2009-1-00473-TIAS Bab 4.pdf

download 2009-1-00473-TIAS Bab 4.pdf

of 24

Transcript of 2009-1-00473-TIAS Bab 4.pdf

  • 74

    BAB 4

    PENGUMPULAN, PENGOLAHAN

    DAN ANALISA DATA

    4.1 Pengumpulan Data

    Perhitungan-perhitungan yang dilakukan berdasarkan data-data

    sekunder, data-data observasi serta wawancara subjek yang berhubungan

    langsung dengan penelitian ini, adapun data-data tersebut adalah informasi

    yang berhubungan dengan item UTP-2057019570 atau TOOTH yang

    dijadikan subjek atau sampel penelitian, item tersebut diambil karena

    memiliki permintaan yang banyak setiap bulannya serta pola permintaan yang

    memiliki tingkat keacakan yang cukup tinggi. Data-nya adalah sebagai

    berikut:

    1. Safety Stock

    Berdasarkan kebijakan perusahaan, safety stock level ditetapkan

    sebesar 1 kali Average Final Forecast Demand (FFD) 1 tahun ke depan.

    Dan safety stock level di tahun 2008 adalah sebesar 3.947 pcs.

  • 75

    2. Data Actual Sales tahun 2008

    Data ini meliputi jumlah penjualan item TOOTH dalam kurun

    waktu 1 tahun di tahun 2008 :

    Grafik 4.1 Demand UTP-2057019570/TOOTH tahun 2008

    Dari data historik permintaan item TOOTH di atas, dapat diketahui

    tingkat keacakan (deviasi) dari permintaan atas item tersebut adalah rata-

    rata sebesar 1543 pcs (1542,6 pcs) selama tahun 2008.

    3. Data Waktu Tenggang (Lead Time)

    Berdasarkan informasi dari narasumber, lead time standar dari item

    TOOTH memerlukan waktu 3 bulan, mulai dari analisa berapa yang harus

    di pesan sampai item tersebut diterima di gudang, Berikut adalah

    gambarannya:

  • 76

    Gambar 4.1 Time Fence of Lead Time Order

    4. Data Biaya Pembelian (Order cost)

    Berdasarkan informasi dari narasumber, Order cost ditentukan

    sebesar Rp 800.000 ribu per sekali order untuk item TOOTH, angka

    tersebut dihitung mulai dari biaya email, fax, telepon, proses shipment,

    custom clearance, tax, hingga forwarder dari sea port ke gudang

    perusahaan.

    5. Data Biaya Penyimpanan (Holding cost/Carrying cost)

    Berdasarkan informasi dari narasumber, Holding cost atau

    carrying cost ditentukan berdasarkan bank rate, dimana dalam satu tahun

    holding cost atau carrying cost tersebut saat ini ditargetkan sebesar 10%

    dari total sales amount dari item TOOTH, harga dari item TOOTH

    adalah sebesar RP 70.000 per pcs, sedangkan total penjualannya di tahun

    2008 adalah sebesar 45299 pcs sehingga Holding Cost (HC) atau

    Carrying Cost (CC) yang ditanggung oleh perusahaan adalah sebesar Rp

    317.093.000 (70.000 x 45299 x 10%) atau bila dijadikan per pcs adalah

    sebesar Rp 7.000. per pcs

  • 77

    6. Frekuensi Pemesanan dalam satu tahun (2008)

    Berdasarkan informasi dari narasumber, standar frekuensi

    pemesanan sebanyak 12 kali, artinya satu bulan 1 kali pesan untuk

    mengcover kebutuhan untuk 3 bulan mendatang. Misalkan, pesanan yang

    dilakukan di bulan Januari, maka akan diterima di bulan April.

    Gambarannya adalah sebagai berikut:

    Gambar 4.2 Order and Delivery Frequency

    7. Jumlah Stock awal di tahun 2008

    Berdasarkan informasi dari sistem, stock awal di tahun 2008

    adalah sebesar 4.787 pcs, stock di awal tahun 2008 adalah sisa stock di

    akhir tahun 2007 ditambah dengan pesanan yang datang di awal tahun

    2008.

