166251051 Green Architecture

79
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya ____PENDAHULUAN I-1 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN IMPLEMENTASI GREEN ARCHITECTURE PADA SEKOLAH ALAM TINGKAT DASAR DI SOLO RAYA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : NUNUK LUPIYANTI I0202071 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

description

fgfh

Transcript of 166251051 Green Architecture

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-1

    KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    IMPLEMENTASI GREEN ARCHITECTURE

    PADA SEKOLAH ALAM TINGKAT DASAR DI SOLO RAYA

    TUGAS AKHIR

    Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

    Universitas Sebelas Maret

    Disusun Oleh :

    NUNUK LUPIYANTI

    I0202071

    JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-2

    BAB I PENDAHULUAN

    A. PENGERTIAN JUDUL

    Implementasi adalah

    pelaksanaan ; penerapan1

    Green Architecture adalah

    suatu konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk

    terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup

    yang lebih baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan

    sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.2

    Sekolah Alam adalah

    sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta.3

    Pendidikan Dasar adalah

    pendidikan umum yang lamanya 9 tahun diselenggarakan selama 6 tahun di

    sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan

    pendidikan yang sederajat.4

    Wilayah Solo Raya adalah

    wilayah eks-Karesidenan Surakarta yang terletak di propinsi Jawa Tengah.

    Implementasi Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Wilayah Solo

    Raya adalah suatu penerapan konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh

    buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih

    baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber

    daya alam secara efisien dan optimal pada sekolah yang berkonsep pendidikan berbasis alam

    semesta selama pendidikan dasar 9 tahun (SD & SMP) di wilayah Solo Raya.

    B. LATAR BELAKANG

    1. Green Architecture Sebagai Tema Perancangan

    Peningkatan suhu bumi yang terus berlangsung menimbulkan peningkatan temperatur

    global yang akan mempengaruhi pola iklim dan kerusakan serius terhadap bumi. Gejala

    1 Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 2 Brenda and Robert Vale, Green Architecture, Design for Sustainable Future 3 http://saciganjur.blogspot.com/ 4 Abdul Rajak Husain, 1995, Sistem Pendidikan Nasional: Berpacu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia, Solo: Aneka

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-3

    yang dikenal dengan istilah Global Warming atau Greenhouse Effect ini merupakan akibat

    dari peningkatan polusi udara berasal dari industri manufaktur, transportasi, bangunan dan

    penggunaan energi secara besar-besaran pada semua sektor untuk menunjang kehidupan

    modern manusia. Gedung, area parkir, dan jalan yang padat banyak diisi oleh udara panas

    yang dihasilkan dari penguapan material keras seperti beton, kaca, kendaraan dan efek

    polusi lainnya. dengan demikian perlu adanya material lunak yang dapat mengimbangi

    kondisi lingkungan itu. Kurangnya keseimbangan lingkungan kota dapat didorong oleh

    kurangnya penghijauan di lingkungan kota. Selain itu juga tidak cukupnya informasi edukasi

    mengenai pola lingkungan hidup yang sehat dan baik, sehingga musibah banjir pun menjadi

    musiman dan terciptanya iklim panas yang mengkhawatirkan bagi masyarakat perkotaan.

    Dewasa ini, isu pemanasan global sedang hangat menjadi permasalahan di seluruh

    dunia. Proses yang biasa disebut dengan efek rumah kaca (green house effect) lalu

    dihubungkan dengan perubahan iklim yang menjurus ke hal ekstrem, yakni bencana alam,

    meningkatnya tinggi muka air laut, udara yang semakin panas, kelangkaan sumber air dan

    makanan, sampai timbulnya berbagai ancaman penyakit. Sudah saatnya bangunan

    berkesinambungan dengan lingkungannya. Tujuannya untuk menurunkan dampak negatif

    terhadap bangunan dan lingkungannya.

    Dalam membangun komunitas dan lingkungan, manusia sering melakukan

    pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungannya. Dengan adanya konsep

    perencanaan yang bijak akan dapat mengatur optimalisasi ruang hijau pada bangunan

    sekaligus mengedukasi pengguna bangunan agar menyadari dirinya sebagai bagian dari

    lingkungan hidup.

    Kebutuhan akan tempat tinggal berefek menggerus lahan-lahan hijau yang semula

    untuk resapan air atau sumber udara sehat. Gaya hidup modern berdampak pada

    pengerukan sumber daya alam hingga batas yang sulit terkontrol. Ini semua berpotensi

    merusak lingkungan, sehingga menghasilkan efek-efek negatif seperti di atas.

    Kini saatnya umat manusia peduli terhadap lingkungannya. Salah satu langkah untuk

    pelestarian lingkungan adalah menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, peduli

    dengan lingkungan dan dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Selain itu,

    juga memperhatikan sumber daya alam sebagai kesatuan dari lingkungan yang akan

    dibentuk. Bangunan semacam ini menerapkan prinsip-prinsip desain Green Architecture.

    Kesadaran akan Green Architecture bukan semata-mata tren, namun kondisi alam saat

    ini yang membuat tempat tinggal manusia harus dirancang sedemikian rupa. Desain yang

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-4

    tepat serta memperhatikan iklim dan lingkungan akan berdampak positif pada kualitas hidup

    penghuni bangunan.

    Green Architecture sendiri merupakan sebuah definisi longgar dari land-use, desain

    bangunan dan strategi konstruksi yang ringan, hangat di musim dingin dan sejuk di musim

    panas, nyaman dan menyehatkan, efisien dalam hal bahan dan energi, fungsional dan tahan

    lama serta memberikan pengaruh baik terhadap pengguna dan lingkungannya.5

    Tujuan utama Green Architecture adalah menciptakan eco-design, arsitektur ramah

    lingkungan, serta arsitektur alami dengan konsep pembangunan berkelanjutan.6 Manfaat

    yang diperoleh dengan mengimplementasikan Green Architecture pada bangunan yaitu

    antara lain : mengurangi konsumsi energi dan bahan material baru, perlindungan terhadap

    ekosistem, meningkatkan produktivitas kerja dari pengguna serta berpengaruh baik

    terhadap kesehatan pengguna.7

    Menurut praktisi arsitektur Mauro Purnomo Rahardjo, ciri Green Architecture antara

    lain, adanya sistem sirkulasi udara yang dirancang efisien baik untuk pemanasan maupun

    pendinginan ruang. Pemakaian pencahayaan dengan sumber energi yang efisien, serta

    penggunaan bahan bangunan yang non-synthetic serta non-toxic. Efisiensi ruangan juga

    menjadi fokus perhatian dalam ilmu ini.8

    Konsep Green Architecture memiliki dua fokus utama yaitu penghematan penggunaan

    energi dalam bangunan dan kesadaran bahwa banyak ancaman dalam sebuah bangunan

    yang bisa memicu gangguan kesehatan pada penghuni. Efisiensi ruangan juga menjadi

    fokus perhatian dalam ilmu ini.

    Green Architecture memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti pemakaian

    energi sinar matahari melalui passive solar dan active solar. Selain itu, konsep Green

    Architecture ini juga memakai teknik photovoltaic seperti penambahan tanaman serta pohon

    melalui atap hijau dan taman hujan.

    Green Architecture meletakkan dasar-dasar penataan lingkungan yang serasi dan

    mengikuti alam. Selain itu, juga menghendaki perbaikan pada sistem bangunan yang

    menjamin kesejahteraan sekaligus meningkatkan kesehatan penghuninya.9 Para pengguna

    5 dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 6 Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang diambil dari www.inilah.com 7 Dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 8 Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang diambil dari www.inilah.com 9 oleh Ir. Jimmy Priatman, M.Arch, Republika edisi Jumat 22 Februari 2008

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-5

    bangunan yang mengimplementasikan Green Architecture telah menikmati hidup lebih

    sehat. Ini karena alam sebagai paradigma adalah hal yang menjadi fokus Green

    Architecture.

    Secara lebih luas dalam skala kota, Green Architecture berusaha mengoptimalkan

    lahan bangunan sebagai bagian dari ruang hijau kota. Bangunan berkonsep Green

    Architecture merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan

    kehidupan tempat tinggalnya.10

    2. Sekolah Alam Tingkat Dasar Sebagai Obyek Perancangan

    Sekolah Alam didirikan dengan tujuan untuk mengubah paradigma bahwa sekolah

    yang berkualitas selalu mahal. Pendidikan berkualitas sulit dijangkau oleh masyarakat

    bawah. Untuk mengubah paradigma tersebut, diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas

    dan terjangkau, tidak bergantung pada alat peraga yang relatif mahal, tetapi mengacu pada

    alam sebagai sumber ilmu pengetahuan. Sekolah yang dibuat harus mempunyai dimensi

    alam sebagai sumber ilmu dan bisa dikelola oleh para peserta didik. Hakikat tujuan

    pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia yang berkarakter.

    Menjadi manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang tersedia di alam, tapi

    juga mampu mencintai dan memelihara alam lingkungannya.

    Penelitian yang dilakukan oleh Kraft (1985) terhadap generasi muda di Amerika

    menyatakan metodologi pendidikan dan latihan yang sangat efektif manfaatnya adalah

    menggunakan alam sebagai media untuk pengetahuan. Ketika anak-anak berinteraksi

    langsung dengan tanah, air, daun, dan ikan adalah saat yang tepat bagi anak-anak lebih

    mengenali dan menghayati alam melalui seluruh panca inderanya.

    Di sekolah terjadi proses enkulturasi, yaitu proses pembudayaan terhadap nilai-nilai

    dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat, termasuk nilai dan norma yang

    mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya. Oleh karena sikap terhadap alam,

    nilai dan norma yang berlaku, pantangan dan pengetahuan seseorang sangat berpengaruh

    terhadap proses pengambilan keputusan, maka pendidikan di sekolah menempati posisi

    strategis sebagai tempat persemaian manusia-manusia ramah lingkungan (ecofriendly).

