2013-2-00164-PS Bab3001

15
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional a. Perceived social support Perceived social support biasanya didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai adanya keberadaan atau ketersediaan orang lain yang dapat diandalkan, yang menunjukkan rasa cinta serta kepedulian terhadap nilai yang dianut oleh individu. (Sarason, Levine, Basham, dan Sarason, 1983). Perceived social support merupakan pemaknaan yang diterima individu mengenai dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan seperti dari pasangan, anggota keluarga, teman, komunitas yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, merasa nyaman serta merasa dicintai. Perceived social support dapat berupa : (1) penilaian individu akan social support yang diterima oleh individu, yaitu persepsi akan adanya orang yang membantu individu di saat yang individu membutuhkan serta (2) derajat kepuasan individu atas dukungan yang telah diterima. b. Self acceptance Sheerer (Cronbach, 1963) self acceptance merupakan sikap dalam menilai keadaan di dalam diri secara objektif dengan menerima segala kelebihan dan kelemahan yang ada di dalam diri. Self acceptance merupakan suatu situasi dimana individu memiliki penilaian diri yang positif serta memiliki keinginan untuk selalu mengembangkan potensi di dalam diri. Sehingga individu mampu untuk hidup beriringan dengan segala karakteristik yang ada di dalam diri. 3.1.2 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis null (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H a ), yang akan dijabarkan sebagai berikut: H 0 1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (number) dan self acceptance pada gay dewasa muda H 0 2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (satisfaction) dan self acceptance pada gay dewasa muda

description

dukungan sosial

Transcript of 2013-2-00164-PS Bab3001

Page 1: 2013-2-00164-PS Bab3001

BAB 3

Metode Penelitian

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional

a. Perceived social support

Perceived social support biasanya didefinisikan sebagai persepsi individu

mengenai adanya keberadaan atau ketersediaan orang lain yang dapat diandalkan, yang

menunjukkan rasa cinta serta kepedulian terhadap nilai yang dianut oleh individu.

(Sarason, Levine, Basham, dan Sarason, 1983). Perceived social support merupakan

pemaknaan yang diterima individu mengenai dukungan yang diberikan oleh orang-orang

yang berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan seperti dari pasangan, anggota

keluarga, teman, komunitas yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, merasa

nyaman serta merasa dicintai. Perceived social support dapat berupa : (1) penilaian

individu akan social support yang diterima oleh individu, yaitu persepsi akan adanya

orang yang membantu individu di saat yang individu membutuhkan serta (2) derajat

kepuasan individu atas dukungan yang telah diterima.

b. Self acceptance

Sheerer (Cronbach, 1963) self acceptance merupakan sikap dalam menilai keadaan

di dalam diri secara objektif dengan menerima segala kelebihan dan kelemahan yang ada

di dalam diri. Self acceptance merupakan suatu situasi dimana individu memiliki

penilaian diri yang positif serta memiliki keinginan untuk selalu mengembangkan potensi

di dalam diri. Sehingga individu mampu untuk hidup beriringan dengan segala

karakteristik yang ada di dalam diri.

3.1.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis null (H0) dan hipotesis

alternatif (Ha), yang akan dijabarkan sebagai berikut:

H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (number) dan

self acceptance pada gay dewasa muda

H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (satisfaction)

dan self acceptance pada gay dewasa muda

Page 2: 2013-2-00164-PS Bab3001

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (number) dan self

acceptance pada gay dewasa muda

Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (satisfaction) dan self

acceptance pada gay dewasa muda.

3.2 Subjek Penelitan dan Teknik Sampling

3.2.1 Karakteristik subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kaum gay dewasa muda yang berusia sekitar

20 hingga 40 tahun. Menurut Baiky, 1982 (dalam Sukandarrumidi, 2006) untuk

penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, jumlah sampel paling

sedikit adalah 30 orang, dimana jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40

orang. Subjek dalam penelitian ini disyaratkan memiliki karakteristik sebagai berikut:

berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai gay serta berdomisili di wilayah

DKI Jakarta. Peneliti menetapkan usia 20-40 tahun mengingat usia ini merupakan

tahapan dari usia dewasa muda, dimana dalam tahapan ini individu telah memiliki

identitas seksual yang menetap serta telah dihadapkan pada beragam aktivitas dan

kegiatan sosial di dalam masyarakat (Papalia et.al., 2009).

