2. Aplikasi Analisis Kosmetik
-
Upload
dewi-sampe -
Category
Documents
-
view
94 -
download
15
description
Transcript of 2. Aplikasi Analisis Kosmetik
-
Analisis
Kosmetik
-
Metode Analisis antara lain:
Pengujian cemaran mikroba;
Pengujian logam berat;
Pengujian beberapa bahan yang
dilarang digunakan dalam Kosmetika;
Pengujian beberapa bahan pengawet
yang digunakan dalam Kosmetika.
-
1. Cemaran Mikroba
1. Penetapan Angka Kapang Khamir dan
Uji Angka Lempeng Total
2. Uji Efektivitas Pengawet
-
2. Uji Logam Berat
Arsen
Kadmium
Timbal
Merkuri
-
3. Pengujian bahan yang
dilarang
a. Identifikasi Asam Retinoat
b. Identifikasi Bahan Pewarna yang
Dilarang
c. Identifikasi dan Penetapan Kadar
Hidrokinon
-
1. UJI LOGAM
BERAT
-
Prinsip
Digesti dengan cara digesti basah atau
digesti kering atau digesti gelombang
mikro bertekanan tinggi (High Pressure
Microwave Digestion)
Metode: Graphite Furnace Atomic
Absorption, Spectrophotometer (GF-AAS)
dan Flow Injection Analysis System Atomic Absorption Spectrophotometer
(FIAS-AAS)
-
Pereaksi Asam nitrat pekat Asam klorida pekat Larutan hidrogen peroksida 30 % v/v Pereduksi untuk merkuri: Larutan timah (II) klorida 1,1%
dalam larutan asam klorida 3% v/v, Larutan natrium borohidrida 0,2% dalam larutan natrium hidroksida 0,05 %, Larutan magnesium nitrat 50%, Air deionisasi, Larutan Modifier untuk GF-AAS
As: modifier Pd 1000 g/mL Pb dan Cd: buat campuran larutan Mg(NO3)2 6H2O 0,2%
dalam larutan asam nitrat 0,5% v/v dan larutan NH4H2PO4 0,2% dalam larutan asam nitrat 0.5 % v/v (1:1) Pereaksi untuk perlakuan awal pengujian As: buat campuran larutan kalium iodida 10% dan larutan asam askorbat 10% (1:1)
-
Larutan Baku
Larutan baku persediaan As, Cd, Pb dan
Hg dengan konsentrasi masing-masing
1000 g/mL
Satu seri larutan untuk kurva kalibrasi
-
As: 5, 10, 20, 30 dan 50 g/L dalam larutan
asam nitrat 0,5% v/v.
Cd: 0,5; 1; 2; 3 dan 5 g/L dalam larutan
asam nitrat 0,5% v/v.
Pb: 5; 10; 20; 30 dan 50 g/L dalam
larutan asam nitrat 0,5% v/v.
Hg: 0,5; 1; 2; 3 dan 5 g/L dalam larutan
asam klorida 3% v/v
-
Larutan Uji : Digesti Basah Alat digesti gelombang mikro (untuk As, Cd, Pb, Hg):
a. Timbang saksama 0,15 - 0,20 g contoh, masukkan ke dalam tabung kuarsa atau tetrafluorometan (TFM) 50 mL. Hindari kontak dengan dinding tabung, tambahkan 3,0 mL asam nitrat pekat dan 1,0 mL larutan hidrogen peroksida 30% v/v.
b. Jika contoh mengandung talk atau pigmen, tambahkan 1 mL asam klorida pekat.
c. Tutup tabung dan diamkan selama 15 menit untuk menjamin reaksi berjalan sempurna. Digesti dalam microwave digestion system
d. Setelah didinginkan sampai suhu ruang, tambahkan 20 mL air deionisasi pada larutan digesti, bilas bagian dalam dan bagian tutup, saring dengan kertas Whatman no.1. Tampung filtrat dalam labu tentukur 50-mL dan encerkan dengan air deionisasi sampai tanda.
