2009-2-00171-IF Bab 4

62
150 BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari sistem yang dirancang. Implementasi sistem yang dilakukan adalah dengan melakukan simulasi terhadap sistem yang dirancang menggunakan lingkungan jaringan yang dibuat semirip mungkin dengan keadaan yang sebenarnya. Simulasi ini menggunakan topologi yang menggunakan internet sebagai jalur datanya sesuai dengan usulan yang diajukan. 4.1.1 Spesifikasi Sistem Implementasi yang dilakukan terdiri dari sebuah Web Server, dua buah Client Embedded system, dan dua buah client yaitu teknisi dan admin. Spesifikasi sistem yang digunakan dalam simulasi ini menggunakan topologi seperti gambar dibawah ini :

Transcript of 2009-2-00171-IF Bab 4

Page 1: 2009-2-00171-IF Bab 4

150

BAB 4

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

4.1 Implementasi

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari sistem yang

dirancang. Implementasi sistem yang dilakukan adalah dengan melakukan simulasi

terhadap sistem yang dirancang menggunakan lingkungan jaringan yang dibuat

semirip mungkin dengan keadaan yang sebenarnya. Simulasi ini menggunakan

topologi yang menggunakan internet sebagai jalur datanya sesuai dengan usulan

yang diajukan.

4.1.1 Spesifikasi Sistem

Implementasi yang dilakukan terdiri dari sebuah Web Server, dua buah

Client Embedded system, dan dua buah client yaitu teknisi dan admin.

Spesifikasi sistem yang digunakan dalam simulasi ini menggunakan topologi

seperti gambar dibawah ini :

Page 2: 2009-2-00171-IF Bab 4

151

Internet

Cl ient Teknisi(Perusahaan pembuat mesin)

Browser

Slav eEmbedded Sy stem

Admin

Browser

TeknisiIP P rivate dari ISP

Client Embedded s ystemdan simulasi proses

read write plcIP address 192.168.0.3

Web server Server Apache dengan Database M ySQL

125. 166.98.73IP P ubl ic Statis

IP Private dari ISP

Master

Embedded System

Client Embedded sy stemdan s imulasi proses

read wr ite plcIP address 192.168.0.2

Router ADSL

swi tch

192.168.0.1

Gambar 4.1 Topologi Jaringan yang digunakan dalam simulasi

Simulasi sistem ini akan menggunakan internet sebagai jalur komunikasi

datanya. Server yang disimulasikan mewakili hosting Web Server yang di sewa

perusahaan pembuat mesin, untuk seterusnya Server ini akan disebagai Web

Server. Untuk mensimulasikan client mesin atau embeded system yang ada pada

mesin pelanggan, digunakan dua buah notebook dengan menggunakan sistem

operasi linux, untuk seterusnya akan disebut sebagai Client Embedded System.

Selain client embedded sytem, yang berperan sebagai client dalam system ini

adalah teknisi dan admin yang menggunakan web browser, untuk seterusnya

akan disebut sebagai admin atau teknisi. Pada Client Embedded System, akan

dijalankan dua aplikasi yaitu aplikasi client yang berhubungan dengan Web

Server yang untuk seterusnya disebut sebagai Client Embedded System saja,

serta aplikasi yang mensimulasikan proses yang berhubungan dengan PLC, yang

untuk seterusnya disebut sebagai read-write PLC.

Page 3: 2009-2-00171-IF Bab 4

152

Web Server yang digunakan terhubung ke Internet dengan menggunakan

IP address public yang statis yang didapatkan dari ISP, sedangkan Tenisi dan

Admin akan disimulasikan menggunakan notebook yang terhubung ke internet

menggunakan modem dengan IP private. Pada sisi pelanggan, embedded system

akan ditempatkan pada sebuah jaringan private. Jaringan tersebut akan terhubung

dengan internet melalui sebuah router ADSL yang menggunakan Ip public statis.

Agar client-client embedded system dapat diakses dari internet dengan hanya

menggunakan satu ip public, maka perlu dilakukan port forwarding dari router

yang akan di-mapping ke IP-IP dari embedded system tersebut. Port-port yang

dimap ke IP dari embedded system harus disesuaikan dengan data port dari

embedded system yang ada di database.

Untuk menjaga kerahasiaan data selama pengiriman datanya, Client

Embedded System akan menerapkan proses otentikasi dan enkripsi seperti yang

sudah dirancang pada bab sebelumnya. Sedangkan untuk interface dengan teknisi

akan diimplementasikan protokol HTTPS sehingga data yang dikirimkan dari

Web Server ke teknisi dalam keadaan terenkripsi. HTTPS adalah versi aman dari

protokol HTTP, dengan menggunakan port 443. protokol ini tidak

diimplementasika pada Client Embedded System karena kompleksitas

pemrogramannya dan beratnya proses untuk menghitung enkripsi yang

dilakukan. Embedded system yang berada di sisi mesin adalah sebuah komputer

yang mempunyai fungsi spesifik tertentu, sehingga resource yang dimiliki relatif

kecil dibandingkan dengan komputer biasa. Maka dari itu, jika mesin dibebankan

dengan perhitungan enkripsi asimetris maka akan terhambat proses kerjanya.

Protokol HTTPS hanya akan digunakan pada interface untuk teknisi saja.

Page 4: 2009-2-00171-IF Bab 4

153

Spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Spesifikasi Server

Untuk mensimulasikan Web Server, telah didaftarkan alamat IP

server di DNS server dengan alamat “telemonitoring.dyndns.org”

diimplementasikan aplikasi servernya menggunakan bahasa pemrograman

PHP dengan MySQL sebagai DBMSnya serta Apache sebagai webservernya

diatas sebuah PC dengan spesifikasi seperti dibawah ini.

• Komputer P4, 2 GHz, memori 1024 MB, Hardisk 80 GB.

