya dengan membuka peluang bagi perusahaan dan masyarakat Indonesia untuk berkontribusi dalam program pembangunan kembali Suriah “Rebuild and Reconstruct Syria” pasca Perang.

    VIII. PENUTUPDemikian laporan pertangungjawaban yang kami laksanakan selama Kunjungan Kerja Luar Negeri Individu di Republik Arab Suriah dalam rangka memperkuat diplomasi khususnya ekonomi dan hukum antara Indonesia-Republik Arab Suriah. Semoga kerjasama antar dua Negara ini kedepan menjadi lebih baik lagi, dan semakin banyak sektor-sektor ekonomi dan sosial yang dapat dikembangkan demi peningkatan ekonomi kedua Negara. Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak kami ucapakan Terima Kasih.

  • 33

    4. Kunjungan delegasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ke Swiss pada tanggal 10 s.d. 16 Maret 2018

    Dalam konteks diplomasi internasional, baik DPR RI secara kelembagaan maupun secara perorangan dan fraksi memiliki peran untuk turut serta mempromosikan Indonesia, menjalin persahabatan dengan negara-negara di dunia, serta mendorong peningkatan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat, baik secara bilateral, regional maupun multilateral. Fraksi PKS DPR RI dalam rangka upaya diplomasi internasional tersebut telah melakukan kunjungan kerja ke negara Swiss pada tanggal 10 – 16 Maret 2018 dengan delegasi, antara lain : 1. M. Nasir Djamil (A-84)2. Tamsil Lirung (A-121)3. Sutriyono (A-109), dan4. Yudi Kotouky (A-123)

    Hasil pertemuan antara lain:

    a. Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss.• Dalam kunjungan Delegasi F-PKS DPR RI diperoleh informasi bahwa

    hubungan diplomatik Republik Indonesia dan Swiss sangat baik dan dinamis serta terus mengalami peningkatan dalam berbagai bidang kerjsama.

    • Swiss merupakan salah satu negara yang mengakui dan memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh Indonesia. Hal ini tercermin dengan ditetapkannya Indonesia menjadi salah satu dari tujuh Priority Countries (Vietnam, Mesir, Ghana, Afrika Selatan, Columbia dan Peru) mitra strategis Swiss dalam pengembangan kerjsama ekonomi, perdagangan, investasi dan pembangunan.

    • Antara Indonesia dan Swiss telah terjalin hubungan kerjasama di Bidang sosial budaya yang berjalan cukup baik meskipun antara kedua negara belum terdapat persetjuan bilateral di bidang ini. Setiap tahun, Pemerintah Swiss memberikan kesempatan bagi para mahasiswa yang berprestasi dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia untuk mengikuti program beasiswa tingkat paska sarjana (S2) di Swiss.

  • 34

    b. Pertemuan dengan Imam Besar Masjid Islamic Center Bern

    • Aktivitas Islamic Center itu sangat sederhana, hanya unuk tempat shalat berjamaah dan menerbitkan majalah Islam berbahasa Arab dan Prancis. Akan tetapi, semua kegiatan itu tidak berjalan lama, pada akhirnya Islamic Center ini ditutup.

    • Masjid-masjid di Swiss dibangun oleh organisasi-organisasi Islam disana dan kebanyakan di sokong penuh oleh Negara-negara asal mereka seperti, warga muslim Turki di Swiss.

    Keterangan: (Foto 1) Penyerahan Cenderamata dari Delegasi oleh Ketua Majelis Syuro PKS, Dr. Salim Segaf Jufri kepada Duta Besar Ad-Interim, Timbul Situmorang di Kedutaan Besar RI di Bern Swiss. (Foto 2) Rombongan Delegasi Berfoto Bersama di Depan Kantor Kedutaan Besar RI di Bern Swiss.

  • 35

    c. Pertemuan dengan The House Of Religion Switzerland

    • The Hoese of Religion Switzerland merupakan Lembaga antar agama di Kota Bern Ibu Kota Swiss yang menampung tempat ibadah untuk delapan agama dalam satu gesung.

