2017 - dinkes.bantenprov.go.id · dan rahmat -Nya kepada kita ... fokus pembangunan tetap pada...
Transcript of 2017 - dinkes.bantenprov.go.id · dan rahmat -Nya kepada kita ... fokus pembangunan tetap pada...
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI BANTEN
i
LAPORAN KINERJA
2017
uji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan berkah
dan rahmat-Nya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyusun
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Banten Tahun 2017. Laporan Kinerja ini
merupakan salah satu media
pertanggungjawaban amanah yang
diemban oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Banten. Dengan berakhirnya tahun
anggaran 2017 berarti Dinas Kesehatan
Provinsi Banten telah menyelesaikan
program dan kegiatan yang direncanakan
sebelumnya dalam upaya memenuhi visi
dan misinya. Selama Tahun 2017 sejumlah
capaian kinerja yang ditargetkan telah
berhasil dicapai. Selanjutnya capaian
kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan
Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten
Tahun 2017.
Kami menyadari bahwa untuk
melaksanakan visi dan misi dibidang
kesehatan yang diamanahkan oleh
pemerintah Provinsi Banten dan menjadi
harapan masyarakat bukanlah hal yang
mudah dan tidak hanya menjadi kewajiban
pemerintah saja, akan tetapi juga menjadi
kewajiban seluruh masyarakat Provinsi
Banten dalam bentuk peran serta aktif dan
konstruktif dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mewujudkan kondisi
kesehatan yang lebih baik.
Atas tersusunnya Laporan Kinerja Tahun
2017 ini Kami sampaikan terimakasih
kepada seluruh jajaran Aparatur Dinas
Kesehatan Provinsi Banten.
Dr. drg. Sigit Wardojo, M.Kes
KEPALA DINAS KESEHATAN
P
DAFTAR ISI
ii
LAPORAN KINERJA
2017
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN ...................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Landasan Hukum ..................................................................................................... 1
1.3. Organisasi Dinas Kesehatan ................................................................................... 2
1.4. Penghargaan Tahun 2017 ....................................................................................... 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1. RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 ............................................................. 5
2.1.1 Visi ................................................................................................................ 5
2.1.2 Misi ............................................................................................................... 6
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ................................................................................ 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja ....................................................................................................... 11
3.1. Realisasi Anggaran .................................................................................................. 37
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................................... 45
LAMPIRAN ....................................................................................................................................
LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA
IKHTISAR EKSEKUTIF
DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN
paya merealisasikan sebuah tata
pemerintahan yang baik (good
governance) yaitu melalui
reformasi birokrasi, dimana merupakan alat
utama dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan karena berfungsi untuk
menerjemahkan berbagai keputusan politik
ke dalam berbagai kebijakan publik serta
untuk menjamin pelaksanaan kebijakan
tersebut secara operasional, terutama
dalam memberikan pelayanan publik dan
pemberdayaan masyarakat.
Dari penilaian sendiri (self assement)
berdasarkan pendekatan skala ordinal
artinya skala yang mempunyai arti prioritas
/ peringkat / rangking, dapat disimpulkan
bahwa Laporan Kinerja menyajikan 6
sasaran/tujuan dengan 33 Indikator Kinerja.
Dari sebanyak 33 indikator tersebut dapat
disimpulkan bahwa Rata-rata nilai
capaiannya dalam artian sangat baik.
Untuk mendukung capaian kinerja tahun
2017 telah direalisasikan anggaran pada
Belanja langsung Dinas Kesehatan Provinsi
Banten sebesar Rp. 87,635,056,605,- atau
84,71% dari pagu sebesar Rp.
103,441,681,550. Pada RSUD Malingping
direalisasikan anggaran sebesar Rp.
140,220,201,596,- atau sebesar 93,59%
realisasi keuangan dengan realisasi fisik
sebesar 98,02%. Sedangkan pada RSUD
Banten anggaran yang direalisasikan
sebesar Rp. 96,278,840,788,- atau sebesar
64,08% realisasi keuangan dengan realisasi
fisik sebesar 75,24%.
Hal-hal tersebut diatas menunjukkan
adanya efisiensi/ penghematan penggunaan
anggaran apabila dibandingkan dengan
capaian realisasi fisiknya. Efisiensi tersebut
berasal dari pengadaan barang/jasa,
penghematan dalam pelaksanaan kegiatan,
seperti pengurangan biaya perjalanan dinas,
rapat / pertemuan yang dilaksanakan di
hotel, rekomendasi atas konsultasi kepada
Inspektorat Provinsi dan sinergi dalam
monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan.
Pencapaian indikator kinerja pada seluruh
sasaran secara umum Sangat Baik, namun
demikian masih terdapat beberapa
indikator sasaran yang belum tercapai
dengan optimal, untuk itu masih diperlukan
kerja keras segenap aparatur kesehatan
dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk lebih peduli terhadap
kesehatan diri sendiri, anggota keluarga dan
lingkungan.
U
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja,…Hal 5
Akuntabilitas Kinerja Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran indikator kinerja Dinas Kesehatan pada Tahun 2017… Hal 11
BAB I PENDAHULUAN
1
LAPORAN KINERJA
2017
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan
suatu daerah, salah satunya dapat
dilihat dari pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM),
dimana untuk mencapai IPM
tersebut, salah satu komponen utama
yang mempengaruhinya yaitu
indikator status kesehatan selain
pendidikan dan pendapatan per
kapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan
salah satu upaya utama untuk
peningkatan kualitas sumber daya
manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan
pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan upaya
percepatan pembangunan kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi Banten
memiliki Visi “Mewujudkan
Masyarakat Banten Mandiri dalam
Hidup Sehat” dengan 5 (Lima) Misi,
yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan
pengetahuan masyarakat dan
tenaga kesehatan
2. Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan
Meningkatkan kemampuan
perlindungan, deteksi dini dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
3. Menigkatkan jejaring kemitraan di
bidang kesehatan
4. Meningkatkan kapasitas dan
Kualitas Kelembangaan Dinas
Kesehatan Provinsi Banten.
1.2 Landasan Hukum
Dalam Penyusunan Laporan
Kinerja, terdapat Peraturan
Perundang-undangan yang menjadi
dasar penyusunan sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri PAN RB Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN
2
LAKIP DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN
2016
1.3 Organisasi Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan adalah
merupakan unsur pelaksana di bidang
kesehatan pada Pemerintah Provinsi
Banten, yang dipimpin oleh Kepala
Dinas dan bertanggung jawab
langsung kepada Gubernur Provinsi
Banten melalui Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Peraturan Gubernur
Banten Nomor 83 Tahun 2016
tentang Struktur Organisasi
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Banten, Dinas Kesehatan mempunyai
tugas pokok membantu Gubernur
melaksanakanurusan
pemerintahanan di bidang kesehatan
dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
Dalam melaksanakan tugas
pokoknya sebagaimana dimaksud,
Dinas Kesehatan mempunyai fungsi
sebagaimana Undang -Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai berikut
:
a) Pengelolaan UKP rujukan
tingkat Daerah provinsi/lintas
Daerah kabupaten/kota;
b) Pengelolaan UKM Daerah
provinsi dan rujukan tingkat
Daerah provinsi/lintas Daerah
kabupaten/kota;
c) Penerbitan rekomendasi izin
rumah sakit kelas B dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat
Daerah provinsi;
d) Perencanaan dan
pengembangan SDM kesehatan
untuk UKM dan UKP Daerah
provinsi;
e) Penerbitan pengakuan
Pedagang Besar Farmasi (PBF)
cabang dan cabang Penyalur
Alat Kesehatan (PAK);
f) Menetapkan rekomendasi
Penerbitan izin Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT);
g) Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui tokoh
masyarakat,kelompok
masyarakat, organisasi swadaya
masyarakat dan dunia usaha
tingkat provinsi; dan
BAB I PENDAHULUAN
3
LAPORAN KINERJA
2017
h) Pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Gubernur
Nomor 86 Tahun 2016 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
pada Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD).
Dinas Kesehatan Provinsi Banten
memiliki UPTD sebagai berikut : Balai
Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM),
Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
(Balai Labkesda), RSUD Malingping
dan RSUD Banten. susunan organisasi
Dinas Kesehatan pada Gambar. 1.1.
