1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota...

119
Produk Domestik Regional Bruto KOTA BANDUNG Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012 Katalog BPS Nomor : 9205.3273 Kerjasama : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Transcript of 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota...

Page 1: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto

KOTA BANDUNGMenurut Lapangan Usaha

Tahun 2009 - 2012

Katalog BPS Nomor : 9205.3273

Kerjasama :BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KOTA BANDUNGDengan

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Page 2: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KOTA BANDUNG

TAHUN 2009 - 2012

ISSN : 0854.9304

No. Publikasi : 3273.1301

Katalog BPS : 9205.3273

Jumlah halaman : iv + 111 halaman

Ukuran buku : 18,2 cm x 25,7 cm

Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Page 3: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Tim Penyusun

Penyunting : Ir. Hj. Sri Daty

Dra. Sri Sundari

Penulis : Isti Larasati Widiastuty, SST, MP

Pengolah data/

Penyiapan Draft : Dra. Sri Sundari

Isti Larasati Widiastuty, SST, MP

Devi Irmayanti F, SST

Hj. Euis Yeni

Susanti, STP

Ainan Dhinan

Raifa Mukti, Ssi

Ade Setyadi, S.I.Kom

Ahmad Syamsul Bahri, AMd

Sri Rahayuningsih, AMd

Jonrial Nasution

Asep Saepudin

Risky Hadi Pebriyandi, AMd

Etsa Indra Irawan, S.Si

Lilis Siti Fatimah, SP

Ugi Nujuprono, AMd

Ahmad Luthfi Chairi, S.Si

Helmawati Riska Triyuniarta, ST

Riana Safaat, S.Si

Riya Supriyatin, S.Si

Jauhari, S.Si

Page 4: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

i

KATA PENGANTAR

Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KotaBandung Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012” merupakanpublikasi lanjutan dari publikasi tahun-tahun sebelumnya. Publikasi inidisusun atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(BAPPEDA) Kota Bandung dengan Badan Pusat Statistik (BPS) KotaBandung.

Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasilpembangunan ekonomi di Kota Bandung Tahun 2009 – 2012, yangdirinci menurut sektor ekonomi. Gambaran pembangunan ekonomi KotaBandung yang disajikan dalam publikasi ini antara lain adalah : lajupertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, perkembanganekonomi, pendapatan per kapita masyarakat Kota Bandung, sertaperbandingan antar wilayah di Bandung Raya.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penerbitanpublikasi ini disampaikan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat bagievaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan bisa menjadipijakan yang kuat untuk pengambilan keputusan yang akan datang. Kritikdan saran sangat kami hargai guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Bandung, Oktober 2013BPS Kota Bandung

Kepala,

Ir. Hj. Sri Daty

NIP. 19591107 198503 2 002

Page 5: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

ii

DAFTAR ISI

Uraian Hal

Kata Pengantar ………………………………………….......................... i

Daftar Isi ………………………………………………….......................... ii

Bab I Pendahuluan………………………………........................ 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………........................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan…………..………………….......................... 3

1.3. Jenis dan Sumber Data………………………….......................... 3

Bab II Metodologi ……………………………….......................... 5

2.1. Konsep dan Definisi ……………….......................................... 5

2.2. Manfaat Statistik Pendapatan Regional……….................... 11

2.3 Cara Penyajian PDRB...........………………………................... 12

2.4 Metode Penghitungan PDRB ……………………………………… 13

2.5 Penyajian Angka Indeks..... ……. ………………………………….. 17

Bab III Uraian Sektoral …………………………...................... 20

3.1 Sektor Pertanian…………………………………............................ 20

3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………...................... 24

Page 6: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

iii

3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………........................ 26

3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ……………....................... 28

3.5. Sektor Bangunan/Konstruksi …………………........................ 30

3.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …....................... 31

3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ………..................... 33

3.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan....... 38

3.9. Sektor Jasa-Jasa …………...…….……….................................. 42

Bab IV Tinjauan Pendapatan Regional ......................... 45

4.1 Struktur Ekonomi ................................................................ 45

4.2 Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 52

4.3 PDRB Per Kapita ................................................................. 57

Bab V Pertumbuhan dan Peranan PDRB Menurut

Lapangan Usaha ............................................ 61

5.1 Sektor Pertanian .................................................................. 61

5.2 Sektor Industri Pengolahan ................................................ 65

5.3 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ..................................... 69

5.4 Sektor Konstruksi ............................................................... 72

5.5 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ......................... 74

5.6 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .............................. 78

Page 7: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

iv

5.7 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......... 82

5.8 Sektor Jasa-Jasa ................................................................. 85

Bab VI Perbandingan Regional Wilayah Bandung

Raya ......................................................................... 90

6.1. Struktur Ekonomi…............................................................. 90

6.2. Pertumbuhan Ekonomi ...............………………………………… 95

5.3. PDRB Per Kapita...…………………………………………………….. 97

Daftar Pustaka ………………………….......………………………………. 100

Lampiran ……………………………………………………………………….. 101

Page 8: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada hakikatnya

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukan oleh tiga nilai pokok,

yaitu ; (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri

(self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan (3) meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from servitude)

yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia (Todaro dalam

Arsyad, 1999:5). Berdasarkan konsep tersebut maka perlu disadari

bahwa pengertian pembangunan ekonomi sangat luas, tidak terbatas

pada bagaimana meningkatkan angka PDRB saja, namun lebih pada

bagaimana mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi serta

meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kita pahami bersama bahwa

pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang tidak

terlepas dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dunia luar,

mengingat sistem pembangunan ekonomi di negara kita bersifat

terbuka.

Perekonomian Kota Bandung pada tahun 2012 mampu tumbuh

sekitar 8,98 persen, lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jawa Barat yang tumbuh 6,21 persen dan pertumbuhan

Page 9: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

2

ekonomi nasional yang tumbuh 6,23 persen. Tingginya pertumbuhan

ekonomi Kota Bandung ditopang oleh tumbuhnya perekonomian

hampir di seluruh sektor ekonomi. Seluruh sektor mengalami

pertumbuhan positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor

ekonomi yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun

ini adalah sektor konstruksi yang diikuti dengan sektor perdagangan,

hotel dan restoran. Pada tahun 2012 sektor konstruksi tumbuh sekitar

13,33 persen, atau meningkat 1,39 persen jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Adapun sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sebagai sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian

Kota Bandung mampu tumbuh sekitar 11,58 persen.

Berbeda dengan sektor lainnya yang mampu tumbuh positif

lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, sektor industri

pengolahan juga mampu tumbuh positif walaupun lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2011. Pada tahun 2012

sektor industri pengolahan tumbuh sekitar 3,18 persen. Jika diamati

menurut sub sektor atau kegiatan, beberapa mengalami pertumbuhan

positif lebih tinggi dibandingkan tahun 2011, namun beberapa

kegiatan tumbuh positif walaupun lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan tahun 2011.

Jika diamati setiap tahunnya kondisi perekonomian cukup

berfluktuasi akibat kondisi internal perusahaan/usaha juga

dipengaruhi oleh kondisi eksternal, baik kondisi wilayah, kondisi di

dalam negeri maupun kondisi global. Oleh karena pemantauan kondisi

perekonomian secara berkala perlu dilakukan dalam setiap tahapan

Page 10: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

3

pembangunan ekonomi. Dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi pembangunan ketersediaan data dan indikator

perekonomian makro secara berkala perlu tersedia dalam kurun waktu

yang relatif cepat.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah

satu indikator perekonomian yang biasa digunakan untuk memantau

perkembangan kondisi perekonomian suatu wilayah. Penyusunan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Tahun 2009 -

2012 kiranya dapat dijadikan salah satu bahan/kerangka acuan dalam

penetapan kebijakan ekonomi makro, baik moneter maupun sektor

riil, sehingga proses pelaksanaan pembangunan ekonomi di Kota

Bandung masa mendatang akan lebih tepat sasaran.

1.2 Maksud dan Tujuan

Secara garis besar maksud penyusunan publikasi ini adalah

untuk mengetahui gambaran perkembangan pembangunan di Kota

Bandung, khususnya dalam bidang perekonomian. Adapun secara

rinci tujuan tersebut adalah :

1. Menyediakan data ekonomi makro bagi perencanaan dan evaluasi

pembangunan di Kota Bandung tahun 2009 - 2012.

2. Mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian,

perkembangan ekonomi, tingkat pendapatan masyarakat Kota

Bandung tahun 2012.

Page 11: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

4

1.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penyusunan publikasi ini

adalah : data produksi, data harga dan data biaya antara atau rasio

biaya antara dari seluruh sektor ekonomi, yang meliputi : Sektor

Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri

Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Konstruksi,

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Angkutan dan

Komunikasi, Sektor Keuangan dan Sektor Jasa-Jasa, serta data jumlah

penduduk pertengahan tahun.

Data di atas bersumber dari data primer hasil survei/sensus

rutin Badan Pusat Statistik, seperti : Survei Industri Besar Sedang

Tahunan, Survei Hotel Tahunan, Survei Konstruksi Tahunan, Survei

Harga, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), dan Sensus

Penduduk (SP) Tahun 2010, proyeksi penduduk untuk penghitungan

Dana Alokasi Umum (DAU). Disamping itu juga bersumber dari data

sekunder berdasarkan pengumpulan data basis PDRB 2013 dari

instansi terkait, serta survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik, yaitu Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) Tahun

2013.

Page 12: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

5

BAB II METODOLOGI

2.1 Konsep dan Definisi

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau yang lebih

dikenal dengan istilah Pendapatan Regional (Regional Income)

merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah

dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Produk Domestik

Regional Bruto dapat diartikan ke dalam 3 pengertian yaitu:

a. Pendekatan Produksi (Production Approach), PDRB

adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu

wilayah/regional pada suatu waktu tertentu, biasanya setahun.

PDRB = ∑ NTB

PDRB = ∑ (Output – Biaya Antara)

PDRB = ∑ ((Produksi x Harga) – Biaya Antara)

b. Pendekatan pendapatan (Income Approach), PDRB

adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu

Page 13: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

6

wilayah/regional pada jangka waktu tertentu (setahun). Balas

jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal dan keuntungan (surplus usaha) yang

kesemuanya belum dipotong pajak penghasilan dan pajak

tak langsung lainnya. Dalam pengertian Produk Domestik

Regional Bruto, termasuk pula penyusutan barang modal

tetap dan pajak tak langsung neto, Jumlah seluruh komponen

pendapatan tersebut disebut nilai tambah bruto dan Produk

Domestik Regional Bruto diperoleh dari penjumlahan nilai

tambah bruto seluruh sektor lapangan usaha.

PDRB = Upah Gaji + Surplus Usaha +

Pajak tak langsung netto + Penyusutan

c. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach),

PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi

rumah tangga termasuk lembaga non profit yang melayani

rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal

tetap domestik bruto, perubahan stok (inventori) dan ekspor

neto di suatu wilayah. Ekspor neto di sini adalah ekspor

dikurangi impor.

PDRB = Konsumsi Rumah Tangga + Konsumsi

Pemerintah + PMTB + Perubahan

Inventori (Stok) + Ekspor - Impor

Page 14: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

7

Dari ketiga pendekatan di atas dapat disimpulkan bahwa

jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada suatu

wilayah, sama dengan jumlah pendapatan faktor produksinya dan

harus sama pula dengan jumlah pengeluaran untuk berbagai

keperluan. PDRB di atas selanjutnya disebut sebagai PDRB atas dasar

harga pasar karena masih mencakup pajak tak langsung neto.

2.1.2 PDRB atas dasar harga berlaku

PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan baik

pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai

tambah.

2.1.3 PDRB atas dasar harga konstan

PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau

tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun

komponen nilai tambah.

2.1.4 Indeks Harga Implisit PDRB

Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB

atas dasar harga konstan.

Page 15: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

8

2.1.5 Angka Laju Pertumbuhan PDRB

Besarnya persentase kenaikkan PDRB pada tahun berjalan

terhadap PDRB pada tahun sebelumnya. Adapun Laju Pertumbuhan

Ekonomi adalah laju PDRB atas dasar harga konstan.

LPE =PDRB adhk t – PDRB adhk t-1

x 100PDRB adhk t-1

2.1.6 PDRB per Kapita

PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.

PDRB per Kapita =PDRB

Penduduk pertengahan tahun

2.1.7 Pendapatan Regional

PDRB ditambah balas jasa faktor produksi milik penduduk

wilayah tersebut yang berasal dari luar dikurangi balas jasa faktor

produksi yang mengalir keluar.

Page 16: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

9

2.1.8 Pendapatan per Kapita

Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi pendapatan

regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam

kenyataannya penghitungan pendapatan yang benar-benar diterima

oleh penduduk Kota Bandung sulit dilakukan karena masih belum

tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar daerah. Oleh

karena itu sampai saat ini penyajian data pendapatan masih

menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan

demikian angka PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan

kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau

balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses

produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB merupakan

“product originated”.

2.1.9 Produk Regional Bruto

Merupakan PDRB ditambah balas jasa faktor produksi milik

penduduk wilayah tersebut yang berasal dari luar dikurangi balas jasa

faktor produksi yang mengalir ke luar.

2.1.10 Produk Regional Neto

Merupakan produk regional bruto dikurangi dengan

penyusutan barang modal tetap yang digunakan selama setahun. Jika

dikurangi lagi dengan pajak tak langsung neto akan diperoleh produk

regional neto atas dasar biaya faktor produksi.

Page 17: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

10

2.1.11 Pajak tak langsung neto

Adalah pajak tak langsung dikurangi subsidi pemerintah. Pajak

tak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi

sebaliknya.

Selanjutnya produk regional neto atas dasar biaya faktor

disebut Pendapatan Regional inilah yang seharusnya merupakan

pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk Kota

Bandung. Akan tetapi sampai saat ini penghitungan pendapatan yang

benar-benar diterima penduduk Kota Bandung belum dapat

dilakukan. Hal ini disebabkan masih belum tersedianya data arus

pendapatan yang mengalir antar Kabupaten/Kota. Dalam pengertian

ini dapat dijelaskan bahwa pendapatan dari faktor produksi yang

berada di luar Kota Bandung milik penduduk Kota Bandung harus

dihitung sebagai pendapatan Kota Bandung. Demikian juga

sebaliknya dengan pendapatan dari faktor produksi milik penduduk

luar Kota Bandung harus dikeluarkan.

Berkaitan dengan hal di atas penghitungan yang dapat

disajikan hanyalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Angka

PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan

daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa

faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di

daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB merupakan gambaran

"Production Originated".

Page 18: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

11

2.2 Manfaat Statistik Pendapatan Regional

PDRB sebagai indikator ekonomi dapat dimanfaatkan untuk

memberikan gambaran situasi ekonomi suatu wilayah, diantaranya :

1. PDRB atas dasar harga berlaku nominal menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu

wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang besar.

2. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang

memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah.

3. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk

menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan

maupun sektoral dari tahun ke tahun.

4. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor

menunjukkan struktur perekonomian yang menggambarkan

peranan sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor

ekonomi yang mempunyai peran yang besar menunjukkan

basis perekonomian yang mendominasi wilayah tersebut.

5. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai

PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

6. PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk

mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita.

Page 19: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

12

2.3 Cara Penyajian PDRB

PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku

dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga

konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang

dihitung dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu

(tahun dasar), dalam penghitungan ini digunakan tahun 2000 sebagai

tahun dasar.

a. Penyajian atas dasar harga berlaku, PDRB dinilai atas dasar

harga berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai

produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai

tambah dan komponen pengeluaran PDRB.

b. Penyajian atas dasar harga konstan 2000 , PDRB dinilai

seluruhnya dengan harga pada tahun dasar. Karena setiap tahun

dinilai dengan harga yang sama, maka perkembangan PDRB dari

tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil

dan bukan disebabkan kenaikan harga.

Dari dua penyajian PDRB ini diperoleh beberapa indikator

ekonomi makro yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

birokrasi pemerintah, peneliti maupun masyarakat dunia usaha.

Indikator tersebut antara lain Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),

Struktur Perekonomian dan Pendapatan (PDRB) Perkapita.

Page 20: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

13

Nilai PDRB Kota Bandung dalam publikasi ini disajikan

menurut sektor lapangan usaha. Pembagian sektor tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air bersih

5. Bangunan/Konstruksi

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Jasa-jasa

2.4 Metode Penghitungan PDRB

2.4.1 Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

metode langsung dan metode tak langsung (alokasi). Dalam metode

langsung dikenal ada tiga macam pendekatan penghitungan yaitu

pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan

pengeluaran. Dari ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil

yang sama. Dalam metode tak langsung nilai tambah di suatu

wilayah diperoleh dengan mengalokasikan nilai tambah suatu

kegiatan ekonomi nasional ke dalam masing-masing kegiatan

Page 21: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

14

ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator

yang mempunyai pengaruh paling erat dengan kegiatan ekonomi

tersebut.

