2012-2-00992-HMBab3001 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-00992-HM...

21
33 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian eksperimen “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan dalam mencari tahu perbandingan antara hasil pembuatan scone dengan menggunakan tepung terigu dan tepung kulit telur dalam jumlah yang sama dihitung dalam satuan gram. Jenis penelitian yang diimplementasi adalah penelitian eksperimen (Experimental Research). Menurut Sugiyono (2012), metode eksperimen termasuk dalam metode kuantitatif yang dilakukan di laboratorium dengan adanya perlakuan (treatment). Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Anwar Sanusi (2011), desain penelitian eksperimental adalah penelitian yang disusun dengan tujuan untuk meneliti adanya hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok lainnya yang tidak dikenai perlakuan. Dengan dilakukan implementasi ini maka akan dapat diketahui pengaruh hubungan sebab-akibat yang terjadi apabila menggunakan tepung yang berbeda dalam membuat scones. Eksperimen akan dilakukan secara eksperimen laboratorium yaitu dilakukan di dapur rumah penulis sendiri. Desain eksperimental yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah One-Shot Case Study. Penulis akan meneliti scones yang pembuatannya menggunakan tepung yang berbeda, yaitu dengan menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur.

Transcript of 2012-2-00992-HMBab3001 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-2-00992-HM...

33

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian eksperimen “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones

Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan dalam

mencari tahu perbandingan antara hasil pembuatan scone dengan

menggunakan tepung terigu dan tepung kulit telur dalam jumlah yang

sama dihitung dalam satuan gram. Jenis penelitian yang diimplementasi

adalah penelitian eksperimen (Experimental Research).

Menurut Sugiyono (2012), metode eksperimen termasuk dalam

metode kuantitatif yang dilakukan di laboratorium dengan adanya

perlakuan (treatment). Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen

adalah metode penelitian kuantitatif.

Menurut Anwar Sanusi (2011), desain penelitian eksperimental

adalah penelitian yang disusun dengan tujuan untuk meneliti adanya

hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu antara kelompok yang diberi

perlakuan dengan kelompok lainnya yang tidak dikenai perlakuan.

Dengan dilakukan implementasi ini maka akan dapat diketahui

pengaruh hubungan sebab-akibat yang terjadi apabila menggunakan

tepung yang berbeda dalam membuat scones. Eksperimen akan dilakukan

secara eksperimen laboratorium yaitu dilakukan di dapur rumah penulis

sendiri. Desain eksperimental yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah One-Shot Case Study. Penulis akan meneliti scones yang

pembuatannya menggunakan tepung yang berbeda, yaitu dengan

menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur.

34

Pada penelitian ini, penulis melakukan studi eksplorasi (Exploration

Study) karena sedikitnya informasi dan masalah dalam penelitian dalam

masalah ini masih relatif belum terlalu banyak dilakukan oleh peneliti

lainnya. Penulis juga melakukan pengumpulan data dari sumber data

primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang pertama kali

dicatat atau dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah

data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. (Anwar Sanusi,

2011).

Penulis mengumpulkan data primer dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada sumber asli, yaitu mahasiswa atau mahasiswi Hotel

Management Binus University. Penulis juga mengumpulkan data sekunder

yaitu berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal dan sumber-sumber data yang

berkaitan dan berguna dalam membantu penelitian. Informasi yang didapat

dari kuesioner yang akan dikumpulkan dan diteliti dalam satu kali pada

waktu tertentu (cross sectional).