• Sistem Operasi Windows Xp

• XAMPP Web Server Apache untuk menampung halaman PHP

• MySQL

• IP Address publik 125.98.66.73

2. Spesifikasi Client

a. Client Embedded System

Aplikasi Client Embedded System yang telah dirancang

diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman C yang

dijalankan pada sebuah notebook dengan sistem operasi linux. Aplikasi

Read-Write PLC yang dirancang untuk keperluan simulasi juga

diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman C yang

menggunakan share memory untuk berinterface dengan Client Embedded

system. Notebook ini terhubung ke internet menggunakan sebuah

modem. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

• Notebook Intel Core 2 duo 2Ghz , memori 1024 MB, Hardisk 80 GB

Page 5: 2009-2-00171-IF Bab 4

154

• Sistem Operasi Linux Backtrack 2.0

• Aplikasi Client Mesin

• Aplikasi Read-Write PLC

• IP Address Private statis 192.168.0.2

b. Client Teknisi

Program client teknisi yang telah dirancang untuk keperluan

simulasi ini diimplementasikan menggunakan browser yang dijalankan

pada sebuah notebook dengan sistem operasi windows xp. Notebook ini

terhubung dengan internet menggunakan sebuah modem. Spesifikasinya

adalah sebagai berikut:

• Notebook Intel Core 2 duo 2Ghz , memori 1024 MB, Hardisk 80 GB

• Sistem Operasi Windows XP Professional

• Browser internet Mozilla Firefox

• IP Address Private dynamis

4.1.2 Prosedur Operasional

4.1.2.1 Konfigurasi awal sistem

Untuk menjalankan sistem ini perlu dilakukan konfigurasi untuk

pertamakali di tiap sisi baik server maupun client agar sistem bisa berjalan.

4.1.2.1.1 Konfigurasi awal Webserver

Langkah-langkah ini hanya dilakukan sekali, hanya ketika sistem

ini hendak dijalankan untuk pertama kali. Langkah-langkah dibawah ini

adalah langkah yang digunakan untuk mengkonfigurasi awal web server

Page 6: 2009-2-00171-IF Bab 4

155

mencakup XAMPP yang berisi apache sebagai aplikasi Webserver dan

MySQL sebagai DBMS server untuk dapat memonitoring dan

mengkonfigurasi mesin. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Install dahulu aplikasi XAMPP pada WebServer.

2. Copy halaman PHP (poin nomor 2) yang berisi Sistem Konfgurasi

dan Monitoring yang telah dibuat ke folder “htdocs” (poin nomor 1)

pada directory XAMPP, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.2 Folder setelah dicopy kedalam htdocs

3. Setelah mengcopy file PHP Lalu aktifkan HTTPS untuk

mengamankan pengiriman data antara teknisi dan web server. Untuk

mengaktifkan HTTPS pertama kali harus dibuat sertifikat SSL dan

Private Key dengan memasukkan command seperti dibawah ini

kedalam DOS :

“cd C:\xampp\apache”

Page 7: 2009-2-00171-IF Bab 4

156

“makecert”

Gambar 4.3 Membuat Sertifikat SSL

4. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password dari

private key dan verifikasi private key.

Gambar 4.4 Input dan verifikasi password private key

5. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput kode nama

Negara.

Gambar 4.5 Input kode Negara

Page 8: 2009-2-00171-IF Bab 4

157

6. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama state atau

propinsi.

Gambar 4.6 Input propinsi

7. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama kota.

Gambar 4.7 Input kota

8. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama

perusahaan.

Page 9: 2009-2-00171-IF Bab 4

158

Gambar 4.8 Input nama perusahaan

9. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama bagian.

Gambar 4.9 Input nama bagian

10. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama domain.

Page 10: 2009-2-00171-IF Bab 4

159

Gambar 4.10 Input nama domain

11. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput alamat email.

Gambar 4.11 Input alamat email

12. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password yang

akan dikirim jika ada request.

Page 11: 2009-2-00171-IF Bab 4

160

Gambar 4.12 Input password private key

13. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput nama

perusahaan yang telah anda masukkan sebelumnya.

Gambar 4.13 Input nama perusahaan

Page 12: 2009-2-00171-IF Bab 4

161

14. Kemudian akan muncul inisialisasi untuk menginput password dari

private key yang telah anda masukkan sebelumnya.

Gambar 4.14 Input password private key

15. Jika sertifikat SSL dan private key sudah berhasil dibuat maka akan

muncul gambar seperti dibawah ini.

Gambar 4.15 Sertifikat SSL dan private key

Page 13: 2009-2-00171-IF Bab 4

162

16. Setelah sertifikat SSL dan private key dibuat, lalu lakukan konfigurasi

pada file xampp agar merequest sertifikat SSL yang telah dibuat pada

saat folder telemonitoring diakses melalui browser dengan

memasukkan kode seperti gambar dibawah pada file yang berlokasi

“C:\xampp\apache\conf\extra\httpd-xampp.conf”.

Gambar 4.16 Kode untuk request SSL pada folder telemonitoring

17. Kemudian lakukan konfigurasi pada file apache yang digunakan

sebagai web server untuk meredirect http menjadi https ketika diinput

didalam browser dengan cara memasukkan kode seperti gambar

dibawah pada file yang berlokasi “C:\xampp\apache\conf\httpd.conf”.

Gambar 4.17 Kode untuk meredirect http menjadi https

Page 14: 2009-2-00171-IF Bab 4

163

18. Lalu jalankan program XAMPP dan aktifkan service Apache dan

MySQL hingga muncul informasi running. Seperti gambar dibawah

ini :

Gambar 4.18 Program XAMPP

19. Akses database server dengan menggunakan browser dan masukkan

alamat ini “http://localhost/phpmyadmin” kedalam address browser.