Gambar. 1.1 Struktur Organisasi
BAB I PENDAHULUAN
4
LAPORAN KINERJA
2017
1.4 Penghargaan Tahun 2017
Pada Tahun 2017, Pemerintah
Provinsi Banten melalui Dinas Kesehatan
Provinsi Banten menerima Penghargaan
terkait bidang kesehatan sebagai berikut
:
1. Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) Tingkat
Nasional
2. Pencapaian Imunisasi MR
Tingkat Nasional
Terkait Keterbukaan Informasi Publik,
Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada
Penganugerahan Pemeringkatan
Keterbukaan Informasi Publik
mendapatkan Peringkat 3 Besar terbaik
dari seluruh OPD di Pemerintahan
Provinsi Banten.
Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga Tingkat Nasional
Keterbukaan Informasi Publik
Ketercapaian Imunisasi MR
BAB II PERENCANAAN KINERJA
5
LAPORAN KINERJA
2017
2.1 RPJMD 2012-2017
2.1.1 Visi
Dengan melandasi kebijakan yang
tertuang dalam dokumen RPJPD 2005-
2025, maka RPJMD 2012-2017
memasuki tahap Akselerasi III dengan
fokus pembangunan tetap pada upaya
percepatan : penanggulangan
kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan kesejahteraan sosial ;
pemantapan kualitas sumberdaya
manusia; pemantapan kualitas dan
pemerataan perekonomian ;
pemantapan kualitas prasarana dan
sarana wilayah ; pengelolaan dan
revitalisasi tata ruang sumber daya alam
dan lingkungan hidup ;
penyelenggaraan tata pemerintahan
yang baik dan bersih ; pengembangan
dan pembangunan kawasan strategis
cepat tumbuh.
Beberapa permasalahan yang
dihadapi Provinsi Banten antara lain:
penataan ruang dan lingkungan hidup,
pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan,kemiskinan,penganggura
n, dan kesenjangan sosial. Berdasarkan
pada permasalahan tersebut, maka arah
kebijakan pembangunan daerah jangka
menengah 2012-2017, dititikberatkan
pada pengentasan kemiskinan berbasis
kemandirian, dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat, revitalisasi pertanian
dan kelautan berbasis unggulan,
perluasan kesempatan lapangan kerja
dan usaha baru, peningkatan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan,
pembangunan infrastruktur strategis,
perdagangan, jasa dan industri
pengolahan yang berdaya saing,
rehabilitasi dan konservasi lingkungan
serta penataan struktur pemerintah
daerah menuju kemandirian masyarakat
Banten. Dengan memperhatikan
amanat RPJPD Provinsi Banten 2005-
2025 dan RPJMN 2010-2014, serta
mempertimbangkan aspek potensi /
kondisi aktual, dan permasalahan yang
dihadapi, maka Visi Pembangunan
Pemerintah Provinsi Banten Tahun
2012–2017 adalah:
“Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten
Sejahtera Berlandaskan Iman dan
Takwa”
Memperhatikan Visi tersebut dan
perubahan paradigma serta kondisi
yang akan dihadapi pada masa yang
BAB II PERENCANAAN KINERJA
6
LAPORAN KINERJA
2017
akan datang, diharapkan Provinsi
Banten dapat lebih berperan dalam
perubahan yang terjadi di lingkup
regional, nasional, maupun global.
2.1.2 Misi
RPJMD Provinsi Banten Tahun
2012-2017 yang merupakan tahapan
ketiga dari RPJPD Provinsi Banten
Tahun 2005-2025, berorientasi pada
pembangunan dan peningkatan
kompetensi segenap sumber daya yang
terdapat di Banten dalam segala bidang,
guna menyiapkan kemandirian
masyarakat Banten. Dalam rangka
pencapaian Visi yang telah ditetapkan
dengan tetap memperhatikan kondisi
dan permasalahan yang ada serta
tantangan ke depan, dan
memperhitungkan peluang yang
dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) Misi
sebagai berikut :
Misi Pertama : Peningkatan
Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Mendukung Pengembangan Wilayah
dan Kawasan yang Berwawasan
Lingkungan, ditujukan untuk
konektivitas pengembangan wilayah /
kawasan guna percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi
Banten serta meningkatkan layanan
dasar masyarakat dan peningkatan daya
saing daerah dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Misi Kedua : Pemantapan Iklim Investasi
yang Kondusif untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan
Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat, ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian daerah
dalam rangka mempercepat
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
Misi Ketiga : Peningkatan Kualitas
Sumberdaya Manusia yang Religius,
Cerdas dan Berdaya Saing dalam
Kerangka Penguatan NKRI, ditujukan
untuk mewujudkan Sumber Daya
Manusia yang sehat, cerdas, agamis dan
berdaya saing;
Misi Keempat, Penguatan Semangat
Kebersamaan Antar Pelaku
Pembangunan dan Sinergitas
Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten / Kota yang Selaras, Serasi
dan Seimbang, ditujukan untuk
mewujudkan Banten rukun damai,
membangun kebersamaan yang sinergis
antara pusat dan daerah, beserta
BAB II PERENCANAAN KINERJA
7
LAPORAN KINERJA
2017
stakeholders dalam menjalankan peran
dan fungsinya masing-masing secara
terintergrasi membangun Banten;
Misi Kelima, Peningkatan Mutu dan
Kinerja Pemerintahan Daerah yang
Berwibawa Menuju Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih,
ditujukan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang efektif, efisien, dan akuntabel
dalam rangka meningkatkan pelayanan
publik.
Pembangunan Kesehatan, pada
RPJMD 2012-2017 mengacu pada Misi
Ke Tiga yaitu Mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang sehat, hal tersebut
didukung melalui 6 (Enam) program
Urusan Wajib dan 3 (Tiga) Program
Urusan Pilihan yaitu : Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, Program Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Program
Pembinaan Upaya Kesehatan, program
Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan,
program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDMK, program
Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan
Masyarakat, Peningkatan Kualitas Tata
Kelola Pemerintah daerah, Peningkatan
Sarana Prasarana Perkantoran dan
kapasitas Aparatur dan Statistik.
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Perjanjian Kinerja pada dasarnya
adalah pernyataan komitmen pimpinan
yang merepresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun
dan janji untuk mencapai kinerja yang
jelas dan terukur dalam rentang waktu
satu tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian
Kinerja antara lain untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah. Perjanjian
Kinerja digunakan sebagai dasar
penilaian keberhasilan / kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi, menciptakan tolak ukur
kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
8
LAPORAN KINERJA
2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2017
merupakan kinerja tahun terakhir (Ke-
lima) dari Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi banten 2012 – 2017, yang
didukung dengan anggaran sebesar Rp.
81.708.095.000,- (Belanja Langsung
pada APBD Murni) dan menjadi sebesar
Rp. 103.441.681.550 Belanja Langsung
pada APBD Perubahan sedangkan pada
RSUD malingping dengan Anggaran
sebesar Rp. 149.829.469.389,- dan
pada RSUD Banten sebesar Rp.
150.228.179.895,-.
Adapun target kinerja
pembangunan kesehatan pada Tahun
2017 sebanyak 34 indikator meliputi 23
indikator yang terdapat pada Dinas
Kesehatan (Unit Induk, UPT BKKM dan
UPT Labkesda) ; 3 indikator pada UPT
RSUD Malingping ; 7 indikator pada
UPT RSUD Banten.
