19.3 Benda Asing Pada Mata

14
BENDA ASING PADA MATA Apabila suatu benda asing masuk kedalam mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat. Beratnya kerusakan pada organ- organ di dalam bola mata tergantung ; 1. besarnya corpus alienium 2. kecepatnya masuk 3. ada atau tidaknya proses infeksi jenis bendanya sendiri Jika suatu benda masuk ke dalam bla mata ,maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut: 1. Efek Mekanik Efek Mekanik , benda yang masuk ke dalam bola mata dapat melalui cornea ataupun sclera.setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk kedalam kamera oculi anterior dan mengendap kedasar . Bila benda ini terus masuk, maka ia akan menembus irus dan kalau mengeai lensa mata akan terjadi cataract traumatica. Benda ini juga bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus.bila benda ini melekat di retina,biasanya kelihatan sebagai bagian yang di kelilingi oleh eksudat yang berwana kputih serrta adanya endapan sel-sel dara merah, akhirnya terjadi degenerasi retina. 2. Permulaan terjadinya proses infeksi Infeksi, dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata , maka kemungkinan akantimbul infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk prtumbuhan kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak

description

benda ading pada mata

Transcript of 19.3 Benda Asing Pada Mata

Page 1: 19.3 Benda Asing Pada Mata

BENDA ASING PADA MATA

Apabila suatu benda asing masuk kedalam mata maka biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat.

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung ;

1. besarnya corpus alienium

2. kecepatnya masuk

3. ada atau tidaknya proses infeksi jenis bendanya sendiri

Jika suatu benda masuk ke dalam bla mata ,maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan

berikut:

1. Efek Mekanik

Efek Mekanik , benda yang masuk ke dalam bola mata dapat melalui cornea

ataupun sclera.setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk kedalam kamera oculi

anterior dan mengendap kedasar . Bila benda ini terus masuk, maka ia akan menembus irus

dan kalau mengeai lensa mata akan terjadi cataract traumatica. Benda ini juga bisa juga

tinggal di dalam corpus vitreus.bila benda ini melekat di retina,biasanya kelihatan sebagai

bagian yang di kelilingi oleh eksudat yang berwana kputih serrta adanya endapan sel-sel dara

merah, akhirnya terjadi degenerasi retina.

2. Permulaan terjadinya proses infeksi

Infeksi, dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata , maka kemungkinan akantimbul

infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk prtumbuhan

kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh melupakan infeksi

dengan kuman tetatnus dan gas ganggren

3. Terjadinya peubahan-perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi (reaction

of ocular tissue)

Reaction of ocular tissue, reaksi bola mata terhadap corpus alienum adalah

bermacam-mcam dan ini ditentukan oleh sifat kimia dari benda tersebut. Non organized

material dapat menimbulkan proliferasi dan infeksi dengan pembentukan jaringan granulasi

Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita,

kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflex memejam atau mengedip, mata

masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada

bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan

atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.Trauma pada mata

Page 2: 19.3 Benda Asing Pada Mata

memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang

akan mengakibatkan kebutaan. Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut :

(1) Trauma tumpul

(2) Trauma tembus bola mata

(3) Trauma kimia

(4) Trauma radiasi

Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi

gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata: kelopak, konjungtiva,

kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita.

Gambar anatomi mata

Page 3: 19.3 Benda Asing Pada Mata

Gambar skematik akibat dari benda asing

Benda asing dapat mengakibtkan:

1. Trauma

Erosi konjungtiva atau kornea. Erosi ini timbul apabila benda asing yang masuk tidak

sampai menembus bola mata tetapi hanya tertinggal pada konjungtiva atau kornea.

2. Trauma Tembus

Trauma tembus adalah suatu trauma dimana sebagian atau seluruh lapisan kornea dan

sclera mengalami kerusakan. Trauma ini dapat terjadi apabila benda asing melukai sebagian

lapisan kornea tau sclera dan benda tersebut tertinggal di dalam lapisan tersebut. Pada keadaan

ini tidak terjadi luka terbuka sehingga organ di dalam bola mata tidak mengalami kontaminasi.

Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan sclera atau kornea

serta jaringan lain dalam bola mata kemudian bersarang di dalam bola mata ataupun dapat

Page 4: 19.3 Benda Asing Pada Mata

menimbulkan perforasi ganda sehingga akhirnya benda tersebut bersarang di dalam rongga

orbita bahkan dapat mengenai tulang orbita. Dalam hal ini akan ditemukan suatu luka terbuka

dan biasanya terjadi prolaps iris, lensa maupun badan kaca.

