BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA...

89
BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Universitas lslam Negeri Syarif Hidayataullah Jakarta Diajukan oleh : Nama: Panji Noor Hamzah NIM: 108083000070 Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015

Transcript of BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA...

Page 1: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Universitas lslam Negeri Syarif Hidayataullah Jakarta

Diajukan oleh :

Nama: Panji Noor Hamzah

NIM: 108083000070

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2015

Page 2: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan
Page 3: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan
Page 4: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan
Page 5: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

ABSTRAK

Skripsi ini memaparkan mengenai bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa.

Selain itu, skripsi ini juga menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya negara Kroasia yang

dulunya merupakan bagian dari Yugoslavia. Setelah merdeka dari Yugoslavia pada 1991,

Kroasia mulai tertarik untuk bergabung ke dalam Uni Eropa. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan stabilitas negaranya yang mengalami masalah selama proses pemisahan diri dari

Yugoslavia. Untuk lebih jelasnya, dipaparkan juga secara kronologis mengenai proses masuknya

Kroasia sebagai anggota Uni Eropa, yang dimulai ketika menjadi negara kandidat pada 2003 dan

secara resmi menjadi anggota ke-28 Uni Eropa pada 2013. Lebih lanjut, skripsi ini juga berupaya

menjawab pertanyaan penelitian dengan menganalisa data yang telah diperoleh mengenai isu di

dalam skripsi ini. Teori yang digunakan kebijakan luar negeri, kepentingan nasional, dan

regionalisme. Teori-teori tersebut digunakan untuk menganalisa bergabungnya Kroasia menjadi

anggota Uni Eropa. Adanya kebijakan Kroasia ini ditujukan untuk mencapai kepentingan

nasionalnya dalam bidang ekonomi dan politik. Pada skripsi ini, metode penelitian yang penulis

gunakan adalah metode kualitatif. Tujuannya adalah untuk menggambarkan serta menganalisa

permasalahan dalam skripsi ini. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat melalui

buku, surat kabar, dokumen penting, jurnal, tesis, disertasi dan situs internet resmi yang dapat

dipertanggung jawabkan.

Dengan demikian, hasil dari skripsi ini menyatakan bahwa faktor-faktor yang

melatarbelakangi bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa adalah adanya faktor

internal yang terdiri dari public opinion, tawaran insentif ekonomi bagi Kroasia dan peningkatan

stabilitas politik. Di sisi lain, faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah adanya kebijakan

perluasan yang dilakukan oleh Uni Eropa di wilayah Balkan dan adanya kepentingan Rusia di

kawasan tersebut.

Page 6: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan nikmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA TAHUN 2013”. Skripsi

ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Program Studi Hubungan Internasional.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan dan motivasi bagi penulis, baik tenaga, ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

Orang tua tercinta, Ayahanda Amir Hamzah dan Ibunda Yurna Berti yang selalu

memberikan doa terbaik dan kasih sayangnya. Terimakasih yang tak terhingga untuk semuanya.

Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kebahagiaan.

Bapak Andar Nubowo, DEA., selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan

waktunya untuk membimbing penulis dengan kesabaran dalam memahami permasalahan di

dalam skripsi ini. Terimakasih untuk semua masukan yang telah diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Armein Daulay M.Si., selaku penasehat akademik penulis yang telah memberikan

dukungan serta doa kepada penulis. Terimakasih untuk waktu yang diluangkan dan nasehat yang

diberikan kepada penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.

Kak Mutiara Pertiwi, MA., yang telah bersedia menjadi tempat berkonsultasi mulai dari

skripsi ini akan ditulis hingga selesai. Masukan dan dukungan yang telah diberikan sangat

bermanfaat bagi penulis.

Bapak/Ibu Dosen jurusan hubungan internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu

Bapak Nazaruddin Nasution, SH, MA., Bapak Agus Nilmada Azmi, M.Si., Bapak Drs. Aiyub

Mohsin, MA, MM., Bapak M. Adian Firnas, M.Si., Bapak Badrus Sholeh, MA., Bapak Faisal

Page 7: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Nuerdin, Bapak Arisman, M.Si., Bapak Teguh Santosa, Bapak Afrimadona, Ibu Eva Mushoffa,

Ibu Rahmi, Pak Jajang, Pak Amali dan juga seluruh staf Dosen di jurusan Hubungan

Internasional FISIP UIN Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih

karena telah mengajarkan dan membagi ilmunya kepada penulis selama masa menuntut ilmu di

jurusan HI FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Auliyaul Hamidah, yang selalu memberikan dukungan, nasihat, dan doa. Terimakasih

yang tak terhingga untuk semua kebaikan dan kesabaran dalam memberikan support kepada

penulis. Terimakasih juga telah meluangkan waktu untuk menemani penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman jurusan HI angkatan 2008, Terimakasih kepada Fajri, Zein, Hakim, Eris,

Fahmi, Awi, Riandika, Yasser, Waldi, Faisal, Heri, Bayu, Azmi, Ningsih, Mimi, Meidya, Maria,

Yeye, Rahma, Diyah, Didah, Teh Nurul, Teh Uli, Elisha, Amanda, Fitri, Filli, Ochi, Nayla,

Hanifah, Rina, Ika, Ahla, Amel, Neti, Miftah, Teh Midah, dll yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Jakarta, 15 Juni 2015

Panji Noor Hamzah

Page 8: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………. 1

B. Pertanyaan Penelitian…………………………………………………………………. 6

C. Kerangka Pemikiran……………………………………………………………….….. 6

D. Metode penelitian……………………………………………………………………... 12

E. Sistematika Penulisan………………………………………………………………... 13

BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA NEGARA KROASIA

A. Sejarah Terbentuknya Negara Kroasia………………………………………………… 16

B. Profil Negara Kroasia…………………………………………………..………….….. .23

BAB III PROSES MASUKNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA

A. Uni Eropa

A.1. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa…………………………………………………. 25

B. Proses Masuknya Kroasia Menjadi Anggota Uni Eropa

B.1. Tahun 2000-2004 : Kroasia Mengadopsi Copenhagen Criteria dan Acquis

Communautaire………………………………………………………….………. 33

B.2. Tahun 2004-2009 : Penundaan Aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa…………. …. 39

Page 9: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

B.3. Tahun 2009-2013 : Kroasia Secara Resmi Menjadi Anggota Uni Eropa……….… 41

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI BERGABUNGNYA

KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA

A. Faktor Internal

A.1. Public Opinion………….…………………………………………………………. 43

A.2. Tawaran Insentif Ekonomi bagi Kroasia…………………………………...…….. 45

A.3. Peningkatan Stabilitas Politik……………………………………………..…..….. 50

B. Faktor Eksternal

B.1. Kebijakan Perluasan Uni Eropa……………………………………………............ 54

B.2. Kepentingan Rusia di Kawasan………………………………………….………... 61

BAB V ANALISA DAN KESIMPULAN

A. Analisa………………………………………………………………………..………… 65

B. Kesimpulan………….………………………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1.: Letak Geografis Negara Kroasia………………………………………………..… 1

Gambar II.1 : Peta Wilayah Yugoslavia beserta Enam Negara Bagiannya…………………… 20

Gambar III.1. Peta Kawasan Uni Eropa………………………………………………………... 31

Gambar III.2. Skema Ordinary Legislative Procedure………………………………………… 32

Gambar IV.1. : Proses Enlargement Uni Eropa dari tahun 1952-2007………………………… 56

Gambar IV.2 : Luas Wilayah UNI Eropa………………………………………………………. 57

Gambar IV.3: Jumlah Penduduk Uni Eropa Tahun 2007……………………………….……… 58

Gambar IV.4. : Candidate Countries and Potential Candidate of European Union……….….. 59

Gambar IV.5 : Grafik Dana Bantuan Uni Eropa kepada Negara Kandidat………….………… 60

Page 11: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN Association of Shoutheast Asian Nations

CFSP Common Foreign and Security Policy

CIS Commonwealth Independent State

EC European Communities

ECSC European Coal and Steel Community

EDC European Defense Community

EEC European Economic Community

ENP European Neighborhood Policy

EU European Union

EURATOM European Atomic Energy Community

GDP Gross Domestic Product

GNB Gerakan Non Blok

HAM Hak Asasi Manusia

HKoV Hrvatska Kopnena Vojska/Angkatan Darat

HRM Hrvatska Ratna Mornarica/Angkatan Laut dan pasukan penjaga pantai

ICTY The International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia

JHA Justice and Home Affairs

JNRC Joint Nuclear Research Center

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

MFEA the Ministry of Foreign and European affairs

NAFTA The North American Free Trade Area

NAM Non Aligned Movement

NDH Nezavisne Drzave Hrvatske/Independent State of

Page 12: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

NOF Narodni Front

SAA Stabilization and Association Agreement

TEC Treaties establishing European Community

TEU Treaty on European Union

Page 13: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kroasia adalah suatu negara berbentuk republik dengan sistem pemerintahan parlementer

demokratis yang terletak di antara Eropa Tengah, Balkan, dan Mediterania. Kota terbesar adalah

Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan Hongaria di Timur

Laut, Serbia di Timur, Bosnia-Herzegovina dan Montenegro di Tenggara, Laut Adriatik di Barat

Daya dan Slovenia di Barat Laut.1 Berikut ini adalah peta geografis Kroasia:

2

Gambar 1.1.: Letak Geografis Negara Kroasia

1 Ivana Crljenko, 2013, Croatia Land and People, The Miroslav Krleža Institute of Lexicographyin association

with the Ministry of Foreign and European Affairs of the Republic of Croatia : Zagreb, www.croatia.eu hal. 3 2 Map Of Croatia, diakses dalam http://www.lonelyplanet.com/maps/europe/croatia/ diakses pada 15 November

2014

Page 14: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

2

Dalam sejarahnya, Kroasia merupakan negara bagian dari Republik Sosialis Federal

Yugoslavia. Setelah kematian Presiden Josip Broz Tito pada tahun 1980, Yugoslavia mengalami

krisis ekonomi dan sosial. Dampak dari krisis tersebut adalah terjadinya ketidakstabilan di

negara-negara yang termasuk dalam kawasan Yugoslavia, salah satunya adalah Kroasia. Lebih

lanjut, pada April hingga Mei 1990 dilakukan pemilihan umum pertama yang diikuti oleh

berbagai partai yang ada di Kroasia. Partai yang memenangkan pemilu tersebut adalah partai

Croatian Democratic Union (HDZ). Pemimpin partai HDZ, Franjo Tuđman, terpilih menjadi

Presiden Kroasia. Secara resmi, negara ini melepaskan diri dan memperoleh kemerdekaan pada

25 Juni 1991, kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 8 Oktober 1991. Namun

demikian, baru pada tahun 1992 Kroasia memperoleh pengakuan dari PBB sebagai negara

merdeka yang berdaulat.3

Kroasia terbagi menjadi dua puluh provinsi, sementara kota Zagreb memiliki otonomi

sendiri. Negara seluas 56.594 km² ini memiliki iklim campuran benua Eropa dan Mediterania.

Bahasa resmi yang digunakan di Kroasia adalah bahasa Kroasia. Bahasa-bahasa minoritas juga

kadang masih digunakan di tingkat pemerintahan daerah, diantaranya yaitu bahasa Ceko,

Hongaria, Italia, Rutheria, Serbia dan Slovakia. Jumlah penduduk Kroasia tercatat sebesar 4,28

juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduknya sekitar 0,05% per tahunnya. Mata uang

Kroasia adalah Kuna (HRK) yang berlaku sejak tahun 1994.4

Setelah merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1991, Kroasia memiliki ketertarikan untuk

bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Hal ini sejalan dengan perluasan yang dilakukan Uni

Eropa pada tahun 1990-an di negara Balkan Barat yang beranggotakan Kroasia, Bosnia-

3 Op.cit. Ivana Crljenko, hal. 57-58

4 Ana Grdović, dkk., 2011,A Foreign Researcher‟s Guide to Croatia, 3rd Edition,

http://ec.europa.eu/euraxessPublished by: Agency for Mobility and EU Programmes Library of the European

Commission (Credit © European Union), hal. 10

Page 15: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

3

Herzegovina, Macedonia, Kosovo, Serbia, Montenegro dan Albania. Hal inilah yang kemudian

meyakinkan Kroasia untuk bergabung dengan Uni Eropa. Pada 2001 Kroasia menandatangani

perjanjian Stabilitation and Association Agreement dengan Uni Eropa. Selain itu, pada akhir

tahun 2001, Kroasia juga menandatangani European Free Trade Association (EFTA) dengan

negara lainnya seperti Slovenia, Hongaria, Macedonia, Bosnia-Herzegovina, Turki, Polandia,

Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria.5

Secara umum, terdapat empat tahap yang menjadi persyaratan dalam proses masuknya

anggota baru ke dalam Uni Eropa. Pertama, sebuah negara harus mengajukan permohonan

keanggotaan. Kedua, peninjauan Uni Eropa terhadap negara yang mengajukan, untuk melihat

apakah mereka memenuhi standar Uni Eropa atau tidak. Ketiga, Dewan Eropa menyetujui

penerimaan negara pemohon dan menetapkannya sebagai negara kandidat. Setelah itu, yang

keempat adalah ketika negosiasi selesai, perjanjian aksesi akan ditandatangani dan diratifikasi

oleh semua negara anggota, serta Lembaga Uni Eropa dan negara kandidat itu sendiri.6

Bergabungnya Kroasia ke Uni Eropa memerlukan proses yang cukup panjang, dimulai

sejak tahun 2003. Pada 21 Februari 2003, Kroasia mulai mengajukan aplikasi keanggotaan Uni

Eropa. Pada awal tahun 2004 Komisi Eropa merekomendasikan bahwa Kroasia menjadi calon

anggota resmi, kemudian status kandidat negara anggota diberikan kepada Kroasia pada

pertengahan tahun 2004. Lebih lanjut, pada bulan Oktober 2005, Uni Eropa sepakat untuk mulai

meninjau aplikasi Kroasia untuk keanggotaannya. 7

Dengan adanya hal tersebut, maka Uni Eropa mulai menggunakan pedoman The

Copenhagen Criteria yang isinya adalah negara kandidat harus menekankan nilai-nilai politik,

5 www.un.org, 19 November 2014, Croatia, Country Profile, Johannesburg Summit 2002 Croatia, hal. 3

6 Jenny, 2013, Just the Facts – Croatian Accession to the EU, dalam

http://www.europeanmovement.ie/just-the-facts-croatian-accession/ diakses pada 20 November 2014 7 Ibid.

Page 16: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

4

menjamin demokrasi, aturan hukum, hak asasi manusia, dan perlindungan bagi kaum minoritas,

serta kebutuhan ekonomi pasar. Selain itu, The Copenhagen Criteria juga berfungsi sebagai

seperangkat aturan yang menentukan apakah suatu negara memenuhi syarat atau tidak untuk

bergabung dengan Uni Eropa.8

Setelah melalui proses tersebut, Uni Eropa mulai memeriksa bahwa suatu negara harus

mengadopsi hukum Uni Eropa, termasuk akumulasi undang-undang, tindakan hukum, dan

keputusan pengadilan yang dikenal dengan Acquis Communautaire. Untuk menjadi anggota Uni

Eropa, suatu negara harus mematuhi Acquis Communautaire yang bersifat mengikat, mematuhi

setiap peraturan, serta mengubah hukum nasional negara tersebut dengan mengadopsi hukum

Uni Eropa. Hal ini berarti negara kandidat harus menyiapkan atau mengubah badan administratif

atau peradilan agar sesuai dengan syarat yang diberikan oleh Uni Eropa.9 Setelah itu, dimulailah

negosiasi antara negara kandidat dengan Uni Eropa.

Dalam proses negosiasi untuk menjadi anggota Uni Eropa, Kroasia mengalami beberapa

hambatan yang menyebabkan tertundanya proses aksesi. Penyebabnya adalah sejumlah isu

seputar hubungan Kroasia dengan The International Criminal Tribunal for the Former

Yugoslavia (ICTY), suatu badan pengadilan hukum PBB yang berurusan dengan kejahatan

perang yang terjadi selama konflik di wilayah Balkan ditahun 1990-an. Hubungan Kroasia

dengan ICTY mengalami kerenggangan karena pemerintah Kroasia tidak bersikap tegas dalam

menyerahkan Jenderal Ante Gotovina ke dalam tahanan untuk diinterogasi oleh ICTY. Ante

Gotovina merupakan orang yang berperan sebagai aktor intelektual dalam konflik di Balkan.

8 Nicolai Wammen, 2013, 20 Years that Changed Europe The Copenhagen Criteria and the Enlargement

of the European Union, Conference Report, Copenhagen, hal. 5 9 Stephen J. Silvia dan Aaron Beers Samp, 2003, Acquis Communautaire and European Exeptionalism: A

Genealogy, European Union Studies Center , ACES Working Paper Series Paul H. Nitze School of Advanced

International Studies 1717 Massachusetts Ave NW, hal. 20-21

Page 17: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

5

Namun demikian, masalah ini diselesaikan pada tahun 2005 setelah Ante Gotovina dibawa ke

ICTY untuk diinterogasi. Jaksa kepala ICTY, Carla Del Ponte kemudian menyatakan bahwa

Kroasia menjadi lebih kooperatif dengan ICTY. Hal tersebut kemudian melancarkan kembali

proses negosiasi aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa hingga tahun 2008.10

Namun demikian, pada akhir tahun 2008 Slovenia menolak pencalonan Kroasia karena

masih ada masalah perbatasan yang belum diselesaikan antara kedua negara tersebut. Kondisi ini

membuat pembahasan pencalonan Kroasia akhirnya terpaksa terhenti selama 10 bulan. Keadaan

ini berusaha diredam dengan kesepakatan Kroasia dan Slovenia untuk menggunakan mediasi

internasional. Akhirnya, Slovenia menyetujui pencalonan Kroasia sebagai anggota Uni Eropa.

Pada bulan September 2009, proses negosiasi antara Uni Eropa dengan Kroasia kembali dibuka.