    Pada akhirnya, kesepakatan-kesepakatan internasional dalam upaya melestarikan fungsi

    ozon dan kelestarian alam bagi kehidupan di bumi dapat dipercepat pencapaiannya.

    10 Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau, Nirwono Joga, Kompas edisi Jumat, 16 Desember 2005

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-6

    Sebenarnya telah lama sekolah menjadi bagian terpenting dalam upaya penyelamatan

    bumi. Dr Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia dalam makalahnya mengenai

    peranan para pihak dalam pendidikan lingkungan hidup, dengan tegas menyatakan bahwa

    sekolah adalah instrumen yang sangat mampu dan strategis untuk mengembangkan

    pendidikan lingkungan hidup. Institusi pendidikan diyakini sebagai tempat yang paling tepat

    untuk menanamkan nilai serta membentuk mental dan kepribadian. Dalam hal ini,

    khususnya menyangkut tentang pendidikan lingkungan hidup yang mengharapkan

    tumbuhnya kesadaran, sikap, dan perilaku kecintaan pada kelestarian alam yang

    mendarahdaging dan sangat sulit diubah dalam diri peserta didik.

    Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengenalan, pemahaman, dan penghayatan

    nilai-nilai pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan penyadaran dan pengelolaan

    lingkungan hidup akan menjadi efektif bila didasarkan pada proses pendidikan yang benar.

    Proses penyadaran merupakan proses inti atau hakikat dari proses pendidikan itu sendiri.

    Sekolah Alam adalah sekolah tempat belajar bertindak mencintai alam, belajar menjadi

    manusia yang berdaya lahir batin, bertanggung jawab merawat dan mengawal negara,

    karena alam atau tanah air adalah sajadah tempat bersujud kepada Tuhan.11 Di SA, murid-

    murid diajak mengenal, mengakrabi, dan kemudian bersahabat dengan alam. Anak didik tak

    hanya diajarkan percaya kepada buku. Semua bidang studi yang ditargetkan kurikulum

    pemerintah diajarkan, tapi selebihnya mereka diarahkan untuk membaca alam.

    Secara psikologis, proses pengetahuan akan maksimal apabila pengalaman yang

    dimiliki anak menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri. Dengan mengalami sesuatu itu

    sendiri, pemahaman yang diterima otak lebih maksimal terekam dan awet dibandingkan

    ketika membaca, menghafal, mendengar dan melihat saja. Pada usia-usia pendidikan dasar

    yaitu antara 5-12 tahun untuk SD dan 13-15 tahun untuk SMP, keseimbangan tubuh anak

    sudah semakin membaik dan besarnya rasa ingin tahu sebagai pertanda keluar dari masa

    kanak-kanak mulai terlihat jelas. Kontak dengan dunia luar pun semakin luas dan koordinasi

    11 www.indonesiaindonesia.com

    Gambar I.1 Sekolah sebagai instrumen yang sangat mampu dan strategis untuk

    mengembangkan pendidikan lingkungan hidup. Sumber : www.mbe.com

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-7

    psikomotorik sudah membaik. Dalam tugas perkembangannya, anak-anak seusia ini sedang

    berusaha mencari dan mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya demi memuaskan

    pertanyaan-pertanyaaan yang menyangkut diri dan lingkungan sekitar mereka. Jadi, proses

    mengalami sesuatu sebagai metode mendapatkan pengetahuan dapat membantu anak

    didik memenuhi tugas perkembangannya di SA.

    Internalisasi penanaman nilai, pembentukan mental dan kepribadian, penumbuhan

    kesadaran, sikap dan perilaku kecintaan pada kelestarian alam akan lebih berhasil jika

    ruang belajar peserta didik juga mengimplementasikan arsitektur yang berpihak pada

    kelestarian alam, ramah lingkungan dan mempunyai keterikatan kuat dengan alam. Di

    samping itu, peserta didik dan tenaga pendidik sebagai pengguna ruang dan bangunan

    dapat meningkat produktivitasnya dan terjaga kesehatannya. Dengan demikian, Green

    Architecture berperan sebagai pembentuk ruang belajar dan pendukung media belajar pada

    SA Tingkat Dasar.

    3. Wilayah Solo Raya Sebagai Area Studi

    Solo Raya adalah suatu wilayah yang meliputi kota Surakarta dan se-eks Karesidenan

    Surakarta yang terletak di propinsi Jawa Tengah.. Wilayah Solo Raya memiliki lokasi yang

    strategis, yaitu di Jawa Tengah, dan merupakan bagian dari area pengembangan wilayah

    Joglosemar yang menggabungkan Yogyakarta, Solo dan Semarang. Solo terletak hanya

    102 km dari Semarang, 60 km dari Yogyakarta dan sekitar 210 km dari Surabaya. Semua

    daerah ini dapat dijangkau dengan mudah dari Solo karena jalan dan lintasan dalam kondisi

    baik.12 Solo Raya terdiri dari daerahdaerah terkenal dan berbudaya tinggi yang dahulu

    termasuk wilayah Surakarta, antara lain: kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,

    Wonogiri, Sragen, dan Klaten (Subosukawonosraten).

    Seiring dengan perkembangan kota Surakarta yang mengarah pada kota metropolitan,

    kondisi lingkungan kota ikut mengalami perubahan. Luas ruang terbuka hijau di kota

    Surakarta semakin berkurang semakin memicu kondisi lingkungan yang semakin tak sehat.

    Ruang terbuka hijau tahun 1990 seluas 8,65 % dari luas kota Surakarta atau seluas 380,79

    ha menjadi berkurang saat ini. Diprediksikan ruang terbuka hijau dalam RUTRK Kodya

    Surakarta tahun 1993-2013 disebutkan hanya akan bersisa 0,5 % dari luas kota Surakarta

    atau hanya 22,02 ha.

    12 www.soloraya.co.id

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-8

    Perubahan gaya hidup masyarakat turut menyumbangkan dampak tidak

    menguntungkan bagi bumi dan lingkungan. Semakin bertambahnya pusat-pusat

    perbelanjaan dan meluasnya area komersial mempengaruhi pergeseran gaya hidup

    masyarakat kota menjadi konsumtif dan materialistis. Gaya hidup semacam ini kemudian

    mendorong tingginya mobilitas, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan pemakaian

    kendaraan pribadi saat ini mendorong terjadinya pencemaran udara di lingkungan kota

    Surakarta. Kegiatan belanja masyarakat konsumtif ini menambah kuantitas sampah,

    terutama anorganik yaitu bungkus plastik, kaleng alumunium, kertas kardus dan sebagainya.

    Semakin berkembangnya industri di Solo Raya juga ikut andil dalam mencemari

    sungai-sungai di kota Surakarta karena sebagian besar limbah dari pabrik-pabrik industri itu

    dibuang ke sungai-sungai terdekatnya. Selain itu, perilaku masyarakat yang membuang

    sampah ke sungai dan saluran drainase telah menyebabkan banjir lokal. Tepian Sungai

    Bengawan Solo dimanfaatkan sebagai lahan pembuangan sampah secara terbuka atau

    open dumping.

    Dari penelitian, bakteri E.Coli pada air dangkal di kota Solo sudah parah. Kandungan

    Fe (besi) dan Mn (mangan) serta konsentrasi merkuri di ambang batas normal. Padahal air

    sungai Bengawan Solo digunakan sebagai bahan baku PDAM di Solo, Cepu (Jateng) dan

    Bojonegoro (Jatim). Kondisi penghijauan di hulu dan DAS Bengawan Solo semakin tipis

    sehingga tak mampu lagi menyerap lebih banyak air hujan. Hal ini diperparah dengan

    kondisi sebagian bantaran sepanjang sungai Bengawan Solo yang dihuni sebagai

    pemukiman secara ilegal. Padahal, area bantaran yang termasuk garis sempadan sungai

    seharusnya dijadikan sabuk hijau (green belt) untuk menambah luasan ruang terbuka hijau

    kota.

    Hal ini disinyalir menjadi penyebab banjir terbesar kedua setelah banjir terbesar

    pertama tahun 1966 yang melanda kota Surakarta. Saluran drainase yang buruk dan

    akumulasi sampah kota akibat perilaku buruk masyarakat juga menjadi faktor penyebab

    banjir Jateng dan Jatim pada akhir tahun 2007 kemarin. Bersamaan dengan kondisi

    tersebut, global warming turut mengubah iklim sedikit demi sedikit sehingga curah hujan

    lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

    Siklus kerusakan lingkungan semacam ini bukannya tanpa campur tangan manusia.

    Manusia mulai tidak memperhatikan etika lingkungan. Etika lingkungan menyangkut tentang

    kesadaran manusia untuk memelihara kestabilan dan keseimbangan lingkungan sejauh

    mungkin dalam tiap kegiatan. Etika lingkungan yang rendah disebabkan karena

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-9

    pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap lingkungan (bumi) sebagai tempat tinggal.

    Oleh karena itu, pendidikan berperan penting dalam pemahaman mengenai etika

    lingkungan. Dan akan lebih efektif lagi bila pendidikan lingkungan hidup demi penyelamatan

    bumi dan kelestarian alam itu direalisasikan lewat jalur pendidikan formal berupa Sekolah

    Alam.

    Selama ini, pengetahuan tentang lingkungan hidup, upaya pelestariannya dan

    penanaman rasa cinta terhadap alam hanya menjadi salah satu bagian kecil yang diselipkan

    diantara kurikulum DikNas di sekolah-sekolah pada umumnya. Ada pula yang hanya

    diselenggarakan secara ekstrakurikuler dan tidak menyentuh area kurikuler. Padahal, bahan

    belajar melalui lingkungan sekitar lebih mudah dilakukan dan dipahami, lebih dekat dan lebih

    awet terekam sebagai pengetahuan.