Tabel 2.1
Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2017
(Pagu APBD Perubahan)
NO SASARAN STRATEGIS / PROGRAM
ANGGARAN
(Rp)
1 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah 762,825,000
2 Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
33,411,602,800
3 Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 4,204,651,500
4 Pembinaan Upaya Kesehatan 7,443,367,650
5 Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2,107,383,100
6 Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan 4,626,548,500
7 Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan
49,969,917,000
8 Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat 682,201,000
BAB II PERENCANAAN KINERJA
9
LAPORAN KINERJA
2017
NO SASARAN STRATEGIS / PROGRAM
ANGGARAN
(Rp)
9 Penyediaan Data Pembangunan Daerah 233,375,000
JUMLAH 103,441,681,550
Tabel 2.2
Anggaran RSUD Malingping Tahun 2017
(Pagu APBD Perubahan)
NO SASARAN STRATEGIS / PROGRAM
ANGGARAN
(Rp)
1 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah 205,510,000
2 Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
127,034,744,645
3 Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan
295,000,000
4 Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat 5,055,338,456
5 BLUD 8,619,438,114
JUMLAH 149,829,469,389
BAB II PERENCANAAN KINERJA
10
LAPORAN KINERJA
2017
Tabel 2.3
Anggaran RSUD Banten Tahun 2017
(Pagu APBD Perubahan)
NO SASARAN STRATEGIS / PROGRAM
ANGGARAN
(Rp)
1 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah
2 Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
38,211,761,500
3 Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
4 Pembinaan Upaya Kesehatan 22,001,565,395
5 Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat 45,000,000,000
9 Penyediaan Data Pembangunan Daerah
JUMLAH 150,228,179,895
**Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2017 terlampir pada
Lampiran
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
11
LAPORAN KINERJA
2017
3.1 Capaian Kinerja Tahun 2017
Pengukuran tingkat capaian
kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten
tahun 2017 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target
pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan dalam Dokumen RPJMD
2012-2017 serta penetapan kinerja
(PERKIN) Tahun 2017 dengan
realisasinya. Terdapat 6 (Enam) tujuan
atau sasaran dengan 23 (Dua Puluh
Indikator kinerja Program) pada Dinas
Kesehatan, 3 (Tiga Indikator Kinerja
Program) pada RSUD Malingping, 7
(Tujuh Indikator Kinerja Program) pada
RSUD Banten. Adapun Target capaian
kinerja dan realisasi pencapaian target
Tahun 2017 dapat diilustrasikan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.1
Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Kinerja Tahun 2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
Meningkatnya
akses dan mutu
pelayanan
kesehatan serta
upaya
kesehatan
masyarakat
terutama
masyarakat
miskin
1 Persentase Balita
Ditimbang Berat
Badannya (D/S)
86 72.05 83.78
2 Persentase Ibu
bersalin yg
ditolong oleh
Nakes terlatih (
Cakupan PN )
92 82 89.13
3 Cakupan
Kunjungan
Neonatal pertama
(KN1)
92.5 77 83.24
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
12
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
4 Persentase Rumah
Tangga
Melaksanakan
Perilaku Hidup
Bersih Sehat
(PHBS)
77 75 97.40
5 Persentase RSUD
dan Swasta yang
melayani pasien
penduduk miskin
100 100 100
6 Persentase RS
Yang
Melaksanakan
PONEK
100 100 100
7 Persentase
Peningkatan
Sarana Dan
Prasana RS
Provinsi &
Labkesda Provinsi
Banten
100 100 100
8 Persentasi
Puskesmas Rawat
Inap Yang Mampu
PONED
100 100 100
9 Jumlah Bayi Yang
Mendapatkan
Imunisasi Dasar
Lengkap/UCI
(Universl Child
Imunization)
dibawah 1 tahun di
suatu
Desa/Kelurahan
100 80.10 80.10
10 Prevalensi HIV < 0,5 0,03 100
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
13
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
11 Persentase kasus
baru TB Paru (BTA
positif) yang
disembuhkan
92 84 91.30
12 Angka Penemuan
Kasus Malaria Per
1000 Penduduk
< 1 < 1 100
13 Presentasi
puskesmas yang
melaksanakan
program
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular (PTM)
60 100 167
14 Persentase
Penduduk yang
memiliki akses
terhadap air
minum berkualitas
79 76.50 96.84
15 Jumlah industri
formal dan
informal yang
mendapatkan
promosi kesehatan
kerja
200 Industri 332 Industri 166
16 Persentase
pelayanan
kesehatan dasar
bagi masyarakat
pekerja
80 80 100
17 Persentase
ketersediaan obat
buffer di Provinsi
Banten
100 93.74 94
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
14
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
18 Persentase Sarana
Kesehatan,
Produksi dan
Distribusi
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
yang berkualitas
80 80 100
19 Persentase Institusi
Pendidikan
Kesehatan yang
terakreditasi
100% 96.97 96.97
20 Jumlah Puskesmas
yg melaksanakan
SIKDA
222 Pkm 222 Pkm 100
21 Puskesmas yang
melaksanakan
upaya kesehatan
kerja
60 161 268
22 Persentase Sarana
dan prasarana
Balai Kesehatan
Jiwa Masyarakat
Provinsi Banten
100
0 0
23 Persentase
Pembinaan Dinas
Kesehatan & RS
yang melayani
pasien penduduk
miskin peserta
program
Jamkesmas
100 100 100
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
15
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
24 Jumlah Tenaga
Kesehatan RS
Malingping yang
ditingkatkan
kemampuannya
(orang)
29 28 97
25 Ketersediaan
Obat, Bahan dan
Alat Penunjang
RSUD Malingping
(%)
100 100 100
26 Jumlah Pasien
Mendapat
Layanan
Kesehatan Gratis
(orang) RSUD
Malingping
200 1200 600
27 Persentase
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Barang
Medis RSUD
Banten (%)
90 90 100
28 Persentase
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Barang
Non Medis RSUD
Banten (%)
90 90 100
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
16
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
29 Pasien yang
dilayani dan
ditangani sesuai
dengan indikasi
dan kemampuan
(%)
90 90 100
30 Waktu
keberlangsungan
pelayanan
terpenuhi di
semua bagian (%)
90 90 100
31 Pasien yang
mendapatkan
asuhan
keperawatan (%)
100 100 100
32 Tenaga perawat
yang mendapat
pembinaan dan
pengembangan
(%)
70 70 100
33 Lengkapnya
pengisian rekam
medik 24 jam
setelah selesai
pelayanan (%)
90 90 100
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
17
LAPORAN KINERJA
2017
INDIKATOR
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TARGET REALISASI CAPAIAN
34 Tersedianya data
dan informasi
sesuai kebutuhan
dan kemampuan
(%)
90 90 100
Dari tabel di atas dapat dilihat
Capaian Indikator Kinerja pada Dinas
Kesehatan pada Tahun 2017, Selain
dapat dilihat jumlah seluruh Indikator
Kinerja yaitu sebanyak 23 (dua puluh
tiga) indikator, dengan capaian kinerja
sebanyak 10 (Sepuluh) indikator tidak
mencapai target yang direncanakan,
Kategori buruk sebanyak 1 (satu)
indikator dikarenakan pada indikator
tersebut berdasarkan undang-undang
kesehatan jiwa No. 18 Tahun 2014 pada
pasal 52 ayat 2 diamanatkan bahwa
setiap Provinsi wajib memiliki sekurang-
kurang 1 rumah sakit jiwa pemerintah,
dalam hal ini pemerintah Provinsi
Banten harus memenuhi kewajiban
amanat UU tersebut, sehingga rencana
membentuk balai kesehatan jiwa
masyarakat sudah tidak memenuhi
amanat UU tersebut. Hingga Tahun
2017 sudah dilaksanakan Uji Kelayakan
(Feasibility Study) untuk lokasi Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Banten, Pengadaan
lahan Rumah Sakit Jiwa, dokumen
analisis dampak lingkungan (AMDAL),
dokumen detail engineering desain
(DED) dan direncanakan pada Tahun
2018 dilaksanakan pematangan dan
pengamanan lahan Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Banten. Adapun uraian
mengenai faktor pencapaian ataupun
ketidaktercapaian target sasaran,
sebagaimana sebagai berikut :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
18
LAPORAN KINERJA
2017
Gambar 3.1. Capaian Gizi Masyarakat dan Kesehatan Keluarga
Persentase Balita Ditimbang
Berat Badannya (D/S) Target Target :
86%, Realisasi : 72,05%, Capaian
83,78%. Jumlah sasaran 982.242 bayi
& balita, balita & bayi yang datang ke
posyandu 707.661, hal ini dikarenakan
kurangnya partisipasi masyarakat
terhadap pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan di posyandu.
Indikator tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kualitas
penanganan masalah gizi masyarakat
dan mengetahui hasil penimbangan
pada bulan yang bersangkutan. Untuk
mencapai tujuan tersebut maksa Dinas
Kesehatan Provinsi Banten telah
melaksanakan beberapa hasil kinerja
sebagai berikut :
1. Penghargaan Kepada Balita sehat
Pesertanya sebanyak 16 Orang (8
Bayi dan 8 Balita ) terdiri dari : 8
Kabupaten kota mengirimkan 1 Bayi (
6-24 Bulan) dan 1 Balita ( 2 -5 Tahun
).
2. Terbinanya Kader 1000 Hari Pertama
Kehidupan ( HPK) Tingkat Provinsi
Banten Pesertanya Sebanyak 40
orang.
3. Tersedianya sarana Media Informasi
1000 Hari Pertama Kehidupan ( HPK)
86
92.0
93
72.05
82.00
77.00
0 20 40 60 80 100
Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) (%)
Persentase Ibu bersalin yg ditolong oleh Nakes terlatih(Cakupan PN) (%)
Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1)
GIZI MASYARAKAT DAN KESGA
Realisasi Target
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
19
LAPORAN KINERJA
2017
Sebanyak 600 Lembar ( 200 Lembar
Leaflet, 200 Lembar Balik, 200
Poster).