3. Pendarahan

Pendarahan intraocular dapat terjadi jika trauma mengenai jaringan uvea, berupa hifema

(pendarahan dalam bilik mata depan) atau perdarahan dalam badan kaca.

4. Reaksi Jaringan Mata

Reaksi yang ditimbulkan tergantung jenis benda tersebut apakah inert atau raktif. Pada

benda inert, tidak akan menimbulkan reaksi ataupun kalu ada hanya ringan saja. Benda yang

reaktif akan memberikan reaksi-reaksi tertentu dalam jaringan mata.

Bentuk reaksinya tergantung macam serta letak benda asing tersebut dalam mata. Benda

organic kurang diterima oleh jaringan mata dibandingkan benda anorganik. Benda logam degan

sifat bentuk reaksi yang merusak adalah besi berupa “siderosis” dan tembaga. Timah hitam dan

seng benda yang reaktif yang lemah reaksinya.

a. Siderosis

Reaksi jaringan mata akibat penyebaran ion besi keseluruh mata dengan konsenrasi

terbanyak pada jaringan yang mengandung epitel, yaitu: epitel kornea, epitel pigmen iris, epitel

kapsul lensa, epitel pigmen retina.

Timbulnya siderosis sebenarnya sangat dini tetapi tidak memberikan gejala klinik yang

jelas samapai beberapa waktu lamanya. Gejala siderosis tampak 2 bulan sampai 2 tahun setelah

trauma.

Gejala klinik berupa: gangguan penglihatan yang mula-mula berupa buta malam

kemudian penurunan tajam penglihatan yang semakin hebat dan penyempitan lapang pandang.

Pada mata tampak endapat karat besi pada kornea berwarna kuning kecoklatan, pupil lebar reaksi

lambat, bintik-bintik bulat kecoklatan pada lensa dan iris berubah warna.

b. Kalkosis

Reaksi jaringan mata akibat pengendapan ion tembaga di dalam jaringan terutama

jaringan yang mengandung membrane seperti membrane Descement kapsul anterior lensa, iris,

badan kaca, dan permukaan retina.

Page 5: 19.3 Benda Asing Pada Mata

Tembaga dapat memberikan reaksi purulen. Gejala klinik kalkosis timbul lebih dini dari

pada siderosis yaitu beberapa hari setelah trauma. Tembaga dalam badan kaca dapat

menimbulkan ablsio retina sebagai akibat jaringan ikat di dalam badan kaca yang menarik retina.

Macam-macam benda asing yang dapat masuk mata

Benda asing yang data masuk mata dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu benda

logam dan bukan logam. Contoh benda logam: emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel

alumunium, tembaga, besi. Benda logam ini terbagi lagi menjadi : benda logam magnit dan

benda logam bukan magnit.

Benda bukan logam contonya: batu, kaca, porselen, karbon, tumbuh-tumbuhan, bahan

pakaian dan bulu mata. Benda inert yaitu benda yng terdiri dari bahan-bahan yang tidak

meimbulkan reaksi jarigan mata kalau ada reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi

mata. Contoh : emas, perak, platina, batu kca, porselen, macam-macam plastic tertentu. Kadang-

kadang benda inert memberikan reaksi mekanik yang mungkin dapat menggangu fungsi mata.

Sebagai contoh: pecahan kaca di dalam sudut bilik mata depan akan menimbulkan kerusakan pda

endotel kornea sehingga mengakibatkan edema kornea yang menggangu fungsi penglihatan.

Benda reaktif yaitu benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata shingga menggangu

fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembag, kuningan, besi, tumbuh-

tumbuhan, bahan pakaian dan bulu ulat.

Cara Pemeriksaan dan Penentuan Lokasi

Untuk dapat menentukan ada tidaknya benda asing serta lokalisasinya di dalam mata

diperlukan:

1. Riwayat terjadinya trauma

2. Pemeriksaan keadaan mata akibat trauma

3. Pemeriksaan Oftalmoskop

4. Pemeriksaan Radiologi

1. Riwayat Terjadinya Trauma

Trauma karena suatu ledakan, akan menimbulkan suatu perforasi karena benda tersebut

masuk dengan kecepatan yang tinggi dan biasanya benda tersebut dapat mencapai segmen

Page 6: 19.3 Benda Asing Pada Mata

posterior. Trauma waktu sedang menggunakan palu dan pahat selalu harus dipikirkan

kemungkinan benda tersebut terdapat pada segmen posterior. Trauma karena pecahan kaca

waktu kecelakaan mobil atau pecahnya kaca mata waktu jatuh, bila pecahan kaca dapat masuk

biasanya akan berada di segmen anterior yang mempunyai kemungkinan jatuh di sudut bilik

mata depan.

