interior bernuansa green architecture

download interior bernuansa green architecture

of 22

description

design interior bernuansa green architecture

Transcript of interior bernuansa green architecture

  • ` `

    DESAIN INTERIOR HUNIAN BERNUANSA GREEN ARSITEKTUR DI DAERAH BOGOR

    BRIAN BASMALA (2A313711 ABDUL MOUNEM M (2A313701)

    4TB02 / TTB 13

    TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN TEKNIK ARSITEKTUR

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    PENELITIAN ARSITEKTUR

    REMIGIUS

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 MATERI PENELITIAN ARSITEKTUR

    a. JUDUL PENELITIAN

    DESAIN INTERIOR HUNIAN BERNUANSA GREEN

    ARSITEKTUR DI DAERAH BOGOR

    b. ABSTRAK

    Dalam perkembangan teknologi bangunan manusia membutuhkan kreasi desain

    interior sebagai kebutuhan tersier yang tak lepas dari bagian dari arsitektural, maka untuk

    memenuhinya hunian didesain sesuai dengan tema yang diangkat agar menciptakan

    suasana yang di inginkan dari pengguna (owner) dan menjadikanya sebagai terobosan

    baru produk kreativitas desain interior..

    Penelitian Arsitektur ini lebih mengutamakan kenyamanan suasana ruang ditinjau

    dari segi ergonomi, layout furnitur dan nuansa yang akan diciptakan, yaitu tema Green

    Arsitektur dengan mengadopsi issue yang berkembang belakangan ini.

    Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dari berbagai sumber

    seperti buku, majalah, dan internet untuk mengetahui tren dan teknologi bangunan baik

    material, struktural, modeling dan konsep baru yang berkembang di dunia desain interior

    arsitektur. Sedankan metode penelitian yag digunakan adalah penelitian langsung untuk

    mengetahu kondisi dan lokasi bangunan secara lebih detail

    Secara keseluruhan, konsep penataan desain interior hunian ini mengutamakan

    teknolgi bahan bangunan yang ramah lingkungan dalam nuansa ruangan seperti yang

    diinginkan. Jadi hasil akhir desain interior ini adalah terciptanya inovasi desain sebuah

    desain interior hunian yang kreatif serta dapat menciptakan kenyamanan penggunanya.

    Kata kunci : Hunian, Green Arsitektur

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    2

    1.1 Latar Belakang Green Arsitektur atau eco design adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang

    mencita-citakan terciptanya perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan

    pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan sumber

    daya yang efektif dan efisien.

    Beberapa tahun belakangan ini, orang-orang mulai mengusung tema Eco

    Design dalam perancangan bangunan ataupun perumahan. Hal ini dikarenakan

    efek Global warming yang semakin parah dan sangat berdampak bagi

    kelangsungan hidup manusia. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak

    negatif bagi lingkungan, karena dalam proses pembangunan, energi dan material

    yang digunakan habis dalam jumlah besar. Hal ini sangat berbahaya dan dapat

    berdampak negatif bagi generasi-generasi yang akan datang.

    Pembangunan rumah tinggal yang semakin pesat karena jumlah penduduk

    yang semakin bertambah banyak memberikan pengaruh besar tehadap

    keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area

    hijau. Karena itulah diperlukannya gerakan suistanable design, yaitu kemampuan

    untuk melakukan sesuatu secara terus menerus agar sumber daya yang ada selalu

    tersedia dan diusahakan untuk tidak rusak atau habis. Hal ini dapat dilakukan

    dengan memperhatikan bagaimana cara memelihara dan meningkatkan kualitas

    hidup manusia dengan memiliki kemampuan untuk menjaga ekosistem.

    Dapat dikatakan bahwa saat ini, sangatlah diperlukan sebuah desain yang

    sustainable, yaitu desain yang memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya

    secara terus menerus, meningkatkan taraf hidup pemakainya dan environmental

    friendly. Environmental friendly berarti tidak menggangu ekosistem, dapat didaur

    ulang.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    3

    1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menyalurkan nuansa nyaman dalam desain interior Hunian yang

    bertema Green Arsitektur sehingga dapat memberikan orientasi ruang-ruang

    yang memadai dan tetap memenuhi kebutuhan fasilitasnya sebagai sebuah

    Hunian.