Lalu klik import untuk mengimport database yang sudah dibuat,

seperti pada gambar dibawah ini :

Page 15: 2009-2-00171-IF Bab 4

164

Gambar 4.19 Phpmyadmin

20. Kemudian klik tombol browse untuk memasukkan database lalu klik

tombol ok. Hasil dari browse database seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.20 Import Database

Page 16: 2009-2-00171-IF Bab 4

165

Apabila file yang dimasukkan sudah benar kemudian klik tombol

Go pada halaman import pada phpmyadmin, jika berhasil maka akan

muncul informasi import telah berhasil.

4.1.2.1.2 Konfigurasi Port Forwarding pada Router

1. Akses router melalui browser pada alamat private dari router,dalam

hal ini 192.168.0.1, Masuk ke menu portforwarding yang ada dalam

menu firewall.

Gambar 4.21 Status router

2. Tambahkan mapping port pada kolom yang disediakan seperti pada

gambar dibawah. Perlu diperhatikan bahwa konfigurasi public port

Page 17: 2009-2-00171-IF Bab 4

166

dibawah ini harus di sesuaikan dengan data mesin di database. Klik

“Apply Changes”.

Gambar 4.22 Status router

4.1.2.1.3 Konfigurasi awal Mesin

1. Aktifkan komputer client mesin,(mengacu pada gambar 4.21) buka

sebuah terminal dan masuk kedirektory dimana source code berada

(poin nomor 1), compile source code (poin nomor 2) dengan

perintah:

“gcc –o client client.c -pthread”

Opsi -pthread digunakan karena aplikasi tersebut menggunakan

multithread. Jalankan program tersebut (poin nomor 3)dengan

perintah

“./client”

Page 18: 2009-2-00171-IF Bab 4

167

Gambar 4.23 Compile Source Code

Kompilasi pula program read dan write untuk mensimulasikan proses

read-write PLC.

“gcc -o read read.c”

“gcc -o write write.c”

Lalu jalankan kedua program tersebut.

“./read”

“./write”

Gambar 4.24 Program Read dan Write PLC

2. Aplikasi Client Embedded System yang telah dijalankan tadi akan

meminta inputan tentang informasi mengenai Webserver. Lakukan

inisialisasi data-data tersebut dengan memasukan data-data mengenai

Web Server .

• Masukan IP address atau domain name dari server

Gambar 4.25 Input IP Address atau Domain Name

Page 19: 2009-2-00171-IF Bab 4

168

• Masukan halaman konfigurasi

Gambar 4.26 Input Halaman Konfigurasi

• Masukan halaman monitoring

Gambar 4.27 Input Halaman Monitoring

• Masukan halaman otentikasi

Gambar 4.28 Input Halaman Otentikasi

• Masukan Idmesin

Gambar 4.29 Input Idmesin

Page 20: 2009-2-00171-IF Bab 4

169

• Masukan Key Enkripsi

Gambar 4.30 Input Key Enkripsi

• Masukan alamat sharememory

Gambar 4.31 Input Alamat Sharememory

• Masukan timer konfigurasi

Gambar 4.32 Input Timer Konfigurasi

Jika sampai saat ini langkah diatas benar maka program client

akan menampilkan pesan error “102--Idmesin salah”, hal ini terjadi

karena idmesin yang tersebut belum terdaftar di database server.

Untuk itu langkah selanjutnya adalah mendaftarkan idmesin di server

melalui web browser pada notebook teknisi.

Page 21: 2009-2-00171-IF Bab 4

170

Gambar 4.33 Pesan Error

3. Untuk mengakses Web Server dapat dilakukan dengan memasukan

alamat server di browser, setelah itu daftarkan id mesin di server

tersebut. Jika sistem pertamakali digunakan maka belum ada teknisi

yang terdaftar didatabase, maka yang dapat mendaftarkan teknisi

didatabase hanyalah. Untuk simulasi ini digunakan user admin untuk

mengkonfigurasi mesin. Namun pada dasarnya hal ini dapat

dilakukan user teknisi jika sudah terdaftar di database. langkah-

langkah mendaftarkan idmesin adalah sebagai berikut:

• Buka halaman web “telemonitoring.dyndns.org”

• Login defaultnya menggunakan username “admin”, password

“admin”

Page 22: 2009-2-00171-IF Bab 4

171

Gambar 4.34 Halaman Login

Bagian yang dilingkari diatas menunjukkan bahwa halaman telah

diamankan dengan cara didirect ke port 443, yakni protokol

HTTPS.

• Setelah itu halaman akan berpindah ke halaman home

Gambar 4.35 Halaman Home

Page 23: 2009-2-00171-IF Bab 4

172

• Untuk menambahkan mesin, terlebih dahulu haruslah

menambahkan model mesinnya. Namun jika model mesinnya

sudah pernah ditambahkan sebelumnya, maka langkah ini dapat di

lewat. Untuk menambahkan model masuk kehalaman model

terlebih dahulu dengan klik “model”.

Gambar 4.36 Daftar Model

Page 24: 2009-2-00171-IF Bab 4

173

• Untuk menambahkan model klik “tambah model”

Gambar 4.37 Menambah Model

• Setelah mengisi attribut secara lengkap, klik tombol “submit”

untuk menginput ke database.

• Setelah menambahkan model, Lalu klik “mesin” untuk masuk ke

halaman mesin.

Gambar 4.38 Daftar Mesin

Page 25: 2009-2-00171-IF Bab 4

174

• Klik “tambah mesin” untuk mendaftarkan mesin dan mengisi

form tambah mesin. Perlu diperhatikan menu port dibawah ini

adalah port yang di mapping pada router pelanggan. Setelah itu

klik “submit”

Gambar 4.39 Tambah Mesin

Sampai saat ini program client seharusnya menampilkan pesan

kesalahan “105 -- tidak ada konfigurasi baru ” hal ini berarti client mesin

sudah berjalan stabil, karena program mesin client telah berhasil

merequest konfigurasi baru, namun karena belum pernah ada konfigurasi,

maka mesin menampilkan pesan tersebut.

