2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Identifikasi Data · Indonesia saat ini, dapat dilihat dari...
Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Identifikasi Data · Indonesia saat ini, dapat dilihat dari...
Universitas Kristen Petra
14
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Identifikasi Data
2.1.1. Data Situs
2.1.1.1. Nama Situs
Situs arkeologi Trowulan
2.1.1.2. Pengelola
Nama pengelola : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan
Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur
Alamat : Jl. Majapahit no. 141-143 Trowulan Mojokerto
Telepon/fax : (0321) 495515
2.1.1.3. Potensi Situs
Situs arkeologi Trowulan merupakan situs yang dihubungkan dengan
Kerajaan Majapahit yang meninggalkan beraneka benda arkeologi yang bergerak
maupun yang tidak bergerak mulai dari candi, petirtaan, pintu gerbang, sampai
arca, relief, benda terakota, keramik, dan bagian bangunan lainnya. Penelitian
terhadap situs ini sudah dilakukan sejak tahun 1815 dan pada tahun 1970 Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional melakukan penggalian hingga sekarang. Jurusan
Arkeologi Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia bahkan menjadikan
situs Trowulan sebagai tempat mendidik calon arkeolog. Berbagai bangunan
monumental dari situs yang diperkirakan luasnya mencapai 9 x 11 km² telah
berhasil dipugar dimana masyarakat dapat menyaksikan kebesaran Kerajaan
Majapahit. Situs arkeologi Trowulan juga dapat dijadikan sebagai sarana
pendidikan sejarah dan dengan berbagai macam tempat yang dapat dikunjungi
situs ini juga berpotensi sebagai objek wisata arkeologi.
Universitas Kristen Petra
15
Tabel 2.1. Persebaran Benda Cagar Budaya di Kabupaten Mojokerto
prasejarah klasik Islam kolonial RI Jumlah
bergerak - 800 80 - - 880
tidak bergerak - 42 10 - - 52
932
Sumber : Pokja Registrasi dan Penetapan Persebaran BCB di Jatim
2.1.1.4. Lokasi
Situs Trowulan termasuk dalam wilayah kabupaten Mojokerto, kabupaten
yang mempunyai luas 9,360 km² (1,72% dari luas Jawa Timur) dengan 18
kecamatan, 300 desa, dan 4 kelurahan. Situs Trowulan sendiri terletak di wilayah
administrasi kecamatan Trowulan dan kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto
dengan luas mencapai 9 x 11 km.
2.1.1.5. Kondisi Fisik
a Letak geografis : 111°19' s/d 112°39' Bujur Timur dan antara 7°17' s/d
7°45' Lintang selatan
b Curah Hujan : lebih dari 37 mm, tertinggi 2.005 mm dengan rata
rata hari hujan 112 hari.1
c Batas Administratif : utara : Lamongan dan Gresik
selatan : Malang dan Pasuruan
timur : Sidoarjo dan Gresik
barat : Jombang
d Sosial Ekonomi : Sektor ekonomi masih didominasi oleh pertanian dan
perkebunan meskipun adapula beberapa industri
kecil yang berkembang. Industri kerajinan patung
batu adalah yang paling terkenal dimana pekerjaan
itu adalah pekerjaan yang turun temurun sejak zaman
kerajaan. Meskipun Trowulan merupakan daerah
bekas Kerajaan Majapahit namun sistem yang
1 http://www.pemkab-mojokerto.go.id/index.html?kdmn=5.2
Universitas Kristen Petra
16
dipakai sudah berkembang sesuai dengan keadaan
Indonesia saat ini, dapat dilihat dari sistem politik
yang sama dengan daerah lainnya di Indonesia
dimana tidak ada sistem pemerintahan lokal seperti
DIY Jogjakarta. Hal ini dikarenakan Kerajaan
Majapahit yang sudah runtuh sebelum Indonesia
menganut sistem republik.
2.1.1.6. Sejarah Situs
Sejarah Kerajaan Majapahit
Majapahit, nama menurut sejenis buah, menggantikan Singasari sebagai
kekuatan yang berpengaruh di Indonesia menjelang akhir abad ke-13. Majapahit
melanjutkan beberapa kebijakan Singasari, termasuk melakukan pengawasan
lebih ketat atas wilayah-wilayah di luar pusat leluasaan. Abad ke-14 kemudian
diingat sebagai zaman keemasan politik dan budaya. Tokoh sejarah dan ragam
hias seni masa ini dikenal sampai sekarang.
Sejarah Jawa Timur dikuasai dua pusat kekuatan yang bersaing: satu di
sejarah Kediri di hulu Sungai Brantas dan yang lain di dekat Malang. Pada tahun
1222, Singasari menundukkan Kediri. Pada akhir abad ke-13, Kediri menentang
kekuasaan Singasari dan berhasil mengalahkannya. Pertikaian ini dikisahkan
dalam Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 dan Pararaton pada abad
ke-16. Kemenangan Kediri hanya sebentar karena pertikaian terus berlangsung.
Seorang pangeran Singasari, Raden Wijaya, lolos ke Madura. Raja Madura
menganjurkannya pura-pura tunduk pada raja Kediri supaya dapat mengatur siasat
untuk menggulingkannya. Raden Wijaya lalu memohon dan dikabulkan
menempati daerah “liar” di sebelah utara pengunungan Arjuna dan mendirikan
pemukiman baru disana.
Pada tahun 1293, sebuah ekspedisi Mongol yang dikirim untuk membalas
dendam atas pembangkangan raja Singasari yang terbunuh itu terhadap Kublai
Khan tiba di Jawa Timur. Raden Wijaya mengambil kesempatan menghasut
mereka untuk menyerang Kediri. Ia kemudian menyerang tentara Mongol dan
berhasil mengusir mereka.
Universitas Kristen Petra
17
Nagarakertagama dan Pararaton sependapat bahwa Raden Wijaya
menobatkan diri sebagai raja sebuah kerajaan baru bernama Majapahit pada tahun
1294 M. Pada tahun-tahun berikutnya ia harus menahan berbagai serangan,
berhasil mengalahkan semua perlawanan dan memerintah hingga wafat tahun
1309 M.
Raja berikutnya wafat tanpa keturunan dan digantikan oleh saudara
perempuannya, Tribhuanattunggodewi. Ia memerintah hingga selama 22 tahun
sebelum turun tahta pada tahun 1350 dan digantikan oleh Hayam Wuruk, putranya
yang berusia 16 tahun. Baik ratu maupun putranya mendapat nasihat dari Gajah
Mada, yang sosoknya diabadikan dalam sejarah Indonesia sebagai seorang
negarawan ulung. Dialah yang mengucapkan “Sumpah Palapa” yang termasyur
bahwa ia tak akan istirahat sebelum berhasil mempersatukan seluruh kepulauan
Asia Tenggara. Akibatnya “Palapa” menjadi lambang kesatuan Indonesia dan
salah satu dasar citra diri bangsa Indonesia modern.
Kerajaan Majapahit terus berlangsung sampai akhir abad ke-16 dengan
mengalami berbagai macam konflik sampai pada akhirnya kekuasaan Majapahit
tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi karena keadaan Majapahit yang telah
rapuh dari dalam disertai timbulnya perkembangan-perkembangan baru di daerah
Pesisir Utara Jawa.2
Trowulan Dalam Kesusastraan dan Arkeologi
Nagarakertagama berisi paparan puitis keraton Majapahit dan
sekelilingnya. Oleh karena beberapa rincian masih samar-samar, para ilmuwan
yang mencoba menyusun denah Trowulan, ibukotanya, memperoleh hasil
berbeda-beda. Prapanca, sang penyair, hanya menjelaskan kawasan bangsawan
dan keagamaan. Menurut puisi Prapanca, keraton dikelilingi oleh tembok batu
bata merah yang tebal dan tinggi. Di dekatnya ada pos penjaga yang dibetengi.
Gerbang utama terdapat di tembok utara, tempat orang masuk melalui pintu-pintu
sangat besar dari besi berhias. Di luar gerbang utara terdapat bangunan panjang
tempat para pejabat keraton bertemu setahun sekali; juga ada pasar dan
persimpangan jalan yang dianggap keramat.