    1.3 Tujuan Penilitan

    1. Menciptakan desain interior Hunian yang baik dan benar sesuai kaidah

    perancangan.

    2. Menciptakan suasana yang bernuansa tema Green Arsitektur yang nyaman

    dalam desain interior Hunian.

    3. Menciptakan kreasi desain interior bernuansa Green Arsitektur yang

    diaplikasikan dalam material, struktural, sehingga terbentuklah sebuah karya

    baru arsitektural dalam perancangan desain tersebut.

    1.3 Manfaat Penilitan

    1. Mengetahui desain interior hunian yang di dominasi elemen estetik, furnitur

    dan material yang ramah lingkungan .

    2. Mengetahui desain interior hunian yang khas akan nuansa Green Arsitektur.

    3. Merancang desain interior hunian yang khas akan nuansa Green Arsitektur.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Desain Interior Desain interior adalah suatu perancangan ruang dalam dengan menyetukan

    elemen-elemen menjadi satu kesatuan yang Saling berkaitan untuk mencapai

    tujuan tertentu yang bertitik pada aspek estetis, keamanan dan kenyamanan.

    Seorang desain interior tidak hanya mendesain atau mendekor sebuah

    ruangan, namun adalah problem solver untuk masalah yang ada dalam sebuah

    ruangan sehingga orang yang tinggal didalamnya dapat memenuhi kebutuhan

    mereka.

    Dalam mendesain sebuah rumah, tidak cukup jika hanya bagus dipandang

    mata, namun harus ditambah satu unsur yang paling penting, yaitu ramah

    lingkungan. Dalam dunia gambar arsitektur, konsep desain gambar yang ramah

    lingkungan disebut dengan eco design.

    Design interior harus memperhatikan 7 prinsip desain interior, yaitu:

    1. Unity and harmony

    suatu ruangan dianggap memiliki kesatuan ketika elemen yang ada saling

    melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lain sehingga

    menghasilkan komposisi yang seimbang.

    2. Keseimbangan

    tidak berat sebelah. Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau

    kiri atau atas dsb.

    3. Focal Point

    Aksen menjadi daya tarik ruangan. Bisa satu atau lebih, tapi tidak semua.

    4. Ritme

    Semua pola pengulangan tentang visual. Kontinuitas atau pergerakan

    terorganisir.

    5. Detail

    Detail sebuah ruangan dapat meningkatkan nuansa keseluruhan ruangan.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    5

    6. Skala dan proporsi

    ruangan harus dihiasi dengan perabotan serta aksesori dan aksen yang

    sesuai dari segi bentuk maupun ukuran. Serta setiap aksesori yang

    ditampilkan, harus dalam proporsi yang sama satu sama lain.

    7. Warna

    Warna dapat menambah semangat, dan menciptakan suasana temaram

    terutama dengan dukungan pencahayaan yang tepat.

    2.2 Elemen interior

    Secara garis besar, elemen interior dapat dikelompokkan kedalam elemen

    struktural dan elemen non struktural, sebagai berikut :

    Elemen Struktural

    1. Dinding

    Dimasudkan sebagai pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya. Di

    samping itu dinding dapat memberi kesan tertutup, memberi rasa aman.

    Pemilihan material dan bentuk serta warna dinding dapat mempengaruhi efek

    psikologis bagi penggunanya dan sebagai unsur estitika ruang, serta dapat

    digunakan sebagai akustik suara.

    2. Lantai

    Lantai, merupakan salah satu bagian penting dalam ruang, penunjang

    segala sesuatu yang berada didalam ruang, karena setiap komponen ruang

    akan selalu berada diatas lantai dan terhunbungkan satu dengan lainnya

    Variasi material untuk lantai cukup beragam, diantaranya : kayu (parquette,

    papan kayu, rotan), fabrikasi (karpet, permadani), batu (marmer, granit),

    olahan tanah liat (keramik, batu bata), resin (lapisan karet, vinyl).

    3. Langit langit

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    6

    Langit-Langit (ceilling),adalah salah satu unsur penting dalam interior

    selain dinding dan lantai. Langit-langit adalah bagian dari suatu bangunan,

    maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan karakter ruang.