Setelah menunda negosiasi selama sepuluh bulan, sengketa itu akhirnya diselesaikan ketika

Slovenia mengumumkan bahwa mereka akan menarik keberatan untuk negosiasi Kroasia dengan

Uni Eropa.11

Kroasia menyelesaikan negosiasi aksesi setelah penandatanganan Perjanjian Aksesi pada

tahun 2011 dan mengadakan referendum nasional pada tahun 2012, dengan 66,27% pemilih di

Kroasia setuju untuk bergabung dengan Uni Eropa. Keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa akan

resmi setelah 27 anggota Uni Eropa dan Kroasia meratifikasi Perjanjian Aksesi tersebut. Dengan

demikian, tepat pada 1 Juli 2013 Kroasia resmi menjadi anggota Uni Eropa.12

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang

melatarbelakangi bergabungnya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa. Isu ini merupakan

10

Arabella Thorp, 2011, Croatia : the Closing Stages of EU Accession, International Affairs and Defence

Section, SN/IA/6157, House of Commons Library, hal. 3 11

Ibid. 12

Kartin Retzer dan Alja Poler De Zwart, 2013, Croatia set to join the European Union: What this means

for data protection compliance, Morrison & Foerster LLP | mofo.com Attorney Advertising.

Page 18: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

6

hal yang menarik untuk diteliti karena proses masuknya Kroasia mengalami hambatan-hambatan

yang kemudian menunda proses aksesi tersebut. Pada dasarnya kebijakan Kroasia ini diarahkan

untuk mencapai kepentingan politik dan ekonomi Kroasia. Oleh karena itulah, kebijakan Kroasia

menjadi salah satu isu penting yang dapat menentukan masa depan Kroasia.

B. Pertanyaan Penelitian

Faktor apa saja yang mempengaruhi bergabungnya Kroasia untuk menjadi anggota Uni

Eropa?

C. Kerangka Pemikiran

Teori Kebijakan Luar Negeri

Konsep kebijakan luar negeri (foreign policy) merupakan seperangkat rencana dan

komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor-

aktor lain di lingkungan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

suatu negara. Selanjutnya, rencana dan komitmen tersebut diterjemahkan ke dalam langkah atau

tindakan yang nyata berupa mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu

efek dalam pencapaian tujuan.13

Berbeda dengan pendapat Rosneau, Holsti mendefinisikan

kebijakan luar negeri sebagai tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan

untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu

dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain.14

Selanjutnya, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara

yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah semua kondisi yang berasal

13 James N. Rosenau, 1969, International Politics and Foreign Policy a Reader in Research and Theory,

London: a Division of Macmillan Publishing Co., Inc., hal. 27-32 14

K.J. Holsti, 1992, International Politics A Framework For Analysis dalam Sixth Edition, Printed in the

United State of America: Prentice –Hall.Inc., hal. 45

Page 19: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

7

dari negara yang bersangkutan, seperti:15

a) kepentingan ekonomi dan keamanan

(economic/security needs). b) geografi dan karakteristik topografi (geographical and

topographical characteristic). c) atribut nasional (national attributes), faktor ini dapat diartikan

sebagai karakteristik umum dari sebuah negara bangsa. d) struktur pemerintah/philosofi

(government structure and philosophy), yaitu struktur yang digunakan oleh suatu negara. e) opini

publik (public opinion), hanya diberlakukan bagi masyarakat yang memiliki kebebasan penuh

untuk menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah. f) Birokrasi (bureaucracy), mengenai proses

kebijakan luar negeri suatu negara. Terakhir adalah g) pertimbangan etik (ethical consideration),

mengacu pada tindakan apa yang dilakukan oleh suatu negara untuk dapat mencapai tujuannya.

Di sisi lain, faktor eksternal terdiri dari: pertama, struktur sistem internasional (structure

of the system),yang mengacu pada tatanan internasional. Kedua, karakteristik/struktur ekonomi

internasional (characteristics/structure of world economy), mengacu pada perkembangan sistem

perekonomian dunia.Ketiga, kebijakan dan tindakan aktor lain (the policies and actions of other

state), yaitu respon dari pihak lain atau negara lain terhadap isu internasional yang sedang

terjadi. Keempat, masalah global dan regional yang berasal dari pihak swasta (global and

regional private problems arising from private activities), mengacu pada masalah-masalah yang

dilakukan oleh pihak swasta.Kelima, hukum internasional dan opini publik (international law

and world opinion).16

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara.

Namun demikian, untuk menganalisanya, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan atau

menjelaskan satu atau beberapa faktor saja yang mempengaruhi kebijakan tersebut. Ini

15

Ibid., hal 271 16

Ibid. hal. 287

Page 20: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

8

merupakan cara yang sederhana untuk menganalisa kebijakan luar negeri.17

Dengan demikian,

melalui faktor internal dan eksternal dalam konsep kebijakan luar negeri tersebut, maka

difokuskan pada faktor internal yaitu kepentingan ekonomi, politik dan keamanan. Sedangkan

faktor eksternal difokuskan pada struktur dalam karakteristik/struktur internasional.

Teori Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional (national interest) merupakan keseluruhan nilai-nilai yang meliputi

aspek ekonomi, politik dan sosial yang dimiliki oleh negara. Selain itu, kepentingan nasional

menjadi tujuan mendasar dan faktor utama dalam perumusan kebijakan luar negeri. Daniel S.

Papp mengatakan bahwa dalam national interest terdapat beberapa aspek, seperti ekonomi,

ideologi, kekuatan dan keamanan militer, moralitas dan legalitas.18

Lebih lanjut, kepentingan

nasional merupakan konsepsi yang sangat umum tetapi merupakan unsur yang menjadi

kebutuhan sangat vital bagi negara karena menjadi tujuan mendasar serta faktor paling

menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri.

Dengan demikian, kepentingan nasional sering dijadikan tolok ukur atau kriteria pokok bagi para

pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara sebelum merumuskan dan

menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri (Foreign Policy)

perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi

apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai kepentingan nasional.19

Dengan demikian, dalam

mewujudkan kepentingan nasional, suatu negara berusaha melindungi dan mempertahankan

17

Marijke Breuning, 2007, Foreign Policy Analysis A Comparative Introduction, New York: Palgrave

Macmillan, hal. 9 18 Daniel S. Papp, 1988, Contemporary International Relation: A Framework for Understanding, 2nd edn, MacMillan

Publishing Company , New York, hal. 29. 19 T.May Rudy, 2002, Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin, Refika Aditama, Bandung,

hal 116

Page 21: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

9

dirinya dari pihak lain yang dapat mengancam kelangsungan dan pemenuhan kebutuhan suatu

negara.

Selain uraian di atas kepentingan nasional juga dapat diidentifikasi dengan melihat

jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, yaitu: a) Core values merupakan

kepentingan yang dianggap paling vital bagi negara dan menyangkut eksistensi suatu negara.

Karena merupakan kepentingan yang sangat tinggi nilainya maka suatu negara bersedia untuk

berperang dalam mencapainya. Contohnya ialah melindungi daerah-daerah wilayahnya, menjaga

dan melestarikan nilai-nilai hidup (ideology) yang dianut suatu negara. b) Middle-range

objectives, meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masing-masing negara,

namun mereka tidak bersedia berperang karena masih terdapat kemungkinan lain untuk

mencapainya. Cara yang ditempuh misalnya melalui jalan perundingan atau kerjasama, biasanya

mencakup kebutuhan memperbaiki perekonomian suatu negara. c) Long-range goals, merupakan

kepentingan nasional yang bersifat ideal, misalnya keinginan mewujudkan perdamaian dan

ketertiban dunia.20

Teori Regionalisme

Munculnya regionalisme dalam perpolitikan dunia mendapat reaksi positif dan optimis

dari para aktor internasional, khususnya negara. Regionalisme didasari oleh perdamaian,

keamanan dan pembangunan. Lebih lanjut, regionalisme juga bertujuan untuk meningkatkan

hubungan antarnegara yang letak geografisnya berdekatan dan latar belakang sejarah yang sama.

Pengertian regionalisme mengacu pada kerjasama transnasional dalam bidang ekonomi, politik,

20 Angelo Codevilla dan Paul Seabury, 2006, War: Ends and Means, 2nd edition :Potomac Books Inc, hal. 141

Page 22: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

10

dan sosial di wilayah tersebut. Regionalisme mengacu pada upaya memperkuat hubungan

antarnegara.21

Sejarah munculnya regionalisme ditandai oleh dua faktor, yaitu pertama, dengan melihat

faktor daya ikat (kohesi) yang membuat negara-negara tertarik untuk melakukan kerjasama

regional. Kedua, dengan melihat lahirnya sebuah institusi regional sebagai wujud dari kerjasama

regional di suatu kawasan tertentu. Kedua faktor ini bersifat berkesinambungan. Kohesi atau

daya ikatlah yang menjadi faktor penentu terwujudnya kerjasama yang memuncak pada

pembentukan institusi regional dan juga menentukan apakah institusi regional tersebut dapat

bertahan atau tidak.22

Dilihat dari periodesasinya, regionalisme terbagi menjadi Regionalisme Klasik (Old

Regionalism) dan Regionalisme Baru (New Regionalism). Regionalisme Klasik merupakan

regioanlisme yang muncul sekitar tahun 1960-an seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II

(PD II) dan akan dimulainya Perang Dingin (Cold War). Ciri dari Regionalisme Klasik

diantaranya adalah bersifat high politics, seperti pembentukan aliansi keamanan. Hal ini

dianggap penting karena PD II mengakibatkan kerusakan parah yang dialami oleh hampir semua

negara di dunia. Oleh karena itu, untuk meredam konflik agar tidak menyebar dan menyeret

semua negara dalam satu kawasan, mereka bersepakat untuk membentuk aliansi keamanan.23

Namun demikian, Regionalisme Klasik tidak dapat bertahan lama, bahkan mengalami

kemunduran. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya hal ini adalah munculnya reaksi dari

negara-negara yang ingin melepaskan diri dari pengaruh AS maupun Uni Soviet dengan cara

21

Artatrana Gochhayat, 2014, Regionalism and sub regionalism: A theoretical framework with special

reference to India, academic journal, African Journal of Political Science and International Relations, Vol. 8 (1),

hal.10-11 22

Nuraeni S., dkk., 2010, Regionalisme dalam Studi Hubungan Internaisonal, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, hal. 16 23

Ibid. hal. 17-19

Page 23: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

11

membentuk organisasi atau gerakan Non-Blok. Selain itu, menjelang era 1990-an seiring dengan

berakhirnya Perang Dingin, negara-negara di dunia tidak lagi menghendaki kerjasama yang

bersifat high politics. Negara-negara tersebut lebih menginginkan kehidupan yang aman, damai,

dan sejahtera. Oleh karena itu, mereka mulai melakukan berbagai kerjasama yang mengarah

pada faktor ekonomi (low politics). Inilah yang dimaksud dengan Regionalisme Baru (new

regionalism). Fawcett berpendapat bahwa ada empat faktor yang mendorong tumbuhnya

Regionalisme Baru, yakni: (1) berakhirnya Perang Dingin, (2) Perubahan ekonomi dunia, (3)

Hilangnya anggapan tentang negara “Dunia Ketiga”, (4) Demokratisasi.24

Dengan adanya proses regionalisme maka secara otomatis terjadi integrasi. Integrasi

merupakan suatu kondisi ketika dominasi sistem politik yang lebih besar menjadi semakin

meningkat dengan adanya penambahan unit-unit baru. Menurut Ernest B. Haas integrasi

internasional didefinisikan sebagai kondisi ketika aktor-aktor politik internasional diminta untuk

mengarahkan loyalitas, harapan, dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang memiliki

atau mengambil alih yurisdiksi dari negara bangsa.25

Sedangkan menurut Martin Griffiths,

integrasi didefiniskan dalam empat hal, yakni: (1) Pergerakan menuju pergerakan kerjasama

antar-negara, (2) Transfer otoritas kepada institusi supranasional, (3) Peningkatan penyamaan

nilai, serta (5) Perubahan menuju masyarakat global untuk membentuk masyarakat politik yang

baru.26

Selain uraian di atas, terdapat beberapa kondisi yang menjadi pendorong integrasi.

Pertama, asimilasi sosial berupa toleransi perbedaan budaya, identitas bersama atas tujuan

24

Ibid. hal. 20 25

Ernest B. Haas, 1958, The Uniting of Europe: Political, Social, and Economic Forces in 1950-57,

Stanford, California: Stanford University Press, hal. 139

26

Martin Griffiths dan Terry O’ Callaghan, 2002, International Relations: The Key Concepts, New York:

Routledge.

Page 24: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

12

kebijakan luar negeri, dan kedekatan hubungan antarpemerintah dan antarbangsa secara umum.

Kedua, kesamaan nilai, terutama di antara kaum elite yang akan mempengaruhi masalah

perencanaan, pelaksanaan, dan pembuatan keputusan. Ketiga, keuntungan yang akan diperoleh

oleh anggotanya karena tidak ada satu negara manapun yang mau mengalihkan atau memberikan

sebagian kedaulatannya kepada institusi tertentu tanpa ada keuntungan yang diharapkan.

Keempat, kedekatan hubungan di masa lampau. Kedekatan latar belakang di antara negara-

negara dapat mempengaruhi terjadinya integrasi di antara mereka. Dengan adanya kesamaan

latar belakang dan sejarah, maka akan semakin mudah proses integrasi untuk dilakukan. Kelima,

pandangan akan pentingnya integrasi itu sendiri. Keenam, ekspektasi pertimbangan biaya.

Integrasi bisa berlangsung jika keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dibandingkan dengan

biaya proses integrasi. Ketujuh, pengaruh eksternal yang menjadi katalisator tumbuhnya

integrasi. Misalnya, pembentukan aliansi keamanan yang disebabkan oleh adanya ancaman dari

pihak tertentu.27

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.28

Metode ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai

permasalahan terkait kebijakan Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa. Lebih lanjut,

penelitian ini menggunakan data dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, hasil

penelitian, dan surat kabar. Oleh karena itu, maka data yang akan digunakan dalam penelitian ini

27

Budiono Kusumohamidjojo, 1993, Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik

Internasional, dan Tatanan Dunia 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

28

Lexy J. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 3

Page 25: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

13

adalah data sekunder. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan data dari situs-situs

internet (website) yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan permasalahan dalam

penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dilakukan

pengumpulan data dari buku yang berasal dari berbagai perpustakaan, seperti Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Badan Pusat

Pengkajian Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI, dan sebagainya.

Selama proses penelitian ini berlangsung, data yang akan digunakan merupakan data

yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Selanjutnya, data yang sudah terkumpul akan dianalisa

dengan menggunakan teori, sehingga hasil penelitian ini akan dapat dipahami dan mudah

dimengerti. Dalam hal ini, proses pengolahan data yang telah dikumpulkan diawali dengan

menganalisa data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber secara berkesinambungan.

Analisis data bertujuan untuk membuat data itu dapat dimengerti, sehingga penelitian yang

dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Pelaksanaan analisis data dilakukan setelah

data yang dibutuhkan terkumpul. Setelah itu, akan dilakukan verifikasi data yang bertujuan untuk

menjamin kebenaran data yang diperoleh. Lebih lanjut, data yang telah diverifikasi akan

direduksi dengan cara memilih, menyederhanakan, dan memfokuskan data yang diperoleh

sehingga menghasilkan jawaban yang benar dari pertanyaan penelitian.29

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembatasan dalam skripsi sini, maka terdapat susunan bab per bab

secara berkesinambungan. Sistematika penulisan ini bertujuan agar skripsi ini dapat dipahami

29

Emzir, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo,

Persada, hal. 29

Page 26: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

14

sebagai satu kesatuan yang terstruktur dengan baik dan benar. Oleh karena itu, sistematika

penulisan ini terbagi menjadi lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah, pertanyaan penelitian, kerangka pemikiran yang didalamnya terdapat teori

Neoliberalisme, konsep kebijakan luar negeri, konsep kepentingan nasional, regionalisme, dan

integrasi. Selain itu, terdapat juga metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab dua adalah sejarah terbentuknya negara Kroasia yang meliputi dua pembahasan yaitu

mengenai sejarah terbentuknya negara Kroasia dan profil negara Kroasia. Oleh karena itu, dari

kedua bagian tersebut maka akan terlihat dengan jelas sejarah terbentuknya negara Kroasia yang

dulunya merupakan negara bagian dari Yugoslavia, namun pada 1991 Kroasia resmi menjadi

sebuah negara yang merdeka.

Bab tiga mengenai proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa. Dalam bab tiga

ini terdapat dua bagian utama yang meliputi sejarah terbentuknya Uni Eropa. Selain itu, pada

bagian selanjutnya yaitu proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa membahas

mengenai kronologis proses masuknya Kroasia yang diawali pada 2003 hingga resmi menjadi

anggota ke-28 Uni Eropa pada 2013.

Bab empat mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi bergabungnya Kroasia menjadi

anggota Uni Eropa. Bab empat ini memiliki dua bagian utama yaitu mengenai faktor internal dan

eksternal. Faktor internal terdiri dari public opinion, tawaran insentif ekonomi bagi Kroasia, dan

peningkatan stabilitas politik. Sedangkan, dalam faktor ekternal terdapat penjelasan mengenai

kebijakan perluasan Uni Eropa di wilayah Balkan yang menjadi daya tarik bagi negara-negara di

kawasan tersebut untuk bergabung ke dalam Uni Eropa, salah satunya adalah Kroasia. Selain itu,

adanya kepentingan Rusia di kawasan Balkan juga menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi.

Page 27: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

15

Dengan adanya hal tersebut maka akan terlihat faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi

keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa.

Bab lima adalah analisa dan kesimpulan. Dalam bab terakhir ini, pada bagian analisa

memaparkan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dianalisa dengan menggunakan kerangka

pemikiran yang ada. Selain itu, pada bagian kedua yaitu kesimpulan memaparkan menganai

pokok-pokok pemikiran dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

Page 28: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

16

BAB II

SEJARAH TERBENTUKNYA NEGARA KROASIA

Bab ini akan menjelaskan secara kronologis sejarah terbentuknya negara Kroasia.

Pembahasan bab ini akan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama akan membahas mengenai

sejarah terbentuknya negara Kroasia. Selanjutnya, bagian kedua berisi tentang profil negara

Kroasia. Dengan demikian, dari pembahasan tersebut akan terlihat jelas mengenai bagaimana

sejarah terbentuknya negara Kroasia.

A. Sejarah Terbentuknya Negara Kroasia

Sejak 1918, Kroasia telah menjadi bagian dari negara federal Yugoslavia. Di dalam

Yugoslavia terdapat enam negara republik yaitu Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Serbia,

Montenegro dan Makedonia. Selain itu, terdapat dua daerah otonomi khusus yaitu Kosovo dan

Vojvodina. Yugoslavia beribukota di Beogard dan hingga 1941 Serbia memiliki peran yang

penting dalam pemerintahan Yugoslavia.30

Pada 17 April 1941, Jerman dan sekutunya yaitu Italia dan Hongaria, melakukan invasi

militer ke Yugoslavia. Dalam kurun waktu 11 hari, Bosnia terintegrasi ke dalam negara Kroasia

merdeka atau yang dikenal dengan Independent State of Croatia (Nezavisne Drzave

Hrvatske/NDH). NDH ini didirikan oleh Kolonel Slavko Kvaternik pada 10 April 1941.

