192431111201110111
description
Transcript of 192431111201110111
-
7/18/2019 192431111201110111
1/128
ANALISIS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI
KEJAKSAAN NEGERI KLATEN TAHUN 2010
SKRIPSI
Disusun OlehDias Prastia Tutik
X7406066
-
7/18/2019 192431111201110111
2/128
ANALISIS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
ORGANISASI DI KEJAKSAAN NEGERI KLATEN
TAHUN 2010
Oleh :
DIAS PRASTIA TUTIK
X 7406066
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
-
7/18/2019 192431111201110111
3/128
-
7/18/2019 192431111201110111
4/128
-
7/18/2019 192431111201110111
5/128
ABSTRAK
Dias Prastia Tutik, ANALISIS IKLIM KOMUNIKASI
ORGANISASI DI KEJAKSAAN NEGERI KLATEN TAHUN
2010. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasSebelas Maret, Desember 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Iklim
Komunikasi Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau dari dimensi: a)
Kepercayaan, b) Pengambilan keputusan, c) Kejujuran, d) Keterbukaan dalam
komunikasi ke bawah, e) Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, f) Perhatian
pada kinerja tinggi. (2) Bagaimana upaya Kejaksaan Negeri Klaten dalammengelola iklim komunikasi organisasi.
Sesuai dengan tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan bentuk
penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif, strategi penelitian yang digunakan
startegi tunggal terpancang. Teknik cuplikan dengan menggunakan teknik
purposive snowball sampling. Sumber datanya adalah wawancara, observasi dananalisis dokumen. Untuk keabsahan data teknik yang digunakan adalah
trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Iklim
Komunikasi Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau dari dimensi: a)Kepercayaan, iklim komunikasi organisasi ditinjau dari kepercayaan yang ada di
Kejaksaan Negeri Klaten dilakukan oleh atasan kepada bawahan, bawahan kepada
atasan dan bawahan dengan bawahan dalam menjalankan komunikasi organisasi
-
7/18/2019 192431111201110111
6/128
intruksi atau perintah terhadap bawahannya, harus adanya keterbukaan e)
Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, pimpinan dalam menerima saran, kritik
ide dari karyawan di dengarkan secara seksama demi kemajuan Kejaksaan
Negaeri Klaten. f) Perhatian pada kinerja tinggi, kinerja Kejaksaan Negeri Klaten
salah satunya adalah dapat tercapai secara efisien, efektif, yang berasal dari
karyawan Kejaksaan Negeri Klaten. (2) Upaya Kejaksaan dalam mengelola iklim
komunikasi organisasi, sebagai berikut: a) Kepercayaan, b) Pengambilan
keputusan, c) Kejujuran, d) Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, e)
Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, f) Perhatian pada kinerja tinggi.
-
7/18/2019 192431111201110111
7/128
ABSTRAC
Dias Prastia Tutik, ANALYSIS CLIMATE of
KOMMUNICATIONS ORGANIZATIONAL IN PUBLIC
ATTORNEY OF COUNTRY of KLATEN YEAR 2010. Skripsi,Surakarta, Faculty Teachership and Science Education, University Eleven March,
December 2010.
This research aim to know : (1) How Organizational Communications
climate [in] Public attorney of Country of Klaten in evaluation of dimension : a)
Trust, b) Decision Making, c) Sincerity, d) Openness in communications
downwards, e) Listen in communications to to the, f) Attention at high
performance (2) How Public attorney effort in managing organizational
communications climate .
In line with, hence this researcher use research form qualitative, with
method of deskripsi, research strategy which in using single strategy is stake.
technique of Cuplikan by using technique ofpurposive sampling snowball. Source
of its data is interview, document analysis and observation. For the authenticity of
data of technique which in using data is trianggulasi or source and of trianggulasi
method. While technique analyse data which in using is analysis of interaktif emit
a stream of.
Pursuant to result of research that : (1) Organizational Climate
Communications in Public attorney of Country of Klaten in evaluation from in the
a) Trust, organizational communications is evaluated from trust exist in Public
attorney of Country of Klaten in doing/conducting by superior to subordinate,
-
7/18/2019 192431111201110111
8/128
communications downwards, communications downwards can be in the form of
instruction work (comand) or exhortation to subordinate Public attorney of
Country of Klaten in giving instruction duty or comand to its subordinate, there
must be its of openness. e) Listen in communications to of, head in accepting
suggestion, idea criticism of employees need in listening by seksama for the shake
of progress of Public attorney of Country of Klaten. f) Attention at high
performance, performance Public attorney of Country of Klaten one of them is
can reach efficiently is, effective, coming from employees Public Attorney Of
Country of Klaten. Effort Public attorney in managing organizational
communications climate, a) Trust, b) Decision Making, c) Sincerity, d) Openness
in communications downwards, e) Listen in communications to the, f) Attention
at high performance.
-
7/18/2019 192431111201110111
9/128
MOTTO
Percayalah bahwa kebahagiaan itu bak pohon mawar yang baru
di tanam.
Bunganya tidak muncul dengan segara tetapi kemunculannyaakan terjadi.
( Aidh Bin Abdullah )
Selama malam masih di iringi oleh pagi hari, maka kepedihan.
Itu pasti akan lenyap. Keadaan kritis pasti akan berlalu, dankesulitan pasti akan lenyap.
( Aidh Bin Abdullah )
Kita tidak bisa mengubah masa lalu dan tidak bisa mengubah
masa depan dengan gambaran sesuai dengan kehendak kita.
Untuk itu tidak ada gunanya membinasakan diri dengan
keadaan kekecewaan karena sesuatu yang tidak mampu kita
ubah.
( Aidh Bin Abdullah )
-
7/18/2019 192431111201110111
10/128
PERSEMBAHAN
Karya ini ku sembahkan untuk :
Orang Tuaku tersayang
Adik-adikku
My Lovely
Almamater
-
7/18/2019 192431111201110111
11/128
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmaanirohim
Puji dan syukur penelitian panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Peneliti berhasil
menyusun dan menyelsaikan skripsi dengan judul ANALISIS IKLIM
KOMUNIKASI ORGANISASI DI KEJAKSAAN NEGERI KLATEN
TAHUN 2010 .
Skripsi ini peneliti ajukan guna melengkapi tugas serta memenuhi
sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan IImu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyususnan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu peneliti mengungkapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat,petunjuk dan cinta kasih-Mu yang tak
henti-hentiNya Kau limpahkan padaku.
2. Dekan dan Para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IImu Pengetahuan Sosial dan
-
7/18/2019 192431111201110111
12/128
5. Drs. Ign. Wagimin, M. Si, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan kepada peneliti selama persiapan hingga
selesainya penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
6. Andre N Rahmanto, S.Sos, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan kepada peneliti selama persiapan hingga
selesainya persiapan penyusunan skripsi ini, dengan sabar
membimbing dan memberikan pengarahan sesuai kemampuan peneliti
yang sangat terbatas.
7. Bapak dan Ibu Dosen BKK PAP yang telah memberikan bekal
pengetahuan untuk menyusun skripsi ini.
8. Pimpinan dan Karyawan Kejaksaan Negeri Klaten yang telah
membantu dalam penelitian ini.
9. Ayah, Ibu dan keluarga besarku yang telah memberikan doa dan
dukungan yang tiada henti, terutama dukungan moril untuk saya, dan
selalu membimbing saya tentang bagaimana beratnya menjalani roda
kehidupan.
10.Om dan Bulek Narno, Adiku Agung dan Nia, terima kasih atas doa
dan telah menganggap aku keluarga sendiri selama saya di Solo.
-
7/18/2019 192431111201110111
13/128
satu persatu. terima kasih atas semua dukungannya selama ini, dan
menjadi teman-teman yang baik, imut. Matur nuwon..
13.Semua Guru di SD Nglinggi Klaten yang selalu memberi saya
semangat, dan selalu membimbing saya.
14.Semua sahabat-sahatku di PAP, PTN dan PAK. terima kasih atas doa
dan dukungannya, bisa mengenal kalian merupakan pengalaman hidup
yang indah dan sungguh berharga.
15.
Motor supra-X 125 biru putih yang selalu menemaniku kemana aja,
selama saya kuliah di Surakarta, tanpa lelah mengantarkanku.