2.4.2 Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan

PDRB selain dihitung atas dasar harga berlaku, juga dihitung

dengan harga konstan. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan

PDRB secara riil, bukan karena adanya kenaikan harga. Ada empat

cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah atas dasar harga

konstan, yaitu :

a. Revaluasi

b. Ekstrapolasi

c. Deflasi

d. Deflasi berganda

a. Revaluasi

Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan

biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada dasar 2000.

Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga

konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga

konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara.

Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap

biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input

yang sangat banyak, disamping data harga yang tersedia tidak dapat

memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara

Page 22: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

15

atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara

output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio

tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

b. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan

2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun

dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai

ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi

yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi

seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap

cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung.

Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan

output atas dasar harga konstan kemudian dengan menggunakan

rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan

nilai tambah atas dasar harga konstan.

c. Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh

dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku

masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang

digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga

konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya.

Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam

keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru

Page 23: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

16

diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan

dengan indeks harga tersebut.

d. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan

biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara

output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang

digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar

harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau

indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya,

sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari

komponen input terbesar.

Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya

antara, di samping karena komponennya terlalu banyak juga karena

indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam

penghitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak

dipakai. Penghitungan komponen penggunaan produk domestik

regional bruto atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan

menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia

maka digunakan cara deflasi dan ekstrapolasi.

Page 24: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

17

2.5 Penyajian Angka Indeks

Untuk mempermudah dalam menganalisisnya, PDRB

disamping disajikan dalam bentuk angka absolut, disajikan juga dalam

bentuk angka indeks. Secara rinci angka indeks tersebut adalah

sebagai berikut :

2.5.1. Indeks Perkembangan

Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan

pendapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan

dengan tahun dasar. Indeks tersebut di rumuskan sebagai berikut :

IP =PDRB it

x 100 %PDRB i0

dimana :

IP = Indeks Perkembangan

i = Sektor 1,2,...,9

t = Tahun t

0 = Tahun dasar

Page 25: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

18

2.5.2. Indeks Berantai

Indeks ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat

pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Indeks berantai ini diperoleh dengan cara membagi nilai

pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya

dikalikan 100. indeks berantai dirumuskan sebagai berikut :

IB =PDRB it

x 100 %PDRB i(t-1)

di mana :

IB = Indeks Berantai

i = Sektor 1,2,…,9

t = Tahun t

t-1 = Tahun sebelumnya

2.5.3. Indeks Implisit

Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga

dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Indeks

Implisit diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga

berlaku dengan nilai sejenis atas dasar harga konstan kemudian

dikalikan 100.

Page 26: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

19

Indeks Implisit dapat dirumuskan sebagai berikut :

IH =PDRB atas dasar harga berlaku it

x 100PDRB atas dasar harga konstan it

di mana :

IH = Indeks Implisit

i = Sektor 1,2,…,9

t = Tahun t

Page 27: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

20

BAB III URAIAN SEKTORAL

Uraian sektoral yang disajikan pada bagian ini mencakup

ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan subsektor,

cara-cara perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar

harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber

data yang digunakannya.

3.1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan DanPerikanan

3.1.1. Tanaman Bahan

Makanan

Sub sektor ini

mencakup komoditi tanaman

bahan makanan seperti padi,

jagung, ketela pohon, ketela

rambat, kacang tanah, kacang

kedele, sayur-sayuran, buah-buahan dan hasil-hasil produksi

ikutannya. Termasuk pula disini hasil-hasil dari pengolahan yang

dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan sagu.

Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Dinas

Pertanian, sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data

harga yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik.

Page 28: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

21

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara

pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis

kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian

hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan

menggunakan ratio biaya antara terhadap output yang merupakan

hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) yang dilakukan

oleh Badan Pusat Statistik.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

revaluasi.

3.1.2. Tanaman Perkebunan

Sub sektor ini mencakup

komoditi tanaman perkebunan

yang diusahakan oleh rakyat

seperti karet, kelapa, kopi, kapok

teh, tebu, tembakau, cengkeh,

kemiri, kina, lada, pala, panili,

serat karung, tembakau serta

tanaman perkebunan lainnya,

termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana

seperti gula merah, minyak kelapa, tembakau olahan dan teh olahan.

Data produksi diperoleh dari Dinas Perkebunan sedangkan

data harga berupa harga perdagangan besar dikumpulkan oleh Badan

Pusat Statistik.

Page 29: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

22

Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dihitung

dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu

setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya,

kemudian hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh

dengan menggunakan ratio biaya antara terhadap output yang

merupakan hasil SKPR.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

revaluasi. Data produksi diperoleh dari Dinas Perkebunan dan data

harga dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik.

Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil dan

dinyatakan tidak ada.

3.1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub sektor ini mencakup

produksi ternak besar, ternak

kecil, unggas maupun hasil-hasil

ternak seperti susu segar dan

telur. Yang dimaksud dengan

Produksi Peternakkan adalah

banyaknya ternak yang lahir dan

penambahan berat ternak.

Produksi peternakkan di hitung berdasarkan perkiraan dengan

menggunakan rumus:

Produksi = Jumlah pemotongan + (populasi akhir tahun - awal tahun) +(ternak keluar - ternak yang masuk)

Page 30: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

23

Data jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak dan

keluar masuk ternak diperoleh dari Dinas Pertanian, sedangkan

data harga diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

Nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara

pendekatan produksi yaitu mengalikan setiap jenis produksi ternak

dengan masing-masing harganya, kemudian dikurangi dengan biaya

antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan ratio biaya

antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR. NTB atas dasar

harga konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi.

3.1.4. Kehutanan.

Sub sektor ini mencakup

komoditi kayu pertukangan, kayu

bakar, arang, bambu, rotan dan

lain-lain. Data produksi dan

harga diperoleh dari Perum

Perhutani atau Kantor Wilayah

Kehutanan Provinsi Regional

Barat.

Nilai tambah bruto atas dasar harga dihitung dengan cara

Pendekatan Produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu jenis produksi

kehutanan dengan masing-masing harganya, kemudian dikurangi

biaya antara. Biaya antara dperoleh dengan menggunakan ratio biaya

antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR.

Page 31: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

24

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

Revaluasi. Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil

dan dinyatakan tidak ada.

3.1.5. Perikanan

Subsektor ini mencakup kegiatan perikanan laut, perikanan

darat, serta pengolahan

sederhana (pengeringan dan

penggaraman ikan).

NTB atas dasar harga

berlaku dihitung dengan cara

output dikurangi biaya antara.

Nilai output perikanan

diperoleh dari Dinas Pertanian

sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil perkalian rasio biaya

antara terhadap outputnya. Besarnya rasio biaya diperoleh dari

Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung

dengan cara Revaluasi.

3.2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian

Sektor ini diklasifikasikan dalam 3 sub sektor yaitu Minyak dan

Gas Bumi (Migas), Pertambangan tanpa migas dan Penggalian. Sektor

ini mencakup kegiatan-kegiatan penggalian, pemboran dan

Page 32: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

25

pengambilan segala macam pemanfaatan misalnya benda non biologis,

barang-barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di

alam, baik yang berupa benda padat, benda cair misalnya minyak

mentah, maupun benda gas misalnya gas bumi.

3.3.1. Pertambangan

Sub sektor ini mencakup

komoditi minyak mentah, gas bumi,

batu bara, biji emas dan perak. Data

produksi dan harga diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS).

NTB atas dasar harga berlaku

diperoleh dengan cara Pendekatan

Produksi, yaitu mengalikan terlebih

dahulu setiap jenis produksi dengan harganya, kemudian dikurangi

biaya antara yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukan oleh BPS.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara

Revaluasi. Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil

dan dinyatakan tidak ada.

3.2.2. Penggalian.

Subsektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala

jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir, batu dan lain-lain yang

pada umumnya berada pada permukaan bumi. Komoditi yang

Page 33: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

26

dicakup adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil,

batu karang, batu marmer, pasir bahan bangunan, pasir silika, pasir

kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain sebagainya.

Data produksi dan harga diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS), Dinas Pertambangan Provinsi Regional Barat dan Pusat

Pengembangan Teknologi dan Mineral (PPTM), sedangkan biaya

antara diperoleh dari perkalian ratio biaya antara dengan outputnya.

Besarnya rasio biaya antara diperoleh dari hasil Survei Penggalian

yang dilakukan Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan PPTM.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara

pendekatan produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. NTB

atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode Deflasi

dengan deflatornya Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk

Barang-barang Galian. Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya

sangat kecil dan dinyatakan tidak ada.

3.3. Sektor Industri Pengolahan

3.3.1. Industri Minyak dan Gas (Migas)

Sub sektor ini mencakup kegiatan pengolahan, pengilangan

minyak bumi dan gas alam cair misalnya premium, minyak tanah,

minyak diesel, avtur, avigas dan sebagainya.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan

Pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Data nilai

output dan biaya antara diperoleh dari BPS melalui survei.

Page 34: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

27

NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan

metode Deflasi dengan deflatornya IHPB Hasil Pengilangan Minyak

Bumi. Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil dan

dinyatakan tidak ada.

3.3.2. Sektor Industri Tanpa Migas.

Berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)

1997 kegiatan industri mencakup sembilan kegiatan golongan pokok,

yaitu :

1. Industri makanan, minuman dan tembakau

2. Industri tekstil, pakaian jadi dan alas kaki

3. Industri kayu

4. Industri kertas dan percetakan

5. Industri kimia dan barang-

barang dari kimia

6. Industri barang galian bukan

logam

7. Industri logam dasar

8. Industri barang dari logam

9. Industri pengolahan lainnya

Badan Pusat Statistik mengelompokkan kegiatan industri yang

sudah terklasifikasi berdasarka KBLI berdasarkan jumlah tenaga

Page 35: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

28

kerja. Berdasarkan jumlah tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan

meliputi kegiatan industri besar dan sedang, industri kecil, dan

industri rumah-tangga. Industri Besar mencakup kegiatan industri

dengan tenaga kerja 100 orang dan lebih, Industri Sedang mencakup

kegiatan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 - 99 orang.

Industri Kecil dan Rumah tangga mencakup kegiatan industri kecil

yang mempunyai tenaga kerja 5 -19 orang dan industri rumahtangga

yang mempunyai tenaga kerja 1- 4 orang.

NTB atas dasar harga berlaku untuk industri besar dan sedang

di hitung menggunakan Pendekatan Produksi yaitu nilai output

dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari

Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang yang setiap tahun

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sedangkan untuk industri kecil

dan rumah tangga dilakukan estimasi berdasarkan indikator jumlah

tenaga kerja dan rata-rata output per tenaga kerja, hasil suatu Survei

Industri Kecil dan Rumah Tangga yang dilakukan BPS.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHPB Barang-

barang Industri.

3.4. Sektor Listrik, Gas, Dan Air Bersih

3.4.1. Listrik

Subsektor listrik ini mencakup kegiatan pembangkitan dan

penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh Perusahaan

Page 36: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

29

Listrik Negara (PLN) dan non

PLN. NTB atas dasar harga

berlaku dihitung dengan

menggunakan metode

Pendekatan Produksi yaitu

output dikurangi biaya antara.

Nilai output diperoleh dari

perkalian produksi listrik PLN

dan Non PLN dengan tarif listrik yang datanya diperoleh dari PLN dan

Survei Listrik Non PLN, sedangkan biaya antara diperoleh dari

perkalian ratio biaya antara dikalikan nilai outputnya. Ratio ini

didapat dari survei yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan

metode Ekstrapolasi dan ektrapolatornya Indeks Produksi Listrik.

3.4.2. Gas Kota

Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan Gas kota yang

biasanya diusahakan oleh Perusahaan Gas Negara.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan

Pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output

dan biaya antara diperoleh dari Survei Gas yang dilakukan setiap

tahun oleh Badan Pusat Statistik.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks

Produksi Gas.

Page 37: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

30

Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil dan

dinyatakan tidak ada.

3.4.3. Air Bersih

Subsektor ini mencakup

kegiatan proses pembersihan,

pemurnian dan proses kimiawi

lainnya untuk menghasilkan air

minum serta pendistribusian dan

penyalurannya baik yang dilakukan

oleh Perusahaan Air Minum (PAM) maupun bukan PAM.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya

antara diperoleh dari Survei Air Minum yang setiap tahun dilakukan

oleh Badan Pusat Statistik.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode

Ekstrapolasi dengan ekstrpolatornya Indeks Produksi Air Minum.

3.5. Sektor Bangunan/Konstruksi

Sektor ini mencakup segala kegiatan

pembangunan fisik (kontruksi), baik berupa

gedung, jalan, jembatan dan kontruksi

Page 38: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

31

lainnya yang dilakukan oleh perusahaan maupun yang dilakukan oleh

perorangan.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi

yaitu output dikurangi biaya antara. Data nilai output dan biaya antara

di peroleh dari Survei Perusahaan Konstruksi AKI dan Non AKI

ditambah dengan kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh perorangan.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHPB Barang

Bangunan.

3.6. Sektor Perdagangan, Hotel, Dan Restoran

3.6.1. Perdagangan Besar dan Eceran.

Perdagangan besar ini

meliputi kegiatan pengumpulan

dan penjualan kembali barang

baru maupun bekas oleh

pedagang dari produsen atau

importir ke pedagang besar

lainnya atau pedagang eceran.

Perdagangan eceran mencakup

kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan

atau rumah tangga tanpa merubah sifat, baik barang baru atau barang

bekas.

Page 39: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

32

NTB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan 2000 dihitung dengan menggunakan Metode arus barang

(Commodity Flow) yaitu output dihitung berdasarkan besarnya

margin perdagangan yang timbul akibat perdagangan barang-barang

dari sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri serta

barang dari impor dikurangi biaya antara.

3.6.2. Hotel

Subsektor ini mencakup

kegiatan penyediaan akomodasi yang

menggunakan sebagian atau seluruh

bangunan sebagai tempat

penginapan. Yang dimaksud

akomodasi di sini adalah hotel-hotel

berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya

yang digunakan untuk menginap untuk menginap seperti losmen dan

hotel.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh

dari perkalian jumlah kamar yang terjual dengan rata-rata tarif per

kamar. Biaya antara diperoleh dari perkalian ratio biaya antara hasil

SKPR dengan nilai outputnya. NTB atas dasar harga konstan tahun

2000 dihitung dengan menggunakan metode Ekstrapolasi dengan

ekstrapolatornya Indeks Jumlah Kamar yang Terjual.

Page 40: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

33

3.6.3. Restoran

Sub sektor ini mencakup

kegiatan usaha penyediaan

makanan dan minuman jadi yang

pada umumnya dikonsumsi di

tempat penjualan. Kegiatan-

kegiatan yang termasuk dalam

sub sektor ini seperti rumah

makan, warung nasi, warung kopi, katering dan kantin.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh

dengan cara mengalikan pengeluaran makanan dan minuman per

kapita selama setahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Biaya antara diperoleh dari perkalian ratio biaya antara yang diperoleh

dari SKPR dengan nilai outputnya.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHK Makanan Jadi.

3.7. Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi

3.7.1. Angkutan Rel

Sub sektor ini mencakup pengangkutan barang dan

penumpang dengan menggunakan alat angkut kereta api, yang

sepenuhnya dikelola oleh PT. KAI.

Page 41: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

34

NTB atas dasar harga berlaku

dihitung dengan Pendekatan Produksi

yaitu output dikurangi biaya antara.

Nilai output dan biaya antara diperoleh

dari Laporan Keuangan PT. KAI.

NTB atas dasar harga konstan

2000 dihitung dengan menggunakan

metode Ekstrapolasi dengan

ekstrapolatornya Indeks Penumpang dan Barang.

3.7.2. Angkutan Jalan Raya

Sub sektor ini mencakup

kegiatan pengangkutan barang

dan penumpang dengan

menggunakan alat angkut

kendaraan jalan raya baik

bermotor maupun tidak

bermotor. Termasuk disini

kegiatan lainnya seperti sewa kendaraan (rental car), baik dengan atau

tanpa pengemudi.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh

dengan cara jumlah kendaraan umum dikalikan rata-rata output per

kendaraan. Biaya antara diperoleh dari perkalian ratio biaya antara

dikalikan nilai outputnya.

Page 42: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

35

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Revaluasi.

3.7.3. Angkutan Laut

Subsektor ini mencakup

kegiatan pengangkutan penumpang

dan barang dengan menggunakan kapal

laut yang beroperasi di dalam dan ke

luar daerah domestik oleh Perusahaan

angkutan Laut.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurang biaya antara. Nilai output dan biaya

antara diperoleh dari SKPR.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya Indeks

Jumlah Penumpang dan Barang.

Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil dan

dinyatakan tidak ada.

3.7.4. Angkutan Sungai dan Penyeberangan

Sub sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan

penumpang dengan menggunakan kapal atau angkutan sungai, baik

bermotor maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyebrangan

dengan alat angkut kapal ferri.

Page 43: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

36

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antaranya. Nilai output dari

biaya antara diperoleh dari SKPR.

Metode Ekstrapolasi digunakan untuk menghitung NTB atas

dasar harga konstan 2000 dengan ekstrapolatornya Indeks Jumlah

Penumpang dan Barang.

Untuk Kota Bandung, sub sektor ini, nilainya sangat kecil dan

dinyatakan tidak ada.

3.7.5. Angkutan Udara

Sub sektor ini mencakup

kegiatan pengangkutan penumpang

dan barang dengan menggunakan

pesawat udara yang diusahakan oleh

perusahaan penerbangan yang

beroperasi di daerah tersebut.

NTB atas dasar harga berlaku menggunakan Pendekatan

Produksi, yaitu output dikurangi biaya antaranya. Nilai output dan

biaya antara diperoleh dari SKPR.

Metode Ekstrapolasi digunakan untuk menghitung NTB atas

dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan ekstrapolatornya

Indeks Jumlah Penumpang dan Barang.

Page 44: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

37

3.7.6. Jasa penunjang angkutan

Sub sektor ini mencakup kegiatan yang

bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan

pengangkutan yaitu jasa pelabuhan udara, laut,

darat (terminal dan parkir), sungai, bongkar

muat laut dan darat, keagenan penumpang,

ekspedisi laut, jalan tol, jasa parkir dan lain-lain.

NTB atas dasar harga berlaku

menggunakan Pendekatan Produksi, yaitu output

dikurangi biaya antaranya. Nilai output dan biaya antara diperoleh

dari SKPR.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya Indeks Harga

Konsumen (IHK).

3.7.7. Komunikasi

Subsektor ini meliputi

kegiatan jasa Pos & Giro meliputi

kegiatan pemberian jasa kepada pihak

lain dalam hal pengiriman surat, wesel,

paket, jasa giro dan jasa tabungan.

Telekomunikasi meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain

dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon, dan telek.

Jasa penunjang komunikasi seperti warung telekomunikasi (wartel),

radio panggil (pager) dan telepon seluler (ponsel).

Page 45: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

38

NTB atas dasar harga berlaku

dihitung dengan Pendekatan Produksi

yaitu output dikurangi biaya antara.

Nilai output dari kegiatan pos dan giro,

dan telekomunikasi diperoleh dari

Laporan Keuangan Perum Pos dan Giro,

dan PT. Telkom Wilayah Regional Barat. Sedangkan penunjang

komunikasi diperoleh dari survei seperti wartel dan alokasi (seperti

radio panggil, telepon selular).

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Ekstrapolasi dengan ekstrapolatornya jumlah

surat yang dikirim untuk kegiatan pos dan giro, jumlah pulsa untuk

kegiatan telekomunikasi.

3.8. Sektor Keuangan, Persewaan Dan JasaPerusahaan

3.8.1. Bank

Sub sektor ini mencakup

kegiatan bank sentral dan bank komersial

yang memberikan jasa keuangan pada

pihak lain seperti: menerima simpanan

terutama dalam bentuk giro dan

deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka

pendek/menengah dan panjang, mengirim uang, membeli dan

Page 46: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

39

menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas

dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat

menyimpan barang berharga, dan sebagainya.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya

antara diperoleh dari Laporan Bank Indonesia.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya IHK Umum.

3.8.2. Lembaga Keuangan Lainnya

Sub sektor ini mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun,

Pegadaian, Koperasi Simpan Pinjam, dan Lembaga Pembiayaan.

Dalam sub sektor ini juga mencakup kegiatan valuta

asing, pasar modal, dan jasa penunjang lainnya

misalnya pialang, penjamin emisi dan sebagainya.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung

dengan Pendekatan Produksi, yaitu output

dikurangi biaya antaranya. Nilai output dan

biaya antara diperoleh dari SKPR.

NTB atas dasar harga konstan 2000

dihitung dengan menggunakan metode Deflasi dengan deflatornya

Indeks Harga Konsumen (IHK).

Page 47: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

40

3.8.3. Sewa Bangunan

Sub sektor ini mencakup kegiatan usaha persewaan bangunan

dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun

bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan, apartemen,

gelanggang olah raga, serta usaha

persewaan tanah persil.

NTB atas dasar harga

berlaku dihitung dengan

Pendekatan Produksi yaitu

output dikurangi biaya antara.

Nilai output diperoleh dari

perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas perkiraan

sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan

metode Deflasi dengan deflatornya IHK Perumahan.

3.8.4. Jasa Perusahaan

Sub sektor ini mencakup kegiatan

pemberian jasa hukum (Advokat dan

Notaris), jasa akuntansi dan pembukuan,

jasa pengolahan dan penyajian data, jasa

Page 48: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

41

bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran,

jasa fotocopy, serta jasa persewaan mesin dan peralatan.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu nilai output dikurangi biaya antara. Nilai output

diperoleh dari perkalian jumlah perusahaan dengan rata-rata output

per perusahaan hasil SKPR. Biaya antara diperoleh dengan cara

mengalikan ratio biaya antara dengan nilai outputnya.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Revaluasi.

3.9. Sektor Jasa-Jasa

3.9.1. Jasa Pemerintahan Umum.

Sub sektor ini mencakup

kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh

pemerintah untuk kepentingan rumah

tangga serta masyarakat umum. Sebagai

contoh, jasa pemerintahan umum,

pertahanan dan keamanan dan

sebagainya.

Page 49: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

42

3.9.2. Jasa Swasta

Sub sektor ini meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan pihak

swasta, misalnya jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan

rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga.

3.9.3.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan

Sub sektor ini mencakup kegiatan

jasa pendidikan, kesehatan, riset/penelitian,

palang merah, panti asuhan, panti wreda,

yayasan pemeliharaan anak cacat (YPAC),

rumah ibadat dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah

maupun swasta.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh

dari hasil perkaliaan jumlah indikator produksi misalnya jumlah

murid, jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter jumlah panti

asuhan dan sebagainya dengan rata-rata output per masing-masing

indikator dari hasil survei SKPR. Biaya antara diperoleh dari perkalian

ratio biaya antara dengan nilai outputnya.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Revaluasi.

Page 50: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

43

3.9.3.2. Jasa Hiburan dan

Rekreasi

Sub sektor ini mencakup

kegiatan jasa bioskop, kebun

binatang, taman hiburan, pub, bar,

karaoke, diskotik, kolam renang dan

kegiatan hiburan lainnya.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan

Produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh

dari hasil perkalian jumlah pengunjung/ penonton dengan rata-rata

tarif per pengunjung/penonton hasil survei SKPR. Biaya antara

diperoleh dari perkalian ratio biaya antara dengan nilai outputnya.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan

menggunakan metode Revaluasi.

3.9.3.3. Jasa Perorangan dan Rumahtangga

Sub sektor ini mencakup kegiatan yang

pada umumnya melayani perorangan dan rumah

tangga misalnya bengkel sepeda, salon, jasa

reparasi, pembantu rumah tangga, tukang cukur,

tukang jahit, semir sepatu dan sejenisnya.

NTB atas dasar harga berlaku dihitung

dengan Pendekatan Produksi yaitu output

dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian

Page 51: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

44

jumlah masing-masing jenis kegiatan usaha jasa perorangan dan

rumah tangga dengan rata-rata output per masing-masing jenis

kegiatan tersebut. Biaya antara diperoleh dari perkalian ratio biaya

antara dengan nilai outputnya.

NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan

metode Revaluasi.

Page 52: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

45

BAB IV TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL

4.1 Struktur Ekonomi

Besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam

membentuk PDRB pada suatu wilayah menunjukkan struktur ekonomi

wilayah yang bersangkutan. Struktur ekonomi suatu wilayah sangat

dipengaruhi oleh potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Pengelolaan SDA

dan SDM yang dilakukan melalui pembangunan pada dasarnya adalah

suatu upaya perbaikan kondisi perekonomian untuk meningkatkan

kekayaan dan kesejahteraan masyarakat. Bagaimana cara pengelolaan

potensi ini dan bagaimana masyarakat dilibatkan pada akhirnya

berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Indikator yang seringkali digunakan untuk menggambarkan

struktur ekonomi wilayah adalah distribusi persentase sektoral

(lapangan usaha). Distribusi persentase PDRB secara sektoral

menunjukkan peranan masing-masing sektor terhadap PDRB secara

keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar

pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi

suatu daerah. Oleh karenanya dengan hanya melihat pertumbuhan

suatu sektor akan kurang tepat tanpa memperhatikan peranan sektor

tersebut dalam PDRB. Jadi persentase ini dapat dianggap sebagai

penimbang apabila kita ingin melihat pertumbuhan sektoral dengan

teliti, disamping untuk menilai sampai sejauh mana tahap

industrialisasi yang sudah dijalani oleh wilayah yang diteliti.

Page 53: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

46

Fenomena umum dari struktur perekonomian suatu wilayah

seperti yang dikemukakan A.G.B Fisher dapat dilihat dengan

mengelompokkan struktur perekonomian menjadi tiga kelompok.

Clark bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita suatu

wilayah maka peranan sektor primer semakin menurun, tetapi

sebaliknya peranan sektor sekunder dan tersier semakin meningkat

(BPS Provinsi Jawa Barat, 2003).

Pengelompokan sembilan sektor (lapangan usaha) menjadi tiga

kelompok sektor, yaitu :

1. Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku

melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti

tanah dan deposit di dalamnya; yaitu sektor Pertanian dan

Pertambangan & Penggalian (sektor 1 dan 2).

2. Sektor Sekunder yaitu yang mengolah bahan baku baik

yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri,

menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini

mencakup sektor Industri Pengolahan, Listrik , Gas dan Air

Bersih dan sektor Konstruksi (sektor 3,4 dan 5).

3. Sektor Tersier, atau dikenal juga sebagai sektor Jasa, yaitu

sektor-sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik

melainkan dalam bentuk jasa, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor

Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta

sektor Jasa-jasa (sektor 6,7,8 dan 9).

Page 54: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

47

Tabel 4.1 PDRB Kota Bandung Menurut Kelompok Sektor

Tahun 2009 – 2012 (Milyar Rupiah)

Kelompok Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Atas Dasar Harga Berlaku

Sektor Primer 168,08 161,74 192,74 229,01

Sektor Sekunder 22.049,08 25.709,92 29.108,99 33.071,83

Sektor Tersier 48.064,00 56.130,51 66.311,13 77.820,71

PDRB ADHBerlaku

70.281,16 82.002,18 95.612,86 111.121,55

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Sektor Primer 74,46 63,34 67,07 71,18

Sektor Sekunder 9.914,47 10.421,65 10.991,84 11.587,00

Sektor Tersier 19.239,34 21.212,29 23.404,72 25.900,14

PDRB ADHKonstan 2000

29.228,27 31.697,28 34.463,63 37.558,32

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Beralihnya struktur lapangan usaha sebagian besar masyarakat

Kota Bandung dari sektor primer ke sektor lainnya dapat terlihat dari

besarnya peranan masing-masing sektor. Pergeseran struktur ekonomi

semakin jelas terlihat seiring dengan perkembangan Kota Bandung

dari kota agraris pada era 1990-an menjadi kota jasa pada beberapa

tahun terakhir. Pergeseran struktur ekonomi dari kota industri

Page 55: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

48

menjadi kota jasa dan perdagangan semakin jelas terlihat dari struktur

ekonomi tahun 2012.

Pada tahun 2012 nilai tambah bruto (NTB) kelompok sektor

tersier atas dasar harga berlaku sebanyak 77.820,71 milyar rupiah atau

meningkat sekitar 17,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan kata lain PDRB Kota Bandung tahun 2012 sebanyak 70,03

persen disumbang oleh kelompok sektor tersier. Adapun kelompok

sektor sekunder berkontribusi sebesar 29,76 persen pada tahun 2012

ini atau senilai 33.071,83 milyar rupiah. Sisanya sebanyak 0,21 persen

PDRB Kota Bandung disumbang oleh sektor pertanian atau senilai

229,01 milyar rupiah.

Page 56: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

49

Tabel 4.2 Struktur Perekonomian Kota Bandung Menurut Sektor EkonomiTahun 2009-2012 (Persen)

Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Sektor Primer 0,24 0,20 0,20 0,21

Pertanian 0,24 0,20 0,20 0,21

Pertambangan dan Penggalian - - - -

Sektor Sekunder 31,37 31,35 30,44 29,76

Industri Pengolahan 24,49 24,38 23,51 22,55

Listrik, Gas dan Air Bersih 2,30 2,31 2,30 2,35

Konstruksi 4,59 4,67 4,63 4,86

Sektor Tersier 68,39 68,45 69,35 70,03

Perdagangan, Hotel dan Restoran 40,95 40,61 41,25 41,67

Pengangkutan dan Komunikasi 11,77 11,97 12,38 12,47

Keuangan, Persewaan dan JasaPerusahaan

6,26 6,23 6,37 6,64

Jasa-jasa 9,40 9,64 9,35 9,25

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang sekitar

41,67 persen terhadap total pembentukan PDRB di Kota Bandung

tahun 2012, mengalami peningkatan sekitar 0,42 persen dibandingkan

tahun 2011. Walaupun peningkatan kontribusi relatif kecil, namun

Page 57: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

50

karena sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi

terbesar dalam pembentukan PDRB, maka sedikit saja perubahan yang

terjadi pada sektor ini akan memberikan pengaruh yang signifikan

bagi perekonomian Kota Bandung.

Masih dari kelompok sektor tersier, sektor yang juga memiliki

kontribusi relatif besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi.

Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 12,47 persen, sedikit

meningkat dari kontribusi tahun sebelumnya. Kemudian sektor jasa-

jasa berkontribusi sebesar 9,25 persen dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan berkontribusi sebesar 6,64 persen.

Dalam kelompok sektor sekunder, sektor industri pengolahan

memberikan kontribusi sebesar 22,55 persen terhadap pembentukan

PDRB Kota Bandung tahun 2012. Mengalami penurunan jika

dibandingkan kontribusi tahun sebelumnya. Kemudian sektor listrik,

gas, dan air bersih berkontribusi sebesar 2,35 persen, meningkat 0,05

persen dibandingkan tahun 2011. Adapun sektor konstruksi

memberikan kontribusi sebesar 4,86 persen terhadap pembentukan

PDRB tahun 2012, atau meningkat sebesar 0,23 persen dibandingkan

kontribusi tahun lalu.

Jika diamati lebih jauh, akan terlihat adanya pergeseran

struktur ekonomi, yaitu dari sektor industri pengolahan menuju sektor

perdagangan, hotel dan restoran (atau dari sektor sekunder ke sektor

tersier). Kondisi pergeseran ini dapat dimaklumi dengan semakin

sempitnya lahan untuk kegiatan industri, sehingga kegiatan industri di

perkotaan pindah ke daerah pinggiran kota sebagai daerah penyangga

ibukota provinsi. Namun demikian sektor industri di Kota Bandung

masih dapat dikembangkan untuk mendukung perekonomian Kota

Bandung, yaitu industri yang tidak terlalu membutuhkan lahan relatif

Page 58: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

51

luas terutama industri kreatif yang semakin banyak tumbuh di Kota

Bandung.

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kota Bandung

pada tahun 2012 sebesar 0,21 persen. Kecilnya kontribusi pertanian

menggambarkan bahwa potensi pertanian di Kota Bandung khususnya

yang memerlukan lahan relatif luas sudah semakin berkurang. Pada

tahun 2012 ini banyak terjadi alih fungsi lahan, yaitu dari lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian, yaitu digunakan untuk lahan

pemukiman/perumahan atau kegiatan perdagangan.

Page 59: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

52

4.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kenaikan PDRB

tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil

dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak. Namun pada intinya pertumbuhan

ekonomi tersebut merupakan suatu perkembangan dari berbagai

kegiatan ekonomi. Terdapat berbagai teori tentang pembangunan

ekonomi yang pada intinya adalah metode tentang menganalisis

perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang

faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah

tertentu.

