2012-2-00992-HMBab3001 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-00992-HM...
-
Upload
nguyenliem -
Category
Documents
-
view
249 -
download
0
Transcript of 2012-2-00992-HMBab3001 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-00992-HM...
33
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones
Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan dalam
mencari tahu perbandingan antara hasil pembuatan scone dengan
menggunakan tepung terigu dan tepung kulit telur dalam jumlah yang
sama dihitung dalam satuan gram. Jenis penelitian yang diimplementasi
adalah penelitian eksperimen (Experimental Research).
Menurut Sugiyono (2012), metode eksperimen termasuk dalam
metode kuantitatif yang dilakukan di laboratorium dengan adanya
perlakuan (treatment). Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen
adalah metode penelitian kuantitatif.
Menurut Anwar Sanusi (2011), desain penelitian eksperimental
adalah penelitian yang disusun dengan tujuan untuk meneliti adanya
hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu antara kelompok yang diberi
perlakuan dengan kelompok lainnya yang tidak dikenai perlakuan.
Dengan dilakukan implementasi ini maka akan dapat diketahui
pengaruh hubungan sebab-akibat yang terjadi apabila menggunakan
tepung yang berbeda dalam membuat scones. Eksperimen akan dilakukan
secara eksperimen laboratorium yaitu dilakukan di dapur rumah penulis
sendiri. Desain eksperimental yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah One-Shot Case Study. Penulis akan meneliti scones yang
pembuatannya menggunakan tepung yang berbeda, yaitu dengan
menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur.
34
Pada penelitian ini, penulis melakukan studi eksplorasi (Exploration
Study) karena sedikitnya informasi dan masalah dalam penelitian dalam
masalah ini masih relatif belum terlalu banyak dilakukan oleh peneliti
lainnya. Penulis juga melakukan pengumpulan data dari sumber data
primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang pertama kali
dicatat atau dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah
data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. (Anwar Sanusi,
2011).
Penulis mengumpulkan data primer dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada sumber asli, yaitu mahasiswa atau mahasiswi Hotel
Management Binus University. Penulis juga mengumpulkan data sekunder
yaitu berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal dan sumber-sumber data yang
berkaitan dan berguna dalam membantu penelitian. Informasi yang didapat
dari kuesioner yang akan dikumpulkan dan diteliti dalam satu kali pada
waktu tertentu (cross sectional).
3.2 Jadwal dan Tempat Penelitian
3.2.1 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian tugas akhir ini akan dilakukan dari tanggal
1 Maret 2013 sampai dengan 20 Juni 2013. Pada setiap tahap
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing memiliki
waktu tertentu untuk menyelesaikan tiap tahapnya. Waktu yang
diperlukan untuk setiap tahapnya adalah sebagai berikut :
35
Tabel 3.1 Jadwal Penelitiann
Tahap Feb Mar Apr Mei Jun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
data dan
bahan uji
coba produk
√ √ √ √ √
Uji coba
produk √ √ √ √ √ √
Pengolahan
data hasil uji
coba
√ √ √
Penyusunan
data dari
hasil uji coba
√ √ √
Design cover √ √
Pencetakan √
Diharapkan dalam kurun waktu lima bulan sejak perkuliahan
dimulai, buku sudah dapat diselesaikan. Dan buku dapat
dikumpulkan pada minggu pertama atau kedua bulan Juni 2013.
3.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di :
1. Pembuatan scones dilakukan di rumah pribadi penulis
Alamat : Jalan Tanjung Duren Raya apartemen
Mediterania Garden Residensis 2, Jakarta Barat.
Telepon : (62-21) 6082 7757
36
2. Uji organoleptik scones dilakukan di BINUS University,
Kampus Anggrek
Alamat : Jalan Kebon Jeruk Raya no. 27, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat 11530
Telepon : (62-21) 535 0660
Fax : (62-21) 535 0644
3.3 Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), dengan paradigma penelitian,
peneliti dapat menggunakan sebagi panduan untuk merumuskan
masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat
digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis.