Keputusan untuk mendirikan NDH ini atas persetujuan pemimpin kelompok nasional Kroasia

Ustasha yaitu Ante Pavelic. Alasan utama pengintegrasian Bosnia ke dalam Kroasia tersebut

30

V.P. Gagnon, 1995, Ethnic Nationalism and International Conflict: The Case of Serbia, International

Security Journal, Vol. 19 No. 3, hal. 141

Page 29: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

17

dikarenakan anggapan Ustasha terhadap Bosnia yaitu “Bosnia as the heart of the Croat state”

dan muslim Bosnia dianggap sebagai “Flower of the Croat nation”.31

Perlu diketahui bahwa nama Ustasha berasal dari bahasa Kroasia yaitu Ustati yang berarti

bangkit melawan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kelompok nasionalis Ustasha

merupakan sekumpulan orang yang memiliki tekad untuk melawan penguasa atau pemerintahan

yang tidak sesuai dengan ideologi mereka, sehingga mereka melakukan perlawanan. Tujuan dari

perlawanan tersebut untuk merubah keadaan menjadi seperti keinginan mereka. Lebih lanjut,

gerakan kelompok Ustasha didirikan oleh Ante Pavelic selama masa pengasingannya di Italia

dan Hungaria. Didirikannya kelompok ini sebagai respon atas kediktatoran Raja Alexanders di

Yugoslavia pada 1929. Ideologi yang digunakan oleh kelompok Ustasha ialah fasisme, tujuannya

adalah untuk mencapai kemerdekaan Kroasia. Selain itu, kelompok ini juga menekankan

pentingnya kemurnian ras, sehingga mereka mendukung aksi genosida terhadap Serbia.32

Kelompok ini merupakan kelompok nasionalis terkuat di Yugoslavia yang melakukan

penyerangan terhadap Serbia.

Di bawah otoritas NDH, terjadi beberapa konflik antar kelompok yang terdiri dari

pasukan Jerman-Italia, Ustasha, Pasukan militer Serbia dan Pasukan militer Bosnia. Terjadinya

konflik internal tersebut dikarenakan adanya sebuah kebijakan NDH mengenai pembersihan

wilayah NDH dari penduduk Serbia dan Yahudi. Oleh karena itu, pada pertengahan 1941,

sepertiga dari delapan ratus ribu orang Serbia di Bosnia-Herzegovina tewas, dan sisanya

digabungkan menjadi kelompok agama Katolik. Adanya hal tersebut, dikarenakan NDH

31

Onder Cetin, 2010, 1941 Resolutions of El-Hidaje in Bosnia and Herzegovina as a Case of Traditional,

Conflict Transformation, European Journal of Economic and Political Studies, Vol. 3 No. 2, hal. 74 32

Irina Ognyanova, 2000, Nationalism and National Policy in Independent State of Croatia (1941-1945),

IWM Junior Visiting Fellows Conferences, Vol. VI No. 5, hal. 3

Page 30: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

18

memiliki harapan ingin menjadi sebuah negara yang terdiri dari dua agama yaitu Islam dan

Katolik.33

Selain itu, pada 22 Juli 1941, wakil kepala negara NDH menyatakan bahwa kebijakan

NDH dalam menaklukkan penduduk Serbia dilakukan dengan cara sebagian penduduk Serbia

akan dibunuh. Lebih lanjut, sebagian lagi akan dipindahkan ke daerah lain dan sisanya akan

bergabung menjadi pemeluk agama Katolik. Dalam melakukan aksi pembersihan etnis, NDH

telah membunuh 500.000 orang Serbia, 46.000 Yahudi, dan 25.000 Gypsies.34

Menyikapi peristiwa tersebut, masyarakat Islam Bosnia yang dikenal dengan Ulama El-

Hidaje menerbitkan sebuah resolusi pada akhir 1941 yang menyatakan bahwa muslim Bosnia di

bawah otoritas NDH. Selain itu, pemimpin Muslim Bosnia menegaskan tiga hal utama selama

terjadinya perang yaitu: keamanan, kebebasan dalam memeluk agama masing-masing orang,

serta pemberian otonomi.35

Lebih lanjut, terjadinya konflik internal di Kroasia menyebabkan kondisi sosial, politik

dan ekonomi Yugoslavia menjadi tidak stabil. Hal ini membuktikan bahwa cukup sulitnya

menciptakan perdamaian selama peran kelompok nasionalis tidak dapat dikendalikan.36

Implikasi dari hal tersebut adalah munculnya pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok

berhaluan komunis yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Kelompok ini kemudian bekembang

menjadi sebuah kelompok nasionalis yang berhasil memaksa Jerman untuk meninggalkan

33

Op.cit. , Onder Cetin hal. 74-75 34

Lazo M. Kostich, 1981, The Holocaust in the “Independent State of Croatia”, published by Liberty,

Chicago, hal. 254 35

Op.cit., Onder Cetin, .hal. 75 36

Op.cit., Irina Ognyanova, hal. 2

Page 31: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

19

Yugoslavia pada April 1945. Hal ini dilakukan agar konflik internal khususnya kekuasaan NDH

yang dibentuk oleh Jerman dapat dikendalikan, sehingga tercipta perdamaian di Yugoslavia.37

Setelah lepas dari penguasaan Jerman, pada November 1945, Yugoslavia mengadakan

pemilu untuk menentukan keangotaan Majelis Konstituen Yugoslavia. Hasilnya, partai Narodni

Front (NOF) yang dipimpin oleh Josip Broz Tito muncul sebagai pemenangnya. Dengan adanya

hal tersebut, maka pada 29 November 1945, Majelis Konstituen mendeklarasikan terbentuknya

Republik Rakyat Federal Yugoslavia.38

Pada tahun 1946, Majelis Konstituen Yugoslavia mengesahkan Undang-Undang dengan

konsep seperti Undang-Undang yang digunakan oleh Uni Soviet. Hal ini dikarenakan Yugoslavia

dan Uni Soviet memiliki dasar ideologi yang sama yaitu Komunisme. Melalui Undang-Undang

yang telah disusun maka terbentuklah 6 negara bagian yaitu Bosnia-Herzegovina, Kroasia,

Makedonia, Montenegro, Serbia, dan Slovenia.39

Berikut terdapat peta wilayah Yugoslavia

beserta enam negara bagiannya.

37 Aleksa Djilas, 1995, Tito's Last Secret: How Did He Keep the Yugoslavs Together?, Diakses dalam

http://www.foreignaffairs.com/articles/51216/aleksa-djilas/tito-s-last-secret-how-did-he-keep-the-yugoslavs-together pada tanggal 21 Desember 2014

38 David Anderson, 1995, The Colapse of Yugoslavia: Background and Summary, Forreign Affairs Defence

and Trade Group, Research paper No. 14 1995-96 hal. 4-5 39

Ibid. hal. 4-5

Page 32: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

20

Gambar II.1 : Peta Wilayah Yugoslavia beserta Enam Negara Bagiannya40

Pada 1980-an, pemimpin Yugoslavia yaitu Josip Broz Tito wafat tanpa calon pemimpin

yang langsung menggantikannya. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya konflik internal

yang disebabkan oleh kepentingan masing-masing wilayah yang berbeda. Konflik internal yang

terjadi cukup lama ini berlangsung hingga tahun 1990. Lebih lanjut, pada April 1990 Yugoslavia

mengadakan pemilu. Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya konflik internal yang

terjadi. Selain itu, dengan adanya pemilu maka pemerintahan yang berkuasa diharapkan dapat

40

Center for European Studies, 2004, What Happen to Yugoslavia? The War, The Peace, and The Future,

at Chapel Hill.

Page 33: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

21

menstabilkan kondisi sosial, politik dan ekonomi di masing-masing wilayah. Hasil dari pemilu

dimenangkan oleh partai nasionalis di bawah pimpinan Slobodan Milosevic.41

Pada 22 Januari 1990 pemerintah Kroasia memilik rencana untuk memisahkan diri dari

Yugoslavia. Hal ini mendapat penolakan dari pemerintah Yugoslavia. Namun demikian, tanpa

menghiraukan hal tersebut pada 19 Mei 1991, Kroasia mengadakan referendum untuk

mendirikan negara Kroasia merdeka, hasilnya adalah 93,24% penduduk Kroasia menyetujui

rencana tersebut. Dengan demikian, pada 25 Juni 1991 Kroasia memproklamirkan

kemerdekaannya secara sepihak. Kroasia kemudian memisahkan diri dari Yugoslavia yang

diikuti dengan pembuatan mata uang sendiri, pembentukan angkatan bersenjata serta penentuan

tapal batas wilayah negaranya. Akibatnya, terjadi konflik antara Kroasia dan pemerintah

Yugoslavia yang dipicu oleh tentara Serbia. Dalam hal ini, Serbia mempertahankan Kroasia

dengan cara mengontrol wilayah bagian Timur Kroasia. Sementara itu, PBB juga mengirimkan

pasukan perdamaiannya ke wilayah tersebut.42

Sama halnya dengan Kroasia, Bosnia juga berencana memisahkan diri dari Yugoslavia

sejak tahun 1990. Menyikapi hal tersebut Serbia kemudian mendirikan daerah otonomi di Bosnia

yang dipimpin Radovan Karadzic. Dalam kepemimpinannya di daerah otonom, Radovan sering

memperingatkan penduduk Bosnia untuk menghentikan niatnya dalam upaya memisahkan diri

dari Yugoslavia. Namun demikian, Bosnia tetap mengusahakan kedaulatannya sehingga pada 6

April 1992, Uni Eropa mengakui kemerdekaan Bosnia. Menyikapi hal ini, maka tentara Serbia

melakukan penyerangan ke Bosnia, hal yang sama dilakukan seperti di Kroasia yaitu tentara

41

Janine S. Hiller, dan Snjezana Puselj Drezga, 1996, Progress And Challenges Of Privatization: The

Croatian Experience dalam Jurnal U. Pa. J. Int'l Econ. L.Vol.17:1, hal. 387 42

Ibid. hal. 388

Page 34: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

22

Serbia mulai melakukan pembersihan etnis untuk penduduk non-Serbia.43

Implikasi dari

penyerangan tersebut adalah tewasnya 22.000 orang yang terdiri dari 15.000 penduduk Kroasia

dan 7.000 penduduk Serbia.44

Penyerangan yang dilakukan oleh tentara Yugoslavia dan Serbia terhadap Kroasia terjadi

hingga 1992 yang kemudian dimenangkan oleh Kroasia.45

Dengan adanya hal tersebut maka

Kroasia sejak 1991 resmi menjadi sebuah negara yang merdeka. Namun demikian, Serbia dan

Yugoslavia tetap tidak menerima keputusan tersebut. Yugoslavia di bawah kepemimpinan

Milosevic berusaha melemahkan kondisi politik, sosial dan ekonomi Kroasia dengan melakukan

penyerangan hingga tahun 1994. Pada Agustus 1995, pasukan Kroasia berhasil merebut kembali

wilayah Krajina sekitar Bihac dalam waktu empat hari. Selain itu, pimpinan Kroasia Franjo

Tudjman mengungkapkan bahwa Kroasia akan menguasai kembali daerah Slavona Timur yang

telah dikuasai oleh tentara Serbia.46

Dalam hal ini, kemenangan Kroasia melawan serangan Yugoslavia dan Serbia karena

adanya dukungan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, runtuhnya Uni Soviet menjadikan

Amerika dan sekutunya memiliki wewenang atas perpolitikan internasional. Langkah awal yang

dilakukan adalah dengan menyebarkan nilai-nilai HAM (Hak Asasi Manusia) dan demokrasi.

Hal inilah yang digunakan oleh Eropa Timur, khususnya Hungaria memberikan kontribusi untuk

pertahanan dan pengakuan Kroasia.47

43

Joe Sacco, 2000,Zona Aman Gorazde, Perang di Bosnia Timur 1992-1995, PT Mizan Pustaka, Bandung,

hal. 38-41 44

Antonija Petricusic, 2008, Nation-Building in Croatia and the Treatment of Minorities: Rights and

Wrongs, Journal of L’Europe en formation, hal. 137

45

Ivo Banac, 2011, Independent Croatia: History, Issues and Policy, International Relations Quaterly,

Delkelet Europa – Shouth –East Europe, Vol. 2 No.1 46

Op.cit., Janine S. Hiller dan Snjezana Puselj Drezga, hal. 389 47

Opcit, Ivo Banac, hal.5-6

Page 35: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

23

B. Profil Negara Kroasia

Pada Juni 1991, Kroasia resmi menjadi negara merdeka. Kroasia merupakan negara

kesatuan Republik dalam sistem parlementer. Luas wilayah yang dimiliki adalah 56.594 km

persegi, dan luas wilayah laut 575 km persegi. Bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa

Kroasia. Lebih lanjut, mayoritas penduduk Kroasia memeluk agama Katolik yaitu sebanyak

81,3%, sedangkan 4,4% beragama ortodoks, 1,5% beragama Islam dan 7,8% beragama lainnya.

Secara pengelompokan etnis, maka etnis Kroasia terdiri dari 90,4%, Serbia 4,4%, dan etnis

lainnya sekitar 4,4% termasuk Bosnia, Hungaria, Ceko dan Albania. Selain itu, Kroasia juga

memiliki situs kebudayaan yang telah diakui oleh UNESCO (The United Nations Educational,

Scientific and Cultural Organization) yaitu Taman Nasional Plitvice dan Kota Dubrovnik.48

Sistem pemerintahan yang digunakan oleh Kroasia adalah sistem Parlementer sejak tahun

1990. Jumlah anggota parlemen Kroasia adalah 100 hingga 160 orang yang dipilih secara

langsung untuk masa jabatan empat tahun. Pembentukan struktur internal parlemen telah di atur

dalam tata tertib yang disahkan oleh kepala negara.Parlemen memiliki peran sangat penting

dalam menjalankan perpolitikan di Kroasia.49

Tugas parlemen adalah memutuskan pemberlakuan amandemen dan konstitusi,

memberlakukan hukum dan APBN, mengambil keputusan untuk menyatakan perang atau damai,

membuat strategi pertahanan dan keamanan nasional, melakukan pengawasan terhadap sipil dan

angkatan bersenjata, memutuskan perubahan tapal batas negara, dan mengangkat serta

memberhentikan pejabat negara. Selain itu, parlemen juga dapat memberikan amnesti dalam

kasus tindak pidana. Lebih lanjut, Ombudsman diberi wewenang oleh parlemen Kroasia untuk

48 http://www.kemlu.go.id/zagreb/Books/Facts%20Figure-Croatia-3_01.jpg diakses pada 18 Januari 2015

49 http://www.sabor.hr/Default.aspx?sec=713 diakses: 19 Januari 2015

Page 36: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

24

melindungi hak-hak konstitusional dan hukum warga negara serta lembaga-lembaga.

Ombudsman dipilih oleh parlemen Kroasia untuk jangka waktu delapan tahun.50

Sumber perekonomian negara Kroasia ditentukan oleh sumber daya alam, tekhnologi dan

perindustrian seperti kapal, konstruksi, petrokimia, dan industri makanan. Selain itu, sumber

ekonomi lainnya berasal dari bidang pariwisata dengan sekitar 10 juta tamu asing yang

berkunjung ke Kroasia setiap tahunnya. Namun demikian, permasalahan yang dihadapi oleh

Kroasia sama seperti negara lainnya yaitu tingginya tingkat pengangguran. Dalam perdagangan

internasional, Kroasia memiliki mitra dagang seperti Italia, Jerman, Slovenia, Austria, Bosnia,

Herzegovina, dan Serbia.51

Produk utama Kroasia adalah pertanian dan peternakan yaitu gandum, jagung, gula,

bunga matahari, kentang, kubis, bawang, tomat, lada, apel, jeruk, zaitun, anggur. Sedangkan

untuk peternakan terdiri dari sapi dan babi yang hasil perahan susunya juga dapat dikonsumsi.

Selain itu, Kroasia juga memproduksi bahan kimia danplastik, peralatan mesin, logam,

elektronik, produk baja, aluminium, kertas, produk kayu, bahan bangunan, tekstil, dan minyak

bumi.52

Dalam bidang militer angkatan bersenjata Kroasia terdiri dari Angkatan Darat (Hrvatska

Kopnena Vojska, HKoV), Angkatan Laut dan pasukan penjaga pantai (Hrvatska Ratna

Mornarica, HRM), Angkatan Udaradan Komando Pertahanan Udara (Hrvatsko Ratno

Zrakoplovstvosaya Protiv Zracna Odbrana), serta Pendidikan dan Komando Pelatihan serta

Komando Logistik.53

50

Ibid. 51

Ivana Crljenko, dkk., 2013, Croatia land and people, The Miroslav Krleža Institute OF LEXICOGRA

PHYA CIP catalogue record for this book is available in the Online Catalogue ofthe National and University Library

in Zagreb, hal. 89 52

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/hr.html diakses 23 Januari 2015 53

Ibid.

Page 37: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

25

BAB III

PROSES MASUKNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA UNI EROPA

Bab III ini akan menjelasakan mengenai proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni

Eropa yang terdiri dari dua pembahasan utama. Bagian pertama akan menjelaskan mengenai

sejarah pembentukan Uni Eropa. Selain itu, dalam bagian kedua akan dijelaskan secara

kronologis proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa yang dimulai dari tahun 2001

hingga 2013. Dengan demikian, dari kedua pembahasan tersebut dapat menjelaskan mengenai

proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2013.

A. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa

Berakhirnya perang Dunia II memunculkan perubahan hubungan antarnegara dalam

politik internasional. Salah satu perubahannya adalah munculnya organisasi-organisasi

internasional yang bergerak di bidang ekonomi, politik maupun sosial. Selain itu, terdapat pula

organisasi regional seperti Uni Eropa, NAFTA (The North American Free Trade Area), dan

ASEAN (Association of Shoutheast Asian Nations) . Adanya kerjasama yang dibangun

antarnegara ini secara umum dapat memberi implikasi positif terhadap perkembangan masing-

masing negara anggota. Salah satu contoh organisasi regional yang akan dibahas adalah

organisasi Uni Eropa. Dalam hal ini, Uni Eropa merupakan sebuah organisasi internasional di

bidang ekonomi dan politik.