16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang
membentu dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti menyadari keterbatasan dan
kemampuan peneliti berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Surakarta, Januari 2011
-
7/18/2019 192431111201110111
14/128
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xKATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
-
7/18/2019 192431111201110111
15/128
F. Validitas Data ....................................................................................... 53
G. Analisis Data ........................................................................................ 54
H. Prosedur Penelitian............................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1.Sejarah Berdirinya Kejaksaan Negeri Klaten .................................. 58
2.Lokasi Kejaksaan Negeri Klaten ..................................................... 59
3.Visi, Misi, dan Motto Kejaksaan Negeri Klaten ............................. 59
4.Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Klaten ................................. 60
5.Kondisi karyawan Kejaksaan Negeri Klaten ................................... 70
6.Sarana dan prasarana penunjang di Kejaksaan Negeri Klaten ........ 71
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Iklim Komunikasi Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau
dari dimensi Kepercayaan, Pengambilan keputusan, Kejujuran,
Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, Mendengarkan dalam
komunikasi keatas, Perhatian pada kinerja tinggi ................................ 73
2. Upaya Kejaksaan Negeri Klaten dalam mengelola iklim
komunikasi organisasi ......................................................................... 86
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Iklim Komunikasi Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau dari
dimensi Kepercayaan Pengambilan keputusan kejujuran
-
7/18/2019 192431111201110111
16/128
B. Implikasi ............................................................................................... 107
C. Saran ..................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN .................................................................................................... 113
-
7/18/2019 192431111201110111
17/128
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema pembagian jenis organisasi ................................................ 13
Gambar 2. Komunikasi ke bawah ................................................................... 39
Gambar 3. Komunikasi ke atas ....................................................................... 41
Gambar 4. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 44
Gambar 5. Skema Model Analisis Data Interaktif .......................................... 55
Gambar 6. Bagan Prosedur Penelitian ............................................................. 57
-
7/18/2019 192431111201110111
18/128
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Kegiatan Penelitian ............................................................ 113
Lampiran 2. Struktur Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten ......................... 114Lampiran 3. Denah Kejaksaan Negeri Klaten.................................................. 115
Lampiran 4. Pedoman wawancara ................................................................... 116
Lampiran 5. Field Note ................................................................................... 118
Lampiran 6. Rencana Kinerja dan susunan organisasi di Kejaksaan ............... 128
Lampiran 7. Penilaian Negeri Sipil .................................................................. 137Lampiran 8. Foto-foto di Kejaksaan Negeri Klaten ......................................... 141
Lampiran 9. Perijinan ....................................................................................... 147
Lampiran 10. Surat keterangan penelitian ....................................................... 153
-
7/18/2019 192431111201110111
19/128
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejaksaan adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam
penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Kepala Kejaksaan yang
dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Kejaksaan Agung,
Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya
dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang
tidak dapat dipisahkan.
Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana
(executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga
memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat
mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa
Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi
wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan
wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.
Kejaksaan Negeri sebagai salah satu organisasi formal. Menurut melayu
S.P Hasibuan (2005: 24-25) mengatakan bahwa Organisasi adalah sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat
dan wadah saja Dimana organisasi merupakan kumpulan dari berbagai orang
-
7/18/2019 192431111201110111
20/128
2
Bagi organisasi yang menyadari bahwa komunikasi sudah merupakan
bagian yang integral, maka kegiatan perencanaan, riset, implementasi maupun
evaluasi komunikasi menjadi priolitas kegiatannya. Komunikasi yang terjadi
dalam organisasi dapat terjadi dalam organisasi forman maupun informal.
Setiap organisasi memerlukan koordinasi antara komunikasi agar bagian-
bagian dari organisasi tersebut dapat bekerja menurut ketentuannya dan tidak
mengganggu bagian lain. Proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang
diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan kegiatan ke tujuan dan
sasaran organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan hasilnya dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak
adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Jadi,
komunikasi dalam suatu organisasi mempunyai peranan serta dalam memelihara
dan mengembangkan organisasi tersebut.
Komunikasi merupakan suatu proses yang menyangkut komponen
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Menurut Wursanto (2003: 157)
menyatakan bahwa:
Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, ide-ide antara anggota secara timbal balik untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Tujuan komunikasi ini berupa perubahan
sikap (attitude),pendapat (opinion),tindakan (behavior). Jika komunikasi
yang dilakukan mampu mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion),
tindakan (behavior) seseorang, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi
yang dilaksanakan telah berhasil.
Komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi dan mempunyai
peranan sentaral dalam mengembangkan suatu organisasi. Proses dan pola
-
7/18/2019 192431111201110111
21/128
3
disebabkan antara lain, karena kurangnya kepercayaan bawahan terhadap atasan
atau sebaliknya, tidak adanya transparasi dalam pengambilan kebijakan,
kurangnya ruang komunikasi yang tersedia, dan lain sebagainya. Komunikasi di
dalam organisasi akan berpengaruh pada iklim komunikasi dalam organisasi.
Menurut Pace dan Faules dalam Deddy Mulyana (2002: 154):
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi yang terdapat dalam
organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai dan memberi kebebasan dalam
mengambil resiko, mendorong dan memberikan tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup
tentang organisasi, mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh
informasi yang dapat melihat bahwa keterlibatan pimpinan sangat penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian padapekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Melalui proses interaksi para anggota dapat mengetahui adanya
kepercayaan, dukungan, keterbukaan, perhatian, dan keterusterangan. Sehingga
iklim komunikasi dapat berubah menurut cara pengaruh komunikasi melalui
interaksi antar anggota organisasi.
Iklim komunikasi yang konduktif mampu menciptakan kualitas hubungan
dan komunikasi dalam organisasi dari iklim komunikasi berupa: Kepercayaan,
Pembuatan keputusan bersama, Kejujuran, Keterbukaan dalam komunikasi
kedalam, Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, Perhatian pada tujuan
berkinerja tinggi.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik, tentu hubungan antara
atasan dan bawahan harus terjalin sebaik-baiknya. Dengan terselenggarakan
hubungan yang baik oleh pemimpin dan dipahami benar-benar oleh semua
-
7/18/2019 192431111201110111
22/128
4
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal penting dalam penelitian. Oleh Lexy
Moleong (2002 : 62) masalah dalam penelitian dinamakan fokus, sedangkan
Winarno Surachmad (2001 : 34) mengemukakan bahwa Masalah adalah setiap
kesulitan yang menggerakan manusia untuk memecahkan masalah. Dengan
perumusan masalah yang jelas dapat memberikan kemudahan dalam memecahkan
masalah. Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang
diteliti Iklim Komunikasi Organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten. Menurut (Pace
dan Faules, 2002: 163), Sebagai berikut:
1. Bagaimana iklim komunikasi organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau
dari beberapa dimensi, sebagai berikut:
a. Kepercayaan
b. Pengambilan keputusan
c. Kejujuran
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
e.
Mendengarkan dalam Komunikasi keatas
f. Perhatian pada berkinerja tinggi
2. Bagaimana upaya Kejaksaan Negeri Klaten dalam mengelola iklim
komunikasi organisasi?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang telah
dirumuskan. Setiap penelitian mempunyai suatu tujuan yang merupakan jawaban
atas masalah yang telah dirumuskan Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 52)
-
7/18/2019 192431111201110111
23/128
5
b. Pengambilan keputusan
c. Kejujuran
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
e. Mendengarkan dalam Komunikasi keatas
f. Perhatian pada berkinerja tinggi.
2. Untuk mendeskripsikan upaya Kejaksaan Negeri Klaten dalam mengelola
Iklim Komunikasi Organisasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting karena menghasilkan informasi yang rinci, dan dapat
memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Manfaat penelitian untuk memberikan gambaran yang jelas dan
menjawab permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini ada 2 manfaat, yang
pertama yaitu manfaat teoritis yang menyangkut pengembangan ilmu pengetahuan
yang memberikan sumbangan dalam pemecahan masalah praktis. Adapun
manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah llmu
komunikasi dan organisasi, terutama dalam analisis Iklim komunikasi
organisasi.
b. Bagi pembaca pada umumnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
untuk penelitian yang sejenis
-
7/18/2019 192431111201110111
24/128
6
c. Untuk memberikan sumbangan karya ilmiah bagi perpustakaan yang ada di
Universitas Sebelas Maret, baik perpustakaan pusat, fakultas maupun
perpustakaan program studi.
-
7/18/2019 192431111201110111
25/128
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan TentangKomunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti
menyebarkan atau memberitahukan, sedangkan dalam bahasa inggris
communication artinya sebagai proses pengoperasian lambang yang
mengandung arti.
Beberapa peneliti memaparkan pendapat tentang komunikasi, sebagai
berikut:
a) Menurut Himstreet dan Baty dalam Purwanto (2006: 3)
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol maupun
perilaku atau tindakan.
b) Menurut Wursanto (2003: 157)
Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, ide-ide antara anggota secara timbal balik untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
c) Menurut Kartasapoetra dkk (2000: 24)
Komunikasi yaitu suatu proses penyampaian ide dan informasi.
-
7/18/2019 192431111201110111
26/128
8
2. Pentingnya Komunikasi
Tidak ada kehidupan manusia yang tanpa komunikasi. Manusia pasti
membutuhkan komunikasi untuk membangun hubungan dengan manusia lain.
Dengan komunikasi manusia dapat berbicara, saling bertukar pikiran gagasan,
ide, pengalaman, kepandaian, dan dapat saling berbagi kebahagiaan dan
kesedihan. Demikian pula di dalam organisasi di dalamnya melibatkan
banyak orang, komunikasi merupakan salah satu unsur vital. Tanpa
komunikasi, perkembangan dan pertumbuhan organisasi tidak akan terwujud.
