201407041528550.ENV Training PPT

73
Isu-Isu Lingkungan Hidup dan Sosial   Proyek Pembangunan Pelabuhan & PPP di Indonesia 16 Juni 2014

Transcript of 201407041528550.ENV Training PPT

Page 1: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 1/73

Isu-Isu Lingkungan Hidup dan Sosial – ProyekPembangunan Pelabuhan & PPP di Indonesia

16 Juni 2014

Page 2: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 2/73

2

Dalam Sesi ini Kita akan:A. Mereview Kerangka Regulasi dan Legislasi

o Regulasi PPP

o Kajian Lingkungan dan Sosial (AMDAL)

o Rencana Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali (LARAP)

B. Isu-Isu Lingkungan pada Proyek-Proyek Pelabuhano Pertimbangan

o Pengelolaan Material Pengerukan

o Emisi Udara

o Pengelolaan Persampahan (Limbah umum, Air Limbah, Limbah Padat)

o Pengelolaan Oli dan Bahan Berhaya

o Kebisingan

o Keakeragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi

o Pengelolaan Lalu Lintas

o Dampak Visual

o Keberlanjutan dan Perubahan Iklim

C. Isu-Isu Sosial pada Proyek-Proyek Pelabuhano Fasilitas Sosial & Kemasyarakatan

o Barang/Pelayanan Ekosistem

o Kesehatan dan Keselamatan Publik

o Keselamatan dan Kesehatan Kerja

D. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umumo Isu umum dari pengalaman-pengalaman sebelumnya

o Potensi Isu bagi Proyek Pelabuhan

o Mitigasi

Page 3: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 3/73

3

A. Review Regulasi dan LegislasiGambaran Umum

A.1 Regulasi PPP

 –Proyek PPP yang wajib AMDAL andLARAP

 – Tahapan Pelaksanaan ProyekKerjasama PPP

A.2 Kajian Lingkungan dan Sosial

 – Peraturan Indonesia – AMDAL

o Peraturan Terkait

o Kegiatan Wajib AMDAL

o Dimulainya AMDAL

o Partisipasi dan KeterlibatanMasyarakat

o Komponen AMDAL

o Peraturan-Peraturan Komponen-Komponen Lingkungan

o Proses AMDALo Izin Lingkungan

o Proses Perizinan AMDAL

 – Kerangka Kerja Internasional – ESIA

o Proyek yang membutuhkanPendanaan Internasional

o Standar Kinerja IFC

 –

Ringkasan Perbandingano Proses ESIA vs. Proses AMDAL

A.3 Pengadaan Tanah

 –Standar Nasional untuk PengadaanTanah

o Peraturan terkait

o Persyaratan Dasar

o Landasan Kebijakan

o Mekanisme Pengaduan

o Alur Kegiatan

o

Rencana Pengadaan Tanah (LAP_and Rencana Pengadaan Tanah danPemukiman Kembali (LARAP)

o Pihak-pihak yang terlibat

 – Standar Internasional untuk PengadaanTanah

o Persyaratan Standar Internasional

o Persyaratan Dasar

o Landasan Kebijakano Mekanisme Pengaduan

o Flow Kegiatan

o Rencana Pengadaan Tanah (LAP)dan Rencana Pengadaan TanahPemukiman Kembali (LARAP)

o Pihak-pihak terlibat

 – Ringkasan Perbandingan

o Perbedaan antara Standar Nasionaldan Standar Internasional

Page 4: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 4/73

4

A.1 Regulasi PPPProyek PPP Wajib AMDAL dan LARAP

Ada terdapat dua peraturan yang berkaitan dengan PPP yang

menyebutkan akan kebutuhan Rencana Pengadaan Tanah danPemukiman kembali (LARAP) dan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)untuk mendukung suatu Proyek PPP termasuk:

 – Peraturan Bappenas No. 3 /2012 (Panduan Umum PelaksanaanKerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastruktur)o Kajian Lingkungan Hidup (Pasal 4 ayat 3b) and Kesesuaian Lingkungan dan

Sosial (Pasal 7 ayat 4a)

o Rencana Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (Pasal 4 ayat 3a)

 – Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 83/2010 (PanduanPelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

Penyediaan Infastruktur Transportasi)o Kajian Lingkungan Hidup (Lampiran IV.A.2.4 dan C.2.a.4)

Proses AMDAL dan LARAP akan mengacu kepada peraturan terkait yangakan dijelaskan pada sesi selanjutnya

Page 5: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 5/73

5

A.1 Regulasi PPPArea Abu-Abu “Grey Area” di dalam Peraturan - AMDAL

 – Peraturan PPP mewajibkan dokumen AMDAL serta rencana

pengadaan tanah sebagai bagian dari proses. Namun , waktu

mulainya tidak jelas.

 – Peraturan AMDAL menetapkan bahwa proses AMDAL tidak bisa

dimulai sampai proyek disetujui dan diumumkan secara publik

 – Komisi AMDAL tidak dapat terbentuk sampai proyek

disetujui/diumumkan

 – Pengadaan tanah tidak dapat secara resmi dimulai sampai proyek

disetujui/diumumkan

Page 6: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 6/73

6

A.1 Regulasi PPPTahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama PPP

TAHAP I:

PERENCANAAN PROYEK KERJA SAMA

TAHAP II:PENYIAPAN PROYEK KERJA SAMA

TAHAP III:TRANSAKSI PROYEK KERJA SAMA

TAHAP IV:

MANAJEMEN PELAKSANAANPERJANJIAN KERJA SAMA

Identifikasi dan

Pemilihan

Proyek Kerja

Sama

Penetapan

Prioritas

Kajian Awal

Prastudi

Kelayakan

Proyek Kerja

Sama

Kajian Kesiapan

Proyek Kerja

Sama

Penyelesaian

Prastudi

Kelayakan

•Rencana

Pengadaan

Badan Usaha

Baru

•Pelaksanaan

Pengadaan BU

•Penyiapan

Penandatangana

n Perjanjian

Kerja Sama

Perencanaan

Manajemen

Pelaksanaan

Perjanjian Kerja

Sama

Manajemen

Pelaksanaan

Perjanjian Kerja

Sama

Output:

Daftar Prioritas Proyek

Output:

Perolehan

Pembiayaan,

Kontrak EPC,

Kontrak Operasi

Output:

Dokumen

Prastudi

Kelayakan

Output:

Dokumen Penyiapan Proyek Kerja

Sama

Output: Dok.

Perjanjian

Kerjasama Dok.

