2. KAK.dataFormasiWIl.I

13
1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DAN ANALISIS DATA/ FORMASI PENGELOLAAN RTH WILAYAH I DINAS CIPTA KARYA PERUMAHAN DAN TATA RUANG DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

Transcript of 2. KAK.dataFormasiWIl.I

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

    PENYUSUNAN DAN ANALISIS DATA/ FORMASI

    PENGELOLAAN RTH WILAYAH I

    DINAS CIPTA KARYA PERUMAHAN DAN TATA RUANG DAERAH

    PROVINSI SULAWESI TENGAH

    TAHUN ANGGARAN 2015

  • 2

    KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

    KEGIATAN PENYUSUNAN DAN ANALISIS DATA/ FORMASI PENGELOLAAN RTH WILAYAH I

    TAHUN ANGGARAN 2015

    I. Latar Belakang

    Tingginya tingkat pertambahan penduduk terutama akibat urbanisasi

    merupakan salah satu permasalahan kota-kota di Indonesia. Jumlah penduduk

    perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu-kewaktu memberikan dampak

    dan tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, terutama berkurangnya

    ruang-ruang terbuka (open spaces) yang berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH) maupun

    Ruang Terbuka Non Hijau sebagai ruang terbuka publik yang berpotensi menjadi ruang

    permukiman atau ruang budidaya. Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi

    masalah yang cukup pelik untuk diatasi. Perkembangan perkotaan membawa pada

    konsekuensi negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek lingkungan. Dalam tahap

    awal perkembangan kota, sebagian besar lahan merupakan ruang terbuka hijau.

    Namun, adanya kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang

    hijau tersebut cenderung mengalami konversi guna lahan menjadi kawasan terbangun.

    Sebagian besar permukaannya, terutama di pusat kota, tertutup oleh jalan, bangunan

    dan lain-lain dengan karakter yang sangat kompleks dan berbeda dengan karakter

    ruang terbuka hijau. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada

    di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau telah

    mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi

    banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial

    (kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress

    karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial. Dalam hal ini,

    diperlukan orientasi visi pembangunan kota lebih mempertimbangkan faktor-faktor

    lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.

    Pembangunan di berbagai sektor menekan pada ruang-ruang terbuka yang ada,

    karena hanya untuk keuntungan ekonomis.ruang-ruang terbuka, termasuk RTH tidak

    mendapat penghargaan yang layak. Sebagian dari kita tidak sadar bahwa ruang-ruang

  • 3

    terbuka ini justru bernilai ekonomis dan sekaligus ekologis tinggi yang sangat vital bagi

    keberlanjutan kehidupan. Penting dan tingginya nilai RTH dalam jangka panjang telah

    diakui sebagai suatu harta yang harganya justru tak ternilai bagi suatu kota.

    Penyediaan RTH Perkotaan merupakan amanat UUPR yang mengatur

    pengembangan kawasan perkotaan dilihat dari aspek penataan ruang. Untuk mencapai

    lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, diperlukan

    penataan ruang kota sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan alam sekitar,

    Kebijakan penataan ruang harus menerapkan keseimbangan antara ruang binaan dan

    ruang alam dengan tetap memperhatikan peningkatan bidang ekonomi. Dalam rangka

    mewujudkan kota/kawasan perkotaan yang berkelanjutan. Undang-undang No.26 Tahun

    2007 tentang Penataan Ruang, antara lain telah mengamanatkan secara tegas bahwa

    30% dari wilayah kota/kawasan perkotaan harus berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH),

    dengan komposisi 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Preskripsi RTH 30% tersebut

    merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota/Kabupaten dan

    termuat didalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota/Kabupaten.

    Sebagai jawaban kompleksitas ketersediaan ruang terbuka hijau diperkotaan,

    dilaksanakan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) demi capaian sinergitas

    lingkungan alami dan binaan, keselarasan dan kesehatan lingkungan berdasarkan

    perencanaan dan perancangan kota dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

    Pencapaian program kota hijau dapat dicapai melalui 8 (delapan) atribut yang

    harus dipenuhi yakni;

    1. green planning and design,

    2. green open space,

    3. green community;

    4. green water;

    5. green waste;

    6. green energy;

    7. green building dan

    8. green transportation.