Komunikasi dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arus
informasi dalam organisasi tidak menghadapi hambatan.
Menurut Hicks dalam Kartasapoetra dkk (2000: 24) bahwa
komunikasi adalah dasar kehidupan organisasi, seseorang manajer dalam
menggunakan 95 persen dari waktu berkomunikasi untuk mengkoordinasikan
unsur manusia dan unsur fisik dari organisasi agar satuan kerjanya efisien dan
efektif.....
Sedangkan Keith Davis dalam Sutarto (2000: 3) :
Communication is as necessary to an organization as the bloodstream
is to person. Just a person develop arteriosclerosis, a hardening of the
arteries, a hardening of the information arteries thet produces similar
impaired efficiency ( kebutuhan komunikasi bagi organisasi sama
dengankebutuhan aliran darah bagi orang. Sebagaimana orang
menghasilkan penyempitan pembulu nadi yang mengganggu
efensiensi mereka, begitu juga organisasi menghasilkan
inflosclerosissuatu pembekuan nadi informasi yang menghasilkan
ketidakefensienan yang sama).
Menurut G Kartasapoetra dkk (2000: 25) bagi koprasi terutama
-
7/18/2019 192431111201110111
27/128
9
d. Menarik perhatian para pejabat pemerintah dari berbagai instansi ataupun
para pemimpin informasi agar turut melaksanakan pembicaraan-
pembicaraan demi kemajuan usaha koperasi dan perkembangannya.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa komunikasi itu sangat
penting bagi manusia apabila di dalam organisasi. Komunikasi merupakan
dasar bergerak organisasi. Di dalam organisasi, kerjasama akan terwujud
apabila ada komunikasi. Komunikasi dalam organisasi sangat penting guna
kelangsungan hidup organisasi dan perkembangan organisasi yang
bersangkutan.
Bagi koperasi kegunaan komunikasi adalah untuk meningkatkan
keanggotaan baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas menarik
anggota masyarakat dan para pejabat pemerintah untuk berperan serta dalam
usaha koperasi dan kerjasama dalam meningkatkan perkembangan koperasi.
3. Bentuk Dasar Komunikasi
Purwanto (2006: 2) berpendapat pada dasarnya ada dua komunikasi
yang lazim digunakan dalam praktek bisnis dan non bisnis yaitu komunikasi
verbal dan nonverbal.
Sedangakn menurut Effendi (2003: 7) mengemukakan bentuk dasar
komunikasi adalah:
a)
Tatap muka (face to face)
b) Bermedia (mediated)
c) Komunikasi verbal, meliputi:
Li ( l)
10
-
7/18/2019 192431111201110111
28/128
10
a) Komunikasi verbal
b) Komunikasi nonverbal
Adapun penjelasan dari masing-masing bentuk komunikasi tersebut
sebagai berikut:
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang merupakan simbol-
simbol atau kata-kata baik yang dinyatakan secara lisan atau secara
tulisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan
terorganisasi dengan baik. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas
komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Melalui komunikasi lisan dan
tulisan diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh
pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melalui lisan atau
tulisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca
atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan lancar.
b) Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah penciptaan atau pertukaran pesan
dengan tidak menggunakan kata-kata komunikasi yang menggunakan
gerak tubuh, sikap vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi
muka, kedekatan jarak atau sentuhan. Dengan komunikasi nonverbal
orang dapat mengekspresikan perasaan melalui ekspresi wajah atau
kecepatan bicara.
Bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur sehingga sulit mempelajari komunikasi nonverbal penting
artinya terutama dalam penyampaian perasaan dan emosi mendeteksi
11
-
7/18/2019 192431111201110111
29/128
11
Ekspresi emosi
Memberi sifat melengkapi pesan-pesan verbal
Mempengaruhi orang lain
Mempermudah tugas khusus
4.
Jenis jenis komunikasi
Kalau dalam organisasi dikenal adanya susunan organisasi formal dan
informal, maka dalam komunikasi juga dikenal adanya komunikasi formal
dan informal. Menurut Miftah Thoha (2001 : 83 ) Komunikasi organisasi
formal mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau
struktur organisasi. Adapun komunikasi organisasi informal arus
informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing
pribadi yang ada dalam organisasi tersebut .
Struktur komunikasi formal merupakan karakteristik dari komunikasi
organisasi. Proses dalam struktur formal dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi dari
atas ke bawah (doenward communication) dan dari bawah ke atas (
upward communication).
Adapun uraian sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal dari atas ke bawah
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly dalam Agus Darmo (
2000 : 110) Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat
12
-
7/18/2019 192431111201110111
30/128
12
memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang
ada di level bawah.
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa
tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk memberikan pengarahan,
penjelasan, instruksi, peneguhan, atau penilaian kepada bawahan
serta memberikan informasi tentang tujuan dan kebijaksanaan
organisasi.
Pemberian pengarahan, penjelasan, instruksi, penugasan atau
penilaian dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Seperti yang
dikemukakan oleh Joko Purwanto (2006 : 41) Komunikasi dari atas
ke bawah dapat berbentuk lisan maupun tertulis . Komunikasi lisan
dapat berupa percakapan biasa, wawancara biasa antara pimpinan
dengan karyawan, konferensi / rapat, pertemuan / diskusi kelompok
atau melalui telepon. Sedangkan komunikasi tertulis dapat dalam
bentuk memo, papan pengumuman / kotak informasi, surat tugas,
surat perintah, surat keputusan, buku petunjuk pelaksanaan tugas
karyawan atau buletin koran.
b. Komunikasi vertikal dari bawah ke atas
Pengartian komunikasi ke atas menurut Rosady Ruslan (2001
: 87) merupakan arus komunikasi dari bawah ke atas yang diterima
dalam bentuk bawahan memerlukan laporan, pelaksanaan tugas,
sumbang saran dan serta pengaduan kepada pimpinan masing-
masing.
Komunikasi dari bawah ke atas diberikan keterangan dari
13
-
7/18/2019 192431111201110111
31/128
13
2. Komunikasi horisontal
Komunikasi ini berlangsung antara orang-orang yang berbeda
pada tingkat yang sama dalam hirarki organisasi, akan tetapi
melaksanakan kegiatannya yang berbeda. Hal ini seperti yang di
kemukakan oleh Rosaly Ruslan (2001: 88) Komunikasi horisontal
merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara para karyawan
dengan karyawan lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya.
Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, dalam
komunikasi horisontal sifatnya tidak formal. Karyawan berkomunikasi
satu sama lain pada saat istirahat, atau waktu pulang kerja.
3.
Komunikasi Diagonal
Menurut Onong Uchjana Effendy (2003 : 128) Pengartian
komunikasi eksternal ialah Komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi . Komunikasi diagonal bertujuan
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat di luar
organisasi, pelanggan dan pemerintah. Jenis komunikasi ini dilakukan
dengan pihak luar yang berhubungan dengan perusahaan untuk
membawa informasi masuk atau keluar dari organisasi guna mencapai
tujuan organisasi.
Keberhasilan dalam membina hubungan komunikasi diagonal ini,
juga sekaligus keberhasilan pimpinan Kejaksaan Negeri Klaten dalam
memperoleh dukungan kepercayaan, partisipasi dan kerja sama dengan
pihak publik.
A B
14
-
7/18/2019 192431111201110111
32/128
14
A-B = Komunikasi Horisontal
A-C = Komunikasi Vertikal
A-D = Komunikasi Diagonal
Dari jenis pembagian organisasi dapat di lihat secara jelas fungsi
komunikasi itu sendiri, yaitu antara lain : menyampaikan informasi,
mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Tentu disini adalah
komunikasi yang terjadi antara individu dalam tingkatan organisasi
maupun organisasi instansi pemerintah dengan publiknya. terdapat
kemudahan untuk melakukan kegiatan komunikasi karena berdasarkan
pada jenis komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan dari kegiatan
komunikasi tersebut.
4. Proses Komunikasi
Proses adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam mencapai suatu
tujuan. Proses komunikasi ialah tahap atau langkah yang dilalui dalam
melakukan komunikasi.
Menurut Bovee dan Thill dalam Purwanto (2006: 11) proses
komunikasi meliputi:
a) Pengiriman mempunyai suatu ide atau gagasan.
b) Pengiriman mengubah ide menjadi suatu pesan.
c) Pengiriman menyampaikan pesan.
d)
Penerima pesan.e) Penerima menafsirkan pesan.
f) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim.
Menurut Wursanto (2003: 76) rangkaian model proses
15
-
7/18/2019 192431111201110111
33/128
15
Tahap 3 Penerimaan berita pihak penerima berita (komunikan).
