2. Sterilization Station

download 2. Sterilization Station

of 12

Transcript of 2. Sterilization Station

BAB I REBUSAN (STRERILIZER)1.1. Tujuan Tujuan dari perebusan TBS adalah: 1. Menonaktifkan enzim. 2. Melepaskan/menanggalkan butir-butir buah dari tandannya, 3. Dehidrasi/menurunkan kandungan air dalam buah. 4. Mempersiapkan buah untuk menjalani proses pengempaan. 6. Mempersiapkan biji untuk menjalani proses pemecahan. 1.2. Alat Bantu 1. Sapu Tongkat besi pelepas pengait lori Scraper Selang air 1.3.Standart Opersional Prosedure (SOP) Perebusan A Sebelum proses 1. Periksa mechanical interlock pastikan benar bahwa mechanical interlock dapat berfungsi, klep pengaman pintu pada posisi tertutup ( minimum 80 % overlap). 2. Periksa interlock electrical pastikan benar bahwa interlock electrical dapat berfungsi, sterilization program tidak akan dapat dihidupkan kalau pintu rebusan belum menutup total. 3. Pastikan alat pengukur tekanan tidak rusak. 4. Pastikan sambungan pintu tidak ada kebocoran. 5. Pastikan rebusan bagian dalam bersih dan tidak ada ceceran brondolan / janjangan. 6. Cek strainer kondensat dan pastikan tidak tersumbat. 7. Drain air dari tabung air kondensat. 8. Khusus untuk buah restan hari sebelumnya, dimasukkan kembali ke dalam sterilizer dan lakukan pemanasan + 15 menit. 9. Cek basculator kondensat dan pastikan counter 0 (nol).

1

10. Pasang jembatan cantiliver atau rolling bridge. 11. Sterilizer bay harus selalu terpelihara kering dari kondensat. 12. Berondolan rebus yang ditampung di pintu sterilizer secara regular harus dimasukkan ke lori buah rebus. 13. Setiap minggu lakukan pembersihan pada bagian dalam sterilizer, periksa rel dan strainer condensate 14. Pada saat tidak beroperasi lantai rebusan harus selalu dicuci jika memungkinkan setiap hari atau setiap minggu. B Pada saat proses 1. Masukkan rangkaian lori, dan pastikan cantolan telah terpasang dengan saling terkait semuanya. 2. Bersihkan ring pintu dari sampah atau brondolan yang terjatuh sebelum pintu ditutup. Sampah dan brondolan hasil pengutipan masukkan ke dalam lori. 3. Tutup pintu rebusan, dan pastikan kerapatan pintu di atas 80 %. ( Jika kurang laporkan ke Assisten pabrik ). C Pengoperasian rebusan dengan sistem manual. 1. Buka inlet pipe perlahan-lahan dan untuk proses dearasi buka exhaust valve, kondensat valve, dan deaeration valve selama 5 menit. 2. Puncak pertama dicapai dengan membuka inlet pipe selama tidak lebih 15 menit (umumnya tekanan dicapai 2 kg/cm2 ) selanjutnya puncak pertama diakhiri dengan menutup inlet pipe dan membuka exhause pipe hingga tekanan 0 kg/cm2. Condensate / deaeration valve baru dibuka setelah tekanan mununjukkan 1,5 - 1,7 kg/cm2. 3. Ulangi prosedur yang sama untuk puncak yang ke dua dengan waktu tidak lebih dari 15 menit untuk mencapai tekanan 2,8 kg/cm2. 4. Selanjutnya prosedur yang sama dilakukan untuk puncak yang ketiga ( 2,8 3,2 )kg/cm2. Pada kondisi saat ini disebut sebagai waktu penahanan perebusan adalah 40 - 50 menit. 5. Setelah waktu pemasakan selesai maka uap yang berada dalam rebusan dibuang dengan cara, mula-mula dibuka valve pipa kondensat kemudian