Penjaminan &

Dok. Regres

Konfirmasi/Perset

ujuan Pemberian

Dukungan

Pemerintah

dan/atau Jaminan

Pemerintah

Proses Permohonan Kebutuhan Dukungan Pemerintah

dan/atau Jaminan Pemerintah

Proses alokasi, pencairan, pengawasan

& pemantauan Pemberian Dukungan

Pemerintah dan/atau pemantauan &evaluasi pelaksanaan Perjanjian

Penjaminan & Perjanjian Regres

Kajian Lingkungan Hidup / PJPK Kajian Lingkungan Hidup / BU

PROSES PENGADAAN TANAH

Output:

Laporan Berkala

Pelaksanaan

Manajemen PK

2 - 5 Bulan 6 - 9 Bulan 10 - 23 Bulan 9 - 12 Bulan 12 - 36 Bulan

Sumber: Permen Bappenas 3/2012

Page 7: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 7/737

A.2 Kajian Lingkungan dan SosialGambaran Umum

A.2.1 Peraturan Indonesia – AMDAL

o Peraturan Terkait

o Kegiatan Wajib AMDAL

o AMDAL Commencement

o Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat

o Komponen-Komponen AMDAL

o Peraturan terkait Komponen-Komponen Lingkungan

o Proses AMDAL

o Izin Lingkungan

o Proses Perizinan AMDAL

A.2.2 Kerangka Kerja Internasional – ESIAo Proyek yang membutuhkan Pendanaan Internasional

o Standar Kinerja IFC

A.2.3 Ringkasan Perbandingan

o Proses AMDAL vs. Proses ESIA

Page 8: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 8/738

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALPeraturan Terkait

 – Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 (Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan),

 – Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 (Izin Lingkungan),

 – Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 (Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki analisis

mengenai dampak lingkungan hidup)

 – Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012

(Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup).

Page 9: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 9/739

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALKegiatan Wajib AMDAL

Lampiran 1 Peraturan Menteri LH 5/2012 memberikan daftar

kegiatan yang akan memerlukan persiapan AMDALBerdasarkan Lampiran 1 Peraturan Menteri LH proyekpembangunan pelabuhan akan memerlukan AMDAL/EIA yangharus dipersiapkan jika terdapat

Pembangunan jetty (sheet pile atau tiang terbuka) denganpanjang lebih dari 200 m atau ukuran lebih dari 6.000 m2

• Pembangunan dermaga dengan ukuran besar

• Pembangunan breakwater dengan panjang lebih dari 200m2

• Pembangunan fasilitas terapung dengan kapasitas lebihdari 10.000 DWT

• Reklamasi dengan ukuran minimal reklamasi 25 ha, bahandijual minimal 500.000 m3, atau panjang minimal 50 m.

Page 10: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 10/7310

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALDimulainya AMDAL

• Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27/2012, dokumen AMDALdapat dinilai oleh Komisi AMDAL ketika lokasi pelabuhan ini sesuaidengan rencana tata ruang dan rencana induk daerah yurisdiksipelabuhan itu berada

• Komisi AMDAL terdiri dari KLH Lembaga/lingkungan dan instansiterkait lainnya tergantung pada tingkat lingkup proyek terdiri dari

(namun tidak terbatas pada) anggota dari Kementerian PekerjaanUmum, Kementerian Perhubungan, Bappeda, Dinas Tata Ruang,Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kelautan danPerikanan, para ahli dari universitas (ahli lingkungan, sosial, dll),LSM, dan masyarakat yang terkena dampak.

• AMDAL hanya dapat disusun oleh orang/perusahaan yang memilikisertifikat kompentensi Penyusun AMDAL. Biasanya, Badan/Lembagayang akan mengajukan AMDAL ke komisi AMDAL adalah OtoritasPelabuhan.

• Jika proyek diimplementasikan sebagai PPP, maka AMDAL harus

disusun oleh Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)

Page 11: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 11/7311

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALPartisipasi dan Keterlibatan Masyarakat

Diatur berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 8Tahun 2000

• Otoritas Pelabuhan (yang mengajukan AMDAL sebagai

pemrakarsa proyek) akan melakukan pengumuman dankonsultasi publik sesuai dengan persyaratan peraturan

untuk melibatkan semua pemangku kepentingan yang

terkena dampak dan pengamat yang ditunjuk untuk

gambaran proses AMDAL.

Page 12: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 12/7312

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALPartisipasi dan Keterlibatan Masyarakat

Otoritas Pelabuhan akan memulai semua komunikasidengan Komisi AMDAL, KLH/BLH, dan pemerintah daerah

terkait, instansi, LSM dan pihak yang lain terkait kegiatan

AMDAL.

• Otoritas Pelabuhan harus memfasilitasi dan mengatur

pengumuman publik yang berkaitan dengan kegiatan

AMDAL melalui media massa, mengatur dan melakukan

proses konsultasi publik yang diperlukan dengan

masyarakat di Kota/Kabupaten, kecamatan dan setiap

daerah lain yang dianggap bagian dari wilayah studi.

Page 13: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 13/7313

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALKomponen-Komponen AMDAL

Kerangka Acuan (KA ANDAL)

• Terdiri dari : Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, PelaksanaanStudi), Pencakupan (Deskripsi Pekerjaan, Keterkaitan kegiatanproyek dengan kegiatan yang lainnya, Rona Lingkungan, HasilKonsultasi Publik, Perkiraan Dampak, batas wilayah studi) , danMetodologi (Pengumpulan Data dan Analisis dan Metode perkiraan

dampak penting)

• Hasil pengumuman publik dan partisipasi yang dimasukkan ke dalamdokumen

Hal ini disampaikan kepada pihak berwenang di daerah oleh Komisipenilai AMDAL

• Hal ini dinilai oleh tim teknis

• Jika penilaiannya memuaskan, komisi akan menyetujui KA-ANDAL

Page 14: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 14/7314

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALKomponen-Komponen AMDAL

ANDAL, RKL and RPL

• ANDAL menganalisis dampak dari proyek berdasarkan

kondisi rona lingkungan dan antisipasi dampak proyek

• RKL dan RPL memberikan langkah-langkah mitigasi danpersyaratan pemantauan pelaksanaan proyek

• ANDAL, RKL and RPL akan disampaikan kepada pihak

yang berwenang daerah oleh komisi penilai AMDAL

• Pihak-pihak ini akan berkoordinasi untuk meninjaudokumen, memberikan komentar, dan menyetujui final

AMDAL

Page 15: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 15/7315

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALPeraturan-peraturan Komponen Lingkungan Hidup

Komponen

Lingkungan Hidup 

Standar Referensi  Tentang 

Kualitas Air

Permukaan

Peraturan

Pemerintah

No.82/2001

Pengelolaan

Kualitas Air dan

Pengendalian

Pencemaran Udara

Kualitas Udara Peraturan

Pemerintah

No.82/2001

Pengendalian

Pencemaran Udara

Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri

LH No. 48/ 1996

 Ambang Batas

Tingkat Kebisingan

Getaran Keputusan Menteri

LH No.49/ 1996

 Ambang Batas

Tingkat Getaran

Bau Keputusan MenteriLH No.50/1996

 Ambang BatasTingkat Kebauan

Kualitas Air Tanah Peraturan Menteri

Kesehatan

No.416/1990

Persyaratan dan

Pengendalian

Kualitas Air

Page 16: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 16/7316

A.2.1 Peraturan Indonesia - AMDALProses AMDAL

• AMDAL merupakan suatu

proses

• Pertimbangan di tingkat

Nasional, Provinsi atau

Kabupaten/Kota

tergantung pada lokasi

tapak proyek.

