20 Etika Moral

28
Ilmu Kalam Ilmu Pendidikan Psikologi Filsafat Tasawuf Ilmu Hukum Ilmu Sosial Ilmu Sejarah Antropologi Fisika Biologi Kimia Hub. yg dekat Why ? Ada Hubungan Why ? Hub. Yg Jauh Why ? Akhlak - Etika - Susila - Moral

description

etika

Transcript of 20 Etika Moral

Page 1: 20 Etika Moral

•Ilmu Kalam•Ilmu Pendidikan•Psikologi•Filsafat•Tasawuf

•Ilmu Hukum•Ilmu Sosial•Ilmu Sejarah•Antropologi

•Fisika•Biologi•Kimia

Hub. yg dekatWhy ?

Ada HubunganWhy ?

Hub. Yg JauhWhy ?

Akhlak - Etika - Susila - Moral

Page 2: 20 Etika Moral

Perbuatan

Perbuatan

Perbuatan

Kebiasaan

Tanpa Pemikiran & Pertimbangan

Kesadaran/Tdk terpaksa ; Ikhlas

GUNANYA ?????????

Membedakan Baik - Buruk

Menentukan Baik - Buruk

Cara Efektif Pembersihan Diri (jiwa/pikiran)

TUJUAN

Terwujud Perbuatan Baik

Terbentuk Masy. / Manusia Baik

INSAN KAMIL

Page 3: 20 Etika Moral

I. Konsep AKHLAK

Linguistik Berasal dari kata (خلق) – isim masdar

berarti kelakuan, tabiat, watak ,(خل قا)dasar, kebiasaan, kelaziman.

lihat : - QS. al-Qalam 4 - QS al-Syuara 137 - Hadits riwayat Tirmidzi dan Ahmad

االخالق مكارم ألتمم بعثت إنما

Page 4: 20 Etika Moral

Terminologi

Ibn Miskawaih (w.1030), dalam Tahzib al akhlaq wa Tathhir al A’raq , akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Al-Ghazali (1059-1111), dalam Ihya ‘Ulum al Din, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah , tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Page 5: 20 Etika Moral

Ibrahim Anis, dalam Mu’jam al Wasith, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Ahmad Amin, dalam al Akhlak, Akhlak merupakan “Adatul-Iradah” kehendak yang dibiasakan.

Abd. Al-Hamid, dalam Dairatul Ma’arif , akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik

Page 6: 20 Etika Moral

II. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DGN ILMU LAINNYA

Hubungannya dengan Ilmu Kalam

Obyek bahasan : bicara tentang Tuhan (sifat, zat, perbuatanNya), kepercayaan akan hal tersebut landasan perbuatan (mengapa ?) Ikhlas = akhlak mulia.

Segi fungsinya : bertauhid tidak cukup menghafal rukun iman (6), dengan menghafal dalil-dalil perlu/penting mencontoh subyek yang terdapat dalam rukun iman tersebut.

Kesimpulannya : ilmu kalam/tauhid ilmu akhlak (Iman) (amal shaleh)

Page 7: 20 Etika Moral

Hubungannya dengan Psikologi

Ilmu Psikologi/jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak pada tingkah laku manusia tahu sifat psikologis seseorang

Manusia potensi rohani baik-buruk potensi ini dikaji secara detail dalam psikologi, misalnya gejala psikologis pada seseorang memberi informasi bagaimana mengajarkan akhlak sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa.

Page 8: 20 Etika Moral

Hubungannya dengan Ilmu Pendidikan

Tujuan pendidikan meliputi aspek pendidikan (mulai dari kurikulum sarana prasarana, dosen, guru dll)

Tujuan pendidikan Islam, terbentuk hamba Allah yang ‘amar ma’ruf nahi munkar terlihat berhubungan dengan akhlak.

Page 9: 20 Etika Moral

Hubungannya dengan Filsafat Filsafat adalah cara berfikir secara mendalam,

radikal, universal dan sistematis untuk megemukakan hakikat segala sesuatu.

Falsafah manusia terdiri dari jiwa berhubungan dengan akhlak.Misal, -Ibnu Sina: untuk mencapai jiwa yang sempurna harus lepas dari hawa nafsu -Al Ghazali : Manusia dalam tingkat pemikirannya

1. kaum awam 2. kaum pilihan -Ibn Khaldun: teori evolusi, manusia makhluk budaya akan sempurna jika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya perlu pembinaan manusia pembinaan akhlak.

