BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf ·...

26
52 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pelaksanaanya metode penelitian yang dilakukan adalah dengan survey. Unit analisis yang dituju adalah individu karyawan CV. Surya Lampung dan informasi yang didapat tersebut hanya dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga dengan cross sectional Tabel 3.1 Desain Penelitan Tujuan Penelitian Desain penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Survey Individu: Karyawan CV Surya Lampung Cross Sectional T-2 Asosiatif Survey Individu: Karyawan CV Surya Lampung Cross Sectional Sumber : penulis

Transcript of BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf ·...

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

52

52

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dan

penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai

kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan

penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pelaksanaanya metode

penelitian yang dilakukan adalah dengan survey. Unit analisis yang dituju adalah

individu karyawan CV. Surya Lampung dan informasi yang didapat tersebut hanya

dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga dengan cross sectional

Tabel 3.1 Desain Penelitan

Tujuan

Penelitian

Desain penelitian

Jenis

Penelitian

Metode

Penelitian

Unit Analisis Time

Horizon

T-1 Asosiatif Survey Individu:

Karyawan CV

Surya Lampung

Cross

Sectional

T-2 Asosiatif Survey Individu:

Karyawan CV

Surya Lampung

Cross

Sectional

Sumber : penulis

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

53

Keterangan :

T-1 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan

(X1) dan Komunikasi Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada

CV. Surya Lampung secara individual maupun simultan

T-2 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan

(X1) dan Komunikasi Organisasi (X2) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) terhadap

Kinerja Karyawan (Z) CV. Surya Lampung secara individual maupun simultan

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Ada empat variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Gaya

Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan

yang akan diuraikan dimensi dan indikator serta instrumen pengukuran, skala dan model

pengukuran dari keempat variabel tersebut, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Instrumen

Pengukuran Skala

Model

Pengukuran

Gaya

Kepemimpinan

(X1)

Otoriter

Wewenang mutlak

berpusat pada

pimpinan

Kuesioner

Ordinal

diubah

menjadi

interval

Likert

Keputusan selalu

dibuat oleh

pimpinan

Kebijaksanaan

selalu dibuat oleh

pimpinan

Pengawasan

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

54

terhadap para

bawahannya

dilakukan secara

ketat

Lebih banyak kritik

daripada pujian

Cenderung adanya

paksaan, ancaman,

dan hukuman

Demokratis

Pimpinan bersedia

melimpahkan

sebagian wewenang

kepada bawahan

Keputusan dibuat

bersama antara

pimpinan dan

bawahan

Kebijaksanaan

dibuat bersama

antara pimpinan

dan bawahan

Pengawasan

terhadap para

bawahan dilakukan

secara wajar

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

55

Tugas-tugas kepada

bawahan diberikan

dengan lebih

bersifat permintaan

daripada instruktif

Pujian dan kritik

seimbang

Terdapat suasana

saling percaya,

saling menghormati

dan saling

menghargai

Laissez-faire

Pimpinan

melimpahkan

wewenang

sepenuhnya kepada

bawahan

Keputusan lebih

banyak dibuat oleh

para bawahan

Kebijaksanaan lebih

banyak dibuat oleh

para bawahan

Pimpinan hanya

berkomunikasi

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

56

apabila diperlukan

oleh bawahannya

Hampir tiada

pengawasan

terhadap para

bawahan.

