16 November 2008 - · PDF fileyang terdapat dalam QS. Al-Hujurat ... bertanggung jawab dalam...
Click here to load reader
-
Upload
truongquynh -
Category
Documents
-
view
219 -
download
2
Transcript of 16 November 2008 - · PDF fileyang terdapat dalam QS. Al-Hujurat ... bertanggung jawab dalam...
1
16 November 2008
KEPERAWATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dalam membantu klien memenuhi
kebutuhan dasarnya dan mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapi klien baik
sebagai individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Pelayanan yang diberikan
bersifat humanistik, berdasar pada ilmu dan kiat keperawatan serta berpedoman pada
standar praktek dan menjunjung tinggi etika sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan
pelayanan.
Perawatan dalam Islam sudah dimulai sejak jaman Rasulullah dimana semasa hidup
dengan Rasulullah, dia selalu mendarmabaktikan dirinya kepada umat Islam yang
membutuhkan perawatan dalam masa perang. Dialah perawat Islam pertama yang bernama
Rufaidah Al-Anshoriyah. Dia juga sebagai penggerak bagi kaum ibu untuk membentuk tim
kesehatan guna membantu kebutuhan kaum muslimin serta memberikan perawatan. Dia
adalah perawat yang selalu dekat dengan pasiennya dan merawat mereka sejak datang
sampai pulangnya, mengurusi makanan dan keperluan-keperluannya. Sebagaimana
rasulullah telah bersabda bahwa: “Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia
maka dia tidak dikasihi dan disayangi Allah.” Dalam hadits yang lain dikatakan bahwa
”Kami (para wanita yang ikut ke medan perang) merawat dan mengobati orang-orang
sakit dan luka-luka.” (HR. Bukhari No. 522)
Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar memiliki landasan yang kokoh terhadap
aqidah (keimanan), syariah (aturan) dan akhlak (tingkah laku). Manusia sebagai hamba
Allah memiliki kewajiban untuk beribadah, sebagaimana tercantum dalam QS. Adz-
dzaariyaat (51) : 56 yang artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembahku (beribadah).” Manusia dalam kehidupannya antar sesama
memiliki akhlak dimana suatu tingkah laku dapat diberi nilai moral atau berakhlak tinggi
jika pekerjaan itu dilakukan secara obyektif artinya dalam masa dan keadaan dengan tidak
membeda-bedakan bangsa, ikatan keluarga, agama, kedudukan, dan lain-lain. Orang yang
2
sungguh-sungguh berakhlak tinggi atau bermutu, moral yang sempurna senantiasa berkata
benar dan cinta kebenaran, adil dan jujur pada setiap manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an
mengajarkan agar setiap muslim membiasakan dirinya kepada akhlak yang baik. Seperti
yang terdapat dalam QS. Al-Hujurat (49) : 13 yang artinya ”...Kami menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Sebagai seorang muslim yang merupakan umat terbaik diharapkan dapat menyuruh,
mengajak manusia kepada yang baik (ma’ruf) dan mencegah yang tidak baik (munkar)
(QS. Ali Imran (3) : 110).
Falsafah keperawatan yang dijadikan dasar dalam memberikan pelayanan karena
ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan klien dalam meningkatkan status
kesehatannya ternyata mengambil nilai-nilai yang telah ada dalam Al-Qur’an. Adapun
falsafah keperawatan yang telah ada berisi antara lain:
1. Memandang pasien sebagai manusia yang utuh.
2. Pelayanan diberikan secara langsung dan manusiawi.
3. Setiap orang berhak mendapat perawatan tanpa memandang suku, agama/ kepercayaan,
status sosial dan ekonomi.
4. Perawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan.
5. Pasien merupakan mitra yang aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan penerima jasa
yang pasif.
Mari kita renungkan dengan keterangan hadits di bawah ini.
”Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan
kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan
akhlak terpuji.” (HR. Tirmidzi)
”Melindungi keluarga dan masyarakat dari berbagai unsur yang membahayakan dalam
segala bentuknya bernilai ibadah yang tinggi dan dikategorikan Nabi sebagai shadaqah. ”
(HR. Ahmad)
“ Sesungguhnya Allah itu menyukai lemah lembut dalam semua perkara.” (HR. Bukhari)
3
”Barangsiapa yang menunjukkan atas kebaikan, maka baginya akan mendapatkan ganjaran
kebaikan semisal ganjaran yang diterima pelakunya.” (HR. Muslim)
Pelayanan keperawatan yang diberikan tentunya tidak dapat dipisahkan dari tenaga yang
memberikan pelayanan, yaitu perawat. Sebagai perawat muslim yang notabene mempunyai
landasan kokoh dari Al-Qur’an dan Hadits Rasul, tentunya dapat mengamalkan kode etik
dan standar praktek keperawatan dengan baik. Adapun peran utama perawat yang ada
adalah pertama sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dimana dia yang memberi
pelayanan perawatan dari yang sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Kedua sebagai pengelola pelayanan keperawatan dan institusi
pendidikan keperawatan. Ketiga sebagai pendidik dalam ilmu keperawatan dimana
bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran bagi tenaga perawat dan tenaga
kesehatan lain. Keempat sebagai peneliti dan pengembang ilmu keperawatan dimana
berperan dalam kegiatan penelitian khususnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
keperawatan secara terus menerus.
Dengan keempat peran perawat di atas, maka diharapkan akan lahir :
1. Perawat-perawat yang mampu merawat manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh
dengan melakukan pendekatan secara komprehansif dan merencanakan perawatan yang
bersifat individual berdasarkan kebutuhan Bio Psiko Sosio Spiritual klien sesuai tingkat
tumbuh kembangnya.
2. Perawat-perawat yang dapat menghargai dan menerima martabat manusia tanpa
diskriminasi jenis kelamin, usia, warna kulit, bangsa, agama dan kepercayaan serta
sosial budaya termasuk ekonomi.
3. Perawat-perawat yang senantiasa menggunakan semua kesempatan untuk menciptakan
kesadaran diri, menolong dirinya merumuskan tujuan yang tepat, serta membawa
perubahan tingkah laku yang positif melalui hubungan interpersonal yang efektif.
4. Perawat-perawat yang dapat menolong individu-individu, mengatasi dan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan, mempertahankan keseimbangan asuhan terhadap diri
sendiri dengan menggunakan berbagai sumber dan memperbesar potensinya.
4
Berikut adalah beberapa landasan yang diperlukan dalam menggunakan keempat peran
perawat tersebut.
Dalam QS. Al-Israa (17) : 36 yang artinya ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
”Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam
harta.” (HR. Abu Na’im)
”Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah
yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Yu’la dan Al Baihaqi)
”Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan
pembicaraan dengan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan
bila berjanji ditepati.” (HR. Adailami)
”Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggung jawab dengan
pimpinannya. Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanyakan tentang
perhatiannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Kalau sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah
saat kehancuran.” (HR. Bukhari No. 1746)
”Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berkata lalu ia berdusta, jika berjanji ia
mengingkari, dan jika dipercaya lalu berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Mudahkanlah terhadap orang lain dan janganlah kamu mempersulit mereka, dan berilah
mereka kegembiraan dan janganlah mereka diusahakan untuk lari (terkejut).” (HR.
Bukhari)
5
”Amalan ibadah yang paling dicintai Allah ialah amalan yang paling kontinyu walaupun
sedikit.” (Muttafaq ’Alaih dari Aisyah)
Dalam QS. Ibrahim (14) : 24-25 yang artinya: ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya.”
Falsafah keperawatan jika melihat arti surat di atas memberi pengertian bahwa apabila
perawat mengajak untuk berbuat baik, menyuruh untuk bertingkah laku yang sehat,
membantu kliennya dengan penuh tanggung jawab bagaikan pohon yang baik dimana
akarnya kokoh karena ia mempunyai landasan yang kuat untuk berbuat yaitu ilmu, kiat,
standar dan etika keperawatan. Dan apabila semua perawat bersikap demikian tentunya
akan membuahkan hasil yang banyak dimana derajat kesehatan masyarakat meningkat dan
setiap orang berperilaku hidup sehat karena kebaikan itu seharusnya menular.
