2. Daun Ungu

10
PROJETO Festa de Formatura TAP - Termo de Abertura do Projeto Nome Festa de Formatura Status Ativo Descrição Realização da festa de formatura da turma Projetos 12 Sorocaba. Justificativa Após mais de um ano de curso, depois de muitos debates, risadas e ansiedade os alunos decidiram fechar com chave de ouro realizando uma festa de formatura. A festa tem por objetivo uma confraternização do grupo para comemorar o final de mais essa etapa cumprida. Objetivo S.M.A.R.T. S - Realização da festa de formatura; M - Com estrutura para 35 alunos mais 10 convidados por aluno; A - Validado pela assinatura dos alunos no contrato de prestação de serviços da empresa organizadora; R - Que não ultrapasse o valor de R$ 4000,00 por aluno; T - Realizada na data de 30 de agosto de 2014. Requisitos - Buffet com jantar, aperitivos e bebidas durante toda a festa e equipe de garçons; - Banda tocando durante todo o evento; - Equipe de apoio da empresa organizadora com recepcionista, manobrista, segurança, mestre de cerimonias; - Pessoa da empresa organizadora responsável por gerenciar a festa, resolver os possível problemas e relatar num documento. Designação Camila Alves Ferreira é designada como Gerente de Projeto para aplicar metodologia escolhida em todas as etapas, gerir recursos financeiros e dar suporte a empresa organizadora a realização do evento. Milestones 28-Mar-14 - Assinatura dos alunos com o contrato de prestação de serviços; 18-Abr-14 - Cardápios para seleção e lista de bandas disponíveis; 09-Mai-14 - Assinatura de Contatos individuais e entrega de convites; 30-Ago-14 - Realização da Festa; 03-Set-14 - Encerramento Orçamento O total do projeto não pode exceder R$ 140000,00. Riscos - Não comparecimento da banda; - Comida e bebida acabar antes do final da festa. Data, Assinatura do Sponsor 13/03/2014 - Aprovado OTMMA3 Camila - 14/03/2014 21:00:55

Transcript of 2. Daun Ungu

Page 1: 2. Daun Ungu

1

A. Judul Program

Daya Hambat Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum pictum) Terhadap

Pertumbuhan Streptococcus mutans

B. Latar Belakang Permasalahan

Rongga mulut merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia.

Untuk melaksanakan fungsinya rongga mulut dilengkapi oleh sejumlah besar bakteri

yang akan berhubungan dengan mukosa atau jaringan lunak permukaan rongga mulut

(Sholekhudin, 2010). Di rongga mulut terdapat banyak spesies bakteri, diantaranya

Streptococcus mutans.

Streptococcus mutans merupakan jenis flora normal rongga mulut yang

bersifat patogen oportunistik artinya mikroorganisme yang tidak berbahaya pada

kondisi normal tetapi akan menjadi patogen pada kondisi tertentu karena terjadinya

peningkatan jumlah populasi yang tidak dapat diimbangi dengan sistem imunologi

tubuh. Kondisi perubahan itu antara lain karena berbagai macam kelainan sistemik

dan faktor lokal (Lynch et al, 1994).

Bakteri Streptococcus mutans mempunyai peran menimbulkan karies gigi,

yaitu gangguan kesehatan gigi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri

plak, diet, dan gigi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004),

prevelansi karies di Indonesia saat ini mencapai 90,05%. Karies menjadi salah satu

bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Bakteri

Streptococcus mutans dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel

pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel.

Polisakarida ekstra sel ini terutama terdiri dari polimer glukosa yang menyebabkan

matriks plak mempunyai konsistensi seperti gelatin, akibatnya bakteri terbantu untuk

melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Plak makin lama makin tebal,

sehingga akan menghambat fungsi saliva untuk melakukan aktivitas antibakterinya

(Anonim A, 2003).

Oleh karena itu perlu suatu langkah pencegahan karies dan penyakit

periodontal dengan melakukan peningkatan kesehatan gigi. Salah satu cara

pencegahan karies adalah mengusahakan agar pembentukan plak pada permukaan

gigi dapat dibatasi baik. Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan

plak secara mekanis dan kemungkinan penggunaan bahan anti kuman terutama untuk

menekan S. mutans.