  • 78

    8. Sales Plan 2009

    Berdasarkan informasi yang didapat dari perusahaan, perusahaan

    merencanakan untuk menjual part UTP-2057019570/TOOTH sebanyak

    47,770 pcs di tahun 2009, dengan rencana permintaan perbulannya

    sebagai berikut (kuantitas dalam pcs):

    Tabel 4.1 Sales Plan 2009

    4.2 Pengolahan Data

    4.2.1 Perhitungan Kebijakan Persediaan Perusahaan

    Sebelum melakukan perhitungan persediaan untuk operational

    plan 2009, terlebih dahulu melihat gambaran transaksi di tahun 2008,

    dan berikut adalah transaksi yang terjadi sepanjang tahun 2008 yang

    meliputi jumlah pesanan, persediaan awal. permintaan actual, dan

    persediaan akhir di tahun 2008

  • 79

    Tabel 4.2 Tabel Transaksi Persediaan tahun 2008 (Kuantitas dalam pcs)

    Dengan melihat tabel transaksi di atas, biaya yang dikeluarkan

    selama 1 tahun (2008) adalah sebesar Rp.304.015.333,33 Biaya

    tersebut adalah hasil dari transaksi pada tahun 2008, dimana frekuensi

    pemesanan adalah sebanyak 1 kali dalam sebulan, Sedangkan besar

    biaya simpan/gudang yang dikeluarkan adalah sebesar Rp

    294.415.333,33. Begitu juga dengan biaya pesan selama tahun 2008

    adalah sebesar Rp 9.600.000,00. Untuk mengetahui nilai dari TIC

    maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  • 80

    Dimana :

    TIC = Total Inventory Cost

    OC = Order Cost , (OC = Rp 800.000/pesanan)

    Order Freq. = Frekuensi Pesanan, (Ord.Freq = 1 kali)

    CC = Carrying Cost/Biaya Simpan, (CC = Rp

    7000/pcs)

    Ave.End.Stock = Rata-rata stock akhir, (AES = 3.505 pcs/bulan)

    Hasilnya perhitungannya adalah sebagai berikut :

    TIC = (800.000 x 1) + (7.000 x 3505)

    TIC = Rp 25.334.611,11

    Dengan melihat hasil dari perhitungan di atas, nilai TIC adalah

    sebesar Rp 25,334,611,11, nilai ini menunjukan biaya yang

    dikeluarkan pada saat terjadinya order dan proses stocking dalam

    perusahaan setiap bulannya.

    Dari gambaran perhitungan di atas, dapat diketahui nilai dari

    Days of Inventory (DOI), dimana end stock pada tahun 2008 adalah

    sebesar 6.913 pcs, bila dikonversikan ke dalam nilai DOI, maka dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  • 81

    Dimana :

    DOI = Days Of Inventory

    Stock End Year = Balance Stock di akhir tahun 2008

    Average Sales YTD = Rata-rata penjualan tahun berjalan (Jan

    2008-Des 2008)

    Sehingga nilai DOI = 54 hari (1,8 bulan), dimana sisa stock

    di tahun 2009 tersebut digunakan untuk menutupi penjualan selama

    1,8 bulan.

    Proses selanjutnya adalah berdasarkan nilai DOI yang sudah

    dihitung, perusahaan menargetkan DOI pada akhir tahun 2009 adalah

    sebesar 45 hari (1,5 bulan). Dalam merealisasikan target tersebut,

    perusahaan akan mengatur keluar masuknya barang untuk menentukan

    sisa stock akhir setiap bulannya (Stock end Month) dengan menjadikan

    target DOI sebagai acuannya.

