1.RISET Muhammad Atras Mafazi

89
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 – 6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN PENCEGAHANNYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Muhammad Atras Mafazi 108.103.000.037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

description

RISET Muhammad Atras Mafazi

Transcript of 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

Page 1: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

i

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 – 6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM

BERDARAH DENGUE DAN PENCEGAHANNYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH: Muhammad Atras Mafazi

108.103.000.037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 September 2011

Muhammad Atras Mafazi

Page 3: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 – 6

TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN PENCEGAHAN

NYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011

Laporan Penelitian

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Muhammad Atras Mafazi

NIM: 108103000037

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed

Silvia F Nasution, M.Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 4: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

SISWA SD KELAS 4 – 6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

DAN PENCEGAHAN NYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011 yang diajukan oleh

Muhammad Atras Mafazi (NIM: 108103000037), telah diujikan dalam sidang di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 23 September 2011. Laporan penelitian ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada

Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 23 September 2011

DEWAN PENGUJI

Penguji I

dr. Agastja Wardhana,

SpPD

Penguji II

Silvia F Nasution,

M.Biomed

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN

DR. dr. Syarief Hasan Lutfie SpKFR

Page 5: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa Kelas 4-6 Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Pencegahan nya di SD Islam Ruhama Tahun 2011”

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya inginmenyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, dan Drs. H. Achmad Gholib, MA dan Ibu

Farida selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.

3. Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed dan Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab Riset angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini

5. Kepala sekolah, dewan guru, serta siswa/i SD Islam Ruhama yang telah bersedia membantu dalam pengambilan data penelitian ini

6. H.Surya Bakti dan Hj. Lisa Anasti, SE, keluarga besar saya serta para sahabat saya yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materiil.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Muhammad Atras Mafazi

Page 6: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

vi

ABSTRAK

Muhammad Atras Mafazi. Pendidikan Dokter. Tingkat Pengetahuan Sikap, dan

Perilaku Siswa SD kelas 4-6 Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue dan

Pencegahan nya di SD Islam Ruhama Tahun 2011

Penyakit Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan

yang cukup serius karena bersifat endemis dan sering menyerang masyarakat. Dari data yang

ada peningkatan kejadian Demam Berdarah di Provinsi Banten mengalami kenaikan yang

signifikan. Selain itu angka kejadian Demam Berdarah pada anak <15 tahun cukup sering

terjadi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku

terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya. Metode penelitian ini

adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan mendampingi responden dalam mengisi kuisioner.Hasil

dari penelitian menunjukkan sebagian besar siswa SD Islam Ruhama berusia 10 tahun dengan

mayoritas berjenis kelamin perempuan, mendapatkan sumber informasi tentang DBD melalui

petugas kesehatan, serta hasil terhadap riwayat sakit DBD menunjukan sekitar 24,8% siswa

SD Islam Ruhama pernah menderita DBD.

Pada umumnya pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa kelas 4-6 dalam kategori cukup atau

menengah. Oleh karena itu diperlukan peranan institusi kesehatan terkait, sekolah, dan orang

tua untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit DBD tersebut.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Demam Berdarah Dengue

Page 7: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

vii

ABSTRACT

Muhammad Atras Mafazi. Faculty of Medicine. The level of knowledge, attitude, and

behavior on 4-6th Graded Students about DHF and prevention in Ruhama Islamic School

in 2011.

Dengue haermorrhagic fever (DHF) is still a serious health problem for the

community especially in the endemic area. Base on the data, the incidence rate of DHF in

province of Banten has increased significantly. In addition DHF in children <15 years old is

frequent.

This study aims to determine the level of knowledge, attitude, and behavior about DHF and

prevention. The method is cross-sectional study. Sampling is done by stratified random

sampling. The data collection is done by assisting in filling out the quisionnaire respondent.

Of the 137 respondents, the largest frequency of student in Ruhama Islamic School by age is

10 years old with the majority of female, getting the infromation source about DHF from

health workers. And the result from the medical history of DHf showed 24,8% 4-6 graded

students of Ruhama Islamic School had suffered from DHF

In general, the level of knowledge, attitudes, and behaviour of 4-6- graded students of

Ruhama Islamic School in an Intermediate category. Therefore need the role of health

related institutions, school, and parents to increase awarness of DHF disease.

Key Words: Knowledge, attitudes, behaviour, DHF

Page 8: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

viii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................................... v ABSTRAK/ABSTRACT ........................................................................................... vi DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. X DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. X BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian ……..………….……………………………………... 2 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ….......................................................................... 4 2.1. Landasan Teori.....…....………….............................................................. 4

2.1.1. Pengetahuan..............................................………………………….... 4 2.1.2. Sikap………………………....………................................................ 5 2.1.3.Perilaku………………………...……................................................... 7 2.1.4 Demam Berdarah Dengue.....................................................................

2.1.4.1 Pendahuluan.............................................................................. 2.1.4.2 Penyebab................................................................................... 2.1.4.3 Tanda dam Gejala..................................................................... 2.1.4.4 Penularan.................................................................................. 2.1.4.5 Tempat Potensial bagi Penularan............................................. 2.1.4.6 Nyamuk Penular...................................................................... 2.1.4.7 Bionemik Vektor...................................................................... 2.1.4.8 Pencegahan dan Pemberantasan...............................................

10 10 10 10 11 12 13 14 16

2.2. Kerangka konsep…………………………………………………............ 18 2.3. Definisi Operasional................................................................................... 19 BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 23 3.1. Desain Penelitian......................................................................................... 23 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ..................................................................... 23 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 23 3.3.1. Populasi dan Sampel Yang Diteliti..................................................... 23 3.3.2. Jumlah Sampel…………………………...……………..................... 24 3.3.3. Jenis dan Cara Pengambilan Data……...…………………………...

3.3.3.1. Jenis Data…………………………………………………….. 3.3.3.2. Cara Pengumpulan Data……………………………………... 3.3.3.3. Alat Pengumpulan Data............................................................

24 24 25 25

3.3.4. Kriteria sampel.……………………………......…………………… 3.3.4.1. Kriteria Inklusi ………………………………….......……….. 3.3.4.2.Kriteria Ekslusi…………………………………......…………

25 25 25

3.4. Cara Kerja Penelitian................................................................................... 3.4.1. Izin Penelitian………………………………………………………. 3.4.2. Alur Peneltian………………………………………………………. 3.4.3. Identifikasi Variabel………………………………………………...

3.4.3.1. Variabel Independen…………………………………………. 3.4.3.2. Variabel Dependen…………………………………………...

25 25 26 26 26 27

3.5. Manajemen Data.......................................................................................... 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data..........…………...……………………… 3.5.2. Pengolahan Data...……............………………………..…................

27 27 27

Page 9: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

ix

3.5.3. Analisa Data...........................................................................……… 3.5.3.1. Analisa Univariat..................................................................... 3.5.3.3. Rencana penyajian Data...........................................................

28 28 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 29 4.1. Karakteristik dan Latar Belakang Responden.……................................... 29

4.2. Pengetahuan.................………………...................................................... 31 4.3. Sikap............................................................................................ 4.4. Perilaku......................................................................................... 4.5. Distribusi Perngetahuan tentang DBD berdasarkan Karakterstik

Responden 4.6. Distribusi Sikap tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden 4.7. Distribusi Perilaku tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden

32 34 36 40 44

BAB V. PENUTUP…................................................................................................ 48 5.1. Simpulan .................................................................................................... 48 5.2. Saran .......................................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50 LAMPIRAN ............................................................................................................... 52

Page 10: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Definisi Operasional..................................................................................... 19 Tabel 4.1. Distribusi Usia Responden …………………………………..………... 29 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................................... 29 Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kelas................………………. 30 Tabel 4.4. Distribusi Sumber Informasi Responden TentangDBD................................. 30 Tabel 4.5. Distribusi Riwayat Sakit DBD Responden.................................................... 30 Tabel 4.6 Presentase Responden yang Menjawab Benar terhadap Pertanyaan

Pengetahuan tentang Penyakit DBD.............................................................. 31 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan............................... 32 Tabel 4.8. Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap tentang

Penyakit DBD................................................................................................ 32 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat sikap........................................... 33 Tabel 4.10. Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Perilaku tentang

Penyakit DBD................................................................................................ 34 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat perilaku...................................... 35 Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia................................... 36 Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................... 37 Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Kelas................... 38 Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang

DBD................................................................................................................ 39 Tabel 4.16. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD.......... 40 Tabel 4.17. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Usia.............................................. 40 Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 41 Tabel 4.19. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Kelas............................... 42 Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD 42 Tabel 4.21. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD..................... 43 Tabel 4.22. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Usia.......................................... 44 Tabel 4.23. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 45 Tabel 4.24. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Tingkat Kelas............................... 45 Tabel 4.25. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang

DBD............................................................................................................... 46 Tabel 4.26. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD ................ 47

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Gambar 2.2.

Proses Terbentuknya Reaksi............................................................... Kerangka Konsep...............................................................................