Daun ungu (Graptophyllum pictum) merupakan sumber daya alam yang

banyak terdapat di sekitar pekarangan rumah dan memiliki banyak khasiat untuk

kesehatan tubuh manusia. Daun ungu mengandung zat berkhasiat yang yaitu tanin,

flavonoid, antosianin, leukoantosianin, dan flavonol (Isnawati A, 2003). Dengan

adanya kandungan yang kompleks dan beragam membuat daun ungu memiliki daya

antibakteri, antijamur, dan antivirus.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengadakan penelitian

mengenai bahan alami yang aman bagui tubuh tetapi mempunyai daya antibakteri

terhadap Streptococcus mutans dengan menggunakan daun ungu (Graptophyllum

Page 2: 2. Daun Ungu

2

pictum) menginat daun ungu memiliki kandungan antibakterial. Pada bidang

kedokteran gigi belum ada penelitian tentang efek antibakteri daun ungu terhadap

Streptococcus mutans sehingga melalui penelitian ini, diharapkan daun ungu dapat

dikembangkan untuk menjadi bahan-bahan untuk mencegah terjadinya karies gigi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu

apakah ekstrak daun ungu (Graptophyllum pictum) daya antibakterial terhadap

Streptococcus mutans dalam terjadinya karies gigi?

D. Tujuan Program

Tujuan Umum

Mengetahui dan membuktikan daya antibakteri daun ungu (Graptophyllum

pictum) terhadap Streptococcus mutans.

Tujuan Khusus Untuk mengetahui jumlah konsentrasi ekstrak daun ungu yang paling efektif

dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans

E. Luaran yang Diharapkan

Menghasilkan ekstrak herbal berupa ekstrak daun ungu sebagai bahan

alternatif menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sehingga akan

mengurangi angka prevalensi karies gigi atau gigi berlubang.

F. Kegunaan Program

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi khususnya di bidang

Biology Oral tentang ekstrak herbal yang bisa menghambat pertumbuhan

Streptococcus mutans sehingga kemungkinan bisa dijadikan sebagai bahan dasar

produk kedokteran gigi seperti pasta gigi, obat kumur, permen karet, dan lain-lain.

G. Tinjauan Pustaka

1. Daun Ungu (Graptophyllum pictum)

a) Sejarah Penggunaan Daun Ungu (Graptophyllum pictum) Daun ungu biasa dijumpai di pekarangan rumah. Orang Sunda menyebutnya

daun Handeuleum. Sedang orang Sumatera memberi nama daun Pudin. Kandungan

kimia yang terdapat pada daun ini pernah diteliti. Zat-zat berkhasiatnya mampu

menyembuhkan penyakit wasir dan beberapa jenis penyakit lain. Tumbuhan daun

ungu diduga berasal dari Irian dan Polinesia. Tanaman ini memiliki nama latin

Graptophyllum pictum, biasa tumbuh liar di

pekarangan. Terkadang masyarakat desa memakai tumbuhan yang termasuk dalam

famili Acanthaceae ini sebagai pagar alami. Secara turun-temurun, anggota famili

Acanthaceae itu digunakan untuk mengobati penyakit akibat membengkaknya bibir

Page 3: 2. Daun Ungu

3

anus itu. Tak hanya itu, daun ungu juga berkhasiat sebagai antiinflamasi, antiplak

gigi, dan mencegah sakit ketika menopause (Anonim C, 2010).

b) Klasifikasi Tanaman Ungu

Gambar 1. Tanaman Ungu (Graptophyllum pictum)

Klasifikasi tanaman ungu adalah sebagai berikut (Sekolah Ilmu dan Teknologi

Hayati, 2010) :

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Scrophulariales

Suku : Acanthaceae

Marga : Graptophyllum

Jenis : Graptophyllum pictum

Nama Umum : Daun ungu

Nama Daerah : Handeuleum

c) Morfologi dan Habitat Tanaman Ungu

Ciri menonjol tanaman yang juga sering disebut sebagai daun temen-temen ini

adalah permukaan daunnya berwarna ungu mengkilap dan berbau kurang sedap.

Daunnya berbentuk bulat telur dengan pangkal dan ujung daun meruncing. Sementara

itu tulang daun menyirip. Bentuk tanaman ini adalah pohon kecil atau perdu.

Tanaman perdu ini bisa tumbuh dengan ketinggian antara 1,5 sampai 3 meter.