Page 10: 20 Etika Moral

Hubungannya dengan Tasawuf Tasawuf falsafi pendekatan rasio Tasawuf Akhlaqi pendekatan akhlak =

takhalli, tahalli dan tajalli (keagungan Allah)

Tasawuf Amali pendekatan amaliyah/wirid tarekat

Tujuan tasawuf mendekatkan diri kepada Allah perlu pembersihan diri baik jasmani dan rohani berakhlak mulia. (baca, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran)

Page 11: 20 Etika Moral

III. GARIS BESAR PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

AKHLAKPERIODE YUNANI

Dipelopori oleh Socrates (469-399 SM), dengan memakai bahasa “keutamaan adalah ilmu”. Dilanjutkan oleh muridnya Plato (427- 347SM) dalam bukunya Republic, menurutnya keutamaan ada 4:

Hikmah menguasai dan mengatur diri seseorangKeberanian dapat menolak kejahatanKeperwiraan dapat menahan keinginan yang berlebihanKeadilan melakukan perbuatan sesuai dg kepentingan masy.Aristoteles (394-322 SM), menurutnya tujuan terakhir yang dikehendaki manusia adl “Bahagia” dg menggunakan kekuatan akal yg sebaik-baiknya.

Page 12: 20 Etika Moral

PERIODE ABAD PERTENGAHAN

Pada abad pertengahan ini dominasi gereja menguat. Filsafat Yunani dan Romawi yang menentang ajaran gereja dibuang jauh. Jadi filsafat moral/etika/akhlak yg berkembang saat itu adl perpaduan ajaran Yunani dan ajaran Gereja/Nasrani. Tokoh yg terkenal adl Abeladr (Perancis) dan Thomas Aquinas (Italia).

Page 13: 20 Etika Moral

PERIODE BANGSA ARAB DAN ISLAM

Periode bangsa Arab merupakan zaman Jahiliyah yg hampir tidak ada

Tokoh /ahli pemikir. Hal ini disebabkan tidak adanya kegiatan ilmiah di kalangan bangsa Arab. Pada masa itu yang ada hanya ahli hikmah dan ahli syair yang hanya memerintahkan berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk/hina lewat syair-syair yang dilantunkan atau diciptakannya.

Page 14: 20 Etika Moral

Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada periode Islam. Akhlak dalam Islam ada 2 macam 1. Normatif, bersumber pada al-Quran dan Sunnah.

Bersifat universal, mutlak dan absolut. Pada penjelasan ini dapat dilihat dalam :QS. Al Isra’ 17 : 9, 32 Al Nahl 16 : 89,90,97

Al Baqarah 2: 219 Al Maidah 5: 33Dalam Islam ada 3 jalan yg harus ditempuh manusia :1. Manusia hidup menuju kebahagiaan, ketenangan dan mencapai cita-cita.2. Perbuatan yg dilakukan berada dalam kerangka peraturan dan hukum tertentu yang mutlak kebenarannya (al Quran).3. Jalan hidup terbaik dan terkuat adl berdasarkan fitrah bukan emosi atau dorongan hawa nafsu.

Page 15: 20 Etika Moral

2. Rasional dan Kultural, Didasarkan pada hasil pemikiran yg sehat,

adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang. Corak akhlak ini muncul pada masa Daulah Abbasiyah (abad 8-13 M), yang digunakan oleh mutakallimin aliran Muktazilah. Hal ini dapat dilihat pada ajarannya “Ushulul Khamsah”; tauhid, al-adl, al-wa’ad wa al-wa’id, manzilah bain al manzilatain, amar makruf nahi munkar.

Penelitian pemikiran akhlak semakin berkembang terutama setelah munculnya para filosof muslim, misalnya al-Farabi, Ibn Sina, Ikhwanus Sofa, Ibn Miskawaih, Al-Ghazali dst.

Page 16: 20 Etika Moral

PERIODE MODERNSejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan maka pemikiran akhlak didasarkan pada pandangan ilmu pengetahuan empirik serta sumber logika dan tidak lagi mengikuti gambaran khayal atau keyakinan yang terdapat dalam ajaran agama.

Tokoh yang muncul diantaranya Descartes (1596-1650), John S. Mill (1806-1873), Immanuel Kant, Bertraund Russel. Pandangan akhlak pada pemikiran barat tersebut tampak terlihat jauh dari pandangan agama (sekuler). Sepenuhnya didasarkan pada pemikiran manusia semata-mata.