2 Anthony Reid, Indonesian Heritage, Jakarta, Buku Antar Bangsa, 2002, hal.112-113.
Universitas Kristen Petra
18
Sebuah sumber Cina abad ke-15 menggambarkan keraton sebagai tempat
yang bersih dan terawat baik. Dikatakan bahwa keraton dikelilingi tembok batu
bata yang tingginya lebih dari 10 meter dengan dua pintu gerbang. Rumah-rumah
yang terdapat di halaman dibangun di atas tiang-tiang setinggi 10-13 meter
dengan lantai kayu yang ditutupi tikar halus untuk duduk. Atap terbuat dari
genteng kayu. Rumah rakyat biasa beratap jerami.
Sebuah buku tentang adat keraton Majapahit menggambarkan ibukotanya
sebagai “semua tempat yang dapat anda tuju tanpa melewati sawah”. Relief-relief
candi Majapahit tidak menunjukkan adegan kota, namun ada yang berisi sketsa
pemukiman yang menandai sebagai bangsal yang dikelilingi tembok. Kata kuwu
dalam Negarakertagama tampaknya mengacu pada satuan pemukiman yang terdiri
atas sekelompok bangunan yang dikelilingi tembok, yang penduduknya berada di
bawah pengawasan seorang bangsawan. Pola ini merupakan ciri khas kota pesisir
abad ke-16 sebagaimana digambarkan oleh orang-orang Eropa. Ibukota Majapahit
mungkin terdiri satuan-satuan seperti ini.
Trowulan, sebuah desa di Jawa Timur, dikelilingi oleh situs arkeologis
yang luas, meliputi kira-kira 100 kilometer persegi. Inilah barangkali kota yang
digambarkan oleh Prapanca dan orang-orang Cina. Penelitian yang pernah
dilakukan di Trowulan dipusatkan pada peninggalan-peninggalan monumental:
candi, makam, dan tempat pemandian. Survei dan penggalian arkeologis kini
menemukan sisa-sisa kegiatan kerajinan, perniagaan, keagamaan, daerah hunian,
dan sistem penyediaan air yang kesemuanya merupakan bukti adanya penduduk
padat abad ke-14 sampai ke-15. 3
Banyak ahli yang berminat meneliti peninggalan kuno yang terdapat di
Trowulan. Hasil survei pertama atas daerah Trowulan berasal dari Wardennar
tahun 1815. Ia mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pengamatan
peninggalan purbakala di daerah Mojokerto, hasil pengamatan tersebut digunakan
Raffles dalam 2 jilid bukunya “History of Java” (tahun 1817) dan menyebutkan
obyek purbakala Trowulan sebagai peninggalan kerajaan Majapahit. Pengamat
berikutnya adalah W.R. Van Hovell (1849), J.F.G. Brumund (1854) dan Jonathan
Rigg, hasil penelitian mereka diterbitkan dalam “Journal of The Indian
3 Ibid, hal 114.
Universitas Kristen Petra
19
Archipelago and Eastern Asia”. J. Hagemen menulis karangannya tentang
Trowulan dengan judul “Toelichting over den ouden Pilaar van Majapahit”
(1858). R.D.M Verbeek berkunjung ke Trowulan tahun 1887, dan kemudian
menerbitkan laporan dalam artikel “Oudheden van Majapahit in 1815 en 1887”,
dalam TBG. XXXIII, tahun 1889. Kemudian seorang bumi putra yaitu Bupati
Mojokerto A.A Kromodjojo Adinegoro (1849-1916) sangat menaruh perhatian
terhadap kepurbakalaan di Trowulan, pada tahun 1914 berhasil menemukan candi
Tikus. Ia juga merintis pembangunan Museum Mojokerto yang berisi koleksi
benda arkeologi Majapahit. J. Knebel seorang anggota “Comissie voor
Oudheidkundige Orderzoek op Java en Madura”, pada tahun 1907 melakukan
inventarisasi peninggalan purbakala di Trowulan. Selanjutnya, N.J. Kroom
mengulas secara khusus peninggalan Majapahit di Trowulan dalam karyanya yang
monumental: “Inleiding tot de Hindoe-Javansche Kunst” (1923).
Penelitian terhadap situs Trowulan lebih intensif lagi setelah didirikan
“Oudheidkunddige Vereeneging Majapahit” (OVM) tahun 1924. Pada tahun
1925, Henri Maclaine Pont seorang insinyur yang sangat berminat pada situs
Trowulan mendirikan Museum Purbakala Trowulan, dan mendirikan kantor
penelitian khusus situs Trowulan. Ia melakukan penggalian-penggalian sejak
1921-1924 di Trowulan, hasil penelitiannya dicocokkan dengan uraian dalam
Nagaraktagama dan menghasilkan sketsa rekontruksi Kota Majapahit di
Trowulan.
Setelah kemerdekaan, perhatian terhadap situs Trowulan dilanjutkan terus
oleh Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional Seksi Bangunan di Trowulan
sejak tahun 1953. Tahun-tahun terakhir penelitian terhadap situs Trowulan terus
berlanjut dengan intensif, bahkan disertai dengan berbagai pemugaran dan upaya
pelestarian terhadap bangunan kuno. Pusat penelitian Arkeologi Nasional sejak
tahun 1970 juga melakukan penggalian hingga sekarang.4
2.1.1.7. Peta Lokasi
4 Drs.I.G.Bagus L.Arwana, Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan, Trowulan, Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala, 1998, hal 1-3.
Universitas Kristen Petra
20
Gambar 2.1. Peta Potensi Kabupaten Mojokerto
Gambar 2.2. Peta Persebaran Bangunan Purbakala di Trowulan
Universitas Kristen Petra
21
2.1.2. Data Pemasaran
2.1.2.1. Potensi Pasar
Indonesia yang kaya akan budaya dan peninggalan bersejarah memang
menarik untuk dijadikan objek wisata. Candi Borobudur misalnya, candi ini
mampu menarik banyak orang baik dari dalam dan luar negeri untuk datang dan
menyaksikan kehebatan bangsa Indonesia di masa lalu. Dari contoh tersebut dapat
dikatakan bahwa minat masyarakat terhadap peninggalan warisan budaya cukup
besar apabila didukung oleh faktor penunjang lainnya seperti fasilitas, promosi
dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan tempat wisata juga semakin meningkat yang dikarenakan
tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi sehingga tempat wisata dapat dijadikan
alternatif untuk melepaskan lelah. Kesadaran akan sejarah bangsa juga
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup situs Trowulan. Para pelajar dapat
belajar mengenai sejarah dengan langsung melihat peninggalan bersejarah yang
sampai sekarang masih ada. Dari pasar luar negeri, potensi cukup terbuka lebar
dilihat dari kesadaran sejarah yang tinggi. Indonesia sendiri pernah menjadi salah
satu tujuan dari archaeological tours ke Asia dan Afrika yang diadakan oleh
negara-negara maju. Situs Trowulan tentu memiliki potensi yang besar untuk
menjadi salah satu tujuan kunjungan wisatawan asing tersebut.