    Sementara itu, sekolah-sekolah alam semakin menjamur di kota-kota besar di

    Indonesia. Misalnya, SA Ciganjur di Jakarta, Sekolah Alam Bandung (SAB), SA ARridlo di

    Semarang, SA Insan Mulia di Surabaya, SA Nurul Islam di Yogyakarta dan sebagainya. Solo

    Raya dengan Surakarta sebagai pusat kotanya, dan merupakan salah satu kota besar saat

    ini belum mempunyai Sekolah Alam. Padahal, faktor-faktor pendukung didirikannya sebuah

    Sekolah Alam cukup memadai.

    Kota Surakarta merupakan salah satu daerah yang menjadi barometer pendidikan

    nasional. Kondisi pendidikan di kota Surakarta dianggap mewakili dan merupakan titik

    tengah dari daerah-daerah yang tingkat pendidikannya maju seperti Jakarta maupun

    daerah-daerah yang tingkat pendidikannya masih tergolong rendah.13 Dan sesuai dengan

    fungsi kota yang ditetapkan, Surakarta diharapkan menjadi kawasan pusat pengembangan

    pendidikan dalam skala lokal, regional dan nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan

    kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan sehingga dapat mendukung fungsi

    kota tersebut. Dengan demikian, masih dimungkinkan adanya pembangunan sekolah-

    sekolah baru termasuk Sekolah Alam.

    Di samping itu, faktor lainnya adalah perhatian pemerintah kota dan dukungan

    masyarakat luas terhadap masalah lingkungan hidup yang cukup baik. Hal tersebut

    dibuktikan dengan dipilihnya Kota Surakarta dijadikan sebagai pilot project parliament watch

    di bidang lingkungan karena dianggap paling responsif terhadap masalah lingkungan.

    Parliament watch bertugas untuk melihat, mengawasi dan mencatat anggota DPRD yang

    13 www.republika.co.id, 2005

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-10

    peduli, tidak peduli bahkan yang anti lingkungan. Tujuan pembentukan parliament watch

    adalah untuk mendorong setiap pemerintah daerah agar mempunyai good governance di

    bidang lingkungan. Selain itu juga bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap

    tuntutan masyarakat di bidang lingkungan. 14 Tumbuhnya perhatian pemkot Surakarta

    terhadap lingkungan juga ditunjukkan dengan ditetapkannya rancangan peraturan daerah

    tentang pengendalian lingkungan hidup menjadi Perda Pengendalian Lingkungan Hidup.

    Walikota Joko Widodo menyatakan siap melaksanakan amanat Perda tersebut. Menurut

    beliau, pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan di daerah manapun.15

    Perhatian masyarakat luas terhadap lingkungan hidup di Solo Raya dapat dilihat

    dengan adanya institusi akademis (formal) dan organisasi-organisasi (non-formal) yang

    melibatkan diri dalam pemecahan masalah lingkungan hidup, antara lain :

    a. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi, antara lain Pusat Studi Lingkungan Hidup (

    Kartasura), Universitas Veteran Bangun Nusantara Bantara (Klaten), Pusat Studi dan

    Pengembangan Lingkungan Akademi Teknik Adiyasa (Palur), Pusat Penelitian

    Lingkungan Hidup, Lemlit UNS (Surakarta) dan LPM UNS (Surakarta).

    b. Anggota Organisasi WALHI Jawa Tengah (www.walhi.or.id) antara lain : Lembaga

    Studi dan Lingkungan atau LSL (Pucangsawit), Yayasan Akar (Pajang) dan Gita

    Pertiwi (Baturan).

    Lembaga yang melakukan upaya penyadaran melalui pendidikan lingkungan hidup

    saat ini yaitu Yayasan Masyarakat Indonesia Hijau (YMIH) yang berada di Colomadu,

    Karanganyar. YMIH mempunyai motivasi gerakan kesadaran meminimalisir dampak

    kerusakan lingkungan dengan cara memberikan PLH untuk usia dini. Upayanya antara lain

    pendidikan lingkungan hidup untuk SD, penghijauan berbasis sekolah dan pengelolaan

    sampah/ pengomposan dengan kelompok sasaran masyarakat dan pelajar. Adapun Sekolah

    Alam yang ada di Solo Raya baru diwujudkan dalam bentuk fasilitas rekreasi dan edukasi

    SA Griyo Kulo di Kali Samin, Tawangmangu, Karanganyar.

    C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

    1. Permasalahan

    Bagaimana aplikasi Green Architecture pada wadah fisik Sekolah Alam Tingkat Dasar

    di Solo Raya.

    14 Kompas, edisi Selasa, 29 Juli 2003 15 Kompas, edisi Jumat, 17 Maret 2006

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-11

    2. Persoalan

    Bagaimana aplikasi Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap :

    a. penentuan lokasi

    b. peruangan meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang, persyaratan ruang dan pola

    hubungan ruang

    c. pengolahan tapak

    d. desain fisik bangunan

    e. lansekap

    f. sistem utilitas

    D. TUJUAN DAN SASARAN

    1. Tujuan

    Mengaplikasikan Green Architecture pada wadah fisik Sekolah Alam Tingkat Dasar di

    Wilayah Solo Raya.

    2. Sasaran

    Mendapatkan konsep program dan desain fisik Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo

    Raya yang mengimplementasikan Green Architecture guna memenuhi kebutuhan terhadap

    penentuan :

    a. konsep lokasi

    b. konsep peruangan

    c. konsep tapak

    d. konsep desain fisik bangunan

    e. konsep lansekap

    f. sistem sistem utilitas

    E. LINGKUP DAN BATASAN

    1. Lingkup

    a. Area permasalahan

    Pembahasan berada dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, khususnya Green

    Architecture. Sebagai teori penunjang di luar arsitektur yaitu yang berkaitan dengan

    kegiatan pendidikan alam di Sekolah Alam dan PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup).

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-12

    b. Area spasial

    Lingkungan makro yang akan dibahas adalah wilayah perkotaan Solo Raya. Surakarta

    sebagai pusat kota bagi Solo Raya dan eks-Karesidenan Surakarta yang bersentuhan

    langsung dengan Surakarta.

    2. Batasan

    Pembahasan difokuskan pada upaya implementasi Green Architecture dalam

    memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan wadah yang sesuai dengan aktivitas kegiatan

    belajar mengajar dalam penyelenggaraan pendidikan alam (lingkungan hidup) berupa

    perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya. Dengan

    demikian, gagasan desain dapat diungkapkan secara grafis sesuai dengan disiplin ilmu

    arsitektur.

    F. METODE

    1. Maksud Studi

    Green Architecture memiliki beragam pandangan. Yang paling mudah dilakukan adalah

    membuat kesimpulan dari banyaknya pendapat tersebut sehingga langkah-langkah menuju

    desain dapat segera dilakukan. Kesimpulan berisi tentang hal-hal yang esensial dan bersifat

    konstan dalam Green Architecture.

    Green Architecture berperan sebagai subyek yaitu variabel yang bekerja

    mempengaruhi atau memberi akibat tertentu pada wadah fisik obyeknya yaitu Sekolah Alam

    Tingkat Dasar di Solo Raya. Maksud dari studi ini antara lain :

    a. Menjelaskan esensi Green Architecture dengan cara melihat sejarah, paradigma,

    filosofi, tujuan, manfaat dan ciri, serta strategi desain Green Architecture.

    b. Menunjukkan bahwa pendidikan di sekolah mempunyai posisi strategis untuk

    mengembangkan pendidikan lingkungan hidup, menanamkan nilai serta membentuk

    mental dan kepribadian yang memahami etika lingkungan melalui proses enkulturasi.

    c. Menjelaskan adanya pendidikan sustainabilitas lingkungan hidup melalui desain yang

    menerapkan Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar.

    2. Pendataan

    a. Observasi (pengamatan) terhadap kondisi eksisting pada site-site

    b. Studi literatur

    c. Diskusi

    d. Informasi dari internet

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-13

    e. Data BPS untuk melengkapi data non fisik dan data fisik eksisting site yang menjadi

    alternatif

    f. Obyek karya ilmiah produk tugas akhir dan produk sayembara

    g. Studi banding tentang green building yang sudah ada dan sekolah alam yang ada di

    Indonesia

    3. Analisa

    Merupakan metode penguraian dan pengkajian dari data-data, informasi dan

    pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi implementasi

    Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Wilayah Surakarta.

    a. Mengobservasi site-site yang menjadi lokasi alternatif lokasi site disertai dengan data

    BMG untuk mengetahui kondisi dan karakteristik sebenarnya.

    b. Menentukan program aktivitas (indoor outdoor) dan peruangan yang sesuai dengan

    kebutuhan belajar anak, psiko-fisik anak, perkembangan anak dan dapat merangsang

    kecerdasan anak dengan cara studi literatur (psikologi pendidikan) dan menggunakan

    obyek bandingan Sekolah Alam yang sudah ada untuk merangsang ide baru.

    c. Melakukan studi literatur dan wawancara ahli untuk mengetahui struktur konstruksi

    dan material yang aman, berkesan ringan, hemat energi, bebas dari zat berbahaya

    dan dapat menyatu dengan alam.

    d. Mengeksplorasi bentuk-bentuk arsitektural untuk menentukan bentuk massa, pola

    tata massa dan tampilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Green Architecture

    e. Menambah wacana tentang preseden Green Architecture agar dapat mengatur

    sistem energi dalam bangunan yaitu penerangan, penghawaan, kelistrikan dan

    kebutuhan air.

