2. Bab 1. DHF Suwandi

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 adalah proaktif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu pemukiman sehat, perumahan, dan sanitasi lingkungan yang memadai serta perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan. (Depkes RI, 1999 ). Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus golongan albovirus yang ditularkan dengan perantara nyamuk aedes aegypti dan sering menimbulkan wabah penyakit di masyarakat. Vaksin dan obat untuk mencegah penyakit DHF sampai saat ini belum ditemukan, oleh karena itu untuk menanggulangi masalah penyakit DHF diperlukan kerja sama dengan masyarakat. 1

Transcript of 2. Bab 1. DHF Suwandi

Page 1: 2. Bab 1. DHF Suwandi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 adalah proaktif dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit

serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Lingkungan

masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif

bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu pemukiman sehat, perumahan, dan sanitasi

lingkungan yang memadai serta perencanaan kawasan yang berwawasan

kesehatan. (Depkes RI, 1999 ).

Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

golongan albovirus yang ditularkan dengan perantara nyamuk aedes aegypti dan

sering menimbulkan wabah penyakit di masyarakat. Vaksin dan obat untuk

mencegah penyakit DHF sampai saat ini belum ditemukan, oleh karena itu untuk

menanggulangi masalah penyakit DHF diperlukan kerja sama dengan

masyarakat. (Depkes RI, 1997).

Kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan

lingkungan, khususnya kebersihan sarang nyamuk akan menimbulkan terjadinya

transmisi penyakit DHF di masyarakat. Walaupun banyak faktor yang

berpengaruh terhadap kegiatan pencegahan penyakit DHF ini, pengetahuan dan

sikap masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan merupakan faktor yang

perlu menndapatkan perhatian demi tercapainya tujuan mencegah penyakit DHF

di masyarakat.

1

Page 2: 2. Bab 1. DHF Suwandi

Tingginya angka kematian karena penyakit DHF di Indonesia menempati

urutan ke-3 setelah penyakit infeksi usus dan tuberculosis. (Nasrul, 2002).

Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko terjangkitnya penyakit DHF.

Menurut data dari departemen kesehatan, penyakit ini bahkan telah endemis di

650 kecamatan dan 116 kota kabupaten. (Depkes RI, 1997).

Data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur menyebutkan, angka Demam

Berdarah di Jawa Timur pada Januari 2007 mencapai 1.010 pasien, dan yang

meninggal 28 pasien. Dari jumlah tersebut, meningkat jika dibandingkan dengan

Desember 2006, penderita sebanyak 690 pasien, dan meninggal 20 pasien.

(Newsroom, 2007). Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Blitar, angka kejadian penyakit DHF di Kecamatan Panggungrejo sampai dengan

bulan Mei 2007 sejumlah 16 penderita. Berdasarkan data di Puskesmas

Panggungrejo kejadian penyakit DHF di RT 2 RW I Desa Panggungrejo sampai

bulan Mei 2007 adalah 4 penderita.

Berdasarkan studi pendahuluan di RT 2 RW I Desa Panggungrejo

Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar pada tanggal 21 Agustus 2007, dari

wawancara 5 warga didapatkan bahwa 3 orang mengatakan penyakit demam

berdarah dapat dicegah dengan harus mengadakan pengasapan (fogging), selain

itu didapatkan bahwa 2 orang yang yang melakukan kegiatan kebersihan

lingkungan secara rutin (setiap 1 minggu sekali).

Pelaksanaan gerakan pemberantasan sarang nyamuk DHF dapat dikaitkan

dengan program kebersihan lingkungan seperti gerakan 3K yaitu: kebersihan,

keindahan, dan keamanan. Kegiatan yang paling dipopulerkan oleh pemerintah

adalah 3 M (menutup, mengubur, dan menguras), dimana kegiatan ini dapat

2

Page 3: 2. Bab 1. DHF Suwandi

dilaksanakan sebagai gerakan jum’at atau minggu bersih dan beberapa kegiatan

lain dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pemberian abate (abatesasi) juga

merupakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk sebagai upaya pencegahan

penyakit DHF. Pengusulan dilakukan pengasapan (foging) kepada dinas terkait

juga dapat dilakukan sebagai upaya terpadu dalam pencegahan penyakit DHF.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengidentifikasi dan

menganalisa hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan

penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF).

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah

ada hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat dalam pencegahan penyakit

DHF di RT 2 RW I Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo Kabupaten

Blitar.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap masayarakat

dalam upaya pencegahan penyakit DHF di RT 2 RW I Desa Panggungrejo

Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar

1.3.2 Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat RT 2 RW I Desa Panggungrejo

Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar dalam upaya pencegahan penyakit

DHF

3

Page 4: 2. Bab 1. DHF Suwandi

2) Mengidentifikasi sikap masyarakat RT 2 RW I Desa Panggungrejo Kecamatan

Panggungrejo Kabupaten Blitar dalam upaya pencegahan penyakit DHF

3) Menganalisa hubungan pengetahuan dengan sikap dalam upaya pencegahan

penyakit DHF di masyarakat RT 2 RW I Desa Panggungrejo Kecamatan

Panggungrejo Kabupaten Blitar

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi masyarakat

Menambah pengetahuan dan sikap masyarakat khususnya warga RT 2 RW

I Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar dalam upaya

pencegahan penyakit DHF di masyarakat.

1.4.2 Bagi instansi yang terkait

Dapat menjadi gambaran dan masukan dalam merencanakan program

untuk mencegah terjadinya wabah penyakit DHF di masyarakat.

1.4.3 Bagi profesi keperawatan

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan praktek pelayanan

keperawatan komunitas. Profesi keperawatan komunitas dalam melakukan asuhan

keperawatan perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam

pencegahan penyakit DHF.

4