3.2.2 Teknik sampling

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipilih sebagai partisipan dalam

penelitian ini adalah kaum gay dewasa muda. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah. non-random/ non-probability sampling. Non probability sampling

merupakan metode pengambilan sampel tanpa menerapkan sistem pengacakan sampel

(Kothari, 2006). Non-random sampling ini terbagi dalam beberapa jenis. Akan tetapi,

jenis non-random sampling yang dipilih dalam penelitian ini adalah snowball sampling.

Snowball sampling adalah pegambilan sampel yang dilakukan dalam jumlah kecil

kemudian sampel tersebut mengarahkan lagi pada sampel berikutnya sehingga jumlah

sampel bertambah banyak (Kumar, 2011). Dengan demikian, snowball sampling ini

adalah pengambilan sampel melalui satu orang kemudian orang tersebut menyebarkan

lagi kepada beberapa orang.

Page 3: 2013-2-00164-PS Bab3001

3.3 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Desain penelitian

merupakan perencanaan yang menentukan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan.

Dalam desain penelitian, akan dipaparkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti apa,

mengapa, serta bagaimana suatu masalah akan diteliti dengan menerapkan prinsip-prinsip

metodologis penelitian (Umar, 2000). Desain penelitian yang telah ditentukan dalam

penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional. Desain penelitan korelasional

adalah desain penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada

upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, sehinnga tidak terdapat manipulasi variabel

(Fraenkel dan Wellen, 2008) dimana peneliti ingin melihat keterkaitan antara perceived

social support dan self acceptance . Penelitan korelasional ini bersifat non-eksperimental

dimana penelitian yang tidak melakukan pengontrolan dan manipulasi pada variabel

penelitian (Gravetter dan Forzano, 2012).

3.4 Alat Ukur Penelitian

3.4.1 Alat ukur

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data dilakukan melalui metode

kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan instrumen yang dapat mengukur

variabel perceived social support dan self acceptance. Pada penelitian ini, alat ukur

yang digunakan oleh penulis untuk variabel self acceptance merupakan alat ukur untuk

mengetahui self acceptance diadaptasi dari alat ukur penelitian Novida (dalam

Constanti, 2012). dan untuk perceived social support diadaptasi dari alat ukur yang

diciptakan oleh Sarason, Levine, Basham dan Sarason (1983) yaitu Social Support

questionnaire (SSQ).

3.4.1.1 Alat ukur self acceptance

Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur self acceptance

adalah kuosioner alat ukur self acceptance yang dikembangkan oleh Novida

(dalam Constanti, 2012) merujuk pada aspek self acceptance berdasarkan teori

Shereer. Peneliti melakukan adaptasi alat ukur agar sesuai penggunaannya pada

partisipan yang akan dijadikan subjek penelitian. Alat ukur self acceptance

tersebut telah memiliki reliabilitas sebesar 0,929.

Page 4: 2013-2-00164-PS Bab3001

Tabel 3.1

Alat Ukur Self Acceptance

Variabel Indikator Favorable Unfavorable

Self

acceptance

Adanya keyakinan akan

kemampuan diri dalam

menghadapi persoalan

1,14,34 8,38,27

Adanya anggapan berharga

pada diri sendiri sebagai

seorang manusia dan sederajat

6,20,35 9,11,39

Tidak ada anggapan aneh

abnormal terhadap diri sendiri

dan tidak ada harapan ditolak

10,15,41 2,3,13

Tidak adanya rasa malu atau

memperhatikan dirinya sendiri

4,30,36 16,21,26

Ada keberanian memikul

tanggung jawab terhadap

perilaku sendiri.

12,17,28 31,37,40

Dapat menerima pujian, saran,

kritikan atau celaan secara

objektif

18,22,32 7,24,29

Tidak adanya penyalahan diri

atas keterbatasan yang dimiliki

ataupun pengingkaran

kelebihan

5,19,23 25,33,42

Jumlah 21 21

Sumber: Data olahan peneliti

Butir item dalam alat ukur self acceptance telah ditambahkan serta

dimodifikasi kembali oleh peneliti agar lebih sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Page 5: 2013-2-00164-PS Bab3001

Jumlah item pada kuosioner uji coba ini berjumlah 42 item yang terdiri dari 21

item favorable dan 21 item unfavorable. Kuesioner ini menggunakan skala likert

yang terbagi dalam 4 skala sebagai berikut : (1) Tidak Sesuai, (2) Kurang Sesuai,

(3) Sesuai, (4) Sangat Sesuai.