-
Digesti Kering Digesti kering/pengabuan (untuk As, Cd, dan Pb)
Timbang saksama lebih kurang 2,5 g contoh, masukkan ke dalam cawan porselen dan tambahkan 3 mL larutan magnesium nitrat 50%.
Keringkan di atas tangas air, abukan residu terlebih dahulu dalam mantel pemanas sampai tidak terdapat asap, kemudian panaskan dalam tanur pada suhu 500oC selama 3 jam.
Dinginkan, tambahkan 25 mL larutan asam klorida 6 M, saring ke dalam labu tentukur 50-mL dan encerkan dengan air sampai tanda.
-
Batas kuantitasi
As 2,5 g/g
Cd 1 g/g
Pb 10 g/g
Hg 0,5 g/g
-
2. UJI BAHAN
YANG
DILARANG
-
Pilihan Metode
Metode
kromatografi
-
Prinsip Kromatografi
Melibatkan sampel yang dibawa oleh
fase gerak
Melewati fase diam
PEMILIHAN FASE DIAM DAN FASE GERAK:
Sampel memiliki kelarutan yang
berbeda
di fase diam dan fase gerak
-
Sehingga..... Sampel yang memiliki ketertarikan
dengan fase diam, membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk melewati fase
diam dibandingkan sampel yang lebih
larut di fase gerak
Perbedaan mobilitas menyebabkan
pemisahan satu sama lain
LIKE DISSOLVE LIKE
-
Jenis Kromatografi
-
19
-
Instrumen
-
Tipe Kolom
Fase Normal: Fase diam lebih polar
dibanding fase gerak Contoh: Kolom
Silika
Fase Balik: Fase diam lebih non polar
dibanding Fase Gerak
Contoh: Kolom silika yang digabung
dengan rantai hidrokarbon
-
Polarity of silica gel (normal phase)
-
(Reversed Phase)
-
Asam retinoat-KLT Baku Pembanding (BP) Asam retinoat BP. Simpan
dibawah nitrogen dan terlindung dari cahaya,
pada suhu ruang.
Pereaksi: asam asetat glasial, asam fosfomolibdat, aseton, etanol mutlak, Dietil eter, n-heksan, Metanol, Gas nitrogen, Sikloheksan
Larutan pengembang : Sistem A: campuran n-heksan - asam asetat glasial 0,33% dalam etanol mutlak (9:1) v/v; Sistem B: campuran n-heksan - aseton (6:4) v/v; Sistem C: campuran sikloheksan - eter - aseton - asam asetat glasial (54:40:4:2) v/v/v/v
Larutan penampak bercak: asam fosfomolibdat 5% dalam etanol mutlak
-
Preparasi sampel
Produk krim: Timbang lebih kurang 3 g
contoh, masukkan ke dalam tabung
sentrifus 30 mL, bungkus dengan
aluminium foil, tambahkan 10 mL metanol
dan campur menggunakan vortex mixer
selama 5 menit. Dinginkan dalam es
selama 15 menit dan saring melalui kertas
saring Whatman no. 41 atau yang setara.
-
Produk berbasis air (larutan dan gel): Timbang
lebih kurang 10 g contoh, masukkan ke
dalam corong pisah. Untuk contoh gel,
tambahkan dalam 5 mL air. Ekstraksi larutan
dengan 50 mL n-heksan dan cuci ekstrak n-
heksan dengan 10 mL air. Uapkan ekstrak
dengan hembusan gas nitrogen sampai
kering. Larutkan residu dalam 1 mL metanol
dan saring melalui penyaring membran PTFE
dengan porositas 0,45 m.
-
Perhitungan
Nilai Rf = Jarak tempuh bercak/Jarak
tempuh larutan pengembang
-
Perkiraan Rf
Sistem A 0,1 0,3
Sistem B 0,5
Sistem C 0,4
-
Asam retinoat-KCKT Prinsip: Asam retinoat diidentifikasi secara
kromatografi cair fase balik dengan deteksi ultra violet.