Tabel 2.2. Data Pengunjung Situs/Benda Cagar Budaya tahun 2004
umum asing dinas pelajar jumlah
Candi Brahu 3952 152 324 28554 32982
Candi Gentong 220 39 61 529 849
Candi Wringinlawang 1030 136 19 5154 6339
Candi Minakjinggo 785 17 - 616 1418
Kolam Segaran 172 - - 397 569
Balai Penyelamatan Arca 13054 832 608 42768 57262
Makam Troloyo 5283 2 34 2086 43369
Candi Bajangratu 6135 715 21 32294 39165
Candi Tikus 7375 298 1710 37971 47354
Situs lantai segi enam 323 27 31 723 1104
Universitas Kristen Petra
22
Situs Sentonorejo 185 34 137 640 994
Situs Kedaton 1306 45 499 3684 5534
Makam Putri Cempa 2459 - 964 5036 8459
Sumber : (BP3) Trowulan Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur
2.1.2.2. Persebaran Situs-situs di Trowulan
Situs arkeologi Trowulan dibagi menjadi tujuh wilayah pengembangan yaitu :
Wilayah A, B, C dan E (di belahan selatan, sebelah selatan jalan raya Jombang-
Mojokerto) dengan masing-masing wilayah sebagai berikut :
Wilayah A :
a. Situs kolam Segaran
b. Situs Candi Minakjinggo
c. Situs Makam Putri Cempa
d. Situs Kubur Panjang
Wilayah B :
a. Situs Candi Tikus
b. Situs Gapura Bajangratu
Wilayah C :
a. Situs Pemukiman Sentonorejo
b. Situs Candi Kedaton
c. Situs Makam Troloyo
d. Situs Kubur Panggung
Wilayah D :
a. Situs Candi Brahu
b. Situs Candi Getong
Wilayah D, E, F, dan G (di belahan utara, sebelah utara jalan raya tersebut)
dengan masing-masing wilayah sebagai berikut :
Wilayah E : Gapura Wringinlawang
Wilayah F : Candi Siti Hinggil
Universitas Kristen Petra
23
Wilayah G : Bhre Kahuripan5
Berikut penjelasan dari masing-masing objek yang terletak di situs Trowulan :
Kolam Segaran
Lokasi
Jenis
Keletakkan
:
:
:
Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
Kolam
diatas permukaan tanah
Uraian singkat :
Bangunan yang berupa kolam ini disebut Segaran karena memang
merupakan tiruan dari lautan (segaran berasal dari bahasa jawa, segara, yang
artinya laut). Pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang arsitek
berkebangsaan Belanda, Ir. Henri Maclaine Pont. Pada saat pertama kali
ditemukan, hampir seluruh bagian kolam ini tertutup tanah sampai pada tahun
1974 pemugaran dilaksanakan dan selesai pada tahun 1984. Kolam ini merupakan
satu-satunya bangunan kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia dengan
luas kurang lebih 6,5 hektar yang dibatasi dengan dinding-dinding berukuran
panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal 1,6 meter dan tingginya 2,88 meter
yang terbuat dari 8589 meter kubik batu bata. Perekatan bata ini tidak
menggunakan bahan perkekat tambahan melainkan saling digosokkan hingga bata
tersebut saling merekat satu sama lain. Pintu masuk kolam yang sekaligus
berfungsi sebagai pintu keluar berada di bagian barat dimana terdapat teras yang
berukuran panjang 10,4 meter, lebar 8,4 meter dengan tangga turun yang berupa
undak-undakan selebar 3,5 meter. Pada bagian tenggara terdapat saluran air yang
masuk kedalam kolam, sedangkan di barat laut terdapat saluran air yang keluar
dari kolam. Saluran ini dihubungkan dengan balong dowo yang letaknya di barat
laut dan balong bundar di selatan. Berdasarkan adanya saluran keluar masuk
tersebut diduga Kolam Segaran dahulunya berfungsi sebagai waduk dan
penampung air.
5 Peringatan 700 Tahun Majapahit : Pekan Budaya dan Pariwisata Jawa Timur, Surabaya, Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, 1993, hal 97.
Universitas Kristen Petra
24
Candi Menakjinggo
Lokasi :
Dukuh Unggah-unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Sebelah selatan Makam
Putri Cempa dan sebelah timur Kolam Segaran.
Uraian singkat :
Bangunan Candi Menakjinggo yang disebut juga “Sanggar Pamelengan”
oleh masyarakat sekitar ini merupakan bangunan satu-satunya yang terbuat dari
bahan batu andesit di situs Trowulan. Bangunan ini hanya tinggal reruntuhan yang
terletak di sebuah gundukan tanah seluas 2370 m². Sisa bangunan lain yang
ditemukan dan kini disimpan di Balai Penyelamatan Arca adalah dua relief
berukuran besar dimana yang satu menggambarkan seorang wanita berbadan
seperti ikan dan yang satunya menggambarkan raksasa bersayap yang dikenal
dengan arca Menakjinggo. Pada tahun 1977 pernah dilakukan penggalian
percobaan yang hasilnya berupa ditemukannya data adanya tiga pondasi lama
namun keadaan Candi Menakjinggo yang sebenarnya masih menunggu penelitian
lebih lanjut.
Makam Putri Cempa
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Unggah-unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto..
nisan kuno pada makam baru
diatas permukaan tanah
34,47 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Makam ini adalah makam yang dikeramatkan oleh penduduk setempat dan
pada hari-hari tertentu banyak dikunjungi oleh orang-orang luar Trowulan. Nama
“Putri Cempa” adalah nama yang diberikan berdasarkan cerita rakyat. Objek yang
mempunyai nilai kepurbakalaan adalah batu nisan berangka tahun 1370 Saka
(1448 Masehi) dalam huruf Jawa kuno. Nisan tersebut berjumlah dua buah yang
terletak di halaman utama dan halaman tengah. Makam Putri Cempa ini
kemungkinan adalah makam bangsawan atau keluarga Kerajaan Majapahit yang
memeluk agama Islam.
Universitas Kristen Petra
25
Kubur Panjang
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Keletakkan
:
:
:
:
Dukuh Unggah-unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
nisan kuno pada makam baru
diatas permukaan tanah
42,17 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Objek yang penting adalah sebuah batu gilang dengan panjang 50 cm,
lebar 35 cm dan tebal 10 cm. Tulisan pada batu tersebut berbunyi “Pangadegning
bodhii Saka 1203” yang artinya pada tahun 1203 Saka (1281 Masehi) atau
sebelum Majapahit ada peristiwa penting penanaman pohon boddi atau beringin.
Candi Tikus
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
Candi tipe Petirtaan
dibawah permukaan tanah
46,78 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Candi ini ditemukan dari timbunan tanah pada tahun 1914 dimana pada
saat itu daerah Temon dan sekitarnya sedang diserang hama tikus. Setiap diadakan
pengejaran kawanan tikus tersebut selalu masuk ke sebuah lubang yang terletak
diatas sebuah gundukan. Setelah lubang dibongkar atas perintah bupati Mojokerto
saat itu ditemukan sebuah bangunan yang kemudian selesai dipugar pada tahun
1989. Secara keseluruhan bangunan ini merupakan bangunan petirtaan, dengan
ukuran 22,5 x 22,5 meter dan lebih rendah 3,5 meter dari permukaan tanah.
Bahan yang digunakan adalah bata untuk bangunan induk, teras, kolam dan batu
andesit untuk pancuran air yang berbentuk makara dan padma. Disamping
pancuran terdapat pula saluran air masuk terletak di sebelah selatan atau
dibelakang bangunan induk dan saluran pembuangan terletak di sebelah utara di
lantai dasar dekat tangga masuk. Bangunan induk terletak di bagian tengah yang
dikelilingi 8 menara pada teras pertama, 8 menara pada teras kedua, 4 menara
Universitas Kristen Petra
26
pada sudut bangunan. Susunan seperti itu menggambarkan penggambaran konsep
makrokosmos yang berpusat pada Gunung Mahameru, gunung yang disucikan
oleh pemeluk Hindu dan Budha, dimana para dewa bersemayam di puncak
gunung dan air yang mengalir dari Gunung Mahameru adalah air suci. Dengan
demikian Candi Tikus merupakan replika dari Gunung Mahameru dan air yang
keluar dari pancuran adalah air suci.
Gapura Bajangratu
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Kraton, Desa Taman, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
gapura tipe paduraksa
diatas permukaan tanah
41,49 meter diatas permukaan tanah
Uraian singkat :
Bentuk gapura ini adalah paduraksa yaitu gapura yang memiliki atap.
Bahan utamanya adalah bata kecuali lantai tangga dan ambang pintu yang terbuat
dari batu andesit. Bentuknya segiempat dengan ukuran 11,5 x 10,5 meter, tinggi
16,5 meter dan lebar lorong pintu masuk 1,4 meter. Secara vertikal gapura ini
dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki, tubuh dan atap. Selain itu terdapat pula
sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Gapura ini juga dihiasi oleh hiasan yang
berupa relief-relief yang dihubungkan oleh para ahli sebagai pintu masuk ke
sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara. Masa pendirian
gapura ini diperkirakan kurang lebih pada abad ke 13-14, pada tahun 1915
disebutkan pertama kali dalam Oudheikunding Verslag (OV) dan mulai dipugar
pada tahun 1989-1992.