    Langit-langit dipergunakan untuk meletakkan titik lampu sebagai

    pencahayaan ruang. Material yang dipergunakan untuk penyelesaian

    (finishing) umumnya adalah cat, kayu.

    Elemen Non Struktural

    Elemen Non-Struktural atau aksesoris interior (accessories interior) yaitu

    elemen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan struktur interior

    atau bangunan. Aksesoris interior berkenaan dengan hal-hal yang melengkapi

    sebuah ruang dengan kaya estetis dan hiasan-hiasan, yang dapat memberikan

    suasana sangat menyenangkan untuk mata, tekstur yang menarik untuk

    tangan atau stimulasi untuk pikiran.

    Aksesori yang dapat menambah visual dan kesempurnaan pada sebuah

    penerapan pada sebuah penerapan interior, terdiri dari:

    - Utilitirian (manfaat), bagian dari desain yang pemilihaanya merupakan

    refleksidari kepribadian pemakai (user), seperti alat dan objek.

    - Incidental (pelengkap), menghias satu ruagan secara bersamaan mempunyai

    fungsinya. Contoh elemen arsitektur dengan detail material yang harmonis,

    seperti bentuk, warna dan tekstur pada furnishing (mebel)

    2.3 Green Arsitektur / Eco Design

    Adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk

    terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang

    lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber

    energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

    Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan

    bukaan yang optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang

    menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat

    balik kepada arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    7

    architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan

    pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut.

    Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan

    arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan.

    Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki

    tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan

    penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.

    Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung

    jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam

    jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan

    sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan

    kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan

    kualitas hidup.

    Dalam perencanaan untuk mendesain sebuah bangunan Green Arsitektur, aspek

    yang harus dipertimbangkan utamanya adalah:

    1. Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan

    lahan)

    2. Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan

    kesehatan

    3. Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).

    2.4. Prinsip Green Arsitektur / Eco Design

    2.4.1 Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus

    meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa

    mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

    2.4.2 Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain

    bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan

    sumber energi yang ada.

    2.4.3 Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan

    kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    8

    habis dan dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material

    bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

    2.4.4 Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

    bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,

    nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti

    bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak

    berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

    2.4.5 Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam

    merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan

    dan memenuhi semua kebutuhannya.

    2.4.6 Menetapkan seluruh prinsip prinsip green architecture secara

    keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita

    pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

    2.5 Sifat sifat Bangunan Green Arsitektur

    2.5.1 Sustainable ( Berkelanjutan ).

    Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring

    zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya

    perubahan perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

    2.5.2. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

    Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green

    architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud

    tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan

    terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh

    karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah

    terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek aspek pendukung lainnya.

    2.5.3. High performance building.

    Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah

    pentingnya dengan sifat sifat lainnya. Sifat ini adalah High performance

    building. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?

    Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    9

    memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan

    dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).

    2.6 Green Lighting

    Sejauh ini, sumber cahaya yang paling baik adalah matahari. Dalam

    perencanaan eco desain, kita dapat menghemat penggunaan energi lampu dengan

    dengan menyediakan banyak bukaan pada siang hari. Jika Anda ingin sedikit lebih

    banyak cahaya, buatlah skylight, atau, Anda sedang mendesain rumah atau

    melakukan renovasi, menempatkan banyak jendela di sisi menghadap ke selatan

    dari rumah (atau menghadap ke utara jika Anda tinggal di belahan bumi selatan).

    Untuk mengambil lebih banayak cahaya.

    Salah satu cara lagi untuk menghemat penggunaan energi adalah dengan

    menggunakan lampu yang hemat energi. Salah satu lampu hemat energi adalah

    lampu LED. LED adalah lampu yang sangat disukai orang-orang yang

    menjunjung tinggi gaya hidup ramah lingkungan.

    2.7 Green Material

    Bahan bangunan ramah lingkungan saat ini sangat dibutuhkan untuk menjaga

    generasi masa depan yang mempunyai tujuan mengurangi konsumsi energi agar

    terciptanya bumi yang nyaman. Penggunaan bahan bakar fosil yang tidak

    terkendali dalam menempatkan pasokan energi membuat polusi udara, emisi gas

    rumah hijau semakin meningkat dan juga kualitas hidup menjadi beresiko.

    Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:

    Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan.

    Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi

    lingkungan.

    Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat

    dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata

    mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan).

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    10

    Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos

    atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM

    untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan).

    Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.

    BAB III

    TINJAUAN METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Latar Belakang Pemilihan Subjek Penelitian

    Dalam menentukan penelitian terpilih penulis mempertimbangkan dari segi

    desain yang ada serta dari tingkat kesulitan perencanaan dan yang tak kalah

    pentingnya adalah cara pengamatan yang dilakukan dilapangan, dimana hal ini

    akan sangat menentukan dalam segi perencanaan, selain itu juga subjek penelitian

    sangatlah mempengaruhi hal hal yang akan mempengaruhi biaya proyek

    keseluruhan.

    3.2. Metode Pengamatan

    Untuk memudahkan melakukan pengamatan dilapangan, maka dalam

    penelitian arsitektur ini kami melakukan pengumpulan data lapangan, seperti ;

    gambar gambar rencana, pengamatan langsung terhadap subjek yang akan

    diamati, wawancara langsung dengan orang yang bersangkutan.

    3.3. Subjek Penelitian

    Proyek yang dikerjakan adalah pembangunan sebuah rumah hunian yang

    dipakai sebagai sarana tempat tinggal / hunian dimana perlu diamati masalah

    desain ruangan yang timbul dari para penghuni / pengguna pada bangunan itu

    sendiri.

    3.4. Setting Penelitian

    3.4.1. Lokasi subjek penelitian berada pada Kota Bogor, Kecamatan Bogor

    Timur, Perumahan Villa Duta No 62. Bogor adalah salah satu kota

    satelit dari Jakarta yang pada awalnya ditujukan untuk menjadi kota

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    11

    mandiri, dimana semua fasilitas disediakan di kota tersebut termasuk

    kawasan pendidikan, wisata, sekaligus perumahan.

    3.4.2. Waktu penilitian dilakukan pada bulan Oktober-Nopember 2014,

    dengan penghimpunan data pada awal Desember 2014.

    3.5. Teknik Pengolahan Data

    Data dan informasi yang telah diperoleh dalam penelitian akan dianalisis

    secara deskriptif yaitu dengan menggunakan cara analisis isi (content analysis)

    yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari yang diteliti. Selanjutnya

    hasil yang diperoleh dibandingkan dengan teori yang ada secara visualisasi untuk

    menjelaskan apa yang tergambar dari variabel penelitian yang kemudian disajikan

    dalam bentuk gambar. Adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengumpulkan seluruh data dan atau informasi yang telah diperoleh dari

    sumber.

    2. Melakukan kompilasi data dan atau informasi yang telah diperoleh kedalam

    tema atau aspek yang terkait.

    3. Menyajikan ringkasan data dalam bentuk gambar.

    4. Melakukan interpretasi data yang telah dikelompokkan ke dalam tema atau

    aspek dengan menghubungkan dari temuan yang diperoleh dengan teori yang

    sesuai dengan penelitian.

    5. Mengidentifikasi masalah sistem surveilans berdasarkan komponen

    surveilans dari hasil pengelompokkan yang ditemukan.

    6. Menemukan alternative pemecahan masalah dan solusi yang tepat untuk

    mengatasi permasalahan tersebut.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    12

    BAB IV

    ANALISA PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

    Menganalisa ruang dalam maupun ruang luar memastikan harus adanya

    hubungan antar ruang yang baik yang termasuk dalam prinsip utama desain

    interior. Seperti yang tercipta pada rumah green arsitektur ini yang hubungan

    antar ruangnya bersinergi satu sama lain sesuai fungsi ruang secara efektif.

    Dapat kita lihat pada gambar 4.1 denah ruang pada siteplan yang memiliki

    kriteria focal point dengan menitik beratkan ruang fungsi pimer di sebelah timur

    dari bangunan.

    4.1. Denah dan tampak rumah green arsitektur

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    13

    4.2. Potongan rumah green arsitektur

    Menurut kriteria prinsip desain interior yang baik, pengulasan penelitian ini

    di sesuaikan dengan prinsip desain interior:

    1. Unity dan harmoni

    Desain ruang dalam rumah memiliki kesatuan hubungan ruang yang

    berkesinambungan satu sama lain dan menghasilkan komposisi yang susuai

    sehingga selaras menyatu. Perpaduan warna yang keluar dari pencahayaan yang

    tepat membuat rumah ini sangat nyaman.