Baku Pembanding (BP): Asam retinoat BP. Simpan dibawah gas nitrogen dan terlindung dari cahaya.
Pereaksi: Semua pereaksi yang digunakan harus pro analisis dan sesuai untuk KCKT (Air bidestilasi, , asam asetat glasial dan Metanol)
Fase gerak: campuran metanol-air-asam asetat glasial (85:15:0,5) v/v/v
-
Larutan Baku
Timbang saksama lebih kurang 10 mg
Asam retinoat BP, masukkan ke dalam
labu tentukur 10-mL, larutkan dalam 5 mL
metanol, jika perlu sonikasi selama 1
hingga 2 menit dan encerkan dengan
metanol sampai tanda (A).
-
Buat pengenceran 1000 kali dengan cara: pipet 1 mL (A) ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan metanol sampai tanda (B); pipet 1 mL (B) ke dalam labu tentukur 10mL, encerkan dengan metanol sampai tanda (C); pipet 1mL (C) ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan metanol sampai tanda (D). Larutan (D) yang digunakan sebagai larutan baku.
-
Preparasi Sampel Produk Krim: Timbang lebih kurang 1 g
contoh, masukkan ke dalam tabung sentrifus 30 mL yang dibungkus dengan alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan campur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui penyaring membran berdiameter kecil dengan porositas 0,45 m. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna coklat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.
-
Larutan jernih: Saring larutan melalui
penyaring membran berdiameter kecil
dengan porositas 0,45 m. Kumpulkan
filtrat dalam vial berwarna coklat, buang
beberapa mL filtrat pertama. Gunakan
filtrat sebagai larutan uji.
-
Kondisi HPLC
Suhu kolom : 30C
Laju alir : 1,4 mL/menit
Detektor : UV 353 nm
Volume injeksi : 20 L
-
Identifikasi
Pewarna yang
Dilarang Dalam
Produk
Kosmetik
-
Prinsip
Bahan pewarna yang dilarang dalam
kosmetika diekstraksi dan diidentifikasi
secara KLT.
Jingga K1 BP, Kuning metanil BP dan
Merah K10 BP
-
Larutan Baku
A. Larutan baku bahan pewarna larut
minyak:
Timbang saksama sejumlah Jingga K1 BP,
larutkan dalam diklorometan atau pelarut
campur hingga kadar 0,1 mg/mL dan
sonikasi sampai homogen.
-
B. Larutan baku bahan pewarna larut air
Timbang saksama sejumlah Kuning
Metanil BP, dan Merah K10 BP, masing-
masing dilarutkan dan diencerkan
dengan metanol atau DMF atau pelarut
campur hingga kadar 0,2 mg/mL.
-
Preparasi sampel
Produk kosmetika berwarna:
Timbang saksama lebih kurang 0,1 g 0,3 g contoh dan larutkan dalam 2 mL
pelarut campur. Untuk sampel yang
diduga mengandung Jingga K1: Lakukan
ekstraksi dengan diklorometan. Jika perlu,
panaskan pada suhu 90oC selama 1 jam
atau sampai larut.
-
Kosmetika yang mengandung
minyak
Lakukan ekstraksi lemak 2 kali, setiap kali
dengan 5 mL n-heksan. Kumpulkan
ekstrak n-heksan. Jika ekstrak berwarna,
ekstraksi kembali dengan 2 mL pelarut
campur dan buang lapisan n-heksan.
Saring lapisan pelarut campur melalui
penyaring membran dengan porositas
0,45 mikrom. Gunakan filtrat sebagai
larutan uji.
-
Sediaan mandi dan produk
kosmetika berbasis air lainnya
Timbang saksama lebih kurang 1 sampai
5 g contoh (tergantung konsentrasi warna pada contoh), tambahkan 20 mL DMF dan panaskan di atas tangas air selama 10 menit.