Komunikasi

Organisasi

(X2)

Kualitas

Media

Menarik untuk

dibaca

Kuesioner Ordinal

diubah

menjadi

Interval

Likert

Aksesibilitas

informasi

Atasan langsung

Kelompok

bawahan

Penyebaran

informasi

Penyebaran

informasi dalam

struktur organisasi

Ketepatan

pesan

Distorsi/ kesalahan

informasi

Kepuasan Kerja

(Y)

Faktor yang

berhubungan

dengan

pekerjaan

Tugas yang penting

bagi karyawan

Kuesioner Ordinal

diubah

menjadi

interval

Likert

Kemampuan

karyawan seimbang

dengan pekerjaan

Feedback atas hasil

kerja

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

57

Faktor yang

berhubungan

dengan

kondisi kerja

Kondisi ruangan

kerja

Faktor teman

sekerja

Adanya suasana

kekeluargaan

dikantor

Fakor

pengawasan

adanya perhatian

yang baik dari

pimpinan kepada

bawahannya

Faktor

promosi

Promosi jabatan

diberikan atas dasar

prestasi karyawan

Faktor upah

Gaji yang diterima

sesuai dengan

tuntutan pekerjaan

Kinerja

Karyawan

(Z)

Kuantitas

dari hasil

Jumlah pekerjaan Kuesioner

Ordinal

diubah

menjadi

interval

Likert

Kualitas dari

hasil

Tidak ada

kesalahan

Ketepatan

waktu dari

hasil

Menunda pekerjaan

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

58

Kehadiran Hadir tepat waktu

Kemampuan

bekerja

sama

Saling membantu

Sumber : Penulis

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data Tujuan Penelitian

T-1 T-2

Data Gaya

Kepemimpinan Kuantitatif Data Primer dari

kuesioner karyawan √ √

Data Komunikasi

Organisasi Kuantitatif Data primer dari

kuesioner karyawan √ √

Data Kepuasan Kerja

Karyawan Kuantitatif Data primer dari

kuesioner karyawan √ √

Data Kinerja Karyawan Kuantitatif Data primer dari

kuesioner karyawan √

Sumber : Penulis

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

beberapa teknik, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual,

ketika seorang responden ditanyai pewawancara guna mengungkapkan

perasaan, motivasi, sikap atau keyakinannya terhadap suatu topik SDM

(Istijanto, 2010, p44). Dalam penelitian ini, penulis melakukan tanya

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

59

jawab langsung kepada pimpinan CV. Surya Lampung yang disiapkan

terlebih dahulu dan mencatat jawabannya yang kemudian diolah

menjadi informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

2. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang digunakan periset untuk

memperoleh data secara langsung dari sumber melalui proses

komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Istijanto, 2010, p61).

Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada karyawan CV.

Surya Lampung sebagai responden, dibuat dalam bentuk pernyataan

dalam skala likert. Kuesioner yang dijawab responden digunakan untuk

mengetahui data mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi,

kepuasan kerja karyawan, dan kinerja karyawan CV. Surya Lampung.

3. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk membantu penulis dalam memperoleh

informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai

landasan teori. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca,

mengumpulkan data, mencatat, dan mempelajari buku-buku pelengkap

atau referensi, seperti : jurnal, majalah dan media cetak lainnya, serta

beberapa sumber dari internet.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti (Istijanto,

2010, p114), kemudian menurut Riduwan dan Kuncoro, 2008, p37) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p39), kemudian menurut Istijanto sampel

merupakan bagian yang diambil dari populasi (Istijanto, 2010, p114)

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

60

Teknik Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil

sampel yang respresentatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan dan Kuncoro, 2008, pp40).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling insidental yang

mana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009,

p67)

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan rumus berdasarkan pendapat Surakhmad

(Riduwan dan Kuncoro, 2008, p45) yang mengatakan bahwa apabila ukuran populasi

sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari

ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel

diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi, yang dirumuskan sebagai

berikut:

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

61

S = 15% + 1000 – n . (50% - 15%)

1000 - 100

Keterangan :

S = Jumlah sampel yang diambil

n = Jumlah anggota populasi

Diketahui jumlah populasi karyawan CV. Surya Lampung sebesar n= 103 orang. Berdasarkan

rumus tersebut diperoleh jumlah sampel yang diambil (S)sebagai berikut:

S = 15% + 1000 – n (50% - 15%)

1000 - 100

S = 15% + 1000 – 103 (50% - 15%)

1000 – 100

S = 15% + 0.99 (35%)

S = 15% + 0.3465%

S = 49.65%

Jadi, jumlah sampel sebesar 103 x 49.65% = 51.13 = 52 responden

3.7 Metode Analisis

Dalam penelitian, data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan

variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.

Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dan

program sofware SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0

Setelah data tersebut dikumpulkan, maka akan dilakukan analisis dengan

menggunakan metode sebagai berikut.

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

62

Tabel 3.4 Metode Analisis Data

Tujuan

Penelitian

Metode Analisis

Jenis Penelitian Teknik Analisis

T-1 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation

T-2 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation

Sumber : penulis

Teknik analisis mencakup sebagai berikut:

3.7.1 Model Skala Sikap

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p20), berdasarkan model atau tipe skala

pengukuran tersebut, maka dalam pembahasan ini hanya dikemukakan skala untuk

mengukur sikap. Perkembangan ilmu sosiologi dan psikologi, maka instrumen penelitian akan

lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap.

Bentuk-bentuk model skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian.

Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada lima macam, yaitu skala likert, skala guttma,

skala simantict defferensial , rating scale , skala thurstone.

Dan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model skala sikap yaitu skala

likert

3.7.1.1 Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi dimensi, dimensi dijabarkan mnejadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan

lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur

ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

63

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk

pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut

(Riduwan dan Kuncoro, 2008, p20),

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) = 5 Sangat Setuju (SS) = 1

Setuju (S) = 4 Setuju (S) = 2

Ragu – ragu (R) = 3 Ragu – ragu (R) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Tidak Setuju (TS) = 4

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Sangat Tidak Setuju (STS) = 5

Sangat Puas = 5 Sangat Baik = 5 Sangat Tinggi/Sangat Penting = 5

Puas = 4 Baik = 4 Tinggi/Penting = 4

Cukup Puas = 3 Sedang = 3 Cukup Tinggi/Cukup Penting = 3

Kurang Puas = 2 Buruk = 2 Rendah/Kurang penting = 2

Tidak Puas = 1 Buruk Sekali = 1 Rendah Sekali/Tidak Penting = 1

3.7.2 Transformasi data Ordinal menjadi Interval

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p30), mentransformasikan data

ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis

parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang

paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) . Langkah-

langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut:

a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan

b. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5

yang disebut sebagai frekuensi

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

64

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara

berurutan perkolom skor

e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang

diperoleh

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

menggunakan tabel Tinggi Densitas)

g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)

h. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

Y = NS + [1+|1+|NSmin|]

3.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.3.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009, pp348-350), hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti, misalnya dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul

memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Instrumen yang valid

harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrument yang mempunyai validitas

eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris

yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan,

maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka variabel tersebut valid

Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tidak valid

NS =

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

65

3.7.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009, pp 348-354), hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat

kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah,

maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang reliabel belum tentu valid,

reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu,

walaupun instrumen yang valid umunya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen

perlu dilakukan. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika r alpha positif dan r alpha > r table, maka variabel tersebut reliable

Jika r alpha tidak positif dan r alpha < r table, maka variabel tersebut tidak reliable

3.7.4 Uji Normalitas

Menurut Singgih Santoso (2007, p154) uji normalitas data adalah hal yang lazim

sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas sebuah sampel data dilakukan

dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK, LILLIEFORS atau KOLMOGOROV-SMIRNOV, serta

gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas

adalah sebagai berikut:

• Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi adalah tidak normal

• Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal

Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot melalui

alat bantu SPSS. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan.

3.7.5 Pengertian Path Analysis

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis yang diartikan oleh Bohrnstedt

(1974 dalam Kusnendi, 2005, p1) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2008, p1) bahwa

“a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

66

variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymetric

relation among the variables” . sedangkan tujuan utama dari path analysis adalah a method

of measuring the direct influence along each separate part in such a system and thus of

finding the degree to which variation of a give effect is determined by each particular cause.