6 19

Gambar 3.1. Flowchart Alur Penelitian……………………..………………………………….. 26

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…........................................................................ 52 Lampiran 2 Surat Izin penelitian Skripsi……...……………………………………….......... 53 Lampiran 3 Informed Consent kepada Kepala Sekolah SD Islam Ruhama

Cireudeu…….........................................................................……….......... 54

Lampiran 4 Informed Consent kepada Responden Penelitian.............…………............ 55 Lampiran 5 Lembar Kuesioner........................................................................................ 56 Lampiran 6 Hasil Analisis Univariat................................................................................ 64

Page 11: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

xi

Page 12: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar

menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang

dewasa. Dilihat dari kejadian Demam Berdarah Dengue menurut golongan umur

sejak tahun 1993-1997 sebagian besar penderita DBD pada kelompok (5-14

tahun) ini menunjukan bahwa kejadian DBD pada anak usia sekolah sering

terjadi. 1

Angka kejadian DBD sendiri Pada tahun 2009, terdapat 158.912 kasus dengan

jumlah kematian 1.420 orang. Dengan demikian Incidence Rate (IR) DBD pada

2009 adalah 68,22 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,89%. Angka-angka

tersebut megalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 dengan IR sebesar

59,02 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,86%. Angka Insidens (IR)

tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta, yaitu 313,41 per 100.000 penduduk.2

Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakan dasar

perilaku untuk kehidupan anak selanjut nya. Sementara itu populasi anak

sekolah di dalam suatu populasi cukup besar , 40- 50%. Murid sekolah

merupakan salah satu kelompok masyarakat yang terorganisir, peka terhadap

pendidikan pada umum nya, sudah dibimbing, dan dibina.potensi murid sekolah

dasar untuk berperan aktif dalam hal pemberantasan penyakit DBD dapat

diharapkan. Untuk menumbuhkan potensi tersebut perlu diketahui sejauh mana

pengetahuan dan sikap murid sekolah dasar tentang penyakit DBD dan

pencegahan nya.

Berdasarkan hasil survey yang didapatkan di Puskesmas Pisangan, Tangerang

Selatan, Banten. angka kejadian DBD pada bulan Agustus 2011 termasuk dalam

10 penyakit dengan angka kejadian terbanyak dan mengalami peningkatan pada

musim hujan. Di SD Islam Ruhama yang berada di wilayah kerja puskesmas

1

Page 13: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

2

Pisangan juga menunjukan bahwa pada musim hujan banyak siswa yang terkena

penyakit DBD. Dari pihak sekolah sendiri belum pernah diadakan penyuluhan

tentang penyakit DBD, program 3M hanya dijalankan 1 bulan sekali yang

seharus nya 1 minggu sekali 3, dan fogging hanya dilakukan 3 tahun sekali.

Peranan keluarga terutama pendidikan yang diteruskan dengan pendidikan di

sekolah dan kebiasaan hidup bersih akan mempengeruhi pemahaman anak

terhadap suatu penyakit dan penularan nya. Sejauh mana pemahaman siswa

tentang DBD yang dikaitkan dengan angka kejadian DBD yang sering terjadi di

sekolah tersebut menjadi dasar pemikiran penelitian ini.

Mengingat pentingnya peranan PSP siswa serta pengaruhnya terhadap angka

kejadian DBD di wilayah penelitian tersebut, maka dilakukan suatu penelitian

yang bersifat pengumpulan data secara kuesioner dan wawancara lansung

terhadap siswa SD kelas 4-6 tentang penyakit DBD dan pencegahan nya di SD

Islam Ruhama tahun 2011.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Kejadian DBD di wilayah Pisangan provinsi Tangerang merupakan urutan 10

besar dari kasus penyakit yang ada di masyarakat wilayah tersebut. SD Islam

Ruhama yang berada di wilayah tersebut juga menunjukkan bahwa pada musim

hujan banyak siswa yang terkena penyakit DBD. Bagaimana gambaran tingkat

pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas 4 – 6 terhadap penyakit

Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya

1.3 TUJUAN

1.3.1 Umum

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku siswa kelas 4 s.d 6 SD Islam Ruhama terhadap penyakit

Demam Berdarah Dengue dan pencegahannya

Page 14: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

3

1.3.2 Khusus

1. Mengetahui distribusi pengetahuan siswa kelas 4 – 6 SD Islam

Ruhama terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan

pencegahan nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas,

sumber infromasi dan riwayat sakit DBD

2. Mengetahui distribusi sikap siswa kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama

terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan

nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas, sumber

infromasi dan riwayat sakit DBD

3. Mengetahui distribusi perilaku siswa kelas 4 – 6 SD Islam

Ruhama terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan

pencegahan nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas,

sumber infromasi dan riwayat sakit DBD

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan,

khususnya tentang pengetahuan, sikap dan prilaku siswa kelas 4

– 6 SD Islam Ruhama mengenai penyakit Demam Berdarah

Dengue dan pencegahan nya.

1.4.2 Bagi masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama para orang tua

siswa SD Islam Ruhama mengenai upaya pencegahan serta

bahaya akibat penyakit Demam Berdarah Dengue. Sehingga

diharapkan dengan informasi ini orang tua siswa bisa turut serta

dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku

anak-anak mereka terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue

dan pencegahan nya.

Page 15: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).4 Proses adaptasi

pengetahuan terhadap perilaku dilihat dari pengalaman dan penilitan

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif memiliki beberapa tingkatan

meliputi :4

1. Tahu (Know)

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Coprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

4

Page 16: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

5

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

suatu obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. Evaluasi meliputi kata kerja

membandingkan menanggapi penafsiran.

2.1.2 Sikap

Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui

pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap

respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. 5

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat

Page 17: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

6

langsung dilihat, tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup.

Gambar 2.1

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007

Tingkatan Sikap , terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut: 4

- Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan objek.

- Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, dalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

- Menghargai (valuating)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi dari sikap menghargai

- Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.4

Stimulus rangsangan

Proses Stimulus Reaksi

Tingkah laku

(terbuka)

Sikap (tertutup)

Page 18: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

7

Indikator Sikap Terhadap Kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan

kesehatan, antara lain: 4

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang tehadap

gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara

penularan penyakit dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara

memelihara dan cara-cara (berprilaku) hidup sehat. Dengan

perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan,

minuman, olahraga, istirahat cukup dan sebagainya.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan

dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau

penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan

sebagainya.

2.1.3 Perilaku

Yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. 4

Selanjutnya Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar

belakangi atau dipengaruhi oleh tiga factor yakni: factor-faktor

predisposisi (predisposing factorsi) seperti pengetahuan, sikap dan

sebagainya, factor-faktor yang mendukung (enabling factors) seperti

ketersedian sumber atau fasilitas dan factor-faktor yang memperkuat atau

medorong (reinforcing factor) seperti sikap dan perilaku petugas. 4

Page 19: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

8

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari

batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok: 4

a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health maintance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara

atau menjaga kesahatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu, perilaku

pemelihara kesehatan ini terdiri dari tiga aspek:

1). Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit

bila sakit, serta pemulihan kesehatan bila mana telah

sembuh dari sakit.

2). Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam

keadaan sehat.

3). Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan

minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan

seseorang, tetapin sebaliknya makan dan minuman dapat

menjadi sebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan

dapat mendatangkan penyakit.

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas

pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian

pengobatan (health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan

atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment)

atau mencari pengobatan ke luar negeri.

c. Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan

fisik maupun lingkungan sosial budaya dan sebagainya,

Page 20: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

9

sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang

mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu

kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakatnya.

Lingkungan perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan

itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup: 4

1). Perilaku sehubungan dengan air bersih.

2). Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor.

3). Perilaku sehubungan dengan limbah.

4). Perilaku sehubungan dengan rumah sehat.

5). Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang

nyamuk.

Indikator praktik kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di atas,

yakni: 4

1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).

Pencegahan penyakit, mengimunisasi anaknya, melakukan

pengurasan bak seminggu sekali dan sebagainya dan b).

Penyembuhan penyakit, minum obat sesuai petunjuk dokter,

melakukan anjuran-anjuran dokter dan sebagainya.

2. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).

mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, b). Olah raga

secara teratur, c). Tidak merokok dan sebagainya.

3. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan

Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).

Membuang air besar di jamban (WC), b). Membuang sampah

pada pada tempatnya, c). Menggunakan air bersih untuk mandi,

cuci, masak dan sebagainya.

Page 21: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

10

2.1.4 Demam Berdarah Dengue

2.1.4.1 Pengertian Umum

Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,

nyeri otot/atau nyeri sendi yang disertai leukipenia, ruam,

limfadenopati, trombsitpoenia, dan hemoragik. Pada DBD terjadi

perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga

tubuh.6

2.1.4.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue

Demam dengue dan Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh

virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga

Flaviviridae.7 Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm

terdiri dari sama ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul

4x106 6

Terdapat 4 serotype virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-

4 yang semua nya dapat menyebabkan demam dengue atau demam

berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia

dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Penilitian pada

Arthopoda menunjukan virus dengue dapat bereplikasi pada

nyamuk genus Aedes (Stegomya) dan Toxorynchites 6. Vektor

utama DBD adalah Aedes aegypti, sedangkan vektor potensial nya

adalah Aedes albopictus 8

2.1.4.3 Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue

Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa

Page 22: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

11

klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD

yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa

klinis dan laboratoris :

1. Diagnosa Klinis 9

Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).

Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet

positif , Petekie (bintik merah pada kulit),

Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis,

Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata),

Epistaksis(pendarahan hidung), Perdarahan gusi,

Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan

Hematuri (adanya darah dalam urin).

Pembesaran hati (hepatomegali).

Renjatan (syok)

.

2. Diagnosa Laboratoris 9

Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan

penurunan

trombosit hingga 100.000 /mmHg.

Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20%

atau lebih

2.1.4.4 Penularan Demam Berdarah Dengue

Seseorang yang di dalam darah nya mengandung virus dengue

merupakan sumber penular demam berdarah dengue (DBD). Virus

dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum

demam. 3

Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam

darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjut

nya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai

Page 23: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

12

jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liur nya. Kira-

kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut

siap untuk menularkan kepada orang lain ( masa inkubasi

ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk

sepanjang hidup nya, oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang

telah menghisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang

hidup nya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk

menusuk (menggigit), sebelum menghisap darah akan

mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuk nya (proboscis),

agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah

virus dengue dipindahkan nyamuk ke orang lain. 3

2.1.4.5 Tempat Potensial bagi Penularan DBD

Penularan Demarn Berdarah Dengue dapat terjadi disemua tempat

yang terdapat vektor nyamuk penularnya. Adapun tempat yang

potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah : 3

Wilayah yang banyak kasus DBD (Endemis).

Tempat-tempat umum merupakan tempat ‘berkumpulnya’

orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga

kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus

dengue cukup besar tempat - tempat umum antara lain:

o Sekolah.

o RS / Puskesmas dan Sarana pelayanan kesehatan

lainnya.

o Tempat mnmn lainnya seperti : hotel, pertokoan,

pasar, restoran, tempat ibadah dan lain-lain.

Pemukiman baru dipinggir kota.

Karena dilokasi ini, penduduk umumnya berasal dari

berbagai wilayah dimana kemungkinan diantaranya

terdapat penderita atau carier yang membawa virus dengue

yang berlainan dari masing-masing lokasi asal.

Page 24: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

13

2.1.4.6 Nyamuk Penular (Vekror) Demam Berdarah Dengue

1.Morfologi

Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut:

-Nyamuk Dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan

rerata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan

bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki 3,8

-Kepompong

Kepompong (pupa) berbentuk seperti ‘koma’. Bentuk nya lebih

besar namum lebih ramping dibandingkan dengan larva (jentik)

nya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata

pupa nyamuk lain. 3

-Jentik

Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva

tersebut, yaitu:

-Instar 1 : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

-Instar 2 : 2,5-3,8 mm

-Instar 3 : lebih besar sedikit dari larva instar 2

-Instar 4 : berukuran paling besar 5 mm

-Telur

Telur bewarna hitam dengan ukuran 0,80 mm, berbentuk oval yang

mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau

menempel pada dinding tempat penampung air. 3

2.Siklus Hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lain nya

mengalami metamorfosis sempurna8, yaitu : telur- jentik –

kepompong – nyamuk. Stadium telur, jentik, dan kepompong

hidup didalam air. Pada umum nya telur akan menetas menjadi

jentik dalam waktu 2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik

biasa nya berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong

Page 25: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

14

berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi

nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina di alam

bebas kira-kira 10 hari 8 , sedangkan di laboratirum dapat mencapai

2-3 bulan. 3

3.Variasi Musiman

Pada musim hujan tempat perkembangbiakan Aedes aegypti yang

pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur

yang tadi nya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada

musim hujan semakin banyak tempat penampungan air alamiah

yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat

berkembang biak nya nyamuk ini. Oleh karena itu pada musim

hujan populasi Aedes aegypti meningkat. Bertambahnya populasi

nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

peningkatan penularan penyakit dengue. 3

2.1.4.7 Bionemik Vektor

Bionomik vektor meliputi tempat perkembangbiakan nyamuk,

Perilaku saat nyamuk menggigit dan perilaku nyamuk saat

istirahat.

1. Tempat Perkembangbiakan

Tempat perkembangbiakan utama adalah tempat-tempat

penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu

tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat

umum. Biasa nya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.8

Nyamuk ini biasa nya tidak dapat berkembang biak digenangan

yang langsung berhubungan dengan tanah. 3

Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat

dikelompokan sebagai berikut: 3

Page 26: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

15

- Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari

seperti: drum, bak mandi/WC, tempayan, ember dan lain-lain

- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari

seperti: tempat minuman burung, vas bunga, ban bekas, kaleng

bekas, botol bekas dan lain-lain

- Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang

batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang,

potongan bambu dan lain-lain

2. Perilaku nyamuk saat menggigit

Nyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari. 8

Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari,

dengan puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-

17.00. Berbeda dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti

mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple

bites) dalam satu siklus gonotropik untuk memenuhi lambungnya

dengan darah. 3

3. Perilaku nyamuk saat istirahat

Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di luar

rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya, biasanya

di tempat yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat tersebut

nyamuk menunggu proses pematangan telur nya. Setelah

beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina

akan meletakan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya,

sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas

menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air.

Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur

sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-

bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC,

dan biladi tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi

maka telur dapat menetas lebih cepat. 3

Page 27: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

16

2.1.4.8 Cara Pencegahan dan Pemberantasan DBD

Karena Strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD

dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu:

1. Cara pemberantasan nyamuk dewasa

Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara

penyemprotan (pengasapan/pengabutan=fogging) dengan

intektisida.8 Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada

benda-benda bergantungan, maka penyemprotan tidak dilakukan di

dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk penular

malaria. Insektisida yang dapat digunakan antara lain intektisida

golongan: 3

- Organophosphate, misal nya Malathion

- Pyretroid sintetic, misal nya Lamda Sihalotrin, Cypermetrin,

Alfamethrin

- Carbamat

Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog atau

mesin ULV dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak

mempunyai efek residu. Untuk membatasi penularan virus dengue

penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu.

Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang

mengandung virus dengue (nyamuk infektif) dan nyamuk-nyamuk

lain nya akan mati. Tetapi akan segera muncul nyamuk-nyamuk

baru yang diantara nya akan mengisap darah penderita viremia yang

masih ada yang dapat terjadi nya penularan kembali. Oleh karena

itu dilakukan penyemprotan siklus kedua. 3

Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi

penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan

pemberantasan jentik nya agar populasi nyamuk penular dapat tetap

ditekan serendah-rendah nya. Dengan demikian bila ada penderita

Page 28: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

17

DBD atau orang dengan viremia, maka tidak dapat menular kepada

orang lain.

2. Cara pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti

Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti dikenal

dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara :

a. Fisik

Cara ini dikenal dengan kegiatan ”3M”, yaitu: Menguras (dan

menyikat) bak mandi, bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat

penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain);

dan Mengubur barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lain-

lain).10 Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu

dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar

nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat itu. 8 Pada saat ini

telah dikenal pula istilah ”3M” plus, yaitu kegiatan 3M yang

diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,

maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-

rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu

upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus

dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, karena

keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku

masyarakat. 3

b. Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan

insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal

dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara

lain adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah

granules (sand 20 granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10

gram (±1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida

dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan. 3

Page 29: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

18

c. Biologi

Pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti secara biologi dapat

dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik, viviparous

species Poecilia reticulata adalah yang biasa digunakan.11 ikan

kepala timah, ikan gupi, ikan cupang atau tempalo, dan lain-lain

juga dapat dimanfaatkan sebagai pemakan jentik. Dapat juga

digunakan Bacillus thuringiensis var israeliensis (Bti). 3

3. Cara pencegahan

a. Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat

untuk membersihkan tempat perindukan nyamuk dan

melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memasang kawat

kasa, perlindungan diri dengan pakaian dan menggunakan obat

gosok anti nyamuk. 10

b. Melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor

nyamuk, mengetahui tempat perindukan dan habitat larva dan

membuat rencana pemberantasan sarang nyamuk serta

pelaksanaannya. 3

4. Penanggulangan wabah

a. Menemukan dan memusnahkan spesies Aedes aegypti di

lingkungan pemukiman, membersihkan tempat perindukan nyamuk

atau taburkan larvasida di semua tempat yang potensial sebagai

tempat perindukanlarva Aedes Aegypti.

b. Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang yang

terpajandengan nyamuk 12

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang akan menjadi pengarah dalam penelitian ini adalah

Karakteristik responden, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap penyakit Demam

Berdarah Dengue dan pencegahan nya.

Page 30: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

19

Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Terdapat variabel yang ingin diketahui oleh peneliti. Variabel-variabel tersebut

adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku pada siswa/i kelas 4-6 SD Islam Ruhama

sebagai variabel dependen dan karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis

kelamin, tingkat kelas, sumber informasi, dan riwayat terhadap sakit DBD. Sebagai

variabel independen.

2.3DEFINISI OPERASIONAL

Table 2.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur

Alat

Ukur Hasil Ukur Skala

Siswa/i SD Islam Ruhama Cireundeu kelas 4,5, dan 6

Pengetahuan tentang DBD

Sikap tentang DBD

Perilaku tentang DBD

Umur Jenis

Kelamin Tingkat

Kelas Sumber

Informasi Riwayat

DBD

Page 31: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

20

Dependen

Pengetahuan

Hal-hal yang

diketahui

responden

berkaitan

dengan

penyakit

Demam

Berdarah

Dengue dan

pencegahan

nya

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuesioner

1. Baik, dengan

skor > 76%

2. Cukup, dengan

skor 56 – 76 %

3. Kurang, dengan

skor <56 %

Ordinal

Sikap

Sikap adalah

merupakan

reaksi atau

respon

seseorang

yang masih

tertutup

terhadap suatu

stimulus atau

objek

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuesioner 1. Baik, dengan

skor > 76%

2. Cukup, dengan

skor 56 –

76%

3. Kurang,

dengan skor

<56 %

Ordinal

Perilaku Perilaku

adalah

tanggapan

atau reaksi

individu yang

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kusioner 1. Baik, dengan

skor > 76%

2. Cukup, dengan

skor 56 – 76

%

Ordinal

Page 32: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

21

terwujud

dalam

gerakan

(sikap), tidak

hanya badan

atau ucapan

3. Kurang,

dengan skor

<56 %

Independen

Umur

Lama waktu

hidup

responden

mulai

dari lahir

hingga

penelitian

dilakukan

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuesioner

..... Tahun

Nominal

Jenis

Kelamin

Karakteristik

seksual yang

dimiliki Oleh

responden dan

dibagi

menjadi laki-

laki dan

perempuan.