Cabang-cabang memenuhi batang tanaman ini. Terdapat tiga jenis varietas tanaman

daun ungu. Varietas itu adalah daun berwarna ungu, daun berwarna hijau dan daun

belang-belang putih. Karena warna daunnya, tanaman ini terkenal dengan nama daun

ungu. Tanaman ini dapat tumbuh subur baik di dataran rendah maupun di dataran

tinggi dengan ketinggian sampai 1250 meter di atas permukaan laut. Namun daerah

yang kena sinar matahari kuat atau sedang adalah tempat tumbuh daun ungu yang

ideal (Anonim C, 2010).

Page 4: 2. Daun Ungu

4

d) Kandungan Kimia Daun Ungu

Kandungan kimia daun ungu terdiri dari tanin, flavonoid, antosianin,

leukoantosianin, dan flavonol (Isnawati A, 2003).

i) Tanin

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae

terdapat khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin,

yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau

flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi

katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian

oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu flavon

dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8. Kebanyakan flavolan

mempunyai 2-20 satuan flavon (Harborne, 1987).

Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah

depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh

lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa

senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan

dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat

(Harborne, 1987). Tanin sebagai antibakteri dapat membentuk lapisan pelindung

pada enamel untuk mencegah kerusakan gigi (Pratiwi R, 2005).

ii) Flavonoid

Flavonoid sebagai suatu senyawa fenol dalam dunia tumbuhan dapat

ditemukan dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. Aglikon flavonoid

mempunyai kerangka dasar struktur C6-C3-C6. Berdasarkan tingkat oksidasi serta

subsituennya kerangka flavonoid dibedakan menjadi berbagai jenis seperti flavon,

flavonol, khalkon, santon, auron, flavon, antosianidin dan leukoantosianidin

(Pramono, 1989).

Flavonoid mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi dan karena itu

menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum UV (ultra violet) dan

spektrum tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada

gula seperti glikosida. Aglikon flavonoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam

beberapa bentuk kombinasi glikosida (Harborne, 1989).

2. Streptococcus mutans

a) Pengertian Streptococccus mutans

Streptococcus mutans termasuk family Streptoccaceae dan merupakan

bakteri karogenik yang merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi. Rongga

mulut adalah habitat utama untuk Streptococcus mutans yang biasanya

mengakibatkan kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Mycol, 1994).

Streptococcus mutans mampu memmetabolisme karbohidrat sampai menjadi

asam sehingga pH saliva dan pH plak mengalami penurunan hingga dibawah titik

kritis yang pada akhirnya dapat menyebabkan larutnya enamel (Lehner, 1992).

Page 5: 2. Daun Ungu

5

Streptococcus mutans mampu mensintesis glukan dari sukrosa dan glukan yang

terbentuk merupakan massa lengket seperti lumpur, pekat dan tidak mudah larut serta

berperan dalam perlekatan Streptococcus mutans pada permukaan gigi (Taubman,

1992).

Menurut Soerodjo (1989), beberapa faktor yang menyebabkan Streptococcus

mutans dianggap mempunyai peranan penting dalam terjadinya karies gigi, antara

lain Streptococcus mutans membuat asam lebih cepat pada sukrosa dalam pH lebih

rendah daripada Lactobacillus. Selain itu Streptococcus mutans menghasilkan pH

optimum 5,5 yang diperlukan untuk demineralisasi gigi, disebutkan juga bahwa

Streptococcus mutans sangat asidogenik (mempunyai kecepatan yang tinggi dalam

menghasilkan asam), sehingga dapat menyebabkan demineralisasi hidroksil apatite.

Hal ini didukung oleh Melville (1981), yang menyatakan bahwa Streptococcus

mutans dapat menghasilkan enzim glukosiltransferase (GTF) yang menyebabkan

produksi glukan ini berpengaruh pada perlekatan plak gigi.

b) Klasifikasi Streptococcus mutans

Klasifikasi Streptococcus mutans adalah sebagai berikut (Nugraha AW, 2008) :

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacilalles

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans

c) Sifat Streptococcus mutans secara Mikroskopis

Semua Streptococcus mutans tidak begerak aktif, tidak membentuk spora,

gram positif, dan mempunyai susunan rantai dua atau lebih. Berbentuk bulat dengan

diameter 0,5-0,7 mm. Kadang bentuknya mengalami pemanjangan menjadi batang

pendek, tersusum berpasangan atau membentuk rantai pendek. Susunan rantai

panjang diperoleh Streptococcus mutans berada dalam media BHIB (Basson, 1987).