Biarkan pada suhu ruang hingga dingin dan saring melalui kertas saring Whatman (kecepatan sedang sampai tinggi).
Pewarna organik akan larut dalam DMF.
-
Lakukan ekstraksi terhadap lapisan DMF
dengan 40 mL petroleum eter untuk
menghilangkan kelebihan minyak.
Uapkan lapisan DMF di atas tangas air
sampai kering.
Jika lapisan petroleum eter berwarna,
menunjukkan adanya pewarna larut
minyak. Uapkan lapisan petroleum eter
sampai kering.
-
Batas Deteksi KLT
Jingga K1 133 - 400 g/g
Kuning Metanil 33 - 100 g/g
Merah K10 266 - 800 g/g
-
KCKT
Prinsip: Bahan pewarna yang dilarang
dalam kosmetika diidentifikasi secara
kromatografi cair fase balik dengan
deteksi cahaya tampak.
-
Kondisi Suhu oven kolom : 30 C Kolom : kolom baja tahan karat berisi oktadesil-
silana C18, ukuran partikel 5 m, 200 x 4,6 mm atau yang setara
Laju alir : 1 mL/menit
Detektor : 435 nm dan 535 nm
Rentang spektra detektor : 275 sampai 760 nm PDA
Volume injeksi : 20 mikroLiter
Waktu analisis : 35 menit Fase gerak: Buat campuran larutan
tetrabutilamonium 0,005 M - air (75:25) v/v
-
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN
KADAR HIDROKINON DALAM
KOSMETIKA
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS (KLT) DAN
KROMATOGRAFI CAIR
KINERJA TINGGI (KCKT)
-
KLT
Larutan pengembang
Sistem A: n-heksan - aseton (3:2)
Sistem B: toluen - asam asetat glasial (8:2)
-
Larutan penampak bercak: Ke dalam
larutan perak nitrat 5% dalam air,
tambahkan amonia 25% hingga
endapan yang terbentuk larut.
Larutan asam fosfomolibdat 5% dalam
etanol mutlak.
-
KCKT
Kondisi:
Fase gerak: metanol - air (55:45) v/v.
Laju alir : 1,0 mL / menit
Detektor : UV 295 nm
Volume injeksi : 20 L
-
Spektrometri
Massa
-
Instrumentasi
-
Proses
Sampel diionisasi, umumnya menjadi
kation dengan hilangnya sebuah elektron
yang dilakukan oleh sumber ion
Ion kemudian dipilih dan dipisahkan
berdasarkan massa dan muatan:
dilakukan oleh Penganalisis Massa.
Pemisahan ion kemudian dideteksi dan
ditampilkan pada spektrum massa.
-
Tipe Ionisasi
Berdasarkan pembentukan ion:
Electrospray (ESI)
Atmospheric Pressure Chemical Ionization (APCI)
Atmospheric Pressure Photo-Ionization (APPI)
New dual sources (ESI/APCI) or (APCI/APPI)
-
Dasar Pemilihan
Tergantung dari pemakaian
Peningkatan polaritas dan bobot molekul
serta ketidakstabilan termal:
menggunakan electrospray.
Contohnya: obat dan protein
Kurang polar, stabil termal dan BM
rendah dapat menggunakan: APCI atau
APPI
-
ESI: Droplet size reduction & fission
Pengurangan ukuran partikel terjadi
karena proses terus menerus sebagai
berikut:
1. Desolvasi (penguapan pelarut dan
dapar)
2. Tetesan bermuatan . +++
+
+
+
+++
+
+
+
+
++
+++
+
+
++++++++++
++++
+
++++++++++
+++
+
+
++++++++++
++++
+
++++++++++
+
+
+
+
+
-
APCI
APCI umumnya digunakan untuk senyawa kurang polar dan BM sekitar 1500 Da,
Umumnya menghasilkan satu muatan ion dengan laju alir 12ml/min.