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuesioner 1. Laki-Laki

2. Perempuan

Nominal

Tingkat

Kelas

Level atau

tingkat

jenjang

Sekolah Dasar

(SD)

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuisioner 1. Kelas 4

2. Kelas 5

3. Kelas 6

Ordinal

Sumber

Informasi

Sarana dalam

penyebaran

informasi

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner 1. Petugas

Kesehatan

2. Media

Nominal

Page 33: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

22

penyakit DBD

dan

pencegahan

nya

Kuisioner Cetak

3. Media

Elektronik

4. Kegiatan

Setempat

5. Guru dan

Pelajaran di

Sekolah

6. Keluarga

7. Tetangga

Riwayat

sakit DBD

Riwayat

sudah pernah

menderita

DBD atau

belum

Wawancara

terpimpin

dan

Kuisioner

Kuisioner 1. Pernah

2. Tidak

Pernah

Nominal

Page 34: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

23

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode cross sectional.

Pendekatan ini dilakukan Pengambilan sampel dilakukan secara stratfied random

sampling dengan analisa data secara deskriptif kategorik tidak berpasangan untuk

mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa kelas 4 - 6 SD Islam Ruhama

terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya. 13,14

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Islam Ruhama. Jl. Tarumanegara No. 67

Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2011

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti

Populasi target dalam penelitian ini merupakan keseluruhan siswa di SD

Islam Ruhama. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

siswa kelas 4 - 6 di SD Islam Ruhama yang ada pada bulan Juli - Agustus

2011

Sampel terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan kelas 4 - 6 SD di SD

Islam Ruhama Cireundeu yang dipilih secara acak (stratified random

sampling) dan memenuhi kriteria sampling

23

Page 35: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

24

3.3.2 Besar Sampel

Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus: 15:

Keterangan:

n1 Besar sampel pada tahap pertama

Zα Simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat

kemaknaan α (Standar variasi), untuk α = 0,05, maka Zα

bernilai 1,96 atau Derajat kepercayaan, CI 95%= 1,96, α = 5

% (two tail)

P Prosentase taksiran hal yang akan diteliti/ proporsi variabel

yang diteliti, diambil dari prevalensi penelitian sebelumya.

Karena belum ada penelitian sebelumnya maka dengan

stratified random sampling, nilai p = 65,5% = 0.655

Q 1 – p = 1- 0,655 = 0,345

D Kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi, dalam hal

ini diambil 7,96 % = 0,0796

Berdasarkan rumus di atas didapatkan jumlah sampel:

3.3.3 Jenis dan Cara Pengambilan Data

3.3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data yang

diambil langsung dari responden.

27

n1 = zα2.p.q = (1,96)2 x 0,655 x 0,345 = 137,01 ≈ 137 sampel

d2 (0,0796)2

Page 36: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

25

3.3.3.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

wawancara langsung pada responden.

3.3.3.3 Alat Pengumpulan Data

Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner.

3.3.4 Kriteria Sampel

3.3.4.1 Kriteria Inklusi

Siswa SD kelas 4-6 di SD Islam Ruhama yang hadir saat

pengambilan sampel.

Bersedia mengikuti penelitian ini.

3.3.4.2 Kriteria Ekslusi

Pengisian kuesioner tidak lengkap

3.4 CARA KERJA PENELITIAN

Penelitian dilakukan langsung di SD Islam Ruhama dan peneliti langsung turun

ke lapangan dengan memberikan kuesioner pada siswa SD kelas 4-6 di SD Islam

Ruhama. 16

3.4.1 Izin Penelitian

Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka yang telah

menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian serta diberikan izin oleh

kepala sekolah SD Islam Ruhama Cireundeu secara tertulis untuk

diikutsertakan dalam panelitian 16

Page 37: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

26

3.4.2 Alur penelitian

Gambar 3.1

Alur Penelitian

3.4.3 Identifikasi Variabel

3.4.3.1 Variabel Independen

Umur

Jenis Kelamin

Tingkat Kelas

Sumber Informasi

Riwayat Sakit DBD

SD Islam Ruhama Cireundeu, Ciputat Timur

Pendataan dan seleksi calon sampel dengan teknik simple random sampling

Persetujuan kepada subjek penelitian dan guru kelas

Pengisian kuesioner dengan dibimbing Peneliti

Observasi data pribadi siswa dan wawancara

dengan guru kelas

Sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian

Tidak sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian

Pengolahan data hasil kuesioner dengan program SPSS

Page 38: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

27

3.4.3.2 Variabel Dependen

Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas 4 – 6

terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya

3.5 MANAGEMEN DATA

3.5.1 Teknik Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

Pengumpulan data dilakukan saat penelitian pada bulan Juli – Agustus

2011.

Data yang diperoleh, yaitu dari data primer, yaitu data yang didapatkan

dengan menggunakan kuisioner yang dijawab oleh responden, yaitu

siswa SD kelas 4-6 di SD Islam Ruhama Cireundeu. Sebelum

pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian

kuisioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali bila

responden mengalami kesulitan dan hal – hal yang kurang jelas.

3.5.2 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan

menggunakan program komputer meliputi variabel independen, yaitu:

tingkat kelas, dan sumber informasi penyakit Demam Berdarah Dengue

dan pencegahan nya, sedangkan variabel dependennya adalah

pengetahuan, sikap dan, perilaku terhadap penyakit penyakit Demam

Berdarah Dengue dan pencegahan nya. Data diolah dengan alat bantu

perangkat komputer software SPSS for windows versi 16.0. Tahapan

pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Coding

Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan

memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang

diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang

didapat responden.

Page 39: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

28

2. Editing

Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum data

dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat diklarifikasi

lagi kembali kepada responden.

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan

pengkodingan, langkah selanjutnya adalah memproses data agar

dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan meng-entry data dari

kuesioner ke dalam komputer dengan menggunakan program

komputer sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.

4. Cleaning data

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari :

a. Mengetahui missing data.

b. Mengetahui variasi data.

c. Mengetahui konsistensi data.

3.5.3 Analisis Data

3.5.3.1 Analisis Univariat

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa

univariat dengan menampilkan tabel-tabel distribusi untuk melihat

gambaran distribusi frekuensi responden menurut berbagai variabel

yang diteliti yaitu variabel independen dan variabel dependen.

3.5.4 Rencana Penyajian Data

Data yang didapat akan disajikan dalam bentuk narasi, tekstuler, grafikal

dan tabule

Page 40: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku siswa kelas 4-6

terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya di SD Islam

Ruhama, Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat variabel independen dan

dependen yang tercantum dalam kerangka konsep.

4.1 Karakteristik dan Latar Belakang Responden

Yang dimaksud karakteristik dan latar belakang Responden meliputi usia, jenis

kelamin, tingkat kelas, sumber informasi, riwayat sakit DBD

a. Usia Responden Tabel 4.1.

Distribusi Usia Responden

Kategori Usia Jumlah Prosentase (%)

8 Tahun

9 Tahun

10 Tahun

11 Tahun

12 Tahun

16

32

49

38

2

11,7

23,4

35,8

27,2

1,5

Total 137 100

Berdasarkan tabel 4.1 maka usia responden terbanyak adalah 10

tahun (35,8%)

b. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

Laki-laki

Perempuan

63

74

46

54

Total 137 100

Berdasarkan tabel 4.2 maka jenis kelamin responden terbanyak adalah

perempuan (54%)

29

Page 41: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

30

c. Tingkat Kelas Responden Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kelas

Tingkat Kelas Frekuensi Prosentase (%)

4

5

51

37

37,2

27

6 49 35,8

Total 137 100

Berdasarkan tabel 4.3 maka tingkat kelas responden terbanyak adalah

kelas 4 (37,2%)

d. Sumber Informasi Responden Tentang DBD Tabel 4.4

Distribusi Sumber Informasi Responden tentang DBD

Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%)

Petugas Kesehatan

Media Cetak

Media Elektronik

Kegiatan Setempat

Guru & Pelajaran di Sekolah

58

7

28

1

15

42,3

5,1

20,4

0,7

10,9

Keluarga

Tetangga

27

1

19,7

0,7

Total 137 100

Berdasarkan tabel 4.4 maka sumber informasi tentang DBD terbanyak

adalah dari petugas kesehatan (42,3%)

e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.5

Distribusi Riwayat Sakit DBD Responden

Kebiasaan Membaca Jumlah Prosentase (%)

Tidak Pernah

Pernah

103

34

75,2

24,8

Total 137 100

Page 42: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

31

Berdasarkan tabel 4.5 maka riwayat sakit DBD pada responden

terbanyak adalah tidak pernah sakit DBD (75,2%)

4.2 Pengetahuan

Tabel 4.6

Presentase Responden yang Menjawab Benar terhadap Pertanyaan

Pengetahuan tentang Penyakit DBD

No Jenis Pengetahuan yang

Ditanyakan

Benar %

1 Vektor penyakit DBD 131 95,5

2 Penyebab DBD 54 39,4

3 Pola demam DBD 24 17,5

4 Nyamuk penular DBD 80 54,8

5 Ciri nyamuk DBD 85 62

6 Tempat berkembangbiak nyamuk

DBD

25 18,2

7 Sarang nyamuk DBD 121 88,3

8 Waktu Menggigit nyamuk DBD 16 11,7

9 Cara menghidari gigitan nyamuk

DBD

135 98,5

10 Slogan 3M 63 46

11 Waktu pengurasan bak mandi 68 49,6

12 Penaburan serbuk pemberantas jentik 64 46,7

13

14

15

16

17

18

Nama serbuk pemberantas jentik

Gejala DBD

Tatalaksana demam

Indikasi pasien yang di rawat di

rumah sakit

Kadar trombosit penderita DBD

Pravalensi kelompok usia tertinggi

penderita DBD

46

105

108

103

23

105

33,6

76,6

78,8

75,2

16,8

76,6

Page 43: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

32

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) Baik 11 8

Cukup 71 51,8 Kurang 55 40,2 Total 137 100

Pada tingkat pengetahuan siswa (tabel 4.7) diperoleh data bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat pengetahuan Cukup (51,8%) , kemudian

tingkat pengetahuan kurang (40,2%) dan yang paling sedikit responden

dengan tingkat pengetahuan baik (8%).

Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan siswa SD Islam Ruhama

mengenai DBD dan pencegahannya masih kurang. Terbukti juga dari

pihak sekolah mengakui tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai

penyakit DBD dan pencegahan nya. Sehingga pengetahuan siswa kelas 4-

6 SD tersebut sebagian besar dalam kategori cukup

4.3 Sikap

Tabel 4.8

Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap tentang Penyakit DBD

No Jenis Pertanyaan Sangat

Setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1 Setiap Orang Harus

Menjaga Kesehatan

70,8 27,7 0,7 0,7

2 Setiap orang berpeluang

terkena penyakit DBD

7,3 26,3 43,8 22,6

3 Penyakit DBD tidak dapat

disembuhkan

1,5 4,4 50,4 43,8

4 Penyakit DBD tidak dapat

dicegah

3,6 12,4 43,8 40,1

5 Penyakit DBD adalah

penyakit berbahaya

22,6 53,3 20,4 3,6

6 Gizi dan kekebalan tubuh 24,1 47,4 19,7 8,8

Page 44: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

33

yang baik dapat

membantu pencegahan

DBD

7

8

9

10

11

12

Penyakit DBD dapat

menyebabkan kematian

Genangan air sebagai

tempat bertelur nyamuk

Program 3M merupakan

cara yang efektif dalam

pencegahan DBD

Fogging merupakan

upaya untuk

pemberantasan nyamuk

Upaya tidak

menggantung baju

termasuk dalam tindakan

pencegahan

Penyuluhan yang

diadapat sudah efektif

7,3

24,1

47,4

36,5

13,1

22,6

33,6

38

43,1

50,4

42,3

65,7

41,6

27

8

11,7

35,8

10,9

17,5

10,9

1,5

1,5

8,8

7

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi Presentase (%) Baik 63 46

Cukup 73 53,3 Kurang Baik 1 0,7

Total 137 100

Dari hasil jawaban pertanyaan sikap (tabel 4.8), maka diperoleh hasil

responden dengan sikap cukup sebanyak 73 (53,3%) sebagai sikap

terbanyak dan responden dengan sikap paling sedikit adalah sikap kurang

baik sebanyak 1 (0,7 %) , sedangkan responden dengan sikap baik

sebanyak 63 (46) %.

Ciri-ciri sikap adalah : 17

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.

Page 45: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

34

Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar,

haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu

pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan

dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4. Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-

segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan sikap dari kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang

Tingkat sikap siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama tentang DBD dalam

kategori baik menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tertentu

seperti segi motivasi yang membedakan dari pengetahuan nya. Atau faktor

saat pengisian yang siswa cenderung menjawab ke arah yang dianggap

nya lebih positif yaitu jawaban setuju dan sangat setuju.

4.4 Perilaku Tabel 4.10

Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Perilaku tentang Penyakit DBD

No Jenis Pertanyaan Ya Kadan-

kadang Tidak

1 Perilaku menggantung pakaian 59,1 27 13,9

2 Perilaku menguras bak mandi secara

rutin 1 minggu sekali

62,8 26,3 10,9

3 Perilaku menutup tempat penampungan

air dirumah

37,2 20,4 42,3

4 Perilaku mengubur barang bekas/ tidak

terpakai

19,7 20,4 59,9

5

6

Perilaku menggunakan kelambu saat

tidur

Perilaku menggunakan lotion anti-

nyamuk sebelum tidur

19,7

40,1

9,5

36,5

70,8

23,4

Page 46: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

35

7

8

9

10

Perilaku menggunakan spray anti-

nyamuk sebelum tidur

Perilaku melakukan fogging atau

pengasapan di lingkungan sekitar

rumah

Perilaku pemeriksaan jentik di bak

mandi secara rutin

Perilaku melaporkan ke orang tua/guru

apabila timbul gejala DBD

46

46

39,4

97,1

29,2

35

30,7

-

24,8

19

29,9

2,9

Tabel 4.11

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku Frekuensi Presentase (%) Baik 55 40,1

Cukup 63 46,0 Kurang Baik 19 13,9

Total 137 100

Dari hasil jawaban pertanyaan perilaku (tabel 4.10), maka diperoleh hasil

responden dengan sikap cukup sebanyak 63 (46%) sebagai sikap

terbanyak dan responden dengan sikap paling sedikit adalah sikap kurang

baik sebesar 19 (13,9%) , sedangkan responden dengan sikap baik

sebanyak 55 (40,1%).

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan

respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari

orang yang bersangkutan. Hal ini berarti walaupun stimulus nya sama bagi

semua orang namun respons tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang

membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan

perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:4

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan. Misal nya: tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagai nya

Page 47: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

36

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan. Baik lingkungan

fisik,sosial,budaya,ekonomi,politik, dan sebagai nya.

Tingkat perilaku siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama tentang DBD dalam

kategori cukup menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tingkat

pengetahuan yang juga di dominasi oleh kategori cukup dan juga

dipengaruhi oleh kebiasaan masing-masing anak dirumah yang secara

lingkungan nya tentu berbeda.

4.5 Distribusi Pengetahuan tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden

a. Usia

Tabel 4.12

Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (Tahun) Total

8 9 10 11 12

F % F % F % F % F % F %

Pengetahuan

Responden

Baik 0 0 3 27,3 6 54,5 1 9,1 1 9,1 11 100

Cukup 12 16,9 16 22,5 24 33,8 19 26,8 0 0 71 100

Kurang 4 7,3 13 23,6 19 34,5 18 32,7 1 1,8 55 100

Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100

Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik yang berusia 10 tahun sebanyak 6

responden (54,5%), berusia 9 tahun sebanyak 3 responden (27,3%),

berusia 11 tahun sebanyak 1 responden (9,1%) , berusia 12 tahun

sebanyak 1 responden (9,1%) dan berusia 8 tahun sebanyak 0 responden

(0%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup yang berusia 10

tahun sebanyak 24 responden (33,8%), berusia 11 tahun sebanyak 19

Page 48: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

37

responden (26,8%), berusia 9 tahun sebanyak 16 responden (22,5%),

berusia 8 tahun sebanyak 12 responden (16,9%) dan berusia 12 tahun

sebanyak 0 responden (0%). Terakhir responden dengan pengetahuan

kurang yang berusia 10 tahun sebanyak 19 responden (34,5%), berusia

11 tahun sebanyak 18 (32,7%), berusia 9 tahun sebanyak 13 responden

(23,6%), berusia 8 tahun sebanyak 4 responden (7,3%) dan berusia 12

tahun sebanyak 1 responden (1,8%)

b. Jenis Kelamin Tabel 4.13

Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Total

Laki-laki Perempuan

F % F % F %

Pengetahuan

Responden

Baik 3 27,3 8 72,7 11 100

Cukup 34 47,9 37 52,1 71 100

Kurang 26 47,3 29 52,7 55 100

Total 63 46 74 54 137 100

Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 8 responden (72,7%) dan laki-laki sebanyak 3 responden

(27,32%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 responden (52,1%) dan laki-

laki sebanyak 34 responden (47,9%). Terakhir responden dengan

pengetahuan kurang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 29

responden (52,7%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 (47,3%).