d) Morfologi koloni Streptococcus mutans

Media yang dapat digunakan untuk membiakkan Streptococcus mutans

adalah TYC dan media agar darah. Menurut Soerodjo (1989), gambaran koloni

bakteri tersebut yaitu ukuran koloni dengan diameter 1-5 mm, permukaan koloni

berbutir kasar, licin, menyerupai bunga kasar dengan pusat menyerupai kapas.

Konsistensi koloni keras dan sangat lekat, warna koloni seperti salju yang membeku,

agak buram mengkilat (opaque), kuning buram dengan lingkaran putih. Sedangkan

tepi koloni tidak teratur, bulat teratur, dan oval teratur, dan daya lekat koloni melekat

sekali pada TYC.

Page 6: 2. Daun Ungu

6

Gambar 2. Streptococcus mutans

e. Kelainan yang disebabkan oleh Streptococcus mutans

Penyakit yang disebabkan adalah karies gigi. Beberapa hal yang

menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah seperti gula, air liur, dan juga

bakteri pembusuknya. Setelah meakan sesuatu yang mengandung gula, terutama

adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan,

glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada

gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-

juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada

glycoprotein itu. Walaupun, banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya

Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi

(Nugraha AW, 2008).

Pada langkah selanjutnya, bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu

metabolisme glikolosis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah

kondisi-kondisi anaerobik adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar

keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH yang sejumlah tertentu menghancurkan

zat kapur fosfat di dalam email gigi mendorong ke arah pembentukan suatu rongga

atau lubang (Anonim B, 2003).

Streptococcus mutans ini yang mempunyai suatu enzim yang disebut

glukosil transferase di atas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi

glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa

molekul glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan

glukosa alfa (1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga

tidak larut dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus mutans untuk

berkembang dan membentuk plak pada gigi (Anonim B, 2003).

3. Zat Antibakterial

Menurut Pelczar dan Chan (1998), zat antimikrobial adalah zat yang dapat

mengganggu pertumbuhan dan metabolisme melalui mekanisme penghambatan

pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikrobial terdiri dari antijamur dan

antibakterial. Zat antibakterial adalah zat yang mengganggu pertumbuhan dan

metabolisme melalui penghambatan pertumbuhan bakteri. (Boyd and Marr, 1980;

Pelczar, 1988).

Page 7: 2. Daun Ungu

7

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih zat

antimikrobial kimiawi adalah :

1. Jenis zat dan mikroorganisme

Zat antimikrobial yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis

mikroorganismenya karena memiliki kerentanan yang berbeda-beda.

2. Konsentrasi dan intensitas zat antimikrobial

Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobial yang digunakan, maka semakin

tinggi pula daya kemampuannya dalam mengendalikan mikroorganisme.

3. Jumlah organisme

Semakin banyak mikroorganisme yang dihambat atau dibunuh, maka semakin

lama waktu yang diperlukan untuk mengendalikannya.

4. Suhu

Suhu yang optimal dapat menaikkan efektivitas zat antimikrobial.

5. Bahan organik

Bahan organik asing dapat menurunkan efektivitas zat antimikrobial dengan cara

menginaktifkan bahan tersebut atau melindungi mikroorganisme. Hal tersebut

karena penggabungan zat dan bahan organik asing membentuk zat antimikrobial

yang berupa endapan sehingga zat antimikrobial tidak lagi mengikat

mikroorganisme. Akumulasi bahan organik terjadi pada permukaan sel

mikroorganisme sehingga menjadi pelindung yang mengganggu kontak antara

zat antimikrobial dengan mikroorganisme (Pelczar, 1998).

H. Metode Pelaksanaan

1. Jenis Penelitian : eksperimental laboratoris.

2. Sampel Penelitian : bakteri Streptococcus mutans

3. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : ekstrak daun ungu (konsentrasi 1,2,3)

b. Variabel Terikat : daya hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans.

c. Variabel Terkendali : media, alat, bahan, dan cara kerja.