Menurut Anwar Sanusi (2011), paradigma diartikan sebagai
suatu cara pandang yang digunakan oleh seseorang ataupun
sekelompok orang dalam memandang suatu gejala, sehingga
berdasarkan pada paradigma tersebut, seseorang atau sekelompok
orang dapat mengartikan gejala yang bersangkutan. Paradigma
merupakan kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu disiplin
yang membedakan antara komunitas ilmuan yang satu dengan yang
lainnya. Dengan paradigma ini maka sangat dimungkinkan terdapat
dua atau lebih ilmuan atau penelitian dari komunitas yang sama
(atau berbeda) akan mempunyai sudut pandang yang berbeda pula
terhadap suatu permasalahan dari gejala yang sama.
3.3.2 Variabel Bebas (Variabel Independent)
Menurut Sugiyono (2012) dan Anwar Sanusi (2011), variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
37
bersifat kausalitas atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (variabel dependen).
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan variabel bebas
(variabel independent) adalah uji organoleptik yang
diimplementasikan pada hasil jadi scones.
3.3.3 Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Menurut Sugiyono (2012) dan Anwar Sanusi (2011), variabel
terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan variabel terikat
(variabel dependent) adalah scones. Scones merupakan produk
hasil jadi dari penelitian eksperimen yang penulis lakukan. Dimana
scones tersebut akan diberikan dua perlakuan dalam pembuatannya.
Yang pertama, scones tersebut menggunakan proporsi 100%
tepung terigu pada proses pembuatannya. Dan yang kedua, scones
menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit
telur pada proses pembuatannya.
3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
38
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik.
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis harus
dibuktikan melalui data yang terkumpul. Pengertian hipotesis
tersebut adalah untuk hipotesis penelitian. Sedangkan secara
statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi
maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian
dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah
dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila
penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak
menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
(Sugiyono, 2012)
Hipotesis merupakan proposisi yang bersifat spesifikasi dan
kedudukannya secara hierarkis dalam kontruksi teori berbeda pada
tingkatan paling bawah.
3.4.2 Kegunaan Hipotesis Penelitian
Menurut Anwar Sanusi (2011), ada beberapa kegunaan
hipotesis dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian
dan kerja penelitian.
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan kaitan
antarfakta yang terkadang hilang begitu saja dari perhatian
peneliti.
39
3. Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-
berai ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan
fakta dan antarfakta.
3.4.3 Merumuskan Hipotesis Penelitian
Cara merumuskan hipotesis yang baik menurut Anwar Sanusi
(2011) adalah dengan memperhatikan beberapa hal yang perlu
dijadikan acuan, sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dengan menggunakan kalimat
pertanyaan.
2. Hipotesis harus dirumuskan atas dasar pikiran-pikiran logis
dan pengamatan empiris yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
3. Hipotesis harus dapat diuji, artinya memungkinkan bagi
peneliti atau orang lain untuk menggunakan alat uji tertentu
dan mengumpulkan datanya untuk menguji kebenaran yang
terkandung dalam hipotesis tersebut.
4. Hipotesis harus menyatakan hubungan atara dua variabel atau
lebih. Hipotesis yang mengandung pernyataan hanya satu
variabel merupakan hipotesis yang tidak penting untuk diuji.
5. Hipotesis yang baik adalah yang sederhana, sedikit asumsi
tetapi lebih banyak menjelaskan fakta.
3.4.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1
H0 :Tidak ada perbedaan organoleptik pada scones yang
menggunakan proporsi 50% tepung kulit telur sebagai
subtitusi tepung terigu
40
H1 : Ada perbedaan organoleptik pada scones yang menggunakan
proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung
terigu
Hipotesis 2
H0 : Masyarakat tidak tertarik dengan scones yang menggunakan
proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung
terigu
H1 : Masyarakat tertarik dengan scones yang menggunakan
proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung
terigu
3.5 Jenis dan Sumber Data
Menurut Anwar Sanusi (2011), sumber data cenderung pada
pengertian dari mana (sumbernya) data itu berasal. Berdasarkan hal itu,
data tergolong menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
Pada penelitian “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan
Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur”, penulis menggunakan dua
sumber data:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat atau
dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer yang
dikumpulkan oleh penulis berasal dari hasil penyebaran kuesioner
kepada para panelis.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan
oleh pihak lain. Terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal
memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Salah satu cara
untuk mengumpulkan data sekunder adalah dengan studi kepustakaan,
yaitu dengan mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah,
41
ataupun media lainnya yang dapat membantu mengumpulkan data dan
informasi yang berguna dalam penelitian. Data-data yang dibutuhkan
misal asal usul scones, informasi tentang tepung terigu dan tepung
kulit telur, proses pembuatan scones, serta informasi lain terkait
dengan penelitian ini.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada oada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subjek
tersebut.
