1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

download 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

of 8

Transcript of 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    1/8

    PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK

    MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN

    DAERAH PANASBUMI MATALOKO

    Eko Minarto*

    *Laboratorium Geofisika

    Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Email : [email protected]

    Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

    Abstrak

    Metode geolistrik (tahanan jenis) merupakan metode geofisika yang sangat popular

    dan sering digunakan baik dalam survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini disebabkan

    karena metode geolistrik (tahanan jenis) sangat bagus untuk mengetahui kondisi atau

    struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya. Terutama

    untuk daerah yang mempunyai kontras tahanan jenis yang cukup jelas terhadap sekitarnya,

    misalnya untuk keperluan eksplorasi air tanah, panasbumi (geothermal).

    Penyelidikan panasbumi daerah Mataloko dengan menggunakan metode tahanan

    listrik (geolistrik) konfigurasi Schlumberger, menunjukkan bahwa daerah tersebut

    mempunyai potensi struktur panasbumi yang ditunjukkan oleh nilai tahanan jenis yangrelatif kecil. Hasil pemodelan inversi dengan menggunakan program IPI2WIN diperoleh

    model perlapisan bumi yang cukup bagus dengan eror dibawah 5% untuk setiap titiksounding. True section kedua lintasan menunjukkan bahwa terdapat lapisan yang bersifat

    konduktif dengan resistivitas < 5 m pada kedalaman sekitar 800m 1000m yang

    diperkirakan sebagai lapisan penudung dan lapisan dibawahnya (>1000m) yang bersifatagak resistif (10 m - 100 m) yang diperkirakan sebagai reservoir dari sumberpanasbumi daerah Mataloko.

    KATA KUNCI : Geolistrik, tahanan jenis, Schlumberger, true section.

    I. Pendahuluan

    Sumber daya alam panasbumi

    (geothermal) dewasa ini menjadi salah

    satu sumber energi alternatif yang banyak

    dikembangkan dibanyak negara di dunia.

    Hal ini mengingat semakin sedikitnya

    cadangan minyak bumi yang tersedia

    yang selama ini menjadi sumber energi

    primadona. Tidak terkecuali Indonesia

    berusaha mengembangkan sumber energi

    panasbumi sebagai sumber energi

    alternatif. Dan fakta menunjukkan bahwaIndonesia merupakan daerah yang

    berpotensi akan sumber daya alam,

    termasuk sumber daya panasbumi(geothermal). Diperkirakan Indonesia

    mempunyai potensi sumber daya sekitar20.000 MW sumber panasbumi. Sampai

    saat ini baru sekitar 3,04% dari sumberdaya yang ada atau kurang dari 1000 MW

    yang sudah dieksplorasi [1], sehinggaperlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut

    untuk pemanfaatan sumber daya

    panasbumi yang cukup potensial tersebut.

    Metode geolistrik (tahanan jenis)

    merupakan salah satu metode geofisika

    yang sangat popular dan sering digunakan

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    2/8

    baik dalam survey geologi maupun

    eksplorasi. Hal ini disebabkan karena

    metode geolistrik (tahanan jenis) sangat

    bagus untuk mengetahui kondisi atau

    struktur geologi bawah permukaan

    berdasarkan variasi tahanan jenis

    batuannya. Terutama untuk daerah yangmempunyai kontras tahanan jenis yang

    cukup jelas terhadap sekitarnya, seperti

    untuk keperluan eksplorasi panasbumi

    (geothermal).

    Potensi sumber daya geothermal

    Indonesia (2000) dalam MW

    Kamojang 140

    Salak 330

    Darajat 125Dieng 60

    Sibayak 2

    Lahendong 2.5

    Wayang Windu 110

    Total 769.5

    Tabel : Potensi sumber panasbumi di

    Indonesia

    Metode geolistrik (tahanan jenis)

    dapat digunakan untuk mengidentifikasistruktur bawah permukaan dalam

    penyelidikan panasbumi. Hal ini dapatditunjukkan dengan penampang harga

    tahanan jenis yang mencerminkankarakteristik fisik atau struktur bawah

    permukaan. Kondisi ideal geologi yangmemenuhi persyaratan daerah panasbumi

    (geothermal reservoir) yang dapat

    menghasilkan uap panas adalah adanyasumber panas (heat source), adanya

    batuan reservoir dengan porositas danpermeabilitas cukup tinggi berisi fluida

    panas (ada pengisian kembali air dinginmelalui rekahan atau sesar), serta adanya

    batuan penutup (cap rock) yang dapatmenahan pelepasan panas [2].

    Gambar 1 : Skema sumber panasbumi

    II.Tinjauan Daerah Penyelidikan

    Sumber panasbumi (geothermal)

    Mataloko mempunyai posisi geografisantara 08 48' 30" - 08 53' 30" LintangSelatan dan 121 00' - 121 05' Bujur

    Timur atau tepatnya terletak diperbatasan

    antara Kecamatan Golewa dan Kecamatan

    Aimere, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa

    Tenggara Timur.