3.4.1.2 Alat ukur perceived social support

Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur perceived social

support adalah Social Support Questionnaire (SSQ) yang dibuat oleh Sarason,

Levine, Basham dan Sarason (1983). Alat ukur ini dipilih karena pada beberapa

penelitian lainnya, alat ukur ini terbukti memiliki reliabilitas yang baik. Selain itu,

alat ukur ini juga pernah digunakan dalam penelitian terkait perceived social

support pada gay dan lesbian (Kurdeck, 1988). Alat ukur SSQ kemudian

dimodifikasi kembali agar alat ukur dapat lebih sesuai untuk partisipan dalam

penelitian ini. Peneliti melakukan modifikasi alat ukur agar sesuai

penggunaannya pada partisipan yang akan dijadikan subjek penelitian. SSQ

mengukur 2 aspek social support yaitu :

1. Social Support Questionnaire Number (SSQN)

SSQN digunakan untuk mengukur perceived social support (number). Aspek

ini mengukur jumlah orang yang tersedia sebagai penyedia social support bagi

responden (perceived availability). Pada bagian ini responden diminta untuk

menuliskan secara spesifik orang-orang yang dianggap dapat diandalkan oleh

responden untuk memberi dukungan dalam situasi tertentu. Responden hanya

boleh menuliskan maksimal 9 orang.

2. Social Support Questionnaire Satisfaction (SSQS)

SSQS digunakan untuk mengukur perceived social support (satisfaction)

Aspek ini mengukur derajat kepuasan responden atas social support yang

dipersepsikan diterima oleh responden. Pada bagian ini responden diminta untuk

memilih derajat kepuasan atas social support yang diterimanya melalui orang-

orang yang telah dituliskan secara spesifik pada kolom SSQN.

Melalui penelitian Sarason,et.al. dalam Delima (2006) diketahui bahwa

SSQN dan SSQS merupakan faktor yang terpisah dan berdiri sendiri, namun

dalam pelaksanaannya kedua bagian ini diadministrasikan secara bersamaan

sebagai satu set kuesioner. Contoh soal dari Social Support Questionnaire :

Page 6: 2013-2-00164-PS Bab3001

a. Pada siapakah, Anda merasa bahwa Anda merupakan bagian penting dari

kehidupannya ?

Tabel 3.2

Social Support Questionnaire Number

( ) Tidak Ada 1. 4. 7.

( ) Ada 2. 5. 8.

3. 6. 9.

Sumber: Data olahan peneliti

Tabel 3.3

Social Support Questionnaire Satisfaction

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Sangat

tidak

puas

Cukup

tidak

Puas

Agak

tidak

puas

Agak

Puas

Cukup

Puas

Sangat

puas

Sumber: Data olahan peneliti

Pada tabel 3.2 responden diminta untuk memberikan tanda silang di

bagian kata “ Tidak Ada” dan “Ada”. Bila responden memberikan tanda silang

pada bagian “Ada’, maka responden diminta untuk menuliskan secara spesifik

(inisial nama, jenis kelamin dan hubungannya dengan subjek) mengenai siapa

saja orang yang dianggap responden dapat diandalkan untuk memberikan

dukungan atau bantuan dalam setiap pertanyaan yang dijabarkan. Penilaian pada

tiap item bergantung dari banyaknya kolom yang diisi oleh subjek. Skor

responden pada bagian ini adalah 0-9. Tiap kolom yang diisi oleh subjek

mendapatkan skor=1, sedangkan pada kolom yang tidak diisi mendapatkan skor

0. Skor minimal subjek adalah 0 dan skor maksimal subjek adalah 9 pada tiap

butir soal pada tabel 3.2. Skor akhir ialah menjumlahkan skor pada setiap item

lalu dibagi total item (27 item).