3.2 Jadwal dan Tempat Penelitian

3.2.1 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian tugas akhir ini akan dilakukan dari tanggal

1 Maret 2013 sampai dengan 20 Juni 2013. Pada setiap tahap

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing memiliki

waktu tertentu untuk menyelesaikan tiap tahapnya. Waktu yang

diperlukan untuk setiap tahapnya adalah sebagai berikut :

35

Tabel 3.1 Jadwal Penelitiann

Tahap Feb Mar Apr Mei Jun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

data dan

bahan uji

coba produk

√ √ √ √ √

Uji coba

produk √ √ √ √ √ √

Pengolahan

data hasil uji

coba

√ √ √

Penyusunan

data dari

hasil uji coba

√ √ √

Design cover √ √

Pencetakan √

Diharapkan dalam kurun waktu lima bulan sejak perkuliahan

dimulai, buku sudah dapat diselesaikan. Dan buku dapat

dikumpulkan pada minggu pertama atau kedua bulan Juni 2013.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilakukan di :

1. Pembuatan scones dilakukan di rumah pribadi penulis

Alamat : Jalan Tanjung Duren Raya apartemen

Mediterania Garden Residensis 2, Jakarta Barat.

Telepon : (62-21) 6082 7757

36

2. Uji organoleptik scones dilakukan di BINUS University,

Kampus Anggrek

Alamat : Jalan Kebon Jeruk Raya no. 27, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat 11530

Telepon : (62-21) 535 0660

Fax : (62-21) 535 0644

3.3 Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2012), dengan paradigma penelitian,

peneliti dapat menggunakan sebagi panduan untuk merumuskan

masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat

digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis.

Menurut Anwar Sanusi (2011), paradigma diartikan sebagai

suatu cara pandang yang digunakan oleh seseorang ataupun

sekelompok orang dalam memandang suatu gejala, sehingga

berdasarkan pada paradigma tersebut, seseorang atau sekelompok

orang dapat mengartikan gejala yang bersangkutan. Paradigma

merupakan kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu disiplin

yang membedakan antara komunitas ilmuan yang satu dengan yang

lainnya. Dengan paradigma ini maka sangat dimungkinkan terdapat

dua atau lebih ilmuan atau penelitian dari komunitas yang sama

(atau berbeda) akan mempunyai sudut pandang yang berbeda pula

terhadap suatu permasalahan dari gejala yang sama.

3.3.2 Variabel Bebas (Variabel Independent)

Menurut Sugiyono (2012) dan Anwar Sanusi (2011), variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang

37

bersifat kausalitas atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (variabel dependen).

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan variabel bebas

(variabel independent) adalah uji organoleptik yang

diimplementasikan pada hasil jadi scones.

3.3.3 Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Menurut Sugiyono (2012) dan Anwar Sanusi (2011), variabel

terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan variabel terikat

(variabel dependent) adalah scones. Scones merupakan produk

hasil jadi dari penelitian eksperimen yang penulis lakukan. Dimana

scones tersebut akan diberikan dua perlakuan dalam pembuatannya.

Yang pertama, scones tersebut menggunakan proporsi 100%

tepung terigu pada proses pembuatannya. Dan yang kedua, scones

menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit

telur pada proses pembuatannya.

3.4 Uji Hipotesis

3.4.1 Pengertian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

38

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empirik.

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis harus

dibuktikan melalui data yang terkumpul. Pengertian hipotesis

tersebut adalah untuk hipotesis penelitian. Sedangkan secara

statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan

populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi

maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel.

Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian

dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah

dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila

penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak

menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

(Sugiyono, 2012)

Hipotesis merupakan proposisi yang bersifat spesifikasi dan

kedudukannya secara hierarkis dalam kontruksi teori berbeda pada

tingkatan paling bawah.

3.4.2 Kegunaan Hipotesis Penelitian

Menurut Anwar Sanusi (2011), ada beberapa kegunaan

hipotesis dalam penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian

dan kerja penelitian.

2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan kaitan

antarfakta yang terkadang hilang begitu saja dari perhatian

peneliti.

39

3. Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-

berai ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan

fakta dan antarfakta.