Page 17: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 17/73

17

A.2.1 Indonesian Regulation - AMDALIzin Lingkungan

PJPK Otoritas Pelabuhan akan mengajukan permohonanizin lingkungan kepada walikota atau bupati.

• Permohonan ini dilengkapi dengan:

 – Dokumen AMDAL & Surat Kelayakan

 – Dokumen akta pendirian perusahaan

 – Profil Kegiatan Bisnis

• Permohonan izin lingkungan akan diumumkan secara

publik

• Masyarakat/pemangku kepentingan dapat memberikan

masukan/komentar

• Jika tidak ada perubahan yang diperlukan, izin

dikeluarkan dan diumumkan kepada publik

Page 18: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 18/73

18

A.2.1 Indonesian Regulation - AMDALProses Perizinan AMDAL

AMDAL menghasilkanSurat Keputusan

Kelayakan Lingkungan

• Kemudian mengikuti

Proses Perizinan

Lingkungan

Page 19: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 19/73

19

A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIAProyek-proyek dengan Pendanaan Internasional

• Jika pendanaan internasional diperlukan, ini akanmembutuhkan Kajian Dampak Lingkungan dan Sosialsecara internasional (ESIA)

• Sistem yang ada diterapkan tergantung pada pemberipinjaman (misalnya IIF, AusAID, JICA, ADB, IFC dll)

• Pedoman IFC (Pedoman EHS dan Standar Kinerja)

biasanya merupakan panduan yang baik terhadap apayang semestinya dipersyaratkan

• Sebagian besar mengikuti konvensi yang disebut Prinsip-Prinsip Ekuator

Page 20: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 20/73

20

A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIAStandar Kinerja IFC

• Standar Kinerja 1 : Pengkajian dan Pengelolaan Risiko dan

Dampak Lingkungan dan Sosial

• Standar Kinerja 2 : Tenaga Kerja dan Kondisi Tempat Kerja

• Standar Kinerja 3 : Sumber Daya Efisiensi dan Pencegahan

Polusi

• Standar Kinerja 4 : Kesehatan Masyarakat, Keselamatan, danKeamanan

• Standar Kinerja 5 : Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali

• Standar Kinerja 6 : Konservasi Kenekaragaman Hayati dan

Pengelolaan Keberlanjutan Sumber Daya Alam• Standar Kinerja 7 : Masyaratak Adat

• Standar Kinerja 8 : Warisan Budaya

Kebijakan IFC untuk Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Sosial (Januari 2012) 

Page 21: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 21/73

Page 22: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 22/73

22

A.2.2 Kerangka Kerja Internasional - ESIAPedoman-Pedoman ESIA

• Pedoman-Pedoman IFC mempertimbangkan dampak-dampak lingkungan sesuai dengan keberlanjutan dan

pedoman EHS, ada tiga pedoman yang memiliki

berkaitan dengan proyek-proyek pelabuhan diantaranya:

 –

Kebijakan Lingkungan dan Kesehatan yang berkelanjutan (Januari2012)

 – Pedoman Umum Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan (April

2007)

 – Pedoman Linkgungan, Kesehatan dan Keselamtan untuk Bandara-

Bandara, Pelabuhan-pelabuhan dan terminal-terminal (April2007)

Page 23: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 23/73

23

A.2.3 Ringkasasn PerbandinganProses ESIA vs. Proses AMDAL

Merupakan Proses yang sangat serupa• Unsur-unsur lingkungan yang sangat mirip, namun ESIA juga membahas: – Perubahan Iklim dan Kebelanjutan

 – Dampak Visual

 –

Mungkin menerapkan batasan-batasan maksimum yang lebihketat

• Elemen Sosio yang berbeda (terutama berkenaan denganPengadaan Tanah) – ESIA memiliki batasan survey sosial yang lebih luas

 – AMDAL mempertimbangkan kerangka kerja hukum Indonesiauntuk Pengadaan Tanah (UU No. 2/2012)

 – IFC membahas hilangnya pendapatan sektor informal

 – IFC membahas juga para penghuni liar

 – Sangat menekankan pada terinformasinya dan konsultasimasyarakat serta pemulihan mata pencahariannya

Page 24: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 24/73

24

A.3 Pengadaan TanahGambaran Umum

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan Lahan

o Regulasi Terkaito Persyaratan Dasar

o Dasar Kebijakan

o Mekanisme Pengaduan

o Flow Kegiatan

o LAP and LARAP

o

Pihak-Pihak yang terlibatA.3.2 International Standard for Land Acquisition

o Persyaratan Standar Internasional

o Persyaratan Dasar

o Dasar Kebijakan

o Mekanisme Pengaduan

o

Flow Kegiatano LAP and LARAP

o Pihak-Pihak yang terlibat

A.3.3 Ringkasan Perbandingano Perbedaan antara Standar Nasional dan Standar Internasional

Page 25: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 25/73

25

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahRegulasi-regulasi terkait

 – UUPA 5/1960

 – Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15/1975 (Ketentuan MengenaiProsedur Pengadaan Tanah) (untuk pemerintah dan swasta)

 – Undang-Undang No. 2/2012 (Pengadaan Tanah untuk Pembangunan untukKepentingan Umum) (komersial dan kepentingan umum) (contohpembangunan pelabuhan Pasal 10 d)

 – Peraturan Presiden No. 71/2012 (

 – Presidential Regulation 71/2012 (Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk

Pembangunan Kepentingan Umum) (komersial dan kepentingan umum)

Catatan:

 – Keputusan Presiden 55/1993 (hanya untuk kepentingan umum)

 – Peraturan Presiden No. 36/2005 diamandemen dengan Peraturan PresidenNo. 65/2006 (Komersial dan kepentingan umum)

Page 26: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 26/73

26

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahPersyaratan Dasar 

UU No 2/2012 and PerPres 71/2012 mempersyaratkan:

• Rencana Tata Ruan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota

• Prioritas-Prioritas Pembangunan

• Survei Sosial – Ekonomi

• Kelayakan Lokasi

• Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan

• Perkiraan Nilai Lahan

• Dampak Lingkungan dan Sosial

• Kajian lain

Page 27: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 27/73

27

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahDasar Kebijakan – Pemukiman Kembali secara Paksa

Pemukiman Kembali secara Paksa ‘Involuntary” diatur dalam:

• UU No 2/2012 – Payung peraturan untuk Pengadaan Tanah

• Peraturan Presiden No. 71/2012

• Peraturan Kepala BPN No. 5/2012 – kegiatan-kegiatan pengadaan

tanah secara rinci

• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 72/2012 – anggaran dan biaya