2. Pemeriksaan Keadaan Mata Akibat Trauma

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik diperlukan suatu lamu dengan

penerangan yang baik (sentelop) dan kaca pembesar (loupe), lebih baik lagi kalau ada slit-lamp.

Hal ini penting karena trauma perforasi yang sangat kecil bila tanpa penerangan lampu yang baik

serta loupe mungkin luka kecil akan luput dari pengamatan.

Haruslah diingat bahwa pada setip luka perforasi sebagaimanapun kecilnya, kmungkinan

suatu benda asing di dalam bola mata tidak dapat disingkirkan. Benda asing yang tidak sampai

menembus bola mata, sudah dapat langsung diliat. Bila pada konjungtiva bulbi kornea, sclera

tidak tampak benda asing atau luka perforasi, selalu harus dicari kemungkinan adanya benda

asing pada forniks atau konjungtiva palbebra. Untuk itu haruslah kelopak mata dibuka dan dilipat

keluar.

3. Pemeriksaaan Dengan Oftalmoskop

Dengan oftalmoskop dapat diperiksa keadaan badan kca dan retina sehingga dapat juga

dilihat bila ada benda asing di badan kaca atau retina. Benda asing tersebut dapat dilihaat dengan

oftalmoskop, bila tidak ada kekeruhan badan kaca.

Dengan ofalmoskop kita dapat meramalkan prognosis fungsi penglihatan. Misalnya: bila

dengan oftalmoskop tamak kekeruhan badan kaca atau pendarahan retina atau ablasio retina,

maka prognosisnya kurang baik.

4. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dilakukan pada setiap luka perforasi. Pemeriksaan radiologi ini

dengan melakukan Plane X-Rays dari pada orbita dengan posisi postero anterior dan lateral, yang

mana penting untuk mengetahui ada tidaknya suatu benda asing yang “radioopak” serta letaknya

benda asing tersebut dalam mata.

Page 7: 19.3 Benda Asing Pada Mata

Apabila dengan cara ini dapat dipastikan ada benda asing raioopaque di dalam orbita

tahap selanjutnya adalah menentukan apakah benda tersebut intraocular atau ekstraokular. Untuk

hal ini dibutuhkan teknik khusus, seperti metode Sweet, metode Comberg dengan menggunakan

lensa kontak. Bila benda asing tersebut adalah non-adioopaque dibuthkan pemeriksaan

ultrasonogafi untuk menentukan letaknya. Pemeriksaan yang teliti namun mahal adalah CT scan

orbita. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut apakah pada bilik mata depan,

lensa, segmen posterior, retina, retrobulbar, ekstraokuler atau ektraorbital.

Tindakan Pengobatan

Tindakan Pengobatan Benda Asing Pada Permukaan Mata

Mata tersebut ditetes dengan anestetik tetes mata. Benda lunak biasanya hanya

menempel saja pada permukaan mata sehingga unuk mengeluarkannya cukup dengan kapas

steril. Benda yang keras biasanya mengakibatkan suatu luka. Pengeluarannya memakai jarum

sentik secara hati-hati untuk menghindari perforasi. Setelah benda asing dikeluarkan, mata

dibilas dahulu degan larutan fisiologik sampai bersih. Kemudian mata diberi tetes midriatika

ringn berupa skopolamin 0,25% atau homatropin 25 disusul dengan antibiotic local. Mata ditutup

dengan beban kain ksa smpai tidak terdapat tanda-tanda erosi kornea.

Tindakan Pengobatan Benda Asing Dalam Bola Mata

Setiap benda asing di dalam bola mata pada dasarnya harus dikeluarkan. Hal-hal yang

harus dipertimbangkan:

1. Jenis benda asing tersebut, apakah inert atau benda reaktif

2. Akibat yang timbul apabila benda tersebut tidak dikeluarkan

3. Akibat yang dapat timbul waktu mengeluarkan benda asing tersebut.

Apabila benda asing tersebut inert, mka haruslah dilihat apakah benda tersebut

menimbulkan reaksi mekanik yang menggangu fungsi mata atau tidak. Bila tidak menimbulkan

reaksi mekanik yang menggangu, maka sebaiknya dibiarkan saja dan perhatian ditunjukan pada

perawatan luka perforasi yang diakibatkannya. Bila benda tersebut adalah reaktif, maka harus

dikeluarkan.