4. Definisi Operasional Variabel

a. Ekstrak daun ungu adalah sediaan ekstrak daun ungu yang diperoleh dengan

cara maserasi pada konsentrasi 0,29 mg/ml, 0,58 mg/ml, 1,17 mg/ml, 2,35

mg/ml, 4,69 mg/ml, dan 9,38 mg/ml.

b. Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans adalah diameter

zona hambat paper dish dalam cawan petri setelah direndam dalam ekstrak

daun ungu selama 24 jam dengan konsentrasi 0,29 mg/ml, 0,58 mg/ml, 1,17

mg/ml, 2,35 mg/ml, 4,69 mg/ml, dan 9,38 mg/ml.

5. Tempat Penelitian

Pembuatan ekstrak daun ungu dilakukan di Laboratorium Fitokimia Fakultas

Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Sedangkan uji daya hambat terhadap

Page 8: 2. Daun Ungu

8

Streptococcus mutans dilakukan di Laboratorium Biologi Mulut Sub Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

6. Alat dan Bahan

Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai

berikut :

a. Gelas ukur

b. Oase

c. Alat timbangan

d. Corong Buchner

e. Rotary Evaporator

f. Autoclave

g. Tabung reaksi

h. Cawan petri

i. Paper dish

j. Vortex

k. Mikroskop cahaya

l. Inkubator 37oC, 5 % CO2

m. Ujung pipet steril

n. Pipet steril 5 ml dan 10 ml

Bahan Penelitian

a. Aquades steril

b. Daun Ungu

c. Medium Nutrien Agar

d. Medium Glukosa Nutrien Agar

e. Kultur bakteri Streptococcus mutans

7. Prosedur penelitian

a. Persiapan Ekstrak Daun Ungu

Daun ungu yang masih segar sebanyak 25 gram dicuci dengan air mengalir

hingga bersih dan dikeringkan. Masukkan daun ungu ke dalam pressing yang telah

dilapisi dengan kasa steril. Kemudian perasan daun ungu ditampung di dalam beaker

glass.

b. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)

Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA) sebanyak 200 ml : 0,6 gr Beef extract

+ 1 gr Pepton + 3 gr Agar dimasukkan dalam erlenmeyer dan cukupkan volumenya

dengan aquades 200 ml, kemudian dimasak dalam air mendidih selama 15 menit, lalu

disterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 37ºC.

c. Pembuatan Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA)

Pembuatan Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA) sebanyak 300 ml : 1,5 gr

Beef extract + 3 gr pepton + 3 gr agar dimasukkan dalam erlenmeyer. Cukupkan

Page 9: 2. Daun Ungu

9

volumenya dengan aquades hingga 250 ml, masak selama 15 menit lalu disterilkan

dengan autoclave. Ambil glukosa sebanyak 10 gr dilarutkan dengan 50 ml aquades

steril. Keluarkan campuran dan dimasak kembali selama 15 menit lalu masukkan

glukosa ke dalam campuran, dan siap digunakan.

d. Pembuatan Kultur Bakteri Streptococcus mutans NA diambil dan masukkan dalam tabung reaksi lalu dimiringkan. S. mutans

yang berasal dari stock diambil dengan oase steril lalu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisi NA beku dan diinkubasi dalam incubator selama 24 jam.

e. Pembuatan Ekstrak

Daun ungu dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, dicuci lalu dihaluskan

menggunakan blender dan ditimbang 100 gram menggunakan timbangan analitik.

Kemudian dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambah dengan pelarut etanol 95

% kemudian direndam (maserasi) selama 3 hari. Pasang evaporator pada tiang

permanen agar dapat digantung dengan kemiringan 30°-40° terhadap meja. Kemudian

hasil maserasi dimasukkan dalam labu ekstraksi. Satu set alas evaporasi diletakkan

sedemikian rupa sehingga sebagian labu ekstraksi terendam aquades pada water bath.

Water bath dihubungkan dengan sumber listrik dan dinaikkan suhunya sampai 70° C

(sesuai dengan titik didih etanol). Kemudian ditunggu proses berjalan (pengembunan

dan pemisahan di pendingin) sampai hasil evaporasi tersisa dalam labu ekstraksi.