Beberapa teori pertumbuhan tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Teori basis ekonomi (economic base theory) menyatakan bahwa

penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah

berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari

luar daerah. (2) Teori lokasi yang menyatakan bahwa terdapat tiga

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi,

dan lokasi. (3) Teori tempat sentral yang menganggap ada hirarki

tempat, yaitu perlu adanya pembedaan fungsi antara daerah-daerah

yang bertetangga dalam hal penyediaan barang dan jasa. (4) Teori

kausasi kumulatif dimana kekuatan-kekuatan pasar cenderung

memperoleh kesenjangan antara daerah-daerah tersebut sehingga

daerah maju cenderung mengalami akumulasi keunggulan kompetitif

dibandingkan daerah lainnya. Dalam hal ini Myrdal (1957)

menyebutnya sebagai backwash effects.

Terlepas dari faktor dominan apa saja yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, sejak tahun 1998 lalu

pertumbuhan ekonomi Kota Bandung cenderung menunjukkan

Page 60: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

53

perbaikan ke arah yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya LPE di Kota Bandung. Angka LPE ini merupakan salah

satu indikator dalam menunjukkan kinerja perekonomian Kota

Bandung secara umum, dimana terjadinya peningkatan faktor

produksi tanpa adanya pengaruh inflasi.

Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota BandungTahun 2009-2012 (Persen)

Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Pertanian 4,13 (14,94) 5,89 6,12

Pertambangan dan Penggalian - - - -

Industri Pengolahan 3,29 3,52 3,70 3,18

Listrik, Gas dan Air Bersih 9,79 10,47 10,74 10,86

Konstruksi 9,47 11,20 11,94 13,33

Perdagangan,Hotel dan Restoran 10,41 10,97 11,23 11,58

Pengangkutan dan Komunikasi 10,36 11,25 10,97 10,92

Keuangan, Persewaan & JasaPerusahaan

8,44 8,53 8,56 9,54

Jasa-jasa 11,39 7,55 7,26 7,43

PDRB 8,34 8,45 8,73 8,98

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Page 61: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

54

Pada tahun 2012 perekonomian Kota Bandung mampu tumbuh

sekitar 8,98 persen. Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, maupun angka

pertumbuhan ekonomi nasional. Jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya maka mengalami peningkatan sekitar 0,25 persen,

dimana tahun sebelumnya tumbuh sebesar 8,73 persen.

Pasca krisis global yang terjadi pada medio 2008, dimana pada

tahun 2008 angka LPE Kota Bandung sempat mengalami perlambatan

akibat menurunnya kinerja beberapa sektor ekonomi (8,17 persen),

perekonomian Kota Bandung secara perlahan menunjukkan adanya

perbaikan kinerja. Pada tahun 2009 perekonomian Kota Bandung

tumbuh sekitar 8,34 persen dan meningkat menjadi 8,45 persen pada

tahun 2010.

Page 62: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

55

Apabila LPE Kota Bandung dijadikan sebagai dasar (base line)

dalam evaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi, maka kinerja sektoral

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama,

adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata

(8,98 persen). Kelompok kedua, adalah sektor yang berhasil

mencapai pertumbuhan positif namun masih berada di bawah LPE

rata-rata. Kelompok ketiga, adalah sektor yang mengalami

pertumbuhan negatif.

Tabel 4.4 LPE Sektor Ekonomi Tahun 2011 - 2012

Sektor LPE 2011 Kelompok LPE 2012 Kelompok

[1] [2] [3] [4] [5]

Pertanian 5,89 2 6,12 2

Pertambangan - - - -

Industri Pengolahan 3,70 2 3,18 2

Listrik, Gas dan AirBersih

10,74 1 10,86 1

Konstruksi 11,94 1 13,33 1

Perdagangan, Hotel,Restoran

11,23 1 11,58 1

Pengangkutan danKomunikasi

10,97 1 10,92 1

Keuangan, UsahaPersewaan dan JasaPerusahaan

8,56 2 9,54 1

Jasa-jasa 7,26 2 7,43 2

PDRB 8,73 8,98

Sumber : BPS Kota Bandung

Page 63: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

56

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa terdapat perbaikan

kinerja dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada

tahun 2012. Jika pada tahun 2011 sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan berada pada kelompok kedua, yaitu sektor ekonomi

yang mengalami pertumbuhan positif namun angka pertumbuhannya

lebih rendah dari angka pertumbuhan rata-rata Kota Bandung, maka

pada tahun 2012 bergeser menjadi kelompok pertama. Artinya sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2012 memiliki

angka pertumbuhan ekonomi positif dan berada di atas rata-rta

pertumbuhan Kota Bandung.

Selain sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang

pindah ke kelompok pertama, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor

konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor

pengangkutan dan komunikasi, baik tahun 2011 maupun 2012 berada

pada kelompok pertama. Artinya, kelima sektor ini mengalami

pertumbuhan ekonomi positif dan lebih tinggi dari rata-rata

pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

Adapun sektor ekonomi yang berada pada kelompok kedua

adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa-

jasa. Ketiga sektor ini mengalami pertumbuhan positif namun masih

lebih rendah daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

Terdapat satu hal yang perlu disadari terkait dengan angka

LPE. Tingginya LPE Kota Bandung menunjukkan tingginya kinerja

ekonomi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Kota Bandung, yaitu

terjadi peningkatan kinerja produksi dari berbagai kegiatan ekonomi

yang ada. Namun ada kalanya tingginya LPE ini tidak sejalan dengan

tingginya tingkat daya beli masyarakat atau pendapatan masyarakat.

Perlu dipahami bahwa sebagian besar usaha-usaha besar di Kota

Page 64: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

57

Bandung kepemilikannya adalah penduduk luar Kota Bandung

sehingga tingginya pertumbuhan tersebut seringkali hanya dinikmati

oleh beberapa lapisan masyarakat saja. Adapun sebagian besar

masyarakat yang juga ikut berpartisipasi dalam proses ekonomi

khususnya yang berstatus sebagai buruh atau karyawan, hanya

menikmati sebagian kecil saja dari pertumbuhan tersebut. Walaupun

secara ilmu ekonomi akan terjadi transfer in and transfer out ketika

ada usaha di luar Kota Bandung yang dimiliki oleh penduduk Kota

Bandung dan usaha di Kota Bandung yang dimiliki oleh penduduk luar

Kota Bandung. Walaupun seringkali hal ini menjadi perdebatan, LPE

tinggi tetapi daya beli masyarakat masih rendah. LPE dihitung

berdasarkan perkembangan PDRB suatu wilayah, yaitu perkembangan

dari aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Adapun daya beli

masyarakat adalah tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan pokoknya, dan belum tentu mereka menikmati

pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu upaya percepatan

pertumbuhan saja tidak cukup, yang lebih penting adalah bagaimana

angka pertumbuhan tersebut bisa dinikmati oleh seluruh lapisan

masyarakat. Yang perlu dicapai adalah adanya pemerataan

pendapatan masyarakat sehingga pendapatan per kapita adalah riil

bisa dinikmati.

4.3 PDRB per Kapita

Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan

kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita

atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima

penduduk di suatu wilayah berarti tingkat kesejahteraannya

Page 65: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

58

bertambah baik dan sebaliknya penurunan pendapatan per kapita

berarti tingkat kesejahteraannya semakin menurun. Dengan asumsi

bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar

(transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer

masuk (transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan

PDRB per kapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya mendapatkan

data pendapatan yang masuk dan keluar.

PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa

diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktivitas

produksi. PDRB per kapita dihitung dengan cara PDRB dibagi jumlah

penduduk pertengahan tahun. Data jumlah penduduk yang dipakai

dalam publikasi ini menggunakan angka proyeksi penduduk

pertengahan tahun yang didasarkan dari hasil Penyusunan Dana

Alokasi Umum (DAU) 2012 .

Tabel 4.5 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2009 – 2012

TahunADH Berlaku

(Rupiah)

Pertumbuhan

(%)

ADH Konstan

2000

(Rupiah)

Pertumbuhan

(%)

[1] [2] [3] [4] [5]

2009 30.455.029 15,51 12.665.526 7,63

2010 34.240.720 12,43 13.235.475 4,50

2011*) 39.219.772 14,54 14.136.757 6,81

2012**) 45.135.932 15,08 15.255.635 7,91

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Page 66: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

59

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2009

mencapai 30,45 juta rupiah. Kemudian meningkat sekitar 12,43 persen

di tahun 2010 dan kembali meningkat sekitar 14,54 persen pada tahun

2011. Adapun untuk tahun 2012 sebesar 45,13 juta rupiah, atau

meningkat sekitar 15,08 persen dari tahun 2011. Artinya dari jumlah

nilai tambah bruto yang tercipta oleh sektor ekonomi di Kota Bandung

tahun 2012 jika dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun, rata-rata

perkapita memperoleh pendatan sebesar 45,13 juta rupiah per tahun.

Angka PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan

nilai PDRB per kapita tahun berjalan, dimana masih terkandung faktor

inflasi di dalamnya. Untuk mengetahui PDRB perkapita secara riil,

biasa digunakan PDRB perkapita atas dasar harga konstan. PDRB

Page 67: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

60

perkapita riil tahun 2009 mencapai 12,67 juta rupiah dan meningkat

sekitar 4,50 persen pada tahun 2010 menjadi 13,24 juta rupiah. Pada

tahun 2011 mencapai 14,14 juta rupiah per kapita dan mengalami

peningkatan sekitar 7,91 persen pada tahun 2012 menjadi 15,26 juta

rupiah.

Sekali lagi, angka ini merupakan pendekatan bagi pendapatan

perkapita masyarakat. PDRB per kapita ini adalah pendekatan untuk

menghitung pendapatan per kapita masyarakat dikarenakan sulitnya

memperoleh data pendapatan masyarakat. Menjadi penting

mengetahui berapa perkembangan pendapatan per kapita masyarakat,

namun yang lebih penting adalah bagaimana pendapatan per kapita

tersebut merata dirasakan secara riil oleh seluruh lapisan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas maka setiap upaya pembangunan

ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan jumlah dan jenis

peluang kerja untuk masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan

tersebut, maka pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakat

dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus

mampu merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi setiap tahapan

proses pembangunan ekonomi.

Page 68: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

61

BAB V PERTUMBUHAN DAN PERANAN PDRB

MENURUT LAPANGAN USAHA

5.1 Sektor Pertanian

Tabel 5.1 menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor

pertanian yang dirinci menurut sub sektor, yaitu Tanaman Bahan

Makanan (Tabama), Peternakan, dan Perikanan. Berdasarkan tabel 5.1

terlihat bahwa Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor pertanian atas dasar

harga berlaku menunjukan perkembangan positif setiap tahunnya.

Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor pertanian atas dasar harga berlaku

tahun 2009 sebesar 168,08 milyar rupiah mengalami peningkatan

menjadi 229,01 milyar rupiah pada tahun 2012.

Berkurangnya lahan pertanian di Kota Bandung yang bergeser

menjadi wilayah permukiman dan lahan usaha selain pertanian

menjadikan semakin rendahnya sumbangan sub sektor tanaman

bahan makanan terhadap NTB pertanian. Sub sektor tabama pada

tahun 2009 berjumlah sebesar 60,82 milyar rupiah, menurun menjadi

40,96 milyar rupiah pada tahun 2010. Menurunnya NTB sub sektor

tabama pada tahun 2010 diakibatkan oleh menurunnya luas panen

tanaman padi, sebagai dampak dari berkurangnya luas areal pertanian

di Kota Bandung (sebagian lahan di Kecamatan Gedebage beralih

fungsi menjadi Stadion Bandung Lautan Api, dan beberapa areal di

kecamatan wilayah timur beralih fungsi menjadi perumahan), serta

terjadi gagal panen di beberapa wilayah akibat hujan yang terus

menerus. Pada tahun 2011 NTB sub sektor tabama kembali meningkat

menjadi 49,61 milyar rupiah dan 57,48 milyar rupiah pada tahun 2012,

sebagai dampak dari cuaca yang mendukung (curah hujan yang

Page 69: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

62

merata), serta adanya berbagai program pemerintah yang cukup

membantu petani dalam meningkatkan produktivitasnya, seperti

bantuan pupuk berimbang dan alat pertanian.

Tabel 5.1 Nilai Tambah Bruto Sektor Pertanian Atas Dasar Harga BerlakuDirinci Menurut Sub Sektor Kota Bandung Tahun 2009-2012(Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Tanaman BahanMakanan

60,83 40,96 49,61 57,48

Perkebunan - - - -

Peternakan 90,36 101,40 120,37 145,67

Kehutanan - - - -

Perikanan 16,89 19,38 22,76 25,86

Sektor Pertanian 168,08 161,74 192,74 229,01

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Sub sektor peternakan merupakan sub sektor pertanian yang

memberikan sumbangan terbesar yaitu sebesar 63,61 persen terhadap

total nilai tambah sektor pertanian pada tahun 2012. Pada tahun 2009

NTB sub sektor peternakan sebesar 90,36 milyar rupiah dan

meningkat menjadi 101,40 milyar rupiah pada tahun 2010. Di tahun

2011 NTB sub sektor peternakan sebesar 120,37 milyar rupiah dan

kembali meningkat menjadi 145,67 milyar rupiah pada tahun 2012.

Page 70: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

63

Relatif tingginya NTB sub sektor peternakan di Kota Bandung

selain dikarenakan tingginya jumlah pemotongan hewan ternak

terutama sapi potong dan ayam potong sehingga nilai produksi

peternakan menjadi tinggi, juga disebabkan oleh tingginya sapi dan

domba yang masuk ke Kota Bandung menjelang Hari Raya Idul Adha

yang digunakan sebagai hewan qurban.

Perikanan di Kota Bandung memberikan kontribusi sebesar

11,29 persen terhadap total NTB sektor pertanian. Pada tahun 2009

NTB perikanan sebesar 16,89 milyar rupiah meningkat menjadi 25,86

milyar rupiah pada tahun 2012.

Jika dilihat angka pertumbuhannya, maka terlihat bahwa

pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, yang paling tinggi adalah

pertumbuhan sub sektor perikanan. Dibandingkan tahun 2011, sub

sektor perikanan mampu tumbuh sebesar 7,37 persen.

Page 71: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

64

Sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun 2012 mampu

tumbuh sekitar 6,86 persen jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Hal tersebut merupakan dampak positif dari

diluncurkannya beberapa program Pemerintah Kota Bandung,

khususnya di masyarakat untuk meningkatkan luas panen dan

produksi tanaman bahan makanan.

Adapun sub sektor peternakan pada tahun 2012 ini mampu

tumbuh sekitar 5,49 persen. Jika dibandingkan dengan angka

pertumbuhan tahun 2011, maka terlihat adanya sedikit perlambatan,

walaupun tumbuh positif. Hal ini diakibatkan jumlah impor sapi dari

luar Kota Bandung pada tahun 2012 mengalami penurunan.

Page 72: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

65

5.2 Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan sebagai penyumbang kedua dalam

penciptaan PDRB di Kota Bandung pada tahun 2012 mengalami

peningkatan positif dari tahun sebelumnya. Peningkatan NTB industri

pengolahan atas dasar harga berlaku sebesar 11,48 persen ditopang

oleh peningkatan produksi dan adanya kenaikan harga dari beberapa

kegiatan industri.

NTB kelompok kegiatan tekstil, barang dari kulit dan alas kaki

pada tahun 2009 sebesar 9.825,66 milyar rupiah dan meningkat

menjadi 12.983,61 milyar rupiah pada tahun 2012. Kelompok kegiatan

ini memiliki NTB terbesar dari sektor industri pengolahan, walaupun

pertumbuhannya relatif paling rendah jika dibandingkan dengan

kegiatan lainnya. Besarnya kontribusi kelompok kegiatan industri

tekstil, barang dari kulit dan alas kaki terhadap pembentukan NTB

sektor industri pengolahan dan PDRB Kota Bandung maka ketika

terjadi peningkatan atau penurunan sedikit saja dari angka

pertumbuhan ekonomi kegiatan ini akan berpengaruh pada angka

pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan dan Kota Bandung

secara umum.

Berkembangnya industri makanan (terkait kegiatan kuliner

Bandung) pada beberapa tahun belakangan ini juga berpengaruh pada

meningkatnya produksi kelompok kegiatan industri makanan. NTB

kelompok kegiatan industri makanan pada tahun 2012 senilai 2.141,06

milyar rupiah, meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 21,02 persen jika

dibandingkan tahun 2011.

Adapun NTB kelompok kegiatan industri alat angkutan, mesin

dan perlengkapannya pada tahun 2012 ini juga mengalami

peningkatan secara nominal. Selain adanya kenaikan harga pada

Page 73: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

66

beberapa komoditi strategis, juga terjadi peningkatan volume

produksi. NTB industri alat angkutan, mesin dan perlengkapannya

pada tahun 2012 mencapai 6.505,63 milyar rupiah, meningkat cukup

signifikan jika dibandingkan tahun 2009 yang hanya mencapai

3.890,73 milyar rupiah.