Kemudian mengadakan interpretasi (decoding) terhadap
berita yang dilanjutkan dengan suatu tindakan. Tindakan
yang dilakukan oleh pihak komunikan merupakan umpan
balik dari komunikan ke komunikator.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi merupakan tahap-tahap atau komunikasi merupakan tahap-
tahap atau langkah dalam penyampaian pikiran / perasaan seseorang
kepada orang lain. Sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa proses
komunikasi meliputi tahap-tahap sebagai berikut : penetapan gagasan
atau ide oleh pihak berita, mengubah ide menjadi suatu pesan yang telah
disusun dalam bentuk simbol, sandi atau kode, pengiriman penyampaian
pesan; penerimaan berita oleh pihak penerima; penerima menafsirkan
pesan serta memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim.
5. Hambatan Komunikasi
Dalam komunikasi sering terjadi pada waktu penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikasinya tersebut tidak tercapai suatu
pengertian, bahkan menimbulkan salah pahaman, dan sehingga
pesan/informasi tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima dengan baik,
dikarenakan lambang atau bahasa yang dipakai tidak sama pengertiannya
antara apa yang digunakan komunikator dengan yang diterima oleh
komunikan, atau hambatan-hambatan lainnya yang menyebabkan
gangguan terhadap sistem kelancaran komunikasinya.
Menurut pakar manajemen R Kreitner Manajement dalam
16
-
7/18/2019 192431111201110111
34/128
pada komunikannya yang mengalami kesulitan untuk memahami isi
pesan/informasi.
2. Hambatan secara fisik (psysical barrers)
Sarana fisik bisa menghambat komunikasi secara efektif,
misalnya pendengaran kurang tajam, dan gangguan pada sistem
pengaturan suara (sound systems)
3. Hambatan semantis (semantik barrers)
Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu
antara pemberi pesan dan penerima pesan tidak terdapat pengertian,
pemahaman tentang bahasa atau lambang yang sama.
4.
Hambatan psiko-sosial (psychosocial barriers)
Hambatan adanya perbedaan cukup melebat pada aspek
kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan, persepsi, nilai-nilai yang dianut
dan hingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari
dua belah pihak yang berkomunikasi tersebut.
Sedangkan menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly dalam agus
Darmo (2000 : 115) hambatan dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Kerangka Acuan
2. Menyimak Selektif
3. Kata Putus Nilai
4. Kredibilitas Sumber
5.
Masalah Semantik6. Penyaringan
7. Bahasa Kelompok
8. Perbedaan Status
9. Tekanan Waktu
10 Beban Layak Komunikasi
17
-
7/18/2019 192431111201110111
35/128
2.
Menyimak Selektif
Merupakan bentuk persepsi yang selektif dimana kita
cenderung menghambat informasi baru, terutama jika informasi itu
bertentangan dengan yang kita yakini.
3. Kata Putus Nilai
Kata putus nilai dapat didasarkan atas penilaian penerima
atas komunikator atau pengalamannya dengan komunikator
sebelumnya, atau arti pesan yang sudah sebelumnya.
4. Kredibilitas Sumber
Kepercayaan, keyakinan, dan pengakuan penerima terhadap
perkataan dan tindakan komunikator yang pada giliran akan
langsung mempengaruhi organisasi.
5. Masalah Semantik
Komunikasi telah didefinisikan sebagai penyampaian
informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda yang sama.
Namun tak jarang kata-kata yang sama itu dapat berarti lain bagi
orang lain, sehingga komunikasi dapat terhambat.
6. Penyaringan
Penyaringan biasa terjadi pada komunikasai ke atas dalam
organisasi. Bawahan menutup-nutupi informasi yang kurang disukai
dalam pesan mereka kepada atasan.
7. Bahasa
Perbedaan bahasa berhubungan dengan perbedaan persepsi
karena seseorang akan membuat persepsi tentang suatu hal setelah ia
18
-
7/18/2019 192431111201110111
36/128
9.
Tekanan Waktu
Adanya tekanan waktu dapat menyebabkan komunikasi yang
dilakukan terkesan dan tergesa-gesa.
10. Beban Layak Komunikasi
Beban layak komunikasi yang terlalu adalah yang sering
dialami seseorang ketika berkomunikasi yaitu terlalu banyaknya
informasi yang didapatkan sehingga ia merasa terbenam dalam
banjir informasi dan data yang tersedia.
Hambatan komunikasi tak dapat dipungkiri dapat terjadi selama
proses kegiatan komunikasi karena beragamnya unsur komunikasi.
Tetapi dapat pula diminimalisir secara efektif dan tujuan pun tercapai.
2.
TinjauanTentang Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Dalam kehidupan manusia lebih banyak berada dalam hubungan
saling pengaruh antar manusia, karena pada dasarnya manusia tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini terutama disebabkan karena
manusia menghadapi pembatasan-pembatasn dalam usahanya memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuannya, rohani maupun kebutuhan sosial. Hal ini
sesuai dengan hierarki kebutuhan manurut Abraham H. Maslow seperti yang
dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan ( 2005: 105-106) yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis, seperti: sandang, pangan
dan papan
19
-
7/18/2019 192431111201110111
37/128
Dari berbagai tingkat-tingkat kebutuhan manusia di atas, jelas bahwa
keharmonisan atau keselarasan antara tujuan pribadi dengan tujuan bersama
akan tercapai apabila masing-masing individu saling mengisi dan melengkapi
kebutuhan hidup mereka.
Dalam mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan hidupnya,
manusia mengadakan hubungan dengan manusia lain dan bergabung dalam
kelompok-kelompok. Hampir sebagian tujuannya hanya dapat dicapai dengan
usaha kerjasama dengan anggota kelompok yang lain. Dengan jalan bekerja
sama dan penyatu paduan manusia tersebut akan memperoleh kepuasan yang
meliputi kepuasan ekonomi, kejiwaan dan kemasyarakatan. Kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuannya yang telah ditentukan inilah
yang disebut dengan organisasi. Adapun dalam prakteknya istilah organisasi
diartikan menjadi tiga arti, yaitu organisasi dalam arti statistik, organisasi
dalam arti dinamis dan organisasi dalam arti suatu lembaga atau badan.
Organisasi dalam arti stastis adalah kerangka antara orang-orang yangtergabung dan bergerak ke arah usaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
organisasi dalam arti dinamis adalah proses penentuan pola dari suatu
organisasi. Organisasi dalam arti badan atau lembaga adalah orang yang
tergabung dan terikat secara formal dalam sistem kerjasama untuk mencapai
sesuatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.(Soemardji Hartoyo, 2000: 51).
Menurut Melayu S.P Hasibuan (2005: 24-25) mengatakan bahwa
Organisasi adalah sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi
20
-
7/18/2019 192431111201110111
38/128
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau kelompok tujuan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa organisasi
merupakan suatu sistem kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian dapat ditemukan
berbagai unsur yang menimbulkan adanya organisasi yaitu kumpulan orang
atau sekelompok orang, proses kerjasama dan tujuan tertentu. Berbagai unsur
tersebut tidak saling lepas berdiri sendiri, melainkan saling kait dan
merupakan suatu kekuatan atau yang dikenal sebagai suatu sistem yang
berarti kebulatan dari berbagai unsur yang terkait dengan asas tertentu.
Hal ini sejalan dengan pendapat Fremont E Kast dan James E
Resenzweig dalam Sri Slameto HB (2000: 12-13), yaitu: Suatu organisasi
harus memuat 3 unsur sebagai berikut:
1. Goals orientedyaitu mengarah pada pencapaian tujuan.
2. Psychosocial system yaitu orang-orang yang berhubungan sama lain
dalam sekelompok kerja.
3. Structured activities yaitu orang-orang yang bekerjasama dalam suatu
hubungan yang terpola.
Teori modern yang memandang organisasi sebagai suatu sistem yang
berproses. Sistem adalah bagian-bagian yang berhubungan satu dengan yang
lain yang merupakan suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu terdiri dari faktor-
faktor baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
Dari pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpilan bahwa
indikator organisasi adalah tiga unsur pembentuk organisasi yaitu (1) Goals
21
-
7/18/2019 192431111201110111
39/128
dengan baik tentunya akan diperoleh suatu manfaat bagi anggota yang
bergabung dalam organisasi itu sendiri. Seseorang/sekelompok orang
memasuki suatu organisasi tentunya karena berharap dapat berguna bagi
kehidupannya.
Pada hakekatnya organisasi berguna bagi manusia, hal ini sejalan
dengan pendapat Soemardji Hartoyo (2000: 6) adalah: Sarana atau alat untuk
mencapai tujuan yang diusahakan secara kolektif
1. Wahana pendekatan tujuan yang diharapkan agar cepat menjadi
kenyataan
2. Wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu
3.
Manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja secara kooperatif
4. Konstruksi mental dari sekelompok orang yang mempunyai kepentingan
dalam bentuk tujuan yang sama.
Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, keberadaan
organisasi semakin dibutuhkan manusia dengan alasan organisasi merupakan
unsur yang dibutuhkan manusia dewasa ini. Adapun alasan tersebut menurut
James AF Stoner dalam T Hani Handoko (2003: 9) adalah:
1. Dapat digunakan untuk mencapai sesuatu yang tidak mungkin dilakukan
sendirian
2. Dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan
3.