Menurut Anwar Sanusi (2011), populasi adalah seluruh
kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan.
Dari teori-teori di atas, populasi yang diambil dalam
penelitian ini adalah kumpulan panelis ahli yang sudah ditentukan
yang terdiri atas dosen Hotel Management Binus University dan
pekerja di bagian kitchen yang sudah ahli dalam hal makanan.
42
3.6.2 Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012) adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
3.6.3 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2012), teknik sampling merupakan
teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang akan digunakan.
Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam Probability
Sampling teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling.
Teknik ini digunakan karena pengambilan acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
Menurut Anwar Sanusi (2011), cara untuk memilih atau
menyeleksi disebut sampling. Satuan sampling adalah sesuatu yang
dijadikan kesatuan yang akan dipilih. Satuan sampling (sampling
unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau kumpulan
individu.
43
Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti
mengambil sampel atau contoh yang representatif dari populasi
yang tersedia. Cara pengambilan sampel dari populasi dapat
dilakukan dengan memperhatikan unsur peluang atau tidak.
3.6.4 Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Sugiyono (2012), jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan
100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil
penelitian itu akan diberlakukan 1000 orang. Makin besar jumlah
sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, makan semakin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki
sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang
tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil
jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya makin kecil tingkat
kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang
diperlukan sebagai sumber data.
Menurut Sofyah dan Achyar (2008), berdasarkan tingkat
sensitivitas dan tujuan dari setiap pengujian, dikenalkan beberapa
macam panel sebagai berikut:
1. Panel Ahli (highly trained experts) adalah seorang panel yang
mempunyai kelebihan sensorik, dimana dengan kelebihan ini
dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat
44
karakteristik secara tepat. Untuk menghindari ketergantungan
pada seorang panel ahli, maka beberapa perusahaan
menggunakan beberapa orang (3-5) penilai yang mempunyai
tingkat sensitivitas tinggi dan sudah banyak pengalaman pada
jenis produknya.
2. Panel Terlatih (trained panel) adalah panel yang dipilih dan
diseleksi kemudian menjalani latihan secara kontinyu dan lolos
pada evaluasi kemampuan. Istilah terlatih dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongna yaitu terlatih dan agak
terlatih. Panel agak terlatih merupakan kelompok dimana
anggotanya bukan merupakan hasil seleksi tetapi umumnya
terdiri dari individu-individu yang secara spontan mau
bertindak sebagai penguji. Dibandingkan dengan panel terlatih,
jumlah panel agak terlatih haruslah lebih banyak.
3. Panel Tidak Terlatih (untrained panel) adalah panel yang
dipakai untuk menguji tingkat kesenangan pada suatu produk
ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu
produk.
Menurut teori tersebut, sampel yang diambil dari penelitian
ini sebanyak 8 orang yang terdiri dari 8 panelis ahli atau expert.
Panelis ahli ini terdiri dari dosen Hotel Management Binus
University dan dan pekerja di bagian kitchen yang sudah ahli dalam
hal makanan.
3.7 Alat Ukur Penelitian
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
45
3.7.1 Contoh Kuesioner
Nama Panelis : Tanggal :
Pekerjaan :
Instruksi : Panelis diminta untuk mencoba sample produk scone
yang telah disediakan, kemudian isilah tabel di bawah ini
dengan melingkari (O) atau memberi tanda silang (X)
pada pilihan Anda. Dalam mengisi kuesioner ini
beberapa langkah yang perlu dilakukan panelis adalah
sebagai berikut:
1. Mencium aroma kedua scone
2. Mencicipi kedua scone untuk menilai cita rasa
3. Menilai tekstur kedua scone dengan cara dipatahkan
ataupun digigit
4. Memperhatikan warna kedua scone
Keterangan :
Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini ☺
Gambar 3.1 Contoh Kuesioner
46
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpukan data. Agar
data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang
tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel.
(Anwar Sanusi, 2011)
Menurut Sugiyono (2012), hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil
penelitiakn akan menjadi valid dab reliabel. Jadi instrumen yang valid dan
reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitiakn
yang valid dan reliabel.