Menggunakan nebulisasi pemanasan untuk menguapkan pelarut
Rentang konsentrasi cukup besar
Fragmentasi tidak diharapkan bisa terjadi.
-
Penggabungan LC dan MS
-
Skema Sistem
Liquid
Chromatography Ionisasi Mass Analyzer Detektor
ESI APCI APPI
Triple Quadrapoles Ion-Traps Hybrids
Pilihan kolom dan
fase gerak
-
Tandem MS-MS
Triple Quadrupole (QqQ)
Ion Trap (IT)
Hybrids
-
Jingga K1 (C.I. Pigment Orange 5,D&C
Orange No. 17)
(CI 12075)
Chemical Formula: C16H10N4O5 Exact Mass: 338.07 Molecular Weight: 338.27 m/z: 338.07 (100.0%), 339.07 (17.6%), 340.07 (2.7%),
339.06 (1.5%)
Elemental Analysis: C, 56.81; H, 2.98; N, 16.56; O, 23.65
-
Merah K10 (Rhodamine B, D&C Red No. 9,C.I.
Food Red 15)
(CI 45170)
Exact Mass: 480.22 Molecular Weight: 481.03 m/z: 480.22 (100.0%), 482.22 (37.2%),
481.22 (31.5%), 483.22 (9.9%), 484.22
(1.7%)
Elemental Analysis: C, 69.91; H, 6.91; Cl, 7.37; N, 5.82; O, 9.98
-
Auramin
(CI 41000)
Chemical Formula: C17H22ClN3 Exact Mass: 303.15 Molecular Weight: 303.83 m/z: 303.15 (100.0%), 305.15 (32.2%), 304.15 (19.5%), 306.15 (6.0%),
305.16 (1.6%)
Elemental Analysis: C, 67.20; H, 7.30; Cl, 11.67; N, 13.83
-
Butter Yellow (C.I. Solvent Yellow 2) (methyl
yellow)
(CI 11020)
Chemical Formula: C14H15N3 Exact Mass: 225.13 Molecular Weight: 225.29 m/z: 225.13 (100.0%), 226.13
(15.3%), 227.13 (1.2%), 226.12
(1.1%)
Elemental Analysis: C, 74.64; H, 6.71; N, 18.65
-
Black 7984 (Food Black 2)
(CI 27755)
Chemical Formula: C26H15N5Na4O13S4 Exact Mass: 824.91 Molecular Weight: 825.64 m/z: 824.91 (100.0%), 825.92 (28.8%), 826.91 (18.7%), 826.92 (7.6%),
827.91 (6.0%), 825.91 (5.0%), 828.91 (2.0%), 827.92 (1.5%)
Elemental Analysis: C, 37.82; H, 1.83; N, 8.48; Na, 11.14; O, 25.19; S, 15.53
-
Aplikasi
Ekstraksi fase padat cair-kromatografi-tandem
spektrometri massa untuk penentuan dari 2-
hidroksi-4-methoxybenzophenone dan
metabolitnya dalam urin dan semen manusia
Zacaras Len&Alberto Chisvert&Isuha
Tarazona& Amparo Salvador
Anal Bioanal Chem (2010) 398:831843
65
-
66
-
2-Hydroxy-4-
methoxybenzophenone (HMB)
(Benzophenone-3)
Pelindung radiasi sinar matahari
Dalam produk kosmetik tabir surya sendiri
atau dalam kombinasi
Diatur dalam produk kosmetik oleh
peraturan perundang-undangan yang
berbeda
di seluruh dunia.
-
HMB dapat digunakan
sampai maksimum 10%,
6%, dan 5% (b / b) di Uni
Eropa, Amerika Serikat,
dan Jepang.
-
WARNING !!!!
Peringatan pada label
HMB dianggap aman untuk
topikal aplikasi pada kulit manusia dalam
praktek tertentu penggunaan dan
konsentrasi dalam kosmetik.
TAPI....