setelah tekanan menjadi 2.5 kg/cm2, maka exhaust valve dan deaeration valve dibuka. 6. Pantau terus grafik rebusan dan pastikan sesuai dengan peak yang telah ditentukan. 7. Pintu rebusan baru boleh dibuka jika safety bleed valve ( tell-tale valve ) tidak ada lagi uap keluar dan terbaca di pressure gauge menunjukkan 0 kg / cm2. 8. Efektifkan waktu untuk pengisian dan pengeluaran TBS yang telah direbus. ( waktu buka dan tutup pintu rebusan ). 9. Pada saat proses rebusan telah selesai pastikan tekanan di dalam steriliser telah kosong, ditandai oleh tekanan pada pressure gauge nol dan tidak ada steam keluar dari safety bleed valve. 10. Buka pintu rebusan secara perlahan-lahan dan berdiri menjauhi arah terbukanya pintu direbus. 11. Pantau terus basculator kondensat dan pastikan seluruh kondensat digunakan sebagai dilution. 12. Catat proses perebusan pada logsheet rebusan secara tertib dan teratur. D Pengoperasian rebusan dengan sistem otomatis 1. Setelah melaksanakan sub C butir no 1, 2, 3 maka lanjutkan dengan butir butir berikut. 2. Pastikan semua peralatan termasuk power supply dan compressor dalam kondisi baik dan dapat bekerja standard. 3. Sesuaikan setting program rebusan dengan kwalitas buah yang akan direbus. Untuk pabrik yang mempunyai fasilitas 3 program pilihan ( TBS mentah, normal, lewat matang) cukup dengan memutar switch ke arah program yang diinginkan. 4. Switch handle ke posisi auto mode. 5. Tekan tombol start untuk memulai sistem perebusan bekerja ( tombol stop untuk menyetop sisitem kerja ). 6. Jika perebusan telah selesai maka indikator akan berkelip dan sirene akan rebusan. Segera tarik keluar TBS yang telah selesai

3

berbunyi selama 10 detik. 7. Tekan tombol stop dan pintu rebusan sudah dapat dibuka. 8. Tarik lori keluar dari rebusan. 9. Ulangi lagi langkah sub C butir (1) untuk proses selanjutnya.

E

Setelah proses 1. Bila telah selesai tarik keluar TBS hasil rebusan. 2. Brondolan yang tercecer dimasukkan ke dalam lori. 3. Pastikan kondensate pit kosong tiap akhir proses. 4. Catat counter basculator pada logsheet harian rebusan. 5. Setiap Minggu lakukan pembersihan secara menyeluruh pada steriliser dengan menggunakan high pressure jet cleaner. 6. Steriliser bay dan lantai rebusan harus senantiasa bersih dan bebas dari brondolan. 7.Posisi pintu rebusan tetap terbuka setelah proses perebusan selesai dan semua lori dikeluarkan dari rebusan dan rebusan dalam posisi kosong dan terbuka. 8. Off-kan alat jika proses telah selesai . Menghentikan alat lakukan dengan " first on last off system ". 9. Simpan kembali alat kerja dan alat pelindung diri pada tempatnya dengan rapi.

Catatan : Di PT.PLB pada proses deaerasi exhaust valve tidak dibuka yang dibuka hanya kondensat valve dan deaeration valve selama 3 menit bukan 3 menit. Pengoperasian Sterilizer dilakukan dengan cara gabungan antara otomatis dan manual hal ini karena pasokan steam kurang sehingga dalam pengoperasian 2 buah sterilizer harus dipertimbangkan sterilizer mana yang lebih membutuhkan pasokan steam agar proses dapat berjalan dengan maksimal. Di PT.PLB untuk lori restan buah mentah dilakukan proses perebusan dengan 3 peak sedang untuk perebusan normal dilakukan 4 peak. Untuk pengoperasian sterilizer secara otomatis maka agar lebih mengoptimalkan proses yang menggunakan pasokan steam yang terbatas maka yang dijadikan acuan untuk mengakhiri setiap step proses adalah waktu dan tekanan proses, hal ini menunjukkan jika tekanan proses tercapai sedang waktu belum tercapai maka proses tersebut sudah dikatakan telah tercapai demikian sebaliknya. Step-step proses secara otomatis / auto pada sterilizer di PT.PLB Waktu Tekanan Inlet Aux ExDeaera ConStep Proses (menit) (Psig) inlet houst tion densat 1 Deaerasi 3 0 T B T B B

