2015_6 1 Kisruh PSSI

4
- 9 - Info Singkat © 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Vol. VII, No. 11/I/P3DI/Juni/2015 KESEJAHTERAAN SOSIAL Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis DAMPAK PSIKOLOGIS KISRUH PSSI Lukman Nul Hakim*) Abstrak Sebagai olahraga yang paling digemari di dunia dan juga di Indonesia, sepak bola bukan sekedar olahraga. Di dalamnya ada nasionalisme bangsa, fanatisme suporter, dan tentunya beragam profesi yang terkait dengan sepak bola, seperti pelatih, pemain, wasit, dan lain-lain. Ketika sepak bola tanah air sedang mengalami masalah saat ini, yaitu sanksi FIFA kepada Indonesia, hal itu turut menjadi perhatian banyak orang. Permassalahan ini dapat menimbulkan kekecewaan dan frustrasi kolektif, kumpulan kekecewaaan yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan agresivitas kolektif. Oleh karena itu, kisruh sepak bola Indonesia harus diatasi dengan kepala dingin, bijaksana, serta mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan secara menyeluruh. Pendahuluan Mulai tanggal 30 Mei 2015 Federation Internationale de Football Association (FIFA) resmi memberikan sanksi larangan mengikuti turnamen internasional, kecuali SEA Games 2015, kepada Indonesia. Sanksi ini juga menghentikan bantuan dari FIFA dan Asian Football Confederation (AFC) dalam bentuk dana, program, ataupun pendidikan serta latihan kursus, hingga dipenuhinya syarat- syarat yang diberikan oleh FIFA. FIFA memberikan empat syarat bagi Indonesia agar sanksi ini dapat dicabut, yaitu: (1) Komite Eksekutif Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali mengatur sepak bola Indonesia secara independen tanpa adanya campur tangan dari pihak lain, termasuk kementerian atau badan-badan di bawahnya; (2) pengelolaan tim nasional diberikan kepada PSSI; (3) tanggung jawab seluruh kompetisi PSSI diberikan kepada otoritas PSSI dan bidang-bidang di bawahnya; dan (4) seluruh klub yang diberi lisensi PSSI sesuai dengan Peraturan Lisensi Klub PSSI harus bisa bertanding di kompetisi PSSI. Pengembalian integritas PSSI memang terkendala sejak tahun 2010 terjadi dualisme federasi dan kompetisi sepak bola di Indonesia. Namun demikian, sesungguhnya PSSI telah menunjukkan perkembangan yang positif. Indikasinya adalah pada bulan Maret 2013 PSSI berhasil menyelesaikan masalah dualisme tersebut. Upaya yang dilakukan PSSI menunjukkan kemajuan positif, hingga dapat menyelenggarakan program FIFA Goal Projects, FIFA Performance Program, dan Financial Assistance Program. Akan tetapi, PSSI kembali menjadi *) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jendral DPR RI. E-mail: [email protected].

description

Sebagai olahraga yang paling digemari di dunia dan juga di Indonesia, sepak bolabukan sekedar olahraga. Di dalamnya ada nasionalisme bangsa, fanatisme suporter,dan tentunya beragam profesi yang terkait dengan sepak bola, seperti pelatih, pemain,wasit, dan lain-lain. Ketika sepak bola tanah air sedang mengalami masalah saat ini,yaitu sanksi FIFA kepada Indonesia, hal itu turut menjadi perhatian banyak orang.Permassalahan ini dapat menimbulkan kekecewaan dan frustrasi kolektif, kumpulankekecewaaan yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan agresivitas kolektif. Olehkarena itu, kisruh sepak bola Indonesia harus diatasi dengan kepala dingin, bijaksana,serta mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan secara menyeluruh.