4. Terlaksananya Kegiatan Management
Penanggulangan Gizi Mikro ( Vit.A dan
FE) Pesertanya 50 Orang
Untuk indikator Kinerja persentase ibu
bersalin yang ditolong oleh Tenaga
Kesehatan terlatih (cakupan PN) dengan
target 92%, realisasi 82% dan capaian
89,13%, sedangkan pada indikator
Persentase cakupan kunjungan
pelayanan neonatal pertama (cakupan
KN1) dengan target kinerja 92,5 realisasi
77%.
Adapun permasalahan terkait
Realisasi 2017 Cakupan Ibu Bersalin
Yang Ditolong oleh Nakes Terlatih
(Cakupan PN) sebanyak 82% belum
tercapai dari target 90 % , yang belum
tercapai 7,6 % karena : 1. Penempatan
Sumber Daya Kesehatan (Medis) tidak
merata ( tidak semua desa ditempati
bidan) sehingga pertolongan persalinan
masih ditolong oleh dukun ; 2. Kurang
terampilnya tenaga kesehatan dalam
melakukan tindakan persalinan ; 3.
belum adanya kesadaran ibu bersalin
dan keluarganya untuk bersalin di
tolong oleh nakes.
Capaian Kunjungan Neonatal
pertama (KN1) sebanyak 88.4% belum
tercapai dari target 90 % , yang belum
tercapai 1,6 % karena : 1. Masih adanya
persalinan yang ditolong oleh dukun
sehingga sehingga kunjungan Neonatal
pertama tidak dilakukan.
Dengan tujuan untuk
menurunkan Jumlah Kematian Ibu dan
Jumlah Kematian Bayi, maka Dinas
Gambar 3.2. Pelaksanaan Kegiatan Balita Sehat &Manajemen Vit A & FE
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
20
LAPORAN KINERJA
2017
Kesehatan Provinsi Banten telah
melaksanakan beberapa hasil kinerja
sebagai berikut :
1. Terlatihnya 600 petugas kesehatan
dalam OJT Neonatal Essensial di
Puskesmas dari 8 kab./kota.
2. Terlatihnya 600 petugas kesehatan
yang melakukan pendampingan klinis
di puskesmas di 4 kab./kota
3. Tersedianya 4 orang FOPKIA yang
melakukan pendampingan ibu hamil
resti ke 25 lokasi di 6 kab.kota
4. Tersedianya 350 orang bidan yang
mendapatkan pelatihan bidan dalam
penurunan kematian ibu dan bayi.
Gambar 3.4. Capaian Pembinaan Upaya Kesehatan
0 20 40 60 80 100 120
Persentase Rumah Tangga Melaksanakan Perilaku Hidup…
Persentase RSUD dan Swasta yang melayani pasien…
Persentase RS yg melaksanakan PONEK (%)
Persentase Peningkatan Sarana Dan Prasana RS Provinsi…
Persentase Puskesmas Rawat Inap Yang Mampu PONED
Pembinaan Upaya Kesehatan
Realisasi Target
Gambar 3.3 Pelaksanaan Kegiatan
Kesehatan Ibu & Anak
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
21
LAPORAN KINERJA
2017
Pada indkator Persentase
Puskesmas rawat inap yang mampu
PONED Target 100%, Realisasi 100 %.
Adapun Jumlah Puskesmas berdasarkan
data pada tahun 2017 sebanyak 236
Puskesmas, dengan Puskesmas Rawat
Inap sebanyak 77 Puskesmas dengan
Jumlah Puskesmas yang sudah mampu
PONED sebesar 86 Puskesmas. Indikator
kinerja Puskesmas rawat inap yang
mampu PONED bertujuan untuk
mendekatkan pelayanan kegawat
daruratan kepada Ibu hamil di fasilitas
pelayanan Kesehatan sehingga
diharapkan angka kematian ibu dan
bayi berkurang. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka Dinas Kesehatan Provinsi
Banten telah melaksanakan beberapa
hasil kinerja sebagai berikut :
1. Meningkatnya kompetensi SDM
Kesehatan di 6 Puskesmas Rawat Inap
Mampu PONED.
2. Tersedianya 30 Orng tenaga
Kesehatan yang memahami tentang
pendampingan akreditasi Fasyankes
Primer.
3. Terlaksananya Kerjasama Pelayanan
Kesehatan oleh 466 Orang Tenaga
Kesehatan.
4. Tersedianya 246 Orang Petugas
Puskesmas yang memahami
pelayanan prima di Puskesmas.
Gambar 3.5. Pelaksanaan Badan
Pengawas Rumah Sakit (BPRS)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
22
LAPORAN KINERJA
2017
Indikator capaian kinerja pada
Pembinaan upaya kesehatan rujukan
yaitu Persentase Rumah Sakit yang
melaksanakan PONEK dengan target
capaian sebesar 100% dan realiasi
sebesar 100%. Jumlah Rumah Sakit
Pemerintah Daerah di Provinsi Banten
sebanyak 10 Rumah sakit dan
keseluruhan rumah sakit milik
pemerintah tersebut telah
melaksanakan PONEK, dibantu oleh
rumah sakit swasta yang ada di wilayah
Provinsi Banten. Indikator Rumah Sakit
yang melaksanakan PONEK
merupakan salah satu upaya
menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB) dengan
harapan mampu meningkatkan
pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal dengan program penanganan
komplikasi pada ibu hamil dan bayi
baru lahir di rumah Sakit. Untuk
melaksanakan tujuan tersebut telah
dilaksanakan beberapa hasil kinerja
sebagai berikut :
1. Tersedianya 150 orang awam
terlatih yang memahami
penanganan kegawatdaruratan
kesehatan bagi masyarakat di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
2. Tersedianya 110 orang yang
memahami terkait pelaksanaan
sistem rujukan lintas batas di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
3. Tersedianya 90 orang yang
memahami terkait proses
pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit
di 8 Kabupaten/Kota se-Provinsi
Banten
4. Tersedianya 70 orang yang
memahami peningkatan mutu
pelayanan medis dan penunjang
medis di FKRTL di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
5. Tersedianya 110 orang yang
memahami terkait pelaksanaan
operasional Badan Pengawas
Rumah Sakit Provinsi Banten di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
6. Tersedianya 104 orang yang
memahami terkait pelaksanaan
regionalisasi kalibrasi di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
7. Tersedianya 48 orang yang
memahami terkait pelaksanaan
Pelayanan Darah di 8
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
23
LAPORAN KINERJA
2017
Indikator Persentase RSUD dan
Swasta yang melayani pasien
penduduk miskin (%) dengan target
100% dan realisasi sebesar 100%.
Jumlah RSUD di Provinsi Banten
Sebanyak 10 Rumah Sakit, 3 Rumah
Sakit Vertikal (Kemenkes, TNI/Polri)
dan 84 rumah Sakit Swasta.
Keseluruhan Rumah Sakit tersebut
dapat melayani pasien penduduk
miskin, dimana dikeseluruhan rumah
sakit tersebut telah disediakan tempat
tidur kelas III sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Tujuan dari Indikator
tersebut untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan untuk masyarakat
miskin yang membutuhkan
penanganan kesehatan.
Indikator Capaian Kinerja yaitu
Persentase Rumah Tangga
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Target 77% realisasi
75%. Target Rumah Tangga yang
melaksanakan PHBS sebanyak
2.648.096 RT dengan capaian
sebanyak 1.990.827 RT. Kondisi
dilapangan, implentasi strategi tidak
dilakukan secara utuh dan
komperhensif sesuai tahapan yang
harus dilalui, upaya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat saat ini
masih pada tahapan menyentuh
dimensi informasi (masyarakat tahu/sisi
knowledgenya saja), sedangkan
dimensi partisipasi (mau dan mampu)
belum maksimal, dimensi sinergisme
(Kolaborasi) kegiatan pembedayaan
masyarakat dalam berbagai program
pembangunan belum terwujud, dan
cenderung sendiri bahkan menjadi
kompetitor dan memandirikan
masyarakat di bidang kesehatan bukan
diukur dari hasil program promosi
kesehatan, melainkan juga dari hasil
Gambar 3.6.