    4. Sintesa

    Merupakan tahap penggabungan dari data sumber di lapangan, literatur dan pengalaman

    empiris yang telah dikaji pada tahap analisa dan kemudian diolah menjadi sebuah konsep

    program dan desain yang lebih spesifik memperlihatkan implementasi Green Architecture

    pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Wilayah Surakarta, antara lain :

    a. Konsep site, konsep struktur konstruksi dan sistem operasional bangunan yang

    sesuai dengan prinsip-prinsip Green Architecture

    b. Konsep pemrograman aktivitas dan peruangan yang merepresentasikan Sekolah

    Alam Tingkat Dasar

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-14

    G. RENCANA SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Tahap Pertama menyajikan tentang latar belakang, permasalahan & persoalan, tujuan &

    sasaran, batasan & lingkup pembahasan, metode dan sistematika pembahasan.

    Tahap Kedua memaparkan tinjauan teori secara lengkap dan mendalam tentang Green

    Architecture dan tinjauan tentang Sekolah Alam yang berorientasi pada pendidikan

    lingkungan hidup.

    Tahap Ketiga menyajikan data-data baik fisik dan non-fisik. Data fisik berupa kondisi,

    karakteristik dan potensi Solo Raya. Data non-fisik dapat berupa peraturan daerah dan

    kebijakan setempat tentang tata ruang makro dan mikro sebagai acuan berdirinya suatu

    bangunan.

    Tahap Keempat merupakan sintesa dari tinjauan teori dengan tinjauan data sehingga

    dapat mengemukakan kesimpulan awal antara prinsip-prinsip Green Architecture dan konsep

    belajar di Sekolah Alam Tingkat Dasar dengan data kewilayahan Surakarta yang kemudian

    menjadi gagasan/ide desain.

    Tahap Kelima mengelola gagasan/ide desain awal sebagai dasar pendekatan analisis

    Green Architecture untuk diimplementasikan pada wadah fisik Sekolah Alam Tingkat Dasar di

    Solo Raya.

    Tahap Keenam merupakan sintesa dari analisa pendekatan desain yang berupa

    konsep program dan desain Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya yang

    mengimplementasikan Green Architecture.

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-15

    BAB II TINJAUAN TEORI

    H. GREEN ARCHITECTURE

    1. Kemunculan Green Architecture

    a. Sejarah Green Architecture

    Dekade 1980-1990 merupakan tonggak bersejarah di mana dalam masa ini terjadi

    pengungkapan saintifik tentang fenomena kerusakan planet bumi dan atmosfir yang akan

    terus berlanjut. Jurnal saintifik (1985) melaporkan terjadinya lubang besar pada lapisan

    ozon di atmosfer di atas Antartica yang selanjutnya dikenal dengan fenomena Ozone

    Depletion (pelubangan ozon). Fenomena ini terjadi akibat konsentrasi gas CFC di atmosfer

    yang akan terus menerus terjadi apabila tidak ada langkah-langkah pencegahan yang

    serius.

    Tahun 1988 para ahli klimatologi sepakat menyatakan bahwa suatu problema riil

    sedang terjadi. Peningkatan suhu bumi yang terus berlangsung menimbulkan peningkatan

    temperatur global yang akan mempengaruhi pola iklim dan kerusakan serius terhadap

    bumi. Gejala yang dikenal dengan istilah Global Warming atau Greenhouse Effect ini

    merupakan akibat dari peningkatan polusi udara berasal dari industri manufaktur,

    transportasi, bangunan dan penggunaan energi secara besar-besaran pada semua sektor

    untuk menunjang kehidupan modern manusia. Mengingat 50% konsumsi energi fosil dunia

    adalah berhubungan dengan kebutuhan energi bangunan. Berarti, 50% gas buang

    karbondioksida yang menimbulkan kontaminasi udara atau 25% dari seluruh gas

    greenhouse berasal dari bangunan. Keprihatinan ini yang mendorong timbulnya pemikiran

    baru dalam perancangan arsitektur yang kemudian dikenal dengan Green Architecture.

    Perkembangan arsitektur dalam eco-design semakin kuat pasca tahun 1990-an.

    Sebelumnya, pemahaman konsep Green Architecture belum menjadi fokus perhatian di

    kalangan arsitek dunia. Kini, perkembangan pembangunan di kawasan perkotaan

    menuntut dukungan Green Architecture. Tren itu kini berkembang di hampir setiap

    perkotaan yang ada di dunia.

    b. Urgensi Green Architecture

    Saat ini, alam mulai menunjukkan perubahannya yaitu efek-efek buruk akibat ulah

    manusia yang tak bijak terhadap bumi. Industrialisasi dan pemakaian energi secara besar-

    besaran dan terus menerus telah menggerogoti bumi dan menyebabkan fenomena

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-16

    pemanasan global atau global warming. Efek utama pemanasan global yaitu perubahan

    pola iklim bumi yang drastis. Perubahan iklim ini dapat menjurus ke efek ekstrem seperti

    bencana alam (banjir, angin puting beliung, topan siklon, gelombang besar), meningkatnya

    tinggi muka air laut karena pencairan es di kutub, udara yang semakin panas, kelangkaan

    sumber air dan makanan, timbulnya berbagai ancaman penyakit yang sulit diprediksi

    sebelumnya, musnahnya spesies karena kerusakan habitat, deforestasi dan hujan asam.

    Semua efek tersebut membahayakan kehidupan manusia. Hal ini akan berpengaruh pada

    ruang-ruang mikro yaitu bangunan sebagai kulit ketiga manusia.

    Faktanya, penyumbang efek global warming terbesar adalah bangunan mulai dari

    pembangunan, pengoperasian dan penghancurannya. Sumber daya alam, industri dan

    energi untuk memenuhi tuntutan material bangunan, pembangunan, operasional dan

    ketika dihancurkan untuk membangun kembali membutuhkan jumlah besar. Padahal,

    kebutuhan terhadap bangunan bersifat primer. Oleh karenanya, perlu strategi desain yang

    memperhatikan lingkungan sehingga dapat lestari dan berkelanjutan.

    Pemanasan global saat ini tidak dapat dihilangkan begitu saja, namun manusia dapat

    memperlambat dan mengurangi efek buruknya. Untuk mengurangi dampak ekstrem

    tersebut, manusia harus berani mengubah diri untuk lebih memperhatikan alam. Bangunan

    tempat berlindung akhirnya harus dikondisikan sedemikian rupa agar manusia sebagai

    penghuni dapat mengurangi efek buruk tersebut. Salah satu upaya untuk mengurangi

    dampak kerusakan global yang dikenal dengan global warming atau pemanasan global

    terhadap ruang makro yaitu dengan memperbaiki ruang mikro secara bersama-sama.

    Manusia sebagai penghuni planet bumi dituntut untuk berpikir global, bertindak lokal.

    Green Architecture hadir sebagai pendekatan desain bangunan yang mengubah pola

    pikir dan kebiasaan manusia yang kurang menjaga kelestarian lingkungan hidup. Green

    Architecture berangkat dari kesadaran akan kerusakan lingkungan secara global. Green

    Architecture menghendaki perbaikan pada sistem bangunan yang menjamin kesejahteraan

    sekaligus meningkatkan kesehatan penghuninya.16

    2. Green Architecture sebagai Tema Perancangan

    a. Definisi Green Architecture

    Green Architecture dapat diartikan sebagai konsep arsitektur yang berusaha

    meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia, dan

    16 oleh Ir. Jimmy Priatman, M.Arch, Republika edisi Jumat 22 Februari 2008

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-17

    menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara

    memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.17

    Sedangkan menurut Jimmy Priatman, dosen UK Petra sekaligus pemerhati Green

    Architecture, mengungkapkan Green Architecture adalah arsitektur yang berwawasan

    lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami

    dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola keberlanjutan

    (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach).

    Green Architecture dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),

    earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan

    performa sangat baik).18

    Green Architecture sendiri merupakan sebuah definisi longgar dari land-use, desain

    bangunan dan strategi konstruksi yang ringan, hangat di musim dingin dan sejuk di musim

    panas, nyaman dan menyehatkan, efisien dalam hal bahan dan energi, fungsional dan

    tahan lama serta memberikan pengaruh baik terhadap pengguna dan lingkungannya.19

    b. Tujuan, Manfaat, Ciri dan Peran Green Architecture

    Tujuan utama Green Architecture adalah menciptakan eco-design, arsitektur ramah

    lingkungan, serta arsitektur alami dengan konsep pembangunan berkelanjutan.20

    Manfaat yang diperoleh dengan mengimplementasikan Green Architecture pada

    bangunan yaitu antara lain : mengurangi konsumsi energi dan bahan material baru,

    perlindungan terhadap ekosistem, meningkatkan produktivitas kerja dari pengguna serta

    berpengaruh baik terhadap kesehatan pengguna.21

    Menurut praktisi arsitektur Mauro Purnomo Rahardjo, ciri Green Architecture antara

    lain, adanya sistem sirkulasi udara yang dirancang efisien baik untuk pemanasan maupun

    pendinginan ruang. Pemakaian pencahayaan dengan sumber energi yang efisien, serta

    penggunaan bahan bangunan yang non-synthetic serta non-toxic. Efisiensi ruangan juga

    menjadi fokus perhatian dalam ilmu ini.22

    17 Brenda & Robert Vale, Green Architecture, Design for Sustainable Architecture. 18 Oleh Budi Pradono, Konsep Green Architecture, edisi Minggu, 10 November 2008, yang diambil dari www.astudioarchitect.com 19 dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 20 oleh Oki Baren, Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 yang diambil dari www.inilah.com 21 Dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 22 Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang diambil dari www.inilah.com

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-18

    Green Architecture lebih dari sekedar menanam rumput atau menambah tanaman

    lebih banyak di sebuah bangunan. Lebih luas dari itu, Green Architecture berperan untuk

    memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat bagi lingkungan,

    menciptakan ruang-ruang publik baru, menciptakan alat pemberdayaan masyarakat,

    sarana informasi dan edukasi masyarakat dan sebagainya.23

    Bangunan berkonsep Green Architecture merupakan reinterpretasi sosial budaya

    masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.24 Secara lebih luas dalam

    skala kota, Green Architecture berusaha mengoptimalkan lahan bangunan sebagai bagian

    dari ruang hijau kota.

    c. Komponen Green Architecture

    Terdapat beberapa komponen dari Green Architecture menurut Jason Frederick

    McLennan (Universitas Oregon) dalam tulisannya yang berjudul Solar Incidents yaitu

    antara lain :

    1). Memperhatikan energi (Respect for energy)

    Mengurangi/menghemat kebutuhan bangunan untuk mengkonsumsi energi.