    Sudah diketahui sebelumnya, bahwa perusahaan menetapkan

    sales plan di tahun 2009 adalah sebesar 47.770 pcs. Pada saat

    menentukan pembagian barang masuk perbulannya, perusahaan

  • 82

    menggunakan pendekatan dimana dilakukan penurunan bertahap

    terhadap nilai DOI per bulannya yang ditentukan secara kasaran,

    artinya tidak ada perhitungan untuk menentukan target nilai DOI per

    bulannya Setelah nilai DOI per bulannya ditentukan, maka akan

    didapatkan nilai Stock End Month yang diinginkan dengan cara

    membalikkan rumus yang ada sebagai berikut :

    Setelah didapatkan nilai dari stock end month yang diinginkan,

    selanjutnya dapat ditentukan jumlah barang yang harus didatangkan

    setiap bulannya (incoming parts) dengan rumus sebagai berikut :

    Dan berikut adalah hasil perhitungan incoming parts dan stock

    end month yang diharapkan pada operational plan tahun 2009 :

  • 83

    Tabel 4.3 Operational Plan 2009 (Kuantitas dalam pcs)

    Pada akhirnya, akan didapatkan nilai DOI sebesar 1,5 bulan

    (45 hari) pada akhir tahun 2009, dengan rencana safety stock sebesar

    4188 pcs dan stock end year di akhir tahun sebesar 6.315 pcs. Dengan

    kebijakan yang sudah diambil oleh perusahaan, dapat dihitung nilai

    TIC- nya sebagai berikut :

    TIC = (800.000 x 1) + (7.000 x 6.687)

    TIC = Rp 47.609.000,-

  • 84

    4.2.2 Proses Simulasi

    Metode Simulasi dapat digunakan untuk membantu perusahaan

    dalam mengevaluasi kebijakan operational plan-nya, metode simulasi

    dapat memberikan gambaran tentang kemungkinan apa yang akan

    terjadi di masa yang akan datang, sehingga keputusan yang akan

    dibuat menjadi lebih sesuai dengan kondisi sedang yang berjalan

    (realistis).

    Proses yang dilakukan adalah dengan membuat suatu model

    yang menyerupai proses yang berjalan di dalam perusahaan, adapun

    proses yang dimodelkan adalah proses transaksi persediaan barang

    untuk satu tahun ke depan (operational sales plan 2009).

    Sebelum mengarah pada pembuatan model dan proses

    simulasi, terlebih dahulu dibentuk sebuah konsep pemikiran utama

    dari sistem yang akan dimodelkan, hal ini dapat dituangkan ke dalam

    Causal Loop Diagram, dan berikut adalah Causal Loop Diagram dari

    sistem yang secara umum berjalan di dalam perusahaan:

  • 85

    Gambar 4.3 Causal Loop Diagram

    Dari Causal Loop Diagram, menjelaskan bahwa pola atau

    transaksi yang berjalan berdasarkan data penjualan tahun sebelumnya

    (actual sales), data tersebut dipergunakan perusahaan sebagai data

    yang dihitung kembali untuk mendapatkan gambaran mengenai

    permintaan yang akan terjadi di periode yang akan datang (sales plan).

    Setelah melakukan peramalan, maka proses pemesanan (ordering)

    akan dilakukan, proses pemesanan dilakukan untuk memenuhi

    permintaan 3 bulan yang akan datang, karena dalam hal ini part UTP-

    2057019570/TOOTH mempunyai waktu tenggat selama 3 bulan.

    Berikut ini adalah gambaran diagram aliran (flow diagram)

    yang dapat dihubungkan dengan causal loop diagram diatas :

  • 86

    Gambar 4.4 Flow Diagram

    Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa naik turunnya level

    (stock) dipengaruhi karena adanya pesanan yang datang

    (order_received) dan permintaan yang akan datang

    (operational_plan), model ini akan menggambarkan berapa nilai

    stock end year di tahun 2009 dan berapa tingkat Days of Inventory

    (DOI) yang akan dicapai. Sedangkan variabel auxiliary (jan, feb,

    mar,,des) adalah jumlah pesanan yang rencananya akan diterima

    pada tahun 2009 yang ditentukan dengan metode perhitungan yang

    dilakukan perusahaan yaitu metode ABC.