Salah satu faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor

pembawaan, dimana faktor ini dibawa sejak lahir contoh nya jenis

kelamin. Batasan kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam

memecahkan masalah berbeda-beda. Contoh nya dalam pembelajaran

dengan pelatihan yang sama daya tangkap setiap orang juga berbeda. 18

Page 49: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

38

Kemungkinan, tingkat pengetahuan siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama

tentang DBD berdasarkan jenis kelamin dalam kategori baik didominasi

oleh perempuan. ada nya faktor pembawaan tertentu yang bisa saja

terjadi walaupun tidak ada literatur tertentu yang menjelaskan jenis

kelamin dengan tingkat intelegensi seseorang.

c. Tingkat Kelas Tabel 4.14

Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Kelas

Tingkat Kelas Responden Total

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

F % F % F % F %

Pengetahuan

Responden

Baik 2 18,2 4 36,4 5 45,5 11 100

Cukup 29 40,8 20 28,2 22 31 71 100

Kurang 20 36,4 13 23,6 22 40 55 100

Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100

Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik pada kelas 6 sebanyak 5 responden ,

(45,5%) , kelas 5 sebanyak 4 responden (36,4%), dan kelas 4 sebanyak 2

responden (18,2%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup

pada kelas 4 sebanyak 29 responden (40,8%) , kelas 6 sebanyak 22

responden (31%) dan kelas 5 sebanyak 20 responden (28,2%). Terakhir

responden dengan pengetahuan kurang pada kelas 6 sebanyak 22

responden (40%), kelas 4 sebanyak 20 responden (36,4%) dan kelas 5

sebanyak 13 (23,6%).

d. Sumber Informasi terhadap DBD

Tabel 4.15

Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD

Sumber Informasi tentang DBD Total

Page 50: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

39

Petugas

Kesehatan

Media

Cetak

Media

Elektronik

Kegiatan

Setempat

Guru/

Materi

Sekolah

Keluarga Tetangga

F % F % F % F % F % F % F % F %

Pengetahuan

Responden

Baik 2 18,2 0 0 5 45,5 0 0 2 18,2 2 18,2 0 0 11 100

Cukup 30 42,3 3 4,2 14 19,7 0 0 9 12,7 15 21,1 0 0 71 100

Kurang 26 47,3 4 7,3 6 16,4 1 1,8 4 7,3 10 18,2 1 1,8 55 100

Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100

Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik mendapat sumber informasi tentang

DBD melalui media elektronik sebanyak 5 responden (45,5%) , petugas

kesehatan sebanyak 2 responden (18,2), guru/materi sekolah sebanyak 2

responden (18,2%), dan keluarga sebanyak 2 responden (18,2%).

Sedangkan media cetak, kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0

responden (0%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup

mendapat sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan

sebanyak 30 responden (42,3%) , keluarga sebanyak 15 responden

(21,1%), media elektronik sebanyak 14 responden (19,7), guru/materi

sekolah sebanyak 9 reponden (12,7), media cetak sebanyak 3 responden

(4,2%). Sedangkan kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0

responden (0%). Terakhir responden dengan pengetahuan kurang

mendapat sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan

sebanyak 26 responden (47,3%) , keluarga sebanyak 10 responden

(18,2%), media elektronik sebanyak 6 responden (16,4), media cetak

sebanyak 4 responden (7,3 %), guru/materi sekolah sebanyak 4

reponden (7,3% ). Sedangkan kegiatan setempat sebanyak 1 responden

(1,8%) dan tetangga sebanyak 1 responden (1,8%)

Page 51: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

40

e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.16

Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD

Riwayat Sakit DBD Total

Pernah Tidak Pernah

F % F % F %

Pengetahuan

Responden

Baik 3 27,3 8 72,7 11 100

Cukup 19 26,8 52 73,2 71 100

Kurang 12 21,8 43 78,2 55 100

Total 34 24,8 103 75,2 137 100

Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan pengetahuan baik yang menyatakan tidak pernah sakit

DBD sebanyak 8 responden (72,7%) dan pernah sakit DBD sebanyak 3

responden (27,3%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup

yang menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 52 responden

(73,2%) dan pernah sakit DBD sebanyak 19 responden (26,8%). Terakhir

responden dengan pengetahuan kurang yang menyatakan tidak pernah

sakit DBD sebanyak 43 responden (78,2%) dan pernah sakit DBD

sebanyak 12 responden (21,8%)

4.6 Distribusi Sikap tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden

a. Usia Tabel 4.17

Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (Tahun) Total

8 9 10 11 12

F % F % F % F % F % F %

Sikap

Responden

Baik 7 11,1 12 19 25 39,7 18 28,6 1 1,6 63 100

Cukup 9 12,3 20 27,4 23 31,5 20 27,4 1 1,4 73 100

Kurang 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100

Page 52: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

41

Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100

Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan sikap baik yang berusia 10 tahun sebanyak 25

responden (39,7%), berusia 11 tahun sebanyak 18 responden (28,6%),

berusia 9 tahun sebanyak 12 responden (19%) , berusia 8 tahun sebanyak

7 responden (11,1%) dan berusia 12 tahun sebanyak 1 responden (1,6%).

Kemudian responden dengan sikap cukup yang berusia 10 tahun

sebanyak 23 responden (31,5%), berusia 11 tahun sebanyak 20

responden (27,4%), berusia 9 tahun sebanyak 20 responden (27,4%),

berusia 8 tahun sebanyak 9 responden (12,3%) dan berusia 12 tahun

sebanyak 1 responden (1,4%). Terakhir responden dengan sikap kurang

yang berusia 10 tahun sebanyak 1 responden (100%), sedangkan

responden dengen usia 8,9,11,dan 12 tidak ada yang bersikap kurang.

b. Jenis Kelamin Tabel 4.18

Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Total

Laki-laki Perempuan

F % F % F %

Sikap

Responden

Baik 30 47,6 33 52,4 63 100

Cukup 33 45,2 40 54,8 73 100

Kurang 0 0 1 100 1 100

Total 63 46 74 54 137 100

Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan sikap baik yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

33 responden (52,4%) dan laki-laki sebanyak 30 responden (47,6%).

Kemudian responden dengan sikap cukup yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 40 responden (54,8%) dan laki-laki sebanyak 33

responden (45,2%). Terakhir responden dengan sikap kurang yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 1 responden (100%) dan berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 0 (0%).

Page 53: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

42

c. Tingkat Kelas Tabel 4.19

Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Kelas

Tingkat Kelas Responden Total

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

F % F % F % F %

Sikap

Responden

Baik 19 30,2 17 27 27 42,9 63 100

Cukup 32 43,8 19 26 22 30,1 73 100

Kurang 0 0 1 100 0 0 1 100

Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100

Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan sikap baik pada kelas 6 sebanyak 27 responden

(42,9%) , kelas 4 sebanyak 19 responden (30,2%), dan kelas 5 sebanyak

17 responden (27%). Kemudian responden dengan sikap cukup pada

kelas 4 sebanyak 32 responden (43,8%) , kelas 6 sebanyak 22

responden (32,1%) dan kelas 5 sebanyak 19 responden (26%). Terakhir

responden dengan sikap kurang pada kelas 5 sebanyak 1 responden

(100%), kelas 4 sebanyak 0 responden (0%) dan kelas 6 sebanyak 0

(0%).

d. Sumber Informasi terhadap DBD Tabel 4.20

Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD

Sumber Informasi tentang DBD Total

Petugas

Kesehatan

Media

Cetak

Media

Elektronik

Kegiatan

Setempat

Guru/

Materi

Sekolah

Keluarga Tetangga

F % F % F % F % F % F % F % F %

Sikap

Responden

Baik 18 28,6 3 4,8 19 30,2 1 1,6 11 17,5 11 17,5 0 0 63 100

Cukup 39 53,4 4 5,5 9 12,3 0 0 4 5,5 16 21,9 1 1,4 73 100

Page 54: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

43

Kurang 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100

Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100

Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan sikap baik mendapat sumber informasi tentang DBD

melalui media elektronik sebanyak 19 responden (30,2%) , petugas

kesehatan sebanyak 18 responden (28,6%), guru/materi sekolah

sebanyak 11 responden (17,5%), keluarga sebanyak 11 responden

(17,5%), media cetak sebanyak 3 responden (4,8%), kegiatan setempat

sebanyak 1 responden (1,6%), dan tetangga sebanyak 0 responden (0%).

Kemudian responden dengan sikap cukup mendapat sumber informasi

tentang DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 39 responden

(53,4%) , keluarga sebanyak 16 responden (21,9%), media elektronik

sebanyak 9 responden (12,3%), guru/materi sekolah sebanyak 4

responden (5,5%), media cetak sebanyak 4 responden (5,5%), tetangga

sebanyak 1 responden (1,4%). Sedangkan kegiatan setempat 0

responden (0%). Terakhir responden dengan sikap kurang mendapat

sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 1

responden (100%). Sedangkan keluarga, media elektronik, media cetak

guru/materi sekolah, kegiatan setempat , tetangga sebanyak 0 responden

(0%)

e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.21

Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD

Riwayat Sakit DBD Total

Pernah Tidak Pernah

F % F % F %

Sikap

Responden

Baik 12 19 51 81 63 100

Cukup 22 30,1 51 69,9 73 100

Kurang 0 0 1 100 55 100

Total 34 24,8 103 75,2 137 100

Page 55: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

44

Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan sikap baik yang menyatakan tidak pernah sakit DBD

sebanyak 51 responden (81%), dan pernah sakit DBD sebanyak 12

responden (19%). Kemudian responden dengan sikap cukup yang

menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 51 responden (69,9%)

dan pernah sakit DBD sebanyak 22 responden (30,1%). Terakhir

responden dengan sikap kurang yang menyatakan tidak pernah sakit

DBD sebanyak 1 responden (100%) dan pernah sakit DBD sebanyak 0

responden (0%)

4.7 Distribusi Perilaku tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden

a. Usia Tabel 4.22

Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (Tahun) Total

8 9 10 11 12

F % F % F % F % F % F %

Perilaku

Responden

Baik 7 12,7 15 27,3 20 36,4 13 23,6 0 0 55 100

Cukup 7 11,1 15 23,8 22 34,9 18 28,6 1 1,6 63 100

Kurang 2 10,5 2 10,5 7 36,8 7 36,8 1 5,3 19 100

Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100

Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan perilaku baik yang berusia 10 tahun sebanyak 20

responden (36,4%), berusia 9 tahun sebanyak 15 responden (27,3%),

berusia 11 tahun sebanyak 13 responden (23,6%) , berusia 8 tahun

sebanyak 7 responden (12,7%) dan berusia 12 tahun sebanyak 0

responden (0%). Kemudian responden dengan perilaku cukup yang

berusia 10 tahun sebanyak 22 responden (34,9%), berusia 11 tahun

sebanyak 18 responden (28,6%), berusia 9 tahun sebanyak 15 responden

Page 56: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

45

(23,8%), berusia 8 tahun sebanyak 7 responden (11,1%) dan berusia 12

tahun sebanyak 1 responden (1,6%). Terakhir responden dengan

peruilaku kurang yang berusia 10 tahun sebanyak 7 responden (36,8%),

berusia 11 tahun sebanyak 7 responden (32,7%), berusia 9 tahun

sebanyak 2 responden (10,5%), berusia 8 tahun sebanyak 2 responden

(10,5%), dan berusia 12 tahun sebanyak 1 responden (5,3%)

b. Jenis Kelamin Tabel 4.23

Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Total

Laki-laki Perempuan

F % F % F %

Perilaku

Responden

Baik 30 54,5 25 45,5 55 100

Cukup 27 42,9 36 57,1 63 100

Kurang 6 31,6 13 68,4 19 100

Total 63 46 74 54 137 100

Tabel 4.23 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan perilaku baik yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak

30 responden (54,5%) dan perempuan sebanyak 25 responden (45,5%).

