2. Standar Pelayanan Kesdokteran - Kabid
description
Transcript of 2. Standar Pelayanan Kesdokteran - Kabid
-
6/27/2012
1
STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN
Dr. Muhammad Ichsan Mustari, MHMKepala Bidang Pelayanan KesehatanDinas Kesehatan Prov. Sulsel
PERMENKES 1438 TAHUN 2010
PEMBANGUNAN DI PROV. SULSEL
DATA DAN FAKTA
URAIAN 2008 2011Angkatan Kerja 3,45 juta jiwa 3,91 juta jiwa
Pengangguran Terbuka 312,000 jiwa 276.869 jiwa
Pendapatan Per Kapita 10.91 Juta 15.84 Juta
Peredaran Uang Di Sulsel 68 Trilyun Rp 127 Trilyun
-
6/27/2012
2
DASAR HUKUM
Undang Undang Nomor 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 44(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standarpelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata saranapelayanan kesehatan.
(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan Peraturan Menteri.
-
6/27/2012
3
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksuddengan:1. Standar Pelayanan Kedokteran adalah pedoman
yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigidalam menyelenggarakan Praktik Kedokteran.
2. Standar Prosedur Operasional, selanjutnya disingkatSPO adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikanproses kerja rutin tertentu, atau langkah yang benardan baik berdasarkan konsensus bersama dalammelaksanakan berbagai kegiatan dan fungsipelayanan yang dibuat oleh fasilitas pelayanankesehatan berdasarkan standar profesi.
Pasal 1
3. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokterspesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialislulusan pendidikan kedokteran atau kedokterangigi baik di dalam maupun di luar negeri yangdiakui Pemerintah Republik Indonesia sesuaidengan Peraturan perundang-undangan.
4. Strata fasilitas pelayanan Kesehatan adalahtingkatan pelayanan yang standar tenaga danperalatannya sesuai dengan kemampuan yangdiberikan.
-
6/27/2012
4
Pasal 1
5. Praktik kedokteran adalah rangkaiankegiatan yang dilakukan oleh dokter dandokter gigi terhadap pasien dalammelaksanakan upaya kesehatan.
6. Fasilitas pelayanan kesehatan adalahtempat penyelenggaraan upayapelayanan kesehatan yang dapatdigunakan untuk praktik kedokteran ataukedokteran gigi.
7. Kondisi adalah gambaran klinis yangberupa gejala dan/ atau tanda yangtampak pada pasien.
Pasal 1
8. Organisasi profesi adalah Ikatan DokterIndonesia beserta Perhimpunan DokterSpesialis untuk dokter dan PersatuanDokter Gigi Indonesia besertaPerhimpunan Dokter gigi Spesialis untukdokter gigi.
9. Menteri adalah Menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang kesehatan
-
6/27/2012
5
BAB IITUJUAN
Pasal 2Penyusunan Standar Pelayanan kedokteranbertujuan untuk :a. Memberikan jaminan kepada pasien
untuk memperoleh pelayanan kedokteranyang berdasarkan pada nilai ilmiahsesuai dengan kebutuhan medis pasien;
b. Mempertahankan dan meningkatkanmutu pelayanan kedokteran yangdiberikan oleh dokter dan dokter gigi.
BAB IIIPRINSIP DASAR
Pasal 31. Standar Pelayanan Kedokteran meliputi
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran(PNPK) dan Standar Prosedur Operasional(SPO).
2. PNPK sebagaiman dimaksud ayat (1)merupakan Standar Pelayanan Kedokteranyang bersifat nasional dan dibuat olehorganisasi profesi serta disahkan olehMenteri.
3. SPO sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitaspelayanan kesehatan.
-
6/27/2012
6
Stan
darP
elay
anan
Kedo
kter
an
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)
bersifat nasional
Dibuat olehorganisasi profesi serta disahkan
oleh Menteri
Standar Prosedur Operasional (SPO)
dibuat dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN
PedomanNasional
PelayananKedokteraan
BersifatNasional
Dibuat olehOrganisasiprofesi dan
disahkan olehMenteri
StandarProsedur
Operasional
Dikoordinirpembuatannya
oleh komitemedik
ditetapkan olehpimpinanfasilitas
pelayanankesehatan
-
6/27/2012
7
BAB IIIPRINSIP DASAR
Pasal 41. Standar Pelayanan Kedokteran disusun
secara sistematis dengan menggunakanpilihan pendekatan :a. Pengelolaan penyakit dalam kondisi
tunggal, yaitu tanpa penyakit lain ataukomplikasi;
b. Pengelolaan berdasarkan kondisi;2. Standar Pelayanan Kedokteran dibuat
dengan bahasa yang jelas, tidak bermaknaganda, menggunakan kata bantu kata kerjayang tepat, mudah dimengerti, terukur danrealistik.
BAB IIIPRINSIP DASAR
Pasal 43. Standar Pelayanan Kedokteran harus
sahih pada saat ditetapkan, mengacupada kepustakaan terbaru dengandukungan bukti klinis, dan dapatberdasarkan hasil penapisan ilmupengetahuan dan teknologi kedokteranyang dilaksanakan oleh KementerianKesehatan atau institusi pendidikankedokteran.