Uni Eropa adalah sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang politik dan

ekonomi, terdiri dari 28 anggota negara yang terletak di sekitar benua Eropa. Sebagai sebuah

organisasi Uni Eropa di dasarkan kepada sebuah aturan dan hukum yang mengikat. Dalam

sejarahnya, pasca Perang Dunia II Jean Monnet selaku Penasihat Ekonomi pemerintah negara

Page 38: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

26

Perancis, membuat sebuah rencana untuk mengendalikan hasil sumber daya batu bara dan baja

milik perancis dan Jerman. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek lebih lanjut dari Perang

Dunia II. Kedua negara kemudian berencana untuk membentuk European Coal and Steel

Community (ECSC). Dikarenakan rencana ECSC ini dianggap belum jelas oleh sebagain negara

maka Inggris tidak ikut berpasrtisipasi dalam ECSC.54

Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri Perancis, Robert Schuman mendukung

pembentukan ECSC ini yang kemudian dikenal dengan Schuman Plan pada 9 Mei 1950. Hal ini

tidak berpengaruh bagi Inggris, karena Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan mengatakan

bahwa Schuman Plan merupakan gagasan yang belum jelas atau disebut sebagai “a plan to have

a plan”. Berbeda dengan Inggris, enam negara lainnya seperti Belgia, Perancis, Italia,

Luksemburg, Belanda dan Jerman menandatangani perjanjian Paris pada 18 April 1951. Perlu

diketahui bahwa perjanjian Paris ini merupakan awal diresmikannya pembentukan ECSC yang

berlaku pada 23 Juli 1952. Jean Monnet terpilih menjadi pimpinan ECSC.55

Perjanjian Paris ini berisikan penghapusan berbagai hambatan perdagangan antarnegara

anggota dan menciptakan suatu pasar bersama sehingga produk, pekerja, dan modal dari sektor

batu bara dan baja dari negara-negara anggota dapat bergerak dengan bebas tanpa adanya

hambatan.56

Dalam perkembangannya, ECSC berhasil mengembangkan kerjasama ekonomi

antarnegara anggota termasuk kerjasama di bidang energi dan transportasi. Pada dasarnya, tujuan

54

James Maxine dan Matthew Purvis, 2014, The European Union, House of Lords Library Notes, London,

LLN 2014/015, hal. 1-2

55 Ibid. hal.2

56 http://europa.eu/legislation_summaries/institutional_affairs/treaties/treaties_ecsc_en.htm diakses

pada 14 Januari 2015

Page 39: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

27

utama didirikannya ECSC ini adalah untuk menghindari munculnya Jerman sebagai ancaman

terhadap perdamaian di kawasan tersebut.57

Dalam perkembangannya ECSC menjadi sebuah organisasi regional yang sukses sehingga

membuat negara anggota optimis untuk membentuk sebuah organisasi regional di benua Eropa.

Hal ini dibuktikan dengan didirikannya European Defense Community (EDC). Keenam negara

anggota ECSC menandatangani EDC pada 1952. Namun demikian, gagasan ini gagal untuk

diwujudkan karena Majelis Nasional Perancis atau yang dikenal dengan French National

Assembly tidak menyetujui pembentukan EDC. Implikasi dari kegagalan tersebut maka keenam

negara anggota berupaya untuk menciptakan gagasan baru yang berhubungan dengan

pembangunan ekonomi serta penggunaan energy nuklir untuk kemajuan kawasan Eropa. Oleh

karena itu, dibentuklah European Economic Community (EEC) dan European Atomic Energy

Community (EURATOM).58

Pada 1-2 Juni 1955, pertemuan anggota ECSC dilakukan Messina, Italia. Pertemuan ini

dihadiri oleh enam menteri luar negeri masing-masing negara anggota yaitu Belgia, Perancis,

Luksemburg, Belanda dan Jerman. Dalam pertemuan ini menghasilkan keputusan untuk

memperluas kerjasama ke seluruh bidang ekonomi.59

Sesuai dengan tujuan ECSC yang ingin

mengembangkan kerjasama antarnegara anggota ke seluruh bidang ekonomi maka pada 25

Maret 1957 di Roma, yang dihadiri oleh seluruh negara anggota dibentuklah EURATOM.

Tujuan dibentuknya EURATOM adalah kesadaran akan pentingnya tenaga nuklir sebagai

kekuatan di masa depan. Melalui EURATOM berfungsi untuk memenuhi kebutuhan serta

57

Opcit., Nuraeni S., dkk., hal. 139 58

Utz P. Toepke, 1981, The European Economic Community -- A Profile,Northwestern Journal of

International Law & Business Volume 3 Issue 2, hal. 641-642 59 http://europa.eu/about-eu/eu-history/1945-1959/1955/index_en.htm diakses pada 15 Januari 2015

Page 40: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

28

mengontrol pasokan semua bahan dan lisensi produksi serta desain reaktor yang dikembangkan

oleh Joint Nuclear Research Center (JNRC).60

Lebih lanjut di tahun yang sama yaitu 1957, negara anggota ECSC juga membentuk EEC

yang didasarkan atas perjanjian Roma. Tujuan utama didirikannya EEC ini adalah memperluas

prinsip ECSC melalui dua hal yaitu, pertama: Tercapainya suatu custom unions yang ditandai

dengan penghapusan custom duties, import quotas, dan berbagai hambatan perdagangan lainnya

di antara negara anggota. Kedua, harmonisasi kebijakan nasional mengenai barang, jasa, pekerja,

dan modal.Selain itu, EEC juga berharap dapat meningkatkan integrasi Eropa, sesuai dengan

penjelasan pada isi perjanjian Roma yaitu “an ever closer union between the peoples of

Europe”.61

Kedua perjanjian yaitu EURATOM dan EEC ini mulai berlaku pada 1 Januari 1958.

Setelah melakukan beberapa pertemuan, maka ditetapkan pada 8 April 1965 ECSC,

EURATOM dan EEC digabung menjadi European Community atau yang dikenal dengan

Masyarakat Eropa. Adanya hal ini berdasarkan pada perjanjian Brussel. Tiga pilar utama yang

disepakati oleh negara anggota yaitu: pertama, sejak 1 Juli 1967 ketiga organisasi tersebut yaitu

ECSC, EURATOM dan EEC digabung menjadi satu organisasi di bawah satu komisi untuk

memudahkan manajemen kebijakan bersama. Kedua, pembentukan Dewan Menteri Uni Eropa

yang akan menggantikan Special Council of Ministers di ketiga organisasi sebelumnya dan

melakukan pergantian masa jabatan selama enam bulan sekali. Selanjutnya yang ketiga,

membentuk Badan Audit European Community untuk menggantikan Badan Audit ECSC,

EURATOM dan EEC.62

60

Mervyn O’ Driscoll, 2002, The European Parliament and the Euratom Treaty:past, present and future,

Energy and Research Series, European Parliament L-2929 Luxembourg, hal. vii 61

Wil James, 2011, History of the European Union, dalam http://www.civitas.org.uk/eufacts/OS/OS3.htm

diakses pada 23 Maret 2015

62 Op.cit., Utz P. Toepke, hal. 642

Page 41: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

29

Dalam perkembangannya, pada 1 Januari 1973, Denmark, Irlandia dan Inggris

menandatangani kesepakatan untuk bergabung dalam European Community. Dengan demikian,

total jumlah negara anggota adalah Sembilan negara. Organisasi European Community memberi

kesempatan kepada negara-negara yang berada di benua Eropa untuk bergabung dengan

beberapa syarat utama yaitu menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi. Syarat lainnya adalah

menghormati nilai-nilai hak asasi manusia dan mematuhi seluruh ketentuan-ketentuan dan

peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi European Community. Hal ini tercantum dalam

Joint Declaration of Fundamental Rights yang disepakati oleh seluruh negara anggota pada 15

April 1977.63

Pada 1 Januari 1981, Yunani bergabung menjadi anggota baru dalam European

Community. Selanjutnya, pada tanggal 14 Juni 1985, Belanda, Belgia, Jerman, Luksemburg dan

Perancis menandatangani Schengen Agreement, dimana mereka sepakat untuk secara bertahap

menghapuskan pemeriksaan di perbatasan mereka dan menjamin pergerakan bebas manusia,

baik warga mereka maupun warga negara lain. Perjanjian ini kemudian diperluas dengan

memasukkan Itali (1990), Portugal dan Spanyol (1991), Yunani (1992), Austria (1995),

Denmark, Finlandia, Norwegia dan Swedia (1996).64

Selanjutnya pada 1 Januari 1986, Spanyol

dan Portugal resmi menjadi anggota European Community.

Berdasarkan White Paper yang disusun oleh Komisi Eropa dibawah kepemimpinan

Jacques Delors pada tahun 1984, Masyarakat Eropa mencanangkan pembentukan sebuah Pasar

Tunggal Eropa. Single European Act, yang ditandatangani pada bulan Pebruari 1986, dan mulai

berlaku mulai tanggal 1 Juli 1987, terutama ditujukan sebagai suplemen EEC Treaty. Tujuan

utama Single Act adalah pencapaian pasar internal yang ditargetkan untuk dicapai sebelum 31

63

Ibid, hal. 643 64 http://www.indonesianmission-eu.org/website/page943418664200310095958555.asp. diakses 17

Januari 2015

Page 42: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

30

Desember 1992. Treaty on European Union (TEU) yang ditandatangani di Maastricht pada

tanggal 7 Februari 1992 dan mulai berlaku tanggal 1 November 1993, mengubah European

Communities (EC) menjadi European Union (EU). TEU mencakup, memasukkan dan

memodifikasi traktat-traktat terdahulu (ECSC, Euratom dan EEC). Jika Treaties establishing

European Community (TEC) memiliki karakter integrasi dan kerjasama ekonomi yang sangat

kuat, maka TEU menambahkan karakter lain yaitu kerjasama dibidang Common Foreign and

Security Policy (CFSP) dan Justice and Home Affairs (JHA).65

Melalui uraian di atas, setelah adanya penambahan anggota baru yang totalnya adalah 12

anggota maka pada 7 Februari 1992 disepakatilah perubahan dari European Community menjadi

European Union (Uni Eropa). Kesepakatan ini ditandatangani di Maastricht dan berlaku pada 1

November 1993. Hasil utama dari pertemuan tersebut adalah peningkatan keamanan bersama

serta kerjasama di bidang hukum. Selain itu, negara anggota juga sepakat untuk memberikan

wewenang yang lebih besar terhadap Parlemen Eropa untuk memutuskan ketentuan-ketentuan

melalui mekanisme co-decision procedure.66

Dengan demikian, organisasi regional Uni Eropa

secara resmi terbentuk pada 1992 dan hingga saat ini masih banyak negara yang tertarik untuk

bergabung menjadi anggotanya. Untuk lebih jelasnya berikut peta kawasan Uni Eropa.

65

Ibid. 66

Co-decision procedure yaitu Parlemen dan Dewan Uni Eropa bersama-sama memutuskan suatu

ketetapan hukum. Selain itu ketetapan lainnya adalah hak kebebasan bagi pekerja, pasar tunggal, pendidikan,

penelitian, lingkungan, Trans European Network, budaya dan perlindungan konsumen. Sumber:

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1990-1999/index_en.htm diakses pada 23 Januari 2015.

Page 43: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

31

Gambar III.1. Peta Kawasan Uni Eropa67

Bertitik tolak dari uraian di atas, setiap organisasi memiliki struktur yang berfungsi untuk

pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga akan mudah mencapai kepentingan bersama.

67

Ibid.

Page 44: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

32

Gambar III.2. Skema Ordinary Legislative Procedure

Page 45: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

33

Dari gambar di atas terlihat bahwa prosedur pembentukan hukum di awali oleh Komisi

Eropa yang mengajukan proposal untuk meminta pendapat dari parlemen nasional yang terdiri

dari pemerintah, pengusaha, organisasi sipil masyarakat dan individu. Selain itu, Komisi Eropa

juga meminta pendapat kepadan Komite Ekonomi dan Sosial Eropa dan Komite Regional.

Pendapat – pendapat tersebut kemudian dikumpulkan dan disampaikan kepada Parlemen dan

Dewan Eropa. Setelah itu, Parlemen dan Dewan Eropa mulai membaca dan mendiskusikan

proposal tersebut. Apabila proposal memenuhi persyaratan dan mendapat kesepakatan dari

seluruh pihak maka proposal tersebut dapat diadopsi. Namun demikian, apabila tidak tercapai

kesepakatan di antara kedua pihak maka akan dilakukan siding kosiliasi, sehingga terdapat

kesepakatan bahwa proposal tersebut akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada tahap terkahir

ini, jika Parlemen dan Dewan Eropa setuju maka proposal akan di adopsi jika tidak maka

proposal batal untuk diadopsi.68

B. Proses Masuknya Kroasia Menjadi Anggota Uni Eropa

B.1. Tahun 2000-2004 : Kroasia Mengadopsi Copenhagen Criteria dan Acquis

Communautaire

Secara umum, proses masuknya Kroasia ke dalam Uni Eropa dilakukan dengan

mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa, memiliki persetujuan dari

lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa, serta memiliki persetujuan dari warga

negara mereka.69

Dalam sejarahnya Kroasia mulai tertarik untuk menjadi anggota Uni Eropa

yaitu pada 24 November 2000, Kroasia dan Uni Eropa membentuk rancangan Stabilization and

Association Agreement (SAA) untuk Balkan Barat. Dengan adanya kesepakatan tersebut

68

Ibid. 69

http://ec.europa.eu/enlargement/policy/conditions-membership/index_en.htm diakses pada 1 April

2015

Page 46: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

34

diharapkan dapat membangun pertumbuhan ekonomi dan politik di wilayah Balkan Barat.

Kesepakatan SAA ini dilakukan dengan bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa terhadap

Kroasia. Dengan demikian, untuk pertama kalinya Uni Eropa memberikan bantuan keuangan

kepada Kroasia sebesar 4.65 Billion Euro pada tahun 2000-2006.70

Bertitik tolak dari uraian di atas, pada Februari 2003, Kroasia mengajukan permohonan

untuk menjadi anggota Uni Eropa. Sikap Kroasia ini kemudian memunculkan banyak spekulasi

yang berasal dari masyarakat Kroasia dan Uni Eropa mengenai apakah Kroasia bisa menjadi

anggota Uni Eropa?.71

Upaya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa kemudian membuahkan

hasil pada April 2004 yaitu ketika Komisi Eropa menerima permintaan pengajuan keangggotaan

Kroasia. Lebih lanjut, dua bulan kemudian pada Juni 2004 Uni Eropa memberikan status

kandidat kepada Kroasia.72

Dengan adanya hal tersebut maka Kroasia harus menyetujui

Copenhagen Criteria.

Seluruh negara kandidat harus memenuhi kriteria penting dalam proses aksesi yang

tercantum dalam Copenhagen Criteria yang dibentuk pada Juni 1993. Dalam hal ini, isi dari

Copenhagen Criteria adalah negara kandidat harus memiliki:73

pertama, stabilitas lembaga yang

menjamin demokrasi, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan menghormati perlindungan bagi

kaum minoritas. Kedua, keberadaan ekonomi pasar yang berfungsi dan kemampuan untuk

menghadapi tekanan kompetitif atas kekuatan pasar di Uni Eropa. Ketiga, negara kandidat harus

70

Thibault Boutherin, 2013, Croatia‟s accession to the European Union: thoughts on Europe at a crossroad,

European issues,Fondation Robert Schuman/European Issues, hal. 2

71

Katarina Ott, 2006, Croatian Accession To The European Union, Institutional Challenges of

participation, Institute of Public Finance, Zagreb, Vol. 4 hal. 5

72

Hrvoje Butkovic dan Visnja Samardzija, 2014, Challenges of Continued EU Enlargement to the Western

Balkand-Croatia‟s Experience, Institute for Development and International Relations (IRMO), Vol. 14 No. 4, hal.

96 73

Paulina Rezler, 2011, The Copenhagen Criteria, Are They Helping or Hurting the European Union?,

Touro International Law Review, Vol.14 No.2, hal. 392

Page 47: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

35

memiliki dan mematuhi kewajiban keanggotaan termasuk patuh dengan tujuan politik, ekonomi

dan moneter Uni Eropa.

Copenhagen Criteria yang telah ditetapkan oleh Dewan Eropa dirancang untuk

meminimalisir resiko bagi anggota baru yang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan

ekonomi sehingga memberatkan Uni Eropa. Selain itu, Copenhagen Criteria ini juga bertujuan

untuk memastikan bahwa negara-negara yang akan bergabung telah siap untuk mengikuti

seluruh aturan Uni Eropa tanpa terkecuali. Kedua tujuan inilah yang memiliki peran penting

dalam proses perluasan organisasi regional Uni Eropa.74

Dengan menyetujui Copenhagen Criteria ini maka secara otomatis Kroasia harus

melakukan banyak peningkatan terhadap kondisi internal negaranya dalam upaya menjaga

stabilitas politik negaranya. Upaya yang dilakukan Kroasia adalah adanya lembaga hukum yang

dapat menjamin nilai-nilai demokrasi, HAM dan hak minoritas. Selain itu, Kroasia juga

berkomitmen untuk berpartisipasi dalam upaya memerangi korupsi di negaranya. Hal ini

dilakukan dengan cara membentuk kerangka hukum dan lembaga yang dapat menangani kasus-

kasus korupsi.75

Secara keseluruhan kasus korupsi yang terjadi di Kroasia ini biasanya meliputi sektor

peradilan, kesehatan, lembaga pendidikan dan pelayanan administrasi publik. Sebuah survei

dilakukan di Kroasia pada tahun 2008, yang megungkapkan bahwa 51,6% responden meyatakan

telah diminta membayar suap oleh pejabat negara atas pelayanan yang telah diberikan

pemerintah. Selain itu, 21,8% memberikan uang suap kepada dokter dan perawat. Sisa responden

74

Heather Grabbe, 2002, European Union Conditionally and the Acquis Communautaire, International

Political Science Review, Vol. 23 No. 3 hal. 251 75

Angélique Hardy, 2010, Fighting Corruption in Croatia with the Prospect of European Union

Membership: Conditionality and Soft Aquis Communautaire - Lessons Learned from the Previous Enlargements to

Slovenia, Bulgaria and Romania, Hertie School of Governance - Working Papers, No. 52 hal. 47

Page 48: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

36

mengatakan tidak mengetahui masalah korupsi di Kroasia.76

Sebagai upaya dalam peningkatan

pencegahan anti korupsi di Kroasia maka pada 2000-2001 dibentuklah Office for Suppression of

Organized Crime and Corruption. Di dalam lembaga ini terdapat jaksa, polisi dan departemen

pemberantasan tindak pidana pencucian uang.77

Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat

meminimalisir terjadinya korupsi di Kroasia.