Pemukiman Sentonorejo
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
tempat tinggal
dibawah permukaan tanah
40,38 meter diatas permukaan laut
Universitas Kristen Petra
27
Uraian singkat :
Situs ini ditemukan pada tahun 1982 dan peninggalannya berupa lantai
atau ubin berbentuk segi enam, berada sekitar 1,8 meter di bawah permukaan
tanah. Lantai segi enam ini merupakan suatu bentuk yang sangat unik karena
selama ini belum pernah ditemukan dalam penggalian-penggalian lainnya di situs
Trowulan. Ukuran ubin sekitar 34 x 29 x 6,5 cm dengan pengikat antara ubin satu
dan ubin lainnya adalah perekat yang terbuat dari tanah. Diperkirakan susunan
lantai kuno ini merupakan peninggalan suatu situs pemukiman kuno pada masa
Majapahit.
Candi Kedaton
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
Candi
Diatas permukaan tanah
kurang lebih 41,1 meter diatas permukaan tanah
Uraian singkat :
Candi Kedaton disebut pula dengan Candi Sumur Upas (sumur beracun)
dimana diceritakan pada masa lalu ada seorang yang mencoba masuk lubang dan
setelah sampai pada kedalaman tertentu orang tersebut menjadi lemas sehingga
sampai saat ini lubang ini ditutup dengan sebuah batu gilang. Ada beberapa
bangunan yang terdapat di tempat ini, bangunan pertama di depan pintu masuk
merupakan bagian kaki sebuah bangunan dengan ukuran 12,6 x 9,5 meter dan
tinggi 1,58 meter yang terbuat dari bata dengan pola susunan acak. Didepannya
terdapat sumur kono (sumur upas) dengan bentuk bujursangkar berukuran 85 x
85 meter. Bangunan lainnya terdapat di sebelah selatan dari bangunan diatas
dengan bentuk-bentuk struktur yang saling tindih. Dari struktur bangunannya
diduga Candi Kedaton merupakan kompleks pemukiman.
Makam Troloyo
Universitas Kristen Petra
28
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
nisan kuno pada makam Islam
diatas permukaan tanah
38,51 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Dahulu komplek makam Troloyo berupa sebuah hutan seperti hutan pakis.
Peneliti pertama adalah P. J. Veth yang menyebutkan bahwa makam Troyolo
mempunyai inskripsi dalam huruf-huruf Arab. Pada kompleks makam Troyolo
terdapat tiga kelompok makam utama yaitu Kelompok Wangi Songo, kelompok
Makam Syech Jaelani Qubroh dan kelompok makam tujuh. Letak makam Troyolo
yang berada didalam ibukota Majapahit membuat para ahli berkesimpulan bahwa
yang dimakamkan di Troyolo adalah para bangsawan Majapahit yang sudah
memeluk Islam yang artinya penyebaran Islam telah sampai di Jawa sebelum
tahun 1376 Masehi.
Kubur Panggung
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Ngigluk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
bangunan kuno yang ditumpangi bangunan makam baru
diatas permukaan tanah
40,33 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Yang disebut kubur panggung sebenarnya adalah sebuah gundukan tanah
yang berukuran tinggi sekitar 2,5 meter, lebar 5,5 meter dan panjang kurang lebih
6 meter. Diatas gundukan tanah yang diyakini sebagai makam ini telah didirikan
sebuah cungkup. Gundukan tersebut pernah digali pada masa Maclaine Pont dan
isinya persilangan dua buah tembok yang terbaut dari bata merah. Bukti adanya
bekas-bekas pondasi bata merah itu masih dapat disaksikan pada batas dinding
gundukan sisi selatan.
Universitas Kristen Petra
29
Candi Brahu
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
candi agama Budha
diatas permukaan tanah
32,79 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Candi Brahu yang menghadap barat memiliki tiga bagian yaitu kaki
(bagian terbawah sampai lantai bilik dan selasar), tubuh (fungsinya sebagai
penutup bilik dan penyangga atap), dan atap (bagian teratas bangunan yang
berfungsi sebagai penutup bilik). Denahnya berbentuk bujursangkar dengan
ukuran 18 x 22,5 meter dan tinggi yang tersisa sampai sekarang 20 meter. Dilihat
dari gaya bangunan dan sisa profil bagian alas stupa pada atap candi sisi tenggara
diperkirakan Candi Brahu merupakan candi agama Budha yang didirikan pada
abad 15 Masehi. Nama Brahu berasal dari kata wanaru atau warahu yaitu nama
sebuah bangunan suci yang disebutkan didalam prasasti tembaga “Alasantan”
(prasasti dikeluarkan oleh raja Mpu Sendok pada tahun 861 Saka) yang ditemukan
kira-kira 45 meter disebelah barat Candi Brahu. Konon candi ini digunakan
sebagai tempat pembakaran raja-raja Brawijaya namun selama penelitian tidak
pernah ditemukan bekas-bekas abu mayat.
Candi Gentong
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Jambu Mente, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
Candi
diatas permukaan tanah
35,51 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Pada awalnya Candi Gentong ditemukan dalam bentuk gundukan tanah
sampai dilakukan penggalian intensif dari tahun 1994-1998. setela terbuka secara
keseluruhan ternyata bangunannya berupa sebuah kaki bangunan candi dengan
denah berbentuk bujursangkar. Bangunan ini memiliki ukuran 23,5 x 23,5 meter
Universitas Kristen Petra
30
dan tinggi 2,45 meter. Pada saat dilakukan penggalian banyak ditemukan artefak-
artefak berupa pecahan keramik Cina, fragmen tembikar, mata uang Cina, emas,
stupika, dan arca Budha. Berdasarkan penemuan tersebut diperkirakan Candi
Gentong adalah candi agama Budha yang didirikan sekitar abad XIV.
Gapura Wringinlawang
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Wringinlawang, Desa Jatipasar, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
gapura tipe candi bentar
diatas permukaan tanah
36,42 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Uraian singkat :
Disebut Wringinlawang karena dahulu terdapat sepasang pohon beringin
yang letaknya tidak jauh dari bangunan. Bangunan ini telah dikenal sejak tahun
1815 dalam tulisan Raffles yang disebut dengan nama gapura Jati Paser. Gapura
ini juga disebut candi dengan bahan keseluruhan terbuat dari bata merah yang
menghadap timur-barat dengan dasar denah berukuran 13 x 11,5 meter. Bangunan
ini termasuk tipe candi bentar yaitu gapura yang tidak memiliki atap. Candi bentar
biasanya berfungsi sebagai gerbang luar dari suatu kompleks candi atau kompleks
bangunan lainnya. Umumnya orang menghubungkan Gapura Wringinlawang
sebagai gapura masuk ke ibukota Majapahit, namun hal tersebut masih belum
diketahui secara pasti.
Candi Siti Hinggil
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Bejijong, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
candi yang diatasnya terdapat makam baru
diatas permukaan tanah
35,67 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Universitas Kristen Petra
31
Candi ini disebut juga dengan Candi Lemah Geneng, Lemah Tulis, dan
Candi Kedungwulan. Bangunan ini berupa kaki candi dari bahan bata merah
dengan tangga masuk di arah barat. Bangunan berbentuk bujur sangkar dengan
sisi-sisinya berukuran 10 meter dan tingginya sekitar 1,8 meter. Dalam penggalian
yang dilaksanakan tahun 1914 menunjukkan bahwa candi ini dulunya dikelilingi
oleh tembok. Dari lokasi candi pernah ditemukan batu berangka 1374 Saka (1452
M) dan sebuah arca kecil.
Bhre Kahuripan
Lokasi
Jenis
Keletakkan
Ketinggian
:
:
:
:
Dukuh Klinterejo, Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko,
Kabupaten Mojokerto.