Hasil evaporasi berupa cairan kental.

f. Uji Efektivitas Streptococcus mutans terhadap Ekstrak Daun Ungu

Untuk mengetahui kepekaan S mutans terhadap ekstrak daun ungu,

dilakukan hal sebagai berikut: disiapkan 10 cawan petri dan 20 paper dish dengan

diameter 55 mm. 10 Paper dish direndam selama 5 menit dalam ekstrak daun ungu

yang telah diencerkan dan 10 paper dish lain sebagai kontrol, kemudian disetiap

cawan petri yang telah berisi media GNA dan isolat S. mutans diletakkan 2 paper

dish dari ekstrak daun ungu dan kontrol. Lalu dimasukkan dalam inkubator dengan

suhu 37° C selama 24 jam.

g. Penilaian daya hambat

Kriteria penilaian daya hambat yaitu dengan mengukur zona bening atau

zona inhibisi disekitar paper dish dengan menggunakan kaliper secara vertikal,

horizontal dan diagonal, kemudian dirata-ratakan

Page 10: 2. Daun Ungu

10

8. Alur Penelitian

Alur penelitian yang telah dijabarkan di atas dapat digambarkan pada bagan

berikut :

10 paper dish direndam dalam ekstrak daun

ungu selama 5 menit

10 paper dish kontrol

20 paper dish dimasukkan ke dalam 10

cawan petri berisi GNA dan isolat S.mutans

Inkubasi 370C selama 24 jam

Pengukuran zona inhibisi sekitar paper dish

Page 11: 2. Daun Ungu

11

9. Analisa Data

Data penelitian ini dianalisis dengan uji one way ANNOVA untuk mengetahui

daya hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans setelah pemberian ekstrak

daun ungu.

I. Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Pelaksaan Penelitian

NO NAMA KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN 2011

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Mengumpulkan daun

ungu

2. Mengeringkan daun ungu

3.

Menghaluskan daun

ungu

4.

Steam destilation

Process

5.

Redestilation

Process

6.

Penanaman Bakteri

Streptococcus mutans

7.

Pemberian ekstrak daun

ungu

8.

Penelitian dan

Pengamatan

9. Analisa Akhir

10.

Pembuatan laporan akhir

PKMP

Rancangan Biaya

Page 12: 2. Daun Ungu

12

J. Rancangan Biaya

No. Materi Kebutuhan Jumlah

Tahap Persiapan

1. Pengumpulan literatur Rp 210.000,-

2. Print dan fotocopy proposal Rp 100.000,-

3. Alat tulis Rp 100.000,-

4. Pengumpulan daun ungu Rp 300.000,-

5. Transportasi Rp 150.000,-

6. Pengiriman sampel Rp 300.000,-

7. Biaya komunikasi Rp 200.000,-

Tahap Penelitian

8. Cawan petri Rp 100.000,-

9. Cawan agar Rp 180.000,-

10. Tabung reaksi Rp 190.000,-

11. Biaya pemakaian laboratorium dan

alat

Rp 600.000,-

12. BHI Rp 1.000.000,-

13. Kultur Streptococcus mutans Rp 350.000,-

14. Medium Nutient Agar (NA) Rp 180.000,-

15. Medium Glucose Nutrient Agar

(GNA)

Rp 180.000,-

16. Pipet steril 5 ml dan 10 ml Rp 100.000,-

17. Tabung volumetric Rp 80.000,-

18. Gelas ukur Rp 160.000,-

19. Oase Rp 50.000,-

20. Corong Buchner Rp 50.000,-

21. Paper dish Rp 100.000,-

22. Vortex Rp 150.000,-

23. Ujung pinset steril Rp 200.000,-

24. Biaya destilisasi Rp 700.000,-

25. Biaya destilisasi bertingkat Rp 500.000,-

26. Aquadest steril Rp 50.000,-

27. Biaya analisa kandungan daun ungu Rp 350.000,-

28. Kertas label Rp 10.000,-

29. Timbangan Rp 100.000,-

Tahap Akhir

30. Print dan fotocopy laporan akhir Rp 100.000,-

Total Rp 6.840.000,-

Page 13: 2. Daun Ungu

13

Daftar Pustaka

Chan, E.C.S., W. Al-Joburi, S.L. Cheng, F. Delorme. 1989. In Vitro

Susceptibilties of Oral Bacterial Isolates to Spiramycin : Antimicrobial Agents and

Chemotherapy. Journal of Pharmacology, American Society for Microbiology.