Tindakan pengobatan trauma benda asing yang reaktif di dalam bola mata adalah:

Page 8: 19.3 Benda Asing Pada Mata

Perawatan Terhadap Luka Perforasi

Pertama-tama adalah pemberian tetes nestetik, kemudian pembersihan luka dengan

larutan garam fisiologik. Bila ada jaringn iris atau badan kaca yang prolaps, bgian yang prolaps

dipotong (jangan diresopsi kembali kecuali bila yakin tidak ada infeksi). Bila benda asing dapt

diliat langsung, maka mungkin dapat dikeluarkan dengan pinset atau mgnet melalui luk

perforasi. Luka perforasi dijhit dengan jarum dan benang yang halus.Apabila fasilitas tidak

memungkinkan untuk melakukan penjahitan luka, maka penderita dirujuk ke rumah sakit yang

fasilitasnya lengkap.Sebelum penderita dikirim ke pusat, untuk mencegah banyak isi bola mata

yang prolaps melalui luka perforasi, maka mata tersebut ditutup kain kasa steril msih harus

ditutup lagi dengan semacam penutup (dop) yang sedemikian rupa sehingga bola mata terlindung

dari tekanan atau sentuhan.Penderita juga diberi obat penenang, obat analgesic, bila perlu

ditambahkan obat antiemetic bila penderita muntah-muntah karena akan menambah banyak isi

bola mata yang prolaps.Dalam perjalanan ke pusat, sebaiknya penderita dalam posisi berbaring.

Pengeluaran Benda Asing

Pengeluaran benda asing sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan fasiitas yang

mencukupi.

Cara-cara Mengeluarkan Benda Asing di Dalam Mata yaitu :

Jalan Anterior

Pemilihan jalan anterior hanya boleh apabila:

Benda asing tersebut berada dibilik mata depan dan dapat dilihat, dapat dikeluarkan melalui

luka perforasi atau melalui insisi kornea-sclera di daerah limbus apabila benda berada di

sudut bilik mata depan.

Benda asing di segmen posterior yang disertai kerusakan lensa dan luka perforasi kornea

yang besar, dikeluarkan melalui luk perforasi kornea. Jalan anterior merupakan

kontraindikasi apabil lensa masih utuh.

Jalan Posterior

Pemilihan jalan posterior dilakukan bila benda asing berada di segmen posterior tanpa

disertai kerusakan lensa. Pengeluaran melalui jalan posterior dapat ditempuh melalui 2 jalan:

Melalui pars plana (2-7 mm dari limbus)

Keuntungan melalui jalan ini dalah retina melekat kuat pada tempat ini sehingga bahaya

ablasi kecil. Daerah ini mengandung sedikit pembuluh darah sehingga bahaya pendarahan kecil

Page 9: 19.3 Benda Asing Pada Mata

Melalui tempat diman saja benda asing berada, jalan ini ditempuh bila benda asing berada di

retin. Bahaya yang ditakutkan dengan jalan ini adalah ablasio retina dan pendarahan.

Pengeluran benda asing melalui jalan posterior memerluka fasilitas dan keterampilan yang

kusus sehingga hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata.

Komplikasi

Komplikasi pada benda asing di mata, ini tergantung dari jenis benda yang masuk

(inert/tdr inert) dan arah, kecepatan, serta besarnya benda yang masuk ke mata.

Prognosis

Pada trauma dimana benda asing berada dipermukaan mata tanpa adanya perforasi,

umunya prognosis baik karena benda tersebut dapat langsung dikeluarkan dan kibtnya sangat

ringan tanpa meninggalkan bekas ataupun hanya berupa nebula bila pada kornea. Pada trauma

dim ana benda asing menyebabkan luka perforasi sehingga benda asing tersebut berada didalam

bola mata, maka prognosisnya tergantung jenis-jenis benda asing.

Benda inert bila tidak menimbulkan reaksi mekanik yang menggangu fungsi mata,

prognosisnya baik. Benda reaktif pada umumnya prognosisnya tidak baik. Hal initergantung dari

benda reaktif tersebut, apakah magnit atau non magnit. Pada benda yang magnit berhubug

mengeluarkan mudah maka prognosis lebih baik dibandingkan benda non-magnit.