Page 7: 2013-2-00164-PS Bab3001

Pada tabel 3.3 responden diminta untuk memilih satu dari enam pilihan

jawaban yang telah tersedia untuk menggambarkan derajat kepuasan responden

atas social support yang diterimanya melalui orang-orang yang yang dituliskan

oleh responden pada tabel 3.2. Pilihan jawaban yang tersedia adalah (1) sangat

tidak puas, (2) cukup tidak puas, (3) agak tidak puas, (4) agak puas, (5) cukup

puas dan (6) sangat puas. Skor minimal pada tabel 3.3 adalah 1 dan skor

maksimal adalah 6. Rentang skor pada bagian ini adalah 1-6. Skor akhir ialah

menjumlahkan skor pada setiap item lalu dibagi total item (27 item).

3.4.2 Validitas dan reliabilitas alat ukur

3.4.2.1 Validitas

Validitas merupakan derajat kecermatan alat ukur untuk benar-benar

mengukur apa yang akan diukur (Goodwin, 2010). Uji validitas adalah suatu uji

yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian validitas dengan

landasan teori Gregory (2007), peneliti akan melalukan 2 metode uji validitas,

yaitu : content validity dan construct validity. Uji content validity dilakukan

untuk mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur tersebut dengan isi

sasaran yang ingin diukur. Uji content validity dilakukan dengan melakukan uji

keterbacaan (face validity) serta tahap expert judgement yang dilakukan oleh

para profesional di bidangnya masing-masing. Untuk uji construct validity,

peneliti menggunakan corrected item total correlation. Dengan menggunakan

pengujian ini, peneliti akan mengidenfitikasi butir pertanyaan yang tidak sesuai

dan dianggap merusak kuesioner secara keseluruhan (Stommel & Wills, 2004).

Kriteria yang ditetapkan untuk uji validitas ini adalah korelasi setiap butir

dengan total skor dari skala yang bersangkutan harus lebih besar dari 0.25.

Apabila ditemukan butir yang memiliki korelasi butir kurang dari 0.25, maka

butir tersebut akan dihilangkan (Lodico et.al., 2006 ).

a. Validitas alat ukur social support questionnaire :

Untuk alat social support questionnaire telah dilakukan tahap penilaian

oleh dosen pembimbing Ibu Antonina Pantja Juni Wulandari, S.Sos., M.Si dan

profesional di bidang psikologi sosial yaitu Bapak Juneman, S.Psi., M.Si.

Pengujian validitas ini dilakukan 3 kali, yaitu pada tanggal 5, 10 dan 13 Juni

Page 8: 2013-2-00164-PS Bab3001

2014. Dari hasil expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan

pada item hanya revisi kalimat dan revisi pada instruksi pengisian kuesioner.

Contohnya terdapat item yang ditambahkan kata “orientasi seksual” supaya

lebih spesifik. Selain itu, untuk menggunakan alat ukur social support

questionnaire (SSQ) juga telah dilakukan uji validitas dengan melakukan pilot

study. Setelah melakukan pilot study, berikut hasil uji validitas konstruk dari

instrumen SSQ :

Tabel 3.4

Validitas Social Support Questionnaire Number

Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT

Item1 .414 Item10 .700 Item19 .499

Item2 .694 Item11 .693 Item20 .537

Item3 .606 Item12 .447 Item21 .517

Item4 .657 Item13 .377 Item22 .502

Item5 .614 Item14 .530 Item23 .463

Item6 .475 Item15 .633 Item24 .357

Item7 .741 Item16 .551 Item25 .442

Item8 .633 Item17 .699 Item26 .543

Item9 .681 Item18 .767 Item27 .518

Sumber : Data olahan peneliti

Page 9: 2013-2-00164-PS Bab3001

Tabel 3.5

Validitas Social Support Questionnaire Satisfaction

Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT

Item1 .312 Item10 .555 Item19 .296

Item2 .326 Item11 .197 Item20 .411

Item3 .591 Item12 .267 Item21 .465

Item4 .410 Item13 .562 Item22 .389

Item5 .370 Item14 .506 Item23 .558

Item6 .339 Item15 .413 Item24 .606

Item7 .329 Item16 .550 Item25 .628

Item8 .563 Item17 .645 Item26 .650

Item9 .510 Item18 .488 Item27 .712

Sumber: Data olahan peneliti

Pada alat ukur SSQ ini tidak terdapat item yang digugurkan. Hal ini

dikarenakan keseluruhan butir item pada SSQN memiliki nilai corrected item

total-correlation lebih besar dari 0,25. Pada butir item SSQS juga terdapat

nilai corrected item total-correlation lebih besar dari 0,25, terkecuali item

nomor 11 dimana CIT < 0,25. Walaupun demikian, butir item nomor 11 pada

tabel SSQN menunjukkan bahwa CIT > 0,25 dengan nilai sebesar 0,693.

