2. Tinjauan Pustaka

8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Pengamatan Data hasil pengukuran mapping sounding 2D diperoleh daeri daerah kepulauan mentawai. Darah pengukuran meliputi lembar pagai, sipora dan siberut, provinsi sumatera barat. Kepulauan Mentawai adalah gugusan pulau- pulau yang secara geografis terletak di Samudera Hindia dan secara administratif masuk ke dalam provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Kepulauan Mentawai berada di sisi barat provinsi Sumatera barat. Penduduk asli Mentawai mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan penduduk Minangkabaukarena tepisah oleh laut. Kepulauan Mentawai mempunyai empat pulau besar, yakni: Pulau Siberut Pulau Sipora Pulau Pagai Utara Pulau Pagai Selatan dan beberapa pulau-pulau kecil. Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km 2 . Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat diusahakan sebagai daerah pertanian, selebihnya berupa hutan lindung, sungai-sungai, danau-danau, dan tanah tandus. Di samping tanah daratan, Sumatera Barat juga mempunyai daerah kepulauan, yaitu Kepulauan Mentawai. Daerah ini didiami oleh suku terasing dengan tingkat kehidupan ekonomi dan sosial budaya yang relatif masih terkebelakang. Salah satu pulaunya adalah siberut.

description

TIPUS

Transcript of 2. Tinjauan Pustaka

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Daerah Pengamatan

    Data hasil pengukuran mapping sounding 2D diperoleh daeri daerah

    kepulauan mentawai. Darah pengukuran meliputi lembar pagai, sipora dan

    siberut, provinsi sumatera barat. Kepulauan Mentawai adalah gugusan pulau-

    pulau yang secara geografis terletak di Samudera Hindia dan secara

    administratif masuk ke dalam provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Kepulauan

    Mentawai berada di sisi barat provinsi Sumatera barat. Penduduk asli

    Mentawai mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan penduduk

    Minangkabaukarena tepisah oleh laut.

    Kepulauan Mentawai mempunyai empat pulau besar, yakni:

    Pulau Siberut

    Pulau Sipora

    Pulau Pagai Utara

    Pulau Pagai Selatan

    dan beberapa pulau-pulau kecil.

    Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut

    hanya 13,9% yang dapat diusahakan sebagai daerah pertanian, selebihnya

    berupa hutan lindung, sungai-sungai, danau-danau, dan tanah tandus. Di

    samping tanah daratan, Sumatera Barat juga mempunyai daerah kepulauan,

    yaitu Kepulauan Mentawai. Daerah ini didiami oleh suku terasing dengan

    tingkat kehidupan ekonomi dan sosial budaya yang relatif masih

    terkebelakang. Salah satu pulaunya adalah siberut.

  • Dari sisi topografi, Kawasan TN siberut bervariasi dari datar, berawa-rawa

    sampai, berbukit dan belereng curam. Dataran rendah sebagian besar terletak

    di sebelah timur yaitu terdiri dari rawa, gambut, pemukiman, dan perlandang

    dengan tingkat kelereng 0-15. Wilayah perbukitan terdapat di bagian barat ,

    kelereng bervariasi antara 40-75% dengan puncak tertinggi 384 m dpl . Iklim

    Pulau siberut mempunyai iklim khatulistiwa yang panas dan lembab. Curah

    hujannnya tinggi dan tidak ada musim kemarau yang cukup lama. Rata-rata

    curah hujan per tahun adalah 3.320 m. suhu dan kelembaban relative konstan

    dengan kelembaban berkisar antara 91-95%, suhu berkisar antara 22 Derajat

    Celcius dan 31 Derajat Celcius (Satya, 2013).

    B. Peta dan posisi daerah Pengamatan

    Daerah penelitian dilakukan pengukuran meliputi lembar pagai, sipora dan

    siberut, provinsi sumatera barat, dengan koordinat data line yang terletak di

    lampiran. Daerh mentawai bermula dari dari Enggano di bagian Selatan

    hingga Simaleu di ujung Utara, suatu rangkaian pulau-pulau kecil berderet

    sejajar dengan pantai barat pulau Sumatra, masing-masing memiliki daya

    pukaunya sendiri. Yang paling mempesona para ilmuwan, konservasionis,

    turis, dan naturalis, cukong kayu adalah pusat rangkaian, Siberut, Sipora, dan

    Pagai. Dan pusat dari pusat pesona tersebut adalah pulau Siberut. Sementara

    pulau-pulau lain telah mengalami degradasi habitat dan budaya, Siberut relatif

    utuh, dan menampakkan cirinya yang paling khas: pulau muda yang terpisah

    dari daratan Sumatra sejak masa pleistocene awal.