Dalam bidang ekonomi yang terdapat dalam Copenhagen Criteria, Kroasia juga

melakukan reformasi ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian negaranya. Hal ini

ditandai dengan meningkatnya GDP Kroasia dan adanya semakin banyaknya investor yang

melakukan investasi di Kroasia. Dengan membaiknya kondisi ekonomi maka akan berdampak

pada stabilitas politik dalam negeri.78

Selain menyetujui Copenhagen Criteria Kroasia juga mulai mengadopsi Acquis

Communautaire. Pengertian Acquis Communautaire adalah konsep yang sangat penting dalam

organisasi Uni Eropa yang mencakup semua perjanjian, undang-undang, perjanjian internasional,

keputusan pengadilan, ketentuan hak-hak dasar dan prinsip-prinsip dalam perjanjian seperti

kesetaraan dan non-diskriminasi. Dengan kata lain Acquis Communautaire ini dapat dikatakan

sebagai hukum Uni Eropa. Pada awalnya, acquis communautaire setidaknya digunakan pada

empat konteks yaitu the enlargement of the Community (the „accession‟ acquis), the development

of the European construct (the „institutional‟ acquis), association with third countries

(the„Lomé‟ acquis), and the Agreement on the European Economic Area (the „EEA‟ acquis).79

76

Ibid. 46 77

Laura Stefan, dkk., 2012, Conflicts of Interest and Incompatibilities in Eastern Europe, Romania,

Moldova, Croatia, publication from www.expertforum.ro. Hal. 55 78

Op.cit, Katarina Ott, hal. 8 79

Stephen J. Silvia dan Aaron Beers Samp, 2003, Acquis Communautaire and European Exeptionalism: A

Genealogy, European Union Studies Center , ACES Working Paper Series Paul H. Nitze School of Advanced

International Studies 1717 Massachusetts Ave NW, hal. 18

Page 49: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

37

Acquis Communautaire mencakup semua perjanjian, semua peraturan perundang-

undangan yang berlaku saat ini, semua putusan Pengadilan Uni Eropa, semua jenis kesepakatan

atau keputusan dari kebijakan keamanan, kebijakan dalam dan luar negeri. Acquis

Communautaire diterjemahkan ke dalam bahasa resmi Uni Eropa. Konsep Acquis

Commaunautaire ini menjadi hal penting dalam hukum Uni Eropa dan juga semua prinsip-

prinsip lain yang dikembangkan oleh Mahkamah Uni Eropa. Dengan demikian, negara-negara

anggota terikat untuk menerima keputusan dari Pengadilan Uni Eropa. Adopsi dan pelaksanaan

Acquis Communautaire merupakan dasar dari negosiasi aksesi. Prinsip ini termasuk dalam

Perjanjian Lisbon. Negara-negara kandidat diwajibkan untuk beradaptasi secara infrastruktur,

administratif dan kelembagaan mereka serta membuat perundang-undangan nasional mereka

sesuai dengan undang-undang yang telah ditentukan oleh Uni Eropa.80

Acquis Communautaire telah diterjemahkan ke dalam 22 bahasa resmi Uni Eropa yaitu

Bulgaria, Ceko, Denmark, Belanda, Inggris, Estonia, Jerman, Yunani, Finlandia, Prancis,

Hungaria, Italia, Latvia, Lithuania, Malta, Polish, Portugis, Rumania, Slovak, Slovenia, Spanyol,

dan Swedia. Pada umumnya, seluruh negara anggota dan negara kandidat harus mematuhi

Acquis Communautaire. Lebih lanjut, untuk menjadi anggota Uni Eropa maka setiap negara

kandidat harus menerima Acquis Communautaire secara utuh. Hal ini sesuai dengan artikel 2

Acquis mengenai keangggotaan Uni Eropa yaitu: “From the date of accession, the provisions of

the original treaties and the acts adopted by the institutions of the communities shall be binding

on the new member states and shall apply in those states under the conditions laid down in those

80 Ibid. hal. 20-21

Page 50: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

38

treaties and this act”. 81

Dengan demikian, ketentuan perjanjian asli dan tindakan yang diadopsi

oleh lembaga-lembaga komunitas harus mengikat negara-negara anggota baru dan akan berlaku

untuk negara-negara tersebut di bawah kondisi yang ditetapkan dalam perjanjian-perjanjian dan

tindakan ini.

Secara garis besar Acquis Communautaire yang diadopsi Kroasia adalah:82

a) Group 1:

Provisions of the original treaties, Art.2, b) Group 2: Acts adopted by the institutions, Art.2 (This

comprises regulation, directives, decisions and recommendations, c) Group 3: Decision and

agreements adopted by the representatives of the governments of the council, Art 4(3), d) Group

5: Declarations or resolutions…concerning the communities or the Union adopted by common

agreement of the member states , Art 4(3), e) Group 6: Conventions and instruments in the field

of justice and home affairs which are inseparable from the attainment of the objectives of the EU

treaty, Art.3, f) Group 7: Conventions provided for in article (293) of the EC treaty, Art. 4(2), g)

Group 8: Conventions…that are inseparable from the attainment of the objectives of the EC

treaty, Art. 4(2). h) Group 9: Agreements concluded by the present member states related to the

functioning of the union, Art. 4(1), i) Group 10: Agreements concluded by the present member

state….connected with the activities of the union, Art. 4(1), j) Group 11: Agreements and

conventions concluded by any of the communities, with one or more third states, with an

international organization, or with a national of a third state, Art 5(1), k) Group 12: Agreements

and conventions concluded by the present member states and any of the communities , acting

jointly, Art. 5(2), l) Group 13: Agreements concluded by the present member states which are

related to agreements and conventions concluded by the present member states and any of the

81

Vaughne Miller, 2011, The EU‟s Acquis Communautaire, International Affairs and Defence Section,

House of Commons Library, SN/IA/5944, hal. 2-3 82

Christen Boye Jacobsen, 2002, Implementing the Acquis Communautaire the fight over 80.000 pages,

RGSL (Riga Graduate Schooln of Law) working paper, hal. 6-7

Page 51: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

39

communities, acting jointly, Art. 5(2), m) Group 14: Internal agreements concluded by the

present member states for the purpose of implementing agreements, n) Group 15: Positions in

relation ti international organizations and those international agreements to which one of the

communities or to which other member states are also parties, Art. 5(4).

Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Copenhagen Criteria dan Acquis

Communautaire digunakan sebagai alat untuk mengukur kesediaan Kroasia sebagai negara

kandidat untuk menghormati dan melaksanakan perjanjian dan protocol Uni Eropa. Dengan

demikian, aturan-aturan yang terdapat dalam keduanya tidak dapat ditawar karena sifatnya yang

tegas dan mengikat. Lebih lanjut, aturan-aturan di dalam Acquis Communautaire terbagi menjadi

35 bidang dengan kebijakan yang berbeda seperti transportasi, energi, lingkungan dll. Dengan

demikian, adanya persetujuan Kroasia untuk mengadopsi Copenhagen Criteria dan Acquis

Communautaire maka Uni Eropa mulai melakukan monitor khusus terhadap Kroasia.83

B.2. Tahun 2004-2008 : Penundaan Aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa

Pada akhir 2004, proses aksesi Kroasia mengalami kendala dalam permasalahan Hak

Asasi Manusia (HAM) dengan ICTY (International Criminal Tribunal for the former

Yugoslavia). Hal ini disebabkan karena Kroasia melindungi para pelaku kejahatan terhadap

kemanusiaan.Tersangka utamanya yang harus diserahkan Kroasia ke ICTY adalah Jenderal Ante

Gotovina yang dilindungi oleh masyarakat Kroasia karena dianggap sebagai pahlawan dalam

konflik di Balkan pada 1990-an. Alasan inilah yang menyebabkan Kroasia enggan untuk

menyerahkan Jenderal Ante ke ICTY.84

Dengan adanya permasalahan ini maka Kroasia

83

Op.cit., http://ec.europa.eu/enlargement/policy/conditions-membership/index_en.htm diakses pada 1

April 2015 84

Op.cit., Hrvoje Butkovic dan Visnja Samardzija, hal. 97

Page 52: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

40

dianggap tidak dapat memenuhi Copenhagen Criteria mengenai penerapan nilai-nilai Demokrasi

dan HAM.

Keengganan Kroasia ini kemudian membuat Uni Eropa mengancam akan menunda

negosiasi terbuka hingga Kroasia dapat bekerjasama dengan ICTY. Dengan adanya sikap tegas

Uni Eropa tersebut, maka Kroasia menunjukkan sikap kooperatif dengan ICTY. Hal ini

dibuktikan dengan penyerahan Jenderal Ante kepada ICTY. Faktanya sikap kooperatif Kroasia

terhadap ICTY inilah yang kemudian menjadi langkah awal dilaksanakannya negosiasi

terbuka.85

Pada Oktober 2005, Kroasia melakukan negosiasi terbuka dengan Uni Eropa

mengenai kelanjutan rencana masuknya Kroasia ke dalam organisasi regional Eropa tersebut.86

Proses aksesi Kroasia terus berlanjut, pada 2006-2008 Uni Eropa tetap mengontrol

perkembangan Kroasia. Hal ini dilakukan dengan mengirim mandat ke Kroasia untuk memonitor

perkembangan Kroasia khususnya untuk melihat komitmen Kroasia dalam menjunjung tinggi

nilai-nilai demokrasi dan HAM serta meningkatkan keamanan dan perdamaian.87

Pada 2008, Kroasia mengalami masalah bilateral dengan Slovenia. Dalam hal ini,

Slovenia menolak aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa karena adanya masalah persengketaan

wilayah di teluk Piran yang terletak di Utara Laut Adriatik. Adanya hal inilah yang kemudian

menyebabkan tertundanya proses aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa. Menyikapi permasalahan

ini Uni Eropa mendukung penyelesaian yang dapat memberikan hasil terbaik untuk kedua pihak.

Oleh karena itu, pada September 2009, kedua negara akhirnya menandatangani perjanjian

85

Ibid. 86

Kevin Koerner, 2013, Croatia Facing Challenges on the EU‟s doorstep, Deutsche Bank AG DB,

Research Frankfurt am Main, Germany, hal. 5 87

Ibid.

Page 53: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

41

perdamaian di Stockholm, Swedia. Isinya adalah kedua negara sepakat untuk menyelesaikan

masalah ini melalui arbitrasi internasional.88

B.3. Tahun 2009-2013 : Kroasia Secara Resmi Menjadi Anggota Uni Eropa

Dengan adanya penyelesaian permasalahan dengan Slovenia tersebut, maka proses

negosiasi aksesi Kroasia kembali dibuka, sehingga Kroasia dapat melanjutkan proses aksesinya

yang berlanjut hingga tahun 2010 tanpa adanya kendala. Lebih lanjut, pada Juni 2011, proses

aksesi Kroasia hampir selesai sehingga The Accession Treaty di tandatangani pada 9 Desember

2011. Dalam perjanjian aksesi Kroasia, maka Uni Eropa memberikan beberapa syarat yang harus

dipenuhi oleh Kroasia, yang terdiri dari:89

(a) Untuk terus menjamin pelaksanaan yang efektif

dari Judicial Reform Strategy dan Action Plan;b) Untuk terus memperkuat independensi,

akuntabilitas, ketidakberpihakan dan profesionalisme peradilan; c) Untuk terus meningkatkan

efisiensi peradilan; d) Untuk terus meningkatkan penanganan kasus kejahatan perang dalam

negeri; e) Untuk terus memastikan track record yang berkelanjutan dengan hasil substansial,

efisien, efektif dan berisi penyidikan, penuntutan dan pengadilan putusan dalam kejahatan dan

korupsi kasus terorganisir di semua tingkatan termasuk korupsi tingkat tinggi, dan di sektor-

sektor yang rentan seperti pengadaan publik; e) Untuk terus meningkatkan track record dari

langkah-langkah pencegahan diperkuat dalam memerangi korupsi dan konflik kepentingan; f)

Untuk terus memperkuat perlindungan kaum minoritas, termasuk melalui pelaksanaan yang

efektif dari Undang-Undang Konstitusi tentang Hak Minoritas Nasional; g) Untuk terus

mengatasi masalah pengembalian pengungsi; h) Untuk terus meningkatkan perlindungan hak

88

Ibid. hal. 2 89

Arabella Lang, 2012, European Union, (Croatian Accession and Irish Protocol), Bill 76 0f 2012-13,

Research Paper House of Commons Library, hal. 4-5

Page 54: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

42

asasi manusia; i) Untuk terus bekerja sama sepenuhnya dengan Pengadilan Kriminal

Internasional untuk bekas negara Yugoslavia..

Kroasia telah menyelesaikan syarat-syarat yang telah diajukan Uni Eropa. Hal ini dibahas

oleh Commission‟s Comprehensive Monitoring Report pada Oktober 2012. Dengan demikian,

Komisi Eropa dengan optimis menyatakan bahwa Kroasia telah memenuhi syarat-syarat yang

telah Uni Eropa berikah dengan hasil yang baik. Lebih lanjut, Komisi Eropa juga

mengungkapkan bahwa Kroasia akan menjadi anggota baru Uni Eropa pada 1 Juli 2013. Kroasia

kemudian secara resmi menjadi anggota baru Uni Eropa yang ke -28.90

Dengan adanya aksesi tersebut, Kroasia tidak hanya turut menikmati manfaat dari

keanggotaan Uni Eropa, tetapi juga ikut memikul tanggung jawab yang menyertai

keanggotaannya. Untuk menjadi anggota Uni Eropa, suatu negara harus memiliki demokrasi

yang stabil yang menjamin supremasi hukum, hak asasi manusia serta perlindungan kaum

minoritas. Negara tersebut juga harus memiliki ekonomi pasar yang berfungsi serta administrasi

publik yang mampu menerapkan dan menjalankan undang-undang Uni Eropa. Dengan demikian,

bergabungnya Kroasia dalam UE mengikuti jejak bergabungnya Bulgaria dan Rumania pada

tahun 2007, serta bergabungnya Siprus, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania,

Malta, Polandia, Slowakia dan Slovenia pada tahun 2004.91

90

Euroepan Commission, 26/03/2013, Communication from The Commission to the European Union

Parliament and the Council : Monitoring Report on Croatia‟s Accession Preparations, Brussels, hal. 14 91http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/press_corner/all_news/news/2013/20130701_01_id.htm

diakses 25 Maret 2015

Page 55: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

43

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MASUKNYA KROASIA

MENJADI ANGGOTA UNI EROPA

Bab IV akan memaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya

Kroasia menjadi anggota Uni Eropa. Pembahasan ini terdiri dari dua bagian yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Pada bagian pertama yaitu faktor internal akan menjelaskan kepentingan

ekonomi dan kepentingan politik Kroasia untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Selain

itu, untuk faktor eksternal akan membahas mengenai kebijakan perluasan Uni Eropa. Dengan

adanya pembahasan tersebut maka dapat terlihat faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi

bergabungnya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa.

A. Faktor Internal

Sejak memperoleh kemerdekaannya, Kroasia mulai melakukan transisi menuju pasar

bebas, yaitu ditandai dengan bergabungnya Kroasia dalam SAA. Selain itu, hal inilah yang

mejadi awal ketertarikan Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa. Tujuannya adalah untuk

mencapai tujuan strategis nasional negaranya. Dengan demikian, terdapat dua faktor internal

yang mempengaruhi masuknya Kroasia sebagai anggota Uni Eropa yaitu faktor ekonomi dan

politik.

A.1. Public Opinion

Kroasia menjadi negara anggota Uni Eropa pada tanggal 1 Juli 2013 dan menjadi angota

ke-28. Untuk menandai peristiwa tersebut, berbagai perayaan digelar di Kroasia maupun di

seluruh Eropa. Pada bulan April 2013, untuk pertama kalinya warga Kroasia berpartisipasi dalam

Page 56: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

44

pemilihan Parlemen Eropa untuk menentukan 12 anggota yang akan mewakili negara tersebut di

Uni Eropa. Kroasia juga telah menunjuk Komisioner Uni Eropa, dan akan mengambil peran

yang setara dalam pengambilan keputusan dengan 27 negara anggota UE lainnya.92

Selain itu, masyarakat Kroasia memiliki hak atas 375 bagian di seluruh institusi Uni

Eropa. Terdapat lebih dari 9000 aplikasi pelamar dari masyarakat Kroasia yang telah diterima

oleh pemerintah. Dengan adanya hal ini maka European Personnel Selection Office (EPSO),

Kementerian Luar Negeri Kroasia, delegasi Komisi Uni Eropa di Zagreb, the Commission's

Directorate-General for Translation dan Careers Ambassador and media contractors

bekerjasama dalam mengelola proses perekrutan tersebut. Target dalam perekrutan ini adalah

249 orang pada 1 Juli 2018, yang dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:93

149 recruitments at administrator level

100 recruitments at assistant level

Selain itu untuk bidang administrasi, adalah:

1 recruitment at Director-General Level

3 recruitments at Director level

13 recruitments at middle-management level

Adanya hal tersebut, maka terlihat antusias masyarakat Kroasia atas begabungnya

Kroasia menjadi anggota Uni Eropa. Presiden Ivo Josipovic juga menyatakan bahwa momen ini

merupakan momen bersejarah bagi Kroasia. Ia juga manyatakan bahwa dengan masuknya

Kroasia menjadi anggota Uni Eropa merupakan proses untuk membuka lembaran baru dalam

92http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/press_corner/all_news/news/2013/20130701_01_id.htm diakses pada 7

Juli 2015

93 http://europa.eu/rapid/press-release_MEMO-13-593_en.htm?locale=en diakses 8 Juli 2015

Page 57: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

45

sejarah yang diharapkan dapat membawa perubahan positif terhadap kondisi politik dan ekonomi