Gambar 4.40 Pesan Kesalahan

Page 26: 2009-2-00171-IF Bab 4

175

4.1.2.2 Pengaturan Data Mesin

• Daftar mesin

Pada halaman ini teknisi atau admin dapat melihat seluruh mesin yang

ada beserta data-data mesinnya. Teknisi dapat mengubah ataupun

menghapus data mesin tetapi hanya terbatas pada mesin yang ia tangani

saja sedangkan admin dapat menghapus mesin manasaja. Tampilan

halaman ini seperti yang ada pada gambar 4.21 daftar mesin

• Penambahan mesin

Pada halaman ini teknisi dapat menambah mesin baru yang hendak di

konfigurasi atau di monitoring. Tampilan halaman ini seperti yang sudah

dijelaskan pada gambar 4.22 tambah mesin.

• Status mesin

Pada halaman ini teknisi dapat melihat status mesin yang sedang berjalan

termasuk konfigurasi terakhir dan data monitoring terakhir yang telah

dilaporkan oleh mesin.

Gambar 4.41 Status Mesin

Page 27: 2009-2-00171-IF Bab 4

176

4.1.2.3 Pengkonfigurasian Mesin

• History Konfigurasi

Pada halaman ini teknisi dapat melihat daftar mesin yang memiliki data-

data konfigurasi serta waktu konfigurasi terakhir, teknisi juga dapat

membersihkan semua data-data history konfigurasinya.

Gambar 4.42 History Konfigurasi

• History Konfigurasi Mesin

Pada halaman ini teknisi dapat melihat history data-data konfigurasi yang

ada pada sebuah mesin serta menghapusnya.

Page 28: 2009-2-00171-IF Bab 4

177

Gambar 4.43 History Konfigurasi Mesin

• Ubah konfigurasi Mesin

Pada halaman ini teknisi dapat mengkonfigurasi ulang mesin dengan

nilai-nilai yang baru pada setiap parameter.

Gambar 4.44 Ubah konfigurasi Mesin

Page 29: 2009-2-00171-IF Bab 4

178

4.1.2.4 Simulasi Konfigurasi mesin

Simulasi ini akan menunjukan bagaimana sebuah mesin dapat

dikonfigurasi melalui Web Server. Teknisi akan mengakses Web Server

melalui Web Browser. Lalu mengubah konfigurasi mesin didatabase, lalu

Client Embedded System akan merequest konfigurasi tersebut dan

WebServer akan mengirimkan konfigurasi tersebut pada response-nya.

Gambar 4.45 Aliran data dari teknisi menuju Client Embedded System secara online

processing

Proses ini akan terjadi ketika embedded system telah memiliki IP

public statis dan router yang telah dikonfigurasi port forwardingnya.

Mengacu pada gambar 4.46, pada poin nomor 1, pengiriman data di inisiasi

oleh teknisi melalui browser, lalu webserver akan meneruskan koneksi ke

embedded system dan mengirimkan konfigurasi terserbut(poin nomor 2).

Lalu Embedded system akan mengirimkan data monitoring (poin nomor 3)

Page 30: 2009-2-00171-IF Bab 4

179

dan akan diteruskan ke client (poin nomor 4). Jika Proses ini tidak terjadi,

maka pengiriman konfigurasi akan terjadi secara batch processing seperti

penjelasan dibawah ini.

Gambar 4.46 Aliran data dari teknisi menuju Client Embedded System secara batch

processing

Aliran data (mengacu pada gambar 4.46) dimulai dari teknisi yang

memberikan nilai konfigurasi pada mesin melalui Web Interface yang

selanjutnya akan disimpan di database(poin nomor 1). Pada saat timer

konfigurasi pada Client Embedded System habis, maka Client Embedded

System akan melakukan request data konfigurasi pada Webserver(poin 2).

Karena di database ada konfigurasi terbaru, maka WebServer memberikan

response berupa data konfigurasi (poin 3).

Page 31: 2009-2-00171-IF Bab 4

180

Gambar 4.47 Pengkonfigurasian mesin melalui Web Interface

Pada gambar 4.48 pada poin nomor 1, Client embedded system belum

menerima konfigurasi baru karena teknisi belum menginputkan data

konfigurasi yang baru. Setelah data konfigurasi ada di database Client

Embedded System merequest data tersebut dan Web Server meresponse

dengan mengirimkan data konfigurasi tersebut(poin nomor 2). Setelah sukses

menerima konfigurasi, Client Embedded System mengirim data tersebut ke

Read-Write PLC melalui Sharememory serta memperbaharui versi

konfigurasinya sehingga data konfigurasi yang sama tidak dikirimkan

kembali(poin nomor 3). Pada poin nomor 4 pada process Read-Write PLC,

proses tersebut belum mendeteksi adanya data antrian baru pada share

memory. Namun pada poin nomor 5, proses tersebut sudah mendeteksi

adanya antrian data konfigurasi dan mendequeuenya dan menampilkan ke

layar. Sampai tahap ini data konfigurasi telah berhasil dikirimkan ke mesin.

Page 32: 2009-2-00171-IF Bab 4

181

Gambar 4.48 Output Client Embedded System dan proses Read-Write

PLC

4.1.2.5 Pemonitoringan Mesin

• History Monitoring

Pada halaman ini teknisi dapat melihat daftar mesin yang memiliki data-

data monitoring, waktu terakhir terima monitoring, dan waktu monitoring

terakhir dibaca

Gambar 4.49 History Monitoring

Page 33: 2009-2-00171-IF Bab 4

182

• History Monitoring Mesin

Pada halaman ini teknisi dapat melihat detil nilai-nilai parameter

monitoring yang dikirimkan oleh mesin sera menghapus nya bila perlu.

Gambar 4.50 History Monitoring Mesin

4.1.2.6 Simulasi monitoring mesin

Simulasi ini akan menunjukan bagaimana data monitoring yang

berasal dari mesin bisa diperoleh atau dipantau melalui Web Server. Pada

kenyataannya data monitoring berasal dari PLC lalu dikirimkan ke proses

Read-Write PLC, lalu proses tersebut mengirimkan data-data tersebut melalui

Sharememory untuk dibaca oleh Client Embedded System. Namun pada

simulasi ini proses Read-Write PLC tidak akan mengirimkan data monitoring

yang berasal dari PLC, melainkan dari inputan user.

