2 - Penentuan Kesadahan Total_3

download 2 - Penentuan Kesadahan Total_3

of 6

Transcript of 2 - Penentuan Kesadahan Total_3

  • Praktikum Mata Kuliah Polusi Tanah dan Air Tanah Kesadahan Air Tanah

    Nama Mahasiswa: 1 NIM.

    2 NIM.

    3 NIM.

    4 NIM.

    Lokasi Praktikum:

    Waktu Praktikum: Tanggal: Pukul:

    Dosen Praktikum:

    1. Deskripsi

    Pada prinsipnya, kesadahan dalam air disebabkan oleh kation logam bervalensi

    dua, yaitu kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), stronsium (Sr2+), ferro (Fe2+), dan

    mangan (Mn2+). Keberadaan kesadahan mengakibatkan berlebihnya penggunaan

    sabun untuk mendapatkan busa yang memadai bila pencucian menggunakan

    sabun dan air. Selain itu, air sadah menyebabkan timbulnya pengendapan

    (scalling) atau kerak pada pipa distribusi, alat memasak air, dan boiler di

    industri.

    Seringkali kesadahan air dihubungkan dengan kation kalsium dan magnesium.

    Kondisi ini disebabkan konsentrasi kalsium dan magnesium dalam air jauh

    lebih tinggi dibandingkan konsentrasi logam lain sehingga kedua kation

    tersebut merupakan kontribusi terbesar penyebab kesadahan air. Ion logam

    bervalensi dua tersebut dalam air berikatan dengan anion bikarbonat, sulfat,

    klorida, nitrat silikat, dan jenis anion lainnya.

    Jika ditinjau dari keberadaan ion logam, kesadahan air terdiri atas:

    a. Kesadahan kalsium,

    b. Kesadahan magnesium,

    c. Kesadahan total (kesadahan kalsium dan magnesium)

    Jika ditinjau dari anion yang berikatan dengan ion logam, kesadahan air terdiri

    atas:

    a. Kesadahan karbonat, yaitu kesadahan yang disebabkan oleh kation kalsium

    dan magnesium yang berikatan dengan anion bikarbonat [Ca(HCO3)

    2] dan

    Mg(HCO3)

    2. Kesadahan karbonat disebut kesadahan sementara (temporary

    hardness) karena senyawa tersebut tidak stabil dan mudah berubah menjadi

  • kalsium karbonat yang mengendap jika dipanaskan. Reaksi yang terjadi pada

    kesadahan karbonat adalah sebagai berikut:

    Ca(HCO3)

    2 CaCO

    3 + H

    2O + CO

    2

    b. Kesadahan non karbonat (kesadahan tetap), yaitu kesadahan yang

    disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium yang berikatan dengan

    anion selain karbonat, seperti klorida, sulfat, fosfat, silikat, dan lain-lain.

    c. Kesadahan total, yaitu jumlah dari kesadahan sementara dan kesadahan

    tetap.

    Satuan yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi kesadahan air adalah:

    a. Derajat German (G), 1G = 10 mg/L CaO

    b. Derajat Francais (F), 1F = 10 mg/L CaCO3

    c. Derajat England (E), 1E = 0,0648 g CaCO3/gallon air

    Satuan yang umum digunakan di Indonesia adalah G dan mg/L CaCO3.

    Penentuan kesadahan air yang disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium

    dapat menggunakan persamaan berikut:

    2. Metode dan Prinsip Pengukuran

    Banyak metode analitik untuk mengukur kation kalsium dan magnesium di

    dalam air, seperti metode titrasi, metode gravimetri, dan metode Atomic

    Absorption Spectrophotometri (AAS). Namun, metode pengukuran yang paling

    umum digunakan adalah titrasi kompleksometri-Etilen Diamine Tetra Asetat

    (EDTA) karena metode tersebut cepat, mudah, murah, dan ketelitian dalam

    penilaian kualitas air memadai. Titrasi kompleksometri adalah titrasi

    berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks yang terbentuk melalui

    reaksi ion logam, sebuah kation, dan sebuah anion atau molekul netral. Prinsip

    pengukuran didasarkan atas kemampuan senyawa EDTA membentuk senyawa

    kompleks kalsium dan magnesium pada kondisi pH tertentu.

    Penentuan kesadahan total diawali ketika kalsium dan magnesium dalam air

    pada pH 10 dititrasi dengan larutan Na2EDTA melalui indikator Eriochrome

  • Black T. (EBT) membentuk senyawa kompleks Ca-EDTA dan Mg-EDTA. Titik

    akhir titrasi diamati dengan perubahan warna merah-ungu menjadi biru muda.