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peak 1 Exhoust 1 Blowdown 1 Peak 2 Exhoust 2 Blowdown 2 Peak 3 Exhoust 3 Blowdown 3 Peak 4 Cooking Under Normal Over

15 1 2 15 1 2 15 1 2 15

29 20 0 38 20 0 38 25 0 42 40

B T T B T T B T T B

B T T B T T B T T B

T B B T B B T B B T

T T B T T B T T B T

T T B T T B T T B T

55 50 45 1 7

42 - 40 42 - 40 42 - 40 29 0

T T T T T

B B B T T

T T T T B

T T T T B

T T T B B

13 14

Blowdown 4 Exhoust 4

1.4. Spesifikasi Merk : CDH Wang Yuen Clutch Door Type : 2700 O/D x 345 K Pintu : Quick opening & closing C/W safety interlock door Diameter : 2700 mm Panjang : 18600 mm Kapasitas : 7 lori/25 Ton Tebal plat : 45 mm Tek. working safety : 58 Psig Diameter pipa : Inlet/I : 6 inch Auxiliary : 4 inch Condensat/C : 4 inch Deaeration/D : 3 inch Exhaust/E : 8 inch 10) Katup/valve (untuk sterilizer 1 dan 2) inlet, Condensat, Deaeration, Exhaust, bermerk : Hytoak Katup/valve inlet, Condensat, Deaeration, Exhaust, untuk sterilizer3 ber-merk : 5

FESTO Blow off silencer Diameter :3m Tinggi : 4,3 m Plat : Mild steel plate 8 mm Diameter pipa atas : 20 inch Blow down chamber a. Diameter : 1,5 m Tinggi :4m Diameter pipa atas : 20 inch Plat : Mild steel plate 8 mm Condensat pit Bahan : Semen dan sand cascade 15) Pompa condensat Tipe pompa : B.Pump type E5 Katup : Butterfly valve c. Motor Type : Teco elektro motor, 3 fase Putaran : 1450 Rpm Daya : 10 HP, 4 pole Bearing : 6308 5306 1.5. Prosedur membuka dan menutup pintu rebusan Agar proses membuka dan menutup pintu perebusan dapat dijalankan aman, lancar dan memudahkan proses berikutnya,maka perlu diperhatikan langkah-langkah dLm membuka dan menutup pintu sterilizer. A Sebelum proses 1. Periksa mechanical interlock pastikan benar bahwa mechanical interlock dapat berfungsi, klep pengaman pintu pada posisi tertutup ( overlap 80 % ) . 2. Periksa interlock electrical pastikan benar bahwa interlock electrical dapat berfungsi, sterilization program tidak akan dapat dihidupkan kalau pintu rebusan belum menutup total. 3. Periksa kondisi seal dan bila telah rusak ganti dengan seal baru. 4. Bersihkan lock ring pintu rebusan. 5. Periksa kondisi jembatan cantiliver atau rolling bridge. B Pada saat proses ( proses membuka pintu ) 1. Pastikan valve exhaust, valve dearasi dan valve kondensat telah dibuka. 2. Pastikan valve inlet dan valve auxiliary telah ditutup.