Dikarenakan SSQN dan SSQS merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan, maka tidak terdapat item yang digugurkan.

b. Validitas alat ukur self acceptance :

Untuk menggunakan alat ukur self acceptance, dilakukan uji validitas

isi. Pengujian validitas isi dilakukan melalui penilaian profesional (expert

judgement). Untuk alat ukur self acceptance telah dilakukan tahap penilaian

oleh 2 profesional di bidang psikologi klinis yaitu Ibu Rani Agias Fitri, S.Psi.,

M.Psi. dan Ibu Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi., M.Psi. Pengujian

Page 10: 2013-2-00164-PS Bab3001

validitas ini dilakukan 2 kali, yaitu pada tanggal 2 dan 12 Juni 2014. Dari hasil

expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan pada item hanya

berupa revisi kalimat dan terdapat penambahan dua buah item dengan tujuan

agar item favorable dan unfavorable menjadi seimbang. Selain itu, untuk

menggunakan alat ukur self acceptance juga telah dilakukan uji validitas

dengan melakukan pilot study. Pilot study bertujuan untuk melihat apakah alat

ukur yang dipakai mampu untuk mengukur apa yang ingin diukur. Setelah

melakukan pilot study, berikut hasil uji validitas konstruk dari instrumen self

acceptance :

Tabel 3.6

Validitas Alat Ukur Self Acceptance

Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT Nomor

Item

CIT

Item1 ,697 Item12 ,559 Item23 ,195 Item34 ,388

Item2 ,342 Item13 ,272 Item24 -,033 Item35 ,369

Item3 ,589 Item14 ,627 Item25 ,235 Item36 ,510

Item4 ,357 Item15 ,372 Item26 ,267 Item37 ,349

Item5 ,345 Item16 ,288 Item27 ,291 Item38 ,502

Item6 ,638 Item17 ,274 Item28 ,151 Item39 ,477

Item7 ,259 Item18 ,426 Item29 ,233 Item40 ,155

Item8 ,351 Item19 ,022 Item30 ,510 Item41 ,509

Item9 ,433 Item20 ,239 Item31 ,548 Item42 ,335

Item10 ,366 Item21 ,516 Item32 ,319

Item11 ,001 Item22 -,197 Item33 ,302

Sumber: Data Olahan Peneliti

Page 11: 2013-2-00164-PS Bab3001

Pada alat ukur self acceptance ini, terdapat 10 item yang memiliki nilai

corrected item total-correlation di bawah 0,25 yaitu item nomor 11, 19, 20,

22, 23, 24, 25, 28, 29 dan 40. Sehingga ke-10 item ini digugurkan. Dengan

demikian, jumlah item variabel self acceptance menjadi 32 item.

3.4.2.2 Reliabilitas

Sujianto (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas alat ukur adalah hasil

pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur diperlukan untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Pengukuran reliabilitas alat

ukur penelitian dilakukan pada saat uji coba alat ukur kepada 32 responden gay

dewasa muda. Berdasarkan hasil uji coba alat ukur, terdapat beberapa item yang

dihapus dari alat ukur self acceptance. Alat ukur self acceptance menjadi

sejumlah 32 item. Sedangkan untuk alat ukur social support questionnaire tidak

terdapat item yang dihapuskan. Oleh karena itu, total butir item tetap berjumlah

27 item. Reliabilitas masing-masing alat ukur dapat dilihat dari koefisien

Cronbach’s Alpha.

