20-89-1-PB.pdf
-
Upload
csiti-hanifah -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of 20-89-1-PB.pdf
-
Gambaran Pengetahuan dan Persepsi Siswi Tentang Kompres Hangat Terhadap Disminore di SMP
Negeri 8 Bukittinggi
MELANI MARSELLA
ABSTRAK
Pada prinsipnya, pengobatan untuk nyeri haid adalah eliminasi penyebab patotogis terjadinya
nyeri terutama pada kasus dismenorhoe sekunder. Sedangkan pada kasus dismenorhoe primer, biasanya
wanita lebih sering menggunakan cara instan yaitu dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri haid. Oleh
karena itu, dapat diberikan alternatif pengobatan untuk mengurangi nyeri, misalnya menggunakan suhu
panas (kompres panas), relaksasi, hipnoterapi, tidur dan istirahat yang cukup, olahraga yang teratur,
pemijatan dan aromaterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan persepsi
siswi tentang penggunaan teknik kompres hangat untuk mengatasi disminorhoe di SMP Negeri 8
Bukittinggi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.
Dilakukan di SMP Negeri 8 Bukittinggi pada siswi kelas VIII. Dengan jumlah sampel 82 siswi..Hasil
penelitian menunjukan bahwa persentase pengetahuan siswi tentang kompres hangat terhadap disminore
adalah dari 82 siswi, 8 siswi (9,76%) memiliki pengetahuan tinggi, 46 siswi (56,10%) memiliki pengetahuan
sedang, dan 28 siswi (34,15%) memiliki pengetahuan rendah tentang kompres hangat terhadap disminore.
Persentase persepsi siswi tentang kompres hangat terhadap disminore adalah dari 82 siswi, 46 siswi
(56,10%) memiliki persepsi positif dan 36 siswi (43,90%) memiliki persepsi negatif.Berdasarkan hasil
penelitian diharapkan bagi tenaga kesehatan perlunya memberikan penyuluhan yang lebih terperinci dan
jelas kepada siswi tentang penggunaan kompres hangat terhadap disminore sehingga siswi mampu
menangani disminore.
Kata Kunci : Pengetahuan dan Persepsi Kompres Hangat, Disminore
ABSTRACT
In principle, a treatment for menstrual pain is patotogis the elimination of the causes of pain,
especially in the case of secondary dismenorhoe. While in the case of primary dismenorhoe, usually women
are more often using instant way is by taking pain medication menstruation. Therefore, alternative
treatments can be given to reduce pain, such as using heat (hot compress), relaxation, hypnotherapy, sleep
and adequate rest, regular exercise, massage and aromatherapy. The purpose of this study to describe the
knowledge and perceptions of students about the use of warm compresses techniques to overcome
disminorhoe in SMP Negeri 8 Bukittinggi. This is a descriptive study with a sampling technique that total
sampling. Done in SMP Negeri 8 Bukittinggi in class VIII student. With a sample size of 82 students .. The
results showed that the percentage of student knowledge about a warm compress against disminore is of 82
students, 8 students (9.76%) had high knowledge, 46 students (56.10%) had moderate knowledge, and 28
students (34.15%) had low knowledge about warm compresses to disminore. Percentage of student
perceptions about the warm compress against disminore is of 82 students, 46 students (56.10%) had a
positive perception and 36 students (43.90%) had negatif.Berdasarkan perception research results are
expected for health workers need to provide more detailed counseling and clearly explained to the students
about the use of warm compresses to disminore so that students are able to handle disminore.
Keywords: Knowledge and Perception Warm Compress, Disminore
-
PENDAHULUAN
Salah satu tanda seorang wanita memasuki
masa pubertas adalah terjadinya menstruasi.
Menstruasi adalah pengeluaran cairan secara
berkala dari vagina selama masa usia reproduktif.
Proses menstruasi melibatkan beberapa organ
tubuh yang bekerja dengan sinergis, kompleks
serta harmonis. Dengan begitu banyaknya organ
yang terlibat dalam proses ini, wajarlah apabila
terjadi beberapa gangguan dalam menstruasi
(Dr.Savitri Ramalah, 2006). Di kalangan
perempuan, nyeri haid adalah hal sangat wajar dan
bisa terjadi pada mereka yang sedang haid atau
menstruasi. Ada beberapa kalangan yang
menganggap nyeri haid adalah hal yang biasa.
Kondisi seperti ini hanya terjadi secara temporer
pada saat mulai haid, dialami dalam waktu
singkat, dan tidak terlalu mengganggu. Namun
dalam beberapa kasus, tidak sedikit perempuan
yang mengalami nyeri haid berkepanjangan.