    • Di House of Religion komunitas dari masing-masing agama melakukan ibadah di Gedung kaca dengan ribuan pengunjung. Hampir tidak pernah terjadi konflik antar komunitas yang berbeda keyakinan ber-agama karena tingkat toleransi masyarakat disini sangat tinggi dan juga menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM)

    • House of Religion juga digunakan oleh komunitas budaya dan agama di kota Bern yang sebelumnya tidak memiliki ruangan yanga disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Mereka memilki agama Islam, Kristen, Alevi, Budha, dan Hindu.

    • The Hoese of Religion akan memberikan pusat keunggulan untuk layanan dialog. Setiap orang yang erlibat dalam proyek ini mengetahui hak dari masing-masing individu, gagasan toleransi dan saling menghormati.

    Keterangan: (Foto 1) Ketua Fraksi PKS DPRI RI, Dr Jazuli Juwaini menyampaikan sambutan di depan Kordinator House of Religion, Davit Lowetweiler. (Foto 2) Anggota DPRI RI, Nasir Djamil bertanya kepada Lowetweiler mengenai peran dan fungsi House of Reigion. (Foto 3) Biro Pendidikan House of Religion, Zaenab menjelaskan kepada rombongan Delegasi F-PKS DPRI-RI mengenai ruangan dan fungsinya dalam House of Religion di Bern Swiss.

  • 36

    d. Pertemuan dengan Pengurus Indonesische Islamiche Kultur Verein (IIKV) Switzerland

    • IIKV adalah organisasi yang berdiri sejal tahun 2014 masih sementara proses pengurusan untuk mendapatkan legitimasi organisasi oleh Pemerintah Swiss.

    • Kondisi muslim secara factual di Bern dan Swiss secara keseluruhan yang setiap tahun mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan kualitas, agenda rutin yang sering dikalukan ileh IIKV, seperti : pengajian rutin sekali sebulan dan perayaan hari-hari besar Islam bersama KBRI Indonesia.

    e. Pertemuan dengan Duta Besar Perwakilan Tinggi Republik Indonesia (PTRI) dan Wakil Tetap untuk PP di Jenewa

    • Membahas mengenai dua misi yaitu soal peran dan tanggungjawab UNHCR selaku badan PBB yang bertanggungjawab masalah pengungsi, dan kemungkinan Indonesia melakukan ratifikasi terhadap Konvemsi Pengungsi 1951.

    • Juga membahas perkembangan dunia internasional khususnya berkaitan dengan banyaknya badan PP yang ada di Jenewa Swiss.

  • 37

    f. Pertemuan dengan United Nations High Commissioner for Refugess (UNHCR)

    • UNHCR memiliki komitment yang kuat untuk secara bersama memberikan solusi atas persoalan khususnya mengenai pengungsi.

    • Ada kesepakatan awal mengenai rencana sosialisasi kegaitan UNHCR bekerjasama dengan F-PKS DPR RI sehingga akan dapat lebih memasifkan upaya dan peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam rangka menyelesaikan persoalan konflik dan lebih khusus akibat ditimkbulkannya yaitu gelombang pengungsi.

    Keterangan: Mr. Volker selaku Pimpinan Tinggi UNHCR menyambut Delegasi Anggota DPR F-PKS di kantor UNHCR Jenewa

  • 38

    5. Kunjungan Delegasi DPR RI a.n Bapak Prof. DR. Bachtiar Aly, M.A ke Ekuador pada tanggal 11 Maret s/d 17 Maret 2018

    A. DASAR PELAKSANAANPeraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nomor 1 Tahun 2014 setelah direvisi dan ditetapkan pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 20 Juni 2016 menegaskan untuk meningkatkan peran dan kinerja lembaga perwakilan rakyat, setiap anggota DPR harus melaksanakan kegiatan dan aktifitas penunjang yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. salah satunya dengan melakukan kunjungan kerja baik ke daerah pemilihan maupun kunjungan kerja keluar negeri.

    Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri adalah merupakan suatu langkah diplomasi yang dapat dilakukan termasuk oleh anggota DPR RI. Tugas diplomasi yang selama ini hanya dilaksanakan oleh Pemerintah melalui para diplomat di Kementerian Luar Negeri tentunya akan semakin mudah dan produktif, oleh karena itu hasilnya dapat dirasakan dan di laksanakan sesuai dengan tuntutan rakyat. Hal ini tentunya akan dapat langsung dirasakan oleh rakyat yaitu dengan semakin membaiknya hubungan bilateral dan multilateral Indonesia dengan negara-negara sahabat dalam bentuk peningkatan investasi dan kerja sama di berbagai bidang.

    Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor : 2/PIMP/IV/2015-2016 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan Kerja Luar Negeri Anggota DPR RI Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi. Surat Tugas Nomor : 20/D/ST-PD.LN/BKSAP-MINLUNA/2017, menugaskan kepada PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A. Nomor Anggota A- 001 untuk melakukan perjalanan dinas Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Quito, Ibukota Republik Ekuador.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN KERJA INDIVIDUKunjungan Kerja Luar Negeri Individu ke negara Republik Ekuador ini adalah :a. Membangun jalinan kerjasama bilateral dua negara, yaitu Indonesia

    dan Republik Ekuador, baik dalam kerjasama dibidang politik, ekonomi, pertanian dan perdagangan, sosial budaya dan pariwisata, perdagangan dan olah raga.

    b. Menjalin komunikasi dengan stakeholder strategis yang terkait dengan kepentingan Indonesia. Masukan dan pandangan bagi perumusan kebijakan luar negeri Indonesia dalam kaitan hubungan diplomasi antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Republik Ekuador.

  • 39

    C. HUBUNGAN BILATERAL REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK EKUADOR  1. Politik

    • Hubungan diplomatik antara Indonesia-Ekuador dibuka pada 29 April 1980. Sejak itu kedua negara telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan kerjasama bilateral. Sejak bulan Mei 1985 Ekuador dirangkap dari KBRI Caracas, sementara dan Indonesia dirangkap oleh Kedutaan Besar Ekuador Tokyo. Namun sejak bulan Agustus 2005 Perwakilan RI untuk Ekuador dirangkap dari KBRI Lima, Peru. Hubungan bilateral kedua negara sejak 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

    • Kedutan Besar Ecuador untuk Indonesia sebelumnya dirangkap di Tokyo, Pemerintah Ekuador sejak bulan November 2004 telah membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta dan menunjuk YM. Alfonso Lopez-Araujo sebagai Duta Besar hingga Mei 2007. Yang kemudian digantikan oleh Dr. Rodrigo Yepes-Enriquez hingga 2009. Sebagai pengganti Duta Besar Rodrigo Yepes-Enriquez, Pemerintah Ekuador telah menunjuk YM. Eduardo Alberto Calderon sebagai Duta Besar LBBP Republik Ekuador.

    • Pada tanggal 1 Juni 2011, secara resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia dibuka di Ecuador. Pada hari kamis tanggal 15 Maret 2012 pukul 11.30 bertempat di Istana Presiden Ecuador (Palacio de Carondelet), Bapak Saut M.T. Gultom telah menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan (Letters of Credence) sebagai Duta Besar LBBP-RI kepada Wakil Presiden Republik Ecuador, H.E. Mr. Lenin Moreno. Dengan telah diserahkannya Surat-surat Kepercayaan tersebut Bapak Saut M.T. Gultom secara resmi merupakan Duta Besar LBBP Republik Indonesia Pertama untuk Republik Ecuador.

    • Hubungan baik antara Indonesia dan Ekuador juga diwujudkan dalam bentuk saling dukung dalam pencalonan keanggotaan pada badan-badan internasional seperti UN-ECOSOC dan  International Law Commission (ILC).