Candi
Diatas permukaan tanah
30,11 meter diatas permukaan laut
Uraian singkat :
Objek wisata ini berupa Yoni dan batu besar terbalik yang merupakan
bakal prasasti/arca. Yoni adalah lambang kewanitaan yang bisanya menjadi
tumpuhan arca atau Lingga (lambang pria). Yoni dipahatkan pada angka tahun
Jawa kuno 1294 Saka atau 1372 M yang menurut Pararaton merupakan tahun
wafatnya Ibunda Hayam Wuruk, Tribuana Tunggadewi atau Bhre Kahuripan yang
dimakamkan di daerah Panggih, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Balai Penyelamatan Arca
Lokasi
Jenis
Keletakkan
:
:
:
Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
museum
diatas permukaan tanah
Uraian singkat :
Balai Penyelamatan Arca dikelola oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan
Purbakala Jawa Timur, dahulunya sering disebut Museum Purbakala Trowulan.
Letaknya di kecamatan Trowulan, kira-kira 12 km sebelah barat daya kota
Mojokerto. Daerah Trowulan terkenal dengan bekas peninggalan Majapahitnya,
Universitas Kristen Petra
32
oleh karena itu Balai Penyelamatan Arca banyak menyimpan artefak-artefak dari
periode kerajaan tersebut. Artefak-artefak tersebut diperoleh melalui penggalaian
arkeologis maupun dari temuan penduduk secara kebetulan.
Pada mulanya Museum Purbakala Trowulan digunakan untuk menampung
artefak hasil penelitian dari “Oudheidkundige vereeneging Majapahit” (OVM)
yang didirikan oleh kanjeng Adipati Ario Kromojoyo Adinegoro bersama Ir.
Henri Maclaine pont pada tahun 1924. Pada tahun 1942 ketika bala tentara Japang
masuk, museum ditutup karena Macline pont ditawan. Tapi setahun kemudian
museum dibuka kembali. Sejak itu pengelolaan museum sering berganti-ganti
hingga tahun 1963 ketika telah dibuka Kantor Cabang Purbakala di Mojokerto.
Dibawah pengelolaan Kantor Cabang Purbakala di Mojokerto, museum
mengalami perkembangan pesat. Walaupun nama kantor masih sering berubah-
ubah tapi kegiatan pengelolaan museum tidak terganggu, hingga pada saat ini
tepatnya sejak tahun 1979, kantor diubah menjadi kantor Suaka Peninggalan
Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.
Dari tahun ke tahun artefak yang terkumpul dari wilayah Trowulan
maupun dari luar Twowulan semakin bertambah, hingga akhirnya pada tahun
1987 Museum Purbakala Trowulan dipindahkan ke gedung yang baru sekitar 2
km arah selatan dari tempat yang lama. Gedung yang baru ini disebut Balai
Penyelamatan Arca, sedangkan gedung museum yang lama digunakan sebagai
Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Keseluruhan
jumlah koleksi Balai Penyelamatan Arca pada tanggal 3-01-2005 adalah 84.519
yang terdiri dari benda bercorak kebudayaan dan prasejarah, arca andesit, mata
uang, keramik, naskah, perhiasan, senjata, alat rumah tangga, alat perikanan, alat
produksi, alat upacara, alat transportasi, perdagangan, kesenian kuno, dan karya
seni.
2.1.2.3. Target Audince
a. Demografis
Usia pengunjung situs Trowulan berkisar antara 9-55 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan yang berasal dari berbagai kalangan.
b. Psikografis
Universitas Kristen Petra
33
Pengunjung adalah mereka yang menghargai peninggalan bersejarah dan
memiliki kesadaran untuk ikut melestarikan.
c. Geografis
Dari sudut pandang geografis, pengunjung berasal dari dalam (sebagian besar
di wilayah Mojokerto/Surabaya dan sekitarnya ) dan luar negeri.
d. Behavioristik
Pengunjung adalah mereka yang senang berwisata ke tempat-tempat
peninggalan sejarah.
2.1.2.4. Pesaing
Pemilihan pesaing situs Trowulan dibedakan berdasarkan objek wisata
yang berada didalam Kabupaten Mojokerto dan jenis wisata yang sama-sama
mengandalkan peninggalan warisan budaya dimana objek-objek wisata tersebut
memiliki potensi paling besar sebagai objek wisata pilihan keluarga. Berikut
penjelasan masing-masing objek wisata :
a. Pacet
Pacet merupakan salah satu kecamatan dari kabupaten Mojokerto yang
memiliki potensi wisata yang cukup dikenal masyarakat terutama wisata alamnya.
Salah satu objek wisata yang terkenal adalah Coban Canggu, air terjun alami yang
terletak di perbukitan curam dengan pesona alam yang menyejukkan bagi setiap
wisatawan yang melihatnya. Lokasinya di desa Padusan, Kecamatan Pacet yang
berjarak kurang lebih 80 km dari Surabaya. Selain itu ada pula Pemandian Ubalan
yang berjarak 32 km dari kota Mojokerto. Tempat ini seperti tidak pernah sepi
pengunjung, dikarenakan lokasinya yang mudah dijangkau dan keadaan
lingkungannya yang masih alami.
b. Trawas
Merupakan daerah dataran tinggi lain yang berpotensi wisata, salah
satunya seperti air terjun Dlundung yang terletak di desa Kemloko, kurang lebih
64,5 km dari Surabaya. Nuansa alam pegunungan yang sangat sejuk membuat Air
Terjun Dlundung sebagai tempat tujuan wisata yang menarik. Lagipula tempat
yang mempesona ini mudah dicapai karena jaraknya 40 km dari kota Mojokerto
dapat dicapai dengan mobil, dan motor. Disamping itu tempat wisata ini cocok
Universitas Kristen Petra
34
untuk bersantai dan untuk melepas lelah bagi remaja yang suka memancing dan
berkemah. Trawas juga dikenal sebagai tempat peristirahatan dimana banyak
terdapat villa-villa yang dapat disewa.
c. Candi Borobudur
Candi yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini
merupakan monumen terbesar dan termegah dari peninggalan Budha Mahayana,
salah satu aliran Budha yang masuk ke Indonesia. Candi yang terletak di
Magelang selatan, Jawa Tengah ini mampu menarik ribuan pengunjung setiap
tahunnya dan biaya masuk yang dikenakan juga tidak terlalu mahal. Pengunjung
juga dapat menyewa jasa pemandu wisata yang mahir berbahasa Inggris, Perancis,
Jepang, Belanda dan Jerman. Sebelum berkeliling, pengunjung dapat menikmati
tampilan audio visual yang memberikan gambaran Borobudur sebagai jendela
keajaiban dunia selama 20 menit. Untuk menikmati tayangan yang dibuat oleh
Garin Nugroho tersebut, pengunjung cukup membayar Rp. 2000.
d. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Jawa Tengah yang secara
administratif terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kompleks
candi Prambanan memiliki tiga halaman utama dengan 16 candi pada halaman
pertama dan 224 candi pada halaman kedua dengan hanya beberapa candi yang
telah berhasil direkonstruksi. Selama bulan Mei sampai Oktober pada saat bulan
purnama di pelataran candi Prambanan diadakan Sendratari Ramayana yang
dimulai pukul 19.00-21.00 WIB.
2.1.2.5. Sarana Komunikasi Visual yang Ada
Selain sign-board yang ada di setiap objek wisata, situs Trowulan hanya
memiliki leaflet. Leaflet tersebut hanya dibagikan pada saat situs Trowulan
mengadakan pameran. Pameran yang dimaksud disini adalah pameran tahunan
yang didakan oleh Balai Pelestarian Purbakala Jawa Timur. Pameran diadakan di
tempat yang berlainan setiap tahunnya dan diikuti tidak hanya oleh situs Trowulan
tapi juga situs arkeologi lainnya di Jawa Timur. Pameran tahun 2004 diadakan di
Probolinggo mulai dari tanggal 7-9 Juli 2004 dimana selain brosur yang
dibagikan, dipasang juga spanduk. Sarana promosi yang lain adalah diadakannya
Universitas Kristen Petra
35
kerjasama dengan Departemen Pariwisata Jawa Timur dan ASITA (Asosiasi
Perusahaan Perjalanan Indonesia).