Page 34: 2009-2-00171-IF Bab 4

183

Gambar 4.51 Aliran Data dari Client Embedded System menuju Teknisi

Gambar 4.51 dimulai dari Client Embedded System yang

mengirimkan request untuk mengirimkan data monitoring(poin nomor 1).

Setelah terotentikasi server akan mengambil parameter yang berisi data

monitoring tersebut dan menyimpannya di database, lalu mengirimkan pesan

sukses ke Client Embedded System(poin nomor 2). Lalu pada akhirnya

Teknisi memeriksa status monitoring mesin di Web Server dan menerima

data monitoring tersebut.

Gambar 4.52 Output pada Client Embedded System dan read-write PLC

Page 35: 2009-2-00171-IF Bab 4

184

Mengacu pada gambar 4.52, pada poin nomor 1 output dengan kode

106 dihasilkan oleh thread Konfigurasi. Tidak seperti thread konfigurasi,

thread monitoring pada Client Embedded System akan aktif jika ada antrian

data pada Sharememory yang berasal dari read-write PLC. Pada poin nomor

2 setelah proses Read-Write PLC menerima seluruh inputan data monitoring,

proses tersebut akan mengantrikan data monitoring tersebut di Sharememory

dan Client Embedded System akan men-dequeue data tersebut dan

mengirimkannya ke WebServer, dan WebServer akan mengirimkan pesan

sukses dengan kode 107 data (poin nomor 3). Setelah itu thread konfigurasi

terus membaca Sharememory sampai Read-Write PLC mengirimkan

monitoring kembali. Sementara itu thread konfigurasi tetap aktif

mengirimkan request konfigurasi.

4.1.2.7 Pengaturan Teknisi

• Daftar Teknisi

Pada Halaman ini teknisi dapat melihat data teknisi yang lainnya atau

dirinya sendiri. Namun hanya admin yang mampu menghapus teknisi

yang terdaftar.

Page 36: 2009-2-00171-IF Bab 4

185

Gambar 4.53 Daftar Teknisi

• Tambah Teknisi

Admin dapat menambahkan teknisi yang ada. Namun teknisi tidak dapat

melakukan hal tersebut

Gambar 4.54 Tambah Teknisi

Page 37: 2009-2-00171-IF Bab 4

186

4.1.2.8 Pengaturan Model

• Daftar Model

Teknisi dapat melihat model mesin yang sudah ada, serta dapat

mengganti dan menghapus model tersebut.

Gambar 4.55 Daftar Model

• Tambah Model

Teknisi dapat menambah model mesin yang ada jika perusahaan

membuat model mesin yang baru. Parameter yang dikeluarkan oleh

mesin harus sama persis dengan parameter yagn dikirimkan oleh mesin

Page 38: 2009-2-00171-IF Bab 4

187

Gambar 4.56 Tambah Model

• Daftar Satuan

Agar pengisian model dapat dilakukan tiap parameter haruslah memiliki

satuan untuk tiap parameternya, halaman ini berfungsi untuk melihat

daftar satuan yang sudah ada serta teknisi dapat menghapusnya bila perlu.

Gambar 4.57 Daftar Satuan

Page 39: 2009-2-00171-IF Bab 4

188

• Tambah Satuan

Halaman ini berfungsi untuk menambah satuan untuk nantinya

dipasangkan dengan attribute model.

Gambar 4.58 Tambah Satuan

4.2 Evaluasi

Setelah melakukan simulasi dengan sistem yang dirancang, evaluasi

diakukan terhadap sistem tersebut dengan melakukan sejumlah pengujian dan

pembuktian untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang berjalan dengan baik,

dapat menerima input dengan benar dan mengeluarkan output sesuai yang

diinginkan.

4.2.1 Uji kinerja pengiriman data

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari komunikasi antara

server dan client mesin dalam hal pengiriman data monitoring dan konfigurasi.

Pengujian dibagi menjadi dua domain yaitu akurasi data dan waktu transfer data.

Page 40: 2009-2-00171-IF Bab 4

189

4.2.1.1 Uji akurasi data monitoring

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah algoritma

pemrograman pada layer aplikasi sudah tepat sesuai yang diinginkan.

Pengujian ini menggunakan asumsi bahwa koneksi jaringan mulai dari layer

transport sampai layer physical sudah berjalan dengan baik. Maka dari itu

pengujian hanya dilakukan pada lingkungan LAN yang terdiri dari sebuah

switch dan 2 buah komputer.

SlaveEmbedded

System

Browser

Tek nisi

IP Private

Client Mes indan sim ulas i proses

read wr ite p lc

IP Private dari ISP

Web server Server Apache dengan Database MySQL

IP Publ ic Statis

192.168.0.1

192.168.0.2

192.168.0.3

Data dari WebserverData dari C lient embedded sy stem

Master

Gambar 4.59 Pengiriman data monitoring

Percobaan dilakukan dengan cara membuat client mengirimkan data

parameter monitoring yang sama sebanyak sepuluh kali. Diambil contoh

parameter yang ada pada mesin milik PT. KSM yang berjumlah 17 parameter.

Nilai dari parameter tersebut adalah nilai yang dirandom dari 1 sampai 200.

Selang waktu yang digunakan pada setiap pengiriman adalah 5 detik.