Dapat menjadi Sumber Karier
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sekelompok orang
manusia atau sekelompok orang tergabung dalam suatu organisasi, karena
organisasi dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia Kebutuhan tersebut
22
-
7/18/2019 192431111201110111
40/128
b.
Tujuan dan motif semua orang masuk organisasi
c. Kerjasama dan hubungan antara orang-orang dalam organisasi
3. Struktur Organisasi
Agar struktur organisasi tersebut jelas dan tegas kemudian harus
dituangkan dalam suatu bagan organisasi.
Sutarto (2000: 41) mengemukakan Struktur organisasi adalah
kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing mempunyai peranan
tertentu dalam kesatuan yang utuh.
T. Hani Hardoko (2003: 169) mengemukakan bahwa struktur
organisasi adalah kerangka yang menunjukan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungasi, bagian-bagian, posisi-posisi,
maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang,
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Dari pendapat para pakar tersebut dapat ditarik suatu pengertian
bahwa struktur organisasi merupakan suatu kerangka susunan hubungan-
hubungan, pertanggungjawaban dan wewenang dari orang yang digunakan
oleh organisasi dalam pencapaian tujuan.
Sedangakan faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah sebagai berikut:
1.
Strategi organisasi
2. Teknologi
3. Anggota/karyawan yang terlibat dalam organisasi
4 Ukuran organisasi
23
-
7/18/2019 192431111201110111
41/128
4.
Asas Organisasi
Salah satu syarat agar organisasi dapat berjalan dengan baik perlu
berpedoman dan menyakini asas-asas organisasi. Asas-asas organisasi
berguna pada waktu membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
Asas organisasi mempunyai 2 peranan penting yaitu:
1.
Sebagai pedoman untuk membentuk organisasi yang sehat
2. Sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan organisasi agar berjalan
secara lancar. (Sutarto, 2000: 43).
Asas tersebut tidak berlaku mutlak atau harus dilakukan, melainkan
hanya akan cocok dapat dilakuakan untuk organisasinya, atau dengan kata
lain harus disesuaikan sebab akan berakibat mempengaruhi kelancaran
aktifitas organisasi.
Asas organisasi merupakan salah satu sarana agar organisasi berjalan
dengan baik dan satuan organisasi yang bersangkutan sehat dan efisien,
karena pada umumnya organisasi banyak mengalami masalah diantaranya
para pejabat yang bekerja dengan tidak mengetahui dan menyakini tujuan
organisasi tempat kerjanya, masalah bagaimana cara menempatkan satuan-
satuan organisasi dalam struktur organisasi yang tepat sesuai dengan
peranannya, masalah kekosongan pekerjaan atau kekembaran jabatan, dll.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran para pejabat untuk menyakini dan
melaksanakan asas-asas organisasi dalam praktek atau pada proses atau
proses organisasi.
Adapun asas-asas organisasi tersebut seperti yang dikemukakan
Sutarto (2000: 61) adalah sebagai berikut:
24
-
7/18/2019 192431111201110111
42/128
11.
Keseimbangan
Adapun penjelasan masing-masing asas organisasi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan dengan jelas
Tujuan adalah kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani
yang diusahakan untuk dicapai dengan kerjasama sekelompok orang,
demikian juga tujuan organisasi adalah sebagai suatu akhir terhadap
seluruh kegiatan organisasi diarahkan.
Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas dan rasional,
karena akan memudahkan untuk dijadikan pedoman dalam menetapkan
halauan organisasi, pemilihan bentuk bagan organisasi, pembuatan
struktur, macam pekerjaan dan kebutuhan pejabat. Sehingga harus
diketahui dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi. Karena dengan
menyakini maka seorang pejabat atau pekerja akan dapat bekerja dengan
sungguh-sungguh dan bersedia menyumbangkan ide-ide, pengalaman
dan kemampuan untuk organisasi. Adapun pentingnya perumusan tujuan
itu adalah sebagai berikut:
a. Organisasi tanpa tujuan tak ada artinya dan hanya merupakan
penghamburan uang belaka.
b. Organisasi didirikan untuk mencapai hasil-hasil tertentu
c. Dasar dari organisasi terletak pada maksud dan tujuan yang telah
ditentukand. Maksud dan tujuan organisasi harus selalu ditinjau yang telah
ditentukan
e. Tujuan organisasi harus dimengerti dan diterima oleh para pegawai
dan di camkan sedalam-dalamnya. (Sutarto, 2000: 61).
26
-
7/18/2019 192431111201110111
43/128
5.
Pelimpahan Wewenang
Wewenang adalah hak antara seorang pejabat untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat
dilaksanakan dengan baik.
Pelimpahan adalah penyerahan, pelimpahan wewenang adalah
penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan
agar tugas dan tanggung jawabnya dapat terlaksanakan dengan baik dari
pejabat yang satu kepada pejabat yang lain. Manfaat pelimpahan
wewenang menurut Sutarto (2000: 165) adalah:
a. Dengan pelimpahan wewenang pimpinan dapat melakukan tugas yang
pokok-pokok saja.b. Dengan pelimpahan wewenang setiap pejabat dari pucuk pimpinan
sampai pejabat yang berkedudukan paling bawah telah memiliki
wewenang tertentu dalam bidang tugasnya sehingga merekapun
memiliki wewenang untuk membuat keputusan yang menyangkut
bidang tugasnya.
c. Dengan pelimpahan wewenang tiap-tiap pekerjaan dapat diselesaikan
pada jenjang yang tepat
d.
Dengan pelimpahan wewenang inisiatif dan rasa tanggung jawabdapat diperbesar
e. Dengan pelimpahan wewenang walaupun pejabat sedang berhalangan
pelayan kepada masyarakat akan tetap berjalan, demikian pula
pekerjaan keperluan intern akan tetap berjalan walaupun pejabarnya
sedang tidak masuk kerja
f. Adapun pelimpahan wewenang merupakan latihan bagi para pejabat
apabila kelak menduduki jabatan yang lebih tinggi.
6. Rentang Kontrol
Yang dimaksud rentang kontrol adalah jumlah terbanyak
bawahan langsung yang dipimpin dengan seorang atasan tertentu
27
-
7/18/2019 192431111201110111
44/128
7.
Jenjang Organisasi
Adalah tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas, serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas
ke bawah dalam fungsi tertentu. Inti dari jenjang organisasi adalah
perbedaan atasan dan bawahan. (Sutarto,2000:181).
Adapun jumlah jenjang organisasi yang benar adalah sependek
mungkin sebab jika terlalu panjang akan membawa akaibat hambatan
atau penghamburan yang akan dikarenakan perintah atau petunjuk
memerlukan waktu yang lama.
8. Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah adalah tiap-tiap pejabat dalam organisasi
hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada
seseorang pejabat atasan tertentu. (Sutarto,2000:181).
Dalam pelaksanaan asas ini, hendaknya dibuat garis-garis saluran
perintah dan tanggung jawab dengan jelas yang menentukan dari siapa
seorang pejabat menerima perintah dan kepada siapa dia bertanggung
jawab, begitu juga sebaliknya kepada siapa dia memperoleh laporan.
9. Fleksibilitas
Struktur organisasi hendaknya mudah dirubah untuk disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas
yang sedang berjalan.
Dalam melaksanakan asas flesibilitas ini hendaknya jangan
dilupakan bahwa waktu melakukan perubahan jangan sampai
menghambat kelancaran aktivitas yang sedang berjalan Bila dilakukan
28
-
7/18/2019 192431111201110111
45/128
dari para pembentukannya setelah organisasinya didirikan lalu dimatikan,
oleh karena itu, para pendiri organisasi mempunyai harapan disertai
sarana-sarana tertentu untuk meningkatkan kecakapan pegawainya,
mendatangkan peralatan yang lebih modern, menyesuaikan dengan
keinginan masyarakat, menyesuaikan aktivitas organisasi tersebut.
11.
Keseimbangan
Yaitu suatu asas yang menghendaki agar fungsi serta satuan-
satuan organisasi dapat ditempatkan dalam struktur organisasi sesuai
dengan peranannya. (Sutarto,2000:181).
Dengan demikian, dengan adanya organisasi maka kegiatan yang
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggota organisasi akan
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
3. Tinjauan Tentang Iklim KomunikasiOrganisasi
Denis dalam (Arni Muhammad, 2002: 86) mengemukakan iklim
komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat obyektif mengenai
lingkungan internal organisasi, yang mencangkup persepsi anggota organisasi
terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam
organisasi. Denis melakukan pengujian terhadap dimensi iklim komunikasi yang
di kemukakan oleh Redding dalam Arni Muhammad. Yang menemukan empat
dari lima dimensi tersebut yaitu: Supportivenes, partisipasi pembuatan keputusan,
keterbukaan dan terusterang, dan tujuan kinerja yang tinggi.