Kroasia.94

Dengan demikian, Kroasia kemudian mengadakan referendum nasional pada tahun

2012. Dalam referendum nasional ini menyatakan bahwa 66,27% pemilih di Kroasia setuju

untuk bergabung dengan Uni Eropa.95

A.2. Tawaran Insentif Ekonomi Bagi Kroasia

Kondisi ekonomi Kroasia pasca merdeka dari Yugoslavia belum stabil. Hal ini yang

kemudian mengakibatkan besarnya angka hutang luar negeri Kroasia yang akan rentan dengan

terjadinya krisis ekonomi. Dengan adanya hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan Kroasia

untuk menjalin hubungan dengan Uni Eropa. Selain itu, Uni Eropa telah menjadi mitra dagang

utama Kroasia antara tahun 1998 dan 2002 perdagangan antara Uni Eropa dan Kroasia

meningkat secara substansial. Impor Uni Eropa dari Kroasia meningkat 38%, dari EUR 1.8

miliar pada tahun 1998 menjadi EUR 2.5 miliar pada tahun 2002. Ekspor Uni Eropa ke Kroasia

tumbuh sebesar 47% dari EUR 4.4 miliar pada 1998 ke EUR 6.5 miliar pada 2002. Pada

Desember 2002, Parlemen Kroasia menyatakan bahwa aksesi Kroasia ke Uni Eropa adalah

tujuan strategis nasional. Sesuai dengan tujuan ini, maka kebijakan ekonomi merupakan tujuan

utama yang harus tercapai. Kebijakan ini dikenal dengan Program Nasional untuk Integrasi

Republik Kroasia ke Uni Eropa yang disusun oleh pemerintah Kroasia. Dengan adannya hal ini

tampaknya akan meningkatkan kesadaran dan komitmen Kroasia untuk meningkatkan koordinasi

antar departemen untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pemerintahannya sebuah lembaga

koordinasi dibentuk khusus untuk fokus pada isu-isu ekonomi.96

94 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/07/130701_kroasia_eu diakses 7 Juli 2015 95 Op.cit. Karin Retzer dan Alja Poler De Zwart, 2013. 96

http://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX:52004DC0257, diakses pada 12 April 2015

Page 58: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

46

Untuk menjadi anggota Uni Eropa, Kroasia harus melakukan reformasi ekonomi dalam

upaya mengatasi tekanan dan kekuatan pasar Uni Eropa yang kompetitif. Namun demikian,

secara umum Kroasia mengalami peningkatan GDP (Gross Domestic Product) selama menjalani

proses menjadi anggota Uni Eropa. Sejak tahun 2000 GDP Kroasia berkembang, dibuktikan pada

tahun 2006 pertumbuhan GDP Kroasia meningkat menjadi 4,5%, dibandingkan pada 2005 yaitu

4,3%, dan 3,8% pada 2004. Total pertumbuhan GDP ini didorong oleh pertumbuhan domestik

Kroasia yang terus meningkat. Selain itu, semakin banyak investor asing dan meningkatnya

jumlah ekspor Kroasia menjadi faktor penting dalam peningkatan GDP negaranya.97

Selain itu, pada 2006, rata-rata pendapatan per kapita Kroasia dinyatakan mencapai 49%

dari rata-rata pendapatan negara anggota Uni Eropa. Adanya hal ini merupakan prestasi bagi

Kroasia karena angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Bulgaria sebesar 33% dan Rumania

sebesar 34% dari rata-rata pendapatan per kapita negara anggota Uni Eropa. Pernyaataan ini juga

membuktikan bahwa angka yang diraih oleh Kroasia lebih tinggi dibandingkan negara kandidat

lainnya seperti Turki sebesar 28% dan Makedonia dengan 26% dari rata-rata pendapatan per

kapita Uni Eropa. Hal inilah yang dapat menggambarkan peningkatan ekonomi Kroasia selama

menjalani proses sebagai Negara kandidat. Upaya ini dilakukan Kroasia dengan tetap memlihara

stabilitas ekonomi negaranya dan menggunakan dana bantuan dari uni Eropa secara efektif.98

Namun demikian, Kroasia masih memiliki proses panjang dalam upaya meningkatkan

perekonomian negaranya karena ia akan masuk ke dalam pasar tunggal Uni Eropa. Dalam hal

ini, perusahaan-perusahaan Kroasia harus mampu bersaing di tingkat perdagangan Eropa.

Sebagai anggota Uni Eropa dan bagian dari peserta pasar tunggal akan menjalani kompetisi

97

Konrad Adenauer Stiftung, 2007, Croatia in the European Union: What can the Citizens Expect?,

Institute for International Relations, Zagreb, hal. 7-8

98

Ibid.

Page 59: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

47

dengan perusahaan-perusahaan asing. Adanya keterbukaan pasar ini akan membawa manfaat

yang baik untuk investasi asing di Kroasia bukannya mengancam perkembangan ekonomi di

dalam negeri.99

Keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa memiliki konsekuensi yang berbeda di setiap

segmen, beberapa segmen akan mendapatkan keuntungan sedangkan yang lainnya belum tentu

mendapatkannya. Oleh karena itu, Kroasia harus mempersiapkan kapasitas bidang

kewirausahannya agar siap dalam menjalani pasar tunggal Eropa yang bersifat kompetitif. Selain

itu, Kroasia juga akan mengalami dampak sosial yang besar yang ditandai dengan warga

Kroasia akan mendapatkan kesempatan untuk menginvestasikan uang mereka di sekuritas asing

dan lembaga hukum akan mendapatakan kesempatan untuk mengelola aset mereka di lingkungan

yang lebih aman.100

Dalam jurnal yang berjudul Croatia‟s First Year of EU Membership: Have the

Expectations Been Fulfilled?, Visnja Samardzija menyatakan bahwa terdapat tiga faktor

ekonomi yang melatarbelakangi masuknya Kroasia ke dalam Uni Eropa, pertama: meningkatkan

perekonomian kawasan Balkan Barat. Setelah menjadi anggota Uni Eropa, sepertinya Kroasia

dapat menempatkan diri dengan baik. Hal ini dimulai dengan kebijakan Kroasia yang pro-aktif

terhadap wilayah regionalnya. Kroasia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan Uni

Eropa dengan Balkan Barat dengan cara mempromosikan kerjasama regional yang didukung

oleh kebijakan perluasan Uni Eropa. Selain itu, Kroasia juga memperkenalkan pendekatan baru

dalam memperkenalkan Uni Eropa di wilayah Balkan Barat yaitu dengan mengadakan seminar

dan workshop yang dikelola oleh Council for Transition Process (Centre of Excellency) yang

99

Ibid. 100

Ibid., hal. 10

Page 60: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

48

dibentuk oleh the Ministry of Foreign and European affairs (MFEA). Dengan cara inilah

Kroasia dapat meningkatkan perkembangan ekonomi di wilayah regionalnya.101

Kedua, Kroasia mengajukan kebijakan peningkatan gas regional kepada Uni Eropa.

Dalam hal ini Kroasia mendukung pembangunan Southern Gas Corridor untuk memperlancar

aliran gas ke Kroasia. Dengan adanya hal ini dapat menjamin ketersediaan gas alam dan

memperkuat keamanan energi Kroasia. Dalam hal ini, Rusia menyarankan pembangunan pipa

South Stream, senilai 5,5 miliar meter kubik gas Rusia setiap tahunnya ke Eropa melalui

Balkan.102

Dengan adanya aliran gas yang melalui Balkan maka akan mempermudah akses

Kroasia untuk mendapatkan energi gas sehingga memberi manfaat bagi ketersediaan energi gas

di Krosia.

Ketiga, Setelah terjadinya banjir pada 2014 lalu, yang mengakibatkan kerusakan di

Bosnia dan Herzegovina, Croatia and Serbia maka Kroasia berinisiatif membangun mekanisme

manajemen pencegahan krisis dan penanggulangan bencana alam dengan meminta dukungan

dari Uni Eropa.103

Dengan adanya penanggulangan yang baik terhadap terjadinya bencana alam

maka akan mengurangi kerugian Kroasia apabila terjadi banyak kerusakan setelah bencana. Oleh

karena itu, tujuan Kroasia ini dapat menunjang perkembangan ekonomi negaranya.

Selain uraian di atas, adanya European Neighborhood Policy (ENP) juga memiliki

implikasi positif bagi perkembangan ekonomi Kroasia debagai anggota Uni Eropa. Kebijakan ini

memiliki tujuan untuk mempromosikan pemerintahan yang baik dan pembangunan sosial yang

berkesinambungan di lingkungan Eropa melalui empat hal yaitu jalur politik yang lebih dekat,

101

Op.cit., Samardzija Visnja, hal. 4-5

102 Edward Lucas, 2008, The New Cold War Putin‟s Russia the next phase – A Report to the Trilateral

Commission, The Trilateral Commission, hal. 177 103

Ibid.

Page 61: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

49

integrasi ekonomi, dukungan untuk mencapaistandar Uni Eropa dan bimbingan menuju

perubahan ekonomi dan sosial.104

Tujuan dari ENP ini adalah Action Plans bilateral antara Uni Eropa dengan negara-negara

tetangganya. Agenda politik dan reformasi ekonomi ditetapkan dengan prioritas jangka pendek

dan menengah yaitu sekitar 3-5 tahun. Berdasarkan wilayah geografisnya, ENP dibagi menjadi

tiga area utama yaitu: pertama, di Eropa Timur mencakup Rusia, Ukraina, Belarus, dan Moldova.

Kedua, Mediterania Selatan yaitu Algeria, Mesir, Israel, Yordania, Libanon, Libya, Maroko,

Suriah, Tunisia dan otoritas Palestina). Ketiga, wilayah Kaukasus Selatan yaitu Armenia,

Azerbaijan dan Georgia.105

Dengan adanya ENP yang semakin memperluas kerjasama ekonomi

antara Uni Eropa dengan negara tetangganya akan berdampak positif bagi peningkatan ekonomi

negara anggota Uni Eropa, termasuk Kroasia.

Bertitik tolak dari uraian di atas, faktor lainnya yang mempengaruhi Kroasia adalah

adanya pasar tunggal atau yang dikenal dengan Single Market. Dalam Single Market Uni Eropa

ini ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi, daya saing dan memfasilitasi mobilitas pekerja,

membiayai usaha kecil dan menengah, perlindungan konsumen, perpajakan, transportasi Eropa,

dan perluasan jaringan energi. Lebih lanjut, pasar tunggal memungkinkan perusahaan untuk

beroperasi pada skala yang lebih besar, sehingga meningkatkan kapasitas perusahaan tersebut

untuk berinovasi sehingga dapat menarik banyak investor. Selain itu, kondisi ekonomi akan

semakin produktif dan dapat menghasilkan lapangan pekerjaan.106

104

Roberto Aliboni, 2005, The Geopolitical Implications of the European Neighbourhood Policy, European

Foreign Affairs Review 10, hal. 2 105

European Commission, 21 Mei 2012, The Policy: What is European Neighbourhood Policy, dalam

http://ec.europa.eu/world/enp/policy_en.htm diakses pada 19 April 2015 106

European Commission, Europe’s Single Market Benefits EU Citizens and Business, dalam

http://ec.europe/internal_market/publications/docs/citizens_en.pdf diakses pada 23 April 2015

Page 62: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

50

Oleh karena itu, dengan adanya uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepentingan

internal dalam bidang ekonomi bagi Kroasia adalah meningkatkan meningkatkan perekonomian

negaranya dengan terlibat langsung pada kerjasama ekonomi Uni Eropa dalam ENP dan Single

Market. Dengan demikian, Kroasia mengharapkan kondisi perekonomian negaranya akan stabil.

A.3. Peningkatan Stabilitas Politik

Dalam proses menjadi anggota kandidat Uni Eropa, maka Kroasia merasakan dampak

positif bagi kondisi internal negaranya. Hal ini dikarenakan Kroasia harus memenuhi ketentuan

yang diberikan oleh Uni Eropa. Dalam hal ini, Kroasia juga harus memiliki standar politik yang

sesuai dengan kriteria politik Uni Eropa yaitu stabilitas institusi yang dapat menjamin demokrasi,

peraturan yang berlandaskan hukum dan menghormati serta melindungi kelompok minoritas.

Peningkatan demokrasi ini dibuktikan pada saat Parliamentary elections yang dilaksanakan pada

Desember 2011 dengan proses yang adil dan transparan.107

Pemerintahan yang demokratis

menurut peraturan Uni Eropa adalah pemerintahan yanga melibatkan partisipasi publik,

kesetaraan atau persamaan hak, pemilu yang demokratis, dan kebebasan berpendapat.

Bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa juga berdampak pada kondisi politik

negaranya, khususnya pada permasalahan korupsi. Seperti yang kita ketahui bahwa untuk

menjadi anggota Uni Eropa maka setiap anggota kandidat harus menyelesaikan permasalahan

korupsi di masing-masing negara. Untuk pertama kalinya, pada 2001-2002 Kroasia membentuk

program anti korupsi dan Action plan for Republic of Croatia yang menyatakan bahwa “political

107

European Commission, 10-10-2012, Communication From The Commission to The European

Parliament and The Council on the Main Findings of the Comprehensive Monitoring Report on Croatia‟s state of

preparedness for EU membership, Brusseles, hal. 4

Page 63: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

51

commitment for fight against corruption is as well based on international obligations of the

Republic of Croatia”.108

Pada proses awal, setiap negara kandidat harus mengimplementasikan kesepakatan

internasional yang telah di tetapkan oleh Uni Eropa untuk diterapkan dalam hukum nasional

negaranya. Hal ini yang kemudian mendorong Kroasia untuk menandatangani dan meratifikasi

UNCAC (United Nations Convention Against Corruption), Palermo Protocol (Convention on

Transnational Organized Crime), Convention on Money Laundering Search dan Seizure and

Confiscation of Proceeds of Crime. Dengan mengadopsi hukum tersebut maka tugas Kroasia

adalah membangun sebuah lembaga independen yang ditujukan untuk melawan setiap

permasalahan korupsi. Oleh karena itu, pada 2001 Kroasia membangun USKOK (USKOK

(Office for Suppression of Organized Crime and Corruption) di bawah kuasa kantor kejaksaan,

Police Department for Fight against Economic Crimes and Corruption di bawah the Ministry of

Interior, dan Department for the Suppression of Money Laundering yang berada dalam

kementerian keuangan.109

Dimulai pada 2000 – 2012, setidaknya terdapat tiga pase pembangunan agenda anti

korupsi di Kroasia. Pada pase pertama, pada 2000-2005 yaitu Kroasia fokus pembangunan serta

pengembangan hukum dan lembaga yang bergerak di bidang anti korupsi. Hal ini dibuktikan

diadopsinya Laws on Right to Access the Information dan Suppression of Conflicts of Interest in

the Exercise of Public Office. Selain itu, Law on Suppression of Money Laundering telah

108

Laura Stefan, dkk., 2012, Conflicts of interest and incompatibilities in Eastern Europe, publication from

www.expertforum.ro., British Council, hal. 55-56

109 Ibid.

Page 64: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

52

diamandemen sebanyak empat kali, Criminal Law telah diamandemen sebanyak lima kali, dan

the Law on the State Judicial Council telah diamandemen sebanyak dua kali.110

Pase kedua, berlangsung sekitar tahun 2005-2009, fokus pada keberlangsungan

pembangunan hukum dan lembaga independen yang telah dijelaskan sebelumnya. Lebih lanjut,

pada pase ini peningkatan juga dilakukan dengan melakukan amandemen terhadap bebera pa

hukum yaitu Law on Suppression of Conflicts of Interest diamandemen sebanyak 5 kali, dan

Public Procurement Law telah diamandemen sebanyak 3 kali. Selain itu, Kroasia juga

mengadopsi Law on Financing of Political Parties pada 2006, dan Law on Judicial Trainees and

Bar Examination diadopsi pada 2008 dan diamandemen pada 2009. Pase ketiga, yang

berlangsung pada 2009-2012 ini fokus pada efektifitas dan akuntabilitas pembangunan lembaga

hukum. Hal ini dilatarbelakangi olej diadopsinya the National Anti-Corruption Strategy and

Action Plan pada 2008 dan mulai diamandemen pada 2010. Dengan adanya ketiga pase tersebut

maka dapat terlihat bahwa Kroasia memiliki tekad yang serius untuk melawan segala jenis

tindakan korupsi, disamping suntuk memenuhi ketentuan yang diberikan oleh Uni Eropa.111

Dengan demikian, Kroasia memiliki perkembangan yang baik dalam upaya mencegah

permasalahan korupsi.

Kroasia juga mulai meningkatkan implementasi dalam bidang HAM yang disesuaikan

dengan standar regulasi HAM Uni Eropa yang tercantum dalam European Charter of Human

Rights. Didalamnya memuat standar HAM yang harus dipenuhi oleh negara anggota Uni Eropa,

yaitu: pertama, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berekspresi dan

kebebsan berkumpul. Kedua, hak setiap warga negara untuk pendidikan, hak untuk property dan

tempat tinggal, kesetaraan dihadapan hukum, hak untuk akses terhadap jaminan sosial dan

110

Ibid., hal. 56-57 111

Ibid.

Page 65: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

53

kesehatan, kebebasan untuk melakukan perpindahan di dalam Uni Eropa, dan hak untuk

pengadilan yang terbuka dan adil. Ketiga, larangan untuk hukuman mati, penyiksaan, kloning

manusia, perbudakan dan buruh anak-anak. Keempat, Hak bagi pekerja untuk memiliki

serikat/perkumpulan dan perlindungan dari pemutusan kerja sepihak.112

Dengan adanya

ketentuan tersebut mengharuskan Kroasia untuk meningkatkan standar HAM yang sesuai dengan

kriteria Uni Eropa.

Setelah melakukan perubahan dalam pembangunan demokrasi, pencegahan korupsi dan

HAM maka Kroasia juga fokus pada perlindungan kaum minoritas. Seperti yang kita ketahui

menurut sensus tahun 2001, 7,5% dari populasi Kroasia adalah anggota dari 16 kelompok

minoritas nasional. Yang paling banyak adalah orang Serbia dengan 4,5% dari total penduduk,

diikuti oleh Bosnia (0,47%), Italia (0,44%), Hungaria (0,37%), Albania (0,34%), dan Slovenia

(0,3%). Kroasia telah meratifikasi semua konvensi Dewan Eropa yang telah ditandatangani,

seperti Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar, Konvensi Kerangka

Perlindungan Minoritas Nasional, Piagam Eropa untuk Regional dan Minoritas Bahasa, serta

konvensi PBB tentang Hak Sipil dan Politik. Selanjutnya, Kroasia telah menyimpulkan

perjanjian bilateral tentang perlindungan minoritas nasional dengan Hungaria dan Italia.

Perjanjian bilateral dengan Serbia dan Montenegro masih dalam persiapan.113

Hukum Konstitusi tentang Hak Minoritas Nasional yang diadopsi pada tanggal 13

Desember 2002, menetapkan kerangka hukum dalam negeri untuk hak-hak minoritas di Kroasia.