  • 87

    Berikut adalah persamaan atau fungsi perhitungan yang

    digunakan pada diagram alir di atas :

    init stock = stock_end_year

    flow stock = -dt*operational_plan

    +dt*order_received

    aux order_received = summ

    aux DOI_plan = stock/(operational_plan/12)

    aux summ = Apr+Aug+Dec+Feb+Jan+Jul+Jun+Mar+May+Nov+Oct+Sept

    const operational_plan = 47770

    Sedangkan untuk menghitung jumlah pesanan yang akan

    dilakukan di tahun 2009 menggunakan rumus ABC perusahaan yang

    diterjemahkan pada MS Excel, adapun rumusnya sebagai berikut :

    =IF(AND(A>=B,B>C,C>0),A/4,IF(AND(C>=B,B>A,A>0),(A+B)/8,

    (A+B+C)/12))

  • 88

    Dan Berikut adalah hasil perhitungan rencana jumlah pesanan

    yang akan datang di tahun 2009 :

    Tabel 4.4 Plan Order Received tahun 2009 (kuantitas dalam pcs)

    Setelah menghitung jumlah pesanan yang akan datang,

    hasilnya dimasukan ke dalam model yang sudah dibuat sebelumnya,

    dan berikut adalah hasil simulasi dari model di atas :

  • 89

    Gambar 4.5 Hasil Simulasi Tahun 2009

    Dari hasil simulasi di atas, (periode awal = 0 dan periode kedua

    =1), bila nilai dari pesanan yang akan datang per bulannnya

    dimasukkan ke dalam tabel operational plan hasilnya akan terlihat

    seperti berikut:

  • 90

    Tabel 4.5 Operational Plan Versi Simulasi

    Hasil simulasi menggambarkan bahwa dengan rencana pesanan

    yang akan datang sebesar 45.864 pcs dan stock awal di tahun 2008

    sebesar 6.913 pcs (include SS) akan menutupi kebutuhan operational

    plan sebanyak 47.770 pcs di tahun 2009, dan diperkirakan akan

    menimbulkan stock akhir sebesar 5.007 pcs. Bila stock akhir tersebut

    dikonversikan menjadi nilai DOI, maka nilai DOI adalah sebesar 1,26

    bulan (+ 38 hari). Jika dihitung nilai TIC yang diperkirakan timbul di

    tahun 2009 adalah sebagai berikut :

    TIC = (800.000 x 1) + (7000 x 6.325)

    TIC = Rp 45.075.000,-

  • 91

    4.2.3 Validasi Model

    Proses validasi yang dilakukan adalah mengukur deviasi yang

    terjadi pada tahun 2008 dengan cara membandingkan data aktual 2008

    dengan hasil simulasi tahun 2008 (berdasarkan data tahun 2007).

    Pengukuran deviasi error dilakukan dengan menggunakan metode

    pengukuran Absolute Mean Error (AME) sebagai berikut :

    AME = (Si Ai) / N , dimana :

    Si = Simulasi period ke-i

    Ai = Nilai actual period ke-i

    N = Interval waktu pengamatan

    Dan berikut gambaran yang terjadi di tahun 2008 bila

    menggunakan metode simulasi dibandingkan dengan data aktual tahun

    2008

  • 92

    Tabel 4.6 Perhitungan Absolute Mean Error (AME)

    Dengan melihat tabel perhtungan di atas, batas penyimpangan

    antara simulasi dengan kenyataan yang dapat diterima secara statistic

    adalah 5 10 %, dengan melihat rata-rata (Jan08-Dec08) dari error

    yang terhitung adalah sebesar 9,4%, artinya error yang terjadi pada

    simulasi yang dilakukan masih dapat diterima batas

    penyimpangannya.

  • 93

    4.3 Analisis Hasil Perhitungan

    Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasilnya dapat dianalisa sebagai

    berikut :

    4.3.1 Hasil Perhitungan Perusahaan

    Pada saat menggunakan perhitungan perusahaan, nilai TIC

    menjadi lebih besar dari tahun sebelumnya (2008), hal ini dianggap

    wajar, karena adanya peningkatan rencana penjualan dan jumlah safety

    stock periode tahun 2009. Hal ini dapat timbul khususnya pada tingkat

    persediaan pada saat perusahaan menentukan nilai DOI yang ingin

    dicapai terlebih dahulu, baru dilakukan perhitungan dalam

    menentukan jumlah stock end year yang diharapkan untuk mencapai

    target DOI yang telah ditetapkan (45 hari). Untuk itu perlu adanya

    suatu proses yang dapat menggambarkan tingkat persediaan di tahun

    2009 untuk mengevaluasi kebijakan perhitungan perusahaan, dan salah

    satunya adalah metode simulasi.