    Penentuan kesadahan kalsium diawali ketika magnesium dalam air pada pH 12

    mengendap sebagai magnesium hidroksida [Mg(OH)2], sedangkan kalsium

    dititrasi dengan larutan Na2EDTA melalui indikator mureksida. Titik akhir titrasi

    diamati dari perubahan warna merah menjadi ungu. Selain itu, kesadahan

    magnesium diketahui melalui perhitungan kesadahan total dikurangi

    kesadahan kalsium.

    Kesadahan karbonat (kesadahan sementara) ditentukan melalui dua (2) metode,

    yaitu:

    a. Metode 1

    Contoh uji air dipanaskan hingga seluruh kesadahan sementara mengendap.

    Selanjutnya, penyaringan contoh uji air dilakukan dan akuades ditambahkan

    pada hasil penyaringan hingga volume asal. Kemudian, kesadahan total

    diukur. Kesadahan karbonat adalah selisih kesadahan antara kesadahan total

    contoh uji air yang telah dipanaskan dan yang belum dipanaskan.

    b. Metode 2

    Kesadahan karbonat diketahui dari data kesadahan total dan alkalinitas

    bikarbonat. Pada prinsipnya, kesadahan karbonat ditentukan dengan

    membandingkan data kesadahan total dan data bikarbonat. Kesadahan

    karbonat dihitung berdasarkan nilai mili ekivalen terkecil dari mili ekivalen

    kesadahan total dan mili ekivalen kesadahan bikarbonat.

    3. Tujuan

    Tujuan praktikum ini:

    a. Menentukan konsentrasi kesadahan total contoh uji air tanah.

    b. Membandingkan konsentrasi kesadahan total terhadap standar baku mutu

    Keputusan Menteri Kesehatan No.907 Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat

    dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

    4. Alat dan Bahan

    Praktikum ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:

    a. Contoh uji air tanah b. Larutan penyangga (buffer) pH 10 1 c. Indikator EBT d. Larutan standar kalsium karbonat (CaCO

    3)

    e. Larutan baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat 0,01 N f. Air suling (akuades) g. Buret 50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas; h. Labu Erlenmeyer 250 dan 500 mL; i. Labu ukur 250 dan 1000 mL; j. Gelas ukur 100 mL;

  • k. Pipet volume 10 dan 50 mL; l. Pipet ukur 10 mL; m. Gelas piala 50, 250, dan 1000 mL; n. Sendok sungu; o. Alat pengukur pH; p. Pengaduk gelas; q. Timbangan analitik; r. Gelas arloji; s. Mortir dan stamfer; t. Botol semprot; u. Botol borosilikat tutup asah; v. Botol borosilikat tutup karet.

    5. Metode Kerja

    a. Pembuatan larutan pereaksi

    Larutan penyangga pH 10 1:

    Cara I

    Larutkan 16,9 g amonium klorida (NH4Cl) dalam 143 mL ammonium

    hidroksida (NH4OH) pekat.

    Tambahkan 1,25 g magnesium etilen diamin tetra asetat (Mg-EDTA).

    Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.

    Cara II

    Larutkan 1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat penta

    hidrat (MgSO4.7H

    2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa hidrat

    (MgCl2.6H

    2O) dalam 50 mL air suling.

    Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH

    4OH

    pekat sambil dilakukan pengadukan.

    Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL. Catatan:

    Simpan larutan penyangga pH 10 0,1 pada wadah plastik atau gelas borosilikat.

    Botol penyimpan larutan ditutup rapat untuk mencegah kehilangan amonia (NH3) atau

    penyerapan karbon dioksida (CO2) dari udara.

    Waktu penyimpanan tidak boleh lebih 1 bulan.

    Buang larutan penyangga jika 1 mL sampai dengan 2 mL larutan tersebut ditambahkan

    ke dalam larutan contoh uji tidak menghasilkan pH 10,0 0,1

    pada titik akhir titrasi.

    Larutan indikator EBT

    Timbang 200 mg EBT dan 100 g kristal NaCl

    Campur kedua bahan tersebut.

    Gerus campuran tersebut hingga mempunyai ukuran 40 mesh sampai

    dengan 50 mesh.

    Simpan dalam botol yang tertutup rapat.

    Larutan standar kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 M (1,0 mg/mL):

    Timbang 1,0 g CaCO3 anhidrat, masukkan ke dalam labu erlenmeyer

    500 mL.