Transcript of 2015_6 1 Kisruh PSSI

- 9 -Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RIwww.dpr.go.idISSN 2088-2351Vol. VII, No. 11/I/P3DI/Juni/2015 KESEJAHTERAAN SOSIALKajian Singkat terhadap Isu Aktual dan StrategisDAMPAK PSIKOLOGISKISRUH PSSILukman Nul Hakim*)AbstrakSebagaiolahragayangpalingdigemarididuniadanjugadiIndonesia,sepakbola bukansekedarolahraga.Didalamnyaadanasionalismebangsa,fanatismesuporter, dantentunyaberagamprofesiyangterkaitdengansepakbola,sepertipelatih,pemain, wasit,danlain-lain.Ketikasepakbolatanahairsedangmengalamimasalahsaatini, yaitusanksiFIFAkepadaIndonesia,halituturutmenjadiperhatianbanyakorang. Permassalahaninidapatmenimbulkankekecewaandanfrustrasikolektif,kumpulan kekecewaaanyangpadaakhirnyaberpotensimenimbulkanagresivitaskolektif.Oleh karenaitu,kisruhsepakbolaIndonesiaharusdiatasidengankepaladingin,bijaksana, serta mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan secara menyeluruh.PendahuluanMulaitanggal30Mei2015Federation InternationaledeFootballAssociation(FIFA) resmimemberikansanksilaranganmengikuti turnameninternasional,kecualiSEAGames 2015,kepadaIndonesia.Sanksiinijuga menghentikanbantuandariFIFAdanAsian FootballConfederation(AFC)dalambentuk dana,program,ataupunpendidikanserta latihankursus,hinggadipenuhinyasyarat-syarat yang diberikan oleh FIFA.FIFAmemberikanempatsyaratbagi Indonesiaagarsanksiinidapatdicabut,yaitu: (1)KomiteEksekutifPersatuanSepakbola SeluruhIndonesia(PSSI)kembalimengatur sepakbolaIndonesiasecaraindependen tanpaadanyacampurtangandaripihaklain, termasukkementerianataubadan-badan dibawahnya;(2)pengelolaantimnasional diberikankepadaPSSI;(3)tanggungjawab seluruhkompetisiPSSIdiberikankepada otoritasPSSIdanbidang-bidangdibawahnya; dan(4)seluruhklubyangdiberilisensiPSSI sesuaidenganPeraturanLisensiKlubPSSI harus bisa bertanding di kompetisi PSSI.PengembalianintegritasPSSImemang terkendalasejaktahun2010terjadidualisme federasi dan kompetisi sepak bola di Indonesia. Namundemikian,sesungguhnyaPSSItelah menunjukkanperkembanganyangpositif. IndikasinyaadalahpadabulanMaret2013 PSSIberhasilmenyelesaikanmasalah dualismetersebut.Upayayangdilakukan PSSImenunjukkankemajuanpositif,hingga dapatmenyelenggarakanprogramFIFAGoal Projects,FIFAPerformanceProgram,dan Financial Assistance Program. Akantetapi,PSSIkembalimenjadi *)Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jendral DPR RI. E-mail: [email protected] 10 -sorotanpublikketikapada26Oktober2014 terjadiinsiden"sepakbolagajah"pada pertandinganantaraKlubPersatuanSepak BolaSleman(PSS)vsPersatuanSepakBola Indonesia Semarang (PSIS) untuk menghindari lawanpadatahapselanjutnyayangdianggap kuat, sehingga menjadi sorotan FIFA, AFC, dan media internasional. KemudianBadanOlahragaProfesional (BOPI)tidakmengeluarkanizinkegiatan IndonesianSuperLeague(ISL)denganalasan data-dataklubpesertaISLbelumlengkap, yangmenyebabkantertundanyakickoffISL. Acarayangrencananyaakandilakukanpada tanggal18Februari2015diubahmenjadi tanggal 4 April 2015.KonfikBOPIdenganPSSIkembali berlanjutkarenakeduapihaktidak menyepakatiklub-klubyangdianggaplayak dantidaklayakmengikutipertandingan. Sampai akhirnya Menpora resmi mengeluarkan suratkeputusannomor01307tahun2015 tentangpengenaansanksiadministratifberupa