Page 41: 2009-2-00171-IF Bab 4

190

Gambar 4.60 Pengiriman Monitoring pada Client Embedded System

Page 42: 2009-2-00171-IF Bab 4

191

Gambar 4.61 History Monitoring pada Webserver

Tabel 4.1 Hasil uji akurasi data monitoring

Percobaan

ke

Jumlah

parameter

yang diterima

Akurasi

Data

1 17 100%

2 17 100%

3 17 100%

4 17 100%

5 17 100%

6 17 100%

7 17 100%

8 17 100%

9 17 100%

10 17 100%

Page 43: 2009-2-00171-IF Bab 4

192

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa data monitoring telah

sampai dengan benar ke server secara akurat. Hal ini menunjukan bahwa dari

segi logika dan algoritma pada layer aplikasi sudah sesuai dengan yang

diinginkan. Keberhasilan pengiriman data pada jaringan tidak terlepas dari

peranan protokol TCP pada layer transport. Protokol ini bersifat reliable

sehingga data terjamin dalam pengirimannya. Hal ini berarti ke akuratan

data yang sampai hanya dipengaruhi oleh layer aplikasi. variable waktu tidak

diikut sertakan pada pengujian ini karena waktu yang dibutuhkan pada setiap

kali pengiriman akan berbeda sesuai dengan kepadatan jaringan. dan

kehandalan layer-layer dibawah layer aplikasi.

4.2.1.2 Uji akurasi pengiriman data konfigurasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa akurat data yang

di input oleh teknisi yang sampai di client mesin. Percobaan ini dilakukan

dengan cara melakukan konfigurasi terhadap Client Embedded system

melalui browser sebanyak 10 kali pengkonfigurasian . Parameter yang

digunakan berjumlah 17 dengan nilai yang random.

Page 44: 2009-2-00171-IF Bab 4

193

Gambar 4.62 Pengiriman data Konfigurasi

Gambar 4.63 Konfigurasi Mesin pada WebServer

Page 45: 2009-2-00171-IF Bab 4

194

Gambar 4.64 Output data Parameter konfigurasi pada Client Embedded system

Page 46: 2009-2-00171-IF Bab 4

195

Tabel 4.2 Percobaan pengiriman data konfigurasi

Percobaan

ke

Jumlah

parameter

yang diterima

Akurasi

Data

1 17 100%

2 17 100%

3 17 100%

4 17 100%

5 17 100%

6 17 100%

7 17 100%

8 17 100%

9 17 100%

10 17 100%

Hasil pengujian menunjukan data yang dikirim 100% sampai pada

client. Hal ini menunjukan bahwa sistem ini telah mampu menangani request

data konfigurasi dari client secara baik. Sama seperti keberhasilan

pengiriman data monitoring, keberhasilan pengiriman data konfigurasi ini

dipengaruhi oleh kehandalan layer-layer dibawah layer aplikasi.

Page 47: 2009-2-00171-IF Bab 4

196

4.2.1.3 Uji Validasi data monitoring

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah server dapat

menangani data-data dengan kondisi ketidak-valid-an tertentu. Percobaan

dilakukan dengan cara membuat client mengirimkan parameter-parameter

tidak valid dengan berbagai keadaan.

Tabel 4.3 Percobaan validasi data monitoring

Percobaan

ke kondisi parameter Hasil kebenaran

1

jumlah parameter

melebihi jumlah

yang ada di

database

parameter yang

diterima hanya

parameter yang ada di

database

benar

2

jumlah parameter

kurang dari yang

ada didatabase

parameter yang ada

didatabase diterima

dengan baik, parameter

yang tidak ada di set 0

benar

3 format parameter

salah

Data monitoring tidak

disimpan, menampilkan

pesan error di client

benar

Page 48: 2009-2-00171-IF Bab 4

197

4

nilai parameter

ada yang melebihi

batas maksimum

atau minimum

parameter tetap

diterima dengan

menampilkan pesan

peringatan pada teknisi

yang memeriksa

Benar

5 nilai parameter

tidak valid

data monitoring tidak

dimasukan database Benar

Hasil pengujian diatas menunjukan bahwa server telah mampu

memvalidasi parameter input dengan baik, namun hal ini terbatas pada

keadaan yang telah diperkirakan. Tidak menutup kemungkinan akan

ditemukan kesalahan jika diberikan keadaan yang lebih ekstreem lagi yang

belum terbayangkan.

4.2.1.4 Uji validasi input konfigurasi

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah server mampu

memvalidasi kesalahan input yang dilakukan oleh teknisi melalui web

browser. Percobaan ini hanya dapat mengetahui kinerja server dalam

memvalidasi input sebelum input tersebut disimpan ke database. Namun jika

dengan suatu cara data yang sampai ke client mesin dapat dirubah maka yang

harus melakukan validasi adalah proses read-write PLC sebab proses client

tidak mengetahui kondisi parameter yang benar ataupun salah.

Page 49: 2009-2-00171-IF Bab 4

198

Tabel 4.4 Percobaan validasi pengiriman

Percobaan

ke kondisi parameter Hasil kebenaran

1 Nilai parameter

bukan angka

Menampilkan pesan

error benar

2 Tidak semua

parameter di isi

Server akan secara

otomatis memberi nilai

yang sama dengan

konfigurasi terakhir

pada parameter yang

belum di isi, namun

sebelumnya akan

menampilkan

peringatan terlebih

dahulu

benar

3

Nilai parameter

melebihi dari

batas maksimum

atau minimum

Menampilkan pesan

error benar

Page 50: 2009-2-00171-IF Bab 4

199

4.2.2 Uji Waktu rata – rata yang dibutuhkan sekali Pengiriman Data

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk

client embedded system mengirimkan satu data monitoring ataupun konfigurasi,

mulai dari proses otentikasi sampai client selesai mengirimkan data monitoring

atau mendapatkan data konfigurasi. Percobaan ini dilakukan dengan cara

mencatat waktu sebelum proses otentikasi dan waktu setelah response terakhir

diterima lalu dihitung selisihnya. Percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali dan

dihitung waktu minimum, waktu maksimum serta rata-ratanya. Hal yang dapat

mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu paket data untuk

dikirimkan melalui suatu jaringan ialah kepadatan jaringan, jarak antara node,

dan bandwidth. Untuk itu disajikan dua set data percobaan yakni percobaan

diatas jaringan LAN yang antara PC nya hanya terhubung dengan switch serta

percobaan diatas jaringan internet. Pada percobaan ini yang diuji adalah waktu

dari Client Embedded system sampai ke server tanpa melibatkan client teknisi.