• Peraturan Menteri Keuangan No. 13/2013 – anggaran dan biaya

Page 28: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 28/73

28

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahDasar Kebijakan – Matrik Keberhakan

* Kerugian Aset adalah properti yang terdampak oleh proyek (UU No.2/2012 dan Perpres No.71/2012)

** Pihak yang berhak adalah orang-orang yang terkena dampak proyek termasuk pemilik tanah, penyewa,

karyawan, dll.(Perpres No. 71/2012)

*** Keberhakan adalah memiliki hak untuk sesuatu (UU No. 2/2012 dan Perpres No.71/2012)

Kerugian Aset * Pihak yang berhak** Keberhakan***

Tanah Pemegang Hak Tanah Pembayaran Tunai

Struktur Bangunan Pemegang Hak Mengelola Tanah dengan Tanah

Pohon & Tanaman Penjaga Pemukiman Kembali

Obyek berkaitan tanah dll Pembagian Saham

Kebijakan dan Regulasi Nasional

Survei Sosial Ekonomi

(Primer dan Sekunder)

Pengecakan Lapangan

(Kunjungan dan Observasi Lapangan)

Matrik Keberhakan

Page 29: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 29/73

29

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahDasar Kebijakan – Matrik Keberhakan

Tipe Kerugian berdasarkan UU No. 2/2012 dan Perpres No.71/2012

• Tanah• Ruang di atas tanah dan di bawah tanah

• Struktur Bangunan

• Pohon dan Tanaman

• Obyek-Obyek yang terkait dengan tanah yang ada

• Kerugian Lain yang bisa dinilai

Pihak-pihak yang berhak berdasarkan Perpres No. 71/2012:

• Pemegang Hak atas tanah• Pemegang Hak untuk mengelola

• Wali (nadzir) untuk tanah wakaf  

• Pemilik tanah sebelumnya secara tradisional

• Masyarakat secara hukum adat

• Pihak yang memiliki hak atas tanah negara dengan itikad baik

• Pemegang dasar kepemilikan lahan

Pemilik struktur bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanahyang ada

Keberhakan berdasarkan UU No. 2/2012 dan Perpres No.71/2012:

• Pembayaran Tunai

• Pengantian Lahan

• Pemukiman Kembali

• Pembagian Saham

Klausul yang lain

A 3 1 S d N i l k P d T h

Page 30: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 30/73

30

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahAlur Kegiatan 

Page 31: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 31/73

31

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahMekanisme Pengaduan

• Tidak ada mekanisme pengaduan khusus yang diperlukan secara hukum

• Sebagai pengalaman-pengalaman terbaik yang ada banyak proses-proses

pengadaan tanah proyek pemerintah menggunakan suatu mekanisme

pengaduan

• Mekanisme ini memungkinkan komunikasi yang lebih baik antara

pemerintah dan pihak-pihak yang terkena dampak

• Menyediakan suatu metode formal untuk menangani isu-isu yang ada

Page 32: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 32/73

32

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahLAP and LARAP

Rencana Pengadaan Tanah:

• Maksud dan Tujuan dari Rencana Pembangunan

• Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

• Layout dari Lokasi Tanah/Proyek

• Kebutuhan Luas Tanah

• Gambaran Umum tentang status lahan

• Perkiraan pelaksanaan pembebasan tanah• Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan

• Perkiraan nilai tanah

• Rencana Anggaran

Page 33: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 33/73

33

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahPihak-Pihak yang Terlibat (dalam 4 tahap)

UU No 2/2012 dan Perpres 71/2012

Perencanaan dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah, dengan bantuan dari

instansi teknis terkait atau dapat dibantu oleh badan profesional yang ditunjuk. 

Persiapan dilakukan oleh Gubernur. Persiapan Tim akan dibentuk oleh Gubernur

dan akan terdiri dari :

• Walikota atau Bupati

• SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)• Lembaga yang membutuhkan lahan

• Instansi terkait lainnya

Dalam hal keberatan dari masyarakat, Gubernur akan membentuk Tim Penilai

Keberatan yang terdiri dari:

• Sekretaris Daerah Provinsi atau pejabat pemerintah yang ditunjuk sebagai Ketua

• Kepala Kantor Wilayah BPN

• Lembaga pemerintah dalam perencanaan pembangunan daerah

• Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

• Walikota atau pejabat yang ditunjuk, dan

• Akademisi

Page 34: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 34/73

34

A.3.1 Standar Nasional untuk Pengadaan TanahPihak-Pihak yang Terlibat

UU No 2/2012 dan Perpres 71/2012

Pelaksanaan, Tim Pelaksana setidaknya terdiri dari:

• Tim penilai eksternal

• Pejabat yang bertanggung jawab atas urusan pembebasan tanah di BPN

Kantor Wilayah

• Kepala badan pertanahan setempat

•Unit pejabat provinsi yang bertanggung jawab atas urusan tanah

• Walikota/Bupati

• Lurah dan/atau Kepala Desa

Penyampaian hasil dilaksanakan oleh BPN dan diserahkan kepada istansi

yang memerlukan tanah

Page 35: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 35/73

35

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahPersyaratan-persyaratan Standar Internasional

Mengapa mengikuti standar-standar internasional• Proyek-proyek yang membutuhkan pendanaan internasional

• Seperti: IIF, Bank Dunia, JICA, ADB, dll

• Apa itu standar-standar international?

• Prinsip-prinsip Ekuator III

•Safeguard Sosial Bank Dunia – OP 4.12 – “involuntary”Pemukiman kembali

• Spesifik dengan Standar Kinerja 5 IFC : Pengadaan Tanah dan

Pemukiman Kembali

Page 36: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 36/73

36

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahPersyaratan Dasar

Persyaratan Perencanaan PS 5 IFC

• Desain Proyek Final

• Kompensasi dan Kebijakan Manfaat untuk Orang Terungsi

• Pelibatan Masyarakat

• Mekanisme Pengaduan

• Perencanaan dan Pelaksanaan Pemukiman Kembali dan

Pemulihan Mata Pencaharian

• Rencana Pemindahan

• Tanggung Jawab Swasta memastikan Pemukiman Kembali yang

dilakukan Pemerintah sesuai dengan standar IFC

d i l d h

Page 37: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 37/73

37

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahAlur Kegiatan 

3 2 S d i l d h

Page 38: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 38/73

38

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahLandasan Kebijakan – Pemukiman Kembali secara

Sukarela dan Paksa

• Pemukiman kembali secara sukarela adalah suatu situasi kesediaan

penjual dan pembeli, dimana suatu kesepakatan telah disetujui.