  • 4

    Dari 8 (delapan) atribut tersebut, Green Community menjadi salah satu atribut

    yang penting, karena keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat yang utamanya dijaring

    melalui forum komunitas. Keterlibatan elemen masyarakat sebagai subyek dan obyek

    secara langsung ataupun tidak sebagai demografi kota dapat meningkatkan kesadaran

    mereka tentang manfaat ruang terbuka hijau.

    Untuk menciptakan suatu Kota sebagai kota yang nyaman, produktif, dan

    berkelanjutan diperlukan Program Pengembangan Kota Hijau yang pada gilirannya

    akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan lingkungan

    perkotaan lebih memperhatikan keserasian hubungan antara kota terbangun dengan

    lingkungan alaminya. Untuk bisa menjembatani hal ini diperlukan salah satunya adalah

    Perencanaan yang matang dan keseriusan pemerintah kota dalam mengembangkan

    RTH-RTH yang baru meskipun pendahulu telah membangun bentuk bentuk RTH

    dengan skala dan luasan yang masih terbatas, namun inspirasi itu telah lama ada dan

    kini kita yang akan melanjutkan hasil jerih payah mereka.

    Program pengembangan Kota Hijau yang telah dirintis oleh Kementerian Pekerjaan

    Umum c,q Direktorat Penataan Ruang, merupakan salah satu langkah nyata Pemerintah

    Pusat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam

    memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait pemenuhan luasan RTH perkotaan,

    sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia. Untuk

    mengimplementasikan program tersebut Bidang Penataan Ruang Dinas Cipta Karya

    Perumahan dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah melakukan kegaitan Penyusunan

    dan Analisis Data Pengelolaan RTH pada pusat perkotaan yang ada di Kabupaten

    Morowali sehingga tersusun suatu rencana induk masterplan RTH berdasarkan hasil

    inventarisasi dan analisis dengan memberdayakan komunitas hijau setempat. Pada

    dasarnya seluruh kabupaten yang baru terbentuk selain rencana tata ruang juga belum

    memikirkan rencana induk RTH, mereka masih memfokuskan pada birokrasi,

    pengembangan ekonomi lokal, fasiltas umum yang hanya digunakan dalam jangka

    pendek. Kebutuahan RTH perlu direncanakan yang sama dengan tingkat kebutuhan

    RTRW yaitu selama 20 tahun kedepan. Master Plan RTH adalah suatu rancangan

    rencana induk program dan kegiatan yang sangat riil dan operasional. RTH tidak

    dibiarkan terbangaun secara alamiah atau asal menempatkan tetapi harus ditata sesuai

    dengan jenis dan fungsi kawasan. Master Plan RTH adalah bagian integral dari RTRW

  • 5

    yang harus direncakan sebelum kondisi perkotaan penuh sesak dan lahan semakin sulit

    didapat.

    II. Maksud, Tujuan dan Sasaran

    a. Maksud :

    Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya Kota Hijau

    dalam rangka implementasi RTRW Kabupaten dan guna mewujudkan amanat

    UUPR Pasal 29 bahwa proporsi RTH paling sedikit 30 persen dari luasan

    wialayah perkotaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

    pengelolaan RTH di ibu Kota kabupaten Morowali.

    b. Tujuan :

    1. Tersusunya konsep Rencana Induk Master Plan RTH Perkotaan Kabupaten

    Morowali, yang memuat rencana struktur dan pola pemanfaatan Ruang RTH

    perkotaan dan tersusunnya Detail Engineering Design (DED) RTH terpiih

    berdasarkan rencana Induk RTH sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana

    dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi.

    2. Membentuk forum hijau kota sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan

    kualitas dan kuantitas RTH Kota/Kawasan perkotaan.

    3. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam menjaga dan

    melestarikan potensi hijau di Kab Morowali dengan mendorong partisipasi

    masyarakat untuk memetakan lokasi-lokasi hijau yang diintegrasikan dengan

    fungsi Ruang kawasan serta memiliki kontribusi positif bagi kualitas ruang

    kota.

    c. Sasaran :

    Keluaran yang diharapkan dalam penyusunan Masterplan RTH Perkotaan

    kabupaten Morowali ini adalah :

    1. Memuat dokumen teknis Masterplan RTH yang terdiri dari :

    - Gambaran umum Kota Bungku

    - Identifikasi dan evaluasi RTH Kota Bungku RTH eksisting

    - Analisa kebutuhan RTH Kota Bungku

  • 6

    - Rencana Pembangunan RTH Kota Bungku

    - Tabel Indikasi Program

    - Analisis Rasio RTH

    2. Album Peta dengan skala ketelitian minimal 1 : 10.000 dalam format A1 yang

    dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi sistem informasi

    geografis (GIS) yang terdiri dari :

    - Peta eksisting RTH

    - Peta rencana RTH dalam periode 20 tahun kedepan

    - Peta lokasi pembangunan RTH Prioritas dalam skala 1 : 5.000

    - Peta tematik eksisting (topografi, geologi, hidrologi dll).