Yang menjadi pokok persoalan utama dari iklim komunikasi adalah hal
29
-
7/18/2019 192431111201110111
46/128
Menurut Aipoel (2006), beberapa alasan pentingnya komunikasi :
1. Karena mengkaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep
perasaan dan harapan anggota organisasi.
2. Membantu menjelaskan perilaku organisasi, dapat memahami
3. lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap
dengan cara-cara tertentu.
4. Iklim komunikasi berperan dalam keutuhan suatu budaya dan
membimbing perkembangan budaya tersebut.
5. Menjembatani praktek-praktek pengelolaan sumber daya manusia
dengan produktivitas.
Iklim komunikasi tidak bersifat statis, melainkan selalu dalam proses
perkembangan. Hal ini karena iklim komunikasi dihasilan oleh praktek-praktek
tingkah laku para anggota organisasi dan sebaliknya, selanjutnya juga
mempengaruhi serta membatasi praktek-praktek terserbut.
Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi
pergantian dan masa kerja dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif
cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-
proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi
juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam rekrutulasi,
reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dalam organisasi.
Andre (2000), iklim komunikasi yang disebut saling mendukung
mengandung enam unsur yang terlibat dari:
1. Saling mempercayai (trust)
2 Dukungan atasan
30
-
7/18/2019 192431111201110111
47/128
mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberikan
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi
yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Melalui proses interaksi
para anggota dapat mengetahui adanya kepercayaan, dukungan, keterbukaan,
perhatian, dan keterusterangan. Sehingga iklim komunikasi dapat berubah
menurut cara pengaruh komunikasi melalui interaksi antar anggota organisasi.
Iklim komunikasi organisasi, menggambarkan iklim komunikasi fisik yang
menyatakan cara orang bereaksi terhadap aspek-aspek organisasi dalam
menciptakan suatu iklim organisasi, tetapi ada yang menyatakan, iklim organisasi
dan komunikasi sebagai gabungan beberapa persepsi yang berfungsi sebagai
tujuan evaluasi secara keseluruhan. Proses komunikasi dalam organisasi, yaitu
meliputi perilaku manusia, baik hubungan antar pegawai, harapan-harapan
mereka, konflik yang terjadi dan kesempatan bagi mereka untuk berkembang
dalam organisasi tersebut (Pace dan Faules, 2002: 147 )
Frantz dalam bukunya Mahmuh Abdullah (2008: 66), bahwa iklim
komunikasi organisasi yang baik sangat berpengaruh pada pekerjaan, baik itu
sebagai motivasi untuk menaingkatkan kinerjanya atau untuk pengembangan
pribadi dan perilaku karena memberikan rasa percaya diri yang tinggi. Dengan
demikian tingkat usaha yang dihasilkan menjadi tinggi. Adapun usaha yang harus
dilakukan itu ialah aktivitas, langkah-langkah, kualitas, dan waktu.
Menurut Poole dalam bukunya Arni Muhammad (2002: 79) Iklim
31
-
7/18/2019 192431111201110111
48/128
a.
Supportiveness.atau bawahan mengemati bahwa hubungan komunikasi
karyawan dengan atasan menentukan karyawan membangun dan menjaga
perasaan diri berharga dan penting.
Gibb dalam bukunya Masmuh Abdullah (2008: 45) bahwa tingkah laku
komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim
Supportiveness. Diantara tingkah laku tersebutadalah sebagai berikut.
1. Deskripsi, aggota organisasi mengfokuskan pesan mereka kepada
kejadian yang dapat diamati dari pada evolusi secara subyektif atau
emosional.
2. Orientasi masalah, aggota organisasi mengfokuskan komunikasi mereka
kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam
merespon terhadap situasi yang terjadi.
4. Empathi, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain
sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan.
5.
Provisionalis, anggota organisasi bersifat fleksibel menyesuaikan
komunikasi yang berbeda-beda diri pada situasi
b. Partisipasi membuat keputusan, kesadaran pada diri karyawan memandang
bahwa hubungan komunikasi dengan atasan memiliki manfaat dan pengaruh
untuk di dengarkan dan di perhatikan.
c.
Kepercayaan, kepercayaan merupakan keyakinan bahwa sesuatu itu benar
atau salah atas dasar sebuah bukti, intuisi atau pengalaman. Artinya
kepercayaan ini terbentuk karena pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan
seseorang
32
-
7/18/2019 192431111201110111
49/128
organisasi. Dengan demikian maka prinsip dasar iklim komunikasi adalah
persepsi kognitif dan afektif individu mengenai organisasi yang mempengaruhi
perilakunya dalam organisasi, termasuk di dalamnya adalah motivasi kerja
pegawai.
Sebagaimana dikemukakan oleh Arni Muhammad (2002: 87) yang
mengutip pendapat Robert dan OReily bahwa terdapat 16 area komunikasi dalam
organisasi yaitu:
Kebenaran, pengaruh, mobilitas, keinginan berinteraksi, pengahargaan
dari atasan, penyimpanan, kelebihan beban,rasa puas, berkesan dengan
tulisan, tatap muka, dan percakapan melalui telepon dan lain-lain.
Pendapat tersebut juga didukung oleh Munchinsky bahwa dimensitersebut berhubungan secara signifikan dengan iklim organisasi ( Arni
Muhammad, 2002: 87). Dengan demikian iklim komunikasi organisasi dapat
meliputi struktur organisasi berikut segala aktivitas hubungan antara bagian dari
struktur organisasi.
Pengukuran lain dikemukakan untuk mengukur rasa puas komunikasi yangdi batasi dengan rasa puas individual yang berhubungan dengan komunikasi
informal dalam organisasi. Secara khusus instrumen ini mengukur rasa puas
karyawan dengan:
1. Iklim komunikasi
2. Komunikasi dari supervisi
3.
Integrasi organisasi4. Kualitas media
5. Komunikasi horisontal dan informal
6. Perspektif organisasi
7. Komunikasi bawahan
33
-
7/18/2019 192431111201110111
50/128
dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap
suatu sistem sosial.
Sebagai suatu konsep, maka iklim organisasi memiliki dimensi-dimensi
tertentu. Menurut Litwin dan Stringers dalam Arni Muhammad (2002: 83)
dimensi lklim organisasi terdiri dari:
1.
Rasa tanggung jawab
2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
3. Ganjaran atau reward
4. Rasa persaudaraan
5. Semangat tim
Setelah memahami tentang iklim organisasi serta dimensi-dimensinya,
selanjutnya perlu diketahui juga tentang ilmu komunikasi secara umum. Denis
dalam Arni Muhammad (2002: 86) mengemukakan bahwa Iklim komunikasi
sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal
organisasi, yang mencangkup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan
hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi.
Untuk mempermudah pembahasan iklim komunikasi organisasi, Pace dan
Faules dalam hal ini menawarkan enam faktor untuk menganalisis iklim
komunikasi organisasi (Pace dan Faules, 2002: 163), yaitu:
3a) Kepercayaan
Menurut Arni Muhammad (2004: 112) bahwa Personel di semua
tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan
kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan Para pemimpin
34
-
7/18/2019 192431111201110111
51/128
Menurut John C. Mowen&Michael Minor dalam Lina Salim(2002:
312 ) bahwa Kepercayaan adalah semua pengetahuan yang di miliki oleh
pegawai dan semua kesimpulan yang di buat pegawai tetap obyektif.
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas dapat dipahami
bahwa kepercayaan merupakan hubungan antara ke dua belah pihak yang
saling menguntungkan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan
ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan
mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan
atasan makin tinggi kepercayaan cenderung motivasi kerja makin tinggi.
Hal yang sangat kritis bagi para pimpinan untuk mengidentifikasi
atribut mencolok yang dapat di gunakan oleh pegawai untuk mengevaluasi
sebuah masalah, maka seorang pimpinan harus menyadari bahwa suatu
obyek, atribut dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen dan karena itu,
umumnya kepercayaanan seorang karyawan berbeda dengan karyawan
lainnya. Pimpinan juga harus mengingat bahwa kepercayaanan yang di
berikan pimpinan terhadap dirinya sendiri terhadap sebuah tugas tertentu.
3b) Pembuatan keputusan bersama
Menurut Arni Muhammad (2004: 111) bahwa Para karyawan di
semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan
organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka . Para pegawai di
semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi
dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses
pembuatan keputusan dan penentuan tujuan Tetapi umumnya pimpinan mau
35
-
7/18/2019 192431111201110111
52/128
pasti ( How to assist people or organization in making decisions,and improving the decision process under of uncertainty).
Pengambilan keputusan menurut Muhyadi (2002: 178) ialah proses
pemilihan yang diantara berbagai alternatif yang tersedia (decion making is
a proses of selecting among available alternatives, atau proses pemikiran
dan tindakan yang menghasilkan pemilihan tingkah laku(decisition making
is the process of thought and action that result in choice behavior).