pembekuanPSSIpadatanggal17April2015. PSSImenggugatSKMenporatersebutmelalui PTUN,danberhasildimenangkanolehPSSI (Rini,2015).SementaraFIFAmendesak pemerintahuntukmenarikdiridariupaya intervensiPSSIdanmemberitenggatwaktu untukmencabutSKpembekuanitusampai dengantanggal29Mei2015.Denganhasil PTUNdandesakanFIFAtersebutternyata tidakmembuatMenporamencabutSKyang telahdikeluarkannya(Rini,2015).Padahal sebelumnyaketikadidesakuntukmencabut SKpembekuanPSSI,Menporamenyatakan akanmengikutiputusanPTUN(Kusuma, Rafes,Yulika,2015).Padaakhirnya,FIFA secara resmi memberikan sanksi bagi Indonesia mulaitanggal30Mei2015setelahsampai bataswaktuyangdiberikanpemerintahtidak memberikan respons.Dampak Sanksi FIFAMengingatsepakbolamerupakan olahragayangpalingdigemaridiIndonesia, sanksiFIFAinimendapatkanreaksikerasdari parapecintasepakbolatanahair.Dukungan pendukungterhadapsebuahklubataupun timnasterkadangsangatkuatsehingga memunculkanfanatismeparapendukungnya. Merekalahyangseringkalimelakukanperilaku agresifketikaemosinyadipicu.Fanatismeyang berlebihan sering sekali berujung pada perilaku agresif tawuran antar-pendukung. Padapertandingansepakbolaantara timnasionalnuansakebangsaanmembela negarajugaterjadi.Karenaitu,tidakheran jikatimnassepakbolaIndonesiaberhadapan dengantimnasMalaysiamakapertandingan menjadilebihemosional.Dalamkonteks ini,pertandingantersebutbukanlagi hanyasekedarsepakbolatetapimasalah hargadiribangsa.Bagimasyarakat,kisruh PemerintahdanPSSIinimenimbulkan berbagaikonsekuensinegatif,mulaidari berkurangnyapilihantontonanhiburan, gagalnyakeinginanmenontonklubbola favorit,semakinmenjauhnyaimpianbanyak masyarakatIndonesiaagartimnasional sepakbolaIndonesiabisalebihberjayadi tingkatinternasional,bahkanhilangnyamata pencaharianbagipemaindanpengelolasepak bola. Pada giliran berikutnya, berbagai dampak tersebutberpotensimenciptakanrasafrustrasi di masyarakat Indonesia. SanksiFIFAmengakibatkanbanyak kerugianpadaberbagaipihak,seperti mengemukapadarapatdengarpendapat KomisiXDPRRIdenganPSSI,PTLiga Indonesia,PerwakilanLigaNusantara,dan DivisiUtamapadaSelasa,26Mei2015. Dampakterbesardirasakanolehtimnasional Indonesia,dimanasepanjangtahun2015 seharusnyaterselenggarasetidak-tidaknya 6kegiatanlainnyaselainSEAGames2015, yaitukualifkasiPialaDunia2018,Kualifkasi AsianCup2019,MNCCupTimnasSenior, AFFChampionshipU19,AFFChampionship U16,KualifkasiAFCU19,danKualifkasi AFFU16.AbsennyaTimNasionalIndonesia padaberbagaiperlombaantersebutdapat mendemotivasiparapemaindansemakin mempersulitupayamengukurposisiTim Nasional Indonesia dengan tim nasional negara lainnya.Salahsatukasusyangpalingmerugikan adalahgagalnyaTimPersatuanSepakBola IndonesiaJayapura(Persipura)untuk bertandingmelawanKlubSepakbola Malaysia,PahangFC,dalamAFCCup.Hal itudikarenakan4orangpemainPahangFC yangberasaldariNigeria,Argentina,Pakistan, danJamaicatidakmendapatkanentryvisa untukmasukkeIndonesia.SementaraKlub PersatuanSepakBolaIndonesiaBandung (Persib)yangjugamasuktahap16besardan menjadituanrumahuntukbertandingdengan Kitchee FC tidak mengalami kendala dan dapat menyelenggarakanpertandingansepertibiasa. - 11 -Halinimenimbulkanperasaanterdiskriminasi khususnyapadaklubPersipuradanterhadap masyarakat Papua pada umumnya.Dampaknegatiflainnyaadalahhilangnya potensipemasukanyangnilainyamencapai