    III. Jangka Waktu Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan Penyusunan dan Analisis Data/ Formasi RTH Perkotaan

    Kota Bungku dilaksanakan selama 4 (empat) bulan atau 120 (seratus dua puluh)

    hari.

    Tabel. 3.1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Peta Hijau Kabupaten Morowali

    No Tahapan Bulan ke-

    I II III IV

    1 Persiapan

    2 FGD 1 > Membangun kesepahaman materi Peta Hijau

    3 Survey Lapangan

    4 Penyusunan draft peta hijau

    5

    FGD 2 > Koordinasi pemetaan titik-titik hijau dengan pemerintah setempat

    6 Penyusunan Laporan Akhir

    7 Pelaporan

    8 Seminar Akhir

  • 7

    3.1. Manfaat Pelaksanaan Kegiatan

    3.1.1. Bagi Pemerintah

    1. Mengarahkan program penanganan, pengelolaan, pembangunan, serta

    pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bungku Kabupaten

    Morowali.

    2. Sebagai acuan koordinasi instansi terkait dalam rangka penanganan,

    pengelolaan, pembangunan, serta pengembangan Ruang Terbuka Hijau

    (RTH) Kabupaten Morowali.

    3. Menetapkan kebijakan pembangunan yang terkait dengan penanganan

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bungku.

    3.1.2. Bagi Masyarakat

    1. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan

    dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bungku.

    2. Memberdayakan masyarakat untuk ikut serta dalam rangka rangka

    pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bungku

    sebagai bagian atau salah satu sub-sistem dari sistem kota secara

    keseluruhan.

    3. Sebagai wadah dan ruang interaksi sosial dan budaya yang mampu

    menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi

    warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan penelitian;

    4. Mampu menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota. Juga bisa

    berekreasi secara aktif maupun pasif, seperti: bermain, berolahraga, atau

    kegiatan sosialisasi lain, yang sekaligus menghasilkan keseimbangan

    kehidupan fisik dan psikis.

    IV. Tenaga Ahli

    Tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan ini disyaratkan jenjang pendidikan

    Strata 1 (S1) yang memiliki pengalaman profesional di bidang masing-masing

    sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dari jenjang pendidikan Strata 2 (S2), Strata 3

    (S3) sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Kebutuhan tenaga Ahli dan

  • 8

    pendukungnya beserta tugas utama dalam kegiatan ini diuraikan dan

    dialokasikan dalam jadwal sebagai berikut :

    1) Ahli Perencanaan Wilayah

    Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang

    teknik planologi atau arsitektur yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2

    atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan

    pengalaman profesional di bidang perancangan kota sekurang-kurangnya 4

    tahun (untuk S1)dan 2 tahun (untuk S2 dan S3).

    2) Ahli Arsitektur/ Lansekap

    Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Teknik

    Arsitektur atau bidang lansekap yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2

    atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan

    pengalaman profesional di bidang perancangan kota/kawasan sekurang-

    kurangnya 4 tahun(untuk S1)dan 2 tahun (untuk S2 dan S3).

    3) Ahli Geodesi/Pemetaan

    Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Teknik

    Jurusan Teknik Geodesi yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3

    di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman

    profesional di bidang perancangan kota/kawasan sekurang-kurangnya 3

    tahun(untuk S1)dan 2 tahun (untuk S2 dan S3)

    Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Tenaga Ahli

    No Tenaga Ahli BULAN KE

    Ket 1 2 3 4

    A. Ahli Perencanaan Wilayah

    4 bulan 1 Pengolahan Data

    2 Master Plan

    B. Ahli Arsitektur/ Lansekap

    3 bulan 1 Pengolahan Data

    2 DED/Master Plan Green Map

    C. Ahli Geodesi/Pemetaan

    2 bulan 1 Green Map

    2 Masterplan

  • 9

    4.1.1. Tenaga Surveyor dan Operator Komputer

    Selain Tenaga Ahli dibutuhkan juga Tenaga Surveyor sebanyak 2 (dua) orang

    dan Tenaga Operator Komputer 1 (satu) orang.