Dari pendapat di atas bahwa pengambilan keputusan merupakan
pimpinan merupakan kepala kesatuan organisasi yang memiliki wewenang
dan tanggung jawab intern maupun ekstern dalam organisasi, serta
mengawasi pelaksanaan kerja bawahannya, dalam melakukan
kepemimpinannya. Seorang pemimpin di beri kewenangan atau hak untuk
bertindak atau menuntut tindakan oleh bawahannya.
Pada sebuah organisasi, peran pengambilan keputusan sangat
penting karena berpengaruhi terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan.
Mulai dari penentuan tujuan organisasi, pemilihan bentuk, jenis kegiatan
yang dilaksanakan, jumlah dan kualitas anggota yang terlibat, jenis produk
yang dihasilkan, dan sebagaimana, semuanya adalah akibat dari
pengambilan keputusan yang diambil. Oleh karena itu simon berpendapat
bahwa fungsi pengambilan keputusan merupakan fungsi yang paling
mendalam bagi seorang manajer dalam suatu organisasi.
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah pemilihan salah satu
diantara berbagai alternatif yang tersedia. Untuk dapat menentukan pilihan
terbaik perlu dilakukan penilaian terhadap berbagai alternatif tersebut dan
36
-
7/18/2019 192431111201110111
53/128
c.
Penilaian terhadap berbagai aspek yang sudah dikembangkan.
d. Menentukan pilihan yang terbaik.
e. Melaksanakan pilihan yang sudah ditentukan.
f. Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan.
Secara ringkas tahap-tahap pengambilan keputusdan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah atau tujuan.
Keputusan masalah diambil bermula dari rasanya masalah atau
problem tertentu yang menghendaki pemecahan. Masalah yang
dihadapi dapat berupa masalah besar dan dapat juga masalah kecil yang
hampir setiap hari dihadapi. Apapun jenis bobot atau masalah yang
dihadapi, terlebih dahulu harus dikenali masalah apa yang sebenarnya
di rasakan sehingga pemecahan dapat dilakukan secara tepat.dalam
bidang organisasi, kemampuan untuk dapat mengenal masalah dengan
benar ini sangat penting sebab masalah-masalah yang sesungguhnya
dihadapi sangat komplek. Kecuali menyangkut segi proses yang
memang lebih sering menimbulkan masalah, organisasi menghadapi
juga faktor manusia yang sukar diprediksi.
b. Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif adalah berbagai kemungkinan yang
tepat diambil untuk mengatasi masalah yang dirasakan. Terhadap suatu
masalah yang timbul pada umumnya dapat dilakukian berbagai cara
pemecahan. Setiap pemecahan masalah mengandung kelebihan dan
kelemahan masalah tertentu Untuk mengambil keputuasan yang paling
37
-
7/18/2019 192431111201110111
54/128
terutama menyangkut segi-segi yang menguntungkan dan
menguntungkan masing-masing alternatif.
d. Pemilihan alternatif.
Bentuk pengambilan keputusan yang sebenarnya ialah
pemilihan alternatif yang dinilai pal;ing tepat dan paling baik di antara
berbagai alternatif yang tersedia, pemilihan alternatif merupakan tindak
lanjut dari penilaian setelah pertimbangan berbagai keuntungan dan
kerugian, karena setiap alternatif mengandung keuntungan dan
kerugian, maka pilihan yang diambil adalah pilihan yang optimal, yaitu
pilihan yang masih, memberikan keuntungan (meskipun tidak
maksimal) tetapi tidak menimbulkan kerugian yang berarti.
e. Pelaksanaan pilihan.
Alternatif yang telah dipilih baru memiliki nilai keputusan
setelah dilaksanakan. Pelaksanaan alternatif dapat dilibatkan anggota
organisasi, dapat pula hanya sebagai dari mereka, tergantung pada jenis
keputusan yang di ambil.
f. Penentuan terhadap pelaksanaan.
Agar keputusan yang telah diambil dan kemudian dilaksanakan
mencapai sasaran yang telah ditentukan, pelaksanaan perlu dipantau
(dimonotor). Dari berbagai pemantauan itu diperoleh umpan balik yang
berguna dalam menyempurnakan kegiatan selanjutnya sehingga
keputusan yang telah diambil tersebut memberikan hasil yang
diharapkan.
38
-
7/18/2019 192431111201110111
55/128
kondisi yang memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas
teritorial suatu negara menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi
membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak berarti. Seseorang
akan dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan
keinginannya. Pada akhirnya kejujuran akan mengakibatkan hilangnya
diferensiasi (perbedaan) sosial. Akan tetapi, kejujuran akan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di lihat dari aspek sosial budaya,
kejujuran akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya
barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia.
Dilihat dari aspek ideologi, kejujuran akan memberikan ruang bagi tumbuh
dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era
kejujuran akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak
dapat mempersiapkan diri.
3d) Keterbukaan dalam berkomunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari
para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis(1987)
dalam bukunya Arni Muhammad (2004: 108) komunikasi ke bawah adalah
untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat,
mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi,
mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan
39
-
7/18/2019 192431111201110111
56/128
Dari pengertian tersebut kemudian diturukan untuk indikator
komunikasi ke bawah adalah:
a. Penjelasan atasan dalam memberikan petunjuk kerja.
b. Pemberian pujian dari atasan ke bawahan.
c. Pemberian teguran dari atasan ke bawahan.
Jalannya komunikasi ke bawah dapat digambarkan sebagai berikut:
Pimpinan
Media
Feed Back
Pesan
Karyawan
Gambar 2. komunikasi ke bawah
Sumber : T. Hani Handoko (2003 : 281)
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi,
mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c.
Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-
kebijaksanaan organisasi, insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan
bawahannya dan memahami cara cara mengambil kebijaksanaan terhadap
40
-
7/18/2019 192431111201110111
57/128
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-
bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi,
para pemimpin dan rencana-rencana.
3e) Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas
Dalam bukunya Arni Muhammad (2004: 117)Yang dimaksud
dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan
kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih
tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan,
memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai
efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan
Menurut T. Hani Handoko (2003: 281) bahwa komunikasi ke atas
ialah komunikasi yang berlangsung antara personel yang satuan kerjanya
rendah kepada personel yang satuan lebih tinggi. Salah satu bentuk
komunikasi ini adalah laporan kerja.
Dari pengertian tersebut kemudian diturukan untuk indikator
komunikasi ke atas adalah:
a. Penyampaian laporan dari bawahan ke atasan.
b. Penyampaian saran / pendapatan dari bawahan ke atasan
c. Penyampaian keluhan dari bawahan ke atas
Komunikasi ke atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Pimpinan
Media
41
-
7/18/2019 192431111201110111
58/128
Hambatan dalam Komunikasi ke atas
Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan
pikirannya.
Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik
kepada masalah mereka.
Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang
berkomunikasi ke atas
Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat
menerima dan merespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan.
3f)
Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sondang P. Siagian
(2002: 38) bahwa Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat di
capai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tangung jawab masing-masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Menurut Prawirosentono
(2002: 2) menyatakan bahwa:
Permormanceatau kinerja sebagai hasil kerja yang dapat di capai
oleh seseorang atau kelompok orang dalam saatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai normal maupun etika .
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian kinerja
menyangkut beberapa hal, antara lain :
42
-
7/18/2019 192431111201110111
59/128
berbeda-beda. Yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori,
yaitu:
1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.
2. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri
seseorang dengan berjalannya waktu.
3.
Pemeliharaan sistem.
4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi
peningkatan.
Efektifitas dari perhatian kinerja yang tinggi diatas yang
dikategorikan dari dua puluh macam tujuan penilaian kinerja ini tergantung
dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penilaian
kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai
alasan Schuler&Jackson dalam P Siagian (2000 : 48), yaitu:
1. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu,
menambahkan deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan
dan hasil-hasil yang harus mereka capai agar suatu strategi dapat hidup.
2. Mengukur kontribusi masing-masing unit kerja dan masing-masing
karyawan.
3. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan keputusan-
keputusan administratif yang mempertinggi dan mempermudah strategi.
4.
Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasikebutuhan bagi strategi dan program-program baru.
B Kerangka Berpikir
43
-
7/18/2019 192431111201110111
60/128
suatu proses penyampaian berita yang terjadi dalam suatu organisasi tertentu (
sesuatu yang terjadi dalam proses kerja sama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu ) dan dalam rangka mencapai tujuan organisasi tertentu. Maka
berdasarkan iklim komunikasi dan iklim komunikasi secara umum, maka dapat di
ketahui iklim komunikasi organisasi untuk pencapaian tujuan yang baik.
Persepsi atas kondisi-kondisi kerja karyawan, saling percaya, partisipasi
dalam membuat keputusan, pemberian dukungan, keterbukaan dalam komunikasi
ke bawah, kerelaan mendengarkan komunikasi dari bawahan, keprihatinan untuk
kinerja yang tinggi, yang membangun iklim komunikasi organisasi.