    adminTypewritten text4

  • Gambar 2.1 Pulau Siberut, Sumatra Barat

    Dengan daratan seluas 448.3 km, Siberut adalah pulau terbesar dari empat

    gugusan pulau yang membentuk kepulauan Mentawai. Letaknya sekitar 150

    km pantai barat Sumatra Barat. Pulau ini dapat ditempuh semalam dengan

    menggunakan kapal penyeberangan sederhana. Walaupun tidak jauh dari

    pantai barat Sumatra Barat, pulau ini telah dipisahkan oleh air laut semenjak

    kira-kira setengah juta sampai satu juta tahun lampau (Simaepa, 2011)

    C. Geomorfologi, litologi, fisiografi, dan stratigrafi

    Secara Fisik Geologi dan tanah siberut adalah pulau sedimen yang didominasi

    oleh serpihan, endapan dan marmer berumur relative muda, Ada beberapa

    daerah kecil terdiri dari konglomerasi pra-miocene yang mengandung sista

    (lapisan karang tipis), kwarsa dan sedikit karang kapur yang mungkin

    terbentuk pada masa Miocene, serta beberapa batuan vulkanis yang bersebaran

    yang mungkin berasal dari ledakan gunung api di sumatera pada masa

    Meiocen. Tetapi sebagian besar dari bentukan geologis muncul pada masa

    Pliocene, dan holocen.

    adminTypewritten text5

  • Masa Pleistocene ditandai dengan terangkatnya secara umum busur non-

    vulkanik kepulauan sumatera barat. Namun tampaknya kepulauan mentawai

    telah terangkat pada masa yang berbeda dari kepulauan nias dan enggano.

    Karena bukit-bukit dan punggung di pulau sibeurit sama tinggi, pulau siberut

    mungkin dulu terangkat sebagai permukaan yang relative datar, walaupun di

    beberapa daerah ada hamparan-hamparan endapan yang telah terbalik dan

    terbenam secara vertical.

    Proses geologis tersebut berlanjut dengan proses penenggelaman yang

    berlangsung sepanjang pantai timur, juga dibagian terdalam dari

    lembah/cekungan mentawai. Proses penenggelaman ini terlihat dari garis

    pantai timur yang sangat tidak beraturan, dengan banyak teluk, tanjung, pulau

    kecil, dan batu karang, bahkan beberapa diantaranya membentuk pagar

    karang palsu . sebaliknya pantai barat agak lurus dan seperti digaris dengan

    pantai pasir yang luas dengan karang terjal hamper sama panjangnya . pantai

    barat langsung berhadapan dengan ombak yang memecah dari samudera

    indonesi, mempunyai sedikit karang , dan umumnya tidak dapat dijangaku

    oleh kapal .

    Berdasarkan data yang diperoleh dari peta regional, satuan yang tertua dan

    paling pertama terbentuk di daerah Pagai dan Sipora adalah satuan bongkah

    batuan ultramafik yang terbentuk pada kala miosen awal, satuan ini tersusun

    atas serpentinite, piroksenite, dan dunit yang telah mengalami proses

    serpentinitisasi. Dari litologi penyusun dapat diperkirakan bahwa pada masa

    pembentukan satuan ini berada pada daerah pematang tengah samudera (Mid-

    Ocean Ridge) yang merupakan daerah pembentukan batuan beku ultramafik.

    Lalu pada selang waktu tertentu setelah satuan bongkah tersebut terangkat ke

    daerah prisma akresi, satuan tersebut mengalami longsoran turbidit dan

    tercampur dengan satuan Melange yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain

    yang berumur oligosen dan tertutup oleh satuan Melange tadi hingga kala

    miosen tengah, satuan Melange ini sendiri tersusun atas campuran dari

    greywacke, shale, konglomerat, batupasir kuarsa, arkose, serpentinite, gabrro,

    adminTypewritten text6

  • lava basalt, tuff, rijang merah, kalsilutit, metasandstone, slate, filit, mica-

    schist, amphibillite, granite gneiss, diorit, granodiorite, diabase, andesite,

    Nummulites limestone, dalam massa dasar pasir berbutir sangat halus dan

    lempung bersisik.

    Lalu pada kala miosen tengah - Miosen akhir terendapkan, secara selaras di

    atas satuan Melange, satuan formasi Tolopulai, yang tersusun atas batupasir,

    batupasir tufaan, batulanau, batulempung, batupasir mika, dengan sisipan

    konglomerat dan batugamping. Dari litologi penyusun ini diperkirakan daerah

    ini mengalami beberapa kali uplifting dan downlifting yang terlihat dari

    susunan litologi yang memiliki sisipan konglomerat yang menunjukkan

    lingkungan darat dan batugamping yang menunjukkan lingkungan laut

    dangkal.