Beberapa contoh akhlak yang terdapat dalam Al-Qur’an antara lain :
1. Berkelakuan baik
QS. An-Nisaa (4) : 86, QS. Al-Israa (17) : 53, QS. Al-Furqaan (25) : 63
2. Membalas kejahatan dengan kebaikan
QS. Al-Mu’minun (23) : 96 dan QS. Al-Qashash (28) : 53
3. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan
QS. Al-Baqarah (2) : 148 dan QS. Al-Maaidah (5) : 2
4. Bijaksana
QS. An-Nisaa (4) : 113 dan Az-Zukhruf (43) : 63
5. Jujur
QS. Al-Ahzab (33) : 23-24
6. Muka berseri-seri
QS. Al-Ahzab (33) : 48
7. Hati yang bersih
QS. Al-An’aam (6) : 125 dan QS. Az-Zumar (39) : 23
6
8. Pemaaf
QS. Al-Baqarah (2) : 263 dan QS. An-Nisaa (4) : 149
9. Kasih sayang
QS. Al-Fath (48) : 29 dan QS. Al-Balad (90) : 17
10. Mengutamakan yang lain
QS. Al-Hasyr (59) : 9
11. Menjaga kehormatan
QS. Al-Baqarah (2) : 273
12. Menundukan pandangan dan menjaga kemaluannya
QS. An-Nuur (24) : 30
13. Berpaling dari perbuatan sia-sia
QS. Al-Mu’minun (23) : 3
14. Tidak congkak dan merendah suara
QS. Luqman (31) : 19
15. Ketenangan
QS. Ar-Ra’du (13) : 28
16. Mensyukuri nikmat
QS. Faathir (35) : 3 dan Adh-Dhuha (93) : 11
17. Sabar
QS. Al-Baqarah (2) : 45, QS. Ali Imran (3) : 200, QS. Huud (11) : 11 dan
QS. Ar-Ra’du (13) : 22
18. Menahan amarah
QS. Ali Imran (3) : 134 dan QS. Asy-Syuura (42) : 37
19. Berlaku adil
QS. Al-A’raaf (7) : 29, QS. Al-Mumtahanah (60) : 8 dan QS. Al-Maaidah (5) : 8
20. Menepati janji
QS. Al-Baqarah (2) : 177, QS. Ar-Ra’du (13) : 20 dan QS. Al-Mu’minun (23) : 8
21. Menjaga Kebersihan
QS. Al-Hajj (22) : 29 dan QS. Al-Muddatsir (74) : 4
7
PENTINGNYA KESEHATAN
Kesehatan adalah salah satu nikmat Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga karena
kebanyakan manusia menyadarinya setelah jatuh sakit. Dalam hadits riwayat Ahmad dan
Baihaqi dikatakan bahwa: “Perhatikan lima perkara sebelum datang lima perkara, yaitu
masa hidupmu sebelum datang matimu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa
lapangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tua, dan
masa kayamu sebelum datang kemiskinan.”
Keterangan tentang pentingnya menjaga kesehatan banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan
Hadits, seperti di bawah ini:
QS. Al-A’raaf (7) : 31 yang artinya: “...makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
”Jauhilah kamu makan dan minum dengan berlebih-lebihan, karena yang demikian dapat
merusak kesehatan tubuh, menimbulkan penyakit dan memberi kemalasan (kesulitan)
ketika akan bersholat. Dan hendaklah bagimu bersikap sedang (cukupan) karena yang
demikian akan membawa kebaikan pada tubuh dan menjauhkan diri dari sikap berlebih-
lebihan.” (HR. Bukhari)
Ibnu Umar ra. Berkata, Rasulullah saw memegang pundakku lalu bersabda, ” Jadilah
engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jalan. Bila engkau
berada di sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi, dan bila engkau di pagi hari,
maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan
waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)
Peringatan Rasulullah saw: ”Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh seorang
anak Adam daripada perutnya. Cukuplah bagi seorang anak manusia itu memakan
makanan sekedar dapat meluruskan tulang sulbinya, atau jika tidak, sepertiga itu untuk
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk napas.” (HR. Turmidzi)
8
Wasiat Luqman kepada puteranya: ”Hai anakku, ketahuilah jika perut diisi penuh maka
akan tidurlah akal pikiran, akan kelulah lidah dari perkataan hikmah dan akan malaslah
anggota badan dari ibadah.”