    4.1.2. Ruang Lingkup Kegiatan, Lokasi dan Peserta

    4.1.2.1. Ruang Lingkup Kegiatan

    Kegiatan Penyusunan analisis data/ formasi RTH ini akan mencakup beberapa

    aspek antara lain adalah :

    1. Lingkup Wilayah Perencanaan

    Kegitan ini dilaksanakan pada lingkup wilayah administratif kota city Wide

    dan kawasan fungsional perkotaan di Kabupaten Morowali Kota Bungku.

    2. Lingkup Kegiatan :

    lingkup ini termasuk periode perencanaan yang meliputi :

    Melakukan persiapan administrasi dan teknis.

    Identifikasi RTH eksisting ( mencakup lokasi, luasan, status tanah, fungsi,

    jenis vegetasi dsb).

    Tahapan perwujudan RTH 30 % (roadmap untuk jangka menengah dan

    jangka panjang, sesuai dengan periode RTRW Kabupaten 20 Tahun).

    Prioritas implementasi/ peningkatan kuantitas dan kualitas RTH

    Merencanakan penyusunan peta hijau sesuai dengan kriteria dan elemen

    peta hijau antara lain:

    a. Aktivitas ruang luar

    b. Fauna

    c. Flora

    d. Tanah dan air

    Melakukan analisis terkait elemen peta hijau yang telah dipetakan

    sebelumnya.

    Mendeliniasi kawasan yang patut dibangun RTH untuk konsumsi publik.

    Menghitung Luasan RTH untuk menetukan Rasio RTH Perkotaan.

    Melakukan produksi peta hijau yang telah menjadi hasil akhir.

  • 10

    3. Target Group :

    Penyusunan Masterplan RTH ini ditujukan untuk Pemerintah Kabupaten,

    swasta dan masyarakat. Pemerintah kabupaten dapat memanfaatkan

    Masterplan RTH ini sebagai salah satu suplemen utama dalam penetapan

    kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.

    4.1.2.2. Lokasi

    Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan diKabupaten Morowali Provinsi Sulawesi

    Tengah yaitu diwilayah perkotaan Kota Bungku.

    4.1.2.3. Peserta

    Kegiatan penyusunan masterplan ini melibatkan stakeholder pemangku

    kepentingan yakni, Pemerintah provinsi dan kabupaten, swasta dan masyarakat Kota

    Bungku.

    4.1.3. Metode Kerja

    Kegiatan Penyusunan dan Analisis Data/ Formasi RTH Perkotaan bagi Kabupaten

    Bungku ini dilaksanakan secara kontraktual oleh penyedia jasa. Setelah menerima

    Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) penyedia jasa melakukan pengumpulan data

    baik primer maupun sekunder, Penyedia jasa mengumpulkan informasi sejauh

    mana ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Kabupaten Morowali

    kemudian dilakukan identifikasi. Tahapan Kegiatan sebagai berikut :

    1) Melakukan survey sekunder dan primer meliputi obsevasi lapangan dan

    analisis citra satelit;

    2) Melakukan survey pada lokasi-lokasi RTH untuk melihat kondisi eksisting RTH

    Perkotaan;

    3) Melakukan perumusan materi teknis;

    4) Melakukan deliniasi Kawasan Ruang Terbuka Hijau;

    5) Konsinyasi;

    6) Seminar laporan palaksanaan kegiatan yaitu untuk melakukan koordinasi dan

    rapat konsolidasi di Kabupaten, terutama untuk menyepakati :

    Rencana Jenis kegiatan

    Jenis RTH

  • 11

    Lokasi RTH

    Status Kepemilikan Lahan

    Besaran Pendanaan

    Jenis Insentif yang diberikan

    instansi Pelaksana, meliputi pemerintah kota, swasta serta masyarakat

    Waktu dan tahapan pelaksanaan perwujudan RTH (disesuaikan dengan

    indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten).

    7) Penyusunan laporan kegiatan dan Album Peta.