• Pemindahan Paksa mungkin diperlukan untuk proyel-proyek

kepentingan umum atau kadang-kadang untuk pembangunan swasta

• Baik pemukiman kembali secara sukarela dan paksa minimal harus

mengikuti hukum nasional

• Pemukiman kembali secara paksa di bawah standar internasional

dapat mengikuti IFC atau Pedoman Bank Dunia (Standar Kinerja 5 IFC

atau Safeguard Social Bank Dunia OP 4.12 Pemukiman Kembali secara

Paksa, yang menyediakan hal lebih detail di dalamnya

A 3 2 S d I i l P d T h

Page 39: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 39/73

39

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahLandasan Kebijakan – Matriks keberhakan

* Kerugian Aset adalah properti yang terdampak oleh proyek (UU No.2/2012 dan Perpres No.71/2012)

** Pihak yang berhak adalah orang-orang yang terkena dampak proyek termasuk pemilik tanah, penyewa,

karyawan, dll.(Perpres No. 71/2012)

*** Keberhakan adalah memiliki hak untuk sesuatu (UU No. 2/2012 dan Perpres No.71/2012)

Kerugian Aset * Pihak yang berhak** Keberhakan***

Tanah Pemegang Hak Tanah Pembayaran Tunai

Struktur Bangunan Pemegang Hak Mengelola Tanah dengan Tanah

Pohon & Tanaman Penjaga Pemukiman Kembali

Obyek berkaitan tanah dll Pembagian Saham

Kebijakan dan Regulasi Internasional (PS 5 - IFC )

Survei Sosio Ekonomi(Primer dan Sekunder)

Pengecekan Lapangan(Kunjungan dan Observasi Lapangan)

Matriks Keberhakan

A 3 2 S d I i l P d T h

Page 40: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 40/73

40

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahLandasan Kebijakan –PS 5 IFC – Matriks Keberhakan

Tipe Kerugian

• Pemindahan Fisik

• Pemindahan Ekonomi

• Termasuk daerah sementara atau permanen, area komersial

Keberhakan

• Kompensasi tunai

• Lahan Pengganti

• Pemukiman Kembali

• Tidak ada penyusutan struktur

• Hak masyarakat yang terkena dampak/terungsikan disediakan sesuai

dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku

• dll

Pihak-pihak yang berhak

• Pemilik aset

• Pengusaha/Pekerja

• Permukiman Liar dan ilegal

• Semua pihak yang teridentifikasi sebagai Masyarakat terkena dampak

proyek (seperti: masyarakat rentan)

A 3 2 St d I t i l P d T h

Page 41: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 41/73

41

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahMekanisme Pengaduan

IFC PS 5:

• Membentuk suatu mekanisme pengaduan

• Menerima dan mengatasi masalah-masalah spesifik tentang kompensasi dan

relokasi yang diajukan oleh orang-orang terkena dampak atau anggota masyarakat

setempat secara tepat waktu, termasuk mekanisme jalan yang dirancang untuk

menyelesaikan sengketa dengan cara yang tidak memihak.

• Penanganan keluhan pada waktunya melalui suatu mekanisme pengaduan yang

efektif dan transparan adalah sangat penting untuk pelaksanaan pemukiman

kembali yang memuaskan dan untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal

• Rumah tangga dan masyarakat yang terkena dampak (sebagai bagian dari upaya

konsultasi) harus diberitahu mengenai proses untuk mendaftarkan keluhan dan

harus memiliki akses ke mekanisme pengaduan ini serta mengetahui

kemungkinan jalur hukum yang tersedia. Ini harus mudah diakses oleh semua dan

memberikan penggantian kerugian secara adil, transparan dan tepat waktu, serta

penyediaan akomodasi khusus untuk perempuan dan kelompok rentan dan

terpinggirkan untuk menyuarakan keprihatinan mereka atau dalam membuat

pengaduan.

Page 42: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 42/73

A 3 2 St d I t i l P d T h

Page 43: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 43/73

43

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahLARAP – Outline PS 5 IFC

Outline Rencana Pelaksanaan Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali

• Deskripsi Proyek

• Dampak-dampak potensial

• Tujuan dan kajian yang dilakukan

• Kerangka Kerja Regulasi

• Kerangka Kerja Kelembagaan

• Keterlibatan pemangku kepentingan

• Karakteristik sosial ekonomi

• Kelayakan

• Penilaian dan Kompensasi Kerugian

• Besaran Perpindahan

• Kerangka Kerja Keberhakan

• Langkah-langkah pemulihan mata pencaharian

• Lokasi pemukiman kembali• Perumahan, infrastruktur dan pelayanan sosial

• Prosedur pengaduan

• Tanggung Jawab organisasi

• Jadwal pelaksanaan

• Biaya dan Anggaran

• Monitoring, evaluasi dan pelaporan

A 3 2 St d I t i l P d T h

Page 44: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 44/73

44

A.3.2 Standar Internasional Pengadaan TanahPihak-pihak yang terlibat

PS 5 IFC

Mewajibkan suatu proyek untuk mengadopsi standar lokal, berkaitan:

• Kerangka kerja organisasi dalam pelaksanaan (identifikasi lembaga yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan tahapan-tahapan pemukiman

kembali dan penyediaan pelayanan)

• Pengaturan untuk memastikan koordinasi yang tepat antara lembaga danpihak berwenang sesuai yuridiksinya yang terlibat dalam pelaksanaan

• Langkah-langkah (termasuk bantuan teknis) yang diperlukan untuk

memperkuat kapasitas lembaga pelaksana dalam merancang dan

melaksanakan kegiatan-kegiatan pemukiman kembali

• Ketentuan untuk mengalihkan tanggung jawab kepada pemerintah

daerah untuk mengelola fasilitas dan layanan yang disediakan dalam

proyek tersebut

A 3 3 Ringkasan Perbandingan

Page 45: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 45/73

45

A.3.3 Ringkasan PerbandinganPerbedaan antara Standar Nasional dan Internasional

Standar Nasional Internasional Standar

Tidak ada pertimbangan untuk

masyarakat yang rentan

Mempertimbangkan

masyarakat rentan

Tidak ada kompensasi kepada

penghuni liar dan permukiman

ilegal

Mempertimbangkan

kompensasi kepada penghuni

liar dan permukiman ilegal

Beberapa Hak berada di daerah

abu-abu (“grey area”) 

Struktur hak Jelas

Tidak ada persyaratan yang

 jelas untuk proses pengaduan

Diwajibkan adanya Mekanisme

keluhan

Kompensasi kerugian fisik Kompensasi baik kerugian fisik

dan ekonomi

Tidak ada pertimbangan untuk

pihak yang terkena dampak

secara tidak langsung

Mempertimbangan untuk pihak

yang terkena dampak secara

tidak langsung

B I I Li k P k P l b h

Page 46: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 46/73

46

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPertimbangan

• Pertimbangan Utama

 – Pengelolaan Material Pengerukan

 – Ekologi Laut/Pantai

 – Emisi Udara

 – Pengelolaan Sampah (Sampah Umum, Air Limbah, Limbah Padat)