Mereka terus menerus mengalami rasa sakit,
bahkan tidak bisa beraktivitas apapun selama haid
karena rasa nyeri dan tidak tertahankan (dr.Dito
Anurogo, 2011). WHO menyatakan sebagian
besar wanita mengalami gangguan atau keluhan
saat menstruasi, diantaranya nyeri saat haid. Nyeri
haid dalam istilah medis disebut juga dismenorhoe
atau menstrual cramps. Dahulu, dismenorhoe
dianggap sebagai masalah psikologis wanita,
tetapi sekarang merupakan kondisi medis yang
nyata. Angka kejadian (prevalensi) dismenorhoe
berkisar 45-95 persen. Penelitian tersebut juga
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
prevalensi yang signifikan diantara populasi yang
berbeda, Puncak insiden dismenore primer terjadi
pada akhir masa remaja (adolescence) dan di awal
usia 20-an, insiden dismenore pada remaja
(adolescence) dilaporkan sekitar 92%. Insiden ini
menurun seiring dengan bertambahnya usia dan
meningkatnya kelahiran (Anurogo, 2008).
Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi
atau membuka aliran darah yang mengakibatkan
relaksasi dari otot. Suhu panas diketahui bisa
meminimalkan ketegangan otot. Akibatnya
setelah otot- otot relaks, rasa nyeripun berangsur-
angsur hilang (Turana Y, 2003). Berdasarkan
perbandingan di SMP yaitu SMP Negeri 2, SMP
Negeri 7, SMP Negeri 8 Bukittinggi, didapatkan
hasil tingkat pengetahuan siswi tentang
Gambaran Pengetahuan dan Persepsi Siswi
Tentang Kompres hangat Terhadap Disminore.
Di SMP Negeri 3 dari 16 siswi yang diteliti, 9
siswi tingkat pengetahuannya tinggi. Di SMP
Negeri 7 dari 16 siswi yang diteliti, 7 siswi tingkat
pengetahuannya tinggi dan di SMP Negeri 8 dari
16 siswi yang diteliti, 3 siswi tingkat
pengetahuannya tinggi Dari latar belakang
diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul Gambaran pengetahuan dan
persepsi siswi tentang kompres hangat terhadap
disminorhoe.
SUBJEK DAN PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah
keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti. Dalam Penelitian ini yang menjadi
populasi adalah semua siswi yang telah menstruasi
dan mengalami disminore.
Analisa Data
Analisa data dilakukan secara univariat
(Notoadmodjo, 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
di SMP Negeri 8 Bukittinggi pada 15 - 22 Juli
2013 dengan jumlah responden 82 siswi
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Diketahui Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Siswi tentang Kompres Hangat terhadap
Disminorhoe
Pada tabel 4.1 dapat diketahui dari 82
siswi, 28 siswi (34,15%) memiliki pengetahuan
yang rendah tentang kompres hangat terhadap
disminore.
Tabel4.3
Diketahui Distribusi Frekuensi Persepsi Siswi
tentang Kompres Hangat terhadap
Disminorhoe
No Persepsi f %
1
2
Positif
Negatif
46
36
56,10
43,90
Jumlah 82 100
No Pengetahuan f %
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
8
46
28
9,76
56,10
34,15
Jumlah 82 100
-
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari
82 siswi, 36 siswi (43,90%) memiliki persepsi
negatif tentang kompres hangat terhadap
disminore.
Pembahasan
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
bahwa dari 82 siswi, 8 siswi (9,76%) memiliki
pengetahuan tinggi, 46 siswi (56,10%) memiliki
pengetahuan sedang, dan 28 siswi (34,15%)
memiliki pengetahuan rendah tentang kompres
hangat terhadap disminore. Indikator pengetahuan
siswi tentang kompres hangat terhadap disminore
adalah yaitu dari 1 pertanyaan tentang pengertian
kompres hangat 100% menjawab benar, 2
pertanyaan tentang manfaat kompres hangat
28,05% menjawab benar, 3 pertanyaan tentang
mekanisme kompres hangat 6,85% menjawab
benar, 3 pertanyaan tentang pengaruh kompres
hangat 18,29% menjawab benar, dan 1 pertanyaan
tentang nonfarmakologi kompres hangat 79,27%
menjawab benar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Dyah Pranadya Paramitha (2010)
dengan hasil penelitian pada siswi kelas XI di
SMK Sleman Yogyakarta, terdapat 28 siswi, 7
diantaranya memiliki pengetahuan tinggi tentang
kompres hangat terhadap disminore, 12
diantaranya memiliki pengetahuan sedang tentang
kompres hangat terhadap disminore, dan 9 orang
memiliki pengetahuan rendah tentang kompres
hangat terhadap disminore.
Menurut (Notoatmodjo,2007) pengetahuan
adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata, dan telinga.
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil
penelitian pada siswi, sebagian siswi mengetahui
cara penanganan disminore namun penanganan
melalui kompres hangat masih kurang dipahami,
sehingga tidak terlaksananya penanganan
disminore melalui kompres hangat. Disini dapat
disimpulkan bahwa siswi kurang memahami
manfaat dan teknik melakukan penanganan
disminore melalui kompres hangat. Kompres
hangat ini mempunyai manfaat/efek panas yaitu
efek fisik, efek kimia, efek biologis. Dimana
manfaat kompres hangat tersebut menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari
panas inilah yang dipergunakan untuk keperluan
terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang
terjadi dalam tubuh. Kompres hangat ini
dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas
yang dibungkus kain yaitu secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke
dalam tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi
penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid
yang dirasakan akan berkurang atau hilang.