Gambar 4.65 Hasil percobaan pengiriman data monitoring diatas LAN

Page 51: 2009-2-00171-IF Bab 4

200

Tabel 4.5 Percobaan waktu yang dibutuhkan untuk sekali pengiriman melalui LAN

Percobaan

ke

Waktu yang

dibutuhkan

dalam detik

1 0.249039

2 0.133750

3 0.118248

4 0.126289

5 0.186074

6 0.188512

7 0.119326

8 0.135660

9 0.122101

10 0.221545

Dari hasil percobaan diatas menunjukan bahwa waktu minimum yang

digunakan untuk sekali pengiriman data adalah 0.118248 detik sedangkan waktu

maksimumnya adalah 0.249039 detik dan waktu rata-ratanya adalah 0.119134

detik.

Page 52: 2009-2-00171-IF Bab 4

201

Gambar 4.66 Hasil percobaan pengiriman data monitoring diatas Internet

Tabel 4.6 Percobaan waktu yang dibutuhkan sekali pengiriman melalui internet

Percobaan

ke

Waktu yang

dibutuhkan

dalam detik

1 2.124538

2 2.124565

3 7.124567

4 2.512472

5 3.118995

6 7.040072

7 1.124519

8 1.124532

9 1.124538

10 1.032848

Page 53: 2009-2-00171-IF Bab 4

202

Percobaan diatas dilakukan diatas jaringan internet yang menggunakan

teknologi ADSL sebagai media dari provider ke pelanggannya. Dari hasil

percobaan diatas menunjukan bahwa waktu minimum yang digunakan untuk

sekali pengiriman data adalah 1.032848 detik sedangkan waktu maksimumnya

adalah 7.124567 detik dan waktu rata-ratanya adalah 2.8451646 detik. Tampak

dari perbandingan kedua percobaan diatas bahwa waktu yang dibutuhkan untuk

pengiriman dalam LAN lebih cepat 28x dari pada pengriman melalui Internet.

Waktu yang dibutuhkan ini dapat bervariasi tergantung dari kepadatan jaringan

dan kualitas servis dari provider. Namun demikian percobaan diatas dapat

dijadikan acuan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan pada jaringan lokal

dan jaringan Internet.

4.2.3 Hasil Pembuktian Enkripsi pada Komunikasi antara Server dan Client

Data yang dikirimkan dari client mesin ke server dikirimkan dalam

bentuk terenkripsi agar data yang melewati internet tidak dapat dilihat oleh orang

yang tidak berhak. Untuk itu perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan

pengenkripsian tersebut. Pembuktian dilakukan dengan cara mengirimkan suatu

data monitoring, lalu “mengintip” data yang dikirimkan tersebut menggunakan

software sniffer yaitu Wireshark.

Page 54: 2009-2-00171-IF Bab 4

203

Gambar 4.67 Topologi untuk sniffing paket data

Untuk dapat melakukan sniffing data monitoring tersebut, data yang

dikirim oleh client embedded system harus diarahkan pada sebuah PC yang

sudah siap dengan aplikasi sniffer. Untuk itu diantara Router dan client

embedded system perlu dipasang sebuah Hub. Hub adalah device yang bekerja di

layer 1, fungsi hub adalah menerima sinyal listrik lalu meneruskan kesemua

portnya. Maka dari itu, dengan mengacu dari gambar diatas, data dari client

embedded system dapat diteruskan pada PC dengan alamat IP 192.168.0.3. Lalu

jalankan wireshark pada PC tersebut. Outputnya akan tampak seperti gambar

dibawah.

Page 55: 2009-2-00171-IF Bab 4

204

Gambar 4.68 Wireshark

Pada gambar 4.65 poin nomor 1 menunjukkan source address dari packet

tersebut yaitu client embedded system. Poin nomor 2 menunjukan destinantion

address dari packet tersebut, yakni webserver. Poin nomor 3 adalah HTTP

request dari client embedded system yang diperjelas pada poin nomor 4. Dapat

dilihat dari poin nomor 4, parameter yang ada pada protokol HTTP tersebut

sudah di enkoding dalam bentuk hexa, sehingga untuk melihat data tersebut

diperlukan suatu tools yang dapat merubah data tersebut menjadi enkoding

tersebut menjadi karakter ASCII yang dapat dibaca oleh manusia. Untuk

Page 56: 2009-2-00171-IF Bab 4

205

pembuktian ini, digunakan alat bantu dari Internet yang dapat merubah Enkoding

URL yang menggunakan Hexadesimal menjadi URL yang dapat dibaca.

Gambar 4.69 Hasil Dekoding URL

Dapat dilihat dari gambar 4.53 bahwa parameter “idmesin” yang

dikirimkan dalam bentuk teks biasa sedangkan data monitoring pada parameter

“string” dan “data” masih dalam bentuk teks yang tidak dapat dibaca, meskipun

sudah di ubah enkodingnya. Hal ini membuktikan bahwa sistem telah mampu

melakukan enkripsi pada data paramter yang dikirimkan oleh Client Embedded

system.

Page 57: 2009-2-00171-IF Bab 4

206

4.2.4 Pengujian Sistem jika Client mengalami Down pada computer Client dan

Koneksi internet

Client embedded system dirancang agar sebisa mungkin dapat terus

berjalan dalam keadaan apapun meskipun server down atau jaringan terputus.

Maka dari itu jika server tidak bisa dihubungi, seharusnya client akan tetap terus

mencoba menghubunginya, sampai server bisa dihubungi kembali. Untuk itu

perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan bahwa client mesin tidak ikut

mati jika server putus atau jaringan down. Percobaan dilakukan dengan dua cara

yaitu memutuskan jaringan ketika client mesin sedang aktif dan mematikan

apache ketika mesin sedang aktif.