    • Kedua negara juga telah melakukan Forum Konsultasi Bilateral dan Sidang Komisi Bersama sebanyak 2 (dua) kali secara back to back pada tanggal 5-6 April 2010 di Quito, Ekuador dan tanggal 6 Oktober 2011 di Jakarta. Pada kedua pertemuan dimaksud, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan, minyak dan energi terbarukan, telekomunikasi, kebudayaan, sosial, penanganan bencana alam, dan pendidikan.

    2. Ekonomi

    • Hingga saat ini hubungan ekonomi kedua negara masih dalam tingkat moderat dan didominasi oleh kegiatan ekspor-impor yang dilakukan melalui negara ketiga.

  • 40

    3. Beberapa Persetujuan antara kedua negara:• Persetujuan Kerjasama Ekonomi dan Teknik RI – Ekuador (Jakarta,

    9 November 2005)• Exchange of Notes Pembentukan Komisi Bersama, di bawah Pers.

    KSET  (Jakarta, 14 Juli     2006)• MoU Kerjasama Pusdiklat dengan Lembaga Diplomatik Ekuador

    (Jakarta, 14 Juli 2006)• MoU Pembentukan Mekanisme Konsultasi Bilateral (Jakarta, 14

    Juli 2006)• MoU Kerjasama di bidang Energi dan Pertambangan (Jakarta, 14

    Juli 2006)• MoU kerjasama di bidang Telekomunikasi (Jakarta, 14 Juli 2006)• Persetujuan Bebas Visa Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas

    (Jakarta, 14 Juli 2006)• MoU kerjasama kebudayaan RI – Ekuador (Jakarta, 26

    November 2007)• Exchange of Note Pemberian Bebas Visa bagi Pemegang paspor

    Biasa (2008)• MoU Kerjasama Perdagangan dan Investasi (2012)

    D. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pertemuan Dengan Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Ekuador di Quito.

    Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa 13 Maret 2018, pukul 18.00, bertempat di Wisma Duta Embajada Dela Republika de Indonesia Republik Ekuador yang diterima dan dihadiri oleh Dubes Republik Indonesia untuk Republik Ekuador, Ibu Diennaryati Tjokrosuprihatono, Pejabat Diplomatik KBRI, dan pegawai KBRI. Hasil pertemuan makan malam tersebut dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ekuador adalah sebagai berikut :

    Pandangan kedepan bahwa potensi kerja sama Indonesia- Republik Ekuador masih perlu ditingkatkan, baik dalam bidang ekonomi, pertanian, perdagangan dan investasi, seni budaya dan pariwisata yang tentunya dapat hal ini dapat diterapkan di Indonesia mengingat bahwa Indonesia adalah negara besar yang perlu perlakuan dan pengaturan khusus

    2. Pertemuan dan kunjungan Dengan Direksi Grupo de Comercio, Republik Ekuador di Quito

    Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 15 Maret 2018 pukul 10.00 beralamat di El Tablon 11515 ay Av.Maldonado.Quito.Pichincha.Equador. Dari pembicaraan tersebut ada beberapa hal yaitu : Sistem komunikasi Pemerintah, belum mempunyai strategi sistem komunikasi untuk memberdayakan masyarakat. Seharusnya ada sistem komunikasi terpadu, sehingga dapatlah dibicarakan subsistem

  • 41

    media cetak dan siaran. Pemerintah harus membekali para wartawan agar berita-berita yang ditampilkan dapat menggambarkan situasi demokrasi yang faktual dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam membangun sistem politik negara yang lebih baik.

    Media massa diharapkan juga dapat mendidik masyarakat agar lebih memahami ilmu politik praktis dan perkembangan situasi politik negara yang sebenarnya, dan media massa harus mampu menampilkan pemberitaan secara adil (fairness) dan faktual (factual/accurate) walaupun menganut azas kebebasan pers. Sistem dan dinamika media massa di suatu negara pun dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai sistem demokrasi yang dianut oleh negara tersebut. Oleh karena itu pemerintah diharapkan dapat me-manage seluruh media massa sebagai alat untuk pembangunan politik, sesuai dengan harapan seluruh masyarakat. Jadi berita yang ditampilkan tidak selalu memojokkan pemerintahan yang berkuasa dan cenderung sekadar menjatuhkan, tetapi seharusnya menjadi sarana kritik yang konstruktif dan objektif bagi kelangsungan pembangunan yang demokratis.