Selain itu, Dewan penasehat Minoritas Nasional di tingkat nasional dan badan-badan penasehat

lokal untuk kota / kota dewan didirikan. Pemerintah harus bekerja sama dengan Dewan

112

John McCormick, The European Union Politics and Policies, Philadelphia, Westview Press, 2008, hal.

181 113

Op.Cit., http://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX:52004DC0257 diakses pada 12

April 2015

Page 66: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

54

Minoritas Nasional dalam melaksanakan hukum tersebut. Anggota minoritas nasional di Kroasia

menggunakan hak mereka untuk menggunakan bahasa resmi mereka atas dasar kesetaraan di

wilayah kota dan kabupaten. Kelompok minoritas juga memiliki hak untuk pendidikan dalam

bahasa mereka dari pra-sekolah dan seterusnya (sampai pendidikan menengah) sesuai dengan

Konstitusi, yaitu Hukum Konstitusi Hak Minoritas Nasional tahun 2002.114

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor politik yang melatarbelakangi

masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa adalah adanya keinginan Kroasia untuk

menciptakan stabilitas politik di internal negaranya. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan

syarat yang diberikan Uni Eropa yaitu menerapkan demokrasi, membangun peraturan yang

berlandaskan hukum khususnya dalam melakukan pencegahan korupsi, mengimplementasikan

nilai-nilai HAM sesuai standar Uni Eropa dan yang terakhir adalah melindungi hak minoritas.

Implikasi dari pelaksanaan tersebut adalah terciptanya stabilitas politik yang berpengaruh

terhadap kondisi internal negara yang semakin baik. Pernyataan ini sesuai dengan laporan dari

komisi eropa yang menyatakan bahwa Kroasia telah memiliki kondisi politik yang sesuai dengan

kriteria politik Uni Eropa.115

B. Faktor Eksternal

B.1. Kebijakan Enlargement Uni Eropa

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu kebijakan dalam Uni Eropa adalah

enlargement atau perluasan. Kebijakan ini tercantum dalam pasal 49 Treaty of European Union.

Selain itu, kebijakan ini memiliki peran penting dalam perkembangan Uni Eropa. Tujuannya

adalah untuk membangun integrasi yang lebih erat antar anggota dalam bidang ekonomi.

114

Ibid. 115

Op.Cit., European Commission, 10-10-2012, hal. 18

Page 67: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

55

Keanggotaan Uni Eropa terbuka bagi setiap negara Eropa yang ingin menjadi anggota dengan

dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu pertama, negara yang bersangkutan harus berada di

benua Eropa, dan kedua, negara tersebut menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakan

hukum, penghormatan HAM dan menjalankan segala peraturan perundangan Uni Eropa (acquis

communautaires).116

Uni Eropa memiliki tiga motivasi utama dalam melaksanakan kebijakan perluasan

keanggotaannya, yaitu: pertama, motivasi ekonomi yang ditujukan untuk meningkatkan pasar

domestik agar dapat memperluas perdagangan dan perekonomian. Kedua, motivasi politik dan

keamanan yang ditujukan untuk merangkul negara-negara di sekitar kawasan agar menerapkan

demokrasi sehingga dapat menjaga stabilitas kawasan. Ketiga, motivasi moral, para pemimpin

Uni Eropa merasa bertanggung jawab secara moral untuk membantu negara-negara Eropa

Tengah dan Eropa Timur dalam bertransformasi menjadi negara yang makmur demokratis.117

Ketiga hal inilah yang melatarbelakangi kebijakan Uni Eropa dalam melakukan perluasan

keanggotaan.

Dalam sejarahnya, negara-negara yang memprakarsai berdirinya Uni Eropa adalah

Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda. Lebih lanjut, pada 1973, Denmark,

Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981,

kemudian disusul oleh Spanyol dan Portugal tahun 1986. Perluasan selanjutnya pada tahun 1990

oleh Jerman dan 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota dari Uni Eropa.

Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara Eropa Timur, seperti; Republik

Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia.

116

http://www.indonesianmission-eu.org/website/page943418664200310095958555.asp diakses 21

April 2015 117

Neill Nugent, The Government and Policies of the European Union, Hampshire, Palgrave Macmillan,

2003, hal. 499

Page 68: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

56

Kemudian disusul oleh Bulgaria dan Rumania pada tahun 2007.118

Untuk lebih jelasnya berikut

gambar proses enlargement Uni Eropa dari tahun 1952-2007.

Gambar IV.1. : Proses Enlargement Uni Eropa dari tahun 1952-2007119

Selanjutnya, pada 2013 Kroasia menyusul secara resmi menjadi anggota Uni Eropa.

Dengan demikian, hingga saat ini total anggota Uni Eropa adalah terdiri dari 28 negara angggota.

Adapun Albania, Eslandia, Republik Makedonia bekas Yugoslavia, Montenegro, Serbia dan

Turki merupakan negara-negara kandidat Uni Eropa.120

118

Taufik Adi Susilo, 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal.114-115 119

Florian Lippold, dalam https://www.uni-ulm.de/fileadmin/website_uni_ulm/mawi.inst.150/lehre/ss11/isp/European_Union_Overview_2011.pdf diakses

17 April 2015 120http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/more_info/pub_2015_euataglance_id.pdf

diakses 20 April 2015

Page 69: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

57

Uni Eropa bersifat unik karena para negara anggota tetap menjadi negara-negara

berdaulat yang independen, akan tetapi mereka menggabungkan kedaulatan mereka dan dengan

demikian memperoleh kekuatan dan pengaruh kolektif yang lebih besar. Dalam praktiknya,

penggabungan kedaulatan berarti bahwa negara-negara anggota mendelegasikan sebagian kuasa

mereka dalam hal pengambilan keputusan kepada lembaga-lembaga bersama yang telah

didirikan sehingga keputusan untuk masalah-masalah tertentu yang melibatkan kepentingan

bersama dapat diambil secara demokratis pada tingkat Eropa.121

Jika di total secara keseluruhan negara anggota Uni Eropa adalah sebesar 1000 km

presegi, namun ini belum termasuk Kroasia.

Gambar IV.2 : Luas Wilayah UNI Eropa122

121

Ibid. 122

Op.Cit., Florian Lippold.

Page 70: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

58

Selain itu, untuk jumlah penduduk Uni Eropa adalah sekitar 497 juta jiwa pada tahun

2007.

Gambar IV.3: Jumlah Penduduk Uni Eropa Tahun 2007123

Sebagai organisasi regional, Uni Eropa telah berhasil memperluas pengaruhnya di

kawasan Eropa. Hal ini dikarenakan Uni Eropa dapat memberikan jaminan bagi kemakmuran

bersama sehingga dapat meyakinkan negara anggota untuk bergabung ke dalamnya. Selain

mendorong pertumbuhan ekonomi negara anggota dan negara kandidat, Uni Eropa juga

mendukung kekuatan demokratis sehingga tidak akan lagi muncul kediktatoran. Dengan adanya

daya tarik inilah yang membuat negara-negara di sekitar kawasan Eropa ingin bergabung dalam

123

Ibid.

Page 71: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

59

Uni Eropa. Berikut adalah negara-negara kandidat dan negara yang akan menjadi anggota Uni

Eropa.124

Gambar IV.4. : Candidate Countries and Potential Candidate of European Union

Dari gambar di atas, terlihat bahwa terdapat lima negara kandidat Uni Eropa, namun

untuk Kroasia telah secara resmi masuk ke dalam Uni Eropa pada 2013, sedangkan Eslandia,

Montenegro, Makedonia dan Turki masih menjadi negara kandidat. Selain itu, untuk Bosnia-

Herzegovina, Serbia, Kosovo dan Albania, termasuk dalam anggota yang memiliki potensi untuk

menjadi anggota Uni Eropa.

Selain uraian di atas, selama proses aksesi, negara kandidat telah menerima dana bantuan

dari Uni Eropa. Tujuan dari dana bantuan ini adalah untuk memperkuat lembaga-lembaga

demokrasi dan supremasi hukum, reformasi administrasi publik, melaksanakan ekonomi

reformasi, mempromosikan kepedulian dan menghormati HAM, hak-hak minoritas dan

124

Stefan Fule, Understanding Enlargment-The European Union‟s Enlargement Policy, European

Commission, Belgium, 2011, hal. 7

Page 72: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

60

kesetaraan gender. Lebih lanjut, tujuan lainnya adalah mendukung pengembangan masyarakat

sipil, peningkatan kerjasama, dan memberikan kontribusi untuk stabilitas pembangunan guna

mngurangi kemiskinan. Berikut adalah grafik mengenai dana bantuan yang diberikan Uni Eropa

terhadap negara kandidat.125

Gambar IV.5 : Grafik Dana Bantuan Uni Eropa kepada Negara Kandidat

Perluasan keanggotaan Uni Eropa ini akan memperkokoh posisi Uni Eropa di

perpolitikan internasional. Dengan masuknya negara anggota baru juga akan mengakibatkan

perluasan wilayah sehingga dapat meningkatkan pengaruh Uni Eropa, khususnya dalam

menerapkan demokrasi yang stabil di kawasan. Melalui perluasan keanggotaan ini, Uni Eropa

juga akan memiliki lebih banyak anggota baru yang akan memberikan dorongan terhadap

pertumbuhan dan integrasi ekonomi secara keseluruhan. Bagi para negara anggota, kebijakan

perluasan ini akan meningkatkan aktivitas perdagangan dengan negara-negara kandidat sehingga

akan memberi efek positif dalam perkembangan ekonomi.

125

Ibid. hal. 15

Page 73: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

61

Dengan adanya penjelasan di atas mengenai enlargement policy Uni Eropa tersebut telah

menjadi salah satu faktor penting yang dapat menarik negara-negara lain untuk bergabung,

khususnya Kroasia. Hal ini dikarenakan adanya bantuan yang diberikan Uni Eropa kepada para

calon anggota untuk meningkatkan kondisi politik dan ekonomi negara kandidat. Selain itu,

denga menjadi anggota Uni Eropa akan memberikan implikasi positif bagi pertumbuhan

ekonomi dan politik suatu negara.

Selain itu, sejak runtuhnya Uni Soviet dan Yugoslavia, Uni Eropa mulai menjalin

hubungan baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial dengan negara tetangga yang berada di

Eropa Timur. Negara-negara bekas runtuhnya Uni Soviet dan Yugoslavia dapat diabgi menjadi

tiga yaitu negara-negara Baltik yang meliputi Estonia, Lithuania, dan Latvia. Negara-negara

Eropa Tengah atau yang disebut dengan negara-negara Visegard yang meliputi Polandia,

Republik Ceko, Slovakia, Hongaria, dan Slovenia. Sedangkan negara negara Balkan terdiri dari

Albania, Bosnia-Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Kosovo, Makedonia, Montenegro, Rumania,

dan Serbia.126

B.2. Kepentingan Rusia di Kawasan Balkan

Masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa, memang menguntungkan negara ini

namun Uni Eropa juga memiliki keuntungan dalam memperluas pengaruhnya pada negara-

negara bekas Yugoslavia. Selain adanya kepentingan ekonomi, secara geopolitik, adanya

perluasan Uni Eropa ke wilayah Eropa Timur ditujukan untuk membendung pengaruh Rusia.

Seperti yang kita ketahui bahwa pasca runtuhnya Uni Soviet, Rusia mulai menyatukan negara-

negara yang dulunya bergabung dengan Uni Soviet. Secara teritori, geopolitik Rusia terkait

126

A. Bazoki, 2008, Democratization in Central Europe, Taiwan Journal of Democracy, Vol. 4 No. 2, hal. 2

Page 74: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

62

Eropa Timur dan Asia Tengah dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu kebijakan geopolitik

terhadap Ukraina dan Georgia, negara-negara bekas Yugoslavia, termasuk Kroasia, dan negara

anggota CIS (Commonwealth Independent State). Dengan demikian, salah satu fokus utama

geopolitik Rusia terhadap negara-negara Balkan seperti Kroasia, Serbia dan Slovenia adalah

Rusia memiliki kepentingan terhadap negera-negara tersebut karena adanya kesamaan ideologi,

dimana Yugoslavia dan Rusia sama-sama menganut ideologi Komunis.127

Bertitik tolak dari uraian di atas, hubungan Uni Eropa dan Rusia tidak terlepas dari

kepentingan energi gas alam yang sangat penting bagi perkembangan kedua negara. Distribusi

ekspor gas Rusia ke Uni Eropa menjadi suatu komoditas utama yang menjamin keberlangsungan

hubungan diantara keduanya. Konsumsi gas Uni Eropa yang tinggi akan membentuk dependensi

gas yang sebagian besar di impor dari Rusia. Hal ini dikarenakan, jumlah gas alam Uni Eropa

tidak mencukupi kebutuhan konsumsi mereka yang terus meningkat. Kebutuhan gas Uni Eropa

ditujukan untuk memfasilitasi sarana rumah tangga, perusahaan-perusahaan dan instansi. Dalam

hal ini gas menjadi penunjang keberlangsungan pembangunan infrastruktur Uni Eropa. Pada

2002 lalu, impor gas Uni Eropa dari Rusia telah mencapai hampir 40% dari kebutuhannya.128

Dengan demikian, adanya antisipasi perluasan pengaruh Rusia di Eropa Tengah, maka Uni Eropa

mulai melakukan pendekatan khususnya terhadap negara bekas Yugoslavia, salah satunya adalah

Kroasia.

Oleh karena itu, pendekatan Uni Eropa dengan Rusia dilatarbelakangi oleh masalah

keamanan persediaan energi Uni Eropa yang tidak mencukupi. Meski demikian, Uni Eropa tetap

menginginkan pengurangan akan dependensi gas mereka terhadap Rusia. Hal ini terkait

127

John O’Loughlin dan F. Paul Talbot, 2005, Where in the World is Russia? Geopolitical Perceptions

and Preferences of Ordinary Russians, Eurosian, hal. 24-25 128

Debra Johnson dan Paul Robinson, 2005, Perspective on EU-Russia Relations, New York, Routledge,

hal. 185

Page 75: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

63

keamanan pengiriman gas dan regulasi yang tidak terlalu berpusat pada aturan Moskow. Kondisi

energi dari Rusia sering tidak stabil dikarenakan adanya permasalahan seperti konflik Ukraina

pada 2006. Terjadinya konflik ini menyebabkan Uni Eropa mengantisipasi akan monopoli Rusia

untuk memotong pasokan gas ke wilayahnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pasokan gas

Uni Eropa yang juga dialirkan melalui Ukraina dari Rusia. Dengan adanya permasalahan seperti

inilah yang menyebabkan Uni Eropa semakin yakin untuk mengurangi ketergantungannya

dengan Rusia dalam bidang energi. Oleh karena itu, Uni Eropa melakukan kerjasama dengan

Rusia dalam membangun jalur pipa South Stream. Jalur pipa ini akan dialirkan dari Rusia

melewati Balkan dan daerah sekitarnya menuju Uni Eropa. Dengan demikian, adanya perluasan

Uni Eropa di wilayah Balkan, termasuk Kroasia maka akan memudahkan tercapainya

kepentingan Uni Eropa tersebut. Selain itu, bagi Kroasia keanggotaan di Uni Eropa adalah

jaminan keamanan dan kesejahteraan.129

129

http://dw.de/kroasia-resmi-masuk-uni-eropa/a-16917243 diakses 8 Juli 2015

Page 76: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

64

BAB V

PENUTUP

A. Analisa

Setiap negara mengeluarkan kebijakannya untuk mencapai kepentingan nasionalnya

sehingga teori kebijakan luar negeri sangat tepat untuk menganalisa permasalahan dalam skripsi

ini. Selain itu, teori kebijakan luar negeri diartikan sebagai seperangkat rencana yang menjadi

pedoman pemerintah dalam berhubungan dengan aktor-aktor lain dengan tujuan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup negaranya. Bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni

Eropa yang dimulai pada 2003 hingga 2013 merupakan kebijakan Kroasia untuk meningkatkan

perekonomian dan stabilitas politik dalam negeri. Adanya hal ini juga dilakukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup negara Kroasia sebagai negara yang baru merdeka pada

1991 dengan kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil. Oleh karena itu, keinginan Kroasia

untuk menjadi anggota Uni Eropa merupakan kebijakan luar negeri untuk mencapai kepentingan

nasionalnya.

Sejak berakhirnya Perang Dingin, negara-negara menyadari pentingnya meningkatkan

kerjasama antarnegara yang lebih menguntungkan dibandingkan harus berperang dengan negara

lain. Oleh karena itu, Kroasia menginginkan adanya kerjasama dengan Uni Eropa karena

dianggap lebih menguntungkan. Dalam hal ini, Uni Eropa bertujuan untuk menyatukan negara-

negara yang memiliki kedekatan geografis dalam satu kawasan Eropa maka konsep regionalisme

sangat tepat untuk menggambarkan oraganisasi ini.

Dalam proses bergabungnya Kroasia menjadi bagian dari organisasi Uni Eropa maka

Kroasia diminta untuk mengintegrasikan konstitusi negaranya ke dalam Uni Eropa. Selain itu,

Page 77: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

65

Kroasia juga harus mengarahkan loyalitas, harapan dan kegiatan politik ke dalam organisasi ini.

Selain itu, integrasi juga dapat didefiniskan sebagai pergerakan menuju kerjasama antar negara,

transfer otoritas kepada institusi supranasional, peningkatan penyamaan nilai serta perubahan

menuju masyarakat global untuk membentuk masyarakat politik yang baru. Hal ini dikarenakan

integrasi yang terjadi antar negara ditujukan untuk mencapai kepentingan bersama. Proses

integrasi ini dipicu oleh adanya latar belakang sejarah yang sama dan letak geografis yang

berdekatan. Dengan adanya kesamaan dari kedua hal tersebut akan semakin mempermudah

terciptanya integrasi. Sama halnya yang terjadi didalam Uni Eropa yaitu negara-negara yang

tergabung didalamnya memiliki latar belakang sejarah yang sama dan letak geografis yang

berdekatan. Oleh karena itu, adanya kerjasama antar negara di kawasan Uni Eropa ini telah

memberikan implikasi positif bagi masing-masing negara anggota. Khususnya negara Kroasia

yang baru secara resmi pada 1 Juli 2013 bergabung menjadi anggota Uni Eropa.