 –

Pengelolaan bahan berbahaya dan oli – Kebisingan

 – Keanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi

• Pertimbangan-pertimbangan lainnya

 – Pengelolaan Lalu Lintas

 – Dampak Visual

 – Keberlanjutan dan Perubahan Iklim

B Is Is Lin k n an Pro ek Pelab han

Page 47: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 47/73

47

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Material Pengerukan

Konstruksi

 – Kontaminasi Tanah

 – Isu Geoteknik

 – Kemungkinan erosi tanah

 – Peningkatan suspensi sedimen (kekeruhan) dalam air laut akibatpenyebaran pengerukan sedimen

 – Penurunan kualitas air dengan peningkatan Total Padatantersuspensi (Total Suspended Solid TSS) dan kekeruhan

 – Kemungkinan gangguan kimia kelautan dan ekologi pesisir

 – Peniadaan/penurunan habitat

 – Penurunan kualitas air laut

Mitigasi

 – Penapisan bahan pengerukan

 – Pembuangan bahan pengerukan secara tepat

 – Memilih metode pengerukan secara seksama

 –

Pengurangan penyebaran kontaminan dengan penahanan

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 48: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 48/73

48

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEkologi Laut/Pantai

Konstruksi

 – Kemungkinan gangguan kimia terhadap laut dan ekologi pesisir – Pergantian habitat laut dan pesisir yang disebabkan oleh perubahan struktur

sedimen

 – Tertutupnya Komunitas Bentik disebabkan oleh pembuangan sedimen

 – Penurunan pencahayaan untuk organisme yang tergantung cahaya

 – Regresi rumput laut dan padang rumput

 – Terganggunya burung dan hewan laut

 – Terkurangnya sumber daya perikanan dan terdegradasinya kualitas perikananuntuk kegiatan pusat makanan dan rekreasi.

 – Memburuknya polusi air

Operasi

 – Kebocoran minyak dan campuran dari kapal merusakan sumber dayaperikanan, biota laut dan habitat.

 – Biodegradasi minyak dalam air mengurangi oksigen terlarut yang dibutuhkanoleh biota

 – Sumber daya perikanan yang terdampak oleh kontaminasi bahan-bahankimia dari kebocoran

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 49: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 49/73

49

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEkologi Laut/Pantai

Mitigasi

 – Konstruksi : Perencanaan yang tepat dari pekerjaan konstruksi,

mengurangi kekeruhan dengan menggunakan tirai

lumpur/kekeruhan, peningkatan atau restorasi habitat,

pemantauan lingkungan, inspeksi berkala dari kegiatan konstruksi

oleh otoritas penegakkan hukum dan lembaga, survei

karakteristik ekologi dengan cermat serta pembatasan koridorkerja

 – Operasi : peningkatan dan restorasi habitat seperti penciptaan

habitat rumput laut untuk pemulihan sumber daya perikanan,

memperluas habitat rawa dan pasir intertidal dan daerah

berlumpur untuk spesies mangsa, pengukuran dalampengelolaan lingkungan berkaitan dengan kebocoran minyak,

pengendalian debu, perlindungan kualitas air dan langkah-

langkah pengurangan kebisingan.

Page 50: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 50/73

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 51: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 51/73

51

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanEmisi Udara

Ambang Batas

Parameter Pengukuran

Waktu 

Standar Indonesia*  IFC**

Unit  Konsentrasi  Unit KonsentrasiOzon (03)  1 jam  μg/Nm3  235 

8-jam seharimaximum 

-  -  μg/m3 100

1 tahun  μg/Nm3  50 

Kabon Monoksida (CO)  1 jam  μg/Nm3  30,000 

24 jam  μg/Nm3  10,000 

Nitrogen Dioksida(NO2)  1 jam  μg/Nm3  400  μg/m3 20024 jam  μg/Nm3  150 

1 tahun  μg/Nm3  100  μg/m3 40

Sulfur Dioksida (SO2)  10 menit  -  μg/m3 500

1 jam  μg/Nm3  900 

24 jam  μg/Nm3  365  μg/m3 20

1 tahun  μg/Nm3  60 

Total Partikel Tersuspensi (TSP)  24 jam  μg/Nm3  230 

1 tahun  μg/Nm3  90 

PM10  24 jam  μg/Nm3  150  μg/m3 501 tahun  -  -  μg/m3 20

PM2.5  24 jam  μg/Nm3  65  μg/m3 25

1 tahun  μg/Nm3  15  μg/m3 10

Timbal (Pb)  24 jam  μg/Nm3  2 

1 tahun  μg/Nm3  1 

Sumber :

*) Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Polusi Udara

**) Pedoman Umum EHS IFC

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 52: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 52/73

52

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Sampah (Umum, Air Limbah, Limbah Padat)

Konstruksi

 – Limbah dari pembongkaran, pembersihan dan konstruksi jalan – Limbah berbahaya, limbah padat, dan air limbah selama konstruksi

Operasi

 – Limbah padat inert dari kemasan kargo dan kantor administrasi

 – Limbah yang berpotensi berbahaya berkaitan dengan pemeliharaankendaraan operasi (minyak pelumas dan bahan pelarut untuk mesin)

 – Limbah cair dan padat dari kapal yang datang

Mitigation

- Konstruksi: penggunaan material hasil pengurukan, daur ulanglimbah beton, penyimpanan limbah yang tepat dan terkategori,menjaga wilayah tetap bersih, SOP Prosedur Tetap limbah berbahaya

yang ditetapkan- Operasi: menyediakan limbah yang memadai dan pengelolaan

sampah, dilarang membuang limbah padat dan limbah berbahaya kelaut, penyimpanan air limbah kapal-kapal besar secara tepat denganmenyediakan fasilitas pengolahan air limbah yang terhubung ketempat pengolahan air limbah kota

Page 53: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 53/73

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 54: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 54/73

54

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Bahan Berbahaya dan Minyak

Konstruksi

 – Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar dan bahan kimia)

 – Limbah Berbahaya (tanah terkontaminasi, limbah bahan bakar danpelumas, filter oli dan baterai)

Operasi

 – Bahan Cair Berbahaya (Bahan bakar and bahan kimia)

 – Cat Residu dan bahan pelarut dalam kontainer-kontainer

Mitigasi

- Konstruksi: cairan berbahaya (bahan bakar dan bahan kimia)tersimpan sesuai dengan suatu rencana pengelolaan barangberbahaya dalam wadah tertutup selama konstruksi, tempatpenyimpanan pengolahan dan pengiriman tanah yangterkontaminasi, penetapan Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahayaseperti penyimpanan sebagaimana mestinya dan tertutup denganbaik.

- Operasi: Ditetapkannya Prosedur Tetap (SOP) limbah berbahaya

seperti penyimpanannya secara tepat dan tertutup dengan baik

B Isu Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 55: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 55/73

55

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKebisingan

Konstruksi

 – Kebisingan dari peralatan dan mobilitas selama kegiatan reklamasidan pembangunan jalan akses.

Operasi

 – Kebisingan dan getaran frekuensi rendah dari volume lalu lintas lebihberat dan peningkatan lalu lintas truk

Mitigasi – Konstruksi: saluran pembuangan knalpot yang selalu terpasang baik,

terpelihara, dan semua mesin dan kendaraan dioperasikan denganefisien.