Tabel 5.2 Nilai Tambah Bruto Sub Sektor Industri Pengolahan Tanpa MigasAtas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Kelompok Kegiatandi Kota Bandung Tahun 2009-2012 (Milyar Rupiah)

Kelompok Kegiatan 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Makanan, minuman dantembakau

1.240,24 1.418,77 1.769,22 2.141,06

Tekstil, barang kulit danalas kaki

9.825,66 11.229,11 12.005,96 12.983,61

Barang kayu dan hasilhutan lainnya

203,48 238,01 270,85 310,63

Kertas dan barangcetakan

288,70 349,19 425,94 508,90

Pupuk, kimia dan barangdari karet

1.404,53 1.628,44 1.818,97 2.024,56

Semen dan barang galianbukan logam

52,38 58,37 72,89 81,26

Logam dasar dan baja 1,58 1,83 2,17 2,52

Alat angkutan, mesindan peralatannya

3.890,73 4.702,86 5.673,70 6.505,63

Barang lainnya 301,10 363,94 442,37 504,57

Sub Sektor Industritanpa migas

17.208,40 19.990,52 22.482,06 25.062,74

Sumber : BPS Kota Bandung*) Angka Perbaikan**) Angka Sementara

Page 74: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

67

Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa kelompok kegiatan yang

paling tinggi memberikan kontribusi pada penciptaan NTB sektor

industri pengolahan adalah kelompok kegiatan industri tekstil, barang

dari kulit, dan alas kaki. Kelompok kegiatan industri tekstil, barang

dari kulit, dan alas kaki menyumbang sekitar 51,80 persen terhadap

NTB industri pengolahan. Tingginya kontribusi kelompok kegiatan ini

mempunyai pengaruh yang cukup besar jika terjadi penurunan atau

peningkatan sedikit saja pada kelompok kegiatan ini. Misalnya saja,

ketika terjadi hantaman badai krisis yang menimpa usaha tekstil,

barang dari kulit dan alas kaki yang mengakibatkan anjloknya volume

dan nilai produksi, maka akan langsung berpengaruh pada kondisi

sektor industri pengolahan dan PDRB Kota Bandung. Hal ini

disebabkan sebagian besar kelompok kegiatan industri tekstil, barang

dari kulit, dan alas kaki di Kota Bandung memiliki ketergantungan

impor yang sangat tinggi khususnya dari penyediaan bahan baku, juga

ketergantungan pangsa pasar ekspor hasil produksi.

Page 75: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

68

Penyumbang kedua adalah kelompok kegiatan alat angkutan,

mesin dan peralatannya, dimana pada tahun 2012 memberikan

sumbangan sebesar 25,96 persen terhadap total NTB industri

pengolahan. Beberapa industri strategis di Kota Bandung bahkan di

level nasional terdapat di kelompok kegiatan ini, yaitu industri senjata

dan amunisi (PT PINDAD) serta industri pesawat terbang (PT

Dirgantara Indonesia).

Secara umum struktur sektor industri pengolahan masih

belum mengalami pergeseran dari tahun-tahun sebelumnya.

Kelompok kegiatan industri tekstil, pakaian jadi, barang dari kulit dan

alas kaki masih menjadi penopang utama sektor industri pengolahan

di Kota Bandung. Saat ini yang mengalami pergeseran adalah jenis

kegiatannya, di mana industri tekstil yang memerlukan lahan yang

cukup luas untuk beroperasi bergeser ke wilayah-wilayah pinggiran

Kota Bandung. Industri tekstil yang saat ini cukup berkembang di Kota

Bandung adalah industri tekstil kreatif yang berbasis pada desain dan

fashion.

Page 76: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

69

Secara rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sektor industri

pengolahan pada tahun 2012 adalah sekitar 3,18 persen, mengalami

perlambatan dibandingkan tahun 2011. Perlambatan terjadi pada

kelompok kegiatan industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya,

industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri semen dan

barang galian bukan logam, industri alat angkutan, mesin dan

peralatannya, serta industri pengolahan lainnya. Adapun kelompok

kegiatan industri makanan dan industri tekstil, barang dari kulit dan

alas kaki mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari tahun 2011.

5.3 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor selanjutnya yaitu listrik, gas, dan air bersih masih

mengalami pertumbuhan positif dan meningkat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif sektor listrik, gas dan air

bersih seiring dengan berkembangnya kegiatan sektor-sektor lain di

Kota Bandung yang memiliki keterkaitan dengan listrik dan air bersih.

Tabel 5.3 Nilai Tambah Bruto Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Atas DasarHarga Berlaku Dirinci Menurut Sub Sektor Kota BandungTahun 2009- 2012 (Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Listrik 1.418,74 1.671,11 1.937,61 2.297,73

Gas - - - -

Air Bersih 197,99 221,55 263,98 310,70

Sektor Listrik, Gasdan Air Bersih

1.616,73 1.892,66 2.201,59 2.608,43

Sumber : BPS Kota Bandung*) Angka Perbaikan**) Angka Sementara

Page 77: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

70

Nilai tambah bruto sektor listrik, gas dan air bersih tahun 2012

mencapai 2.608,43 milyar rupiah atau meningkat sekitar 18,48

persen dari tahun 2011. Adapun NTB sub sektor air bersih tahun 2012

mencapai 310,70 milyar rupiah, meningkat hampir 56 persen

dibandingkan nilai tambah yang tercipta pada tahun 2009, yaitu

sebesar 197,99 milyar rupiah.

Sub sektor listrik memberikan kontribusi sebesar 88,09 persen

terhadap NTB sektor listrik, gas dan air bersih, dan sisanya disumbang

oleh peranan sub sektor air bersih sebesar 11,91 persen. Produksi dan

distribusi listrik di Kota Bandung sudah menjangkau seluruh wilayah

kota. Sebagian besar masyarakat dapat dengan mudah mengakses

sumber penerangan listrik PLN, dan tidak ada masyarakat yang

menggunakan listrik dari non PLN, kecuali industri yang

Page 78: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

71

membangkitkan listrik sendiri untuk kegiatan produksinya. Adapun

untuk akses air bersih masyarakat Kota Bandung dipenuhi oleh PDAM

Tirtawening dan usaha non PDAM. Usaha non PDAM cukup

berkembang di Kota Bandung seiring dengan pertambahan penduduk

yang tidak diimbangi dengan ketersediaan air bersih PDAM hingga ke

seluruh kecamatan. Usaha non PDAM yang berkembang di Kota

Bandung beberapa tahun terakhir ini adalah usaha penyediaan air

bersih yang bersumber dari mata air seperti di Kecamatan

Ujungberung, maupun usaha air yang menggali dari sumur dengan

menggunakan mesin sible seperti yang banyak terdapat di Kecamatan

Bojongloa Kaler dan Kecamatan Babakan Ciparay.

Baik sub sektor listrik maupun sub sektor air bersih mengalami

pertumbuhan ekonomi positif dan tumbuh lebih tinggi dari angka

pertumbuhan tahun lalu. Dibandingkan dengan tahun 2011, sub sektor

Page 79: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

72

listrik tumbuh sekitar 11,03 persen, sedangkan sub sektor air bersih

tumbuh sekitar 9,55 persen.

5.4 Sektor Konstruksi

Peningkatan NTB sektor listrik, gas dan air bersih seiring

dengan perkembangan pembangunan fisik di Kota Bandung, seperti

pemukiman penduduk, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan.

Demikian halnya dengan sektor konstruksi, NTB sektor konstruksi

pun pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Tahapan akhir pembangunan Stadion Bandung Lautan

Api pada tahun 2012 memberikan kontribusi besar dalam

pembentukan NTB sektor konstruksi.

Page 80: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

73

Nilai tambah bruto (NTB) sektor konstruksi pada tahun 2009

mencapai 3.224,94 milyar rupiah, dan meningkat menjadi 5.400,66

milyar rupiah pada tahun 2012. Meningkatnya NTB sektor konstruksi

pada tahun 2012 selain ditopang oleh pembangunan stadion Bandung

Lautan Api, juga sangat ditopang oleh pembangunan gedung

pertokoan, hotel, dan perbaikan jalan di Kota Bandung. Secara total,

dari berbagai kegiatan konstruksi di Kota Bandung, pada tahun 2009

memiliki kontribusi sekitar 4,59 persen terhadap total PDRB Kota

Bandung. Kemudian pada tahun 2012 peranannya meningkat menjadi

4,86 persen terhadap total PDRB Kota Bandung.

Page 81: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

74

Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sektor konstruksi pada

tahun 2012 lebih tinggi daripada rata-rata LPE Kota Bandung, dan

merupakan sektor ekonomi yang memiliki LPE tertinggi pada tahun

2012. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja sektor

konstruksi yang cukup tinggi pada tahun 2012 dibandingkan tahun

sebelumnya. Pada tahun 2009 sektor konstruksi mampu tumbuh

sekitar 9,47 persen, dan pada tahun 2012 meningkat cukup tinggi

hingga mencapai 13, 33 persen.

5.5 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Selanjutnya, sektor ekonomi yang mengalami peningkatan

cukup signifikan setiap tahunnya adalah sektor perdagangan, hotel,

dan restoran (sektor 6). Pergeseran struktur ekonomi Kota Bandung

dari kota industri menjadi kota jasa ditunjukkan dengan semakin

meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran

terhadap perekonomian Kota Bandung.

Nilai Tambah Bruto sektor perdagangan, hotel, dan restoran

pada tahun 2009 sebesar 28.781,33 milyar rupiah dan meningkat

menjadi 33.301,56 milyar rupiah pada tahun 2010. Pada tahun 2011

NTB sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 39436,09 milyar

rupiah dan meningkat sekitar 17,42 persen menjadi 46.304,47 milyar

rupiah pada tahun 2012. Kegiatan perdagangan di Kota Bandung yang

menunjukkan perkembangan positif setiap tahunnya memberikan

dampak turunan terhadap perkembangan beberapa sektor ekonomi

lainnya di Kota Bandung.

Page 82: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

75

Tabel 5.4 Nilai Tambah Bruto Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran AtasDasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Sub Sektor

Di Kota Bandung Tahun 2009-2012 (Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Perdagangan 25.791,44 29.642,02 35.001,95 40.977,82

Hotel 753,34 988,20 1.171,32 1.435,41

Restoran 2.236,55 2.671,35 3.262,82 3.891,25

Sektor

Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

28.781,33 33.301,56 39.436,.09 46.304,47

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Kegiatan perdagangan di Kota Bandung yang menunjukkan

perkembangan positif setiap tahunnya memberikan dampak turunan

terhadap perkembangan beberapa sektor ekonomi lainnya di Kota

Bandung. Keterkaitan ke belakang (backward linkadge) dari

berkembangnya sektor perdagangan adalah permintaan barang-

barang komoditi perdagangan dari hasil industri mengalami

peningkatan. Adapun keterkaitan ke depan (forward linkadge) dari

meningkatnya perdagangan adalah meningkatnya permintaan

kebutuhan dari sub sektor hotel, restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, serta

Page 83: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

76

sektor jasa lainnya. Sebagai sektor yang memiliki kontribusi terbesar

terhadap struktur ekonomi Kota Bandung, maka pergerakan NTB

sektor perdagangan, hotel dan restoran sedikit saja akan memberikan

dampak yang cukup besar terhadap struktur ekonomi Kota Bandung.

Mengingat relatif banyaknya dampak yang diturunkan oleh

pergerakan NTB sektor perdagangan, hotel dan restoran maka kiranya

perlu diperhatikan lebih lanjut masalah ketersediaan barang

perdagangan khususnya yang berbasis lokal. Ketersediaan barang-

barang perdagangan selain ditopang oleh pemenuhan dari sektor

industri pengolahan, juga ditunjang oleh kondisi pengangkutan barang

dari produsen ke pedagang atau konsumen akhir.

Jika dirinci menurut sub sektor, maka sub sektor perdagangan

memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan NTB sektor

perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2012 sub sektor

Page 84: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

77

perdagangan memberikan kontribusi sekitar 88,50 persen, sub sektor

hotel berkontribusi sekitar 3,10 persen, dan sub sektor restoran sekitar

8,40 persen.

Sebagai sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar

dalam pembentukan PDRB Kota Bandung, maka perubahan yang

terjadi sedikit saja pada sektor ini akan berpengaruh pada

pertumbuhan ekonomi Kota Bandung secara umum. Misalnya saja

terjadi peningkatan kinerja pada sub sektor perrdagangan, walau

hanya terjadi peningkatan beberapa persen, maka secara umum

perekonomian Kota Bandung akan meningkat.

Grafik 5.10 menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi dari

masing-masing sub sektor dalam sektor perdagangan, hotel, dan

restoran. Terlihat bahwa sub sektor yang mengalami pertumbuhan

ekonomi paling tinggi adalah sub sektor hotel. Sub sektor hotel

Page 85: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

78

mengalami pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu mencapai 16,40

persen pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan angka

pertumbuhan pada tahun 2009, maka sub sektor hotel mengalami

peningkatan sebesar 6,28 persen. Angka ini cukup tinggi, karena jika

dilihat dari sisi produksi (kinerja) maka telah terjadi peningkatan

jumlah tamu hotel yang menginap di Kota Bandung yang cukup tinggi

jika dibandingkan dengan tahun 2009. Hal ini disamping karena

minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung dan menginap di

hotel-hotel Kota Bandung meningkat, juga karena adanya peningkatan

jumlah hotel yang signifikan dari tahun 2009 ke 2012.

5.6 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor

ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar ketiga setelah sektor

perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan.

Pada tahun 2011 sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan

kontribusi sekitar 12,38 persen, sedangkan pada tahun 2012 sektor ini

berkontribusi sebesar 12,47 persen terhadap total penciptaan PDRB

Kota Bandung. NTB sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun

2011 sebesar 11.841,32 milyar rupiah dan meningkat menjadi

13.854,50 milyar rupiah pada tahun 2012.

Nilai tambah bruto sub sektor pengangkutan pada tahun 2012

mencapai 7.822,36 milyar rupiah, meningkat dari tahun 2009 yang

mencapai 4.615,73 milyar rupiah. Jika dirinci menurut kelompok

kegiatan, maka NTB sub sektor pengangkutan sebagian besar ditopang

oleh peranan kelompok kegiatan angkutan jalan raya dan angkutan

udara, dimana pada tahun 2012 NTB angkutan jalan raya mencapai

4.295,18 milyar rupiah, sedangkan angkutan udara mencapai 2.561,70

Page 86: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

79

milyar rupiah. Adapun sub sektor komunikasi pada tahun 2012

mempunyai kontribusi sebesar 6.032,14 milyar rupiah terhadap

pembentukan PDRB Kota Bandung.

Tabel 5.5 Nilai Tambah Bruto Sektor Pengangkutan dan Komunikasi AtasDasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Sub Sektordi Kota Bandung Tahun 2009-2012 (Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Pengangkutan 4.615,73 5.446,45 6.677,78 7.822,36

Angkutan Rel 298,67 350,10 419,99 499,55

Angkutan Jalan Raya 2.521,53 3.039,64 3.701,55 4.295,18

Angkutan Udara 1.500,07 1.714,37 2.138,85 2.561,70

Jasa Penunjang Angkutan 295,46 342,34 417,39 465,94

Komunikasi 3.656,32 4.367,51 5.163,54 6.032,14

Sektor Pengangkutandan Komunikasi

8.272,06 9.813,96 11.841,32 13.854,50

*) Angka Perbaikan**) Angka Sementara

Jika diperhatikan peranan masing-masing sub sektor dan

kelompok kegiatan dalam pembentukan NTB sektor pengangkutan

dan komunikasi, maka kelompok kegiatan komunikasi memberikan

kontribusi terbesar yaitu mencapai 43,54 persen terhadap

pembentukan NTB sektor pengangkutan dan komunikasi. Kelompok

kegiatan angkutan jalan raya pada tahun 2012 memberikan peranan

sebesar 31,00 persen terhadap pembentukan NTB sektor

pengangkutan dan komunikasi. Jika dibandingkan tahun 2009

peranan kelompok kegiatan angkutan jalan raya mengalami

Page 87: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

80

peningkatan sebagai dampak dari bertambahnya jumlah armada dan

usaha angkutan jalan raya sejenis travel dan shuttle point.

Kemudian kelompok kegiatan angkutan udara memiliki

peranan sebesar 18,49 persen terhadap pembentukan NTB sektor

pengangkutan dan komunikasi. Kelompok kegiatan ini juga mengalami

peningkatan peranan jika dibandingkan tahun 2009, hal ini

dikarenakan adanya penambahan armada dan rute baru penerbangan

dari Bandara Husen Sastranegara Bandung sehingga berimbas pada

meningkatnya jumlah penumpang pesawat yang berangkat dari Kota

Bandung.