2.2. Data Survei dan Wawancara
2.2.1. Tabulasi Data Survei
Tabel 2.3. Daftar Identitas Responden Kuesioner
No. Nama Alamat Kota Usia
(tahun)
1. Anton Taman Pondok Indah Surabaya 32
2. Dany Donowati Surabaya 31
3. Kimanto Darmo Permai Surabaya 22
4. Erick Brangkal Mojokerto 22
5. Sucipto Jetis Mojokerto 23
6. Ita Gedg Mojokerto 25
7. Roma Sooko Mojokerto 31
8. Willy Brangkal Mojokerto 30
9. Anggik Raya krian Krian 48
10. Wendy Tidar 32 Surabaya 15
11. Budi Harijono Puri Mojopahit b-4 Mojokerto 41
12. Max Tanto Mojopahit 445 Mojokerto 23
13. Udin Mojosari Mojokerto 46
14. Elly HOS Cokrominoto Mojokerto 28
15. Rini sooko Mojokerto 33
16. Lili Tropodo Sidoarjo 45
17. Herman Chandra Griyo Mapan Sidoarjo 31
18. Ratna W Dinoyo Surabaya 40
19. Reni Kalisari 8A Surabaya 22
20. Indah Riwaynai Magersari Mojokerto 35
21. Wahyu Adi Majapahit Sidoarjo 51
22. Margareth
Raya kletek Mojokerto 44
Universitas Kristen Petra
36
No. Nama Alamat Kota Usia
(tahun)
23. Rina Sepanjang Sidoarjo 20
24. Herosan Balong bendo Sidoarjo 34
25. Gofur Manggis 3/12 Mojokerto 53
26. Penny Miji baru 1 Mojokerto 16
27. Hariyono Pahlawan 14 Mojokerto 22
28. Imam Chandra Mojosari Mojokerto 42
29. Susan Bangsal Mojokerto 48
30. Ike Dukuh Kupang 25/24 Surabaya 29
31. Carol Baruk utara 3/52 Surabaya 30
32. Titik Rungkut asri Surabaya 45
33. Diana - Sidoarjo 33
34. Adiyanto Panglima Sudirman 20 Mojokerto 14
35. Ellen - Krian 42
36. Peppy Wisma Tropodo Sidoarjo 25
37. Natalia - Gresik 51
38. Herman - Gresik 53
39. Lunawati - Gresik 63
40. Iyun Ceker Ayam Mojokerto 28
41. Himawan - Sidoarjo 28
42. Ikke H. Merdeka 19a Jombang 26
43. Sugik Merdeka 19a Jombang 53
44. Rojali Ketintang baru 12/15a Surabaya 56
45. Chandra Pondok jati Sidoarjo 33
46. Nur - Malang 49
47. Malik - Malang 30
48. Vera Pandaan Pasuruan 36
49. Sophia Batu Malang 36
50. Sugiono Balong Bendo Sidoarjo 29
51. Narno Sidosermo Surabaya 52
52. Susi Krukah lama Surabaya 43
53. Ani Kranggan 2/25 Mojokerto 22
Universitas Kristen Petra
37
No. Nama Alamat Kota Usia
(tahun)
54. Lupi Sinoman 3/105 Mojokerto 50
55. Wid Pranggeman Mojokerto 44
56. Abu Rifai Miji 5/33 Mojokerto 26
57. Achmad Puri Mojokerto 23
58. Erna - Krian 56
59. Jojo Effendi Semolowaru Indah Surabaya 21
60. Nuralim Meri Mojokerto 22
61. Pugu Pahlawan Mojokerto 22
62. Rita Puri Mojopahit Mojokerto 33
63. Sirka Lawu 1/59 Mojokerto 41
64. Manurung Kemlagi Mojokerto 45
65. Rizki - Sidoarjo 30
66. Sumari - Sidoarjo 26
67. Taufiq Kupang Krajan Surabaya 32
68. Sukirno Kupang Krajan Surabaya 42
69. Agung Panggung Mojokerto 21
70. Danu - Sidoarjo 42
71. Kamisah Pacet Mojokerto 52
72. Fajar pacet Mojokerto 61
73. Lilis - Sidoarjo 17
74. Ririn - Jombang 39
75. Sudarso - Jombang 62
76. Rosvita Ngagel Madya 5/73 Surabaya 56
77. Sunyoto Bangsal Mojokerto 52
78. Benny Bangsal Mojokerto 30
79. Eni Jatirejo Mojokerto 45
80. Dwi Ngoro Mojokerto 29
81. Onny Baratajaya Surabaya 31
82. Sikin Rungkut Kidul Surabaya 22
83. Murtiati Rungkut Barata 6/25 Surabaya 15
84. Mustofah Sepanjang Sidoarjo 18
Universitas Kristen Petra
38
No. Nama Alamat Kota Usia
(tahun)
85. Ali Raya krian Krian 55
86. Ibrahim Pondok Chandra Sidoarjo 50
87. Deddy Krikilan Gresik 52
88. Echep - Gresik 30
89. Chairul - Gresik 32
90. Tanafi - Mojokerto 46
91. Prima Pare Kediri 48
92. Silalahi Pare Kediri 17
93. Singgih Pare Kediri 46
94. Wirasti Tropodo Sidoarjo 22
95. Yefta Mojopahit 375 Mojokerto 31
96. Yulia Jambu 6/35 Mojokerto 22
97. Erni Sepanjang Sidoarjo 60
98. Zainal - Jombang 25
99. Yusuf - Jombang 30
100. Harjono Pangesangan 63 Surabaya 17
2.2.2. Tabulasi Data Wawancara
Tabel 2.4. Hasil Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1. Siapakah pengelola situs Trowulan? Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
(BP3) Trowulan Wilayah Kerja Propinsi
Jawa Timur
2. Dimana tepatnya lokasi dari situs
arkeologi Trowulan?
Di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Trowulan dan Kecamatan Sooko,
Kabupaten Mojokerto.
3. Sejak kapan situs ini diteliti? Sejak tahun 1815 penelitian terhadap situs
Trowulan sudah dilakukan dan penelitian
terhadap situs Trowulan lebih intensif lagi
Universitas Kristen Petra
39
setelah didirikan “Oudheidkunddige
Vereeneging Majapahit” (OVM) tahun
1924. Pada tahun 1925, Henri Maclaine
Pont seorang insinyur yang sangat berminat
pada situs Trowulan mendirikan Museum
Purbakala Trowulan, dan mendirikan
kantor penelitian khusus situs Trowulan.
Tahun 1953, penelitian terus dilakukan
oleh Dinas Purbakala dan Peninggalan
Nasional Seksi Bangunan di Trowulan.
Kemudian pusat penelitian Arkeologi
Nasional sejak tahun 1970 juga melakukan
penggalian hingga sekarang.
4. Bagaimana dengan upaya pemugaran
dan pelestarian?
Sejak tahun 1983 hingga sekarang upaya
pemugaran dan pelestarian dilakukan oleh
pihak Direktorat Perlindungan dan
Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala dibantu oleh Kantor Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa
Timur.
5. Sudah berapa banyak situs yang
berhasil dipugar?
Kurang lebih 10 situs berhasil dipugar tapi
masih banyak benda arkeologi yang
menunggu untuk diselamatkan dan
dilestarikan lebih lanjut.
6. Jenis peninggalan apakah yang
terdapat di situs Trowulan?
Mulai dari tinggalan monumental seperti
candi, petirtaan, pintu gerang, makam
sampai tinggalan lepas seperti arca, relief,
benda terakota, keramik, dan sebagainya.
7. Apa yang membedakan situs ini dari
situs arkeologi lainnya?
Situs ini dipercaya sebagai ibukota
Majapahit yang juga merupakan kota
pertama di Indonesia. Pola pemukiman
abad ke 14 beserta benda-benda kehidupan
sehari-hari masih dapat dijumpai disini.
8. Bagaimana keadaan lingkungan di Beberapa tempat dalam kondisi yang baik
Universitas Kristen Petra
40
situs Trowulan saat ini? tapi masih banyak yang memerlukan
perhatian. Kurangnya dana seringkali
menyababkan beberapa tempat seperti tidak
terurus ditambah lagi dengan kegiatan
pemugaran yang masih berlangsung yang
mengharuskan kondisi situs dalam keadaan
terbuka.
9. Kapan kawasan wisata ini ramai oleh
pengunjung?
Akhir pekan adalah saat-saat yang paling
ramai dan hari-hari tertentu untuk mereka
yang melakukan ziarah ke makam-makam.