    Daerah panasbumi Mataloko

    mempunyai kondisi geologi yang cukup

    ideal dan memenuhi persyaratan daerah

    panasbumi yang cukup potensial untuk

    dapat menghasilkan uap panas. Hal ini

    didukung selain dengan adanya sumberpanas (heat source), adanya batuan

    reservoir dengan porositas dan

    permeabilitas cukup tinggi, serta adanyabatuan penutup (cap rock) yang dapat

    menahan pelepasan panas, juga didukungadanya beberapa sesar yang berfungsi

    pada pengisian kembali air sebagaireservoir. Beberapa struktur sesar yang

    ada didaerah panasbumi Mataloko antaralain : sesar Bopa terletak dibagian selatan

    daerah penyelidikan (disekitar kampung

    Bopa), sesar Tudaluda terletak dibagianbarat daya daerah penyelidikan (disekitar

    kampung Tedaluda), sesar Were terletak

    dibagian tenggara daerah penyelidikan

    (disekitar kampung Were), serta sesar

    Waeluja terletak dibagian selatan daerah

    penyelidikan (disekitar kampung

    Mataloko) [3].

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    3/8

    III. Konfigurasi Tahanan Jenis

    SchlumbergerSurvey geolistrik (resistivity)

    pada umumnya bertujuan untuk

    mengetahui kondisi atau struktur geologibawah permukaan berdasarkan variasi

    tahanan jenis batuannya [4]. Strukturgeologi yang dapat dideteksi dengan

    metode ini terutama adalah yangmempunyai kontras tahanan jenis yang

    cukup jelas terhadap sekitarnya, misalnyauntuk keperluan eksplorasi air tanah,

    mineral, geothermal (panasbumi). Prinsip

    pelaksanaan survey tahanan jenis adalah

    dengan menginjeksikan arus listrik

    melalui elektroda arus dan mengukur

    responnya (tegangan) pada elektroda

    potensial dalam suatu susunan(konfigurasi) tertentu [5].

    Berdasarkan tujuan dan carapengubahan jarak elektroda, survey

    geofisika dibagi menjadi dua cara :

    mapping dan sounding. Mapping

    dimaksudkan untuk mengetahui variasi

    horizontal atau lateral tahanan jenis

    batuan pada kedalaman tertentu. Jarak

    antar elektroda dibuat tetap sesuai dengan

    kedalaman daya penetrasi yang

    diinginkan, selanjutnya seluruh susunan

    elektroda dipindahkan menurut suatulintasan tertentu. Sedangkan sounding

    dimaksudkan untuk mengetahui variasi

    tahanan jenis batuan terhadap kedalaman

    (secara vertikal). Jarak antar elektrodadiperbesar dalam suatu arah bentangan

    pada suatu titik tertentu [6].Konfigurasi metode geolistrik

    (resistivity) Schlumberger bertujuanuntuk mengidentifikasi diskontinuitas

    lateral (anomali konduktif lokal). Arusdiinjeksikan melalui elektroda AB, dan

    pengukuran beda potensial dilakukanpada elektroda MN [7], dimana jarak

    elektroda arus (AB) jauh lebih besar dari

    jarak elektroda tegangan (MN).

    I

    V

    A M O N B

    medium bawah permukaan

    Gambar 2 : Skema metode tahanan jeniskonfigurasi Schlumberger.

    Struktur resistivitas bumi adalah variasi

    harga resistivitas terhadap kedalaman daripermukaan tanah, dapat dinyatakan :

    )( ii zf [1]

    Tahanan jenis dan kedalaman tiap lapisan

    dapat diturunkan dari persamaan :

    drJ

    IV ir )()(21

    20

    0

    1

    [2]

    dengan J0 = Fungsi Bessel orde ke nol.

    1() = Fungsi Kernel (i , di).

    Secara umum harga tahanan jenis semudinyatakan oleh hubungan sebagai berikut

    :

    I

    VKa

    [3]

    dimana : K : faktor geometri.

    V : beda potensial.

    I : arus listrik.

    Untuk bumi homogen berlaku :

    224

    22

    2

    2

    22

    ABMN

    MNAB

    AB

    I

    V

    [4]

    dengan faktor geometri K.

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    4/8

    224

    22

    22

    22

    ABMN

    MNAB

    ABK

    [5]

    Gambar 3 : Kurva pengukuran lapangan.