Pada tahun 2009 kelompok kegiatan angkutan udara

mengalami pertumbuhan sebesar 16,44 persen, dikarenakan terjadinya

peningkatan jumlah penumpang pesawat yang berangkat dari Kota

Bandung pada tahun 2009 jika dibandingkan penumpang berangkat

Page 88: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

81

pada tahun sebelumnya. Kemudian terjadi peningkatan pertumbuhan

kembali pada tahun 2012, dimana jika dibandingkan jumlah

penumpang tahun 2011, jumlah penumpang tahun 2012 mengalami

peningkatan sebesar 9,19 persen. Pembukaan rute baru dari armada

Garuda Indonesia memberikan andil dalam peningkatan jumlah

penumpang.

Secara rata-rata, sub sektor pengangkutan mengalami

pertumbuhan ekonomi sekitar 10,77 persen. Jika dibandingkan tahun

sebelumnya, mengalami sedikit perlambatan. Adapun sub sektor

komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 11,09 persen. Jika

dirinci menurut kegiatannya, maka kelompok kegiatan pos dan

telekomunikasi tumbuh sekitar 11,17 persen, sedangkan kelompok

kegiatan jasa penunjang komunikasi tumbuh sekitar 10,79 persen.

Kedua kegiatan ini mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 89: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

82

5.7 Sektor Keuangan, Usaha Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

Secara garis besar, sektor ini terbagi menjadi lima kelompok

kegaitan utama, yaitu bank, lembaga keuangan lainnya, jasa penunjang

keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. Tiga kegiatan

pertama disebut juga dengan sektor finansial, karena secara umum

kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan

keuangan, berupa penarikan dana dari masyarakat serta

penyalurannya kembali kepada masyarakat dan pelaku ekonomi.

Tabel 5.6 Nilai Tambah Bruto Sektor Keuangan, Persewaan dan JasaPerusahaan Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Sub Sektordi Kota Bandung Tahun 2009-2012 (Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Bank 2.151,65 2.513,29 2.961,27 3.674,79

Lembaga KeuanganBukan Bank

603,81 696,50 863,35 1.082,19

Jasa PenunjangKeuangan

9,95 11,48 14,01 17,87

Sewa Bangunan 1.126,64 1.304,91 1.602,59 1.863,32

Jasa Perusahaan 510,06 584,69 653,40 744,62

Sektor Keuangan,Persewaan danJasa Perusahaan

4.402,11 5.110,88 6.094,63 7.382,79

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Page 90: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

83

Pada tahun 2012 NTB sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan mempunyai kontribusi sekitar 6,64 persen terhadap

struktur perekonomian Kota Bandung atau senilai 7.382,79 milyar

rupiah. Sektor finansial menyumbang sebesar 4.774,85 milyar rupiah

terhadap PDRB Kota Bandung, sedangkan sub sektor sewa bangunan

sebesar 1.863,33 milyar rupiah dan sub sektor jasa perusahaan sebesar

744,618 milyar rupiah.

Jika dilihat menurut sub sektor, maka sub sektor yang

memberikan kontribusi terbesar adalah sub sektor Bank. Hal ini

dimaklumi karena Kota Bandung merupakan salah satu pusat

pertumbuhan di Provinsi Jawa Barat sehingga perputaran uang

maupun kegiatan perbankan lainnya relatif besar. Kontribusi sub

sektor Bank pada tahun 2012 ini sekitar 48,59 persen terhadap

pembentukan NTB sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Page 91: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

84

Kontributor kedua adalah sub sektor sewa bangunan, yang

berkontribusi sekitar 25,24 persen terhadap total NTB sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Hal ini sebagai dampak

dari Kota Bandung menjadi salah satu tujuan urbanisasi di Jawa Barat,

dimana banyak pendatang yang mencari nafkah, sekolah, maupun

mencari penghidupan lainnya di Kota Bandung sehingga mereka

melakukan kontrak, sewa, maupun kos di Kota Bandung. Tingkat

persewaan gedung perkantoran maupun apartemen di Kota Bandung

pun relatif tinggi.

Secara rata-rata, laju pertumbuhan ekonomi sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan tahun 2012 sekitar 9,54 persen, lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2009 hingga 2011.

Peningkatan pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya

Page 92: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

85

pertumbuhan kinerja sektor finansial, yaitu sub sektor bank, lembaga

keuangan lainnya dan jasa penunjang keuangan. Sub sektor bank

tumbuh sekitar 7,64 persen, sub sektor lembaga keuangan lainnya

tumbuh sekitar 11,03 persen dan sub sektor jasa penunjang keuangan

tumbuh sekitar 14,14 persen. Adapun sub sektor sewa bangunan

tumbuh positif lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu sekitar 10,52

persen, dan sub sektor jasa perusahaan tumbuh sekitar 8,92 persen.

5.8 Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa yang terdiri dari jasa pemerintahan umum dan

jasa swasta pada tahun 2012 memberikan kontribusi dalam

pembentukan PDRB Kota Bandung sebesar 10.278,95 milyar rupiah.

NTb sub sektor jasa pemerintahan umum pada tahun 2012 ini

mencapai 7.665,46 milyar rupiah, sedangkan sub sektor jasa swasta

senilai 2.683,21 milyar rupiah.

Sebagian besar NTB sub sektor jasa pemerintahan umum

ditopang oleh kelompok kegiatan administrasi pemerintahan dan

pertahanan, dimana pada tahun 2012 mencapai 4.982,24 milyar

rupiah. Adapun kegiatan jasa pemerintahan lainnya seperti jasa

kesehatan dan jasa pendidikan pemerintah mencapai 2.683,21 milyar

rupiah.

Untuk sub sektor jasa swasta, kelompok kegiatan jasa

perseorangan dan rumah tangga memberikan kontribusi sebesar

1.722,11 milyar rupiah. Adapun jasa sosial kermasyarakatan swasta

memberikan peranan sebesar 720,88 milyar rupiah, sedangkan jasa

hiburan dan rekreasi berkontribusi sebesar 170,51 milyar rupiah

terhadap pembentukan PDRB Kota Bandung.

Page 93: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

86

Tabel 5.7 Nilai Tambah Bruto Sektor Jasa-jasa Atas Dasar Harga BerlakuDirinci Menurut Sub Sektor Kota Bandung Tahun 2009-2012(Milyar Rupiah)

Sub Sektor 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Pemerintahan

Umum4.932,17 5.998,02 6.720,09 7.665,45

Administrasi

Pemerintahan dan

Pertahanan

3.159,04 3.881,92 4.339,88 4.982,24

Jasa Pemerintahan

Lainnya1.773,14 2.116,10 2.380,21 2.683,21

Swasta 1.676,33 1.906,10 2.219,01 2.613,49

Sosial

Kemasyarakatan476,72 534,00 631,51 720,88

Hiburan dan Rekreasi 105,45 123,70 141,69 170,51

Perseorangan dan

Rumahtangga1.094,16 1.248,40 1.445,81 1.722,11

Sektor Jasa-jasa 6.608,51 7.904,12 8.939,10 10.278,94

Sumber : BPS Kota Bandung

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Jika dirinci menurut sub sektor dan kegiatan, maka terlihat

bahwa kelompok kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan

memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan NTB sektor jasa-

jasa, yaitu mencapai 48,47 persen pada tahun 2012. Kemudian

kelompok kegiatan jasa pemerintahan lainnya memberikan kontribusi

sebesar 26,10 persen.

Page 94: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

87

Besarnya peranan sub sektor jasa pemerintahan umum dalam

pembentukan NTB sektor jasa-jasa di Kota Bandung dikarenakan Kota

Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga pusat

pemerintahan provinsi terdapat di Kota Bandung, disamping beberapa

kantor instansi vertikal yang terdapat di Kota Bandung. Adanya pusat

pemerintahan di Kota Bandung dan besarnya jumlah pegawai

pemerintah Kota Bandung itu sendiri memberikan dampak pada

besarnya belanja pegawai yang dikeluarkan di Kota Bandung.

Kelompok kegiatan jasa perseorangan dan rumahtangga

memberikan kontribusi sebesar 16,75 persen dalam pembentukan NTB

sektor jasa-jasa. Adapun sisanya merupakan kontribusi dari kelompok

kegiatan jasa sosial kemayarakatan serta jasa hiburan dan rekreasi.

Page 95: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

88

Laju pertumbuhan ekonomi sub sektor/kelompok kegiatan

jasa-jasa yang tertinggi pada tahun 2012 adalah kelompok kegiatan

jasa hiburan dan rekreasi. Pada tahun 2012 jasa hiburan dan rekreasi

tumbuh sekitar 11,55 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

sebelumnya. Salah satu penyebab tingginya pertumbuhan sub sektor

jasa hiburan dan rekreasi adalah mulai beroperasinya tempat hiburan

Trans Studio Bandung pada akhir tahun 2011, dimana kinerja tahun

2012 menunjukkan peningkatan yang cukup drastis dibandingkan

tahun sebelumnya. Tempat hiburan Trans Studio Bandung merupakan

salah satu tujuan wisata bagi wisatawan yang datang ke Kota Bandung.

Berbeda dengan laju pertumbuhan ekonomi sub sektor jasa

hiburan yang mengalami lonjakan cukup tinggi, angka pertumbuhan

ekonomi sub sektor dan kelompok kegiatan lainnya cenderung lebih

stabil. Kelompok adiministrasi pemerintahan dan pertahanan pada

Page 96: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

89

tahun 2012 ini tumbuh positif namun mengalami perlambatan jika

dibandingkan tahun lalu. Demikian halnya kelompok kegiatan

kelompok kegiatan jasa sosial kemasyarakatan. Adapun kelompok

kegiatan jasa pemerintahan lainnya, jasa hiburan dan rekreasi, serta

jasa perseorangan dan rumahtangga mengalami pertumbuhan positif

dan lebih tinggi dari angka pertumbuhan tahun sebelumnya.

Page 97: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

90

BAB VI PERBANDINGAN REGIONALWILAYAH BANDUNG RAYA

6.1 Struktur Ekonomi

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa

Barat sekaligus menjadi ibukota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung

terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota

terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut

jumlah penduduk. Menurut http://id.wikipedia.org, wilayah Bandung

Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan

terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek (Jakarta, Bogor,

Depok, Tangerang, Bekasi) dan Gerbangkertosusila (Gresik,

Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Perkembangan

Metropolitan Bandung Raya dimulai dari perkembangan Kota

Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya

perkembangan wilayah-wilayah di sekitar Kota Bandung terjadi seiring

dengan meluasnya ciri perkotaan dari Kota Bandung ke wilayah

sekitarnya. Pada tahun 2010, terdapat 56 kecamatan yang telah

mempunyai ciri perkotaan di Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian

Kabupaten Bandung, sebagian Kabupaten Bandung Barat, dan

sebagian Kabupaten Sumedang. 56 kecamatan tersebut termasuk ke

dalam delineasi Metropolitan Bandung Raya dengan jumlah penduduk

sebesar 5.813.269 jiwa dan luas wilayah sebesar 106.015 Ha

(http://metropolitan.jabarprov.go.id/ourWorks/Bandung-Raya).

Page 98: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

91

Gambar 6.1 Peta Wilayah Bandung Raya

Sumber : http://metropolitan.jabarprov.go.id/welcome/map

Perkembangan pembangunan di wilayah Bandung Raya tidak

lepas dari perkembangan pembangunan ekonomi wilayah. Gambaran

perkembangan ekonomi dapat dilihat melalui PDRB yang tercipta di

masing-masing wilayah. Tabel 6.1 menunjukkan PDRB atas dasar

harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan di wilayah Bandung

Raya dan Provinsi Jawa Barat.

Page 99: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

92

Tabel 6.1 PDRB Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat

termasuk Migas Tahun 2009 – 2012 (Milyar Rupiah)

Kabupaten/Kota 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Atas Dasar Harga BerlakuKota Bandung 70.281,16 82.002,18 95.612,86 111.121,55KabupatenBandung

41.262,10 46.092,24 51.291,76 57.071,41

KabupatenSumedang

11.188,17 12.265,68 13.531,78 14.923,72

KabupatenBandung Barat

15.847,97 17.543,65 19.354,91 21.721,24

Kota Cimahi 11.683,71 12.845,60 14.164,83 15.543,47Provinsi JawaBarat

689.841,31 771.593,86 860.981,99 946.860,77

Atas Dasar Harga Konstan 2000Kota Bandung 29.228,27 31.697,28 34.463,63 37.558,32KabupatenBandung

20.527,54 21.734,66 23.026,21 24.443,22

KabupatenSumedang

5.381,58 5.608,74 5.879,09 6.154,59

KabupatenBandung Barat

7.623,01 8.040,22 8.502,53 9.016,25

Kota Cimahi 6.181,40 6.509,31 6.871,22 7.231,38Provinsi JawaBarat

303.405,25 322.223,82 343.111,24 364.405,41

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

PDRB Kota Bandung atas dasar harga berlaku pada tahun 2012

memiliki peranan sekitar 11,74 persen terhadap pembentukan PDRB

Provinsi Jawa Barat. Peranan Kota Bandung menunjukkan adanya

peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2009 peranannya

hanya mencapai 10,19 persen. Adapun Kabupaten Bandung memiliki

peranan pada pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2012

Page 100: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

93

sekitar 6,03 persen. Kabupaten Bandung Barat memiliki peranan

sekitar 2,29 persen, Kabupaten Sumedang memiliki peranan sekitar

1,58 persen dan Kota Cimahi memiliki peranan sekitar 1,64 persen

terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012.

Jika dibandingkan dengan peranannya pada tahun

sebelumnya, maka hampir semua wilayah Bandung Raya mengalami

peningkatan peranan dalam pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat

pada tahun 2012, kecuali Kota Cimahi. Jika Kota Bandung, Kabupaten

Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat

peranannya meningkat, Kota Cimahi mengalami penurunan peranan

yaitu 1,65 persen pada tahun 2011 menjadi 1,64 persen pada tahun

2012.

Page 101: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

94

Jika dirinci menurut sektor ekonomi, akan terlihat peranan

masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB di masing-masing

wilayah Bandung Raya. Struktur ekonomi Kota Bandung sebagian

besar ditopang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang

berkontribusi sekitar 41,67 persen. Adapun struktur ekonomi di

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi

sebagian besar ditopang oleh sektor industri pengolahan, sedangkan

struktur ekonomi Kabupaten Sumedang masih ditopang oleh sektor

pertanian.

Provinsi Jawa Barat sendiri, sektor ekonomi penopang struktur

perekonomian adalah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2012

sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sekitar 35,79

Page 102: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

95

persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat. Adapun

sektor perdagangan berkontribusi sekitar 23,90 persen dan sektor

pertanian berkontribusi sekitar 11,52 persen.

6.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja perekonomian

seluruh aktivitas/kegiatan perekonomian di wilayah. Pertumbuhan

ekonomi Kota Bandung pada tahun 2012 lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kota di wilayah Bandung Raya dan

pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2012

LPE rata-rata Provinsi Jawa Barat berada pada level 6,21 persen,

mengalami perlambatan dari tahun 2011.

Tabel 6.2 LPE Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat

termasuk Migas Tahun 2008 – 2011 (Persen)

Kabupaten/Kota 2009 2010 2011*) 2012**)

[1] [2] [3] [4] [5]

Kota Bandung 8,34 8,45 8,73 8,98

Kabupaten Bandung 4,34 5,88 5,94 6,15

Kabupaten Sumedang 4,76 4,22 4,82 4,69

Kabupaten BandungBarat

4,64 5,47 5,75 6,04

Kota Cimahi 4,63 5,30 5,56 5,24

Provinsi Jawa Barat 4,19 6,20 6,48 6,21

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah

Page 103: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

96

Jika rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat dijadikan sebagai dasar

analisis, maka Kota Bandung berada pada kelompok pertama, yaitu

memiliki LPE lebih tinggi dari LPE rata-rata Provinsi Jawa Barat. Hal

ini mengindikasikan kinerja sektor ekonomi di Kota Bandung lebih

tinggi dari rata-rata kinerja sektor ekonomi Provinsi Jawa Barat. Hal

ini dapat dimaklumi karena Kota Bandung sebagai salah satu pusat

pertumbuhan berbagai kegiatan ekonomi. Adapun Kabupaten

Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang dan Kota

Cimahi berada pada kelompok kedua, yaitu kinerja ekonomi masih

tumbuh positif namun lebih rendah dari rata-rata kinerja ekonomi

Provinsi Jawa Barat.

Page 104: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

97

6.3 PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan salah satu pendekatan untuk

mengetahui pendapatan per kapita masyarakat. Indikator pendapatan

per kapita sering digunakan sebagai base line yang menggambarkan

tingkat kesejahteraan masyarakat. Kendati masih banyak kelemahan

dari indikator ini, namun sampai dengan saat ini indikator PDRB per

kapita banyak digunakan untuk mengetaui perkembangan

pembangunan di suatu wilayah.