SAKA BHAKTI HUSADA & BANTEN EXPO
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
24
LAPORAN KINERJA
2017
kumulatif berbagai program dan
terobosan kegiatan (instant acitivities).
Persentase Peningkatan Sarana
Dan Prasana RS Provinsi & Labkesda
Provinsi Banten (%) telah mencapai
100% dimana Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Banten
telah melengkapi sarana dan prasarana
untuk beroperasionalnya sesuai dengan
klasifikasi Laboratoium Klinik Madya.
Gambar. 3.7 Capaian Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jumlah Bayi Yang Mendapatkan
Imunisasi Dasar Lengkap/UCI (Universl
Child Imunization) dibawah 1 tahun di
suatu Desa/Kelurahan Target 100%
dengan Realisasi 79.6%. Jumlah sasaran
bayi ( 0- 11 bulan) sebesar 240.403 Bayi
0 20 40 60 80 100 120
Persentase Jumlah Bayi Yang Mendapatkan ImunisasiDasar Lengkap/UCI (Universl Child Imunization)…
Prevalensi HIV (%)
Persentase kasus baru Tuberkulosis Paru (BTA positif)yang disembuhkan (%)
Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
Presentasi puskesmas yang melaksanakan programpengendalian Penyakit Tidak Menular (%)
Persentase cakupan penduduk yang terakses air minumberkualitas (%)
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Realisasi Target
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
25
LAPORAN KINERJA
2017
dengan realisasi sebesar 191.432 bayi
(Data Per November) yang telah
mendapatkan Imunisasi dasar lengkap.
Adapun permasalahan yang dihadapi
yaitu masih adanya penolakan
masyarakat terhadap pemberian
imunisasi bagi bayi serta permasalahan
pada mata rantai (cold chain) vaksin
yang belum tercukupi mulai dari Dinas
Kesehatan Provinsi Hingga Posyandu.
Dari segi Tenaga Kesehatan, masih
banyak SDM yang belum terlatih.
Persentase penduduk yang
memiliki akses terhadap air minum
berkualitas target 79% dengan realisasi
76.50%, Permasalahan yang dihadapi
dimana masih banyaknya Sarana air
minum yang dimiliki masyarakat tidak
memenuhi syarat kesehatan, serta
pengembangan teknologi tepat guna
pengelolaan air minum di masyarakat
belum optimal yang diperburuk karena
belum optimalnya/tidak berperannya
Badan Pengelolaan sarana air minum
dan sanitasi dikelompok masyarakat.
Adapun solusi kedepan adalah dengan
Meningkatkan peran serta masyarakat
(Pemberdayaan) dalam perbaikan
sarana, penyediaan teknologi tepat
guna air minum dan pelatihan TTG ke
masyarakat/badan BPSPAMS.
Dalam mencapai tujuan
meningkatkan masyarakat terhadap
akses air minum berkualitas, mudah
terjangkau dan cukup secara kuantitas,
telah dilaksanakan beberapa hasil
kinerja sebagai berikut :
1. Terlaksananya pemeriksaaan
sampel air minum di Puskesmas.
2. Terlaksananya Replikasi Desa ODF.
3. Terlaksananya Peningkatan Kualitas
Kesehatan Lingkungan di Kawasan
Wisata Banten Lama.
Gambar 3.8. Penatalaksanaan KLB Difteri
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
26
LAPORAN KINERJA
2017
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan program pengendalian
Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan
Target Kinerja 60% Realisasi 100%.
Pencapaian tersebut didasari kebijakan
dari Pemerintah (Kementerian
Kesehatan) dimana pemerintah Provinsi
dan Kab/Kota hingga ke UPT Puskesmas
telah mendapat satu suara untuk
melaksanakan program penyakit tidak
menular. Adapaun masukan / usulan
dalam peningkatan upaya pengendalian
Penyakit tidak menular yaitu
diperlukannya pengembangan baik dari
segi SDM maupun sarana dan prasarana
untuk pelaksanaan program
pengendalian penyakit tidak menular
terpadu, serta menggerakkan
masyarakat untuk melaksanakan
langkah “CERDIK”. Pada tahun 2017
telah dilaksanakan beberapa kinerja
dalam mencapai tujuan pengendalian
penyakit tidak menular secara terpadu
sebagai berikut :
1. Tersedianya 75 sekolah yang dapat
melaksanakan Posbindu PTM di
SMA/Sederajat
2. Terlaksananya deteksi dini PTM
sebanyak 6 kali.
Gambar 3.9. Tes Kebugaran bagi TKHI Gambar 3.10. Kab/Kota Sehat
Gambar 3.11. Deteksi Dini PTM
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
27
LAPORAN KINERJA
2017
Gambar 3.12. Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular
Prevalensi HIV dengan Target <0,5
realisasi 0,03 (<0,5), Persentase kasus
baru TB paru (BTA positif) yang
disembuhkan target 92% realisasi 84%.
Pada persentase kasus baru TB paru
(BTA positif) yang disembuhkan data
pada Tahun 2017 terdapat beberapa
kasus yang selesai pengobatan namun
tidak melakukan pemeriksaan
Laboratorium untuk memastikan
kesembuhan sehingga belum dapat
dievaluasi, masih terdapat pasien TB
yang gagal pengobatan dikarenakan
ketidakpatuhan dalam minum obat,
pindah dan meninggal. Dalam tujuan
meningkatkan penemuan kasus HIV
AIDS telah dilaksanakan beberapa hasil
kinerja sebagai berikut :
1. Tersedianya 20 Orang petugas
kesehatan yang mampu
melaksanakan pelayanan klinik
HIV/AIDS dan IMS.
2. Tersedianya 30 orang petugas
kesehatan yang memahami tentang
pelayanan IMS dan HIV/AIDS di
Fasyankes Primer.
Gambar 3.13. Mobile VCT
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
28
LAPORAN KINERJA
2017
Dalam mencapai tujuan meningkatkan
kualitas dalam pendeteksian kasus TB
paru telah dilaksanakan beberapa hasil
kinerja sebagai berikut :
1. Tersedianya 300 orang masyarakat
yang di skrinning TB dan diberikan
penyuluhan tentang TB
2. Tersedianya 30 orang petugas yang
memahami tentang pengendalian
TB dengan strategi DOTS
Indikator kinerja angka penemuan kasus
malaria Per 1000 penduduk target
kinerja ≤1 realisasi 0,001 (<1), terkait
indikator tersebut masih terdapat 2
Kabupaten yang belum mendapat
sertifikat eliminiasi malaria (daerah
endemis malaria). Telah dilakukannya
kegiatan preventif menuju eliminiasi
malaria dan ditargetkan Tahun 2019, 2
(dua) Kabupaten tersebut telah
mendapatkan sertikat eliminasi malaria.
Adapun permasalahan masih adanya
kasus malaria dapat diakibatkan karena
masyarakat / suspek terkena vector
nyamuk di daerah diluar Provinsi
Banten tetapi terdeteksi pada Fasikitas
Kesehatan di Provinsi Banten (Malaria
Import).
Indikator kinerja angka penemuan kasus
malaria bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dalam penemuan kasus malaria
dan pengendalian kasus malaria
terutama di daerah endemis. Beberapa
hasil kinerja sebagai berikut :
1. Tersedianya 34 petugas kesehatan
yang mampu memahami tentang
strategi penemuan dan
pengendalian kasus malaria.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
29
LAPORAN KINERJA
2017
Gambar 3.14. Capaian Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat
Terdapat 2 indikator kinerja
yaitu Jumlah industri formal dan
informal yang mendapatkan promosi
kesehatan kerja (%) dan Persentase
pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat pekerja (%). Kedua
indikator tersebut telah tercapai sesuai
target yang dicanangkan. Hal ini
didasari oleh adanya peningkatan
sarana dan prasarana pada Balai
Kesehatan kerja Masyarkat sebagi UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Gambar 3.15. Kantor Pelayanan Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM)
0100200300400
Jumlah industri formal daninformal yang mendapatkanpromosi kesehatan kerja (%)
Prosentase pelayanankesehatan dasar bagi
masyarakat pekerja (%)
MUTU LAYANAN KESMAS
Target Realisasi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
30
LAPORAN KINERJA
2017
Persentase Sarana Kesehatan,
Produksi dan Distribusi Kefarmasian dan
Alat Kesehatan yang berkualitas Target
80%, Realisasi 80%. Adapun
permasalahan yang dihadapai
dikarenakan adanya Ketidakpahaman
atau kurangnya pengetahuan Pelaku
Usaha mengenai regulasi dan kesesuaian
sesuai dengan peraturan yang berlaku
sehingga peran pemerintah baik
provinsi dan Kab/Kota dalam
pembinaan, dan sosialisasi mengenai
aturan-aturan yang berlaku perlu
ditingkatkan.