Gambar 4.70 Percobaan pemutusan koneksi server

Page 58: 2009-2-00171-IF Bab 4

207

Poin pada gambar 4.67 yang diberi nomor 1 adalah gambar ketika

jaringan diputuskan. Client mesin akan terus mencoba sampai bisa menghubungi

server, sampai dinyalakan kembali pada poin nomor 2. Pada poin 3 Web Service

pada server dimatikan, lalu pada nomor 4 adalah gambar ketika Web service

dinyalakan kembali.

Jika pada suatu waktu program client mesin dimatikan atau di restart,

program client mesin tersebut harus dapat langsung berjalan kembali tanpa perlu

menginput konfigurasi. Hal ini dimungkinkan dengan adanya file konfigurasi

yang otomatis di-generate oleh program client mesin. Untuk itu perlu dilakukan

percobaan untuk membuktikan bahwa program tidak perlu melakukan

konfigurasi kembali setelah program berjalan dan program dimatikan.

Gambar 4.71 Percobaan pe-restart-an mesin.

Page 59: 2009-2-00171-IF Bab 4

208

Poin nomor 1 pada gambar 4.68 adalah gambar ketika client mesin

diterminate. Poin nomor 2 adalah ketika client mesin kembali dijalankan, tampak

pada gambar bahwa client tidak meminta inputan, melainkan langsung

menghubungi server dengan konfigurasi yang pernah dilakukan sebelumnya. File

konfigurasi yang digenerate oleh client embedded system berisi tentang

informasi yang telah diinputkan pada pertamakali progrma dijalankan. Isi file

tersebut seperti tampak pada gambar.

Gambar 4.72 Isi File Konfigurasi

4.2.5 Perbandingan biaya

Perbandingan yang akan disajikan adalah perkiraan harga kasar, dimana

tidak semua faktor harga digunakan melainkan hanya yang paling berpengaruh

saja yang digunakan. Harga-harga tersebut diperoleh dari berbagai sumber di

Internet. Walaupun biaya yang disajikan bukanlah biaya pengimplementasian

keseluruhan, tetapi biaya-biaya tersebut cukup untuk mewakili desain sistem

yang diperbandingkan. Untuk sistem berbasis internet tanpa ip public statis

Page 60: 2009-2-00171-IF Bab 4

209

digunakan provider telkom dengan produk telkom speedy dimana ini adalah

produk yang umum digunakan oleh pengguna rumahan di Indonesia.

Tabel 4.7 Biaya perbulan sistem berbasis internet dengan IP dinamis dan HTTP

Kebutuhan Biaya

Sewa Web hosting(idwebhost.com): Space 1Gb Bandwidth/bln 6Gb Mysql PHP

Rp 60.000/bulan

Sewa internet up-to 384 kbps perbulan untuk client (telkom speedy) Rp 125.000/bulan

Jumlah Rp 185.000/bulan

Untuk mendukung online processing, maka dibutuhkan layanan internet

dengan ip public yang statis agar server dapat melakukan koneksi langsung ke

embedded system. Umumnya provider internet memberikan IP statis untuk

layanan internet dengan level corporate dengan tarif rata-rata diatas Rp

750.000,00. Untuk perbandingan ini provider yang akan dijadikan perbandingan

adalah telkom dengan produknya telkom speedy office.

Tabel 4.8 Biaya perbulan sistem berbasis internet dengan IP statis dan HTTP

Kebutuhan Biaya

Sewa Web hosting(idwebhost.com): Space 1Gb Bandwidth/bln 6Gb Mysql PHP

Rp 60.000/bulan

Sewa internet dengan IP Public statis perbulan untuk client (telkom speedy) Rp 750.000/bulan

Jumlah Rp 810.000/bulan

Page 61: 2009-2-00171-IF Bab 4

210

Untuk membandingkan private WAN yang digunakan adalah layanan

leased line dari telkom, dengan jarak 200Km dengan dedicated bandwidth 64

kbps. Untuk biaya peralatannya, digunakan sebuah router cisco untuk

menghubungkan antara sisi pelanggan dan perusahaan pembuat mesin.

Tabel 4.9 Biaya perbulan sistem berbasis Private WAN dan non-HTTP

Kebutuhan Biaya

Leased line telkom untuk jarak 200 Km Rp 8.500.000/bulan

jumlah Rp 8.500.000/bulan

Tabel 4.10 Biaya peralatan sistem berbasis Private WAN dan non-HTTP

Kebutuhan Biaya Router Cisco 1841 @Rp 13.000.000 x2(untuk perusahaan dan pelanggan) Rp 26.000.000

Server untuk implementasi sistem pada sisi perusahaan Rp. 10.000.000

jumlah Rp 36.000.000

Tabel 4.11 Perbandingan biaya

biaya per bulan biaya peralatan

Sistem berbasis internet dengan IP dinamis dan HTTP

Rp 185.000 -

Sistem berbasis internet dengan IP statis dan HTTP

Rp 810.000 -

Sistem berbasis WAN private dan non HTTP

Rp 8.500.000 Rp 36.000.000

Dari perbandingan diatas bisa kita simpulkan bahwa penggunaan internet

jauh lebih hemat dari pada penggunaan Private WAN, dimana untuk sistem

berbasis internet dan HTTP perusahaan hanya perlu menyewa hosting web,

Page 62: 2009-2-00171-IF Bab 4

211

sedangkan untuk private wan, selain menyewa koneksi yang mahal harganya,

perusahaan juga harus menyediakan router yang mendukung protokol yang

digunakan WAN tersebut. Untuk sistem yang menggunakan internet penggunaan

online processing membutuhkan biaya sedikit lebih besar. Namun untuk

pelanggan yang tidak mempunyai Ip public yang statis tetap dapat menggunakan

sistem ini tetapi tidak dapat memanfaat kan online processing melainkan batch

processing