3.8.1 Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (ketepatan). (Sugiyono, 2012)
Validitas menurut Arikunto (2002) adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu
instrumen penelitian yang valid mempunyai validitas yang tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
yang rendah.
Uji validitas yang akan dibahas adalah validitas item
kuesioner. Validitas item digunakan untuk mengukur ketepatan
atau kecermatan suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Item yang valid ditunjukkan dengan adanya kolerasi antara item
47
terhadap skor total item. Untuk penentuan apakah suatu item layak
digunakan atau tidak, caranya dengan melakukan uji signifikansi
koefisien kolerasi pada taraf signifikansi 0,05, yang artinya suatu
item dianggap valid jika berkolerasi signifikasn terhadap skot total
item.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji
validitas dalam SPSS adalah metode Korelasi Pearson. Pada
analisis ini dengan cara mengkolerasikan masing-masing skor item
dengan skor roral dengan tanpa melakukan koreksi terhadap nilai
koefisien kolerasi yang overestimasi (spurious overlap). Skor total
item adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Hasil uji validitas
akan dibandingkan dengan tabel r-kolerasi pearson untuk
menentukan valid atau tidaknya item tersebut. (Priyanto, 2012)
3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (konsisten).
Menurut Anwar Sanusi (2011), reliabilitas suatu alat
pengukur menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat
pengukur itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang
berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu
yang bersamaan atau waktu yang berlainan.
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam
mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Metode uji reliabilitas
yang sering digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini
48
sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5)
atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30).
Menurut Uma Sekaran (2003), pengambilan keputusan uji
reliabilitas sebagai berikut:
• Cronbach’s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk
• Cronbach’s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima
• Cronbach’s alpha 0,8 = reliabilitas baik (Priyanto, 2012)
3.8.3 Pengolahan Data Kuesioner
Kuesioner yang sudah disebarkan akan dikumpulkan kembali
sesuai dengan pengelompokan panelis. Data kuesioner yang sudah
dikumpulkan akan dihitung dan dianalisis dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Penulis
menggunakan SPSS 20 untuk menganalisa data kuesioner dengan
uji validitas, reliabilitas serta uji statistik hasil kuesioner untuk
menguji hipotesis yang sudah dilakukan penulis.
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang berhubungan
dengan penelitian “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan
Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan dengan metode studi
kepustakaan dan penyebaran kuesioner. Pengumpulan data melalui studi
kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data teoritical yang dapat
mendukung penelitian ini, sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan
untuk mengenalkan produk scones kepada masyarakat dan mengetahui
respon dari masyarakat tentang produk scones yang merupakan hasil
penelitian yang penulis lakukan.
49
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menurut Anwar Sanusi (2011) adalah
mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti
untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya.
Penelitian yang dilakukan sering melibatkan sejumlah variabel yang
berbeda-beda, bergantung pada kompleksitas masalah yang digarap.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono,
2012)
3.10.1 Metode Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Anwar Sanusi (2011), statistik deskriptif adalah
penyajian data dengan tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram,
perhitungan modus, median, mean, persentase dan standar deviasi.
Lebih lanjut, dalam statistik ini, tidak dilakukan uji signifikansi dan
tidak ada taraf kesalahan karena penelitian tidak bermaksud untuk
membuat generalisasi.
Menurut Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
caramendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
50
3.11 Paired Sampel dengan T Test
Paired Sample T Test digunakan untuk menguji perbedaan dua
sampel data yang berhubungan. Dalam penelitian “Uji Organoleptik Hasil
Jadi Scones Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur”,
penulis menggunakan dua sampel produk yang berbeda, yaitu yang
pertama scones yang pembuatannya menggunakan 100% tepung terigu dan
yang kedua scones yang pembuatannya menggunakan proporsi 50%
tepung terigu dan 50% tepung kulit telur. Penulis ingin menganalisis data
dengan alat analisis Paired Samples T test dalam SPSS (Statistical
Product and Service Solution) untuk mengetahui perbedaan organoleptik
pada kedua produk scones tersebut.