Gambar 3.16. Capaian Obat Publik dan Kefarmasian
Perencanaan pengadaan yang
dimulai dari Rencana Kebutuhan Obat
(RKO) Dinkes Provinsi dan Kab/Kota;
Ketersediaan Penyedia obat E-Katalog;
terdistribusinya obat buffer stok dan
obat program secara merata sesuai
kebutuhan dan tepat sasaran. Persentase
ketersediaan obat buffer di Provinsi
Banten Target 100% Realisasi 93.74%.
Permasalahan yang dihadapi dalam
0 20 40 60 80 100 120
Persentase ketersediaan obat buffer diProvinsi Banten (%)
Persentase Sarana Kesehatan, Produksi danDistribusi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
yang berkualitas (%)
OBAT PUBLIK DAN KEFARMASIAN
Series 2 Series 1
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
31
LAPORAN KINERJA
2017
pemenuhan obat Buffer stock
diantaranya diakibatkan oleh sistem
penyediaan barang/jasa ‘E-Katalog’.
Pada pemesanan obat E-Katalog ada
beberapa penyedia yang melakukan
penolakan pemesanan dikarenakan
kekosongan stok.
Gambar 3.17. Capaian Pengembangan Sumber daya Kesehatan
0
50
100
150
200
250
ProsentaseInstitusi
PendidikanKesehatan binaanyang terakreditasi
(unit)
TerlaksananyaPuskesmas ygmelaksanakan
SIKDA
Puskesmas YangMelaksanakan
Upaya KesehatanKerja (Unit)
Prosentase Saranadan prasarana
Balai KesehatanJiwa MasyarakatProvinsi Banten
(%)
PersentasePembinaan DinasKesehatan dan RS
yang melayanipasien penduduk
miskin pesertaprogram
Jamkesmas (%)
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Target Realisasi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
32
LAPORAN KINERJA
2017
Persentase Institusi Pendidikan
Kesehatan yang terakreditasi, Target
100% (33 Institusi) , Realisasi 32
institusi, dengan capaian 96.97%.
terdapat Perubahan Kewenangan
Pembinaan Institus Pendidikan
Kesehatan. Beberapa hasil kinerja pada
Tahun 2017 dalam tujuan
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia kesehatan sebagai berikut :
1. Terpilihnya 28 orang tenaga
kesehatan teladan dari Kab/Kota se
Prov Banten,
2. Tersedianya dokumen kajian
pemenuhan tenaga kesehatan
Strategis di Provinsi Banten.
Pada indikator Persentase sarana
prasarana balai kesehatan Jiwa
masyarakat Target Kinerja 100%,
realisasi 0%. berdasarkan undang-
undang kesehatan jiwa No. 18 Tahun
2014 pada pasal 52 ayat 2 diamanatkan
bahwa setiap Provinsi wajib memiliki
sekurang-kurang 1 rumah sakit jiwa
pemerintah, dalam hal ini pemerintah
Provinsi Banten harus memenuhi
kewajiban amanat UU tersebut,
sehingga rencana membentuk balai
kesehatan jiwa masyarakat sudah tidak
memenuhi amanat UU tersebut. Hingga
Tahun 2017 sudah dilaksanakan Uji
Kelayakan (Feasibility Study) untuk
lokasi Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Banten, Pengadaan lahan Rumah Sakit
Jiwa, dokumen analisis dampak
lingkungan (AMDAL), dokumen detail
engineering desain (DED) dan
direncanakan pada Tahun 2018
dilaksanakan pematangan dan
pengamanan lahan Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Banten.
Gambar 3.18. Penanganan Kasus ODGJ
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
33
LAPORAN KINERJA
2017
Dalam hal pelayanan kesehatan
jiwa, untuk mencapai tujuan tersebut
maka Dinas Kesehatan Provinsi Banten
pada tahun 2017 telah melaksanakan
beberapa hasil kinerja sebagai berikut :
1. Tersedianya 110 Orang Tenaga
Kesehatan yang sudah dilatih
penanganan masalah kesehatan Jiwa
di 8 Kab/Kota.
2. Tersedianya 70 Puskesmas yang
telah telah membuka layanan
kesehatan Jiwa dan NAPZA di FKTP
8 Kab/Kota.
Kebijakan kesehatan kerja dan
kesehatan olahraga belum menjadi
prioritas, sehingga menjadi kendala
dalam pelaksanaan program kesjaor
dilapangan, Belum optimalnya
sosialisasi dan advokasi kesehatan kerja
bagi pekerja formal dan informal,
Belum semua perusahaan menerapkan
K3 dengan baik dan optimal, Belum
terbentuknya tim kesehatan kerja di Tk.
Provinsi, sehingga masing-masing sektor
blm terpadu menjadi satu kesatuan,
Pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan masih minim mengenai
kesehatan kerja dan olahraga, Masih
terbatasnya kemampuan SDM dalam
kapasitas kesehatan kerja dan olahraga,
Masih minimnya sarana prasarana
penunjang kesehatan kerja dan
olahraga.
Pada indikator Persentase
Puskesmas yang melaksanakan upaya
kesehatan kerja dan atau Olahraga
dengan target 60 Puskesmas realisasi
161 Puskesmas dengan capaian 268,33.
Untuk mencapai tujuan pelayanan
kesehata kerja dan olahraga maka Dinas
Kesehatan Provinsi Banten pada tahun
2017 telah melaksanakan beberapa hasil
kinerja sebagai berikut :
1. Pendampingan dan fasilitasi
implementasi kesehatan kerja dan
olahraga di 4 Kabupaten/Kota
percontohan.
2. Evaluasi Program kesehatan kerja
dan olahraga tingkat Provinsi
Banten.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
34
LAPORAN KINERJA
2017
Seluruh Kabupaten / Kota se-
Provinsi Banten telah melaksanakan
Program Jamkesda untuk masyarakat
miskin, baik melalui BPJS ataupun
melalui mekanisme klaim menggunakan
SKTM (Surat Keterangan Tidak
mampu). Bedasarkan Data PPLS 2011
jumlah penduduk miskin di Provinsi
Banten adalah 2.815.054 jiwa
sedangkan yang sudah menjadi peserta
PBI BPJS adalah 3.621.750 Jiwa, dengan
jumlah PBI berdasarkan sumber APBD
provinsi Banten sebesar 100.609 Jiwa.
Adapun pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin yang belum
meiliki kartu JKN, dapat mengakses
pelayanan kesehatan di RSUD Banten
dan RSUD malingping melalui system
klaim atas biaya pelayanan kesehatan
tersebut (Pasien SKTM). Diharapakan
seluruh pasien SKTM dapat
diintegrasikan ke BPJS Kesehatan untuk
menjadi Peserta bantuan iuran (PBI).
Gambar 3.19. Pelayanan Kesehatan Umum
Bagi Masyarakat
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
35
LAPORAN KINERJA
2017
Program yang dilaksanakan oleh RSUD
Malingping, meliputi :
Progam Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kesehatan
Pelaksanaan program ini dilaksanakan
oleh RSUD Malingping dengan
melaksanakan 1 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Bagi
Tenaga Kesehatan di RSUD Malingping.
Indikator Kinerja Jumlah Tenaga
Kesehatan RSUD Malingping Yang
ditingkatkan Kemampuannya dengan
Target 29 Orang Realisasi 28 Orang.
Dengan Anggaran, SDM dan waktu
pelaksanaan yang cukup sehingga
kegiatan tercapai sesuai target.
Progam Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan program ini dilaksanakan
oleh RSUD Malingping dengan
melaksanakan 6 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Peningkatan Mutu Diagnosis
dan Teraphy Medis RSUD Malingping,
Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga
Miskin, Peningkatan Mutu Pelayanan
Rawat Inap RSUD Malingping,
Peningkatan Mutu Pelayanan Rawat
Jalan dan Rawat Khusus RSUD
Malingping, Peningkatan Mutu
Penunjang Non Medis RSUD
Malingping, Pengembangan Mutu
Pelayanan Kesehatan dan Kerjasama
RSUD Malingping.
Indikator Kinerja Jumlah Pasien
Mendapat Layanan Kesehatan Gratis
Target 200 Orang realisasi 1200 Orang.