3. Pastikan tekanan steam telah nol dengan melihat pressure chart recorder dan pressure gauge. 4. Geser safety bar arm dari lug stopper, buka tell tale valve ( safety bleed valve ), dan pastikan steam tidak ada lagi yang keluar. 5. Tarik handle pembuka pintu dan putar lock ring pintu dengan hati-hati. 6. Pada saat membuka pintu awasi posisi badan, jangan membelakangi pintu dan atur posisi tubuh agar tubuh tidak terkena sisa-sisa uap panas dan kaki tidak terkena percikan air kondensat panas. 7. Setelah pintu terbuka, ikat daun pintu agar tidak mengayun balik. 8. Geser trolley dan tempatkan trolley tepat pada jalur rail sterilizer dan pastikan telah terkunci dengan baik ( Turunkan cantilever dengan hati-hati dan pastikan telah terkunci dengan baik ). 9. Keluarkan lori dengan hati-hati. C Pada saat proses ( proses menutup pintu ) 1. Masukkan lori dengan hati-hati. Masukkan jumlah lori sesuai dengan capasitas sterilizer. 2. Lepaskan lock-nya, geser trolley dan tempatkan trolley pada posisi parkir dengan baik. ( Lepaskan lock-nya dan naikkan cantilever dengan hati-hati dan pastikan telah pada posisi parkir dengan baik ). 3. Setelah pintu terbuka, ikat daun pintu pada hook terpasang agar tidak mengayun balik.

4. Tutup pintu rebusan, dan pastikan kerapatan pintu di atas 80 %. ( Jika kurang laporkan ke Assisten pabrik ).

7

5. Tutup tell tale valve, dan dudukkan safety bar arm pada lug stopper C C Setelah proses 1. Steriliser bay dan lantai rebusan harus senantiasa bersih dan bebas dari brondolan. 2. Posisi pintu rebusan tetap terbuka setelah proses perebusan selesai dan semua lori dikeluarkan dari rebusan dan rebusan dalam posisi kosong dan terbuka. 3. Simpan kembali alat-alat kerja dan alat-alat perlindungan kerja pada tempatnya dengan rapi.

1.8. Maintenance sterilisasi Tujuan dari maintenance sterilisasi adalah agar sterilizer dapat beroperasi dengan baik Pengecekan yang di lakukan dalam sterilisasi adalah: 1. Cek lintasan rail dan sambungan rail. 2. Cek korosi shell dan pintu. 3. Cek overlapping pintu. 4. Cek sambungan packing doors. 5. Cek spreader, strainer dan lobang pipa kodensat. 6. Cek kebocoran pipa-pipa dan semua valve. 7. Cek safety bleed valve bekerja atau tidak 8. Cek dan pastikan pneumatic valve interlock dapat bekerja dengan baik. 7. Cek semua bolt/nut dudukan pondasi. 8. Catat dalam machinery history card (computer) penggantian dan service yang dilakukan. BAB II CHAINMAN

2.1.Tujuan 1. Proses pemasangan rantai hoisting crane pada ring lori

2. Pengembalian lori kosong ke loading ramp dapat berlangsung dengan cepat dan aman. 2.2. Alat bantu Ear plug Sapu Scraper Gancu kecil Sapu 2.Standart Opersional Prosedure (SOP) Chainman A. Sebelum proses 1.Periksa dan bersihkan jalur rail atau sambungan dari sampah dan brondolan. 2.Bantu operator USB di dalam menempatkan lori ke jalur USB. 3.Perhatikan juga kondisi rantai dan endless sprocket chain pada crane dan laporkan segera ke Supervisor atau Assisten kondisinya ( kalau sudah aus ). B. Sedang proses 1.Tarik segera lori yang telah direbus keluar dari sterillizer, untuk ditempatkan di crane bay. Sebelum lori dikeluarkan pastikan lori berisi TBS telah dicantolkan dengan lori hasil rebusan. 2.Jika terjadi keterlambatan keluar steriliser karena keterlambatan di loading ramp, maka lori hasil rebusan harus segera ditarik keluar steriliser tanpa harus menunggu TBS dari loading ramp. 3.Pasang chain ke ring lori dengan tepat, tidak kendor dan tidak miring, sebelum pemasangan bersihkan terlebih dahulu ring lori dari brondolan dengan menggunakan gancu kecil. 4.Pada saat lori kosong diturunkan dari autofeeder, lakukan pelumasan roda lori ( lihat IK-SWT./LDM-01/MNC-01), selesai dilakukan pelumasan roda lori maka bantu peletakan lori tepat di rail lori kosong agar tidak terjadi tumbukan antara roda dengan rel atau dengan lantai. 5.Lepaskan chain dari lori dan dorong ke jalur loading ramp untuk diisi kembali dan harus secara perlahan-lahan. Posisi mendorong harus berada di belakang lori dan tetap memantau jalur rel. Tidak dibenarkan mendorong lori dengan cara satu orang mendorong dari belakang dan satu orang menarik dari depan. 6.Tarik lori kosong di return rail segera mungkin agar throughput bisa dicapai. Tidak dibenarkan menunggu sampai 11 lori, maksimal 10 lori yang diperbolehkan 9