Tidakkah mungkin dalam suatu organisasi dapat mencapai tujuan secara
efektif dan efisien tanpa adanya komunikasi dengan bawahan. Selain komunikasi
antar pimpinan dengan bawahan perlu juga bagi suatu organisasi untuk
menciptakan komunikasi yang baik di antara sesama karyawan supaya terjadi ke
kompakan kerja.
Agar tujuan organisasi dapat tercapai, iklim komunikasi yang terbuka
perlu juga untuk menigkatkan komunikasi sesama rekan kerja, iklim komunikasi
organisasi di Kejaksaan Negeri Klaten di tinjau dari beberapa dimensi, sebagai
berikut: Kepercayaan, pengambilan keputusan, keterbukaan dalam komunikasi ke
bawah, mendengarkan dalam komunikasi keatas, perhatian pada berkinerja tinggi,
sehingga dengan hubungan yang baik mereka akan di hargai sekalipun mereka
hanyalah pegawai biasa, sehingga dapat di simpulkan bahwa manfaat darikomunikasi yang baik adalah sebagai salah satu alternatif peningkatan efektivitas
kerja karyawan.
44
-
7/18/2019 192431111201110111
61/128
Untuk memperjelas uraian di atas, di gambarkan kerangka pemikiran ini
sebagai berikut :
Gambar 4 :Kerangka Pemikiran
Organisasi
Iklim
Komunikasi
a. Kepercayaan
b. Pembuatan keputusan
bersamac. Kejujuran
d.Keterbukaan dalam
komunikasi ke bawah
e. Mendengarkan dalam
komunikasi
ke atas
f. Perhatian pada tujuan
berkinerja tinggi
Pencapaian Tujuan
-
7/18/2019 192431111201110111
62/128
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ilmiah ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh kebenaran ilmiah. Suatu penelitian dapat dikatakan bermutu akan
mengandung kebenaran ilmiah apabila peneliti tersebut dilakukan melalui
prosedur yang sistimatik, obyektif dan berdasarkan data yang benar.
Menurut Usman dan Akbar (2000: 42) Metodologi penelitian adalah
suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan yang terdapat
dipenelitian. Sedangkan Menurut Winarno Surachmad (2001:131) menyatakan
bahwa Metodologi merupakan ilmu tentang cara-cara yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik-teknik serta alat tertentu.
Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud metodologi adalah ilmu yang membahas dan mempelajari tentang
metode-metode atau cara-cara tertentu yang harus ditempuh dalam melaksanakan
kegiatan penelitian untuk tujuan tertentu.
A. TempatdanWaktu Penelitian
1.
TempatPenelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu tempat penelitian untuk
memperoleh data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Di dalammelaksanakan penelitian ini peneliti memilih lokasi di Kejaksaan Negeri Klaten,
dengan alasan sebagai berikut:
1 Tersedia data dan informan yang di butuhkan dalam melaksanakan penelitian
46
-
7/18/2019 192431111201110111
63/128
oleh dosen pembimbing skripsi dan telah mendapatkan ijin dari pihak-pihak yang
berwenang.
B. Bentuk dan StrategiPenelitian
1. BentukPenelitian
Untuk mengkaji permasalahan penelitian secara detail dan lengkap
diperlukan suatu bentuk pendekatan penelitian yang tepat. Ada tiga pendekatan
yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif, kuantitatif dan kombinasi antara
keduanya. Pendekatan ini mempunyai dasar filosofis yang berbeda-beda yang
akhirnya membawa konsekuensi perbedaan pada pelaksanaan teknis pada
penelitian selanjutnya. Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
maka peneliti mengguanakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Bogdan & Taylor yang terdapat dalam buku Lexy J. Moleong
(2007:4) menyatakan bahwa Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar danindividu tersebut secara holistik (utuh). Sedangkan menurut Kirk & Miller dalam
buku Lexy J. Moleong (2007:4) mendefinisikan bahwa Penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. Menurut Iskandar dalam bukunya Metodologi penelitianpendidikan dan sosial kualitatif dan kuantitatif (2008:186) bahwa Pentingnya
penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan data-data yang berbentuk lisan
maupun tulisan peneliti dapat memahami lebih mendalam tentang fenomena
47
-
7/18/2019 192431111201110111
64/128
penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif karena peneliti ingin
menggambarkan secara menyeluruh dan tidak membuktikan suatu hipotesis.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian diperlukan untuk mengkaji permasalahan yang diteliti
secara tepat. Strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati,
mengumpulkan informasi, mengkaji analisis hasil penelitian dan untuk
menetapkan sampel serta pemilihan instrument penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi.
Menurut H.B. Sutopo (2002:112) mengemukakan bahwa Dalam
penelitian kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda.
Secara lebih jelas studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda masih dibedakan
adanya jenis terpancang ataupun holistis penuh. Berdasarkan pendapat tersebut
dinyatakan bahwa strategi penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Tunggal terpancang yaitu penelitian tersebut terarah pada suatu karakteristik
dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menentukan yangmenjadi fokus utama sebelum memasuki lapangan.
b. Ganda terpancang yaitu penelitian ini mensyaratkan adanya sasaran lebih dari
satu yang memiliki perbedaan karakteristik dan sudah memilih serta
menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki
lapangan.c. Holistik penuh yaitu penelitian dalam kajiannya sama sekali tidak
menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan.
Berdasarkan permasalahan penelitian kualitatif dengan pendekatan
48
-
7/18/2019 192431111201110111
65/128
pada aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian di lapangan,
sehingga dalam pengumpulan data terarah pada tujuan penelitian.
C. Sumber Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2002:107) adalah Subjek dari
mana data dapat diperoleh. Sumber data secara singkat diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu :
1. Person : sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau angket (orang).
2. Place : sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan
bergerak. Diam : ruang, benda, warna dan lain-lain. Bergerak : aktifitas,kinerja dan lain-lain.
3. Paper : sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
gambar dan simbol-simbol lainnya.
Menurut Lofland & Lofland dalam bukunya Lexy J. Moleong (2007:157),
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakanselebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan
menurut H.B. Sutopo(2002:49) bahwa Sumber data kualitatif dapat berupa
manusia, tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain.
Berdasarkan uraian tersebut maka untuk memperoleh data informasi yang
berkaitan dengan masalah penelitian tersebut, sumber data diambil dari :a. Informan
Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi
mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan dalam penelitian
49
-
7/18/2019 192431111201110111
66/128
4.
Kepala Seksi Intelijen
5. Kasubsi Tata Usaha
6. Staf Karyawan
b. Tempat dan Peristiwa
Lokasi penelitian adalah Kantor Kejaksaan Negeri Klaten yang
beralamat di jalan Pemuda Selatan No. 82 Klaten yang menjadi tempat
berlangsungnya pelaksanaan operasional atau kegiatan sehari-hari dari kantor
tersebut.
c. Arsip dan Dokumen
Arsip menurut The Liang Gie (2000: 118) Arsip adalah suatu
kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatukegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali.
Dokumen menurut Trimo dalam buku Ign. Wursanto (2003:42),
Dokumen adalah semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan
maupun bentuk rekaman lainnya seperti pita suara/cassets, video tapes, film,
filmstrip, slide, microfilm, microfiche, gambar dan foto. Sedangkan menurutGuba & Lincoln dalam buku Lexy J. Moleong menyatakan bahwa saat ini
orang membedakan dokumen dan record . Record adalah setiap pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian
suatu peristiwa atau penyajian akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis
ataupun film .Adapun alasan digunakan dokumen sebagai keperluan penelitian
menurut Guba & Lincoln dalam buku Lexy J. Moleong (2007:217) adalah
sebagai berikut :
50
-
7/18/2019 192431111201110111
67/128
6.
Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluastubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Adapun dokumen yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah
dokumen program kerja Kepala Pimpinan Kejaksaan dan Karyawan
Kejaksaan Negeri Klaten.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Teknik sampling merupakan kegiatan untuk merumuskan tentang siapa
dan berapa banyak sampel yang akan dijadikan sebagai sumber informasi.
Menurut Husaini Usman (2004:44) teknik sampling berguna untuk :
1.
Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakilipopulasinya (representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Menghemat waktu dan tenaga.
Teknik sampling yang lain adalah snowball sampling.Menurut Yin yang
dikutip oleh H.B. Sutopo (2002:57), menyatakan bahwa:Teknik snowball sampling digunakan bilamana peneliti ingin
mengumpulkan data yang berupa informasi dari informasi dalam salah
satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih, karena
tidak mengetahui kondisi dan sruktur warga masyarakat dalam lokasi
tersebut sehingga tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti.
Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball
sampling yaitu peneliti pertama kali menentukan informan yang dianggap paling
mengetahui informasi yang relevan dengan penelitan dan selanjutnya pemilihan
51
-
7/18/2019 192431111201110111
68/128
maka perlu dilakukan suatu teknik pengumpulan data. Menurut Goetz da
LeComte dalam H.B. Sutopo (2002:78) bahwa Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua cara yaitu teknik interaktif
dan non interaktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan
observasi langsung, sedangkan metode non interaktif meliputi observasi kuesi