miliaranrupiah.Hilangnyapotensiitudi antaranyaberasaldarihaksiartelevisi, penjualantiket,danpenjualanmerchandise. Selainitu,sanksiFIFAjugaberakibatpada gagalnyaIndonesiamendapatkanberbagai programbantuandariFIFAdanAFC.Program bantuanyangberpotensigagalterlaksanapada tahun2015inidiantaranyaadalahbantuan FIFAGoalProjectberupapembangunan lapangansintetisyangbernilaiUSD600 ribu;FinancialAssistanceProgramyang berlangsungselamasatutahununtuksemua programPSSIdanbernilaisekitarUSD250 ribu;programAFC-FAP;AFCPresidents Initiativeberupapembangunanminipithces; danAFCKickOffProgramberupabantuan tenaga teknis sepak bola.Beberapaprogrampengembangan sepakbolajugaterancamtidakdidapatkan sepertipendidikankepelatihanlisensiA,B,C, AFC;RefereedirectorworkshopAFC,FIFA PerformanceProgram,danFIFAEliteYouth CoursesLeagueDevelopmentOffcer.Selain itu,kerugianjugadideritaolehklubsepak bolaanggotaPSSI.Sebanyak34asosasisepak bolaprovinsipungagalmelanjutkanproses pembinaan bagi para klub amatir nasional.Frustrasi Pencetus AgresiSelainyangtelahdisebutkandiatas, yang perlu menjadi titik berat perhatian adalah dampak psikologis dari kisruh ini. Kisruh sepak bolanasionalmemberikandampakpsikologis yangcukupluas,baikkepadaindividuataupun sosialmasyarakat.Dampakpsikologissecara individuadalahterhadapmerekayangterlibat langsungdengansepakbolanasional.Orang-orangyangmenggantungkanhidupnyadari sepakbola,sepertiparapemainsepakbola, pemilikklubbola,pelatih,manajemenklub, danbahkanpendukung.Sementaraitu, masyarakatumumadalahmasyarakatpencinta olahragadanparapendukungsepakbola nasional.Memburuknyakondisipersepakbolaan Indonesiainiberpotensimengakibatkanrasa frustrasi.Frustrasiadalahsebuahkondisi psikologistidaknyamanyangdiakibatkan karenaadapenghalanguntukmencapai suatutujuanyangdikehendakiolehindividu (Dollard,1939).Berkowitz(1989)mengatakan bahwafrustasimenimbulkankemarahan, danemosimarahinilahyangmemicuagresi. Marahitusendiribarutimbuljikasumber frustasidinilaimempunyaialternatifperilaku lain daripada perilaku yang yang menimbulkan frustasi itu.Frustrasiakanmemberikanefekyang lebihburukketikaterjadisecaramassal, karenasepertiditulisolehBerkowitz (1989)bahwafrustrasidapatmenciptakan kecenderunganagresivitas.Halserupa dinyatakanolehDollard(1939)danMiller (1941)yangberpendapatbahwaagresidipicu olehfrustasi.Agresidimaknaisebagaisegala bentukperilakuyangdisengajaterhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukainya danagarpihakyangdilukaitersebutberusaha untukmenghindarinya.Dengandemikian agresimerupakanpelampiasandariperasaan frustasi.Jikafrustrasiituterjadipadabanyak orang,akibatnyaadalahterjadinyafrustrasi kolektifataufrustrasisosial,yangpada akhirnyaakanmengakibatkanperilakuagresif yangbersifatmassal.Sedangkansalahsatu sifatmassaladalahanonimitasidentitas sehinggakemungkinanterjadinyadampak yang lebih masif dan destruktif cukup besar. Kisruh PSSI vs Kemenpora ini berpotensi menambahkeresahandalammasyarakat. Kisruhinisemakinmenambahdaftar panjangbebanpsikologisdalammasyarakat yangmasihrentansetelahberbagaipemicu keresahanemosionalsepertihirukpikuk pemilihanpresiden,pertikaianKPK-Polri, ramainyakasusprostitusiselebriti,berbagai isuprodukpalsu,yaituberaspalsu,ijazah palsu, maupun dokter palsu, dan