    Keselarasan pemilihan material alam yang berasal dari bahan daur ulang,

    membuat kesan green arsitektur sangat terasa.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    14

    4.3. Harmoni pemilihan material.

    Keselarasan ini di dukung dari elemen interior (gambar 4.3) yang selaras

    penyatuannya antara elemen struktural dan elemen non struktural. Dinding dan

    lantai sengaja dibuat senatural mungkin mengeluarkan kesan alam yang

    dipadukan dengan elemen non struktural berupa aksesori utilitirian seperti

    tumbuhan yang ditanam di dalam pot, sangat menggambarkan kepribadian owner

    yang sangat konsen dalam bidang ramah lingkungan.

    2. Balance (Keseimbangan)

    Dalam pembentukan karakter green design arsitektur keseimbangan elemen

    interior dengan tema konsep yang di angkat dalam arsitektur tersebut haruslah

    sangat kuat.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    15

    4.4. Keseimbangan penataan interior

    Perpaduan elemen non struktural incidental (pelengkap) dalam menghiasi

    elemen struktural sangat memiliki keseimbangan yang baik. Dengan contoh

    langit-langit ada yang diberi kesan kayu di selaraskan dengan material parket kayu

    yang ada di lantai dengan komposisi yang berseberangan.

    Begitu pula pemilihan warna ineidental yang selaras antara dinding yang

    diberi warna putih juga di komposisikan berseberangan dengan material lantai

    granit yang berwarna putih (gambar 4.4).

    3. Focal Point

    Bangunan didesain dengan tujuan yang ramah lingkungan seperti menitik

    beratkan bukaan-bukaan alami, yang memang menjadi focal point dari desain

    interior rumah green arsitektur ini.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    16

    4.5. Sketsa awal desain bukaan alami.

    Sketsa awal perencanaan bangunan (gambar 4.5) memang menitik beratkan

    bukaan alami sebagai karakter dari green design arsitektur.

    4.6. Ruang tengah sebagai focal point

    Ruang tengah didominasi bukaan alami yang bertujuan sebagai pencahayaan

    alami yang dikembangkan akibat potensi alam alami dan buatan berupa lansekap

    pada eksterior. (gambar 4.6) Tujuannya membuat sang owner agar lebih nyaman

    dengan suasana ruang tengah dengan tidak melupakan aspek green arsitektur yaitu

    penggunaan energy secara efektif dan efisien.

    Ruangan didominasi dengan furniture yang menselaraskan warna alam yang

    menunjang karakter green arsitektur, ini membuat suasana kian nyaman sekaligus

    menunjang fungsi ruangan dengan baik.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    17

    4. Ritme

    Ritme adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan

    yang terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai

    dengan sistim pengulangan secara teratur. Cara yang paling meyakinkan untuk

    mendapatkan irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu.

    Pola yang dapat dikenal dan diingat dengan mudah. Contohnya kumpulan garis

    sembarangan akan sukar untuk diingat letaknya, apabila kumpulan garis tersebut

    dikelompokkan sedemikian dengan cara pengulangan bentuk yang mudah dikenal,

    kumpulan tadi satu sama lainnya menjadi berkaitan dan memiliki pola.

    4.7. Irama dalam interior

    Dalam interior ini bias kita lihat, bahwa sekumpulan garis dapat

    dikelompokan membentuk irama yang selaras sehingga kumpulannya menjadi

    sebuah pola.

    Dalam kasus bukaan diberi aksen vertical dengan material bambu yang

    memberi kesan teratur dan mebentuk pola berkessan ruangan lebih tinggi dalam

    dimensinya.(gambar 4.7 kanan)

    Tak lupa dipadukan dengan perpaduan kumpulan garis horizontal pada anak

    tangga sebagai akses menuju ruang diatas, menambah kesan ruangan lebih lebar

    tapi juga tinggi.(gambar 4.7 kiri)

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    18

    5. Detail

    Indoor furniture dibuat oleh pengrajin lokal dengan bahan yang awet untuk

    penggunaan sehari-hari. Lantai daur ulang dengan warna kayu natural

    memberikan kesan ruangan yang luas dan cerah (gambar 4.8 kanan). Lantai granit

    yang digunakan dikombinasikan dengan warna sistem panas bumi namun dibuat

    sintetis untuk semakin memaksimalkan kenyamanan.(gambar 4.8 kiri).