The method depend on the combination of knowledge og the degree of correlation among

the variables in a system with such knowledge as may possessed of the causal relation

(Maruyama, 1998).

Jadi model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat

variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p115), Teknik

analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang

ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variable

X1, X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.

3.7.5.1 Manfaat Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) manfaat lain model path

analysis adalah untuk:

1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan

yang diteliti

2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi

dengan path analysis ini bersifat kualitatif

3. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh

dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri

mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)

4. Pengujian model, menggunakan theory trimming baik uji reliabilitas (uji keajegan)

konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru

Page 16: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

67

3.7.5.2 Asumsi-Asumsi Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2), asumsi yang mendasari

path analysis adalah:

1. Hubungan antar variabel bersifat linear, adaptif dan bersifat normal

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang

berbalik

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio

4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk

memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliable)

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan

teori-teori dan konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji

dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan

hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

3.7.5.3 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis

Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya

ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan

struktur hubungan kausal antar variabel.

Page 17: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

68

Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2008, p5

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu:

Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ε1

Z = ρZX1 X1 + ρZX3 X3 + ρZY Y + ε2

Keterangan:

ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel

eksogen terhadap variabel endogen

ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau

kekeliruan pengukuran variabel

Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:

ρZX

ρZY

ρZX

ρYX

ρYX

r23

r13 r12

X1

X2

X3

Y Z

Page 18: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

69

Tabel 3.5 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis

Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh

0,05 – 0,09 Lemah

0,10 – 0,29 Sedang

>0,30 Kuat

Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007

3.7.5.4 Langkah-Langkah Pengujian Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp116-118), ada beberapa

langkah pengujian part analysis yaitu sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural

Struktur : Y = pyx1X1 + p yx2 X2 + p y ε1

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan

persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: Naik

turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

eksogen (X1 dan X2).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung

koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:

Persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + ε1

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu

koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka bakuatau Z

score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur

yang distandarkan (standardized path coefficient) digunakan utnuk menjelaskan besarnya

pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang

diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Page 19: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

70

Koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan

sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur

sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel

endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

Ha: Pyx1 = pyx2 = . . . . . . . = pyxk ≠ 0

Ho: Pyx1 = pyx2 = . . . . . . . = pyxk = 0

a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F

F = ( n – k – 1 ) R2 YXk

K( 1 - R2YXk )

Keterangan:

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen

R2YXk = Rsquare

Jika F hitung ≥ F table , maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan

Jika F hitung ≤ F table , maka Ho diterima yang artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikan (α) = 0.05

Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

F tabel = {(1−α)(dk =k ), (dk =n−k −1)} atau F {(1−α)(v1=k ),( v2=n−k −1)}

Cara mencari F tabel: nilai (dk=k) atau v1 disebut nilai pembilang

nilai (dk=n-k-1) atau v2 disebut nilai penyebut

b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

Page 20: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

71

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan

rumus (Schumacker & Lomax, 1996. Kusnendi, 2005 )

t k = pk ;( dk = n – k – 1 )

Se

Pk

Keterangan:

Statistik seρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS utnuk analisis regresi setelah data

ordinal ditransformasikan ke interval.

Selajutnya untuk mengetahui signifikansi analisi jalur bandingan antara nilai

probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut:

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan

3.7.6 Korelasi Pearson

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp.61-62), Korelasi Pearson

Product Moment (PPM) kegunaanya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel

bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan Korelasi

PPM (sederhana):

Page 21: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

72

rXY = n ( ∑ XY ) – ( ∑ X ).( ∑ Y )

√ { n. ∑ X 2 – ( ∑ X )

2 } . { n. ∑ Y

2 – ( ∑ Y )

2 }

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (−1 ≤

r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada

korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai

berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1.000 Sangat kuat

0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup kuat

0.20 – 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat rendah

Sumber : Riduwan (2005:136)

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus

koefisien diterminan sebagai berikut:

Dimana: KP = Nilai Koefisien Diterminan

r = Nilai Koefisien Korelasi

Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna

generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji

dengan Uji Signifikasi sebagai berikut.