Indikator Ketersediaan Obat, Bahan dan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
36
LAPORAN KINERJA
2017
Alat Penunjang RSUD Malingping target
100% Realisasi 100% Dengan
Anggaran, SDM dan waktu pelaksanaan
yang cukup sehingga kegiatan tercapai
sesuai target.
Program yang dilaksanakan oleh RSUD
Banten, meliputi :
Progam Pembinaan Upaya Kesehatan
Pelaksanaan program ini dilaksanakan
oleh RSUD Banten dengan
melaksanakan 6 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Peningkatan Sarana dan
Prasarana Barang Medis RSUD Banten
;Peningkatan Sarana dan Prasarana
Barang Non Medis RSUD Banten ;
Peningkatan Operasional Pelayanan ;
Pemantauan Pelayanan ; Peningkatan
Asuhan, Etika dan Mutu Keperawatan ;
Pembinaan dan Pengembangan
Keperawatan. Indikator Kinerja
Persentase Peningkatan Sarana dan
Prasarana Barang Medis RSUD Banten
(%) Target 90% Realisasi 90%.
Persentase Peningkatan Sarana dan
Prasarana Barang Non Medis RSUD
Banten (%)Target 90% Realisasi 90%,
Pasien yang dilayani dan ditangani
sesuai dengan indikasi dan kemampuan
(%)Target 90% Realisasi 90%, Waktu
keberlangsungan pelayanan terpenuhi
di semua bagian (%)Target 90%
Realisasi 90%, Pasien yang
mendapatkan asuhan keperawatan (%)
Target 100% Realisasi 100%, Tenaga
perawat yang mendapat pembinaan
dan pengembangan (%) Target 70%
Realisasi 70%. Faktor pencapaian
indikator kinerja yaitu dukungan dari
manajemen SDM, Dana, Aturan,
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
37
LAPORAN KINERJA
2017
Perencanaan serta capaian tahun
sebelumnya terpolasirasi menjadi faktor
tercapainnya target indikator kinerja.
Progam Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan program ini dilaksanakan
oleh RSUD Banten dengan
melaksanakan 2 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Penyediaan Rekam Medis dan
Pelaporan, Kegiatan Pengadaan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Indikator Kinerja Lengkapnya pengisian
rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan (%) Target 90 Realisasi 90%.
Tersedianya data dan informasi sesuai
kebutuhan dan kemampuan (%) Target
90 Realisasi 90%. Pencapaian Indikator
didukung oleh dukungan dari
manajemen SDM, Dana, Aturan,
Perencanaan serta capaian tahun
sebelumnya terpolasirasi menjadi faktor
tercapainnya target indikator kinerja.
3.2 Realisasi Anggaran Tahun 2017
ahun Pada Tahun 2017, melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Dinas Kesehatan Provinsi
mendapat alokasi dana Kegiatan
Pembangunan Kesehatan Belanja
langsung pada APBD-Murni sebesar Rp.
81.708.095.000,- (Delapan Puluh Satu
Miliar Tujuh Ratus Delapan Juta
Sembilan Puluh lima Ribu Rupiah)
kemudian pada APBD-Perubahan
menjadi Rp. 103.441.681.550,- (Seratus
Tiga Miliar Empat ratus Empat Puluh
Satu Juta Enam Ratus Delapan Puluh
Satu Juta Lima ratus Lima Puluh ribu
Rupiah) dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 87.636.026.605,- (Delapan
Puluh Tujuh Miliar Enam Ratus Tiga
Puluh Enam Juta Dua Puluh Enam Ribu
Enam Ratus Lima Rupiah) sampai
dengan bulan Desember yang terbagi
dalam 41 kegiatan (Belanja Langsung).
Terdapat 18 kegiatan dari 41 Kegiatan
yang penyerapan anggarannya dibawah
90%. Permasalahan pada penyerapan
belanja langsung Urusan Wajib
Kesehatan tersebut secara umum
pekerjaan atau realisasi fisik telah
dilaksanakan 100% adapaun
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
38
LAPORAN KINERJA
2017
permasalahan disebabkan karena
adanya efisiensi pada anggaran, (Co :
akomodasi/ Fullboard (sewa ruang
rapat/pertemuan, sewa kamar/tempat
penginapan dan belanja makan minum
kegiatan) dimana terdapat penyesuaian
harga mengacu pada harga publish rate
penyedia jasa akomodasi tersebut).
Adapun kegiatan dengan penyerapan
keuangan dibawah 80% dan kegiatan
dengan permasalahan khusus terkait
pembayaran klaim pelayanan kesehatan
pada RSU Banten dan RSU malingping
adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Pembinaan Upaya
Kesehatan Rujukan Penyerapan
anggaran sebesar 72,60% :
Pekerjaan Telah dilaksanakan
88,89%, adapun permasalahan
diakibatkan adanya pekerjaan atau
tolok ukur Penyusunan FS
Pembangunan RS di Banten Selatan
senilai Rp. 400.000.000,-
dikarenakan tidak cukup waktu
pelaksanaan.
b) Kegiatan Pelayanan Kesehatan bagi
Masyarakat Miskin Penyerapan
anggaran sebesar 74,97% :
Permasalahan Pada pelaksanaan
pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin melalui tolok
ukur bakti sosial operasi bibir
sumbing dan operasi katarak ,
terdapat efisiensi anggaran sesuai
dengan permintaan dari Kab/Kota
maupun pihak yang memerlukan
kegiatan bakti sosial.
c) Kegiatan Pelayanan Kesehatan bagi
Masyarakat Pekerja dan Masyarakat
di Lingkungan Kerja Penyerapan
anggaran sebesar 63,75% :
Pekerjaan Telah dilaksanakan 90%,
adapaun permasalahan diakibatkan
adanya efisiensi pada anggaran
belanja Obat, dikarenakan
Ketersediaan obat di perusahaan
penyedia obat tidak ada, obat yang
dibutuhkan sudah tidak ada di
pasaran, serta terdapat beberapa
persyaratan untuk pengadaan obat
belum terpenuhi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
39
LAPORAN KINERJA
2017
d) Kegiatan Pengadaan sarana dan
Prasarana Kantor Penyerapan
anggaran sebesar 73,26 % :
Pekerjaan Telah dilaksanakan
73,26%, adapaun rendahnya
penyerapan anggaran dikarenakan
Terdapat pekerjaan yang tidak
dilaksanakan terkait rekomendasi
inspektorat.
e) Kegiatan Koordinasi dan konsultasi
Kedalam dan Keluar Daerah
Penyerapan anggaran sebesar 62,85
% : adapun rendahnya penyerapan
anggaran dikarenakan anggaran
yang direncanakan lebih besar
dibandingkan dengan undangan /
perjalan dinas yang ada pada Tahun
2017.
f) Kegiatan Pengadaan sarana dan
prasarana kantor Balai Kesehatan
Kerja Masyarakat Penyerapan
anggaran sebesar 71,38 % :
Pekerjaan atau realisasi fisik sebesar
76,11%, terdapat perbedaan harga
“harga lebih rendah dibandingkan
harga satuan pada DPA (Pagu) yatitu
pada belanja meisn kasir, kursi kerja
dan alat kedokteran umum, selain
hal tersebut terdapat penolakan
pada E-katalog yaitu Alat
Kedokteran Umum Minor Surgery,
Film Viewer, Circumsisi pada salah
satu items dan item Alat Kesehatan
Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Tempat Tidur Pasien, Partus Set.
g) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor Balai Kesehatan
Kerja Masyarakat sebesar 79,12 % :
Pekerjaan atau realisasi fisik sudah
dilaksanakan sebesar 90,58%,
adapun penyerapan yang rendah
disebabkan oleh efisiensi anggaran
pada Pemeliharaan Kendaraan
Dinas Operasional dan
Pemeliharaan Inventaris Kantor
(APK).
h) Kegiatan Penyediaan Barang dan
jasa Perkantoran pada Balai
Kersehatan Kerja Masyarakat
sebesar 60,18 % : Pada tolak ukur
Penyediaan Jasa Perkantoran (Non
PNS), Belum dilaksanakan
penerimaan pegawai non PNS
dikarenakan operasional BKKM
belum dibuka 24 Jam sebagaimana
yang direncanakan sebelumnya.