3.4.3 Merumuskan Hipotesis Penelitian

Cara merumuskan hipotesis yang baik menurut Anwar Sanusi

(2011) adalah dengan memperhatikan beberapa hal yang perlu

dijadikan acuan, sebagai berikut:

1. Hipotesis harus dinyatakan dengan menggunakan kalimat

pertanyaan.

2. Hipotesis harus dirumuskan atas dasar pikiran-pikiran logis

dan pengamatan empiris yang bisa dijelaskan secara ilmiah.

3. Hipotesis harus dapat diuji, artinya memungkinkan bagi

peneliti atau orang lain untuk menggunakan alat uji tertentu

dan mengumpulkan datanya untuk menguji kebenaran yang

terkandung dalam hipotesis tersebut.

4. Hipotesis harus menyatakan hubungan atara dua variabel atau

lebih. Hipotesis yang mengandung pernyataan hanya satu

variabel merupakan hipotesis yang tidak penting untuk diuji.

5. Hipotesis yang baik adalah yang sederhana, sedikit asumsi

tetapi lebih banyak menjelaskan fakta.

3.4.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1

H0 :Tidak ada perbedaan organoleptik pada scones yang

menggunakan proporsi 50% tepung kulit telur sebagai

subtitusi tepung terigu

40

H1 : Ada perbedaan organoleptik pada scones yang menggunakan

proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung

terigu

Hipotesis 2

H0 : Masyarakat tidak tertarik dengan scones yang menggunakan

proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung

terigu

H1 : Masyarakat tertarik dengan scones yang menggunakan

proporsi 50% tepung kulit telur sebagai subtitusi tepung

terigu

3.5 Jenis dan Sumber Data

Menurut Anwar Sanusi (2011), sumber data cenderung pada

pengertian dari mana (sumbernya) data itu berasal. Berdasarkan hal itu,

data tergolong menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

Pada penelitian “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan

Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur”, penulis menggunakan dua

sumber data:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang pertama kali dicatat atau

dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer yang

dikumpulkan oleh penulis berasal dari hasil penyebaran kuesioner

kepada para panelis.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan

oleh pihak lain. Terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal

memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Salah satu cara

untuk mengumpulkan data sekunder adalah dengan studi kepustakaan,

yaitu dengan mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah,

41

ataupun media lainnya yang dapat membantu mengumpulkan data dan

informasi yang berguna dalam penelitian. Data-data yang dibutuhkan

misal asal usul scones, informasi tentang tepung terigu dan tepung

kulit telur, proses pembuatan scones, serta informasi lain terkait

dengan penelitian ini.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada oada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subjek

tersebut.

Menurut Anwar Sanusi (2011), populasi adalah seluruh

kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat

digunakan untuk membuat kesimpulan.

Dari teori-teori di atas, populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah kumpulan panelis ahli yang sudah ditentukan

yang terdiri atas dosen Hotel Management Binus University dan

pekerja di bagian kitchen yang sudah ahli dalam hal makanan.

42

3.6.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012) adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili).

3.6.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012), teknik sampling merupakan

teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling

yang akan digunakan.

Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam Probability

Sampling teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling.

Teknik ini digunakan karena pengambilan acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Menurut Anwar Sanusi (2011), cara untuk memilih atau

menyeleksi disebut sampling. Satuan sampling adalah sesuatu yang

dijadikan kesatuan yang akan dipilih. Satuan sampling (sampling

unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau kumpulan

individu.

43

Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti

mengambil sampel atau contoh yang representatif dari populasi

yang tersedia. Cara pengambilan sampel dari populasi dapat

dilakukan dengan memperhatikan unsur peluang atau tidak.

3.6.4 Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Sugiyono (2012), jumlah anggota sampel sering

dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan

100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota

populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil

penelitian itu akan diberlakukan 1000 orang. Makin besar jumlah

sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi

semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi, makan semakin besar kesalahan generalisasi

(diberlakukan umum).

Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam

penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang

dikehendaki. Tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki

sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang

tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil

jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya makin kecil tingkat

kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang

diperlukan sebagai sumber data.

Menurut Sofyah dan Achyar (2008), berdasarkan tingkat

sensitivitas dan tujuan dari setiap pengujian, dikenalkan beberapa

macam panel sebagai berikut:

1. Panel Ahli (highly trained experts) adalah seorang panel yang

mempunyai kelebihan sensorik, dimana dengan kelebihan ini

dapat digunakan untuk mengukur dan menilai sifat

44

karakteristik secara tepat. Untuk menghindari ketergantungan

pada seorang panel ahli, maka beberapa perusahaan

menggunakan beberapa orang (3-5) penilai yang mempunyai

tingkat sensitivitas tinggi dan sudah banyak pengalaman pada

jenis produknya.

2. Panel Terlatih (trained panel) adalah panel yang dipilih dan

diseleksi kemudian menjalani latihan secara kontinyu dan lolos

pada evaluasi kemampuan. Istilah terlatih dapat

diklasifikasikan menjadi dua golongna yaitu terlatih dan agak

terlatih. Panel agak terlatih merupakan kelompok dimana

anggotanya bukan merupakan hasil seleksi tetapi umumnya

terdiri dari individu-individu yang secara spontan mau

bertindak sebagai penguji. Dibandingkan dengan panel terlatih,

jumlah panel agak terlatih haruslah lebih banyak.

3. Panel Tidak Terlatih (untrained panel) adalah panel yang

dipakai untuk menguji tingkat kesenangan pada suatu produk

ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu

produk.

Menurut teori tersebut, sampel yang diambil dari penelitian

ini sebanyak 8 orang yang terdiri dari 8 panelis ahli atau expert.

Panelis ahli ini terdiri dari dosen Hotel Management Binus

University dan dan pekerja di bagian kitchen yang sudah ahli dalam

hal makanan.

3.7 Alat Ukur Penelitian

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif.

45

3.7.1 Contoh Kuesioner

Nama Panelis : Tanggal :

Pekerjaan :

Instruksi : Panelis diminta untuk mencoba sample produk scone

yang telah disediakan, kemudian isilah tabel di bawah ini

dengan melingkari (O) atau memberi tanda silang (X)

pada pilihan Anda. Dalam mengisi kuesioner ini

beberapa langkah yang perlu dilakukan panelis adalah

sebagai berikut:

1. Mencium aroma kedua scone

2. Mencicipi kedua scone untuk menilai cita rasa

3. Menilai tekstur kedua scone dengan cara dipatahkan

ataupun digigit

4. Memperhatikan warna kedua scone

Keterangan :

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini ☺

Gambar 3.1 Contoh Kuesioner

46

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpukan data. Agar

data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang

tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel.

(Anwar Sanusi, 2011)

Menurut Sugiyono (2012), hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Dengan menggunakan instrumen yang

valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil

penelitiakn akan menjadi valid dab reliabel. Jadi instrumen yang valid dan

reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitiakn

yang valid dan reliabel.

3.8.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (ketepatan). (Sugiyono, 2012)

Validitas menurut Arikunto (2002) adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu

instrumen penelitian yang valid mempunyai validitas yang tinggi,

sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

yang rendah.

Uji validitas yang akan dibahas adalah validitas item

kuesioner. Validitas item digunakan untuk mengukur ketepatan

atau kecermatan suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Item yang valid ditunjukkan dengan adanya kolerasi antara item

47

terhadap skor total item. Untuk penentuan apakah suatu item layak

digunakan atau tidak, caranya dengan melakukan uji signifikansi

koefisien kolerasi pada taraf signifikansi 0,05, yang artinya suatu

item dianggap valid jika berkolerasi signifikasn terhadap skot total

item.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji

validitas dalam SPSS adalah metode Korelasi Pearson. Pada

analisis ini dengan cara mengkolerasikan masing-masing skor item

dengan skor roral dengan tanpa melakukan koreksi terhadap nilai

koefisien kolerasi yang overestimasi (spurious overlap). Skor total

item adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Hasil uji validitas

akan dibandingkan dengan tabel r-kolerasi pearson untuk

menentukan valid atau tidaknya item tersebut. (Priyanto, 2012)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012), instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (konsisten).