KP = r 2 ×100%

Page 22: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

73

Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Analisa Korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua

variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Rumus Korelasi Ganda sebagai berikut:

R X1.X2.Y = √ r2 X1.Y + r2

X2.Y – 2 ( r X1.Y ).( r X2.Y ).(r X1.X2)

1 – r2 X1.X2

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikasi Korelasi Ganda bandingkan antara

probabilitas 0.05 dengan probabilitas Sig sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y

Dasar Pengambilan keputusan

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

[0.05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Page 23: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

74

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian, Hipotesis

yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Untuk T-1

• Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis:

Ho = Gaya kepemimpinan (X1), dan Komunikasi Organisasi (X2) tidak memiliki

kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Karyawan pada CV. Surya Lampung.

Ha = Gaya Kepemimpinan (X1),dan Komunikasi Organisasi (X2) memiliki kontribusi

yang signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada CV.

Surya Lampung

• Pengujian secara individual antara gaya kepemimpinan (X1) dengan kepuasan kerja (Y)

Hipotesis:

Ho: Variabel gaya kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung

Ha: Variabel gaya kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung

• Pengujian secara individual antara komunikasi organisasi (X2) dengan kepuasan kerja(Y)

Hipotesis:

Ho: Variabel komunikasi organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung

Ha: Variabel komunikasi organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kepuasan kerja (Y) karyawan pada CV. Surya Lampung

Page 24: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

75

Untuk T -2

• Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis:

Ho = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)

karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Ha = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)

Karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

• Pengujian secara individual antara gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja karyawan

(Z)

Hipotesis:

Ho: Variabel gaya kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Ha: Variabel gaya kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

• Pengujian secara individual antara komunikasi organisasi (X2) dengan kinerja karyawan

(Z)

Hipotesis:

Ho: Variabel komunikasi organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Ha: Variabel komunikasi organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Page 25: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

76

• Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (Y) dengan kinerja karyawan (Z)

Hipotesis:

Ho: Variabel kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Ha: Variabel kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

kinerja karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Dasar Pengambilan Keputusan

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar

5% atau 0.05.

Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima

Bila sig < 0.05 maka Ho ditolak

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data selesai diolah, maka

selanjutnya dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada seluruh karyawan CV Surya

Lampung, akan didapatkan gambaran mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi,

dan kepuasan kerja karyawan, yaitu gambaran mengenai bagaimana gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh pimpinan CV Surya Lampung, komunikasi organisasi, dan kepuasan

kerja karyawannya, serta pimpinan dan karyawan juga dapat menilai kinerja melalui

kuesioner yang dibagikan.

Rancangan implikasi untuk penelitian ini adalah bahwa CV. Surya Lampung dapat

mengevaluasi apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi yang diterapkan

selama ini dapat berjalan dengan baik serta dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan

sehingga dapat memengaruhi peningkatan kinerja karyawan CV Surya Lampung.

Apabila dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi

organisasi mempunyai kontribusi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan serta

dampaknya pada kinerja karyawan maka CV. Surya Lampung perlu melakukan usaha untuk

Page 26: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2011-1-00473-mn 3.pdf · lebih menekankan pada pengukuran sikap, yang menggunakan skala sikap. Bentuk-bentuk

77

meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan kemudian kinerja karyawan melalui faktor-

faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel

Hasil akan disajikan dalam simpulan, simpulan tersebut berdasarkan pertanyaan

yang terdapat dalam identifikasi masalah. Kemudian saran yang diberikan diharapkan dapat

membantu pihak CV Surya Lampung agar dapat melakukan peningkatan di masa yang akan

datang.