Lynch, Malcolm et all. 1994. Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and

Treatment, 9th

Edition. Philadelphia.

Solekhudin. 2010. Bakteri dalam Rongga Mulut Kita. Available from:

http://gusimerah. blogspot.com. Accessed at: December 1th

,2010.

Anonim A. 2003. Sugar and Tooth Decay. Available from: http://www.

elmhurst.edu/ html. Accessed at: December 1th

,2010.

Anonim B. 2008, Sterptococcus mutans. Available from: http://www.

emedicine.com/ emerg/topic 128.html, Accessed at: December 1th

,2010.

Soerodjo, T. S. (1989). Respon Imun Humoral terhadap Streptococcus mutans

Sehubungan dengan Karies gigi. Disertasi Universitas Airlangga Surabaya, hal. 12-

88

Chan, E.C.S., W. Al-Joburi, S.L. Cheng, F. Delorme. 1989. In Vitro

Susceptibilties of Oral Bacterial Isolates to Spiramycin : Antimicrobial Agents and

Chemotherapy. Journal of Pharmacology, American Society for Microbiology.

Anonim C. 2009. Kandungan Daun Ungu. Available from :

http://eramuslimstore. com/apotikherba/. Accessed at : November 30th

2010.

Pelczar, M.J., S. Chan, 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. UI-Press, Jakarta.

Wahyuningtyas, E. 2005. The Graptophyllum pictum extract effect on acrylic

resin complete denture plaque growth. Maj.Ked.Gigi (Dent.J.), Vol.38. No.4

October-December 2005 : 201-204.

Nugraha A. 2008. Streptococcus mutans. Available from:

http://mikrobia.files.wordpress. com/2008/05/ streptococcus-mutans_31.pdf .

Accessed at : November 30th

2010.

Page 14: 2. Daun Ungu

14

Lampiran 1

Daftar Riwayat Hidup Ketua Serta Anggota Pelaksana

1.1 Ketua Peaksana

Nama : Susilawati

NIM : 021011009

Tempat/tgl.Lahir : Surabaya, 16 Juli 1992

Alamat : Jl. Kedung Tarukan Baru Gg IVb no 19 Surabaya

No. Telp : 085649223380

Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga semester 3

Ketua Pelaksana

Susilawati

1.2. Anggota Pelaksana

Nama : Tiarisna Hidayatun Nisa

NIM : 021011022

Tempat/Tgl Lahir : Tuban, 26 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Darmwangsa II/32 Surabaya

Telepon : 08563298285

Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga semester 3

Anggota Pelaksana

Tiarisna Hidayatun Nisa

1.3. Anggota Pelaksana

Nama : Tegar Permadi D.P.

NIM : 021011020

Tempat/Tgl Lahir : Tuban, 18 Februari 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jalan Darmahusada III/2

Telepon : 0813315748474

Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga semester 3

Anggota Pelaksana

Tegar Permadi D.P.

Page 15: 2. Daun Ungu

15

1.2 Anggota Pelaksana

Nama : Servy Aulia Prihardianti

NIM : 021011023

Tempat/tgl.Lahir : Kediri, 21 Januari 1992

Alamat : Jl. Kedung Tarukan Baru Gg IVb no 19

Surabaya

No. Telp : 085648016016

Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga semester 3

Anggota Pelaksana

Servy Aulia Prihardianti

1.3 Anggota Pelaksana

Nama : I Komang Evan Wijaksana

NIM : 020911015

Tempat/tgl lahir : Kaliasem, 9 Agustus 1991

Alamat : Gubeng Kertajaya 9D/39A Surabaya

No. Telp : 081916486624

Jabatan sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Airlangga semester 5

Anggota Pelaksana

I Komang Evan Wijaksana

Page 16: 2. Daun Ungu

16

Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing

Nama Lengkap : Dr. Retno Indrawati, drg., M.Si

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 12 November 1959

Jenis Kelamin/Agama : Perempuan/Kristen Protestan

Jurusan/Fakultas : Kedokteran Gigi

Pangkat/Gol./NIP : IV A

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Kesatuan/Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

Alamat Kantor : Jl. Prof. Moestopo No.47 Surabaya

Alamat Rumah : Jl. Ketintang Madya

Dosen Pembimbing

Dr. Retno Indrawati, drg., M.Si