    Permukaan bumi

    d1, 1

    d2, 2

    d3, 3

    d4, 4~Gambar 4 : Model perlapisan bumi

    1 z1

    2z2z3 3

    4Z

    Gambar 5 : Struktur resistivitas bumi

    Pengukuran dilapangan menggunakan

    konfigurasi Schlumberger, dimana jarakelektroda arus (AB) jauh lebih besar dari

    jarak elektroda tegangan (MN). Datayang diperoleh dari pengukuran

    dilapangan adalah besarnya arus dan bedapotensial. Jarak AB/2 = 200m, 400m,

    500m, 600m, dan 800m, sedang jarak

    MN/2 = 80m. Sehingga dapat dihitung

    harga tahanan jenis semu berdasarkan

    persamaan (4). Terdapat dua buah lintasan

    E dan K dengan masing-masing terdiri

    dari 10 titik amat.

    IV. AnalisaPengukuran geolistrik (tahanan

    jenis) konfigurasi Schlumberger daerah

    panasbumi Mataloko dilakukan pada 20titik sounding yang terbagi dalam 2

    lintasan, masing-masing lintasan sebanyak

    10 titik sounding pada lintasan E dan 10

    titik sounding pada lintasan K. Dari hasil

    pemodelan inversi dengan menggunakan

    program IPI2WIN, diperoleh hasil model

    perlapisan bumi yang cukup bagus denganeror rata-rata untuk setiap titik sounding

    dibawah 5%, (data perhitungan yanghampir mendekati harga observasi) baik

    untuk lintasan E maupun lintasan K

    (gambar 6 dan gambar 7).

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    5/8

    Gambar 6 :

    Model perlapisan bumi untuk masing-masing titik sounding untuk lintasan E.

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    6/8

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    7/8

    Gambar 7 :

    Model perlapisan bumi untuk masing-

    masing titik sounding untuk lintasan K.

    Gambar 8 : Harga resistivitas dankedalaman tiap lapisan beberapa titik

    sounding untuk lintasan E.

    Gambar 9 : Harga resistivitas dan

    kedalaman tiap lapisan beberapa titiksounding untuk lintasan E.

    Dari hasil true section kedua

    lintasan memberikan penafsiran bahwapada kedua lintasan terdapat lapisan

    konduktif dengan resistivitas < 5 m pada

    kedalaman sekitar 800m 1000m yang

    diperkirakan sebagai lapisan penudung

    dan lapisan dibawahnya yang bersifat agak

    resistif (10 m - 100 m) yang

    diperkirakan sebagai reservoir dari sumber

    panasbumi daerah Mataloko (gambar 10dan gambar 11).

    Gambar 10 : Penampang resistivitas semu(Pseudo-Section) dan resistivitas

    sebenarnya (true section) untuk lintasan E.

  • 8/3/2019 1692 Minarto Physics PENELITIAN 4 (1)

    8/8

    Gambar 11 : Penampang resistivitas semu

    (Pseudo-Section) dan resistivitassebenarnya (true section) untuk lintasan

    K.

    V. Simpulan

    1. Metode geolistrik (tahanan listrik)dengan konfigurasi Schlumberger

    dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi diskontinuitas

    lateral (anomali konduktif lokal)bawah permukaan sumber

    panasbumi (geothermal).2. Pemodelan inversi dengan

    menggunakan program IPI2WINmemberikan hasil model

    perlapisan bumi yang cukupbagus. Hal ini dibuktikan dengan

    didapatkan eror yang cukup kecil

    untuk setiap titik sounding pada

    kedua lintasan, yaitu dibawah 5 %

    (data perhitungan yang hampirberimpit dengan data observasi).

    3. Secara umum hasil pengukuranmenunjukkan bahwa pada kedua

    lintasan terdapat lapisan yang

    bersifat konduktif dengan

    resistivitas < 5 m pada

    kedalaman sekitar 800m 1000m

    yang diperkirakan sebagai lapisan

    penudung dan lapisan dibawahnya

    (>1000m) yang bersifat agak

    resistif (10 m - 100 m) yang

    diperkirakan sebagai reservoir dari

    sumber panasbumi daerah

    Mataloko.

    VI. Daftar Pustaka

    [1] Geothermal Education Office,

    http://geothermal.marine.org,2000.

    [2] D. S. Parasnis, Principles of

    Applied Geophysics, second

    Edition, Chapman and Hall, New

    York, 1972.

    [3] Fredy Nanlohi, dkk., Geologi

    Daerah Panasbumi Mataloko,

    Kabupaten Ngada Flores NusaTenggara Timur, Laporan

    Direktorat Vulkanologi, 1997.

    [4] H. Grandis, Penerapan Metode

    Gaya Berat dan Tahanan Jenis

    Dalam Eksplorasi Pendahuluan

    Daerah Prospek Panasbumi,Tugas Akhir Jurusan GM ITB,

    1986.[5] M. P. Hochstein, Introduction to

    Geothermal Prospecting,Geothermal Institut, University of

    Auckland, 1982.[6] O. Koefoed, Geosounding

    Principles : Resistivity Sounding

    Measurement, Elsevier, 1979.

    [7] W. M. Telford, L. P. Geldart, and

    R. E. Sheriff, Applied

    Geophysics, Second Edition,

    Cambridge and Hall, New York,

    1990.