Perilaku manusia menghadapi sakit dan penyakit terdiri dari:
- Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health
promotion behaviour), misalnya makan makanan bergizi, olahraga,dll.
- Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour) adalah respon untuk
melakukan pencegahan penyakit, misalnya memakai kelambu untuk mencegah gigitan
nyamuk, melakukan imunisasi, dll.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), yaitu
perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya mengobati sendiri,
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan modern seperti RS, Puskesmas, dokter, bidan,
atau ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, tabib, sinshe, dll).
- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour),
yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan setelah sembuh dari
suatu penyakit, misalnya melakukan diet, bed rest,dll.
- Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap sistem
pelayanan kesehatan. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara
pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatan yang digunakan.
- Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behaviour) adalah
respon seseorang terhadap lingkungan sebagai bagian dari kesehatan manusia. Perilaku
ini mencakup perilaku sehubungan dengan air bersih, air kotor (limbah), rumah yang
sehat serta pembersihan sarang-sarang nyamuk, dll.
Perilaku-perilaku di atas apabila semua masyarakat menerapkannya diharapkan kualitas
hidupnya menjadi lebih baik dan jauh dari cobaan berupa penyakit. Hal ini juga yang
menjadi landasan perawat untuk bertindak.
9
MANUSIA YANG SAKIT
”Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau
kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah
menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)
”Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya, melainkan
dihapuskan oleh Allah Ta’ala dosa-dosanya seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
(HR. Muslim No. 2202)
”Jika jatuh seekor lalat dalam minumanmu maka tenggelamkanlah kemudian angkatlah.
Maka sesungguhnya pada sebuah sayapnya menimbulkan penyakit dan pada sayapnya
yang lain terdapat zat penyembuhan.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw bersabda: ”Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah,
ada obatnya yang juga diturunkan-Nya.” (HR. Bukhari No. 1662)
UPAYA MENCAPAI KESEMBUHAN DAN MENJAGA KESEHATAN
Dari Jabir ra. dari Rasulullah saw, sabdanya: ”Setiap penyakit ada obatnya. Apabila tepat
obat suatu penyakit, tentu penyakit itu sembuh dengan izin Allah ’Azza wa Jalla.” (HR.
Muslim No. 2067)
Dalam QS. An-Nahl (16) : 69 yang artinya: “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.”
Dari Ibnu ’Abbas ra., dari Nabi saw: ”Kesembuhan dari penyakit itu adalah dengan
melakukan tiga hal: berbekam, minum madu dan dibakar dengan besi panas. Tetapi aku
melarang umatku membakar dengan besi panas itu.” (HR. Bukhari No. 1663)
10
Rasulullah saw bersabda: ”Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian
ucapkan Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A’uudzubillaahi wa qudratihi min
syarrimaa ajidu wa uhaadziru (Aku berlindung dengan Allah dan dengan kudrat-Nya dari
penyakit yang kuderita dan kucemaskan).” (HR Muslim No. 2065)
Dari Jabir ra. Katanya dia mendengar Rasulullah saw. Bersabda: ”Tutuplah bejana, tutup
tempayan, karena pada suatu malam dalam setahun penyakit menular berjangkit. Setiap
bejana atau tempayan yang dilewatinya tidak tertutup, niscaya bibit penyakit itu akan
hinggap ke dalam bejana itu.” (HR. Muslim No. 1935)
AKHLAK TERHADAP ORANG SAKIT
Dari Tsauban ra Rasulullah saw bersabda: ”Siapa mengunjungi orang sakit, maka dia
senantiasa berada dalam taman surga penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik
sampai dia pulang kembali.” (HR.Muslim No. 2199)
Do’a Nabi Ayyub
Inni massaniyadhdhururru wa anta arhamurraahimiin
“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang
Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.” (QS. al-Anbiya, 21 : 83)
Do’a Meminta Kesembuhan/ Kesehatan Diri
Allaahumma ‘aafinii fii badanii. Allaahumma ‘aafinii fii sam’ii. Allaahumma ‘aafinii fii
basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allaahumma inni a’uudzu
bika min ‘adzaabil qabri laa ilaaha illaa anta.