    Menghemat pemakaian lampu listrik, AC, dan pemanas ruangan. Memanfaatkan

    pencahayaan alami untuk penerangan di siang hari.

    2). Memperhatikan tempat (Respect for place)

    Bekerja dengan iklim lokal, konteks dan material untuk menghasilkan arsitektur

    yang sesuai dengan masyarakat dan lingkungan alami di sekitarnya. Dengan

    menggunakan komponen ini dapat mengolah beragam kondisi sekitar juga dapat

    mengangkat potensi lokal.

    3). Memperhatikan sumber daya (Respect for resources)

    Meminimalkan jumlah sumber daya alam dan sumberdaya buatan manusia yang

    digunakan dalam sebuah bangunan. Desain layout menjadi lebih kecil dan lebih efisien.

    Eliminasi elemen-elemen yang tidak dibutuhkan dalam program. Pembangunan ditujukan

    untuk jangka panjang. Menggunakan material yang dapat diperbaharui/dapat didaur

    ulang.

    23 Oleh Budi Pradono, Konsep Green Architecture, edisi Minggu, 10 November 2008 yang diambil dari www.astudioarchitect.com 24 Nirwono Joga, Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau, Kompas edisi Jumat, 16 Desember 2005

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-19

    4). Memperhatikan masyarakat (Respect for people)

    Menggunakan material yang tidak beracun dan menyebabkan udara di dalam

    bangunan menjadi tidak sehat. Tidak membuat bangunan dengan material, yang dalam

    langkah penggunaannya, dari pembuatan hingga instalasi dapat menyebabkan manusia

    menjadi tidak sehat. Membangun dengan tidak mengabaikan umur maupun kemampuan

    fisik manusia sehingga penggunaan dalam kegiatan sehari-hari menjadi lebih maksimal.

    Dan jika memungkinkan juga memperhatikan faktor keindahan atau estetika bangunan.

    5). Memperhatikan tapak (Respect for site)

    Memelihara karakter dari bagian alam di tapak manapun. Memperbaiki dan

    memugar kembali area yang rusak dari tapak tersebut. Memelihara lingkungan setempat

    sehingga mampu untuk bertahan di kemudian hari. Tidak membangun di area yang

    sensitif seperti area atau tapak dimana kondisi tanahnya mudah longsor.

    6). Memperhatikan siklus kehidupan (Respect for the cycle of life)

    Menghindari pemakaian material yang sulit dihancurkan oleh proses alamiah dan

    berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Membangun hanya dengan material yang

    dirancang secara berkelanjutan.

    3. Strategi Desain Green Architecture

    Global Warming dapat mengakibatkan temperatur bumi naik, perubahan iklim, dan

    konsumsi energi meningkat. Green Architecture diimplementasikan semaksimal mungkin

    agar tak menyumbang efek global warming namun tetap dapat memenuhi kebutuhan

    kegiatan yang diwadahinya. Untuk mewujudkan suatu bangunan dengan pendekatan Green

    Architecture, manusia harus membuka wawasan lingkungannya dan bekerja dengan alam

    sekitar. Beberapa strategi desain Green Architecture yang diharapkan dapat memecahkan

    persoalan arsitektural, antara lain :

    a. Penghematan energi dalam bangunan

    Bangunan sebagai pemboros energi terbesar perlu dikendalikan. Perbaikan sistem

    energi di dalam bangunan dapat dilakukan dengan tujuan penghematan sumber daya

    alam dan penghematan biaya operasional. Penghematan energi dalam bangunan dapat

    dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1). Pendinginan alami dengan cara cross ventilation dalam bangunan dapat

    menghemat energi penggunaan AC dan kipas angin. Bangunan dapat diberdayakan

    untuk menangkap angin, menyaring debunya dan meneruskannya ke dalam

    ruangan hingga terjadi sirkulasi udara yang terus menerus.

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-20

    2). Pencahayaan alami dalam bangunan dapat menghemat penggunaan lampu listrik.

    3). Sumber energi listrik alternatif dari sinar matahari dihasilkan dengan menggunakan

    alat photovoltaic yang diletakkan di atas atap.

    4). Menggunakan energi terbaharui dalam operasional bangunan. Energi terbaharui

    mendapatkan energi dari aliran energi yang berasal dari proses alam yang

    berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air yang mengalir, proses biologi dan

    geothermal.

    5). Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan area pencahayaan

    dan menghemat energi listrik.

    6). Penggunaan atap miring. Atap miring termasuk atap

    dingin karena memiliki dua lapisan terpisah dengan

    rongga udara di tengahnya. Bidang atap yang

    menghadap utara-selatan cocok untuk penempatan

    kolektor datar atau photovoltaic. Kemiringan untuk

    pengaliran air hujan yang disalurkan oleh talang air

    menuju pipa ke penyimpanan air bawah tanah

    sehingga menghemat air murni. Tritisan lebar melindungi dinding dan jendela dari

    cahaya matahari dan hujan.

    b. Material berkelanjutan

    Pembangunan ditujukan untuk jangka panjang. Agar berkelanjutan, maka upaya

    konservasi sumber daya alam material dapat dilakukan dengan:

    1). Penggunaan material dengan kandungan energi rendah

    Material dianggap memiliki kandungan energi rendah yaitu apabila material itu

    diupayakan dengan menggunakan sedikit energi mulai dari penambangan hingga

    Gambar II.1 Panel surya yang dipasang pada atap sebagai sumber energi dalam bangunan. Sumber : www.wikipedia.com

    Gambar II.2 Respon bangunan terhadap pergerakan udara (1) Ventilasi silang secara vertikal : pada saat panas, udara mengembang, naik dan ditempati

    oleh udara yang lebih dingin. (2) dan (3) Ventilasi silang secara horisontal : udara bergerak akibat perbedaan tekanan yaitu tekanan lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sumber :

    Tabloid Home, 2005

    (1) (2) (3)

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-21

    transportasi untuk distribusinya. Oleh karenanya, material yang ada pada site atau yang

    lebih dekat perolehannya akan lebih menghemat energi untuk transportasi.

    2). Penggunaan bahan material yang dapat didaur ulang

    Bahan-bahan bangunan yang digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan

    tingkat transformasinya sebagai berikut25 :

    a). Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali, antara lain :

    Kayu dan bahan perkayuan (vinil, kayu lapis, papan partikel, kulit kayu)

    Bambu

    Tangkai dan serat alam (rotan, serabut kelapa, ijuk, kapas, serat kayu dan

    papan serat kayu)

    Daun dan rumput

    Kulit hewan dan bulu binatang (wol domba)

    b). Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, antara lain :

    Tanah liat, pasir dan tanah pekat

    Bahan pengikat hidrolis terpendam, contoh : semen merah dari bata merah

    Batu alam

    c). Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan kembali dengan mengalihkan

    fungsinya : Kardus pembungkus, botol bekas, mobil bekas, ban mobil bekas,

    potongan plat seng, dll.

    d). Bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi sederhana :

    Batu buatan yang dibakar atau dikukus : batu merah/ batu bata, beton ringan

    berpori

    Genting dan pipa tanah liat

    Bahan keramik

    Batu buatan yang tidak dibakar : batako, conblock, beton, genting beton, pipa

    beton, ubin semen dan traso

    Logam : besi dan baja, tembaga, alumunium, seng

    3). Pemanfaatan kembali material yang telah digunakan

    4). Sistem dan penyesuaian bentuk bangunan yang tepat bagi lingkungan

    5). Ruang-ruang multifungsi dapat menghemat luasan ruang sehingga menghemat

    kuantitas material yang dibutuhkan.

    25 Heinz Frick & Ch. Koesmartadi, 1999, Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius, Yogyakarta, h. 11

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-22

    Demi kenyamanan dan kesehatan pengguna, maka usaha yang dapat dilakukan

    yaitu:

    a). Menggunakan material yang tidak beracun dan menyebabkan udara di dalam

    bangunan menjadi tidak sehat.

    Tabel II.1 Bahan bangunan berbahaya bagi kesehatan

    No Bahan bangunan/material Bahaya yang ditimbulkan

    1). Kayu sumber bahaya: penggunaan politur, melamin (urea formal-dehyde)

    Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir

    2). Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, lantai Vinil, karpet plastik (yang dibuat dari PVC), lem kontak

    Kanker, pembakaran menguapkan asam khlorida (mematikan tanaman), penyakit hati, ginjal

    3). Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat epoksi yang mengandung ethylalkohol, epoksi mesin

    Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata buta, gangguan keseimbangan, selaput lendir, eksim pada kulit

    4). Asbes (plafon dan atap) Asbestose (penyakit paru), kanker

    5). Gas radon (merupakan penguapan dari tanah)

    Mutagen dan karsinogenik (penyebab kanker

    Sumber : www.astudioarchitect.com

    Tabel II.2 Bahan bangunan yang sehat

    No Bahan bangunan/material Jenis material

    1). Bahan material dari alam Batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam

    2). Bahan material buatan bata merah, genteng tanah, kaca, beton, batako, conblok

    Sumber : www.astudioarchitect.com

    b). Tidak membuat bangunan dengan material, yang dalam langkah penggunaannya,

    dari pembuatan hingga instalasi dapat menyebabkan manusia menjadi tidak

    sehat.

    c). Membangun dengan tidak mengabaikan umur maupun kemampuan fisik manusia

    sehingga penggunaan dalam kegiatan sehari-hari menjadi lebih maksimal.

    c. Green roof technology

    Salah satu teknologi lingkungan yang ikut berperan dalam mempengaruhi bentuk

    rancang bangun dan sekaligus mempengaruhi kualitas lingkungan hidup adalah konsep

    green roof. Green roof merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri

    dari media pertumbuhan/tanah dan media tanaman diatas sebuah bangunan.