 – Operasi: pemuatan truk-truk secara cerdas dan melarang kendaraanmenunggu di tempat dekat dari penerima dampak.

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 56: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 56/73

56

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKebisingan

Ambang Batas

Penerima Standar Indonesia* 

IFC**

Siang/Malam Siang Malam

Peruntukan Kawasan 

Perumahan dan Permukiman  55(siang)/45(malam)  55  45 

Perdagangan dan Jasa  70  70 

Perkantoran dan Perdagangan  65  70 

Ruang Terbuka Hijau  50 

Industri  70  70 

Pemerintahan dan Fasilitas Umum  60  55  45 

Rekreasi  70 

Lingkungan Kegiatan 

Rumah Sakit  55 

Sekolah  55  55  45 

Tempat ibadah 55  55  45 

Institutional 55  45 

Source :*) Keputusan Menteri LH No. 481996 tentang Baku Tingkat Kebisingan**) Pedoman Umum IFC EHS – Tabel 1.7 Kebisingan

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 57: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 57/73

57

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeanekaragaman Hayati & Sumber Daya Ekologi

Konstruksi & Operasi

 – Perusakan habitat fauna terestrial

 – Limpasan air yang tercemar

 – Hilangnya habitat muara dan pantai

 – Ekologi lokal terdampak debu dan emisi gas buang dari

kendaraan dan mesin konstruksi

Mitigasi

 – Pembatasan pembersihan terhadap vegetasi yang ada

 – Merehabilitasi hutan mangrove yang hancur

 – Pertimbangan spesies tanaman asli untuk pekerjaan lanskap

 – Melindungi sisa daerah mangrove sekitar proyek

 – Menyimpan limbah yang tepat untuk membatasi proliferasi hama

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 58: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 58/73

58

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanPengelolaan Lalu Lintas

Konstruksi

- Kerusakan perkerasan jalan selama konstruksi menimbulkan isu-

isu keselamatan jalan

- Kemacetan lalu lintas di sepanjang rute transportasi

mempengaruhi usaha dan masyarakat lokal

- Peningkatan lalu lintas lokal meningkatkan tingkat kebisinganOperasi

- Kemacetan, peningkatan pergerakan truk ke dan dari pelabuhan

di sepanjang jalan lokal dapat mengakibatkan kemacetan dan

gangguan

Mitigasi- Konstruksi: perawatan dan pemeliharaan jalan, rencana

pengelolaan lalu lintas, dan mengidentifikasi rute-rute

kendaraan berat

- Operasi: menerapkan suatu rencana pengelolaan lalu lintas dan

cara meredakan lalu lintas

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 59: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 59/73

59

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanDampak Visual

Konstruksi

 – Kegiatan yang ekstensif di dermaga selama konstruksi – Tumpahan cahaya lampu dari lokasi proyek selama konstruksi di malam hari

Operasi

 – Keberadaan pelabuhan dan kapal yang bersandar untuk bongkar muat dapatmembuat dampak visual untuk sekitarnya

 – Pencahayaan untuk operasi pelabuhan di malam hari

 – Emisi yang nampak dan tidak diinginkan dari truk-truk, kapal-kapal, dan kargo

Mitigasi

 – Koridor hijau di pantai untuk mengurangi pandangan yang mengganggu

 – Tempat penyimpanan berlokasi jauh dari jalan dan permukiman

 – Mengurangi penggunaan pencahayaan berlebih di daerah pelabuhan dekatpemandang sensitif

 – Mensyaratkan penggunaan arah pencahayaan ke bawah dibandingkan arahpencahayaan ke atas.

 – Penggunaan warna dan bahan sesuai dengan visual lingkungan yang ada danmeminimalkan potensi pantulan

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 60: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 60/73

60

B. Isu-Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeberlanjutan dan Perubahan Iklim

Konstruksi

- Emisi gas rumah kaca kumulatif dari peralatan kerja dan

kendaraan selama konstruksi

- Perubahan ekosistem dan hilangnya habitat darat dan perairan

Operasi

- Emisi dari pengoperasian pelabuhan (kapal kargo, kapalpelabuhan, peralatan penanganan kargo dan truk kargo) dan

Emisi dari tempat berlabuh, bangunan, pencahayaan pelabuhan

dan kendaraan kargo/darat.

- Emisi tidak terolah dibuang ke udara, ke air, ke tanah dan

sedimen laut dari kegiatan-kegiatan industri, serta timbulnyakebisingan, limbah dan pembuangan, kehilangan dan degradasi

habitat darat dan perairan.

B Isu-Isu Lingkungan Proyek Pelabuhan

Page 61: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 61/73

61

B. Isu Isu Lingkungan Proyek PelabuhanKeberlanjutan dan Perubahan Iklim

Mitigasi

- Konstruksi: Pengendalian emisi dengan menggunakan metode

pengolahan polusi udara, strategi-strategi pengurangan waktu

tunggu truk/kapal, hemat energi, pengurangan polusi, peralatan

kerja dan kendaraan dengan rendah emisi, desain bangunan

yang eko-efisien serta pencahayaan hemat energi.

- Operasi: pemberian insentif untuk kendaraan dan kapal lebih

hemat bahan bakar, peraturan bahan bakar yang lebih bersih,

alternatif listrik hijau, strategi pengurangan emisi udara, inisiatif

proyek pelabuhan hijau dan penanaman pohon.

C Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 62: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 62/73

62

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanPengantar

- Fasilitas Sosial dan Masyarakat

- Warisan Budaya dan Masyarakat Adat

- Barang/Pelayanan Eksosistem

- Kesehatan dan Keselamatan Publik

- Keselamatan dan Kesehatan Kerja

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 63: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 63/73

63

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanFasilitas Sosial dan Masyarakat 

Konstruksi

- Penggunaan fasilitas masyarakat setempat menjadi berkurang- Akses ke fasilitas masyarakat menjadi berkurang

- Penurunan jumlah wisatawan

- Menciptakan gangguan pemandangan dari pelabuhan

- Kehilangan pilihan rekreasi bagi warga sekitar

Operasi

- Kebisingan, timbulnya debu dan emisi gas buang dari kendaraan didaerah pelabuhan, jalan penghubung atau fasilitas pendukung

- Konsentrasi polusi menyebabkan dampak kesehatan

- Kurang menariknya secara visual berdasarkan bentuk pandangan

Mitigasi- Konstruksi: langkah-langkah penurunan polusi udara, kebisingan, lalu

lintas dan ganggunan visual.