    Dan pada kala Miosen akhir - Pliosen awal terendapkan secara selaras satuan

    formasi Maonai di atas formasi Tolopulai yang tersusun atas perselingan dari

    batupasir tufaan, batulanau tufaan, batupasir, batulempung tufaan dang

    batupasir gampingan. Dari litologi penyusun ini juga dapat diperkirakan

    daerah ini jua memiliki lingkungan pengendapan dengan lingkungan di

    formasi Tolopulai dimana terjadi uplift dan downlift secara berulang dan

    membentuk perselingan batuan di atas.

    Dan bersamaan dengan pembentukan formasi Maonai, terbentuk juga formasi

    Batumonga dimulai pada kala Miosen akhir dan membentuk interfingering

    dengan formasi Maonai di bagian bawah dan akhirnya menutupi formasi

    Maonai dan terus terbentuk hingga Pliosen tengah. Hal ini dapat diperkirakan

    bahwa formasi Batumonga dan Maonai memiliki sumber sedimen yang

    berbeda pada kala Miosen akhir dimana kemungkinan formasi Maonai berasal

    dari lingkungan darat transisi sedangkan formasi Batumonga berasal dari

    lingkungan transisi laut dangkal yang dapat diperkirakan berdasarkan

    litologi penyusunnya yaitu perselingan dari napal, batupasir gampingan,

    batugamping pasiran, dan batulempung tufaan.

    adminTypewritten text7

  • Dan pada kala Pliosen terjadi time gap dimana tidak terjadi pengendapan dan

    terjadi erosi terhadap formasi termuda saat itu yaitu formasi Batumonga,

    selain itu aktivitas tektonik yang disebabkan subduksi pada sebelah barat

    kepulauan ini mulai mengangkat prisma akresi di daerah itu dan membentuk

    kepulauan, hasil lain dari aktivitas tektonik ini adalah terbentuknya beberapa

    struktur baik yang bersifat regional maupun lokal, struktur yang bersifat

    regional adalah sesar sesar naik yang sangat umum terjadi pada daerah

    prisma akresi dengan orientasi arah pergeseran timur laut barat daya.

    Sedangkan struktur minor yang hanya terbentuk di beberapa tempat di

    kepulauan ini seperti lipatan antiklin maupun sinklin dengan arah sumbu

    lipatan barat laut tenggara, dan juga sesar geser pada beberapa titik di daerah

    ini dengan arah sumbu pergeseran barat laut tenggara pada bagian utara

    sedangkan timur laut barat daya di bagian selatan.

    Kemudian pada Pleistosen kembali terbentuk formasi lain yaitu formasi

    Simatobat, yang tersusun atas batugamping terumbu, kalsirudit, kalkarenit,

    dan konglomerat polemik. Dari litologi penyusun dapat diperkirakan

    lingkungan pengendapan berada pada laut dangkal yang kemudian mengalami

    pengangkatan dan mulai terbentuk konglomerat polemik di lingkungan darat.

    Lalu di kala Holosen kembali terbentuk satuan Batugamping koral yang

    bersifat terumbu dan sebagian fragmen. Dan endapan termuda dari susunan

    stratigrafi ini adalah Alluvium yang tersusun dari lempung, pasir, kerikil,

    kerakal, dan bongkah yang merupakan hasil dari pelapukan batuan yang lebih

    tua.

    Dari susunan stratigrafi yang terlihat dan pola struktur pada peta geologi

    daerah pengamatan, dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa gaya utama

    pada daerah ini berasal dari timur laut barat daya yang sesuai dengan arah

    subduksi pada bagian barat kepulauan Pagai dan Sipora namun sudut

    penunjaman tidak tegak lurus terhadap kepulauan ini. Dan pola dari strike dan

    dip serta foliasi lapisan batuan di kepulauan ini secara regional tidak memiliki

    arah yang dominan juga menggambarkan bahwa lingkungan masa lampau

    adminTypewritten text8

  • daerah ini awalnya adalah daerah prisma akresi yang tersusun dari

    pencampuran berbagai jenis litologi dan diperkuat dengan adanya mlange

    yang menandakan salah satu ciri longsoran turbidit di daerah continental slope

    (Forturozi, 2014).

    adminTypewritten text9

  • Gambar 2.2 Peta geologi lembar Pagai dan Sipora

    adminTypewritten text10