    Kebun atap dan penghijauan di atap sudah dikenal abad 6 sebelum Masehi oleh

    orang Babilonia. Sekitar tahun 1890 rumah di Berlin ditutupi oleh suatu lapisan humus

    yang dilapisi tumbuh-tumbuhan dengan tujuan untuk melindungi dari kebakaran. Pada

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-23

    abad 20, Le Corbusier menemukan kembali atap ditanami yang hampir terlupakan.26 Atap

    dan teras atas yang ditutupi rumput dan tanaman hidup lainnya merupakan konsekuensi

    pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan di bawahnya.

    Tanaman yang dipilih adalah dari jenis semak yang tahan panas, memerlukan sedikit

    air, namun banyak daun untuk meningkatkan daya serap CO2. Alternatif lain yaitu palem

    untuk peneduh dan mereduksi panas matahari.

    Kini, kebangkitan dari taman gantung ini dikenal dengan nama

    Green Roof Technology. Teknologi ini bukan hanya sekedar

    gerakan penghijauan semata. Lebih dari itu teknologi ini

    bermanfaat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Secara garis

    besar ada 2 keuntungan yang diperoleh dari teknologi ini yaitu

    antara lain:

    1). Keuntungan Ekologi

    a). Mereduksi Urban Heat Island Effect. Green Roof dapat

    mengendalikan dan menciptakan iklim mikro yang

    bertindak sebagai pendingin dan kelembaban udara sekitar. Selain itu dapat juga

    berperan sebagai penangkap partikel polusi perkotaan dan CO2 yang terdapat

    pada udara dan debu.

    b). Menetralisasi polusi suara dengan pengaturan disain lansekap melalui komposisi

    tanaman pada area atap dapat meminimaliskan polusi suara sampai 8 db.

    c). Menciptakan habitat bagi kehidupan alam liar Dengan pemilihan dan konsep

    disain lansekap taman yang tepat menimbulkan efek positif dengan memperbesar/

    menambah luas ruang habitat bagi kehidupan alam liar seperti burung-burung di

    perkotaan maupun fauna lainnya.

    2). Keuntungan Ekonomi

    a). Penambahan ruang aktif dengan kreasi para arsitek lansekap mendisain area atap

    menjadi taman gantung atau Roof Garden akan menambah ruang untuk aktivitas

    interaksi. Hal ini sangat membantu pada daerah perkotaan dimana cadangan

    tanah/lahan tidak tersedia.

    b). Meminimalkan biaya pemeliharaan dan renovasi. Teknologi Green Roof

    merupakan lapisan water proofing hidup berfungsi untuk memproteksi bangunan

    26 Neufert Architect Data, jilid 1

    Gambar II.3 Kebun semiramis yang

    menggantung di Babilon (dalam abad ke 6 sebelum Masehi). Sumber : Neufert

    Architect Data, jilid 1

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-24

    dari energi ultraviolet, temperatur suhu energi matahari yang ekstrem. Hasil studi

    telah membuktikan bahwa dengan adanya lapisan green roof ini dapat

    menambah umur lapisan tradisional water proofing berumur lebih dari 40 Tahun.

    c). Mereduksi air buangan dengan adanya lapisan green roof dapat memperkecil

    volume kandungan air akibat curah hujan sebanyak 50-90% dan menjadi lapisan

    filter bagi partikel-partikel polusi yang terkandung di dalamnya. Akibatnya volume

    air tidak menjadi beban bagi aliran pembuangan.

    d). Pendidikan bagi generasi penerus. Merupakan suatu Living Monument bagi

    pendidikan tentang arti lingkungan hidup bagi generasi penerus.

    d. Lansekap

    Indonesia adalah Negara dengan area hutan yang luas dan dapat dilihat sebagai the

    world lungs, atau paru-paru dunia karena memiliki banyak hutan lindung. Organisasi dunia

    atau PBB berharap Indonesia melindungi dan melestarikan hutannya, sehingga

    masyarakatnya dapat menyelamatkan kualitas udara yang baik bagi dunia.

    Menurut Sri Pare Eni, dalam Green Principle Of Landscaping Design In The Tropics,

    masyarakat kota membutuhkan lebih banyak pohon dan tanaman untuk mengurangi polusi

    udara dengan cara memelihara banyak taman, kebun, taman bermain anak, taman kota,

    hutan kota, dan sejenisnya di kota. Setiap kota harus mempunyai taman public untuk

    memberikan peneduhan, melindungi saat musim hujan dan hutan kota untuk

    menyeimbangkan lingkungan.

    Banyaknya fungsi bangunan sebagai apartemen, kantor, dan bangunan industri harus

    disesuaikan dengan lingkungan. Pilihan material bangunan harus lebih banyak pengalas

    lagi (green cover) seperti rumput, perdu (shrubs) dan pohon (trees). Permukaan

    perkerasan untuk dinding dan atap, akan memberi efek nyata pada iklim mikro pada tapak.

    Tanaman alami berfungsi menjaga stabilitas temperatur dan meminimalisir kondisi

    ekstrem. Secara umum, tumbuhan yang hidup berperan sebagai material absorban,

    menyerap panas, cahaya dan suara. Karena dedaunan melimpahkan kelembaban, maka

    daun dapat menghilangkan sebagian besar jumlah panas yang jatuh pada permukaan

    daun. Dengan demikian, daun dapat memantulkan panas kurang dari material anorganik.

    Perbedaan temperatur yang besar antara rumput dan perkerasan:

    Pada saat siang hari di musim kemarau (panas), temperatur udara 30 cm di

    bawah permukaan tanah sekitar 4-5 C lebih rendah daripada permukaan tanah

    itu sendiri.

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-25

    Rumput juga lebih dingin daripada permukaan tanah yang gundul, perbedaan

    temperatur yang terjadi berkisar antara 5-6C.

    Pada hari yang terang, beton dan permukaan beton yang dicat akan merefleksikan

    mulai dari 25%-35% dari cahaya yang datang. Sementara permukaan rumput

    merefleksikan hanya sekitar 10%-15% cahaya yang datang.

    Potensi alam sekitar dapat digunakan seperti misalnya memberdayakan vegetasi

    sekitar, penyiraman tanaman dari air sungai dengan water treatment. Semakin banyak

    jumlah dan ukuran tanaman dan semakin lebar ukuran/tajuk daun, semakin dingin tempat

    tersebut. Perdu dapat meningkatkan suhu panas jika sirkulasi udara dipotong. Perdu yang

    sangat rendah dianjurkan. Angin penting untuk menghilangkan

    panas, angin kering di musim kemarau dan angin dingin di

    musim hujan.

    Mengolah dan memanfaatkan eksisting yang potensial

    seperti iklim, kontur, jenis tanah, pergerakan matahari, angin,

    air, kelembaban, temperatur, bentukan alam (danau, bukit,

    lembah, rawa-rawa, sungai dll), kondisi infrastruktur (jalan,

    jembatan, menara seluler) dll.

    1). Vegetasi

    Vegetasi merupakan komponen lansekap yang bersifat organik, yaitu berupa

    tumbuh tumbuhan. Vegetasi dapat memanfaatkan eksisting yang sudah ada atau bisa

    juga berupa built environment.

    Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga

    kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk. Potensi hijau tumbuhan dalam

    lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya

    pembuatan atap di atas bangunan (taman atap), vertikultur sebagai dinding sekat atau

    bagian dari struktur, dll. Elemen vegetasi di dalam lansekap memiliki kegunaan

    kegunaan, antara lain :27

    # sebagai elemen struktural :

    menciptakan ruang dengan membentuk dinding, lantai dan langit langit

    mengatur dan mengarahkan pandangan, menutup pandangan tertentu

    mengatur lalu lintas dalam pergerakan pedestrian maupun kendaraan

    27 dalam Danny Widya Kristiani, Wisma Retret Ngargoyoso Karanganyar, TA Arsitektur UNS

    Gambar II.4 Gifu Techno Plaza : respon bangunan mengikuti

    kontur alami lahan perbukitan. Sumber : dok.pribadi,2006

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-26

    sebagai elemen environmental : dapat mengatur kualitas air, mencegah

    terjadinya erosi, dan mengatur iklim

    sebagai elemen visual : menjadi pusat perhatian dan komponen penghubung

    antar pusat perhatian

    # kegunaan arsitektural :

    diutamakan pada organisasi lingkungan dan penciptaan ruang sebagai

    pembatas antar ruang

    pembentuk sifat ruang yang berbeda

    # fungsi estetik :

    complementer : melengkapi obyek dalam lingkungan untuk mencapai

    keselarasan dan kesatuan

    unifer : secara visual menyelaraskan dan menyatukan komponen komponen

    yang berbeda pada suatu lingkungan.

    emphasizer : berfungsi menonjolkan atau menekan suatu obyek tertentu dalam

    suatu lingkungan.

    acknowledger : untuk menunjukkan suatu lokasi atau obyek yang mempunyai

    tingkat interest tinggi.

    softener : melunakkan elemen buatan manusia atau lanscape yang mempunyai

    wujud keras dan kaku.