masih banyak lagiyangbanyakmendapatkansorotanmedia massa.Keresahanmasyarakatdapat diterjemahkanmenjadiberbagaiperilaku agresiyangkadangdiluarlogika.Seperti yangterjadidiPapua,dimanakekecewaan masyarakatditunjukkandengandemonstrasi danprotessampaimengangkatkembaliisu kemerdekaan Papua.PenutupPemerintah harus melihat kasus PSSI ini dalam perspektif yang lebih luas. Bahwa sepak bola merupakan olahraga yang paling diminati ditanahair,sehinggaguncanganterhadap - 12 -sepakbolanasionalakanterasadimasyarakat luas.Sepakbolamerupakanolahragayang dapatmembentukkohesiftaskelompok yangkuatdanbahkanmampumemunculkan masyarakatyangsangatfanatikterhadap sebuah klub sepak bola.Frustrasiakanmenciptakankondisi emosiyangtidakstabil.Ketikarasafrustrasi tersebutterjadipadabanyakorangmaka menciptakankondisifrustrasimassalyang kontraproduktifuntukpembangunanbangsa. BahkanpadakasusPapua,kisruhPSSIini merembet ke massalah disintegrasi. Pemerintah,PSSIdanparastakeholder lainnyaharusmemilikirasatanggungjawab untukmenjagakondisipsikologismasyarakat agar tidak memunculkan rasa frustrasi. Karena frustrasidapatmengakibatkanagresivitas masyarakatyangdapatmemberikandampak buruk.Jangansampaiisusepakbolaini menggelindingbagaikanbolaliaryangtidak jelas efek buruknya.UntukituPemerintahharussegera mengambillangkahnyatadalamupaya penyelesaiankonfikini.Secarakonkrit, KomisiXDPRRIperluterusmendorong pemerintahuntukmencabutpembekuanPSSI danmengedepankanperbaikanorganisasi tersebut.ReferensiBerkowitz,L.(1989)."Frustration-AggressionHypothesis:Examinationand Reformulation".PsycologicalBulletin,Vol 106, 59-73.Burnstein,E.&Worchel,P.(1962). "Arbitrarnessoffrustrationandits consequencesforaggressioninasocial situation".JournalofPersonality,30, 528-541Dollard,J.,Doob,L.,Miller,N.,Mowrer, O.,&Sears,R.(1939).Frustrationand aggression. New Haven, CT: Yale University Press.Hafz,A.(2015)."PersipuraManiaMalang GelarDemoTuntutMenporadiBalai Kota".http://wartamalang.com/2015/05/persi pura-mani a-mal ang-gel ar-demo-tuntut-menpora-di-balai-kota.Diaksespada 7 Juni 2015.Haryati,C.(2015)."KaptenPersipuraBoaz Solossa:MerdekakanPapua".http://www. har si ndo. com/2015/06/pasca-sanksi-fifa-kapten-persipura-boaz-solossa-merdekakan-papua.html,diaksestanggal5 Juni 2015.Hermanto,A.(2015)."KronologiKisruhSepak bolaNasionalHinggaPSSIdibekukan". http://bola.liputan6.com/read/2216005/kronologi-kisruh-sepak-bola-nasional-hingga-pssi-dibekukan,diaksestanggal7 Juni 2015.Kusuma,M.W.,Rafes,R.I.,Yulika,N.C.(2015). "DidesakCabutPembekuanPSSI,Menpora: TungguPutusanPTUN".http://bola.viva.co.id/news/read/635503-didesak-cabut-pembekuan- pssi - - menpora- - t unggu-putusan-ptun, diakses tanggal8 Juni 2015.Purwono, A.H. (2015). "Persipura Batal Tanding PapuaMembara".http://bola.okezone.com/r ead/2015/05/26/51/1155434/persipura-batal-tanding-papua-membara, diakses tanggal 7 Juni 2015. Rini,C.L.(2015)."PSSI:KemenporaTak HiraukanPutusanPTUN".http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/15/06/09/npo494-pssi-kemenpora-tak-hiraukan-putusan-ptun, diakses tanggal 7 Juni 2015.Saptohutomo,AP.(2012)."TragediHeysel: NyawaTifosiMelayangditanganKopites". http://www.merdeka.com/dunia/tragedi-heysel-nyawa-tifosi-melayang-di-tangan-kopites.html, diakses tanggal7 Juni 2015.