- Operasi: memastikan akses terhadap fasilitas publik selama masapengoperasian pelabuhan, penanaman pohon di sepanjang jalanakses dan untuk memblokir pandangan yang tidak menyenangkan,dan bentuk pandangan dari arah fasilitas masyarakat yang ada

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 64: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 64/73

64

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanWarisan Budaya dan Masyarakat Adat

Konstruksi

- Gangguan terhadap situs warisan etnografi dan arkeologi

Mitigasi

- Hindari kegiatan proyek dekat dengan situs warisan etnografi dan

arkaelogi (seperti situs makam Raja Tallo)

- Dilarang masuk ke situs makam Raja Tallo untuk orang yang tidak

berhak

- Segera melaporkan jika ada situs warisan lainnya yang ditemukan

di wilayah operasi

- Manajemen yang tepat dan tindakan perlindungan bagi situs

warisan (situs makam Raja Tallo) termasuk pagar, papan

petunjuk, penyelamatan, dan penelitian-penelitian ilmiah

- Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Warisan Budaya

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 65: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 65/73

65

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanBarang/Pelayanan Ekosistem

Konstruksi

- Gangguan terhadap eksositem pesisir yang mempengaruhikesehatan lingkungan laut dan darat.

- Organisme-organisme dan habitat-habitat laut yang terkenadampak

Operasi

- Pelayanan ekosistem terganggu oleh praktek-praktek yang tidakberkelanjutan yang menyebabkan emisi dari transportasi daratdan laut, pengelolaan sampah yang tidak benar, dan/ataukebocoran dari zat kimia.

Mitigasi- Limbah dari konstruksi dibuang dengan benar

- Pembatasan Pembuangan ke laut

- Identifikasi dan pelestarian daerah penting bagi keanekaragamanhayati

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 66: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 66/73

66

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Publik

Konstruksi

- Peningkatan risiko kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh emisipartikulat dari penghilangan vegetasi, pekerjaan tanah dan pergerakan lalulintas serta pengolahan sampah dan air limbah yang tidak tepat

- Peningkatan penyakit kesehatan pernapasan akibat emisi debu selamakonstruksi

- Peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk (malaria dan demam

berdarah) karena area yang tergenang.- Bahaya lalu lintas karena peningkatan lalu lintas dan mobilisasi peralatan

Operasi

- Penanganan kargo yang berisi barang-barang berbahaya (seperti bahanmudah terbakar, peledak, bahan beracun, patogen dan korosif) secara salah

- Risiko tidak langsung seperti mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dantanaman yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan seperti tumpahanatau kebocoran minyak dan zat kimia lainnya

- Peningkatan penyakit pernapasan di masyarakat sekitar dan penerimasensitif yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas, penanganan kargo danpergerakan, dan emisi kapal

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 67: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 67/73

67

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Publik

Mitigasi

- Konstruksi: Pengurangan emisi debu, pelaksanaan tindakan

pengendalian nyamuk, pengelolaan sampah yang tepat, pelatihan

dan program penyadaran bagi pengusaha dan kontraktor

mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan masyarakat,

menyediakan fasilitas kesehatan publik bagi masyarakat dan

karyawan, mencegah penyakit menular melalui karyawannya.

- Operasi: Pengelolaan debu dan prosedur tetap pemantauan

kualitas udara, penilaian risiko kesehatan secara berkala diambil

untuk mengidentifikasi tingkat dampak selama operasi

pelabuhan, pelaksanaan dan pemantauan prosedur operasional

kargo bahan berbahaya, dan mengembangkan suatu kesehatan

dan keselamatan yang tepat dan rencana darurat untuk setiap

dampak yang mungkin timbul akibat kegiatan operasi pelabuhan

setiap harinya

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 68: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 68/73

68

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Kerja

Konstruksi

- Potensial kendaraan tabarakan

- Kecelakaan atau luka terkait mesin.

- Gangguan pendengaran akibat tingkat kebisingan dan getaran

yang berbahaya dalam lingkungan kerja

- Kesehatan umum merusak hati, ginjal, reproduksi sistem saraf,gangguan pernapasan dan kanker berasal dari tumpahan atau

kebocoran pelarut (bahan kimia)

- Bekerja di lingkungan suhu tinggi untuk waktu yang lama, bekerja

dengan listrik, dan kecelakaan terkait pekerjaan seperti jauh dari

ketinggian.

C. Isu-isu Sosial untuk Proyek Pelabuhan

Page 69: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 69/73

69

C. Isu isu Sosial untuk Proyek PelabuhanKesehatan dan Keselamatan Kerja

Operasi

- Gangguan terkait kebisingan (dari peralatan mesin dan

transportasi) yang mempengaruhi pekerja dalam sekitar sumber.

- Kelelahan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan

pekerja dan kinerja kerja secara keseluruhan.

- Kesehatan dan keselamatan pekerja terhadap barang-barang

berbahaya dan zat berbahaya melalui transportasi dan

penanganan kargo

Mitigasi

- Menjaga kesehatan pekerja dan kapasitas kerja

- Meningkatkan lingkungan kerja- Rencana Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan (KKL)

D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)

Page 70: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 70/73

70

su su e gadaa a a ( epe t ga U u )

Gambaran Umum

• Isu umum pengalaman sebelumnya• Isu-Isu Potensial dalam proyek pelabuhan

• Mitigasi

D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)

Page 71: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 71/73

71

g ( p g )

Isu-Isu berdasarkan pengalaman sebelumnya

• Isu-isu Sosial Ekonomi

Isu-isu Lingkungan• Masyarakat Rentan

• Bukti kepemilikan tanah

• Kepemilikan tanah dan Permukiman Liar dan Ilegal

• Nilai kehilangan aset

• Waktu pelaksanaan/tertunda

• Negosiasi

• Perantara dan Provokator

• Keberatan dari komunitas dan Masyarakat yang terkena

dampak proyek

D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)

Page 72: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 72/73

72

g ( p g )

Isu-Isu Potensial dalam Proyek Pelabuhan

Daerah Komersial/Perdagangan• Relokasi Fasilitas Umum

• Kehilangan Lahan

• Kehilangan Permukiman

• Hilangnya mata pencaharian/pendapatan

• Jalan Umum/akses

• Pemanfaatan sumber daya kelautan dan kondisi PT.

Industri Kapal Indonesia (IKI) yang ada

• Harapan orang yang tinggal di sekitar pembangunan

pelabuhan

D. Isu-Isu Pengadaan Tanah (Kepentingan Umum)

Page 73: 201407041528550.ENV Training PPT

8/10/2019 201407041528550.ENV Training PPT

http://slidepdf.com/reader/full/201407041528550env-training-ppt 73/73

g ( p g )

Mitigasi

Melakukan sensus sosial ekonomi sebagai dasar untukpengembangan dokumen LARAP

• Mengidentifikasi status hak kepemilikan properti perumahan

• Mata pencaharian

• Pendapatan masyarakat

•  Anggota Keluarga

Wilayah setempat• Perkebunan atau Ternak

• Fasilitas umum atau fasilitas warisan budaya.

• Persepsi positif atau negatif komunitas dampak proyek yang

diusulkan

• Mengembangkan rekomendasi berdasarkan baseline dalam

dokumen LARAP