  • Larutkan dengan sedikit asam klorida (HCl) 1:1dan tambah dengan 200

    mL air suling.

    Didihkan beberapa menit, untuk menghilangkan CO2 dan dinginkan.

    Setelah dingin, tambahkan beberapa tetes indikator metil merah.

    Tambahkan NH4OH 3 N atau HCl 1:1 sampai terbentuk warna orange.

    Pindahkan secara kuantitif ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian

    tepatkan hingga tanda tera.

    Larutan baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat (Na2EDTA 2H

    2O =

    C10

    H14

    N2Na

    2O

    8.2H

    2O) 0,01 M:

    Larutkan 3,723 g Na2EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu

    ukur 1000 mL dan tepatkan hingga tanda tera.

    Larutan Na2EDTA 0,01 M:

    Pipet 10,0 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, masukkan ke dalam labu

    Erlenmeyer 250 mL.

    Tambahkan 40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10 0,1.

    Tambahkan seujung spatula 30-50 mg indikator EBT.

    Titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan

    warna dari merah keunguan menjadi biru.

    Catat volume larutan Na2EDTA yang digunakan.

    Ulangi titrasi tersebut 3 kali. Kemudian, volume larutan Na2EDTA dirata-

    ratakan (perbedaan volume).

    Hitung molaritas larutan baku Na2EDTA:

    Keterangan:

    MEDTA

    = molaritas larutan baku Na2EDTA (mmol/mL)

    VEDTA

    = volume rata-rata larutan baku Na2EDTA (mL)

    VCaCO3

    = volume rata-rata larutan CaCO3 yang digunakan (mL)

    MCaCO3

    = molaritas larutan CaCO3 yang digunakan (mmol/mL)

    b. Penetapan konsentrasi kesadahan total:

    Ambil 50 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu

    erlenmeyer 250 mL.

    Tambahkan 1-2 mL larutan penyangga pH 10 0,1.

    Tambahkan seujung spatula 30-50 mg indikator EBT.

    Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan

    hingga terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru muda.

    Proses titrasi dilakukan dalam waktu 5 menit setelah penambahan

    larutan penyangga pH 10 0,1.

    Catat volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan.

    Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15

    mL, encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi kembali langkah

    dari awal.

    Lakukan secara duplo

  • Kesadahan total didapat dari rumus perhitungan sebagai berikut:

    Keterangan:

    VC.u.

    = volume larutan contoh uji (mL);

    100 = BM CaCO3.

    Catatan:

    Tidak terjadinya perubahan warna pada titik akhir titrasi yang jelas biasanya harus

    ditambahkan inhibitor, atau mungkin indikator telah mengalami kerusakan.

    Untuk contoh uji dengan kadar kesadahan lebih kecil dari 5 mg/L, gunakan volume

    contoh uji yang lebih besar (100 mL sampai dengan 1000 mL). Gunakan larutan

    penyangga, indikator dan inhibitor yang proporsional. Lakukan pengujian blanko

    dengan volume yang sama.

    c. Bahasan di dalam laporan:

    Tulis secara sistematik hasil konsentrasi pada setiap titik sampling.

    Bandingkan nilai konsentrasi kesadahan total setiap titik sampling

    dengan baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun

    2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

    Analisis konsentrasi kesadahan total berdasarkan faktor lingkungan

    (kondisi fisik, kimia, biologi, dan aktivitas masyarakat) sekitar titik

    sampling, maupun tinjauan literatur.

    Bahas penanganan lanjut pada titik sampling yang mempunyai

    permasalahan kesadahan tinggi.

    Bandingkan konsentrasi kesadahan total terhadap konsentrasi nitrit,

    BOD, COD yang diperoleh dari percobaan praktikum sebelumnya.

    Tinjau ada atau tidaknya pengaruh antara empat parameter tersebut

    terhadap kualitas air tanah.

    Hasil analisis dan pembahasan harus relevan dan saling terkait.

    Simpulan menjawab tujuan praktikum.

    Jenis sumber literatur berupa jurnal (maksimal 10 tahun terakhir) dan

    buku (tidak ada batasan tahun penerbitan).

    Lampirkan pula pada laporan Keputusan Menteri Kesehatan No.907

    Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

    dan beri tanda baku mutu untuk kesadahan total. Selain itu, berikan

    dokumentasi saat pengambilan sampling di lapangan maupun saat

    analisis di laboratorium.

    -- ARD & ALK 2014 --