”Ya Allah, sembuhkanlah/ sehatkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah/ sehatkanlah
pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah/ sehatkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran/ kemiskinan. Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu.” (HR. Abu Daud)
11
Do’a Menjenguk Orang Sakit/ Kecelakaan
Allaahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa, asyfi antasysyaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka
syifaa’an laa yughaadiru saqamaa, imsahil ba’sa rabbannaasi biyadikasysyifaa’u, laa
kaasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal’azhiim, rabbal ’arsyil ’azhiim ayyasyfiyaka.
”Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/ penyakit itu dan sembuhkanlah
ia, Engkaulah yang menyembuhkan, tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak
meninggalkan sakit lagi. Hilangkanlah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia.
Hanya pada-Mulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau,
aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhannya ’arasy yang agung, semoga Dia
menyembuhkan anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Do’a Mengobati Orang Sakit
Bismillaahirrahmaanirrahiim. A’uudzu bi’izzatillaahi wa qudratihi min syarri maa
ajidu wa uhaadziru.
”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan
keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang
kutakuti.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai)
Do’a Menghadapi Musibah
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii
wakhluf lii khairamminhaa.
”Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah,
berilah kami pahala dalam musibahku ini dan berilah pengganti yang lebih baik.” (HR.
Muslim)
12
Do’a Membimbing Orang Yang Hampir Wafat
Astaghfirullaahal ‘azhiim …
Laa ilaaha illallaahu muhammadurrasuulullaah
“Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung. Tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad utusan Allah.” (HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim)
Dibaca terus menerus pada telinga orang yang hampir wafat itu.
Perawat yang bertanggung jawab dimana bekerjanya dilandasi dengan akhlak yang baik
tentunya banyak disukai klien dan keluarganya. Memulai sesuatu dengan Basmalah dan
diakhiri dengan hamdalah adalah wujud dari keikhlasan dan rasa syukur atas apa yang
sedang dijalani. Hal ini juga menambah kepercayaan diri dan ketentraman hati.
Rasulullah bersabda: ”Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bisa
kalian shadaqahkan?. Sesungguhnya setiap tasbih (Subhanallah) adalah shadaqah, setiap
takbir (Allahu Akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah shadaqah,
setiap tahlil (Laa ilaa ha illallah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah
shadaqah, dan mencegah dari yang munkar adalah shadaqah.” (HR. Muslim)
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahnya.
Almath, MF. (1991). 1100 Hadits Terpilih. Jakarta: Penerbit Gema Insani Press
Bahreisj, H. ____. Hadits Shahih Bukhari-Muslim. Surabaya: Penerbit CV. Karya Utama.
Bidang Kaderisasi YPM Salman ITB. ______. Studi Islam Intensif. Bandung.
Budiutomo, S. (2001). Manajemen Ibadah. Jakarta: Majalah Ummi.
Daud, M. (1993). Terjemah Hadits Shahih Muslim. Jakarta: Penerbit Widjaya.
Faridl, M. (2002). Do’a. Sebuah Petunjuk dan Contoh-contoh. Bandung: Penerbit Pustaka.
Hamidy, Z, dkk. (1992). Terjemah Hadits Shahih Bukhari. Jakarta: Penerbit Widjaya.
Nawawi, I. (2001). Terjemah Hadits Arba’in. Jakarta: Penerbit Al-I’tishom.