2. Persepsi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
dari 82 siswi, 46 siswi (56,10%) memiliki persepsi
positif tentang kompres hangat terhadap disminore
dan 36 siswi (43,90%) memiliki persepsi negatif
tentang kompres hangat terhadap disminore.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Dwi Ayu (2011) dengan hasil (38,5%)
persepsi positif terhadap relaksasi kompres hangat
terhadap disminore dan (61,5%) persepsi negative
terhadap relaksasi kompres hangat terhadap
disminore.
Hal ini sesuai dengan pernyataan
Notoatmodjo (2007), yaitu untuk terwujudnya
sikap atau persepsi menjadi suatu perbedaan yang
nyata diperlukan faktor pendukung antara lain
fasilitas dan persepsi seseorang terhadap
memutuskan sesuatu.
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan
penelitian pada siswi, siswi telah mengetahui
kompres hangat dalam mengatasi disminore
namun teknik kompres hangat kurang dipahami
oleh siswi. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian pada persepsi siswi tentang kompres
hangat terhadap disminore, dimana persepsi
positif sebanyak 46 siswi dan persepsi negatif
sebanyak 36 siswi. Disini dapat disimpulkan
bahwa, sebagian siswi telah mengetahui namun
sebagian siswi masih mempergunakan cara lain
untuk menghilangkan rasa nyeri haid tersebut.
Kompres ini dilakukan dengan menggunakan buli-
buli panas yang dibungkus dengan kain, bersuhu
36-38 C. Dengan kompres hangat terjadi
pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan
tekanan kapiler
-
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian deskriptif dan
pembahasan yang telah dikemukakan dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Persentase pengetahuan siswi tentang
kompres hangat terhadap disminore adalah
dari 82 siswi, 8 siswi (9,76%) memiliki
pengetahuan tinggi, 46 siswi (56,10%)
memiliki pengetahuan sedang, dan 28 siswi
(34,15%) memiliki pengetahuan rendah
tentang kompres hangat terhadap disminore.
2. Indikator pengetahuan siswi tentang kompres
hangat terhadap disminore adalah yaitu dari 1
pertanyaan tentang pengertian kompres
hangat 100% menjawab benar, 2 pertanyaan
tentang manfaat kompres hangat 28,05%
menjawab benar, 3 pertanyaan tentang
mekanisme kompres hangat 6,85% menjawab
benar, 3 pertanyaan tentang pengaruh
kompres hangat 18,29% menjawab benar, dan
1 pertanyaan tentang nonfarmakologi
kompres hangat 79,27% menjawab benar.
3. Persentase persepsi siswi tentang kompres
hangat terhadap disminore adalah dari 82
siswi, 46 siswi (56,10%) memiliki persepsi
positif dan 36 siswi (43,90%) memiliki
persepsi negatif.
Saran
1. Bagi akademik
Kepada pendidikan untuk dapat menambahkan
jenis dan jumlah buku-buku referensi yang
terbaru. Sehingga pembuatan KTI dan
penelitian yang dilakukan lebih akurat karena
didukung dengan teori baru yang didapat
2. Bagi siswi
Dapat meningkatkan pengetahuan siswi tentang
nyeri haid (disminorhoe) serta cara
penanganannya.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti agar lebih meningkatkan
wawasan tentang penelitian, serta bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian
gambaran pengetahuan dan persepsi siswi
tentang kompres hangat terhadap disminore
dapat diketahui cara penanganannya
4. Bagi tenaga kesehatan
Data dan hasil yang diperoleh dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi instansi kesehatan
yang terkait dalam menentukan rencana kerja
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anurogo, Dr.Dito, 2008. Cara Jitu Mengatasi
Nyeri Haid, Yogyakarta. Andi Yogyakarta
2. 2. Anurogo, Dr.Dito, 2011. Cara Jitu
Mengatasi Nyeri Haid, Yogyakarta. Andi
Yogyakarta
3. Arifin, S, 2008. Pengobatan Disminore.
Jakarta : Salemba Medika
4. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
5. Arikunto, Suharsimi. 2010. Metedologi
Penelitian dan Analisa Data. Jakarta : Rineka
Cipta
6. Dr.Savitri Ramaiah et.al. 2006. Mengatasi
Gangguan Menstruasi. Yogyakarta
7. Hidayat, A.Aziz Alimul, 2007. Metedologi
Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Surabaya : Salemba Medika
8. Hidayat,A.Aziz Alimul, 2008. Metode
Penelitian Keperawatan dan 9. Teknik
Analisis Data, Surabaya : Salemba Medika
9. Notoatmodjo, Prof. Dr.Soekidjo. 2003.
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
10. Notoatmodjo, Prof. Dr.Soekidjo. 2007.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
11. Notoatmodjo, Prof. Dr.Soekidjo. 2005.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
12. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
13. Turana, Y. 2003. Pengobatan
Nonfarmakologi Disminore, Jakarta
14. Walgito, 2002. Tahapan Suatu Persepsi,
Jakarta : Hamka. 2002