Untuk hari-hari biasa, pelajar yang
melakukan study tour bersama sekolahnya
yang paling sering berkunjung.
10. Kegiatan promosi apa yang pernah
dilakukan pengelola selama ini?
Hanya melakukan pameran benda cagar
budaya Jawa Timur yang biasanya
dilakukan setiap tahun. Tapi untuk
mempromosikan situs Trowulan secara
khusus masih belum pernah.
11. Rencana kedepan pihak pengelola
untuk mengembangkan situs
Trowulan?
Pada awal tahun 2003, Badan Perencana
Pembangunan Provinsi Jawa Timur bekerja
sama dengan Universitas Gadjah Mada
telah mengeluarkan Laporan Akhir
Perencanaan dan Pengembangan Kawasan
Majapahit sebagai Pusat Budaya dan
Pariwisata di Jawa Timur.
2.2.3. Analisis Data Survei dan Wawancara
Kuesioner
Berikut ini adalah pembahasan hasil kuesioner yang disebarkan kepada
100 orang responden, yang berupa diagram serta asumsi.
1. Media apa yang sering Anda nikmati?
Universitas Kristen Petra
41
Media yang sering dinikmati responden
35%TV
12%radio
5%majalah
48%koran
Gambar 2.3. Diagram Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Media
Prosentase antara media surat kabar (48%) dan TV (35%) bedanya agak
jauh, meskipun sebenarnya surat kabar dan TV sama-sama memberikan
informasi-informasi terkini. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden
tidak memiliki waktu untuk melihat TV sehingga surat kabar menjadi pilihan
utama untuk mengetahui berita-berita terbaru. Maka dari itu waktu dan selera
juga menentukan apakah responden lebih memilih membaca surat kabar atau
menonton TV.
2. Berapa kali Anda berwisata dalam 1 tahun?
Frekuensi berwisata
38%<2
7%>6
55%3-5
Gambar 2.4. Diagram Frekuensi Berwisata Responden
Universitas Kristen Petra
42
Lebih dari setengah jumlah responden (55%) berwisata antara 3-5 kali
dalam setahun, hal ini dilakukan kebanyakan pada hari besar atau hari libur,
liburan sekolah misalnya.
3. Jenis kawasan wisata yang sering Anda kunjungi....
Jenis kawasan wisata yang sering dikunjungi responden
47%pantai/gunun
g
14%lainnya
36%mall
3%candi
Gambar 2.5. Diagram Jenis Kawasan Wisata yang Sering Dikunjungi Responden
Wisata alam merupakan jenis wisata yang paling sering dilakukan oleh
responden mengingat sebagian besar responden hidup di kota dengan segala
rutinitasnya sehingga pantai atau gunung dipilih untuk sejenak bersantai. Mall
menempati urutan kedua yang disebabkan karena letaknya yang berada di kota.
4. Darimana Anda tahu tentang situs Trowulan?
Responden mengetahui situs Trowulan dari:
19%koran/media
lain
15%lainnya
10%keluarga
56%teman
Gambar 2.6. Diagram Sumber Responden Mengenai Situs Trowulan
Universitas Kristen Petra
43
Sebagian besar responden mengetahui situs Trowulan dari teman. Hal itu
disebabkan karena promosi dari situs Trowulan belum efektif, sehingga
memperkenalkan kawasan wisata ini dari mulut ke mulut menjadi lebih efektif.
5. Dengan siapakah Anda berwisata ke situs Trowulan?
Responden mengunjungi situs Trowulan bersama:
60%keluarga
1%sendiri
7%ikut tour
32%teman
Gambar 2.7. Diagram Kunjungan Responden ke Situs Trowulan
60% responden berwisata ke situs Trowulan bersama dengan keluarganya,
hal tersebut disebabkan karena biasanya kegiatan wisata lebih menarik dan
menyenangkan apabila dilakukan bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga.
6. Apa yang mendorong Anda berkunjung ke situs Trowulan?
Yang mendorong responden berkunjung ke situs Trowulan:
65%ingin tahu
27%sejarahnya
8%suasananya
Gambar 2.8. Diagram Hal yang Mendorong Responden Berkunjung ke Trowulan
Universitas Kristen Petra
44
Sebagian besar responden berwisata ke situs Trowulan karena
keingintahuan. Hal ini disebabkan banyak masyarakat yang belum mengenal
kawasan wisata ini. Maka dari itu setelah mendengar keunikan kawasan wisata ini
dari keluarga atau teman, para responden berwisata ke situs Trowulan.
7. Bagaimana fasilitas dan pelayanan situs Trowulan?
Fasilitas dan pelayanan menurut resoponden
76%kurang
memuaskan
24%memuaskan
Gambar 2.9. Diagram Kepuasan Faslitas dan Pelayanan Menurut Responden
76% responden mengatakan fasilitas dan pelayanan di kawasan wisata
situs Trowulan kurang memuaskan dan pelayanan seperti petugas yang dapat
menjelaskan kepada wisatawan mengenai sejarah situs jumlahnya sangat terbatas.
8. Tambahan fasilitas apa yang Anda inginkan pada situs Trowulan?
Tambahan fasilitas yang responden inginkan
21%papan
informasi
23%tempat
berteduh
56%taman
Gambar 2.10.Diagram Tambahan Fasilitas yang Diinginkan Responden
Universitas Kristen Petra
45
Beberapa situs keadaannya memprihatinkan sehingga responden
berpendapat bahwa taman dapat menambah keindahan sekaligus menyejukkan.
9. Apakah informasi mengenai petunjuk jalan dan keterangan tiap kawasan sudah
jelas?
Kejelasan informasi dan petunjuk jalan menurut responden
31%sudah
69%belum
Gambar 2.11. Diagram Kejelasan Informasi &Petunjuk Jalan Menurut Responden
69% responden berpendapat bahwa informasi dan petunjuk jalan masih
sangat mimim, hal ini menyebabkan seringkali pengunjung bertanya kepada
petugas museum atau penjaga situs bila ingin ke situs lainnya.
10. Dari 13 kawasan wisata utama, berapa kawasan yang sudah Anda kunjungi?
Jumlah kawasan yang pernah dikunjungi responden
35%4-6
11%7-9
3%>10
51%<3
Gambar 2.12. Diagram Jumlah Kawasan yang Pernah Dikunjungi Responden
Universitas Kristen Petra
46
Luas situs yang mencapai 100 km² menyebabkan 51% responden hanya
pernah mengunjungi <3 kawasan yang jarak antar satu situs dan situs lainnya
tidak terlalu jauh.
11. Kawasan wisata di Mojokerto yang pernah Anda kunjungi......
Kawasan wisata di mojokerto yang pernah dikunjungi responden
37%pemandian
Ubalan
14%Coban
Canggu0%
lainnya
49%Trawas
Gambar 2.13. Diagram Kawasan Wisata di Mojokerto yang Pernah Dikunjungi
Trawas dan Pemandian Ubalan merupakan kedua kawasan di Mojokerto
yang paling banyak dikunjungi oleh responden, dikarenakan jaraknya yang tidak
terlalu jauh baik dari Mojokerto dan juga karena hawanya yang sejuk.
12. Apa yang Anda harapkan dari sebuah kawasan wisata?
Yang responden harapkan dari kawasan wisata
21%rasa aman
47%suasana
mendukung
32%kelengkapan
fasilitas
Gambar 2.14. Diagram Hal yang Diharapkan Responden Dari Kawasan Wisata
Universitas Kristen Petra
47
Suasana yang mendukung dapat menyebabkan rasa nyaman dan rasa
nyaman tersebut merupakan salah satu tujuan seseorang berwisata sehingga 47%
responden lebih memilih suasana yang mendukung disamping kelengkapan
fasilitas.
2.2.3.1.Analisis Data Survei
Situs Trowulan masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas kecuali
oleh masyarakat Mojokerto, Surabaya dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan
kurangnya promosi dan publikasi yang dilakukan pihak pengelola. Sebagian besar
pengunjung situs mengetahui situs Trowulan dari teman/keluarga atau dapat
dikatakan melalui informasi mulut ke mulut.