    4.8. Detail ruangan

    6. Warna

    Warna-warna yang akan digunakan pada rumah green arsitektur ini adalah

    warna yang mampu memberi kesan bersih serta sejuk di dalam ruangan. Serta

    memberi suasana yang nyaman dan tenang, meminimalisir penggunaan terlalu

    banyak warna.

    Bahan atau material yang digunakan adalah bahan yang tahan lama, dan

    tidak mudah rusak, tidak membahayakan dalam penggunaannya, tidak merusak

    lingkungan, tersedia dalam jumlah banyak, dan hemat energi. Sedangkan untuk

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    19

    finishingnya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan water proof,

    HPL, dan akrilik.

    Bentukan desain yang akan digunakan adalah desain yang sleek and clean.

    Meminimalisir penggunaan banyak ornament. Untuk alasan kemudahan dalam hal

    maintenance dan rumah yang tampak bersih. nentukan yang natural dan modelnya

    tahan lama, namun juga sesuai dengan perkembangan jaman. (gambar 4.9)

    4.9. Komposis

    i warna

    dalam ruanga

    n.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    20

    KESIMPULAN

    Bangunan rumah bertema green design arsitektur ini secara garis besar

    penelitian terhadap prinsip desain interior sudah cukup memadai, namun masih

    banyak kekurangan dalam bebagai aspek untuk mengkuatkan karakter tema green

    arsitektur.

    Penggunaan material yang sustainable dan berdurabilitas tinggi belum bisa

    kami telaah lebih jauh dikarenakan batasan waktu yang tidak mencukupi. Untuk

    menentukan material yang berdurabilitas tinggi dibutuhkan waktu tahunan untuk

    mengujinya sehingga data dapat dikaji lebih jauh.

    Mengurangi penggunaan pencahayaan buatan masih menjadi salah satu

    prioritas utama, ini kekurangan yang bisa melemahkan karakter dari green

    arsitektur itu. Namun dalam implementasinya sudah cukup menggunakan banyak

    bukaan-bukaan alami dengan tujuan dua arah selain sebagai pencahayaan alami

    tapi juga menggali potensi view yang ada sehingga menambah kenyamanan dalam

    ruangan.

    Setelah hal di atas tercapai, tidak berhenti di situ, perlu dipikirkan juga

    desain sebuah rumah green arsitektur yang lebih sesuai dengan gaya hidup

    masyarakat yang modern pula.

    Penulis menyadari dalam dunia desain interior, sangatlah sulit ditemukan

    desain yang sempurna, setiap desain pasti memiliki kelemahannya tersendiri yang

    memerlukan saran dan kritik dari pihak lain untuk dapat membatu dalam proses

    merancang. Namun, semoga apa yang telah dihasilkan penulis dalam perancangan

    ini dapat memberikan sebuah nilai guna bagi setiap pihak yang membaca.

  • Desain Interior Hunian bernuansa Green Arsitektur

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku:

    - Frick,H., (2000), Laporan pembangunan rumah ekologis di Semarang 1999, tidak diterbitkan.

    - Tanuwidjaja G., Lo L., (2011), Sustainable. Architectural Design in Indonesia: Responding the Current Environmental Challenges, The 12th International Conference on Sustainable Environment and Architecture (SENVAR), Malang- Indonesia, November 10th -11th 2011.

    - Yeang, K., (2008), Ecodesign: A manual for - ecological design, John Wiley and Son, UK.

    Websource:

    - http://archnet.org/library/sites/onesite.jsp?site_id=9723 - http://greenhomeguide.com/askapro/topic/12 - http://www.thejakartapost.com/news/2008/06/27/howbuild-a-healthy-

    inexpensive-home.html - http://www.uiaarchitectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_

    EN.pdf - http://www.uia-architectes.org/texte/england/Menu-7/3-

    bibliotheque.html