  • 42

    Kunjungan ke GRUPO EL COMERCIO di El Tablon 11515 ay Av.Maldonado. Quito. Pichincha. Equador bersama Duta Besar Indonesia untuk Republik Ekuador Ibu Diennaryati Tjokrosuprohatomo di dampingi Direksi.

    Dokumentasi Foto

  • 43

  • 44

  • 45

    6. Kunjungan delegasi DR. Rufinus Hotmaulana Hutauruk SH., MM., MH (F-PHanura/A-546) ke Ekuador pada tanggal 26 Maret s.d. 1 April 2018.

    Kunjungan Kerja Perorangan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan Ekuador tidak hanya dilakukan di sektor perdagangan saja, juga bidang lainnya seperti pariwisata, investasi, dan perikanan. Ekuador merupakan negara pengekspor pisang nomor satu di dunia. Indonesia dapat bekerja sama di bidang ini, khususnya teknologi bagaimana memproduksi buah Pisang yang berkualitas tinggi dan tahan lama.  Perlu diintensifkan pertemuan melalui diskusi dan seminar antara Indonesian-Ecuadorian untuk saling bertukar informasi di berbagai bidang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.  Indonesia dan Ekuador sepakat untuk mendorong lebih lanjut kerja sama bidang perdagangan dan investasi, energi khususnya panas bumi, kebudayaan, pariwisata khususnya ecotourism, serta penanggulangan bencana.

    Berdasarkan hasil kunjungan kerja Perorangan DPR RI ke Ecuador yang telah mendapatkan informasi system kepemiluan, kesiapan dan tantangan KBRI di Quito, Ecuador dalam hal menghadapi penyelenggaraan PEMILU serentak 2019 yang antara lain adalah : 1. Bahwa Ecuador adalah Negara Republik yang secara demokratis dalam

    memilih presiden dan wakil presiden serta anggota parlemen.2. Bahwa penyelenggaraan pemilu di Ecuador diselenggarakan oleh

    KPU Ecuador / Consejo National Electoral Ecuador (CNE) sebagai penyelenggaraan perhelatan pemilihan umum.

    3. Bahwa dalam penyelenggaran Kampanye presiden dan wakil presiden di Ecuador di laksanakan secara tertib dan dilaksanakan satu minggu sebelum hari pemungutan suara.

    4. Bahwa dalam penyelenggaraan Pemilu di Ecuador, alat praga kampanye seperti poster tidak diperkenaankan, dan hanya diizinkan adalah kampanye para figure melalui media Electronik.

    5. Bahwa pemilih di Ecuador yang merupakan warga negaranya harus diwajibkan menyalurkan hak suara tanpa terkecuali, sehingga menghindari golput dalam perhalatan pemilu, dan untuk warga negara yang tidak menyalurkan hak suaranya dalam pemilu dikenai denda atau sanksi.

    6. Bahwa KBRI Indonesia di Quito dalam persiapan Pemilu Serentak 2019 dalam hal ini sudah melaksanakan pemutahiran data-data WNI yang mempunyai hak suara/hak untuk memilih.

    7. Bahwa KBRI Quito sudah melakukan pemilihan PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) dalam persiapan menjelang PEMILU 2019.

    8. Bahwa kendala yang dialami dalam hal menyambut PEMILU Serentak 2019 di Quito dan sekitarnya adalah dalam hal demografi daerah di negara Ecuador yang dalam hal ini merupakan tempat tinggal WNI yang jauh serta medan yang berbukit-bukit didaerah pegunungan, jauh dari daerah perkotaan, sehingga menjadi kendala utama untuk melakukan pengambilan hak suara dalam PEMILU Serentak 2019.