Menurut Anwar Sanusi (2011), reliabilitas suatu alat

pengukur menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat

pengukur itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang

berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu

yang bersamaan atau waktu yang berlainan.

Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam

mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa

menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara

konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Metode uji reliabilitas

yang sering digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini

48

sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5)

atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30).

Menurut Uma Sekaran (2003), pengambilan keputusan uji

reliabilitas sebagai berikut:

• Cronbach’s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk

• Cronbach’s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima

• Cronbach’s alpha 0,8 = reliabilitas baik (Priyanto, 2012)

3.8.3 Pengolahan Data Kuesioner

Kuesioner yang sudah disebarkan akan dikumpulkan kembali

sesuai dengan pengelompokan panelis. Data kuesioner yang sudah

dikumpulkan akan dihitung dan dianalisis dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Penulis

menggunakan SPSS 20 untuk menganalisa data kuesioner dengan

uji validitas, reliabilitas serta uji statistik hasil kuesioner untuk

menguji hipotesis yang sudah dilakukan penulis.

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang berhubungan

dengan penelitian “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan

Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan dengan metode studi

kepustakaan dan penyebaran kuesioner. Pengumpulan data melalui studi

kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data teoritical yang dapat

mendukung penelitian ini, sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan

untuk mengenalkan produk scones kepada masyarakat dan mengetahui

respon dari masyarakat tentang produk scones yang merupakan hasil

penelitian yang penulis lakukan.

49

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Anwar Sanusi (2011) adalah

mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti

untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya.

Penelitian yang dilakukan sering melibatkan sejumlah variabel yang

berbeda-beda, bergantung pada kompleksitas masalah yang digarap.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono,

2012)

3.10.1 Metode Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Anwar Sanusi (2011), statistik deskriptif adalah

penyajian data dengan tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram,

perhitungan modus, median, mean, persentase dan standar deviasi.

Lebih lanjut, dalam statistik ini, tidak dilakukan uji signifikansi dan

tidak ada taraf kesalahan karena penelitian tidak bermaksud untuk

membuat generalisasi.

Menurut Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

caramendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

50

3.11 Paired Sampel dengan T Test

Paired Sample T Test digunakan untuk menguji perbedaan dua

sampel data yang berhubungan. Dalam penelitian “Uji Organoleptik Hasil

Jadi Scones Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur”,

penulis menggunakan dua sampel produk yang berbeda, yaitu yang

pertama scones yang pembuatannya menggunakan 100% tepung terigu dan

yang kedua scones yang pembuatannya menggunakan proporsi 50%

tepung terigu dan 50% tepung kulit telur. Penulis ingin menganalisis data

dengan alat analisis Paired Samples T test dalam SPSS (Statistical

Product and Service Solution) untuk mengetahui perbedaan organoleptik

pada kedua produk scones tersebut.

SPSS merupakan program olah data statistik yang digunakan untuk

berbagai keperluan pengolahan data. SPSS adalah singkatan dari

Statistical Product and Service Solution. (Priyanto, 2012)

3.12 Metode Penelitian

3.13.1 Metode Studi Kepustakaan

Menurut Anwar Sanusi (2011), metode studi kepustakaan

berarti mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi

bahan kepustakaan. Menelaah kepustakaan yang relevan dengan

permasalahan penelitian merupakan kewajiban yang harus

dilakukakn oleh seorang peneliti. Ada beberapa sumber yang bisa

digunakan dalam mengkaji kepustakaan anta lain buku-buku teks,

jurnal ilmiah, referensi statistik, hasil-hasil penelitian dalam bentuk

skripsi, tesis, dan disertai internet dan sumber-sumber lainnya yang

relevan misalnya jurnal mengenai pembuatan tepung kulit telur,

manfaat tepung kulit telur, pengenalan produk scones.