Page 17: 20 Etika Moral

IV. ETIKA, MORAL, SUSILA DANHUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK

Etika…? kaitannya Moral…? Dengan

Akhlak ? Susila…?

Page 18: 20 Etika Moral

Etika Bahasa = ethos (Yunani) ; watak, susila, adat. Istilah ; (sebagai ilmu)

1. menjelaskan arti baik/buruk2. menerangkan apa yg seharusnya dilakukan3. menunjukkan tujuan dan jalan yang harus dituju

4.menunjukkan apa yang harus dilakukan 5. berdasarkan ukuran akal

Page 19: 20 Etika Moral

Obyek bahasannya membahas perbuatan manusia

Sumbernya akal pikiran / filsafat, jadi tidak mutlak, absolut dan universal

Fungsinya sebagai penilai, penentu perbuatan baik/buruk, mulia atau terhormat dll. Jadi lebih bersifat sebagai wasit/hakim.

Sifatnya relatif, dapat berubah sesuai dg tuntutan adat, budaya dan waktu atau zaman.

Jadi, etika bersifat humanis, yang berdasarkan pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia.

Page 20: 20 Etika Moral

Moral Bahasa = mores (Latin) ; adat kebiasaan Istilah = sebagai batasan terhadap

aktivitas manusia dengan memberi nilai baik /buruk, benar/salah.

Berdasarkan tradisi yg berlaku di masyarakat.

Contoh, orang itu bermoral, artinya orang tsb bertingkah laku baik

Page 21: 20 Etika Moral

Apa persamaan dan perbedaan antara etika dan

moral …?

Page 22: 20 Etika Moral

Persamaannya

Etika dan moral mempunyai obyek yang sama, yaitu membahas perbuatan manusia yang selanjutnya menentukan apakah itu baik/buruk, benar/salah.

Page 23: 20 Etika Moral

Perbedaannya, Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang

berlaku pada masyarakat Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada

pada dataran konsep konsep/teoritis. moral berada pada dataran realitas/ praktis dan

muncul dalam tingkah laku yang berkembang dalam masyarakat.

Etika dipakai untuk pengkajian sistim nilai yang ada

moral atau dikenal dg istilah moralitas dipakai untuk menilai suatu perbuatan

Page 24: 20 Etika Moral

Hal-Hal ttg Kesadaran moral:

Perasaan wajib /keharusan melakukan perbuatan yang bermoral, yang mana perasaan tersebut terdapat dalam hati nurani /consciense.

Berwujud rasional, obyektif, perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat umum dan berlaku secara universal.

Muncul dalam bentuk kebebasan, yaitu bebas mentaatinya atau sebaliknya (krn berkaitan dg hati nurani)

Page 25: 20 Etika Moral

Kesimpulan :

Moral mengacu pada suatu nilai/sistem hidup yang diberlakukan oleh Masyarakat memberikan harapan kebahagiaan/ketentraman. Nilai tsb berkaitan dg perasaan wajib, rasional dan berlaku secara umum tanpa dorongan atau paksaan muncul kesadaran moral.

Page 26: 20 Etika Moral

Susila

Etimologi=su -sila (sanssekerta) ; dasar, prinsip, peraturan hidup, norma.

Terminologi=aturan hidup yang lebik baik. Atau dapat pula berarti sopan, beradab dan juga baik budi bahasanya. Contoh, bersusila berarti orang yang berkelakuan baik sedangkan

Asusila berarti orang yang berkelakuan buruk

Kesusilaan mengacu pada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma/nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Page 27: 20 Etika Moral

Hubungan etika, moral dan susila dengan AKHLAK

Fungsi dan perannya : etika, moral, susila dan akhlak menentukan nilai atau hukum suatu perbuatan

Sumbernya : -Etika berdasarkan pendapat akal pikiran/rasio

-Moral dan Susila berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku-Akhlak berdasarkan pada al-Quran dan Hadits.

Jadi, etika, moral dan susila dibutuhkan dalam rangka menjabarkan dan mengoperasikan ketentuan akhlak yang terdapat dalam al-Quran dan hadits. Sebaliknya juga akhlak dapat memberikan batasan yang umum dan universal terhadap penjabaran etika, moral dan susila, sehingga tetap bersifat humanis.

Page 28: 20 Etika Moral

Sekian Terima kasih

Wassalam……..