Mereka yang pernah mengunjungi situs berpendapat bahwa situs Trowulan
masih minim informasi baik itu mengenai sejarah atau keterangan situs yang
bersangkutan ataupun mengenai petunjuk jalan dari satu situs ke situs lainnya.
Mengingat luas situs yang mencapai 9 x 11 km² ditambah dengan kurangnya
petunjuk jalan maka tidak heran apabila hanya sedikit dari 13 kawasan wisata
utama yang pernah dikunjungi.
2.2.3.2.Analisis Data Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan dengan Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur, petugas Museum
Trowulan, dan pengunjung situs diperoleh beberapa hal, antara lain: situs
Trowulan adalah situs arkeologi yang dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur yang hingga saat
ini masih terus diteliti oleh para arkeolog dan situs ini juga digunakan sebagai
sarana belajar bagi mahasiswa arkeologi dari beberapa universitas di Indonesia.
Penggalian yang masih berlangsung hingga saat ini berhasil menemukan
dan memugar kurang lebih 15 benda tidak bergerak (situs) dan 80.000 lebih benda
bergerak (artefak). Kurangnya dana merupakan salah satu penyebab mengapa
situs Trowulan belum dapat menjadi salah satu tujuan wisata arkeologi meskipun
pengembangan kawasan situs Majapahit rupanya juga sudah mulai dipikirkan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pada awal tahun 2003, Badan Perencana
Universitas Kristen Petra
48
Pembangunan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Universitas Gadjah
Mada telah mengeluarkan Laporan Akhir Perencanaan dan Pengembangan
Kawasan Majapahit sebagai Pusat Budaya dan Pariwisata di Jawa Timur.
Museum Trowulan adalah salah satu tempat yang memiliki koleksi
peninggalan jaman Majapahit terlengkap (lebih dari 80.000 koleksi) dimana
kebanyakan ditemukan di sekitar Trowulan. Koleksi yang terdapat di museum ini
jumlahnya akan terus bertambah dikarenakan penelitian yang sampai saat ini
masih terus berlangsung. Sebagai kota pertama di Indonesia, Trowulan
meninggalkan situs pemukiman yang tidak hanya memberikan gambaran
mengenai tata kota dan arsitektur bangunan pada saat itu tapi juga meninggalkan
beraneka benda-benda kehidupan sehari-hari.
Situs Trowulan paling ramai dikunjungi oleh para pada pelajar yang
sedang mengikuti study tour sedangkan pada hari sabtu, minggu, dan hari besar
kebanyakan pengunjungnya adalah keluarga.
2.2.4. Asumsi Data Survei dan Wawancara
Situs Trowulan berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu
kawasan wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi dan menarik untuk dinikmati
apabila ada koordinasi antara pemerintah daerah dan Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur
selaku pengelola. Sangat disayangkan karena saat ini situs Trowulan kurang
memiliki fasilitas umum ditambah pemeliharaan yang tidak maksimal. Bila hal ini
terus menerus terjadi bukan tidak mungkin nantinya situs Trowulan hanya tinggal
reruntuhan saja.
Objek-objek wisata yang terus bermunculan dapat semakin
meneggelamkan situs Trowulan bila tidak ada perbaikan kualitas dan kegiatan
promosi. Promosi ini sendiri selain dapat meningkatkan jumlah pengunjung juga
diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap sejarah dan budaya bangsa.
2.3. Analisis Data
2.3.1. Tinjauan Analisis Teoritis
2.3.1.1.SWOT (Streght, Weakness, Opportunity, Threat)
Universitas Kristen Petra
49
Streght :
a. Situs Trowulan memiliki banyak peninggalan bersejarah berupa candi,
petirtaan, pintu gerbang dan peninggalan lepas seperti arca, relief dan
sebagainya.
b. Sarana transportasi yang mudah disertai dengan sarana jalan yang baik
sehingga mudah dicapai. Jarak yang harus ditempuh adalah 12 km dari kota
Mojokerto.
c. Peninggalan bersejarah sudah banyak yang dipugar sehingga masyarakat
dapat menyaksikan bangunan tersebut dengan lebih bentuk yang lebih baik
tanpa ada perubahan.
d. Penelitian sampai sekarang masih terus dilakukan sehingga ada kemungkinan
ditemukannya bangunan-bangunan monumental lainnya.
e. Biaya masuk yang ditetapkan terjangkau untuk semua kalangan.
Weakness :
a. Kurangnya promosi yang dilakukan sehingga situs Trowulan belum dikenal
luas oleh masyarakat.
b. Fasilitas yang tersedia masih terbatas yang mengakibatkan kurangnya daya
tarik objek wisata.
c. Penyebaran bangunan monumental di area yang luas ditambah minimnya
informasi mengenai cara menuju bangunan tersebut ataupun mengenai sejarah
bangunan itu sendiri.
Opportunity :
a. Masih sedikitnya tempat wisata yang memiliki latar belakang sejarah dan
arkeologi.
b. Kurangnya objek wisata di Kabupaten Mojokerto.
c. Peningkatan standar pendidikan yang berpengaruh terhadap kesadaran
masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai sejarah bangsanya.
d. Keseriusan pengelola untuk meneliti lebih jauh dan melestarikan peninggalan
Majapahit.
Threat :
a. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga kelestarian bangunan
monumental.
Universitas Kristen Petra
50
b. Image yang kurang baik tentang candi dan museum sebagai tempat yang
kuno.
c. Jenis wisata baru yang mulai banyak bermunculan dan menjadi pilihan
masyarakat.
2.3.1.2. USP (Unique Selling Proporsition)
Situs Trowulan merupakan satu-satunya situs yang diduga sebagai ibukota
Majapahit, sebuah kerajaan terbesar di Indonesia. Trowulan juga dipercaya
sebagai kota pertaman di Indonesia.
2.3.2. Kesimpulan Analisis Data
Indonesia yang merupakan negara heterogenitas memiliki banyak hal yang
dapat digali. Banyak jenis wisata dikembangkan dari kondisi suatu daerah
termasuk wisata arkeologi. Di banyak negara popularitas arkeologi sudah
sedemikian tinggi. Di sejumlah negara maju kunjungan ke situs-situs arkeologi
sudah menjadi kebutuhan primer, negara yang menjadi tujuan wisata adalah
negara yang pernah mempunyai kebudayaan tinggi. Wisata arkeologi mempunyai
peluang sebagai salah satu jenis wisata yang dapat dijadikan andalan dalam
pariwisata Indonesia asalkan didukung oleh fasilitas dan promosi yang tepat. Situs
Trowulan mempunyai banyak objek yang bila dilestarikan dengan baik dapat
menjadi andalan wisata arkeologi. Kerjasama dengan banyak pihak dapat banyak
membantu dikenalnya situs Trowulan secara luas. Publikasi yang baik akan
mengubah image bahwa candi dan museum tidak melulu kuno. Positioning harus
didukung oleh keseriusan pihak pengelola, Dinas Pariwisata maupun Pemerintah
Daerah setempat dalam meningkatkan sarana dan prasarana yang masih sangat
minim.
Menjadi bekas ibukota Kerajaan Majapahit dapat menjadi keunikan
tersendiri bagi situs Trowulan sehingga masyarakat nantinya dapat mengenal
peninggalan bersejarah lainnya selain candi-candi yang sudah terkenal seperti
Borobudur dan Prambanan. Kegiatan wisata sambil belajar juga dapat dilakukan
di situs Trowulan sehingga belajar mengenai sejarah akan menjadi lebih
menyenangkan. Pelestarian budaya dapat dilakukan melalui pariwisata selama
Universitas Kristen Petra
51
budaya dan kebudayaan dilihat bukan saja sebagai warisan dan pusaka tapi juga
dapat berkembang karena pariwisata yang menghidupinya, bukan korban karena
dikomersialkan pariwisata. Untuk dapat menjadikan wisata arkeologi menjadi
alternatif pilihan masyarakat maka diperlukan rencana yang bertahap yang
nantinya dapat menguntungkan dua pihak, pihak arkeolog yang semakin terpacu
untuk melakukan penelitian dan pemugaran serta masyarakat yang memperoleh
informasi sebanyak mungkin mengenai kejayaan masa lampaunya.