    2). Air

    Air merupakan elemen lunak pada lansekap yang dapat menciptakan kesegaran

    lingkungan, memberikan berbagai nuansa yang menggugah rasa dan menggelitik emosi.

    Hubungan air dan ruang dengan porsi yang tepat dapat menciptakan berbagai bentuk

    yang bernilai seni tinggi dan suasana yang menarik.

    Fungsi air dapat dikembangkan sesuai dengan sifat air yang lentur, mudah bergerak

    atau digerakkan, serta memantulkan semua bayang bayang yang ada di sekitarnya,

    dan dapat menimbulkan bunyibunyian yang menarik bila dirancang secara tepat,

    misalnya membuat musik air, waterwall, pancuran bambu pada taman Zen, kolam mini,

    empang dll.

    Di daerah yang panas, air sangat dibutuhkan untuk mengkondisikan penghawaan

    agar mereduksi suhu panas lingkungan. Kolamkolam di sekitar bangunan bukan saja

    merupakan elemen estetis, namun juga merupakan elemen penunjang suhu udara

    ruangan yang nyaman.

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-27

    Melalui desain lansekap, kita harus menjaga prinsip pembangunan berkelanjutan

    yang anti polusi, higienis, indah, evergreen, dan menghasilkan udara segar. Seluruh

    faktor itu harus nampak dalam kesatuan yang harmonis pada pembangunan kota.

    e. Manajemen limbah

    Sumber daya alam yang penting dalam proses konstruksi hingga operasional yaitu

    air. Konservasi dan efisiensi air dilakukan untuk meminimalkan pemanfaatan langsung dari

    alam. Konservasi air dapat dilakukan dengan memelihara air tanah melalui penghijauan,

    pemanfaatan air hujan dan pemanfaatan kembali air dalam bangunan28. Untuk

    efisiensinya, perlu menyesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk minum, mandi, cuci,

    menyiram tanaman, metabolisme dan sebagainya. Selain itu juga diupayakan

    pengurangan konsumsi air bersih secara terus menerus.29 Misalnya untuk menyetor

    kotoran padat (faeces) tidak perlu dengan air bersih PAM yang biasanya digunakan untuk

    minum.

    Untuk menjamin kelangsungan hidup

    tanaman harus dirancang sistem penyiraman

    yang khusus. Penyiramannya berasal dari

    penyemprot yang airnya didapat dari daur ulang

    air limbah dari tempat cuci tangan, termasuk

    juga air limbah dari WC yang diolah terlebih

    dulu dengan sistem tertentu. Penggunaan air

    limbah dari WC dimaksudkan untuk membuat

    tanaman menjadi subur.

    Air hujan dapat dimanfaatkan secara inovatif untuk menampung dan mengolah air

    hujan bagi keperluan domestik. Salah satu cara yang saat ini sedang dikembangkan

    adalah Teknik Biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang

    dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Lubang biopori yang berupa lubang

    silindris vertikal di dalam tanah diisi sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.

    Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk

    mengatasi banjir dengan cara :

    a). Meningkatkan daya resapan air

    28 Kim,Jong Jin, Introduction to Sustainable Design 29 Kim,Jong Jin, Introduction to Sustainable Design

    Gambar II.5 Keunggulan lubang resapan biopori

    Sumber : www.biopori.com

    Gambar II.6 Penampang membujur lubang biopori

    Sumber : www.biopori.com

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-28

    b). Mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah

    kaca (CO2 dan metan)

    c). Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman dan mengatasi

    +masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah

    dan malaria.

    Untuk mendapatkan air bersih dapat dilakukan dengan penjernihan air secara

    tradisional. Air dialirkan pada beberapa bak. Pada bak diberi tawas yang dapat mengatasi

    kesadahan air dengan membuat unsur besi menjadi endapan yang berwarna kuning

    coklat. Dalam proses ini, koloid lain pun akan ikut menggumpal dan mengendap.

    Kemudian air dialirkan pada

    bak kedua yang berisi batu,

    kerikil, ijuk dan pasir.

    Penyaring pasir tersebut

    disusun dengan baik

    sehingga menghasilkan air

    yang jernih dan tak

    menimbulkan kerak pada alat dapur dan sebagainya.

    3). Penanganan limbah domestik

    Yang termasuk limbah domestik antara lain : kotoran padat lavatori, air kotor

    lavatori, air bekas cuci tangan, air cuci rumahtangga, air kolam, air hujan, dan sampah.

    Limbah sebagai hasil buangan dari kegiatan manusia tersebut dapat dikelola sebagai

    berikut :

    a). Air kotor (WC)

    b). Air hujan

    Septic tank

    Sumur resapan

    setempat

    Air tanah

    Makanan lele

    Biogas Limbah padat

    Air sabun

    Air cuci tangan

    WC

    Gambar II.8 Pengolahan limbah padat dan cair dari lavatori.

    Sumber : analisa pribadi, 2008

    tawas

    batu

    kerikil

    ijuk

    pasir

    air keruh

    air jernih

    Gambar II.7 Proses penjernihan air tradisional.

    Sumber : analisa penulis, 2008

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-29

    Air hujan merupakan limpahan air yang mampu memberi kontribusi terhadap

    penciptaan iklim mikro (dalam bangunan) dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air

    untuk operasional bangunan.

    c). Sampah

    Sampah dikelola dengan lebih dulu memisahkan antara sampah organik,

    anorganik dan logam. Sampah organik biasanya berupa limbah pertanian seperti

    rumput, semak dan daun-daun yang berguguran. Juga berupa sampah rumahtangga

    seperti sisa makanan, kulit buah, batang sayuran dan lain-lain. Sampah anorganik

    biasanya barang bekas yang terbuat dari kertas, plastik, karet, kardus, kain perca, kulit,

    kayu, PVC dan lain sebagainya. Sampah logam biasanya berupa barang bekas yang

    terbuat dari alumunium (kaleng minuman), besi, kuningan dan lain sebagainya.

    f. Konservasi alam

    Konservasi alam bertujuan untuk menyelamatkan dan melestarikan ekosistem yang

    terancam eksistensinya. Tindakan ini dapat dilakukan dengan cara :

    1). Memelihara lingkungan setempat sehingga mampu untuk bertahan di kemudian

    hari.

    2). Menggunakan lahan yang ada. Tidak semua lahan harus ditutupi dengan bangunan,

    sehingga lahan yang ada dapat memiliki cukup lahan hijau dan taman.

    3). Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.

    4). Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang

    pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi

    dengan bangunan.

    I. SEKOLAH ALAM

    1. Sekolah secara Umum

    Air sumur sebagai air

    bersih

    Air bersih siap pakai

    Air hujan Biopori

    Pepohonan

    Tadah hujan

    Air tanah

    Penjernihan air tradisional

    Penyiraman tanaman

    Kolam ikan

    Gambar II.9 Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air untuk operasional bangunan.

    Sumber : analisa penulis, 2008

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-30

    a. Pengertian Sekolah

    Sekolah adalah bangunan/ lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat

    menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada dasar-menengah-tinggi).30

    b. Jenjang Pendidikan di Indonesia

    Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan terdiri atas31 :

    1). Pendidikan dasar

    Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun diselenggarakan

    selama 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau

    satuan pendidikan yang sederajat. Sekolah Dasar adalah bentukan satuan pendidikan

    dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Sedangkan Sekolah

    Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang

    menyelenggarakan program pendidikan tiga tahun.

    2). Pendidikan menengah

    Pendidikan menengah adalah pendidikan yang lamanya tiga tahun sesudah

    pendidikan dasar dan diselenggarakan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau

    satuan pendidikan yang sederajat.

    3). Pendidikan tinggi

    Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi daripada

    pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sedangkan satuan pendidikan yang

    menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi.

    4). Pendidikan pra sekolah

    Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum

    memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di

    jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah tidak menjadi persyaratan untuk

    memasuki pendidikan dasar.

    c. Klasifikasi Pendidikan

    Tripusat pendidikan merupakan penyangga pendidikan yang ideal, di mana

    pendidikan diposisikan secara proporsional yaitu tetap berpijak pada kekuatan keluarga,

    masyarakat dan sekolah.32

    30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka Jakarta, Dep P & K, 1989 31 Sistem Pendidikan Nasional, Berpacu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia, Abdul Rajak Husain, 1995, Solo : Aneka

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-31

    Tabel II.3 Tripusat pendidikan di Indonesia

    Lingkungan pendidikan

    Lingkup Tipe Kegiatan Proses Belajar

    Informal Lingkungan keluarga, merupakan lingkungan terdekat dan paling dulu dikenal.

    Kegiatan kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi antar anggota keluarga, sebagai pendidikan dan pengalaman fundamental.

    Formal Lingkungan sekolah atau pendidikan akademis, merupakan lingkungan yang terlembagakan (institusional) yang memiliki persyaratan tertentu sesuai peraturan dan kebijakan suatu negara, serta bertujuan untuk menciptakan SDM profesional.

    Kegiatan interaksi belajar mengajar dalam suatu wadah yang dilakukan dengan pola berkelompok secara efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

    Non-formal Lingkungan masyarakat luas. Kegiatan interaksi sosial, wadah komunitas, kursus/pelatihan dengan jangka waktu pendek.

    Sumber : Kedaulatan Rakyat, Kembalikan Pendidikan pada Tripusat, edisi Sabtu, 7 Juni 2003

    d. Kurikulum Nasional menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP)

    Sejak tahun 2006, pemerintah mulai mensosialisasikan kurikulum baru pengganti

    Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP) 2006 sebagai Kurikulum Nasional. Dalam KTSP 2006, ditentukan Standar

    Nasional Pendidikan (SNP) yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

    (BSNP) dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri.