Pada Belanja Jasa Listrik Tagihan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
40
LAPORAN KINERJA
2017
tidak sesuai dengan rencana
penambahan daya.
i) Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur pada Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat sebesar 42,04 % :
Pekerjaan atau realisasi fisik
dilaksanakan sebesar 51,25%, adapun
permasalahan yaitu pada belanja
Pengiriman Kursus-kursus, Belanja
kursus tidak bisa dilaksanakan oleh
pegawai Non PNS sehingga
penyerapan hanya pada pegawai
PNS dengan Jumlah sebanyak 12
Orang pelaksana.
j) Kegiatan Koordinasi dan konsultasi
Kedalam dan Keluar Daerah pada
Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Penyerapan anggaran sebesar 24,88
% : rendahnya penyerapan anggaran
dikarenakan perjalanan luar daerah
karena undangan dari Pusat terbatas
sehingga dana dana perjalanan Dinas
yang direncanakan tidak dapat
direalisasikan, dana Perjalanan dinas
untuk menunjang kapasitas aparatur
tidak dapat direalisasikan sepenuhnya
dikarenakan waktu pelaksanaan
kegiatan pelatihan lebih singkat dari
yang direncanakan, mempedomani
DOMLAK bahwa Perjalanan Dinas
maksimal dilaksanakan 2 orang
sedangkan direncanakan sebanyak 3
orang sehingga terdapat rasionalisasi
petugas yang melaksanakan
perjalanan dinas.
k) Pembiayaan dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan sebesar
85,93 % : Pekerjaan atau realisasi fisik
sudah dilaksanakan sebesar 100%,
adapun permasalahan pada kegiatan
Pembiayaan dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan yaitu terkait
klaim dari RSUD Banten dan RS
Malingping untuk pelayanan bulan
berjalan dibayarkan pada bulan
berikutnya (pada kondisi ini yaitu
klaim pada akhir tahun 2017 prediksi
pembayaran klaim lebih besar
dibandingkan tagihan klaim yang
diverifikasi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
41
LAPORAN KINERJA
2017
Pada Tahun 2017, melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) RSUD Malingping mendapat
alokasi dana Kegiatan Pembangunan
Kesehatan Belanja langsung dan BLUD
sebesar Rp. 149.829.469.389,- (Seratus
Empat Puluh Sembilan Miliar Delapan
Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Empat
Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Tiga
Ratus Delapan Puluh Sembilan Rupiah)
dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
140,220,201,596,- (Seratus Empat Puluh
Miliar Dua Ratus Dua Puluh Juta Dua
Ratus Satu Ribu Lima Ratus Sembilan
Puluh Enam Rupiah) sampai dengan
bulan Desember yang terbagi dalam 13
kegiatan (Belanja Langsung) Terdapat 3
kegiatan dari 13 Kegiatan yang
penyerapan anggarannya dibawah
90%. Permasalahan pada penyerapan
belanja langsung Urusan Wajib
Kesehatan tersebut sebagai Berikut :
Pada Kegiatan Penyediaan Barang dan
Jasa Perkantoran Penyerapan anggaran
sebsar 77% dikarenakan Tidak adanya
dokter spesialis Residen pada kode
rekening Non PNS yang bekerja di
RSUD Malingping sehingga anggaran
untuk pembayaran dokter tersebut tidak
terserap. Selain hal tersebut Belanja yang
tidak terserap yaitu : pemulasaran
jenazah; sewa rumah/gedung/tempat
kerja; sewa mobilitas; pemberian
hadiah; dokumentasi/dekorasi/promosi
publikasi).
Pada Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Bagi Keluarga Miskin
penyerapan Anggaran sebesar 50,68%
dikarenakan Efisiensi dari belanja
honorarium narumber pengobatan
gratis dan rapat siang kinik
Kegiatan Penatausahaan,
Pengendalian dan Evaluasi Laporan
Keuangan penyerapan Anggaran sebesar
69,75% dikarenakan Efisiensi dari
belanja honorarium narumber sebanyak
5 kegiatan rapat pertemuan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
42
LAPORAN KINERJA
2017
Pada Tahun 2017, melalui Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
RSUD Banten mendapat alokasi dana
Kegiatan Pembangunan Kesehatan
Belanja langsung dan BLUD sebesar Rp.
150,228,179,895,- (Seratus Lima Puluh
miliar Dua Ratus Dua Puluh Delapan
Juta Seratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu
Delapan Ratus Sembilan Puluh Lima
Rupiah) dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 96,278,840,788,- (Sembilan
Puluh Enam Miliar Dua Ratus Tujuh
Puluh Delapan Juta Delapan Ratus
Empat Puluh Ribu Tujuh Ratus Delapan
Puluh Delapan Rupiah) sampai dengan
bulan Desember yang terbagi dalam 11
kegiatan (Belanja Langsung)
Terdapat 8 kegiatan dari 11 Kegiatan
yang penyerapan anggarannya dibawah
90%. Permasalahan pada penyerapan
belanja langsung Urusan Wajib
Kesehatan tersebut sebagai Berikut :
Pada Kegiatan Pelayanan kesehatan
BLUD sebsar 36,81% dikarenakan
Proses tahun pertama pola BLUD
beberapa aturan masih dalam proses
penyusunan, Dibutuhkan Evaluasi
perencanaan RBA dan segera
menyelesaikan aturan aturan
administrasi pengelolaan BLUD.
Pada Kegiatan Penyediaan Barang Dan
Jasa Perkantoran penyerapan Anggaran
sebesar 79,81% dikarenakan anggaran
yang dibutuhkan lebih kecil dari rencana
terutama di jasa Non PNS dan jasa
kebersihan.
Pada Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor penyerapan Anggaran
sebesar 57,31% dikarenakan pada
belanja Suku cadang, alat dari vendor
yang sesuai spesifikasi yang diinginkan
terbatas dan kebutuhan berbeda
dengan pengajuan serta adanya sisa
kontrak.
Pada Kegiatan Koordinasi dan
Konsultasi kedalam daerah dan keluar
daerah penyerapan Anggaran sebesar
79,32% dikarenakan anggaran yang
dibutuhkan lebih besar dari yang
direncanakan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
43
LAPORAN KINERJA
2017
Pada Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kesehatan RSUD Banten
(DAK) penyerapan Anggaran sebesar
66,2% dikarenakan terdapat dua
pekerjaan Gagal lelang yaitu :
Pengadaan IPAL dan Genset dan tidak
cukup waktu pelakasanaanya, terdapat
kontrak yang tidak terlaporkan di akhir
waktu (batas akhir 31 agustus) sehingga
dana luncuran DAK tidak bisa di
transferkan ke daerah.
Pada Kegiatan Penyediaan Barang dan
Jasa Perkantoran (DPA Kewajiban)
penyerapan Anggaran sebesar 43,55%
dikarenakan adanya hasil temuan BPK -
RI bahwa nilai pagu kewajiban
dibayarkan (terealisasi) bila
pembangunan gedung selesai di bangun
namun pembangunan gedung tidak jadi
dilaksanakan.
Pada Kegiatan Pemenuhan Sarana dan
Prasarana RS (DAK) DPA Kewajiban
penyerapan Anggaran sebesar 47,63%
dikarenakan adanya hasil temuan BPK -
RI terdapat kelebihan nilai pagu
kewajiban bayar maka yang dilakukan
pencairan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan.
BAB IV PENUTUP
45
LAPORAN KINERJA
2017
Laporan Kinerja merupakan laporan yang memberikan penjelasan
mengenai Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten selama Tahun
2017. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2017 tersebut dibandingkan
dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2017 sebagai tolok
ukur keberhasilan Tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap
rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah
kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Dari Keseluruhan 6 tujuan/sasaran dengan 23 (Dua Puluh Tiga) Indikator
pada Dinas Kesehatan, 3 (Tiga) indikator pada RSUD Malingping dan 7 (Tujuh)
indikator pada RSUD Banten kinerja rata-rata capaian Indikator Kinerja dapat di
kategorikan Sangat Baik, hal ini sekaligus menunjukkan adanya komitmen dari
Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk mewujudkan Visi dan Misinya.
Secara umum berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Banten dengan nilai Sangat Baik, meskipun ada beberapa hal
terutama dalam pencapaian sasaran program yang masih perlu di tekan dimasa
yang akan datang mendatang. Selain itu juga di rasakan perlu untuk meningkatkan
peran serta stakeholder dalam upaya mendukung program pembangunan
kesehatan. Upaya pendekatan lintas program dan lintas sektoral serta
pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendukung pembangunan bidang
kesehatan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembangunan.
Demikian yang dapat kami susun, semoga Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Banten dapat mendukung dalam penyusunan LAKIP
Pemerintah Daerah Provinsi Banten.
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI BANTEN