  • 46

    9. Bahwa WNI di Ecuador hanya berjumlah sedikit diantaranya 52 orang yang sebagian besar adalah para pekerja di KBRI dan yang lainnya merupakan Misionaris (pastor).

    Dokumentasi Foto

    DOKUMENTASI KUNJUNGAN KERJA PERSORANGAN KE ECUADORPADA MASA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2017-2018

  • 47

    7. Kunjungan Dra. Popong Otje Djundjunan ke Uzbekistan tanggal 2 - 8 April 2018

    I. PENDAHULUAN

    A. Dasar Kunjungan1. Pasal 20A ayat (1) UUD Negara RI Tahun 29452. Pasal 69 ayat (2) UU No. 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua

    Atas UU. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRP.3. Pasal 219 ayat (1) sampai dengan (4) Peraturan DPR RI Nomor 3

    Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib.

    B. Ruang LinkupKunjungan kerja fungsi diplomasi bidang pariwisata ke Negara Republik Uzbekistan dimaksudkan untuk mendukung upaya Pemerintah dalam melaksanakan politik luat negeri melalui diplomasi parlemen dalam bidang pariwisata.

    Anggota Komisi X DPR RI memberikan informasi dan penjelasan secara langsung kepada pihak-pihak pengambil kebijakan dan para pemangku kepentingan di Negara Republik Uzbekistan antara lain mengenai fungsi dan peran Komisi X DPR RI di bidang pariwisata, serta arah dan kebijakan kepariwisataan Indonesia.

    Tujuan kunjungan kerja fungsi diplomasi bidang pariwisata ke Negara Republik Uzbekistan untuk menghasilkan kerangka kebijakan kepariwisataan di Indonesia dan memperoleh informasi yang terkait dengan:1. Peningkatan pemahaman dan kerjasama antar parlemen khususnya

    di bidang pariwisata.2. Peningkatan kerjasama dan di bidang pariwisata baik antar

    pemerintah maupun antar pemangku kepentingan pariwisata.3. Kebijakan, tata kelola, implementasi, dan politik anggaran pariwisata

    di Negara Republik Uzbekistan utamanya terkait dengan tata kelola wisata ziarah, tata kelola wisata budaya, dan tata kelola wisata halal.

    II. ISI LAPORAN A. Jadwal Kegiatan

    Kunjungan kerja fungsi diplomasi bidang pariwisata Anggota Komisi X DPR RI dan Tenaga Ahli ke Negara Republik Uzbekistan dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 9 April 2018 dengan melakukan serangkaian kegiatan sbb:

    1. Melakukan pertemuan dengan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Uzbekistan merangkap Republik Kyrgystan, Bapak Anak Agung Gde Alit Santhika, beserta masyarakat dan diaspora Indonesia yang berada di Tashkent Uzbekistan.

  • 48

    2. Melakukan pertemuan dengan Dewan Legislatif Parlemen Uzbekistan yang diterima oleh Wakil Ketua Komisi Bidang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Mr. Abdugappor Kirgizbeav. Dalam pertemuan turut hadir Mr. Alisher Makmadmurodov (Bidang Iptek), Mrs. Eshmatova Feruza (Bidang Hubungan International), Mrs. Nuriya Aytjanova (Bidang Pariwisata), Mr. Nodirjon Mukhtorov (Bidang Pendidikan), Mr. Kabil Nasirov (Bidang Sosial Budaya), Mr. Odinakhon Jumoldinova (Bidang Olahraga), dan Mr. Rustam Karimov (Staf Komisi Bidang Iptek, Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Parlemen Uzbekistan).

    3. Menghadiri pertemuan dengan Travel Agents Uzbekistan di Tashkent Uzbekistan.

    4. Melakukan pertemuan dengan Komisi Negara Pengembangan Pariwisata Uzbekistan yang diterima oleh Deputi Komisi Negara Pengembangan Pariwisata Uzbekistan Mr. Shakhraukh Sharakhmetov.

    5. Melakukan pertemuan dengan Senat Uzbekistan yang diterima oleh Ketua Komisi Kebijakan Luar Ne