    Beberapa standar isinya antara lain menetapkan tentang :

    1). Kelompok mata pelajaran secara umum

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal

    6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan

    khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

    a). Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

    b). Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

    c). Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

    d). Kelompok mata pelajaran estetika

    e). Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

    2). Struktur kurikulum SD/MI dan SMP/MTs

    Tabel II.4 Struktur kurikulum SD/MI

    Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

    I II III IV, V, VI

    A. Mata Pelajaran

    32 Kedaulatan Rakyat, Kembalikan Pendidikan pada Tripusat, edisi Sabtu, 7 Juni 2003

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-32

    1. Pendidikan Agama 3

    2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

    3. Bahasa Indonesia 5

    4. Matematika 5

    5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

    6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

    7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4

    8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

    4

    B. Muatan Lokal 2

    C. Pengembangan Diri 2*)

    Jumlah 26 27 28 32

    *) Ekuivalen 2 jam pelajaran Sumber : www.bsnp-indonesia.com

    Tabel II.5 Struktur kurikulum SMP/MTs

    Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

    VII VIII IX

    A. Mata Pelajaran 2 2 2

    1. Pendidikan Agama 2 2 2

    2. Pendidikan Kewarganegaraan 4 4 4

    3. Bahasa Indonesia 4 4 4

    4. Bahasa Inggris 4 4 4

    5. Matematika 4 4 4

    6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

    7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

    8. Seni dan Budaya 2 2 2

    9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

    2 2 2

    10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi

    2 2 2

    B. Muatan Lokal 2 2 2

    C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

    Jumlah 32 32 32

    2*) Ekuivalen 2 jam pelajaran Sumber : www.bsnp-indonesia.com

    a). Ketentuan sarana dan prasarana

    Tabel II.6 Ketentuan Sarana dan Prasarana menurut SNP

    SD SMP

    1). Ruang kelas 1). Ruang kelas

    2). Ruang perpustakaan 2). Ruang perpustakaan

    3). Ruang laboratorium IPA 3). Ruang laboratorium IPA

    4). Ruang pimpinan 4). Ruang pimpinan

    5). Ruang guru 5). Ruang guru

    6). Tempat ibadah 6). Ruang tata usaha

    7). Ruang UKS 7). Tempat ibadah

    8). Jamban 8). Ruang konseling

    9). Gudang 9). Ruang UKS

    10). Ruang sirkulasi 10). Ruang organisasi kesiswaan

    11). Tempat bermain/berolahraga 11). Jamban

    12). Gudang

    13). Ruang sirkulasi

    14). Tempat bermain/berolahraga

    Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-33

    2. Sekolah Alam Tingkat Dasar (SATD)

    a. Pengertian Sekolah Alam

    Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. 33.

    Sekolah Alam (SA) dapat dimaknai sebagai suatu lembaga pendidikan dengan metoda

    tertentu dan dapat pula dimaknai sebagai suatu sistem. Sebagai sistem, Sekolah Alam

    merupakan sistem pendidikan yang memanfaatkan dimensi alam sebagai obyek

    pendidikan, eksperimen/ uji coba, modal produksi dan sarana pengembangan manusia.34

    Sedangkan, penulis D. Zawawi Imron dalam berpendapat bahwa Sekolah Alam adalah

    sekolah tempat belajar bertindak mencintai alam, belajar menjadi manusia yang berdaya

    lahir batin, bertanggung jawab merawat dan mengawal negara, karena alam atau tanah air

    adalah sajadah tempat bersujud kepada Tuhan.35

    b. Urgensi Sekolah Alam

    Pendidikan dan pengelolaan lingkungan hidup (alam) merupakan dua komponen

    yang sangat berhubungan. Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengenalan,

    pemahaman, dan penghayatan nilai-nilai pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan

    penyadaran dan pengelolaan lingkungan hidup akan menjadi efektif bila didasarkan pada

    proses pendidikan yang benar. Proses penyadaran merupakan proses inti atau hakikat

    dari proses pendidikan itu sendiri.

    Secara psikologis, proses pengetahuan akan maksimal apabila pengalaman yang

    dimiliki anak menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri. Dengan mengalami sesuatu itu

    sendiri, pemahaman yang diterima otak lebih maksimal terekam dan awet dibandingkan

    ketika membaca, menghafal, mendengar dan melihat saja.

    Di sekolah terjadi proses enkulturasi, yaitu proses pembudayaan terhadap nilai-nilai

    dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat, termasuk nilai dan norma yang

    mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya. Oleh karena sikap terhadap

    alam, nilai dan norma yang berlaku, pantangan dan pengetahuan seseorang sangat

    berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, maka pendidikan di sekolah

    menempati posisi strategis sebagai tempat persemaian manusia-manusia ramah

    lingkungan.

    c. Karakteristik Sekolah Alam

    33 Profil Sekolah Alam Ciganjur 34 Profil Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang 35 www.indonesiaindonesia.com

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-34

    Berbeda dengan konsep belajar konvensional yang pada umumnya dikelola oleh

    pemerintah, Sekolah Alam menawarkan konsep belajar yang lebih dinamis dan fleksibel.

    Meski bukan mustahil jika sekolah-sekolah negeri pada umumnya turut mengembangkan

    kurikulum seperti di Sekolah Alam, namun faktanya sekolah-sekolah konvensional tersebut

    banyak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kurikulum baru dari

    pemerintah. Hal ini disebabkan karena sekolah-sekolah negeri terbiasa terikat secara

    birokratif sehingga kurang mandiri dan cenderung berorientasi pada teori saja.

    Berdasarkan hasil studi banding, Sekolah-sekolah Alam di Indonesia mempunyai

    beberapa kesamaan ciri yang membentuk karakteristik umum Sekolah Alam. SA sangat

    spesifik dilihat dari paradigma belajar, metoda, hubungan guru-siswa, media belajar,

    kurikulum, desain fisik, dan penentuan lokasi. Karakteristik SA secara umum antara lain :

    1). Pembelajaran berpusat pada siswa (learner centered) sehingga mendorong siswa

    untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.

    2). Guru diposisikan sebagai fasilitator proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra

    pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.

    3). Belajar Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) sehingga siswa memperoleh

    pemahaman terhadap suatu pengetahuan dengan lebih mendalam (deep learning).

    4). Alam digunakan sebagai media belajar. Alam sekitar dijadikan sebagai

    laboratorium.

    5). Menekankan pada Pendidikan Luar Ruang (Outbound Education) yang sarat

    dengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai pendidikan, dan

    mendekatkan siswa dengan alam.

    6). Memodifikasi kurikulum nasional dengan memasukkan kurikulum pengembangan

    seperti : falsafah ilmu pengetahuan, spiritualisasi di alam, kepemimpinan, ilmu

    pengetahuan hayati, pendidikan lingkungan hidup, distribusi bisnis dan retail,

    teknologi informasi dan komunikasi, dll.

    7). Menggunakan konsep pembelajaran spider web (mengambil satu obyek lalu

    mengaitkannya dengan banyak mata pelajaran sekaligus) dan fun learning

    (menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan).

    8). Desain fisik ruang kelas biasanya berupa saung-saung tanpa bangku kelas

    umumnya. Anak-anak dapat bebas memilih posisi duduk di lantai.

    9). Fasilitas untuk melakukan kegiatan di alam biasanya berupa laboratorium, rumah

    kaca, area kebun dan ternak, lapangan untuk outbound, kolam/empang untuk

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-35

    variasi outbound dan playground. Fasilitas lain yang umumnya disediakan SA

    antara lain perpustakaan, ruang administrasi, laboratorium komputer, ruang

    serbaguna dan tempat ibadah.

    10). Lokasi SA pada umumnya dipilih di pinggir kota, di mana anak-anak dapat dengan

    mudah menemukan lingkungan hijau seperti kebun, sawah, sungai, dan cukup

    tenang dari keramaian aktivitas kota.

    11). Tapak SA biasanya mempunyai potensi alam dan eksisting alami yang menarik,

    seperti misalnya sawah, sungai, kontur bervariasi, kebun, peternakan, waduk tadah

    hujan, pemukiman penduduk setempat, bukit, dan jenis biodiversitas lainnya.

    12). Lansekap SA dirancang dinamis, jauh dari kesan formal, mengikuti kontur alami,

    cenderung berkesan rekreatif dan menyatu dengan alam.

    13). Bahan material bangunan didominasi oleh kayu, bambu, ijuk dan batu bata yang

    menimbulkan kesan menyatu dengan alam.

    14). Massa-massa bangunan biasanya dipolakan secara terpisah agar tercipta ruang-

    ruang terbuka di antara massa-massa bangunan itu. Ruang-ruang antara dijadikan

    lahan bertanam dan area untuk berinteraksi dengan alam.

    d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mendukung Eksistensi Sekolah

    Alam (SA)

    KTSP memuat 7 prinsip dasar pembelajaran36, yaitu antara lain :

    1). Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

    peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini,

    peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

    memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis

    dan menyenangkan.

    2). Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : (a) belajar

    untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk

    memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat

    secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e)

    belajar untuk membangun dan menemukan jatidiri, melalui proses pembelajaran

    yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

    36 Jawa Pos, edisi Selasa, 17 Oktober 2006

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-36

    3). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang

    bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap

    perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan

    pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan,

    kesosialan dan moral.

    4). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang

    saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut

    wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarso sung tulada (di belakang

    memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di

    depan memberikan contoh dan teladan)

    5). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

    multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan

    lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi

    guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan

    sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan

    teladan).

    6). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya

    serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh

    bahan kajian secara optimal.

    7). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan

    lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan

    dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang

    pendidikan.

    Secara ringkas, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :

    1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

    dan lingkungannya.

    2) Beragam dan terpadu

    3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

    4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

    5) Menyeluruh dan berkesinambungan

    6) Belajar sepanjang hayat

    7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

  • Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo Raya

    ____PENDAHULUAN

    I-37

    Dengan membandingkan antara prinsip dasar pembelajaran dalam KT