    4.1.4. Penanggung Jawab Kegiatan

    PenanggungJawab Kegiatan adalah Dinas Cipta karya Perumahan dan Tata Ruang

    Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

    4.1.5. Sumber Dana

    Kegiatan ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Propinsi

    Sulawesi Tengah, melalui DPPA-SKPD Nomor : 044/DPA-SKPD/BPKAD/2015

    tentang Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Tahun Anggaran 2015 Dinas Cipta

    Karya, Perumahan dan Tata Ruang Daerah Propinsi Sulawesi Tengah. Biaya yang

    akan digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 150.000.000.- (Seratus Lima Puluh

    Juta Rupiah) termasuk PPN/ PPh sebagaimana terlampir.

    4.1.6. Keluaran

    Pelaksanaan kegiatan Penyusunan dan Analisis Data/Formasi Pengelolaan Ruang

    Terbuka Hijau Wilayah I di Kabupaten Morowali ini akan dilaporkan melalui

    laporan-laporan berikut:

    1) Laporan Pendahuluan

    Laporan ini berisikan metode atau cara pelaksanaan kegiatan, jadwal rinci

    pelaksanaan kegiatan, dan personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

    ini, serta panduan penyusunan proposal rencana perwujudan dan pengelolaan

    Penyusunan dan Analisis Data/Formasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Wilayah

    I di Kabupaten Morowali. Laporan Pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah

    dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 10 (Sepuluh) buku,

    kemudian dilakukan diskusi pembahasan bersama tim supervisi dan instansi terkait

  • 12

    serta para pelaku pembangunan di daerah. Laporan Pendahuluan dilengkapi

    dengan softcopy yang berisi Laporan Pendahuluan, bahan tayangan presentasi

    yang dikopi dalam 5 (Lima) buah CD.

    2) Laporan Antara

    Laporan ini akan berisikan pembahasan hasil Penyusunan dan Analisis

    Data/Formasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Wilayah I Kabupaten Morowali.

    Laporan ini akan di diskusikan bersama tim supervisi dan instansi terkait serta

    para pelaksana pembangunan di daerah, yang dibuat sebanyak 10 (Sepuluh)

    eksemplar dan Laporan ini dilengkapi dengan softcopy yang berisi Laporan Antara,

    bahan tayangan presentasi yang dikopi dalam 5 (Lima) buah CD, diserahkan 2

    (Dua) bulan setelah SPMK ditandatangani.

    3) Laporan Akhir

    Laporan akhir ini akan berisikan penyempurnaan laporan sebelumnya yaitu

    hasil Penyusunan dan Analisis Data/Formasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

    Wilayah I di Kabupaten Morowali. Laporan ini di diskusikan bersama tim supervisi

    dan instansi terkait serta para pelaksana pembangunan di daerah, yang dibuat

    sebanyak 10 (Sepuluh) eksemplar dan softcopy dari seluruh pelaporan dalam

    bentuk CD sebanyak 10 (Sepuluh) keping diserahkan setelah pelaksanaan

    pekerjaan.

    Laporan masterplan RTH yang lengkap meliputi :

    a) Executive Summary yaitu merupakan ringkasan dari seluruh laporan

    pelaksanaan perkerjaan dibuat sebanyak 10 Eksemplar;

    b) Compact Disk (CD) berisi Softcopy dari seluruh Laporan yang disampaikan

    sebanyak 10 (sepuluh) buah;

    c) Indikasi Program yaitu Indikasi Program Jangka Pendek, Jangka Menengah,

    dan Jangka Panjang dalam rangka upaya penyediaan dan peningkatan RTH

    berbasis peran serta masyarakat;

    d) Rencana pembiayaan yaitu rencana jenis pelaksanaan pada setiap periode 5

    tahunan dan pertahun pelaksanaan;

    e) Dokumen Teknis Lainnya;

    f) Album Peta :

  • 13

    a. Peta analisis mengikuti standar/format (Skala, Legenda, Teks dsb) yang

    telah dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG);

    b. Peta dasar dapat menggunakan sumber

    hasil foto udara, citra satelit, disarankan setiap daerah telah memiliki foto

    udara pada kawasan perkotaan.

    c. Format album peta A-3 full color.

    d. Album Peta/album gambar desain RTH Kota Site plan + ilustrasi

    diserahkan sebanyak 10 (Sepuluh) album + CD diserahkan setelah

    pelaksanaan pekerjaan.

    V. Kepemilikan Data dan Hasil Kegiatan

    Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam KAK

    ini adalah hak milik organisasi pengguna jasa yakni Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (SKPD) Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah,

    Bidang Penataan Ruang.