-
6/27/2012
8
Pasal 5Penyusunan PNPK sebagaimana dimaksudpasal 3 ayat (2) dilakukan untuk penyakit ataukondisi yang memenuhi satu atau lebih kriteriasebagai berikut :a. Penyakit atau kondisi yang paling sering
atau nbanyak terjadib. Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko
tinggi;c. Penyakit atau kondisi yang memerlukan
biaya tinggi;d. Penyakit atau kondisi yang terdapat variasi/
keragaman dalam pengelolaannya
BAB IVPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN( PNPK )
Pasal 6PNPK disusun oleh sekelompok pakar yangdapat melibatkan profesi kedokteran,kedokteran gigi atau profesi kesehatanlainnya, atau pihak lain yang dianggap perludan disahkan oleh Menteri.
BAB IVPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN( PNPK )
-
6/27/2012
9
Pasal 7PNPK memuat pernyataan yang dibuatsecara sistematis yang didasarkan padabukti ilmiah (scientific evidence) untukmembantu dokter dan dokter gigi sertapembuat keputusan klinis tentang tatalaksana penyakit atau kondisi klinis yangspesifik.
BAB IVPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN( PNPK )
Pasal 8PNPK harus ditinjau kembali dandiperbaharui sesuai dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi kedokteranatau kedokteran gigi.
BAB IVPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN( PNPK )
-
6/27/2012
10
Pasal 9Pemerintah dan organisasi profesimelakukan sosialisasi setiap adanyaperubahan dan/ atau perbaikan terhadapPNPK
BAB IVPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN( PNPK )
BAB VSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pasal 101. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
wajib memprakarsai penyusunan SPOsesuai dengan jenis dan strata fasilitaspelayanan kesehatan yang dipimpinnya.
2. PNPK harus dijadikan acuan padapenyusunan SPO di fasilitas pelayanankesehatan.
3. SPO harus dijadikan panduan bagiseluruh tenaga kesehatan di fasilitaspelayanan kesehatan dalammelaksanakan pelayanan kesehatan.
-
6/27/2012
11
BAB VSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pasal 104. SPO disusun dalam bentuk Panduan
Praktik Klinik (Clinical Practice Guidelines)yang dapat dilengkapi dengan alur klinis(clinical pathway), algoritme, protokol,prosedur atau standing order.
5. Panduan Praktik Klinis sebagaimanadimaksud ayat (4) harus memuat sekurang-kurangnya mengenai pengertian,anamnesis, pemeriksaan fisik, kriteriadiagnosis, diagnosis banding, pemeriksaanpenunjang, terapi, edukasi, prognosis dankepustakaan.
STAN
DARPR
OSEDU
ROPE
RASIONAL
BENTUK
ISI
PANDUANPRAKTIKKLINIS
Pengertian(defenisi)
Anamnesis
Pem.Fisik
Kriteria diagnosis
Diagnosis
Diagnosisbanding
Pem.Penunjang
Terapi
Edukasi
Prognosis
kepustakaan
clinicalpathway
Algoritme
Protokol
Prosedur
StandingOrder
-
6/27/2012
12
BAB VSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pasal 11 SPO disusun oleh staf medis pada
fasilitas pelayanan kesehatan yangdikoordinasi oleh Komite Medis danditetapkan oleh Pimpinan fasilitaspelayanan kesehatan.
BAB VSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pasal 12SPO harus selalu ditinjau kembali dandiperbaharui sekurang-kurangnya 2 (dua)tahun sekali sesuai dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi kedokteranatau kedokteran gigi.
-
6/27/2012
13
BAB VIKEPATUHAN KEPADA STANDARDAN PENYANGKALAN (DISCLAIMER)
Pasal 131. Dokter dan dokter gigi serta tenaga
kesehatan lainnya di fasilitas pelayanankesehatan harus mematuhi PNPK danSPO sesuai dengan keputusan klinisyang diambilnya.
2. Kepatuhan kepada PNPK dan SPOmenjamin pemberian pelayanankesehatan dengan upaya terbaik difasilitas pelayanan kesehatan, tetapitidak menjamin keberhasilan upaya ataukesembuhan pasien.
BAB VIKEPATUHAN KEPADA STANDARDAN PENYANGKALAN (DISCLAIMER)
Pasal 133. Modifikasi terhadap PNPK dan SPO
hanya dapat dilakukan atas dasarkeadaan yang memaksa untukkepentingan pasien, antara lain keadaankhusus pasien, kedaruratan, danketerbatasan sumber daya.
4. Modifikasi PNPK dan SPO sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus dicatat didalam rekam medis.
-
6/27/2012
14
BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 141. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah kabupaten/ Kotabersama organisasi profesi melakukanpembinaan dan pengawasan terhadappelaksanaan standar pelayanankedokteran atau kedokteran gigi.
2. Dalam rangka pembinaan danpengawasan, Menteri, PemerintahDaerah Provinsi dan Pemerintah Daerahkabupaten/ Kota sesuai dengankewenangan masing-masing dapatmengambil tindakan administratif
BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 143. Tindakan administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat berupa :a. Teguran lisan,b. Teguran tertulis, atauc. Pencabutan izin.
-
6/27/2012
15
BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN
Pasal 151) Standar pelayanan dan SPO yang telah
disusun sebelum ditetapkannya Peraturanini dinyatakan masih berlaku sepanjangtidak bertentangan dan belum diperbaharui.
2) Organisasi profesi dalam menyusun PNPK,dan fasilitas pelayanan kesehatan dalammenyusun SPO harus menyesuaikandengan ketentuan-ketentuan dalamPeraturan ini paling lama 2 (dua) tahunsejak berlakunya Peraturan ini
BAB IXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 16Peraturan ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri ini dengan penempatannya dalamBerita Negara Republik Indonesia.
-
6/27/2012
16
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 24 September 2010
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 464
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 September 2010