Tabel 3.7

Nilai Reliabilitas Keseluruhan Alat Ukur

Alat Ukur Cronbach’s

Alpha

Jumlah Item

Social Support Questionnaire-

Number

0,932 27

Social Support Questionnaire-

Satisfaction

0,897 27

Self Acceptance 0,884 32

Sumber : Data Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel diatas, nilai Cronbach’s Alpha alat ukur self

acceptance adalah sebesar 0,884. Berikutnya nilai Cronbach’s Alpha untuk

alat ukur SSQN adalah sebesar 0,932. Sedangkan untuk alat ukur SSQS adalah

Page 12: 2013-2-00164-PS Bab3001

sebesar 0,905. Pengujian realibilitas ini menerapkan teori dari Cronbach

sebagai acuan, yaitu nilai cronbach’s alpha harus positif dan alpha harus lebih

besar atau sama dengan 0.6 (Sarwono, 2006). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa alat ukur ini reliabel.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan penelitian

Dalam tahap awal penelitian, peneliti mulai mencari fenomena yang penting

untuk disampaikan. Setelah menentukan fenomena yang ingin diangkat oleh peneliti,

selanjutnya peneliti mencari berbagai bahan literatur yang ada serta peneliti mulai

menyusun skema rancangan penelitian secara terstruktur dan jelas. Peneliti juga

menetapkan karakteristik responden yang hendak dijadikan subjek penelitian.

Selanjutnya, peneliti mencari alat ukur yang dianggap mampu mengukur variabel yang

diteliti dalam penelitian. Peneliti menggunakan 2 alat ukur dalam penelitian ini, yaitu

alat ukur berupa kuesioner perceived social support dan kuesioner self acceptance.

Peneliti kemudian melakukan tahap expert judgement dan uji keterbacaan dengan 4

orang subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Setelah uji

keterbacaan, kuosioner akan dibagikan kepada 30 subjek penelitian untuk pengadaan

pilot study.

Untuk mempermudah jalannya penelitian, peneliti akan menggunakan

surveygizmo.com dalam pembuatan serta penyebaran kuesioner secara online. Hal ini

memudahkan peneliti untuk menyebarkan kuosioner secara online tersebut pada subjek

penelitian yang dituju. Guna mengantisipasi responden diluar karakteristik subjek

penelitian, peneliti meminta bantuan kepada salah satu teman peneliti yang merupakan

aktivis di komunitas LGBT untuk membantu penyebaran kuesioner secara online hanya

pada lingkup karakteristik subjek penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain

itu, peneliti meminta bantuan dari teman peneliti yang juga bergabung dalam komunitas

subjek penelitian yang dituju. Sehingga penyebaran alat ukur dilakukan dari satu orang

ke orang lainnya yang merupakan metode snowball sampling. Peneliti juga menyiapkan

reward yang akan diberikan kepada calon responden. Data yang telah diperoleh dari

pilot study kemudian digunakan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan dengan menggunakan program SPSS 21. Dari hasil uji validitas ini dapat

ditentukan item yang akan digunakan dalam penelitian ini. Setelah kedua kuesioner

terbukti valid dan reliabel, maka akan dilakukan uji lapangan.

Page 13: 2013-2-00164-PS Bab3001

3.5.2 Pelaksanaan penelitian

Setelah validitas dan reliabilitas alat ukur telah valid dan reliabel maka akan

dilakukan pengambilan data sampel penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini

domisili subjek penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta. Pelaksanaan penelitian

dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap uji coba alat ukur dan pengambilan data lapangan.

Tahap uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 16 - 22 Juni 2014 dengan cara

penyebaran kuesioner online melalui website atau forum komunitas homoseksual.

Penyebaran kuesioner juga dipermudah dengan bantuan teman peneliti yang

menyebarkan secara private kepada kenalan yang dianggap sesuai dengan karakteristik

subjek penelitian ini. Namun, pada tanggal 22 Juni 2014, peneliti menyadari bahwa

dalam penyebaran kuesioner online dirasa tidak memungkinkan untuk mendapatkan 30

responden pilot study. Hal ini dikarenakan banyak responden yang tidak mengisi

kuesioner secara lengkap serta adanya komentar dari responden penelitian mengenai

banyaknya jumlah item menyebabkan kejenuhan dalam pengisian kuesioner secara

online.