Kemudian responden dengan perilaku cukup yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 36 responden (57,1%) dan laki-laki sebanyak 27

responden (42,9%). Terakhir responden dengan perilaku kurang yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 responden (68,4%) dan

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (31,6%).

c. Tingkat Kelas Tabel 4.24

Distribusi Perilaku Responden Terhadap Tingkat Kelas

Tingkat Kelas Responden Total

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

F % F % F % F %

Perilaku

Responden

Baik 27 49,1 11 20 17 30,9 55 100

Cukup 19 30,2 21 33,3 23 36,5 63 100

Page 57: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

46

Kurang 5 26,3 5 26,3 9 47,4 19 100

Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100

Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan perilaku baik pada kelas 4 sebanyak 27 responden ,

(49,1%) , kelas 6 sebanyak 17 responden (30,9%), dan kelas 5 sebanyak

11 responden (20%). Kemudian responden dengan perilaku cukup pada

kelas 6 sebanyak 23 responden (36,5%) , kelas 5 sebanyak 21

responden (33,3%), dan kelas 4 sebanyak 19 responden (30,2%).

Terakhir responden dengan perilaku kurang pada kelas 6 sebanyak 9

responden (47,4%), kelas 4 sebanyak 5 responden (26,3%) dan kelas 5

sebanyak 5 responden (26,3%).

d. Sumber Informasi terhadap DBD Tabel 4.25

Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD

Sumber Informasi tentang DBD Total

Petugas

Kesehatan

Media

Cetak

Media

Elektronik

Kegiatan

Setempat

Guru/

Materi

Sekolah

Keluarga Tetangga

F % F % F % F % F % F % F % F %

Perilaku

Responden

Baik 30 54,5 1 1,8 10 18,2 1 1,8 5 9,1 7 12,7 1 1,8 55 100

Cukup 19 30,2 5 7,9 14 22,2 0 0 10 15,9 15 23,8 0 0 63 100

Kurang 9 47,4 1 5,3 4 21,1 0 0 0 0 5 26,3 0 0 19 100

Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100

Tabel 4.25 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan perilaku baik mendapat sumber informasi tentang

DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 30 responden (54,5%) , media

elektronik sebanyak 10 responden (18,2%), keluarga sebanyak 7

Page 58: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

47

responden (12,7%), guru/materi sekolah sebanyak 5 responden (9,1%),

media cetak sebanyak 1 responden (1,8%), kegiatan setempat sebanyak 1

responden (1,8%), dan tetangga sebanyak 1 responden (1,8%). Kemudian

responden dengan perilaku cukup mendapat sumber informasi tentang

DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 19 responden (30,2%) ,

keluarga sebanyak 15 responden (23,8%), media elektronik sebanyak 14

responden (22,2%), guru/materi sekolah sebanyak 10 reponden (15,9%),

media cetak sebanyak 5 responden (7,9%). Sedangkan kegiatan

setempat dan tetangga sebanyak 0 responden (0%). Terakhir responden

dengan perilaku kurang mendapat sumber informasi tentang DBD

melalui petugas kesehatan sebanyak 9 responden (47,4%) , keluarga

sebanyak 5 responden (26,3%), media elektronik sebanyak 4 responden

(21,1%), media cetak sebanyak 1 responden (5,3%). Sedangkan

guru/materi sekolah, kegiatan setempat dan tetangga masing-masing

sebanyak 0 reponden (0% ).

e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.26

Distribusi Perilaku Responden Terhadap Riwayat Sakit DBD

Riwayat Sakit DBD Total

Pernah Tidak Pernah

F % F % F %

Perilaku

Responden

Baik 14 25,5 41 74,5 55 100

Cukup 16 25,4 47 74,6 63 100

Kurang 4 21,1 15 78,9 19 100

Total 34 24,8 103 75,2 137 100

Tabel 4.26 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,

responden dengan perilaku baik yang menyatakan tidak pernah sakit

DBD sebanyak 41 responden (74,5%) dan pernah sakit DBD sebanyak

14 responden (25,5%). Kemudian responden dengan perilaku cukup yang

menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 47 responden (74,6%)

dan pernah sakit DBD sebanyak 16 responden (25,4%). Terakhir

responden dengan perilaku kurang yang menyatakan tidak pernah sakit

DBD sebanyak 15 responden (78,9%) dan pernah sakit DBD sebanyak 4

responden (21,1%)

Page 59: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

48

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan :

a. Hasil data primer responden tentang karakteristik subyek didapatkan

jumlah/frekuensi terbanyak berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin

perempuan, kelas dengan siswa terbanyak kelas 4, sumber informasi adalah

petugas kesehatan, dengan riwayat tidak pernah sakit DBD

b. Sebagian besar atau hasil terbanyak responden yang menjawab kuesioner

untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ada pada kategori

Cukup

c. Pengetahuan siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan

jumlah/frekuens berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin perempuan,

tingkat kelas 4, sumber informasi adalah petugas kesehatan, dengan riwayat

tidak pernah sakit DBD pada kategori cukup

d. Sikap siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan

jumlah/frekuensi berdasarkan usia jenis kelamin perempuan, tingkat kelas 4,

sumber informasi adalah petugas kesehatan, dengan riwayat tidak pernah

sakit DBD pada kategori cukup dan berdasarkan usia adalah usia 10 tahun

dalam kategori baik

e. Perilaku siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan

jumlah/frekuensi berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin

perempuan, dengan riwayat tidak pernah sakit DBD pada kategori cukup.

Dan berdasarkan tingkat kelas dengan siswa kelas 4, sumber informasi adalah

petugas kesehatan pada kategori baik.

5. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perlu diadakan:

1. Bagi Instansi Puskemas dan Dinas Kesehatan

Dari hasil yang ditemukan di SD Islam Ruhama, sebaiknya pihak instansi

Puskesmas Ciputat Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang Selatan

48

Page 60: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

49

lebih mengintensifkan kegiatan penyuluhan program 3M plus di kalangan

pelajar dan lingkungan sekitar, sehingga dapat memperbaiki

pengetahuan,sikap,perilaku, dan kesadaran terhadap penyakit DBD

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus dan lebih

meningkatkan kesadaran akan penting nya kesehatan. Dengan melaksanakan

dan merubah kebiasan terhadap pencegahan DBD maka diharapkan penularan

penyakit DBD dapat ditekan

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan menambah jumlah

variabel dan jumlah sampel penelitian, sehingga diharapkan dapat memperkuat

keputusan yang di ambil

Page 61: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

50

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarmo, Sumarno Poorwo. Demam Berdarah Dengue : Naskah Lengkap. Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2004

2. Depkes RI. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010.

3. Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantaasan Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Jakarta. 2005.

4. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta. 2007..

5. Widayatun,T.R. Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV Agung Seto. 2009. 6. Suhendro, Leonard Nainggolan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi 5 :

Demam Berdarah Dengue . Jakarta : Interna Publishing. 2009

7. Jawetz, Melnick, & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Jakarta: EGC.

2004.

8. Gandahusada. Dr.Sriasi, dkk. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Cetakan ke-6

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006.

9. WHO. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan

Pengendalian. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1999.

10. Nasronudin. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Cetakan 1.

Surabaya: Airlangga University Press. 2007.

11. WHO. Dengue Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.

Geneva: WHO Press. 2009.

12. Widoyono. Penyakit Tropis – Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasan nya. Jakarta: Erlangga.2008

13. Tjokronegoro A., dan Sudarsono S. (ed). Metodologi Penelitian Kedokteran. Edisi

1. Cetakan ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.

14. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:

EGC. 2003.

15. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kehesesatan. Cetakan ke-2 .Edisi

revisi Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

16. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta. 2002

Page 62: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

51

17. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:

EGC. 2003.

18. Purwanto,H. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC. 1998

Page 63: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

52

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Atras Mafazi

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Januari 1990

Alamat : Jl. Lembang No.37, Menteng, Jakarta Pusat 10310

Email : [email protected]

No.Telpon : 08568022244

Riwayat Pendidikan :

TK Islam Al-Azhar 1 (1994-1996)

SD Islam Al-Azhar 1 (1996-2002)

SMP Labschool Kebayoran (2002-2005)

SMA Islam Al-Azhar 1 (2005-2008)

FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-

Sekarang)

Page 64: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

53

Lampiran 2

Page 65: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

54

Lampiran 3

Page 66: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

55

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 –

6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN

PENCEGAHAN NYA

Pada saat ini saya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan

Pendidikan Dokter UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan pengambilan

data penelitian mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sekolah dasar

kelas 4 – 6 terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya.