  • 94

    4.3.2 Hasil Perhitungan Simulasi

    Pada saat menggunakan metode simulasi, hasil simulasi

    diharapkan dapat menggambarkan kondisi tingkat persediaan yang

    akan datang sesuai dengan metode perhitungan operasional di

    perusahaan.

    Dari hasil simulasi tersebut, dapat terlihat dari segi incoming

    parts tidak jauh berbeda hasilnya dengan perhitungan perusahaan,

    namun bila dilihat dari segi DOI (1,26 bulan), perusahan seharusnya

    dapat lebih menekan target DOI yang diharapkan. Bila dilihat dari segi

    stock end year, hasil simulasi menggambarkan bahwa stock yang

    dihasilkan di, akhir tahun depan adalah sebesar 5.007 pcs, dimana

    hasilnya lebih rendah daripada perhitungan perusahaan (6.315 pcs),

    dengan lebih rendahnya nilai stock end year, maka nilai TIC juga

    otomatis menjadi lebih rendah daripada hasil perhitungan perusahaan.

    Dalam jumlah pemesanan, perusahaan juga tidak perlu memesan

    sebanyak 47.172 pcs karena dengan pesanan sebanyak 45.864 pcs

    perusahaan sudah dapat memenuhi target operational plan sebanyak

    47.770 pcs di tahun 2009.

  • 95

    Berikut adalah tabel perbandingan antara perhitungan

    perusahaan dengan hasil simulasi yang sudah dilakukan :

    Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi

    No Faktor Perbandingan Perhitungan

    Perusahaan

    Hasil Simulasi

    1 Total Incoming Parts 47.172 pcs 45.864 pcs

    2 Stock End Year 6.315 pcs 5.007 pcs

    3 Total Inventory Cost Rp 47.609.000 Rp. 45.075.000

    4 Days Of Inventory 45 days 38 days

  • 96

    4.4 Usulan perhitungan Safety Stock dengan Metode MAD

    Metode ini merupakan metode yang lebih sederhana dalam proses

    perhitungannya dibandingkan metode yang umum digunakan. Dengan data

    plan sales di tahun 2009 maka bisa didapatkan nilai MAD (Mean Absolute

    Deviation) sebagai berikut :

    4.4.1 Menghitung Demand Plan Rata-Rata (Xbar) tahun 2009

    Xbar = (4.187 + 3.408 ++ 4.397 + 4.024)/ 12

    = 3.980,83 pcs /month

    4.4.2 Menghitung nilai MAD

    MAD = |(4.187 3.980)+(3.408 3.980)+ .+(4.024 3.980)| /12

    = 257,78 pcs/month

    4.4.3 Menghitung Safety Stock

    Tingkat pelayanan ditentukan sebesar 99,9 %, sehingga nilai

    dari faktor pengaman adalah sebesar 5 (Tabel 2.3 B ab 2).

  • 97

    SS = 257,78 x 5 = 1288,9 = 1289 pcs

    Berikut adalah hasil operational plan bila menggunakan

    tingkat SS sebesar 1289 pcs

    Tabel 4.8 Operational Sales Plan 2009 dengan SS metode MAD

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel, terlihat bahwa

    dengan perhitungan SS metode MAD, jumlah SS yang harus

    disediakan adalah sebesar 1289 pcs untuk tahun 2009 dengan asumsi

    harapannya tidak terjadi overstock sebanyak 2.899 pcs (5.007 2.108

    = 2.899 pcs) yang disebabkan oleh nilai opening stock di tahun 2009.

    Hal ini dapat secara langsung menekan biaya TIC dari segi biaya

    penyimpanan barang dan juga dapat menurunkan tingkat DOI hingga

    menjadi + 16 hari (0,53 bulan)