SPSS merupakan program olah data statistik yang digunakan untuk
berbagai keperluan pengolahan data. SPSS adalah singkatan dari
Statistical Product and Service Solution. (Priyanto, 2012)
3.12 Metode Penelitian
3.13.1 Metode Studi Kepustakaan
Menurut Anwar Sanusi (2011), metode studi kepustakaan
berarti mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi
bahan kepustakaan. Menelaah kepustakaan yang relevan dengan
permasalahan penelitian merupakan kewajiban yang harus
dilakukakn oleh seorang peneliti. Ada beberapa sumber yang bisa
digunakan dalam mengkaji kepustakaan anta lain buku-buku teks,
jurnal ilmiah, referensi statistik, hasil-hasil penelitian dalam bentuk
skripsi, tesis, dan disertai internet dan sumber-sumber lainnya yang
relevan misalnya jurnal mengenai pembuatan tepung kulit telur,
manfaat tepung kulit telur, pengenalan produk scones.
51
3.12.2 Metode Eksperimental
Menurut Sugiyono (2012), metode eksperimen termasuk
dalam metode kuantitatif yang dilakukan di laboratorium dengan
adanya perlakuan (treatment). Metode eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Metode eksperimen adalah metode penelitian
kuantitatif.
Menurut Anwar Sanusi (2011), desain penelitian
eksperimental adalah penelitian yang disusun dengan tujuan untuk
meneliti adanya hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu
antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok lainnya
yang tidak dikenai perlakuan.
Penelitian eksperimen “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones
Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan
dalam mencari tahu perbandingan organoleptik antara hasil
pembuatan scone dengan menggunakan tepung terigu dan tepung
kulit telur dihitung dalam satuan gram. Penelitian eksperimen
dilakukan dengan dua perlakuan yaitu yang pertama adalah scones
yang pembuatannya menggunakan tepung terigu (100%) dan yang
kedua adalah scones yang pembuatannya menggunakan tepung
terigu (50%) dan tepung kulit telur (50%).
3.12.3 Metode Penelitian Organoleptik
Uji organoleptik dikenal dengan istilah evaluasi atau analisis
sensori. Evaluasi sensori didefinisikan sebagai pengukuran ilmiah
untuk mengukur, menagalisa karakteristik bahan yang diterima
oleh indra penglihatan, pencicipan, penciuman, perabaan dan
pendengaran, serta menginterpretasikan reaksi yang diterima akibat
52
proses pengindraan tersebut. Dengan demikian pengukuran tersebut
melibatkan manusia (panelis) sebagai alat ukur.
Keunikan dari evaluasi sensori adalah penggunaan indra
manusia sebagai alat ukur. Penggunaan manusia sebagai alat ukur
akan menghasilkan data yang sangat bervariasi karena setiap
individu manusia memiliki karakteristik yang berbeda. (Waysima
dan Adawiyah, 2010)
Pada uji organoleptik terdapat pengujian pembedaan yang
digunakan untuk menetapkan ada atau tidaknya perbedaan sifat
sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Uji-uji ini digunakan
untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi
proses atau untuk mengetahui perbedaan atau persamaan antara dua
produk dari komoditi yang sama. Uji pembedaan biasanya
menggunakan anggota panelis terlatih antara 15-30 orang.
Dalam uji pembedaan terdapat uji pasangan yang penulis
gunakan pada penelitian ini. Uji pasangan disebut juga paired
comparison, paires test atau dual comparation. Dalam pengujian
dengan uji pasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau
berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing-masing anggota
panel diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal
sifat yang diujikan. Agar pengujian efektif, sifat atau criteria yang
diujikan harus jelas dan dipahami panelis.
Pelaksanaannya: mula-mula panelis diberi atribut yang akan
dinilai dan cara menilainya. Selanjutnya kedua sampel diberi kode
dan disajikan bersama-sama. Dalam hal uji pasangan dengan
pembanding, bahan pembanding dicicip lebih dulu baru kemudian
contoh. Metode ini dapat dikembangkan untuk lebih dari dua
53
sampel; namun tetap pelaksanaannya dilakukan sepasang demi
sepasang. (Sofiah dan Achyar, 2008)
Dalam penelitian ini, atribut yang dimaksud adalah lembar
kuesioner yang dibagiakan. Kemudian sampel pertama yang diberi
kode ‘1’ adalah scones yang pembuatannya menggunakan tepung
terigu (100%) dan sampel kedua yang diberi kode ‘2’ adalah scones
yang pembuatannya menggunakan tepung terigu (50%) dan tepung
kulit telur (50%).