Saya mengharapkan persetujuan adik-adik kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama dalam hal

pengisian kuesioner. Adapun teknis pengisian kuesioner dilakukan dengan cara

dibimbing dan simultan, maka dari itu saya mengharapkan partisipasi adik- adik untuk

pengisian kuesioner dengan baik. Semua jawaban yang ditulis dalam kuesioner ini

dijamin kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada siswa-siswi kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama

yang telah bersedia membantu saya dalam penelitian ini.

Ciputat, Agustus 2011

Menyetujui,

(……………………………….)

Page 67: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

56

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER

No. Formulir :

Hari dan tanggal pengambilan data :

Pewawancara :

Cara mengisi :

Setiap pertanyaan harus diisi sesuai jawaban Adik, tidak diizinkan untuk bekerja

sama.

Apabila ada pertanyaan yang tidak mengerti silahkan bertanya kepada kakak

pembimbingnya.

A. Identitas Responden

Nama :……………………………………..

Usia :……………………………………..

Kelas :……………………………………..

Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan

B. Sumber Informasi

Apakah Adik pernah mendengar tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (

DBD) ?

Pernah b. Tidak Pernah

Jika pernah, dari mana Adik mendapatkan inforamasi paling berkesan tentang

hal tersebut diatas?

a. Petugas Kesehatan (Bidan, Perawat, Dokter)

b. Media Cetak ( Koran, Majalah)

c. Media Elektronik ( Televisi, Radio)

d. Kegiatan Setempat ( Penyuluhan, pengajian)

e. Guru dan Pelajaran di Sekolah

f. Keluarga

g. Tetangga

h. Lain-lain, sebutkan .................

Page 68: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

57

i. Tidak pernah mendapat informasi

Apakah Adik pernah menderita sakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) ?

a. Pernah b. Tidak Pernah

B. Pengetahuan Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih

6. Penyakit Demam Berdarah Dengue di tularkan oleh ?

a. Lalat

b. Cacing

c. Nyamuk

d. Tidak tahu

7. Penyebab penyakit Demam Berdarah adalah

a. Virus

b. Bakteri

c. Protozoa

d. Tidak tahu

8. Bagaimanakah pola Demam penyakit Demam Berdarah?

a. Demam tinggi, yang turun-naik setiap 3 hari sekali

b. Demam tinggi, naik dan turun seperti pelana kuda

c. Demam tinggi,yang turun-naik setiap 2 hari sekali

d. Tidak tahu

9. Apakah nyamuk yang dapat menularkan Penyakit Demam Berdarah ?

a. Chulex sp.

b. Aedes Aegypty

c. Anopeles sp.

d. Tidak tahu

10. Apa ciri-ciri nyamuk penular demam berdarah?

a. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis putih

b. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis coklat

c. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis merah

d. Tidak tahu

Page 69: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

58

11. Dimanakah tempat berkembang biak nya nyamuk penmbawa penyakit Demam

Berdarah?

a. Air got

b. Air Laut

c. Air Bersih seperti di bak mandi

d. Tidak tahu

12. Apakah adik tahu, dimana saja tempat yang disenangi, tempat hinggap, tempat

istirahat nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah?

a. Tempat Gelap, pada benda bergantungan, genangan air

b. Tempat terang, pada benda yang tersusun rapih, tempat kering

c. Tidak Tahu

13. Menurut adik, Kapan waktu nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah

menggigit manusia?

a. Pagi dan Siang

b. Pagi dan Sore

c. Pagi dan Malam

d. Tidak tahu

14. Bagaimanakah cara menghindari gigitan nyamuk pembawa penyakit Demam

berdarah?

*Tandai dengan (X)

Benar Salah

Memakai kelambu saat

tidur

Memakai lotion penolak

nyamuk (Autan, Sari

Puspa)

Melakukan Penyemprotan

Page 70: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

59

dengan obat anti nyamuk

Pengasapan/ fogging

15. Apakah yang dimaksud slogan 3M dalam program pencegahan DBD?

a. Menguras, Menutup, Mengubur

b. Menguras, Membuka, Mandi

c. Mengawasi, Mencegah, Mengubur

d. Tidak tahu

16. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi,

drum bekas yang berisi air?

a. Paling sedikit seminggu satu kali

b. Paling sedikit seminggu dua kali

c. Paling sedikit satu bulan sekali

d. Tidak tahu

17. Apakah setelah menguras bak mandi masih perlu menaburkan serbuk

pemberantas jentik?

a. Perlu

b. Tidak perlu

c. Tidak tahu

18. Jentik nyamuk penular demam berdarah dapat diberantas dengan serbuk?

a. Oralit

b. Abate

c. Alkohol

d. Tidak tahu

19. Apakah Gejala dari penyakit Demam Berdarah? *Tandai dengan (X)

Gejala Ada Tidak Ada

Demam Tinggi Mendadak

Mimisan

Bintik Merah Pada Kulit

Page 71: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

60

Mual dan Muntah

Lemah Lesu

Sakit Kepala

Gelisah/tidak sadar

20. Jika pasien demam tinggi, tindakan yang harus dilakukan adalah?

a. Dipijat pada bagian kepala dan biarkan terbaring

b. Minum obat penurun panas, diberi minum air yang banyak, dan segera

dibawa kedokter

c. Dibiarkan saja sampai hilang sendiri

d. Tidak tahu

21. Pasien Demam Bedarah harus dibawa kerumah sakit jika?

a. Demam tinggi terus menerus, bagian badan terasa dingin, tampak tidak

sadar diri

b. Demam tinggi yang sudah turun panas nya menjadi normal

c. Demam tinggi yang disertai lidah pucat dan tampak kotor

d. Tidak tahu

22. Setelah dibawa ke RS dan dilakukan pemeriksaan darah, perlu dicuragai

Demam Berdarag Dengue (DBD) , apabila?

a. Trombosit (Keping Darah) Naik

b. Trombosit (Keping Darah) Normal

c. Trombosit (Keping Darah) Turun

d. Tidak Tahu

23. Menurut Adik siapakah orang yang paling sering terkena Demam Berdarah?

a. Anak-anak

b. Dewasa / Orang tua

c. Usia lanjut (kakek-kakek / nenek-nenek)

d. Tidak Tahu

Page 72: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

61

C. Sikap Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih

24. Setiap orang harus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan agar

terhindar dari penyakit Demam Berdarah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

25. Setiap orang dapat berpeluang terkena Demam Berdarah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

26. Penyakit Demam Berdarah tidak dapat disembuhkan?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

27. Penyakit Demam Berdarah tidak dapat dicegah?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

28. Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit yang berbahaya

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

29. Gizi dan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat mencegah adik terkena

penyakit Demam Berdarah

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

30. Penyakit Demam berdarah dapat mengakibatkan kematian

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

31. Genangan air dapat menjadikan tempat bertelur nya nyamuk?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

32. Program 3M adalah cara pencegahan penyakit Demam Berdarah yang baik?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

33. Fogging atau pengasapan di lingkungan rumah adik merupakan salah satu cara

pemberantasan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) ?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

34. Tidak menggantung baju, merupakan salah satu upaya pencegahan tergigit nya

dari nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Page 73: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

62

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

35. Penyuluhan atau pemberian informasi tentang penyakit Demam Berdarah

sudah dirasa cukup dan diketauhi oleh adik-adik?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

D. Perilaku

Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih

36. Apakah Adik atau anggota keluarga lain biasa menggantung pakaian dirumah?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tida

37. Apakah dirumah adik melakukan pengurasan Bak Mandi secara rutin 1

minggu sekali?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

38. Apakah dirumah adik BAK, Drum Air ditutup dengan penutup?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

39. Apakah dirumah adik terbiasa mengubur barang-barang bekas atau tidak

terpakai?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

40. Apakah adik menggunakan Kelambu atau jarring saat tidur?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

41. Apakah adik menggunakan Lotion anti-nyamuk saat ingin tidur

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

42. Apakah adik menggunakan Penyemprotan dengan obat anti nyamuk sebelum

tidur?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

43. Apakah dirumah adik pernah dilakukan Fogging atau pengasapan?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

44. Apakah Adik atau keluarga melakukan pemeriksaan jentik secara rutin di bak

mandi?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

Page 74: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

63

45. Apabila adik demam tingi, timbul bercak merah pada kulit dan lain

sebagainya, apa yang akan adik lakukan :

a. Segera memberitahukan orang tua atau guru kelas

b. Tidak perlu diceritakan kepada orang lain

c. Dibiarkan saja sembuh sendiri

d. Lain-lain, sebutkan……………………….

Page 75: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

64

Lampiran 6

DATA MENTAH ANALISIS DATA

Page 76: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

65

Page 77: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

66

Page 78: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

67

Page 79: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

68

Tingkat Pengetahuan dan Karakteristik Responden

Page 80: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

69

Page 81: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

70

Page 82: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

71

Page 83: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

72

Page 84: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

73

Tingkat Sikap dan Karakteristik Responden

Page 85: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

74

Page 86: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

75

Page 87: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

76

Tingkat Perilaku dan Karakteristik Responden

Page 88: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

77

Page 89: 1.RISET Muhammad Atras Mafazi

78