-
Hasil penelitian... Dianggap sebagai alergen potensial
In vitro dan in vivo studi menunjukkan HMB yang dapat diserap melalui kulit sampai batas tertentu
Studi tentang aktivitas hormonal, ditemukan bahwa paparan terus menerus formulasi tabir surya, mengganggu hormon endokrin termasuk HMB mungkin memiliki efek estrogenik pada manusia.
Jenis gangguan endokrin.
-
GC-MS
LC-MS
SPE-LC-MS-MS
METODE
LD tinggi,
matriks sederhana
LD rendah
matriks komplek
-
Tujuan
Pengembangan dan validasi
menggunakan SPE tandem mass
spectrometry (LC-MS/MS)
Penentuan senyawa induknya (HMB) dan
tiga metabolit (misalnya, DHB, DHMB, dan
THB) dalam urin dan semen manusia.
-
Bahan HMB 98%, DHB 99%, DHMB 98%, and THB 99%
Absolute ethanol (EtOH) LC grade, methanol (MeOH) LC grade, acetone extrapure, hydrochloric acid (HCl) ca. 37% reagent grade and sodium hydroxide (NaOH), Formic acid, -glucuronidase
Typical cosmetic-grade ingredients such as emollients, surfactants, smoothing agents, hydrating agents, preservatives, perfumes, used to prepare laboratory-made sunscreen creams,
-
Sistem LC-10AD liquid chromatography system Shimadzu a Quattro triple quadrupole mass spectrometer Micromass
SEA 18 column 50.21 cm, 3m with an Ultraguard SEA 18 precolumn 103.2 mm
Solvent A (water with 0.1% of formic acid) and solvent B (MeOH) with 0.1% of formic acid
0.2 mL min1 and room temperature:
Gradient system
C18 SPE cartridges (100 mg, 5 mm i.d.)
-
Gradient system Minute Mobile Phase 01
40% solvent B
19.5
95% solvent A
Hold 5 95 % solvent A
20 L
-
Positive electrospray ionization mode
(ESI+)
Multiple reaction monitoring (MRM).
3.5 kV of capillary voltage.
Nitrogen (99.9%), used as nebulizing and
desolvation gas in the ESI source
-
Prosedur
5 mL of the incubated samples at a flow rate of about
0.5 mL./min, washed with 81 mL of water
and dried under full vacuum for 10 min by using a SPE vacuum
The analytes were eluted with 30.35 mL of acetone
SPE Extraction Procedure,
conditioned with 2 mL of EtOH
followed by 2 mL of water.
ENZIMATIC HYDROLYSIS: Beta-glukoronidase
-
HMB
-
Hasil
Waktu retensi THB 12.4 min, DHB 14.2 min,
DHMB 14.6 min, DHDMB 15.7 min, and
HMB 16.1 min.
0,027 0,103 ng/mL pada urin dan 1 - 3ng/mL pada semen
Recoveries 98% to 115%
-
Kesimpulan Metode analisis sensitif berdasarkan SPE gabungan dengan
LC-MS/MS untuk penentuan HMB, DHB, DHMB, dan THB di kedua urin dan semen manusia.
Metode penambahan standar kalibrasi digunakan sebagai pendekatan kuantitatif untuk memperbaiki interferensi matriks.
Metode analisis dapat diterapkan untuk farmakokinetik HMB, dan terutama dari metabolitnya, yang mungkin memiliki lebih efek jangka panjang yang merugikan daripada senyawa induknya.
Merupakan penentuan simultan senyawa induk (HMB) dan semua tiga metabolit (DHB, DHMB, dan THB) dalam urin manusia dan semen dalam skala ng/ml
-
Pustaka Chang-Kee LIM and Gwyn LORD, Current
Developments in LC-MS for Pharmaceutical Analysis, 2002, Biol. Pharm. Bull. 25(5) 547557 (2002)
Satinder Ahuja and Michael W Dong, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC, Elsevier, 2005,
National Institut of Justice, Technology Transfer Workshop, Why LC/MS-MS
Agilent Techonology: The Role of LC-MS