Tabel 6.3 PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012 (Rupiah)

Kabupaten/KotaAtas Dasar

Harga BerlakuAtas Dasar Harga

Konstan 2000

[1] [2] [3]

Kota Bandung 45.135.932 15.255.635

Kabupaten Bandung 17.255.692 7.390.473

Kabupaten Sumedang 13.266.683 5.471.221

Kabupaten Bandung Barat 13.893.687 5.767.119

Kota Cimahi 27.723.579 12.898.008

Provinsi Jawa Barat 21.254.638 8.179.983

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat,diolah

PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku

tahun 2012 mencapai 21,25 juta rupiah, sedangkan jika dihitung atas

dasar harga konstan sebesar 8,18 juta rupiah. PDRB per kapita Kota

Bandung dan Kota Cimahi berada di atas rata-rata PDRB per kapita

Page 105: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

98

Provinsi Jawa Barat. Adapun PDRB per kapita Kabupaten Bandung,

Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang masih berada di

bawah rata-rata Provinsi Jawa Barat.

Tabel 6.4 menunjukkan perbandingan laju pertumbuhan

ekonomi kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dan PDRB per

kapita kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dengan laju

pertumbuhan dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Kabupaten/

kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per

kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per

kapita Provinsi Jawa Barat terletak pada kuadran I, yaitu Kota

Bandung.

Tabel 5.4 Laju Pertumbuhan Dan PDRB Per Kapita Wilayah

Bandung Raya Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah

Pada kuadran II, adalah kabupaten/kota di wilayah Bandung

Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dengan

Rp 21.254.638

LPE

PDRB Per Kapita Jawa Barat

6,21 %

Kota Cimahi Kota Bandung

Kab. BandungKab. Bandung Barat

Kab. Sumedang

Page 106: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

99

PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan

PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Yang termasuk pada kuadran II

adalah Kota Cimahi.

Adapun kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang

memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih

rendah dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi

Jawa Barat ada pada kuadran III. Pada kuadran ini terdapat

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Bawar, dan Kabupaten

Sumedang. Pada kuadran IV, tidak ada kabupaten/kota di wilayah

Bandung Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, namun PDRB

per kapitanya lebih rendah.

Page 107: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto Kota BandungMenurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012

100

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2009. Kajian Awal Penyusunan Indeks PembangunanRegional. Jakarta : BPS

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2012. Produk Domestik RegionalBruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jawa Barat Tahun2008 - 2011. Bandung : BPS

______________. 2012. “Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan I -IV” dalam Berita Resmi Statistik. Bandung : BPS

______________. 2013. Tabulasi Kompilasi PDRB Kabupaten Kota diJawa Barat Menurut Lapangan Usaha. Tidak dipublikasikan

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012. Produk Domestik Regional BrutoKota Bandung Tahun 2008-2011. Bandung : BPS.

Lincoln, Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Daerah.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Widodo, Suseno Triyanto. Indikator Ekonomi : Dasar PerhitunganPerekonomian Indonesia. Jakarta : Kanisius

(http://metropolitan.jabarprov.go.id/ourWorks/Bandung-Raya). diunduh

tanggal 24 September 2012 pukul 15.30

http://metropolitan.jabarprov.go.id/welcome/map diunduh tanggal 24

September 2012 pukul 15.40

Page 108: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 168.080 161.743 192.743 229.013

1.1 Tanaman Bahan makanan 60.825 40.963 49.613 57.481

1.2 Perkebunan - -

1.3 Peternakan 90.365 101.401 120.368 145.674

1.4 Kehutanan - -

1.5 Perikanan 16.891 19.379 22.762 25.858

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 17.208.403 19.990.518 22.482.061 25.062.739

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi

3.1.2 Gas Alam Cair

3.2 Industri Tanpa Migas 17.208.403 19.990.518 22.482.061 25.062.739

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 1.240.242 1.418.771 1.769.223 2.141.061

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 9.825.658 11.229.108 12.005.961 12.983.607

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 203.484 238.007 270.845 310.632

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 288.698 349.194 425.936 508.899

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1.404.535 1.628.442 1.818.966 2.024.562

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 52.380 58.368 72.889 81.263

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 1.580 1.827 2.168 2.518

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 3.890.730 4.702.861 5.673.701 6.505.629

3.2.9 Barang Lainnya 301.097 363.938 442.372 504.568

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1.616.732 1.892.657 2.201.593 2.608.429

4.1 Listrik 1.418.738 1.671.109 1.937.612 2.297.727

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 197.994 221.547 263.981 310.702

BANGUNAN/KONTRUKSI 3.223.944 3.826.745 4.425.332 5.400.662

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 28.781.328 33.301.560 39.436.088 46.304.473

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 25.791.441 29.642.016 35.001.949 40.977.816

6.2 Hotel 753.336 988.199 1.171.325 1.435.406

6.3 Restoran 2.236.551 2.671.345 3.262.815 3.891.250

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8.272.059 9.813.959 11.841.320 13.854.501

7.1 Pengangkutan 4.615.735 5.446.450 6.677.780 7.822.365

7.1.1 Angkutan Rel 298.670 350.098 419.996 499.546

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 2.521.534 3.039.644 3.701.550 4.295.180

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 1.500.072 1.714.369 2.138.849 2.561.704

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 295.459 342.340 417.386 465.935

7.2 Komunikasi 3.656.324 4.367.509 5.163.539 6.032.1361. Pos dan Telekomunikasi 2.814.706 3.408.204 4.045.655 4.750.417

2. Jasa Penunjang Komunikasi 841.618 959.305 1.117.884 1.281.719

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 4.402.111 5.110.879 6.094.630 7.382.790

8.1 Bank 2.151.650 2.513.292 2.961.272 3.674.787

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 603.811 696.505 863.352 1.082.185

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 9.949 11.476 14.011 17.875

8.4 Sewa Bangunan 1.126.639 1.304.912 1.602.593 1.863.325

8.5 Jasa Perusahaan 510.062 584.694 653.401 744.618

JASA - JASA 6.608.505 7.904.116 8.939.096 10.278.945

9.1 Pemerintahan Umum 4.932.174 5.998.017 6.720.087 7.665.455

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 3.159.037 3.881.917 4.339.875 4.982.240

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 1.773.137 2.116.100 2.380.211 2.683.214

9.2 Swasta 1.676.331 1.906.099 2.219.009 2.613.490

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 476.724 534.002 631.508 720.877

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 105.452 123.699 141.692 170.506

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 1.094.156 1.248.399 1.445.810 1.722.107

PDRB 70.281.163 82.002.176 95.612.863 111.121.551

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2012

(Juta Rp)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012101

Page 109: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 74.461 63.340 67.070 71.176

1.1 Tanaman Bahan makanan 30.421 16.773 17.375 18.568

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 35.336 37.417 39.859 42.048

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 8.704 9.151 9.836 10.561

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 7.792.641 8.067.254 8.365.548 8.631.501

3.1 Industri Migas

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi

3.1.2 Gas Alam Cair

3.2 Industri Tanpa Migas 7.792.641 8.067.254 8.365.548 8.631.501

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 401.747 443.887 491.686 545.894

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 4.936.212 4.931.807 4.935.382 4.942.308

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 102.123 110.278 119.215 128.622

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 132.768 144.995 157.202 172.581

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 569.088 584.883 607.921 632.774

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 22.703 24.048 25.707 27.243

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 557 604 656 709

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 1.491.670 1.670.929 1.852.715 1.989.410

3.2.9 Barang Lainnya 135.774 155.823 175.064 191.961

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 689.731 761.964 843.768 935.410

4.1 Listrik 609.324 674.281 747.816 830.295

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 80.407 87.682 95.953 105.115

BANGUNAN/KONTRUKSI 1.432.099 1.592.431 1.782.526 2.020.091

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 11.375.644 12.623.317 14.040.746 15.666.694

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 10.011.651 11.091.654 12.304.356 13.683.033

6.2 Hotel 290.059 326.554 376.388 438.100

6.3 Restoran 1.073.935 1.205.108 1.360.003 1.545.561

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 3.147.347 3.501.283 3.885.215 4.309.552

7.1 Pengangkutan 1.638.973 1.830.918 2.032.292 2.251.171

7.1.1 Angkutan Rel 86.563 92.256 99.764 106.108

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 908.123 1.034.122 1.178.016 1.324.412

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 513.474 566.058 607.478 663.303

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 130.812 138.481 147.033 157.347

7.2 Komunikasi 1.508.374 1.670.366 1.852.923 2.058.381

1. Pos dan Telekomunikasi 1.190.010 1.318.510 1.464.282 1.627.813

2. Jasa Penunjang Komunikasi 318.364 351.856 388.641 430.568

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 1.538.871 1.670.210 1.813.112 1.986.038

8.1 Bank 487.060 509.662 534.195 575.032

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 268.598 298.065 330.484 366.943

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 8.202 8.890 10.138 11.572

8.4 Sewa Bangunan 533.054 592.966 654.962 723.890

8.5 Jasa Perusahaan 241.957 260.626 283.332 308.602

JASA - JASA 3.177.476 3.417.482 3.665.646 3.937.856

9.1 Pemerintahan Umum 2.268.834 2.422.819 2.581.028 2.759.442

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 1.460.137 1.535.341 1.628.371 1.724.090

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 808.697 887.479 952.658 1.035.352

9.2 Swasta 908.642 994.663 1.084.618 1.178.414

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 306.599 332.631 361.094 383.819

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 48.514 51.740 55.633 62.061

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 553.529 610.292 667.892 732.534

PDRB 29.228.272 31.697.282 34.463.631 37.558.320

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 - 2012

(Juta Rp)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012102

Page 110: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 7,72 (3,77) 19,17 18,82

1.1 Tanaman Bahan makanan 7,54 (32,65) 21,12 15,86

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 6,56 12,21 18,71 21,02

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 15,12 14,73 17,46 13,60

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 10,67 16,17 12,46 11,48

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 10,67 16,17 12,46 11,48

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 65,46 36,76 42,65 21,02

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 21,08 21,12 22,19 8,14

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 22,74 28,86 33,10 14,69

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 54,54 43,11 47,54 19,48

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 44,03 35,28 29,51 11,30

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 62,87 48,45 39,16 11,49

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 18,80 23,35 37,19 16,17

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 30,42 42,64 45,83 14,66

3.2.9 Barang Lainnya 52,11 34,86 46,92 14,06

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 18,58 17,07 16,32 18,48

4.1 Listrik 18,23 17,79 15,95 18,59

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 21,15 11,90 19,15 17,70

BANGUNAN/KONTRUKSI 23,81 18,70 15,64 22,04

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 18,78 15,71 18,42 17,42

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 18,40 14,93 18,08 17,07

6.2 Hotel 25,93 31,18 18,53 22,55

6.3 Restoran 20,84 19,44 22,14 19,26

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 16,65 18,64 20,66 17,00

7.1 Pengangkutan 17,71 18,00 22,61 17,14

7.1.1 Angkutan Rel 8,49 17,22 19,97 18,94

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 16,34 20,55 21,78 16,04

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 23,58 14,29 24,76 19,77

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 11,61 15,87 21,92 11,63

7.2 Komunikasi 15,33 19,45 18,23 16,82

1. Pos dan Telekomunikasi 16,42 21,09 18,70 17,42

2. Jasa Penunjang Komunikasi 11,82 13,98 16,53 14,66

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 13,55 16,10 19,25 21,14

8.1 Bank 11,23 16,81 17,82 24,09

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 19,57 15,35 23,95 25,35

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 19,57 15,35 22,09 27,57

8.4 Sewa Bangunan 12,95 15,82 22,81 16,27

8.5 Jasa Perusahaan 18,23 14,63 11,75 13,96

JASA - JASA 18,60 19,61 13,09 14,99

9.1 Pemerintahan Umum 20,24 21,61 12,04 14,07

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 15,16 22,88 11,80 14,80

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 30,50 19,34 12,48 12,73

9.2 Swasta 14,00 13,71 16,42 17,78

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 13,18 12,01 18,26 14,15

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 20,79 17,30 14,55 20,34

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 13,74 14,10 15,81 19,11

PDRB 16,27 16,68 16,60 16,22

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012103

Page 111: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 4,13 (14,94) 5,89 6,12

1.1 Tanaman Bahan makanan 4,83 (44,86) 3,59 6,86

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 2,35 5,89 6,53 5,49

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 9,24 5,13 7,49 7,37

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 3,29 3,52 3,70 3,18

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi

3.1.2 Gas Alam Cair

3.2 Industri Tanpa Migas 3,29 3,52 3,70 3,18

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 11,47 10,49 10,77 11,02

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 0,60 (0,09) 0,07 0,14

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 2,24 7,99 8,10 7,89

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 6,49 9,21 8,42 9,78

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 5,80 2,78 3,94 4,09

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 3,75 5,92 6,90 5,97

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 1,64 8,38 8,58 8,12

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 9,05 12,02 10,88 7,38

3.2.9 Barang Lainnya 8,79 14,77 12,35 9,65

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9,79 10,47 10,74 10,86

4.1 Listrik 9,43 10,66 10,91 11,03

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 12,60 9,05 9,43 9,55

BANGUNAN/KONTRUKSI 9,47 11,20 11,94 13,33

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 10,41 10,97 11,23 11,58

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 10,19 10,79 10,93 11,20

6.2 Hotel 10,12 12,58 15,26 16,40

6.3 Restoran 12,62 12,21 12,85 13,64

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 10,36 11,25 10,97 10,92

7.1 Pengangkutan 12,65 11,71 11,00 10,77

7.1.1 Angkutan Rel 6,21 6,58 8,14 6,36

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 12,18 13,87 13,91 12,43

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 16,44 10,24 7,32 9,19

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 6,38 5,86 6,18 7,01

7.2 Komunikasi 7,98 10,74 10,93 11,09

1. Pos dan Telekomunikasi 8,85 10,80 11,06 11,17

2. Jasa Penunjang Komunikasi 4,83 10,52 10,45 10,79

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 8,44 8,53 8,56 9,54

8.1 Bank 6,41 4,64 4,81 7,64

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 9,78 10,97 10,88 11,03

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 11,06 8,40 14,03 14,14

8.4 Sewa Bangunan 10,64 11,24 10,46 10,52

8.5 Jasa Perusahaan 6,31 7,72 8,71 8,92

JASA - JASA 11,39 7,55 7,26 7,43

9.1 Pemerintahan Umum 12,65 6,79 6,53 6,91

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 9,23 5,15 6,06 5,88

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 19,39 9,74 7,34 8,68

9.2 Swasta 8,38 9,47 9,04 8,65

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 9,88 8,49 8,56 6,29

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 9,32 6,65 7,52 11,55

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 7,48 10,25 9,44 9,68

PDRB 8,34 8,45 8,73 8,98

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012104

Page 112: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 0,24 0,20 0,20 0,21

1.1 Tanaman Bahan makanan 0,09 0,05 0,05 0,05

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 0,13 0,12 0,13 0,13

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 0,02 0,02 0,02 0,02

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 24,49 24,38 23,51 22,55

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 24,49 24,38 23,51 22,55

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 1,76 1,73 1,85 1,93

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 13,98 13,69 12,56 11,68

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 0,29 0,29 0,28 0,28

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 0,41 0,43 0,45 0,46

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,00 1,99 1,90 1,82

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 0,07 0,07 0,08 0,07

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 5,54 5,74 5,93 5,85

3.2.9 Barang Lainnya 0,43 0,44 0,46 0,45

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2,30 2,31 2,30 2,35

4.1 Listrik 2,02 2,04 2,03 2,07

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 0,28 0,27 0,28 0,28

BANGUNAN/KONTRUKSI 4,59 4,67 4,63 4,86

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 40,95 40,61 41,25 41,67

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 36,70 36,15 36,61 36,88

6.2 Hotel 1,07 1,21 1,23 1,29

6.3 Restoran 3,18 3,26 3,41 3,50

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 11,77 11,97 12,38 12,47

7.1 Pengangkutan 6,57 6,64 6,98 7,04

7.1.1 Angkutan Rel 0,42 0,43 0,44 0,45

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 3,59 3,71 3,87 3,87

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 2,13 2,09 2,24 2,31

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 0,42 0,42 0,44 0,42

7.2 Komunikasi 5,20 5,33 5,40 5,43

1. Pos dan Telekomunikasi 4,00 4,16 4,23 4,27

2. Jasa Penunjang Komunikasi 1,20 1,17 1,17 1,15

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 6,26 6,23 6,37 6,64

8.1 Bank 3,06 3,06 3,10 3,31

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 0,86 0,85 0,90 0,97

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 0,01 0,01 0,01 0,02

8.4 Sewa Bangunan 1,60 1,59 1,68 1,68

8.5 Jasa Perusahaan 0,73 0,71 0,68 0,67

JASA - JASA 9,40 9,64 9,35 9,25

9.1 Pemerintahan Umum 7,02 7,31 7,03 6,90

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 4,49 4,73 4,54 4,48

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 2,52 2,58 2,49 2,41

9.2 Swasta 2,39 2,32 2,32 2,35

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 0,68 0,65 0,66 0,65

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 0,15 0,15 0,15 0,15

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 1,56 1,52 1,51 1,55

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012105

Page 113: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 0,25 0,20 0,19 0,19