51

3.12.2 Metode Eksperimental

Menurut Sugiyono (2012), metode eksperimen termasuk

dalam metode kuantitatif yang dilakukan di laboratorium dengan

adanya perlakuan (treatment). Metode eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Metode eksperimen adalah metode penelitian

kuantitatif.

Menurut Anwar Sanusi (2011), desain penelitian

eksperimental adalah penelitian yang disusun dengan tujuan untuk

meneliti adanya hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu

antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok lainnya

yang tidak dikenai perlakuan.

Penelitian eksperimen “Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones

Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur” dilakukan

dalam mencari tahu perbandingan organoleptik antara hasil

pembuatan scone dengan menggunakan tepung terigu dan tepung

kulit telur dihitung dalam satuan gram. Penelitian eksperimen

dilakukan dengan dua perlakuan yaitu yang pertama adalah scones

yang pembuatannya menggunakan tepung terigu (100%) dan yang

kedua adalah scones yang pembuatannya menggunakan tepung

terigu (50%) dan tepung kulit telur (50%).

3.12.3 Metode Penelitian Organoleptik

Uji organoleptik dikenal dengan istilah evaluasi atau analisis

sensori. Evaluasi sensori didefinisikan sebagai pengukuran ilmiah

untuk mengukur, menagalisa karakteristik bahan yang diterima

oleh indra penglihatan, pencicipan, penciuman, perabaan dan

pendengaran, serta menginterpretasikan reaksi yang diterima akibat

52

proses pengindraan tersebut. Dengan demikian pengukuran tersebut

melibatkan manusia (panelis) sebagai alat ukur.

Keunikan dari evaluasi sensori adalah penggunaan indra

manusia sebagai alat ukur. Penggunaan manusia sebagai alat ukur

akan menghasilkan data yang sangat bervariasi karena setiap

individu manusia memiliki karakteristik yang berbeda. (Waysima

dan Adawiyah, 2010)

Pada uji organoleptik terdapat pengujian pembedaan yang

digunakan untuk menetapkan ada atau tidaknya perbedaan sifat

sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Uji-uji ini digunakan

untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi

proses atau untuk mengetahui perbedaan atau persamaan antara dua

produk dari komoditi yang sama. Uji pembedaan biasanya

menggunakan anggota panelis terlatih antara 15-30 orang.

Dalam uji pembedaan terdapat uji pasangan yang penulis

gunakan pada penelitian ini. Uji pasangan disebut juga paired

comparison, paires test atau dual comparation. Dalam pengujian

dengan uji pasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau

berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing-masing anggota

panel diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal

sifat yang diujikan. Agar pengujian efektif, sifat atau criteria yang

diujikan harus jelas dan dipahami panelis.

Pelaksanaannya: mula-mula panelis diberi atribut yang akan

dinilai dan cara menilainya. Selanjutnya kedua sampel diberi kode

dan disajikan bersama-sama. Dalam hal uji pasangan dengan

pembanding, bahan pembanding dicicip lebih dulu baru kemudian

contoh. Metode ini dapat dikembangkan untuk lebih dari dua

53

sampel; namun tetap pelaksanaannya dilakukan sepasang demi

sepasang. (Sofiah dan Achyar, 2008)

Dalam penelitian ini, atribut yang dimaksud adalah lembar

kuesioner yang dibagiakan. Kemudian sampel pertama yang diberi

kode ‘1’ adalah scones yang pembuatannya menggunakan tepung

terigu (100%) dan sampel kedua yang diberi kode ‘2’ adalah scones

yang pembuatannya menggunakan tepung terigu (50%) dan tepung

kulit telur (50%).