Kebijakan Kroasia untuk bergabung ke dalam Uni Eropa ini telah dilandasi oleh faktor

internal yang terdiri dari public opinion, tawaran insentif ekonomi bagi Kroasia dan peningkatan

stabilitas politik. Dalam proses menjadi anggota Uni Eropa, Kroasia telah mendapat dukungan

dari masyarakatnya dengan harapan agar negara Kroasia dapat meningkatkan kondisi ekonomi

dan politik. Dengan begitu, tujuan mendasar masuknya Kroasia ke dalam Uni Eropa ini untuk

menstabilkan kondisi negaranya. Bergabung sebagai negara anggota Uni Eropa bukan persoalan

yang mudah bagi Kroasia melihat ia sebagai sebuah negara yang belum memiliki kondisi stabil.

Selain itu, Kroasia juga harus melaksanakan syarat dan ketentuan yang diberikan Uni Eropa serta

mengadopsi hukum Uni Eropa ke dalam negaranya, sehingga ia harus melakukan perubahan

terhadap negaranya. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah adanya

perluasan Uni Eropa di kawasan Balkan dan kepentingan Rusia di kawasan tersebut.

Page 78: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

66

Kepentingan nasional Kroasia untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa dapat

diidentifikasi dengan melihat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, yaitu termasuk

ke dalam Core values. Hal ini dikarenakan kepentingan Kroasia tersebut merupakan kepentingan

yang dianggap paling vital bagi negaranya dan menyangkut eksistensinya dalam perpolitikan

internasional.

Di sisi lain, dalam proses transformasi pemerintahan sesuai dengan ketentuan Uni Eropa

maka terdapat beberapa kendala yang dialami oleh Kroasia yaitu, masih lemahnya penegakan

rule of law oleh pemerintah Kroasia. Dengan lemahnya penerapan rule of law dapat dipastikan

bahwa akan terjadi peningkatan dalam kriminalitas seperti korupsi, konflik sosial, kejahatan

yang terorganisir dan perdagangan ilegal. Lebih lanjut, dengan adanya kondisi politik yang tidak

stabil maka berdampak pada kondisi ekonomi yang lemah. Dengan adanya kondisi ekonomi

tersebut maka membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan perekonomiannya dengan

negara anggota Uni Eropa lainnya.

B. Kesimpulan

Proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa berlangsung hampir 10 tahun yang

dimulai pada tahun 2003-2013. Setelah menandatangani Stabilitation and Association Agreement

dengan Uni Eropa pada 2001, Kroasia juga menandatangani EFTA (European Free Trade

Association). Lebih lanjut, pada 2003, Kroasia mulai mengajukan aplikasi untuk menjadi

anggota Uni Eropa dan pada 2004 Komisi Eropa mulai merekomendasikan Kroasia sebagai

negara kandidat. Dengan adanya hal ini maka pada 2005 Uni Eropa mulai melakukan peninjauan

aplikasi Kroasia untuk keanggotaannya.

Page 79: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

67

Selama proses menjadi anggota kandidat, Kroasia diteliti sesuai standar Uni Eropa

dengan menggunakan Copenhagen Criteria dan Aqcuis Communatuire. Keduanya berfungsi

sebagai alat untuk menentukan apakah sebuah negara kandidat dapat memenuhi standar untuk

bergabung dengan Uni Eropa. Dengan adanya ketentuan inilah yang kemudian memberikan

perubahan terhadap kondisi sosial, politik dan ekonomi Kroasia karena harus menyesuaikan

dengan persyaratan yang diberikan oleh Uni Eropa.

Dalam perjalanannya menuju keanggotaan Uni Eropa, Kroasia mengalami beberapa

hambatan yang menyebabkan tertundanya proses aksesi. Hal ini dikarenakan, permasalahan

Kroasia dengan ICTY mengenai penyerahan penjahat perang yaitu Jenderal Ante Gotovina ke

ICTY. Adanya ketidaktegasan Kroasia dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan ICTY

sehingga menyebabkan Uni Eropa melakukan penundaan aksesi Kroasia. Selain itu, Slovenia

juga menolak pencalonan Kroasia dikarenakan adanya masalah perbatasan antara kedua negara.

Namun demikian, kedua permasalahan ini kemudian dapat diselesaikan oleh Kroasia dan proses

negosiasi aksesi Kroasia ke Uni Eropa kembali di buka.

Setelah memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Uni Eropa serta menyelesaikan

permasalahan dengan ICTY dan Slovenia, maka Kroasia mulai menandatangani perjanjian aksesi

pada 2011. Lebih lanjut, setelah mendapat keputusan akhir dari Uni Eropa maka pada 1 Juli

2013, Kroasia secara resmi menjadi anggota Uni Eropa yang ke-28.

Bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal yaitu public opinion yang

mendukung keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa. Selain itu, kepentingan ekonomi dan politik.

Kepentingan ekonomi Kroasia adalah untuk meningkatkan perekonomian negaranya dengan cara

Page 80: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

68

terlibat langsung dalam ENP dan Single Market. Seperti yang kita ketahui bahwa Uni Eropa

merupakan organisasi regional yang bergerak dan fokus pada bidang ekonomi. Oleha karena itu

dengan bergabungnya Kroasia ke dalam Uni Eropa diharapkan dapat memberi implikasi positif

dalam perkembangan perekonomiannya.

Faktor internal mengenai peningkatan stabilitas politik adalah secara otomatis selama

proses aksesi Kroasia telah melakukan perubahan pada kondisi negaranya. Hal ini dikarenakan

persyaratan yang diberikan Uni Eropa yang terdiri dari menerapkan nilai-nilai demokrasi,

membangun peraturan yang berlandaskan hokum, khususnya dalam melakukan pencegahan

korupsi, mengimplementasikan HAM dan melindungi hak minoritas. Dengan adanya penerapan

hal-hal tersebut maka akan tercipta stabilitas politik yang berpengaruh terhadap kondisi internal

negara Kroasia.

Bertitik tolak dari uraian di atas, faktor eksternal yang mempengaruhi masuknya Kroasia

menjadi anggota Uni Eropa adalah adanya kebijakan perluasan Uni Eropa khususnya di wilayah

Balkan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab empat bahwa terdapat tiga motivasi Uni Eropa

dalam melakukan perluasan yaitu motivasi ekonomi, motivasi politik, dan motivasi moral. Selain

itu, adanya perluasan di Eropa Tengah ini juga dilakukan untuk mengantisipasi menyebarnya

pengaruh Rusia di kawasan tersebut, maka dari itu Uni Eropa memiliki fokus yang besar dalam

melakukan perluasan di wilayah ini. Dengan adanya peran aktif Uni Eropa dalam melakukan

perluasan inilah yang kemudian memberikan ketertarikan bagi kroasia untuk bergabung dengan

Uni Eropa. Selain itu, kepentingan Rusia di kawasan juga menjadi salah satu faktor eksternal

yang mempengaruhi bergabungnya Kroasia ke dalam Uni Eropa.

Page 81: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Breuning, Marijke, Foreign Policy Analysis A Comparative Introduction, New York: Palgrave

Macmillan, 2007.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo,

Persada, 2008.

Griffiths, Martin and Terry O’ Callaghan, International Relations: The Key Concepts, New

York: Routledge, 2002.

Haas, Ernest B, The Uniting of Europe: Political, Social, and Economic Forces in 1950-57,

Stanford, California: Stanford University Press, 1958.

Holsti, K.J., International Politics A Framework For Analysis dalam Sixth Edition, Printed in

the United State of America: Prentice –Hall.Inc, 1992.

Johnson, Debra dan Paul Robinson, Perspective on EU-Russia Relations, New York: Routledge,

2005.

Kostich, Lazo M., The Holocaust in the “Independent State of Croatia”, Chicago: published by

Liberty, 1981.

Kusumohamidjojo, Budiono, Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik

Internasional, dan Tatanan Dunia 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Latif, Yudi, Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2011.

McCormick, John, The European Union Politics and Policies, Philadelphia: Westview Press,

2008.

Moleong, Lexy .J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Page 82: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Morghentau, Hans Joacim, Politics Among Nations: the Struggle for Power and Peace. Mc.

Graw-Hill, Inc, 1993.

Rosenau, James N., International Politics and Foreign Policy a Reader in Research and Theory,

London: a Division of Macmillan Publishing Co., Inc, 1969.

S., Nuraeni, dkk., Regionalisme dalam Studi Hubungan Internaisonal, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2010.

Sacco, Joe, Zona Aman Gorazde, Perang di Bosnia Timur 1992-1995, Bandung: PT Mizan

Pustaka, 2000.

Susilo, Taufik Adi, Mengenal Benua Eropa, Yogyakarta: Garasi, 2009.

Jurnal dan Artikel

Aliboni, Roberto, The Geopolitical Implications of the European Neighbourhood Policy,

European Foreign Affairs Review 10, 2005.

Anderson, David, The Colapse of Yugoslavia: Background and Summary, Forreign Affairs

Defence and Trade Group, Research paper No. 14, 1995.

Banac, Ivo, Independent Croatia: History, Issues and Policy, International Relations Quaterly,

Delkelet Europa – Shouth –East Europe, Vol. 2 No.1, 2011.

Bazoki, A., Democratization in Central Europe, Taiwan Journal of Democracy, Vol. 4 No. 2,

2008.

Boškovska, Nada, dkk., The Cold War and the Postcolonial Moment – Prehistory, Aims and

Achievements of the Non-Aligned Movement 50 Years after Belgrade The Cold War and

the Postcolonial Moment – Prehistory, Aims and Achievements of the Non-Aligned

Page 83: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Movement 50 Years after Belgrade diakses dari http://hsozkult.geschichte.hu-

berlin.de/tagungsberichte/id=3719&view=pdf, 2011.

Boutherin, Thibault, Croatia’s accession to the European Union: thoughts on Europe at a

crossroad, European issues, Fondation Robert Schuman, 2013.

Butkovic, Hrvoje dan Visnja Samardzija, Challenges of Continued EU Enlargement to the

Western Balkand-Croatia’s Experience, IRMO, Vol. 14 No. 4, 2014.

Center for European Studies, What Happen to Yugoslavia? The War, The Peace, and The Future,

at Chapel Hill, 2004.

Cetin, Onder, 1941 Resolutions of El-Hidaje in Bosnia and Herzegovina as a Case of Traditional,

Conflict Transformation, European Journal of Economic and Political Studies, Vol. 3 No.

2, 2010.

Crljenko, Ivana, Croatia Land and People, The Miroslav Krleža Institute of Lexicographyin

association with the Ministry of Foreign and European Affairs of the Republic of

Croatia : Zagreb, www.croatia.eu., 2013.

Djilas, Aleksa, Tito's Last Secret: How Did He Keep the Yugoslavs Together?, Diakses dalam

http://www.foreignaffairs.com/articles/51216/aleksa-djilas/tito-s-last-secret-how-did-he-

keep-the-yugoslavs-together, 1995.

Driscoll, Mervyn O’, The European Parliament and the Euratom Treaty: past, present and

future, Energy and Research Series, European Parliament L-2929 Luxembourg, 2002..

European Commission, Communication From The Commission to The European Parliament

and The Council on the Main Findings of the Comprehensive Monitoring Report on

Croatia’s state of preparedness for EU membership, Brusseles, 10-10-2012.

Page 84: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Euroepan Commission, Communication from The Commission to the European Union

Parliament and the Council : Monitoring Report on Croatia’s Accession Preparations,

Brussels, 26-03-2013.

European Commission, The Policy: What is European Neighbourhood Policy, dalam

http://ec.europa.eu/world/enp/policy_en.htm, 21-05-2012.

European Commission, Europe’s Single Market Benefits EU Citizens and Business, dalam

http://ec.europe/internal_market/publications/docs/citizens_en.pdf , 23-04-2015

Fule, Stefan, Understanding Enlargment-The European Union’s Enlargement Policy, European

Commission, Belgium, 2011.

Gagnon, V.P., Ethnic Nationalism and International Conflict: The Case of Serbia, International

Security Journal, Vol. 19 No. 3, 1995.

Gochhayat, Artatrana, Regionalism and sub regionalism: A theoretical framework with special

reference to India, academic journal, African Journal of Political Science and

International Relations, Vol. 8 (1), 2014.

Grabbe, Heather, European Union Conditionally and the Acquis Communautaire, International

Political Science Review, Vol. 23 No. 3, 2002.

Grdović, Ana dkk., A Foreign Researcher’s Guide to Croatia, 3rd Edition,

http://ec.europa.eu/euraxessPublished by: Agency for Mobility and EU Programmes

Library of the European Commission (Credit © European Union), 2011.

Hardy, Angélique, Fighting Corruption in Croatia with the Prospect of European Union

Membership: Conditionality and Soft Aquis Communautaire - Lessons Learned from the

Previous Enlargements to Slovenia, Bulgaria and Romania, Hertie School of Governance

- Working Papers, No. 52, 2010.

Page 85: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Jacobsen, Christen Boye, Implementing the Acquis Communautaire the fight over 80.000 pages,

RGSL (Riga Graduate Schooln of Law) working paper, 2002.

James, Wil, History of the European Union, CIVITAS Institute for the Study of Civil Society

2007, http://www.civitas.org.uk/eufacts/OS/OS3.htm, 2011.

Jenny, Just the Facts – Croatian Accession to the EU, dalam

http://www.europeanmovement.ie/just-the-facts-croatian-accession/ , 2013.

Koerner, Kevin, Croatia Facing Challenges on the EU’s doorstep, Deutsche Bank AG DB,

Research Frankfurt am Main, Germany, 2013.

Lang, Arabella, European Union, (Croatian Accession and Irish Protocol), Bill 76 0f 2012-13,

Research Paper House of Commons Library, 2012.

Lippold, Florian, dalam https://www.uni-

ulm.de/fileadmin/website_uni_ulm/mawi.inst.150/lehre/ss11/isp/European_Union_Overv

iew_2011.pdf diakses 17 April 2015

Lucas, Edward, The New Cold War Putin’s Russia the next phase – A Report to the Trilateral

Commission, The Trilateral Commission, 2008.

Maxine, James dan Matthew Purvis, The European Union, House of Lords Library Notes,

London, LLN 2014/015, 2014.

Miller, Vaughne, The EU’s Acquis Communautaire, International Affairs and Defence Section,

House of Commons Library, SN/IA/5944, 2011.

Nugent, Neill, The Government and Policies of the European Union, Hampshire, Palgrave

Macmillan, 2003.

Ognyanova, Irina, Nationalism and National Policy in Independent State of Croatia (1941-

1945), IWM Junior Visiting Fellows Conferences, Vol. VI No. 5, 2000.

Page 86: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

O’Loughlin, John dan Talbot, F. Paul, Where in the World is Russia? Geopolitical Perceptions

and Preferences of Ordinary Russians, European, 2005.

Ott, Katarina, Croatian Accession To The European Union, Institutional Challenges of

participation, Institute of Public Finance, Zagreb, Vol. 4, 2006.

Petricusic, Antonija, 2008, Nation-Building in Croatia and the Treatment of Minorities: Rights

and Wrongs, Journal of L’Europe en formation, 2008.

Radeljic, Branislav, Europe 1989-2009: Rethinking the Break-up of Yugoslavia, European

Studies, Vol. 9, No. 1, 2010.

Retzer, Karin dan Alja Poler De Zwart, Croatia set to join the European Union: What this means

for data protection compliance, Morrison & Foerster LLP | mofo.com Attorney

Advertising, 2013.

Rezler, Paulina, The Copenhagen Criteria, Are They Helping or Hurting the European Union?,

Touro International Law Review, Vol.14, 2011.

Samardzija, Visnja, Croatia’s First Year of EU Membership: Have the Expectations Been

Fulfilled?, Trans European Policy Studies Association , TEPSA Policy Paper, Zagreb,

2014.

Shimko, Keith L., International Relations, Perspectives and Controversies, Houghton Mifflin

Company, 2005.

Silvia, Stephen J. dan Aaron Beers Samp, Acquis Communautaire and European

Exeptionalism: A Genealogy, European Union Studies Center , ACES Working Paper

Series Paul H. Nitze School of Advanced International Studies 1717 Massachusetts Ave

NW, 2003.

Page 87: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

Stefan, Laura, dkk., Conflicts of Interest and Incompatibilities in Eastern Europe, Romania,

Moldova, Croatia, publication from www.expertforum.ro, 2012.

Stiftung, Konrad Adenauer, Croatia in the European Union: What can the Citizens Expect?,

Institute for International Relations, Zagreb, 2007.

Thorp, Arabella, Croatia : the Closing Stages of EU Accession, International Affairs and

Defence Section, SN/IA/6157, House of Commons Library, 2011.

Toepke, Utz P., The European Economic Community -- A Profile,Northwestern Journal of

International Law & Business Volume 3 Issue 2, 1981.

Wammen, Nicolai, 20 Years that Changed Europe The Copenhagen Criteria and the

Enlargement of the European Union, Conference Report, Copenhagen, 2013.

Website

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=3&P=Mu

ltilateral&l=id diakses pada 15 Januari 2015

http://www.kemlu.go.id/zagreb/Books/Facts%20Figure-Croatia-3_01.jpg diakses pada 18

Januari 2015

http://www.sabor.hr/Default.aspx?sec=713 diakses: 19 Januari 2015

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/hr.html diakses 23 Januari

2015

http://europa.eu/legislation_summaries/institutional_affairs/treaties/treaties_ecsc_en.htm diakses

pada 14 Januari 2015

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1945-1959/1955/index_en.htm diakses pada 15 Januari

2015

Page 88: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan

http://www.indonesianmission-eu.org/website/page943418664200310095958555.asp. diakses 17

Januari 2015

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1990-1999/index_en.htm diakses pada 23 Januari 2015.

http://ec.europa.eu/enlargement/policy/conditions-membership/index_en.htm diakses pada 1

April 2015

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/press_corner/all_news/news/2013/20130701_01_id.h

tm diakses 25 Maret 2015

http://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX:52004DC0257, diakses pada 12

April 2015

http://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX:52004DC0257 diakses pada 12

April 2015

http://www.indonesianmission-eu.org/website/page943418664200310095958555.asp diakses 21

April 2015

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/more_info/pub_2015_euataglance_id.pdf

diakses 20 April 2015

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/press_corner/all_news/news/2013/20130701_01_id.h

tm diakses pada 7 Juli 2015

http://dw.de/kroasia-resmi-masuk-uni-eropa/a-16917243 diakses 8 Juli 2015

http://europa.eu/rapid/press-release_MEMO-13-593_en.htm?locale=en diakses 8 Juli 2015

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/07/130701_kroasia_eu diakses 7 Juli 2015

http://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX:52004DC0257, diakses pada 12

April 2015

Page 89: BERGABUNGNYA KROASIA MENJADI ANGGOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28077/1/PANJI...Zagreb yang juga merupakan ibu kota negara. Negara ini berbatasan dengan