Oleh karena itu, pada tanggal 23-27 Juni 2014 peneliti melakukan penyebaran

kuesioner dalam bentuk hard copy serta secara langsung melakukan pertemuan dengan

responden yang dianggap sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Penyebaran

kuesioner diawali dengan janji temu dengan beberapa responden yang dilakukan di

mal, kafe atau tempat hang out lainnya di wilayah Jakarta. Dikarenakan calon

responden penelitian memiliki kesibukan serta aktivitas yang berbeda antar satu dengan

yang lainnya, maka peneliti melakukan lima kali janji temu dengan sejumlah responden

berbeda dalam pengadaan pilot study ini. Untuk mengatasi kejenuhan responden dalam

mengisi kuesioner maka peneliti juga memberikan reward seperti acara makan bersama

dan sebagainya. Keseluruhan uji coba alat ukur dilakukan terhadap 32 responden gay

berusia 20-40 tahun. Uji coba alat ukur dilakukan guna mengetahui nilai reliabilitas dan

validitas dari alat ukur yang digunakan dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21.

Setelah dilakukan uji coba dan mendapatkan nilai reliabilitas serta validitas yang

mencukupi, maka dilakukan pengambilan data lapangan.

Pengambilan data lapangan dilaksanakan pada tanggal 2-8 Juli 2014 dengan

menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy kepada responden. Pada tanggal 2 Juli

peneliti mendatangi beberapa komunitas dengan bantuan teman peneliti yang

mengetahui lokasi komunitas di Jakarta. Peneliti juga memberitahukan tujuan

penelitian serta menjelaskan intruksi pengisian kuesioner yang akan diberikan.

Page 14: 2013-2-00164-PS Bab3001

Dikarenakan pengisian kuesioner akan cukup memakan waktu, maka peneliti

berinisiatif untuk menitipkan kuesioner tersebut terlebih dahulu. Peneliti kemudian

mengambil seluruh kuesioner yang telah diedarkan di komunitas pada tanggal 7 Juli

2014.

Selain itu, pada tanggal 3-8 Juli peneliti juga melakukan janji temu dengan

beberapa responden penelitian di beberapa lokasi di Jakarta. Hal ini dilakukan sebagai

salah satu upaya untuk mempermudah pengambilan data lapangan dalam penelitian ini.

Peneliti juga tetap menggunakan sarana online surveygizmo.com untuk penyebaran

kuesioner secara online. Namun, peneliti hanya memberikan link kuesioner kepada

responden yang tidak dapat melakukan janji temu secara langsung dengan peneliti

karena adanya keterbatasan waktu antara peneliti dengan responden. Untuk penjelasan

intruksi kuesioner juga diberlakukan penjelasan lebih lanjut melalui sarana telepon

seluler atau whatsapp agar responden yang melakukan pengisian secara online dapat

lebih mudah memahami instruksi yang diberikan oleh peneliti.

Kuesioner yang dipergunakan merupakan kuesioner yang memenuhi cara

pengisian kuesioner dalam instruksi peneliti. Apabila pengisian kuesioner tidak

dilakukan sesuai instruksi atau diisi secara tidak lengkap, maka data kuesioner tersebut

tidak akan diolah dalam penelitian ini. Peneliti juga menyadari bahwa kuesioner yang

diberikan cukup banyak serta sulit bagi responden. Oleh karena itu, peneliti

memberikan reward bagi setiap responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang

diberikan secara lengkap serta sesuai dengan instruksi yang diberikan. Dari pelaksanaan

uji lapangan, didapatkan 4 kuesioner dari sarana pengisian kuesioner secara online serta

didapatkan 36 kuesioner dari pemberian kuesioner dalam bentuk hard copy. Setelah itu,

40 kuesioner ini akan diolah untuk dilakukan analisa dengan bantuan IBM SPSS

statistic 21.

Page 15: 2013-2-00164-PS Bab3001

3.5.3 Teknik pengolahan data

Setelah data diperoleh melalui responden penelitian, data yang diperoleh akan

diolah dengan teknik pengolahan data yang sesuai dengan desain penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa masing-masing alat ukur berdistribusi normal. Sehingga metode

penghitungan korelasi yang digunakan ialah metode Pearson Product Moment

Correlation. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyatno (2013) yang mengemukakan

bahwa apabila data terdistribusi secara normal, maka selanjutnya akan digunakan

metode Pearson Product Moment Correlation. Pengolahan data yang telah didapat

kemudian dilakukan analisa statistik dengan menggunakan SPSS 21.