( untuk lori cap 3 ton ). Untuk lori cap > 10 ton ( PT. GSPP ), maksimal 3 lori . 7.Jika terdapat lori yang berat maka periksa lori tersebut dan laporkan ke Supervisor / Assisten. 8.Letakkan lori berisi USB ke jalur crane untuk di-recycle kembali. C Setelah proses 1. Bersihkan rail track dari brondolan dan sampah. 2. Pastikan areal kerja bersih setiap saat. 3. Pastikan tali atau wire rope telah tergulung dengan rapi pada sisi capstand atau winch reel. 4. Simpan kembali alat kerja dan alat pelindung diri pada tempatnya dengan rapi. Catatan: Penarikan lori kosong ke loading ramp pada umumnya dilakukan ketika lori kosong sudah terkumpul sebanyak lebih dari 10 lori.

BAB III HOISTING CRANE 3.1. Tujuan Mengangkat lori yang berisi TBS masak dari sterilizer dan kemudian menuangkannya ke dalam hopper autofeeder tresher. Menurunkan lori kosong ke jalur pengisian TBS di loading ramp. Memindahkan lori yang berisi USB ke jalur loading ramp untuk direbus kembali dalam sterilizer. 3.2. Peralatan Jam Logsheet crane Alat tulis Sapu 3.3. Spesifikasi Merk Type Kapasitas 4) Wire rope : Demag Germany : DH 1000 : 37 ton/jam : : Range = DH 1000 4/2 :Wire Rope Diameter = 14 mm :Panjang 70 m / unit

5) I beam

:Tinggi 13860 mm dari tanah :Tebal plat 5 mm :Lebar 600 mm :Panjang 40 m

2.4. Standart Operational Procedure A Sebelum proses 1. Cek dan uji friction brake dengan beban lori. 2. Cek kondisi wire rope, cable carriers dan endless chain sprocket. 3. Cek limit switch maju, mundur, naik dan turun. 4. Cek kecepatan maju, mundur, naik dan turun. B Pada saat proses 1. Gerakan ( maju, mundur, naik dan turun ) dimulai dengan gerak lambat. 2. Bell harus dibunyikan pada saat crane akan mulai beroperasi dan bila ada orang akan melintas pada lintasan crane. 3. Crane tidak boleh bergerak maju-mundur pada waktu lori sedang dinaikkan. 4.Pada saat crane beroperasi, tidak boleh ada orang melintas di jalur crane. Bunyikan bell sekiranya ada orang yang akan melintas di jalur crane. 5. Pastikan rantai tepat pada lori supaya tidak berayun. 6. Pengoperasian crane harus continue sesuai dengan kapasitas pabrik sehingga proses selanjutnya dapat berjalan tanpa gangguan. 7. Pengisian hopper autofeeder tidak boleh berlebihan ( max 2 lori ). 8. Catat jumlah lori yang diangkat perjam serta USB yang di-recycle per hari dalam log sheet. C Setelah proses1. Parkirkan crane pada tempatnya dan matikan power supply ke crane. 2. Off-kan alat jika proses telah selesai . Menghentikan alat lakukan dengan " first on last off system ".

3. Bersihkan cabin, motor, joy stick, catwalk. 4. Setiap 6 bulan laksanakan crane beam deflection test.

11

5. Simpan kembali alat kerja dan alat perlindung diri pada tempatnya dengan rapi.