1.1 Tanaman Bahan makanan 0,10 0,05 0,05 0,05

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 0,12 0,12 0,12 0,11

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 0,03 0,03 0,03 0,03

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 26,66 25,45 24,27 22,98

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 26,66 25,45 24,27 22,98

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 1,37 1,40 1,43 1,45

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 16,89 15,56 14,32 13,16

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 0,35 0,35 0,35 0,34

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 0,45 0,46 0,46 0,46

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1,95 1,85 1,76 1,68

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 0,08 0,08 0,07 0,07

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 5,10 5,27 5,38 5,30

3.2.9 Barang Lainnya 0,46 0,49 0,51 0,51

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2,36 2,40 2,45 2,49

4.1 Listrik 2,08 2,13 2,17 2,21

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 0,28 0,28 0,28 0,28

BANGUNAN/KONTRUKSI 4,90 5,02 5,17 5,38

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 38,92 39,82 40,74 41,71

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 34,25 34,99 35,70 36,43

6.2 Hotel 0,99 1,03 1,09 1,17

6.3 Restoran 3,67 3,80 3,95 4,12

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 10,77 11,05 11,27 11,47

7.1 Pengangkutan 5,61 5,78 5,90 5,99

7.1.1 Angkutan Rel 0,30 0,29 0,29 0,28

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 3,11 3,26 3,42 3,53

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 1,76 1,79 1,76 1,77

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 0,45 0,44 0,43 0,42

7.2 Komunikasi 5,16 5,27 5,38 5,48

1. Pos dan Telekomunikasi 4,07 4,16 4,25 4,33

2. Jasa Penunjang Komunikasi 1,09 1,11 1,13 1,15

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 5,27 5,27 5,26 5,29

8.1 Bank 1,67 1,61 1,55 1,53

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 0,92 0,94 0,96 0,98

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 0,03 0,03 0,03 0,03

8.4 Sewa Bangunan 1,82 1,87 1,90 1,93

8.5 Jasa Perusahaan 0,83 0,82 0,82 0,82

JASA - JASA 10,87 10,78 10,64 10,48

9.1 Pemerintahan Umum 7,76 7,64 7,49 7,35

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 5,00 4,84 4,72 4,59

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 2,77 2,80 2,76 2,76

9.2 Swasta 3,11 3,14 3,15 3,14

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 1,05 1,05 1,05 1,02

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 0,17 0,16 0,16 0,17

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 1,89 1,93 1,94 1,95

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 3.2 Distribusi Persentase PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012106

Page 114: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 220,08 211,78 252,37 299,86

1.1 Tanaman Bahan makanan 183,08 123,30 149,33 173,02

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 270,28 303,29 360,02 435,71

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 173,84 199,45 234,27 266,14

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 383,79 445,83 501,40 558,95

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 383,79 445,83 501,40 558,95

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 1.387,59 1.587,33 1.979,42 2.395,44

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 386,17 441,33 471,86 510,29

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 727,19 850,57 967,92 1.110,11

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 610,79 738,78 901,13 1.076,66

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 435,97 505,47 564,61 628,42

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 402,64 448,68 560,30 624,67

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 26,13 30,21 35,84 41,64

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 280,41 338,94 408,91 468,87

3.2.9 Barang Lainnya 653,00 789,28 959,38 1.094,27

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 511,64 598,96 696,73 825,48

4.1 Listrik 507,63 597,93 693,29 822,14

4.2 Gas Kota - 1,00 1,00 1,00

4.3 Air Bersih 542,35 606,86 723,10 851,08

BANGUNAN/KONTRUKSI 417,92 496,07 573,66 700,10

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 557,26 644,78 763,55 896,53

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 582,73 669,73 790,83 925,85

6.2 Hotel 526,10 690,12 818,01 1.002,44

6.3 Restoran 375,48 448,47 547,77 653,28

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 570,78 677,17 817,06 955,98

7.1 Pengangkutan 532,10 627,86 769,81 901,76

7.1.1 Angkutan Rel 781,65 916,24 1.099,17 1.307,36

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 444,05 535,29 651,85 756,39

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 781,82 893,51 1.114,74 1.335,12

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 424,93 492,36 600,29 670,11

7.2 Komunikasi 628,46 750,70 887,52 1.036,82

1. Pos dan Telekomunikasi 575,40 696,73 827,04 971,11

2. Jasa Penunjang Komunikasi 908,66 1.035,73 1.206,94 1.383,83

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 518,28 601,73 717,55 869,21

8.1 Bank 1.099,85 1.284,70 1.513,70 1.878,42

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 354,91 409,39 507,46 636,09

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 405,69 467,96 571,34 728,87

8.4 Sewa Bangunan 332,09 384,64 472,39 549,24

8.5 Jasa Perusahaan 359,45 412,04 460,46 524,74

JASA - JASA 360,73 431,45 487,94 561,08

9.1 Pemerintahan Umum 389,00 473,06 530,01 604,57

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 401,86 493,81 552,07 633,78

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 368,01 439,20 494,01 556,90

9.2 Swasta 297,18 337,92 393,39 463,32

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 232,18 260,08 307,57 351,09

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 443,63 520,39 596,08 717,30

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 326,63 372,68 431,61 514,09

PDRB 470,33 548,76 639,85 743,63

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 4.1 Indeks Perkembangan PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012107

Page 115: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 97,50 82,94 87,82 93,20

1.1 Tanaman Bahan makanan 91,57 50,49 52,30 55,89

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 105,69 111,91 119,22 125,76

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 89,59 94,19 101,24 108,69

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 173,79 179,92 186,57 192,50

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 173,79 179,92 186,57 192,50

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 449,48 496,62 550,10 610,75

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 194,00 193,83 193,97 194,24

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 364,96 394,10 426,04 459,66

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 280,89 306,76 332,59 365,12

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 176,64 181,55 188,70 196,41

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 174,52 184,86 197,61 209,42

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 9,21 9,98 10,84 11,72

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 107,51 120,43 133,53 143,38

3.2.9 Barang Lainnya 294,46 337,94 379,67 416,31

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 218,28 241,14 267,02 296,03

4.1 Listrik 218,02 241,26 267,57 297,08

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 220,25 240,18 262,83 287,93

BANGUNAN/KONTRUKSI 185,65 206,43 231,07 261,87

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 220,25 244,41 271,85 303,33

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 226,20 250,60 278,00 309,15

6.2 Hotel 202,57 228,05 262,86 305,95

6.3 Restoran 180,30 202,32 228,32 259,47

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 217,17 241,59 268,08 297,36

7.1 Pengangkutan 188,94 211,07 234,28 259,51

7.1.1 Angkutan Rel 226,55 241,44 261,09 277,69

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 159,92 182,11 207,45 233,23

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 267,62 295,02 316,61 345,70

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 188,14 199,17 211,47 226,30

7.2 Komunikasi 259,26 287,11 318,48 353,80

1. Pos dan Telekomunikasi 243,27 269,54 299,34 332,77

2. Jasa Penunjang Komunikasi 343,73 379,89 419,60 464,87

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 181,18 196,64 213,47 233,82

8.1 Bank 248,97 260,52 273,06 293,94

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 157,88 175,20 194,25 215,68

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 334,43 362,52 413,39 471,85

8.4 Sewa Bangunan 157,13 174,79 193,06 213,38

8.5 Jasa Perusahaan 170,51 183,67 199,67 217,48

JASA - JASA 173,44 186,54 200,09 214,95

9.1 Pemerintahan Umum 178,94 191,09 203,56 217,63

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 185,74 195,31 207,14 219,32

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 167,85 184,20 197,72 214,89

9.2 Swasta 161,09 176,34 192,28 208,91

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 149,33 162,00 175,87 186,93

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 204,09 217,67 234,04 261,08

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 165,24 182,19 199,38 218,68

PDRB 195,60 212,12 230,63 251,34

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 4.2 Indeks Perkembangan PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 - 2012

(Persen)

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012108

Page 116: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 225,73 255,36 287,38 321,76

1.1 Tanaman Bahan makanan 199,95 244,23 285,54 309,57

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 255,73 271,00 301,99 346,45

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 194,05 211,76 231,41 244,85

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 220,83 247,80 268,75 290,36

3.1 Industri Migas - - - -

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi - - - -

3.1.2 Gas Alam Cair - - - -

3.2 Industri Tanpa Migas 220,83 247,80 268,75 290,36

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 308,71 319,62 359,83 392,21

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 199,05 227,69 243,26 262,70

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 199,25 215,82 227,19 241,51

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 217,45 240,83 270,95 294,88

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 246,80 278,42 299,21 319,95

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 230,71 242,71 283,54 298,29

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 283,66 302,67 330,70 355,31

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 260,83 281,45 306,24 327,01

3.2.9 Barang Lainnya 221,76 233,56 252,69 262,85

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 234,40 248,39 260,92 278,85

4.1 Listrik 232,84 247,84 259,10 276,74

4.2 Gas Kota - - - -

4.3 Air Bersih 246,24 252,67 275,11 295,58

BANGUNAN/KONTRUKSI 225,12 240,31 248,26 267,35

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 253,01 263,81 280,87 295,56

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 257,61 267,25 284,47 299,48

6.2 Hotel 259,72 302,61 311,20 327,64

6.3 Restoran 208,26 221,67 239,91 251,77

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 262,83 280,30 304,78 321,48

7.1 Pengangkutan 281,62 297,47 328,58 347,48

7.1.1 Angkutan Rel 345,03 379,49 420,99 470,79

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 277,66 293,93 314,22 324,31

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 292,14 302,86 352,09 386,20

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 225,86 247,21 283,87 296,12

7.2 Komunikasi 242,40 261,47 278,67 293,05

1. Pos dan Telekomunikasi 236,53 258,49 276,29 291,83

2. Jasa Penunjang Komunikasi 264,36 272,64 287,64 297,68

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 286,06 306,00 336,14 371,73

8.1 Bank 441,76 493,13 554,34 639,06

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 224,80 233,68 261,24 294,92

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 121,31 129,09 138,21 154,47

8.4 Sewa Bangunan 211,36 220,07 244,68 257,40

8.5 Jasa Perusahaan 210,81 224,34 230,61 241,29

JASA - JASA 207,98 231,28 243,86 261,03

9.1 Pemerintahan Umum 217,39 247,56 260,36 277,79

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 216,35 252,84 266,52 288,98

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 219,26 238,44 249,85 259,16

9.2 Swasta 184,49 191,63 204,59 221,78

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 155,49 160,54 174,89 187,82

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 217,36 239,08 254,69 274,74

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 197,67 204,56 216,47 235,09

PDRB 240,46 258,70 277,43 295,86

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 5 Indeks Implisit PDRB Kota Bandung

Tahun 2009 - 2012

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012109

Page 117: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

PERTANIAN 3,45 13,12 12,54 11,96

1.1 Tanaman Bahan makanan 2,58 22,15 16,92 8,42

1.2 Perkebunan - - - -

1.3 Peternakan 4,11 5,97 11,43 14,72

1.4 Kehutanan - - - -

1.5 Perikanan 5,38 9,13 9,28 5,81

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN - - - -

2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - -

2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - -

2.3 Penggalian - - - -

INDUSTRI PENGOLAHAN 7,15 12,21 8,45 8,04

3.1 Industri Migas

3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi

3.1.2 Gas Alam Cair

3.2 Industri Tanpa Migas 7,15 12,21 8,45 8,04

3.2.1 Makanan, Minuman dan Tembakau 7,25 3,53 12,58 9,00

3.2.2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 5,35 14,39 6,84 7,99

3.2.3 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 7,76 8,32 5,27 6,30

3.2.4 Kertas dan Barang Cetakan 11,11 10,76 12,50 8,83

3.2.5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 10,28 12,81 7,47 6,93

3.2.6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 28,41 5,20 16,82 5,20

3.2.7 Logam Dasar dan Baja 4,95 6,70 9,26 7,44

3.2.8 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 8,21 7,91 8,81 6,78

3.2.9 Barang Lainnya 2,56 5,32 8,19 4,02

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 8,01 5,97 5,05 6,87

4.1 Listrik 8,05 6,44 4,55 6,81

4.2 Gas Kota

4.3 Air Bersih 7,59 2,61 8,88 7,44

BANGUNAN/KONTRUKSI 13,10 6,75 3,31 7,69

PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 7,57 4,27 6,47 5,23

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 7,45 3,74 6,44 5,28

6.2 Hotel 14,35 16,52 2,84 5,28

6.3 Restoran 7,30 6,44 8,23 4,94

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,70 6,65 8,73 5,48

7.1 Pengangkutan 4,50 5,63 10,46 5,75

7.1.1 Angkutan Rel 2,15 9,99 10,94 11,83

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 3,70 5,86 6,90 3,21

7.1.3 Angkutan laut - - - -

7.1.4 Angkutan Sungai & Penyebrangan - - - -

7.1.5 Angkutan Udara 6,14 3,67 16,25 9,69

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 4,92 9,45 14,83 4,31

7.2 Komunikasi 6,81 7,87 6,58 5,16

1. Pos dan Telekomunikasi 6,95 9,28 6,89 5,62

2. Jasa Penunjang Komunikasi 6,67 3,13 5,50 3,49

KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 4,72 6,97 9,85 10,59

8.1 Bank 4,53 11,63 12,41 15,28

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 8,91 3,95 11,80 12,89

8.3 Jasa Penunjang Keuangan 7,66 6,41 7,07 11,77

8.4 Sewa Bangunan 2,09 4,12 11,19 5,20

8.5 Jasa Perusahaan 11,21 6,42 2,80 4,63

JASA - JASA 6,46 11,21 5,44 7,04

9.1 Pemerintahan Umum 6,74 13,88 5,17 6,69

9.1.1 Adm. Pemerintahan & Pertahanan 5,43 16,86 5,41 8,43

9.1.2 Jasa Pemerintahan lainnya 9,31 8,75 4,79 3,73

9.2 Swasta 5,19 3,87 6,76 8,40

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 3,00 3,25 8,94 7,39

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 10,49 9,99 6,53 7,87

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah tangga 5,82 3,48 5,83 8,60

PDRB 7,33 7,59 7,24 6,64

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 6 Inflasi Sektoral Kota Bandung

Tahun 2009 - 2012

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012110

Page 118: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

Lapangan Usaha 2009 2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Nilai Absolut

PDRB ADH Berlaku (Juta Rp) 70.281.163 82.002.176 95.612.863 111.121.551

PDRB ADH Konstan'2000 (Juta Rp) 29.228.272 31.697.282 34.463.631 37.558.320

Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun x) 2.307.703 2.394.873 2.437.874 2.461.931

PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp) 30.455.029 34.240.720 39.219.772 45.135.932

PDRB Per Kapita ADH Konstan'2000 (Rp) 12.665.526 13.235.475 14.136.757 15.255.635

2. Indeks Perkembangan

PDRB ADH Berlaku (Juta Rp) 470,33 548,76 639,85 743,63

PDRB ADH Konstan'2000 (Juta Rp) 195,60 212,12 230,63 251,34

Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun x) 108,03 112,11 114,12 115,24

PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp) 435,38 489,50 560,68 645,26

PDRB Per Kapita ADH Konstan'2000 (Rp) 181,07 189,21 202,10 218,09

3. Indeks Berantai

PDRB ADH Berlaku (Juta Rp) 116,27 116,68 116,60 116,22

PDRB ADH Konstan'2000 (Juta Rp) 108,34 108,45 108,73 108,98

Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun x) 100,66 103,78 101,80 100,99

PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp) 115,51 112,43 114,54 115,08

PDRB Per Kapita ADH Konstan'2000 (Rp) 107,63 104,50 106,81 107,91

Indeks Harga Implisit PDRB 240,46 258,70 277,43 295,86

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tahun 2009 - 2012

Tabel 7. Angka Agregatif PDRB, Jumlah Penduduk

dan PDRB Per Kapita Kota Bandung

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012111

Page 119: 1.cover PDRB 2013-bappeda - PPID Kota Bandungppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/01/PDRB-Menurut... · Publikasi memuat gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan ekonomi

BADAN PUSAT STATISTIKKOTA BANDUNGJalan Jendral Gatot Subroto No 93 BandungEmail: [email protected]